BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)
-
Upload
rizki-adriadi-ghiffari -
Category
Documents
-
view
1.478 -
download
0
description
Transcript of BAB 2 - Tugas PWK I (Laporan Analisa)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.1 ANALISA STRUKTUR WILAYAH PERENCANAAN
Analisa struktur wilayah perencanaan dilakukan dengan meninjau
orientasi lokasi Kelurahan Kali Rungkut dan juga dilihat dari potensi dan
masalah yang ditimbulkannya. Analisa ini dilakukan untuk menentukan
karakteristik sistem perwilayahan dan sebaran pusat-pusat pelayanan
serta fungsi-fungsi kegiatan di Kelurahan Kali Rungkut.
4.1.1 Analisa Sistem Perwilayahan dan Pusat Pelayanan
Analisa sistem perwilayahan adalah penilaian karakteristik
wilayah berdasarkan letak wilayah dan pengaruh wilayah di sekitarnya.
Ditinjau dari sistem perwilayahannya, Kelurahan Kali Rungkut memiliki
karakteristik sebagai kawasan penghubung pusat Kota Surabaya menuju
SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dan kawasan konservasi
mangrove di Kelurahan Wonorejo dan Medokan Ayu.
Analisa pusat pelayanan adalah penilaian karakteristik wilayah
berdasarkan letak pusat-pusat pelayanan publik di wilayah tersebut dari
segi aksesibilitasnya. Ditinjau dari letak pusat-pusat pelayanannya,
Kelurahan Kali Rungkut memiliki kawasan pelayan publik utama pada
Jalan Raya Rungkut yang selain menghubungkan wilayah utara Kota
Surabaya dengan SIER, juga memiliki pusat pelayanan lain berupa
perdagangan dan jasa terpadu serta kawasan pergudangan.
4.1.2 Analisa Fungsi Kegiatan
Analisa fungsi kegiatan adalah penilaian karakteristik wilayah
berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang menjadi fungsi utama wilayah
tersebut. Ditinjau dari jenis-jenis kegiatan utama di Kelurahan Kali
Rungkut, diketahui bahwa Kelurahan Kali Rungkut memiliki fungsi utama
sebagai kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, serta perindustrian
(SIER). Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh akses-akses utama
berupa Jalan Raya Rungkut, Jalan Tenggilis Mejoyo dan Jalan Soekarno
Hatta (MERR).
4.2 ANALISA KONDISI FISIK DASAR
4.2.1 Analisa Topografi
Kondisi topografi ini akan menjadi pertimbangan penentuan
kelayakan penggunaan lahan dan penempatan fasilitas dan utilitas
perkotaan. Kelurahan Kali Rungkut ini terletak pada ketinggian 4,2 meter
dari permukaan laut (Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut 2012).
Kelurahan Kali Rungkut ini termasuk golongan daerah yang memiliki
ketinggian rendah terhadap permukaan air laut (dataran rendah berkisar
antara 0-500 mdpl). Ada beberapa analisa yang bisa dilakukan mengenai
topografi Kelurahan Kali Rungkut ini yaitu sebagai berikut:
1. Dengan kondisi topografi 4,2 mdpl bisa diperuntukan sebagai lahan
perumahan.
2. Model topografi 4,2 meter diatas permukaan laut sangat cocok jika
dijadikan sebagai lahan pertanian sawah dan sayur-sayuran. Karena
pada umumnya topografi yang dibutuhkan untuk menanam
sayuran dan padi berkisar antara 1 – 20 meter.
3. Selain itu, dengan ketinggian 4,2 mdpl ini jenis bangunan yang
sebaiknya dibangun di daerah ini adalah bangunan rumah model
BAB IV
ANALISA
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
panggung. Namun, karena letak Kelurahan Kali Rungkut yang jauh
dari bibir pantai, maka bisa dibangun dengan bangunan yang
memiliki pondasi bersentuhan langsung dengan tanah.
4.2.2 Analisa Geologi dan Jenis Tanah
Kelurahan Kali Rungkut ini memiliki kemiringan antara 0-2% dan
termasuk dalam kategori rendah (RDTRK UP Rungkut 2010). sehingga
dengan begitu pembangunan sebaiknya dilaksanakan dengan treatment
khusus terutama pada jaringan drainase dan air limbah. Tipe tanah yang
dimiliki adalah Aluvial kelabu (Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut
2012). Jenis tanah alluvial merupakan jenis tanah yang berkerikil, berpasir
dan lempung. Jenis tanah alluvial memiliki keuntungan sebagai berikut:
1. Tanah alluvial merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha
pertanian, karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk
tumbuh-tumbuhan.
2. Tanah alluvial ini juga sangat baik jika digunakan untuk mendirikan
bangunan. Hal ini dikarenakan jenis tanah ini mempunyai daya
tahan yang kuat dan berasal dari endapan tanah liat yang
bercampur pasir halus.
3. Tanah alluvial kelabu merupakan tanah yang memiliki kemampuan
penyerapan air cukup baik
Selain memiliki tanah yang baik untuk pembangunan, Kelurahan
Kali Rungkut juga memiliki potensi yang besar terkait dengan
pembangunan yang berkelanjutan dan ketahanan eksistensi bangunan
terhadap faktor eksternal. Hal ini dikarenakan Kelurahan Kali Rungkut ini
tidak memiliki potensi untuk terjadinya erosi yang berasal dari jenis dan
kemiringan tanah, serta abrasi dikarenakan letaknya yang jauh dari bibir
pantai.
4.2.3 Analisa Hidrologi
Kelurahan Kali Rungkut memiliki beberapa sungai pematusan
sekunder yang berfungsi sebagai median jalan, yaitu pada jalan Rungkut
Alang Alang, jalan Tenggilis Mendoyoan, jalan Rungkut Asri serta jalan
Tenggilis Mejoyo. Saluran ini sebagai saluran utama aliran limbah-limbah
dari rumah tangga dan sebagian industri. Kondisinya terawat karena
sering dilakukan pengerukan oleh Dinas Cipta Karya dan Pematusan.
Jika ditinjau dari lebar dan kedalaman sungai yang seragam, yaitu
4 dan 2 meter disertai perawatan yang memadai, merupakan suatu
potensi pencegahan masalah banjir pada musim hujan. namun Kelurahan
Kali Rungkut tetap merupakan kawasan yang rentan terjadinya genangan
kecuali pada kawasan SIER. Bahkan pada musim hujan bisa terjadi
genangan lebih dari 6 jam di kawasan permukiman pada Jalan Tenggilis
Mejoyo (RDTRK UP Rungkut 2010).
Selain itu, kondisi air tanah yang cukup memprihatinkan jika
ditinjau dari besarnya intensitas intrusi air laut menyebabkan air bersih
harus dipasok keseluruhan oleh PDAM Surabaya. Besarnya intrusi air laut
di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikelompokkan berdasarkan pendataan
lapisan bawah permukaan, yaitu:
Daerah asin dengan Cl lebih dari 650 mg/ltr. Daerah ini tersebar
hampir di seluruh wilayah Kelurahan Kali Rungkut
Daerah payau dengan Cl 250-650 mg/ltr. Daerah ini tersebar di
sebagian SIER
(Sumber : RDTRK UP Rungkut 2010)
Untuk itu perlu adanya penanggulangan mulai dari yang pertama
yaitu pencegahan dengan cara mengurangi dan menghilangkan faktor-
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
faktor terjadinya pencemaran air tanah, kedua menanggulangi pengaruh
intrusi dengan mengoptimalkan daerah resapan air.
4.2.4 Analisa Klimatologi
Keadaan klimatologi akan mempengaruhi banyak aspek dalam
kehidupan diantaranya vegetasi, arah bangunan, kekuatan bangunan dan
lain-lainnya. Adapun kaitan dengan perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Dalam perencanaan tata ruang wilayah dan kota, data curah hujan
dibutuhkan untuk memperhitungkan dimensi saluran drainase.
b. Data arah angin dan kecepatan angin dibutuhkan untuk
menentukan perletakan kawasan, tapak atau bangunan, dari suatu
kegiatan yang menimbulkan dampak pencemaran udara.
c. Data temperatur dibutuhkan sebagai salah satu kriteria untuk
menentukan kesesuaian jenis tanaman tertentu (tanaman
pegunungan, dataran rendah, pantai), kegiatan tertentu
(pembibitan, rumah sakit khusus).
Analisa:
a. Kelurahan Kali Rungkut memiliki curah hujan 1789 mm/tahun
(Profil Monografi Kelurahan Kali Rungkut). Dengan curah hujan
sebesar ini, Kelurahan Kali Rungkut termasuk ke dalam kelompok
daerah yang memiliki curah hujan yang sedang. Namun, jika
dibandingkan dengan saluran sekunder yang dimiliki Kelurahan Kali
Rungkut yaitu memiliki kedalaman 2 meter dengan lebar 4 meter,
menjadi sebuah permasalahan yang besar untuk mengalirkan air
hujan.
b. Suhu terendah yang ada di Kelurahan Kali Rungkut yaitu 200 C pada
bulan Agustus (Rungkut dalam Angka 2012). Untuk suhu rendah ini
bisa dimanfaatkan untuk menyimpan benih-benih sayuran seperti
bawang putih, bawang merah, umbi dan lainnya. Hal ini disebabkan
suhu yang rendah sangat cocok untuk menyimpan bibit tanaman
sebelum ditanam. Sedangkan suhu tertinggi dapat ditemukan pada
bulan Oktober hingga Nopember yang mencapai 34.70 C (Rungkut
dalam Angka 2012). Suhu yang tinggi ini biasanya terjadi pada
musim penghujan dan sangat baik jika dilakukan penyemaian bibit
tanaman setelah dilakukan penyimpanan bibit tanaman pada bulan
September.
c. Orientasi bangunan sebaiknya tegak lurus terhadap angin, hal ini
berarti diperlukan perlindungan yang tepat karena hujan yang
dibawa masuk oleh angin bisa menyusup ke dalam bangunan,
sehingga prinsip utama konstruksi yang melindungi dinding, jendela
dan pintu terhadap radiasi matahari harus pula berfungsi sebagai
pelindung terhadap hujan. Selain itu pada pagi dan siang hari, angin
bertiup dari Utara ke Selatan dengan kecepatan rata-rata 0.7
km/jam. Sedangkan pada malam hari, angin bertiup dari Selatan ke
Utara dengan kecepatan rata-rata 0.81 km/jam (Stasiun BMKG
Juanda). Artinya jika ditinjau berdasarkan kecepatan angin pada
waktu pagi, siang, dan malam maka daerah ini memiliki tingkat
kenyamanan rata-rata baik.
4.2.5 Analisa Flora dan Fauna
1. Flora
Vegetasi merupakan tumbuh-tumbuhan yang ada disuatu
daerah. Vegetasi memiliki fungsi tertentu diantaranya :
a. Pengatur iklim mikro. yaitu sebagai sabuk hijau. Contohnya :
berbagai tanaman pohon (angsana, bungur, kiara paying, trembesi,
mahoni. dan lainnya). Penyeimbang tata air, antara lain berbagai
jenis tanaman pantai, Pencegah longsor, penahan air yaitu
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
tanaman yang perakarannya mampu menyerap air (lamtoro,
Sengon, Cemara, Akasia, pinus). Penahan polusi udara yaitu
tanaman yang berdaun lebar, permukaan daun luas, daun
berbentuk jarum. Contoh : angsana, mangga, cemara angina,
gelodogan).
b. Ekonomi. yaitu tanaman yang bisa mendatangkan manfaat eknomi
bagi masyarakat. Misalnya : mangga, jambu, jeruk, srikaya,
belimbing, cerme, kedondong, toga.
c. Fisik sebagai : Peneduh dan penahan kesilauan. menggunakan jenis
tanaman yang memiliki bentuk mahkota lebar. Contoh : angsana,
trembesi, bungur, tanjung, sawo kecik.
d. Pembatas dan pengarah; pada umumnya adalah tanaman yang
berbatang lurus. Contoh: palem raja, pinang jambe, gelodogan.
e. Pemutus pandangan; menggunakan tanaman yang daun atau
batangnya rapat. Contoh : kembang sepatu, bambu cina, teh-tehan.
Jika dilihat berdasarkan jenis tanaman yang ada di Kelurahan Kali
Rungkut dapat dianalisa sebagai berikut:
a. Tanaman toga memiliki peran mendatangkan manfaat ekonomi
bagi masyarakat sekaligus memberikan efek estetika pada
pekarangan rumah.
b. Sebagai penghasil utama Kelurahan Kali Rungkut dibidang vegatasi
adalah tanaman mangga. Tanaman mangga ini memiliki beberapa
fungsi, selain fungsi ekonomi (dijual atau diolah) juga memiliki
fungsi untuk pengatur iklim mikro. Tanaman mangga akan
mempengaruhi iklim dan suhu bangunan tersebut. Jika ditinjau dari
jumlah tanaman yang ada di Kelurahan Kali Rungkut masih
tergolong minim jika dikelompokkan dalam fungsi tertentu.
Misalnya Kelurahan Kali Rungkut termasuk kelurahan yang cukup
padat lalu lintasnya terutama di jalan Raya Rungkut, namun minim
keberadaan pohon-pohon tertentu sebagai peredam suara
sehingga sering terjadi polusi suara.
2. Fauna
Fauna akan berpengaruh terhadap peruntukan di daerah
perencanaan. Habitat fauna harus tetap terpelihara agar tetap lestari.
Berdasarkan identifikasi jenis-jenis fauna yang ada di Kelurahan Kali
Rungkut tergolong hewan peliharaan seperti ayam, bebek, anjing, kucing
dan hewan liar seperti tikus rumah, burung gereja. Jadi, tidak ada fauna-
fauna langka yang harus dilindungi dan mendapatkan perlakuan khusus.
4.2.6 Analisa Orbitrasi
Orbitrasi akan menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi-
lokasi failitas umum, utilitas dan arah perkembangan wilayah. Jika dilihat
jarak tempuh Kelurahan Kali Rungkut ke pusat-pusat kota tidak
mengalami kesulitan karena didukung oleh ruas-ruas jalan yang memadai.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.3 ANALISA KEPENDUDUKAN
Data Kependudukan termasuk data yang sangat penting dan
paling dominan dalam melakukan proses Perencanaan Wilayah dan Kota.
Data Kependudukan ini diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek
pembangunan seperti penyediaan fasilitas dan utilitas. Akan tetapi dalam
proses perencanaan di masa mendatang kita harus mengetahui dan
menimbang beberapa aspek seperti perkiraan jumlah penduduk,
perkiraan distribusi penduduk, maupun perkiraaan kepadatan penduduk.
Selain itu, data kependudukan yang digunakan untuk perencanaan adalah
data yang sudah terolah, sehingga bisa dijadikan pertimbangan untuk
mengembangkan pembangunan.
4.3.1 Perkiraan Jumlah Penduduk
Perkiraan jumlah penduduk adalah perhitungan yang
menunjukkan keadaan fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan
datang. Sehingga kita bisa mengetahui seberapa besar penambahan
berbagai fasilitas dan utilitas yang harus dilakukan. Dengan teknik
perhitungan ini kita bisa mengetahui jumlah penduduk untuk beberapa
tahun ke depan. Dalam teknik perhitungan jumlah penduduk, bisa
digunakan beberapa cara seperti proyeksi, estimasi dan cohort. Akan
tetapi metode proyeksi adalah metode yang paling tepat dan cukup
akurat dalam perhitungannya. Ada beberapa macam cara proyeksi yaitu
mathematical method dan component method. Dalam mathematical
method dapat digunakan beberapa perumusan, antara lain:
a. Arithmetical Rate of Growth
b. Geometric Rate of Growth
c. Exponential Rate of Growth
1) Arithematical Rate Of Growth
Pertumbuhan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun.
Rumus : Pn = P0 (1+rn)
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal
R = Angka pertumbuhan penduduk
N = Periode waktu dalam tahun
2) Geomatric Rate Of Growth
Pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga
berganda (bunga majemuk) dimana angka pertumbuhan sama
setiap tahun. Rumus tersebut dapat dilihat di bawah ini:
Pn = P0 (1+r) n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
P0 = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
n = periode waktu dalam tahun
3) Exponential Rate Of Growth
Pertumbuhan penduduk secara terus-menerus setiap hari
dengan angka pertumbuhan yang konstan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Rumus :
Pn = P0 e r n
Keterangan:
Pn atau Pt = jumlah penduduk pada tahun n atau t
P0 = jumlah penduduk pada tahun awal
r = angka pertumbuhan penduduk
n atau t = periode waktu dalam tahun
e = bilangan pokok dalam sistem logaritma
natural yang besarnya 2,7182818
Beberapa metode diatas merupakan metode yang biasa
digunakan untuk memperkirakan jumlah penduduk pada sepuluh tahun
yang akan datang. Pada wilayah studi diterapkan model proyeksi
Geometric Grow of Growth dengan menggunakan metode dasar bunga
berganda (bunga majemuk). Alasan pemilihannya dikarenakan kami
memprediksi bahwa beberapa tahun kemudian wilayah Kali Rungkut akan
mengalami pertumbuhan yang tinggi, hal itu disebabkan oleh kebijakan
Tata Ruang Kali Rungkut sebagai daerah industri yang banyak menyerap
tenaga kerja. Berdasarkan hal itu, maka sangat relevan jika kami
menggunakan metode Geometric Grow of Growth agar perhitungannya
tidak underestimate, dibandingkan dengan menggunakan rumus
Arithmetical Rate of Growth yang memiliki kecendrungan perkembangan
secara linier ataupun menggunakan rumus Exponential Rate of Growth
yang identik dengan perkembangan berkali-kali lipat. Dengan
menggunakan rumus Geometric Grow of Growth, didapatkan angka
proyeksi penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:
Tabel 4.1 Proyeksi Penduduk Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa)
1 2012 23.592
2 2013 23.943
3 2014 24.229
4 2015 24.590
5 2016 24.956
6 2017 25.327
7 2018 25.704
8 2019 26.086
9 2020 26.474
10 2021 26.868
11 2022 27.268
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Untuk menghitung jumlah proyeksi penduduk di Kelurahan Kali
Rungkut pada beberapa tahun kedepan menggunakan rumus Geometric
Grow of Growth, maka diperlukan “r” yaitu angka pertumbuhan
penduduk. Berdasarkan perhitungan rata-rata angka pertumbuhan
penduduk di Kelurahan Kali Rungkut dari tahun 2008-2012 didapat angka
“r” sebesar 1,495 % atau 0,0149.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.2 Angka Pertumbuhan Penduduk Tahun 2008-2012
No Tahun Persentase Pertumbuhan Penduduk
1 2008-2009 1,80 %
2 2009-2010 1,18 %
3 2010-2011 0,73 %
4 2011-2012 2,27 %
Rata-rata 1,495 %
Sumber : Hasil Analisis, 2012
P2012 = P2011 (1 + r)n
P2012 = 23.246 (1+0,0149)1
= 23.246 x 1,0149
= 23.592
P2013 = P2012 (1 + r)n
P2013 = 23.592 (1+0,0149)1
= 23.592 x 1,0149
= 23.943
P2014 = P2013 (1 + r)n
P2014 = 23.943 (1+0,0149)1
= 23.943 x 1,0149
= 24.229
P2015 = P2014 (1 + r)n
P2015 = 24.229 (1+0,0149)1
= 24.229 x 1,0149
= 24.590
P2016 = P2015 (1 + r)n
P2016 = 24.590 (1+0,0149)1
= 24.590 x 1,0149
= 24.956
P2017 = P2016 (1 + r)n
P2017 = 24.956 (1+0,0149)1
= 24.956 x 1,0149
= 25.327
P2018 = P2017 (1 + r)n
P2018 = 25.327 (1+0,0149)1
= 25.327 x 1,0149
= 25.704
P2019 = P2018 (1 + r)n
P2019 = 25.704 (1+0,0149)1
= 25.704 x 1,0149
= 26.086
P2022 = P2021 (1 + r)n
P2022 = 26.868 (1+0,0149)1
= 26.868 x 1,0149
= 27.268
P2020 = P2019 (1 + r)n
P2020 = 26.086 (1+1,0149)1
= 26.086 x 1,0149
= 26.474
P2021 = P2020 (1 + r)n
P2021 = 26.474 (1+0,0149)1
= 26.474 x 1,0149
= 26.868
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Gambar 4.1 Grafik Perkiraan Jumlah Penduduk Tahun 2012-2022
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Dari hasil analisa proyeksi penduduk Kelurahan Kali Rungkut hingga sepuluh tahun ke depan, didapatkan perkiraan jumlah penduduk di tahun 2022
akan mencapai angka 27.268 jiwa dan mengalami pertambahan sebesar 3493 jiwa bila dibandingkan dengan tahun 2012.
4.3.2 Perkiraan Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Tabel 4.3 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No Tahun Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
(Ha)
Proyeksi Kepadatan
Penduduk (jiwa/Ha)
1 2012 23.592 258,43 91,28
2 2013 23.943 258,43 92,64
3 2014 24.229 258,43 93,75
4 2015 24.590 258,43 95,15
5 2016 24.956 258,43 96,56
6 2017 25.327 258,43 98,00
21.000
22.000
23.000
24.000
25.000
26.000
27.000
28.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
No Tahun Jumlah
Penduduk
Luas Wilayah
(Ha)
Proyeksi Kepadatan
Penduduk (jiwa/Ha)
7 2018 25.704 258,43 99,46
8 2019 26.086 258,43 100,94
9 2020 26.474 258,43 102,44
10 2021 26.868 258,43 103,96
11 2022 27.268 258,43 105,51
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Dari data di atas dapat diketahui angka proyeksi kepadatan penduduk hingga sepuluh tahun ke depan. Dengan luas lahan Kelurahan Kali Rungkut
sebesar 258,43 Ha. Maka Kepadatan penduduk di tahun 2022 diperkirakan mencapai angka 105,51 jiwa/Ha, mengalami peningkatan sebesar 14,23 dari
kepadatan pada tahun 2012. Berdasarkan Data Rencana Teknik Tata Ruang Kota (RTRK) Unit Distrik Rungkut Kelurahan Kali Rungkut, kepadatan penduduk
di Kelurahan Kali Rungkut yang didapatkan dibawah standar proyeksi dari hasil analisa yaitu sebesar 16 Jiwa/Ha. Maka dapat dilihat dari hasil analisa
proyeksi kepadatan penduduk di atas dapat dikatakan bahwa Kelurahan Kali Rungkut memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi hal ini juga dapat
dilihat dari tingkat kepadatan bangunan yang cukup tinggi.
80
85
90
95
100
105
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Gambar 4.2 Proyeksi Kepadatan Penduduk Kali Rungkut Sumber : Hasil Analisis, 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Selanjutnya persebaran penduduk berdasarakan tingkat RW di
Kelurahan Kali Rungkut, kami menganalisis jumlah penduduk pada tahun
2022 berdasarkan jumlah proporsi penduduk per-RW pada tahun 2012.
Sehingga jumlah penduduk per-RW pada tahun 2022 mempunyai
proporsi jumlah yang sama dengan jumlah penduduk per-RW pada tahun
2012 dari jumlah keseluruhan.
Tabel 4.4 Perkiraan Kepadatan Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tiap RW
Tahun 2022
No Keterangan Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
1 RW 1 24,0 ha 4195 jiwa 174,7 jiwa/ha
2 RW 2 12,2 ha 1573 jiwa 128,9 jiwa/ha
3 RW 3 11,7 ha 260 jiwa 22,2 jiwa/ha
4 RW 4 23,7 ha 5243 jiwa 191 jiwa/ha
5 RW 5 11,4 ha 2621 jiwa 221,2 jiwa/ha
6 RW 6 16,2 ha 3408 jiwa 210,3 jiwa/ha
7 RW 7 14,7 ha 524 jiwa 35,6 jiwa/ha
8 RW 8 15,6 ha 4195 jiwa 268,9 jiwa/ha
9 RW 9 19,7 ha 2097 jiwa 106,4 jiwa/ha
10 RW 10 13,5 ha 272 jiwa 20,1 jiwa/ha
11 RW 11 12,1 ha 2359 jiwa 194,9 jiwa/ha
12 RW 14 13,6 ha 252 jiwa 18,5 jiwa/ha
No Keterangan Luas
Wilayah
Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
13 RW 15 12,4 ha 269 jiwa 21,6 jiwa/ha
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Dapat dilihat dari tabel di atas, bahwa pada perkiraan 10 tahun
mendatang tepatnya pada tahun 2022. Kepadatan penduduk di RW 8
yaitu 268,9 jiwa/ha dengan jumlah penduduk sebesar 4195 jiwa dan luas
wilayah sebesar 15,6 ha. Kepadatan terbebut meningkat 34,1 jiwa/ha
dibandingkan pada tahun 2012. Pada RW 5 diperkirakan kepadatan
penduduk tahun 2022 mencapai 221,2 jiwa/ha dengan jumlah penduduk
sebesar 2621 jiwa dan luas wilayah sebesar 11,4 ha. Kepadatan tersebut
meningkat 20,7 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012. Pada RW 6
diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022 sebesar 210,3 jiwa/ha
dengan jumlah penduduk sekitar 3408 jiwa, kepadatan tersebut
meningkat sebesar 26,9 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012.
Sementara di RW 14 diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022
sebesar 18,5 jiwa/ha dengan jumlah penduduk 252 jiwa, hal tersebut
meningkat sebesar 1,8 jiwa/ha dibandingkan pada tahun 2012. Kemudian
pada RW 10 diperkirakan kepadatan penduduk tahun 2022 sebesar 20,1
jiwa/ha dengan jumlah penduduk sekitar 272 jiwa. Kepadatan tersebut
meningkat sekitar 3,2 jiwa/ha dibandingkan dengan tahun 2012.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.3.3 Karakteristik Penduduk
Analisa Rasio Jenis Kelamin
Sex ratio atau rasio jenis kelamin adalah perbandingan banyaknya
penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya laki-
laki per 100 perempuaan
Rumus:
Sex Ratio : Jumlah Penduduk Laki-Laki * K
Jumlah Penduduk Perempuan
Dengan k = 100
Dengan menggunakan rumus ini, didapatkan nilai rasio jenis
kelamin penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:
Tabel 4.5 Sex Ratio penduduk Kelurahan Kali Rungkut tahun 2012-2022
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Jumlah Laki laki dan Perempuan
Sumber : Hasil Analisis, 2012
Gambar 4.4 Grafik Sex Ratio Kelurahan Kali Rungkut
Sumber : Hasil Analisis, 2012
10.600
10.800
11.000
11.200
11.400
11.600
11.800
12.000
1 2 3 4 5
Jenis Kelamin Laki-laki
Jenis Kelamin Perempuan
2008 2009 2010 2011 2012
100,5
101
101,5
102
1 2 3 4 5 2008 2009 2010 2011 2012
No Tahun Jenis Kelamin Sex Ratio
Laki-laki Perempuan
1 2008 11.340 11.062 102
2 2009 11.500 11.307 102
3 2010 11.649 11.428 102
4 2011 11.713 11.533 102
5 2012 11.932 11.843 101
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.6 Dependency Ratio Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2008-
2012
No Tahun Dependency Ratio
1 2008 30
2 2009 47
3 2010 32
4 2011 69
5 2012 80
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Berdasarkan data dependency ratio di atas, dapat diketahui
bahwa angka ketergantungan terbesar di Kelurahan Kali Rungkut pada
tahun 2012 sebesar 80. Hal ini berarti bahwa setiap 100 orang yang
produktif harus menanggung 80 orang yang tidak produktif. Sedangkan
angka ketergantungan terkecil pada tahun 2008 yaitu sebesar 30, yang
berarti bahwa tiap 100 orang yang produktif harus menanggung 30 orang
yang tidak produktif.
Gambar 4.5 Grafik Dependency Ratio
Sumber : Hasil Analisa, 2012
Analisa Umur Median ( Median Age )
Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua
bagian yang sama. Bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang
kedua lebih tua daripada median age. Umur median ini ditentukan
berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan umur
bagian penduduk yang lebih muda. Kegunaan umur median adalah untuk
mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok umur tertentu.
Rumus :
Keterangan:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
1 2 3 4 5 2008 2009 2010 2011 2012
Md = 1MD + N/2 + fx * i
f MD
f
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
1 MD : batas bawah kelompok umur yang mengandung
jumlah N/2
N : jumlah penduduk
f x : jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok
umur yang mengandung jumlah N/2
f MD : jumlah penduduk dengan kelompok umur dimana
terdapat nilai N/2
i : interval kelas umur
Dengan menggunakan rumus ini, didapatkan angka umur median
penduduk Kelurahan Kali Rungkut sebagai berikut:
Tabel 4.7 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kelurahan Kali Rungkut
Tahun 2012
Kelompok Umur Jumlah Penduduk Jumlah Kumulatif
0-5 1498 1498
6-9 1520 3018
10-17 2922 5940
18-25 2940 8880
26-40 6861 15741
41-59 6130 21871
> 60 1904 23775
Sumber : Hasil Analisa Kependudukan Kelurahan Kali Rungkut 2012
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata umur
median di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 35 tahun. Dari hasil
perhitungan berikut ini :
= 25,5 + 1,3193 X 7
= 25,5 + 9,2352
= 34,73 = 35 Tahun
0
5000
10000
15000
20000
25000
0-5 6_9 10_17 18-25 26-40 41-59 > 60
Jumlah Penduduk
Jumlah Kumulatif
Md= 1 MD + N/2 + fx * i
f MD
f MD
= 25,5 + 23.775/2 + 8.880 *7
15.741
33.134
= 25,5 + 11887,5 + 8.880 * 7
15.741
33.134
= 25,5 + 20767,5 * 7
15.741
33.134
Gambar 4.6 Grafik Jumlah Penduduk Terhadap Jumlah Kumulatif
Penduduk Tahun 2012
Sumber : Hasil Analisa, 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Berdasarkan penyajian data diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa penduduk di Kelurahan Kali Rungkut yang berusia di bawah 35
tahun termasuk kelompok penduduk usia muda, sedangkan penduduk
yang berusia di atas 35 tahun termasuk kelompok penduduk usia tua.
4.3.4 Piramida Penduduk
Piramida kependudukan berfungsi untuk menggambarkan
pembagian jumlah penduduk dalam satu wilayah berdasarkan pembagian
kelompok umur. Berdasarkan piramida tersebut, dapat dilihat suatu
wilayah dapat dikatakan produktif atau tidak. Berikut adalah gambar
piramida penduduk untuk wilayah Kelurahan Kali Rungkut Kecamatan
Rungkut pada tahun 2012 :
Gambar 4.7 Grafik Piramida Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun
2012
Berdasarkan penyajian grafik piramida penduduk
Kelurahan Kali Rungkut diatas dapat dilihat bahwa piramida
tersebut berbentuk seperti model ke-5 dalam penggolongan
bentuk piramida berdasarakan teori-teori kependudukan, dimana
model ke-5 disini berarti kelompok umur bawah yaitu kelompok
umur 0-3 dan 4-6 berjumlah lebih sedikit dibandingkan dengan
kelompok umur tengah yaitu kelompok umur 7-12 sampai
kelompok umur 27-33. Akan tetapi kelompok umur atas yaitu
kelompok umur 34-40 sampai 48-56 kembali mengalami
penyusutan jumlah penduduk, namun pengkhususan bentuk
piramida guci kali ini yaitu umur kelompok usia paling atas (umur
57+) mengalami pengembangan jumlah penduduk setelah
kelompok umur sebelumnya yaitu kelompok umur 41-47 dan
kelompok umur 48-56 mengalami penyusutan.
Piramida model ke-5 biasanya dikarenakan oleh tingkat
kelahiran dan kematian yang rendah. Berdasarkan hal tersebut
penduduk di wilayah Kali Rungkut bercirikan Constructive dimana
sebagian penduduk berada di usia muda (7-26 tahun), hal ini
berakibat positif bagi Kelurahan Kali Rungkut karena jumlah
penduduknya didominasi oleh penduduk usia produktif. Dengan
banyaknya usia produktif dibandingkan dengan kelompok usia
balita dan kelompok usia tua diharapkan dapat mengurangi
angka beban tanggungan hidup penduduk Kelurahan Kali Rungkut
kedepannya.
Gambar 4.7 Grafik Piramida Penduduk Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.4 ANALISA PEMANFAATAN RUANG
4.4.1 Analisa Kondisi Eksisting Pemanfaatan Ruang
Penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut dibagi menjadi 5
jenis penggunaan lahan, yaitu perumahan, industri dan pergudangan,
perdagangan dan jasa, fasilitas umum, dan RTH. Data monografi
Kelurahan Kali Rungkut tahun 2009 hingga tahun 2012 menunjukkan
bahwa kecenderungan penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut
terarah ke perdagangan dan jasa. Peruntukan lahan sebagai perdagangan
dan jasa pada tahun 2009 adalah sebesar 29,6 Ha sehingga berdasarkan
kondisi eksisting tahun 2012, ditemukan perubahan lahan sebesar 1,4 Ha.
Sedangkan lahan untuk jenis lainnya sebagian besar mengalami
penurunan luas, contohnya adalah lahan untuk industri dan pergudangan
yang berkurang 0,8 Ha. Hal ini disebabkan industri tersebut mengalami
alih fungsi lahan. Berikut merupakan analisa terhadap tiap jenis
penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut:
a. Perumahan
Pada Kelurahan Kali Rungkut, dapat ditemukan perumahan
informal, salah satunya perkampungan dengan tingkat kepadatan tinggi
di bagian tengah kelurahan. Dikarenakan perkampungan tersebut terletak
di Jalan Raya Kali Rungkut yang merupakan salah satu jalan arteri
sekunder, maka ditemukan juga adanya alih fungsi lahan. Pada awalnya
kawasan tersebut adalah kawasan perkampungan, kemudian karena
letaknya yang strategis yakni terletak pada pinggir jalan arteri sekunder
dan kolektor sekunder, maka beberapa rumah berubah peruntukan
lahannya menjadi kawasan perdagangan dan jasa.
Selain itu, Universitas Surabaya dan kawasan industri yang
terdapat di Kelurahan Kali Rungkut juga mempengaruhi keadaan
perumahannya. Jarak perkampungan dengan industri yang berkisar
antara 50 – 150 m merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya alih
fungsi lahan perumahan menjadi jasa tempat usaha kos. Dengan reputasi
Universitas Surabaya sebagai salah satu universitas swasta terbaik di
Surabaya dan mayoritas mahasiswanya yang tergolong dalam masyarakat
kalangan menengah keatas, maka rata-rata tempat usaha kos untuk
mahasiswa yang terletak di Kelurahan Kali Rungkut memiliki fasilitas yang
memadai dengan harga yang cukup tinggi. Sedangkan tempat usaha kos
untuk buruh pabrik memiliki harga sedang.
Dari kaidah umum dan kriteria batasan teknis untuk kawasan
peruntukan permukiman berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No. 41/Prt/M/2007, kawasan permukiman di Kelurahan Kali
Rungkut sudah memenuhi kriteria tersebut. Contohnya, kriteria yang
menyatakan bahwa pengggunaan lahan untuk pengembangan
perumahan adalah 40%-60% dari luas lahan yang ada, dengan
penggunaan lahan perumahan di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar
63%. Hal ini turut dipengaruhi oleh lokasi wilayah yang strategis, sehingga
menyebabkan laju pertumbuhan kawasan permukiman semakin pesat.
Arahan rencana pola ruang untuk permukiman menurut RDTRK
UP Rungkut 2010 adalah pengembangan perumahan real estate
berkewajiban menyediakan lahan untuk tempat pemakaman umum
seluas 2% dari luas lahan keseluruhan yang digunakan untuk
pembangunan perumahan. Arahan ini belum diterapkan oleh perumahan
real estate yang ada di Kelurahan Kali Rungkut. Selain itu, pengembangan
perumahan juga perlu ditingkatkan pada peningkatan kualitas lingkungan,
perbaikan kampung, dan pembenahan prasarana dan sarana perumahan
sesuai dengan rencana tata ruang.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
b. Industri dan Pergudangan
Salah satu fungsi penetapan UP Rungkut adalah sebagai kawasan
industri dan pergudangan, termasuk di Kelurahan Kali Rungkut dengan
persentase penggunaan lahan terbesar kedua. Kawasan peruntukan
industri dan pergudangan di Kelurahan Kali Rungkut terdapat pada
kawasan industri SIER dan kawasan industri di Jalan Raya Rungkut.
Kawasan industri dan pergudangan berfungsi untuk memfasilitasi
kegiatan industri dan mempermudah koordinasi antar industri dan
pengelolaan dampak lingkungan yang akan ditimbulkan. Saat ini, untuk
kawasan industri di Jalan Raya Rungkut, beberapa industri mengalami alih
fungsi lahan menjadi kawasan perdagangan dan jasa. Hal ini dikarenakan
hak sewa yang dimiliki oleh industri tersebut sudah habis dan tidak
diperpanjang, sehingga ada pihak swasta yang kemudian menyewa atau
membeli tanah tersebut untuk digunakan sebagai perdagangan dan jasa.
Penggunaan lahan sebagai kawasan industri SIER belum
memenuhi kriteria teknis Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
41/Prt/M/2007 untuk kawasan peruntukan industri dan pergudangan.
Salah satu kriteria teknis yang diharuskan adalah kawasan industri harus
memperhatikan penataan kawasan perumahan di sekitarnya dengan
minimal jarak 2 km. Sedangkan letak kawasan industri SIER terlalu dekat
dengan perumahan Rungkut Mejoyo Selatan. Namun, kawasan SIER juga
telah memenuhi persyaratan yang menyatakan bahwa 30% dari total
kawasan digunakan untuk fasilitas umum. Fasilitas umum tersebut berupa
pembuangan sampah, pemadam kebakaran, gas, dan lain-lain.
Perencanaan dan pengembangan kawasan SIER menurut RDTRK
UP Rungkut Tahun 2010 diharuskan memenuhi persyaratan teknis
pelayanan umum sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum,
khususnya pengadaan perumahan murah yang terjangkau untuk buruh
pabrik yang belum terlaksana.
c. Perdagangan dan Jasa
Kondisi perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut
cenderung makin meluas dan berkembang dengan skala pelayanan dari
skala lokal unit lingkungan menjadi skala distrik. Lokasi kawasan
perdagangan dan jasa yang mudah dicapai sudah sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.41/Prt/M/2007 tentang kriteria
dan kaidah umum perencanaan kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan
perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut berkembang di jalan-
jalan strategis seperti Jalan Raya Kali Rungkut dan banyak terjadi
perubahan tata guna lahan di sepanjang jalan tersebut menjadi tata guna
perdagangan dan jasa.
Fasilitas perdagangan dan jasa yang terdapat di kawasan
perumahan seperti Rungkut Mejoyo Utara dan Rungkut Mejoyo Selatan
sudah menyediakan lahan parkir yang memadai sehingga tidak
menimbulkan hambatan samping. Sedangkan fasilitas perdagangan dan
jasa yang berlokasi di sepanjang Jalan Raya Kali Rungkut tidak mempunyai
lahan untuk parkir dan menyebabkan banyak kendaraan yang parkir on-
street dan kemudian mengganggu arus lalu lintas di jalan tersebut
terutama saat peak hour.
Hal tersebut diatas menyebabkan perlunya arahan pola penataan
kawasan perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut yang khususnya
mengatur lahan parkir pada kawasan perdagangan dan jasa terutama
bagi perdagangan dan jasa yang berada di sepanjang jalan poros utama.
Selain itu, perlu diadakan arahan penetapan pengembangan pada jenis
perdagangan dan jasa yang banyak menimbulkan bangkitan dan tarikan
yang signifikan dan harus disertai lahan parkir yang memadai terutama
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
sistem parkir off-street. Contoh dari fasilitas perdagangan dan jasa
sebagai tarikan yang sudah menerapkan sistem parkir off-street adalah
ruko di sepanjang Jalan Raya Rungkut dan Carrefour.
d. Fasilitas Umum
Klasifikasi fasilitas umum di Kelurahan Kali Rungkut terbagi
menjadi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan,
serta bangunan umum dan perkantoran. Standar pelayanan minimal
fasilitas pendidikan mengharuskan bahwa penempatan fasilitas
pendidikan hendaknya berada dalam lokasi yang tepat dan disesuaikan
dengan skala pelayannya, contohnya penempatan fasilitas pendidikan
dasar yang seharusnya berada di tengah kelompok keluarga dan tidak
menyebrang jalan raya. Hal ini cukup sesuai dengan distribusi fasilitas
pendidikan di Kelurahan Kali Rungkut, meskipun masih ditemukan adanya
fasilitas pendidikan dengan lokasi yang tidak strategis, yakni lebar jalan
didepan fasilitas pendidikan yang hanya cukup untuk 1 atau 2 motor.
Untuk fasilitas kesehatan dan fasilitas peribadatan, sama halnya
dengan fasilitas pendidikan, kedua fasilitas ini harus dapat menjangkau
kebutuhan masyarakat berdasarkan standar yang diterapkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Standar Pelayanan Minimal tiap fasilitas.
Penempatan fasilitas kesehatan dasar dan fasilitas peribadatan sudah
cukup memenuhi kuantitas yang ada. Namun dengan semakin
meningkatnya kepadatan penduduk tiap tahunnya di Kelurahan Kali
Rungkut, maka diperlukan adanya penambahan unit fasilitas khususnya
untuk fasilitas kesehatan juga diperlukan penambahan unit dengan skala
pelayanan yang lebih besar.
Fasilitas umum di Kelurahan Kali Rungkut memiliki
kecenderungan tetap atau tidak mengalami alih fungsi lahan. Oleh karena
itu, pengembangan fasilitas umum berupa fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, dan fasilitas peribadatan di Kelurahan Kali Rungkut antara lain
menambah fasilitas tersebut sesuai dengan proyeksi kebutuhan
fasilitasnya juga optimalisasi kualitas masing-masing fasilitas. Sedangkan
untuk bangunan umum dan perkantoran, dibutuhkan adanya optimalisasi
kualitas kantor pemerintahan dan bangunan umum yang sudah ada.
e. RTH
Penambahan jumlah RTH sangat dibutuhkan oleh Kelurahan Kali
Rungkut, karena berdasar kondisi eksistingnya, hanya ditemukan RTH
seluas 3% dari total wilayah. Menurut RDTRK UP Rungkut 2010,
seharusnya penyediaan RTH privat dapat menambah kuantitas RTH di
kelurahan tersebut. Penyediaan RTH privat yaitu berupa penyediaan
lahan pekarangan pada bangunan rumah seluas minimum 10% dari luas
persil, penggunaan RTH dengan konsep taman atap bangunan (roof
garden), dan pengadaan RTH melalui pot dan tanaman rambat. Pada
perkampungan di Kelurahan Kali Rungkut, penyediaan RTH privat hanya
melalui media pot, karena luas bangunan yang mendekati luas persilnya
sehingga tidak tersedia 10% lahan yang dapat ditanami. Sedangkan untuk
perumahan sudah sesuai dengan kebijakan RDTRK tersebut diatas.
Median jalan, sebagai salah satu bentuk RTH non alami adalah
berupa jalur pemisah yang membagi jalan menjadi dua lajur atau lebih.
Median jalan di Kelurahan Kali Rungkut salah satunya terdapat Jalan Raya
Tenggilis Mejoyo. Median di jalan tersebut berbentuk jalur hijau dan
memiliki jenis tanaman yang sesuai dengan arahan RDTRK UP Rungkut
yaitu tanaman yang seharusnya tidak mengganggu pandangan pengguna
jalan dan dapat mengurangi polusi dan kebisingan.
Penggunaan lahan sebagai RTH di Kelurahan Kali Rungkut juga
mengalami alih fungsi lahan menjadi kawasan dengan peruntukan
perdagangan dan jasa. Alih fungsi lahan tersebut terdapat pada Jalan
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Raya Rungkut, yang merupakan salah satu jalan arteri sekunder sehingga
mempunyai lokasi yang strategis untuk dibangun sebagai kawasan
perdagangan dan jasa yang berupa rumah toko (ruko). Selain itu, terdapat
masalah lain terkait penyediaan RTH di Kelurahan Kali Rungkut yakni
ditemukannya lahan kosong dan terlantar (vacant land) yang dijadikan
sebagai tempat pembuangan sampah ilegal oleh masyarakat sekitar. Hal
ini disebabkan oleh jumlah TPS yang sebenarnya sudah memadai namun
tidak disertai dengan distribusi yang merata, oleh karena itu masyarakat
cenderung memilih untuk membuang sampah di lahan kosong tersebut.
4.4.2 Analisa Status Tanah
Status tanah di Kelurahan Kali Rungkut dari sumber data pokok
tahun 1988 sebagian besar merupakan tanah adat/ Petok D, namun
selama lebih dari 20 tahun status tanah di Kelurahan Kali Rungkut pasti
mengalami perubahan yang cukup signifikan. Informasi mengenai status
tanah sangat terbatas mengingat status tanah tersebut mempunyai
tingkat perlindungan yang berbeda untuk diketahui oleh umum (RDTRK
UP Rungkut 2010). Oleh karena itu untuk memberikan gambaran
mengenai status tanah di Kelurahan Kali Rungkut, maka
pengklasifikasiannya dibagi menjadi 3 macam status tanah, yakni tanah
hak milik, tanah negara, dan tanah Petok D.
a. Hak Milik
Tanah hak milik merupakan hak untuk menikmati kegunaan
suatu lahan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap
lahan tersebut dan fungsinya dengan kedaulatan sepenuhnya.
Tanah hak milik biasanya ditemukan di kawasan perumahan
formal RW I, RW II, RW IV, RW IX, RW X, dan RW XI. Serta
beberapa rumah dikawasan perkampungan juga ada yang
memiliki status tanah hak milik.
b. Tanah Negara
Tanah negara merupakan tanah dengan kepemilikan atas lahan
yang dikuasai oleh pemerintah/ negara. Tanah negara dapat
ditemukan di kantor pemerintahan, fasilitas umum, RTH, dan
lain sebagainya.
c. Tanah Petok D
Tanah Petok D merupakan tanah milik perseorangan sebelum
berlakunya UUPA Tahun 1960 dengan penentuan batas tanah
didasarkan pada hukum adat. Tanah dengan status ini banyak
dimiliki masyarakat di perkampungan RW V, RW VI, RW VIII,
RW XIV, dan RW XV. Peralihan tanah Petok D tersebut biasanya
dilakukan dari tangan ke tangan berdasarkan kepercayaan dari
para pihak saja, sehingga tidak ada surat-surat apapun yang
dapat digunakan untuk menelusuri kepemilikannya. Namun,
terdapat pula masyarakat yang sudah mendaftarkan tanahnya
menjadi tanah hak milik dengan SHM (Sertifikat Hak Milik).
Pendaftaran tersebut dilakukan bila pemilik tanah memiliki
bukti asli hak sebelum tahun 1960, maka sertifikasi tanah
dilakukan dengan prosedur konversi hak (tanpa pemeriksaan
tanah, tanpa diumumkan dua bulan). Sedangkan apabila
pemilik tanah tidak memiliki bukti lengkap, sertifikasi tanah
dilakukan melalui penegasan/ pengakuan hak (dilakukan
pemeriksaan tanah dan dimumkan dua bulan).
4.4.3 Proyeksi Kebutuhan Lahan
Peningkatan penduduk Kelurahan Kali Rungkut tiap tahunnya
mencerminkan semakin tingginya kebutuhan masyarakat akan lahan.
Proyeksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan keterpaduan ruang agar
lebih efektif dalam operasional pelaksanaan kedepannya. Proyeksi
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
kebutuhan lahan yang akan diuraikan lebih lanjut merupakan proyeksi
kebutuhan lahan di Kelurahan Kali Rungkut sampai dengan tahun 2022
yang mengacu pada Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman dan
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001) san Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan. Untuk proyeksi jumlah penduduk sebagai dasar perhitungan
proyeksi kebutuhan lahan dapat dilihat pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8Proyeksi Jumlah Penduduk di Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)
1 2013 23.943
2 2014 24.229
3 2015 24.590
4 2016 24.956
5 2017 25.327
6 2018 25.704
7 2019 26.086
8 2020 26.474
9 2021 26.868
10 2022 27.268
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
a. Perumahan
Penyediaan perumahan dalam lingkup Kelurahan Kali
Rungkut sangat penting untuk menampung penduduk yang
jumlahnya terus bertambah tiap tahunnya. Dalam UU No. 1
Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman,
pasal 34 menyebutkan bahwa setiap badan hukum yang
melakukan pembangunan harus mewujudkan perumahan
dengan hunian berimbang. Hunian berimbang lebih lanjut
dibahas pada Peraturan Menteri Perumahan Rakyat
(Permenpera) Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012
tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan
Permukiman dengan Hunian Berimbang. Konsep ini mempunyai
komposisi 1:2:3 yaitu 1 rumah mewah berbanding 2 rumah
menengah berbanding 3 atau lebih rumah sederhana. Luas
kavling untuk rumah sederhana diasumsikan 72 m2, rumah
menengah 135 m2, dan rumah mewah 200 m2. Diasumsikan 1
keluarga terdiri dari 5 orang. Proyeksi kebutuhan lahan
perumahan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.9 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan
Mewah di Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 15
2 2014 15
3 2015 16
4 2016 16
5 2017 16
6 2018 16
7 2019 17
8 2020 17
9 2021 17
10 2022 17
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.10 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan Menengah di
Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 21
2 2014 21
3 2015 22
4 2016 22
5 2017 22
6 2018 23
7 2019 23
8 2020 23
9 2021 24
10 2022 24
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012.
Tabel 4.11 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Perumahan Sederhana di
Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 17
2 2014 17
3 2015 18
4 2016 18
5 2017 18
6 2018 18
7 2019 19
8 2020 19
9 2021 19
10 2022 20
b. Perdagangan dan Jasa
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal, SPM untuk
pasar adalah minimal tersedia 1 unit pasar untuk 30.000 jiwa
penduduk. Jadi proyeksi kebutuhan lahan untuk pasar sampai
dengan tahun 2022 adalah sebesar 1 unit dengan asumsi luas
lahan 0,35 Ha. Selain itu, untuk toko atau warung dengan skala
pelayanan unit 250 jiwa penduduk, proyeksi kebutuhan lahan
nya adalah sebesar 70 unit dengan luas lahan sebesar 0,7 Ha
berdasarkan ketentuan luas lahan minimal untuk toko atau
warung sebesar 100 m2 per unit.
c. RTH
RTH dibutuhkan dalam pengembangan suatu wilayah
sebagai penyeimbang pembangunan yang berjalan. Standar
yang digunakan dalam memproyeksikan kebutuhan lahan untuk
RTH adalah 1 RTH unit kelurahan dengan skala pelayanan
30.000 jiwa penduduk dengan luas lahan minimal 0,9 Ha. Hingga
tahun 2022, didapat proyeksi kebutuhan lahan untuk RTH unit
kelurahan adalah sebesar 1 unit atau seluas 0,9 Ha. Selain itu,
standar lainnya adalah 1 RTH unit RW yang harus dapat
melayani 2500 jiwa penduduk dengan luas yang dibutuhkan
yaitu 0,0125 Ha. Proyeksinya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.12 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk RTH Unit RW di Kelurahan Kali
Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 0,12
2 2014 0,12
3 2015 0,12
4 2016 0,12
5 2017 0,13
6 2018 0,13
7 2019 0,13
8 2020 0,13
9 2021 0,14
10 2022 0,14
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
d. Fasilitas Pendidikan
Dalam pemenuhan fasilitas pendidikan 10 tahun
kedepan hingga tahun 2022, diperlukan perhitungan untuk
memenuhi kebutuhan lahan termasuk peruntukan fasilitas
pendidikan. Berikut merupakan tabel proyeksi kebutuhan lahan
untuk fasilitas pendidikan berdasarkan tiap jenisnya yakni TK,
SD, SMP, dan SMA.
Tabel 4.13 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Taman Kanak-Kanak di Kelurahan
Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 2,76
2 2014 2,88
3 2015 2,88
4 2016 2,88
5 2017 3
6 2018 3
7 2019 3,12
8 2020 3,12
9 2021 3,12
10 2022 3,24
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
Tabel 4.14 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Dasar di Kelurahan Kali
Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 2,8
2 2014 3
3 2015 3
4 2016 3
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
No Tahun Luas (Ha)
5 2017 3,2
6 2018 3,2
7 2019 3,2
8 2020 3,2
9 2021 3,2
10 2022 3,4
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
Tabel 4.15 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Menengah Pertama di
Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 4,5
2 2014 4,5
3 2015 4,5
4 2016 4,5
5 2017 4,5
6 2018 4,5
7 2019 4,5
8 2020 4,5
9 2021 5,4
10 2022 5,4
Tabel 4.16 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Sekolah Menengah Atas di Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 6,25
2 2014 6,25
3 2015 6,25
4 2016 6,25
5 2017 6,25
6 2018 6,25
7 2019 6,25
8 2020 6,25
9 2021 7,5
10 2022 7,5
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
e. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut sebagian besar
sudah memenuhi proyeksi kebutuhan berdasarkan unitnya,
contohnya kebutuhan poliklinik sampai tahun 2022 adalah sebesar
1 unit dan menurut kondisi eksistingnya, Kelurahan Kali Rungkut
sudah menyediakan 1 unit poliklinik. Sedangkan untuk kebutuhan
lahan posyandu, 1 unit posyandu harus melayani 1250 jiwa
penduduk, dengan luas lahan tiap unit adalah sebesar 0,006 Ha.
Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.17 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Posyandu di Kelurahan Kali
Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 0,11
2 2014 0,12
3 2015 0,12
4 2016 0,12
5 2017 0,12
6 2018 0,12
7 2019 0,12
8 2020 0,13
9 2021 0,13
10 2022 0,13
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
f. Fasilitas Peribadatan
Perhitungan standar luas lahan untuk fasilitas
peribadatan adalah 1 unit tempat ibadah untuk melayani 2500
jiwa penduduk dengan asumsi luas lahan untuk 1 tempat ibadah
adalah 0,06 Ha. Tabel berikut merupakan proyeksi kebutuhan
lahan fasilitas peribadatan hingga tahun 2022.
Tabel 4.18 Proyeksi Kebutuhan Lahan untuk Tempat Ibadah
di Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Luas (Ha)
1 2013 0,54
2 2014 0,6
3 2015 0,6
No Tahun Luas (Ha)
4 2016 0,6
5 2017 0,6
6 2018 0,6
7 2019 0,6
8 2020 0,6
9 2021 0,66
10 2022 0,66
Sumber: Hasil Analisa Survei Primer 2012
Perkembangan Kelurahan Kali Rungkut dari tahun ke tahun
akan mengubah penggunaan lahan yang ada sesuai dengan
kebutuhan dan pola kegiatan serta jumlah penduduk yang terus
meningkat. Berdasarkan hasil proyeksi diatas, total kebutuhan
penggunaan lahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022
adalah seluas 83,42 Ha dengan persentase kebutuhan lahan
Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 32% dan uraian secara
keseluruhan hasil perbandingan dapat dilihat pada Tabel 4.19.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.19 Perbandingan Kondisi Eksisting dengan Proyeksi Tahun 2022
No. Penggunaan
Lahan Kondisi Eksisting
(Ha) Total Kebutuhan
Lahan (Ha)
Proyeksi Tahun 2022
(Ha)
1 Perumahan 160 61 221
2 Perdagangan dan
Jasa 31 1,05 32,05
3 Fasilitas Umum 19 20,33 39,33
4 RTH 8 1,04 9,04
Total 253 83,42 336,42
4.5 ANALISA KARAKTERISTIK BANGUNAN
Dalam suatu wilayah perlu dilakukan penataan bangunan. Tanpa
adanya penataan bangunan, suatu wilayah akan terlihat kurang tertata
secara estetika dan juga akan mengurangi tingkat kesehatan dalam hal
sirkulasi udara serta pencahayaan di daerah tersebut, selain itu juga
dapat menurunkan kualitas lingkungan. Oleh karena itu penataan
bangunan merupakan suatu upaya yang sangat penting dalam
perencanaan suatu wilayah. Penataan bangunan dapat dijadikan sebagai
pedoman dan arahan dalam pendirian, penggunaan, perubahan dan
pembongkaran bangunan.
Penataan bangunan harus mengarah pada terpenuhinya
kebutuhan akan bangunan-bangunan beserta sarana prasarananya,
peningkatan kualitas lingkungan yang sehat, serasi dan selaras dengan
lingkungannya, serta peningkatan mutu bangunan sesuai dengan standar
persyaratan teknis yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan. Analisa karakteristik bangunan terdiri dari analisa kepadatan
bangunan, kondisi bangunan, ketinggian bangunan, koefisien lantai
bangunan, garis sempadan bangunan, dan koefisien dasar bangunan.
4.5.1 Analisa Kepadatan Bangunan
Kepadatan bangunan merupakan sebuah alat preventif untuk
mencegah terjadinya kerapatan bangunan di suatu kawasan. Menurut
RTRW Surabaya, kepadatan bangunan merupakan sistem pengaturan dan
pengendalian kepadatan perumahan yang diterapkan dengan
memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat, kondisi kawasan
terbangun serta diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas
lingkungan setempat.
Kepadatan bangunan tiap RW yang terdapat di Kelurahan Kali
Rungkut dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Kepadatan 0-40 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan
perdagangan jasa dan industri di Jalan Raya Rungkut dan kawasan
SIER.
2. Kepadatan 41-80 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan
permukiman RW 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, dan 11.
3. Kepadatan 81-150 bangunan/Ha, terdapat pada kawasan
permukiman RW 5, 9, 14 dan 15.
Pada wilayah perencanaan, sebagian besar memiliki kepadatan
bangunan sebanyak 41-80 bangunan tiap 1 hektarnya. Sehingga dapat
dikatakan kepadatan bangunan di Kelurahan Kali Rungkut tidak terlalu
padat sehingga perlu dipertahankan. Akan tetapi ada beberapa daerah
yang memiliki kepadatan bangunan sebanyak 81-150 bangunan/Ha, yaitu
RW 5, 9, 14 dan 15. RW 5, 14 dan 15 merupakan daerah perkampungan
Sumber : Hasil Analisa Survei Primer 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
yang kepadatan bangunannya sangat padat sehingga dikhawatirkan akan
memperbesar resiko terjadinya kebakaran serta kurangnya daerah
resapan air yang akan memperbesar resiko terjadinya banjir.
Penataan bangunan di kawasan UP. Rungkut untuk arahan
kepadatan bangunan perlu didesain untuk bangunan yang cenderung
horizontal dapat dijadikan menjadi bangunan vertikal, misalnya bangunan
kumuh dapat dijadikan bangunan rumah susun atau apartemen sehingga
tanah yang tersisa dapat dimanfaatkan untuk guna lahan yang lain dan
juga untuk memperbanyak daerah resapan.
4.5.2 Analisa Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan yang teridentifikasi di wilayah perencanaan
berdasarkan survey lapangan di wilayah perencanaan adalah bangunan
permanen dan semi permanen.
1. Permanen
Bangunan permanen adalah bangunan yang jika ditinjau dari segi
konstruksi dan umur bangunan lebih dari 15 tahun. Bangunan
permanen merupakan bangunan yang diperkeras seluruh bagian
bangunannya. Bangunan permanen terletak di RW 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, dan 12.
2. Semi Permanen
Bangunan semi permanen adalah bangunan yang dari segi
konstruksi dan umur bangunannya sekitar 5-15 tahun. Bangunan
semi permanen di wilayah perencanaan bercirikan tidak seluruh
permukaannya diperkeras, tetapi hanya sebagian yang dilakukan
pengerasan, sedangkan bagian lainnya dibangun dengan
menggunakan bahan lainnya seperti seng ataupun triplek. Pada
Kelurahan Kali Rungkut bangunan semi permanen dapat ditemui di
daerah perkampungan sepanjang Jl. Raya Rungkut Lor RW 5 dan
RW 14.
Pada kawasan perencanaan diketahui bahwa masih ada
permukiman berupa bangunan semi permanen seperti yang terdapat
pada beberapa rumah di RW 5 dan RW 14. Berdasarkan RTRW Surabaya
2013, upaya penanganan kawasan perumahan adalah dengan perbaikan
atau pemugaran pada kawasan perkampungan serta melakukan
peremajaan. Penanganan kawasan perkampungan kumuh dilakukan
dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi kawasan tersebut secara
persuasif dan bertahap. Selain itu upaya lain untuk menangani
permukiman yang bangunannya masih belum permanen adalah dengan
mengadakan program revitalisasi perkampungan seperti Kampung
Improvement Program (KIP) yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas
lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
4.5.3 Analisa Ketinggian Bangunan
Ketinggian bangunan di suatu lingkungan merupakan akibat dari
pemberlakuan Koefisien Lantai Bangunan. Koefisien Lantai Bangunan
adalah perbandingan antara jumlah luas lantai efektif yang boleh
dibangun (total) terhadap luas kavling.
Untuk menentukan ketinggian bangunan pada wilayah
perencanaan yaitu dengan mencermati setiap bangunan. Ketinggian
bangunan dihitung mulai dari lantai dasar sampai dengan lantai tertinggi.
Di Keluarah Kali Rungkut ketinggian bangunan dapat dikategorikan
menjadi 3 yaitu:
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
1. Bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 meter
Bangunan kategori ini setara dengan 1-2 lantai, dapat dijumpai
pada perumahan non formal yang terletak di Jl. Bakung, Jl. Rungkut
Kidul Industri, serta Jl. Panduk
2. Bangunan dengan ketinggian 8 hingga 12 meter
Bangunan kategori ini, yang setara dengan 2-3 lantai, terdapat
pada ruko-ruko di sepanjang Jl. Raya Rungkut dan perumahan
formal di RW 2 dan 9.
3. Bangunan dengan ketinggian lebih dari 12 meter
Bangunan kategori ini setara dengan lebih dari 3 lantai, dapat
ditemukan pada perkantoran di Jl. Rungkut Alang-Alang, Jl. Rungkut
Asri Utara, kawasan industri, Universitas dan hyper market
Carrefour yang terdapat di Jl. Raya Rungkut.
Penentuan ketinggian bangunan dihitung secara paralel dengan
perencanaan daya dukung jalan suatu ruang kawasan. Selain itu juga
memperhatikan aspek kesehatan, keamanan, keselamatan publik dan
estetika. Dalam penentuan ketinggian bangunan perlu memperhitungkan
posisi, situasi kondisi wilayah secara internal serta implikasinya terhadap
wilayah eksternal di sekitarnya yang berdekatan. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain kondisi eksisting penggunaan lahan kawasan
perencanaan serta kondisi tanah di Kelurahan Kali Rungkut yang cukup
stabil. Ketinggian bangunan di Kelurahan Kali Rungkut sesuai dengan
RDTRK UP. Rungkut, sehingga tetap dipertahankan.
4.5.4 Analisa Koefisien Lantai Bangunan
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) atau Floor Area Ratio (FAR)
adalah perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan dengan luas
lahan/kavling dimana bangunan tersebut berdiri. Fungsi dari
pemberlakuan KLB adalah untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan
nyaman. Penetapan KLB perlu secara cermat memperhitungkan: posisi,
situasi kondisi wilayah secara internal serta implikasinya terhadap wilayah
eksternal di sekitarnya. Rumus untuk menghitung KLB adalah sebagai
berikut:
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) di wilayah perencanaan
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni sebagai berikut:
1. Koefisien Lantai Bangunan < 140 %
Dapat dijumpai pada perumahan dan permukiman/perkampungan
yang terdapat pada RW 1, 2, 4, 5, 10, 14, dan 15.
2. Koefisien Lantai Bangunan 150 – 200%
Bangunan kategori ini dapat dijumpai pada sebagian perdagangan
dan jasa di Jalan Raya Rungkut serta pada ruko di Jalan Rungkut
Asri.
3. Koefisien Lantai Bangunan > 200%
Bangunan kategori ini terdapat pada SIER, Carrefour juga
Universitas Surabaya. Pada kategori ini fungsi peruntukkannya
untuk perdagangan dan jasa, perkantoran, fungsi campuran
(rumah-toko) serta fasilitas pendidikan setingkat kampus.
Secara umum KLB pada bangunan-bangunan yang terdapat di
Kelurahan Kali Rungkut telah memenuhi ketentuan zonasi UL. Kali
Rungkut – Rungkut Kidul, sehingga kondisi seperti ini sebaiknya
Luas Keseluruhan Lantai Bangunan
Luas Lahan/kavling
KLB = X 100 %
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
dipertahankan sehingga fungsi dari pemberlakuan KLB yakni untuk
menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman dapat terus terpenuhi.
4.5.5 Analisa Garis Sempadan Bangunan
Kemunduran bangunan di suatu lingkungan dapat dilihat sebagai
adanya jarak dari bangunan terhadap objek lainnya, yang lazim dikenal
sebagai Garis Sempadan Bangunan (GSB). Kemunduran bangunan secara
teoritits dan normatif biasanya dinyatakan dalam satuan meter.
Penetapan garis sempadan bangunan ditujukan untuk mengatur jarak
antara satu bangunan dengan yang lainnya dalam satu kavling/blok yang
berbeda guna mencapai keseimbangan lingkungan, keamanan,
keselamatan dan kesehatan publik, serta keberlanjutan kehidupan.
Penentuan GSB pada wilayah perencanaan ditentukan dengan cara
mengamati jarak antara batas persil terdepan atau batas pagar dengan
dinding bangunan terdepan. GSB yang terdapat di wilayah perencanaan
diklasifikasikan menjadi:
1. Kemunduran bangunan 0-3 meter
Kemunduruan bangunan 0-3 meter meter di kawasan perencanaan
salah satunya terdapat pada daerah perkampungan dengan akses
masuk ke gang-gang kecil di Jalan Kali Rungkut Lor Gang 1-7.
2. Kemunduran bangunan 4-6 meter
Kemunduruan bangunan 4-6meter di kawasan perencanaan
terdapat di perumahan-perumahan.
3. Kemunduran bangunan 7-10 meter
Kemunduruan bangunan 7-10 meter di kawasan perencanaan
terdapat di ruko dan perkantoran di Jalan Raya Kali Rungkut.
4. Kemunduran bangunan 10-20 meter
Kemunduruan bangunan 10-20 meter di kawasan perencanaan
dapat dijumpai di Kampus Ubaya (Universitas Surabaya).
5. Kemunduran bangunan lebih dari 20 meter
Kemunduruan bangunan lebih dari 20 meter di kawasan
perencanaan terdapat di Carrefour dan kawasan industri dan
pergudangan.
Kemunduran bangunan 0-1 meter terdapat di sepanjang Jalan
Raya Rungkut Lor, yang merupakan kawasan perdagangan dan jasa skala
lingkungan. Dengan kemunduran bangunan 0-1 meter serta lebar jalan
yang sempit, kemudian dengan banyaknya kendaraan bermotor yang
parkir di sepanjang jalan tersebut jelas mengganggu pejalan kaki dan
menimbulkan kemacetan serta rawan akan terjadinya kecelakaan. Selain
itu dengan kondisi GSB yang hanya 0-1 meter mengakibatkan semakin
berkurangnya daerah resapan yang mengakibatkan daerah tersebut
beresiko terkena banjir. Sehingga, garis sempadan antara bangunan
dengan jalan seharusnya disesuaikan dengan standar perencanaan jalan
perkotaan Direktorat Jenderal Bina Marga.
4.5.6 Analisa Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
KDB di wilayah perencanaan ditentukan oleh kemampuan lahan
yang semakin tinggi nilai lahannya serta intensitas pemanfaatan ruang
atau guna lahan yang juga semakin tinggi. Agar tidak terjadi pemanfaatan
ruang secara berlebihan maka harus dilakukan pengendalian dalam
pemanfaatan ruang untuk penggunaan lahan yang leih bermanfaat.
Koefisien Dasar Bangunan berfungsi untuk mengidentifikasi
kesesuaian pemanfaatan lahan untuk bangunan dan lahan yang tersedia.
Rumus untuk menghitung KDB adalah sebagai berikut:
KDB=
x 100%
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) pada wilayah perencanaan
diklasifikasikan menjadi:
1. KDB 0-10%
Wilayah yang memiliki KDB 0-10% terdapat pada kawasan RTH,
tanah kosong yang terdapat di Jalan Raya Rungkut.
2. KDB 50 %
Wilayah yang memiliki KDB 50 % dapat dijumpai di kawasan
industri dan pergudangan yaitu SIER serta Carrefour Rungkut yang
terletak di Jalan Raya Rungkut.
3. KDB 60-70%
Wilayah yang memiliki KDB 60-70% di wilayah perencanaan seperti
di perumahan di Jalan Rungkut Alang-alang, Perumahan Rungkut
Harapan dan Perumahan Rungkut Asri.
4. KDB > 75%
Wilayah yang memiliki KDB lebih dari 75% di wilayah perencanaan
terletak di perkampungan yang padat penduduk yang jalan
aksesnya cenderung masuk ke gang-gang kecil seperti
perkampungan yang terletak di Jalan Kali Rungkut Lor.
Berdasarkan RDTRK UP. Rungkut, arahan untuk KDB adalah
dengan tetap menjaga keberadaan ruang terbuka yang dibutuhkan
sebagai resapan, produktor oksigen dan juga sebagai filter udara. Dalam
lingkup mikro, KDB berperan dalam mencegah terjadinya kebakaran,
bencana gempa, juga terhalangnya sirkulasi matahari dan udara segar.
Pada kawasan perencanaan, terdapat beberapa daerah yang
memiliki KDB > 75% seperti yang terdapat pada perkampungan di Jalan
Rungkut Kidul yang dapat memperbesar resiko kebakaran, mengurangi
keberadaan ruang terbuka serta menghalangi sirkulasi matahari dan
udara segar. Berdasarkan RDTRK Rungkut, KDB > 75% tersebut tetap
dipertahankan, namun untuk mendukung penghawaan serta estetika
maka diarahkan setiap bangunan/rumah harus menyediakan tanaman
pot dan minimal 1 rumah memiliki 1 pohon. Sedangkan untuk
perkembangan ke depannya diusulkan memiliki KDB antara 70-85%.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6 ANALISA POLA LINGKUNGAN LUAR
4.6.1 Analisa Identitas Lingkungan
4.6.1.1 Jaringan Sirkulasi atau Pathways
Kawasan yang berpotensi menjadi pathways di Kelurahan Kali
Rungkut berdasarkan RDTRK UP Rungkut 2010 adalah Jalan Raya Rungkut,
Jalan Raya Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-Alang. Jalan Raya
Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut berpotensi sebagai pathways mayor
karena jalan tersebut termasuk jalan arteri sekunder sehingga dapat
menampung lebih banyak volume kendaraan. Sedangkan Jalan Rungkut
termasuk jalan kolektor sekunder sehingga mempunyai kapasitas yang
lebih rendah daripada Jalan Raya Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut.
Jalan Rungkut Alang-Alang masih menjadi rute sirkulasi yang padat karena
terdapat pasar, sehingga dikatakan berpotensi sebagai pathways minor.
Selain jalan-jalan yang disebutkan dalam RDTRK UP Rungkut 2010
berpotensi sebagai pathways, terdapat jalan lain yang juga memiliki
potensi yang sama. Seperti jalan Tenggilis Mejoyo yang berpotensi
sebagai pathways minor. Kawasan tersebut banyak dilalui kendaraan
karena dekat dengan Universitas Surabaya. Namun daya tampung dari
Jalan Tenggilis Mejoyo ini tidak sebesar daya tampung Jalan Raya Rungkut
dan Jalan Raya Kali Rungkut yang berfungsi sebagai pathways mayor.
Letak-letak pathways eksisting serta jalan yang berpotensi sebaga
pathways dapat dilihat pada Peta 4.2.
Gambar 4.8 Jalan Tenggilis Mejoyo yang Berpotensi sebagai Pathways Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Gambar Jalan Tenggilis Mejoyo yang berpotensi sebagai pathways minor
Sumber: survei lapangan, 27 Desember 2012
Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6.1.2 Pembatas Lingkungan atau Edges
Kawasan yang berpotensi sebagai edge berdasarkan RDTRK UP
Rungkut 2010 adalah Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut.
Kedua jalan ini merupakan jalan arteri sekunder yang membentang dari
utara hingga selatan Kelurahan Kali Rungkut, sehingga terlihat seperti
membagi kelurahan menjadi dua. Selain itu terdapat sungai Avor di Jalan
Rungkut Asri yang juga berpotensi sebagai Edge. Sungai ini berada di
dalam kawasan permukiman masyarakat dan sebagai median jalan,
sehingga dikatakan berpotensi sebagai edge.
Selain Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut, serta sungai
Avor, di Kelurahan Kali Rungkut terdapat kawasan lain yang juga
berpotensi sebagai edge, seperti Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Utara dan
Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Selatan yang juga merupakan batas barat
kelurahan. Di bagian selatan Kelurahan Kali Rungkut terdapat Jalan Raya
Rungkut Industri yang juga berpotensi sebagai edge karena memang
merupakan jalan paling selatan dari kelurahan dan merupakan batas
kelurahan. letak edges ini dapat dilhat pada Peta 4.3.
Gambar 4.9 (atas) Jalan Raya Tenggilis Mejoyo Utara, (bawah) Jalan Raya
Rungkut Industri yang Berpotensi sebagai Edge
Sumber: Survei lapangan, 27 Desember 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6.1.3 Titik Kegiatan atau Simpul Kegiatan (Nodes)
Nodes merupakan titik kegiatan yang menjadi pusat kegiatan
masyarakat sekitar. Karena aspek yang mendominasi di Kelurahan Kali
Rungkut adalah perdagangan dan jasa, maka ruko yang ada di Jalan Raya
Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut dapat dikatakan sebagai titik
kegiatan atau node. Adanya node di Jalan Kali Rungkut dan Jalan Raya
Rungkut menyebabkan kawasan ini menjadi kawasan padat, mengingat
kedua jalan ini merupakan jalan utama di Kelurahan Kali Rungkut. Selain
itu Pasar Soponyono, Pasar Rungkut Baru, dan swalayan di Jalan Kali
Rungkut juga merupakan titik kegiatan karena aktivitas masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya sehari-hari terjadi pada lokasi ini. Sementara
itu Universitas Surabaya yang merupakan salah satu kampus ternama
juga menjadi titik kegiatan bagi mahasiswa yang sehari-hari tinggal di
sekitar kampus, juga bagi penduduk yang memiliki pekerjaan di lokasi
tersebut. Letak-letak nodes dalam Kelurahan Kali Rungkut dapat dilihat
pada Peta 4.4.
4.6.1.4 Distrik
Kawasan Surabaya Industrial Estate Rungkut atau SIER
merupakan suatu kawasan yang memiliki ciri khas yang sama dan
membentuk suatu pola yaitu sebagai kawasan industri dan pergudangan,
sehingga dapat dikatakan sebagai distrik. Begitu juga dengan kawasan
perniagaan dan jasa di Jalan Raya Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut
yang sepanjang jalan digunakan sebagai fasilitas perniagaan dan jasa
sehingga dapat dikatakan memiliki ciri khas dan pola yang sama. Lokasi
distrik industri dan pergudangan serta distrik perniagaan dan jasa dapat
dilihat pada Peta 4.5.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6.1.5 Tanda Lingkungan atau Landmarks
Landmark merupakan suatu tempat atau icon dari suatu kawasan
yang menonjol sehingga dapat menjadi ciri khas dari kawasan tersebut.
Seperti yang telah disebutkan bahwa di Kelurahan Kali Rungkut terdapat
dua distrik yaitu distrik perniagaan dan jasa serta distrik industri dan
pergudangan. Kedua distrik ini sudah cukup dikenal masyarakat sekitar,
namun masih belum ada suatu titik yang menjadi ciri khas dari kelurahan
itu sendiri, atau landmark.
Berdasarkan kegiatan masyarakat, terdapat beberapa titik yang
berpotensi sebagai landmark, yaitu titik-titik yang padat oleh aktivitas
masyarakat atau nodes. Padatnya aktivitas di titik kegiatan tersebut juga
dapat menyebabkan lokasi tersebut dikenal masyarakat dan menjadi ciri
khas dari Kelurahan Kali Rungkut. Jadi nodes di Kelurahan Kali Rungkut
selain sebagai titik kegiatan masyarakat sekitar juga berpotensi sebagai
landmark. Titik-titik yang berpotensi sebagai landmark antara lain
swalayan di Jalan Kali Rungkut, Universitas Surabaya di Jalan Tenggilis
Mejoyo, serta Pasar Soponyono dan Pasar Rungkut Baru di Jalan Rungkut
Alang-Alang. Letak titik-titik yang berpotensi sebgai landmarks dapat
dilihat pada peta 4.6.
Gambar 4.10 (atas) Universitas Surabaya dan (bawah) Pasar Rungkut Baru yang
Berpotensi sebagai Landmark
Sumber: survei lapangan, 27 Desember 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6.2 Analisis Pola Jaringan Jalan
Berdasarkan RDTRK UP Rungkut 2010, jaringan jalan pada
Kelurahan Kali Rungkut berpola grid dengan jalan utama berpola linier
yaitu pada Jalan Raya Kali Rungkut. Pola jaringan grid memiliki bentuk
kisi-kisi yang mempunyai aksesibilitas yang tinggi, sehingga alternatif
pilihan jalan banyak yang dapat dilalui. Bagian-bagian kota dibagi
sedemikian rupa menjadi blok-blok empat persegi panjang dan
membentuk sudut siku-siku. Pola seperti ini dapat menghemat
penggunaan lahan. Namun pada kenyataannya kondisi jalan di Kelurahan
Kali Rungkut masih sering terjadi kemacetan. Bentuk-bentuk jaringan
jalan tidak membentuk blok-blok persegi panjang sempurna dan bahkan
tidak membentuk pola yang jelas terutama pada Jalan Rungkut Lor yang
digunakan masyarakat sebagai tempat tinggal.
Untuk karakteristik bangunan yang melingkupi jaringan jalan, di
beberapa ruas jalan terdapat ketinggian bangunan yang tidak merata
seperti pada Jalan Raya Kali Rungkut dan Jalan Raya Rungkut. Selain itu
kepadatan yang tinggi juga terjadi pada sisi barat ruas jalan tersebut,
sehingga tidak ada jarak antar bangunan. Hal ini juga terjadi pada
permukiman warga di Jalan Rungkut Lor. Keadaan seperti ini dapat
membahayakan apabila terjadi bencana kebakaran sehingga api mudah
merembet, dan tidak sesuai dengan standar perumahan yang tertulis
pada UU Nomor 1 tahun 2011. Selain itu banyak bangunan dengan
kemunduran 0 meter di Jalan Kali Rungkut dan Jalan Raya Kali Rungkut.
Ruas jalan ini merupakan jalan utama yang padat oleh kendaraan
bermotor sehingga bangunan yang padat dan terlalu dekat dengan jalan
akan membahayakan pengguna jalan, karena dapat membatasi jarak
pandang. Kondisi bangunan yang terlalu padat dan ketinggian yang tidak
merata dapat mengganggu pencahayaan terhadap bangunan yang lebih
rendah, serta mengganggu estetika lingkungan. Selain itu kondisi seperti
ini tidak tidak sesuai dengan ketentuan zonasi Unit Lingkungan Kelurahan
Kali Rungkut bahwa setiap bangunan rumah harus memiliki garis
sempadan bangunan setidaknya satu meter. Beberapa ruko juga terlihat
memiliki ketinggian bangunan lebih dari tiga lantai,seperti bangunan
kantor yang mencapai tinggi kira-kira enam lantai. Walau secara fisik
bangunan-bangunan tinggi tersebut tidak mengganggu karena kondisinya
yang rata-rata sangat baik, namun tidak sesuai dengan ketentuan zonasi
Unit Lingkungan Kali Rungkut-Rungkut Kidul, yaitu ketinggian bangunan di
Kelurahan Kali Rungkut maksimal tiga lantai.
4.6.3 Analisa Ruang Terbuka Non Hijau
Ruang Terbuka Non Hijau di Kelurahan Kali Rungkut berupa
lapangan dan lahan parkir. Terdapat tiga lapangan di Jalan Rungkut Lor,
dan lahan parkir terdapat pada pertokoan di Jalan Raya Kali Rungkut dan
Jalan Raya Rungkut, serta di kawasan perindustrian di Jalan Raya Rungkut
Industri. Di Jalan Tenggilis Mejoyo juga terdapat lapangan parkir
Universitas Surabaya (UBAYA). Letak-letak dari Ruang Terbuka non Hijau
ini tidak membentuk pola tertentu, dan hanya terdapat di beberapa titik
di kawasan studi.
Lapangan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut berfungsi
sebagai sarana olahraga masyarakat sekitar, dan dilingkupi oleh bangunan
tempat tinggal masyarakat. Untuk lahan parkir dilingkupi oleh bangunan
yang lebih tinggi seperti ruko tiga lantai, ataupun bangunan kampus yang
tingginya lebih dari empat lantai. Namun masih banyak sarana perniagaan
dan jasa yang tidak memiliki lahan parkir yang memadai sehingga
memakan badan jalan dan menyebabkan kemacetan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.6.4 Analisa RTH
Penghijauan di Kelurahan Kali Rungkut terdiri dari tiga jenis yaitu makam, lahan kosong, dan taman median. Terdapat tiga makam yang ketiganya
terdapat di Jalan Raya Rungkut Industri, serta lahan kosong dan taman-taman perumahan yang tersebar di Jalan Raya Rungkut Industri, Jalan Tenggilis
Mejoyo, Jalan Rungkut Mejoyo, dan Jalan Rungkut Asri.
Pola persebaran penghijauan atau ruang terbuka hijau ini merata di seluruh kawasan studi. Penanaman vegetasi sebagai paru-paru kota dan
katalisator polusi juga tersebar hampir di seluruh pola jaringan jalan yang berpola grid terutama dalam perumahan seperti pada Jalan Rungkut Alang-Alang,
Jalan Rungkut Asri, Jalan Rungkut Mejoyo, dan Jalan Tenggilis Mejoyo. Namun tidak ditemukan penghijauan atau taman median pada jalan utama yang
berpola linier di Jalan Raya Kali Rungkut. Pola seperti ini dapat membantu mengurangi polusi yang banyak terjadi akibat padatnya kendaraan bermotor yang
melintas serta aktivitas industri di kawasan SIER.
Jumlah Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebesar 3% dari luas kelurahan. Lokasinya, seperti yang telah disebutkan, menyebar
di kelurahan ini. Namun terdapat beberapa kawasan yang masih kurang, bahkan tidak terdapat ruang terbuka hijau yaitu di Jalan Rungkut Lor. Di Jalan
Rungkut Lor terdapat sekolah sehingga dibutuhkan RTH yang cukup untuk kenyamanan aktivitas pendidikan di kawasan ini.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.7 ANALISA TRANSPORTASI
Salah satu permasalahan utama yang terjadi di wilayah
perencanaan Kelurahan Kali Rungkut adalah transportasi yang indikator
penyebabnya adalah lebar atau dimensi jalan yang kurang untuk
menampung volume kendaraan yang melintas. Pada era sekarang,
perkembangan jumlah kendaraan terutama kendaraan pribadi sangat
pesat namun tidak diikuti oleh perkembangan prasarana jalan yang
memadai. Hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan
permasalahan tersebut terjadi. Di lain sisi belum maraknya public
transportation serta masih adanya fungsi jalan yang dipergunakan untuk
kegiatan lain yang bisa disebut alih fungsi lahan sebagai contoh masih
adanya parkir on street yang juga turut memperparah keadaan ini.
Untuk lebih memahami permasalahan transportasi di wilayah
perencanaaan Kelurahan Kali Rungkut, maka dilakukan analisa pada bab
ini yang akan membahas tentang analisa jaringan jalan, pola pergerakan,
fasilitas transportasi.
4.7.1 Analisa Jaringan Jalan
Menurut Rencana Detail Tata Ruang Kota UP. Rungkut yang
memiliki dasar dari Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan,
fungsi jalan dibedakan menjadi :
Jalan Arteri
Jalan Kolektor
Jalan Lokal
Jalan Lingkungan
Pada wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut, sistem
jaringan jalan yang disusun dan digunakan mengikuti Peraturan
Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 Tentang Jalan yaitu sistem jaringan
jalan primer dimana menghubungkan fungsi-fungsi kota yang bersifat
regional, seperti kawasan industri, kawasan pergudangan, dan pelabuhan.
Di lain itu juga, sistem jaringan jalan sekunder juga digunakan untuk
menunjang sistem jaringan jalan primer untuk masuk ke kawasan
perumahan penduduk.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.20. Standar Pengembangan Hierarki dan Fungsi Jalan di Wilayah Perencanaan
Sumber : UU No. 38 tahun 2004, PP No. 34 tahun 2006, RDTRK UP. Rungkut
Apabila dilihat berdasarkan standar fungsi jalan, maka sebagian ruas jalan di wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut kurang memenuhi kriteria
sesuai dengan penetapan rencana fungsi jalannya seperti terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.21. Evaluasi Standar Fungsi Jalan di Kelurahan Kali Rungkut
NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan
Minimal (m) Evaluasi
Fungsi Jalan Lebar Jalan
1 Jalan Raya Rungkut Mejoyo Kolektor Sekunder 7 m 7 Sesuai
2 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 1 Lingkungan 5 m 4 Sesuai
3 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 2 Lingkungan 5 m 4 Sesuai
4 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 3 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
5 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 4 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
No Fungsi jalan Kecepatan minimal
(km/jam)
Lebar badan jalan
minimal (m)
1 Arteri Primer > 60 8
2 Arteri Sekunder > 20 8
3 Kolektor Primer > 40 7
4 Kolektor Sekunder > 20 7
5 Lokal Primer > 20 6
6 Lokal Sekunder > 10 5
7 Lingkungan > 10 4
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan
Minimal (m) Evaluasi
Fungsi Jalan Lebar Jalan
6 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 5 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
7 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 6 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
8 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 9 Lokal 5 m 5 Sesuai
9 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 10 Lokal 5 m 5 Sesuai
10 Jalan Rungkut Lor Lingkungan 3 m 4 Tidak Sesuai
11 Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 1 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
12 Jalan Tenggilis Mejoyo Selatan Lokal 7 m 6 Sesuai
13 Jalan Raya Tenggilis Kolektor Sekunder 7 m 7 Sesuai
14 Jalan Rungkut Industri 1 Lokal 12 m 6 Sesuai
15 Jalan Rungkut Industri 2 Lokal 12 m 6 Sesuai
16 Jalan Rungkut Harapan Lokal 5 m 5 Sesuai
17 Jalan Rungkut Harapan 12 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
18 Jalan Rungkut Harapan 13 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
19 Jalan Rungkut Harapan 15 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
20 Jalan Rungkut Harapan Blok K Lokal 3,5 m 5 Tidak Sesuai
21 Jalan Panduk Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai
22 Jalan Panduk 5 Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai
23 Jalan Raya Rungkut Arteri Sekunder 11 m 8 Sesuai
24 Jalan Tenggilis Mejoyo Kolektor Sekunder 9 m 7 Sesuai
25 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 11 Lokal 5,5 m 5 Sesuai
26 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 1 Lokal 5,5 m 5 Sesuai
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan
Minimal (m) Evaluasi
Fungsi Jalan Lebar Jalan
27 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 2 Lingkungan 5,5 m 4 Sesuai
28 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 3 Lokal 5,5 m 5 Sesuai
29 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 4 Lokal 5 m 5 Sesuai
30 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 5 Lokal 5 m 5 Sesuai
31 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 6 Lokal 5 m 5 Sesuai
32 Jalan Rungkut Mejoyo Utara 7 Lokal 5 m 5 Sesuai
33 Jalan Rungkut Alang-alang Kolektor Sekunder 9,5 m 7 Sesuai
34 Jalan Rungkut Lor Gang 6 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai
35 Jalan Rungkut Lor Gang 9 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai
36 Jalan Rungkut Lor Gang 10 Lokal 2 m 5 Tidak Sesuai
37 Jalan Rungkut Lor Gang 1 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai
38 Jalan Rungkut Lor 3 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai
39 Jalan Kali Rungkut Arteri Sekunder 6 m 8 Tidak Sesuai
40 Jalan Rungkut Mejoyo Gang 2 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
41 Jalan Bakung Gang 2 Lingkungan 2 m 4 Tidak Sesuai
42 Jalan Kali Waru Lingkungan 4 m 4 Sesuai
43 Jalan Rungkut Asri 15 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
44 Jalan Rungkut Asri 16 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
45 Jalan Rungkut Asri 20 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
46 Jalan Rungkut Asri 6 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
47 Jalan Rungkut Asri 7 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan
Minimal (m) Evaluasi
Fungsi Jalan Lebar Jalan
48 Jalan Rungkut Asri 8 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
49 Jalan Rungkut Asri 9 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
50 Jalan Rungkut Asri 10 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
51 Jalan Rungkut Asri Tengah Lokal 4,5 m 5 Tidak Sesuai
52 Jalan Rungkut Asri Utara 8 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
53 Jalan Rungkut Asri Utara 9 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
54 Jalan Rungkut Asri Utara 10 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
55 Jalan Rungkut Asri Utara 11 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
56 Jalan Rungkut Asri 1 Lokal 4,3 m 5 Tidak Sesuai
57 Jalan Rungkut Asri 2 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
58 Jalan Rungkut Asri 3 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
59 Jalan Rungkut Asri 4 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
60 Jalan Rungkut Asri 5 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
61 Jalan Rungkut Asri Kolektor Sekunder 11,5 m 7 Sesuai
62 Jalan Rungkut Asri Utara Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
63 Jalan Rungkut Asri Utara 2 Lingkungan 4 m 4 Sesuai
64 Jalan Rungkut Asri Utara 6 Lokal 4 m 5 Tidak Sesuai
65 Jalan Tenggilis Mejoyo Utara Lokal 5,5 m 6 Tidak Sesuai
66 Jalan Rungkut Industri Lor Gang 7 Lingkungan 3 m 4 Tidak Sesuai
67 Jalan Rungkut Kidul 8 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
68 Jalan Rungkut Lor 11 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
NO NAMA JALAN Kondisi Eksisting Standar Lebar Badan Jalan
Minimal (m) Evaluasi
Fungsi Jalan Lebar Jalan
69 Jalan Rungkut Industri Lor 7 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
70 Jalan Rungkut Kidul 2 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
71 Jalan Rungkut Kidul 3 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
72 Jalan Rungkut Kidul 5 Lokal 3 m 5 Tidak Sesuai
73 Jalan Rungkut Kidul Gang 5 Lingkungan 1,5 m 4 Tidak Sesuai
74 Jalan Rungkut Industri Arteri Sekunder 17 m 8 Sesuai
Sumber : Hasil Analisis 2012
Tabel 4.22. Pengendalian Jaringan Jalan berdasarkan Standar Pengembangan Hierarki dan Fungsi Jalan
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
Fungsi Jalan Arteri Sekunder
Kecepatan > 20 km/jam
Lebar badan jalan > 8 m
Jalan Arteri Sekunder terletak di Jalan
Rungkut Industri, Jalan Kali Rungkut, Jalan
Raya Rungkut
Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas
jalan arteri sekunder sudah memenuhi
standar kecepatan yang telah ditentukan
Lebar badan jalan pada ruas jalan arteri
sekunder ada yang sesuai dan ada yang tidak.
Ruas jalan yang sesuai terdapat di Jalan
Ruas Jalan Kali Rungkut tidak memenuhi standar lebar badan jalan
minimal sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada
standar pengembangan hierarki dan fungsi jalan.
Selain itu perlu adanya rehabilitasi jalan karena kondisi jalan
bergelombang agar sirkulasi lalu lintas berjalan lancar dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
Rungkut Industri dan Jalan Raya Rungkut.
Sedangkan Jalan Kali Rungkut tidak
memenuhi standar lebar badan jalan yang
sudah ditentukan
Kondisi jalan bergelombang di beberapa
tempat di Jalan Raya Rungkut dan Jalan Kali
Rungkut
Fungsi Jalan Kolektor Sekunder
Kecepatan > 20 km/jam
Lebar badan jalan > 7 m
Jalan Kolektor Sekunder terletak di Jalan
Rungkut Asri, Jalan Rungkut Alang-alang,
Jalan Tenggilis Mejoyo, Jalan Raya Tenggilis,
Jalan Raya Rungkut Mejoyo
Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas
jalan kolektor sekunder ini sudah memenuhi
standar kecepatan yang telah ditentukan
Lebar badan jalan ruas jalan kolektor
sekunder telah memenuhi standar lebar
badan jalan yang sudah ditentukan
Ruas jalan yang ada telah memenuhi standar. Sehingga diperlukan
adanya peningkatan fungsi jalan.
Fungsi Jalan Lokal
Kecepatan > 10 km/jam
Lebar badan jalan > 5 m
Jalan Lokal terletak di Jalan Rungkut Kidul 2,
Jalan Rungkut Kidul 3, Jalan Rungkut Kidul 5,
Jalan Rungkut Industri Lor 7, Jalan Rungkut
Lor 11, Jalan Rungkut Kidul 8, Jalan Tenggilis
Mejoyo Utara, Jalan Rungkut Asri Utara 6,
Ruas Jalan yang tidak memenuhi standar lebar badan jalan minimal
sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada standar
pengembangan hierarki dan fungsi jalan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
Jalan Rungkut Asri Utara, Jalan Rungkut Asri
1, Jalan Rungkut Asri Tengah, Jalan Rungkut
Asri 6, Jalan Rungkut Mejoyo Gang 2, Jalan
Rungkut Lor Gang 10, Jalan Rungkut Mejoyo
Utara 2, Jalan Rungkut Mejoyo Utara 3, Jalan
Rungkut Mejoyo Utara 4, Jalan Rungkut
Mejoyo Utara 5, Jalan Rungkut Mejoyo Utara
6, Jalan Rungkut Mejoyo Utara 7, Jalan
Rungkut Mejoyo Utara 11, Jalan Panduk,
Jalan Panduk 5, Jalan Rungkut Harapan Blok
K, Jalan Rungkut harapan 15, Jalan Rungkut
Harapan 12, Jalan Rungkut Harapan, Jalan
Rungkut Industri 1, Jalan Rungkut Industri 2,
Jalan Tenggilis Mejoyo Selatan, Jalan Rungkut
Mejoyo Selatan 9, Jalan Rungkut Mejoyo
Selatan 10
Kecepatan alat transportasi yang melalui ruas
jalan lokal sudah memenuhi standar
kecepatan yang telah ditentukan
Lebar badan jalan pada ruas jalan lokal ada
yang sesuai dan ada yang tidak. Jalan
Rungkut Harapan 12, Jalan Rungkut Harapan
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
13, Jalan Harapan Blok K, Jalan Panduk 5,
Jalan Panduk, Jalan Rungkut Lor 3, Jalan
Rungkut Lor Gang 10, Jalan Rungkut Mejoyo
Gang 2, Jalan Rungkut Asri 6, Jalan Rungkut
Asri Tengah, Jalan Rungkut Asri 1, Jalan
Rungkut Asri Utara, Jalan Rungkut Asri 6,
Jalan Tenggilis Mejoyo Utara, Jalan Rungkut
Kidul 8, Jalan Rungkut Lor 11, Jalan Rungkut
Industri Lor 7, Jalan Rungkut Kidul 2, Jalan
Rungkut Kidul 3, Jalan Rungkut Kidul 5 tidak
memenuhi standar lebar badan jalan yang
sudah ditentukan
Fungsi Jalan Lingkungan
Kecepatan > 10 km/jam
Lebar badan jalan > 4 m
Ruas jalan lokal terletak di Jalan Rungkut
Kidul Gang 5, Jalan Rungkut Industri Lor
Gang 7, Jalan Rungkut Asri Utara 2, Jalan
Rungkut Asri 1, Jalan Rungkut Asri 2, Jalan
Rungkut Asri 3, Jalan Rungkut Asri 4, Jalan
Rungkut Asri 5, Jalan Rungkut Asri 7, Jalan
Rungkut Asri 8, Jalan Rungkut Asri 9, Jalan
Rungkut Asri 10, Jalan Bakung Gang 2,
Jalan Kali Waru, Jalan Rungkut Asri 15,
Ruas Jalan yang tidak memenuhi standar lebar badan jalan minimal
sehingga perlu diadakannya pelebaran jalan didasarkan pada
standar pengembangan hierarki dan fungsi jalan.
Selain itu perlu adanya rehabilitasi jalan karena kondisi jalan
bergelombang agar sirkulasi lalu lintas berjalan lancar dan
mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
Jalan Rungkut Asri 16, Jalan Rungkut Asri
20, Jalan Rungkut Lor Gang 1, Jalan
Rungkut Lor 3, Jalan Rungkut Lor Gang 6,
Jalan Rungkut Lor Gang 9, Jalan Rungkut
Mejoyo Utara 2, Jalan Rungkut Harapan
13, Jalan Rungkut Lor, Jalan Rungkut
Mejoyo Selatan 1, Jalan Rungkut Mejoyo
Selatan 1, Jalan Rungkut Mejoyo Selatan
2, Jalan Rungkut Mejoyo Selatan 3, Jalan
Rungkut Mejoyo Selatan 4, Jalan Rungkut
Mejoyo Selatan 5, Jalan Rungkut Mejoyo
Selatan 6
Kecepatan alat transportasi yang melalui
ruas jalan lingkungan sudah memenuhi
standar kecepatan yang telah ditentukan.
Lebar badan jalan ada yang sesuai dan ada
yang tidak sesuai. Ruas jalan yang tidak
sesuai terletak di Jalan Rungkut Kidul
Gang 5, Jalan Rungkut Industri Lor Gang 7,
Jalan Bakung Gang 2, Jalan Rungkut Lor
Gang 1, Jalan Rungkut Lor 3, Jalan
Rungkut Lor Gang 6, Jalan Rungkut Lor
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Standar Pengembangan Hierarki dan
Fungsi Jalan RDTRK UP. Rungkut Kondisi Eksisting Evaluasi Optimalisasi Jalan
Gang 9, Jalan Rungkut Lor.
Sumber : Hasil Analisis 2012
Ada permasalahan-permasalahan yang terjadi di wilayah perencanaan Kelurahan Kali Rungkut seperti jalan-jalan rusak, berlubang, bergelombang
yang dapat mengganggu pengguna jalan. Terlebih lagi masalah tersebut berada di akses jalan arteri sekunder yaitu di daerah Jalan Raya Rungkut, Jalan Kali
Rungkut, lebih lengkap letaknya dapat dilihat pada peta kerusakan jalan hasil analisis dari peta kondisi jalan di Kelurahan Kali Rungkut berikut ini.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Berdasarkan peta analisis kondisi jalan di atas menunjukkan bahwa
mayoritas ruas jalan di Kelurahan Kali Rungkut memiliki kondisi aspal
baik. Dan sebagian kecil ruas jalan seperti Jalan Panduk yang kondisi
aspalnya buruk.
4.7.2 Analisa Pola Pergerakan
Berdasarkan fakta yang didapat melalui survei primer, di berbagai titik-
titik pergerakan masuk wilayah studi terjadi 2 arah pergerakan yaitu
masuk-keluar dan di dalam wilayah studi.
a) Analisa Pola Pergerakan Masuk Wilayah Studi dan Keluar
wilayah Studi
Pola pergerakan masuk dan keluar wilayah studi, pada umumnya
titik pola pergerakan wilayah studi terletak di ujung jalan baik main
entrance maupun main exit seperti Jalan Raya Rungkut, Jalan Raya
Rungkut Industri, Jalan Rungkut Kidul Industri.
b) Analisa Pola Pergerakan di dalam Wilayah Studi
Pola pergerakan di dalam wilayah studi ini pada umumnya terjadi
dikarenakan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain dalam jarak
yang dekat. Misalnya, pergerakan dari perumahan satu ke perumahan
yang lainnya, pergerakan dari lokasi bangkitan menuju lokasi tarikan.
Pola pergerakan dapat diklasifikasikan berdasarkan pelaku pergerakan
diantaranya:
4.7.2.1 Pola Pergerakan Orang
a) Pola Pergerakan Pekerja
Pola pergerakan kerja terjadi di dalam dan keluar wilayah
Kelurahan Kali Rungkut. Ada industri SIER di wilayah ini sehingga
mengakibatkan pola pergerakan orang tertuju ke pabrik industri, kantor-
kantor pemerintahan dan swasta serta ke pasar-pasar baik tradisional
maupun modern. Intensitas pola pergerakan orang pergi dan pulang kerja
meningkat pada waktu pagi (pukul 08.00-09.00 WIB) dan sore (pukul
16.00 – 17.00 WIB). Moda transportasi yang digunakan antara lain
sepeda, sepeda motor, mobil serta angkutan umum. Puncak pergerakan
orang ini terjadi pada pagi dan sore hari. Hal tersebut menimbulkan
dampak yang dapat dirasakan pada pagi dan sore hari yakni peningkatan
kepadatan lalu lintas yang relatif lebih padat daripada waktu lainnya.
b) Pola Pergerakan Pelajar
Jenis pola pergerakan ini terjadi pada pagi hari, siang, dan sore
hari karena terdapat beberapa macam fasilitas pendidikan diantaranya
adalah pendidikan formal yakni TK, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi
serta pendidikan non formal yakni pondok pesantren dan sekolah luar
biasa yang membuka jam belajarnya pada pagi, siang, dan sore hari.
Intensitas pola pergerakan orang pulang pergi dan pulang sekolah
meningkat di waktu pagi (07.00 – 07.30 WIB) dan siang (11.45-13.00
WIB), moda transportasi yang digunakan antara lain sepeda, becak,
kendaraan bermotor, mobil, angkutan umum dan juga ditemui siswa
sekolah yang memilih untuk berjalan kaki.
c) Pola Pergerakan Lainnya
Pola pergerakan lainnya yang dimaksud adalah pola pergerakan
yang tidak terjadwal. Pola pergerakan ini biasanya menuju ke tempat
fasilitas-fasilitas umum dan daerah perdagangan dan jasa seperti
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
pergerakkan ke lapangan olahraga, pusat perbelanjaan, dan yang lainnya.
Namun hal ini tidak menjadi kendala yang cukup besar, karena pada
umumnya pergerakan orang yang pergi ke fasilitas umum dan daerah
perdagangan dan jasa memiliki tingkat perekonomian menengah ke atas
jika ditinjau dari jenis kendaraan yang dipakai yakni mobil dan sepeda
motor.
4.7.2.2 Pola Pergerakan Barang
Pola pergerakan barang banyak ditemui di ruas Jalan Rungkut
Industri, Jalan Kali Rungkut karena menuju Industri SIER dan ruas Jalan
Raya Rungkut dan Jalan Rungkut Asri karena menuju pasar
kelurahan/surya. Moda transportasi yang digunakan dalam pola
pergerakan ini pun beragam mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil bak
terbuka (pick up), serta truk. Efek dari pergerakan barang ini khususnya di
Jalan Rungkut Kidul Industri yang terjadi pada pagi dan sore hari adalah
kemacetan. Ditambah dengan keadaan jalan arteri sekunder Jalan Kali
Rungkut yang perlu dilakukannya pelebaran jalan.
4.7.2.3 Pola Pergerakan Moda Angkutan Umum
Untuk pola pergerakan moda angkutan umum Kelurahan Kali
Rungkut terdiri dari beberapa jenis bemo seperti lyn U, JTK2, RT, GS, RBK,
H4. Jenis kendaraan yang digunakan untuk moda transportasi ini adalah
jenis suzuki carry. Pada pola pergerakan angkutan umum ini, semua
jaringan jalan di wilayah studi perencanaan dilalui oleh angkutan umum
terbukti dengan bemo lyn JTK2 yang sudah melewati jalan lingkungan.
Meskipun telah ada MPU yang melewati jalan lingkungan, untuk faktual
masyarakat Kelurahan Kali Rungkut kurang minat terhadapnya.
Dibuktikan dengan headway angkutan umum di Kelurahan Kali Rungkut
terjadi dengan rata-rata waktu 7 menit per macam angkutan dengan
kuantitas penumpang rata-rata 6 orang. Kuantitas penumpang rata-rata
yang tidak memenuhi setengah dari kuota keseluruhan per angkutan
mengindikasikan bahwa masyarakat Kelurahan Kali Rungkut tidak begitu
menggunakan moda angkutan umum tersebut.
Dari ketiga klasifikasi pola pergerakan, permasalahan yang sering
ditemui adalah adanya pertemuan antara 2 pola pergerakan pada waktu
yang bersamaan dan melewati jalan yang sama menyebabkan kepadatan
lalu lintas (kemacetan) di berbagai titik strategis seperti di persimpangan
Jalan Raya Rungkut, Jalan Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-alang.
Selain itu kepadatan ini juga dipicu oleh kualitas rambu-rambu lalu lintas
di titik-titik rawan kemacetan. Untuk lebih jelas mengenai titik-titik mana
saja yang mengalami kemacetan, dapat dilihat pada peta berikut ini.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.7.3. Analisa Fasilitas Transportasi
4.7.3.1 Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Lampu Lalu Lintas
Fasilitas transportasi berupa lampu penerangan jalan terdapat
di sepanjang jalan utama (arteri sekunder dan kolektor sekunder) dan
lokal. Dari segi fungsi dan kondisi prasarana, fasilitas tersebut cukup
memadai, dimana lampu penerangan mulai difungsikan menjelang
petang hari pukul 17.00 WIB. Sedangkan untuk penerangan jalan
lingkungan menggunakan penerangan dari rumah penduduk. Namun, di
beberapa waktu yang tak tentu, terdapat lampu penerangan jalan umum
yang mati sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang
pengendara yang cahaya penerangannya hanya berasal dari lampu sorot
kendaraan. Secara tidak langsung, hal tersebut mengakibatkan rawan
kecelakaan lau lintas.
Sedangkan untuk lampu lalu lintas juga mengalami kesamaan
dengan lampu PJU, dimana pada suatu waktu yang tentu mati. Terlebih
jika matinya lampu lalu lintas tersebut berada di pertigaan Jalan Raya
Rungkut, Jalan Kali Rungkut, dan Jalan Rungkut Alang-alang. Hal tersebut
mengakibatkan ketidakjelasan berhenti dan jalannya kendaraan
transportasi dan mengganggu arus lalu lintas.
4.7.3.2 Lahan Parkir
Ketersediaan lahan parkir bagi kendaraan secara umum
dibedakan menjadi 2 yaitu parkir kendaraan di badan jalan (on street
parking) dan parkir di luar badan jalan (off street parking).
a) Parkir tepi jalan (On Street Parking)
Parkir tepi jalan ini memanfaatkan lebar bahu jalan sekitar 2–3
meter pada masing masing ruas jalan. Pada siang hari penggunaan parkir
tepi jalan semakin banyak pada titik – titik tertentu seperti di depan
sekolah sehingga mengurangi fungsi kapasitas jalan. Seperti Jalan Raya
Rungkut Asri (area sekolah dan perumahan), Jalan Rungkut Asri Utara
(area restoran), serta Jalan Rungkut Alang-alang (area pasar).
Berkurangnya kapasitas jalan akan menghalangi kinerja laju kendaraan
dari satu arah tertentu dengan melihat lebar badan jalan yang tidak
memenuhi persyaratan (menyempit) atau berbentuk bottle neck sehingga
menyebabkan kemacetan yang bisa terjadi seperti jam–jam makan siang
untuk area restoran dan fasilitas pendidikan (sekolah).
b) Parkir Halaman (Off Street Parking)
Penyediaan sarana parkir halaman banyak jumlahnya dikarenakan
area perdagangan dan jasa, industri, bahkan perumahan sudah
mengalokasikan lahan untuk parkir. Parkir halaman terdapat di pusat
perbelanjaan Carefour, perumahan Rungkut Mejoyo, area perdagangan
dan jasa Raya Rungkut, serta pusat industri SIER.
4.7.3.3 Pangkalan
Pangkalan yang terdapat pada wilayah studi Kelurahan Kali
Rungkut adalah pangkalan angkutan umum, becak, dan ojek. Pangkalan
angkot di wilayah perencanaan terdapat Perumahan Rungkut Harapan
yang berada di Jalan Rungkut Harapan. Keberadaan Pangkalan angkot
yang berupa pangkalan angkot bayangan yang tidak seharusnya ada di
lokasi tersebut cukup mengganggu masyarakat karena berada pada
permukiman penduduk.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Pangkalan becak yang berada di wilayah Kelurahan Kali Rungkut
ini banyak dijumpai di sekitar pusat kegiatan. Lokasi pangkalan becak di
wilayah studi Kelurahan Kali Rungkut berada di di Jalan Raya Rungkut,
Jalan Kali Rungkut khususnya dekat Carefour serta di Jalan Rungkut Asri
Utara di depan kantor kelurahan Kali Rungkut. Kondisi dan keberadaan
pangkalan becak diatas tidak berpotensi untuk menimbulkan kemacetan
karena berada di luat bahu jalan.
Pangkalan Ojek yang berada di wilayah Kali Rungkut terletak di
Jalan Rungkut Asri Utara berdekatan dengan lokasi pangkalan becak. Hal
tersebut dikarenakan adanya pasar krempyeng di dekat kantor kelurahan,
sehingga ojek mengakomodir pola pergerakan orang disana
4.7.4 Analisa dan Proyeksi Kebutuhan Jaringan Jalan di Kelurahan Kali
Rungkut Tahun 2022.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan penduduk
akan jaringan jalan yang ada di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022
mendatang. Proyeksi ini didasarkan pada Pedoman Standar Pelayanan
Minimal Bidang Penataan Ruang, Permukiman dan Perumahan dan
Pekerjaan Umum (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana
Wilayah No. 534/KPTS/M/2001). Pedoman itu diselenggarakan untuk
mendukung penyediaan permukiman, pangan, aksesbilitas dan jaminan
peruntukan ruang merupakan kewenangan yang wajib dilaksanakan oleh
Daerah Kabupaten/Kota. Berikut ini merupakan tabel yang berisikan
standar pelayanan minimal terkait prasarana permukiman perkotaan
aspek prasarana lingkungan yakni jalan serta tabel analisis kondisi
eksisting pelayanan jaringan jalan di Kelurahan Kali Rungkut.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.23. Standar Pelayanan Minimal Jaringan Jalan
No. Bidang Pelayanan Indikator Standar Pelayanan
Kuantitas Kualitas
Cakupan Tingkat Pelayanan
1 PERMUKIMAN PERKOTAAN
2 PRASARANA LINGKUNGAN : Jaringan Jalan
a. Jalan Kota Panjang
jalan/Jumlah
penduduk.
Kecepatan rata-
rata.
Luas Jalan/Luas
Kota.
Panjang jalan
0,6 km/1000
penduduk.
Rasio luas jalan
5% dari luas
wilayah.
Kecepatan rata-
rata 15-20 km/jam.
Akses ke
semua bagian
kota dengan
mudah.
b. Jalan
Lingkungan
Rasio panjang jalan
dengan luas
wilayah
Panjang jalan
40-60 m/Ha.
Lebar 2-5 m.
Sumber: Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
No. Keterangan Kondisi Eksisting Aksesibilitas Proyeksi
Jumlah
Penduduk
tahun 2022
Panjang Jalan
Kota/Jumlah
Penduduk
Ratio Luas
Jalan/Luas
Wilayah (%)
Ratio Panjang Jalan
Lingkungan/Luas
Wilayah Panjang Jalan Kecepatan
minimal
rata-rata
(km/jam)
Luas
jalan
Luas
Wilayah Jalan
Kota
Jalan
LIngkungan
1 RW I 3,4 km 2,2 km 20 3,57 ha 24,0 ha Mudah 4195 jiwa 0,8 km/1000
penduduk
14,8% 91,6 m/Ha
2 RW II 1,3 km 0,3 km 20 0,66 ha 12,2 ha Mudah 1573 jiwa 0,8 km/1000
penduduk
5,4% 24,6 m/Ha
3 RW III 1,7 km - 20 0,85 ha 11,7 ha Mudah 260 jiwa 6,5 km/1000
penduduk
7,2% -/11,7
4 RW IV 2,4 km 0,3 km 20 1,53 ha 23,7 ha Mudah 5243 jiwa 0,4 km/1000
penduduk
6,45% 12,65 m/Ha
5 RW V 1,5 km 0,7 km 20 0,77 ha 11,4 ha Mudah 2621 jiwa 0,5 km/1000
penduduk
6,75% 61,4 m/Ha
6 RW VI - 0,3 km 20 0,06 ha 16,2 ha Mudah 3408 jiwa -/3408 jiwa 0,37% 18,51 m/Ha
7 RW VII 1,1 km - 20 0,55 ha 14,7 ha Mudah 524 jiwa 2,1 km/1000
penduduk
3,74% -/14,7
8 RW VIII - 0,5 km 20 0,15 ha 15,6 ha Mudah 4195 jiwa -/4195 jiwa 0,96% 32 m/Ha
9 RW IX - 0,9 km 20 0,36 ha 19,7 ha Mudah 2097 jiwa -/2097 jiwa 1,83% 45,68 m/Ha
10 RW X 0,7 km 2,4 km 20 1,26 ha 13,5 ha Mudah 272 jiwa 2,6 km/1000
penduduk
9,33% 178 m/Ha
Tabel 4.24. Proyeksi Kebutuhan Jaringan Jalan Tahun 2022
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Sumber: Hasil Analisis 2012
: Kondisi Eksisting yang tidak sesuai dengan SPM
Berdasarkan hasil analisis di atas, menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang harus diperbaiki sehingga mencukup standar minimal pelayanan prasarana
permukiman perkotaan di Kelurahan Kali Rungkut yaitu :
Panjang jalan kota di RW IV, V, VI, VIII, IX harus ditambah panjangnya sehingga bisa mengakomodasi 1000 penduduk tiap 0,6 km.
Rasio luas jalan kota dengan luas wilayah yang minimal 5%, eksisting di lapangan ada yang tidak sesuai atau di bawah standar pelayanan minimal
yang telah ditetapkan yakni di RW VI, VII, VIII, IX, dan XIV.
Sedangkan untuk rasio panjang jalan lingkungan dengan luas wilayah yang minimal 40-60 m/Ha, kondisi eksisting di Kelurahan Kali Rungkut dari
analisis di atas menunjukkan bahwa mayoritas jalan lingkungan belum sesuai dengan standar pelayanan minimal. Dibuktikan dengan jalan
lingkungan yang sesuai hanya di RW I, V, IX, X, dan XI.
11 RW XI 2,1 km 1,5 km 20 1,77 ha 12,1 ha Mudah 2359 jiwa 0,9 km/1000
penduduk
14,62% 124 m/Ha
12 RW XIV 0,7 km 0,1 km 20 0,24 ha 13,6 ha Mudah 252 jiwa 2,7 km/1000
penduduk
1,76% 7,35 m/Ha
13 RW XV 1,6 km 0,1 km 20 0,94 ha 12,4 ha Mudah 269 jiwa 5,9 km/1000
penduduk
7,58% 8 m/Ha
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
4.8 ANALISA FASILITAS PERKOTAAN
Fasilitas merupakan salah satu penunjang dalam proses perencanan. Keberadaan dan kualitas fasilitas berperan penting dalam kelancaran aktivitas masyarakat sehari- hari. Fasilitas perkotaan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut antara lain fasilitas perdangan dan jasa, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan, fasilitas bangunan pemerintah dan bangunan umum, fasilitas olah raga, fasilitas umum, dan fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam. Fasilitas perkotaan ini cenderung pada pusat pelayanan masyarakat baik yang berhubungan dengan kebutuhan perekonomian, kesehatan,pemerintah dan kebutuhan-kebitihan lainnya.
Pada bab analisa fasilitas perkotaan ini akan dilakukan analisa mengenai proyeksi kebuthan jumlah sarana fasilitas perkotaan untuk tahun 2012 sampai dengan tahun 2022. Analisa ini mencakup analisa fasilitas pendidikan, peribadatan, kesehatan, perdagangan dan jasa, bengunan pemerintahan dan bangunan umum, fasilitas olah raga, serta Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam. Analisa ini mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 Tentang Tata cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Jumlah penduduk suatu wilayah sangat berpengaruh dalam penentuan kuantitas serta kapasitas sarana fasilitas perkotaan yang akan disediakan pada proyeksi tahun yang akan datang. Oleh sebab itu, perhitungan proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas perkotaan untuk 10 tahun ke depan berdasarkan jenis fasilitas perkotaan adalah sebagai berikut:
4.8.1 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Kegiatan perdagangan dan jasa di Kelurahan Kali Rungkut berkembang pesat, terutama pada koridor-koridor jalan utama, antara lain pada sepanjang koridor Jalan Raya Rungkut yang telah mamapu memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Kawasan perdagangan, perniagaan, dan jasa komersial dengan jasa pelayanan lingkungan sampai
dengan kota diarahkan pada pusat pertumbuhan kegiatan masyarakat dengan mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung ruang serta lingkup pelayanan. Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan jasa adalah:
a. Toko atau warung (skala pelayan unit RT ≈ 250 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuha sehari-hari. Luas lantai yang dibutuhkan ± 50 m2 termasuk gudang kecil. Apabila merupakan bangunan tersendiri (tidak menjadi satu dengan rumah tinggal), maka luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2. Proyeksi jumlah kebutuhan sarana perdagangan berupa toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas perdagangan berupa toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah 109 unit dengan luas lantai ± 50 m2 dan luas tanah 100 m2.
b. Pertokoan (skala pelayanan 6.000 penduduk), yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan jasa seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya. Luas lantai yang dibutuhkan 1.200 m2. Sedangkan luas tanah yng dibutuhkan 3.000 m2 dan juga dilengkapi dengan tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama kegiatan lain pada pusat lingkungan seperti saran-sarana lain yang erat kaitannya dengan kegiatan warga, contohnya pos keamanan.
Toko/warung2022 =
= 108,32 = 109 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 5 (lima) unit dengan luas lantai 1.200 m2 dan luas tanah 3.000 m2.
c. Pusat pertokoan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit kelurahan ≈ 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari termasuk sayur, daging, buah, ikan, beras, tepung, bahan-bahan pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat pelengkap pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti warnet, wartel, dan sebagainya. Luas lahan yang dibutuhkan 10.000 m2. Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan berupa pusat pertokoan atau pasar lingkungan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas perdagangan di Kelurahan Kali Rungkut berupa pusat pertokoan atau pasar lingkungan pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan yang dibutuhkan 10.000 m2.
d. Bank cabang pembantu dengan skala pelayanan 1 (satu) unit bank tersebut melayani 30.000 penduduk dengan membutuhkan luas lahan minimal 100 m2.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas jasa berupa bank cabang pembantu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas jasa di Kelurahan Kali Rungkut berupa bank cabang pembantu pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimal 100 m2.
Perkiraan jumlah fasilitas perdagangan dan jasa yang diperlukan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.25 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No. Jenis Fasilitas
Perdagangan dan
Jasa
Kondisi Eksisting (unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani (jiwa)
Luas Lahan
Minimal (m
2)
Radius Pencap
aian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun 2022
(unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
1. Perdagangan:
2. Toko/ Warung
38 250 100 - 109 70
3. Pertokoan
5 6.000 3.000 - 5 -
4. Pusat Pertokoan/ Pasar Lingkung
an
3 30.000 10.000 - 1 -
Pertokoan2022 =
= 4, 51 = 5 Unit (pembulatan)
Pusat Pertokoan/ Pasar Lingkungan2022 =
= 0,9 = 1 Unit
(pembulatan)
Bank Cabang Pembantu2022 =
= 0,9 = 1 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
No. Jenis Fasilitas
Perdagangan dan
Jasa
Kondisi Eksisting (unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani (jiwa)
Luas Lahan
Minimal (m
2)
Radius Pencap
aian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun 2022
(unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
5. Jasa:
6. Bank 1 30.000 100 - 1 -
TOTAL 47 116 70
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan tabel 4.20 diketahui bahwa banyak yang perlu ditambahkan pada sarana fasilitas perdagangan dan jasa agar sesuai dengan standar pelayanan minimum yang etlah ditetapkan. Meskipun Kelurahan Kali Rungkut dikenal sebagai lokasi perindustrian dan perdagangan dan jasa, akan tetapi jumlah toko atau warung pada kelurahan tersebut hanya 38 unit dan diproyeksikan pada tahun 2022 memerlukan sebanyak 109 unit sehingga perlu dilakukan penambahan sebanyak 70 unit. Untuk sarana fasilitas perdagangan berupa pertokoan telah mencukupi dan untuk pusat pertokoan atau pasar lingkungan telah lebih dari cukup untuk memnuhi standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas perdagangan dan jasa ditemukan bahwa sejumlah jenis fasilitas perdagangan dan jasa perlu dtitngkatkan kuantitasnya terutama pada jumlah toko atau warung . Untuk kedepannya diharapkan pihak swasta berperan banyak dalam pengembangan pembangunan toko dan warung di Kelurahan Kali Rungkut. Hal tersebut didukung karena sebagian besar yang membiayai pembangunan toko dan warung yang ada saat ini berasal dari pihak swasta. Akan tetapi untuk selanjutnya, diharapkan peran koordinatif dari pihak pemerintah untuk mendukung usaha dalam pengembangan pembangunan toko atau warung di Kelurahan Kali Rungkut.
4.8.2. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan yang dimaksud adalah fasilitas pendidikan formal, antara lain Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Perguruan Tinggi. Fasilitas pendidikan di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikatakan lengkap karena telah tersedia fasilitas pendidikan dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) hingga jenjang Perguruan Tinggi.
a. Taman Kanak-Kanak (TK) Standar yag digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak adalah:
Berdasarkan minimum penduduk yang mendukung keberadaan Taman Kanak-Kanak (TK) adalah tiap 1 (satu) unit Taman Kanak-Kanak(TK) dibutuhkan 1.000 jiwa, dengan 2 (dua) kelas dan tiap kelasnya terdiri atas 35 murid dengan jenjang usia 5-6 tahun.
Luasan tanah yang dibutuhkan untuk fasilitas ini adalah 1.200 m2. Dengan radius pelayanan 500 meter. Lokasi tingkat sekolah ini sebaiknya derada pada tengah-tengah kelompok keluarga, tidak menyeberang jalan raya, dan bergabung denga taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Taman Kanak-Kanak di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 27 unit, dan luas lahan yang dibutuhkan 1.200m2.
TK2022 =
= 27, 08 = 27 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
b. Sekolah Dasar (SD) Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar (SD) adalah:
Minimum penduduk yang mendukung setiap 1 (satu) unit Sekolah Dasar (SD) adalah 1.600 jiwa, dengan 6 kelas dan tiap kelasnya terdiri atas 40 murid dengan usia 7-12 tahun
Radius jangkauan pencapaian pelayanan maksimum 1.000 m dengan luas lahan minimum 2.000 m2.
Lokasi tingkat Sekolah Dasar (SD) ini diharapkan berada di tengah-tengah kelompok keluarga, tidak menyeberang jalan raya, dan bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokkan kegiatan.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Dasar (SD) adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Sekolah Dasar di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 17 unit, dan luas lahan yang dibutuhkan 2.000m2.
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Pertama adalah:
Minimum penduduk yang mendukung setiap 1 (satu) unit SMP adalah 4.800 jiwa dengan kelompok umur 13-15 tahun.
Tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sesuai dengan standar, menampung sebanyak 18 ruang
kelas dengan jumlah siswa pada tiap kelasnya adalah 35 siswa.
Lokasi tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebaiknya dapat dijangkau oleh kendaraan umum, disatukan dengan lapangan olah raga, dan tidak selalu harus di pusat lingkungan dengan radius pencapaian yang disarankan oleh standar kebutuhan adalah maksimum 1.000 meter. Luasan tanah yang dibutuhkan untuk fasilitas ini adalah 9.000 m2.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui kebutuhan Sekolah Menengah Pertama di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dengan luas lahan 9.000 m2.
d. Sekolah Menengah Atas (SMA/MK)
Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) adalah dengan memperhatikan kelompok umur 16-18 tahun sebab kelompo umumr tersebut merupakan golongan umur yang menempuh jenjang tersebut. Standar dalam perhitungan setiap 1 (satu) unti Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) didukung oleh 4.800 penduduk dengan radius pencapaian 3.000 m dengan luas lahan minimum adalah 12.500 m2. Lokasi yang dianjurkan adalah lokasi yang dapat dijangkau dengan kendaraan umum, disatukan dngan lapangan olah raga, dan tidak selalu harus terletak di pusat lingkungan dengan radius pencapaian yang disarankan oleh standar.
SD2022 =
= 16,93 = 17 Unit (pembulatan)
SMP2022 =
= 5, 64 = 6 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas pendidikan berupa Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat diketahui kebutuhan Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dan dengan luas lahan minimum 12.500 m2.
Maka perkiraan jumlah fasilitas pendidikan yang diperlukan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.26 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Pendidikan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No.
Jenis Fasilitas Pendidik
an
Kondisi Eksisti
ng (unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan Minimal (m
2)
Radius Pencapaian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun
2022 (unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
12 1000 1.200 500 27 15
2. Sekolah Dasar (SD)
8 1.600 2.000 1.000 17 9
3. Sekolah Meneng
ah Pertama
3 4.800 9.000 1.000 6 3
No.
Jenis Fasilitas Pendidik
an
Kondisi Eksisti
ng (unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan Minimal (m
2)
Radius Pencapaian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun
2022 (unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
(SMP)
4. Sekolah Menengah Atas (SMA/M
K)
2 4.800 12.500 3.000 6 4
5. Perguruan Tinggi
2 - - - 2 -
TOTAL 27 58 31
Sumber: Hasil Analisis 2012
Pada tabel 4.21 nampak jelas bahwa sarana fasilitas pendidikan berupa Taman Kanak-Kanak (TK) di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 masih perlu ditambahkan sebanyak 15 unit untuk memenuhi standar minimum pelayanan. Sarana fasilitas pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kelurahan Kali Rungkut juga perlu ditambahkan sebanyak 9 unit agar pada tahun 2022 dapat memnuhi standar pelayanan minimum. Hal serupa juga perlu dilakukan pada sarana fasilitas Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kelurahan Kali Rungkut, yakni perlu ditambahkan sebanyak 3 (tiga) unit agar pada tahun 2022 standar pelayanan minimum dapat terpenuhi. Sekolah Menengah Atas (SMA/MK) di Kelurahan Kali Rungkut perlu ditambahkan sebanyak 4 (empat) unit agar pada tahun 2022 standar pelayanan minimum dapat terpenuhi. Sedangkan untuk perguruan tinggi, pada dasarnya lingkup pergururan tinggi adalah nasional sehingga 2 (dua) unit yang ada di Kelurahan Kali Rungkut telah memenuhi standar pelayanan minimum hingga tahun 2022.
SMA2022 =
= 5, 64 = 6 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas pendidikan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan perlu ditambahkan kuantitasnya yakni Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK). Untuk kedepan, diharapkan pihak swasta berperan banyak dalampengembangan pembangunan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK) di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan sebagian besar yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut berasal dari pihak swasta. Akan tetapi, diharapkan peran koordinatif dari pihak pemerintah untuk mendukung usaha dalam pengembangan pembangunan Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA/ MK). di Kelurahan Kali Rungkut serta peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.
4.8.3 Fasilitas Peribadatan
Pemenuhan kebutuhan akan jenis sarana peribadatan di Kelurahan Kali Rungkut sudah cukup terpenuhi dengan penyebaran fasilitas yang merata pula. Berbagai jenis tempat ibadah tersedia dengan penyebaran yang merata di tiap RW, kecuali pada beberapa jenis tempat ibadah khusus penyebarannya tidak merata bahkan tidak tersedia, yakni untuk pura dan vihara. Hal ini dikarenakan pemeluk agama tersebut jumlahnya tidak terlalu banyak. Penambahan jumlah tempat ibadah sejalan dengan pertumbuhan penduduk.
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut sebagian besar didominasi oleh masjid dan musholla yang merupakan fasilitas peribadatan bagi penduduk setempat yang memeluk agama Islam. Hal tersebut dikarenakan mayoritas penduduk di Kelurahan Kali Rungkut beragama Islam, yaitu 77% dari total jumlah penduduk tahun 2012. Selain itu terdapat pula gereja bagi umat kristen atau pun katolik.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan untuk menentukan fasilitas peribadatan adalah:
a. Langgar atau Musholla dibutuhkan oleh kelompok penduduk 250 jiwa dan sekurang-kurangnya disediakan pada tiap unit lingkungan, dengan luas tanah minimum 100m2.
b. Masjid kecil dibutuhkan oleh kelompok penduduk 2.500 jiwa, dengan luas lahan minimum adalah 600 m2.
c. Masjid kelurahan atau masjid Jami’ disediakan untuk kelompok penduduk 30.000 jiwa, dengan luas lahan minimum 3,600 m2.
d. Masjid kecamatan atau masjid besar disediakan untuk kelompok penduduk 120.000 jiwa, dengan luas lahan minimum 5.400 m2.
1. Langgar atau Musholla
Berdasarkan standar di atas maka Kelurahan Kali Rungkut termasuk pada kelompok yang membutuhkan Musholla atau langgar, berikut perhitungan proyeksinya:
a. Perhitungan proyeksi kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa Langgar atau Musholla
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka langgar atau musholla yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 untuk memenuhi kegiatan peribadatannya sebanyak 108 unit dengan luas lahan minimum 100 m2.
2. Masjid
Berdasarkan standar di atas maka Kelurahan Kali Rungkut termasuk pada kelompok yang membutuhkan Masjid Kecil, berikut perhitungan proyeksinya:
Langgar2022 =
= 108,32 = 108 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
b. Perhitungan proyeksi kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa Masjid Kecil
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka Masjid Kecil yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan minimum 600 m2.
3. Gereja
Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja adalah sebagai berikut:
1 (unit) gereja melayani 2.500 penduduk dengan luas lahan minimal 600 m2
Berdasarkan standar tersebut maka jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022, berikut perhitungan proyeksinya: Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas peribadatan berupa gereja di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan minimum 600 m2.
Maka perkiraan jumlah sarana fasilitas peribadatan yang dibutuhkan Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.27 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Peribadatan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No.
Jenis Fasilitas
Peribadatan
Kondisi
Eksisting
(unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan Minimal (m
2)
Radius Pencapaian (m
2)
Proyeksi Kebutuh
an Tahun 2022 (unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
1. Musholla/ Langgar
36 250 100 - 108 72
2. Masjid 9 2500 600 - 11 2
3. Gereja 6 2.500 600 - 11 5
TOTAL 51 130 79
Sumber: Hasil Analisis 2012
Pada tabel 4.22 dapat diketahui bahwa untuk memenuhi standar pelayanan minimum pada tahun 2022 di Kelurahan Kali Rungkut perlu diberlakukan penambahan pada sarana fasilitas peribadatan. Pada sarana fasilitas peribadatan berupa musholla atau langgar kondisinya saat ini sejumlah 36 unit, dan pada tahun 2022 diproyeksikan perlu sebanyak 108 unit sehingga perlu ditambahkan 72 unit. Hal serupa juga diberlakukan pada fasilitas peribadatan berupa masjid. Jumlah masjid yang ada saat ini di Kelurahan Kali Rungkut adalah 9 unit, dan hasil proyeksi menunjukkan pada tahun 2022 diperlukan ada 11 unit sehingga perlu ditambahkan sebanyak 2 unit. Gereja yang ada saat ini di Kelurahan Kali Rungkut sejumlah 6 unit, dan hasil proyeksi menunjukkan pada tahun 2022 diperlukan ada 11 unit sehingga perlu penambahan sebanyak 5 unit.
Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas peribadatan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan perlu ditambahkan kuantitasnya yakni musholla/ langgar, masjid, dan gereja. Untuk kedepan, diharapkan pihak swasta dan pihak pemerintah dapat berperan aktif
Masjid Kecil2022 =
= 10,832 = 11 Unit (pembulatan)
Gereja2022 =
= 10,832 = 11 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
dalam pengembangan pembangunan musholla/ langgar, masjid, dan gereja di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut yang berada di perumahan dan permukiman umumnya berasal dari pihak swasta, sedangkan untuk fasilitas peribadatan yang terdapat di sepanjang jalan utama kalirngkut dan permukiman perkampungan di biayai pemerintah serta swadaya masyarakat. Tidak lupa peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.
4.8.4 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang di Kelurahan Kali Rungkut dapat dikatakan lengkap, hal ini mengindikasikan bahwa secara keseluruhan untuk fasilias kesehatan dengan skala pelayanan lokal seperti praktek dokter, puskesmas, bidan, posyandu, apotek, klinik, dan lain sebagainya telah mampu melayani kebutuhan penduduk Kelurahan Kali Rungkut. Standar yang digunakan dalam perhitungan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan standar Nasional Indonesia (SNI) 03-1733-2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Fasilitas kesehatan yang dianalisis antara lain poliklinik, puskesmas, pembantu posyandu, praktek dokter, dan apotek. Berikut standar-standar terkait fasilitas kesehatan:
a. Poliklinik Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa poliklinik adalah:
1 (satu) unit poliklinik tersebut melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal seluas 3.000 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 4.000 meter.
Lokasi setingkat poliklinik ini diharapkan dapat dijangkau kendaraan umum.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa poliklinik di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah kebutuhan akan sarana fasilitas kesehatan berupa poliklinik di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 ada sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 3.000 m2 dan radius pencapaian maksimum 4.000 m2.
b. Puskesmas Pembantu Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu adalah:
1 (satu) unit puskesmas pembantu mampu melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal seluas 300 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.
Lokasi setingkat puskesmas pembantu ini diharapkan dapat dijangkau dengan kendaraan umum.
Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa puskesmas pembantu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 300 m2 dan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.
Poliklinik2022 =
= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)
Puskesmas Pembantu2022 =
= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
c. Posyandu Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa pasyandu adalah:
1 (satu) unit tersebut melayani 1.250 penduduk dan membutuhkan lahan minimal sebesar 60 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 500 meter. Lokasi setingkat
posyandu ini diharapkan berda ditengah-tengah kelompok tetangga dan tidak menyeberang jalan raya. Proyeksi jumlah kebutuhan akan fasilitas kesehatan berupa posyandu di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana failitas kesehatan berupa posyandu di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 22 unit dengan luas lahan minimum 60 m2 dan radius pencapaian maksimum 500 meter.
d. Praktik dokter Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa praktik dokter adalah:
1 (satu) unit praktik dokter melayani 5.000 penduduk dengan radius pencapaian 1.500 meter.
Lokasi setingkat praktik dokter ini diharapkan dapat dijangkau dengan kendaraan umum.
Proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan berupa praktik dokter di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa praktik dokter di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 6 unit dengan radius pencapaian 1.500 meter.
e. Apotek Standar yang digunakan dalam perhitungan proyeksi kebutuhan fasilitas kesehatan berupa apotek adalah:
1 (satu) unit apotek tersebut melayani 30.000 penduduk dan membutuhkan lahan minimal 250 m2 dan dengan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.
Lokasi setingkat apotek ini diharapkan mudah dijangkau kendaraan umum.
Proyeksi jumlah kebutuhan fasilitas kesehatan berupa apotek di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas kesehatan berupa apotek di Kelurahan Kali Rungkut adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan minimum 250 m2 dan radius pencapaian maksimum 1.500 meter.
Maka perkiraan jumlah sarana fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Posyandu2022 =
= 21,6 = 22 Unit (pembulatan)
Praktik Dokter2022 =
= 5,41 = 6 Unit (pembulatan)
Apotek2022 =
= 0,90 = 1 Unit (pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.28 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Kesehatan Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No.
Jenis Fasilitas
Kesehatan
Kondisi Eksisti
ng (unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan Minimal (m
2)
Radius Pencapaian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun
2022 (unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
1. Poliklinik 1 30.000 3000 4.000 1 -
2. Puskesmas
Pembantu
1 30.000 300 1.500 1 -
3. Posyandu
21 1.250 60 500 22 1
4. Praktik Dokter
32 5.000 - 1.500 6 -
5. Apotek 9 30.000 250 1.500 1 -
TOTAL 64 31 1
Sumber: Hasil Analisi 2012
Berdasarkan data tabel 4.23 maka dapat diketahui bahwa secara keseluruhan kuantitas sarana fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut telah terpenuhi dan pada tahun 2022 diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan kondisis fasilitas pada tahun 2012. Namun pada sarana fasilitas kesehatan berupa posyandu perlu ditambahkan 1 (satu) unit agar pada tahun 2022 dapat memenuhi standar pelayanan minimum yang telah menjadi acuan.
Berdasarkan hasil analisis pada aspek fasilitas kesehatan ditemukan hasil bahwa hampir secara keseluruhan tidak perlu ditambahkan kuantitasnya. Hanya saja pada posyandu perlu ditambahkan 1 (satu) seperti pada penjelasan di atas. Untuk kedepan, diharapkan pihak
pemerintah dapat berperan aktif dalam pengembangan pembangunan seluruh jenis fasilitas kesehatan di Kelurahan Kali Rungkut. Hal ini dikarenakan yang membiayai pembangunan atas jenis fasilitas tersebut secara umum adalah pihak pemerintah. Akan tetapi, untuk menunjang perbaikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas diharapkan pula ada pihak swasta ikut koordinasi secara aktif dalam pembangunan fasilitas yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut. Tidak lupa peran serta masyarakat untuk terus menjaga kondisi dan melestarikan fasilitas yang ada.
4.8.5 Fasilitas Bangunan Pemerintahan Dan Bangunan Umum
Fasilitas bangunan pemerintah adalah kantor-kantor administrasi pemerintahan (eksekuitf, legislatif, dan yudikatif) dan kantor pemerintah lainnya seperti kantor polisi, kantor pos, kantor teleon, PLN, PDAM, dan lain sebagainya yang berkaitan erat dengan tata pemerintahan. Fasilitas pemerintahan dan bangunan umum terdapat di Kelurahan Kali Rungkut ini dibagi menjadi 3 (tiga) unit pelayanan, yakni Unit Masyarakat, Unit Lingkungan, dan Unit Distrik.
a. Lingkup Unit Masyarakat Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk lingkup unit masyarakat adalah untuk 2.500 jiwa dalam bentuk balai RW dan pos keamanan lingkungan dengan luas lahan minimum 472 m2. Proyeksi kebutuhan sarana fasilitas bangunan umum dan bangunan pemerintahan dalam lingkup unit masyarakat di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka sarana fasilitas bangunan umum dan pemerintahan lingkup unit masyarakat yang
Bangunan Umum Lingkup Unit Masyarakat2022 =
= 10,8 = 11 (Pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 11 unit dengan luas lahan 472 m2.
b. Lingkup Unit Lingkungan Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk unit lingkungan adalah untuk 30.000 jiwa yaitu tersedia 1 (satu) unit kantor pos pembantu, dan kantor kelurahan dengan luas lahan 3.512 m2. Proyeksi kebutuhan sarana fasilitas bangunan umum dan bangunan pemerintahan dalam lingkup unit lingkungan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas maka sarana fasilitas bangunan umum dan pemerintahan lingkup unit lingkungan yang dibutuhkan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 1 (satu) unit dengan luas lahan 3.512 m2.
c. Lingkup Unit Distrik Standar pelayanan minimum yang dibutuhkan pada fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum untuk unit lingkungan distrik adalah adanya fasilitas pemerintahan berskala kecamatan yakni kantor kecamatan, kantor PLN, kantor PDAM, dan lain sebagainya. Bagi penduduk setempat fasilitas tersebut masih dapat dilayani oleh fasilitas sejenis yang ada di sekitar wilayah perencanaan.
Maka, jumlah kebutuhan sarana fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.29 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Bangunan Pemerintahan dan Bangunan Umum Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No. Jenis Fasilitas
Bangunan Pemerinta
han dan Bangunan
umum
Kondisi
Eksisting
(unit)
Jumlah Penduduk yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan Minimal (m
2)
Radius Pencapaian (m
2)
Proyeksi Kebutuhan
Tahun 2022 (unit)
Jumlah yang
Belum Terpenuhi (unit)
1. Lingkup Unit Masyarakat
2. Balai RW 25 2.500 472 - 11 -
3. Pos Keamana
n Lingkunga
n
50 2.500 472 - 11 -
4. Lingkup Unit Lingkungan
5. Kantor Pos
Pembantu
1 30.000 3.512 - 1 -
6. Kantor Kelurahan
1 30.000 3.512 - 1 -
7. Lingkup Unit Distrik
8. Kantor Kecamata
n
1 120.000 - - 1 -
9. Kantor PLN
1 120.000 - - 1 -
10. Kantor PDAM
1 120.000 - - 1 -
TOTAL 80 27 -
Sumber: Hasil Analisis 2012
Bangunan Umum Lingkup Unit Lingkungan2022 =
= 0,9 = 1 (Pembulatan)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Berdasarkan tabel 4.24 dapat diketahui bahwa secara garis besar sarana fasilitas bangunan pemerintahan dan bangunan umum di Kelurahan Kali Rungkut telah terpenuhi dan pada tahun 2022 diprediksi tidak akan jauh berbeda dengan kondisi fasilitas pada tahun 2012. Justru kondisi eksisting fasilitas bangunan umum dan pemerintahan seperti balai RW dan pos keamanan lingkungan melampaui dari jumlah yang diproyeksikan.
Berdasarkan hasil analissi pada aspek fasilitas bangunan umum dan pemerintahan diketahui bahwa tidak perlu ditambahkan kuantitasnya, akan tetapi untuk menjaga kualitasnya perlu peran dari pihak pemerintah. Hal ini dikarenakan pada umumnya bangunan tersebut memang sejak awal dibiayai oleh pemerintah. Dukungan dari masyarakat sekitar juga perludalam menjaga fasilitas tersebut agar tetap terawat dan dapat digunakan secara optimal.
4.8.6. Fasilitas Olah Raga
Fasilitas olah raga yang terdapat di Kelurahan Kali Rungkut meliputi fasilitas olah raga ruang tertutup (berupa GOR)dan ruang terbuka atau out door (lapangan) yang diantaranya digunakan untuk jenis olah raga biliard, voli, bulu tangkis, basket, sepak bola, dan fitness. Sedangkan untuk pengembangannya diutamakan pada peningkatan dari segi kualitas fasilitas yang ada saat ini, baik ditinjau dari peningkatan daya tampung maupun mutu sarana dan prasananya, hal ini mengingat tidak memungkinkannya peningkatan secara kuantitas sebab keterbatas lahan yang ada di Kelurahan Kali Rungkut.
Melihat yang ada pada saat ini, jumlah sarana fasilitas olah raga sudah mencukupi dan mampu pelayani kebutuhan penduduk Kelurahan Kali Rungkut akan fasilitas olah raga meninjau jumlah fasilitas olah raga yang tersedia sebanyak 6 unit.
Untuk fasilitas olahraga akan diutamakan dalam peningkatan dari segi kualitas, sebab secara kuantitas dirasa cukup dan teah memnuhi kebutuhan yang ada. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
memberi penambahan jumlah pada fasilitas olahraga di Kelurahan Kali Rungkut ini. Dalam upaya peningkatan kualitas, diharapkan kedepannya pihak pemerintah dan pihak sasta dapat saling berkoordinasi aktif untuk mendukung pengembangan pembangunan fasilitas olahraga di Kelurahan Kali Rungkut. Nantinya, pihak swasta dapat lebih difokuskan pada fasilitas olahraga yang terdapat pada permukiman. Sedangkan untuk fasilitas olahraga yang publik akan diarahkan untuk pihak pemerintah. Tentunya peran serta dari masyrakat untuk menjaga dan merawat fasilitas tersebut juga sangatlah penting.
4.8.7. Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan Makam
Penggunaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah perencanaan terdiri atas makam, lahan kosong, Ruang Terbuka Hijau (RTH) lingkungan, dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) lokal. Luas wilayah untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kelurahan Kali Rungkut sebesar 8 Ha atau 3,09 % dari luas wilayah. Penentuan standar keseluruhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah:
a. Setiap unit RT ≈ kawasan berpenduduk 250 jiwa dibutuhkan minimal 1 (satu) untuk taman yang dapat memberikan kesegaran pada kota, baik udara segar maupun cahaya matahari, sekaligus tempat bermain anak-anak. Sekurang-kurangnya diperlukan 250 m2 atau dengan standar 1 m2 / penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RT di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam
RTH Unit RT2022 =
= 320 m2
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
untuk unit RT di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebesar 320 m2.
b. Setiap unit RW ≈ kawasan berpenduduk 2.500 jiwa diperlukan sekurang-kurangnya 1 (satu) daerah terbuka berupa taman, di samping daerah-daerah terbuka yang telah ada pada tiap kelompok 250 penduduk, sebaiknya yang berfungsi sebagai taman tempat main anak-anak dan lapangan olah raga untuk kegiatan olah raga. Luas lahan minimal 1.250 m2 atau dengan standar 0,5 m2 / penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RW di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit RW di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 64 m2.
c. Setiap unit kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa. Pada unit ini diperlukan taman dan lapangan olah raga untuk melayani kebutuhan kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olah raga, upacara, dan kegiatan lainnya. Luas lahan minimal seluas 9.000 m2 atau dengan standar 0,3 m2/ penduduk. Berdasarkan standar di atas maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit kelurahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam untuk unit kelurahan di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 adalah sebanyak 9 m2
Maka proyeksi jumlah kebutuhan sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 hingga tahun 2022 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.30 Perhitungan Proyeksi Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Makam Kelurahan Kali Rungkut Tahun 2012-2022
No.
Jenis Fasilitas Bangunan
Pemerintahan dan
Bangunan umum
Kondisi Eksisting (Ha)
Jumlah Pendudu
k yang Dilayani
(jiwa)
Luas Lahan
Minimal (m
2)
Radius Pencapaia
n (m2)
Proyeksi Kebutuhan Tahun
2022 (m2)
1. RTH Lingkungan
2. RTH unit RT 8
250 250 - 320
3. RTH unit RW 2.500 1.250 - 64
4. RTH unit Kelurahan
30.000 9.000 - 9
TOTAL 8 393
Sumber: Hasil Analisis 2012
Berdasarkan tabel 4.25 dapat diketahui bahwa sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan makam di Kelurahan Kali Rungkut Sangatlah kurang untuk memenuhi proyeksi kebutuhan akan fasilitas tersebut pada tahun 2022. Kondisi eksisting Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kelurahan Kali Rungkut yang ada saat ini sudah sangatlah kurang mengingat hanya 3 % dari luas lahan seluruhnya yang digunakan, padahal seharusnya berdasarkan standar pelayanan minimum luas Ruang Terbuka
RTH Unit RW2022 =
= 64 m2
RTH Unit Kelurahan2022 =
= 8,89 = 9 m2 (pembulatan)
Sumber: Hasil Analisis 2012
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Hijau (RTH) mencapai 30% dari luas total. Sangat perlu dilakukan tinjauan ulang pada sarana fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) agar dapat memenuhi standar yang diinginkan.
Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dan makam yang tedapat di
Kelurahan Kali Rungkut sangatlah kurang. Oleh karenanya, pihak
pemerintah dan pihak swasta mengadakan suatu program untuk
mengakali permasalahan tersebut yakni mengadakan program green and
clean atau bisa juga dikatakan sebagai kampung smart. Program ini juga
mendapat dukungan penuh dari masyarakat Kelurahan Kali Rungkut. Hal
ini menjadikan kualitas dari RTH yang ada semakin baik. Tentunya
diharapkan untuk kedepan hal ini tetap berlangsung. Koordinasi dari
pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat merupakan kunci utama agar
kedepan fasilitas RTH dan makam semakin baik baik dari segi kuantitas
maupun kualitas.
4.9 ANALISA UTILITAS
Dalam proses penyusunan perencanaan suatu wilayah, adanya
data mengenai utilitas perkotaan merupakan salah satu hal yang sangat
penting untuk diperhatikan. Aspek utilitas ini menjadi sangat penting,
sebab tingkat keberadaan utilitas pada suatu wilayah atau kota dapat
menjadi gambaran tingkat kesejahteraan penduduk yang bermukim di
disana. Utilitas perkotaan dasar yang pada umumnya harus dikaji meliputi
jaringan air bersih, jaringan listrik , jaringan telepon, pembuangan
sampah, saluran pematusan, dan sanitasi. Pengumpulan data mengenai
keseluruhan utlitas tersebut didapat baik dengan cara survei primer
maupun sekunder dari materi mata kuliah yang telah diberikan
sebelumnya. Analisa utilitas perkotaan dilakukan dengan melihat tiga
aspek utama yaitu kualitas, kuantitas, dan distribusi dari jaringan utilitas.
Selanjutnya dengan membandingkan antara supply dan demand jaringan
utilitas yang ada di wilayah studi, maka dapat diproyeksi apakah kondisi
yang ada sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat bahkan hingga
beberapa tahun kedepan
4.9.1 Analisa Jaringan Air Bersih
Di wilayah Kelurahan Kali Rungkut pada umumnya air bersih
dikonsumsi untuk perumahan, fasilitas perdagangan jasa, perkantoran
dan fasilitas umum. Untuk memproyeksikan kebutuhan air bersih di
Kelurahan Kali Rungkut yaitu dengan menggunakan standarisasi dari
berbagai sumber yang pernah digunakan dalam menyusun produk
perencanaan seperti rencana tata ruang Surabaya.
Kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut dihitung
berdasarkan materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I yaitu
kebutuhan air bersih untuk pemukiman sebesar 100 liter/orang/hari. Jadi,
jumlah penduduk Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2022 diperkirakan
berjumlah 27.321 jiwa. Sehingga didapat hasil perhitungan kebutuhan air
bersih di Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang
ada selama 10 tahun kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.31 Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan Air Bersih
(Liter/Hari)
1 2012 23.775 2.377.500
2 2013 24.157 2.415.700
3 2014 24.517 2.451.700
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
No Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan Air Bersih
(Liter/Hari)
4 2015 24.995 2.499.500
5 2016 25.479 2.547.900
6 2017 25.973 2.597.300
7 2018 26.477 2.647.700
8 2019 26.991 2.699.100
9 2020 27.514 2.751.400
10 2021 28.048 2.804.800
11 2022 28.592 2.859.200
Sumber: Hasil analisa Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa kebutuhan air bersih
Kelurahan Kali Rungkut terus meningkat sebanding dengan pertumbuhan
jumlah penduduk. Dari analisa proyeksi jumlah kebutuhan air bersih
diatas dapat dilihat total kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut
pada tahun 2022 adalah 2.859.200 liter/hari = 33,1 liter/detik, sedangkan
kebutuhan air bersih saat ini adalah 2.240.200 liter/hari = 25,9 liter/detik.
Jumlah sumber air bersih saat ini yang terdiri dari PDAM dan sumur gali
yaitu 6.486 sumber untuk setiap kepala keluarga. Dalam RDTRK UP
Rungkut 2010 disebutkan bahwa suplai air bersih rata-rata saat ini adalah
41 liter/detik, sehngga dapat dikatakan kebutuhan air bersih di Kelurahan
Kali Rungkut sudah memenuhi kebutuhan.
Distribusi jaringan air bersih di Kelurahan Kali Rungkut sudah
merata mengingat terdapat Pipa berdiameter 20 hingga 80 cm. Secara
kualitas, pipa-pipa tersebut dalam kondisi baik. Adanya pipa-pipa
berdiameter besar yang melewati Kelurahan Kali Rungkut tersebut juga
memungkinkan apabila suatu saat kebutuhan air bersih di Kelurahan Kali
Rungkut meningkat drastis seperti yang diproyeksikan, dan diperlukan
pipa sambungan permukiman yang lebih banyak.
4.9.2 Analisa Jaringan Listrik
Di wilayah Kelurahan Kali Rungkut pada umumnya energi listrik
digunakan untuk perumahan, fasilitas perdagangan jasa, perkantoran dan
fasilitas umum. Untuk memproyeksikan kebutuhan energi listrik di
Kelurahan Kali Rungkut yaitu dengan menggunakan standarisasi dari
berbagai sumber yang pernah digunakan dalam menyusun produk
perencanaan seperti Rencana Tata Ruang Surabaya.
Kebutuhan listrik di Kelurahan Kali Rungkut dihitung berdasarkan
pada materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I tentang sistem
jaringan listrik yaitu kebutuhan energi listrik untuk pemukiman
membutuhkan sebesar 900 watt per unit rumah/Kepala Keluarga.
Perhitungan kebutuhan listrik dihitung dengan asumsi satu buah
rumah/Kepala Keluarga = 5 jiwa. Perhitungan kebutuhan energi listrik di
Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang ada
selama 10 tahun kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022
disajikan pada tabel berikut.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Tabel 4.32 Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Jumlah Penduduk
(Jiwa)
Kebutuhan Energi Listrik (watt)
1 2012 23.775 4.279.500
2 2013 24.157 4.348.260
3 2014 24.517 4.413.060
4 2015 24.995 4.499.100
5 2016 25.479 4.586.220
6 2017 25.973 4.675.140
7 2018 26.477 4.765.860
8 2019 26.991 4.858.380
9 2020 27.514 4.952.520
10 2021 28.048 5.048.640
11 2022 28.592 5.146.560
Sumber : Hasil analisa Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan
energi listrik di Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding lurus
dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari analisa perkiraan jumlah
kebutuhan listrik diatas, kebutuhan listik di Kelurahan Kali Rungkut pada
tahun 2022 mencapai 5.146.560 watt. Pada saat ini kebutuhan listrik di
Kelurahan Kali Rungkut sudah cukup terpenuhi dengan baik dan distribusi
jaringannya sudah tersebar merata pada pemukiman penduduk.
Kelurahan Kali Rungkut dilalui oleh infrastruktur jaringan SUTT (Saluran
Udara Tegangan Tinggi), SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah), dan
SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah) maka tidak akan ada masalah jika
kedepannya kebutuhan listrik di Kelurahan Kali Rungkut meningkat
drastis dan perlu dilakukan peningkatan daya seperti yang telah
diproyeksikan. Pada saat ini kebutuhan listrik Kelurahan Kali Rungkut
mencapai 4.279.500 watt.
Selain itu, berdasarkan tabel sumber listrik dan penggunaannya di
Kelurahan Kali Rungkut dengan mengasumsikan bahwa 1 Kepala Keluarga
(KK) = 5 jiwa sehingga disana terdapat kurang lebih 4.681 KK, maka dapat
dibandingkan antara kondisi eksisting jaringan listrik yang tersedia saat ini
dengan kebutuhan masyarakat yang ada. Pada tabel tersebut dapat
diketahui jumlah listrik PLN yang menjangkau Kelurahan Kali Rungkut
sebanyak 6.487 unit, sedangkan setiap 1 KK harus memiliki 1 unit listrik
PLN (Prasarana Wilayah dan Kota I). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kuantitas jumlah saaluran listrik yang ada telah melayani seluruh
masyarakat di Kelurahan Kali Rungkut. Bahkan melihat kondisi
eksistingnya, jumlah saluran listrik telah melebihi kebutuhan dari
masyarakat sehingga hal ini dapat menjadi potensi di wilayah studi.
4.9.3 Analisa Jaringan Telepon
Kebutuhan jaringan telepon yang akan dianalisis disini adalah
jaringan telepon kabel, sedangkan jaringan telepon nirkabel/genggam
tidak perlu diproyeksikan sebab keberadaanya tidak terlalu berdampak
besar pada penggunaan lahan atau penyediaan prasarana dan sarana di
Kelurahan Kali Rungkut. Pada saat ini terdapat lima Base Transceiver
Station (BTS) di Kelurahan Kali Rungkut, infrastruktur tersebut sudah
memenuhi dan mencakup dengan baik kebutuhan jaringan telepon
nirkabel di kawasan Kelurahan Kali Rungkut hingga beberapa puluh tahun
kedepan.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Perhitungan kebutuhan sambungan telepon ini berdasarkan
standar yang ada pada materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I
tentang sistem jaringan telepon yaitu untuk pemukiman/perumahan
harus disediakan sambungan telepon sebanyak 1 sambungan, sehingga
diasumsikan tiap 1 Kepala Keluarga (KK) = 5 jiwa memiliki satu sambungan
telepon.
Perhitungan kebutuhan sambungan telepon di Kelurahan Kali
Rungkut berdasarkan standar dan proyeksi yang ada selama 10 tahun
kedepan yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022 disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.33 Proyeksi Kebutuhan Sambungan Telepon Kelurahan Kali Rungkut
No
(1)
Tahun
(2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
(3)
Kebutuhan Sambungan Telepon (Unit)
(4)
1 2012 23.775 4.755
2 2013 24.157 4.831
3 2014 24.517 4.903
4 2015 24.995 4.999
5 2016 25.479 5.096
6 2017 25.973 5.195
7 2018 26.477 5.295
8 2019 26.991 5.398
9 2020 27.514 5.503
10 2021 28.048 5.610
No
(1)
Tahun
(2)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
(3)
Kebutuhan Sambungan Telepon (Unit)
(4)
11 2022 28.592 5.718
Sumber : Hasil analisa Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah kebutuhan
sambungan telepon di Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding
lurus dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dari analisa perkiraan
jumlah kebutuhan sambungan telepon diatas, kebutuhan sambungan
telepon di Kelurahan Kali Rungkut pada tahun 2012 sebanyak 4.775 unit
hingga pada tahun 2022 kebutuhan sambungan telepon mencapai 5.718
unit.
Kemudian dengan menganalisa data dari tabel keberadaan
jaringan telepon dan jaringan komunikasi di Kelurahan kali Rungkut yang
ada pada sub bab karakteristik utilitas dengan tabel jumlah sambungan
telepon di Kelurahan Kali Rungkut di atas, maka dapat diketahui
perbandingan antara kondisi eksisting mengenai kuantitas dari jaringan
telepon dengan kebutuhan dari masyarakat di wilayah studi. Pada tabel
keberadaan jaringan telepon diperoleh data jumlah pelanggan telepon
rumah adalah sebanyak 4.321 unit, sedangkan jumlah sambungan
telepon yang dibutuhkan seharusnya ada sebanyak 4.671 unit pada tahun
2012. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jumlah yang ada
kurang dari kebutuhan masyarakat.
Jumlah penduduk yang meningkat akan mengharuskan
peningkatan prasarana komunikasi. Sebab selain digunakan untuk
telepon, sambungan telepon di Kelurahan Kali Rungkut juga digunakan
untuk layanan internet. Namun proyeksi kebutuhan telepon yang
semakin meningkat ini tidak dapat dijadikan acuan dengan tepat, sebab
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
seiring dengan perkembangan teknologi telepon nirkabel/handphone
yang lebih efisien dalam hal penyediaan prasarana, secara tidak langsung
akan berdampak pada pengurangan penggunaan layanan sambungan
telepon via kabel ini. Tren penggunaan telepon genggam / handphone
dapat saja menggeser proyeksi kebutuhan sambungan telepon kabel yang
sebelumnya meningkat, menjadi berkurang tergantung kemajuan dan
keterjangkauan teknologi di masyarakat.
Selain penggunaan sambungan telepon, hal lain yang harus
diperhatikan adalah jumlah telepon umum yang cukup banyak di
Kelurahan Kali Rungkut. Keberadaan unit telepon umum tersebut sudah
cukup memadai hanya perlu dilakukannya perawatan dan peningkatan
kualitas layanan agar penggunanya meningkat.
4.9.4 Analisa Pembuangan Sampah
Sampah yang dihasilkan di Kelurahan Kali Rungkut berasal dari
sampah rumah tangga, kegiatan industri, perdagangan dan jasa dan
kegiatan lainnya. Sampah yang berasal dari kegiatan industri sebagian
besar dapat diaur ulang sehingga mengurangi dampak kerusakan
lingkungan. Perkiraan kebutuhan sampah didasarkan pada standar yang
diperoleh dari materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I yaitu
sampah rumah tangga diitung berdasarkan satu orang penduduk
menghasilkan 2,5 m3/hari/orang.
Perhitungan produksi sampah di Kelurahan Kali Rungkut
berdasarkan standar dan proyeksi yang ada selama 10 tahun kedepan
yaitu dari tahun 2013 hingga tahun 2022 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.34 Proyeksi Produksi Sampah Kelurahan Kali Rungkut
No Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Produksi Sampah (m3/hari)
1 2012 23.775 59.438
2 2013 24.157 60.393
3 2014 24.517 61.293
4 2015 24.995 62.488
5 2016 25.479 63.698
6 2017 25.973 64.933
7 2018 26.477 66.193
8 2019 26.991 67.478
9 2020 27.514 68.785
10 2021 28.048 70.120
11 2022 28.592 71.480
Sumber : Hasil analisa Tahun 2012
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa produksi sampah di
Kelurahan Kali Rungkut meningkat berbanding lurus dengan
pertumbuhan jumlah penduduk. Dengan menganalisa data dari tabel di
atas dengan tabel data prasarana pembuangan sampah di Kelurahan Kali
Rungkut yang ada pada sub bab karakteristik utilitas, dapat dibandingkan
antara kondisi eksisting jumlah prasarana pembuangan sampah dengan
jumlah penduduk yang dapat terlayani kebutuhannya. Menurut SNI yang
diperoleh dari materi mata kuliah Prasarana Wilayah dan Kota I, 1 unit
TPS dapat melayani produksi sampah dari 10.000 jiwa penduduk,
sedangkan menurut tabel data prasarana pembuangan sampah,
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Kelurahan Kali Rungkut memiliki 3 TPS. Melihat jumlah penduduk pada
tahun 2012 yang mencapai 23.775 dengan tersedianya 3 unit TPS di
wilayah studi, maka dapat disimpulkan bahwa kuantitas eksisting yang
ada telah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Demikian pula dengan
jumlah gerobak dan truk pengangkut sampah yang juga telah memenuhi
kebutuhan masyarakat terkait dengan pembuangan sampah.
Meskipun secara kuantitas memenuhi, kualitas TPS juga harus
diperhatikan dengan mutu dan standar yang baik, seperti pelapisan
bahan kedap air agar air lindi tidak mencemari tanah dan lingkungan
sekitarnya. Lokasi untuk TPS pun harus jauh dari saluran pematusan atau
sumber air tanah, mengingat masih adanya penggunaan sumur gali di
Kelurahan Kali Rungkut. Adapun tata cara pengumpulan dan pembuangan
sampah yang dapat dilakukan pada Kelurahan Kali Rungkut berdasarkan
RDTRK UP Rungkut Tahun 2010 yang terdiri dari sampah yang berasal dari
perumahan dan industri adalah sebagai berikut.
1. Pembuangan Sampah dari Perumahan
Pembuangan sampah dari perumahan sudah dilakukan
pengelolaan. Pengelolaan persampahan yang berlangsung dapat
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu :
a) Pekerjaan Pengumpulan Sampah
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari
sumber sampah yang bisa berasal dari rumah tangga, daerah
komersil, pasar, terminal, dan lain-lain untuk diangkut pada
Tempat Penampungan Sementara (TPS) maupun pada Depo
dengan menggunakan gerobak sampah yang ditarik oleh Pasukan
Kuning yang dikelola oleh RT/RW setempat (untuk sampah
Rumah Tangga) dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (untuk
sampah pasar, terminal dan lain-lain).
b) Pekerjaan Pengangkutan
Kegiatan ini adalah pekerjaan pengangkutan sampah dari Tempat
Penampungan Sementara (TPS) maupun Depo Sampah untuk
diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
menggunakan alat pengangkut sampah seperti ; truk bak terbuka,
dump truck maupun arm roll. Pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Pemerintah dalam hal ini Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya
c) Pekerjaan Pembuangan Sampah
Merupakan pekerjaan pembuangan/penimbunan sampah di
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang merupakan pekerjaan
terakhir dari proses pengelolaan persampahan. Pekerjaan ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Surabaya.
2. Pembuangan Sampah dari Industri
Sampah padat yang berasal dari industri biasanya sudah di pisah antara
sampah yang bisa didaur ulang atau sampah yang masih mempunyai nilai
ekonomis (dapat dijual) dengan sampah yang memang harus dibuang.
Untuk sampah yang tidak dapat didaur ulang atau dijual kembali,
dikumpulkan dalam bak sampah/container di dalam lokasi pabrik, untuk
selanjutnya dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
4.9.5 Analisa Saluran Pematusan
Keberadaan saluran pematusan di Kelurahan Kali Rungkut sudah
cukup memadai mengingat telah terdapatnya saluran primer, sekunder
dan tersier. Saluran pematusan primer yang terdapat di kelurahan Kali
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Rungkut adalah saluran Kali Rungkut. Sedangkan saluran sekunder
mengikuti jaringan jalan dan saluran tersier terdapat di perumahan-
perumahan formal. Namun, daya tampung Saluran Kali Rungkut adalah
5,1 m3/detik , sedangkan debit banjir adalah 8,1 m3/detik sehingga
kapasitas tidak mencukupi hal ini menyebabkan banjir di permukiman
(RDTRK Rungkut 2030). Kondisi drainase di Kelurahan Kali Rungkut juga
berpengaruh terhadap terjadinya banjir di kelurahan ini. Hanya Beberapa
fungsi saluran pematusan di Kelurahan Kali Rungkut telah bergabung
sebagai saluran pembuangan limbah, padahal fungsi saluran pematusan
idealnya hanyalah untuk menampung air hujan. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa saluran tersumbat dan menimbulkan bau tak
sedap, selain itu juga kebiasaan masyarakatnya yang masih membuang
sampah ke saluran pematusan juga membuat banjir.
Faktor penyebab banjir di UP Rungkut adalah karena Kawasan
Rungkut merupakan kawasan hilir tepat mengalirnya empat sungai besar
antara lain Sungai Wonokromo, Wonorejo, Kebon Agung serta Kali
Perbatasan dan Kawasan rawan air pasang terkait wilayah UP. Rungkut
yang termasuk ke dalam kawasan Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya).
Dinas Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya mengklasifikasikan
genangan banjir di Surabaya menjadi empat yaitu genangan dengan
kedalaman 0-10 cm, 10-30 cm, 30-50 cm dan 50-70 cm. Dan Kecamatan
Rungkut termasuk dalam klasifikasi kedua dan keempat dengan lama
genangan maksimal 4 hari. Banjir berpotensi menimbulkan penyakit dan
merusak kondisi bangunan, saran dan prasarana lingkungan (Laporan
Status Lingkungan Hidup Daerah Surabaya, 2008).
4.9.6 Analisa Sanitasi
Mengacu pada RTRW Surabaya Wilayah Kelurahan Kali Rungkut
yang memiliki kepadatan penduduk sebesar 234 jiwa/Ha berada pada
Zone 2 rencana pengembangan penanganan limbah domestik. Wilayah ini
mempunyai kepadatan bersih sedang yaitu antara 150 - 450 jiwa/Ha,
muka air tanah cukup tinggi, daya resap tanah rendah, sehingga wilayah
ini diarahkan untuk menggunakan sistem off-site. Wilayah ini cukup
potensial terhadap kemungkinan gangguan penyakit yang berasal dari
pencemaran hasil buangan, sebab masih banyak penduduk yang
menggunakan air dari sumur dangkal, sehingga pada wilayah ini
diarahkan untuk menggunakan Small bore dan saluran pembuangan
secara konvensional.
Berikut Bagan Alir Pengelolaan Tinja dan Limbah Cair di Kota
Surabaya yang dapat digunakan sebagai standar acuan pengelolaan
limbah di Kelurahan Kali Rungkut.
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA I IV
-
FAKTA DAN ANALISA KELURAHAN KALI RUNGKUT
Selain limbah rumah dan perkantoran, terdapat limbah yang
berasal dari pabrik dan Industri di kelurahan Kali Rungkut. Adapun limbah
industri dibedakan menjadi limbah padat, cair dan gas. Konsentrasi
partikulat (debu) yaitu 0.5 mg/m3 yang melebihi Baku Mutu Udara
Ambien Kep. Gubernur Jatim No. 129/1996 yang seharusnya dibawah
0.26 mg/m3. Konsentrasi debu yang tinggi menyebabkan gangguan
pandangan dan infeksi saluran pernafasan (Laporan Status Lingkungan
Hidup Daerah Surabaya, 2008). Menurut data dari kelurahan jumlah
penderita penyakit terbesar di Kelurahan Kali Rungkut tahun 2009 adalah
infeksi saluran pernafasan (ISPA). Jumlah penderita ISPA sebesar 1.740
orang (Monografi Kelurahan Kecamatan Kali Rungkut, 2009).
Perindustrian di kawasan Kelurahan Kali Rungkut yaitu SIER sebenarnya
sudah menggunakan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam
pengelolaan limbah cairnya. Hal ini sangat baik dalam mengurangi
pencemaran air sungai. Namun sebenarnya penerapan IPAL ini belum
optimal karena sungai yang berada disekitar pabrik masih tercemar dan
mengeluarkan bau tak sedap.
Badan Air Gol. D/
Saluran
Pematusan Kota
BAGAN ALIR
PENGELOLAAN TINJA DAN LIMBAH CAIR
DI KOTA SURABAYA
SUMBER LIMBAH PENGELOLAPEMBUANGAN AKHIR
Tinja, Septik Tank
Rumah Tangga
Limbah Domestik/ Air
Kotor dari rumah
Limbah Industri
Dinas Banjir
Dinas Kebersihan
Dinas
Lingkungan Hidup
Instalasi Pengolahan
Limbah Tinja (IPLT)
- IPAL on site
- IPAL Komunal
Sumur Resapan
Tangki Septik
(on site/komunal
Saluran
Pematusan Kota
Badan Air Gol. D
atau < Baku Mutu
Gambar 4.11 Bagan Alir Pengolalaan Tinja dan Limbah Cair di Kota Surabaya Sumber : RTRW Surabaya 2015