Bab 2 Revision

46
BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Istilah audit berasal dari bahasa latin “audire” yang dalam bahasa Inggris berarti “to hear” yaitu mendengar. Dalam bahasa Indonesia sekarang ini audit disebut sebagai pemeriksaan akuntansi. Pada dasarnya, audit dilakukan untuk membandingkan antara kenyataan yang ditemukan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Ada beberapa definisi audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, diantaranya antara lain : Menurut Elder, Beasley, dan Beasley (2008, p.4), “Auditing is the accumulation and evaluating of evidence about information to determine and report on the degree of 8

Transcript of Bab 2 Revision

Page 1: Bab 2 Revision

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Audit

Istilah audit berasal dari bahasa latin “audire” yang dalam bahasa

Inggris berarti “to hear” yaitu mendengar. Dalam bahasa Indonesia

sekarang ini audit disebut sebagai pemeriksaan akuntansi. Pada

dasarnya, audit dilakukan untuk membandingkan antara kenyataan

yang ditemukan berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan dengan

kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Ada beberapa definisi audit yang diberikan oleh beberapa ahli

di bidang akuntansi, diantaranya antara lain :

Menurut Elder, Beasley, dan Beasley (2008, p.4), “Auditing is

the accumulation and evaluating of evidence about information to

determine and report on the degree of correspondence between the

information and established criteria. Auditing should be done by a

competent, independent person.”

Menurut Agoes (2004, p.3), “Audit adalah suatu pemeriksaan

yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang

independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh

manajemen, beserta catatan-catatan dan bukti-bukti pendukungnya,

8

Page 2: Bab 2 Revision

9

dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran

laporan keuangan tersebut.”

Menurut Willy Susilo (2002, p.52), “Audit adalah kegiatan

mengumpulkan informasi faktual dan signifikan melalui interaksi

(pemeriksaan, pengukuran, dan penilaian serta penarikan kesimpulan)

secara sistematis, objektif, dan terdokumentasi yang berorientasi pada

azaz nilai manfaat”.

Menurut Boyton, Johnson, dan Kell (2001, p.4), “Auditing is a

systematic process of objectively obtaining and evaluating evidence

regarding assertions about economic actions and events to ascertain

the degree of correspondence between those assertions and establish

criteria and communicating the result to interested user.”

Menurut www.wikipedia.com, “Audit is an evaluation of a

person, organization, system, process, project or product”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

audit merupakan suatu proses sistematis yang dilakukan oleh orang

yang memiliki kompetensi dan independensi untuk mengevaluasi dan

mendapatkan bukti-bukti audit mengenai suatu peristiwa ekonomi dan

mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

dengan membuat sebuah laporan audit.

Page 3: Bab 2 Revision

10

2.1.2 Jenis-jenis Audit

Elder et al (2008, pp.11-13), menyebutkan tiga jenis auditing yang

umum dilaksanakan. Ketiga jenis auditing tersebut adalah :

a. Audit Operasional/ Manajemen (Operational Audit)

Operasional atau manajemen audit merupakan pemeriksaan atas

semua atau sebagian prosedur dan metode operasional suatu

organisasi untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan

keekonomisannya. Audit operasional dapat menjadi alat

manajemen yang efektif dan efisien untuk meningkatkan kinerja

perusahaan. Hasil dari audit operasional berupa rekomendasi-

rekomendasi perbaikan bagi manajemen.

b. Audit Ketaatan (Compliance Audit)

Audit ketaatan merupakan suatu pemeriksaan untuk mengetahui

apakah suatu prosedur dan aturan yang telah ditetapkan sudah

dijalankan oleh organisasi atau perusahaan. Audit ketaatan

biasanya tidak dipublikasikan karena digunakan oleh intern

perusahaan. Audit ini biasanya ditugaskan oleh otoritas

berwenang yang telah menetapakan prosedur/ peraturan dalam

perusahaan.

c. Audit Atas Laporan Keuangan (Financial Audit)

Pemeriksaan terhadap laporan keuangan merupakan suatu

evaluasi terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan

oleh manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan

Page 4: Bab 2 Revision

11

standar akuntansi yang berlaku umum. Hasil audit dari laporan

keuangan adalah opini auditor yaitu Unqualified Opinion, Qualified

Opinion, Disclaimer Opinion, dan Adverse Opinion.

2.2 Audit Manajemen

2.2.1 Pengertian Audit Manajemen

Audit manajemen sering juga disebut dengan audit operasional

(operational audit), penilaian kinerja (performance audit), pemeriksaan

sistem, dan lain-lain. Menurut beberapa ahli, audit manajemen

didefinisikan sebagai berikut :

Menurut Darwin J. Casler dan James R. Crockett yang dikutip

oleh Boynton, Johnson dan Kell dalam bukunya yang berjudul Modern

Auditing (2001, p.846), “Operational auditing is a systematic process

of evaluating an organization’s effectiveness, efficiency, and economy

of operations under management’s control and reporting to

appropriate persons the results of the evaluation along with

recommendations for improvement.”

Menurut Carmichael, Willingham, dan Schaller (1996, p.625),

“A systematic review of an organization’s activities, or of a stipulated

segment of them, in relation to specified objectives for the purpose of

assessing performance, identifying opportunities for improvement, or

developing recommendations for improvement or further action.”

Page 5: Bab 2 Revision

12

Menurut Alexander Hamilton (1982, p.1), “The management

audit technique covers a broad spectrum of procedures, method of

evaluation, policies and approaches. It is designed to analyze,

evaluate, review, and appraise the performance or the firm in relation

to either a set of predetermined standards or some generally accepted

rules of guideliness of the company”.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Audit manajemen merupakan suatu proses yang sistematis untuk

mengevaluasi kegiatan operasional perusahaan.

2. Audit manajemen bertujuan untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan

keekonomisan operasi dari suatu organisasi atau unit-unit dalam

organisasi. Efektivitas mengacu pada pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan. Efisiensi mengacu pada penggunaan sumber-

sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Keekonomisan

menekankan pada cara-cara menggunakan sumber daya

tersebut.

3. Audit manajemen juga membuat laporan mengenai hasil dari

evaluasi yang telah dilakukan dan disertai dengan memberikan

saran-saran atau rekomendasi untuk perbaikan bagi operasi

perusahaan.

4. Evaluasi atas kegiatan operasional harus didasarkan pada kriteria

atau standar yang sudah ditetapkan di awal. Dalam audit

Page 6: Bab 2 Revision

13

manajemen, kriteria yang ada seringkali adalah standar kerja yang

ditetapkan oleh manajemen. Walaupun dalam beberapa hal ada

standar yang dikeluarkan oleh industri dan pemerintah. Kriteria ini

memang tidak sejelas standar pada audit laporan keuangan, audit

manajemen meneliti tingkat kesesuaian dan kinerja aktual dengan

standar.

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Audit Manajemen

Tujuan utama pelaksanaan audit manajemen adalah untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional

perusahaan. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2003, p.33), tujuan dari

audit manajemen adalah :

1. Penilaian performa perusahaan yaitu membandingkan dengan

kebijakan, standar, dan tujuan yang ditetapkan manajemen atau

kriteria pengukuran tepat yang lain.

2. Mengidentifikasi kesempatan untuk perbaikan dari penilaian

performa. Auditor pada umumnya mengetahui kesempatan baik

untuk meningkatkan keekonomisan, efisiensi, dan efektivitas

organisasi.

3. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan

yang lebih jauh. Rekomendasi akan bervariasi tergantung pada

sifat masalah dan kesempatan untuk perbaikan.

Page 7: Bab 2 Revision

14

Sedangkan manfaat audit manajemen menurut Hamilton (1986) dan

Boynton et al (2001), yaitu :

1. Mengidentifikasi tujuan, kebijakan, saran, peraturan, prosedur, dan

struktur organisasi yang belum ditentukan sebelumnya.

2. Mengidentifikasi kriteria pengukuran pencapaian tujuan organisasi

dan penilaian prestasi manajemen.

3. Menilai prestasi individual dan kegiatan organisasi secara obyektif

dan independen.

4. Menentukan apakah organisasi mematuhi tujuan, kebijakan, saran,

peraturan, prosedur, dan struktur organisasi yang telah ditentukan

sebelumnya.

5. Menentukan masalah organisasi yang timbul dan jika mungkin

menentukan penyebabnya.

6. Menentukan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi dari sistem

perencanaan dan pengendalian manajemen.

7. Mengidentifikasi realibilitas dan manfaat berbagai laporan

pengendalian manajemen.

8. Mengidentifikasi kendala potensial yang mungkin terjadi di masa

mendatang dan mencari cara untuk mengatasinya.

9. Mengidentifikasi kesempatan potensial untuk meningkatkan saldo.

10.Menyediakan saluran komunikasi tambahan antara manajemen

pelaksanana dan top management.

Page 8: Bab 2 Revision

15

2.2.3 Ruang Lingkup Audit Manajemen

Menurut Mardiasmo (2002, pp. 120-131), ruang lingkup audit

manajemen secara umum mencakup aspek-aspek berikut :

1. Aspek Efektivitas

Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian

tujuan atau target kebijakan (hasil guna). Standar efektivitas

merupakan hubungan antara output dengan tujuan atau sasaran

yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila

mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (spending wisely).

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan

dampak (outcome) dari keluaran (output) dalam mencapai tujuan

program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan

terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka

semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

2. Aspek Efisiensi

Pengertian standar efisiensi berhubungan erat dengan konsep

produktivitas. Pengukuran efisiensi dilakukan dengan

menggunakan perbandingan output yang dihasilkan dengan input

yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan operasional

dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja

tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan

dana yang serendah-rendahnya (spending well).

Page 9: Bab 2 Revision

16

Indikator efisiensi menggambarkan hubungan antara masukan

sumber daya oleh suatu unit organisasi dan keluaran yang

dihasilkan. Indikator tersebut memberikan informasi tentang

konversi masukan menjadi keluaran.

3. Aspek Ekonomis

Ekonomi adalah praktik pembelian barang dan jasa input dengan

tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang dimungkinkan

(spending less). Pengertian standar ekonomi (hemat/tepat guna)

sering disebut kehematan yang mencakup juga pengelolaan

secara hati-hati atau cermat (prudency) tidak ada pemborosan.

Suatu kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat

mengurangkan atau menghilangi biaya-biaya yang tidak perlu.

Dengan demikian, pada hakekatnya ada beberapa pengertian

serupa antara efisiensi dengan ekonomi, karena keduanya

menghendaki penghapusan atau penurunan biaya (cost

reduction). Terjadinya peningkatan biaya harusnya terkait dengan

peningkatan manfaat yang lebih besar.

2.2.4 Jenis Audit Manajemen

Ada tiga kategori audit manajemen menurut Elder et al (2008, pp.844-

845) yaitu :

Page 10: Bab 2 Revision

17

1. Audit Fungsional

Audit fungsional merupakan suatu audit manajemen yang memiliki

hubungan dengan satu atau lebih fungsi-fungsi tertentu dalam

perusahaan. Misalnya dalam perusahaan terdapat fungsi

akuntansi, tetapi juga terdapat fungsi penerimaan kas,

pengeluaran kas, dan pembayaran gaji.

2. Audit Organisasi

Audit organisasi berkaitan dengan keseluruhan unit dalam

organisasi, seperti departemen dan anak perusahaan. Audit ini

menekankan pada seberapa efisien dan efektif fungsi-fungsi

dalam organisasi saling berinteraksi.

3. Penugasan Khusus

Umumnya penugasan khusus terjadi karena permintaan dari pihak

manajemen, seperti dilakukannya penyelidikan atas kemungkinan

fraud dalam suatu divisi.

2.2.5 Tahapan Pelaksanaan Audit Manajemen

Menurut Agoes (2004, pp.11-12), ada empat tahap dalam

pelaksanaan Audit Manajeme yaitu:

1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)

Survei pendahuluan dimaksudkan untuk mendapat gambaran

mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan melalui tanya

Page 11: Bab 2 Revision

18

jawab dengan manajemen dan staf perusahaan serta

penggunaan daftar pertanyaan (questionnaires).

2. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian

Manajemen (Review and Testing of Management Control

System)

Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas

dari pengendalian manajemen yang terdapat di perusahaan.

Biasanya digunakan management control questionnaires,

diagram alir (flowchart), dan penjelasan naratif serta dilakukan

pengetesan atas beberapa transaksi.

3. Pengujian Terinci (Detailed Examination)

Dalam tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap transaksi

perusahaan untuk mengetahui apakah prosesnya sesuai

dengan kebijakan yang telah ditetapkan manajemen. Dalam hal

ini auditor harus melakukan observasi terhadap kegiatan dari

fungsi-fungsi yang terdapat di perusahaan.

4. Pengembangan Laporan (Report Development)

Dalam tahap ini auditor membuat laporan yang berisi temuan

pemeriksaan mengenai penyimpangan yang terjadi terhadap

kriteria atau standar yang berlaku yang menimbulkan

inefisiensi, inefektivitas, dan pemborosan dan kelemahan

dalam sistem pengendalian manajemen perusahaan. Selain itu

auditor juga memberikan saran-saran perbaikan.

Page 12: Bab 2 Revision

19

2.2.6 Teknik Pelaksanaan Audit Manajemen

Menurut Elder et al (2008, p.112), ada enam teknik yang dilakukan

dalam pelaksanaan audit manajemen, yaitu: wawancara,

pengamatan, analisa, penyelidikan, verifikasi, dan evaluasi. Teknik

yang pertama adalah wawancara. Wawancara merupakan upaya

untuk mendapatkan informasi secara lisan. Akan tetapi, dalam arti

luas wawancara juga dapat dilakukan secara tertulis, yaitu dengan

memberikan kuesioner kepada pihak yang diwawancarai.

Teknik yang kedua adalah pengamatan. Pengamatan dilakukan

dengan memperhatikan suatu obyek dan lingkungan dengan hati-hati

dan secara ilmiah.

Teknik yang ketiga adalah analisa. Analisa berarti menguraikan

informasi ke dalam unsur-unsurnya. Analisa juga dapat menunjukkan

hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lain yang

sebelumnya tidak tampak.

Teknik yang keempat adalah penyelidikan. Penyelidikan

merupakan suatu proses untuk mendalami suatu indikasi dengan cara

menjabarkan, menguraikan, atau menyelidiki masalah untuk

menemukan pelaksanaan yang tidak sehat.

Teknik yang kelima verifikasi. Verifikasi adalah suatu usaha

pembuktian kebenaran, kecermatan, dan keaslian sesuatu. Pada

umumnya digunakan untuk mengukuhkan apa yang tertulis dengan

Page 13: Bab 2 Revision

20

fakta yang ada atau untuk membuktikan kebenaran dari suatu

pernyataan.

Teknik yang keenam adalah evaluasi. Evaluasi berarti cara

untuk menarik kesimpulan dengan merangkum berbagai informasi

yang diperoleh. Evaluasi merupakan tahap akhir sebelum menarik

kesimpulan.

2.2.7 Laporan Audit Manajemen

Setelah melaksanakan audit manajemen, auditor harus melaporkan

pelaksanaan audit tersebut kepada pihak yang berkepentingan.

Dalam menyusun laporan audit manajemen tidak ada standar yang

baku. Namun biasanya laporan audit akan tetap sama.

Menurut Elder et al (2008, pp.46-48), bagian laporan tersebut

terdiri dari :

1. Judul laporan

Standar auditing mengharuskan pemberian judul pada laporan dan

judul itu harus memuat kata independen, dimaksudkan untuk

meyakinkan pemakai bahwa dalam semua aspek penugasan

tersebut tidak memihak.

2. Alamat yang dituju laporan

Laporan biasanya ditujukan kepada perusahaan bersangkutan,

pemegang saham, atau dewan direksi dan komisarisnya.

Page 14: Bab 2 Revision

21

3. Paragraf pendahuluan

Paragraf ini menyatakan bahwa auditor intern telah melakukan

audit. Lalu menyatakan bahwa tanggung jawab auditor adalah

untuk menyatakan suatu pendapat berdasarkan suatu audit.

4. Paragraf lingkup audit

Paragraf ini menyatakan bahwa auditor bersangkutan mengikuti

standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.

5. Paragraf pendapat

Paragraf ini memuat kesimpulan auditor berdasarkan hasil audit.

Paragraf pendapat ini dengan tegas menyatakan bahwa yang

diberikan adalah suatu pendapat dan bukan suatu pernyataan

mutlak atau jaminan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa

kesimpulan tersebut didasarkan atas pertimbangan profesional.

6. Tanda tangan dan nama akuntan publik

Nama ini menunjukkan partner akuntan publik atau auditor yang

bertanggung jawab atas audit yang dilakukan.

7. Tanggal laporan audit

Tanggal yang dipakai di dalam laporan ini adalah tanggal saat

auditor telah menyelesaikan bagian terpenting dari prosedur audit

di lapangan.

Page 15: Bab 2 Revision

22

2.3 Sistem Pengendalian Intern

2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Elder et al (2008, p.270), Sistem Pengendalian Intern

merupakan “A system of internal control system consists of policies

and procedures designed to provide management with reasonable

assurance that the company achieves its objectives and goals.”

Sedangkan menurut Committee of Sponsoring Organization

(COSO), yang dikutip Boynton et al (2001, p.254) :

Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, mangement, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories :

1. Reliability of financial reporting2. Compliance with applicable laws and

regulations3. Effectiveness and efficiency operations

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik pengertian

mengenai pengendalian intern, yaitu :

1. Merupakan suatu alat bagi manajemen untuk mencapai tujuan

2. Merupakan seluruh perencanaan, metode, dan kebijakan yang

diterapkan dalam kegiatan operasional perusahaan.

3. Pengendalian intern adalah usaha untuk mengamankan atau

menjaga kekayaan perusahaan dengan kategori efektivitas,

efisiensi, dan ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku.

Page 16: Bab 2 Revision

23

2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern meliputi organisasi, metode, dan ukuran

yang dikoordinasikan untuk menjaga aktiva organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Harahap (1994, p.119), berdasarkan tujuannya sistem

pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1. Pengendalian intern akuntansi merupakan bagian dari sistem

pengendalian intern yang meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk :

a. Menjaga aktiva perusahaan

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

2. Pengendalian intern administratif (internal administrative control)

meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran yang

dikoordinasikan terutama untuk :

a. Mendorong efisiensi

b. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut Michell Suharli (2006, p.54) pengendalian intern harus

memiliki keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi

dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta

pencatatan transaksi tersebut dengan benar. Di bawah ini terdapat

lima tujuan pengendalian intern atas transaksi, yaitu :

Page 17: Bab 2 Revision

24

1. Otoritas (wewenang)

Setiap transaksi harus mendapat otorisasi berdasarkan struktur

organisasi perusahaan. Dalam hal khusus dimungkinkan untuk

dilakukannya otorisasi khusus.

2. Pencatatan

Pencatatan dalam sebuah transaksi harus dilakukan sebagaimana

mestinya dan pada waktu yang tepat. Selain itu pencatatan

transaksi harus benar-benar terjadi dan lengkap.

3. Perlindungan

Untuk harta berwujud tidak boleh di bawah pengawasan/

penjagaan dari pihak yang bertanggung jawab. Dalam hal ini

pengendalian intern memperkecil resiko terjadinya kecurangan

oleh karyawan/ manajemen sekaligus.

4. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi secara kontinu atau periodik antara pencatatan

dengan fisik harus dilakukan misalnya mencocokkan jumlah

persediaan barang antara kartu stok.

5. Penilaian

Harus dibuat ketentuan agar memberikan kepastian bahwa

seluruh harta perusahaan dicatat berdasarkan nilai yang wajar.

Page 18: Bab 2 Revision

25

2.3.3 Hubungan Audit Manajemen dengan Pengendalian Intern

Audit manajemen merupakan alat bantu pengendalian manajemen,

sedangkan sistem pengendalian intern adalah suatu fungsi penilaian

independen yang dibentuk di dalam suatu organisasi yang memeriksa

dan menilai kegiatan-kegiatannya sebagai suatu pelayanan jasa bagi

organisasi. Tujuan dari sistem pengendalian intern adalah membantu

anggota organisasi dalam pelaksanaan tanggung jawabnya secara

efektif. Untuk mencapai tujuan ini, sistem pengendalian intern

melengkapi mereka dengan analisa, penilaian, rekomendasi, nasihat

dan informasi yang berkaitan dengan kegiatann yang ditelaah.

Pemeriksaan intern merupakan suatu fungsi penilaian

independen yang dibentuk dan ditetapkan oleh perusahaan untuk

memeriksa dan mengevaluasi kegiatan atau aktivitas organisasi

sebagai pelayanan jasa bagi organisasi dengan cara membantu

manajer perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya.

Biasanya manajemen memiliki pertimbangan dalam merancang

pengendalian intern yang efektif yaitu :

1. Kepatuhan dengan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku

yang harus diikuti oleh suatu organisasi. Hanya beberapa saja

yang secara tidak langsung berhubungan dengan akuntansi.

Pelanggaran dengan Undang-undang tersebut dikenai hukuman

yang berat, yaitu denda maupun penjara.

Page 19: Bab 2 Revision

26

2. Efisiensi dan efektivitas operasi, yakni pengendalian di dalam

organisasi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan sumber

daya termasuk manusia yang efisien dan efektif. Suatu bagian

yang penting dari pengendalian ini adalah informasi yang akurat

untuk pengambilan keputusan intern.

Pertimbangan yang terakhir tersebut berhubungan langsung

dengan audit manajemen. Tujuan utama dari audit manajemen adalah

untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari pengendalian intern

dan membuat rekomendasi pada manajemen.

2.4 Sekolah Bertaraf Internasional

2.4.1 Pengertian Sekolah Bertaraf Internasional

SBI adalah sekolah nasional yang menyiapkan peserta didiknya

berdasarkan standar nasional pendidikan (SNP) Indonesia dan

bertaraf internasional sehingga lulusannya memiliki kemampuan daya

saing internasional.

Dengan pengertian ini, SBI dapat dirumuskan sebagai berikut :

SBI = SNP + X

Di mana SNP adalah standar nasional pendidikan (SNP) yang

meliputi: kompetensi lulusan, isi proses, pendidik dan tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, dana, pengelolaan, dan

penilaian; dan X merupakan penguatan, pengayaan, pengembangan,

perluasan, pendalaman melalui adapsi atau adopsi terhadap standar

Page 20: Bab 2 Revision

27

pendidikan, baik dari dalam maupun luar negeri, yang diyakini telah

memiliki reputasi mutu yang diakui secara internasional.

Lulusan SBI diharapkan, selain menguasai SNP di Indonesia,

juga menguasai kemampuan-kemampuan kunci global agar setara

dengan rekannya dari negara-negara maju. Untuk itu pengakraban

peserta didik terhadap nilai-nilai progresif yang diunggulkan dalam era

global perlu digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan SBI.

Nilai-nilai progresif tersebut akan dapat mempersempit

kesenjangan antara Indonesia dengan negara-negara maju,

khususnya dalam bidang ekonomi dan teknologi. Perkembangan

ekonomi dan teknologi sangat tergantung pada penguasaan disiplin

ilmu keras (hard science) dan disiplin ilmu lunak (soft science). Disiplin

ilmu keras (hard science) meliputi matematika, fisika,kimia, biologi,

astronomi, dan terapannya yaitu teknologi komunikasi, transportasi,

manufaktur, konstruksi, bio energi, dan bahan. Disiplin ilmu lunak (soft

science) meliputi sosiologi, ekonomi, bahasa asing (Inggris

utamanya), dan etika global.

2.4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Bertaraf Internasional

Mengacu pada visi pendidikan nasional dan visi Depdiknas, maka visi

SBI adalah “terwujudnya insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif

secara internasional”. Visi tersebut memiliki implikasi bahwa

penyiapan manusia Indonesia yang memiliki kompetensi bertaraf

Page 21: Bab 2 Revision

28

internasional memerlukan upaya-upaya yang dilakukan secara intensif

terarah, terencana, dan sistematik agar dapat mewujudkan bangsa

yang maju, sejahtera, damai, dihormati, dan diperhitungkan oleh

bangsa-bangsa lain.

Berdasarkan visi tersebut, maka misi SBI adalah mewujudkan

manusia Indonesia cerdas dan kompetitif secara internasional, yang

mampu bersaing dan berkolaborasi secara global.

Penyelenggaraan SBI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang

berkelas nasional dan internasional sekaligus. Lulusan yang berkelas

nasional secara jelas telah dirumuskan dalam UU No. 20/2003 dan

dijabarkan dalam PP 19/2005, dan lebih dirincikan lagi dalam

Permendiknas No. 23/2006 tentang standar Kompetensi Lulusan

(SKL) yang bunyinya sebagai berikut :

Pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan ketrampilan

untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Perlu dicatat bahwa sebagai upaya untuk mengembangkan

pendidikan bertaraf internasional, SBI harus tetap memegang teguh

untuk mengembangkan jati diri/ nilai-nilai bangsa Indonesia.

Page 22: Bab 2 Revision

29

2.4.3 Ikhtisar Penjaminan Mutu Sekolah Bertaraf Internasional

No.OBYEK

PENJAMINANINDIKATOR KINERJA

KUNCI MINIMALINDIKATOR KINERJA KUNCI

TAMBAHAN1 Akreditasi Berakreditasi minimal A

dari Badan Akreditasi Nasional – Sekolah dan Madrasah (BAN- S/M)

Berakreditasi tambahan dari badan akreditasi sekolah pada salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

2 Kurikulum Menetapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya masing-masing.

Menerapkan sistem satuan kredit semester di SMA/SMK/MA/MAK.

Memenuhi Standar Isi Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muata pelajaran yang sama pada sekolah unggul dari salah satu negara OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan

Menerapkan standar kelulusan dari sekolah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.

3 Proses Pembelajaran

Memenuhi Standar Proses

Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah/ madrasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural, jiwa patriot, dan jiwa inovator.Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

Page 23: Bab 2 Revision

30

Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata pelajaran lainnya, kecuali bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia.

Pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok sains dan matematika untuk SD/MI baru dapat dimulai pada Kelas IV.

4 Penilaian Memenuhi Standar Penilaian

Diperkaya dengan model penilaian sekolah unggul dari negara anggota OECD dan/ atau negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

5 Pendidik Memenuhi Standar Pendidikan

Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK.Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris.

Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SD/MI.

Minimal 10% guru berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMP/MTs.

Minimal 30% guru berpendidikan S2/S3 dari Perguruan Tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMA/SMK/MA/MAK.

Page 24: Bab 2 Revision

31

6 Tenaga Kependidikan

Memenuhi Standar Tenaga Kependidikan

Kepala Sekolah/ Madrasah berpendidikan minimal S2 dari Perguruan Tinggi yang program studinya berakreditasi A dan telah menempuh pelatihan Kepala Sekolah/ Madrasah dari lembaga pelatihan kepala sekolah yang diakui oleh pemerintah.

Kepala Sekolah/ Madrasah mampu berbahasa Inggris secara aktif.Kepala Sekolah/ Madrasah bervisi internasional, mampu membangun jejaring internasional, memiliki kompetensi manajerial, serta jiwa kepemimpinan dan entrepreneural yang kuat.

7 Sarana dan Prasarana

Memenuhi Standar Sarana dan Prasarana

Setiap ruang kelas dilengkapi dengan sarana pembelajaran berbasis TIK.

Perpustakaan dilengkapi dengan sarana digital yang memberikan akses ke sumber pembelajaran berbasis TIK di seluruh dunia.

Dilengkapi dengan ruang multimedia, ruang unjuk seni budaya, fasilitas olah raga, klinik, dan lain sebagainya.

8 Pengelolaan Memenuhi Standar Pengelolaan

Meraih sertifikat ISO 9001 versi 2000 atau sesudahnya dan ISO 14000

Merupakan sekolah/ madrasah multi-kultural.Menjalin hubungan "sister school" dengan sekolah bertaraf internasional di luar negeri.

Bebas narkoba dan rokok.Bebas kekerasan (bullying).Menerapkan prinsip kesetaraan gender dalam segala aspek pengelolaan sekolah.

Page 25: Bab 2 Revision

32

Meraih medali tingkat internasional pada berbagai kompetisi sains, matematika, teknologi, seni, dan olah raga.

9 Pembiayaan Memenuhi Standar Pembiayaan

Menerapkan model pembiayaan yang efisien untuk mencapai berbagai target Indikator Kunci Tambahan.

2.5 Sekolah Bertaraf Internasional Sebagai Suatu Sistem

Sebagaimana sekolah sebagai suatu sistem, maka Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI) memiliki Masukan (Input) yang berasal dari proses

sebelumnya yang disebut sebagai Pemasok (Supplier) dan masukan

tersebut terdiri atas beberapa Sumber Daya (Resources). SBI juga

memiliki Proses (Process) atau Aktivitas (Activity) yang harus

merupakan aktivitas bernilai tambah (value-added activity). Antara

keluaran dengan masukan terdapat hubungan Umpan Balik

(Feedback) sebagai respon atas pengendalian terhadap kinerja

proses atau kapabilitas proses. Ukuran Kinerja (Operational Metrics)

disebut efisien (bernilai tambah) jika berkaitan dengan penggunaan

sumber daya dan disebut efektif (akurat dan presisi) jika berkaitan

dengan produk yang dihasilkan.

Proses akan mengubah masukan menjadi Keluaran (Output)

berupa Produk (Product), yang apabila produk tersebut sesuai dengan

karakteristik atau spesifikasi yang dipersyaratkan disebut sebagai

Hasil (Outcome), dan harus berdampak positif (Positive Impact)

terhadap proses berikutnya, yang disebut Pelanggan (Customer).

Page 26: Bab 2 Revision

33

Ukuran kinerja antara lain hasil (outcome) terhadap visi, misi dan

sasarsan disebut sebagai ukuran strategis (strategic metrics) proses,

yang diantaranya merupakan proses berdaya tahan (sustainable) dan

berdaya saing (competitiveness).

Masukan dari Sistem Pembelajaran

Adapun Sumber Daya (Resources) yang berperan sebagai Masukan

(Input) dari sistem pembelajaran sebagai berikut:

1. Peserta Didik

Diawali dengan proses seleksi yang sesuai meliputi Seleksi

Administrasi, Kecerdasan Intelektual (IQ), Kecerdasan Emosi

(EQ), dan Kecerdasan Rohani (SQ), serta Kecerdasan Daya

Juang (AQ) agar memperoleh calon peserta didik sebagai sumber

daya bahan baku proses yang harus memiliki potensi kecerdasan

dan kompetensi atau spesifikasi awal yang harus sesuai dengan

kualifikasi (ukuran) yang telah dipersyaratkan.

2. Kurikulum

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan

keberhasilan melaksanakan kurikulum secara tuntas. Kurikulum

merupakan acuan dalam penyusunan silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran. Masukan kurikulum berupa kurikulum

yang diperkaya dari Standar Internasional (misalnya dari

Cambridge atau International Baccalaureate Organization) serta

Page 27: Bab 2 Revision

34

dari sekolah yang berasal dari negara-negara dalam kelompok

OECD.

3. Pendidik

Mutu setiap Sekolah Berstandar Internasional dijamin dengan guru

yang menunjukkan kinerja yang optimal (efektif) sesuai dengan

tugas profesionalnya. Pendidik memiliki peranan yang strategis

karena mempunyai tugas profesional untuk merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

serta melakukan pembimbingan dan pelatihan. Proses

peningkatan kompetensi peserta didik sangat dipengaruhi oleh

pendidik/ guru yang efektif yaitu dapat memotivasi peserta didik,

bukan karena takut kepada gurunya. Di samping itu juga memiliki

komitmen sebagai pendidik yang ditunjukkan dengan

kebermaknaan dalam hidup (meaning), kebersamaan sebagai

anggota satuan pendidikan (membership) dan pengetahuan untuk

menjadi pendidik yang unggul (mastery, professional, integrity)

serta memenuhi kualifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan

dalam pedoman.

4. Suasana Akademik

Proses pembelajaran aktif, kreatif, interaktif, menyenangkan,

gembira, produktif, menantang, memotivasi, yang memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian yang

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

Page 28: Bab 2 Revision

35

psikologis peserta didik, tidak akan tercipta apabila tidak didukung

oleh adanya suasana akademik nyaman dan menunjang, sebagai

sumber daya lingkungan (environment).

5. Sarana dan Prasarana

Mutu setiap Sekolah Bertaraf Internasional dijamin dengan

kewajiban sekolah memiliki dan memelihara sarana dan prasarana

pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran

yang teratur dan berkesinambungan. Tersedianya Sarana dan

Prasarana yang mendukung penyelenggaraan Sekolah Bertaraf

Internasional sebagaimana ditetapkan dalam pedoman serta

dalam keadaan mutakhir (up-to-date) dan lengkap.

Proses Pembelajaran

Proses Pembelajaran, sebagaimana diamanatkan pada Standar

Nasional Pendidikan tentang Standar Proses, maka proses

pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,

minatm dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Untuk memenuhi amanat proses pembelajaran secara aktif,

inspiratif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan

produktif tersebut, maka diselenggarakan dengan menerapkan proses

Page 29: Bab 2 Revision

36

pembelajaran secara Revolusi Belajar (Learning Revolution),

Pengajaran dan Belajar Kontekstual (Contextual Teaching and

Learning), Pengajaran dan Belajar Kuantum (Quantum Learning and

Teaching) serta yang dapat memfasilitasi Kecerdasan Majemuk

(Multiple Intelligence). Sumber Daya yang berperan pada proses

adalah Sumber Daya Akademik yang merupakan bagian dari Sumber

Daya Lingkungan.

Keluaran dari Sistem Pembelajaran

Secara spesifik, menurut Madi (2009), Keluaran sekolah

mencakup output dan outcome. Output sekolah adalah hasil belajar

yang merefleksikan seberapa baik peserta didik mampu mengikuti

proses pembelajaran. Idealnya, hasil belajar harus mengekspresikan

tiga unsur kemampuan, yaitu daya pikir, daya kalbu, dan daya fisik.

Pertama, kemampuan daya pikir tidaklah semata-mata hanya Ujian

Akhir Sekolah Bertaraf Nasional (UASBN), akan tetapi harus juga

mengukur kemampuan berpikir ganda, seperti berpikir kritis, kreatif,

mengukur prestasi belajar berupa nalar, eksploratif, diskoveri, dan

berpikir sistem. Kedua, hasil belajar harus juga mengukur kemampuan

daya kalbu, yang pada dasarnya adalah mengukur kualitas karakter

manusia, seperti misalnya iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, kasih sayang, kejujuran, kesopanan, toleransi,

tanggungjawab, keberanian moral, komitmen, disiplin diri, dan

Page 30: Bab 2 Revision

37

estetika. Ketiga, hasil belajar harus juga mengukur daya fisik, yang

meliputi keterampilan olahraga (atletik, sepakbola, badminton, dsb.),

kesehatan (daya tahan, bebas penyakit), dan kesenian (musik, visual,

teater, dan kriya). Oleh karena itu, tidaklah cukup jika hasil belajar

hanya diukur dengan hasil tes berupa nilai akhir UASBN.

Outcome adalah dampak jangka panjang dari output/hasil

belajar, baik dampak bagi tamatan maupun bagi masyarakat.

Idealnya, hasil belajar selalu terkait erat dengan outcome. Dalam

kenyataan, tidak selalu demikian karena outcome dipengaruhi oleh

banyak faktor di luar hasil belajar. Sekolah yang baik mempersiapkan

dan memberikan kesempatan/akses kepada tamatannya untuk

meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan dapat

mengembangkan diri dalam kehidupan.

Standar Keluaran: Sekolah menghasilkan output/hasil belajar

yang memadai dalam prestasi akademik dan prestasi non-akademik

(olah raga, kesenian, keagamaan, keterampilan kejuruan, dsb.).

Sekolah menggunakan alat evaluasi yang relevan untuk mengukur

hasil belajar ganda (prestasi akademik dan prestasi non-akademik),

yang dibuktikan oleh tingkat validitas, reliabilitas, obyektivitas, dan

otentisitas yang tinggi.

Page 31: Bab 2 Revision

38

2.6 Audit Manajemen Atas Sistem Pembelajaran

Keberhasilan suatu lembaga pendidikan dipengaruhi oleh sistem

pendidikan yang telah diterapkan dan kebijakan-kebijakan yang

diambil oleh lembaga pendidikan tersebut. Untuk menilai efisiensi dan

efektivitas suatu sistem pembelajaran maka dilakukan audit atas

sistem pembelajaran. Tahapannya adalah :

1. Survei Pendahuluan

Tahap pertama yang dilakukan auditor adalah melakukan survei

pendahuluan untuk mengenal kegiatan operasional yang diaudit.

Disini auditor menggunakan daftar pertanyaan yang ditujukan

kepada Direktur Sekolah serta observasi secara langsung.

2. Pengumpulan Data-data

Tujuan pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data

yang faktual. Kemudian data faktual yang ada dibandingkan

dengan peraturan yang telah dibuat oleh pemerintah. Hal ini

dilakukan dengan cara observasi dan wawancara yang dilakukan

dengan kepala sekolah, guru, dan siswa sekolah tersebut.

3. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Intern

Penelaahan dan pengujian atas sistem pembelajaran dilakukan

melalui perbandingan atas peraturan yang telah ditapkan oleh

pemerintah dengan praktek yang dilakukan di lapangan. Hal ini

dilakukan dengan membuat daftar Internal Control Questionnaire

dan Compliance Test. Dari hasilnya dapat diketahui apakah sistem

Page 32: Bab 2 Revision

39

pembelajaran yang diterapkan di sekolah tersebut telah sesuai

dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

4. Pengujian Terinci

Pada tahap pengujian ini akan dilakukan pengujian dengan teknik

Uji Ketaatan (Compliance Test). Hal ini dilakukan untuk menguji

daftar Internal Control Questionnaire dan Compliance Test yang

telah dilakukan sebelumnya. Jawaban pihak manajemen sekolah

atas Internal Control Questionnaire yang diberikan harus diuji

kebenarannya dengan mengambil beberapa sampel untuk

dilakukan tes.

5. Melaporkan Hasil Audit Manajemen

Laporan audit manajemen merupakan langkah terakhir dalam audit

manajemen pada sistem pembelajaran. Di dalam laporan tersebut

auditor akan memaparkan mengenai temuan-temuan, saran, dan

kesimpulan.