BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar yang berhubungan...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Teori-teori dasar yang berhubungan...
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori – Teori Dasar
Teori-teori dasar yang berhubungan sistem basis data meliputi
pengertian sistem, data, basis data, sistem basis data, DDL, DML, Database
Application Lifecycle, ER Modelling, Normalisasi yang dapat digunakan
untuk mendukung penulisan skripsi akan dijelaskan secara ringkas sebagai
berikut.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah jangkauan dan batasan dari sebuah sistem basis
data termasuk pandangan umum dari user, user itu sendiri, dan area
aplikasi. (Connolly dan Begg, 2005, p285)
Mengacu definisi sistem di atas, dapat juga diartikan, sistem
adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
suatu tujuan. Sebagai contoh, dalam sistem komputer terdapat
software (perangkat lunak), hardware (perangkat keras), dan
brainware (sumber daya manusia).
2.1.2 Pengertian Data
8
Menurut O’Brien (2003,p13), data juga merupakan fakta –
fakta atau observasi yang mentah, biasanya mengenai kejadian atau
transaksi bisnis
Sistem informasi mengumpulkan data mentah dengan meng-
capture fakta bisnis (mengenai produk, pegawai, pelanggan, dan
sejenisnya) dan memproses transaksi bisnis. Data dikombinasikan,
difilter, diorganisasikan dan dianalisa untuk menghasilkan informasi
untuk membantu manajer merencanakan dan mengoperasikan bisnis.
2.1.3 Pengertian Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005, p15), basis data adalah
suatu kumpulan data komputer yang terhubung secara logikal serta
berisi deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu perusahaan. Deskripsi dari data
tersebut, diketahui sebagai system catalog (atau data dictionary atau
meta data).
Basis data tidak hanya memegang data operasional organisasi
tetapi basis data juga mendeskripsikan data tersebut. Sebagai contoh ,
sebuah basis data juga didefinisikan sebagai sebuah kumpulan
gambaran diri sendiri dari rekaman-rekaman integrasi.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah koleksi data
yang saling terkait yang berfungsi memenuhi kebutuhan informasi
suatu organisasi.
9
2.1.4 Pengertian Sistem Basis Data
Sistem basis data menurut Connolly (2005, p4), sistem basis
data pada dasarnya adalah sistem penyimpanan record yang
terkomputerisasi dimana tujuan sebenarnya adalah menyimpan
informasi dan membuat informasi tersebut selalu tersedia pada saat
dibutuhkan. Keseluruhan sistem terkomputerisasi tersebut
memperbolehkan pengguna menelusuri kembali dan mengubah
informasi tersebut sesuai kebutuhan.
2.1.5 Database Management System (DBMS)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p16), DBMS adalah suatu
sistem software yang memberikan kebebasan pada user untuk
mendefenisikan (define), membuat (create), memelihara (maintain)
dan mengontrol (control) akses database.
Menurut Connolly (2005, p16), DBMS berinteraksi dengan
program aplikasi user dan database dalam menyediakan fasilitas –
fasilitas sebagai berikut :
1. Data Definition Language (DDL)
DBMS harus mendukung semua defenisi data (skema
eksternal, skema konseptual, skema internal) dan melakukan
perubahan terhadap skema – skema tersebut kedalam bentuk objek
yang sesuai.
2. Data Manipulation Language (DML)
10
DBMS harus dapat mengatur permintaan dari user untuk
mengambil atau mengubah atau memasukkan data ke dalam basis
data. DML menyediakan penggunaan sebuah fasilitas untuk
melakukan pencarian data yang disebut Query Language. Query
Language yang umum digunakan adalah Structured Query Language
(SQL).
3. DBMS juga menyediakan kontrol akses ke database, yaitu :
a. Security System, DBMS mencegah adanya pengaksesan
sistem basis data oleh user yang tidak memiliki hak akses.
b. Integrity System, DBMS menjaga dan mengawasi
konsistensi data yang tersimpan didalam basis data, yang
dapat mengganggu pemeriksaan integritas yang telah
ditentukan oleh database administrators.
c. Concurrency Control System, DBMS memungkinkan
adanya pengaksesan ke dalam basis data secara bersamaan.
d. Recovery Control System, memperbaiki basis data ke
keadaan yang sebelumnya, jika terjadi error pada hardware
atau software.
11
e. User Accessible-Catalog, terdapat deskripsi dari data yang
ada di dalam basis data.
4. Menurut Indrajani (2009, p12), Komponen – komponen DBMS
dibedakan menjadi 5, yaitu :
a. Perangkat Keras (Hardware)
DBMS dan aplikasi membutuhkan perangkat keras
agar dapat berjalan. Perangkat keras yang digunakan
bergantung pada kebutuhan organisasi dan DBMS yang
digunakan. Beberapa DBMS hanya berfungsi pada
beberapa perangkat keras yang digunakan atau sistem
operasi tertentu, ketika yang lain berjalan pada sebuah
keberagaman perangkat keras dan sistem operasi yang luas.
b. Perangkat Lunak (Software)
Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat
lunak DBMS itu sendiri dan program – program aplikasi,
bersama dengan sistem operasi, mencakup perangkat lunak
jaringan jika digunakan pada sebuah jaringan.
c. Data
12
Komponen utama yang paling penting dari DBMS
adalah data. Data berperan sebagai jembatan penghubung
antara komponen mesin dan komponen manusia.
d. Prosedur
Prosedur lebih cenderung pada instruksi dan
peraturan yang mengatur desain dan penggunaan basis data.
Pengguna dari sistem dan staf yang mengelola basis data
membutuhkan dokumentasi procedures untuk mengetahui
cara menggunakan dan menjalankan sistem.
e. Manusia (People)
Menurut Indrajani (2009, p17) Komponen terakhir
dalam lingkungan DBMS adalah manusia (people). Ada
empat tipe manusia yang dibedakan menjadi beberapa
fungsi, yaitu sebagai :
1. Data dan Database Administrators
Data Administrator (DA) bertanggung jawab untuk
mengatur sumber data yang mencakup perencanaan basis
data, pengembangan dan pemeliharaan, kebijakan dan
prosedur, serta perancangan konseptual dan logikal dari
basis data.
2. Database Designers
13
Kita dapat membedakan dua tipe dari designer yaitu
logical database designers dan physical database
designers. Logical database designers berkonsentrasi pada
identifikasi data, hubungan antar data, dan batasan dari data
yang disimpan dalam basis data. Sedangkan physical
database designers memutuskan bagaimana perancangan
logikal dari basis data yang diubah menjadi realisasi fisikal.
3. Applications Developers
Ketika basis data diimplementasikan, program
aplikasi yang menyediakan fungsi – fungsi yang dibutuhkan
oleh pengguna akhir (end – user) juga harus
diimplementasikan. Hal tersebut merupakan tanggung
jawab dari application developers.
4. End – Users
End users merupakan client dari basis data, yang
telah dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara untuk
menyediakan kebutuhan informasi.
2.1.6 Database Application Lifecycle
Tahapan penerapan database application lifecycle menurut
Connolly (2005, p283-306) :
14
Gambar 2.1 Database Application Lifecycle
Menurut Connolly dan Begg (2005, p283), ada beberapa aktivasi
sistem yang berhubungan dengan Database Application Lifecycle, aktivitas –
aktivitas tersebut antara lain :
15
a. Perencanaan Basis Data (Database Planning)
Database Planning adalah merencanakan bagaimana
tahapan – tahapan dari lifecycle dapat direalisasikan dengan cara
yang efisien dan efektif. Perencanaan basis data harus terintegrasi
dengan sistem informasi. (2005, p285-p286)
b. Definisi Sistem (System Definition)
Definisi sistem pada lifecycle menjelaskan batasan-batasan
dan cakupan dari aplikasi basis data dan sudut pandang pengguna
(user view) yang utama. User view mendefinisikan apa yang
diwajibkan dari suatu aplikasi basis data dari perspektif aturan
kerja khusus (seperti manager dan supervisor) atau area aplikasi
perusahaan (seperti marketing, personalia atau stock control).
c. Analisa dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirements
Collections and Analysis)
Suatu proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai
bagian dari organisasi yang akan mendukung aplikasi basis data
dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi kebutuhan
pengguna pada sistem baru.
Pada bagian ini dilakukan pengumpulan dan analisis
informasi mengenai bagian – bagian dari enterprise yang akan
menggunakan atau terkait dengan basis data yang dibuat. Untuk itu
digunakan teknik yang disebut Fact Finding Technique. Terdapat
16
lima Fact Finding Technique yang umum digunakan (Connolly dan
Begg, 2005, p305) :
1. Mengevaluasi dokumen
2. Wawancara
3. Mengobservasi jalannya kegiatan pada organisasi
4. Penelitian
5. Kuesioner
d. Desain Basis Data (Database Design)
Tahap ini berupa suatu proses pembuatan sebuah
rancangan basis data yang akan mendukung tujuan dan operasi
suatu perusahaan. Tujuan utamanya adalah :
1. Merepresentasikan data dan relationship antar data yang
dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan user group.
2. Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi
yang diperlukan pada data.
3. Menspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun
untuk memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada
sistem (contoh : respon waktu).
Pendekatan dalam perancangan basis data :
1. Top-down
Diawali dengan pembentukan model data yang berisi
beberapa entitas high-level dan relationship, yang kemudian
17
menggunakan pendekatan top-down secara berturut-turut
untuk mengidentifikasi entitas lower level, relationship dan
atribut lainnya.
2. Bottom-up
Dimulai dari atribut dasar, yaitu sifat-sifat entitas dan
relationship, dengan analisa dari penggabungan antar atribut,
yang dikelompokkan ke dalam suatu relasi yang
merepresentasikan tipe dari entitas dan relationship antar
entitas.
3. Inside-Out
Berhubungan dengan pendekatan bottom-up tetapi
sedikit berbeda dengan identifikasi awal entitas utama dan
kemudian menyebar ke entitas, relationship, dan atribut terkait
lainnya yang lebih dahulu diidentifikasi.
4. Mixed
Menggunakan pendekatan bottom-up dan top-down
untuk bagian yang berbeda sebelum pada akhirnya
digabungkan.
Ada 3 fase utama dalam desain basis data, yaitu :
a. Desain konseptual basis data
Proses membangun model data (data model) dari informasi
yang diperoleh dalam sebuah organisasi, tetapi terbebas dari
semua pertimbangan fisik.
18
b. Desain logikal basis data
Proses membangun sebuah model informasi yang diperoleh
dari sebuah organisasi berdasarkan model data yang khusus
(specific data model), namun terbebas dari DBMS tertentu dan
pertimbangan fisik lainnya.
c. Desain fisikal basis data
Proses pembuatan deskripsi dari suatu implementasi data base
pada media penyimpanan (secondary storage). Hal ini,
mendeskripsikan hubungan utama, organisasi file dan indeks
yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses kedalam data,
dan hubungan integritas constraint (asosiated integrity
constraint) yang lainnya dan hal yang berkaitan dengan
keamanan.
e. Pemilihan DBMS (DBMS Selection)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p295), Proses
penyeleksian DBMS yang cocok untuk mendukung aplikasi basis
data.
Langkah – langkah yang digunakan dalam memilih sebuah
DBMS adalah sebagai berikut :
1. Membuat cakupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.
2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS.
19
3. Mengevaluasi produk-produk DBMS yang dipilih.
4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan
hasil evaluasi produk DBMS tersebut.
f. Desain Aplikasi (Application Design)
Design interface user dan program aplikasi yang
menggunakan dan memproses basis data. Sesain basis data dan
aplikasi merupakan aktifitas parallel yang meliputi dua aktifitas
penting, yaitu :
1. Desain Transaksi (Transaction Design)
Transaksi dapat juga diartikan sebagai sebuah atau
serangkaian aksi, yang dilakukan oleh seorang user atau
program aplikasi, yang mengakses atau mengubah isi dari basis
data. (Connolly dan Begg, 2005, p300),
Terdapat tiga tipe utama transaksi :
I. Retrieval Transaction
Digunakan untuk pemanggilan (retrieve) data untuk
ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan,
contohnya tampilan detil data properti (data ditampilkan
dalam bentuk angka).
II. Update Transaction
20
Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record
lama, atau memodifikasi recordyang sudah ada di dalam
basis data. contohnya operasi untuk memasukkan detil data
properti baru kedalam basis data.
III. Mixed Transaction
Meliputi pemanggilandan perubahan data contohnya
operasi untuk mencari detil data properti, menampilkannya
dan kemudian mengupdate nilainya.
2. User Interface Design
Beberapa aturan pokok dalam pembuatan user interface
yaitu :
a. Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form
cukup jelas menerangkan kegunaan dari suatu form atau
report.
b. Comprehensible instructions, penggunaan terminologi
yang familiar untuk menyampaikan instruksi ke user dan
jika informasi tambahan diperlukan, maka harus disiapkan
helpscreen.
c. Logical grouping and sequence at fields, field yang saling
berhubungan ditempatkan pada form atau report yang
sama. Urutan field harus logis dan konsisten.
21
d. Visually appealing layout of the form/report, tampilan
form atau report haruslah menarik dan sesuai dengan
hardcopy agar konsisten.
e. Familiar field labels, penggunaan labels yang familiar.
f. Consistent terminology and abbreviation, terminologi dan
singkatan yang digunakan haruslah konsisten.
g. Consistent of color.
h. Visible and boundaries for data-entity fields. Jumlah
tempat yang disediakan untuk data-entry harus diketahui
oleh pengguna.
i. Convenient cursor movement, user dapat dengan mudah
menjalankan operasi yang diinginkan menggerakkan
cursor pada form atau report.
j. Error correction for individual characters and entire
fields, pengguna dapat dengan mudah menjalankan operasi
yang diinginkan dan melakukan perubahan terhadap nilai
field.
k. Error messages for unacceptable values.
l. Optional fields marked clearly.
m. Explanatory message for fields, ketika user meletakkan
cursor pada suatu field, maka keterangan mengenai field
tersebut harus dapat dilihat.
n. Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa
suatu proses telah selesai dilaksanakan.
22
g. Prototipe (Prototyping)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p304), prototyping
adalah proses membangun model kerja (working model) dari
aplikasi basis data, yang memperbolehkan perancang atau user
untuk mengevaluasi hasil akhir dari sistem.
Tujuan utama dalam pengembangan prototype pada aplikasi
database adalah untuk memungkinkan pengguna menggunakan
prototype dan mengidentifikasi fitur-fitur sistem, baik yang bekerja
dengan baik maupun yang kurang baik, serta memungkinkan
pengguna untuk dapat mengusulkan perkembangan beberapa fitur
baru untuk aplikasi database.
h. Implementasi (Implementation)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p304), implementasi
adalah membuat definisi basis data secara eksternal, konseptual,
internal dan program aplikasi. Implementasi basis data dilakukan
dengan menggunakan Data Definition Language (DDL) dari
DBMS yang dipilih, atau dengan menggunakan Graphical User
Interface (GUI).
i. Loading dan Konversi Data (Data Conversion and Loading)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p305), Pada tahap ini
dilakukan pengambilan data dari sistem yang lama untuk
dipindahkan kedalam sistem yang baru.
23
j. Testing
proses menjalankan program aplikasi dengan tujuan
menemukan dan mencari kesalahan-kesalahan. Sebelum
digunakan, aplikasi database yang baru seharusnya telah melalui
tahap percobaan.
k. Perawatan Operasional (Operational Maintenance)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p306), adalah proses
memantau dan memelihara sistem setelah dilakukannya proses
instalasi.
2.1.7 Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
ER Modelling adalah salah satu bentuk pendekatan top-down
dalam perancangan basis data yang dimulai dengan
mengindentifikasi data-data penting yang disebut entities dan
hubungan (relationship) antara data-data tersebut harus
direpresentasikan dalam sebuah model. (Connolly dan Begg, 2005,
p342).
Berikut ini penjelasan konsep dasar dari ER Modelling,
sebagai berikut :
I. Tipe Entiti ( Entity Types)
24
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343) tipe entity adalah
sekumpulan objek yang memiliki properties yang sama yang
memiliki sebuah ketidaktergantungan eksistensi yang diidentifikasi
oleh perusahaan.
Setiap entity dilambangkan dengan sebuah persegi panjang
yang diberi nama dengan entity tersebut. Nama entity biasanya adalah
kata benda tunggal. Huruf pertama dari setiap entity harus
menggunakan huruf besar.
Entity dapat diklarifikasikan menjadi :
1. Strong Entity Type : Tipe entiti yang keberadaannya tidak
bergantung oleh adanya entity lain. Biasanya disebut dengan
parent, owner dominant. (Connolly, 2005, p354).
2. Weak Entity Type : Tipe entity yang keberadaannya bergantung
oleh adanya entity lain. Biasanya disebut dengan child,
dependent, subordinate (Connolly, 2005, p355).
II. Tipe Relasi (Relation Types)
Menurut Connolly dan Begg (2005, p346), Relationship
adalah suatu hubungan yang berarti antara satu tipe entity atau lebih
tipe entity.
Tipe relasi digambarkan dengan sebuah garis yang
menghubungkan tipe entitas – tipe entitas yang saling berhubungan.
25
Garis tersebut diberi nama sesuai dengan nama hubungannya dan
diberi tanda panah satu arah disamping nama hubungannya.
Representasi diagram dari suatu tipe relasi terlihat pada
gambar 2.2.
Kantor mempunyai pekerja
Gambar 2.2 Representasi diagram dari tipe relasi
a. Degree of relationship type
Menurut Connolly dan Begg (2005, p347), Derajat dari
tipe relasi adalah jumlah tipe entitas yang ikut serta dalam sebuah
relasi .
Complex relationship types adalah sebuah relasi antar tiga
atau lebih tipe entitas (Connolly dan Begg, 2005, p470). Sebuah
relasi yang memiliki derajat dua dinamakan binary(Connolly dan
Begg, 2005, p348). Gambar 2.2 juga mempresentasikan diagram
relasi derajat dua. Sedangkan sebuah relasi derajat tiga dinamakan
ternary, dan jika sebuah relasi memiliki derajat empat dinamakan
quarternary (Connolly dan Begg, 2005, p348). Suatu relasi dapat
disebut relasi yang kompleks bila relasi tersebut mempunyai
degree yang lebih dari dua ( binary ).
b. Recursive relationship
Pekerja Kantor
26
◄Supervises Supervisor
Role Name
Staff Role Name
Supervisee
Merupakan sebuah tipe relationship dimana tipe entitas
yang sama ikut serta lebih dari sekali pada peran yang berbeda
(Connolly dan Begg, 2005, p349).
Representasi diagram recursive relationship beserta nama
perannya terlihat pada gambar 2.3 :
Gambar 2.3 Recursive Relationship Supervises with Role Names
Supervisor and Supervisee
III. Atribut ( Attributes)
Merupakan sifat-sifat (property) dari sebuah entity atau
relationship type. Contohnya : Sebuah entity Staff digambarkan oleh
atribut staffNo, name, position dan salary (Connolly dan Begg,
2005, p350).
a. Domain Attributes
Merupakan kumpulan dari nilai-nilai yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih attribut, misalnya untuk
atribut noRumah harus diisi nilai antara 1 sampai 20.
27
b. Simple and Composite Attributes
i. Simple attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu
komponen tunggal dengan keberadaan yang independen dan
tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi. Dikenal
juga dengan nama Atomic Attribute.
ii. Composite attribute, yaitu atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, dimana masing-masing komponen
memiliki keberadaan yang independen. Misalkan atribut
Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.
c. Singe-Value and Multi-Value Attributes
i. Single-value attribute, yaitu atribut yang mempunyai
nilai tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas Branch
memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada setiap kejadian.
ii. Multi-value attribute, yaitu atribut yang mempunyai
beberapa nilai untuk setiap kejadian. Misal entitas Branch
memiliki beberapa nilai untuk atribut telpNo pada setiap
kejadian.
d. Derived Attributes
Derived attributes, yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak
harus berasal dari satu entitas.
e. Keys
28
Macam – macam keys adalah sebagai berikut : (Connolly
dan Begg, 2005, p353).
1. Super Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan row.
2. Candidate Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan
table. Jumlah minimal atribut – atribut yang dapat
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record secara unik
3. Primary Key : Atribut unik yang mengidentifikasikan setiap
row dalam table. Candidate Key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan setiap kejadian atau record dari suatu
entitas secara unik.
4. Alternate Key : Candidate Key yang tidak terpilih menjadi
Primary Key.
5. Composite Key : Candidate Key yang terdiri dari dua
atau lebih atribut.
6. Foreign Key : Atribut sebuah tabel yang menggabungkan
diri ke tabel lain.
IV. Structural Constraints
Batasan utama pada relationship disebut multiplicity,yaitu
jumlah atau range dari kejadian yang mungkin terjadi pada suatu
entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain yang
berhubungan melalui suatu relationship.
Menurut Connolly dan Begg (2005, p356), jenis batasan
multiplicity terdiri dari :
29
1. Relasi One-to-One(1:1)
Relasi dimana setiap entiti yang ada hanya dapat
mempunyai maksimal 1 relasi dengan entiti yang lain.
Gambar 2.4 Relasi one-to-one antara customer
dan order
Pada gambar diatas relasi yang terjadi adalah
relasi one-to-one, dimana satu customer hanya dapat
menunjuk ke satu order demikian juga sebaliknya.
2. Relasi One-to-Many (1:*)
Hubungan ini terjadi apabila sebuah record di
tabel A menunjuk banyak record di tabel B, tetapi tabel B
hanya dapat ditunjuk oleh sebuah record dari tabel A.
Customer
+id
Name
Address
Phone
#Orderid
Order
+id
Date
total
Customer Order
30
Gambar 2.5 relasi one-to-many antara
customer dan contact
moment
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa tabel
Customer dapat menunjuk beberapa ContactMoment tapi
sebuah ContactMoment hanya dapat ditunjuk oleh sebuah
Customer.
3. Relasi Many-to-Many
Hubungan ini membutuhkan tabel pembantu
untuk membantu hubungan antara dua tabel yang memiliki
hubungan many to many. Dalam hubungan many to many,
tiap tabel dapat menunjuk beberapa record di tabel lain.
Contoh seperti gambar di bawah ini.
Customer
customer_id
Name
Address
Phone
Cont_moment_id
Date
Time
#customer_id
Customer ContactMoment
ContactMoment
31
Gambar 2.6 relasi many-to-many antara koran dan iklan
Pada gambar diatas relasi yang terjadi adalah relasi
many-to-many, dimana setiap koran dapat mengiklankan
lebih dari 1 rumah.
2.1.8 Normalisasi
Menurut Connolly dan Begg (2005, p388), Normalisasi adalah
teknik untuk menghasilkan kumpulan relasi dengan properti yang
diinginkan, sesuai kebutuhan data suatu organisasi.
Tingkatan normalisasi yang digunakan sebagai landasan
penulisan skripsi ini ada beberapa tahap, yaitu :
a. Unnormalized Form (UNF)
Merupakan suatu tabel yang berisikan satu atau lebih groups
yang berulang (repeating group). Membuat tabel unnormalized yaitu
PR
Bola
Sindo
R1
R2
R3
R4
A
B
C
Koran
(Entiti)
Mengiklankan
(tipe relasi)
Rumah
(Entiti)
32
dengan memindahkan data dari sumber informasi kedalam format
tabel dengan baris dan kolom.
b. First Normal Form (1NF)
Suatu kondisi sebelum masuk ke proses normalisasi adalah
Unnormalized Form (UNF), yaitu kondisi dimana sebuah tabel
mengandung satu atau lebih repeating group (Connolly dan Begg,
2005, p403). Sedangkan 1NF adalah relasi dimana gabungan dari
tiap kolom dan baris mengandung satu dan hanya satu nilai
(Connolly dan Begg, 2005, p403).
c. Second Normal Form (2NF)
Yaitu relasi yang terdapat di dalam 1NF dan tiap atribut non-
primary key bersifat bergantung fungsional penuh terhadap primary
key (Connolly dan Begg, 2005, p407).
d. Third Normal Form (3NF)
Yaitu relasi yang terdapat pada 1NF dan 2NF, dimana tidak ada
atribut non-primary key yang bergantung transitif terhadap primary
key (Connolly dan Begg, 2005, p409).
e. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)
Suatu relasi dikatakan BCNF bila didalamnya berisi atribut
yang berfungsi sebagai candidate key sehinga salah satu dari
candidate key tersebut menjadi primary key.
33
f. Fourth Normal Form (4NF)
Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika telah
memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki
lebih dari sebuah multi-valued attribute.
g. Fifth Normal Form (5NF)
Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah
lossless decomposistion menjadi tabel – tabel yang lebih kecil.
2.1.9 Metodologi Sistem Basis Data
Terdapat tiga tahapan atau fase utama dalam perancangan basis
data (Connolly dan Begg, 2005, p417 - 476), yaitu :
1. Perancangan Konseptual
Proses membangun model informasi yang digunakan dalam
sebuah organisasi, bebas dari semua pertimbangan fisik (Connolly
dan Begg, 2005, p439). Pertimbangan fisik yang dimaksud meliputi
DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa
pemrograman, platfrom perangkat keras, unjuk kerja, dan
pertimbangan fisik lainnya.
Pada konseptual basis data desain ini terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut :
34
Langkah 1 : membangun data model konseptual lokal untuk setiap
view.
1.1 Mengidentifikasi tipe – tipe dari entitas.
1.2 Mengidentifikasi tipe relasi
1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entiti
atau tipe entiti
1.4 Menentukan domain atribut
1.5 Menentukan candidate dan primary key dari atribut
Berikut adalah acuan dalam menentukan primary key
dari candidate key :
I. Candidate key dengan set atribut yang minimal
II. Candidate key dengan nilai yang berubah paling
sedikit
III. Candidate key dengan karakter paling sedikit
IV. Candidate key dengan isi maksimum yang paling
sedikit
V. Candidate key dengan yang termudah digunakan dari
sudut pandang user
1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep model yang lebih
tinggi (enhanced modelling concepts)
1.7 Periksa model dan redundancy.
1.8 Memvalidasi model data konseptual lokal terhadap
transaksi user
1.9 Memeriksa data konseptual lokal dengan user
35
2. Perancangan Logikal
Proses membangun model informasi yang digunakan dalam
sebuah enterprise yang didasarkan pada data model spesifik, dan
terbebas dari DBMS dan semua pertimbangan fisik.
Pada desain logikal basis data terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data logikal
lokal untuk setiap view.
Tujuannya untuk membangun sebuah local logical data
model dari sebuah local conceptual data model yang mewakili
pandangan tertentu dari organisasi dan kemudian memvalidasi
model ini untuk memastikan bahwa strukturnya benar (dengan
menggunakan teknik normalisasi) dan untuk memastikan
dukungannya terhadap transaksi-transaksi yang dibutuhkan.
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini meliputi :
2.1 Hilangkan fitur – fitur yang tidak kompatibel dengan model
relasional (optional step).
Langkah-langkahnya antara lain :
i. Menghilangkan relasi binary many-to-many (*:*)
ii. Menghilang
iii. kan relasi rekursif many-to-many (*:*)
iv. Menghilangkan tipe relasi yang kompleks
36
v. Menghilangkan atribut multi-valued
2.2 Mendapatkan relasi untuk model data logikal
Untuk mendapatkan relasi dari data model yang ada
maka digunakan cara-cara berikut ini :
i. Tipe entiti yang kuat
ii. Tipe entiti yang lemah
iii. Relasi binary one-to-many (1:*)
iv. Relasi binary one-to-one (1:1)
v. Relasi recursive
vi. Tipe relasi superclass/subclass
2.3 Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi
2.4 Memvalidasi relasi dengan transaksi pengguna.
2.5 Mendefinisikan integrity constraints
Integrity constraints adalah batasan-batasan yang harus
ditentukan untuk melindungi basis data agar tetap konsisten
(Connolly dan Begg, 2005, p474). Ada 5 tipe Integrity
constraints, yaitu :
i. Required data (data/nilai yang valid)
ii. Batasan domain attribute
iii. Entity integrity (primary key tidak boleh null)
37
iv. Referential integrity (foreign key pada suatu entiti harus
sesuai dengan candidate key pada entiti lain).
v. Enterprise constraint (batasan pada organisasi)
2.6 Melihat kembali model data logikal lokal dengan pengguna.
Langkah 3 : Membangun dan validasi model data logikal global
Bertujuan menggabungkan masing-masing local logical
data model menjadi sebuah global logical data model yang
menggambarkan organisasi dengan menyatukan masing-masing
local logical data model bagi setiap pandangan pengguna.
3.1 Menggabungkan model data logikal lokal ke dalam model
global
3.2 Memvalidasi model data logikal global
3.3 Memeriksa perkembangan yang akan datang
3.4 Memeriksa model data logikal global dengan user
3. Perancangan Fisikal
Perancangan basis data fisikal merupakan konstruksi
penjelasan implementasi basis data pada secondary storage,
menguraikan basis relasi, organisasi file, merancang index,
integrity, dalam peralatan atau mekanisme security.
38
Pada desain fisikal basis data ini terdiri dari langkah-
langkah sebagai berikut :
Langkah 4 : Menjelaskan model data logikal global untuk DBMS
yang akan digunakan.
4.1 Mendesain relasi dasar (base relations)
4.2 Mendesain representasi dari data yang diturunkan
4.3 Mendesain enterprise constraints
Langkah 5 : Mendesain gambaran fisik dari basis data
Menentukan organisasi file yang akan digunakan dan
indeks untuk menghasilkan performa yang diinginkan serta
menentukan apa saja yang akan disimpan dalam secondary
storage.
5.1 Menganalisa transaksi
5.2 Memilih organisasi file yang akan digunakan
5.3 Memilih indeks yang digunakan
5.4 Memperkirakan disk space yang diperlukan
Langkah 6 : Mendesain user view
Mendesain user view yang telah diindentifikasi.
Langkah 7 : Mendesain pengukuran keamanan (security)
39
Membatasi pengaksesan basis data oleh user-user yang
tidak berhak dan menspesifikasi user terhadap basis data yang
dapat diakses.
Langkah 8 : Menentukan apakah redudansi data telah dapat
dikontrol
Dilakukan normalisasi agar dapat meningkatkan performa
dari sistem dan menghilangkan redudansi.
Langkah 9 : Memonitor Sistem Operasional
Memonitor dan meningkatkan performa dari sistem dengan
memperbaiki desain yang tidak sesuai atau perubahan kebutuhan.
2.1.10 STD (State Transition Diagram)
Menurut Whitten (2004, p673), State Transition Diagram (STD)
adalah suatu alat yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan
variasi dari layar yang dapat terjadi selama sesi pengguna.
State transition diagram merupakan suatu modeling tool yang
menggambarkan sifat ketergantungan pada waktu dari suatu sistem.
State transition diagram adalah diagram yang terdiri dari :
a. State (keadaan)
b. Event atau tindakan yang menyebabkan perpindahan dari satu
state ke state lainnya.
40
Ada dua macam symbol yang menggambarkan proses dalam State
transition diagram (STD) yaitu :
a. Gambar persegi panjang menunjukkan state dari sistem .
b. Gambar panah menunjukkan transisi antar state .
Tiap panah diberi label dengan ekspresi aturan. Label yang diatas
menunjukan kejadian yang menyebabkan transisi yang terjadi. Label
dibawah menunjukkan aksi yang terjadi akibat dari kejadian tadi.
Gambar 2.7 Simbol-simbol State Transition Diagram
2.1.11 Pendekatan dalam Pengimplementasian Web Basis Data
Ada dua pendekatan dalam pengimplementasian web basis data,
yaitu :
1. Pendekatan Server Side
Server side scripting merupakan sebuah teknologi
scripting atau pemrograman web dimana script dikompilasi
41
atau diterjemahkan di server yang memungkinkan untuk
menghasiklkan halaman web yang dinamis.
Beberapa contoh server side scripting :
a. ASP
b. ColdFusion
c. Java Server Pages
d. PERL
e. Phyton
f. PHP
Karakteristik server side programming :
i. Ada client yang meminta request.
ii. Eksekusi program dilakukan di server.
iii. Mengirimkan hasil ke client.
Keuntungan server side programming :
1. Cross platform : tidak tergantung dengan browser tertentu
2. Optimasi dan pemeliharaan dengan browser tertentu
3. Dapat mengakses databasae dan tidak tergantung dengan
kemanan
4. Menambah kekuatan server
42
5. Kode program aman
2. Pendekatan Client Side
Client side scripting merupakan jenis script yang
pengolahannya dilakukan disisi client. Pengolahan disini berarti yang
memiliki tugas untuk menerjemahkan script jenis ini disisi client
adalah web browser. Agar semua script yang masuk kategori ini dapat
diterjemahkan oleh web browser maka didalam web browser terdapat
sebuah komponen yang memiliki daftar pustaka (library) yang mampu
mengenali semua perintah – perintah yang terdapat pada kategori
client side scripting. Berikut contoh web browser yang populer
digunakan : internet explorer, mozilla firefox, opera, safari
(macintosh).
Berikut ini adalah contoh client side scripting : javascript,
vbscript, activeX, dll. Client side scripting merupakan script yang
digunakan untuk membantu standard static HTML menjadi lebih
dinamis.
Karakteristik client side scripting :
1. Kode program didownload bersama dengan halaman web
2. Bersifat interpreter dan diterjemahkan oleh browser
2.1.12 Pengertian Intranet
Menurut Onno W.Purbo Intranet adalah sebuah jaringan
computer berbasis protocol TCP/IP seperti internet hanya saja digunakan
43
dalam internal perusahaan, kantor, bahkan warung internet (WARNET)
pun dapat di kategorikan intranet. Antar Intranet dapat saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya melalui sambungan internet
yang memberikan tulang punggung komunikasi jarak jauh. Akan tetapi
sebetulnya sebuah intranet tidak perlu sambungan luar ke internet
untuk berfungsi secara benar. Intranet menggunakan semua protocol
TCP/IP dan Aplikasinya sehingga kita memiliki “private” internet.
Beberapa protocol internet (FTP, POP3 atau SMTP) umumnya
merupakan komponen protocol yang sering digunakan.
2.1.13 Pengertian Extranet
Menurut Connolly (2005, p996), extranet adalah intranet yang
dapat diakses sebagian orang luar yang memiliki wewenang. Sedangkan
intranet berada di belakang firewall dan hanya bisa diakses
oleh orang yang menjadi anggota organisasi yang sama, extranet
menyediakan berbagai tingkat aksesibilitas bagi orang luar.
2.1.14 Pengertian Internet
Menurut Connolly (2005, p994), internet adalah kumpulan
jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berhubungan. Internet
terdiri dari banyak jaringan yang terpisah tetapi saling berhubungan
milik organisasi komersial, pendidikan, pemerintahan, dan Internet
Service Provider (ISP).
44
2.1.15 Istilah – istilah yang Berhubungan dengan Internet dan Web
1. Web Browsers
Browser atau web browser adalah perangkat lunak di sisi klien
yang digunakan untuk mengakses informasi we., Internet Explorer,
Netscape dan Mozilla merupakan contoh – contoh browser yang ada.
2. WWW (World Wide Web)
World Wide Web (“WWW”, atau singkatnya “Web”) adalah
suatu ruang informasi yang dipakai oleh pengenal global yang disebut
Uniform Resource Identifier (URL) untuk mengidentifikasi sumber –
sumber daya yang berguna. Web juga dapat diartikan sebagai salah
satu dari banyak aplikasi pada internet dimana aplikasi ini melibatkan
banyak komputer dengan menggunakan internet sebagai mekanisme
dasar dari penghubungannya. Web dijalankan dengan program pada
server dan menerima respon dari client. Dari hubungan tersebut maka
beberapa komputer menjadi Web Server, yakni komputer yang
menyediakan informasi dan dapat diakses melalui web oleh komputer
client. Aplikasi – aplikasi web antara lain :
1. Publikasi Web
2. E-commerce
3. Group activities
4. Embedded
45
WWW terdiri dari 2 komponen dasar yaitu :
1. Web Server
Sebuah komputer dan perangkat lunak yang menyimpan
dan mendistribusikan data ke komputer lainnya melalui internet.
2. Web Browser
Perangkat lunak yang dijalankan pada komputer pengguna
(client) yang meminta informasi dari web server dan
menampilkannya sesuai dengan file data itu sendiri.
3. Universal Resource Locator (URL)
Setiap web mempunyai alamat akses yang unik yaitu
Universal Resource Locator (URL). URL juga digunakan dalam
dokumen web untuk mengaitkan link, baik antara dokumen –
dokumen maupun antara situs – situs web. Format umum URL
adalah sebagai berikut :
Protokol1_transfer://nama_host/path/nama_file
Contoh : http://www.amazon.com/buku/index.html
4. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)
HTTP (Hypertext Transfer Protocol, lebih sering terlihat
sebagai http) adalah protokol yang dipergunakan untuk mentransfer
dokumen dalam World Wide Web (WWW). Protokol ini adalah
46
protokol ringan, tidak berstatus dan generik yang dapat
dipergunakan berbagai macam tipe dokumen.
5. HTML (Hypertext Markup Language)
HTML merupakan kepanjangan dari Hyper Text Markup
Language. HTML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk
membuat halaman – halaman hypertext (hypertext page) pada
internet.
2.1.16 Web Database
Menurut Eaglestone (2001, p38), web database sistem adalah
sistem dimana kedua teknologi web dan database digunakan
Menurut Eaglestone (2001, p36), web database memiliki
beberapa keuntungan, diantaranya :
• Basis data dapat diakses oleh pengguna luas di seluruh dunia
• Sistem terdistribusi
Data dapat diberikan dimana data dibutuhkan dan aplikasi dapat
diletakkan dimana ada aktivitas yang mendukung dan
membutuhkan aplikasi itu.
• Web database memberikan fasilitas yang menguntungkan untuk
query data, manipulasi data, dan administrasi data.
47
2.1.17 Perancangan Web Database
Menurut Eaglestone (2001, p262), disamping perancangan
konvensional basis data, ada 2 hal rumit yang harus dipertimbangkan
dalam merancang web database,
• Perancangan web page
i. Menampilkan web data – mengambil dari basis data atau
masukkan dari user.
ii. Kumpulan web data – perancangan hubungan untuk petunjuk
didalam maupun diantara web pages.
iii. Perancangan web interface – perancangan web pages features.
• Perancangan hubungan antara web pages dan basis data.
i. Web database logical mapping – definisi mapping antara data
displayed dalam web pages dan data stored dalam basis data.
Web database physical mapping – implementasi mekanisme
dimana data dilakukan diantara web pages dan basis data.
Kinerja cepat dan bebas kesalahan.
2.2 Teori – Teori Khusus
2.2.1. Pelabuhan
Pelabuhan adalah sebuah fasilitasdi ujung samudera, sungai,
atau danau untuk menerima kapal dan memindahkan barang kargo
maupun penumpang ke dalamnya. Pelabuhan biasanya memiliki alat-
48
alat yang dirancang khusus untuk memuat dan membongkar muatan
kapal – kapal yang berlabuh. Crane dan gudang berpendingin juga
disediakan oleh pihak pengelola maupun pihak swasta yang
berkepentingan. Sering pula disekitarnya dibangun fasilitas penunjang
seperti pengalengan dan pemrosesan barang. Peraturan Pemerintah RI
No. 69 Tahun 2001 mengatur tentang pelabuhan dan fungsi serta
penyelenggaraannya.
Pelabuhan juga dapat didefinisikan sebagai daerah perairan
yang terlindung dari gelombang laut dan dilengkapi dengan fasilitas
terminal meliputi :
• Dermaga, tempat dimana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat
barang.
• Crane, untuk melaksanakan kegiatan bongkar muat barang.
• Gudang laut (transito), tempat untuk menyimpan muatan dari kapal atau
yang akan dipindah ke kapal.
2.2.2 Pelabuhan Perikanan
Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri dari daratan
dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat
kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh
dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang Pelabuhan Perikanan.
49
Indonesia memiliki pelabuhan perikanan yang tersebar di
seluruh penjuru tanah air sebagai salah satu elemen penting dan
strategis dalam pengembangan sub-sektor perikanan tangkap. Fungsi
pelabuhan perikanan adalah sebagai pusat pelayanan masyarakat
dalam kaitannya dengan:
• Tambat labuh kapal perikanan;
• Pendaratan ikan;
• Pemasaran dan distribusi ikan;
• Pelaksanaan pembinaan mutu dan pengolahan hasil
perikanan;
• Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
• Pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat
nelayan;
• Memperlancar kegiatan operasional perikanan; dan
• Pelaksanaan kesyahbandaran.
2.2.3 Distribusi
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran
barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen.
Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen
artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang
yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
50
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani
kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa
dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari
barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.