BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data keterangan...

30
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain : 2.1.1 Pengertian Data Dalam pendekatan basis data tidak hanya berisi basis data itu sendiri tetapi juga termasuk definisi atau deskripsi dari data yang disimpan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah keterangan yang benar dan nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan). Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan pengguna (Connoly & Begg, 2005, p19). Data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS dari sudut pandang end-user. 2.1.2 Pengertian Basis Data Basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logikal, dan deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi (Connoly & Begg, 2005, p15). Sedangkan Menurut Whitten, Bently & Dittman (2004, p518) basis data adalah kumpulan file yang saling terkait.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Data keterangan...

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Pada teori umum ini disajikan teori yang relevan, lengkap dan urut sejalan

dengan permasalahan. Teori umum ini dikemukakan dari sumber teori dan hasil

penelitian. Teori - teori yang akan dibahas antara lain :

2.1.1 Pengertian Data

Dalam pendekatan basis data tidak hanya berisi basis data itu sendiri

tetapi juga termasuk definisi atau deskripsi dari data yang disimpan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian data adalah

keterangan yang benar dan nyata. Atau keterangan atau bahan nyata yang

dapat dijadikan bahan kajian (analisis atau kesimpulan).

Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan antara mesin

dengan pengguna (Connoly & Begg, 2005, p19). Data adalah komponen

yang paling penting dalam DBMS dari sudut pandang end-user.

2.1.2 Pengertian Basis Data

Basis data adalah kumpulan data yang terhubung secara logikal, dan

deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan

informasi dari suatu organisasi (Connoly & Begg, 2005, p15).

Sedangkan Menurut Whitten, Bently & Dittman (2004, p518) basis

data adalah kumpulan file yang saling terkait.

8

Jadi basis data adalah kumpulan data yang telah terorganisasi secara

menyeluruh sehingga memiliki koneksi logis dan diterapkan secara

sistematis di dalam komputer.

2.1.3 Pengertian Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah komponen pokok dari sebuah sistem

informasi dan perkembangan serta penggunaan basis data harus dilihat

dari sudut pandang kebutuhan perusahaan (Connoly & Begg, 2005,

pg283).

2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah sebuah perangkat lunak

yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat,

memelihara dan mengontrol akses ke basis data.

Fasilitas yang disediakan DBMS, yaitu:

� Akses kontrol ke basis data, meliputi:

- A security system (Sistem Keamanan), sistem ini untuk mencegah

pengguna yang tidak mempunyai hak akses untuk memasuki

basis data.

- A Integrity System (Sistem Integritas), sistem ini untuk menjaga

konsistensi data yang disimpan dalam basis data.

- A Concurrency System (Sistem Akses Kontrol bersama), sistem

ini untuk mengizinkan akses basis data secara bersamaan.

9

- A Recovery Control System (Kontrol sistem perbaikan), sistem ini

berguna untuk mengembalikan basis data ke kondisi sebelumnya

setelah terjadi kegagalan perangkat lunak atau perangkat keras.

2.1.4.1 Fungsi DBMS

Fungsi yang disediakan DBMS Menurut Connolly dan Begg

(2005, p48) yaitu :

1. Data storage, retrival dan update

DBMS memiliki pengguna dengan kemampuan untuk

menyimpan, mengambil dan mengubah data di dalam

basis data.

2. A user- accessible catalog

DBMS memiliki katalog untuk mengambarkan data yang

disimpan dan dapat diakses oleh pengguna.

3. Transaction support

DBMS memiliki mekanisme yang akan memastikan

apakah semua perubahan sesuai dengan transaksi yang

dilakukan atau tidak.

4. Concurrency control services

DBMS harus memiliki sebuah mekanisme yang

menjamin basis data dapat di-update ketika banyak user

meng-upload basis data secara bersamaan.

5. Recovery services

10

DBMS harus memiliki mekanisme untuk memperbaiki

basis data apabila terjadi kesalahan atau kerusakan.

6. Authorization services

DBMS harus memiliki mekanisme untuk memastikan

bahwa hanya pengguna yang memiliki hak untuk

mengakses basis data.

7. Support for data communication

DBMS harus dapat terintegrasi dengan perangkat lunak

komunikasi.

8. Integrity service

DBMS harus memberikan cara untuk memastikan data di

dalam basis data dan perubahan - perubahan mengikuti

aturan - aturan tertentu.

9. Services to promote data independence

DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung

independensi program dari struktur aktual basis data.

10. Utility service

DBMS harus menyediakan satu set fasilitas pelayanan.

2.1.4.2 Structure Query Language (SQL)

Structure query language (SQL) adalah bahasa basis data

relational yang paling populer dan yang memungkinkan para

pengguna untuk melakukan berbagai pencarian rumit dengan

11

perintah yang relatif sederhana (Turban, Rainer, Potter,

2005:p637). SQL memiliki dua komponen utama, yaitu:

1. Data Definition Language (DDL)

Digunakan untuk menentukan struktur basis data dan

mengontrol akses ke data. Perintah SQLnya, yaitu:

a. CREATE TABLE : untuk membuat tabel.

b. ALTER TABLE : untuk menambah atau

memindahkan kolom, menambah atau menghapus

table constraint, menentukan atau menghapus

default kolom.

c. DROP TABLE : untuk menghapus tabel.

d. CREATE VIEW : untuk membuat view.

e. DROP VIEW : untuk menghapus view.

2. Data Manipulation Language (DML)

Digunakan untuk me-retrieve dan meng-update data.

Perintah SQLnya, yaitu:

a. SELECT : untuk memilih data dalam database.

b. INSERT : untuk memasukkan data ke dalam tabel.

c. UPDATE : untuk memperbaharui data dalam tabel.

d. DELETE : untuk menghapus data dalam tabel.

Menurut Connoly & Begg (2005, p19) terdapat 5 komponen utama

dalam lingkungan DBMS, yaitu:

12

Gambar 2.1 DBMS Environment

Keterangan :

a. Perangkat keras (Hardware)

Perangkat keras dapat berubah single personal computer,

single mainframe, dan sebuah komputer jaringan. Penggunaan

perangkat keras tergantung pada kebutuhan organisasi dan

DBMS yang digunakan.

b. Perangkat lunak (Software)

Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak

DBMS itu sendiri dan program aplikasi, bersama dengan

sistem operasi (OS), termasuk perangkat lunak untuk jaringan

jika DBMS digunakan melalui sebuah jaringan.

c. Data

Komponen yang paling penting dalam DBMS berasal dari

sudut pandang end user yaitu data. Data bertindak sebagai

jembatan yang menghubungkan antara mesin dengan

manusia.

13

d. Prosedur

Prosedur menunjuk pada instruksi-instruksi dan aturan-aturan

yang mengatur desain dan kegunaan dari basis data.

e. Pemakai (people)

Menurut Connolly dan Begg (2005, p22) Ada 4 kelas

pengguna dalam penggunaan DBMS, yaitu:

1. Data Administrator (DA) dan Database

Administrator (DBA)

Bertanggung jawab atas sumber data termasuk

perencanaan basis data, pengembangan dan

pemeliharaan, prosedur, dan konseptual / logikal

desain basis data dan Database Administrator (DBA)

bertanggung jawab atas hubungan (relasi) fisik basis

data, meliputi rancangan fisikal basis data dan

implementasi, keamanan dan pengaturan integritas,

menjaga sistem operasional, dan memastikan kinerja

aplikasi untuk kepuasan pengguna.

2. Database Designers

Perancang basis data logikal berhubungan dengan

identifikasi data termasuk entitas dan atribut, relasi

antara data, dan batasan pada data untuk disimpan di

basis data.

14

3. Application Developer

Bertanggung jawab untuk mengimplementasikan

program aplikasi yang menyediakan syarat

fungsionalitas untuk pengguna terakhir.

4. End - Users

End users adalah clients dari basis data, atau relasi

basis data yang dirancang, diimplementasikan dan

dijaga untuk kepentingan informasi mereka.

2.1.4.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS

2.1.4.3.1 Keuntungan DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:25-29),

keuntungan dari penggunaan DBMS yaitu:

1. Mengurangi data yang redundansi

2. Menghindari ketidak konsistenan data

3. Memiliki banyak informasi

4. Pelaksanaan standardisasi

5. Keamanan terjamin

6. Integritas data terpelihara

7. Memiliki layanan back up dan recovery yang baik

8. Penggunaan data bersama

9. Increased concurrency

10. Improved data accessibility and responsiveness

15

11. Meningkatkan produktifitas

2.1.4.3.2 Kerugian DBMS

Menurut Connolly dan Begg (2005:29-30), adapun

kerugian dari DBMS meliputi:

1. Kompleksitas

2. Memerlukan biaya yang mahal

3. Memerlukan perangkat lunak yang sangat besar

4. Perubaham sistem dari sistem yang lama ke sistem

yang baru dapat membawa pengaruh besar kepada

perusahaan apabila terjadi kegagalan

5. Performa sistem dapat tidak sesuai dengan

keinginan

6. Biaya konversi yang tinggi

2.1.5 Siklus Hidup Basis Data

Siklus hidup basis data merupakan bagian penting bagi sistem

informasi perusahaan, dengan demikian pembuatan aplikasi basis data

sering dihubungkan dengan daur pembuatan dalam sistem informasi

(Connolly dan Begg, 2005, p283).

Skema siklus hidup basis `data dapat dilihat pada gambar 2.2

16

Gambar 2.2 Siklus Hidup Basis Data

2.1.5.1 Perencanaan Basis Data (Database Planning)

Perencanaan basis data adalah kegiatan manajemen yang

memungkinkan tahapan dari siklus hidup pengembangan sistem

basis data yang dapat direalisasikan seefisien dan seefektif

mungkin (Connolly dan Begg, 2005, p285).

Sedangkan menurut Taylor 2011, p193 perencanaan basis

data adalah suatu perencanaan sebelum memulai

mengkontruksikan basis data, harus mempunyai ide yang jelas

atau sistem konseptual yang telah di modelkan.

17

2.1.5.2 Definisi Sistem (Systems Definition)

Definisi sistem adalah ruang lingkup dan batasan - batasan

dari aplikasi basis data dan tampilan untuk pengguna utama

(Connolly dan Begg, 2005, p286).

2.1.5.3 Analisis dan Pengumpulan Kebutuhan (Requirement

Collection and Analysis)

Analisis dan pengumpulan kebutuhan adalah proses

mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang bagian dari

organisasi yang akan didukung oleh sistem basis data, dan

menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasi persyaratan

sistem yang baru (Connolly dan Begg, 2005, p288).

2.1.5.4 Desain Basis Data (Database Design)

Desain basis data adalah suatu proses menciptakan

perancangan untuk basis data yang akan mendukung keseluruhan

operasi dan tujuan-tujuan perusahaan (Connolly dan Begg, 2005,

p291).

Sedangkan menurut Chapple (2008, p64) desain basis data

adalah setelah penulis menormalisasi desain dan memerlukan

entity relationship diagram ke dalam SQL server untuk merancang

basis data.

2.1.5.5 Seleksi DBMS (DBMS Selection)

Seleksi DBMS adalah pemilihan suatu DBMS yang tepat

untuk mendukung sistem basis data. Berikut ini adalah langkah-

18

langkah untuk seleksi pemilihan DBMS (Connolly dan Begg,

2005, p295).

a. Mendefinisikan kriteria berdasarkan spesifikasi kebutuhan

pemakai.

b. Menentukan beberapa produk DBMS.

c. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut.

d. Merekomendasikan produk DBMS.

2.1.5.6 Desain Aplikasi (Application Design)

Desain aplikasi adalah mendesain tampilan pengguna dan

program aplikasi yang menggunakan dan memproses basis data

(Connolly dan Begg, 2005, p299).

Sedangkan menurut Oppel (2010, p82) desain aplikasi

adalah bagian kontruksi dari permulaan suatu aplikasi yang dapat

menemukan kegunaan untuk mengartikan suatu kerangka disetiap

proyek yang diminta.

2.1.5.7 Prototipe (Prototyping)

Prototipe adalah membangun model kerja dari sistem basis

data (Connolly dan Begg, 2005, p304).

Sedangkan menurut Richie (2008, p5) prototipe adalah

proses mendasar dari mengembangkan sistem secara penuh pada

langkah investigasi, merancang impelementasi dan tiap

perancangan menyajikan impelementasi parsial yang mana

menunjukkan rancangan dan mendemonstrasikan sistem ke

pengguna.

19

2.1.5.8 Implementasi (Implementation)

Implementasi adalah realisasi fisik dari desain basis data

dan aplikasi (Connolly dan Begg, 2005, p304).

Sedangkan menurut Agarwal dan Huddleston (2008, p28)

implementasi adalah proses dari tahapan yang dapat dibagi

menjadi tahap - tahap kecil, harus menyelesaikan setiap tahap dan

dapat meneruskan tahap selanjutnya.

2.1.5.9 Konversi Data dan Pemuatan (Data Loading And Convertion)

Konversi data dan pemuatan adalah mentransfer data yang

ada ke dalam basis data baru dan mengkonversi setiap aplikasi

yang ada untuk berjalan di basis data baru (Connolly dan Begg,

2005, p305).

Sedangkan menurut Giachetti (2010, p411) konversi data

dan pemuatan adalah skema perbedaan antara sistem yang baru

dan yang lama, serta memiliki pengaruh pada konversi yang

dianalisis dan disetujui pada konversi data yang dibuat.

2.1.5.10 Pengujian (Testing)

Pengujian adalah proses menjalankan sistem basis

data dengan maksud menemukan kesalahan (Connolly dan

Begg, 2005, p305).

2.1.5.11 Pemeliharaan Operasional (Operational Maintenance)

Pemeliharaan operasional adalah proses

pemantauan dan pemeliharaan sistem basis data serta

instalasi (Connolly dan Begg, 2005, p305).

20

2.1.6 Entity Relationship Modeling

Entity Relationship Modeling adalah pendekatan perancangan basis

data top down yang dimulai dengan mengidentifikasi data yang penting

dan data tersebut harus dipresentasikan dalam model (Connolly dan Begg,

2005, p342).

2.1.6.1 Tipe Entitas

Tipe entitas adalah kumpulan dari obyek dengan sifat yang

sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan yang mempunyai

eksistensi yang independen (Connolly dan Begg, 2005, p343).

Seperti yang terlihat pada Gambar 2.3

States

sds

Gambar 2.3 Contoh Tipe Entitas

Entitas kuat adalah entitas yang keberadaannya tidak

bergantung dengan entitas lain. Karakter entitas ini adalah bahwa

setiap kejadian entitas teridentifikasi secara unik menggunakan

atribut primary key. Tipe entitas kuat biasa disebut parent atau

Entitas Kuat

Client

ClientNo {PK}

fname

lName

telNo

Entitas Lemah

Preferences

PrefType

MaxRent

21

owner domain. Sedangkan entitas lemah adalah entitas yang

keberadaanya bergantung dengan entitas lain. Karakter entitas ini

adalah bahwa setiap kejadian entitas tidak dapat teridentifikasi

secara unik hanya dengan menggunakan atribut yang berhubungan

dengan entitas tersebut. Tipe entitas lemah biasa disebut dengan

child, dependent dan subordinate (Connolly dan Begg, 2005,

p354).

2.1.6.2 Tipe Relasi

Tipe relasi adalah sekumpulan hubungan antara satu atau

lebih tipe entitas yang saling berhubungan (Connolly dan Begg,

2005, p346).

2.1.6.3 Atribut

Atribut adalah sifat - sifat dari sebuah entitas atau tipe

relasi. Setiap atribut boleh memiliki sebuah nilai yang disebut

domain. Atribut domain adalah kumpulan dari nilai yang

diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut (Connolly dan Begg,

2005, p350).

2.1.6.4 Keys

Candidate key adalah sejumlah atribut yang secara unik

dapat mengidentifikasi suatu entitas. Primary key adalah sebagai

candidate key yang dipilih secara unik dan dapat mengidentifikasi

setiap peristiwa dari sebuah tipe entitas. Composite key adalah

sebagai candidate key ang terdiri atas dua atau lebih atribut.

Foreign key adalah sembarang atribut pada primary key pada table

22

berikutnya yang berfungsi menghubungkan antar tabel apabila

sebuah primary key terhubung dengan tabel berikutnya (Connolly

dan Begg, 2005, p352).

Primary key adalah suatu nilai yang bersifat unik (tidak

ada yang kembar) sehingga dapat digunakan untuk membedakan

suatu baris yang lain dalam sebuah tabel. Foreign key adalah

sembarang kolom yang menunjuk ke kunci primer milik tabel lain.

2.1.6.5 Batasan Struktural

Multiplicity adalah jumlah kejadian yang mungkin terjadi

pada sebuah entitas yang berhubungan ke sebuah occurrence dari

tiap entitas lain pada suatu relasi (Connolly dan Begg, 2005,

p356).

Menurut Connolly dan Begg 2005, p356 ada tiga macam

hubungan binary secara umum, yaitu :

a. Derajat hubungan one-to-one (1:1)

Derajat hubungan terjadi apabila tiap anggota suatu entitas

hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas

yang lain. Begitu juga sebaliknya, anggota dari entitas

yang lain hanya boleh mempunyai satu anggota dari entitas

tersebut.

23

Gambar 2.4 Multiplicity dengan Tipe Relasi (1:1)

b. Derajat hubungan one-to-many (1:*)

Derajat hubungan (1:*) terjadi apabila tiap anggota suatu

entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas yang

lain. Begitu juga sebaliknya, anggota dari entitas yang lain

hanya boleh berpasangan dengan satu anggota dari entitas

tersebut.

Gambar 2.5 Multiplicity dengan Tipe Relasi (1:*)

24

c. Derajat hubungan many-to-many (*:*)

Derajat hubungan (*:*) terjadi apabila tiap anggota suatu

entitas memiliki lebih dari satu anggota dari entitas lain

dan juga entitas yang lain memiliki lebih dari satu anggota

dari entitas tersebut.

Gambar 2.6 Multiplicity dengan Tipe Relasi (*:*)

2.1.6.6 Normalisasi

Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan

sejumlah relasi dengan atribut-atribut berdasarkan kebutuhan data

pada sebuah perusahaan (Connolly dan Begg, 2005, p388).

Tujuan normalisasi adalah mengatur kembali basis data untuk

dimasukkan ke dalam form standar untuk mencegah anomali

(Stephens, 2009, p61).

A. Tahap - Tahap Normalisasi

Menurut Connolly dan Begg (2005, p401) bentuk

proses normalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

25

a. Unnormalized Form (UNF)

Unnormalized adalah sebuah relation yang

mengandung satu atau lebih repeating groups.

Repeating group adalah sebuah atribut atau

himpunan didalam tabel yang memiliki lebih dari

satu nilai (multiple value) untuk sebuah primary key

pada tabel tersebut.

b. First Normal Form (INF)

Sebuah relation dimana hubungan antara tiap baris

dan kolom terdiri dari hanya satu nilai. Kondisi

1NF terjadi jika pada sebuah relasi, repeating

group sudah hilang. Langkah-langkah untuk

menghilangkan repeating group pada tabel, yaitu:

1. Dengan memasukkan data dari baris yang

mengandung data berulang ke dalam kolom

yang kosong.

2. Dengan menempatkan data yang berulang

bersama primary key didalam atribut pada

relasi yang terpisah.

c. Second Normal Form (2NF)

Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF,

dimana setiap atribut non primary key mempunyai

ketergantungan functionaly dependency pada

primary key.

26

d. Third Normal Form (3NF)

Sebuah relation yang sudah menjadi bentuk 1NF

dan 2NF, dimana tidak ada atribut non primary key

mempunyai ketergantungan transitif dependency

pada primary key.

2.1.7 Metodologi Perancangan Basis Data

Perancangan basis data adalah proses pembuatan sebuah rancangan

untuk sebuah basis data yang mendukung operasi tujuan dari perusahaan

(Connolly dan Begg, 2005, p438).

Metodologi perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan

utama (Connolly dan Begg, 2005, p439), yaitu :

1. Perancangan Basis Data Konseptual

Perancangan basis data konseptual adalah proses untuk

membuat sebuah model dari informasi yang digunakan dalam

suatu perusahaan, yang berdiri sendiri tanpa memperhatikan

konsep physical design (Connolly dan Begg, 2005, p442).

Tahapan yang dilakukan dalam conceptual database design adalah

membangun model data konseptual lokal untuk setiap view, yang

dapat diuraikan sebagai berikut :

27

• Menentukan tipe entity

Entity ditentukan dengan mencari tahu spesifikasi

kebutuhan user.

• Menentukan tipe relationship

Mengidentifikasi hubungan - hubungan yang penting

antara tipe - tipe entity yang telah diidentifikasikan.

• Menentukan dan menghubungkan atribut dengan entity

(relationship)

Menentukan atribut - atribut apa saja yang terdapat dalam

suatu entity.

• Menentukan atribut domain

Menentukan domain - domain pada setiap atribut yang ada

di dalam model.

• Menentukan atribut candidate dan primary key

Menentukan candidate key dari suatu entity yang

kemudian akan dipilih sebua primary key dari candidate

key yang ada.

• Mempertimbangkan penggunaan enhanced modeling

concepts

Mempertimbangkan perlu tidaknya menggunakan konsep

model specialization atau generalisasi, aggregation dan

composition.

28

• Cek model untuk redundansi

Memeriksa model data konseptual lokal dengan spesifik

obyek dari pengidentifikasian walaupun ada beberapa

redundansi dan kemudian menghilangkan redundansi

tersebut.

• Validasi model konseptual lokal dengan transaksi user

Memeriksa apakah model konseptual lokal sudah dapat

memenuhi segala transaksi yang dilakukan user, jika masih

ada transaksi yang tidak dapat dilakukan secara manual

maka perlu dilakukan pembetulan terlebih dahulu.

• Review model dan konseptual lokal dengan user.

Melakukan pemeriksaan ulang dengan user untuk

memastikan apakah model konseptual ini sudah sesuai.

2. Perancangan Basis Data Logikal

Perancangan basis data logikal adalah proses membangun

model dari informasi yang digunakan di perusahaan berdasarkan

pada model data tertentu tetapi bebas dari DBMS tertentu dan

pertimbangan fisik lainnya (Connolly dan Begg, 2005, p462).

Langkah-langkah dalam metodologi perancangan basis

data logikal sebagai berikut:

29

- Menghapus fitur yang tidak sesuai dengan relational model.

Menghilangkan relasi binary many-to-many, relasi rekursif

many-to-many, relasi kompleks dan atribut multi valued.

- Membuat Hubungan untuk Model Data Logikal Lokal.

Membuat hubungan model data logikal lokal untuk

mempresentasikan entity, relationship dan atribut yang

telah diidentifikasi.

- Validasi relasi-relasi menggunakan normalisasi

Normalisasi digunakan untuk meyakinkan suatu resultant

model. Resultant model adalah model yang sudah kosisten,

redundansinya sudah minimal dan stabilitasnya sudah

maksimum.

- Validasi relasi-relasi dengan transaksi user

Memeriksa relasi yang telah dibuat pada tahap sebelumnya

apakah mendukung transaksi ini, untuk memastikan tidak

ada kesalahan selama membuat relasi-relasi.

- Menentukan integrity constraint

Mendefinisikan batasan-batasan yang meliputi required

data, attribute domain constraint, entity integrity, refential

integrity dan enterprise integrity.

- Review logical model data lokal dengan user

30

Memeriksa kembali model logikal dan menyediakan

dokumentasi untuk user. Menggabungkan model data

logikal lokal ke dalam model global.

Langkah-langkah untuk membuat dan memvalidasi model data

logikal global.

• Menggunakan ERD, skema relasional, kamus data dan

dokumentasi yang mendukung untuk mengidentifikasi

persamaan dan perbedaan antara model – model dan juga

membantu untuk menggabungkan model – model tersebut.

• Memvalidasi model data logikal global

Memvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data

logikal global menggunakan teknik normalisasi dan

meyakinkan relasi tersebut mendukung kebutuhan

transaksi yang ada.

• Cek untuk perkembangan selanjutnya

Menentukan apakah akan sering terjadi perubahan yang

drastis di masa yang akan datang dan menilai apakah

model data logikal global ini dapat mengakomodasi

perubahan yang terjadi.

• Review logical data model global dengan user

31

Melakukan pemeriksaan kembali dengan user untuk

menentukan apakah model ini sudah sesuai dengan

representasi perusahaan.

3. Perancangan Basis Data Fisikal

Perancangan basis data fisikal adalah proses membuat

deksripsi dari suatu basis data pada media penyimpanan yang

mencakup tabel dasar, file organisasi dan indeks - indeks yang

digunakan untuk mengatur akses suatu data dan tingkat keamanan

pada basis data tersebut (Connolly dan Begg, 2005, p495).

Tahapan yang dilakukan dalam perancangan basis data fisikal

adalah sebagai berikut :

• Menerjemahkan model data logikal global untuk target

DBMS, yang dapat diuraikan sebagai berikut :

- Merancang relasi-relasi dasar

- Merancang representasi dari data yang diturunkan

- Merancang enterprise constraints

• Merancang representasi fisikal, yang dapat diuraikan

sebagai berikut :

- Menganalisa transaksi

- Memilih organisasi file

- Memilih indeks-indeks

- Memperkirakan kebutuhan disk space

• Merancang user view

32

• Merancang mekanisme keamanan

• Mempertimbangkan pengenalan dari kontrol redundansi

• Memonitor dan menjelaskan sistem operasional

2.1.8 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD), adalah sebuah alat yang menggambarkan

aliran data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh

sistem tersebut (Whitten et al.,2004, p326).

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah :

1. Process adalah suatu respons terhadap aliran data masuk atau

sebagai kondisi.

Gambar 2.5 Simbol Process

2. Data flow menunjukkan input data ke proses atau output data dari

proses. Data flow digunakan untuk menunjukkan pembuatan,

pembacaan, penghapusan atau pembaruan data dalam file atau

database.

Gambar 2.6 Simbol Data flow

3. External Agent adalah mendefinisikan orang, unit organisasi,

sistem, atau organisasi luar yang berinteraksi dengan sistem.

33

Gambar 2.7 Simbol External Agent

4. Data Store adalah penyimpanan data yang ditujukan untuk

kegunaan selanjutnya. Sinonimnya adalah file dan database.

Gambar 2.8 Simbol Data Store

2.1.9 State Transition Diagram (STD)

State Transition Diagram adalah sebuah modeling tools yang

menggambarkan ketergantungan waktu pada sistem real time dan human.

Notasi yang paling penting dari STD adalah :

1. State adalah suatu keadaan atau atribut-atribut yang mencirikan

benda atau orang pada keadaan, waktu dan kondisi tertentu.

34

Gambar 2.9 Notasi State

2. Transaction State menunjukkan perubahan state ditandakan dengan

tanda panah.

Aksi

Kondisi

Gambar 2.10 Notasi Transaction State

2.2 Teori Pendukung

Pembahasan pada teori pendukung adalah pembahasan yang berhubungan

dengan topik yang dibahas pada pembuatan skripsi.

2.2.1 Definisi Penjualan

Penjualan adalah konsep lugas yang diantaranya berupa usaha

membujuk pelanggan untuk membeli sebuah produk (Westwood, 2011,

p4).

2.2.2 Definisi Pembelian

Sistem pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

barang yang diperlukan oleh perusahan (Mulyadi, 2001, p299).

Tujuan dari kegiatan pembelian, adalah:

a. Mengembangkan, mengevaluasi dan menentukan pemasok, harga

dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut.

35

b. Membantu mengidentifikasi produk dan jasa yang diperoleh

secara eksternal.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembelian, yaitu:

� Kualitas

� Harga

� Waktu proses

Pengawasan sangat perlu dilakukan terhadap pelaksanaan proses

pembelian ini, karena proses pembelian menyangkut dana dalam

persediaan dan kelancaran arus barang ke dalam perusahaan.

2.2.3 Definisi Persediaan

Persediaan adalah stok barang yang digunakan untuk mendukung

produksi, mendukung aktivitas dan juga melayani pelanggan (Kerber dan

Dreckshage, 2011, p108).

Menurut (Rudianto 2006, p16-17) ada tiga jenis persediaan :

� Persediaan Bahan Baku

Bahan dasar yang menjadi komponen utama dari suatu produk

� Persediaan Barang dalam Proses

Bahan baku yang telah diproses untuk diubah menjadi barang jadi,

tetapi sampai pada akhir suatu periode tertentu, belum selesai

proses produksinya.

� Persediaan Barang jadi

36

Bahan baku telah diproses menjadi produk jadi yang siap pakai

dan siap dipasarkan.

2.2.4 SQL Server Management Studio

SQL Server Management Studio adalah program yang dibuat oleh

Microsoft untuk membantu pengguna maupun admin dalam melakukan

tugas - tugas yang berhubungan dengan server basis data (Wahana

Komputer, 2010, p40).

2.2.5 Visual Basic .Net (disingkat Vb.NET)

VB.NET adalah merupakan sebuah bahasa pemrograman yang

menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk

membuat program prangkat lunak berbasis sistem operasi microsoft

windows dengan menggunakan model pemrograman.