BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS - Bab2001.pdf · PDF fileBAB 2 LANDASAN TEORI DAN...
date post
09-Aug-2019Category
Documents
view
217download
0
Embed Size (px)
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS - Bab2001.pdf · PDF fileBAB 2 LANDASAN TEORI DAN...
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Pengertian Management
Secara etimologis kata manajemen berasal dari bahasa Perancis Kuno
ménagement, yang berarti seni melaksanakan dan mengatur.Sedangkan secara
terminologis para pakar mendefinisikan manajemen secara beragam, diantaranya:
Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008: 1) mengartikan manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner yang dikutip
oleh Wijayanti (2008: 1) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumber daya-sumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Gulick dalam Wijayanti (2008: 1) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk
memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan dan membuat sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
1. Menurut Newman dan Hodgetts (2007:4), “Human Resources Management
(HRM) is the process by which organizations ensure the effective use of their
associates in the pursuit of both organizational and individual goals”.
“Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan suatu
organisasi atau perusahaan untukmemastikan bahwa sumber daya manusia yang
ada digunakan secara efektif dalam usaha mencapai tujuan organisasi atau
perusahaan serta tujuan individu”
2. Sementara itu Dessler (2009:2) mengatakan, “Human resources management
refers to the policies and practices one need to carry out the people or human
resources aspects of a management job”. “Manajemen sumber daya manusia
mengarah pada kebijakan dan tindakan yang dibutuhkan seseorang (manajer)
untuk mengatur atau melaksanakan aspek sumber daya manusia dalam suatu
tugas manajemen” Dessler (2009:9)
Jadi, manajemen sumber daya manusia merupakan manajemen yang menitik
beratkan perhatiannya kepada faktor produksi manusia dengan segala kegiatannya untuk
mencapai tujuan perusahaan.Sumber daya manusia merupakan investasi yang
memegang peranan penting bagi perusahaan. Tanpa adanya sumber daya manusia,
faktor produksi lain tidak dapat dijalankan dengan maksimal untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan
Soerkarso, et al (2010), menyatakan kepemimpinan (leadership) merupakan proses
pengaruh sosial, yaitu suatu kehidupan yang memengaruhi kehidupan lain, kekuatan
yang memengaruhi prilaku orang lain kearah pencapaian tujuan tertentu.
Menurut Yukl (2010) mendefinisikan kepemimpinan adalah proses untuk
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan menyetujui kebutuhan yang harus
dipenuhi dan cara melakukannya, serta proses memfasilitasi individu dan kelompok
berusaha mencapai tujuan bersama.
Veithzal Rivai (2006:3) mengatakan: “kepemimpinan adalah kemampuan untuk
memengaruhi, memberi inspirasi dan mengarahkan tindakan seseorang atau kelompok
untuk mencapai tujuan yang diharapkan”. Kepemimpinan adalah proses pengarahan dan
memengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas anggota kelompok. Tiga implikasi
penting yang terkandung dalam hal ini ialah:
1 Kepemimpinan melibatkan orang lain, yang berkedudukan sebagai bawahan atau
pengikut.
2 Perbedaan distribusi kekuasaan, misalnya kekuasaan legalitas untuk pemimpin
formal atau kekuasaan paksaan untuk manajer, dan sebagainya.
3 Kemampuan dalam menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk memengaruhi
perilaku bawahan.
2.2.2 Pengertian Gaya Kepemimpinan
Menurut Hasibuan (2011), gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Robbins (2010), gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan
seseorang untuk mempengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran.
Menurut Mifta Thoha (2010: 49) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku
yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba memengaruhi perilaku
orang lain seperti yang ia lihat.
2.2.3 Fungsi Kepemimpinan
Menurut Nawawi dan Hadari (2014: 74) kepemimpinan yang efektif hanya akan
terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu
berhubungan langsung dengan sistuasi sosial dalam kehidupan kelompok/ organisasi
masing-masing, yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan
bukan di luar situasi itu.Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian di dalam situasi
sosial kelompok/ organisasinya.
Fungsi kepemimpinan memiliki dua dimensi sebagai berikut:
1. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction)
dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-
orang yang dipimpinnya.
2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan
orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok/
organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan-keputusan
dan kebijakan-kebijakan pemimpin.
2.2.4 Pengertian Gaya Kepemimpinan Transformasional
Menurut Bass dalam Robbins dan Judge (2013, p.378) kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin yang memberikan pertimbangan dan rangsangan
intelektual yang diindividualkan dan memiliki kharisma.
Kreitner dan Kinicki (2010, p.485) menyatakan bahwa pemimpin
transformasional munimbulkan kepercayaan, mencari dan mengembangkan jiwa
kepemimpinan dalam diri orang lain, bersedia berkorban dan memiliki moral untuk
melayani, memfokuskan diri dan bawahannya pada tujuan yang melampaui kebutuhan
yang lebih mendesak dari kelompok kerja. Kepemipinan transformasional
mentransformasi karyawan untuk mencapai tujuan organisasi lebih dari kepentingan
pribadi.
Menurut Colquitt, Lepine, dan Wesson (2013, p.462) kepemimpinan
transformasional meliputi menginspirasi pengikut untuk berkomitmen terhadap visi
bersama yang memberi arti untuk pekerjaan mereka sementara juga sekaligus
merangkap sebagai panutan yang membantu pengikut mengembangkan potensi dan
melihat masalah mereka sendiri dari perspektif baru. Pemimpin transformasional dapat
menghasilkan perubahan organisasi yang signifikan dan hasil kinerja karena bentuk
kepemimpinan mendorong tingkat yang lebih tinggi dari motivasi intrinsik, kepercayaan,
komitmen, dan loyalitas dari bawahan.
Pemimpin transformasional mentransformasi dan memotivasi para pengikut
dengan cara membuat mereka lebih sadar mengenai pentingnya hasil-hasil suatu
pekerjaan, mendorong mereka untuk lebih mementingkan organisasi atau tim daripada
kepentingan diri sendiri, dan mengaktifkan kebutuhan-kebutuhan mereka yang lebih
tinggi.
Dari pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
transformasional adalah pemimpin yang mampu mentransformasi atau melakukan
perubahan terhadap bawahannya untuk mencapai tujuan melalui kharisma yang
dimilikinya, fokus dan memperhatikan kebutuhan bawahan, menginspirasi dan
memotivasi karyawannya secara individual, serta menjadi panutan dalam organisasi
sehingga bawahannya bisa percaya, kagum, dan setia kepada pemimpin yang
bersangkutan.
2.2.5 Peran Pemimpin Transformasional
Menurut Setiawan dan Muhith (2013, p.116) peran pemimpin transformasional
adalah sebagai berikut:
1) Envisioning, pemimpin menstimulus terbentuknya visi baru organisasi yang lebih
maju;
2) Energizing, berarti kekuatan karakter yang menjadi sumber energi (spirit) bagi
anggota untuk memiliki gairah kerja dalam mewujudkan cita-cita organisasi;
3) Enabling, pemimpin bekerja bersama dengan anggota sehingga memberikan
keyakinan akan terwujudnya cita-cita organisasi (bukan cita-cita individu).
2.2.6 Dimensi Kepemimpinan Transformasional
Bass dalam robbins and judge (2013, p379) mengusulkan empat dimensi
kepemimpinan transformasional dalam kadar kepemimpinan seseorang, yaitu:
a) Pengaruh Ideal (Idealized Influence)
Pengaruh yang ideal berkaitan dengan reaksi bawahan terhadap pemimpin.
Pemimpin dijadikan sebagai panutan, dipercaya, dihormati dan mempunyai visi
dan misi yang jelas menurut persepsi bawahan dapat diwujudkan.
b) Motivasi yang Inspiratif (Inspirational Motivation)
Pemimpin yang inspirasional adalah seorang pemimpin yang bertindak dengan
cara memotivasi dan menginspirasi bawahan yang berarti mampu
mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi dari bawahannya, menggunakan
simbol-simbol untuk berfokus pada upaya bawahannya dan menyatakan tujuan-
tujuan penting secara sederhana.
c) Stimulasi Intelektual (Intellectual Stimulation)
Pemimpin mendorong bawahan untuk lebih kreatif, serta mendorong
bawahannya untuk menggunakan pendekatan-pendekatan baru yang lebih
rasional dalam