BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik...
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
Teori – teori yang digunakan sebagai referensi pengetahuan dalam memahami hal-
hal yang berkaitan dengan sistem informasi dan komponen – komponennya.
2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik
Manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah:
“Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan
barang, sukucadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas-
fasilitas perusahaan dan kepada para langganan”
Tujuan logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah
menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang
tepat pada waktu dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi
dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.
Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing
yang sangat luas dari negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui
saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.
Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan (utility) waktu dan
tempat. Kegunaan merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga
pemerintah. Semua bentuk perilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan
logistik. Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya yang
ditambahkan kepada material atau produk adalah suatu hasil dari proses
logistik. Nilai yang demikian mahal untuk dicapai.
Tanggung jawab manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali
(2002:14) dapat didefinisikan sebagai :
“Tanggung jawab manajerial mendisain dan mengurus suatu system untuk
mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku-cadang
dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan”
6
Sasaran penyelenggaraan logistik adalah mencapai level sokongan
manufakturing-pemasaran yang telah ditentukan sebelumnya dengan total biaya
serendah mungkin.
Misi logistik suatu perusahaan menurut Bowersox dan Ali (2002:32)
adalah mengembangkan suatu system yang dapat memenuhi kebijaksanaan
pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah mungkin.
Ada 2 pertimbangan kebijaksanaan yang menyangkut perencanaan
sokongan logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:32) yaitu:
1. Prestasi Pelayanan
2.Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya
pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu
lainnya dari perusahaan.
Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk system logistic:
yaitu:
1. Struktur lokasi fasilitas
2.Transportasi
3.Persediaan (inventory)
4.Komunikasi
5.Penanganan (handling) dan Penyimpanan (storage).
2.1.2 Pengertian Pelanggan
Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu
perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dalam bidang produk maupun
jasa karena pelanggan merupakan pihak yang mengkonsumsi apa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Tanpa adanya pelanggan maka apa yang
dihasilkan perusahaan tidak akan dapat digunakan sehingga perusahaan tidak
akan mendapatkan keuntungan atas usahanya. Seperti yang dikatakan oleh Web
Finance, Inc. (n.d), “pelanggan adalah sekelompok orang yang menerima atau
7
mengkonsumsi produk (barang atau jasa) dan memiliki kemampuan untuk
memilih produk atau supplier yang berbeda”.
Dengan kata lain, pelanggan bisa merupakan individu maupun kelompok
yang menerima atau menggunakan produk baik berupa barang maupun jasa.
Individu atau kelompok tersebut memiliki kebebasan untuk memilih produk apa
yang mereka mau dan siapa yang menyediakan produk tersebut. Dan peran
pelanggan sangatlah penting untuk kelangsungan suatu perusahaan.
2.1.3 Pengertian Business Process Reengineering
Menurut Peppard (1995, p.20), dikemukakan bahwa Business Process
Reengineering adalah sebuah filosopi pengembangan dimana mengarah untuk
mencapai langkah – langkah dalam melakukan pengembangan pada kinerja
perusahaan dengan mendesain ulang proses – proses yang ada di seluruh
organisasi. Hal yang sama dikemukakan oleh Brown (1999, p.336), bahwa
Business Process Reengineering adalah desain ulang bisnis secara
radikal yang mencoba untuk mencapai peningkatan dalam proses bisnis dengan
mempertanyakan asumsi atau aturan bisnis yang berhubungan dengan struktur
dan prosedur organisasi
Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa Business Process Reeengineering adalah cara berpikir mengenai
pengembangan dengan melakukan sebuah perencanaan dan perancangan ulang
terhadap proses bisnis yang berhubungan dengan struktur dan prosedur
organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Choi (1997) beberapa penyebab kegagalan BPR antara lain:
1. Ketidakmampuan pegawai dan manajemen untuk menyadari
keuntungan BPR dalam organisasi.
2. Terlalu bergantung pada teknologi informasi untuk menjalankan BPR
3. Terlalu bergantung pada pihak luar untuk menerapkan BPR dan
meacuhkan pendapat karyawan.
4. Standar metodologi yang kurang.
5. Kurang menyadari BPR terhadap yang lain.
8
Beberapa faktor kesuksesan BPR antara lain:
1. kerja sama dan kualitas dalam budaya.
2. kualitas sistem manajemen dan penghargaan kepuasan.
3. perubahan manajemen yang efektif.
4. birokrasi yang berkurang dan lebih banyak berpartisipasi.
5. IT.
6. manajemen proyek yang efektif.
7. dukungan finansial yang mumpuni.
Menurut Goksoy (2012) tools dan teknik yang digunakan dalam rekayasa
bisnis proses adalah sebagai berikut:
1. visualisasi proses.
2. process mapping and modeling.
3. perubahan manajemen.
4. benchmarking.
5. fokus pada pelanggan dan proses.
6. diagnosa dan pemecahan masalah.
7. prototyping proses dan simulasi.
8. manajemen proyek.
9. pengukuran proses.
2.2 Electronic Commerce
2.2.1 Pengertian e-Commerce
Menurut Turban et al (2012;p38), e-commerce atau perdagangan
elektronik adalah proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran
produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk
internet. Sedangkan menurut Chaffey (2009:p10), e-commerce merupakan
pertukaran informasi melalui media elektronik antara organisasi atau
perusahaan dan pengguna. Disini reengineering fokus pada proses dan
9
hasil, bukan tugas. Reengineering sistem memungkinkan pembagian
tanggung jawab bagi keseluruhan proses untuk satu orang dan mendesain
pekerjaan orang tersebut dalam sebuah tujuan.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce
merupakan proses pembelian, penjualan, transfer, pertukaran produk
layanan atau informasi melalui media eletronik yang dilakukan oleh
organisasi atau perusahaan dengan pengguna atau pembeli.
Menurut Turban secara umum ada beberapa jenis e-commerce,
yaitu:
a. Business to Business (B2B)
Yaitu dalam transaksi B2B baik penjual maupun pembeli adalah
organisasi bisnis.
b. Business to Consumer (B2C)
Yaitu penjual merupakan perusahaan dan pembeli adalah
perorangan. B2C juga biasanya disebut e-tailing.
c. Consumer to Consumer (C2C)
Yaitu seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Istilah C2C
ini biasanya juga disebut pelanggan ke pelanggan.
d. Consumer to Business (C2B)
Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu
produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan
produk atau jasa tersebut ke konsumen.
e. Government to Citizen (G2C)
Dalam G2C ini sebuah unit pemerintah menyediakan layanan
kepada para warganya melalui teknologi e-commerce.
f. Mobile Commerce (M-Commerce)
10
Yaitu e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti
dengan menggunakan telepon selluler atau gadget untuk mengakses
internet dan melakukan pembelian barang.
Ada beberapa manfaat e-commerce, yaitu:
1. Manfaat bagi organisasi.
b. Perdagangan elektronik dapat memperluas pasar ke nasional
dan internasional.
c. Perdagangan elektronik dapat menurunkan biaya, pengolahan,
distribusi, penyimpanan, dan pengambilan informasi dengan
menggunakan kertas.
d. Rantai pasokan yang tidak efisien, seperti persediaan
berlebihan dan keterlambatan pengiriman dapat diminimalkan dengan e-
commerce
e. Keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
f. E-commerce memungkinkan untuk banyak model bisnis yang
inovatif yang memberikan manfaat dan keuntungan.
g. E-commerce mengurangi biaya telekomunikasi karena
menggunakan internet akan lebih menghemat biaya.
h. Mengurangi pengeluaran modal dan menghemat waktu.
2. Manfaat bagi konsumen
a. E-commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja atau
melakukan transaksi lainnya sepanjang tahun, selama 24 jam perhari, dan
dimana saja.
b. E-commerce menyediakan kepada konsumen lebih banyak
pilihan sehingga konsumen dapat memilih banyak jenis produk.
c. E-commerce menyediakan bagi konsumen dengan produk
yang lebih murah dan dengan layanan yang lebih baik.
11
d. E-commerce memungkinkan untuk melakukan pengiriman
yang lebih cepat.
e. E-commerce memfasilitasi kompetisi yang menghasilkan harga
yang jauh lebih rendah bagi konsumen.
2.3 Sistem Informasi
Sistem informasi sangat berperan penting dalam perkembangan bisnis dijaman
teknologi ini guna untuk meningkatkan produktivitas. Berikut penjabaran pengertian
sistem informasi :
• Pengertian Sistem
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:7) sistem adalah kumpulan
dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan berkerja bersamaan
untuk mencapai suatu hasil.
Menurut O’Brien (2005:22), sistem dapat didefinisikan secara sederhana
sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga
membentuk satu kesatuan. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling
berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan
menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang
teratur. Sistem sejenis ini (kadang disebut sebagai sistem yang dinamis)
memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi:
1. Input, meliputi pengambilan dan perakitan elemen yang memasuki
sistem untuk diproses.
2. Processing, meliputi proses transformasi yang mengubah dari input
menjadi output.
3. Output, meliputi pengiriman elemen yang telah dihasilkan dari proses
transformasi ke tujuan utama.
12
• Pengertian Data
Menurut Connolly & Begg (2010:70), data merupakan komponen yang
paling penting dalam Database Management System ( DBMS ), berasal dari
sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin
dengan pengguna.
• Pengertian Informasi
Menurut O’brien (2005:38) informasi adalah data yang telah diubah
menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.
Menurut Rainer, Turban & Potter (2007:5) informasi adalah data yang
telah diorganisir sehingga memiliki makna dan nilai kepada penggunanya.
• Pengertian Sistem Informasi
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:7) sistem informasi adalah
kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi
untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output
informasi yang dibutuhkan untuk menyelesai-kan tugas bisnis.
O’brien (2005:5) sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data
yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan sistem informasi dalam
sebuah organisasi.
Komponen Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005:34), yaitu:
• People, Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem
informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem
informasi.
• Hardware, Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan
dalam pemrosesan informasi.
13
• Software, Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.
• Network, Menekankan bahwa teknologi informasi dan jaringan adalah
komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi.
Data, Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional, yang
terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis
dan kegiatan entitas lainnya
2.3.1 Internet
Internet sangat dimanfaatkan manusia untuk menambah fungsi alat
elektronik sehingga menjadi dasar dari pola pikir manusia di zaman sekarang.
Berikut adalah pengertian internet menurut pakarnya.
2.3.1.1 Pengertian Internet
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:274) internet adalah
sebuah koleksi global dari jaringan yang menggunakan protocol jaringan
yang sama TCP/IP.
Menurut O’brien (2005:261), internet adalah “jaringan komputer
yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan,
pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer
serta pemakainya di lebih dari 200 negara.”
2.3.1.2 Fasilitas Internet
Menurut Yuhefizar (2008:10) internet menyediakan beberapa
fasilitas utama, yaitu:
1. Website
Kumpulan halaman web yang mengandung informasi. Informasi
yang disajikan diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan
multiflier efek seperti online shopping, e-government, dan e-banking.
14
2. Website
Kumpulan halaman web yang mengandung informasi. Informasi yang
disajikan diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan multiflier efek
seperti online shopping, e-government, dan e-banking.
3. Mailing List
Media untuk membentuk ruang diskusi di internet yang dapat diikuti oleh
siapa saja yang mempunyai minat terhadap suatu topik.
4. File Transfer Protocol ( FTP )
Fasilitas untuk mengirim dan mengambil file atau folder antar komputer yang
terhubung dengan jaringan internet.
5. Chatting
Fasilitas untuk mengobrol secara online baik secara teks maupun grafik.
Berikut adalah beberapa jenis jaringan internet yang ada sebagai berikut:
• LAN ( Local Area Network )
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008:272) LAN adalah sebuah jaringan
computer yang mencakup jarak local, contohnya seperti lokasi didalam gedung
yang sama.
• WAN ( Wide Area Network )
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008:272) WAN adalah sebuah jaringan
computer yang terbentang mencakupi area yang luas seperti kota, provinsi, atau
negara.
2.4 Teori Khusus
Teori – teori yang digunakan sebagai acuan pola kerja dan pola pikir untuk mencapai
tujuan reengineering proses bisnis serta didalamnya termasuk menganalisa dan merancang
sistem informasi yang dibutuhkan.
15
2.4.1 UML ( Unified Modeling Language )
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:48), Unified Modeling Language adalah
suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk
pemodelan berorientasi objek. UML terdiri dari beberapa notasi yaitu:
• Activity Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:144) Activity Diagram adalah sebuah
tipe dari work flow diagram yang mendeskripsikan aktifitas user dan tahapan - tahapan
pengerjaannya secara sekuensial.
Gambar 2.1 Activity Diagram
(Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd, 2008, p145)
• Domain Model Class Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:184) adalah sebuah model grafikal yang
digunakan di dalam pendekatan object oriented untuk menunjukkan class-class yang ada
di dalam sistem. Sebuah
16
class dalam class diagram berbentuk seperti berikut:
Gambar 2.2 Enkapsulasi Object Atribut dan Method
(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p184)
• <<Stereotype Name>> diisi dengan nama kelas seperti TrPenjualan, Customer,
sesuai objek yang digambarkan class tersebut.
• Attribute List diisi dengan atribut apa saja yang dimiliki class tersebut. Sebagai
contoh atribut dari class Customer adalah IDCustomer,nama Customer, telepon
Customer.
• Method List diisi method yang dimiliki oleh class. Sebagai contoh method dari
Customer adalah getpelanggan().
dalam Class Diagram memiliki asosiasi multiplicity. Multiplicity adalah hubungan
kelas satu ke banyak dalam satu arah dan satu untuk satu di arah lain. Biasanya disebut
one to many atau one to one.
Gambar 2.3 Class Diagram
(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p187)
17
• Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:215) Use case diagram adalah sebuah
diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor external dan sistem selama use
case berlangsung Komponen dari Use Case Diagram
Gambar 2.3 Komponen Use Case
(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p215)
• Aktor yang menggambarkan peran dari user. Digambarkan dengan gambar
manusia yang bentuk tubuh yang lengkap.
• Garis Penghubung, menguhubungkan aktor dengan tugas mereka dengan sistem
• Tugas dari user ditulis di dalam sebuah lingkaran ellipse.
Statechart Diagram
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:214) Statechart diagram
merupakan sebuah diagram yang menunjukan siklus hidup dari sebuah objek
dalam state dan transition.
Gambar 2.4 State Chart Diagram
(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2005, p214)
18
DFD (Data Flow Diagram)
Menurut Whitten et al, (2004, p326), DFD adalah sebuah model proses yang
digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah system dan tugas atau
pengolahan yang dilakukan oleh system.
Menurut Satzinger (2008, p56) DFD adalah sebuah model analisis terstruktur
yang menampilkan input, proses, penyimpanan, dan output dari sebuah system.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan DFD adalah model
proses analisis yang dilakukan sistem yang menampilkan input, process, dan
output.
Notasi DFD :
1. Aliran Data : menggambarkan aliran data dalam gambaran DFD.
Gambar 2.5 Aliran Data, notasi DFD
2. Proses : menggambarkan suatu proses di dalam DFD.
Gambar 2.6 Proses dalam notasi DFD
3. Entitas : menggambarkan Entitas di dalam DFD.
Gambar 2.7 Entitas dalam notasi DFD
19
4. Data Store : menggambarkan tujuan dari alur proses dalam DFD.
Gambar 2.8 Data Store dalam notasi DFD
• User Interface
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:442) User Interface adalah tempat
dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta
terjadinya input dan output antara sistem dan lingkungannya.
Gambar 2.9 User Interface
(Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd, 2008, p443)
20
Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:454) untuk meningkatkan
kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki interface yang dirancang
dengan baik.
Shneiderman, Plaisant, Colient & Jacobs (2010:88) mendeskripsikan panduan
desain interaksi yang baik dalam “The eight golden rules for designing interactive
interface”, yaitu:
1. Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang
digunakan pada, menu, serta layar bantuan.
2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan
interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan
fasilitas makro.
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan
balik. Untul tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat
diberikan umpan balik sederhana. Tetapi ketika tindakan merupalan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu
suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan
kesalahan.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian
awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informative akan memberikan indikasi
bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok
tindakan berikutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan
kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan
cepat dan memberikan mekasnisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk
penanganan kesalahan.
21
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karea pengguna mengetahui
kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk
mengeksplorasi pilihan – pilihan lain yang belum biasa dilakukan.
7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem
mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga
pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau
banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu
pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.5 Metodologi Business Process Reengineering
Menurut Jeston (1988, p. 47-58), dikemukakan bahwa Metodologi Business
Process Reengineering adalah tahapan yang sistematis dan jelas dalam
menjalankan berbagai kegiatan, Karena dalam metodologinya terdapat langkah –
langkah yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Beberapa metodologi yang dikemukakan oleh pakar dan dapat digunakan, yaitu :
1. Organization Strategy
Penyelerasan organisasi merupakan bagian penting untuk mendapatkan
langsung hasil dalam suatu organisasi, dan ada banyak elemen yang harus
digunakan atau disimpan. Setiap organisasi harus memastikan bahwa proyek
harus menghabiskan beberapa waktu untuk memahami strategi organisasi dan
memastikan bahwa proyek dapat menambah nilai terhadap hasil yang strategis.
22
Organization Strategy juga harus Memastikan bahwa tim proyek
mengerti mengenai strategi, visi dan misi, Goal yang dicapai serta tujuan dari
bisnis dan eksekutif secara jelas.
2. Process Architecture
Process Architecture adalah hubungan antara strategi organisasi dan
tahap Launch Pad. Sama seperti tahap strategi organisasi, tahap Arsitektur
Proses merupakan prasyarat untuk organisasi mana pun yang ingin memiliki
aktivitas manajemen proses yang berhasil, yang dimana jika hal tersebut
ditemukan selama proyek yang diharapkan nilai bisnisnya tidak dapat
direalisasikan, proyek tersebut harus dihentikan. Jika kasus bisnis tersebut
dipertahankan dan diperbaharui maka akan menjadi jelas.
Tahap Arsitektur Proses adalah fondasi untuk proyek yang memiliki hubungan dengan
3. Launch Pad
Pada fase ini terdapat tiga hasil utama :
• Pemilihan darimana memulai suatu proyek BPM
apakah dari awal (atau berikutnya) dalam oganisasi.
• Persetujuan dari Goal dan tujuan proses yang telah
dipilih oleh organisasi.
• Pembentukan dari proyek yang telah dipilih proses organisasi.
23
4. Understand
Understand merupakan tahap yang digunakan agar anggota tim
proyek dan bisnis mendapatkan pemahaman yang cukup dari proses bisnis agar
dapat mendukung tahap inovasi untuk bekerja. Hal ini mencakup
pengumpulan metrik yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
lanjut, dan juga menetapkan prioritas untuk inovasi atau rekayasa ulang.
Tahap ini juga digunakan untuk memvalidasi proses yang ada sampai
sekarang yang ada di dalam organisasi dan menentukan peningkatan prioritas
dalam lingkup proyek. Ini akan membantu menentukan perubahan, jika
memang perubahan terhadap proses sangatlah dibutuhkan.
• Root Cause Analysis merupakan sebuah tools yang
didesain untuk membantu mengindentifikasi tidak hanya
apa dan bagaimana suatu kejadian dapat terjadi, namu
juga mengapa dapat terjadi. Hanya saat penginvestigasi
dapat menetukan mengapa suatu kejadian terjadi mereka
dapat menjelaskan tindakan apa untuk mencegah hal
tersebut kedepannya.
5. Innovate
Innovate merupakan tahap dimana sebuah proses yang ada di dalam
lingkup proyek dibuat secara efektif dan seefisien mungkin, untuk memenuhi
keinginan dan ekspektasi pemegang saham saat ini. Tahap ini juga
menyediakan kesempatan untuk mengukur lebih lanjut manfaat yang diuraikan
di dalam kasus bisnis yang sebenarnya.
24
6. Develop
Develop merupakan sebuah tahap yang memiliki langkah yang penting
untung mendapatkan proses yang telah direkayasa ulang atau ditingkatkan dari
tahap inovasi yang menjadi tahap implementasi dan penyebarannya. Tahap ini
merupakan tahap dimana harus ada persiapan yang telah selesai dan solusi yang
juga telah disiapkan, yang dimana akan dilanjutkan dengan tahap
implementasi. Sangatlah penting untuk mengerti bahwa perkembangan, dalam
konteks ini harus diselesaikan secara paralel dengan tahap People yang dimana
komponennya dielaborasikan
7. People
People merupakan tahap terpenting yang ada di dalam
pengimplementasian proses BPM, dan kalau hal ini tidak ditangani secara
menyeluruh dan standar yang tinggi, maka akan secara keseluruhan
menempatkan proyek pada resiko yang tinggi. Sangatlah penting untuk
mengerti bahwa tahap ini berbeda dengan tahap implementasi yang berfokus
kepada pencarian solusi. Tahap People biasanya dilakukan disaat yang sama
dengan tahap pengembangan dari proyek. Tahap pengembangan
menghasilkan solusi otomatis dan tahap People menghasilkan peran dan
solusi pengukuran.
25
8. Implement
Implementasi adalah tahap dimana seluruh proses yang telah didesain
dan dikembangkan akan langsung dicoba untuk dijalankan ke dalam sebuah
perusahaan. Implementasi juga adalah sebuah tahap dimana aktivitas perubahan
manajemen digabungkan menjadi satu. Tahap ini harus dipertimbangkan
secepat mungkin dan sebelum tahap Launch Pad, dimana ini merupakan awal
dari proyek yang dimana sebuah keputusan harus dibuat tentang bagaimana
proyek tersebut harus diimplementasikan di dalam sebuah bisnis.
Keputusan terhadap pengimplementasian tersebut akan berdampak pada
aspek-aspek dari proyek yang ada – berada pada bidang seperti bagaimana
sebuah proses dirancang atau direkayasa ulang, bagaimana pengembangan
dan pengujian dapat dilakukan. Keputusan akan terus ditinjau ulang selama
proyek sedang berlangsung, menyadari bahwa cara pengimplementasian dapat
berubah.
9. Realize value
Nilai dari bisnis tidak langsung keluar dari proyek-proyek tanpa adanya
usaha. Manfaat perlu direncanakan, dimiliki dan dikerjakan agar nilai dapat
muncul. Realisasi nilai bisnis jarang terjadi setelah implementasi bisnis.
Sering sekali ada masa
26
transisi dimana biaya operasional meningkat untuk periode waktu yang singkat
setelah implementasi, dan kemudian manfaat mulai disadari dan biaya operasional
mulai menurun. Tujuan dari fase ini adalah memastikan keuntungan yang didapat
dari Bisnis Proyek agar dapat terealisasi.
10. Sustainable Performance
Sustainable Performance merupakan tahap terakhir dari kerangka kerja
manajemen proses bisnis, yang dimana memiliki hubungan dengan kebutuhan untuk
melakukan perubahan dari BPM proses menjadi bisnis. Karena ini merupakan
tahap terakhir dari kerangka kerja tersebut, ini merupakan tahap pertama dari BPM
sebagai aktivitas bisnis.
2.6 Business Process Reengineering Triggers dan Drivers
Menurut Jeston (1988, p.17), dikemukakan bahwa BPR Trigger dan Drivers
digunakan untuk mengetahui solusi dari perusahaan yang akan melakukan
rekayasa bisnis dimana dengan Triggers dan Drivers ini kita dapat melihat pemicu
– pemicu yang ada didalam perusahaan seperti bagian organisasi, manejemen,
karyawan, pelanggan, pemasok, produk dan jasa, proses dan persfektif IT.
Berikut adalah Table yang menunjukkan Triggers dan Drivers yang memicu
perlunya dilakukan Proses Rekayasa Bisnis pada Tabel 2.1 :
27
Tabel 2.1 Business Process Reengineering Triggers dan Drivers
Kategori Triggers dan Drivers
Organisasi 1. Pertumbuhan yang tinggi 2. Merger dan Akuisisi 3. Reorganisasi : mengubah peran dan
tanggung jawab 4. Mengubah Strategi 5. Tujuan dan objektif organisasi yang
tidak tercapai 6. Kebutuhan kemampuan bisnis untuk
mengahadapi peluang bisnis yang ada Manajemen 1. Kebutuhan untuk menyediakan
manajer dengan kemampuan untuk mengontrol proses
2. Kebutuhan dalam menciptakan budaya dalam melakukan performa tinggi
3. Pemotongan Budget 4. Kemampuan untuk mendapatkan
kapasitas yang lebih dengan staff yang ada
Karyawan 1. Perubahan secara signifikan dari para karyawan
2. Isu pelatihan para karyawan 3. Kepuasan karyawan yang rendah 4. Keinginan untuk meningkatkan
kekuatan karyawan 5. Karyawan susah dalam mengikuti
pertumbuhan dan perubahan Pelanggan / Pemasok 1. Tingkat kepuasan yang rendah
terhadap pelayanan 2. Lamanya waktu pemrosesan dalam
memenuhi permintaan 3. Segmentasi pelanggan
Produk dan Jasa 1. Tidak disetujuinya waktu pemrosesan untuk mencapai pasar
2. Buruknya tingkat pelayanan Stakeholders
3. Adanya produk dan jasa yang baru 4. Produk dan jasa yang bersifat
kompleks
28
Proses 1. Tidak jelasnya peran dan tanggung jawab dari perspektif proses
2. Kualitas yang buruk 3. Tidak terjaminnya standarisasi proses 4. Buruknya tujuan proses dan objektif
secara jelas 5. Buruknya pemahaman dan
komunikasi mengenai proses end to end
Teknologi Informasi 1. Pengenalan terhadap sistem yang baru seperti CRM, ERP
2. melangkah keluar dari sistem aplikasi yang lama
3. Sistem aplikasi yang berjalan sudah melebihi batas dan tidak dipahami secara jelas
4. Pengenalan terhadap arsitektur IT yang baru
5. Pengenalan terhadap layanan melalui web
6. Pandangan yang mengatakan biaya IT diluar kontrol atau terlalu mahal