BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik...

24
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori – teori yang digunakan sebagai referensi pengetahuan dalam memahami hal- hal yang berkaitan dengan sistem informasi dan komponen – komponennya. 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik Manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah: Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, sukucadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas- fasilitas perusahaan dan kepada para langgananTujuan logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing yang sangat luas dari negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi. Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan (utility) waktu dan tempat. Kegunaan merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga pemerintah. Semua bentuk perilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan logistik. Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya yang ditambahkan kepada material atau produk adalah suatu hasil dari proses logistik. Nilai yang demikian mahal untuk dicapai. Tanggung jawab manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:14) dapat didefinisikan sebagai : Tanggung jawab manajerial mendisain dan mengurus suatu system untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku-cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

Teori – teori yang digunakan sebagai referensi pengetahuan dalam memahami hal-

hal yang berkaitan dengan sistem informasi dan komponen – komponennya.

2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik

Manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah:

“Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan

barang, sukucadang dan barang jadi dari para supplier, diantara fasilitas-

fasilitas perusahaan dan kepada para langganan”

Tujuan logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:13) adalah

menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang

tepat pada waktu dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi

dimana ia dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah.

Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufacturing

yang sangat luas dari negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui

saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan (utility) waktu dan

tempat. Kegunaan merupakan aspek penting dari operasi perusahaan dan juga

pemerintah. Semua bentuk perilaku yang terorganisir membutuhkan sokongan

logistik. Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya yang

ditambahkan kepada material atau produk adalah suatu hasil dari proses

logistik. Nilai yang demikian mahal untuk dicapai.

Tanggung jawab manajemen logistik menurut Bowersox dan Ali

(2002:14) dapat didefinisikan sebagai :

“Tanggung jawab manajerial mendisain dan mengurus suatu system untuk

mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku-cadang

dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi perusahaan”

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

6

Sasaran penyelenggaraan logistik adalah mencapai level sokongan

manufakturing-pemasaran yang telah ditentukan sebelumnya dengan total biaya

serendah mungkin.

Misi logistik suatu perusahaan menurut Bowersox dan Ali (2002:32)

adalah mengembangkan suatu system yang dapat memenuhi kebijaksanaan

pelayanan dengan biaya pengeluaran yang serendah mungkin.

Ada 2 pertimbangan kebijaksanaan yang menyangkut perencanaan

sokongan logistik menurut Bowersox dan Ali (2002:32) yaitu:

1. Prestasi Pelayanan

2.Total pengeluaran biaya yang memberikan hasil tercapainya

pengembalian yang dikehendaki atas investasi atau sasaran-sasaran tertentu

lainnya dari perusahaan.

Ada 5 komponen yang bergabung untuk membentuk system logistic:

yaitu:

1. Struktur lokasi fasilitas

2.Transportasi

3.Persediaan (inventory)

4.Komunikasi

5.Penanganan (handling) dan Penyimpanan (storage).

2.1.2 Pengertian Pelanggan

Pelanggan merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu

perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dalam bidang produk maupun

jasa karena pelanggan merupakan pihak yang mengkonsumsi apa yang

ditawarkan oleh perusahaan. Tanpa adanya pelanggan maka apa yang

dihasilkan perusahaan tidak akan dapat digunakan sehingga perusahaan tidak

akan mendapatkan keuntungan atas usahanya. Seperti yang dikatakan oleh Web

Finance, Inc. (n.d), “pelanggan adalah sekelompok orang yang menerima atau

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

7

mengkonsumsi produk (barang atau jasa) dan memiliki kemampuan untuk

memilih produk atau supplier yang berbeda”.

Dengan kata lain, pelanggan bisa merupakan individu maupun kelompok

yang menerima atau menggunakan produk baik berupa barang maupun jasa.

Individu atau kelompok tersebut memiliki kebebasan untuk memilih produk apa

yang mereka mau dan siapa yang menyediakan produk tersebut. Dan peran

pelanggan sangatlah penting untuk kelangsungan suatu perusahaan.

2.1.3 Pengertian Business Process Reengineering

Menurut Peppard (1995, p.20), dikemukakan bahwa Business Process

Reengineering adalah sebuah filosopi pengembangan dimana mengarah untuk

mencapai langkah – langkah dalam melakukan pengembangan pada kinerja

perusahaan dengan mendesain ulang proses – proses yang ada di seluruh

organisasi. Hal yang sama dikemukakan oleh Brown (1999, p.336), bahwa

Business Process Reengineering adalah desain ulang bisnis secara

radikal yang mencoba untuk mencapai peningkatan dalam proses bisnis dengan

mempertanyakan asumsi atau aturan bisnis yang berhubungan dengan struktur

dan prosedur organisasi

Berdasarkan pengertian – pengertian diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa Business Process Reeengineering adalah cara berpikir mengenai

pengembangan dengan melakukan sebuah perencanaan dan perancangan ulang

terhadap proses bisnis yang berhubungan dengan struktur dan prosedur

organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Choi (1997) beberapa penyebab kegagalan BPR antara lain:

1. Ketidakmampuan pegawai dan manajemen untuk menyadari

keuntungan BPR dalam organisasi.

2. Terlalu bergantung pada teknologi informasi untuk menjalankan BPR

3. Terlalu bergantung pada pihak luar untuk menerapkan BPR dan

meacuhkan pendapat karyawan.

4. Standar metodologi yang kurang.

5. Kurang menyadari BPR terhadap yang lain.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

8

Beberapa faktor kesuksesan BPR antara lain:

1. kerja sama dan kualitas dalam budaya.

2. kualitas sistem manajemen dan penghargaan kepuasan.

3. perubahan manajemen yang efektif.

4. birokrasi yang berkurang dan lebih banyak berpartisipasi.

5. IT.

6. manajemen proyek yang efektif.

7. dukungan finansial yang mumpuni.

Menurut Goksoy (2012) tools dan teknik yang digunakan dalam rekayasa

bisnis proses adalah sebagai berikut:

1. visualisasi proses.

2. process mapping and modeling.

3. perubahan manajemen.

4. benchmarking.

5. fokus pada pelanggan dan proses.

6. diagnosa dan pemecahan masalah.

7. prototyping proses dan simulasi.

8. manajemen proyek.

9. pengukuran proses.

2.2 Electronic Commerce

2.2.1 Pengertian e-Commerce

Menurut Turban et al (2012;p38), e-commerce atau perdagangan

elektronik adalah proses pembelian, penjualan, transfer, atau pertukaran

produk, layanan atau informasi melalui jaringan komputer, termasuk

internet. Sedangkan menurut Chaffey (2009:p10), e-commerce merupakan

pertukaran informasi melalui media elektronik antara organisasi atau

perusahaan dan pengguna. Disini reengineering fokus pada proses dan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

9

hasil, bukan tugas. Reengineering sistem memungkinkan pembagian

tanggung jawab bagi keseluruhan proses untuk satu orang dan mendesain

pekerjaan orang tersebut dalam sebuah tujuan.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa e-commerce

merupakan proses pembelian, penjualan, transfer, pertukaran produk

layanan atau informasi melalui media eletronik yang dilakukan oleh

organisasi atau perusahaan dengan pengguna atau pembeli.

Menurut Turban secara umum ada beberapa jenis e-commerce,

yaitu:

a. Business to Business (B2B)

Yaitu dalam transaksi B2B baik penjual maupun pembeli adalah

organisasi bisnis.

b. Business to Consumer (B2C)

Yaitu penjual merupakan perusahaan dan pembeli adalah

perorangan. B2C juga biasanya disebut e-tailing.

c. Consumer to Consumer (C2C)

Yaitu seseorang menjual produk atau jasa ke orang lain. Istilah C2C

ini biasanya juga disebut pelanggan ke pelanggan.

d. Consumer to Business (C2B)

Dalam C2B, konsumen memberitahukan kebutuhan atas suatu

produk atau jasa tertentu, dan para pemasok bersaing untuk menyediakan

produk atau jasa tersebut ke konsumen.

e. Government to Citizen (G2C)

Dalam G2C ini sebuah unit pemerintah menyediakan layanan

kepada para warganya melalui teknologi e-commerce.

f. Mobile Commerce (M-Commerce)

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

10

Yaitu e-commerce dilakukan dalam lingkungan nirkabel, seperti

dengan menggunakan telepon selluler atau gadget untuk mengakses

internet dan melakukan pembelian barang.

Ada beberapa manfaat e-commerce, yaitu:

1. Manfaat bagi organisasi.

b. Perdagangan elektronik dapat memperluas pasar ke nasional

dan internasional.

c. Perdagangan elektronik dapat menurunkan biaya, pengolahan,

distribusi, penyimpanan, dan pengambilan informasi dengan

menggunakan kertas.

d. Rantai pasokan yang tidak efisien, seperti persediaan

berlebihan dan keterlambatan pengiriman dapat diminimalkan dengan e-

commerce

e. Keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

f. E-commerce memungkinkan untuk banyak model bisnis yang

inovatif yang memberikan manfaat dan keuntungan.

g. E-commerce mengurangi biaya telekomunikasi karena

menggunakan internet akan lebih menghemat biaya.

h. Mengurangi pengeluaran modal dan menghemat waktu.

2. Manfaat bagi konsumen

a. E-commerce memungkinkan konsumen untuk berbelanja atau

melakukan transaksi lainnya sepanjang tahun, selama 24 jam perhari, dan

dimana saja.

b. E-commerce menyediakan kepada konsumen lebih banyak

pilihan sehingga konsumen dapat memilih banyak jenis produk.

c. E-commerce menyediakan bagi konsumen dengan produk

yang lebih murah dan dengan layanan yang lebih baik.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

11

d. E-commerce memungkinkan untuk melakukan pengiriman

yang lebih cepat.

e. E-commerce memfasilitasi kompetisi yang menghasilkan harga

yang jauh lebih rendah bagi konsumen.

2.3 Sistem Informasi

Sistem informasi sangat berperan penting dalam perkembangan bisnis dijaman

teknologi ini guna untuk meningkatkan produktivitas. Berikut penjabaran pengertian

sistem informasi :

• Pengertian Sistem

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:7) sistem adalah kumpulan

dari beberapa komponen yang saling berhubungan dan berkerja bersamaan

untuk mencapai suatu hasil.

Menurut O’Brien (2005:22), sistem dapat didefinisikan secara sederhana

sebagai sekelompok elemen yang saling berhubungan atau berinteraksi hingga

membentuk satu kesatuan. Sistem adalah sekelompok komponen yang saling

berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang

teratur. Sistem sejenis ini (kadang disebut sebagai sistem yang dinamis)

memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi:

1. Input, meliputi pengambilan dan perakitan elemen yang memasuki

sistem untuk diproses.

2. Processing, meliputi proses transformasi yang mengubah dari input

menjadi output.

3. Output, meliputi pengiriman elemen yang telah dihasilkan dari proses

transformasi ke tujuan utama.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

12

• Pengertian Data

Menurut Connolly & Begg (2010:70), data merupakan komponen yang

paling penting dalam Database Management System ( DBMS ), berasal dari

sudut pandang dari end-user. Data berperan sebagai penghubung antara mesin

dengan pengguna.

• Pengertian Informasi

Menurut O’brien (2005:38) informasi adalah data yang telah diubah

menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi pemakai akhir tertentu.

Menurut Rainer, Turban & Potter (2007:5) informasi adalah data yang

telah diorganisir sehingga memiliki makna dan nilai kepada penggunanya.

• Pengertian Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:7) sistem informasi adalah

kumpulan dari beberapa komponen yang saling berhubungan yang berfungsi

untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menghasilkan output

informasi yang dibutuhkan untuk menyelesai-kan tugas bisnis.

O’brien (2005:5) sistem informasi adalah kombinasi teratur apapun dari

orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data

yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan sistem informasi dalam

sebuah organisasi.

Komponen Sistem Informasi Menurut O’Brien (2005:34), yaitu:

• People, Manusia dibutuhkan untuk pengoperasian semua sistem

informasi. Sumber daya manusia ini meliputi pemakai akhir dan pakar sistem

informasi.

• Hardware, Meliputi semua peralatan dan bahan fisik yang digunakan

dalam pemrosesan informasi.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

13

• Software, Meliputi semua rangkaian perintah pemrosesan informasi.

• Network, Menekankan bahwa teknologi informasi dan jaringan adalah

komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi.

Data, Data dapat berupa banyak bentuk, termasuk data alfanumerik tradisional, yang

terdiri dari angka dan huruf serta karakter lainnya yang menjelaskan transaksi bisnis

dan kegiatan entitas lainnya

2.3.1 Internet

Internet sangat dimanfaatkan manusia untuk menambah fungsi alat

elektronik sehingga menjadi dasar dari pola pikir manusia di zaman sekarang.

Berikut adalah pengertian internet menurut pakarnya.

2.3.1.1 Pengertian Internet

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:274) internet adalah

sebuah koleksi global dari jaringan yang menggunakan protocol jaringan

yang sama TCP/IP.

Menurut O’brien (2005:261), internet adalah “jaringan komputer

yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan,

pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer

serta pemakainya di lebih dari 200 negara.”

2.3.1.2 Fasilitas Internet

Menurut Yuhefizar (2008:10) internet menyediakan beberapa

fasilitas utama, yaitu:

1. Website

Kumpulan halaman web yang mengandung informasi. Informasi

yang disajikan diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan

multiflier efek seperti online shopping, e-government, dan e-banking.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

14

2. Website

Kumpulan halaman web yang mengandung informasi. Informasi yang

disajikan diolah sedemikian rupa sehingga mampu memberikan multiflier efek

seperti online shopping, e-government, dan e-banking.

3. Mailing List

Media untuk membentuk ruang diskusi di internet yang dapat diikuti oleh

siapa saja yang mempunyai minat terhadap suatu topik.

4. File Transfer Protocol ( FTP )

Fasilitas untuk mengirim dan mengambil file atau folder antar komputer yang

terhubung dengan jaringan internet.

5. Chatting

Fasilitas untuk mengobrol secara online baik secara teks maupun grafik.

Berikut adalah beberapa jenis jaringan internet yang ada sebagai berikut:

• LAN ( Local Area Network )

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008:272) LAN adalah sebuah jaringan

computer yang mencakup jarak local, contohnya seperti lokasi didalam gedung

yang sama.

• WAN ( Wide Area Network )

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2008:272) WAN adalah sebuah jaringan

computer yang terbentang mencakupi area yang luas seperti kota, provinsi, atau

negara.

2.4 Teori Khusus

Teori – teori yang digunakan sebagai acuan pola kerja dan pola pikir untuk mencapai

tujuan reengineering proses bisnis serta didalamnya termasuk menganalisa dan merancang

sistem informasi yang dibutuhkan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

15

2.4.1 UML ( Unified Modeling Language )

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:48), Unified Modeling Language adalah

suatu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk

pemodelan berorientasi objek. UML terdiri dari beberapa notasi yaitu:

• Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:144) Activity Diagram adalah sebuah

tipe dari work flow diagram yang mendeskripsikan aktifitas user dan tahapan - tahapan

pengerjaannya secara sekuensial.

Gambar 2.1 Activity Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd, 2008, p145)

• Domain Model Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:184) adalah sebuah model grafikal yang

digunakan di dalam pendekatan object oriented untuk menunjukkan class-class yang ada

di dalam sistem. Sebuah

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

16

class dalam class diagram berbentuk seperti berikut:

Gambar 2.2 Enkapsulasi Object Atribut dan Method

(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p184)

• <<Stereotype Name>> diisi dengan nama kelas seperti TrPenjualan, Customer,

sesuai objek yang digambarkan class tersebut.

• Attribute List diisi dengan atribut apa saja yang dimiliki class tersebut. Sebagai

contoh atribut dari class Customer adalah IDCustomer,nama Customer, telepon

Customer.

• Method List diisi method yang dimiliki oleh class. Sebagai contoh method dari

Customer adalah getpelanggan().

dalam Class Diagram memiliki asosiasi multiplicity. Multiplicity adalah hubungan

kelas satu ke banyak dalam satu arah dan satu untuk satu di arah lain. Biasanya disebut

one to many atau one to one.

Gambar 2.3 Class Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p187)

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

17

• Use Case Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:215) Use case diagram adalah sebuah

diagram yang menunjukkan urutan pesan antara actor external dan sistem selama use

case berlangsung Komponen dari Use Case Diagram

Gambar 2.3 Komponen Use Case

(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2008, p215)

• Aktor yang menggambarkan peran dari user. Digambarkan dengan gambar

manusia yang bentuk tubuh yang lengkap.

• Garis Penghubung, menguhubungkan aktor dengan tugas mereka dengan sistem

• Tugas dari user ditulis di dalam sebuah lingkaran ellipse.

Statechart Diagram

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:214) Statechart diagram

merupakan sebuah diagram yang menunjukan siklus hidup dari sebuah objek

dalam state dan transition.

Gambar 2.4 State Chart Diagram

(Sumber: Satzinger, Jackson & Burd, 2005, p214)

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

18

DFD (Data Flow Diagram)

Menurut Whitten et al, (2004, p326), DFD adalah sebuah model proses yang

digunakan untuk menggambarkan aliran data melalui sebuah system dan tugas atau

pengolahan yang dilakukan oleh system.

Menurut Satzinger (2008, p56) DFD adalah sebuah model analisis terstruktur

yang menampilkan input, proses, penyimpanan, dan output dari sebuah system.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan DFD adalah model

proses analisis yang dilakukan sistem yang menampilkan input, process, dan

output.

Notasi DFD :

1. Aliran Data : menggambarkan aliran data dalam gambaran DFD.

Gambar 2.5 Aliran Data, notasi DFD

2. Proses : menggambarkan suatu proses di dalam DFD.

Gambar 2.6 Proses dalam notasi DFD

3. Entitas : menggambarkan Entitas di dalam DFD.

Gambar 2.7 Entitas dalam notasi DFD

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

19

4. Data Store : menggambarkan tujuan dari alur proses dalam DFD.

Gambar 2.8 Data Store dalam notasi DFD

• User Interface

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:442) User Interface adalah tempat

dimana sistem informasi menangkap input dan menghasilkan output, serta

terjadinya input dan output antara sistem dan lingkungannya.

Gambar 2.9 User Interface

(Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd, 2008, p443)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

20

Menurut Satzinger, Jackson & Burd (2008:454) untuk meningkatkan

kegunaan dari sistem aplikasi penting untuk memiliki interface yang dirancang

dengan baik.

Shneiderman, Plaisant, Colient & Jacobs (2010:88) mendeskripsikan panduan

desain interaksi yang baik dalam “The eight golden rules for designing interactive

interface”, yaitu:

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang

digunakan pada, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan

interaksi, sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan

fasilitas makro.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan

balik. Untul tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat

diberikan umpan balik sederhana. Tetapi ketika tindakan merupalan hal yang

penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu

suara ketika salah menekan tombol pada waktu input data atau muncul pesan

kesalahan.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian

awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang informative akan memberikan indikasi

bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok

tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan

kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan

cepat dan memberikan mekasnisme yang sederhana dan mudah dipahami untuk

penanganan kesalahan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

21

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karea pengguna mengetahui

kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan, sehingga pengguna tidak takut untuk

mengeksplorasi pilihan – pilihan lain yang belum biasa dilakukan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon

tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem

mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikian rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau

banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu

pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.5 Metodologi Business Process Reengineering

Menurut Jeston (1988, p. 47-58), dikemukakan bahwa Metodologi Business

Process Reengineering adalah tahapan yang sistematis dan jelas dalam

menjalankan berbagai kegiatan, Karena dalam metodologinya terdapat langkah –

langkah yang harus dilakukan agar tujuan tersebut dapat tercapai.

Beberapa metodologi yang dikemukakan oleh pakar dan dapat digunakan, yaitu :

1. Organization Strategy

Penyelerasan organisasi merupakan bagian penting untuk mendapatkan

langsung hasil dalam suatu organisasi, dan ada banyak elemen yang harus

digunakan atau disimpan. Setiap organisasi harus memastikan bahwa proyek

harus menghabiskan beberapa waktu untuk memahami strategi organisasi dan

memastikan bahwa proyek dapat menambah nilai terhadap hasil yang strategis.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

22

Organization Strategy juga harus Memastikan bahwa tim proyek

mengerti mengenai strategi, visi dan misi, Goal yang dicapai serta tujuan dari

bisnis dan eksekutif secara jelas.

2. Process Architecture

Process Architecture adalah hubungan antara strategi organisasi dan

tahap Launch Pad. Sama seperti tahap strategi organisasi, tahap Arsitektur

Proses merupakan prasyarat untuk organisasi mana pun yang ingin memiliki

aktivitas manajemen proses yang berhasil, yang dimana jika hal tersebut

ditemukan selama proyek yang diharapkan nilai bisnisnya tidak dapat

direalisasikan, proyek tersebut harus dihentikan. Jika kasus bisnis tersebut

dipertahankan dan diperbaharui maka akan menjadi jelas.

Tahap Arsitektur Proses adalah fondasi untuk proyek yang memiliki hubungan dengan

3. Launch Pad

Pada fase ini terdapat tiga hasil utama :

• Pemilihan darimana memulai suatu proyek BPM

apakah dari awal (atau berikutnya) dalam oganisasi.

• Persetujuan dari Goal dan tujuan proses yang telah

dipilih oleh organisasi.

• Pembentukan dari proyek yang telah dipilih proses organisasi.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

23

4. Understand

Understand merupakan tahap yang digunakan agar anggota tim

proyek dan bisnis mendapatkan pemahaman yang cukup dari proses bisnis agar

dapat mendukung tahap inovasi untuk bekerja. Hal ini mencakup

pengumpulan metrik yang tepat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih

lanjut, dan juga menetapkan prioritas untuk inovasi atau rekayasa ulang.

Tahap ini juga digunakan untuk memvalidasi proses yang ada sampai

sekarang yang ada di dalam organisasi dan menentukan peningkatan prioritas

dalam lingkup proyek. Ini akan membantu menentukan perubahan, jika

memang perubahan terhadap proses sangatlah dibutuhkan.

• Root Cause Analysis merupakan sebuah tools yang

didesain untuk membantu mengindentifikasi tidak hanya

apa dan bagaimana suatu kejadian dapat terjadi, namu

juga mengapa dapat terjadi. Hanya saat penginvestigasi

dapat menetukan mengapa suatu kejadian terjadi mereka

dapat menjelaskan tindakan apa untuk mencegah hal

tersebut kedepannya.

5. Innovate

Innovate merupakan tahap dimana sebuah proses yang ada di dalam

lingkup proyek dibuat secara efektif dan seefisien mungkin, untuk memenuhi

keinginan dan ekspektasi pemegang saham saat ini. Tahap ini juga

menyediakan kesempatan untuk mengukur lebih lanjut manfaat yang diuraikan

di dalam kasus bisnis yang sebenarnya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

24

6. Develop

Develop merupakan sebuah tahap yang memiliki langkah yang penting

untung mendapatkan proses yang telah direkayasa ulang atau ditingkatkan dari

tahap inovasi yang menjadi tahap implementasi dan penyebarannya. Tahap ini

merupakan tahap dimana harus ada persiapan yang telah selesai dan solusi yang

juga telah disiapkan, yang dimana akan dilanjutkan dengan tahap

implementasi. Sangatlah penting untuk mengerti bahwa perkembangan, dalam

konteks ini harus diselesaikan secara paralel dengan tahap People yang dimana

komponennya dielaborasikan

7. People

People merupakan tahap terpenting yang ada di dalam

pengimplementasian proses BPM, dan kalau hal ini tidak ditangani secara

menyeluruh dan standar yang tinggi, maka akan secara keseluruhan

menempatkan proyek pada resiko yang tinggi. Sangatlah penting untuk

mengerti bahwa tahap ini berbeda dengan tahap implementasi yang berfokus

kepada pencarian solusi. Tahap People biasanya dilakukan disaat yang sama

dengan tahap pengembangan dari proyek. Tahap pengembangan

menghasilkan solusi otomatis dan tahap People menghasilkan peran dan

solusi pengukuran.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

25

8. Implement

Implementasi adalah tahap dimana seluruh proses yang telah didesain

dan dikembangkan akan langsung dicoba untuk dijalankan ke dalam sebuah

perusahaan. Implementasi juga adalah sebuah tahap dimana aktivitas perubahan

manajemen digabungkan menjadi satu. Tahap ini harus dipertimbangkan

secepat mungkin dan sebelum tahap Launch Pad, dimana ini merupakan awal

dari proyek yang dimana sebuah keputusan harus dibuat tentang bagaimana

proyek tersebut harus diimplementasikan di dalam sebuah bisnis.

Keputusan terhadap pengimplementasian tersebut akan berdampak pada

aspek-aspek dari proyek yang ada – berada pada bidang seperti bagaimana

sebuah proses dirancang atau direkayasa ulang, bagaimana pengembangan

dan pengujian dapat dilakukan. Keputusan akan terus ditinjau ulang selama

proyek sedang berlangsung, menyadari bahwa cara pengimplementasian dapat

berubah.

9. Realize value

Nilai dari bisnis tidak langsung keluar dari proyek-proyek tanpa adanya

usaha. Manfaat perlu direncanakan, dimiliki dan dikerjakan agar nilai dapat

muncul. Realisasi nilai bisnis jarang terjadi setelah implementasi bisnis.

Sering sekali ada masa

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

26

transisi dimana biaya operasional meningkat untuk periode waktu yang singkat

setelah implementasi, dan kemudian manfaat mulai disadari dan biaya operasional

mulai menurun. Tujuan dari fase ini adalah memastikan keuntungan yang didapat

dari Bisnis Proyek agar dapat terealisasi.

10. Sustainable Performance

Sustainable Performance merupakan tahap terakhir dari kerangka kerja

manajemen proses bisnis, yang dimana memiliki hubungan dengan kebutuhan untuk

melakukan perubahan dari BPM proses menjadi bisnis. Karena ini merupakan

tahap terakhir dari kerangka kerja tersebut, ini merupakan tahap pertama dari BPM

sebagai aktivitas bisnis.

2.6 Business Process Reengineering Triggers dan Drivers

Menurut Jeston (1988, p.17), dikemukakan bahwa BPR Trigger dan Drivers

digunakan untuk mengetahui solusi dari perusahaan yang akan melakukan

rekayasa bisnis dimana dengan Triggers dan Drivers ini kita dapat melihat pemicu

– pemicu yang ada didalam perusahaan seperti bagian organisasi, manejemen,

karyawan, pelanggan, pemasok, produk dan jasa, proses dan persfektif IT.

Berikut adalah Table yang menunjukkan Triggers dan Drivers yang memicu

perlunya dilakukan Proses Rekayasa Bisnis pada Tabel 2.1 :

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

27

Tabel 2.1 Business Process Reengineering Triggers dan Drivers

Kategori Triggers dan Drivers

Organisasi 1. Pertumbuhan yang tinggi 2. Merger dan Akuisisi 3. Reorganisasi : mengubah peran dan

tanggung jawab 4. Mengubah Strategi 5. Tujuan dan objektif organisasi yang

tidak tercapai 6. Kebutuhan kemampuan bisnis untuk

mengahadapi peluang bisnis yang ada Manajemen 1. Kebutuhan untuk menyediakan

manajer dengan kemampuan untuk mengontrol proses

2. Kebutuhan dalam menciptakan budaya dalam melakukan performa tinggi

3. Pemotongan Budget 4. Kemampuan untuk mendapatkan

kapasitas yang lebih dengan staff yang ada

Karyawan 1. Perubahan secara signifikan dari para karyawan

2. Isu pelatihan para karyawan 3. Kepuasan karyawan yang rendah 4. Keinginan untuk meningkatkan

kekuatan karyawan 5. Karyawan susah dalam mengikuti

pertumbuhan dan perubahan Pelanggan / Pemasok 1. Tingkat kepuasan yang rendah

terhadap pelayanan 2. Lamanya waktu pemrosesan dalam

memenuhi permintaan 3. Segmentasi pelanggan

Produk dan Jasa 1. Tidak disetujuinya waktu pemrosesan untuk mencapai pasar

2. Buruknya tingkat pelayanan Stakeholders

3. Adanya produk dan jasa yang baru 4. Produk dan jasa yang bersifat

kompleks

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-00611-SI Bab2001.pdf · Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya

28

Proses 1. Tidak jelasnya peran dan tanggung jawab dari perspektif proses

2. Kualitas yang buruk 3. Tidak terjaminnya standarisasi proses 4. Buruknya tujuan proses dan objektif

secara jelas 5. Buruknya pemahaman dan

komunikasi mengenai proses end to end

Teknologi Informasi 1. Pengenalan terhadap sistem yang baru seperti CRM, ERP

2. melangkah keluar dari sistem aplikasi yang lama

3. Sistem aplikasi yang berjalan sudah melebihi batas dan tidak dipahami secara jelas

4. Pengenalan terhadap arsitektur IT yang baru

5. Pengenalan terhadap layanan melalui web

6. Pandangan yang mengatakan biaya IT diluar kontrol atau terlalu mahal