BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1...

121
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Wilkinson dan Raval (2000, p7), accounting information system is a unified structure within an entity, such as business firm, that employs phisical resources and other component to transform economic data into accounting information, with the purpose of satisfying the information needs of a variety of users. Dimana artinya sebagai berikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas, seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen- komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi berbagai user. M enurut Jones dan Rama (2003, p5), accounting information system is a subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and financial information as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions. Dimana artinya sebagai berikut, sistem informasi akuntansi adalah subsystem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi akuntansi dan keuangan, juga informasi lainnya yang didapatkan dari pemrosesan transaksi akuntansi rutin.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Wilkinson dan Raval (2000, p7), accounting information system is a

unified structure within an entity, such as business firm, that employs phisical resources

and other component to transform economic data into accounting information, with the

purpose of satisfying the information needs of a variety of users. Dimana artinya sebagai

berikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam sebuah entitas,

seperti perusahaan bisnis, yang menggunakan sumber daya fisik dan komponen-

komponen lainnya untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi akuntansi, dengan

tujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi berbagai user.

Menurut Jones dan Rama (2003, p5), accounting information system is a

subsystem of a management information system (MIS) that provides accounting and

financial information as well as other information obtained in the routine processing of

accounting transactions. Dimana artinya sebagai berikut, sistem informasi akuntansi

adalah subsystem dari sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi

akuntansi dan keuangan, juga informasi lainnya yang didapatkan dari pemrosesan

transaksi akuntansi rutin.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

8

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000, p6) seperti yang diterjemahkan oleh Amir

Abadi Yusuf, sistem informasi akuntansi adalah sistem berbasis komputer yang

dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah sistem

informasi akuntansi diperluas mencakup siklus-siklus pemrosesan transaksi, penggunaan

teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi.

Jadi berdasarkan dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem berbasiskan komputer, dimana sistem

itu sendiri dapat terdiri dari kombinasi atas personel, record, dan prosedur yang

digunakan untuk mengumpulkan, mengolah data transaksi agar menghasilkan informasi

yang berarti bagi pengguna.

2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Tujuan utama dari Sistem Informasi Akuntansi adalah untuk menyediakan

informasi akuntansi kepada pengguna dalam artian yang luas. Pengguna tersebut dapat

berasal dari internal perusahaan, contohnya manajer maupun dari eksternal perusahaan,

contohnya pelanggan. Berikut adalah tujuan sistem informasi akuntansi secara spesifik

menurut Wilkinson dan Raval (2000, p8-10):

• Untuk mendukung operasi harian.

Yang dimaksud dengan operasi harian dalam bisnis adalah transaksi.

• Untuk mendukung pengambilan keputusan.

Dukungan yang diberikan oleh sistem informasi akuntansi adalah berupa

informasi yang berkaitan dengan akuntansi.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

9

• Untuk memenuhi kewajiban kepada pihak luar.

Yang dimaksudkan dengan pihak luar disini adalah setiap stakeholder yang

berhubungan dengan perusahaan, contohnya: pemerintah, bank, dan serikat

pekerja. Pemenuhan kewajiban tersebut adalah dengan menyediakan laporan

keuangan bagi pihak luar tersebut.

Menurut Jones dan Rama (2003, p6-7), tujuan dan kegunaan sistem informasi

akuntansi yaitu:

• Menghasilkan laporan eksternal

Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan – laporan khusus

untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal

perusahaan. Laporan-laporan tersebut mencakup financial statement, tax

returns, dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh perwakilan pihak-pihak

yang terkait.

• Mendukung aktivitas yang rutin

Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas operasi

yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.

• Mendukung keputusan

Informasi juga dibutuhkan untuk keputusan yang bersifat non-rutin pada

semua yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

10

• Perencanaan dan pengawasan

Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan

pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan

dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara

anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.

• Pengimplementasian pengendalian internal

Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi

yang digunakan untuk melindungi aset perusahaan dari kehilangan atau

penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut

dapat berhasil yaitu dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi

yang terkomputerisasi.

2.1.3 Komponen / Sumber Daya Sistem Informasi Akuntansi

Meskipun Sistem Informasi Akuntansi tidak kasat mata, namun ia membutuhkan

komponen / sumber daya untuk membangunnya. Menurut Wilkinson dan Raval (2000,

p13) input data dan output information tidak termasuk dalam kategori komponen Sistem

Informasi Akuntansi. Komponen / sumber daya Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari:

• Processor.

Adalah pengertian fisik terhadap yang melakukan transformasi data.

Biasanya yang melakukan transformasi data adalah komputer. Namun

bagaimana pun juga harus diingat bahwa processor tidak saja hanya

diwakilkan oleh komputer, melainkan juga peralatan lainnya seperti mesin

ketik dan register kas.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

11

• Database.

Secara luas, database terdiri dari semua data yang tersimpan, baik dalam

sistem komputer maupun dalam kabinet file dan laci meja. Namun biasanya

istilah database merupakan pengertian hanya untuk data yang tersimpan

dalam system komputer.

• Procedures.

Merupakan urutan langkah-langkah yang dilakukan dalam satu fungsi atau

lebih dari Sistem Informasi Akuntansi. Procedures dilakukan baik secara

manual maupun berupa instruksi dalam program komputer.

• Input / Output Devices.

Yang dimaksudkan dengan input devices adalah seluruh alat yang digunakan

untuk menangkap data untuk dimasukkan kedalam komputer, contohnya

keyboard. Sedangkan output devices adalah seluruh alat yang digunakan

untuk menghasilkan informasi, contohnya printer.

• Miscellaneous Resources.

Yang dimaksudkan dengan miscellaneous resources adalah perlengkapan

yang dibutuhkan untuk mendukung komponen-komponen Sistem Informasi

Akuntansi. Sebagai contoh, printer membutuhkan pita tinta agar dapat

mencetak laporan. Pita tinta tersebut dikategorikan sebagai miscellaneous

resources.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

12

2.1.4 Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Data diubah menjadi informasi melalui tahapan input, processing, dan output.

Sistem Informasi Akuntansi yang efektif melaksanakan beberapa fungsi kunci melalui

ketiga tahapan tersebut. Menurut Wilkinson dan Raval (2000, p10-12), fungsi Sistem

Informasi Akuntansi terdiri dari:

• Data collection.

Fungsi data collection (dilakukan pada tahap input) meliputi tahapan seperti

menagkap data transaksi, mencatat data kedalam form, dan memvalidasi dan

mengedit data untuk memastikan akurasi dan kelengkapannya.

• Data maintenance.

Fungsi data maintenance (dilakukan pada tahap processing) meliputi tahap-

tahap sebagai berikut:

a. Klasifikasi data kedalam kategori-kategori.

b. Menggandakan data kedalam dokumen atau media lainnya.

c. Mengurutkan atau mengatur elemen data berdasarkan karakteristik

tertentu.

d. Mengelompokkan data-data yang sejenis.

e. Menggabungkan dua atau lebih data.

f. Melakukan operasi penghitungan.

g. Merangkum data.

h. Membandingkan data-data.

Keseluruhan dari aktivitas diatas biasanya dilakukan oleh program komputer,

karena dapat dilakukan dengan cepat.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

13

• Data management.

Fungsi data management terdiri dari tiga tahap: menyimpan, memelihara, dan

mengambil data. Menyimpan yaitu aktivitas menempatkan data dalam media

penyimpanan yang disebut file atau data base. Memelihara yaitu aktivitas

merubah data tersimpan agar sesuai dengan keadaan terbaru. Mengambil

terdiri dari aktivitas mengakses data untuk keperluan pemrosesan.

• Data control.

Fungsi data control mempunyai dua tujuan dasar yaitu: melindungi dan

mengamankan aset perusahaan, memastikan data yang tersimpan akurat,

lengkap, dan diproses secara benar.

• Information generation.

Fungsi information generation meliputi tahap pembuatan, pelaporan, dan

mengkomunikasikan informasi.

2.2 Biaya

2.2.1 Konsep biaya

Sering kali istilah biaya (cost) digunakan sebagai sinonim dari beban (expense).

Tetapi, beban dapat didefinisikan sebagai aliran keluar terukur dari barang atau jasa,

yang kemudian ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba.

Untuk dapat membedakan antara biaya dan beban, bayangkan pembelian bahan

baku secara tunai. Karena aktiva bersih tidak terpengaruh, tidak ada beban yang diakui.

Sumber daya perusahaan hanya diubah dari kas menjadi persediaan bahan baku. Bahan

baku tersebut dibeli dengan biaya tertentu, tetapi belum menjadi beban. Ketika

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

14

perusahaan kemudian menjual bahan baku tersebut yang sudah diolah menjadi barang

jadi, biaya dari bahan baku dibukukan sebagai beban. Contohnya, aktiva adalah biaya,

tetapi bukan (belum menjadi beban).

2.2.2 Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya sangat penting guna membuat ikhtisar yang berarti atas data

biaya. Klasifikasi yang paling umum digunakan didasarkan pada hubungan antara biaya

dengan berikut ini:

• Produk (satu lot, batch, atau unit dari suatu barang jadi atau jasa).

• Volume produksi.

• Departemen, proses, pusat biaya (cost center), atau subdivisi lain dari

manufaktur.

• Periode akuntansi.

• Suatu keputusan, tindakan atau evaluasi.

Biaya dalam hubungannya dengan produk

Proses klasifikasi biaya dan beban dapat dimulai dengan menghubungkan biaya

ke tahap yang berbeda dalam operasi suatu bisnis. Dalam lingkungan manufaktur, total

biaya operasi terdiri atas dua elemen: biaya manufaktur dan beban komersial.

Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya

didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead pabrik. Bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung,

keduanya disebut biaya utama (prime cost). Tenaga kerja langsung dan overhead pabrik,

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

15

keduanya disebut biaya konversi.

Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral

dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk membuat mebel.

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku

langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak ke produk tertentu. Di

pabrik yang sangat terotomatisasi, dua masalah sering muncul ketika usaha untuk

mengindentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah dilakukan.

Pertama, pekerja yang sama melakukan berbagai tugas. Mereka dapat bergantian

mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja tidak langsung

secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung

menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua, tenaga kerja langsung

mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya produksi, membuat hal

tersebut menjadi sulit untuk menjustifikasi identifikasi biaya tenaga kerja langsung

sebagai elemen biaya terpisah. Dalam setting dimana satu atau kedua situasi tersebut

ada, satu klasifikasi biaya konversi mencukupi, sehingga bahan baku langsung menjadi

satu-satunya elemen biaya yang ditelusuri secara langsung ke produk.

Overhead pabrik juga disebut overhead manufaktur, terdiri atas semua biaya

manufaktur yang tidak ditelusuri secara langsung ke output tertentu. Overhead pabrik

biasanya memasukkan semua biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga

kerja langsung.

Bahan baku tidak langsung adalah bahan baku yang diperlukan untuk

penyelesaian suatu produk tetapi tidak dikasifikasikan sebagai bahan baku langsung

karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk, contohnya: amplas, pola

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

16

kertas, dan pelumas. Bahan baku tidak langsung juga termasuk bahan baku yang secara

normal akan diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung, namun ketika konsumsi

bahan baku tersebut sangat minimal, atau penelusuran terlalu rumit, maka

pengklasifikasian biaya bahan baku tersebut sebagai biaya langsung menjadi tidak

ekonomis. Contohnya adalah paku, sekrup, mur, lem. Perlengkapan pabrik, satu bentuk

bahan baku tidak langsung terdiri atas oli pelumas dan minyak pelumas yang dibutuhkan

untuk memelihara area kerja dan mesin tetap dalam kondisi siap pakai dan aman.

Tenaga kerja tidak langsung adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri

langsung ke konstruksi atau komponen produk jadi. Tenaga kerja tidak langsung

termasuk gaji pengawas, pegawai pabrik, pembantu umum, pekerja bagian

pemeliharaan, dan pekerja bagian gudang. Sebagian besar system akuntansi biaya

memasukkan kedalam overhead pabrik semua biaya yang tidak dapat ditelusuri ke unit

atau lot output tertentu.

Beban komersial terdiri dari dua klasifikasi besar: beban pemasaran dan beban

administratif (juga disebut beban umum dan administratif). Beban pemasaran mulai dari

titik dimana biaya manufaktur berakhir. Yaitu, ketika proses manufaktur selesai dan

produk ada dalam kondisi siap jual. Beban pemasaran termasuk beban promosi, beban

penjualan dan pengiriman. Beban administratif termasuk beban yang terjadi dalam

mengarahkan dan mengendalikan organisasi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

17

Biaya dalam hubungannya dengan volume produksi

Beberapa jenis biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan dalam

volume produksi atau output, sementara yang lainnya tetap relatif konstan dalam jumlah.

Kecenderungan biaya untuk berubah terhadap output harus dipertimbangkan oleh

manajemen jika manajemen ingin sukses dalam merencanakan dan mengendalikan

biaya.

Biaya variabel adalah jumlah biaya yang berubah secara proporsional terhadap

perubahan aktivitas dalam rentang yang relevan. Dengan kata lain, biaya variabel

menunjukkan jumlah per unit yang relatif konstan dengan berubahnya aktivitas dalam

rentang yang relevan. Biaya variabel biasanya memasukkan biaya bahan baku langsung

dan biaya tenaga kerja langsung.

Biaya tetap adalah biaya yang bersifat konstan secara total dalam rentang yang

relevan. Dengan kata lain, biaya tetap per unit semakin kecil seiring dengan

meningkatnya aktivitas dalam rentang yang relevan. Biaya tetap dapat dianggap sebagai

biaya untuk tetap berada dalam bisnis (being in business), sementara biaya variabel

adalah biaya dari melakukan bisnis (doing business).

Biaya semivariabel adalah jenis biaya yang memiliki elemen biaya tetap dan

biaya variabel. Karena setiap biaya manufaktur dan non-manufaktur biasanya

diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel untuk tujuan analisis, maka biaya

semivariabel harus dipisahkan menjadi komponen tetap dan komponen variabel.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

18

Biaya dalam hubungannya dengan departemen produksi atau segmen lain

Suatu bisnis dapat dibagi menjadi segmen-segmen yang memiliki berbagai nama.

Pembagian pabrik menjadi departemen, proses-proses, unit kerja, pusat biaya, atau

kelompok biaya juga berfungsi sebagai dasar untuk mengklasifikasikan dan

mengakumulasikan biaya dan membebankan tanggung jawab untuk pengendalian biaya.

Departemen-departemen dalam suatu pabrik biasanya dapat diklasifikasikan

dalam dua kategori: departemen produksi dan departemen jasa. Di departemen produksi,

operasi manual dan operasi mesin seperti pembentukan dan perakitan dilakukan secara

langsung pada produk atau bagian-bagian dari produk. Di departemen jasa, jasa

diberikan untuk keuntungan departemen lain. Dalam beberapa kasus, jasa ini juga

dinikmati oleh departemen jasa yang lain. Meskipun departemen jasa tidak secara

langsung terlibat dalam proses produksi, biaya departemen jasa merupakan bagian dari

biaya produk.

Jika suatu biaya dapat ditelusuri ke suatu departemen di mana biaya tersebut

berasal, maka biaya tersebut disebut sebagai biaya langsung departemen, contoh: gaji

dari supervisor departemen. Jika suatu biaya digunakan bersama oleh beberapa

departemen yang memperoleh manfaat dari biaya tersebut, maka biaya itu disebut

sebagai biaya tidak langsung departemen, contoh: sewa gedung.

Biaya bersama (common cost) dan biaya gabungan (joint cost) adalah jenis biaya

tidak langsung. Biaya bersama biasanya ada di organisasi dengan banyak departemen

atau segmen. Biaya gabungan terjadi ketika produksi dari suatu produk menghasilkan

satu atau beberapa produk lain tanpa dapat dihindari. Industri pengepakan daging,

minyak, dan gas merupakan contoh dari proses produksi yang melibatkan biaya

gabungan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

19

Biaya dalam hubungannya dengan periode akuntansi

Biaya dapat diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal (capital expenditure)

atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Suatu pengeluaran modal

ditujukan untuk memberikan manfaat di masa depan dan dilaporkan sebagai aktiva.

Pengeluaran pendapatan memberikan manfaat untuk periode sekarang dan dilaporkan

sebagai beban.

Biaya dalam hubungannya dengan suatu keputusan, tindakan, atau evaluasi

Ketika suatu pilihan harus dibuat di antara tindakan-tindakan atau alternatif-

alternatif yang mungkin dilakukan, adalah penting untuk mengindentifikasikan biaya

yang relevan terhadap pilihan tersebut.

Biaya diferensial adalah salah satu nama dari biaya yang relevan untuk suatu

pilihan diantara banyak alternatif. Biaya diferensial sering kali disebut biaya marginal

atau biaya inkremental.

2.2.3 Jenis biaya

Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya bergantung pada

pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktivitas bisnis. Studi dan

analisis yang hati-hati atas dampak aktivitas bisnis atas biaya umumnya akan

menghasilkan klasifikasi tiap pengeluaran sebagai biaya tetap, biaya variabel, atau biaya

semivariabel.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

20

Biaya tetap

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah saat

aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Meskipun beberapa jenis biaya tampak sebagai

biaya tetap, semua biaya sebenarnya bersifat variabel dalam jangka panjang. Jika semua

aktivitas bisnis menurun sampai titik nol dan tidak ada prospek untuk kenaikan,

perusahaan akan melikuidasi dan menghindari semua biaya. Jika aktivitas diharapkan

untuk meningkat di atas kapasitas yang sekarang, biaya tetap harus dinaikkan untuk

menangani peningkatan volume yang diperkirakan. Misalnya, jika manajemen

memperkirakan permintaan atas produksi perusahaan meningkat diatas kapasitas

sekarang. Adanya tambahan terhadap produksi perusahaan akan menambah biaya tetap

yang harus dikeluarkan.

Untuk itu, satu jenis biaya tertentu sebaiknya diklasifikasikan sebagai biaya tetap

hanya dalam rentang aktivitas yang terbatas. Rentang aktivitas yang terbatas ini sering

disebut rentang yang relevan. Total biaya tetap akan berubah di luar rentang aktivitas

yang relevan.

Biaya variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biya yang secara total meningkat secara

proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional

terhadap penurunan dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa tenaga kerja tidak

langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan unit-unit yang rusak.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

21

Hubungan antara biaya variabel dengan aktivitas bisnis biasanya dianggap linear,

yaitu, total biaya variabel diasumsikan meningkat dalam jumlah konstan untuk setiap

satu unit peningkatan dalam aktivitas.

Biaya semivariabel

Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang memperlihatkan baik

karakteristik-karakteristik dari biaya tetap maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut

adalah: biaya listrik, air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa

tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk karyawan, biaya pensiun,

pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas, dan biaya hiburan.

Dua alasan adanya karakteristik semivariabel pada beberapa jenis biaya karena:

a) Pengaturan minimum mungkin diperlukan, atau kuantitas minimum dari

perlengkapan atau jasa mungkin perlu dikonsumsi untuk memelihara kesiapan

beroperasi. Diluar tingkat minimum biaya yang biasanya tetap, tambahan biaya

bervariasi terhadap volume.

b) Klasifikasi akuntansi, berdasarkan objek pengeluaran atau fungsi, umumnya

mengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel bersama-sama. Misalnya, biaya

mesin uap yang digunakan untuk memanaskan ruangan, yang bergantung pada

kondisi cuaca, dan biaya mesin uap yang digunakan untuk proses produksi, yang

bergantung pada volume produksi, mungkin dibebankan pada perkiraan yang sama,

sehingga mengakibatkan tercampurnya biaya tetap dan biaya variabel dalam

perkiraan yang sama.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

22

2.3 Produksi

Menurut Wikipedia Indonesia (id.wikipedia.org, 6 Oktober 2007), produksi

merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau

menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya dinamakan

produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda dengan mengubah

sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang.

2.3.1 Faktor produksi

Menurut Wikipedia Indonesia (id.wikipedia.org, 2 Mei 2008), faktor produksi

adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa.

Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja,

modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor

sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung

dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut

sebagai faktor fisik (physical resources). Secara total, saat ini ada lima hal yang

dianggap sebagai faktor produksi, yaitu sumber daya fisik (physical resources), tenaga

kerja (labor), modal (capital), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya

informasi (information resources).

Sumber daya fisik

Faktor produksi fisik ialah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan

barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang

termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material).

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

23

Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun

tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga

dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja,

terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh

karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan

keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.

Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik,

tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja

terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki

keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja

terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang

keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir,

tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah

tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan

pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.

Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan

tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan

pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu,

tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam

kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

24

Modal

Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat

digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan

sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan

sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal

sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari

pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar

perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.

Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak.

Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.

Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal

abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi

perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.

Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal

masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya

menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang

disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal

masyarakat adalah modal yang dimiliki oeleh pemerintah dan digunakan untuk

kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik

pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.

Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya

mesin-mesin dan bangunan pabrik. Yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal

yang habus digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan baku.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

25

Kewirausahaan

Faktor kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan

seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan

jasa. Sebanyak dan sebagus apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal

yang dipergunakan dalam proses produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya

tidak akan maksimal.

Sumber daya informasi

Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk

menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang

dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.

2.3.2 Fungsi produksi

Aktivitas produksi sebagai suatu bagian dari fungsi organisasi perusahaan

bertanggung jawab terhadap pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang dapat

dijual. Untuk melaksanakan fungsi produksi tersebut, diperlukan rangkaian kegiatan

yang akan membentuk suatu sistem produksi. Ada tiga fungsi utama dari kegiatan-

kegiatan produksi yang dapat kita identifikasi, yaitu:

• Proses produksi

Yaitu metode dan teknik yang digunakan dalam mengolah bahan baku menjadi

produk jadi.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

26

• Perencanaan produksi

Merupakan tindakan antisipasi dimasa mendatang sesuai dengan periode waktu

yang direncanakan.

• Pengendalian produksi

Yaitu tindakan yang menjamin bahwa semua kegiatan yang dilaksanakan

dalam perencanaan telah dilakukan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

2.3.3 Sistem Produksi

Untuk melaksanakan fungsi-fungsi produksi dengan baik, maka diperlukan

rangkaian kegiatan yang akan membentuk suatu sistem produksi. Sistem produksi

merupakan kumpulan dari subsystem-subsystem yang saling berinteraksi dengan tujuan

mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat

berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output

produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut hasil sampingan seperti limbah,

informasi, dan lainnya.

2.3.3.1 Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output

Proses produksi merupakan cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau

menambah kegunaan suatu produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi

(tenaga kerja, mesin, bahan baku, dana) yang ada. Sistem produksi menurut proses

menghasilkan output secara ekstrim dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

• Proses produksi kontinyu (continous process)

• Proses produksi terputus (intermittent process / discrete system)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

27

Perbedaan pokok antara kedua proses ini adalah pada lamanya waktu set up

peralatan produksi. Proses kontinyu tidak memerlukan waktu set up yang lama karena

proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama. Sedangkan

proses terputus memerlukan waktu set up yang lebih lama karena proses ini

memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai dengan pesanan, sehingga adanya

pergantian jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang

berbeda.

Jenis proses produksi ini akan mempengaruhi tata letak fasilitas dari peralatan

produksi. Ada 2 macam tata letak dasar yang dapat diidentifikasi, yaitu tata letak

berdasarkan produk (product layout) dan tata letak berdasarkan proses (process layout).

Tata letak berdasarkan produk digunakan bila memproduksi satu jenis produk yang

standar dan dibuat secara massal. Masing-masing unit output membutuhkan urutan

operasi yang sama dari awal hingga akhir pengerjaan, sehingga pusat-pusat kerja

(kumpulan mesin) dan fasilitas produksi diatur menurut urutan operasi yang dibutuhkan

dalam satu lintasan produksi.

Tata letak berdasarkan proses sangat tepat digunakan untuk proses produksi

terputus dimana aliran kerjanya tidak bersifat standar untuk semua output yang

dihasilkan. Ketidakstandaran aliran kerja ini terjadi dikarenakan variasi dari produk yang

dihasilkan. Dalam tata letak berdasarkan proses ini, pusat-pusat pemrosesan (kumpulan

mesin) dikelompokkan sesuai dengan fungsinya.

Karakteristik dari proses produksi kontinyu adalah sebagai berikut:

• Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar dengan variasi yang sedikit dan

sudah distandarisasi.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

28

• Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari

produk (product layout).

• Mesin-mesin yang digunakan adalah mes in-mesin yang bersifat khusus untuk

menghasilkan produk tersebut, dikenal dengan sebutan special purpose

machines.

• Karena mesinnya bersifat khusus dan biasanya semi otomatis, maka pengaruh

individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil sekali, sehingga

operatornya tidak perlu mempunyai keahlian yang tinggi.

• Bila kerusakan / terhentinya mesin, maka seluruh proses produksi akan terhenti.

• Karena mesinnya bersifat khusus dan variasi dari produknya sedikit, maka job

structure nya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya tidak banyak.

• Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses lebih rendah dibandingkan

dengan proses produksi terputus.

• Karena mesinnya bersifat khusus, maka dibutuhkan ahli pemeliharaan yang

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.

• Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang tetap yang

menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan.

Karakteristik dari proses produksi produksi terputus (intermittent process)

adalah:

• Produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit dengan variasi yang banyak dan

didasarkan atas pesanan (manufacturing to process).

• Sistem atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi proses produksi

(process layout).

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

29

• Mesin-mesin yang digunakan adalah mesin-mes in yang bersifat umum yang

digunakan untuk menghasilkan bermacam-macam produk, dikenal dengan nama

general purpose machines.

• Karena mesinnya bersifat umum dan biasanya tidak otomatis, maka pengaruh

individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat besar, sehingga

operator nya perlu mempunyai keahlian yang tinggi.

• Bila kerusakan / terhentinya mesin, maka proses produksi tidak akan terhenti.

• Karena mesinnya bersifat umum dan variasi dari produknya besar, maka job

structure nya banyak dan jumlah tenaga kerja nya banyak.

• Persediaan bahan baku dan bahan dalam proses lebih tinggi dibandingkan

dengan proses produksi kontinyu.

• Karena mesinnya bersifat umum, maka tidak dibutuhkan ahli pemeliharaan yang

mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang banyak.

• Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang bersifat

fleksibel yang menggunakan tenaga manusia seperti kereta dorong atau forklift.

Masing-masing jenis proses produksi tersebut mempunyai beberapa kelebihan

dan kekurangan. Untuk itu, berikut akan dibahas kelebihan dan kekurangan dari masing-

masing proses produksi. Berikut adalah kelebihan dari proses produksi kontinyu

(continuous process) jika dilihat dari karakteristik yang ada:

• Dapat dicapainya biaya produksi per unit yang rendah, karena:

a. Produk dihasilkan dalam volume yang besar.

b. Produk sudah mempunyai standarisasi.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

30

• Biaya tenaga kerja (labor cost) rendah, karena jumlah tenaga kerja sedikit dan

tidak memerlukan tenaga ahli dalam pengerjaan produk.

• Biaya pemindahan bahan dalam pabrik rendah, karena layout peralatan

menggunakan product layout.

Berikut adalah kekurangan dari proses produksi kontinyu (continuous process) jika

dilihat dari karakteristik yang ada:

• Kesulitan dalam menghadapi perubahan produk yang diminta oleh konsumen

dan langganan. Jadi proses produksi seperti ini adalah khusus untuk

menghasilkan produk-produk yang bersifat:

a. Permintaan tinggi dan stabil.

b. Desain produk tidak mudah berubah.

• Proses produksi mudah terhenti apabila terjadi kemacetan pada salah satu

tingkatan produksi, hal ini disebabkan saling terhubungnya antar masing-

masing tingkatan proses.

• Adanya kesulitan dalam menghadapi perubahan tingkat permintaan, karena

biasanya tingkat produksinya telah mempunyai kapasitas tertentu.

• Investasi yang mahal karena penggunaan mesin-mesin yang bersifat khusus.

Berikut adalah kelebihan dari proses produksi terputus (intermittent process) jika dilihat

dari karakteristik yang ada:

• Mempunyai fleksibilitas yang cukup tinggi dalam menghadapi perubahan

produk dengan variasi yang besar. Fleksibilitas diperoleh terutama dari:

a. Sistem penyusunan fasilitas dengan process layout.

b. Jenis mesin yang digunakan bersifat umum.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

31

c. Sistem pemindahan bahan baku menggunakan tenaga manusia.

• Diperolehnya penghematan uang dari penggunaan mesin yang bersifat umum,

karena biasanya harga mesin yang bersifat umum lebih murah.

• Proses produksi tidak mudah terhenti akibat kemacetan pada salah satu

tingkatan produksi.

Berikut adalah kekurangan dari proses produksi terputus (intermittent process) jika

dilihat dari karakteristik yang ada:

• Tidak dapat dicapainya biaya produksi per unit yang rendah, karena:

a. Produk dihasilkan dalam volume yang kecil.

b. Produk tidak mempunyai standarisasi.

• Biaya tenaga kerja tinggi, karena tenaga kerja yang digunakan untuk produksi

banyak dan banyak memerlukan tenaga ahli.

• Biaya pemindahan bahan dalam pabrik tinggi, karena layout peralatan

menggunakan process layout, dan banyak memakai tenaga manusia.

2.3.3.2 Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi

Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasinya dalam hubungannya

dengan pemenuhan kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dibedakan menjadi

empat jenis, yaitu:

• Engineering To Order (ETO)

Yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai

dari proses perancangannya (rekayasa).

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

32

• Assembly To Order (ATO)

Yaitu bila produsen membuat desain standar, modul-modul yang dibuat standar

namun kemudian modul-modul tersebut dapat dirakit untuk berbagai tipe

produk sesuai permintaan konsumen. Contoh: pabrik mobil, dimana mobil

yang dihasilkan adalah yang standar namun kemudian mobil tersebut dapat

ditambahkan asesoris seperti AC, radio, dll.

• Make To Order (MTO)

Yaitu bila produsen memproduksi suatu barang jika telah menerima pesanan

konsumen. Hal ini dikarenakan barang permintaan konsumen bersifat unit, dan

konsumen bersedia untuk menunggu penyelesaian barang.

• Make To Stock (MTS)

Yaitu bila produsen membuat item-item yang diselesaikan dan ditempatkan

sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Item tersebut baru

dikirim setelah ada pesanan dari konsumen.

2.4 Sistem Perhitungan Biaya

2.4.1 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing)

Dalam perhitungan biaya berdasarkan pesanan, biaya diakumulasikan untuk

setiap batch, lot, atau pesanan pelanggan. Metode ini digunakan apabila produk yang

diproduksi dalam suatu departemen bersifat heterogen. Dalam perhitungan biaya

berdasarkan pesanan, akan lebih praktis mengidentifikasikan secara fisik setiap pesanan

yang diproduksi dan membebankan setiap pesanan dengan beberapa elemen biayanya.

Ketika suatu pesanan diproduksi sejumlah tertentu untuk persediaan, perhitungan

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

33

biaya berdasarkan pesanan memungkinkan perhitungan biaya per unit. Ketika pesanan

dikerjakan berdasarkan spesifikasi pelanggan, perhitungan biaya berdasarkan pesanan

memungkinkan perhitungan laba atau rugi untuk setiap pesanan. Karena biaya

diakumulasikan saat pesanan melalui proses produksi, biaya ini dapat dibandingkan

dengan estimasi yang dibuat pada saat pesanan diterima. Oleh karena itu, perhitungan

biaya berdasarkan pesanan memberikan kesempatan untuk mengendalikan biaya dan

untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu kontrak, suatu produk, atau suatu lini

produk.

2.4.2 Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Proses (Process Costing)

Perhitungan biaya berdasarkan proses mengakumulasikan biaya berdasarkan

proses produksi atau berdasarkan departemen. Departemen bisa saja ada dalam

perhitungan biaya berdasarkan pesanan, namun perbedaan yang paling penting adalah

bahwa departemen merupakan fokus dari penelusuran biaya dalam perhitungan biaya

berdasarkan proses. Sedangkan pesanan, lot, atau batch merupakan fokus dari

perhitungan biaya berdasarkan pesanan.

Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan apabila semua unit yang

dikerjakan dalam suatu departemen atau area kerja bersifat homogen, atau apabila tidak

ada kebutuhan untuk membedakan antar unit. Perhitungan biaya berdasarkan proses

mengakumulasikan semua biaya operasi suatu proses untuk suatu periode waktu

kemudian membagi biaya tersebut dengan jumlah unit produk yang telah melewati

proses selama periode tersebut, hasilnya adalah biaya per unit. Jika produk dari suatu

proses menjadi bahan baku bagi proses berikutnya, maka biaya per unit dihitung untuk

setiap proses.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

34

2.4.2.1 Akumulasi Biaya Proses

Tujuan penting dari sistem perhitungan biaya adalah untuk menentukan biaya

dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Sistem perhitungan biaya

sebaiknya ekonomis untuk dioperasikan dan membebankan sejumlah biaya ke setiap

produk sedemikian rupa sehingga merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan

untuk memproduksi produk tersebut.

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan, produk

dipertanggungjawabkan dalam batch. Setiap batch diperlakukan sebagai pesanan yang

terpisah, dan pesanan tersebut merupakan objek biaya nya. Dalam perhitungan biaya

berdasarkan pesanan, produk yang berbeda dapat diproduksi untuk pesanan yang

berbeda dan biayanya dapat ditentukan secara terpisah.

Sebaliknya, ketika semua unit dari produk yang dihasilkan dalam suatu pusat

biaya adalah serupa / homogen, pencatatan biaya dari setiap batch produk secara

terpisah tidak lagi diperlukan, karena hal ini tidak praktis. Daripada menggunakan

perhitungan biaya berdasarkan pesanan, lebih baik menggunakan perhitungan biaya

berdasarkan proses. Dalam perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku, tenaga

kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke departemen yang berkaitan dengan produksi.

Dalam perusahaan manufaktur, produksi dapat terjadi di beberapa departemen.

Setiap departemen melakukan suatu operasi untuk menyelesaikan produk. Setiap

departemen dapat diperlakukan sebagai pusat biaya yang terpisah. Hal ini mengharuskan

adanya pencatatan biaya yang terpisah untuk setiap departemen.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

35

2.4.2.2 Aliran produk secara fisik

Tiga bentuk aliran produk fisik yang berhubungan dengan perhitungan biaya

berdasarkan proses adalah : berurutan (sequential), paralel, dan selektif. Berikut adalah

penjelasan masing-masing pola aliran produk.

Aliran produk berurutan

Dalam aliran produk, setiap produk diproses dalam urutan langkah-langkah yang sama.

Ilustrasi dari aliran produk berurutan disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2.1 : Aliran produk berurutan

(Carter Usry, 2002, p158)

Aliran produk paralel

Dalam aliran produk paralel, bagian tertentu dari pekerjaan dilakukan secara simultan

dan kemudian disatukan pada proses-proses final untuk diselesaikan dan ditransfer ke

barang jadi. Ilustrasi dari aliran produk paralel disajikan dalam gambar berikut.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

36

Gambar 2.2 : Aliran produk paralel

(Carter Usry, 2002, p159)

Aliran produk selektif

Dalam aliran produk selektif, produk berpindah ke depertemen-departemen berbeda

dalam suatu pabrik, tergantung pada produk final yang akan dihasilkan. Ilustrasi dari

aliran produk selektif disajikan dalam gambar berikut.

Gambar 2.3 : Aliran produk selektif

(Carter Usry, 2002, p160)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

37

2.4.2.3 Karakteristik overhead pabrik

Overhead pabrik umumnya didefinisikan sebagai bahan baku tidak langsung,

tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya pabrik lainnya yang tidak dapat secara

nyaman diidentifikasikan dengan atau dibebankan langsung ke pesanan, produk, atau

objek biaya lain yang spesifik (Carter Usry, 2002, p411).

Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang memerlukan pertimbangan jika

produk ingin dibebankan dengan jumlah yang sewajarnya dari biaya ini. Karakteristik

yang pertama, berkaitan dengan hubungan overhead pabrik dengan produk atau volume

produksi. Overhead pabrik merupakan merupakan bagian yang tidak terlihat dari produk

jadi. Karakteristik yang kedua, bagaimana item-item yang berbeda dalam overhead

berubah terhadap perubahan dalam volume produksi. Overhead dapat bersifat tetap,

variabel, atau semivariabel.

2.4.2.4 Tarif biaya overhead pabrik

Faktor-faktor dalam pemilihan tarif biaya overhead, sebagai berikut :

a) Dasar yang digunakan

• Output fisik.

• Biaya bahan baku langsung.

• Biaya tenaga kerja langsung.

• Jam tenaga kerja langsung.

• Jam mesin.

• Transaksi atau aktivitas.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

38

b) Pemilihan tingkat aktivitas

• Kapasitas teoritis.

• Kapasitas praktis.

• Kapasitas aktual yang diperkirakan.

• Kapasitas normal.

• Dampak kapasitas terhadap tarif overhead.

• Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas.

c) Memasukkan atau tidak memasukkan overhead tetap

• Perhitungan biaya penyerapan penuh.

• Perhitungan biaya langsung.

d) Menggunakan tarif tunggal atau beberapa tarif

• Tarif tingkat pabrik.

• Tarif departemental.

• Tarif subdepartemental dan aktivitas.

e) Menggunakan tarif yang berbeda untuk aktivitas jasa

Dasar yang digunakan

Pemilihan dasar ini adalah penting jika suatu sistem biaya akan menyediakan

data biaya yang berarti. Tujuan utama dalam pemilihan dasar adalah untuk memastikan

pembebanan overhead dalam proporsi yang wajar terhadap sumber daya pabrik tidak

langsung yang digunakan oleh pesanan, produk, atau pekerjaan yang dilakukan (Carter

Usry, 2002, p414).

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

39

Tujuan kedua dalam pemilihan dasar adalah untuk meminimalkan biaya dan

usaha klerikal. Ketika dua atau lebih dasar tersebut menghasilkan pembebanan overhead

pabrik yang hampir sama untuk setiap pesanan atau produk. Maka dasar yang paling

sederhana dan paling udah diukurlah yang sebaiknya digunakan (Carter Usry, 2002,

p414).

Dasar output fisik

Output fisik atau unit produksi adalah dasar yang paling sederhana untuk membebankan

overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan sebagai berikut :

Jika overhead pabrik yang diestimasikan adalah sebesar $300.000 dan perusahaan

bermaksud untuk memproduksi 250.000 unit selama periode depan, setiap unit yang

sudah selesai akan dibebankan sebesar $1,20 ($300.000 + 250.000 unit) sebagai

bagiannya atas overhead pabrik. Suatu pesanan dengan 1.000 unit selesai dibebankan

biaya overhead sebesar 1.000 x $1,20 = $1.200 dari overhead pabrik.

Dasar biaya bahan baku langsung

Dalam beberapa perusahaan, suatu studi atas biaya masa lampau menunjukkan korelasi

yang tinggi antara biaya bahan baku langsung dan overhead. Hal ini mungkin, ketika

banyak pekerjaan produksi terdiri atas penerimaan, inspeksi, penyimpanan,

pengambilan, dan penanganan banyak lot bahan baku yang mahal. Penggunaannya

diilustrasikan sebagai berikut :

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

40

Jika estimasi overhead pabrik totalnya sebesar $300.000, dan estimasi biaya bahan baku

totalnya sebesar $250.000, maka setiap pesanan atau produk dibebankan suatu jumlah

overhead pabrik yang setara dengan $300.000 / $250.000 = 1,20, atau 120% dari biaya

bahan baku langsungnya. Misalnya, jika biaya bahan baku untuk suatu pesanan adalah

sebesar $5.000, maka pesanan tersebut menerima tambahan biaya sebesar $5.000 x

120% = $6.000 untuk overhead pabrik.

Dasar biaya tenaga kerja langsung

Menggunakan suatu dasar biaya tenaga kerja langsung untuk membebankan overhead

pabrik ke pesanan atau produk relatif lebih mudah digunakan, sebab informasi yang

dibutuhkan untuk biaya tenaga kerja langsung biasanya tersedia. Penggunaannya

diilustrasikan sebagai berikut :

Jika estimasi biaya overhead pabrik adalah sebesar $300.000 dan total biaya tenaga kerja

langsung untuk periode depan diestimasikan sebesar $500.000, maka tarif overhead

pabrik adalah sebesar $300.000 / $500.000 = 0,60 atau 60%. Suatu pesanan atau produk

dengan biaya tenaga kerja langsung sebesar $12.000 akan dibebankan biaya overhead

sebesar $12.000 x 60% = $7.200.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

41

Dasar jam tenaga kerja langsung

Metode ini membutuhkan akumulasi jam tenaga kerja langsung per pesanan atau

produk. Pencatatan waktu diatur sehingga dapat menyediakan data tambahan.

Penggunaan jam tenaga kerja langsung dibenarkan, apabila ada hubungan yang kuat

antara jam tenaga kerja langsung dan overhead pabrik. Penggunaannya diilustrasikan

sebagai berikut :

Jika estimasi total overhead pabrik adalah sebesar $300.000 dan jam tenaga kerja

langsung totalnya diestimasikan sebesar 60.000 jam, maka tarif overhead pabrik adalah

sebesar $300.000 / 60.000 jam = $5 per jam tenaga kerja langsung. Suatu pesanan atau

produk yang memerlukan 800 jam tenaga kerja langsung akan dibebankan overhead

pabrik sebesar 800 jam x $5 = $4.000.

Dasar jam mesin

Ketika mesin digunakan secara ekstensif, maka jam mesin mungkin dasar yang paling

sesuai untuk pembebanan overhead. Metode jam mesin memerlukan tambahan

pekerjaan klerikal, karena suatu sistem pelaporan harus didesain untuk memastikan

akumulasi yang benar atas data jam mesin. Penggunaannya diilustrasikan sebagai

berikut :

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

42

Jika total overhead pabrik diestimasikan sebesar $300:000 dan total jam mesin

diestimasikan sebesar 20.000 jam, maka tarif overhead pabrik adalah sebesar $300.000 /

20.000 jam = $15 per jam mesin. Suatu pesanan atau produk yang menggunakan 120

jam mesin dibebankan overhead pabrik sebesar 120 jam x $15 = $1.800.

Dasar transaksi atau aktivitas

Sekelompok biaya mungkin dapat diasosiasikan dengan suatu aktivitas tertentu yang

tidak terwakili oleh dasar manapun yang telah dibahas sebelumnya. Misalnya biaya

persiapan dapat dibebankan secara lebih sesuai ke produk berdasarkan tarif per

persiapan. Setiap persiapan dengan demikian dipandang sebagai suatu transaksi dengan

biaya dibebankan ke suatu produk atau batch berdasarkan jumlah transaksi yang

diperlukan. Pendekatan transaksi juga dapat diterapkan ke aktivitas lain seperti

penjadwalan, inspeksi, pergerakan bahan baku, dan perubahan dalam produk atau

proses. Semakin besar perbedaan dan kompleksitas dalam lini produk, semakin besar

jumlah transaksi. Transaksi semacam itu sering kali merupakan persentase besar dari

biaya overhead, dan kunci untuk mengelola overhead adalah dengan mengendalikan

transaksi yang memicunya. Kriteria utama dalam pemilihan dasar overhead adalah

kewajaran korelasi antara dasar dengan biaya overhead, kepraktisan dari pekerjaan

klerikal, dan akurasi perhitungan biaya.

Pemilihan tingkat aktivitas

Dalam menghitung tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya, sebagian besar

bergantung pada tingkat aktivitas yang dipilih. Semakin besar tingkat aktivitas yang

diasumsikan, semakin rendah tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

43

Hubungan ini ada karena overhead pabrik terdiri atas bagian yang bersifat tetap dan

variable. Semakin tinggi tingkat aktivitas, semakin kecil bagian yang tetap dari tarif

overhead pabrik, karena biaya overhead pabrik tetap dibebankan ke semakin banyak

unit aktivitas. Bagian variabel dari tarif cenderung tetap konstan pada tingkat aktivitas

yang berbeda dalam rentang yang relevan.

Tingkat kapasitas teoritis

Kapasitas teoritis dari suatu departemen, pabrik, atau fasilitas lainnya adalah kapasitas

untuk memproduksi pada kecepatan penuh tanpa interupsi. Hal ini dicapai jika pabrik

atau departemen memproduksi pada tingkat 100% kapasitas yang dinyatakan.

Tingkat kapasitas praktis

Adalah sangat tidak mungkin bahwa perusahaan dapat beroperasi pada tingkat kapasitas

teoritis. Kelonggaran harus diberikan untuk interupsi yang tidak dapat dihindari seperti,

perubahan pekerja, pemeliharaan preventif, perbaikan, persiapan, kegagalan, bahan baku

yang tidak memuaskan, penundaan pengantaran bahan baku, kekurangan dan

ketidakhadiran pekerja, dan perubahan pola serta model. Jumlah shift per hari juga harus

dipertimbangkan.

Faktor-faktor tersebut mengurangi tingkat kapasitas teoritis menjadi tingkat kapasitas

praktis. Pengurangan ini disebabkan oleh pengaruh internal dan tidak

mempertimbangkan pengaruh eksternal seperti kelangkaan pesanan pelanggan.

Pengurangan dari kapasitas teoritis ke kapasitas praktis biasanya berkisar dari 15% -

25%, yang mengakibatkan tingkat kapasitas praktis hanyalah 75% - 85% dari kapasitas

teoritis.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

44

Kapasitas aktual yang diperkirakan

Kapasitas aktual yang diperkirakan mengacu pada jumlah output yang diperkirakan akan

diproduksi selama periode tersebut. Tingkat aktivitas ini biasanya mengakibatkan

perbedaan dalam tarif yang ditentukan sebelumnya di setiap periode, karena peningkatan

atau penurunan dalam produksi yang direncanakan.

Kapasitas normal

Kapasitas normal mengacu pada aktivitas rata-rata selama suatu periode waktu yang

cukup lama untuk meratakan fluktuasi. Konsep kapasitas normal berusaha untuk

menstabilisasi suatu tarif overhead yang akan berfluktuasi saat fasilitas dipergunakan

dalam tingkatan yang berbeda dalam periode yang berbeda. Suatu pesanan atau produk

sebaiknya tidak lebih mahal biayanya untuk diproduksi di periode akuntansi manapun,

hanya karena produksi lebih rendah dan biaya tetap dibebankan ke lebih sedikit unit.

Menggunakan kapasitas normal sebagai tingkat aktivitas yang diasumsikan biasanya

berarti jumlah overhead pabrik yang dibebankan akan berbeda dengan overhead

aktualnya.

Dampak kapasitas terhadap tarif overhead pabrik

Dampak dari berbagai tingkat kapasitas pada tarif overhead yang telah ditentukan

sebe1umnya diilustrasikan pada gambar berikut. Jika 75% dari tingkat kapasitas normal

dipilih, tarif overhead pabrik adalah sebesar $2,40 per jam mesin. Pada tingkat aktivitas

yang lebih tinggi, tarifnya lebih rendah karena overhead pabrik tetap dibebankan kelebih

banyak jam mesin.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

45

Tabel 2.1 : Dampak kapasitas terhadap tarif overhead pabrik

(Carter Usry, 2002, p422)

Kapasitas menganggur versus kelebihan kapasitas

Kapasitas menganggur disebabkan oleh kurangnya penjualan. Ketika permintaan

penjualan meningkat, pekerja dan fasilitas produksi yang menganggur kembali

digunakan. Ketika kapasitas menganggur dianggarkan untuk periode tersebut, biayanya

dimasukkan dalam tarif overhead, hanya jika kapasitas aktual yang diperkirakan

digunakan sebagai pemicu.

Kelebihan kapasitas, berbeda, karena disebabkan oleh kapasitas produktif yang lebih

besar dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menggunakannya, atau

karena ketidakseimbangan dalam peralatan atau mesin. Ketidakseimbangan ini terjadi

ketika kapasitas dari satu mesin tidak sesuai dengan kapasitas dari mesin-mesin lain.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

46

2.4.2.5 Pembebanan overhead terlalu tinggi atau rendah

Pada akhir bulan atau tahun, overhead pabrik dibebankan dan overhead pabrik

aktual dibandingkan. Overhead pabrik aktual adalah jumlah biaya tidak langsung yang

terjadi, sementara overhead pabrik dibebankan adalah jumlah biaya yang dialokasikan

ke output.

Untuk pembebanan overhead nya seperti pada ilustrasi berikut ini. Misalkan

biaya overhead pabrik yang dibebankan sebesar $283.500, sementara biaya overhead

aktual sebesar $292.000. Terhadap kondisi ini, maka telah terjadi kekurangan dalam

pembebanan overhead pabrik. Solusinya adalah :

• Kekurangan pembebanan overhead diperlakukan sebagai biaya periodik.

• Kekurangannya dimasukkan ke persediaan.

• Kekurangannya dimasukkan ke harga pokok penjualan.

2.5 Penetapan standar dan analisis varians

2.5.1 Konsep biaya standar

Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk

memproduksi satu unit atau sejumlah tertentu produk selama periode tertentu. Biaya

standar adalah biaya yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi

sekarang atau yang diantisipasi. Suatu biaya standar memiliki dua komponen, yaitu :

standar fisik yang merupakan kuantitas standar dari input per unit output, dan standar

harga yang merupakan biaya standar atau tarif standar per unit input (Carter Usry, 2002,

p153).

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

47

Biaya standar membantu perencanaan dan pengendalian operasi. Biaya standar

memberikan wawasan mengenai dampak-dampak yang mungkin dari keputusan atas

biaya dan laba. Biaya standar digunakan untuk :

• Menetapkan anggaran.

• Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur

efisiensi operasi.

• Menyederhanakan prosedur perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya.

• Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan

barang jadi.

• Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual.

• Menetapkan standar

Menghitung biaya standar memerlukan standar fisik. Dua jenis standar fisik

adalah standar dasar dan standar sekarang. Standar dasar adalah tolok ukur yang

digunakan untuk membandingkan kinerja yang diperkirakan dengan kinerja aktual

(Carter Usry, 2002, p155).

Standar sekarang terdiri atas tiga jenis (Carter Usry, 2002, p155-156):

• Standar aktual yang diperkirakan

Mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi yang diperkirakan. Standar ini

merupakan estimasi yang paling dekat dengan hasil aktual.

• Standar normal

Mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi normal. Standar ini

mencerminkan hasil yang menantang namun dapat dicapai.

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

48

• Standar teoritis

Mencerminkan tingkat aktivitas dan efisiensi maksimum. Standar ini

merupakan cita-cita yang dituju dan bukannya kinerja yang dapat dicapai

sekarang.

Standar bahan baku dan tenaga kerja biasanya disadarkan pada kondisi normal

sekarang, dengan memperbolehkan adanya perubahan yang telah diperkirakan dalam

harga dan tarif, serta mencerminkan efisiensi yang diinginkan. Standar overhead

biasanya didasarkan pada kondisi operasi normal, volume normal, dan efisiensi yang

diinginkan.

Standar biasanya dihitung untuk periode 6 atau 12 bulan, meskipun periode yang

lebih panjang kadang digunakan. Standar sebaiknya diubah ketika kondisi yang

mendasarinya berubah atau ketika penggunaan standar yang lama tidak lagi mencapai

tujuannya. Standar fisik sebaiknya dipantau secara terus-menerus dan ditinjau ulang

secara berkala guna menentukan kesesuaiannya.

2.5.2 Menentukan varians biaya standar

Untuk setiap jenis bahan baku, untuk setiap operasi tenaga kerja, dan untuk

overhead pabrik yang dibebankan setiap departemen, setiap pusat biaya, atau setiap

aktivitas, biaya aktual dibandingkan dengan biaya standar. Perbedaannya dianalisis dan

diidentifikasi sebagai varians biaya standar. Jika biaya aktual melebihi biaya standar,

maka variansnya adalah tidak menguntungkan, karena kelebihan tersebut memiliki

dampak yang tidak menguntungkan terhadap laba. Demikian sebaliknya.

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

49

Standar dan varians bahan baku

Ada dua standar yang dikembangkan biaya bahan baku, yaitu standar harga bahan baku

dan standar kuantitas bahan baku atau standar penggunaan bahan baku. Harga standar

memungkinkan untuk :

• Memantau kinerja dari departemen pembelian dan mendeteksi pengaruhnya

pada biaya bahan baku.

• Mengukur dampak dari kenaikan atau penurunan harga bahan baku terhadap

laba.

Harga yang digunakan adalah harga beli, kemudian harga yang dipilih sebaiknya

mencerminkan harga pasar sekarang, dan standar sebaiknya direvisi pada tanggal

persediaan atau ketika harga pasar dari bahan baku yang penting berubah.

Varian harga bahan baku bisa dilihat dari dua sudut pandang, yaitu :

• Perbedaan yang terjadi antara harga pembelian standar per unit dengan harga

pembelian aktual per unit menimbulkan varians harga pembelian bahan baku.

• Perbedaan yang terjadi antara harga penggunaan standar per unit dengan harga

penggunaan aktual per unit menimbulkan varians harga penggunaan bahan

baku.

Varians kuantitas bahan baku (varians penggunaan) dihitung dengan cara

membandingkan kuantitas aktual dari bahan baku yang digunakan dengan kuantitas

standar yang diperbolehkan, ketika keduanya diukur dengan biaya standar. Kuantitas

standar yang diperbolehkan adalah kuantitas bahan baku yang dibutuhkan untuk

memproduksi satu unit produk dikalikan dengan jumlah aktual dari unit yang

diproduksi.

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

50

Standar dan varians tenaga kerja

Ada dua standar yang dikembangkan untuk biaya tenaga kerja langsung yaitu

standar tarif atau upah dan standar efisiensi atau waktu. Standar tarif mungkin

didasarkan pada perjanjian yang menentukan upah per jam, tarif per unit, dan bonus.

Perbedaan yang terjadi antara tarif standar dan tarif aktual menimbulkan varians tarif

tenaga kerja atau varians upah.

Varians efisiensi tenaga kerja dihitung diakhir periode pelaporan dengan cara

membandingkan jam aktual yang digunakan dengan jam standar yang diperbolehkan.

Keduanya diukur dengan tarif tenaga kerja standar. Jam standar yang diperbolehkan

setara dengan jumlah standar dari jam tenaga kerja langsung untuk memproduksi satu

unit produk dikalikan dengan jumlah aktual dari unit yang diproduksi.

Standar dan varians biaya overhead

Cara penghitungan standar biaya overhead adalah :

• Pertama, anggaran overhead pabrik dibuah, dengan cara mengetimasikan setiap

pos dari overhead yang diperkirakan akan terjadi di setiap departemen, pusat

biaya, atau aktivitas, pada tingkat aktivitas tertentu yang telah ditentukan

sebelumnya, biasanya pada tingkat kapasitas normal.

• Kedua, anggaran biaya departemen jasa dialokasikan ke departemen pengguna

berdasarkan jumlah jasa yang direncanakan.

• Ketiga, jumlahkan estimasi overhead kemudian dibagi dengan tingkat dasar

alokasi yang telah ditentukan sebelumnya, dan hasilnya adalah tarif overhead

pabrik standar untuk setiap departemen produksi.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

51

Ada dua pertimbangan penting dalam pemilihan dasar alokasi overhead yang sesuai,

yaitu :

• Dasar alokasi sebaiknya mencerminkan penyebab utama dari biaya overhead

tersebut di departemen itu. Misalnya jika proses produksi bersifat intensif

tenaga kerja di departemen ”A” sementara proses produksi bersifat intensif

modal di departemen ”B”, maka jam tenaga kerja langsung menjadi dasar

alokasi untuk departemen ”A”, sementara jam mesin atau waktu proses

menjadi dasar alokasi untuk departemen ”B”.

• Data yang berkaitan dengan dasar alokasi yang dipilih dapat diperoleh dengan

mudah. Sesuai dengan contoh diatas, maka data jam mesin dan jam tenaga

kerja langsung harus mudah diperoleh.

2.5.3 Penyebab timbulnya varians

Varians adalah suatu sinyal. Varians yang besar baik menguntungkan taupun

tidak, sebaiknya diinvestigasi dan dianalisa. Suatu varians dapat disebabkan oleh

kejadian acak yang tidak diharapkan, atau mungkin disebabkan standar yang digunakan

sudah ketinggalan zaman.

Departemen pembelian memiliki tanggung jawab utama atas varians harga bahan

baku. Supaya berguna, laporan varians sebaiknya memuat daftar varians untuk setiap

jenis bahan baku yang dibeli selama periode tersebut. Kendali atas harga dicapai melalui

pengumpulan beberapa penawaran harga, pembelian dalam lot yang ekonomis,

pengambilan diskon tunai, dan pemilihan cara pengiriman yang paling ekonomis.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

52

Tetapi, kondisi ekonomi dan perubahan harga yang tidak diperkitakan oleh

pemasok mungkin berada di luar kendali departemen tersebut dan mungkin disebabkan

oleh inflasi yang tidak diperkirakan, kelebihan atau kekurangan kuantitas barang yang

tersedia di pasar, atau pembelian yang beruntung. Dengan demikian, varians harga

bahan baku lebih merupakan ukuran dari kemampuan untuk memprediksikan harga dan

bukannya kegagalan untuk membeli dengan harga yang telah ditentukan sebelumnya.

Faktor-faktor internal seperti pesanan kilat yang mahal, karena memerlukan

pengiriman bahan baku dalam waktu singkat atau dalam kuantitas yang tidak ekonomis,

dapat berdampak negatif pada varians harga bahan baku tetapi tidak disebabkan oleh

departemen pembelian.

Varians kuantitas bahan baku dapat disebabkan oleh banyak faktor, dan

penyebabnya harus diidentifikasi jika varians tersebut ingin dikendalikan. Laporan

variaris bahan baku sebaiknya dibuat per departemen dan sebaiknya memuat daftar

varians kuantitas bahan baku untuk setiap jenis bahan baku yang digunakan selama

periode tersebut. Jika bahan baku tersebut kualitasriya di bawah standar, maka

penyebabnya mungkin terletak pada permintaan pembelian menginfomasikan ke

departemen pembelian mengenai kualitas yang dibutuhkan. Jika bahan baku yang dibeli

bervariasi dari spesifikasi dalam permintaan pembelian, maka penyebabnya mungkin

ada di departemen pembelian. Atau mungkin, bahan baku yang cacat tidak ditemukan

selama inspeksi pada saat bahan baku tersebut diterima. Penyebab-penyebab lainnya

terkait dengan aktivitas produksi, meliputi faktor-faktor seperti: tenaga kerja yang tidak

berpengalaman atau tidak efisien, pencurian, mesin yang usang atau baru, perubahan

dalam metode produksi, perencanaan produk yang salah, atau kurangnya supervisi

produksi yang mencukupi.

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

53

Varians tenaga kerja yang besar cenderung jarang terjadi karena tarif tenaga

kerja tintuk keseluruhan periode biasanya ditetapkan oleh manajemen atau oleh kontrak

dengan serikat pekerja. Tetapi, varians tarif dapat terjadi, jika rata-rata tarif tenaga kerja

tunggal digunakan dalam perhitungan, padahal ada beberapa tarif yang berbeda untuk

pekerja-pekerja individual. Dalam kasus-kasus semacam itu, ketidakhadiran atau

penugasan pekerja dengan satu tarif upah tertentu ke tugas yang biasanya membayar

upah dengan tarif yang berbeda dapat menimbulkan varians tarif. Dalam kasus-kasus

semacam ini, perencanaan atau penjadwalan penugasan adalah penyebab dari timbulnya

varians.

Varians efisiensi tenaga kerja dapat terjadi karena berbagai faktor. Faktor-faktor

tersebut meliputi kurangnya bahan baku, bahan baku yang bermasalah, pekerja yang

tidak berpengalaman, mesin yang sudah usang, kerusakan mesin, mesin baru, perubahan

dalam mdode produksi, perencanaan dan penjadwalan yang buruk, cetak biru atau

spesifikasi desain yang buruk, ketidakpuasan pekerja, dan interupsi kerja.

Varians overhead pabrik muncul baik dari porsi variabel maupun porsi tetap

overhead. Keputusan mengenai penggunaan kapasitas dan menentukan tarif overhead

yang telah ditentukan sebelumnya adalah bagian dari perencanaan. Tetapi, perubahan

juga terjadi dalam biaya tetap, karena perubahan dalam tarif penyusutan, premi asuransi,

pajak, dan gaji.

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

54

2.6 Pengendalian Intern

2.6.1 Pengertian Pengendalian Intern

Menurut Boynton, Johnson, dan Kell (2001, p373), pengendalian intern (internal

control) adalah suatu proses, yang dilaksanakan oleh orang (dewan direksi, manajemen,

dan personel lainnya) dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan

yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

• Keandalan pelaporan keuangan.

• Kepatuhan terhadap hukum peraturan yang berlaku.

• Efektivitas dan efisiensi operasi.

Menurut Mulyadi (2001, p163), sistem pengendalian intern meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengendalian intern dan sistem

pengendalian intern merupakan suatu bagian yang sama, dipandang dari sisi definisi dan

tujuannya. Dimana yang difokuskan terutama pada tujuannya yaitu : menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Penjelasan lebih lanjut arti dari pengendalian intern adalah sebagai berikut:

• Pengendalian intern merupakan suatu proses. Ini berarti alat untuk mencapai

suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian intern terdiri dari serangkaian

tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan, dan tidak ditambahkan ke dalam

infrastruktur suatu entitas.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

55

• Pengendalian intern dilaksanakan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya

suatu manual kebijakan dan formulir-formulir, tetapi orang pada berbagai

tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya.

• Pengendalian intern dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang

memadai, bukan keyakinan yang mutlak kepada manajemen dan dewan direksi

suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian

intern dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari

pengadaan pengendalian.

• Pengendalian intern diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori dari

pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

2.6.2 Unsur Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p164-172), unsur-unsur pokok sistem pengendalian

intern adalah :

• Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

• Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

• Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

• Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

56

Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional

kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok

perusahaan. Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok tersebut, perusahaan

biasanya dibagi menjadi departemen-departemen, kemudian departemen-departemen

dibagi lagi menjadi unit-unit yang lebih kecil.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi didasarkan pada prinsip-

prinsip berikut :

• Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan

suatu kegiatan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk menyimpan aktiva perusahaan. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

• Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan

semua tahap suatu transaksi.

Dalam pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, maka

catatan akuntansi yang diselenggarakan dapat mencerminkan transaksi sesungguhnya

yang dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang fungsi operasi dan fungsi

penyimpanan.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

57

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang

cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk menyetujui transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam

organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas

terlaksananya setiap transaksi.

Formulir merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan

wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam organisasi. Oleh

karena itu, penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa guna mengawasi

pelaksanaan otorisasi.

Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

Pembagian tanggung jawab fungsional, dan sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang telah diterapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan

cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun cara-cara

yang umumnya ditempuh oleh perusahaan dalam menciptakan praktik yang sehat

adalah:

• Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

• Pemeriksaan mendadak.

• Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu

orang atau satu unit organisasi.

• Perputaran jabatan dilaksanakan secara rutin.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

58

• Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

• Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan catatannya.

• Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-

unsur sistem pengendalian intern.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Bagaimana pun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur

pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktik yang sehat,

semuanya sangat tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Diantara keempat

unsur pengendalian intern, unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian

intern yang paling penting.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berikut

adalah cara yang dapat ditempuh :

• Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut pekerjaannya.

• Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

2.7 Sistem Pengawasan Produksi

Sistem pengawasan produksi ditujukan untuk mengawasi pelaksanaan order produksi

yang dikeluarkan oleh fungsi produksi (Mulyadi, 2001, p413).

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

59

2.7.1 Dokumen yang Digunakan

Menurut Mulyadi (2001, p413-418), dokumen yang digunakan dalam sistem

pengawasan produksi adalah :

• Surat order produksi.

• Daftar kebutuhan bahan.

• Daftar kegiatan produksi.

• Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.

• Bukti pengembalian barang gudang.

• Kartu jam kerja.

• Laporan produk selesai.

Surat order produksi

Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi,

yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk

untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas

produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut.

Daftar kebutuhan bahan

Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk

memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

60

Daftar kegiatan produksi

Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan

untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.

Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang

Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta

bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat

order produksi. Dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti pengeluaran barang dari

gudang.

Bukti pengembalian barang gudang

Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk

mengembalikan bahan baku dan bahan penolong ke fungsi gudang. Pengembalian bahan

disebabkan karena adanya sisa bahan baku dan bahan penolong yang tidak terpakai

dalam proses produksi.

Kartu jam kerja

Dokumen ini merupakan kartu untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang

dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.

Laporan produk selesai

Laporan produk selesai dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya

produksi pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi

gudang, fungsi penjualan, dan fungsi akuntansi persediaan, dan fungsi akuntansi biaya.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

61

2.7.2 Fungsi yang Terkait

Menurur Mulyadi (2001, p419-420), fungsi yang terkait dalam sistem

pengawasan produksi adalah :

• Fungsi penjualan.

• Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.

• Fungsi produksi.

• Fungsi gudang.

• Fungsi akuntansi biaya.

Fungsi penjualan

Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, fungsi penjualan

bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan meneruskan order tersebut

ke fungsi produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi secara massal, order produksi

umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi

produksi. Fungsi penjualan melayani order dari langganan berdasarkan persediaan

produk jadi yang ada di gudang.

Fungsi produksi

Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi fungsi-fungsi yang

ada di bawahnya yang terkait dalam pelaksanaan proses produksi. Dalam perusahaan

yang besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan

produksi dalam pembuatan order produksi.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

62

Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi

Fungsi ini merupakan fungsi staff yang memantu fungsi produksi dalam merencanakan

dan mengawasi kegiatan produksi. Rencana produksi dituangkan dalam dokumen daftar

kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi.

Fungsi gudang

Fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan

penolong, dan barang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk

menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.

Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang

digunakan untuk memproduksi produk. Pencatatan biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu

harga pokok produk.

2.7.3 Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem

Menurut Mulyadi (2001, p421-422), jaringan prosedur yang membentuk sistem

pengawasan produksi adalah :

• Prosedur order produksi.

• Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

• Prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung.

• Prosedur produk selesai.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

63

Prosedur order produksi

Dalam prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk mengkoordinasi pengolahan

bahan baku menjadi produk jadi. Surat order produksi dikeluarkan oleh departemen

produksi berdasarkan order dari pembeli yang diterima dari fungsi penjualan, atau

berdasarkan permintaan dari fungsi gudang. Dalam perusahaan besar, departemen

produksi memiliki staff yaitu fungsi perencanaan dan pengawasan produksi untuk

membantu dalam pembuatan surat order produksi.

Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang

Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari fungsi

gudang. Jika perusahaan menyediakan persediaan bahan baku di gudang untuk

memenuhi kebutuhan bahan baku bagi suatu order produksi, diperlukan prosedur untuk

meminta dan mengeluarkan barang dari gudang. Biasanya permintaan bahan baku untuk

memenuhi order produksi didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat

oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.

Prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung

Surat order produksi yang dikeluarkan departemen produksi biasanya dilampiri dengan

daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi. Daftar kegiatan produksi

berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk seperti yang

tercantum dalam surat order produksi.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

64

Prosedur produk selesai

Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi produksi ke

fungsi gudang. Prosedur produk selesai merupakan prosedur penyerahan produk selesai

dari fungsi produksi ke fungsi gudang.

2.7.4 Unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2001, p429-430), unsur pengendalian intern yang seharusnya

ada dalam sistem pengawasan produksi dirancang dengan merinci tiga unsur sistem

pengendalian intern yaitu : struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab

fungsional secara tegas, sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya, dan praktik

yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

• Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi.

• Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya.

• Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.

• Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.

sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang

cukup terhadap kekayaan

• Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

• Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

65

fungsi produksi dan kepala fungsi gudang.

• Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan

produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

• Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan

produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

• Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi

• Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, dan

bukti pengembalian barang gudang bernomor urut tercetak dan penggunaannya

dipertanggung jawabkan.

• Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di gudang untuk

dicocokkan dengan kartu persediaan.

2.8 Analisis dan Perancangan Sistem dengan Pendekatan Object Oriented

Analysis and Design (OOAD)

Ide penting dibelakang OOAD adalah object dan classes. Menurut Mathiassen et

al (2000, p4), object adalah sebuah entitas dengan identity, state, dan behavior. Dalam

kegiatan analisis, object adalah berupa gambaran abstrak dari fenomena dalam konteks

system. Dalam kegiatan desain, object adalah bagian dari system. Biasanya object

digambarkan melalui classes, yaitu kumpulan dari object-object yang mempunyai

struktur, behavior, dan attribute yang sama. Class berguna untuk memahami sebuah

object dan sangat penting untuk menggambarkan object.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

66

Menurut Mathiassen et al (2000, p12), OOAD menggambarkan empat sudut

pandang bagi system dan konteksnya, yaitu: isi dari informasi system, bagaimana system

akan digunakan, system sebagai keseluruhan, dan komponen-komponen system. Sudut

pandang tersebut dihubungkan dengan aktivitas utama dalam OOAD, yaitu Problem

Domain Analysis, Application Domain Analysis, Architectural Design, dan Component

Design.

Gambar 2.4 : Aktivitas utama dalam OOAD

(Mathiassen et al, 2000, p15)

Menurut Mathiassen et al (2000, p18), OOAD dibangun berdasarkan empat

prinsip umum analisis dan desain, yaitu:

• Model the context

System yang berguna cocok dengan konteks nya. Oleh karena itu penting untuk

membuat model bagi application domain dan problem domain selama analisis

dan desain

Require ments for u se

Mo del

Specifications of components

Specifications ofarchite cture

Componen t design

Architectural design

Application-domainanalysis

Problem-domain analysis

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

67

• Emphasize the architecture

Arsitektur system harus dibuat sedemikian rupa agar mudah dimengerti oleh

designer dan programmer system. Arsitektur system juga harus fleksibel agar

mudah dalam modifikasi dan perbaikan.

• Reuse patterns

Membangun system dengan menggunakan komponen yang telah diuji

meningkatkan kualitas system dan produktifitas proses pengembangan.

• Tailor the model to suit specific projects

OOAD harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari berbagai situasi

analisis dan desain dari proyek.

2.8.1 System Choice

Suatu proyek pengembangan dimulai dengan pengumpulan berbagai ide-ide

yang berbeda tentang system yang diinginkan. System choice didasarkan pada tiga

subaktivitas. Subaktivitas yang pertama berfokus pada tantangan-tantangan: kita

mencoba untuk memperoleh gambaran umum dari situasi dan berbagai cara orang

mengintepretasikannya. Subaktivitas yang kedua menciptakan dan mengevaluasi ide-ide

untuk desain system. Subaktivitas ketiga, adalah memformulasikan dan memilih system

definition, mendiskusikan dan mengevaluasi system definition alternatif dalam

hubungannya dengan situasi khusus yang kita hadapi (Mathiassen et al. 2000, p25).

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

68

2.8.1.1 System Definition

Menurut Mathiassen et al. (2000, p24), system definition merupakan deskripsi

singkat dari sebuah system terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa alami. Suatu

system definition mengekspresikan property-property yang fundamental untuk

pengembangan dan penggunaan system. Hal tersebut mendeskripsikan system dalam

konteks, informasi apa yang harus dikandungnya, function mana yang harus tersedia, di

mana hal tersebut akan digunakan, dan kondisi pengembangan mana yang diterapkan.

Tujuan dari system definition adalah untuk menerangkan berbagai intepretasi dan

kemungkinan yang berbeda. System definition membantu menangani gambaran umum

dari berbagai pilihan-pilihan yang berbeda, dan dapat digunakan untuk membandingkan

berbagai alternatif. System definition yang akhirnya dipilih harus menyediakan landasan-

landasan yang baik untuk kelangsungan analisa dan aktivitas perancangan.

2.8.1.2 Rich Picture

Menurut Mathiassen et al. (2000, p26), rich picture adalah sebuah gambaran

informal yang mewakili pemahaman ilustrator terhadap situasi dari system. Dengan

membuat rich picture, kita dapat memperjelas pandangan user mengenai situasi,

permasalahan, dan memperoleh gambaran umum dari situasi dengan cepat. Tujuan

pembuatannya bukan untuk membuat deskripsi yang mendetail dari semua keadaan yang

mungkin, tetapi lebih untuk memperoleh gambaran umum.

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

69

2.8.1.3 FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen et al. (2000, p39-40), terdapat enam elemen kriteria

FACTOR, yaitu:

Functionality : Fungsi dari system yang mendukung tugas-tugas application

domain.

Application-domain : Bagian dari organisasi yang mengatur, memonitor, atau

mengontrol suatu problem domain.

Conditions : Kondisi di mana system akan dikembangkan dan digunakan.

Technology : Teknologi yang digunakan untuk mengembangkan system dan

teknologi saat system dijalankan.

Objects : Objek utama dalam problem domain.

Responsibility : Tanggung jawab keseluruhan dari system dalam hubungan

dengan konteksnya.

2.8.2 Tahapan Analisis

2.8.2.1 Problem Domain Analysis

Mengacu pada Mathiassen et al (2000, p45), problem domain analysis adalah

analisa terhadap system bisnis dalam dunia nyata yang dapat diatur, dimonitor, atau

dikendalikan oleh system. Tujuan dari problem domain analysis adalah untuk

mengidentifikasikan dan membuat model dari problem domain. Model adalah penjelasan

dari classes, objects, structures, dan behavior dalam problem domain.

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

70

Gambar 2.5 Aktivitas dalam problem domain modeling

(Mathiassen et al, 2000, p46)

Menurut Mathiassen et al (2000, p46), sasaran dari problem domain analysis

adalah untuk mengembangkan sebuah model yang memberikan gambaran secara

menyeluruh dan tepat yang relevan dengan konteks.

Berikut adalah bagan aktivitas dalam problem domain analysis.

Activity Content Concepts

Classes Objects dan events apa yang Class, object, dan event

menjadi bagian problem domain ?

Structure Bagaimana classes dan objects Generalization, aggregation,

Digabungkan bersama-sama ? association, dan cluster

Behavior Apa saja properties yang Event trace, behavioral

dimiliki oleh object ? pattern, dan attribute

Tabel 2.2 : Aktivitas dalam problem domain analysis

(Mathiassen et al, 2000, p48)

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

71

2.8.2.1.1 Classes

Menurut Mathiassen et al (2000, p49), untuk membuat model dari problem

domain, dimulai dengan aktivitas class. Dalam aktivitas class ada tugas-tugas penting

yang terdiri dari :

• Abstraction

Fenomena dari problem domain dilihat dalam bentuk objects dan events.

• Classification

Mencoba untuk mengklasifikasi objects dan events yang sesuai.

• Selection

Memilih objects dan events dimana system akan membutuhkan informasinya.

Menurut Mathiassen et al (2000, p51), apa yang anda lihat dalam problem

domain adalah objects dan events. Object adalah entitas dengan identity, state, dan

behavior. Event adalah kejadian yang instan yang melibatkan satu atau lebih object, atau

sebuah abstraksi dari aktivitas problem domain atau proses yang dilakukan oleh satu

atau lebih object.

Gambar 2.6 : Subaktivitas dalam memilih class dan event

(Mathiassen et al, 2000, p55)

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

72

Masih mengacu kepada mathiassen et al (2000, p53), tujuan dari aktivity class

adalah untuk mengidentifikasi seluruh objects dan events untuk dimasukkan dalam

model problem domain. Untuk mencapainya, maka dibuatlah grup dari objects dan

events kedalam beberapa class. Class adalah kumpulan dari object yang memiliki

structure, behavioral pattern, dan attribute yang sama.

Untuk memudahkan dalam menentukan class, maka sebaiknya nama class

berupa benda, atau kata benda (Mathiassen et al. 2000, p56), sedangkan untuk event

sebaiknya menggunakan kata kerja. (Mathiassen et al. 2000, p58)

Aktivitas class akan menghasilkan event table. Bagian horizontal merupakan

class-class yang dipilih, sedangkan bagian vertikal merupakan event-event yang

digunakan. Tanda check menandakan adanya keterkaitan antara class dengan event.

Tabel 2.3 : Contoh event table

(Mathiassen et al, 2000, p389)

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

73

2.8.2.1.2 Structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p69), fokus dari aktivitas structure adalah pada

relasi antara classes dan objects. Hasil dari aktivitas structure adalah class diagram.

Class diagram menyajikan gambaran tentang problem domain berupa relasi struktural

diantara classes dan object dalam model.

Gambar 2.7 : Subaktivitas dalam membuat model structure

(Mathiassen et al, 2000, p72)

Dalam bukunya, Mathiassen et al (2000, p72-77), structure dibagi menjadi 2

bagian, yaitu: class structure dan object structure. Class structure menggambarkan

hubungan yang statis dan konseptual diantara class. Object structure menggambarkan

hubungan dinamis dan konkret diantara object.

Class structure terdiri dari :

• Generalization structure

Hubungan antara general class (superclass) dengan specialized class

(subclass), dimana properties yang dimiliki oleh general class juga dimiliki

oleh specialized class.

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

74

Gambar 2.8 : Generalization structure

(Mathiassen et al, 2000, p73)

• Cluster structure

Merupakan pengelompokkan class-class yang mempunyai hubungan erat.

Gambar 2.9 : Cluster structure

(Mathiassen et al, 2000, p75)

Object structure terdiri dari :

• Aggregation structure

Menggambarkan hubungan hubungan antara sebuah object dengan object lain

yang menjadi komponennya. Dalam aggregation, satu object merupakan object

utama dan mendefinisikan object-object yang lain.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

75

Gambar 2.10 : Aggregation Structure

(Mathiassen et al, 2000, p76)

• Association

Menggambarkan hubungan diantara dua atau lebih object.

Gambar 2.11 : Association Structure

(Mathiassen et al, 2000, p77)

Menemukan candidate untuk structure

Menurut Mathiassen et al (2000, p77-80), membuat model relasi structure sama

saja caranya seperti ketika menentukan classes dan events, yaitu dengan menentukan

candidate untuk relasi structure diantara model class. Menentukan candidate nya

didasarkan pada empat tipe structure, yaitu:

Menentukan generalization

Pendekatan yang digunakan untuk menentukan structure generalization adalah

(Mathiassen et al, 2000, p78) :

Pendekatan pertama, dari class-class yang ada ditelusurilah mana class yang merupakan

generalization dari class yang lain. Setelah itu, maka akan ada event dari class

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

76

generalization kepada class specialization.

Pendekatan kedua, tentukanlah class generalization yang mungkin untuk class-class

yang ada. Misal: ada class sedan dan class minibus, maka class generalization

yang cocok menampung kedua class tersebut adalah class kendaraan.

Pendekatan ketiga, mungkin saja class yang ada merupakan class generalization, maka

dapat ditentukan class specialization nya. Misal: class yang ada adalah class

karyawan, maka dapat dibuat class specialization nya yaitu class manajer dan

class pegawai sesuai dengan tugas yang mereka lakukan.

Menentukan aggregation

Pendekatan yang digunakan untuk menentukan structure aggregation adalah

(Mathiassen et al, 2000, p78-79) :

Pendekatan pertama, melakukan analisa terhadap pasangan class untuk melihat apakah

object dari satu class merupakan bagian dari object class yang lain.

Pendekatan kedua, melakukan analisa apakan relevan jika menggabungkan object-object

dari masing-masing class ke dalam object dari class baru yang dibentuk.

Pendekatan ketiga, melakukan analisa apakah memungkinkan jika memasukkan class-

class yang ada ke dalam beberapa class yang relevan yang belum ada dalam

model.

Untuk lebih mempermudah dalam menentukan aggregation, maka dapat dilihat

dari tipe aggregation yang ada, yang terdiri dari :

• Whole part, di mana whole merupakan jumlah dari parts, sehingga jika

salah satu parts dihilangkan maka secara tidak langsung telah

mengubah whole.

Page 71: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

77

• Container-Content, di mana whole adalah container dari parts-nya,

sehingga bila terdapat penambahan atau pengurangan terhadap Content

( parts ), tidak akan mengubah whole nya.

• Union-member, di mana whole merupakan union, yaitu berupa

gabungan dari anggotanya (parts), sehingga jika terdapat penambahan

atau pengurangan anggota, tidak akan mengubah union-nya. Terdapat

batasan jumlah anggota terendah, karena tidak mungkin sebuah union

tanpa anggota.

Menentukan association

Untuk menentukan candidate structure association, maka harus dilihat untuk

setiap hubungan dari pasangan class. Association harus ditentukan agar memudahkan

dalam mengatur, memonitor, atau mengendalikan object dari model.

Menentukan cluster

Untuk meningkatkan tingkat kejelasan dari class diagram, maka dibuat grup

yang terdiridari kumpulan class-class. Yang harus diperhatikan, jangan memasukkan

sebuah class ke dalam cluster yang berbeda.

Page 72: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

78

Explore pattern

Pola dari object oriented memberikan sumber inspirasi yang melengkapi proses

systematis untuk menentukan candidate hubungan structure. Pola adalah penjelasan

umum dari suatu masalah dan solusi yang saling berhubungan. Berikut adalah pola yang

sering digunakan untuk menentukan structure (Mathiassen, 2000, p80-84) :

The role pattern

Digunakan ketika untuk membuat model dari situasi dimana sebuah class dapat

mempunyai banyak peran dalam problem domain.

Gambar 2.12 : The role pattern

(Mathiassen et al, 2000, p80)

The relation pattern

Digunakan ketika untuk membuat model dari situasi dimana digunakan hubungan relasi

diantara class- class dalam problem domain.

Page 73: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

79

Gambar 2.13 : The relation pattern

(Mathiassen et al, 2000, p82)

The hierarchy pattern

Banyak problem domain melibatkan object yang memiliki hubungan hirarki dengan dua

atau lebih relasi dengan object lainnya.

Gambar 2.14 : The hierarchy pattern

(Mathiassen et al, 2000, p83)

The item descriptor pattern

Pola ini berguna pada system yang mengatur berbagai deskripsi yang berbeda, seperti

kontrak, polis asuransi, dan spesifikasi produk.

Page 74: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

80

Gambar 2.15 : The item descriptor pattern

(Mathiassen et al, 2000, p83)

Evaluate systematically

Candidate relasi structure harus dievaluasi agar dihasilkan model problem

domain yang sederhana dan menyeluruh. Berikut adalah syarat yang harus dipenuhi oleh

relasi structure (Mathiassen et al, 2000, p84-86) :

• Structure must be correctly

• Structure must be conceptually true

• Structure must be simple

2.8.2.1.3 Behavior

Menurut Mathiassen et al (2000, p89), kegunaan dasar dari system adalah untuk

mendaftarkan, menyimpan, dan memproduksi, dan menghasilkan informasi tentang

events dari problem domain. Dalam aktivitas behavior, definisi class diagram

ditanbahkan dengan penjelasan tentang behavioral pattern dan attributes dari setiap

class.

Behavioral pattern adalah penjelasan dari event-event yang mungkin untuk

keseluruhan object dari sebuah class (Mathiassen et al, 2000, p89). Attribute adalah

penjelasan dari property yang dimiliki sebuah class (Mathiassen et al, 2000, p89). Hasil

dari aktivitas behavior berupa statechart diagram (Mathiassen et al, 2000, p90).

Page 75: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

81

Menurut Mathiasen et al (2000, p92-93), aktivitas behavior terdiri dari 4 subaktivitas

seperti gambar berikut.

Gambar 2.16 : Subaktivitas dalam behavior modelling

(Mathiassen et al, 2000, p92)

Menurut Mathiassen et al ( 2000, p93 ) behavioral pattern memiliki struktur

kontrol sebagai berikut :

• Sequence adalah suatu set events yang akan terjadi satu per satu ( secara

berurutan ). Notasinya : “+”.

• Selection adalah satu event yang terjadi dari suatu set events. Notasinya : “|”.

• Iteration adalah satu event yang terjadi berulang – ulang kali. Notasinya : “*”.

2.8.2.2 Application Domain Analysis

Menurut Mathiassen et al. ( 2000, p6, p115 ), application domain merupakan

bagian yang mengatur, memonitor, atau mengendalikan problem domain. Tujuan dari

application domain analysis adalah untuk menentukan kebutuhan dari system function

Page 76: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

82

dan interfaces. Aktivitas dari application domain analysis terdiri dari usage, function,

dan interfaces, yang akan dijabarkan dalam gambar berikut.

Gambar 2.17 : Application domain analysis

(Mathiassen et al, 2000, p117)

Berikut adalah bagan aktivitas dalam application domain analysis.

Activity Content Concepts

Usage Bagaimana system berinteraksi Use case dan actor

dengan orang dan system lain ?

Functions Apa saja kemampuan dari system Function

Untuk memproses informasi ?

Interfaces Apa saja kebutuhan interface system ? Interface, user interface,

dan system interface

Tabel 2.4 : Aktivitas dalam application domain analysis

(Mathiassen et al, 2000, p117)

Page 77: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

83

2.8.2.2.1 Usage

Menurut Mathiassen et al (2000, p119), use case menyediakan gambaran

keseluruhan kebutuhan system dari sudut pandang user dan menyediakan dasar untuk

menentukan dan mengevaluasi function dasar dan interface system. Use case fokus

kepada interaksi antara user dengan system.

Use case adalah sebuah abstraksi dari interaksi dengan target system. Use case

dapat dimunculkan oleh actor atau target system. Actor adalah abstraksi dari user atau

system lain yang berinteraksi dengan target system. Use case didasarkan pada kebutuhan

dan kondisi dalam application domain, tapi use case juga merupakan ekspresi dari

sebuah solusi.

Berikut adalah subaktivitas dalam usage, dimana hasil dari aktivitas usage adalah

use case dan actor.

Gambar 2.18 : Subaktivitas dari usage

(Mathiassen et al, 2000, p120)

Dalam penyajian hasil dari aktivitas usage bisa digunakan actor table atau use case

diagram, bentuk dan contohnya sebagai berikut.

Page 78: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

84

Tabel 2.5 : Contoh Actor table

(Mathiassen et al, 2000, 121)

Gambar 2.19 : Use case diagram

(Mathiassen et al, p122)

Page 79: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

85

Find Actors and Use Cases

Identifikasi actors

Untuk mengidentifikasi actor berdasarkan divisi pekerjaan dan peran yang

berkaitan dengan tugas tertentu dalam target system. Jika beberapa peran mempunyai

tugas yang sama pada system, maka mereka dapat dijadikan sebagai satu actor. Sebuah

actor diperjelas dengan menggunakan actor specification yang berisi penjelasan dari

actor.

Tabel 2.6 : Contoh Actor specification

(Mathiassen et al, 2000, p126)

Goal menjelaskan peran actor dalam target system. Characteristics menjelaskan

aspek penting dari actor yang menggunakan system. Jika actor berupa system lain, maka

characteristic harus meliputi interface teknis. Kemudian, examples diisi dengan

karakteristik umum actor dan ditambahkan dengan contoh konkrit.

Page 80: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

86

Identifikasi use case

Use case adalah sebuah abstraksi dari interaksi actor atau system lain dengan

target system. Oleh karena itu sangat penting untuk menentukan abstraksi yang tepat.

Use case didasarkan pada sudut pandang actor dan tugas dari application domain.

Tujuannya adalah untuk mengumpulkan berbagai cara yang mungkin dalam

menggunakan target system.

Daftar dari use case yang mungkin didapat dari menganalisa tugas dari

application domain, harus digambarkan secara detail. Karena use case adalah fenomena

dinamis, maka dapat digambarkan dengan menggunakan statechart diagram atau

spesifikasi tertulis.

Gambar 2.20 : Statechart diagram use case “cash withdrawal”

(Mathiassen et al, 2000, p127)

Page 81: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

87

Tabel 2.7 : Spesifikasi tertulis use case “cash withdrawal”

(Mathiassen et al, 2000, p128)

Explore pattern

Pola adalah sumber inspirasi yang dapat membantu untuk mengindentifikasi dan

menggambarkan use case. Berikut adalah pola yang dapat dijadikan panduan.

The procedural pattern

Pola procedural merupakan solusi umum yang sering digunakan, terutama untuk use

case yang mengandung aktivitas yang berupa sequence dan iteration.

Gambar 2.21 : The procedural pattern

(Mathiassen et al, p130)

Page 82: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

88

The material pattern

Pola material cocok digunakan untuk situasi dimana banyak kemungkinan

banyak aktivitas yang dapat dilakukan.

Gambar 2.22 : The material pattern

(Mathiassen et al, 2000, p131)

Evaluate systematically

Use case dan actor yang telah ditentukan harus dievaluasi apakah relevan dengan

keadaan yang sebenarnya. Ada tiga cara untuk mengevaluasi use case :

• Evaluasi harus dilakukan dengan teliti untuk menemukan kesalahan dan hal-hal

yang tidak konsisten.

• Uji use case apakah dapat bekerja dengan baik di keadaan yang sebenarnya.

• Evaluasi perubahan sosial dalam application domain.

Page 83: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

89

2.8.2.2.2 Functions

Menurut Mathiassen et al (2000, p137), function fokus pada apa yang dapat

dilakukan oleh system untuk membantu actor dalam pekerjaannya. Dahulu kala secara

tradisional, function dikonotasikan sebagai perhitungan, dimana input data diubah

menjadi output data. Namun sekarang ini, function didefinisikan sebagai sebuah fasilitas

untuk membuat model berguna bagi actor.

Sebuah function diaktifkan, dieksekusi, dan menyajikan hasil. Eksekusi dari

function dapat merubah reaksi dalam application atau problem domain. Function adalah

sebuah kebutuhan, dapat juga diartikan sebagai property abstrak dari system. Function

direalisasikan melalui operasi dari program.

Function dibagi menjadi beberapa tipe. Berikut adalah empat tipe function :

• Update

Function ini disebabkan oleh event problem-domain dan menghasilkan

perubahan dalam state atau keadaan dari model tersebut.

• Signal

Function ini disebabkan oleh perubahan keadaan atau state dari model yang

dapat menghasilkan reaksi pada konteks.

• Read

Function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan

mengakibatkan system menampilkan bagian yang berhubungan dengan

informasi dalam model.

• Compute

Function ini disebabkan oleh kebutuhan informasi dalam pekerjaan actor dan

Page 84: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

90

berisi perhitungan yang melibatkan informasi yang disediakan oleh actor atau

model, hasil dari function ini adalah tampilan dari hasil komputasi.

Tujuan dari aktivitas function adalah menentukan kemampuan dari system untuk

memproses informasi, dengan cara membangun daftar function yang lengkap, dan juga

detail lengkap spesifikasi dari function yang complex.

Berikut adalah subaktivitas yang ada dalam analisis function.

Gambar 2.23 : Subaktivitas dalam analisis function

(Mathiassen et al, 2000, p139)

Find function

Untuk menemukan function ada dua aspek penting, yaitu :

• Sumber untuk identifikasi function.

Sumber untuk identifikasi function berasal dari problem domain yaitu classes

dan events, dari application domain yaitu dari use case. Classes biasanya

akan menciptakan read function dan update function. Events biasanya akan

menciptakan update function. use case akan menciptakan seluruh tipe

function.

Page 85: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

91

• Tingkat detail.

Seberapa detail yang harus digambarkan dari sebuah function tergantung

pada kebutuhan users dan developers.

Update function dihubungkan dengan events. Setiap events memicu update dari

state setiap model object yang terlibat event tersebut. Read function berhubungan dengan

informasi yang dibutuhkan, yang diekspresikan melalui use case. Compute function

berhubungan dengan kebutuhan informasi yang complex, yang tidak dapat dipenuhi

hanya dengan membaca model. Compute function diidentifikasikan melalui use case.

Signal function berhubungan dengan critical states dari model. Critical states dari model

adalah states yang membutuhkan reaksi dari konteks.

Hasil dari aktivitas analisis function adalah daftar kebutuhan functional system.

Function list berisi function secara lengkap dan mengekspresikan kebutuhan system.

Tabel 2.8 : Function list

(Mathiassen et al, 2000, p145)

Page 86: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

92

Complexity adalah ukuran terhadap seberapa sulit dalam mengembangkan function.

Dalam hal ini terbagi atas empat ukuran yaitu simple, medium, complex, dan very

complex (Mathiassen et al, 2000, p144).

Specify complex functions

Dibutuhkan penjelasan detail mengenai function yang tergolong complex. Cara

yang dapat digunakan untuk menjelaskan complex function, sebagai berikut :

• Menggunakan perhitungan matematika

menjelaskan function dengan perhitungan matematika.

• Menggunakan algoritma

Menjelaskan function dengan bahasa terstruktur, menggunakan pendekatan

logika pemrograman.

Tabel 2.9 : Contoh penjelasan complex function menggunakan algoritma

(Mathiassen et al, 2000, p146)

• Menggunakan rincian

Complex function dirinci menjadi beberapa function dalam bentuk hirarki.

Page 87: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

93

Tabel 2.10 : Contoh penjelasan complex function menggunakan rincian

(Mathiassen et al, 2000, p146)

Evaluate systematically

Function list menggambarkan fungsionalitas dari target system. Function list

harus dibandingkan dengan model, untuk memastikan informasi tentang object yang

dibutuhkan oleh function, tidak berlebih juga tidak kekurangan. Oleh karena itu, jika

model memiliki object, structure, atau event yang tidak digunakan oleh function, maka

bisa jadi model memiliki terlalu banyak informasi, atau ada function yang hilang

(Mathiassen et al, 2000, p146-147).

2.8.2.2.3 Interfaces

Interface digunakan oleh actor untuk berinteraksi dengan system. Interfaces

menghubungkan system dengan seluruh actor yang relevan dalam konteks, oleh sebab

itu interface dapat diartikan sebagai fasilitas yang membuat model system dan function

tersedia bagi actor (Mathiassen et al, 2000, p151). Ada dua jenis interface, yaitu : user

interfaces : interface untuk user, dan system interfaces : interface untuk system lain.

Seperti yang ditampilkan dalam gambar, sumber aktivitas analisis interface

berasal dari Class Diagram, Use cases, dan Function List.

Page 88: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

94

Gambar 2.24 : Subaktivitas analisis interface

(Mathiassen et al, 2000, p153)

Explore pattern

User interface pattern

Menurut Mathiassen et al (2000, p154-156), user interface harus menyajikan

model dan function kepada user secara jelas dan dengan cara yang dapat dimengerti

user. Kegiatan analisa interfaces berusaha untuk menampilkan use case dalam bentuk

aktivitas yang berurutan atau sequencial, dengan ditambahkan interface yang terlibat

dalam kegiatan tersebut. Penggambaran dalam bentuk activity sequencial tersebut akan

menghasilkan sequence diagram.

Page 89: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

95

Gambar 2.25 : Sequence diagram

(Mathiassen et al, 2000, p157)

Setelah sequence diagram dibuat, kemudian dibuat navigation diagram, yang berisi

urutan-urutan user interface yang digunakan dalam system.

Page 90: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

96

Gambar 2.26 : Navigation diagram

(Mathiassen et al, 2000, p160)

Ketika menentukan user interface, maka fokus akan beralih kepada dialog style

yang akan digunakan agar system dapat berkomunikasi dengan actor. Ada empat pola

dialog pattern, yaitu :

Page 91: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

97

• Pola menu selection

User interface disajikan dalam bentuk daftar pilihan yang mungkin. User

memilih dari antara daftar tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Pola ini

cocok untuk user pada umumnya, hanya cocok untuk user yang dapat

mentoleransi interaksi yang relatif lambat.

• Pola form fill-in

Merupakan pola klasik untuk input data berupa karakter. Pola ini cocok

untuk user yang sering menggunakan system untuk meng-input data.

• Pola command language

User tidak disuguhi tampilan apa pun, mereka harus memasukkan command

sesuai keinginan mereka. Pola ini hanya cocok untuk user yang sudah sangat

ahli dalam command language, juga untuk user yang ingin kendali penuh

atas dialog.

• Pola direct manipulation

Merupakan pola yang menyajikan object bagi user. Dengan pola ini user bisa

memilih object dan langsung dapat melihat hasilnya. Pola ini cocok pada

user pada umumnya. Dalam pola ini object ditampilkan dalam bentuk icon.

System interface pattern

System biasanya berhubungan dengan system lain. Contohnya, system dalam

pelayanan umum berhubungan dengan database keamanan sosial, system perusahaan

berhubungan dengan database pelanggan. Sama halnya dengan user interface, pola juga

dapat membantu menganalisa system interface. Berikut adalah pola system interface :

Page 92: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

98

• Read external device

Dalam hubungan antar system diperlukan kebutuhan untuk membaca dari

external device. Kebutuhan tersebut bahkan dapat terjadi berulang-ulang.

• Interaction protocol

Komunikasi dengan system lain dapat menjadi lebih rumit dibandingkan

hanya pertukaran data melalui external device, karena dapat saling

mempengaruhi satu sama lain. Biasanya pola ini tidak dipakai untuk system

administratif tetapi lebih sering dalam mengawasi dan kontrol system.

2.8.3 Tahapan Desain

2.8.3.1 Architectural Design

System yang berhasil dapat dibedakan dari system yang lainnya dengan kekuatan

desain arsitekturnya (Mathiassen et al, 2000, p173). Arsitektur yang membentuk system

harus memenuhi criteria desain tertentu. Desain arsitektur juga menyediakan kerangka

kerja untuk aktivitas pengembangan selanjutnya.

Desain arsitektur dapat diwujudkan melalui dua cara, yaitu : membangun

arsitektur system dari awal, atau mengadaptasikan arsitektur yang sudah ada. Alternatif

mana pun yang dipilih, pemahaman terhadap kondisi yang dipertimbangkan dalam

aktivitas desain arsitektur.

Page 93: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

99

Gambar 2.27 : Arsitektur component dan arsitektur process

(Mathiassen et al, 2000, p174)

Gambar diatas mengilustrasikan konsep arsitektur. Arsitektur component fokus

pada class (aspek yang stabil). Arsitektur component menyusun system dalam

component yang saling berkaitan, dan pada pertimbangan logical. Arsitektur process

fokus pada object (aspek dinamis) process arsitektur menyusun system dengan tujuan

untuk mencapai koordinasi dan penggunaan efisien dari technical platform, dan pada

pertimbangan fisik.

Berikut adalah bagan aktivitas dalam desain arsitektur.

Activity Content Content

Criteria Kondisi dan kriteria apa Criterion

yang cocok untuk desain ?

Components Bagaimana system component arsitektur

disusun dalam dan component

bentuk component ?

Page 94: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

100

Processes Bagaimana process system process arsitektur

didistribusikan dan process

dikoordinasikan ?

Tabel 2.11 : Aktivitas dalam desain arsitektur

(Mathiassen et al, 2000, p176)

2.8.3.1.1 Criteria

Tidak ada rumus tertentu untuk desain yang baik, namun yang penting adalah

mempertimbangkan kondisi untuk setiap proyek pengembangan. Namun kebanyakan

perusahaan atau customer mempunyai standar kualitas tertentu. Kondisi adalah keadaan

teknikal, organisasional, dan peluang dan keterbatasan manusia yang terlibat dalam

melaksanakan suatu tugas. Criterion adalah preferred property dari arsitektur. Desain

sebaiknya sederhana dan mengandung criteria penting, dan criteria harus

mencerminkan kondisi desain (Mathiassen et al, 2000, p177-1780.

Berikut adalah daftar criterion untuk menentukan prioritas desain arsitetur.

CRITERIA PENGUKURAN

Usable Kemampuan adapatasi system terhadap konteks organisasi,

berhubungan dengan kerja dan teknikal.

Secure Suatu pencegahan melawan akses yang tidak terotorisasi terhadap

data dan fasilitas-fasilitas yang ada.

Efficient Eksploitasi yang ekonomis terhadap fasilitas technical platform.

Correct Pemenuhan terhadap persyaratan-persyaratan.

Reliable Pemenuhan terhadap ketelitian yang dibutuhkan dalam eksekusi

Page 95: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

101

fungsi.

Maintanable Besarnya usaha atau biaya untuk menempatkan dan memperbaiki

kecacatan system.

Testable Besarnya usaha atau biaya untuk memastikan bahwa system yang

dikembangkan menjalankan fungsi-fungsi yang dimaksudkan.

Flexible Besarnya usaha atau biaya untuk memodifikasi system yang

dikembangkan.

Comprehensible Usaha yang dibutuhkan untuk mendapatkan pengertian yang logis

terhadap system.

Reusable Potensi penggunaan bagian-bagian system dalam system lain yang

terhubung.

Portable Besarnya usaha untuk memindahkan system ke technical platform

lainnya.

Interoperable Besarnya usaha untuk menggabungkan suatu system ke system lain.

Tabel 2.12 : Criteria untuk software quality

(Mathiassen et al, 2000, p178)

Page 96: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

102

Berikut adalah aktivitas dalam menentukan criteria untuk desain :

Gambar 2.28 : Aktivitas menentukan criteria untuk desain

(Mathiassen et al, 2000, p179)

Consider general criteria

Menurut Mathiassen et al (2000, p179-182), terdapat beberapa criteria yang

diterima secara umum, yang diaplikasikan hampir ke semua proyek, dan

mengekspresikan ide utama dari pengembangan system berbasis object oriented.

• Usability

Menjelaskan bahwa kualitas system tergantung pada cara kerja system dalam

konteks.

• Flexibility

Menggambarkan bahwa arsitektur system harus mengakomodasi perubahan

kondisi organisasi dan teknikal.

• Comprehensibility

Menjelaskan bahwa system komputerisasi yang rumit harus dibuat

sedemikian rupa agar mudah dipahami.

Page 97: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

103

Prioritize

Setelah mempertimbangkan criteria dari object oriented dan kondisi dalam

pengembangan proyek, maka terhadap criteria tersebut dapat ditetapkan prioritas sesuai

dengan kebutuhan system. Penentuan prioritas system dapat menciptakan fokus dalam

desain system, sehingga criteria yang didahulukan adalah yang menjadi prioritas.

Berikut adalah daftar checklist prioritas desain criteria (Mathiassen et al, 2000, p185).

Tabel 2.13 : Daftar checklist prioritas desain criteria

(Mathiassen et al, 2000, p185)

2.8.3.1.2 Arsitektur component

Arsitektur component adalah sudut pandang system secara struktural. Arsitektur

component yang baik akan membuat system lebih mudah dimengerti, dan mencerminkan

stabilitas dari konteks system. Menurut Mathiassen et al (2000, p190), component adalah

kumpulan bagian program yang membentuk keseluruhan bagian program dan memiliki

Page 98: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

104

tanggung jawab yang telah ditentukan. Sementara arsitektur component adalah sebuah

system yang tersusun atas component yang saling terkait.

Dalam mendesain arsitektur component sangat penting untuk menggunakan

component yang sudah ada, jika memungkinkan. Berikut adalah aktivitas dalam desain

arsitektur component.

Gambar 2.29 : Aktivitas dalam desain arsitektur component

(Mathiassen et al, 2000, p192)

Explore architectural pattern

Menurut Mathiassen et al (2000, p192-198), pola adalah sumber inspirasi. Pola

merupakan gambaran pengalaman dari banyak proyek. Pola penting untuk proses desain

adalah merubah system ke dalam bentuk model, functions, user interface, dan system

interface. Berikut adalah pola umum untuk desain arsitektur component.

• The layered architecture pattern

Merupakan pola yang terdiri dari beberapa component yang disebut sebagai

layer. Setiap component mempunyai masing-masing tugas. Garis yang ada

Page 99: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

105

menggambarkan hubungan ketergantungan component satu dengan yang

lainnya. Layer yang atas memiliki ketergantungan terhadap layer yang

dibawah.

Gambar 2.30 : The layered architecture pattern

(Mathiassen et al, 2000, p193)

• The generic architecture pattern

Layer dasar yang dimiliki oleh sebuah system terdiri dari interface

component, function component, dan model component. Model component

berisi model dari system, selalu ditempatkan dibawah, kemudian diikuti oleh

function component layer, dan pada tingkat paling atas terdapat interface

component layer.

Interface component layer dapat dipecah menjadi dua yaitu : user interface

layer dan system interface layer. Kemudian juga terdapat component layer

yang berperan sebagai pendukung bagi layer utama.

Page 100: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

106

Gambar 2.31 : The generic architecture pattern

(Mathiassen et al, 2000, p196)

• The client-server architecture pattern

Pola client-server pada mulanya ditujukan untuk menangani system yang

terkendala pada letak geografis yang tersebar. Component dari arsitektur

client-server adalah sebuah server dan beberapa client. Server mempunyai

kumpulan operasi yang tersedia bagi client. Server juga bertanggung jawab

untuk menyediakan database dan operasi bagi client melalui network.

Berikut adalah gambar dari arsitektur client-server.

Gambar 2.32 : The client-server architecture pattern

(Mathiassen et al, 2000, p197)

Page 101: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

107

Define subsystem

Menurut Mathiassen et al (2000, p198-200), beberapa system besar harus dibagi

menjadi beberapa subsystem yang independent yang saling berkomunikasi satu dengan

lainnya. Walaupun setiap subsystem merupakan bagian dari keseluruhan system, namun

subsystem tersebut harus dipandang sebagai system lain yang memiliki model, function,

dan interface sendiri. Berikut adalah gambar beberapa contoh subsystem.

Gambar 2.33 : Contoh subsystem

(Mathiassen et al, 2000, p198)

Untuk mengatasi masalah geografis, maka digunakan pola client-server. Pola

client-server sendiri dapat dipandang sebagai subsystem dengan model, functions, dan

interfaces untuk server dan client. Berikut adalah pola yang mungkin dalam client-

server.

Tabel 2.14 : Pola susunan layer client server

(Mathiassen et al, 2000, p200)

Page 102: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

108

Identify components

Menurut Mathiassen et al, 2000, p201-204), dalam desain system atau subsystem

didasarkan pada layer yang terdiri dari model component, function component, dan

interface component.

Model

Tugas dari model component adalah sebagai tempat penampung object yang ada dalam

problem domain. Jika terjadi perubahan dalam problem domain, maka akan terjadi

perubahan juga dengan model. Dalam kebanyakan system, model component

dikelompokan menjadi satu bersama dengan database component.

Function

Tugas dari function component adalah untuk menyajikan model’s functionality. Jika

function component terlalu complex, maka dapat dijabarkan agar tidak terlalu complex.

Dalam arsitektur berbasiskan layer, layer function berada langsung diatas layer model,

menggunakan layer model, kemudian memberikan functionality untuk layer berikutnya,

yaitu layer interface component.

Interface

Tugas dari interface component adalah menangani interaksi antara user dengan function

component. Dalam suatu system biasanya terdapat salah satu layer interface atau kedua-

duanya, yaitu user interface atau system interface.

Page 103: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

109

Specify complex component

Complex component harus dijelaskan secara detail, caranya adalah dengan menggunakan

catatan tambahan, seperti gambar berikut.

Gambar 2.34 : Component dengan catatan tambahan

(Mathiassen et al, 2000, p206)

2.8.3.1.3 Arsitektur processes

Menurut Mathiassen et al (2000, p209-210), arsitektur process lebih condong ke

arah tingkat fisik dari system. Fokusnya pada distribusi dan eksekusi dari system. Juga

berhubungan dengan peralatan fisik yang dibutuhkan untuk eksekusi system dan juga

sumber daya yang dibutuhkan untuk di sharing. Arsitektur process adalah sebuah

struktur eksekusi system yang terdiri dari proses-proses yang saling berhubungan.

Berikut adalah aktivitas dalam desain arsitektur process.

Gambar 2.35 : Aktivitas dalam desain arsitektur process

(Mathiassen et al, 2000, p212)

Page 104: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

110

Distribute program components

Menurut Mathiassen et al (2000, p213-214), desain process arsitektur merupakan

sumber dari logical component yang muncul dari aktivitas component. Tujuannya adalah

mendistribusikan logical components kepada processors untuk dieksekusi. Processor

adalah bagian dari peralatan yang bisa mengeksekusi program.

Explore distribution pattern

Ketika menghadapi situasi dimana system didistribusikan pada beberapa

processor melalui jaringan, maka ada Beberapa pola distribusi dalam kegiatan

desain process architecture :

1) Centralized pattern

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000, p215), pada pola ini semua data

ditempatkan pada server dan client hanya meng-handle user interface saja.

Keseluruhan model dan semua fungsi bergantung pada server, dan client hanya

berperan seperti terminal.

Page 105: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

111

Gambar 2.36 : Deployment Diagram untuk Centralized Pattern

(Mathiassen et al, 2000, p216)

2) Distributed pattern

Mengacu pada Mathiassen et al. (2000, p217), pola ini merupakan kebalikan

dari centralized pattern. Pada pola ini, semua didistribusikan kepada client dan

server hanya diperlukan untuk melakukan update model diantara clients.

Page 106: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

112

Gambar 2.37 : Deployment Diagram untuk Distributed Pattern

(Mathiassen et al, 2000, p217)

3) Decentralized pattern

Mengacu pada Mathiassen et al (2000, p219), pola ini dapat dikatakan

merupakan gabungan dari kedua pola sebelumnya. Pada pola ini, client

mengimplementasikan model yang lokal, sedangkan server akan memakai

model common.

Page 107: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

113

Gambar 2.38 : Deployment Diagram untuk Decentralized Pattern

(Mathiassen et al, 2000, p219)

2.8.3.2 Component Design

Titik mula untuk component design adalah architectural specification dan system

requirements. Hasil dari aktivitas ini adalah specifications of the connected components.

Tujuan dari component design adalah untuk menentukan implementasi dari kebutuhan

kerangka kerja arsitektur.

Page 108: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

114

Berikut adalah bagan aktivitas dalam desain component.

Activity Content Content

Model component bagaimana model digambarkan model component dan

sebagai class dalam system ? attribute

Function components Bagaimana function function component dan

diimplementasikan ? operation

Connecting Bagaimana components component dan connection

components saling berhubungan ?

Tabel 2.15 : Aktivitas dalam desain arsitektur

(Mathiassen et al, 2000, p232)

2.8.3.2.1 Model component

Menurut Mathiassen et al (2000, p235), tujuan dari model component adalah

untuk mengirimkan data saat ini maupun data historikal ke function, interfaces, dan yang

paling penting ke user maupun system lain. Konsep dari desain model component adalah

structure. Fondasi untuk desain model component adalah model object oriented dari

aktivitas analisis, yang terdiri dari classes, objects, structures, dan behavior

Menurut Mathiassen et al (2000, p236), hasil dari aktivitas model component

adalah versi revised dari class diagram dari aktivitas analisis. Revised class diagram

biasanya berisi penambahan class baru, attributes, dan structures untuk menggambarkan

events.

Berikut adalah subaktivitas dari desain model component

Page 109: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

115

Gambar 2.39 : Subaktivitas desain model component

(Mathiassen et al, 2000, p239)

Represent private events

Menurut Mathiassen et al. (2000, p239), revisi class diagram dapat dilakukan dengan

memperhatikan private events dan common events. Private events adalah event yang

melibatkan hanya satu object domain.

Tabel 2.16 : Panduan dalam mempresentasikan privates events

(Mathiassen et al, 2000, p240)

Event-event yang hanya

terjadi pada sequence

dan selection

• Representasikan event-event ini sebagai state

attribute pada class yang digambarkan oleh

statechart diagram. Setiap kali ada salah satu

dari events yang terlibat timbul, maka system

akan menugaskan nilai yang baru kepada state

attribute

• Integrasikan attribute dari event yang terlibat ke

dalam class

Page 110: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

116

Event-event yang terjadi

berulang-ulang

(iteration)

• Representasikan event-event ini sebagai suatu

class baru, dan hubungkan class tersebut

dengan class yang dijabarkan pada statechart

diagram dengan menggunakan struktur

aggregation. Untuk setiap iterasi, system akan

menghasilkan suatu object baru dari class.

• Integrasikan attribute event ke dalam class yang

baru.

Represent common events

Jika suatu event adalah common / umum sehingga mempengaruhi beberapa object, maka

event tersebut perlu dihubungkan dengan salah satu object dan dibuat hubungan

struktural dengan object lain agar tetap dapat mengaksesnya.

Tabel 2.17 : Panduan dalam mempresentasikan common events

( Mathiassen, 2000, p241)

Common Event • Jika event yang terlibat dalam statechart diagram

dalam cara yang berbeda, representasikan event

tersebut dalam hubungannya ke class yang

menawarkan representasikan paling sederhana.

• Jika event yang terlibat dalam statechart diagram

dalam cara yang sama, pertimbangkan alternatif

representasi yang mungkin antara satu sama lain.

Page 111: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

117

Untuk menyederhanakan class diagram yang telah direvisi dari hasil tahapan

sebelumnya, dilakukan restrukturisasi class baik melalui generalization, association,

maupun iteration.

2.8.3.2.2 Function component

Menurut Mathiassen et al (2000, p251-252), tujuan dari function component

adalah untuk memberikan akses kepada model bagi user interface dan system lainnya.

Function component juga bisa dikatakan sebagai penghubung antara model dengan

usage. Function component adalah bagian dari system yang mengimplementasikan

kebutuhan functional. Function didesain dan diimplementasikan menggunakan operasi

dalam class system. Operation adalah penjelasan dari behavior yang diaktifkan melalui

object.

Berikut adalah subaktivitas dalam desain function component.

Gambar 2.40 : Subaktivitas desain function component

(Mathiassen et al, 2000, p252)

Hasil dari aktivitas function component adalah revised class diagram lengkap dengan

function component.

Page 112: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

118

Design functions as operations

Keempat tipe dari function yang digunakan dalam analisis application domain juga

memiliki peran dalam desain function component.

Update

Update function dihubungkan secara langsung ke event problem domain. Jika tidak ada

yang terjadi dengan problem domain, maka tidak dibutuhkan perubahan dalam model

system. Input data untuk update function menggambarkan event, dan output data nya

adalah update model.

Gambar 2.41 : Operasi dari update function

(Mathiassen et al, 2000, p255)

Read

Read function menggambarkan kebutuhan dari user atau system lain terhadap informasi

dari model. System dipandang sebagai database, kemudian informasi dipandang sebagai

attribute. Input data read function menggambarkan informasi yang diinginkan, output

data nya diberikan ke tempat dimana function dipanggil.

Page 113: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

119

Gambar 2.42 : Operasi dari read function

(Mathiassen et al, 2000, p257)

Compute

Compute function menggambarkan kebutuhan user atau system lain terhadap

pemrosesan data, dimana mungkin melibatkan pembacaaan dari model. Input data nya

meliputi angka untuk perhitungan dan attribute yang menggambarkan model object yang

relevan terhadap perhitungan. Output data berupa hasil perhitungan dan dikembalikan ke

user atau system lain yang mengaktifkan function ini.

Gambar 2.43 : Operasi dari compute function

(Mathiassen et al, 2000, p258)

Page 114: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

120

Signal

Signal function menggambarkan kebutuhan terhadap pengawasan atau pengendalian.

Dalam beberapa kasus signal function tidak menerima input data yang khusus. Function

ini diaktifkan karena ada kondisi tertentu dimana kondisi tersebut sudah diluar batasan

yang telah ditetapkan. Input data berasal dari model, dimana function mendapatkan data

dari secara terus menerus melakukan pembacaan kondisi dari model. Output data nya

adalah berupa pesan atau peringatan kepada user (passive signal), atau berupa

pengambilan tindakan secara otomatis oleh system berkenaan dengan kondisi yang

dialami system (active signal).

Gambar 2.44 : Operasi dari signal function

(Mathiassen et al, 2000, p259)

Explore pattern

Ada beberapa pilihan pola yang dapat digunakan untuk membantu dalam desain

function.

Page 115: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

121

Model class placement

Pemikiran dari pola ini adalah bahwa function harus diletakkan pada bagian logikal,

dimana bagian logikal dari system adalah di bagian model component. Pola ini berguna

ketika sebuah function hanya diakses oleh satu object atau mempunyai structure yang

sederhana.

Gambar 2.45 : Contoh model class placement pattern

(Mathiassen, 2000, p261)

Function class placement

Ketika sebuah operasi melibatkan banyak object, maka pola ini merupakan pilihan yang

tepat, karena masing-masing object dapat mengakses function yang sama.

Page 116: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

122

Gambar 2.46 : Contoh function class placement pattern

(Mathiassen, 2000, p262)

Strategy

Pola lainnya adalah strategy. Pola ini berguna ketika diperlukan lebih dari satu operasi

yang hampir sejenis oleh object tertentu. Misal : diperlukan operasi untuk menghitung

bunga jika saldo dibawah minimum, atau operasi untuk menghitung bunga jika saldo

diatas minimum.

Gambar 2.47 : Contoh strategy pattern

(Mathiassen, 2000, p262)

Page 117: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

123

Active function

Pola ini digunakan untuk signal function, terutama active signal function.

Gambar 2.48 : Contoh active function pattern

(Mathiassen, 2000, p262)

Specify complex operations

Menurut Mathiassen et al (2000, p265), complex operations harus dijelaskan secara detil

agar tidak ada ketidakpastian dalam desain. Cara menjelaskan complex operations

adalah dengan :

• Operation specification

Merupakan penjelasan operation dengan cara narasi seperti gambar berikut.

Page 118: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

124

Tabel 2.18 : Contoh operation specification

(Mathiassen et al, 2000, p265)

• Sequence diagram

Complex operation dapat dijelaskan dengan, menjelaskan setiap object yang

terlibat dalam operation tersebut dan interaksi yang terjadi dalam sequence

diagram seperti pada gambar sebelumnya.

• Statechart diagram

Statechart diagram digunakan untuk menjelaskan relasi antara state dari object,

dan state yang terjadi akibat pemanggilan operation yang dilakukan oleh object

lain atau event dari problem domain.

Page 119: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

125

Gambar 2.49 : Contoh statechart diagram dengan operation

(Mathiassen et al, 2000, p267)

2.8.3.2.3 Connecting components

Menurut Mathiassen et al. (2000, p271), connecting component digunakan untuk

menghubungkan komponen – komponen system yang akan menghasilkan class diagram

dari komponen-komponen tersebut. Jadi pada aktivitas ini, hubungan antara komponen-

komponen dirancang untuk mendapatkan desain yang fleksibel dan comprehensible.

Pada connecting component ada dua konsep yaitu :

• Coupling adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menentukan bagaimana

dekatnya hubungan antara dua class atau component. (Mathiassen et al, 2000,

p272).

• Cohesion merupakan ukuran seberapa kuatnya keterikatan dari suatu class atau

component. (Mathiassen et al, 2000, p273)

Prinsipnya adalah : “highly cohesive classes and loosely coupled components”.

Page 120: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

126

Adapun aktivitas yang terkait dalam mendesain koneksi diantara komponen

adalah :

a. Menghubungkan class – class

b. Mengekslorasi polanya

c. Melakukan evaluasi terhadap koneksi yang ada

Hasil dari aktivitas connecting components ini adalah class diagram yang di

mana dependencies-nya berubah menjadi connections. Tiga bentuk connections menurut

Mathiassen et al (2000, p275, p281) adalah :

• Class aggregation, yaitu mengagregasikan class-class dari component lain.

Koneksi ini beguna ketika class definition sudah ada di dalam component lain.

Umumnya coupling-nya rendah, namun sulit mencapai cohesive.

Contoh :

Gambar 2.50 : Connection oleh class aggregation

(Mathiassen et al, 2000, p275)

• Class specialization, yaitu menspesialisasikan public class dari component lain.

Contoh :

Page 121: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2009-2-00555-AKSI Bab 2.pdfberikut, sistem informasi akuntansi adalah kesatuan struktur dalam

127

Gambar 2.51 : Connection oleh class specialization

(Mathiassen et al, 2000, p276)

• Operation call, yaitu memanggil public operations di dalam object-object dari

component lain. Umumnya coupling-nya rendah dan cohesion-nya tinggi.

Contoh :

Gambar 2.52 : Connection oleh Operation call

(Mathiassen et al, 2000, p277)