bab 2 kumkm

23
BAB II PEMBAHASAN 1.1 KOPERASI A. Definisi Koperasi 1. Pengertian Koperasi Koperasi mengandung makna kerja sama. Kooperasi (cooperative) bersumber dari kata Coopere (latin), co-operation yang berarti kerja sama. Ada juga yang mendefinisikan koperasi dalam makna lain. Menurut Enriques, Koperasi adalah menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand it hand). Di Indonesia disebut kerja sama atau menurut Notoatmojo disebut gotong royong yang telah dikenal oleh Indonesia sejak tahun 2000 SM. Menurut Wikipedia, Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut Hanel, pengertian organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik (a socio- economic system or social engineering) , yang terbuka dan berorientasi pada tujuan (open and goal-oriented). 2. Kriteria Koperasi

description

aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

Transcript of bab 2 kumkm

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 KOPERASI

A. Definisi Koperasi1. Pengertian Koperasi

Koperasi mengandung makna kerja sama. Kooperasi (cooperative) bersumber dari kata Coopere (latin), co-operation yang berarti kerja sama. Ada juga yang mendefinisikan koperasi dalam makna lain. Menurut Enriques, Koperasi adalah menolong satu sama lain (to help one another) atau saling bergandengan tangan (hand it hand). Di Indonesia disebut kerja sama atau menurut Notoatmojo disebut gotong royong yang telah dikenal oleh Indonesia sejak tahun 2000 SM.

Menurut Wikipedia, Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Menurut Hanel, pengertian organisasi koperasi sebagai suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik (a socio-economic system or social engineering), yang terbuka dan berorientasi pada tujuan (open and goal-oriented).2. Kriteria Koperasi

Suatu organisasi koperasi dapat ditinjau dari beberapa kriteria, yaitu :

a. Substansi, merupakan suatu sistem dalam masyarakat.

b. Hubungan perbedaan lingkungan, merupakan suatu sistem yang terbuka.

c. Cara kerja, suatu sistem yang berorientasi pada tujuan.

d. Pemanfaatan sumber daya, suatu sistem ekonomi.

B. Prinsip Koperasi

Prinsip koperasi adalah suatu sistem ide ide abstrak yang merupakan petunjuk untuk membangun koperasi yang efektif dan tahan lama. Prinsip HYPERLINK "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Koperasi&stable=1" \l "cite_note-hans-3"

koperasi terbaru yang dikembangkan International Cooperative Alliance (Federasi koperasi non pemerintah internasional) yaitu :

a) Keanggotaan yang bersifat terbuka dan sukarela

b) Pengelolaan yang demokratis,

c) Partisipasi anggota dalam ekonomi,

d) Kebebasan dan otonomi,

e) Pengembangan pendidikan, pelatihan, dan informasi.Di Indonesia sendiri telah dibuat Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Prinsip koperasi menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 adalah:

a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,b) Pengelolaan dilakukan secara demokrasi,c) Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota,d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal,e) Kemandirian,f) Pendidikan perkoperasian,g) Kerjasama antar koperasi.Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu : Modal terdiri dari Simpanan Pokok dan Surat Modal Koperasi (SMK).

C. Bentuk dan Jenis Koperasi

1. Jenis Koperasi menurut Fungsinya

a) Koperasi pembelian / pengadaan / konsumsi adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi pembelian atau pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan anggota sebagai konsumen akhir. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pembeli atau konsumen bagi koperasinya.

b) Koperasi penjualan/pemasaran adalah koperasi yang menyelenggarakan fungsi distribusi barang atau jasa yang dihasilkan oleh anggotanya agar sampai di tangan konsumen. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pemasok barang atau jasa kepada koperasinya.

c) Koperasi produksi adalah koperasi yang menghasilkan barang dan jasa, dimana anggotanya bekerja sebagai pegawai atau karyawan koperasi. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pekerja koperasi.

d) Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan pelayanan jasa yang dibutuhkan oleh anggota, misalnya: simpan pinjam, asuransi, angkutan, dan sebagainya. Di sini anggota berperan sebagai pemilik dan pengguna layanan jasa koperasi.Apabila koperasi menyelenggarakan satu fungsi, disebut koperasi tunggal usaha (single purpose cooperatives), sedangkan koperasi yang menyelenggarakan lebih dari satu fungsi disebut koperasi serba usaha (multi purpose cooperatives).2. Jenis Koperasi berdasarkan Tingkat dan Luas Daerah Kerja

a) Koperasi Primer, ialah koperasi yang yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan.

b) Koperasi Sekunder, ialah koperasi yang terdiri dari gabungan badan-badan koperasi serta memiliki cakupan daerah kerja yang luas dibandingkan dengan koperasi primer. Koperasi sekunder dapat dibagi menjadi :

Koperasi Pusat adalah koperasi yang beranggotakan paling sedikit 5 koperasi primer.

Gabungan Koperasi adalah koperasi yang anggotanya minimal 3 koperasi pusat.

Induk Koperasi adalah koperasi yang minimum anggotanya adalah 3 gabungan koperasi.

3. Jenis Koperasi menurut Status Keanggotaannya

a) Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya para produsen barang/jasa dan memiliki rumah tangga usaha.

b) Koperasi konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir atau pemakai barang/jasa yang ditawarkan para pemasok di pasar.

Kedudukan anggota di dalam koperasi dapat berada dalam salah satu status atau keduanya. Dengan demikian pengelompokkan koperasi menurut status anggotanya berkaitan erat dengan pengelompokan koperasi menurut fungsinya.

D. Fungsi dan Peran Koperasi Indonesia

Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

E. Kelebihan dan Kekurangan KoperasiKelebihan Koperasi :

a. Prinsip pengelolaan bertujuan memupuk laba untuk kepentingan anggota. Misalnya koperasi pertanian mendirikan pabik pengilingan padi. Maksudnya adalah laba/Sisa hasil Usaha yang dihasilkan oleh koperasi akan dibagi kepada anggota.

b. Anggota koperasi berperan sebagai konsumen dan produsen.Agar koperasi berjalan, anggotanya harus berperan ganda, anggota harus aktif dalam menyimpan dana koperasi, dan melakukan pinjaman kepada koperasi.

c. Dasar sukarela, orang terhimpun dalam koperasi atau masuk menjadi anggota dengan dasar sukarela.Maksudnya adalah seseorang yang akan menjadi anggota koperasi atau yang ingin atau yang sudah menjadi anggota, bukan karena terpaksa, melainkan keinginanya sendiri untuk memperbaiki hidupnya.

d. Mengutamakan kepentingan Anggota.Maksudnya didalam koperasi menitikberatkan untuk kepentingan anggota bukan individu. karena tanpa anggota, koperasi tidak akan berjalan.e. Sebagai pelaksana demokrasi ekonomi pada masyarakat yang memiliki penghasilan rendah.

f. Memperhatikan pembangunan daerah lingkungan kerjanya.g. Badan usaha yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.h. Memiliki kemudahan dalam mendapatkan modal usaha.i. Setiap anggota memiliki hak suara yang sama, tidak berdasarkan besarnya modal yang disetor.

j. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khusunya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

k. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

l. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional.

m. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

n. Berperan dalam perekonomian Indonesia, terlihat dari : (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5) sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor.

Kekurangan Koperasi :

a. Keterbatasan dibidang permodalan.Bagi koperasi yang baru saja berdiri mungkin akan mengalami sedikit kesulitan modal untuk dapat berkembang.

b. Daya saing yang rendah, akibat dari kualitas produk yang dihasilkan anggota-anggotanya.Jika dibandingkan dengan badan usaha besar lainnya koperasi bisa dikatakan kalah bersaing dengan mereka.

c. Banyaknya anggota koperasi yang kurang sadar tentang hak dan kewajibannya dalam koperasi.Tidak semua anggota koperasi memiliki kesadaran penuh dalam berkoperasi, seperti tidak menyetorkan Iuran wajib terhadap koperasi.d. Kemampuan tenaga professional dalam pengelolaan koperasi.Sumber Daya Manusia yang tersedia terkadang kurang memiliki keahlian sehingga menyebabkan Kurangnya kerja sama antara pengurus, pengawas dan anggotanya dan masalah lainnya.e. Kurangnya kemampuan dalam pengurusan sehingga dapat memperlambat dalam kemajuan koperasi.

F. Perkembangan Koperasi di Indonesia

Perkembangan koperasi sudah memberikan banyak kontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Koperasi mengalami tingkat pertumbuhan yang cukup baik dalam 10 tahun terakhir ini. Sekarang ini, koperasi di Indonesia berjumlah sekitar 206.288 unit koperasi (per Juni 2014). Koperasi tersebut, sudah menyerap sekitar 463.141 tenaga kerja Indonesia. Volume usaha koperasi ini sudah mencapai sekitar 125 triliun (per Juni 2014).

Dalam pertumbuhan tersebut, intervensi pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan koperasi cukup besar. Hal ini dibuktikan dengan usaha kementerian koperasi dan UKM dalam mengupayakan pertumbuhan KUD. Kementerian koperasi dan UKM menargetkan KUD menguasai 40% distribusi pupuk bersubsidi. Tahap awal, distribusi pupuk tersebut akan dimulai dengan target 25%. Jika, proses distribusi tersebut berjalan dengan baik maka distribusi tersebut akan ditingkatkan menjadi 40%.

Upaya tersebut dilakukan karena Koperasi sangat dibutuhkan di dalam perekonomian Indonesia. Namun, upaya yang dilakukan kementerian koperasi dan UKM ini tidak cukup tanpa adanya pembenahan kompetensi SDM koperasi. Maka dari itu, untuk menunjang permasalahan ini kementerian koperasi dan UKM mencoba untuk memperbaiki kompetensi SDM koperasi.

1.2USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM)A. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) :

1. Pengertian UMKM

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.Selain itu, terdapat beberapa acuan definisi yang digunakan berbagai instansi di Indonesia, yaitu:a. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (di luar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omzet per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No.10 tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan aset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar.b. Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp 1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun.c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp 5 milyar. Sementara itu usaha kecil di bidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp 200 juta dan omzet per tahun kurang dari Rp 1 milyar (sesuai UU no.9 tahun 1995).d. Bank Indonesia menggolongkan usaha kecil dengan merujuk pada UU no 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah BI menentukan sendiri kriteria aset tetapnya dengan besaran yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200 juta s/d Rp 5 miliar) dan non manufaktur (Rp 200 60 juta).e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki pekerja 1-5 orang.Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 6-19 orang. Usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.2. Kriteria UMKMMenurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, kriteria UMKM digolongkan berdasarkan jumlah aset dan omzet yang dimiliki oleh sebuah usaha.

NOURAIANKRITERIA

ASETOMZET

1Usaha MikroMaks Rp50.000.000,00Maks Rp300.000.000,00

2Usaha KecilRp50.000.000,00 sampai Rp500.000.000,00Rp300.000.000,00 sampai Rp2.500.000.000,00

3Usaha MenengahRp500.000.000,00 sampai Rp10.000.000.000,00Rp2.500.000.000,00 sampai Rp50.000.000.000,00

Selain berdasarkan Undang-Undang tersebut, dari sudut pandang perkembangannya, Rahmana (2008) mengelompokkan UMKM dalam beberapa kriteria, yaitu :

a. Livelihood Activities, merupakan Usaha Kecil Menengah yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.b. Micro Enterprise, merupakan Usaha Kecil Menengah yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.c. Small Dynamic Enterprise,merupakan Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.

d. Fast Moving Enterprise, merupakam Usaha Kecil Menengah yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar (UB).3. Tujuan UMKM

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa Usaha Mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan. Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.

4. Ciri ciri Usaha Mikro

Usaha Mikro memiliki ciri ciri sebagai berikut :

Jenis barang usahanya tidak tetap, dapat berganti pada periode tertentu,

Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu waktu,

Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha,

Sumber daya manusia belum memiliki jiwa enterpreneur yang memadai,

Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah,

Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank, dan

Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).B. Prinsip Pemberdayaan UMKM

1. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM untuk berkarya dengan prakarsa sendiri,

2. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan,

3. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetisi UMKM,

4. Peningkatan daya saing UMKM, dan

5. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.C. Karakteristik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Karakteristik yang melekat pada UMKM merupakan kelebihan dan kekurangan UMKM itu sendiri. Beberapa kelebihan yang dimiliki UMKM adalah sebagai berikut.

a. Daya Tahan

Motivasi pengusaha kecil sangat kuat dalam mempertahankan kelangsungan usahanya karena usaha tersebut merupakan satu-satunya sumber penghasilan keluarga. Oleh karena itu pengusaha kecil sangat adaptif dalam menghadapi perubahan situasi dalam lingkungan usaha.

b. Padat Karya

Pada umumnya UMKM yang ada di Indonesia merupakan usaha yang bersifat padat karya. Dalam proses produksinya, usaha kecil lebih memanfaatkan kemampuan tenaga kerja yang dimiliki dari pada penggunaan mesin-mesin sebagai alat produksi.

c. Keahlian KhususUMKM di Indonesia banyak membuat produk sederhana yang membutuhkan keahlian khusus namun tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal. Keahlian khusus tersebut biasanya dimiliki secara turun-temurun. Selan itu, produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia mempunyai kandungan teknologi yang sederhana dan murah.d. Jenis Produk

Produk yang dihasilkan UMKM di Indonesia pada umumnya bernuansa kultur, yang pada dasarnya merupakan keahlian tersendiri dari masyarakat di masing-masing daerah. Contohnya seperti kerajinan tangan dari bambu atau rotan, dan ukir-ukiran kayu.e. Keterkaitan dengan Sektor PertanianUMKM di Indonesia pada umumnya masih bersifat agricultural based karena banyak komoditas pertanian yang dapat diolah dalam skala kecil tanpa harus mengakibatkan biaya produksi yang tinggi.f. PermodalanPada umumnya, pengusaha kecil menggantungkan diri pada uang (tabungan) sendiri atau dana pinjaman dari sumber-sumber informal untuk kebutuhan modal kerja (Tambunan, 2002:166).

Sedangkan kelemahan-kelemahan UMKM tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi oleh usaha tersebut. Kendala yang umumnya dialami oleh UMKM adalah adanya keterbatasan modal, kesulitan dalam pemasaran dan penyediaan bahan baku, pengetahuan yang minim tentang dunia bisnis, keterbatasan penguasaan teknologi, kualitas SDM (pendidikan formal) yang rendah, manajemen keuangan yang belum baik, tidak adanya pembagian tugas yang jelas, serta sering mengandalkan anggota keluarga sebagai pekerja tidak dibayar (Tambunan, 2002:169).

Menurut Lubis (2003) perusahaan skala kecil dan menengah memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut.

Kelebihan UMKM antara lain :

a. Tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai penyebab lainnya.

b. Tanpa subsidi dan proteksi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di indonesia mampu menambah nilai devisa bagi negara.

c. Usaha kecil yang informal mampu berperan sebagai penyangga (buffer) dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah.

d. Kemampuan menciptakan kesempatan kerja cukup banyak atau penyerapannya terhadap tenaga kerja.

e. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkannya.

f. Fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar yang pada umumnya birokratis.

g. Prosedur hukum yang sederhana.

h. Pajak relatif ringan, sebab yang dikenakan pajak bukanlah perusahaannya tetapi pengusahannya.

i. Mudah dalam proses pendiriannya.

j. Mudah untuk dibubarkan pada waktu yang dikehendaki.

k. Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu.

l. Pemilik menerima seluruh laba.

m. Umumnya mempunyai kecendrungan untuk bertahan.

n. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sangat cocok untuk didirikan oleh para pengusaha yang sama sekali belum pernah menjalankan suatu usaha atau belum pernah mencoba untuk mendirikan suatu usaha sehingga memiliki sedikit pesaing.

o. Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia.

p. Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.

q. Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.

r. Hubungan kemanusiaan yang akrab dididalam perusahaan kecil.

s. Terdapatnya dinamisme manajerial dan peranan kewirausahaan.

Sedangkan kelemahan UMKM antara lain :

a. Umumnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai/kas serta penelitian lainnya yang diperlukan dalam suatu aktivitas bisnis.

b. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian kemampuan serta alat-alat manajerial lainnya (perencanaan,pelaksanaan,serta pengendalian usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit oriented.

c. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai kekurangan dalam informasi, baik itu informasi pasar , produk dan informasi lainnnya yang berhubungan dengan bisnis.

d. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan order atau pesanan yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.

e. Terlalu banyak biaya- biaya yang diluar pengendalian serta hutang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan-ketentuan pembukuan standar.

f. Pembagian kerja pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja diluar batas jam kerja standar.

g. Kesulitan mengetahui kebutuhan modal kerja, sebab tidak dilakukan perencanaan kas.

h. Sering terjadi kelebihan persediaan barang yang tidak laku.

i. Resiko dan hutanghutang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.

j. Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik, dan kesempatan untuk mendapatkan kredit dari bank sangat kecil.D. Perkembangan UMKM di Indonesia

UMKM merupakan salah satu solusi dari permasalahan ekonomi di Indonesia yang tidak stabil. UMKM sangat membantu mengurangi pengangguran di Indonesia, karena UMKM menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan cara membuka usaha. Selain itu UMKM juga sebagai penyumbang tenaga kerja yang cukup banyak sehingga dapat meminimalisirkan pengangguran di Indonesia.

UMKM merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional karena UMKM biasanya memanfaatkan segala penunjangnya yang bersifat lokal, seperti sumber daya alam dan manusia lokal. Sehingga meminimalisirkan biaya pengimporan dan memaksimalkan pengeksporan. Di negara lain UMKM sangat berperan besar untuk perkembangan ekononominya, seperti di Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan Italila. Pemerintahan di sana sangat mendukung kebijakan-kebijakan mengenai UMKM untuk perkembangannya dan UMKM sangat membantu ketika terjadi krisis global.UMKM juga ternyata merupakan senjata ekonomi di berbagai negara berkembang untuk meningkatkan pendapatan negara tersebut.UMKM di Indonesiasangat mendominasi dalam dunia usaha, namun sayangnya pembiayaan untukUMKM di Indonesia masih mengalami kendala. Pada Konferensi Internasional 2014 mengenai UMKM yang diselenggarakan di Yogyakarta, terungkap bahwa Indonesia baru mampu membiayai UMKM sebanyak seperlima atau sekitar 20 persen dari kredit yang disalurkan perbankan dengan total hingga bulan Februari 2014 sebanyak 640 triliyun rupiah.

Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami pertumbuhan jumlah yang sangat pesat dengan penyerapan tenaga kerja mencapai lebih dari 90% dari total tenaga kerja di Indonesia dengan didominasi oleh anak muda dan wanita. UMKM di Indonesia mampu menyumbangkan kemajuan pertumbuhan ekonomi nasional dengan ekspornya.

Kendala-kendala UMKM di Indonesia adalah sebagai berikut:

a.Teknologi Indonesia belum maju untuk pasaran global.

b.Rendahnya keahlian dan kemampuan tenaga kerja.

c.Kurangnya pengetahuan strategi bisnis global.

d.Kurangnya pengetahuan tentang pasar.

e.Terbatasnya dalam mengakses modal.

Daya saing pasar global memang ketat. Dilihat dari kemampuan pengeksporan Indonesia masih kalah dengan negara berkembang lain seperti India. Indonesia belum menguasai strategi pemasaran global sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM dalam rangka menambah pengetahuan tentang daya saing pasar global dan strategi pemasaran.

Pada tahun 2011, dalam rangka pemberdayaan UMKM di Indonesia, Bank Indonesia mengembangkan filosofi lima jari (five finger philosophy), maksudnya setiap jari mempunyai peran masing-masing dan tidak dapat berdiri sendiri serta akan lebih kuat jika digunakan secara bersamaan.

a. Jari jempol, mewakili peran lembaga keuangan yang berperan dalam intermediasi keuangan, terutama untuk memberikan pinjaman / pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah serta sebagaiAgents of development(agen pembangunan).b. Jari telunjuk, mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia yang berperan dalam Regulator sektor riil dan fiskal, Menerbitkan ijin-ijin usaha, Mensertifikasi tanah sehingga dapat digunakan oleh UMKM sebagai agunan, menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber pembiayaan.c. Jari tengah, mewakili katalisator yang berperan dalam mendukung perbankan dan UMKM, termasukPromoting Enterprise Access to Credit(PEAC)Units, perusahaan penjamin kredit.d. Jari manis, mewakili fasilitator yang berperan dalam mendampingiUMKM khususnya usaha mikro, membantuUMKM untuk memperoleh pembiayaan bank, membantu bank dalam hal monitoring kredit dan konsultasi pengembangan UMKM .e. Jari kelingking, mewakiliUMKM yang berperan dalam pelaku usaha, pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.