BAB 2 HC - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00377-ka 2.pdf · langkah keamanan...
Transcript of BAB 2 HC - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00377-ka 2.pdf · langkah keamanan...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Informasi Jasa
2.1.1 Pengertian SIA
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Jones and Rama
(2006, p5) : “The accounting information system is a subsystem of MIS that
provides accounting and financial information, as well as other
information obtained in the routine processing of accounting transactions”.
Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: Sistem Informasi Akuntansi
merupakan subsistem dari Sistem Informasi Manajemen yang menyediakan
informasi akuntansi dan keuangan, sama seperti informasi lainnya yang
diperoleh dari proses transaksi akuntansi harian.
2.1.2 Pengertian SIS
Menurut http://www.ncdhhs.gov/aging/dsinven.htm, “The
services information system is a file of information from the basic client
information record. This file contains demographic information an
information about services authorized and provided throuh local
departments of social services and their providers”. Yang diterjemahkan
9
bahwa Sistem Informasi Jasa adalah sebuah file informasi dari dasar
catatan informasi klien. File ini berisi informasi demografis, sebuah
informasi tentang otorisasi jasa dan disediakan melalui departemen lokal
dari layanan social dan penyediaannya.
2.1.3 Komponen SIA
Menurut Romney (2006, p6-7), terdapat 6 komponen dalam
sistem informasi akuntansi, yaitu :
1. “The people who operate the system and perform various functions”.
Yang berarti orang yang mengoperasikan sistem dan melakukan
bermacam-macam tugas.
2. “The procedures and instructions, both manual and automated,
involved in collecting, processing, and sorting data about the
organization’s activities”. berarti prosedur-prosedur dan instruksi-
instruksi, baik manual maupun otomatisasi, termasuk pengumpulan,
pemrosesan, dan penyimpanan data mengenai kegiatan perusahaan.
3. “The data about the organization’s data”. Yang berarti data mengenai
organisasi dan proses bisnisnya.
4. “The software used to process the organization’s data”, yang berarti
software yang dapat digunakan untuk memproses data organisasi.
10
5. “The information technology infrastructure, including computers,
peripheral devices and network communications devices”. Yang berarti
infrastructur teknologi informasi termasuk komputer, perangkat
tambahan, dan perangkat jaringan komunikasi yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, memproses, serta mengirim data dan
informasi.
6. “Internal controls and security measures to secure data in accounting
information systems”. Yang berarti pengendalian internal dan langkah-
langkah keamanan yang mengamankan data dalam sistem informasi
akuntansi.
2.1.4 Kegunaan SIA
Menurut Jones and Rama (2006, p6-7), kegunaan sistem
informasi akuntansi ada 5, yaitu :
1. Producing External Report (Memproduksi Laporan Eksternal)
“Businesses use an accounting information systems to produce special
reports to satisfy information needs of investors, creditors, tax
collectors, regulatory agencies and others”. Yang berarti bisnis
menggunakan sistem informasi akuntansi untuk memproduksi laporan
khusus untuk memuaskan kebutuhan dari investors, pemberi kredit
(creditors), penagih pajak, agen-agen yang berkaitan, dan lain-lain
11
2. Support Routine Activities (Mendukung Aktivitas Rutin)
“Manages need an acounting information system for handling routine
operating activities during the firm’s operating cycle”. Yang berarti
manajer membutuhkan sistem informasi akuntansi untuk menangani
aktivitas operasi rutin selama siklus operasi perusahaan.
3. Decision Support (Mendukung Keputusan)
“Information is also needed for routine decision support at all levels of
an organization”. Yang berarti informasi juga dibutuhkan untuk
mendukung keputusan rutin pada semua tingkatan dalam organisasi.
4. Planning and Control (Perencanaan dan Pengendalian)
“An information system is required for planning and control activities
as well. Information concerning budgets and standard cost is stored by
the information system, and reports are designed to compare budget
figures to actual amount”. Yang berarti sistem informasi dibutuhkan
untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian yang baik. Informasi
memperhatikan anggaran dan biaya standar yang disimpan oleh sistem
informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan gambaran
anggaran dengan jumlah yang sebenarnya.
5. Implementing Internal Control (Implementasi Pengendalian Internal)
“Internal control includes the policies, procedures, and information
system used to protect a company’s assets from loss or embezzlement
12
and to maintain accurate financial data. It is possible to build controls
into a computerized accounting information system to help reach these
goals” Yang berarti pengendalian internal yang meliputi kebijaksanaan,
prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset
perusahaan dari kerugian atau penggelapan dan untuk memelihara data
finansial yang akurat. Hal ini memungkinkan untuk membangun
pengendalian di dalam sebuah sistem informasi akuntansi untuk
membantu mencapai tujuan tersebut.
2.1.5 Pengertian Analisis Sistem
Menurut Jones dan Rama (2006, p568) : “ System analysis is the
next phase of system development”. Yang dapat diterjemahkan sebagai
berikut: “Analisis sistem adalah tahap lanjutan dari pengembangan sistem”.
2.1.6 Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Romney dan Steinbart (2006, p792): “System design is
the process of preparing detail specifications for development of a new
information system”. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:
“Perencanaan sistem adalah suatu proses detail spesifikasi untuk
mengembangkan sebuah sistem informasi yang baru”.
13
2.2 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Berbasis Object Oriented
2.2.1 Pengertian UML (Unified Modelling Language)
Menurut Jones dan Rama (2006, p60): “Unified Modelling
Language (UML) is a language used for specifying, visualizing,
constructing, and documenting an information system”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: “Unified Modelling Language adalah
sebuah bahasa yang digunakan untuk menetukan, menggambarkan,
membangun, mendokumentasi sebuah sistem informasi”.
Menurut Larman (2005, p4), UML adalah Notasi untuk membuat
model sistem dengan menggunakan konsep object oriented.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
Unified Modelling Language adalah suatu bahasa pemodelan berorientasi
objek yang digunakan untuk menentukan, menggambarkan, membangun,
dan mendokumentasi sebuah pembangunan sistem informasi.
2.2.2 UML Activity Diagram
2.2.2.1 Identifikasi Event
Menurut Jones dan Rama (2006, p21-22) terdapat
beberapa pedoman dalam mengidentifikasi event. Pedoman-
pedoman tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
14
1. “Recognize the first event in a process when a process a
person or department within an organization becomes for an
activity”. Yang berarti kenali event pertama dalam proses
yang timbul ketika seseorang atau departemen dalam
organisasi bertanggung jawab terhadap sebuah aktivitas.
2. “Ignore activities that do not require participation by an
internal agent”. Yang berarti acuhkan aktivitas yang tidak
membutuhkan partisipasi seorang agen internal.
3. “Recognize a new event when responsibility is transferred
from one internal agent to another”. Yang berarti kenali
sebuah event baru ketika tanggung jawab diberikan oleh satu
agen internal ke agen lain.
4. “Recognize a new event when a process has been interrupted
and resumed later by the same internal agent”. Yang berarti
kenali event baru ketika suatu proses berhenti dan kemudian
dilanjutkan oleh agen internal yang sama.
5. “Use an event name and description that reflects the broad
nature of the event”. Yang berarti gunakan nama event dan
jelaskan dampak atau peranan event tersebut secara umum.
2.2.2.2 Pengertian workflow table
Menurut Connolly dan Begg (2005, p621): “Workflow
table is an activity involving the coordinated execution of multiple
tasks performed by different processing entities”. Yang dapat
15
diterjemahkan sebagai berikut: “Workflow table merupakan suatu
aktivitas yang melibatkan pelaksanaan yang terkoodinasi dalam
suatu entitas”.
Menurut Jones dan Rama (2006, p73): “Workflow table is
information in a simple two-column format. The actors
performing specific activities are listed in the coloumn on the left.
The corresponding activities are listed on the right”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: “Workflow table merupakan tabel
berkolom dua yang mengidentifikasikan aktor dan kegiatan dalam
sebuah proses. Actor yang menampilkan aktivitas spesifik disusun
ke dalam kolom sebelah kiri. Sedangkan aktivitas korespondensi
disusun ke dalam kolom sebelah kanan”.
Jadi workflow table merupakan suatu tabel berisi aliran
transaksi dalam suatu proses bisnis yang menjelaskan hubungan
aktor-aktor dan aktivitas dalam suatu proses bisnis.
2.2.2.3 Pengertian Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p60): “Activity diagram
plays the role of a ‘map’ in understanding business processes by
showing the sequence of activities in the process”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: “Diagram aktivitas memainkan
16
peran sebuah ‘peta’ dalam memahami proses bisnis dengan
memperlihatkan urutan aktivitas-aktivitas dalam proses”.
2.2.2.4 Klasifikasi UML Activity Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p61), activity diagram
dibagi menjadi dua yaitu :
2.2.2.4.1 Overview Activity Diagram (OAD)
Menurut Jones dan Rama (2006, p61): “The
overview activity diagram presents a high level of the
business process by documenting the key events, the
sequence of these events, and the information flows
among these events”. Yang dapat diterjemahkan
sebagai berikut: “Overview activity diagram adalah
diagram yang menggambarkan tampilan level tinggi
dari proses bisnis dengan mendokumentasikan
kejadian-kejadian yang penting, urutannya, dan
informasi yang menyerupai kejadian tersebut”.
Menurut Jones dan Rama (2006, p65) dalam
menyiapkan overview activity diagram terdapat
langkah-langkah sebagai berikut :
17
a. Membaca narasi dan mengidentifikasi event-event
yang penting.
b. Mencatat narasi secara jelas untuk
mengidentifikasi event-event yang terlibat di
dalamnya.
c. Menggambarkan aktor yang terlibat dalam proses
bisnis yang terjadi.
d. Membuat diagram masing-masing event dan
menunjukkan urutan event yang terjadi.
e. Menggambarkan dokumen yang dibuat dan
digunakan dalam proses bisnis, serta
menggambarkan aliran informasi dari dokumen
tersebut.
f. Menggambarkan table files yang dibuat dan
digunakan dalam proses bisnis, serta
menggambarkan aliran informasi dari files
tersebut.
2.2.2.4.2 Detailed Activity Diagram (DAD)
Menurut Jones dan Rama (2006, p61): “The
detailed activity Diagram is similar to a map of a city
town. It provides a more detailed respentation of the
activities associated with the one or two events shown
18
on the overview diagram”. Yang dapat diterjemahkan
sebagai berikut: “Detailed activity diagram adalah
diagram yang menggambarkan aktivitas yang saling
berhubungan secara rinci dengan satu atau dua event
yang terdapat pada overview diagram”.
Menurut Jones dan Rama (2006, p80) dalam
menyiapkan Detailed Activity Diagram terdapat
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencatat narasi untuk menunjukkan aktivitas
b. Menyiapkan workflow table
c. Mengidentifikasikan detailed diagram yang
dibutuhkan.
2.2.3 UML Class Diagram
2.2.3.1 Pengertian Class Diagram
Menurut Mathiassen, Madsen, Nielsen dan Stage (2000,
p336) “Class diagram describes a collection of classes and their
structural relationship”. Dari definisi tersebut dapat diartikan:
“Diagram yang menggambarkan kelas dan hubungan-hubungan
stuktural”.
Menurut Whitten, Bentley dan Dittman (2004, p455)
“Class diagram is a graphical deciption of system’s static object
19
structure, showing object classes that the system’s static object
structure, showing object classes that the system is composed of
as the relatinship between those object classes”. Dari definisi
tersebut dapat diartikan: “Class Diagram adalah gambaran dari
struktur objek dalam sistem yang menunjukkan kelas objek bahwa
sistem tersusun atas kelas objek yang memiliki hubungan”.
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Class Diagram adalah diagram yang menggambarkan kelas dan
struktur objek bahwa sistem tersusun atas kelas objek yang
memiliki hubungan-hubungan struktural.
2.2.4 Usecase Diagram
2.2.4.1 Pengertian Usecase Diagram
Menurut Jones dan Rama (2006, p267): “A usecase
diagram is a graphical presentation that can provide a list of use
cases that occur in a application”. Dari definisi diatas dapat
diterjemahkan sebagai berikut: Usecase diagram adalah daftar
dari usecase yang terjadi dalam aplikasi dan mengidentifikasi
tanggung jawab aktor untuk setiap usecase.
20
2.2.4.2 Pengertian Actor
Menurut Bennett (2006, p648): “Actor is an external entity
of any form that interacts with the system. Actors maybe physical
devices, humans, or information systems”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: Actor adalah sebuah external
entity dari form-form yang berinteraksi dengan sistem. Actor bisa
merupakan alat fisik, manusia, atau sistem informasi.
Menurut Jones dan Rama (2006, p267), “An actor can be
a person, a computer, or event another system, but we will focus
on human actors”. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Actor bisa berupa orang, komputer, atau event sistem lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahawa actor adalah orang yang berinteraksi secara langsung
dengan sistem.
2.2.5 Rancangan Database
2.2.5.1 Pengertian Rancangan Database
Menurut Connolly dan Begg (2005, p291): “Database
seginis the process of creating a design that will support the
enterprise’s mission statement and mission objectives for the
required database system”. Yang dapat diterjemahkan sebagai
21
berikut: “Perancangan Basis data adalah proses pembuatan sebuah
rancangan untuk sebuah basis data yang mendukung operasi dan
tujuan dari perusahaan”.
Menurut Jones dan Rama (2006, p156), “A database is
comprehensive collection of related data.” Yang berarti bahwa
database adalah kumpulan data-data yang berkaitan.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa database adalah kumpulan data-data berbasis komputer
yang saling berkaitan untuk mendukung operasi dan tujuan dari
perusahaan.
2.2.5.2 Tahapan Rancangan Database
Perancangan basis data dibagi menjadi tiga tahapan utama,
yaitu conceptual database design, logical database design dan
physical database design.
a. Conceptual Database Design
Conceptual Database Design adalah proses
membangun model data dari informasi yang diperoleh dalam
sebuah organisasi, tetapi bebas dari semua pertimbangan fisik.
Conceptual Database Design merupakan tahapan
pertama dari tahapan perancangan basis data dan menciptakan
22
model data konseptual dari bagian perusahaan yang akan
dibuat basis datanya. Model data dibuat dengan menggunakan
dokumen dari spesifikasi kebutuhan pemakai.
b. Logical Database Design
Logical Database Design adalah proses membangun
sebuah model dari informasi yang diperoleh dari sebuah
organisasi berdasarkan model data khusus, tetapi bebas dari
halaman yang berkaitan dengan DBMS dan pertimbangan fisik
lainnya.
Pada tahap ini, model data konseptual yang dibangun
pada tahap sebelumnya dipetakan pada model data logical.
Model data logical didasarkan pada target model data atau
basis data.
c. Physical Database Design
Physical Database Design merupakan proses
pembuatan deskripsi dari suatu implementasi basis data pada
secondary storage (media penyimpanan), halaman ini
mendeskripsikan hubungan utama, organisasi file dan indeks
yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses ke dalam data
dan hubungan integritas constraint (associated integrity
constraint) yang lainnya dan halaman yang berkaitan dengan
keamanan (security measures). Physical Database Design
23
merupakan tahap ketiga dan terakhir dari proses perancangan
basis data. Dimana perancang memutuskan bagaimana basis
data tersebut diimplementasikan.
Secara garis besar, tujuan utama dari Physical
Database Design adalah untuk mengimplementasikan secara
fisik dari logical database design.
2.2.5.3 Pengertian SQL
Menurut Sibero (2010, p44), “SQL (Structure Query
Language) adalah suatu bahasa standar yang digunakan oleh
aplikasi untuk berkomunikasi dengan database server.”
Menurut Wahana (2008, p2), “SQL adalah sebuah
DBMS (Database Management System) yang dibuat oleh
Microsoft untuk berkecimpung dalam persaingan pengolahan
data.”
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa SQL adalah merupakan salah satu DBMS yang
digunakan untuk berkomunikasi dengan database server.
24
2.2.6 Rancangan Formulir
2.2.6.1 Pengertian rancangan formulir
Menurut Jones and Rama (2006, p288): “Form is a
formatted document containing blank fields that users can fill in
the with data”, yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:
dokumen yang terformat yang terdiri dari bagian yang kosong
yang diisi oleh penggunanya.
2.2.6.2 Jenis Tipe Input Formulir
Menurut Jones and Rama (2006, p262-263), ada tiga jenis
input form yaitu single record entry forms, tabular entry forms,
dan multi-table entry forms.
a. Single-record entry forms
Digunakan untuk memasukkan atau mengubah sebuah single
record dalam sebuat tabel.
b. Tabular entry forms
Digunakan untuk memasukkan dan mengubah beberapa
record dalam sebuah tabel.
25
c. Multi-table entry forms
Digunakan untuk memasukkan atau mengubah beberapa
record dalam beberapa tabel yang saling berhubungan.
2.2.6.3 Elemen Penting Formulir
Menurut Jones and Rama (2006, p271-272), ada enam
elemen penting dalam formulir, yaitu :
a. Text Boxes
“Text boxes are spaces on a form that are used to entry
information that is added to a table or to display information
that is read form a table”. Yang dapat diterjemahkan sebagai
berikut: Text boxes ialah ruang atas formulir yang digunakan
untuk meng-entry informasi yang ditambahkan pada tabel atau
pada tampilan informasi yang terbaca dari tabel.
b. Labels
“Labels help the user understand what information needs to
be entered”. Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Labels membantu pengguna mengerti informasi apa yang
perlu dicatat.
26
c. Look-Up Features
“Look-up features is frequently added to text boxes that are
used for entering foreign keys”. Yang dapat diterjemahkan
sebagai berikut: Look-up features seringdi tambahkan pada
text-boxes yang digunakan untuk memasuki foreign keys.
d. Command Buttons
“Command buttons are used to perform an action”. Yang
dapat diterjemahkan sebagai berikut: Command buttons
digunakan untuk melakukan suatu tindakan.
e. Radio Button
“Radio button allow users to select one of a set of option”.
Yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: Radio button
memperbolehkan pengguna untuk memilih salah satu dari
beberapa pilihan.
f. Check Boxes
“Check boxes are similar to radio button, but more than one
option can be selected”. Yang dapat diterjemahkan sebagai
berikut: Check boxes adalah serupa dengan radio button,
tetapi dapat memilih lebih dari satu pilihan.
27
2.2.7 Rancangan Layar
2.2.7.1 Pengertian Rancangan Layar
Menurut Jones and Rama (2006, p271), ”Form interface
elements are objects on form used for entering information of
performing actions. All aspects of the form are control by the
interface elements. Some of these objects provide or opportunity
to improve internal control over data elements”, Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: Tampilan layar merupakan elemen
dari objek pada formulir yang digunakan untuk memasukkan data
atau informasi lewat perintah. Semua aspek dari formulir
dikendalikan dari elemen tampilan layar. Beberapa objek tersebut
diberikan kesempatan untuk mengembangkan pengendalian
internal melebihi elemen data.
2.2.7.2 Elemen Rancangan Layar
Menurut Mathiassen (2000, p158), elemen-elemen yang
terdapat dalam merancang layar adalah :
1. Screen Layout. Berisi menu selection, karekter set, tulisan,
warna, gambar, dan presentasi yang berisi urutan elemen.
28
2. Input and Output. Berisi tampilan keyboard, control cursor,
spesial alat lain, tanggapan dari waktu dan frekuensi update
layar.
3. Action Sequences. Berisi manipulasi langsung, clik,
perpindahan syntax dan urutan perintah suatu fungsi.
4. Training. Berisi bantuan secara langsung, pembelajaran dan
users manual.
2.2.8 Rancangan Laporan
2.2.8.1 Pengertian Rancangan Laporan
Menurut Jones dan Rama (2006,p201) “Report is a
formatted organized presentation of data”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: Rancangan Laporan adalah
penyajian data yang telah terstruktur dan terorganisir.
2.2.8.2 Elemen Rancangan Laporan
Menurut Jones and Rama (2006, p.214-215), ada 5 elemen
yang terdapat dalam rancangan laporan, yaitu :
1. Label Boxes and Text Boxes
29
“Two elements of any report labels and data. In Microsoft
Access these elements are refered to as label boxes and text
boxes”, yang berarti Label boxes and text boxes merupakan 2
elemen utama dari segala laporan label dan data. Dalam
Microsoft Access, elemen-elemen ini ditunjukkan kepada label
boxes dan text boxes.
2. Grouping Attribute
“Grouped reports are grouped by something”, yang berarti
kelompok laporan yang dikelompokkan oleh sesuatu.
3. Group Header
“The Grouped Header can be used to present informations
that is command to the group”, yang berarti grouped header
digunakan untuk menyajikan informasi yang umum pada
grup.
4. Grouped Detail
“Transation pertaining to the grouped are listed in the
grouped detail section”, yang berarti transaksi terjadi pada
grup yang didaftarkan didalam kelompok secara rinci.
5. Grouped Footer
“Grouped footer can also be used to provide useful
information in the grouped reports”, yang berarti grouped
footer juga dapat digunakan untuk menyediakan informasi
yang berguna di dalam kelompok laporan.
30
2.2.8.3 Pengertian Crystal Report
Menurut Yuswanto dan Subari (2007, p258), “Crystal
Report designer merupakan fasilitas yang ada pada fasilitas
Visual Basic.Net digunakan untuk menentukan sumber data
laporan, memilih dan mengelompokkan record data yang
ingin ditampilkan, dan untuk membuat format obyek serta
layout laporan.
2.2.9 Navigation Diagram
Menurut Mathiassen (2000, p344), ”Navigation diagram is a
special kind of statechart diagram that focuses only the overall dynamics of
the user interface”, yang dapat diterjemahkan sebagai berikut: Navigation
diagram adalah suatu statechart diagram yang khusus yang menekankan
terhadap keseluruhan perubahan dari user interface.
2.3 Teori Khusus
2.3. 1 Pengertian Jasa
Menurt Kotler dan Amstrong (2006, p219): “A Service is any
activity or benefit that one party can offer to another which is essentially
intangible and does not result in the ownership of anything”. Yang dapat
diterjemahkan sebagai berikut: “Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan
31
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada
dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun”.
2.3.2 Karakteristik Jasa
Secara umum jasa mempunyai 4 Karakteristik yang
membedakannya dengan barang menurut Kotler dan Amstrong (2006,
p243-245) yaitu
1. Tidak berwujud (Intangible)
Jasa tidak bias dilihat, dicicipi, dirasakan, didengar, dan dibaui sebelum
dibeli. Misalnya: orang yang akan memakai bedah plastik tidak dapat
melihat hasilnya sebelum pembelian jasa itu. Penumpang pesawat
terbang tidak mempunyai apapun kecuali selembar tiket dan janji untuk
sampai tempat tujuan dengan aman.
2. Tidak dapat dipisahkan (Inseparibility)
Jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya, apakah penyedia tadi
adalah orang atau mesin. Bila karyawan jasa menyediakan jasa, maka
karyawan itu merupakan bagian dari jasa.
3. Bervariasi (Variability)
Kualitas jasa tergantung pada siapa yang menyediakan jasa, dan waktu,
tempat, dan bagaimana cara mereka disediakan. Misalnya: beberapa
hotel, katakanlah Marriot, memiliki reputasi untuk penyedian jasa yang
lebih baik dari lainnya.
32
4. Tidak Tahan Lama / Mudah Lenyap (Perishability)
Jasa tidak dapat disimpan untuk penjualan atau pemakaian yang akan
dating. Misalnya: beberapa dokter meminta bayaran kepada pasien
karena tidak menepati janjinya, sebab nilai jasa ada pada saat itu juga
dan hilang jika pasien itu tidak datang.
2.3.3 Transaksi dan Pencatatan Akuntansi pada Perusahaan Jasa
2.3.3.1 Arus Transaksi Bisnis
Menurut pendapat Waren, Reeve, Fess (2005, p70-71),
transaksi terjadi bermula ketika manajer atau karyawan
memberikan persetujuan otorisasi atas transaksi. Kemudian
transaksi tersebut dilakukan. Pihak-pihak yang terlibat dalam
transaksi ini biasanya menyiapkan dokumen yang menjelaskan
rincian transaksi. Dokumen-dokumen inilah yang menjadi dasar
untuk menganalisa dan mencatat transaksi.
Transaksi pertama-tama akan dicatat ke dalam jurnal.
Kemudian secara periodik, ayat jurnal tersebut dipindahkan ke
akun-akun pada buku besar. Proses pemindahan debit dan kredit
ini dari ayat jurnal ke akun-akun dinamakan pemindah bukuan
atau posting.
33
2.3.4 Pengertian Jasa Transportasi
Menurut Amir M.S (2005, p119) Usaha Jasa Transportasi adalah
usaha yang bertujuan mewakili tugas pengirim barang
(Consignor/Shipper/Exporter) ataupun mewakili tugas penerima barang
(Consignee/Importer) yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman
barang ekspor maupun impor baik melalui darat, laut maupun udara.
2.3.5 Pengertian Ekpedisi Muatan Kapal laut
Ekspedisi Muatan Kapal Laut adalah suatu perusahaan atau
perseorangan yang menyelenggarakan usaha mengurus berbagai macam
dokumen dan formalitas yang diperlukan guna memasukkan dan
mengeluarkan barang dari kapal dan ke pelabuhan. Dalam hal pengiriman
muatan ekspor, tugas dan kewajibab ekspeditur terbatas sampai pemuatan
barang ke dalam kapal dan penyebaran Bill of Loading (B/L). dalam hal
mengurus muatan impor dari pelabuhan, ekspeditur membuat dokumen-
dokumen impor berupa Pemberitahuan Impor Untuk Dipakai (PIUD),
pembayaran bea masuk, pembayaran biaya dan pengeluaran lainnya,
sampai barang dapat dikeluarkan dari gudang pabean untuk deserahkan ke
pemiliknya.
Aktivitas pekerjaan seperti itu menyebabkan perusahaan
Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) memiliki armada angkutan darat
sendiri dengan maksud memudahkan dan menekan biaya pengangkutan
34
barang. Usaha sampingan trucking ini dapat menambah pendapatan EMKL
dan selanjutnya menumbuhkan usaha Freight Forwarding (FF). aktivitas
ini meliputi penyediaan semua keperluan pengapalan mulai dari sortasi
barang (pemilihan jenis barang sesuai klarifikasi tarif bea uang tambang),
packing (pengemasan barang dalam kemasan yang sesuai bagi
pengangkutan samudera), cargo documentation (penyiapan dan pembuatan
dokumen-dokumen pengapalan) sampai kepada perolehan izin ekspor kalau
diperlukan.
2.3.6 Teori-teori dalam Pengiriman Barang
Menurut McLeod (2001) ada beberapa pengertian penting yang
berkaitan dengan pengiriman barang, yaitu :
1. Shipper adalah pelanggan ritel atau korporat yang memanfaatkan jasa
layanan pengiriman barang.
2. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia jasa
layanan pengiriman barang.
3. Agent adalah pihak penyedia layanan pengiriman barang yang
bertanggung jawab atas pengiriman barang setelah barang berangkat
dari pelabuhan untuk selanjutnya dikirimkan kepada consignee.
4. Notify adalah pihak yang bertanggung jawab atas penerimaan barang.
35
5. Shipping / shipment adalah kegiatan pengiriman barang yang
melibatkan shipper, penyedia jasa, consignee, dan armada
pengangkutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman barang.
6. Shipping Intruction adalah surat perintah pengiriman barang yang
diberikan oleh shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.
7. Bill of Lading adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan tanda
nomor tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia jasa
pengiriman barang dan armada pengangkutan laut mitra bisnisnya.
8. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan
oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang kepada client atau agent.
9. Manifest adalah pembukuan, pendataan, atau laporan yang dihasilkan
dari data-data order transaksi yang terjadi, biasanya dibuat di dalam
suatu periode tertentu.
10. Packing List adalah dokumen dengan tanda nomor tertentu yang berisi
informasi barang-barang yang telah di Packing ke dalam suatu package
yang sama.
2.3.1 Peti Kemas
2.3.7.1 Pengertian Peti Kemas
Menurut Amir M.S (2005, p113) Peti Kemas adalah peti
yang terbuat dari logam ke dalam mana barang-barang yang lazim
disebut muatan umun (General Cargo) dimasukkan. Sejak
36
pemuatan sampai kepada pembongkaran (bahkan sampai ke
tempat yang dituju) barang-barang yang di kirim dengan peti
kemas tidak dijamah orang, karena dengan peti itu barang dimuat
ke atas kapal dan bersama peti itu pula barang dibongkar dari
dalam kapal dan diturunkan ke darat.
Peti kemas mula-mula diperkenalkan di Amerika Serikat
pada tahun 1958. Keuntungan penggunaan peti kemas dalam
pengangkutan barang-barang adalah :
1. Muat-bongkar dapat dilakukan dengan cepat dibandingkan
dengan muat-bongkar barang-barang dengan pengepakan
konvensional.
2. Menurunnnya persentase kerusakan karena barang-barang
disusun secara mantap di dalam peti kemas dan hanya
disentuh pada saat pengisian dan pengosongan peti kemas
tersebut saja.
3. Berkurangnya persentase barang-barang yang hilang karena
dicuri ( Thieft & Pilferage ) karena barang-barang tertutup di
dalam peti kemas dari logam itu.
4. Memudahkan pengawasan oleh pemilik barang ( Shipper )
yang bila perlu dapat menyimpan barangnya ke dalam Peti
Kemas di arena pergudangan sendiri. Begitupun si penerima
dapat dengan mudah mengawasi pembongkaran di arena
37
pergudangannya sendiri ( Door to door service ), bilamana di
kehendakinya.
5. Dapat dihindarkan percampuran barang-barang yang
sebenarnya tidak boleh bercampur satu sama lain.
2.3.7.2 Jenis-jenis Peti Kemas
Menurut Amir M.S (2005, p115-116) Dikenal ada
beberapa macam jenis Peti Kemas, antara lain:
1. RORO ( Roll On Roll Off )
Roro adalah Peti-Kemas yang beroda, bahkan ada kalanya
bermesin snediri sehingga pemuatannya ke dalam kapal
maupun pembongkarannya hanya memerlukan waktu singkat
karena kalau dia beroda tinggal menarik saja sedangkan kalau
bermesin sendiri akan bias dikemudikan masuk dan keluar
dari perut kapal. Perkembangan Peti-Kemas jenis Roro pesat
sekali karena memang dirasakan sangat praktis.
2. LASH = Lighters Aboard Ships ( Peti Kemas Apung )
Lash adalah tongkang-tongkang atau barges baik bermesin
sendiri maupun harus ditarik, yang dipakai untuk menyimpan
muatan. Tongkang-tongkang sebagai Peti-Kemas dan
diangkut dengan kapal yang khusus untuk itu. Singkatnya
Lash ini adalah juga Peti-Kemas, tetapi pembongkarnnya bisa
38
dilakukan ditengah laut karena mampu diambangkan di atas
air dan kemudian dengan menggunakan kapal tunda (untuk
yang tidak bermesin sendiri), ditarik ke tempat tujuan.
Tongkang diperlengkapi dengan mesin sendiri, maka begitu
dia mengambang di air, dengan tenaga pendorongnya sendiri
tongkang itu akan berlayar ke pelabuhan tujuan tanda
kesulitan.
3. Sea-Train ( Peti Kemas Apung Berangkai )
Sea Train atau Seabee adalah sama dengan LASH di atas,
yaitu tongkang-tongkang dan barges-barges yang besar yang
berfungsi sebagai Peti-Kemas di laut.
2.3.7.3 Beberapa Masalah Peti Kemas
Menurut Amir M.S (2005, p117) Disamping keuntungan
yang diperoleh dari penggunaan peti-kemas, sesungguhnya peti-
kemas menimbulkan masalah-masalah yang rumit khususnya bagi
negara-negara berkembang seperti Indonesia ini.
Masalah-masalah itu antara lain sebagai berikut:
1. Suatu Peti-Kemas yang berkapasitas isi rata-rata antara 15
samapi 20 ton sudah barang tentu memerlukan peralatan
muat-bongkar di darat maupun di atas kapal dengan kapasitas
39
yang sesuai seperti Derek darat maupun Derek kapal yang
berkapasitas di atas 20 ton.
2. Barang-barang yang dimuat dengan Peti-Kemas, apalagi
bilamana pengangkutan didasarkan pada kontrak angkutan
Door to Door, sesungguhnya sudah tidak memerlukan
gudang-gudang pelabuhan tetapi sebaliknya memerlukan
dermaga untuk pelaksanaan muat-bongkar serta terminal Peti-
Kemas yang luas di wilayah pelabuhan (Container’s Yard)
sebagai lapangan penumpukan Peti-Kemas.
3. Peti-Kemas dengan kapasitas 20 ton itu jelas memerlukan
alat-angkut darat pelabuhan seperti Trailer dengan kapasitas
di atas 20 ton. Sebagai konsekuensi logis diperlukan
perombakan struktur dan daya tahan raya yang sesuai untuk
keperluan Peti-Kemas ini. Dengan adanya kemungkinan
kontrak pengangkutan bersyarat Door to Door maka dengan
sendirinya memerlukan pula perluasan dan perombakan
urusan kepabeanan dan dokumen pengangkutan serta kondisi
perasuransian.