Bab 2. Evaluasi Diri

39
BAB II LAPORAN EVALUASI DIRI Rangkuman Evaluasi diri jurusan budidaya hutan disusun dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menemu kenali fenomena masalah dan akar masalah yang selanjutnya dilakukan pembenahan dan perbaikan mutu layanan baik akademik maupun administrasi. Penyusunan evaluasi diri diawali dengan pembentukan task force dengan melibatkan seluruh civitas akademika yang ada di tingkat universitas, fakultas dan jurusan budidaya hutan. Proses penyusunan evaluasi diri dilakukan oleh taskforce yang dibentuk oleh Dekan, yang terdiri dari tim pengumpul data, tim analisis data dan tim penyusun serta tim pengembangan program. Semua pihak telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari tingkat dosen, staf administrasi dan mahasiswa. Dari data yang terkumpul kemudian dianalisis secara sederhana, data ditabulasi dalam bentuk Tabel Tabel untuk mempermudah tim melakukan pembahasan. Untuk melakukan analisis dan interpretasi terhadap data yang didapat, tenaga ahli juga didatangkan pada saat diskusi tersebut. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan analisis masalah terhadap fenomena, diidentifikasi persoalan yang dihadapi oleh jurusan, alternatif pemecahannya, dan ditentukan rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berdasarkan evaluasi diri yang telah disusun di jurusan budidaya hutan ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi yaitu: manajemen organisasi masih belum baik, skill mahasiswa masih kurang, penyelesaian masa studi mahasiswa masih lama, Penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih lama, IPK lulusan relatif masih rendah, Jumlah penelitian dosen masih rendah; kualitas penelitian dosen rendah; publikasi dosen di jurnal terakreditasi masih rendah; Kualitas penelitian dosen belum mampu bersaing untuk mendapatkan pendanaan dari luar institusi; masa tunggu alumni dalam memperoleh pekerjaan cukup lama; sulitnya alumni untuk memperoleh pekerjaan; Bidang pekerjaan alumni yang kurang sesuai; sistem layanan

description

evaluasi diri

Transcript of Bab 2. Evaluasi Diri

Page 1: Bab 2. Evaluasi Diri

BAB IILAPORAN EVALUASI DIRI

Rangkuman

Evaluasi diri jurusan budidaya hutan disusun dengan maksud untuk mengidentifikasi dan menemu kenali fenomena masalah dan akar masalah yang selanjutnya dilakukan pembenahan dan perbaikan mutu layanan baik akademik maupun administrasi. Penyusunan evaluasi diri diawali dengan pembentukan task force dengan melibatkan seluruh civitas akademika yang ada di tingkat universitas, fakultas dan jurusan budidaya hutan.

Proses penyusunan evaluasi diri dilakukan oleh taskforce yang dibentuk oleh Dekan, yang terdiri dari tim pengumpul data, tim analisis data dan tim penyusun serta tim pengembangan program. Semua pihak telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari tingkat dosen, staf administrasi dan mahasiswa. Dari data yang terkumpul kemudian dianalisis secara sederhana, data ditabulasi dalam bentuk Tabel Tabel untuk mempermudah tim melakukan pembahasan. Untuk melakukan analisis dan interpretasi terhadap data yang didapat, tenaga ahli juga didatangkan pada saat diskusi tersebut. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan analisis masalah terhadap fenomena, diidentifikasi persoalan yang dihadapi oleh jurusan, alternatif pemecahannya, dan ditentukan rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Berdasarkan evaluasi diri yang telah disusun di jurusan budidaya hutan ada permasalahan-permasalahan yang dihadapi yaitu: manajemen organisasi masih belum baik, skill mahasiswa masih kurang, penyelesaian masa studi mahasiswa masih lama, Penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih lama, IPK lulusan relatif masih rendah, Jumlah penelitian dosen masih rendah; kualitas penelitian dosen rendah; publikasi dosen di jurnal terakreditasi masih rendah; Kualitas penelitian dosen belum mampu bersaing untuk mendapatkan pendanaan dari luar institusi; masa tunggu alumni dalam memperoleh pekerjaan cukup lama; sulitnya alumni untuk memperoleh pekerjaan; Bidang pekerjaan alumni yang kurang sesuai; sistem layanan administrasi masih rendah; manajemen pengolahan data masih rendah; dan banyaknya keluhan tentang layanan administrasi.

SWOT yang didasarkan atas data yang terkumpul adalah sebagai berikut. 1) Kekuatan (Strength): nama UMM di bawah naungan organisasi Muhammadiyah yang sudah dikenal, komitmen yang tinggi dari pimpinan universitas untuk mengembangkan Jurusan , fasilitas gedung kuliah, laboratorium dan jaringan internet, dan perpustakaan yang memadai, 2) Kelemahan (Weaknesses): Interaksi dosen dan mahasiswa masih kurang, daya saing dosen untuk mendapatkan hibah penelitian dan pengabdian masih kurang, mutu layanan akademik dan mutu layanan administrasi masih rendah, penguasaan bahasa masih rendah, lokasi kegiatan belajar relatif masih berjahuan dengan kawasan hutan yang dikelola oleh instansi swasta/pemerintah, 3) Ancaman (Threats): persaingan dengan PTN menyebabkan penurunan jumlah mahasiswa, semakin sempitnya lapangan pekerjaan bidang kehutanan di sektor formal, semakin tingginya komponen pembiayaan penyelenggaraan PBM di objek luar kampus . 4) Peluang (Opportunity: masih adanya peluang kerjasama dengan institusi/stake holder di bidang kehutanan baik pemerintah maupun swasta, adanya peluang untuk menjalin kemitraan dengan perguruan tinggi lain, support pemerintah (dikti) dalam upaya pengembangan tridarma dalam bentuk hibah, peluang untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah dalam membangun sektor kehutanan.

Page 2: Bab 2. Evaluasi Diri

2.1. Pelaksanaan Evaluasi Diri

Evaluasi diri disusun berdasarkan tahapan sebagai berikut:

- Pembentukan task force yang bertugas menyusun evaluasi diri yang dituangkan dalam surat tugas dari pimpinan perguruan tinggi.

- Mengadakan pertemuan awal untuk mensosialisasikan rencana penyusunan hibah kompetisi A1 di jurusan budidaya hutan kepada semua civitas akademika.

- Menetapkan job discription kepada setiap anggota task force sesuai bidangnya masing-masing.

- Menyusun laporan evaluasi diri berdasarkan data, informasi dan kondisi jurusan yang bersumber pada kondisi internal yaitu pelaksanaan akademik, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta kondisi eksternal.

- Evaluasi diri disusun dengan metode : rapat, diskusi, brainstorming dan lokakarya.

Proses penyusunan evaluasi diri di jurusan budidaya hutan dimulai dengan pembentukan taskforce yang terdiri atas para dosen pada jurusan budidaya hutan. Pembagian tugas anggota dan personalianya terbentuk berdasarkan Surat Tugas Dekan FP UMM Nomor: E.2.e/142/FP-UMM/IV/2005, tanggal 4 April 2005. Surat tugas dan biodata anggota taskforce disajikan pada Lampiran 7. Anggota taskforce dibagi dalam tiga tim, yaitu tim pengumpul data, tim analisis data, dan tim penyusun evaluasi diri dan pengembangan program. Ketua dan wakil tim penyusun proposal bertugas menyatukan hasil kerja masing-masing tim dan bertugas sebagai editor sehingga proposal tetap menjadi satu kesatuan baik dari visi sampai dengan program yang diusulkan maupun dari susunan kalimatnya menurut tata bahasa yang benar.

Identifikasi dan pengumpulan data merupakan pekerjaan pertama yang dilakukan oleh anggota taskforce. Data yang dipergunakan untuk menyusun evaluasi diri diperoleh dari Ketua dan Sekretaris Jurusan, Pimpinan Fakultas, Kepala Biro Administrasi Akademik, Kabag Herregistrasi dan Sistem Informasi Akademik, UPT Penerimaan Mahasiswa Baru, Para Kepala Laboratorium yang terkait, UPT Komputer, Kepala Perpustakaan Pusat, dan Kepala Biro Administrasi Keuangan. Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi, identifikasi dan analisis data. Berdasarkan data tersebut selanjutnya dilakukan Root-Cause Analysis terhadap fenomena, diidentifikasi persoalan yang dihadapi oleh jurusan, alternatif pemecahannya, dan ditentukan rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

2.2. Latar Belakang

2.2.1. Riwayat Jurusan

Jurusan budidaya hutan merupakan lembaga penyelenggara pendidikan dengan jurusan budidaya hutan, yang mulai berdiri pada tahun akademik 1999/2000 sesuai surat keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi No. 445/DIKTI/kep/1998. Sejak tanggal 30 Januari 2004 Jurusan budidaya hutan telah terakreditasi dengan peringkat C sesuai surat keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Departemen Nasional Republik Indonesia nomor 003/BAN-PT/Ak-VII/S1/I/2004.

10

Page 3: Bab 2. Evaluasi Diri

Penyelenggaraan pendidikan jurusan budidaya hutan Universitas Muhammadiyah Malang dengan pertimbangan bahwa untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan tenaga-tenaga lulusan bidang kehutanan yang profesional dan beretos kerja tinggi.

Secara struktural jurusan budidaya hutan berada di bawah fakultas pertanian bersama-sama dengan jurusan sosisal ekonomi pertanian, jurusan agronomi, dan jurusan teknologi hasil pertanian. Surat-surat keputusan pendirian dan status akreditasi terakhir jurusan ada pada lampiran 1, 2, 3 dan 4.

2.2.2. Rencana Pengembangan Jangka Panjang

VisiMenjadikan Jurusan Budidaya Hutan sebagai lembaga pendidikan tinggi unggul yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan SDH dan lingkungan dengan nilai-nilai keislaman.

Misi

1. Menghasilkan sumber daya manusia yang bertaqwa, profesional dan mandiri dalam menerapkan dan mengembangkan iptek bidang perhutanan

2. Menciptakan/mencetak sarjana yang berjiwa enterpreneur bidang perhutanan

3. Menyelenggarakan proses belajar mengajar sesuai kurikulum Jurusan yang mutakhir.

4. Membangun riset centre sumber daya hutan dan lingkungan.

Sasaran Jurusan Budidaya Hutan

Peningkatan mutu lulusan, mutu dosen, mutu proses belajar mengajar, dan pelayanan administrasi akademik maupun kemahasiswaan.

Tujuan Jurusan Budidaya Hutan

- Menciptakan sumberdaya manusia yang mampu memenuhi tuntutan pembangunan nasional, guna mengisi kebutuhan masyarakat akan tenaga pelaksana yang mahir, terampil, mampu berdiri sendiri dan peka terhadap perubahan sosial, ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan kehutanan.

- Menghasilkan lulusan yang mampu menerapkan pengetahuan/keterampilan yang dimiliki sesuai bidang keahliannya berupa kegiatan produktif dan pelayanan pada masyarakat.

- Memiliki kemampuan meneliti dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan.

- Mampu menciptakan jiwa kewirausahaan bidang kehutanan.

Jurusan budidaya hutan merumuskan program jangka panjang yang dibagi menjadi tujuh kelompok program, yaitu bidang pendidikan, bidang penelitian, bidang pengabdian pada masyarakat, bidang sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, bidang kerjasama, dan bidang kelembagaan/organisasi. Rincian program-program tjersebut adalah sebagai berikut.

1) Bidang Pendidikana. Pembaharuan kurikulum dan penyelenggaraan PBM dengan dasar kompetensi

11

Page 4: Bab 2. Evaluasi Diri

b. Pengembangan buku ajar, petunjuk praktikum dan modul sebagai bahan ajar.c. Melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi rencana mutu akademik secara

periodik.d. Pengembangan muatan kurikulum secara periodik dan peningkatan kompetisi

pembelajaran, akademik dan profesi.e. Peningkatan kemampuan komunikasi dosen dan mahasiswa melalui karya tulis.

2) Bidang Penelitiana. Meningkatkan kualitas penelitian dosen untuk berkompetisi secara nasional.b. Membangun penelitian kolaboratif antara dosen-mahasiswa dan stakeholder.c. Pengembangan penelitian berbasis HAKI

3) Bidang pengabdian pada masyarakat.a. Pengembangan lembaga-lembaga pelatihan ketrampilan.b. Melakukan bakti sosial kepada masyarakat.c. Mengembangkan kemitraan kewirausahaan dengan pengusaha sektor pertanian .

4) Bidang Sumberdaya Manusiaa. Memberikan pelatihan singkat proses belajar mengajar.b. Peningkatan frekuensi dosen dalam mengikuti work-shop, penataran, kursus singkat,

dan seminar khususnya sebagai pemateri.c. Memberikan kesempatan studi lanjut kejenjang lebih tinggi 1 orang per tahun per

bidang studi.d. Peningkatan kemampuan tenaga adsministrasi, teknisi dan laboran.e. Menciptakan standar etika dan moral staf dan pengawasnya.

5) Bidang Fasilitas, Sarana, dan Prasaranaa. Perawatan dan pengembangan fasilitas, sarana, dan prasarana pembelajaran (ruang

diskusi/seminar, ruang sidang, ruang dosen, ruang laboratorium, ruang perpustakaan, ruang pimpinan, ruang adsministrasi dan ruang arsip)

b. Pengembangan media audio visual dan pengembangan alat peraga pembelajaran.c. Pengembangan kebun percobaan sebagai wahana pendidikan, penelitian dan

kewirausahaan6) Bidang Kerjasama

a. Peningkatan kerjasama lokal dengan industri dan jasa daerah Malang dalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata, penelitian dan skripsi, dan kerjasama dengan SMU/SMK di wilayah Malang.

b. Peningkatan Kerjasama regional dengan lembaga dan sektor pertanian daerah di wilayah Jawa Timur dalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata, penelitian dan skripsi, dan kerjasama dengan SMU/SMK di wilayah Jawa Timur.

7) Bidang Kelembagaan dan Organisasia. Melakukan audit internal terhadap kinerja organisasi.b. Menyusun buku panduan kerja dan sistem kerja untuk menjalankan kegiatan di

Jurusan .c. Menyusun dan melaksanakan deskripsi kerja organisasi.

Beberapa program pengembangan yang telah dilakukan sampai saat ini adalah: a. Mendorong dosen untuk menulis buku ajar dan penelitian dengan biaya dari DPP

UMM.b. Menurunkan beban sks yang harus ditempuh mahasiswa dari 160 SKS menjadi 148

SKS

12

Page 5: Bab 2. Evaluasi Diri

c. Mendorong dan memfasilitasi staf akademik untuk meningkatkan kualitasnya dengan studi lanjut, magang kerja, mengikuti seminar-seminar, lokakarya, studi banding tingkat regional, nasional maupun internasional.

d. Merintis kerjasama dengan pengguna lulusan, yaitu perusahaan-perusahaan pemerintah maupun swasta

2.2.3. Lingkungan Eksternal

Jurusan budidaya hutan merupakan bagian dari unit pengelolaan dalam lingkup fakultas pertanian, selain jurusan-jurusan lain yaitu Budidaya pertanian, Agribisnis dan Teknologi Hasil pertanian. Jurusan budidaya hutan dalam melaksanakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi masih menerapkan manajemen kolaborasi dengan jurusan-jurusan lain dalam lingkup fakultas pertanian dan bahkan juga dengan jurusan-jurusan lain dalam lingkup fakultas yang lain di Universitas Muhammdiyah Malang.

Pelayanan administrasi berkaitan dengan akademik, kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian masyarakat masih terkait dengan unit-unit lain dalam lingkup Universitas. Hal ini karena keterbatasan sumberdaya yang meliputi software, hardware dan brainware yang dimiliki oleh Jurusan budidaya hutan. Kondisi seperti ini tentunya kurang ideal dalam melaksanakan unit kelola dalam Jurusan budidaya hutan, sehingga ke depan perlu perbaikan terhadap kinerja (manajemen internal) di Jurusan budidaya hutan.

Penelitian terhadap lowongan kerja Jawa Pos selama 3 bulan terakhir di tahun 2003 menunjukkan, bahwa prosentase lowongan untuk sarjana adalah 40%, diploma 37%, dan SLTA 23%. Prosentase untuk bidang ekonomi 53%, teknik 30%, bidang lain 17%. Adapun syarat kerja adalah: menguasai komputer dan English 35%, skill dan personal atribut 25%, pengalaman kerja 25%. Hal di atas adalah refleksi kebutuhan konkret dunia industri dalam suatu interval terkini. Ke depan, pergeseran diperkirakan tidak akan jauh berbeda.

Jurusan budidaya hutan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang dalam meningkatkan kompetensi calon alumni telah melakukan upaya-upaya kerjasama dengan :

1. Hubungan kerjasama jurusan/departemen dan antar fakultas dengan intansi Jurusan Budidaya hutan melakukan penerapan agroforestry atau agrosilvikultur, Jurusan biologi melakukan peningkatan keanekaragaman hayati Jurusan produksi ternak fakultas peternakan dalam penerapan silvopasture Jurusan akuntansi melakukan analisis ekonomi Jurusan management melakukan peningkatan produksi dan kelembagaan Jurusan agribisnis melaksanakan kajian sosiologi masyarakat desa dan hasil hutan

2. Kerjasama dengan industri, perusahaan maupun instansi terkait antara lain :

Perusahaan/industri pulp dan kertas, moulding Perum perhutani dalam bentuk pembibitan, PKL dan penelitian mahasiswa dalam

menyusun tugas akhir (skripsi) BRLKT dalam bentuk konservasi hutan dan lahan Jasatirta dalam bentuk kegiatan konservasi hutan dan air Dinas kehutanan dalam bentuk kegiatan pendampingan Gerakan Nasional

Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) DAS Brantas

3. Kerjasama bidang ilmu dengan perguruan tinggi kehutanan di Indonesia

13

Page 6: Bab 2. Evaluasi Diri

- Fasilitas pengadaan buku-buku dan jurnal ilmiah perpustakaan sebagai bahan referensi perkuliahan maupun penyelesaian tugas akhir bagi mahasiswa.

- Menjalin kerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM dalam pembekalan dan memotivasi mahasiswa tentang prospek kehutanan di masa mendatang

- Mengadakan studi banding ke Fakultas Kehutanan UGM maupun IPB dalam menggali informasi kehutanan.

2.3. Evaluasi Program Akademik

2.3.1. Pendidikan

2.3.1.1. Lulusan

Jurusan budidaya hutan telah meluluskan sebanyak 62 alumni. Sebagian lulusan telah terserap di lapangan pekerjaan meskipun kurang sesuai dengan disiplin ilmunya (30%). Sebagian lagi masih belum terserap oleh lapangan pekerjaan (70%), karena semakin ketatnya persaingan dalam berebut pasar kerja dibidangnya. Tuntutan terhadap kualitas lulusan semakin meningkat sementara persaingan dengan berbagai institusi lain semakin ketat.

Kondisi sektor kehutanan di Indonesia saat ini telah mengalami penurunan baik di sektor hulu sampai hilir. Banyak penurunan luas areal hutan, berkurangnya kapasitas industri kehutanan dan disisi yang lain semakin berkurangnya industri-industri kehutanan. Kondisi-kondisi tersebut akan berdampak terhadap daya serap lulusan dan konsekwensinya adalah tingkat persaingan akan semakin ketat. Tantangan persoalan tersebut menyebabkan kegiatan usaha sektor kehutanan yang dilakukan secara konvensional menghadapi kesulitan yang cukup besar. Hal tersebut justru menjadi peluang bagi tenaga ahli bidang kehutanan yang sekaligus memiliki ketrampilan, jiwa dan kemampuan wirausaha.

Hasil wawancara terhadap beberapa alumni (35 orang) yang telah dihasilkan jurusan budidaya hutan menunjukkan bahwa rata-rata mereka mengatakan belum siap dalam memasuki pasar kerja. Dalam hal kemudahan mendapatkan pekerjaan 10% alumni mengatakan mudah dan 90% alumni mengatakan sulit. Semua alumni merasa tidak punya kemampuan untuk menciptakan pekerjaan. Tentang masa tunggu mendapatkan pekerjaan 15 % alumni langsung diterima setelah lulus sedangkan 85% alumni mengatakan masih menganggur. IPK rata-rata alumni masih rendah (2,9). Gaji yang mereka terima belum ada data dan informasi yang cukup.

Sebanyak 75% alumni menyatakan ilmu yang mereka dapatkan saat kuliah kurang memberikan skill siap pakai. Mereka bekerja terutama dalam pembuatan keputusan yang sifatnya sangat teknis sementara dikuliah dianggap teoritis. Hal ini dapat dimaklumi mengingat sarana laboratorium dan praktikum saat mereka kuliah dulu relatif masih kurang. Mengenai strategi umum praktikum yang diarahkan pada how to learn serta student based learning sejak 2 tahun terakhir diharapkan akan lebih meningkatkan skill lulusan. Untuk upaya ini belum ada lulusan yang dapat dijadikan umpan balik.

2.3.1.2. Proses Pembelajaran

Seluruh mahasiswa Jurusan budidaya hutan wajib mengikuti proses belajar mengajar yang meliputi perkuliahan, praktikum, tugas mandiri, tugas akhir yang telah ditetapkan dalam

14

Page 7: Bab 2. Evaluasi Diri

kurikulum Jurusan. Rata-rata lama studi mahasiswa di Jurusan budidaya hutan adalah 5 tahun. Rata-rata waktu pengerjaan tugas akhir adalah antara 1- 2 semester.

Telah dilakukan upaya untuk menurunkan tahun kelulusan antara lain:- Penurunan beban sks dari 160 sks menjadi 148 sks dalam lokakarya kurikulum pada

tahun 2001- Menyelenggarakan kuliah semester pendek pada setiap akhir semester genap.

Kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar dan praktikum berkisar antara 70 – 85%. Untuk monitoring kehadiran dosen dalam melaksanakan proses PBM disediakan daftar hadir. Evaluasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh jurusan budidaya hutan bertujuan untuk menilai mahasiswa apakah telah memahami atau menguasai bahan yang disajikan. Evaluasi untuk dosen dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan seorang dosen dalam membina mata kuliah tertentu. Disamping itu untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Aspek-aspek yang dievaluasi: Frekuensi kehadiran, Respon mahasiswa terhadap proses belajar mengajar dan persiapan mengajar.

Berdasarkan hasil angket terhadap mahasiswa diperoleh informasi bahwa proses PBM di jurusan kehutanan masih terlalu monoton dan kurang inovatif. Sehingga kurang mendorong mahasiswa untuk bisa serius dalam proses pembelajaran. Disamping tersebut manajemen layanan praktikum masih belum maksimal karena terbatasnya fasilitas laboratorium dan rendahnya SDM yang mengelola laboratorium.

Untuk membekali mahasiswa/lulusan agar memiliki pengalaman dan keahlian sesuai disiplin ilmunya maka jurusan mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti magang atau praktek lapang di institusi/perusahaan kehutanan yang ada di Indonesia. Mengingat fasilitas untuk mendukung kegiatan tersebut masih belum tersedia di Jurusan budidaya hutan, maka perlu menjalin kerjasama dengan instansi/perusahaan bidang kehutanan yang terkait.

2.3.1.3. Mahasiswa

Selama lima tahun akademik terakhir (2000/2001 s/d 2004/2005) jumlah pelamar di Jurusan Budidaya hutan 348 orang dengan ketetatan persaingan yang rendah. Persaingan yang cukup ketat dalam penerimaan mahasiswa baru antar perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, menyebabkan jumlah pelamar menurun terus. Naik dan turunnya jumlah calon mahasiswa yang mendaftar pada Jurusan Budidaya hutan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran di dalam institusi ini, tetapi dipengaruhi juga oleh situasi makro seperti pendapatan masyarakat, kiat-kiat para pesaing (daya tampung Jurusan sejenis yang dilaksanakan perguruan tinggi lain) dan kebijakan pertanian pemerintah secara makro.

Kualitas pendaftar yang masuk Budidaya hutan memiliki nilai seleksi dengan rata rata NEM rendah (3.59) serta tingkat keketatan persaingan yang rendah dengan perbandingan yang mendaftar dan diterima (1:1) Rendahnya nilai NEM dikarenakan sebagian besar mahasiswa yang memiliki NEM yang lebih tinggi telah terserap di perguruan tinggi negeri. Jumlah pendaftar yang relatif kecil akan menyebabkan tingkat keketatan persaingan yang rendah. Jurusan Budidaya hutan UMM masih belum begitu dikenal di propinsi-propinsi yang lain menyebabkan sebagian besar pendaftar hanya berasal dari Jawa Timur 66-90%, Jawa Tengah 4-6%,. Untuk meningkatkan jumlah pendaftar harus ada usaha-usaha khusus dari Jurusan. Selama ini promosi penjaringan mahasiswa baru lebih banyak ditangani oleh Unit Pelaksana Teknik Pendaftaran Mahasiswa Baru. Upaya untuk mempromosikan Jurusan Budidaya hutan dan meningkatkan mahasiswa baru maka sejak 2 tahun ini universitas

15

Page 8: Bab 2. Evaluasi Diri

memberikan dana ke Jurusan untuk meningkatkan promosi. Kegiatan promosi ini dilakukan dengan cara memberikan kuliah tamu, teknik budidaya, kultur jaringan, landscape di SMU/SMK se wilayah Jawa Timur. Kegiatan lain adalah meningkatkan peran alumni dalam penjaringan mahasiswa baru.

2.3.1.4. Kurikulum

Kurikulum yang berlaku di jurusan budidaya hutan adalah kurikulum berbasis kompetensi berdasar SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan lebih disempurnakan lagi dengan menyesuaikan SK Mendiknas No. 045/U/2002. Setelah SK Mendiknas No. 232 /U/2000 keluar semua Jurusan di lingkup Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang mengadakan Lokakarya kurikulum pada tanggal 27–29 April 2001 dan hasil lokakarya digunakan mulai angkatan 2001/2002. Peninjauaan Kurikulum terakhir pada tanggal 15-17 April 2005.

Dari hasil lokakarya kurikulum terakhir yang dilakukan oleh jurusan budidaya hutan dengan dasar pengelompokan matakuliah menurut keputusan Mendiknas nomor 056/U/1194 yaitu MKDK, MKK dan MKU ditetapkan jumlah SKS untuk jurusan sebanyak 50 SKS. Setelah diimplementasikann satu tahun dan dikeluarkan SK Mendiknas nomor 232/U/2000 perihal kurikulum berbasis kompetensi maka struktur matakuliah disesuaikan dengan adanya kurikulum inti dan institusional dengan pembagian kelompok matakuliah MKK, MKB, MPK, MPB dan MBP dengan tujuan agar lulusan memiliki daya saing dan kompeten di bidang budidaya hutan, pada perubahan ini lulusan Budidaya hutan wajib menempuh 148 SKS. Berdasarkan data dan informasi alumni dan pengguna lulusan evaluasi terhadap kurikulum tersebut dipandang masih belum sesuai dengan kebutuhan pengguna lulusan.

Menghadapi tantangan dan kesempatan tersebut, jurusan budidaya hutan justru dihadapkan pada persoalan-persoalan teknis pembelajaran. Kurikulum yang digunakan sekarang ini dirasakan kurang mampu mengakomodasikan perkembangan terbaru dan perubahan kondisi yang cepat. Penerapan kurikulum secara ketat menyebabkan Jurusan tidak mampu menghadirkan nuansa akademik yang merepresentasikan suasana nyata yang dihadapi para pengusaha sektor kehutanan. Hal tersebut menyulitkan menumbuhkan jiwa wirausaha kepada mahasiswa. Hal tersebut merupakan kendala penting untuk menghasilkan lulusan yang profesional.

2.3.1.5. Program Layanan Internal

Interaksi antara dosen dan mahasiswa pada jurusan budidaya hutan cukup baik utamanya dalam hubungan formal dalam proses belajar mengajar. Hasil kuisioner yang disebarkan ke mahasiswa menunjukkan bahwa tingkat kepuasan layanan akademik dan administrasi adalah sebesar 60%. Rendahnya angka tersebut sebagai cerminan layanan akademik dan administrasi di jurusan budidaya hutan masih rendah.

Layanan administrasi di jurusan budidaya hutan masih belum bisa memberikan pelayanan administrasi dengan baik dan tepat, karena administrasi masih bersifat manual dan dilakukan oleh tenaga administrasi yang kurang terampil. Sehingga sering menimbulkan keluhan dari mahasiswa.

Pada umumnya interaksi antara dosen dan mahasiswa terjadi pada beberapa aktifitas antara lain: 1) Proses pembelajaran di kelas, 2) Bimbingan praktikum di laboratorium, 3) Bimbingan praktek kerja nyata, 4) Bimbingan tugas akhir/skripsi, 5) Pendampingan kuliah

16

Page 9: Bab 2. Evaluasi Diri

lapangan, 6) Perwalian mahasiswa. Namun interaksi dosen diluar kelas masih rendah sehingga atmosfir akademik kurang kondusif.

Kegiatan konsultasi Kartu Rencana Studi (KRS) dilakukan pada awal semester. Pada satu tahun terakhir ini, mahasiswa langsung memprogram mata kuliahnya langsung dengan komputer yang disediakan di Laboratorium Komputer, sehingga Kartu Studi Mahasiswa (KSM) bisa langsung diterimakan kepada mahasiswa pada saat itu juga. Kegiatan layanan yang lain adalah melalui interaksi di depan kelas, yaitu interaksi pada saat proses perkulihan berlangsung dipantau dengan memberlakukan daftar hadir dosen dan mahasiswa dengan batasan 80% dari total jumlah perkuliahan dalam satu semester. Penjadwalan kegiatan praktikum mahasiswa dilakukan dengan memperhatikan jadwal kuliah sehingga tidak mengganggu kegiatan perkuliahan mahasiswa. Interaksi pada saat proses pembimbingan skripsi sampai dengan ujian skripsi dan bimbingan tugas-tugas mata kuliah dilakukan oleh Jurusan dengan memperhatikan beban kerja masing-masing dosen.

Penilaian hasil studi mahasiswa Jurusan Budidaya hutan, dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku di Panduan Akademik Fakultas Pertanian. Walaupun Kartu Hasil Studi (KHS) dapat diterimakan pada waktunya, akan tetapi dalam pelaksanaannya masih belum berjalan terutama terkait dengan transparansi pemberian nilai oleh dosen. Misalnya, seharusnya lembar jawaban ujian tengah semester maupun akhir semester wajib dikembalikan kepada mahasiswa, akan tetapi ternyata masih banyak dosen yang tidak mengembalikan lembar ujian ke mahasiswa. Hal ini dikarenakan masih beragamnya persepsi para dosen terhadap kualitas proses belajar mengajar. Dalam pemberian nilai sudah mengikuti pedoman penilaian yang telah ada pada buku pedoman akademik yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Proses belajar mengajar yang baik tidak hanya diukur dari kuantitas pertemuan dosen dan mahasiswa saja tetapi juga harus diukur dari kualitas prosesnya, seperti tingkat kesesuaian matakuliah dengan kurikulum atau silabinya, dan tingkat kepuasan mahasiswa terhadap proses belajar mengajar. Untuk itu sistem penjaminan mutu dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.2. Penelitian

Penelitian merupakan tugas pokok dosen selain pengajaran dan pengabdian pada masyarakat. Jurusan selama ini telah mendorong semua dosen untuk melakukan penelitian. Penelitian ini ditujukan untuk mendukung pengajaran dan disesuaikan dengan bidang keahlian masing-masing dosen. 60 % dari jumlah dosen di jurusan budidaya hutan telah memperoleh dana penelitian yang dibiayai dari dalam universitas. Penelitian atas biaya DPP UMM berupa penelitian bidang ilmu (PBI) dan penelitian program unggulan (P2U). Penelitian ini dilakukan setiap semester dan dapat berkesinambungan untuk beberapa semester. Biaya penelitian per judul setiap semester sekitar Rp. 2.000.000,- (PBI) dan Rp. 3.000.000,- (P2U). Penelitian yang bersifat kompetitif dengan dana dari Departemen Pendidikan Nasional (PHB, RUT, Dosen Muda, dsb), Pemerintah Daerah dan lembaga lain masih sangat terbatas, hal ini karena masih rendahnya skill atau kemampuan dosen dalam menyusun proposal dan penulisan ilmiah. Oleh karena itu kualitas penelitian dosen masih perlu ditingkatkan untuk dapat berkompetisi diluar Universitas. Jumlah publikasi imiah yang dilakukan dosen jurusan budidaya hutan masih belum ada baik ditingkat nasional maupun internasional. Kondisi ini disebabkan oleh budaya menulis yang masih rendah dan kualitas penelitian belum layak disajikan pada jurnal ilmiah terakreditasi.

17

Page 10: Bab 2. Evaluasi Diri

2.3.3. Pengabdian pada Masyarakat

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Jurusan budidaya hutan menyatu dengan kegiatan KKN mahasiswa yang dilaksanakan tiap semester. Disamping itu ada kegiatan pengabdian masyarakat secara mandiri yang dibiayai oleh sumber dana DPP Universitas. Pelaksanaan pengabdian masyarakat tersebut dikoordinasikan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Muhammadiyah Malang.

Kegiatan pengabdian masyarakat didanai oleh Universitas di bawah koordinasi Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM). Pelaksanaan abdimas oleh dosen dilakukan dalam waktu insidental bersamaan dengan pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN/PMM) Selama ini dosen bertindak proaktif selain melayani permintaan petani langsung maupun kelompok masyarakat lainnya. Kegiatan abdimas yang paling banyak dilakukan dosen adalah penyuluhan, baik dengan biaya mandiri, fakultas maupun LPM.

Kerjasama institusi antara Fakultas dan DEPHUT dalam pengabdian masyarakat bidang Wanatani telah dilakukan tahun 2000 sampai tahun 2002. Kegiatan pengabdian pada masyarakat yang didanai oleh DP3M / DIKTI, yang dilakukan oleh dosen antara lain : penerapan Iptek, Voucher, Magang Kewirausahaan, namun jumlahnya masih sedikit. Rata-rata 10 % dosen/tahun yang mendapat dana dari DIKTI dan dari Pemda belum pernah dilakukan selama 4 tahun terakhir.

2.3.4. Program Penjaminan Kualitas

Pengelolaan mutu secara internal pada tingkat Jurusan dilakukan melalui lokakarya kurikulum yang diselenggarakan fakultas setiap empat tahun sekali. Lokakarya ini akan melakukan evaluasi dan penyempurnaan sesuai perkembangan ilmu, teknologi dan tuntutan pasar. Selanjutnya dilakukan monitoring terhadap proses pembelajaran mulai dari persiapan dosen (SAP, TIU, TIK, referensi, metode, alokasi waktu pertemuan, dan lain-lain), pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi kelulusan. Tanggapan dari mahasiswa diperoleh melalui penyebaran kuesioner yang dilakukan oleh tim penyelia. Dalam kuesioner sudah ada instrumen-instrumen yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proses pembelajaran, terutama yang terkait dengan proses belajar mengajar. Penguji eksternal dapat melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran saat dilakukan akreditasi. Penilaian eksternal sangat perlu, karena biasanya lebih obyektif, sehingga mutu pembelajaran dapat ditingkatkan, naun belum dilakukan oleh Jurusan .

Pada tingkat lembaga (fakultas dan universitas), penjaminan mutu dilakukan melalui pengawasan fungsional dan pengawasan melekat. Pengawasan fungsional dilakukan oleh setiap unit kerja terhadap semua fungsi pengelolaan sumber daya yang berada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya. Sedangkan pengawasan melekat dikoordinasikan oleh pimpinan fakultas dan universitas Adanya penjaminan mutu dirasakan semakin meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan teknologi pada kehidupan sehari-hari. Hal ini tampak pada saat melakukan magang (praktek kerja lapang) dan kuliah kerja nyata. Selain itu sebagian mahasiswa yang sambil bekerja atau berwiraswata merasakan dampak penjaminan mutu, yaitu mereka lebih terampil dan percaya diri dalam melaukan aktivitas sehari-hari di lingkungan kerja.

Pengembangan program dilakukan secara kontinyu terutama untuk program pengembangan kurikulum yang dilaksanakan empat tahun sekali. Pengembangan kurikulum dapat berupa

18

Page 11: Bab 2. Evaluasi Diri

menambah mata kuliah baru, menghilangkan mata kuliah yang kurang relevan, penambahan atau pengurangan SKS, penataan ulang, atau penyempurnaan SAP.

Metode baku mutu dilakukan melalui beberapa kegiatan, yaitu : kesiapan proses pembelajaran (meliputi persiapan dosen, mahasiswa, administrasi, serta sarana dan prasarana), pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pembelajaran (meliputi : metode, strategi dan cara mengajar dosen, keterlibatan mahasiswa, dan kecukupan sarana), serta sistem penilaian mata kuliah.

Penelitian dan pengembangan pranata dilakukan secara bertahap berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan baik terhadap dosen, mahasiswa maupun ketersediaan sarana pembelajaran. Penelitian intensif dan tersistem terhadap pranata selama ini belum dilakukan. Evaluasi hanya berdasarkan laporan tim penyelia dan laporan mahasiswa serta evaluasi dari dosen sendiri. Jurusan juga belum membentuk pranata-pranata untuk pengendalian mutu, kecuali pembentukan tim insidental menjelang pelaksanaan akreditasi. Dalam bidang akademik universitas bekerjasama dengan Jurusan telah melakukan kendali mutu melalui Badan Kendali Mutu Akademik (BKMA).

2.4. Manajemen Sumberdaya

2.4.1. Manajemen Keuangan

Sistem pengelolaan keuangan di Jurusan mengikuti sistem yang sudah ditetapkan oleh universitas. Seluruh pendapatan masuk melalui satu pintu (Sentralistik) di Pembantu Rektor II. Jurusan diberi wewenang sepenuhnya untuk mengelolan keuangan yang diperoleh dari fakultas. Dana tersebut digunakan untuk pembiayaan operasional rutin sehari-hari, seperti fotocopy, rapat, tamu, seminar, ujian, dan lain-lain. Apabila keuangan sudah habis, maka ketua Jurusan membuat laporan pertanggungjawaban yang disampaikan kepada Dekan c.q. Pembantu Dekan II. Untuk kegiatan-kegiatan tertentu, pembiayaan kegiatan ada yang disertakan ke fakultas, jadi dalam hal ini yang mengurus adalah Pembantu Dekan II.

Dana operasional Jurusan diperoleh dari fakultas dengan sistem penjatahan tiap semester sesuai jumlah mahasiswa. Jurusan tidak pernah mengajukan anggaran, tetapi langsung diberikan oleh fakultas sesuai jumlah mahasiswa Jurusan. Rata-rata dalam satu semester, Jurusan Budidaya hutan memperoleh dana dari fakultas sebanyak Rp. 1.300.000,- (satu juta tiga ratus ribu rupiah), dan dana dari universitas untuk program penerimaan mahasiswa baru (PMB) sebesar Rp. 30.000.000,- yang telah berjalan dua tahun terakhir.

Pertanggungjawaban keuangan Jurusan adalah kepada Dekan fakultas melalui Pembantu Dekan II. Laporan keuangan tidak berbentuk neraca, tetapi hanya laporan penerimaan dan pengeluaran yang dilampiri dengan kuitansi atau nota pembelian. Laporan keungan dibuat oleh Ketua Jurusan untuk disampaikan kepada Pembantu Dekan II. Jurusan dalam hal ini wajib menyampaikan laporan apabila akan mengambil dana semester berikutnya. Untuk kegiatan di luar operasional Jurusan misalnya mengadakan seminar, kuliah tamu pendanaan dapat diajukan ke Universitas melalui Fakultas. Bila alokasi dana di Fakultas masih cukup dapat juga pendanaan dari Fakultas.

2.4.2. Manajemen Sumberdaya Manusia

Evaluasi terhadap performance dosen secara umum dilakukan dengan menggunakan Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai (DP3), sedangkan secara khusus dilakukan dengan menggunakan angket evaluasi akademik yang diisi oleh para mahasiswa dan evaluasi oleh

19

Page 12: Bab 2. Evaluasi Diri

tim penyelia. Namun demikian dari beberapa metode evaluasi sebagaimana tersebut di atas sesungguhnya belum dapat mengevaluasi prestasi riil dari setiap dosen, mengingat evaluasi tersebut belum meliputi kegiatan dosen pada dharma kedua dan ketiga, yaitu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Di tingkat universitas pengembangan sumberdaya manusia ini ditangani oleh Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia (BPSDM) yang menjalankan tugas langsung dibawah tanggung jawab Rektor.

Manajemen yang dikembangkan saat ini juga belum optimal. Hal ini dapat dilihat dengan belum adanya ketentuan yang mengatur berbagai sanksi bagi dosen yang melalaikan tugasnya dan juga pemberian penghargaan atau intensif bagi dosen yang berprestasi. Misalnya belum bakunya sanksi bagi dosen yang persentasi mengajarnya kurang dari 80%, yang tidak menyerahkan nilai tepat waktu dan bentuk kelalaian lainnya. Bentuk sanksi yang sementara ini diterapkan antara lain adalah pengurangan jam mengajar, penggantian dosen yang 3 kali berturut-turut tidak mengajar, dan tidak diberikannya honorarium koreksi ujian bagi dosen yang terlambat menyerahkan nilai ujian. Namun demikian kelihatannya cara tersebut juga kurang efektif dan perlu dikembangkan pola reward dan punishment yang tepat.

Penetapan jabatan struktural di Universitas Muhammadiyah Malang dilakukan dengan dua cara, yaitu (1). dengan cara dipilih (elected) dan dengan cara ditunjuk (pointed). Beberapa jenis jabatan yang dipilih antara lain adalah (1). Ketua dan sekretaris Jurusan yang dipilih oleh semua dosen di Jurusan tersebut, (2). Pimpinan fakultas yang dipilih oleh senat fakultas, dan (3) Rektor beserta pembantu rektor yang dipilih oleh senat universitas. Sedangkan jenis jabatan ditunjuk oleh Rektorat antara lain Kepala Laboratorium, Kepala Pusat Studi, Kepala Lembaga, Kepala Badan, Kepala UPT, Kepala Perpustakaan, dan Kepala Biro dengan memperhatikan masukan dari pimpinan fakultas dan Jurusan.

Rekruitmen terhadap calon dosen (cados) tetap tidak dilakukan setiap saat, akan tetapi dilakukan pada waktu-waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan di tingkat Jurusan. Untuk merekruit calon dosen, sedikitnya ada tiga pihak yang terlibat secara langsung, yaitu:

1). Pimpinan Jurusan dan fakultas yang memiliki hak untuk mengusulkan rekruitmen cados sesuai dengan kebutuhan dimasing-masing Jurusan

2). BPSDM yang bertugas untuk menyusun aturan normatif rekruitmen cados, mengusulkan tim rekruitmen, menentukan jadwal seleksi dan memverifikasi data lamaran untuk menjadi cados yang ada di Biro Administrasi Umum (BAU). Atas dasar data tersebut, selanjutnya BPSDM akan mengundang para pelamar yang dinyatakan lulus seleksi administrasi untuk mengikuti test seleksi sesuai dengan jadwal yang ditentukan

Pimpinan universitas yang akan menginterview calon dosen yang dinyatakan lulus tertulis dan lulus praktek mengajar. Dengan memperhatikan hasil test, hasil interview serta dengan memperhatikan masukan dari pimpinan fakultas dan pimpinan Jurusan, pimpinan universitas akan menetapkan pelamar yang dinyatakan lulus test dapat diterima sebagai cados

Penetapan menjadi dosen tetap diperlukan waktu satu tahun sejak mereka diangkat sebagai cados. Selama itu mereka akan menjalani prajabatan dengan pemberian materi yang terkait dengan Islam dan Kemuhammadiyahan, pengajaran, dan kepemimpinan.

2.4.2.1. Profil Staf Akademik

Jurusan budidaya hutan memiliki 26 orang dosen yang terdiri atas 9 orang dosen tetap dan 17 orang dosen tidak tetap (paruh waktu). Dari 26 dosen tersebut sebanyak 22 orang telah

20

Page 13: Bab 2. Evaluasi Diri

bergelar Master (S2), 1 orang telah bergelar Doktor dan 3 orang masih berpendidikan S1 (Sarjana). Bila dilihat dari usianya diketahui bahwa sebagaian besar dosen Jurusan Budidaya hutan berusia 31 – 50 tahun, sedangkan yang berusia 41 – 50 tahun sebanyak 14 orang. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih memiliki potensi yang cukup tinggi.

2.4.2.2. Perbandingan Jumlah Staf dan Mahasiswa

Jumlah mahasiswa yang aktif sampai dengan tahun akademik 2004/2005 berjumlah 178 orang. Dengan jumlah dosen tetap sebanyak 9 orang, maka rasio antara jumlah dosen tetap dengan jumlah mahasiswa adalah 1 : 19,8.

2.4.2.3. Beban Kerja Staf Akademik

Beban mengajar dosen tetap dibatasi maksimum 8 SKS. Di Jurusan Budidaya hutan beban mengajar rata-rata dosen tetap pada semester yang sedang berjalan ini adalah 7,04/SKS. Bagi mereka yang sedang menduduki jabatan struktural, beban SKS mengajarnya akan dikurangi sesuai jabatannya. Untuk menjaga efektifitas proses pembelajaran, dosen tetap Jurusan hanya dibolehkan mengajar maksimum 2 Mata Kuliah. Tugas lain yang diemban dosen tetap adalah sebagai penasehat akademik. Dosen tetap bertindak sebagai dosen wali untuk 1 kelas yang terdiri atas maksimum 50 mahasiswa setiap kelasnya. Selain bertugas sebagai pengajar, seorang dosen juga memiliki kewajiban untuk membimbing skrispi mahasiswa. Seorang dosen rata-rata membimbing 3 orang mahasiswa per semester. Untuk menjadi pembimbing pertama, seorang dosen harus sudah memiliki jabatan akademik minimal Lektor. Selain itu dosen tetap juga bertugas di bidang administratif kepanitiaan baik di tingkat Jurusan , fakultas, maupun universitas.

2.4.3. Manajemen Fasilitas Fisik

2.4.3.1. Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan)

Proses belajar mengajar mahasiswa Jurusan Budidaya hutan dilaksanakan di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Malang, Jalan Raya Tlogomas Nomor 246 Malang. Dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi, Universitas Muhammadiyah Malang mengembangkan penggunaan fasilitas secara bersama-sama (resource sharing) dalam bentuk Gedung Kuliah Bersama (GKB). Karena itu di Universitas Muhammadiyah Malang tidak ada pembagian ruang kuliah atau fasilitas lainnya secara baku untuk fakultas tertentu atau untuk Jurusan tertentu. Pada semester yang sedang berjalan ini kegiatan perkuliahan mahasiswa Jurusan Budidaya hutan dilaksanakan di GKB I di Lantai V, yaitu di ruang 401, 402, 403, 404, 405, 406, 407 dan 408 . Masing-masing lokal memiliki luas 72 m2, dan dengan kapasitas kelas 60 mahasiswa. Total luas ruang kuliah adalah sebesar 540 m2.

Semua ruang kuliah tersebut telah dilengkapi dengan OHP dan white board dan 4 ruang multimedia yaitu ruang 401, 402, 403 dan 404. Kegiatan perkuliahan dilakanakan hari Senin sampai dengan hari Jum’at, mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB. Sedangkan ruang untuk perkantoran Jurusan terdiri atas 2 lokal, satu lokal untuk ruang ketua dan sekretaris Jurusan , dan lokal lainnya untuk ruang dosen. Total luas ruangan yang ada adalah 540 m2. Sedangkan ruang untuk staf administrasi Jurusan menjadi satu dengan ruang dosen. Berdasarkan luasan ruang sebagaimana tersebut di atas, fasilitas ruang kuliah, ruang perkantoran dan ruang tenaga administrasi sudah cukup memadai.

2.4.3.2. Manajemen Laboratorium

21

Page 14: Bab 2. Evaluasi Diri

Sebagaimana fasilitas gedung perkuliahan, dalam rangka untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan praktikum, maka sebagian laboratorium yang digunakan untuk praktikum mahasiswa Jurusan Budidaya hutan tidak semua secara langsung di bawah kendali Ketua Jurusan, akan tetapi sebagaian berada di bawah langsung Universitas dan Fakultas. Akan tetapi koordinasi materi praktikum dan pelaksanaan praktikum masih tetap berada di bawah kendali Ketua Jurusan . Adapun rinciannya adalah sebagai berikut :1). Laboratorium yang berada di bawah pengelolaan Jurusan adalah Laboratorium

Silvikultur, Ekologi, perlindungan hutan dan dendrologi2). Laboratorium yang berada di bawah pengelolaan Fakultas adalah Laboratorium Lab.

THP, Lab. Hutan, Lab Agribisnis dan Kebun Percobaan. 3). Laboratorium yang berada di bawah pengelolaan Universitas adalah Laboratorium

Bioteknologi, Lab. Fisika, Lab. Bahasa dan Laboratorium Komputer dan Lab. Internet

Salah satu kelemahan manajemen laboratorium jurusan budidaya hutan adalah rendahnya tingkat efisiensi dan produktivitas kinerja laboratorium sebagai pusat sumber pembelajaran dan penelitian dalam pemecahan bidang kehutanan. Hal ini sebagai akibat dari peralatan laboratorium yang kurang dan sebagaian besar sudah usang dan banyak yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan demikian baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada terhambatnya layanan praktikum dan penyusunan tugas akhir yang memanfaatkan laboratorium.

Walaupun dari luas bangunan sudah cukup memadai, akan tetapi yang menjadi persoalan utama dari laboratorium tersebut adalah terbatasnya efisiensi penggunaan laboratorium. Akibatnya laboratorium tersebut lebih banyak berfungsi untuk melakukan praktikum dan kurang layak bila dipergunakan untuk melakukan penelitian, sehingga para mahasiswa banyak yang melakukan penelitian di lembaga atau instansi yang lain.

2.4.3.3. Manajemen Perpustakaan

Guna menunjang kegiatan akademik para mahasiswa Jurusan Budidaya hutan tersedia layanan perpustakaan dari perpustakaan pusat dan perpustakaan jurusan. Pengelolaan di perpustakaan jurusan masih bersifat manual. Sedangkan Perpustakaan Pusat UMM telah dikelola dengan sistem digital library (digilib), yang terkoneksi dengan beberapa perpustakaan, baik perustakaan di dalam negeri maupun luar negeri.

Perpustakaan Pusat memiliki koleksi yang terdiri atas 67.246 eksemplar buku, koleksi majalah dan jurnal sebanyak 234 judul, koran 12 judul, CD installer 228 keping, CD e-book 79 keping, dan kaset 63 keping. Selain perpustakaan pusat, ada juga perpustakaan Program Pasca Sarjana di Kampus I dan perpustakaan untuk Fakultas Kedokteran dan Akademik Perawatan di Kampus II.

Jumlah judul buku yang terkait dengan bidang budidaya hutan di perpustakaan pusat UMM adalah 309 judul buku. Jumlah tersebut masih terlalu rendah untuk mendukung proses belajar mengajar di jurusan budidaya hutan. Namun demikian kondisi ini belum dapat mendorong para mahasiswa untuk aktif ke Perpustakaan. Indikasinya dapat dilihat dari banyaknya transaksi yang dilakukan oleh mahasiswa masih rendah.

2.4.4. Manajemen Data dan Informasi

Proses administrasi pelayanan akademik mahasiswa seperti Kartu Rencana Studi (KRS) dan Kartu Hasil Studi (KHS) sudah dilakukan dengan menggunakan sistim komputerisasi, tetapi

22

Page 15: Bab 2. Evaluasi Diri

jumlahnya masih terbatas. Pengisian KRS dilakukan langsung oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen wali di Laboratorium Komputer, sehingga KRS dapat langsung diterimakan saat itu juga. Karena jumlah komputer yang terbatas maka pengisian KRS ini dibuat terjadwal yang diatur oleh Biro Administrasi Akademik. Nilai ujian yang diisikan oleh dosen juga telah menggunakan form scanner, sehingga proses penerbitan Kartu Hasil Studi dapat dilakukan tepat pada waktunya.

Akan tetapi mahasiswa belum bisa mendapatkan data dan informasi akademik secara mandiri. Belum ada komputer yang dapat dipergunakan oleh mahasiswa untuk mengetahui kegiatan akademiknya. Berdasarkan data kuisioner yang dilakukan oleh Jurusan, layanan administrasi menurut persepsi mahasiswa termasuk kategori tidak puas. Guna memperbaiki manajemen data dan pelayanan informasi kepada mahasiswa, sistim informasi manajemen berbasis komputer yang on-line dengan sistim manajemen administrasi akademik (MAA) melalui jaringan intranet perlu ditingkatkan

2.5. Indikator Kinerja Jurusan

2.5.1 Indikator Kinerja Utama

a. Indikator Masukan (Input Indicators)

Rangkuman indikator kinerja utama beserta nilai awal yang dijadikan dasar untuk menemukan gejala/fenomena yang terjadi di Jurusan Budidaya hutan UMM adalah seperti Tabel 2.1.

b. Indikator Proses dan Keluaran (Process & Output Indicators)

Rangkuman indikator proses dan keluaran beserta nilai awal yang dijadikan dasar untuk menemukan gejala/fenomena yang terjadi di Jurusan Budidaya hutan UMM adalah seperti Tabel 2.2.

c. Indikator Dampak (Outcome Indicators)

Rangkuman indikator dampak beserta nilai awal yang dijadikan dasar untuk menemukan gejala/fenomena yang terjadi di Jurusan Budidaya hutan UMM adalah seperti Tabel 2.3.

2.5.2. Indikator Kinerja Pendukung

Rangkuman indikator kinerja pendukung beserta nilai awal yang dijadikan dasar untuk menemukan gejala/fenomena yang terjadi di Jurusan Budidaya hutan UMM adalah seperti Tabel 2.4.

2.6. Permasalahan Yang Terindentifikasi

Beberapa gejala/fenomena masalah yang ada di Jurusan Budidaya hutan UMM ditentukan akar permasalahan, diidentifikasi, dan dikelompokkan menurut isu strategis L-RAISE (Leadership, Relevance, Academic Atmosphere, Internal Management and Organization, Sustainability, Efficiency and Productivity). Hasil analisis ini dapat dilihat di Tabel 2.5.

2.7. Penyelesaian Alternatif

Selanjutnya dari identifikasi masalah yang telah diidentifikasikan sebagaimana dirangkum Tabel 2.5 kemudian dicari alternatif penyelesaian masalahnya. Penyelesaian alternatif yang diusulkan untuk menyelesaikan permasalahan adalah seperti Tabel 2.6. Alternatif penyelesaian masalah selengkapnya beserta aktifitasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6.

2.8. Data Pendukung

23

Page 16: Bab 2. Evaluasi Diri

Data pendukung untuk Laporan Evaluasi Diri ini dapat dilihat pada lembar Lampiran.

24

Page 17: Bab 2. Evaluasi Diri

Tabel 2.1. Indikator Kinerja Utama

No. Indikator Kinerja Utama Awal Satuan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

1. Rata-rata nilai ujian seleksi penerimaan mahasiswa baru (UMPTM)

48,83 - UPT PMB UMM Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir

Jumlah skor semua mahasiswa yang diterima dibagi dengan jumlah mahasiswa yang diterima.

2. Rata-rata nilai mata pelajaran Ujian Akhir Nasional

5,44 - Biro Administrasi Akademik

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah NUN seluruh calon mahasiswa dibagi dengan jumlah seluruh mahasiswa.

3. Tingkat ketetatan seleksi 69,98 % UPT PMB UMM Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir

Jumlah mahasiswa yang diterima dibanding dengan jumlah seluruh pendaftar, dikalikan 100%.

Tabel 2.2. Indikator Proses dan Keluaran

No. Indikator Kinerja Proses dan Keluaran

Awal Satuan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

1. Lama studi 5,1 Tahun Jurusan, Sistem Manajemen Adm. Akademik

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah masa studi semua mahasiswa yang lulus dibagi dengan jum-lah seluruh mahasiswa yang lulus.

2. IPK lulusan 2,45 - Jurusan, Sistem Manajemen Adm. Akademik

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah IPK mahasiswa yang lulus dibagi dengan jumlah seluruh mahasiswa yang lulus.

3. Kemampuan bahasa inggris lulusan, nilai TOEFL > 450

0 % LC UMM Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah mahasiswa dengan nilai TOEFL > 450, dibagi dengan jumlah seluruh mahasiswa semester akhir, dikalikan 100 %.

Page 18: Bab 2. Evaluasi Diri

Tabel 2.3. Indikator Dampak

No. Indikator Kinerja Dampak Awal Satuan Sumber Data

Metode Pengumpula

n Data

Metode Analisis Data

1. Waktu tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama

22,56 Bulan Alumni Tracer study Jumlah masa tunggu semua mahasiswa yang lulus dibagi dengan jumlah mahasiswa yang lulus setiap tahun

2. Gaji pertama yang diterima - Rp/bulan Alumni Tracer study Jumlah gaji pertama yang diterima oleh semua lulusan yang sudah bekerja dibagi dengan jumlah lulusan yang bekerja

Tabel 2.4. Indikator Kinerja Pendukung

No. Indikator Kinerja Pendukung

Awal Satuan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

1. Tingkat komplin mahasiswa 20 % Mahasiswa Rekapitulasi data tercatat di Jurusan

Jumlah mahasiswa yang komplin dibagi dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan

2 Rata-rata masa penulisan skripsi

11,07 Bulan Mahasiswa Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah lama penulisan skripsi semua mahasiswa yang lulus dibagi dengan jumlah mahasiswa yang lulus pada setiap tahun.

3. Pemberian feed back kepada mahasiswa

20 % Dosen dan Mahasiswa

Wawancara dengan dosen dan kuisioner pada mahasiswa secara random dengan jumlah sampel 20% mahasiswa aktif.

Jumlah dosen yang memberikan feed-back kepada mahasiswa dibagi dengan jumlah semua dosen yang terlibat dalam proses pembelajaran.

4. Rata-rata kelulusan mata kuliah mahasiswa

75,21 % Tata Usaha Jurusan/Fak

Rekapitulasi data tercatat 1 tahun

Jumlah mahasiswa yang mendapat nilai mata kuliah > C dibagi dengan jumlah

Page 19: Bab 2. Evaluasi Diri

. terakhir. maha-siswa yang mengikuti mata kuliah tersebut, dikalikan 100 %.

No. Indikator Kinerja Pendukung

Awal Satuan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

5. Rata-rata mahasiswa mengulang mata kuliah

17 % Tata Usaha Jurusan/BAA

Rekapitulasi data tercatat 1 tahun terakhir.

Jumlah mahasiswa yang mengulang suatu mata kuliah dibagi dengan jumlah seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah tersebut.

6. Perkuliahan dengan hand out kuliah berbahasa Inggris

0 % Tata Usaha Jurusan/Fak.

Rekapitulasi data tercatat 4 tahun terakhir.

Jumlah mata kuliah yang menggunakan pengantar bahasa Inggris per tahun.

7. Publikasi ilmiah tingkat nasional

0 (judul/ dosen/

th)

Tata Usaha Jurusan/Fak.

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah publikasi ilmiah tingkat nasional/terakreditasi oleh dosen per tahun

8. Tingkat kehadiran dosen di kelas

80,36 % Tata Usaha Jurusan

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah lama penulisan skripsi semua mahasiswa yang lulus dibagi dengan jumlah mahasiswa yang lulus pada setiap tahun.

9. Jumlah pelibatan mahasiswa dalam penelitian dosen

0 (∑ mhs/ dosen/

th)

10. Relevansi pekerjaan lulusan 36 % Alumni Tracer studi terhadap 35% lulusan Budidaya hutan

Jumlah lulusan yang bekerja sesuai bidang Budidaya hutan dibagi dengan semua lulusan yang telah bekerja

11. Jumlah diktat/buku ajar terhadap jumlah mata kuliah)

24 % Tata Usaha Jurusan

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah mata kuliah yang telah memiliki diktat/buku ajar dibagi dengan jumlah semua mata kuliah, dikalikan 100 %.

Page 20: Bab 2. Evaluasi Diri

12. Jumlah transaksi koleksi pustaka

35 (buku/ bulan)

Perpustakaan

Rekapitulasi data tercatat 1 tahun terakhir.

Jumlah mahasiswa yang berkunjung ke perpustakaan dalam tahun terakhir dibagi dengan jumlah hari kerja perpustakaan.

13. Jumlah penelitian dosen 0,63 (judul/ dosen/

th)

Tata Usaha Fakultas dan Lemlit UMM

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah judul penelitian yang dilakukan oleh dosen setiap tahun, baik yang bersumber dana dari universitas / yg lain.

No. Indikator Kinerja Pendukung

Awal Satuan Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

14. Jumlah penelitian hibah DIKTI

0 (judul/ dosen/

th)

TU JurusanLemlit

Rekapitulasi data tercatat 1 tahun terakhir

Jumlah judul penelitian per tahun

15. Jumlah pengabdian kerjasama 1 (judul/ th)

TU JurusanLPM

Rekapitulasi data tercatat 1 tahun terakhir

Jumlah pengabdian per tahun

16. Tingkat kepuasan layanan administrasi

53,94 % Mahasiswa melalui kuisioner

Random sampling, minimum 60% mahasiswa aktif

Jumlah responden yang memberikan penilaian baik dibagi jumlah responden, dikalikan 100%.

17. Tingkat kepuasan layanan akademik

64.64 % Mahasiswa melalui kuisioner

Random sampling, minimum 20% mahasiswa lulus (yudisium)

Jumlah responden yang memberikan penilaian baik dibagi jumlah responden, dikalikan 100%.

18. Mahasiswa DO 11,44 % Tata Usaha Jurusan dan BAA

Rekapitulasi data tercatat 5 tahun terakhir.

Jumlah mahasiswa putus kuliah/DO dibagi dengan jumlah semua mahasiswa/tahun.

Page 21: Bab 2. Evaluasi Diri

Tabel 2.5. Gejala/Fenomena Masalah dan Akar Permasalahan yang berhasil diidentifikasi dan Isu-isu strategis

Gejala/fenomena Permasalahan Akar Permasalahan

Isue-isue Strategis

No Keterangan Hal L R A I S E1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Evaluasi dosen terhadap mahasiswa belum baku dan transparan

17 - Belum adanya baku administrasi di tingkat jurusan, mekanisme dan deskripsi kerja belum jelas, pendataan aktivitas mahasiswa kurang baik.

xxx x xx xx xx

2 Belum tertipnya pendataan di jurusan

17

1. Penyelesaian masa studi mahasiswa masih lama

14 - Mutu layanan akademik rendah

- Interaksi dosen dan mahasiswa masih rendah

- Kurang selarasnya kurikulum dengan kebutuhan stakeholders

xx xx x xxx

2. Penyelesaian tugas akhir mahasiswa masih lama

14 xx x xx xxx

3. IPK lulusan relatif masih rendah

14 xx xx x xxx

4. Kompetensi kurikulum masih rendah

16 xx xx x xxx

1. Jumlah penelitian dosen rendah dan belum mampu bersaing untuk mendapatkan pendanaan dari luar institusi

17

Ketrampilan dan wawasan penelitian dosen rendah

xxx xx x

2. Kualitas penelitian dosen rendah

17 xxx xx x

3 Publikasi dosen di jurnal terakreditasi masih rendah

17 xxx xx x

1. Masa tunggu alumni dalam memperoleh pekerjaan cukup lama

14

Skill (ketrampilan) mahasiswa masih rendah

xxx xx xx x

2 Sulitnya alumni untuk memperoleh pekerjaan

14 xxx xx x x

3 Bidang pekerjaan alumni yang kurang sesuai

14 xxx x xx x

Page 22: Bab 2. Evaluasi Diri

1 Sistem layanan administrasi masih rendah

16- Skill

(ketrampilan) karyawan masih kurang

- Sistem layanan administrasi rendah

xx xx xxx x

2 Manajemen pengolahan database masih rendah

16 x xx x xxx x

3 Banyaknya keluhan tentang layanan administrasi

16 x xx xxx x

Tabel 2.6. Penyelesaian Alternatif dari Akar Permasalahan yang Berhasil Diidentifikasi dan Isu-isu Strategis

Isu-isu strategis Akar Permasalahan Penyelesaian alternatif1 2 3

L. Leadership L1. Belum adanya baku administrasi di tingkat jurusan, mekanisme dan deskripsi kerja belum jelas, pendataan aktivitas mahasiswa kurang baik.-

1. Mengembangkan sistem organisasi dengan deskripsi kerja yang jelas dan tegas.

2. Meningkatkan kemampuan organisasi bagi pejabat pengelola jurusan dan unitnya

3. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tenaga administrasi jurusan dan unitnya.

4. Membangun budaya tertib administrasi

R. Relevansi R1. Kurang selarasnya kurikulum yang ada dengan kebutuhan stakeholders.

Meningkatkan materi pembelajaran yang konstruktif

A. Academic atmosphere A1. Mutu layanan akademik rendah

1. Memperbaiki media dan mutu pembelajaran

2. Memperbaiki mutu praktikumA2. Ketrampilan dan wawasan

penelitian dosen rendahMeningkatkan skill penelitian dosen

A3. Skill (ketrampilan) mahasiswa masih rendah

Meningkatkan skill mahasiswa

A4. Rendahnya interaksi dosen dan mahasiswa

Meningkatkan interaksi dosen dan mahasiswa melalui diskusi dan seminar ilmiah

I. Internal management/ Organization

I.1. Sistem layanan administrasi rendah

I.2. Skill (ketrampilan) karyawan kurang

1. Memperbaiki layanan administrasi

2. Meningkatkan skill karyawan

S. Sustainability - -E. Efficiency and

productivityE.1. Mutu pembelajaran yang

rendahE.2. Rendahnya fasilitas

pembelajaran

1. Memperbaiki inovasi pembelajaran.

2. Meningkatkan sumber belajar dan dukungan pembelajaran

Page 23: Bab 2. Evaluasi Diri

Tabel 2.7. Aktivitas yang diusulkan berdasarkan Isu Strategis, Akar Permasalahan dan Penyelesaian Alternatif

Isu-isuStrategis

AkarPermasalahan

PenyelesaianAlternatif

Aktivitasyang

diusulkan

Sumberdaya yangdibutuhkan Tidak

ButuhSumberdayaPHK Institusi

Lainnya

1 2 3 4 5 6 7 8L. Leadership L.1. Belum adanya baku

administrasi di tingkat jurusan, mekanisme dan deskripsi kerja belum jelas, pendataan aktivitas mahasiswa kurang baik

- Mengembangkan sistem organisasi dan deskripsi kerja yang jelas dan tegas

- Meningkatkan kemampuan organisasi bagi pejabat pengelola jurusan dan unitnya

- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan tenaga administrasi jurusan dan unitnya

- Membangun budaya tertib administrasi

Mengembangkan mekanisme kerja dan kualitas organisasi

xx xx

R. Relevansi R.1 Kurang selarasnya kurikulum yang ada dengan kebutuhan stakeholders.

Meningkatkan materi pembelajaran yang konstruktif

Meningkatkan kualitas Kurikulum xx

A. Academic atmosphere

A1. Mutu layanan akademik rendah

- Memperbaiki media dan mutu pembelajaran

- memperbaiki mutu praktikum

Meningkatkan mutu layanan akademik

xx

A2. Ketrampilan dan wawasan penelitian dosen rendah

Meningkatkan skill penelitian dosen

Meningkatkan mutu penelitian dan penulisan karya ilmiah dosen

xx

A3. Skill (ketrampilan) mahasiswa masih rendah

Meningkatkan skill mahasiswa

Meningkatkan kemampuan kewirausahaan mahasiswa

xx

Page 24: Bab 2. Evaluasi Diri

A4. Rendahnya interaksi dosen dan mahasiswa

Meningkatkan interaksi dosen dan mahasiswa melalui diskusi dan seminar ilmiah

Meningkatkan interaksi dosen dan mahasiswa

xx

I. Internal management/ Organization

I.1. Skill (ketrampilan) karyawan kurang

I.2. Sistem layanan administrasi rendah

- Memperbaiki layanan administrasi

- Meningkatkan skill karyawan

Meningkatkan layanan administrasi xx

S. Sustainability - - -E. Efficiency

and productivity

E.1. Mutu pembelajaran yang rendah

E.2. Fasilitas pembelajaran yang masih kurang

- Memperbaiki inovasi pembelajaran

- Meningkatkan sumber belajar dan dukungan pembelajaran

Meningkatkan inovasi pembelajaran xx