Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

38
BAB 2 EKONOMI TRANSPORTASI MATA KULIAH : DASAR REKAYASA TRANPORTASI Disusun oleh : NAMA NPM AGUNG HARI NUGRAHA AKHMAD REYHAN ART PONGTULURAN FATHUR RAHMAN F RISKI PAKERTI MOCH. SYAHRIL 13.11.1001.7311.045 13.11.1001.7311.125 13.11.1001.7311.071 13.11.1001.7311.317 13.11.1001.7311.241 13.11.1001.7311.107 FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA 2014 KELAS C

description

E

Transcript of Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Page 1: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

BAB 2 EKONOMI TRANSPORTASI

MATA KULIAH : DASAR REKAYASA TRANPORTASI

Disusun oleh :

NAMA NPM

AGUNG HARI NUGRAHAAKHMAD REYHANART PONGTULURANFATHUR RAHMAN FRISKI PAKERTIMOCH. SYAHRIL

13.11.1001.7311.04513.11.1001.7311.12513.11.1001.7311.07113.11.1001.7311.31713.11.1001.7311.24113.11.1001.7311.107

FAKULTAS TEKNIK SIPILUNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SAMARINDA

2014

KELAS C

Page 2: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

1. RUANG LINGKUP EKONOMI TRANSPORTASI

Ruang Lingkup Ekonomi Transportasi akan mempelajari interaksi antara permintaan (kebutuhan) transportasi (misalnya, keinginan untuk mengadakan perjalanan dan kemampuan membiayai perjalanan tersebut) dan penawaran (ketersediaan) transportasi (misalnya, ketersediaan jalur lalu lintas yang memungkinkan perjalanan). Secara ringkas kita akan membahas beberapa gagasan dasar ekonomi yang diaplikasikan dalam bidang transportasi.

Samuelson (1976) menguraikan definisi ekonomi sebagai berikut :♦ Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana orang dan masyarakat pada akhirnya memilih, dengan atau tanpa menggunakan uang, untuk memanfaaatkan sumber-sumber daya produktif langka yang dapat memiliki manfaat-manfaat alternatif guna menghasilkan berbagai komoditas dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi, sekarang dan di masa mendatang, oleh perorangan atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Ekonomi menganalisis keuntungan dan kerugian dari tindakan memperbaiki pola-pola alokasi sumber daya.

Para ahli ekonomi membagi ilmu ekonomi menjadi 2 cabang utama :1. Mikroekonomi > mempelajari hukum-hukum ekonomi dan pengaruh-

pengaruhnya terhadap suatu perusahaan dalam skala kecil. 2. Makroekonomi > ilmu, dalam skala nasional dan internasional, yang mempelajari kesejahteraan masyarakat umum.

Page 3: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Ekonomi Transportasi merupakan salah satu cabang dari mikroekonomi terapan, Hukum-hukum sederhana dalam ekonomi pasar tidak dapat diaplikasikan begitu saja ke dalam ekonomi transportasi.

Perencanaan, desain, pembangunan, pengoprasian, dan pemeliharaan fasilitas transportasi bisa menghabiskan biaya ratusan juta dollar pertahun.

Ekonomi Transportasi memiliki ruang lingkup yang sangat luas, sehingga pembaca diharapkan membaca buku-buku standar tentang topik ini serta penerapannya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Topik - topik yang dibahas dalam bab ini sudah diseleksi secara ketat dan sengaja diberikan agar para pembaca mendapat semacam pengenalan mengenai bidang studi ini.

Page 4: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

2. PERMINTAAN TRANSPORTASIPermintaan barang dan jasa umumnya sangat bergantung pada pendapatan konsumen

dan pada harga dari barang dan jasa tersebut relatif terhadap harga-harga lainnya.

Fungsi permintaan atas suatu produk tertentu menunjukkan keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut sesuai dengan alternatif harga yang ada.

Gambar 2.1 memperlihatkan sebuah fungsi permintaan linier untuk perjalanan dari sepasang titik asal dan tujuan, pada suatu periode waktu tertentu , dan untuk suatu maksud tertentu.

Fungsi permintaan ini mengasumsikan tingkat dan distribusi tertentu untuk pendapatan, populasi, dan karakteristik sosio-ekonomik

Fungsi ini adalah suatu kurva permintaan agregat, menampoilkan volume perjalanan yang diinginkan pada harga yang berbeda-beda oleh sekelompok pelaku pejalanan.

q = α - βp dimana q = jumlah permintaan perjalanan, p = harga, α dan β = parameter – parameter permintaan yang konstan

Page 5: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Gambar 2.2 memperlihatkan kurva-kurva permintaan yang telah mengalami pergeseran. Menunjukan perubahan kuantitas perjalanan yang terjadi akibat variabel-variabel lain diluar harga.

Kita harus mampu membedakan antara perubahan-perubahan jangka pendek pada kuantitas perjalanan akibat perubahan harga (diperlihatkan oleh pergerakan disepanjang kurva permintaan pada Gambar 2.1) dengan perubahan-perubahan jangka panjang akibat aktivitas atau variabel-variabel perilaku, yang diperlihatkan oleh pergeseran-pergeseran fungsi permintaan pada Gambar 2.2

Page 6: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

3. PERMINTAAN, PENAWARAN, DAN KESEIMBANGAN

Kita telah melihat bahwa Fungsi permintaan adalah suatu hubungan antara

jumlah permintaan atas suatu barang dengan harga barang tersebut.

Fungsi penawaran (atau fungsi pelayanan) mempresentasikan jumlah barang

yang ingin ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.

Keseimbangn dikatakan tercapai ketika faktor-faktor yang mempengaruhi

jumlah permintaan dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah penawaran berada

dalm kondisi yang secara statistik sama (atau bertemu di titik keseimbangan).

Sebagai contoh, tempat duduk didalam bis memiliki harga tertentu, beberapa

ton gandum memiliki harga tertentu. Jika fungsi permintaan dan penawaran akan suatu

fasilitas transportasi telah diketahui , maka kita bisa mulai berbicara tentang konsep

keseimbangan (equilibrium).

Page 7: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Contoh :

Sebuah perusahaan penerbangan telah menentukan harga sebuah kursi untuk suatu

rute tertentu sebesar p = 200 + 0,02n. Permintaan atas rute ini ternyata adalah n = 5000

– 20p, dimana p adalah harga dalam dollar, dan n adalah jumlah kursi yang terjual per

hari.

Tentukanlah harga keseimbangan yang harus ditetapkan dan jumlah kursi yang terjual

per hari.Jawaban :

p = 200 + 0,02n n = 5000 – 20p

Kedua persamaan diatas menghasilkan p = $214,28 dan n = 714 kursi.

Logika dari dua persamaan diatas tampak masuk akal. Jika harga tiket pesawat terbang

naik, maka permintaan biasanya akan turun. Dengan membuat grafik untuk kedua

persamaan diatas kita akan lebih mudah melihat harga keseimbangannya.

Page 8: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

4. SENSITIVITAS PERMINTAAN PERJALANAN

Dari permintaan perjalanan kita dapat meramalkan perubahan-perubahan volume

perjalanan yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan harga yang pterjadi pada

periode waktu yang pendek.

Frasa yang dapat menjelaskan perubahan sensivitas terhadap perubahan harga (atau

faktor tertentu lainnya) adalah elastisitas permintaan (eр).

jika q = α – βp

dan eр = perubahan presentase jumlah permintaan perjalanan yang terjadi akibat terjadinya perubahan harga sebesar 1%

eр = 1 –αq

Page 9: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Contoh :

Ketika harga tiket masuk ke sebuah taman hiburan sebesar $5 per kunjungan, rata-rata

jumlah kunjungan per orang adalah 20 per tahun. Sejak harga karcis dinaikkan menjadi

$6, permintaan turun menjadi 16 per tahun. Berapakah elastisitas pada rentang harga ini

?

Jawaban :

Elastisitas harga busur, -ΔQΔP

-1,22(Q1 + Q0) / 2

( P1 + P0 ) / 2 =

4 (5,5)

1 18=eр

=

(elastis)

Pembahasan :

Terdapat sejumlah persoalan yang terkait dengan elastisitas harga busur (arc

price elasticity) karena elastisitas semacam ini akan berbeda dengan

elastisitas titik, yaitu selisihnya akan bertambah ketika ΔP atau ΔQ bertambah

Page 10: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

5. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS

5.1 Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan memainkan peranan penting yang istimewa di dalam teknik transportasi dan dinyatakan dengan :

ei = % perubahan jumlah permintaan barang% perubahan

pendapatan

Suatu barang dikatakan normal apabila permintaan atas barang tersebut

meningkat ketika pendapatan konsumen juga meningkat (ei > 0).

Suatu barang dikatakan superior apabila permintaan akan barang tersebut

meningkat ketika pendapatan konsumen dan porsi pengeluaran untuk barang

tersebut ikut meningkat (ei > 1).

Suatu barang dikatakan inferior jika permintaan akan barang tersebut menurun

ketika pendapatan konsumen meningkat.

Page 11: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

5.1 Elastisitas Harga

Secara umum konsumen akan membeli lebih banyak dari biasanya ketika harganya turun, dan membeli lebih sedikit ketika harganya naik.

Faktor yang mempengaruhi elastisitas harga adalah sebagai berikut :

1. Jika konsumen membelanjakan pendapatannya dengan presentase yang cukup

besar, katakanlah untuk transportasi, mereka akan rela berupaya lebih keras untuk

mencari pengganti (substitusi) apabila biaya transportasi meningkat.

2. Semakin sempit definisi dari suatu barang, semakin banyak barang pengganti untuk

barang tersebut, sehingga permintaan akan barang tersebut menjadi lebih elastis.

3. Jika konsumen mendapati bahwa harga dan ketersediaan barang pengganti tidak

sulit, permintaan akan lebih elastis.

4. Barang-barang yang digolongkan oleh konsumen sebagai barang yang harus dimiliki

biasanya memiliki permintaan yang tidak elastis, sedangkan barang-barang yang

dianggap mewah biasanya memiliki permintaan yang elastis.

Page 12: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

5.1 Elastisitas dan Penerimaan Total

e = % perubahan jumlah (satuan) permintaan

% perubahan harga

Jika e > 1 , permintaan bersifat elastis ; maka kenaikan harga akan mengurangi

penerimaan total, namun penurunan harga akan menaikkan penerimaan total

Jika e < 1 , penerimaan bersifat tak-elastis ; maka kenaikan harga akan

meningkatkan penerimaan total ; dan penurunan harga akan menurunkan penerimaan

total

Jika e = 1 , penerimaan total tidak berubah, meskipun harga naik atau turun.

Page 13: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Contoh :

Kurva permintaan linier dari sebuah perusahaan bis adalah P = 10 – 0,05Q, dimana P adalah harga tiket, dan Q adalah jumlah tiket yang terjual perjam. Tentukan penerimaan total di sepanjang kurva (Gambar 2-E5).

Jawaban :

P = 10 – 0,05Q R = Q( 10 – 0,05Q) dimana R = Penerimaan total

R = 10Q – 0,05

dR/dQ = 10 – (0,05 x 2)Q

dan hasil ini akan sama dengan nol ketika R maksimum.

maka Q = 100 ketika R sama dengan 500 (maksimum).

Page 14: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Pembahasan Dimulai dari harga sebesar $10 di dekat nol tiket yang terjual dan menurunkan harga hingga akhirnya mencapai setengahnya ($5), penerimaan total naik stabil hingga mencapai nilai maksimum sebesar $500/jam (pada daerah elastis). Setelah itu, penerimaan akan menurun sejalan dengan penurunan harga dan akhirnya mendekati nol ketika permintaan mendekati 200 (pada daerah tak elastis).

Page 15: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

6. MODEL PERMINTAAN KRAFTKita kadang-kadang menjumpai suatu fungsi permintaan dimana elastisitas permintaan akan perjalanan terhadap harga pada dasarnya konstan. Fungsi permintaan dalam situasi seperti ini dapat dinyatakan dengan persamaan

Q = α - Dimana α dan adalah parameter konstan dari fungsi permintaan. Untuk membuktikan bahwa fungsi tersebut mempunyai elastisitas yang konstan, kita akan mendiferensiasi fungsi ini tehadap harga

dQdP

= α

Dan mendistribusikan hasilnya ke dalam persamaan elastisitas standar

ep=dQdP

P

Q= α P

Q= α 𝑃Q  −1

=

sehingga

Page 16: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Contoh :

Elastisitas permintaan sarana angkutan terhadap tarif diketahui sama dengan -2,75, yang berarti bahwa kenaikan tarif sebesar 1 % akan menyebabkan turunnya jumlah penumpang sebanyak 2,75 orang. Jalur sarana angkutan dalam sistem ini mengangkut 12.500 penumpang per hari, dengan tarif50 sen per perjalanan. Perusahaan pengangkutan tersebut bermaksud menaikkan tarif menjadi 70 sen per perjalanan. Sarana apakah yang dapat diberikan kepada perusahaan tersebut ?

Jawaban :

Q = α12.500 = α

α = 12.500 x

= 5,876 x

Q = 5,876 x x

Menaikkan tarif sebesar 50 sampai 70 sen akan berpengaruh terhadap permintaan sebesar

Q = 5,876 x x = 4955 penumpang

Page 17: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

7. ELASTISITAS LANGSUNG DAN ELASTISITAS SILANG

Dampak perubahan terhadap permintaan atas barang yang sama disebut elastisitas langsung. Sedangkan tingkat respons dari permintaan atas barang terhadap harga barang lainnya disebut elastisitas silang.Suatu barang disebut sebagai pengganti apabila elastisitas silangnya positif, dan barang disebut pelengkap apabila elastisitas silang atas permintaannya negatif.

P0 = harga bahan bakar sebelum kenaikanP1 = harga bahan bakar setelah kenaikkan

Q0 = jumlah konsumsi bahan bakar sebelum kenaikkan

Q1 = jumlah konsumsi bahan bakar setelah kenaikkan

Contoh :

Kenaikkan harga bahan bakar sebesar 15% mengakibatkan kenaikkan penumpang bis sebesar 7% dan penurunan konsumsi bahan bakar sebesar 9%. Hitunglah dampak elastisitas langsung dan elastisitas silang atas permintaan.

Jawaban :

Misalkan

Page 18: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Maka untuk elastisitas langsung :

Q0 (bb) x 0,91 = Q1 (bb)P0 (bb) x 1,15 = P1 (bb)

e = (P/P) = [-0,09/(1 + 0,91)]/[0,15/(1 + 1,15)] = -0,675

dan,

B0 = jumlah penumpang bis sebelum kenaikkan B1 = jumlah penumpang bis setelah kenaikkan

Maka untuk elastisitas silang :

B0 (bb) x 1,07 = B1 (bis)P0 (bb) x 1,15 = P1 (bb)

e = (P/P) = [0,07/(1 + 1,07)]/[0,15/(1 + 1,15)] = +0,48

Page 19: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

8. NILAI SURPLUS KONSUMEN

Nilai surplus konsumen (consumer surplus) adalah ukuran untuk nilai moneter yang menjadi tersedia bagi konsumen karena adanya suatu fasilitas. Kurva permintaan dapat dilihat sebagai sebuah indikator kegunaan pelayanan dari sisi harga, Secara umum suatu kemajuan transportasi dapat diukur dari sisi perubahan nilai surplus konsumen. Nilai surplus konsumen biasanya didefinisikan sebagai selisih antara jumlah maksimum yang masih rela dibayar oleh konsumen untuk jumlah tertentu barang ketimbang tidak mendapatkannya sama sekali.

Page 20: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

CONTOH

Sebuah perusahaan bis yang memiliki armada 100 bis 40-kursi meningkatkan armadanya sebesar 20% dan menurunkan harga tiket $1 menjadi 90 sen per perjalanan. Hitunglah perubahan surplus konsumen dan elastisitas harga permintaan. Asumsikan bahwa bis yang ada mempunyai faktor muat (load factor) 99% dan diperkirakan peningkatan armada ini akan meningkatkan faktor muatnya menjadi 95%. Apakah perusahaan ini akan mengalami kerugian? Asumsikan pula bahwa seluruh armada bis terpakai selama jam sibuk. (catatan ; faktor muat kendaraan adalah ukuran ketersediaan kursi, dan faktor muat 1,0 artinya seluruh kursi terisi penumpang).

Jawaban ;

dengan situasi ini :

100 bis x 40 kursi x 0,90 (faktor muat) = 3600 penumpang/jamPenerimaan : 3600 x $1,00 = $3600/jam

dengan layanan yang ditingkatkan :

120 bis x 40 kursi x 0,95 = 4560 penumpang/jamPenerimaan : 4.560 x $0,90 = $4104/jam

Perusahaan ini mendapat keuntungan $4104 - $3600 = $504/jam

Page 21: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Perubahan nilai surplus konsumen =(1,00 – 0,90) (3600 + 4560)

2

= $408/jam

Elastisitas harga permintaan =Q1-Q0 (P1 + P0)/2

P1 – P0 (Q1-Q0)/2

= -960

0,10

0,95

4080( ) = - 2,235

Pembahasan

Ini adalah satu kasus yang menarik. Sekalipun jumlah bisnya tidak ditambah dan harga diturunkan seperti pada situasi di atas, yang menghasilkan peningkatan faktor muat, akan terjadi peningkatan total pendapatan sebesar $200 karena elastisita sharganya bersifat elastis (-2,235). Dengan sendirinya, semakin banyak bis yang dikerahkan, situasinya akan menjadi baik. Nilai surplus konsumen adalah cara yang baik untuk melakukan perbandingan antara dua altenatif.

Page 22: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

9. BIAYA

Untuk menentukan biaya dari suatu produk , seorang analisis harus

menentukan, misalnya, ke mana jalur distribusinya, siapa yang membayar transportasi,

dan siapa yang membayar asuransi dan penyimpanan.

Sebelum mendapatkan biaya rata-rata akan lebih mudah jika kita bagi biaya

menjadi, biaya tetap, biaya tidak tetap, dan biaya total.

a. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan dan tidak tergantung jumlah

produksi.

b. Biaya tidak tetap, disisi lain, akan meningkat dengan output atau bertambahnya

produksi.

c. Biaya total produksi merupakan penjumlahan biaya tetap, dan akan bertambah

seiring bertambahnya produksi

Page 23: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

9.1 Hukum – hukum yang berhubungan dengan biaya

Hukum pengurangan pengembalian (law of diminishing returns), menyatakan

bahwa meskipun peningkatan input dari suatu produksi akan meningkatkan output,

namun pada akhirnya akan dicapai sutu titik dimana di atas titik ini peningkatan input

akan mengurangi output.

Hukum peningkatan pengembalian berskala (law of increasing returns to scale),

menyatakan bahwa dalam pratktiknya, jumlah unit produksi sering kali meningkat lebih

cepat daari pada faktor – faktor produksi.

9.2 Biaya Rata-rata

Persamaan matematis yang menghubungkan biaya total (C) suatu produk dengan biaya satuan (c) dan banyaknya output (q) dapat ditulis sebagai

C = cq = α + (q)

Parameter (α) adalah biaya tetap produksi, dan fungsi (q) adalah biaya tetap produksi. Biaya rata-rata (c) untuk tiap produk sama dengan ;

c = Cq =

cqq = α + (q)

q =αq

+ (q)q

Page 24: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

9.3 Biaya Marginal

Biaya marginal dari suatu produk adalah biaya tambahan yang terkait dengan pembuatan satu unit output tambahan. Sebuah contoh akan memperjelas hal ini. Biaya untuk mengoprasikan sistem perkeretaapian dengan sejumlah gerbongnya dibrikan pad atabel 2.1. angka – angka pada kolom 1 sampai 4 dari tabel 2.1 diplot pada gambar 2.5 (a). Dengan cara yang sama, angka – angka pada kolom 5 dan 6 diplot pada gambar 2.5 (b). Selain itu proyeksi titik ini ke gambar 2.5 (a) menghubungkan suatu titik ke suatu titik dimana gradien/kemiringan garis singgung yang digambar dari titik asalnya memiliki kemiringan minimum.

Page 25: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Secara umum, kita dapat merangkum tentang apa yang telah diberikan pada contoh di atas ;

Biaya total = TC(x) = FC + VC(x)

Biaya rata - rata = AC(x) =TC(x)

x =

FC

x+ VC(x)

x

Biaya marginal= MC(x) = TC(x) - TC(x - 1)

TC = biaya totalFC = biaya tetapVC = biaya tidak tetapMC = biaya marginalAC = biaya rata-rata

Page 26: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Ketika output merupakan suatu fungsi kontinu, kita menggunakan bentuk differensial dari biaya marginal, dimana dalam hal ini biaya marginal adalah tingkat perubahan biaya total terhadap perubahan output. Persamaannya ;

MC(x) =dTC(x)

dx=

dVC(x)

dx

Page 27: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

9.3.1 Biaya dan produksi

Secara umum, suatu perusahaan swasta akan melanjutkan priduksi dan memasarkan suatu produk atau barang selama menghasilkan keuntungan. Keuntungan bersih (P) sama dengan pendapatan total (R) dikurang biaya total (C) ;

P = R – C = pq - cq

Dimana p adalah harga penjualan dari suatu unit produk q, dan c adalah biaya produksi dari suatu unit produk.

CONTOH

Sebuah perusahaan transportasi truk pengangkutan barang mempunyai fungsi

biaya C = 15, dimana C adalah biaya total dari suplai q.

a. Tentukan biaya rata-rata dan biaya marginal.

b. Buktikan bahwa elastisitas biayanya adalah 1,25

c. Apakah terdapat ukuran keekonomian?

Jawaban ;

c =Cq

=15

q= 15 yang merupakan biaya rata-rataa.

Page 28: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

b. e =

MC = dC/dq (15 x 1,25) =

MC/AC = / 15

c. Tidak terdapat ukuran keekonomian karena biaya rata-rata meningkat seiring dengan peningkatan q.

9.3.2 Elastisitas biaya

Elastisitas biaya ec =

biaya%

% Δ suplai=

C/C)100

q/q)100=

q

c

C

q

Dalam limit ketika q = 0, e = (q/C)(dC/dq). Dengan menyusun suku-sukunya

e=dC/dq

C/q=

MC

AC

Page 29: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

10. KEBIJAKAN HARGA DAN SUBSIDI

Salah satu yang paling sulit diatasi di dalam bidang transportasi perkotaan

adalah masalah kemacetan (congestion) kendaraan bermotor di kota-kota besar. Pilihan

yang menawarkan peluang untuk memecahkan masalah melalui relokasi sumber daya,

dengan pilihan ini , kita dapat mempertimbangkan tiga pilihan yang lebih luas, yaitu

(dalam skala prioritas rendah tinggi) : penetapan pajak atas daerah suburban dan

daerah yang tersebar ; subsidi atas transportasi publik ; dan penerapan barbagai

metode peningkatan biaya pemilik kendaraan. Pada kebanyakan situasi, adalah hal

yang wajar untuk menyatakan harga perjalanan singkat yang dibayar oleh pemilik

kendaraan sebagai fungsi biaya rata-rata, sebagaimana diperlihatkan pada gambar 2.6

dan diindikasikan oleh kurva AC. Pada gambar juga diperlihatkan kurva biaya marginal

MC. DD adalah kurva permintaan. Pada arus lalu lintas sampai ke OL perjam, biaya

perjalanannya adalah OA, yang terdiri dari waktu dan biaya oprasional. Tanpa adanya

gangguan lebih jauh, arus akan seimbang pada ON kendaraan perjam dengan biaya

sebesar OB. Pada kondisi arus lalu lintas diluar OL kendaraan perjam, tiap penambahan

akan memperlambat seluruh arus lalu lintas dan menaikkan biaya oprasional seluruh

kendaraan di dalam aliran arus tersebut.

Page 30: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)
Page 31: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

CONTOH Kantor administrasi jalan raya Federal A.S. telah menetapkan hubungan antara waktu perjalanan di suatu bagian jalan raya dan volume kendaraan perjam (kendaraan/jam) menggunakan panjang jalan raya ini sepanjang 10 mil :

t = 10[ ]1 + 0,15 ( )❑4V

200

Dimana volume t adalah waktu perjalanan untuk kendaraan yang melintas di bagian jalan ini, dan V adalah volume lalu lintas di bagian jalan ini (kendaraan/jam). Fungsi permintaan untuk jalan raya ini adalah :

d = 4000 – 100t

Dimana d adalah permintaan (kendaraan/jam), dan t adalah waktu (menit). Jika nilai waktu menurut pengguna jalan raya adala $5 per kendaraan per ja, berapakah tingkat kemacetan jalan raya tersebut ?

Page 32: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Jawaban :

Waktu yang digunakan oleh seluruh kendaraan yang melintas di bagian jalan ini adalah :

tV = 10 [ ( ]❑4

1 + 0,15V

2000)

= 10 V[ +0,15V

(2000)

4

4]dan

Waktu marginal =d(tV)

dV= 10 ( )1 +

0,75V4

4(2000)

Page 33: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Biaya tol = 19,12 – 11,82 = 7,30 menit

7,30 x$5

60= = $ 0,61

Panjang jalan = 10 mil

Biaya tol = 6,1 sen

Arus optimum = 2.100 kendaraan/jam

Page 34: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

Pembahasan

Gambar berikut memperlihatkan waktu perorangan (kurva a), waktu marginal (kurva b), dan kurva permintaan.

Page 35: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

SOAL LATIHAN

1. Permintaan perjalanan pada sebuah bagian jalan raya dinyatakan dengan fungsi :

Jawaban :

q = 2.000/(t +1)

q = 200060

= 33,33/(t+1)

= 200026

= 76,923

Jadi perubahan tingkat kepadatan jalan apabila terjadi penambahan waktu adalah :

2000

86= 23,25

Page 36: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

2. Yang manakah dari pasangan produk berikut ini yang dapat digolongkan sebagai pelengkap dan manakah yang merupakan pengganti ?

Kelompok A : Aki mobil dan mobil Kelompok B : Ban mobil dan mobil Kelompok C : Perjalanan dengan bis da perjalanan dengan pesawat terbang Kelompok D : Hotdog dan Humburger Kelompok E : Kuda dan kereta kuda Kelompok F : Hotdog dan kue

Jawaban :

Yang merupakan pelengkap :

Kelompok A : Aki mobil dan mobil Kelompok B : Ban mobil dan mobil Kelompok E : Kuda dan kereta kuda

Yang merupakan pengganti :

Kelompok C : Perjalanan dengan bis dan perjalanan dengan pesawat terbangKelompok D : Hotdog dan HumburgerKelompok F : Hotdog dan kue

Page 37: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

3. Jika seluruh kondisi tidak ada yang berubah, tetapi elastisitas -0,75, apakah saran

yang akan anda berikan kepada manajemen perusahan transit ini ?

Secara umum, telah dilakukan perhitungan bahwa ketika harga sedang elastisitas

(misalnya -0,75), menurunkan harga akan menghasilakan keuntungan, tetapi menaikkan

harga justru akan memberikan keuntungan. Hal sebaliknya juga berlaku : jika harga

tidak elastis, menaikkan harga akan memberikan keuntungan, sementara menurunkan

harga akan nmenghasilkan kerugian.

Page 38: Bab 2 (Ekonomi Transportasi)

KESIMPULAN

Ekonomi transportasi merupakan salah satu cabang dari mikroekonomi

terapan. Cabang ilmu ini membicarakan berbagai masalah khusus yang

dihadapi oleh para insinyur dan perencana transportasi dan ditemui dalam

disiplin ilmu transportasi. Pembahasan yang dilakukan di dalam cabang ilmu

ekonomi ini hanya mencakup prinsip-prinsip dasar. Bermacam istilah, seperti

permintaan transportasi, penawaran transportasi, sensivitas permintaan perjalanan

terhadap harga dan variabel lainnya (lebih dikenal dengan istilah “elastisitas”), nilai

surplus konsumen, biaya total, biaya rata-rata dan biaya merginal, penetapan harga dan

kebijakan subsidi, secara ringkas juga dipelajari.

Adalah sangat penting bagi mahasiswa untuk membaca dan mempelajari bab ini dari

waktu ke waktu untuk dapat memahami segala kompleksitas dari topik ini. Konsep

elastisitas harga, biaya marginal, permintaan dan penawaran, dan penetapan harga

akan senantiasa muncul kembali di pembahasan – pembahasan selanjutnya

KESIMPULAN