bab 1234 k
Transcript of bab 1234 k
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
Pertambangan, maka semakin beraneka ragam kebutuhan konsumen terhadap
produksi pertambangan. Salah satu diantaranya yang mempuyai potensi untuk
dimanfaatkan adalah batubara, karena meningkatnya kebutuhan konsumen
permintaan atau pasar, maka semakin banyak pulalah perusahaan yang
bergerak dibidang industri tersebut.
Untuk mengantisipasi hal tersebut maka PT. Batubara Bandung
Pratama yang mempuyai lahan tambang yang terletak di desa Batuah
Kecamatan Dusun Temgah Kabupaten Barito Timut Kalimantan Tengah,
melakukan penambangan batubara berkerjasama dengan PT. Debbia Logistic
yang bertindak sebagai kontraktor penambangan.
Endapan batubara didaerah kuasa pertambangan PT Batubara Bandung
Pratama tersebar dibebera tempat dengan ketebalan batuan penutupnya
bervariasi dari beberapa meter sampai puluhan meter.
Berdasarkan bentuk dan karakteristik endapan batubara serta tanah
penutupnya, maka metode penambangan yang digunakan yang diterapkan
adalah metode tambang terbuka (open pit mine). Batubara pada daerah
tambang Rantau Nangka dan Rantau Bakula terdiri dari lima lapisan (seam)
yaitu seam A, seam B, seam C, seam D up, seam D. Lapisan batubara tersebut
secara umum mempuyai jurus (strike) utara-selatan dengan kemiringan
lapisan (dip) ke arah barat.
Untuk menunjang dan memperlancar produksi, maka penambangan
batubara PT Debbia Logistic melakukan efisiensi kerja semaksimal mungkin
dengan menambah sarana dan prasarana penunjang kegiatan penambangan
batubara tersebut, sehingga menghasilkan target produksi yang ingin dicapai.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini agar
mahasiswa bisa mengamati secara langsung cara kerja dilapangan yang
berkaitan dalam bidang pertambangan. Juga sebagai bahan perbandingan
dalam memahami teori yang di dapat dibangku perkuliahan sebelumnya
dengan keadaan dilapangan.
Adapun tujuan dari kegiatan Praktek kerja Lapangan ini yaitu :
1. Sebagai penerapan ilmu pengetahuan dan mencari pengalaman dunia kerja
yang sesungguhnya.
2. Menambah wawasan tentang dunia pertambangan, serta teknik-teknik
yang diterapkan dalam proses penamabangan.
3. Sebagai syarat tugas akhir untuk menyelesaikan study Diploma Tiga (D3)
Jurusan Teknik Pertambangan pada Akademi Teknik Pembangunan
Nasional Banjarbaru.
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil kegiatan Praktek Kerja Lapangan
di PT. Debbia Logistic dengan harapan dapat berguna.
1.3. Batasan Masalah
Dalam penyusunan laporan ini, penulis hanya membahas mengenai
Kegiatan Pengukuran Tambang Terbuka pada PT. Debbia Logistic
Job Site PT. Baturata Bandung Pratama di Desa Batuah Kecamatan
Dusun Tengah Kabupaten Barito selatan Kalimantan Tengah.
1.4. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan praktek kerja
lapangan ini dengan mitode antara lain :
1. Metode Literatur
Suatu metode dengan cara mengumpulkan data-data dari
perusahaan berupa buku-buku yang dianggap relevan dalam penyusunan
laporan ini.
2. Metode Observasi
Suatu metode kegiatan kerja lapangan yang dilaksanakan secara
langsung dengan cara mengadakan studi pengamatan dan ikut serta dalam
kegiatan dilapangan.
3. Metode Interview
Metode yang digunakan dengan mengumpulkan data yang telah
dimiliki oleh pihak perusahaan yaitu untuk melengkapi data.
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Genesa Batubara
Batubara terbentuk akibat adanya rawa dengan kedalaman beberapa
centimeter sampai > 2 meter yang ditumbuhi hutan lebat dengan pepohonan
yang besar-besar. Penirisannya (drainage) yang jelek sehingga proses
penghancuran pepohonan tersebut oleh bakteri anaerobic dapat berjalan
berkesinambungan. Daerah tersebut juga mengalami penurunan secara
perlahan-lahan dan teratur, seibang dengan laju tumbangnya pepohonan.
Dengan ketebalan 6-8 meter tumpukan pepohonan akan membentuk lapisan
batubara setebal 1meter. Adanya daerah yang lebih tinggi memungkinkan
adanya aliran material untuk suatu saat menutup lapisan batubara.
Pembentukan lapisan batubara ini melalui dua tahap yaitu
penggambutan atau peatification dan pembatubaraan atau coalification.
Penggambutan ini merupakan perubahan dari pepohonan gambut melalui
proses biokimia. Pada proses ini bakteri anaerobic menghancurkan tumbuh-
tumbuhan pembentuk batubara menjadi massa yang lembut dan berserat,
kemudian terakumulasi dan dimanfaatkan menjadi gambut. Pembatubaraan
merupakan proses termodinamika, tekanan, temperature, serta waktu
memegang peranan yang sangat penting. Pada proses ini gambut diubah
menjadi bermacam-macam kelas batubara, tergantung pada intensitas proses
perubahannya. Pada proses pembatubaraan konsentrasi karbon dalam gambut
terus meningkat dengan lepasnya H2O.CH hidrokarbon lainnya. Sampai
terbentuknya grafit yang secara teoritis mempuyai kandungan karbon 100%.
2.2. Sejarah dan Perkembangan PT. BATUBARA BANDUNG PRATAMA
PT. Batubara Bandung Pratama adalah sebuah perusahaan
pertambangan daerah Nasional yang berdiri pada tanggal 2 Agustus 1999 atas
dasar kontrak PKP2B dari Direktorat Jendral Pertambangan Umum
Departemen Pertambangan dan Energi.
Perusahaan ini mengambil lahan bekas tambang PT. Chuang Hua
karena PT. Chuang Hua tidak melakukan eksploitasi maka lahan seluas
± 60.000 Ha dilepas ke PT. Kartika Karya Wisesa (KKW) dan menjadi milik
pemerintah daerah, dan pemerintah daerah berinisiatif untuk mengusahakan
lahan tersebut. Luas lahan PT. Kartika Karya Wisesa (KKW) yang dulunya
seluas ± 60.000 Ha terbagi menjadi enam blok bagian , dimana PD.
Baramarta memperoleh luas lahan sebanyak ± 7.486 Ha. 6 blok tersebut
antara lain : blok Puskopolda dengan luas 510 Ha, blok Adyaksa dengan luas
891 Ha, blok Puskopad dengan luas 975 Ha, blok PT. Bas dengan luas
3008 Ha, blok PT. Rahmat Bara Utama dengan luas 787,50 Ha, dan blok CV.
Gunung Sambung dengan luas 824,59 Ha.
Untuk mengetahui kualitas dan kegunaan batubara maka contoh
batubara yang telah diambil PD. Baramarta dari singkapan ataupun dari inti
bor di kirim ke laboratorium untuk dianalisa dan hasil analisa menunjukan
bahwa contoh batubara dari areal studi adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Kualitas Batubara Rata-rata
Coal Seam TM (%) IM (%) ASH (%) TS (%) CV (Kcal/Kg)
Seam A 3.00-4.30 2.40-4.00 10.50-18.76 0.26-0.39 6,669-7,278
Seam B 3.20-6.00 12.75-21.01 0.17-0.47 6,415- 7,141
Seam C 4.00-6.00 3.40-4.90 4.18-7.61 0.92-2.66 7.345- 7,532
Seam D up 4.10-8.50 3.10-4.60 9.22-11.58 1.26-3.60 7,474-7.607
Seam D 5.70-7.10 3.40-5.60 10.29-14.68 0.27-0.58 6,881-7,570
(sumber : Engineering PT. Pamapersada Nusantara)
Tabel 2. Tebal Lapisan Batubara
Seam Seam A Seam B Seam C Seam D up Seam D
Tebal (m) 0.30-0.70 0.70-4.20 1.70-2.50 1.00-2.20 2.60-4.00
(sumber : Engineering PT. Pamapersada Nusantara)
Berdasarkan analisa laboratorium terhadap kualitas batubara hasil
pengeboran, dapat diketahui bahwa menurut klasifikasi ASTM, batubara yang
termaksud ke dalam kelas High Volatile B-C Bituminous, dengan ciri sebagai
berikut :
a. Berwarna hitam, padat dan berlapis.
b. Pecahan berbentuk balok.
c. Sifat kekayuannya tidak tampak dengan mata telanjang.
d. Kedap cahaya, kecuali dalam sayapan tipis.
e. Kilapnya kusam sampai cemerlang.
f. Mudah terbakar.
2.3. Sejarah dan Perkembangan PT. DEBBIA LOGISTIC
PT. Pamapersada Nusantara adalah anak perusahaan dari PT. United
Tractors dan PT. United Tractors sendiri merupakan ASTRA HEAVY
INDUSTRY GROUP dari PT. Astra Internasional.
Seiring dengan berkembanganya PT. United Tractors yang dibarengi
dengan sector jasa kontruksi, pada tahun 1974 dirasa perlu untuk membentuk
satu devisi untuk menunjang laju perusahaan, yaitu Divisi Rental yang
dikenalnya dengan mottonya “ Menyewa Mengurangi Resiko” seperti halnya
divisi-divisi lainnya yang sudah ada (Service Division, Part Division dan
Finanse dan Accounting Division). Rental Division mengalami perubahan
pertumbuhan yang cukup baik. Bila diukur dari prosentasi mengalami
kenaikan sampai 2 digit atau rata-rata diatas 35%. Bisnis seperti ini teryata
banyak diminati pengusaha lainnya sehingga menimbulkan persaingan yang
cukup ramai.
Rental Division semakin dipercaya pelanggan terutama dalam sector
pertambangan Timah dan Nikel serta eksplorasi minyak seperti di Bontang
Kalimantan Timur dan Arun di Loksukon Utara.
Guna menjaga agar perusahaan tetap exsits dari tahun ketahun Rental
Division berusaha mengadakan Improtaiment, langkah-langkah yang
ditempuh perusahaan diantaranya :
Pada saat system sewa menyewa jam-jaman semakin banyak diikuti
oleh perusahaan lain. Rental Division berani memberikan jaminan
produksi setiap jamnya seperti Jam/m³ dan seterusnya.
Ternyata langkah tersebut tetap diikuti oleh perusahaan lain, kembali
lagi Rental Division harus berani memberikan jaminan namun kali ini
ditingkatkan rupiah/m³ nyaakan tinggi, berarti perusahaan akan rugi.
Pada tahun 1984 dengan kemampuan sumber daya manusia yang
semakin berkembang dan guna mendapatkan pekerjaan jangka panjang
Rental Division mulai menerjuni pekerjaan borongan.
2.4. Lokasi Kesampaian Daerah
Untuk mencapai lokasi penambangan pada PT. Debbia yang berjarak
± 9 km dari ampah yang dapat dilakukan melalui jalan darat melalui
kecamatan Ampah – Desa Janah – Desa Puri. Dari desa Puri perjalanan
menuju lokasi melalui jalan tambang sejauh ± 25 km. dan secara geografis
terletak pada koordinat 115º03´30,00” – 115º03´54,03” BT dan 03º09´37,68”
- 03º09´37,68” - 03º12´47,03” LS. (Suber Laporan Kerja Praktek
Lapangan Pada PT. Pamapersada Nusantara Job Site KCMB, Oleh Gina
Adriana).
Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk pengambilan data
lapangan didaerah penambangan batubara PT. Debbia Logistic yang terletak
di wilayah Desa Batuah.
Tempat pengolahan data lapangan dikantor PT. Debbia Logistic Job
Site PT. Batubara Bandung Pratama yang terletak di desa Batuah, Kecamatan
Dusun Tengah Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.
2.5. Topografi dan Iklim
Daerah penyelidikan merupakan morfologi yang relative perbukitan
bergelombang lemah. Sebagian besar daerah tersebut sudah mengalami
perubahan bentuk dari morfologi aslinya, karena adanya kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh para penambang terdahulu yaitu PT. Riung
Mitra Lestari berupa gundukan-gundukan tanah yang tidak teratur. Pola aliran
sungai rata-rata mempuyai arah dari selatan ke utara,
Iklim desa Batuah termaksuk daerah beriklim tropis basah karena
letak wilayah geografisnya berada dekat garis khatulistiwa dengan suhu udara
berkisar antara 26,1ºC-27,2ºC, dengan ciri khas curah hujan yang cukup tinggi
dengan penyebaran merata setiap tahunnya. Kelembapan udara relative antara
75%-84% dengan kecepatan angin rata-rata 5,1-6,3 km/jam, bulan basah
umumnya terjadi pada bulan Maret hingga September. (Sumber Laporan
Kerja Praktek Lapangan Pada PT. Pamapersada Nusantara Job Site KCMB ,
Oleh Atihana Herpina).
2.6. Kegiatan Penambangan Batubara
Kegiatan penambangan batubara dilakukan di Desa Batuah oleh
PT. Batubara bandung Pratama, akan tetapi kegiatan penambangan dilakukan
oleh kontraktor PT. Debbia logistic yaitu dari penambangan batubara.
Kegiatan penambangan dilakukan secara tambang terbuka Open pit
dengan sistem campuran back filling karena lapisan batubara yang digali
relative tebal. Peralatan yang digunakan pada pengupasan tanah penutup
adalah bulldozer serta rangkaian alat muat dan alat angkut. Peralatan
penggalian yang batubara adalah Hydrolic Excavator yang berfungsi
sebagai alat muat, sedangkan alat angkut yang digunakan adalah dump truk
CWB 20 ton.
BAB III
DASAR TEORI
3.1. Pengertian Pemetaan
Pemetaan adalah suatu proses untuk melakukan pengumpulan data
ukur (pengukuran), pengolahan dan penyajian data sebagai atau seluruh
permukaan bumi.
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi dengan sekala tertentu
yang digambarkan pada bidang datar menggunakan symbol-simbol tertentu
melalui proyeksi peta. Karena obyek dipermukaan bumi sangat banyak dan
kompleks maka dilakukan seleksi dan klasifikasi. Seleksi dan klasifikasi data
sangat tergantung pada tujuan peta dan sekala peta yang digunakan.
Permukaan bumi bukanlah suatu permukaan datar, sehingga hasil pengukuran
obyek dipermukaan bumi tentunya bukan ukuran pada bidang datar. maka
dibuatlah pemodelan bentuk bumi menjadi bentuk matematis.
3.2. Metode Pemetaan
Mitode pemetaan yang digunakan untuk kegiatan pertambangan
pada umumnya terdiri atas :
1. Metode Terrestris
Metode ini pada umumnya digunakan sesuai dengan keadaan kondisi
lapangan sebenarnya, proses kegiatannya harus dilihat dari dekat.
2. Metode Satelit
Metode ini menggunakan alat bantu GPS (Global Position System).
3. Metode Fotogrametris
Metode ini pada umumnya digunakan dilakukan dengan media foto atau
foto udara.
4. Metode Radargrametris
Metode ini mengunakan alat bantu media radar yang mampu menembus
awan.
3.3. Fungsi Peta
Berdasarkan fungsinya peta dapat digunakan untuk :
1. Menunjukan posisi atau lokasi suatu obyek.
2. Memperlihatkan jarak atau luas suatu obyek.
3. Memperlihatkan bentuk obyek.
4. Sebagai seleksi data.
3.4. Tujuan Pembuatan Peta
Tujuan pembuatan peta adalah sebagai berikut :
1. Sebagai alat komunikasi.
2. Sebagai penyimpan Informasi.
3. Bahan perencanaan : Jalan, kontruksi, tata ruang.
4. Analisis spatial : Pencarian bahan mineral.
3.6. Proyeksi Peta
Proyeksi peta adalah proses penggambaran bidang lengkung menjadi
bidang datar atau bidang peta. Tujuan dari proyeksi peta adalah untuk
meminimalkan kesalahan atau distorsi yang berupa kerutan bentuk
permukaan lengkung menjadi datar, upaya untuk meminimalkan distorsi
dilakukan dengan cara :
Membagi daerah menjadi bagian yang mempuyai luasan sempit.
Menggunakan bidang datar atau yang bias didatarkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Survey Tambang Terbuka
Survey tambang terbuka mempuyai bentuk khusus yang dipengaruhi
oleh teknologi pertambangan, permukaan tambang yang luas, kemajuan yang
cepat dari trap-trap, mekanisasi dari singkapan material dan operasi
penambangan.
Survey dibutuhkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk membentuk dan mengembangkan suatu jaringan titik kontrol dan
titik kerangka survey pemetaan.
2. Untuk melakukan survey secara lebih detail dari objeck pertambangan
(trap-trap dari galian terbuka dan jalan-jalan tambang).
3. Memetakan secara berkala dan membuat gambar-gambar tambang dan
membuat rencana survey selanjutnya.
4. Mengadakan survey khusus dalam kaitannya dengan pengeboran dan
peledakan, drainage, penimbunan material dan sebagainya.
Peta-peta dan gambar tambang hasil survey pengukuran disajikan
dengan maksud untuk :
1. Kontrol pekerjaan penambangan (operasi) untuk ketepatan dan keamanan
lokasi penambangan.
2. Mengestimasi atau memperkirakan cadangan mineral yang ada, yang telah
ditambang.
3. Kontrol kemajuan kerja dengan selang waktu yang telah ditentukan.
4. Merencanakan operasi penambangan.
5. Mempelajari gerakan dari struktur (lapisan), trap-trap dari galian terbuka
dan efek-efek yang membahayakan yang timbul dari pertambangan.
Obyek-Obyek yang perlu di surfey adalah :
1. Permukaan bumi atau topografi pada lokasi tambang terbuka.
2. Unsur-unsur pertambangan : bagian atas dan bagian bawah dan parit-parit
penggalian.
3. Tempat-tempat lokasi eksplorasi.
4. Jalan tambang.
5. Tempat-tempat penimbunan material tidak terpakai (disposal).
6. Tempat-tempat pengupulan batubara rom dan buffer.
7. Galian-galian dranage
8. Genangan air (sump).
4.2. Kegiatan Pengambilan Data Lapangan
Proses metode pemetaan yang dilakukan pada PT. Debbia LLOgistic
job site PT. Batubara Bandung Pratama dengan menggunakan metode
terrestris yang artinya adalah pemataan yang sesuai dengan kondisi keadaan
lapangan atau harus dilihat dari dekat. Metode satelit kadang-kadang
dipergunakan metode ini menggunakan alat bantu GPS (Global Position
System), pada umumya metode satelit ini digunakan untuk daearah yang
keadaan lokasinya tidak terjangku contohnya pada saat kegiatan pemasangan
boundery dan pembebasan lahan untuk lokasi KP (Kuasa Pertambangan).
Dalam proses pengambilan data lapangan menggunakan alat bantu theodolite
total station sokkia set 320 K.
Metode pengambilan data lapangan biasa dilakukan secara acak
ataupun beraturan dan berurutan tergantung dari keadaan kondisi dilapangan.
Biasanya data tersebut disimpan dengan media “Memory Card” .
Kegiatan Pengolahan Data
Setelah kegiatan pengambilan data lapangan cukup, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu adalah pengolahan data lapangan, kegiatan ini
dilakukan dengan cara data yang diperoleh dari lapangan ditransfer ke
komputer melalui “Card Reader” atau dari Instrument langsung ke
computer. Proses transfer data lapangan ke komputer menggunakan software
SDR Comm Plus atau Pro link.
Data yang sudah ditransfer dan direduksi kemudian diolah atau
diproses dikomputer dengan mengunakan software SDR Map, 12D Model,
Minescape dan lain-lain. Agar dapat menghasikan peta sesuai dengan
kebutuhan user.