Bab 1 Prinsip
-
Upload
arie-nugraha-arrpho -
Category
Documents
-
view
28 -
download
1
Transcript of Bab 1 Prinsip
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lebih dari dua dekade terakhir ini telah terjadi dua revolusi ilmiah
dalam ilmu geologi, yaitu munculnya teori Global Plate Tectonics dan Sequence
Stratigraphy. Thomas Kuhn (1970) dalam bukunya The Structure of Scientific
Revolutions menyatakan bahwa suatu revolusi ilmiah terjadi karena munculnya
suatu set paradigma baru atau munculnya suatu set paradigma akan menyebabkan
suatu revolusi ilmiah. Thomas Kuhn adalah orang pertama yang memberikan
pengertian baru terhadap istilah paradigma, yang arti harafiahnya adalah contoh,
atau sesuatu yang dijadikan contoh. Paradigma adalah suatu set dari prinsip-
prinsip, konsep, rumus-rumus maupun prosedur dalam suatu ilmu yang diyakini
kebenarannya oleh masarakat ilmiah secara meluas, sehingga dijadikan suatu
standar prosedur untuk memecahkan masalah-masalah ilmiah, sehingga dapat
dijadikan contoh, yg diajarkan oleh dan kepada para anggota masarakat ilmiah itu.
(Kuhn, 1974)
Paradigma yang baru tidak perlu merupakan suatu revolusi ilmiah yang
besar, tetapi dapat pula terjadi dalam suatu cabang ilmu yang tidak begitu kentara
oleh masarakat luas. Dalam pengertian yang lebih luas lagi dikatakan paradigma
merupakan pandangan dunia (welt-anschaung), terhadap gejala-gejala ilmiah yang
dipelajarinya.
Dalam sikuen stratigrapi, ternyata prinsip-prinsip dan konsep maupun prosedur
yang tercetus didalamnya telah merubah tentang prinsip, konsep, pengertian dan
definisi maupun prosedurnya dalam ilmu stratigrafi tradisional.
1.2 Maksud dan Tujuan
Analisis Fasies Seismik (Seismic Facies Analysis)
Hidrokarbon (minyak dan gas) terdapat di dalam batuan sediment yang
terbentuk dalam berbagai lingkungan pengendapan seperti channel sungai,
sistem delta, kipas bawah laut (submarine fan), carbonate mound, dan reef.
Batuan sedimen yang terbentuk pada berbagai lingkungan pengendapan
tersebut dikenal dengan benda geologi.
Gelombang seismik yang menembus dan terefleksikan kembali ke permukaan
akan memberikan gambaran bentuk eksternal dan tekstur internal dari
benda-benda geologi tersebut. Analisis bentuk eksternal dan tekstur internal
benda geologi dari penampang rekaman seismik dikenal dengan analisa
fasies seismik atau seismic facies analysis.
Terdapat 8 jenis bentuk eksternal benda geologi: sheet, sheet drape, wedge,
bank, lens, mound, fan dan fill.
Batas Sekuen Seismik
Didalam analisis fasies seismik, batas dari benda-benda geologi diatas
disebut dengan reflection terminations. Pemetaan reflection terminations
merupakan kunci didalam analisis fasies seismik. Umumnya terminasi
tesebut memiliki karakter refleksi yang kuat (amplitudo refleksi yang cukup
dominan). Terdapat dua jenis batas benda geologi: batas atas dan batas
bawah, selanjutnya istilah batas benda geologi tersebut dikenal dengan batas
sekuen seismik (sequence seismic boundary), mereka itu adalah: erosional
truncation dan top lap sebagai batas atas, onlap dan downlap sebagai batas
bawah.
Batas atas sekuen seismik (a) erosional truncation, top lap, batas
bawah (b) onlap dan downlap.
Erosional Truncation atau dikenal dengan unconformity (ketidakselaraasan)
diakibatkan oleh peristiwa erosi karena terekspos ke permukaan.
Toplap diakibatkan karena tidak adanya peristiwa sedimentasi dan tidak ada
peristiwa erosi.
Onlap, pada lingkungan shelf (shelfal environment) disebabkan karena
kenaikan muka air laut relatif, pada lingkungan laut dalam akibat
sedimentasi yang perlahan, dan pada channel yang tererosi akibat low
energy fill.
Downlap, diakibatkan oleh sedimentasi yang cukup intensif.
Prinsip tekstur seismik
Sebagimana yang disebutkan diawal analisis fasies seismik meliputi
pembahasan tesktur internal benda geologi.
Parallel: disebabkan oleh pengendapan sedimen dengan rate yang
seragam (uniform rate), atau pada paparan (shelf) dengan subsiden yang
uniform atau sedimentasi pada stable basin plain.
Subparallel: terbentuk pada zona pengisian, atau pada situasi yang
terganggu oleh arus laut.
Subparallel between parallel: terbentuk pada lingkungan tektonik yang
stabil, atau mungkin fluvial plain dengan endapan berbutir sedang.
Wavy parallel: terbentuk akibat lipatan kompresi dari lapisan parallel diatas
permukaan detachment atau diapir atau sheet drape dengan endapan
berbutir halus.
Divergent: terbentuk akibat permukaan yang miring secara progresif selama
proses sedimentasi.
Chaotic: pengendapan dengan energi tinggi (mounding, cut and fill channel)
atau deformasi seteah proses sedimentasi (sesar, gerakan overpressure
shale, dll.)
Reflection free: batuan beku, kubah garam, interior reef tunggal.
Local chaotic: slump (biasanya laut dalam) yang diakibatkan oleh gempabumi
atau ketidakstabilan gravitasi, pengendapan terjadi dengan cepat.
Tekstur yang terprogradasi
Sigmoid: tekstur ini dapat terbentuk dengan suplai sediment yang
cukup, kenaikan muka laut relatif cepat, rejim pengendapan energi rendah,
seperti slope, umumnya sediment butir halus.
Oblique tangential: suplai sediment yang cukup sampai besar, muka laut
yang konstan seperti delta, sediment butir kasar pada delta plain, channel
dan bars.
Oblique parallel: oblique tangensial varian, sediment terpilah lebih baik.
Complex: lidah delta dengan energi tinggi dengan slope terprogradasi dalam
energi rendah.
Shingled: terbentuk pada zona dangkal dengan energi rendah.
Hummocky: terbentuk pada daerah dangkal tipikal antar delta dengan energi
sedang.
Tekstur Pengisian Channel
Onlap Fill: sedimentasi pada channel dengan energi relative rendah.
Mounded Onlap Fill: sedimentasi dengan energi tinggi. Setidaknya terdapat
dua tahap sedimentasi.
Divergent Fill: shale prone yang terkompaksi dengan sedimenatsi energi
rendah, juga sebagai tipikal tahap akhir dari pengisisan graben.
Prograded Fill: transport sediment dari ujung atau pada lengkungan channel.
Chaotic Fill: sedimenatsi pada channel dengan energi yang sangat tinggi.
Complex Fill: terdapat perubahan arah sedimentasi atau perubahan aliran
air.
Tekstur Karbonat
Reflection free Mound: patch reef atau pinnacle reef; strata
menunjukkan sedimen miring yang lebih terkompaksi (mungkin shale).
Pinnacle with Velocity Pull-Up: patch reef atau pinnacle reef, dengan
pertumbuhan beberapa tahap (multi stage), mungkin cukup poros.
Bank-Edge with Velocity Sag: Shelf edge reef dengan porositas yang sangat
bagus, sediment penutupnya mungkin carbonate prone.
Bank-Edge Prograding Slope: shelf edge reef yang bertumpuk, tertutup oleh
klastik, mengalami perubahan suplai sediment.
Tekstur ‘Mounded’
Fan Complex: penampang lateral dari kipas (fan) yang dekat dengan
sumber sediment
Volcanic Mound: margin konvergen pada tahap awal; pusat aktivitas rifting
pada rift basin
Compound Fan Complex: superposisi dari berbagai kipas.
Migrating wave: diakibatkan oleh arus laut, laut dalam.
Tipe-tipe fasis seismik basin slope dan basin floor
Sheet-drape (low energy): seragam, pengendapan laut dalam yang tidak
tergantung pada relief dasar laut, litologi seragam, tidak ada pasir.
Slope Front Fill: kipas laut dalam, lempung dan silts (energi rendah)
Onlap-Fill (low energy): pengendapan dengan kontrol gravitasi (arus turbidit
kecepatan rendah)
Fan-Complex (high energy): diendapkan sebagai kipas, mound dan slump,
meskipun energi tinggi, mungkin masih mengandung batupasir sebagai
reservoar .
Contourite (variable energy): biasanya sedimen butir halus, tidak menarik
unutk eksplortasi, bentuk tidak simetris, arus tak berarah.
Mounded Onlap-Fill (High Energy): fasies peralihan antara chaotic dan onlap
fill, control gravitasi, reflector tidak menerus, semakin menebal kearah
topografi rendah yang menandakan endapan energi tinggi.
Chaotic Fill (variable energy): mounded, terdapat pada topografi rendah,
slump, creep dan turbidit energi tinggi, komposisi material tergantung pada
sumber biasanya sedikit pasir.
Referensi:
1. R.M. Mitchum Jr. and P.R. Vail (1977) Seismic stratigraphic interpretation
procedure. AAPG Memoir; Seismic Stratigraphy - Applications to
Hydrocarbon
Exploration 26, 135–143.
2. R.M. Mitchum Jr., P.R. Vail, and J.B. Sangree (1977) Stratigraphic
interpretation
of seismic reflection patterns in depositional sequences. AAPG Memoir;
Seismic Stratigraphy - Applications to Hydrocarbon Exploration 26, 117–133.
3. R.E. Sheriff (1975) Factors affecting seismic amplitudes. Geophysical
Prospecting 23, 125–138
Studi seismik stratigrafi dimulai dengan analisis penampang seismik untuk
menguraikan kerangka stratigrafinya berdasarkan batas ketidakselarasan
sekuen atau analisis sekuen seismik. Hal ini bisa dilakukan dengan
mengenali dan mengelompokkan ketidakmenerusan dalam pola
refleksinya. Dikenal dua jenis batas yaitu batas atas dan bawah yang
dikenal dengan batas sekuen seismic (sequence seismic boundary).
Jika paket refleksinya sudah ditetapkan, maka analisis konfigurasi internal
paket refleksi dapat dilakukan berdasarkan geometri, kemenerusan,
amplitudo, frekuensi, dll atau analisis fasies seismic. Analisis ini dapat
digunakan untuk interpretasi sejarah geologi, gross litologi, dan
lingkungan pengendapan.
Analisis fasies seismik menghasilkan peta “ABC”, dimana A (top) dan B
(bottom) merupakan hasil analisis batas sekuen, sedangkan C adalah pola
internal refleksinya. Top (A) bisa berupa erosional truncation (Te), toplap
(Tp), dan concordance (C). Bottom (B) bisa berupa downlap (Dn), onlap
(On), dan concordance (C). Interior (C) bisa berupa parallel (P), subparallel
(Sp), divergen (D), chaotic (C), reflection free (RF), dll.