BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2009-1-00492-tisi bab...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab1/2009-1-00492-tisi bab...
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin meningkatnya kebutuhan hidup manusia akan berdampak pada semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan semakin majunya
perkembangan manusia maka bidang teknologi pun ikut berkembang dengan sangat
pesat dengan harapan segala kebutuhan manusia dapat terpenuhi dengan baik. Terlepas
dari perkembangan kebutuhan manusia dan teknologi, jika kita perhatikan
perkembangan yang terjadi tidak lepas dari peran kelistrikan. Dimana hampir semua
peralatan yang digunakan manusia dan teknologi yang berkembang saat ini hampir
dipastikan menggunakan listrik untuk mengoperasikannya.
Pada masa sekarang ini, perkembangan dalam dunia industri juga terasa semakin
meningkat dan bersaing menuju ke arah persaingan global. Persaingan dunia usaha yang
semakin ketat menimbulkan tantangan bagi perusahaan untuk menjalankan
perusahaannya secara berkelanjutan dan meminimasi gangguan yang terjadi selama
menjalankan proses usahanya. Dalam hal ini juga mencakup pengawasan terhadap
penyediaan sumber daya listrik yang memadai.
Dengan meminimasi gangguan yang terjadi, dunia industri khususnya perusahaan
manufaktur akan dapat memproduksi barang dengan kualitas yang tinggi dan harga yang
bersaing, yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan
tersebut. PT. Dian Swastatika Sentosa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak
2
dalam bidang penyediaan energi listrik dan uap dimana listrik dan uap yang dihasilkan
akan disalurkan kepada pabrik kertas PT. Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) untuk proses
produksi pembuatan kertas. Untuk menjalankan proses penyediaan sumber energi
tersebut, perusahaan melakukan otomasi yang berarti segala tindakan untuk
menggantikan proses kerja dengan bantuan tenaga manusia menjadi proses kerja dengan
menggunakan berbagai macam mesin yang otomatis dan modern. Dengan adanya
otomasi mesin maka pekerjaan operator akan lebih mudah karena beberapa objek kerja
yang ada, telah diambil oleh ahli mesin tersebut. Akibatnya adalah beban kerja operator
dalam mengendalikan operasional mesin menjadi semakin mudah.
Otomasi mesin juga akan berdampak pada semakin meningkatnya kuantitas yang
output yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat dibandingkan jika proses yang
dilakukan secara manual. Di sisi lain, otomasi juga bisa menghasilkan kualitas output
yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat meminimasi
kelalaian manusia.
PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki banyak sekali mesin-mesin yang
beroperasi selama 24 jam terus-menerus. Oleh karena itu perusahaan harus melakukan
perawatan secara intensif agar mesin selalu dalam keadaan siap pakai. Yang menjadi
permasalahan dalam perusahaan ini adalah perusahaan kurang melakukan perawatan dan
pemeliharaan mesin dengan baik, sehingga mesin yang beroperasi selama 24 jam ini
sering mengalami gangguan kerusakan yang pada akhirnya sangat berpengaruh terhadap
proses penyediaan energi dimana hal ini seharusnya tidak boleh terjadi.
Untuk menjamin agar mesin dapat beroperasi dengan baik dan optimal diperlukan
suatu sistem perawatan yang baik dan terencana. Sistem perawatan yang kurang baik
3
akan menyebabkan mesin mudah rusak dan proses penyediaan energi akan terganggu
bahkan terhenti. Oleh karena itu, perusahaan berupaya melakukan efisiensi maksimum
sistem secara keseluruhan dan berorientasi pada upaya pemeliharaan peralatan secara
produktif. Aktivitas pemeliharaan tersebut secara umum mencakup kegiatan
pengecekan, pembersihan, pelumasan, pendeteksian atas penyimpangan, reparasi atas
kerusakan-kerusakan, penggantian spare part, perancangan mesin dan sebagainya.
Dengan adanya tindakan pemeliharaan (maintenance) yang tepat maka perusahaan
diharapkan dapat mengurangi hambatan-hambatan dari sisi peralatan (tool) sehingga
meningkatkan pemenuhan terhadap ketepatan waktu penyediaan energi terhadap
konsumen dan penurunan biaya pemeliharaan.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Mesin-mesin yang ada pada cogen plant Tangerang PT. Dian Swastatika Sentosa
selalu beroperasi selama 24 jam terus-menerus sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kehandalan (reliability) dari mesin-mesin yang ada. Salah satu penyebab
terjadinya penurunan kehandalan mesin adalah adanya komponen yang tidak dapat
beroperasi dengan baik pada mesin tersebut sehingga mesin mengalami break down dan
perlu dilakukannya perbaikan atau penggantian komponen. Cogen plant plant Tangerang
PT. Dian Swastatika Sentosa ini sudah memiliki suatu jadwal yang teratur untuk
melakukan kegiatan perawatan dan pemeliharaan mesin, namun peristiwa gangguan
selama kegiatan produksi pabrik tetap saja sering terjadi.
Perawatan mesin yang dilakukan oleh PT. Dian Swastatika Sentosa sudah
dilakukan baik secara bulanan, 3 bulanan, dan tahunan secara rutin, namun kegiatan
4
perawatan yang ada dilakukan hanya berdasarkan manual dari mesin yang bersangkutan.
Kurangnya pertimbangan atau perhitungan analisis dalam proses pemeliharaan ini dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan yang tiba-tiba.
Data-data tentang kerusakan mesin yang sudah terjadi kadang tidak dijadikan
sebagai masukan untuk mempertimbangkan pemeliharaan mesin yang berikutnya. Selain
itu PT. Dian Swastatika Sentosa belum memiliki sistem informasi dalam bidang
pemeliharaan mesin terutama dalam pengendalian penjadwalan pemeliharaan mesin.
Oleh karena itu, akan diusulkan suatu sistem penjadwalan preventive maintenance untuk
PT. Dian Swastatika Sentosa yang dapat membantu penjadwalan pemeliharaan mesin
secara up to date sehingga mendukung kelancaran pelaksanaan proses produksi sesuai
dengan target yang diharapkan.
Dengan adanya perancangan sistem informasi penjadwalan preventive
maintenance mesin ini, diharapkan bagian maintenance perusahaan dapat
mengantisipasi kapan terjadinya kerusakan sehingga bagian maintenance mesin akan
lebih siap dan dapat mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan perawatan terhadap
mesin-mesin yang ada. Dengan demikian apabila mesin berhenti total (breakdown) dapat
diminimalisasi sehingga pemenuhan kebutuhan uap dan listrik tidak mengalami
keterlambatan karena proses produksinya tidak mengalami hambatan. Selain itu, dengan
adanya perancangan sistem informasi ini diharapkan adanya pencatatan data yang lebih
sistematis dan terkomputerisasi sehingga pihak manajemen dapat memperoleh data
maupun informasi yang lebih cepat, akurat dan lengkap.
5
Berdasarkan masalah-masalah yang ada dan pentingnya perawatan mesin dalam
proses produksi inilah yang melatar belakangi penulisan tugas akhir ini, sehingga
perumusan masalah dalam skripsi ini adalah :
1. Bagaimana melakukan pemeliharaan yang tepat terhadap komponen kritis
yang ada dalam pabrik?
2. Berapa interval pemeliharaan yang tepat dalam melakukan tindakan
preventive maintenance?
3. Apa saja kebutuhan informasi yang perlu untuk digunakan dalam
perancangan sistem informasi penjadwalan preventive maintenance?
4. Apa yang dapat diperoleh dengan mengimplementasi sistem informasi
penjadwalan preventive maintenance dalam perusahaan?
1.3 Ruang Lingkup
Agar penyelesaian masalah dapat lebih terarah pada tujuan penelitian sehingga
memberikan manfaat yang diharapkan, maka ruang lingkup penelitian akan dibatasi
sebagai berikut :
1. Penelitian dilakukan pada departemen maintenance pada cogen plant plant
PT. Dian Swastatika Sentosa yang berlokasi di Serpong - Tangerang.
2. Fokus pada pembahasan skripsi ini akan dilakukan pada mesin-mesin
produksi terutama yang beroperasi selama 24 jam.
3. Observasi dalam PT. Dian Swastatika Sentosa ini dilakukan pada bagian
maintenance selama periode bulan Januari 2008 hingga July 2008.
6
4. Kriteria mesin kritis ditentukan oleh besarnya jumlah breakdown dan waktu
downtime yang disebabkan oleh waktu untuk memperbaiki berbagai
kerusakan pada suatu mesin.
5. Data waktu downtime hanya dihitung pada saat mesin berhenti karena rusak
dan tidak termasuk pada waktu set-up atau pemeriksaan terjadwal.
6. Pengembangan sistem informasi yang dilakukan berupa perancangan sistem
informasi sampai pada tahap pemrograman dengan menggunakan database
yang mendukung aktifitas sistem pemeliharaan yang diusulkan.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengusulkan suatu perbaikan kegiatan preventive maintenance yang dapat
membantu perusahaan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan mesin
dengan menentukan rata-rata selang waktu kerusakan, menganalisa dan
mengevaluasi besarnya reliability (kehandalan) serta besarnya biaya
maintenance pada komponen mesin kritis yang sering mengalami gangguan.
2. Menghitung dan menentukan waktu interval pemeliharaan yang tepat untuk
melakukan tindakan preventive maintenance.
3. Menganalisis kebutuhan informasi untuk mendukung penerapan preventive
maintenance yang dibutuhkan oleh departemen maintenance.
7
4. Merancang sebuah sistem informasi yang mendukung kegiatan preventive
maintenance untuk membantu proses pengambilan keputusan serta
mengetahui kebutuhan komponen untuk persediaan preventive maintenance
usulan.
1.4.2 Manfaat
a. Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bagi perusahaan adalah:
1. Membantu perusahaan dalam melaksanakan penerapan preventive
maintenance, sehingga perusahaan dapat menjaga mesin-mesin yang ada
untuk selalu dalam keadaan yang handal dan siap pakai.
2. Mengetahui interval waktu yang tepat untuk melakukan pemeliharaan untuk
setiap komponen mesin sesuai waktu yang dibutuhkan komponen itu sendiri
berdasarkan target reliability perusahaan sehingga dapat meminimasi
kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba. Dan meningkatkan kehandalan
dari mesin-mesin yang ada sehingga kelancaran produksi tetap terjamin
3. Dapat meminimasi total biaya sehingga dapat meningkatkan kinerja dari
mesin-mesin produksi dan memperlancar keseluruhan kegiatan proses
produksi.
4. Mendapatkan kebutuhan informasi untuk mengembangkan sistem informasi
yang dibutuhkan oleh departemen maintenance sesuai dengan penerapan
preventive maintenace yang akan diterapkan pada perusahaan.
8
5. Perusahaan dapat memanfaatkan sistem informasi untuk memberikan
kemudahan mengorganisasikan data kerusakan dan penjadwalan preventive
maintenance sehingga perawatan mesin dapat dilakukan dengan rapi dan
teratur.
b. Manfaat yang diperoleh dari penulisan skripsi ini bagi penulis adalah:
1. Memahami pentingnya preventive maintenance dan menerapkan teori yang
ada untuk mendukung penyelesaian terhadap masalah perawatan mesin itu
sendiri serta mampu menerapkan ilmu yang ada pada kondisi nyata di
lapangan.
2. Mengembangkan kemampuan analisa sistem serta melakukan penyusunan
suatu sistem informasi yang terkait dengan preventive maintenance pada
mesin dan seluruh biaya yang terkait dengan preventive maintenance.
3. Dapat menyelesaikan Studi Program Ganda Teknik Industri dan Sistem
Informasi di jenjang pendidikan strata satu (S1) di Universitas Bina
Nusantara.
1.5 Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Dian Swastatika Sentosa atau dikenal juga dengan singkatan DSS tergabung
dalam badan hukum Indonesia sejak bulan Agustus 1996 dan mulai beroperasi pada
awal tahun 1998 segera pada saat pengalihan sumber tenaga yang digunakan oleh PT.
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”) dan PT. Pindo Deli Pulp & Paper (“PDPP”)
9
yang keduanya merupakan pabrik kertas yang membutuhkan pasokan sumber listrik dan
uap air. Kantor pusat PT. Dian Swastatika Sentosa berlokasi di Wisma Indah Kiat, Jl.
Raya Serpong Km 8, Tangerang, dimana pada lokasi tersebut juga terdapat salah satu
dari empat cogen plant yang dimiliki PT. Dian Swastatika Sentosa, yaitu cogen plant
Tangerang. Adapun ketiga aset sumber tenaga (cogen plant) lainnya yang dimiliki oleh
PT. Dian Swastatika Sentosa yaitu di satu di Serang dan dua di daerah Karawang.
Lokasi pabrik PT. Dian Swastatika Sentosa mengoperasikan mesin dan peralatan
pembangkit tenaga listrik, seperti :
• Turbin gas
• Turbin uap
• Mesin diesel
• Ketel dengan bahan bakar gas
• Ketel dengan bahan bakar minyak
• Ketel dengan bahan bakar batu bara.
Dengan total kapasitas keseluruhan mencapai 300 MW untuk tenaga listrik dan
1887 ton/hours untuk uap. Keseluruhan tenaga listrik dan uap yang dihasilkan
digunakan untuk pengolahan bubur kertas.
Untuk meningkatkan pendapatan dan efisiensi perusahaan, PT. Dian Swastatika
Sentosa juga memperluas bidang usahanya pada perdagangan bubur kayu dan kertas
sejak tahun 2004. Sehingga sekarang PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki 2 jenis
bisnis yaitu pada :
• Jasa penyediaan energi (Tenaga Listrik dan Uap)
• Bisnis perdagangan bubur kayu untuk kertas.
10
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003)
Gambar 1.1 Cogen Plant Tangerang PT. DSS
1.5.2 Kebijakan Perusahaan
PT. Dian Swastatika Sentosa memiliki kebijakan mutu. Kebijakan mutu PT. Dian
Swastatika Sentosa adalah “PT. Dian Swastatika Sentosa berusaha untuk memenuhi
kepuasan pelanggan dengan menjamin ketersediaan dan kehandalan penyaluran listrik
dan uap serta berkomitmen untuk melakukan perbaikan sumber daya secara
berkesinambungan”.
Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yang senantiasa menjadi : “Sebuah
perusahaan penyedia sumber daya listrik dan uap yang memberikan pelayanan yang
terbaik, profesional dan terpercaya”. Di samping itu juga sejalan dengan misi
perusahaan yaitu sebagai : “Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa sumber
11
daya yang menyediakan ketersediaan sumber daya listrik dan uap yang tepat waktu dan
terjamin ketersediaannya”.
1.5.3 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi PT. Dian Swastatika Sentosa secara keseluruhan
sampai dengan Desember 2008 :
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003)
Gambar 1.2 Struktur Organisasi Keseluruhan DSS
12
Berikut ini merupakan penjelasan tugas dan wewenang dari jabatan-jabatan yang
terdapat dalam struktur organisasi di atas :
● President Director
Merupakan orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada tingkat
tertinggi. Adapun wewenang dan tanggung jawabnya antara lain :
a. Menetapkan dasar-dasar dan kebijakan-kebijakan dalam bidang usaha
perusahaan setiap tahun dalam bentuk Business Strategy.
b. Menetapkan Quality, Health, Safety & Environment Policy.
c. Melaksanakan sistem manajemen mutu, kesehatan, keselamatan dan
lingkungan secara konsisten.
d. Melakukan kontrol terhadap semua aktifitas manajerial.
● Director of Production
Merupakan jabatan yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
mengatur pelaksanaan sistem mutu dan mengawasi proses produksi bersama
dengan Plant Manager, mengoperasikan dan memelihara hubungan baik dengan
departemen lainnya pada masing-masing pabrik untuk mengkoordinasikan semua
aktifitas baik pabrik di Serang, Tangerang, dan Karawang dalam hal proses
produksi yang dilakukan pada masing-masing cogen plant yang ada di keempat
wilayah tersebut.
● Financial Controller
Merupakan orang yang bertugas sebagai pengelola arus keuangan yang terjadi
dalam perusahaan, agar semua pengeluaran dan pemasukan perusahaan selalu
13
terkendali dengan baik dan keuangan yang ada penggunaannya juga digunakan
secara jelas dan optimal.
Tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
- Menentukan prosedur keuangan sesuai kebijakan perusahaan.
- Mengatur keuangan dan menyediakan dana untuk anggaran pemasukan
maupun pengeluaran.
- Memeriksa laporan keuangan dari pencatatan staf accounting.
- Bertanggung jawab terhadap pembayaran kepada supplier (tanggal jatuh
tempo dan jadwal pembayaran).
● Senior HR & GA Manager
Merupakan orang yang berpengalaman dan sudah bekerja cukup lama dalam
perusahaan. Mempunyai pengetahuan yang menyeluruh mengenai kegiatan
administrasi dan pengelolaan personal yang ada dalam perusahaan.
● Plant Manager
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab meliputi pengawasan, operasional
dan mengambil kebijakan terkait pada kinerja dari pabrik yang dipimpinnya agar
dapat berjalan lancer dan sesuai target yang telah ditetapkan.
Tanggung jawab dari plant manager antara lain :
- Memastikan cogen plant agar berjalan dengan selamat, efisien, dan mengarah
pada pelaksanaan terbaik atau prosedur standar operasi yang dibutuhkan.
- Merencanakan, mengorganisasi dan memastikan operasi harian dan produksi
memenuhi kebutuhan yang telah disepakati untuk pengolahan pabrik kertas
atau pelanggan lainnya.
14
- Mengorganisasi dan memastikan semua operasi yang dibutuhkan dan
rekaman data produksi atau laporan sesuai dengan perintah dan tepat waktu.
- Mengambil inisiatif untuk memahami dan mematuhi semua peraturan yang
terkait dengan keselamatan, kebijakan dan kebutuhan rutin operasi &
maintenance (O & M) pada cogen plant.
- Untuk memimpin, menuntun dan mengawasi kinerja dari berbagai kepala
seksi dan team, agar tetap sejalan dengan harapan dari manajemen.
● Engineering Manager
Bertanggung jawab dan mempunyai wewenang dalam merencanakan,
mempersiapkan dan mengimplementasikan pelaksanaan teknologi baru dalam
perusahaan untuk membantu dan meningkatkan kinerja dari operational mesin-
mesin yang ada dalam pabrik.
● Human Resources & General Affairs Manager
HR & GA Manager mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
melaksanakan tugas yang berkaitan dengan peraturan pemerintah dan undang-
undang, melaksanakan tugas kesekretariatan dan administrasi serta yang
berkaitan dengan pengelolaan personal pada masing-masing pabrik.
● Financial & Accounting Manager
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola aspek financial
dan keuangan perusahaan, agar semua pemasukan dan pengeluaran yang terjadi
dapat dipergunakan dengan maksimal dan dapat dipertanggung jawabkan.
15
● Section Heads
Merupakan kepala seksi dari masing-masing departemen seperti operasional,
maintenance, dan administrasi & umum yang mengkoordinasi, mengawasi dan
bertanggung jawab pada pekerjaan di seksi-seksi yang ada di masing-masing
pabrik.
● Engineering Assistants
Membantu pelaksaan tugas dari Engineering Manager, terutama dalam kegiatan
penelitian dan pengembangan penerapan pengetahuan sumber daya listrik untuk
digunakan diperusahaan.
● Human Resources & General Affairs Assistants
Membantu pelaksaan tugas dari Human Resources & General Affairs Manager,
terutama dalam kegiatan operasional dalam perusahaan sehari-hari.
● Finance Assistants
Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accounting, terutama
dalam perhitungan dan pencatata histori mengenai pemasukan dan pengeluaran
keuangan perusahaan.
● Accounting Assistants
Membantu pelaksaan tugas dari manajer financial dan accounting, terutama
dalam pembuatan laporan dari transaksi akuntansi dalam perusahaan.
● Engineers/Foreman
Mempunyai ruang lingkup pekerjaan seperti mengawasi dan bertanggung jawab
pada pelaksaaan pekerjaan preventif maintenance dan korektif.
16
● Technicians/Operator
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan dan
peningkatan fasilitas peralataan produksi untuk menunjang kelancaran produksi
dan melakukan pengawasan operasional pabrik untuk menjamin kualitas
produksi.
Struktur Organisasi Cogen Plant Tangerang
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003)
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Cogen Plant Tangerang
Berikut ini merupakan penjelasan wewenang dan tanggung jawab dari karyawan
yang secara langsung menangani masalah pemeliharaan mesin pada departemen
maintenance :
17
● Maintenance Foreman Diesel Engine
o Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif
terhadap mesin diesel dan mekanik gas turbin serta peralatan pendukungnya.
o Memimpin serta menilai den operator mesin diesel dalam pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan preventif dan korektif.
o Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
o Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan.
o Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan Iingkungan kerja.
o Mengawasi pemakaian bahan produksi dan penanganan limbah oli.
o Mengajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang
ada.
● Maintenance Foreman Boiler
o Merencanakan dan rnengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif
terhadap HRSG, Aux Boiler, WHB dan sistem pengolahan air.
o Memimpin serta menilai boiler technician dan operator aux boiler dalam
pelaksanaan pekerjaan perawatan preventif dan korektif.
o Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO 9001 - 2000.
o Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan.
o Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja.
o Mengawasi pemakaian bahan produksi dan penanganan limbah oli.
o Mengajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang
ada.
18
● Maintenance Foreman lnstrument & Electric
o Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemeliharaan preventif dan korektif
terhadap turbin gas, generator, kompresor gas, sistem kontrol dan sistem
distribusi.
o Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan kalibrasi peralatan.
o Memimpin serta menilai Instr & Elect technician, operator HRSG + GT dan
operator control panel dalam pelaksaan pekerjaan perawatan preventif dan
korektif.
o Mengawasi implementasi instruksi kerja sesuai stander ISO 9001 - 2000.
o Mengawasi implementasi K3 sesuai kebijakan perusahaan
o Menjaga keamanan, kebersihan dan kenyamanan lingkungan kerja.
o Mengawasi pemakaian spare part yang digunakan.
o Mangajukan permohonan pembelian barang setelah memeriksa stok yang ada
● Diesel Engine Technician
o Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif diesel engine den peralatan
pendukungnya sesuai ketentuan.
o Melaksanakan kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan.
o Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
● Instrument & Electric Technician
o Melaksanakan kegiatan pemeliharaan preventif turbin gas, generator,
peralatan listrik dan Instrument serta peralatan pendukungnya sesuai
ketentuan.
o Meleksanakan kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan.
19
o Melaksanakan kegiatan kalibrasi peralatan.
o Melaksanakan imptementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 2000.
● Boiler Technician
o Melaksanakan kegiatan pemantauan serta pengujian kualitas air boiler den
sistem air pendingin.
o Membantu kegiatan pemeliharaan preventif boiler, Diesel, turbin gas dan
peralatan pendukungnya sesuai ketentuan.
o Membantu kegiatan pemeliharaan korektif sesuai pengarahan pimpinan.
o Melakukan tugas pengontrolan penerimaan bahan bakar bersama karyawan
PT. IKPP.
o Melaksanakan implementasi instruksi kerja sesuai standar ISO 9001 - 2000.
1.5.4 Pabrik Cogen plant Tangerang
Pabrik Cogen plant Tangerang adalah satu fasilitas yang sudah ada dan
ditempatkan pada bagian selatan dari pabrik kertas Tangerang (IKPP), dekat kota dari
Serpong sekitar 20 km sebelah barat Jakarta, Jawa Barat, Indonesia. Pabrik kertas IKPP
membutuhkan uap dan listrik untuk proses produksinya. Untuk kebutuhan uap diperoleh
dari fasilitas cogen plant plant PT. Dian Swastatika Sentosa, sedangkan untuk daya
listriknya dipenuhi dari cogen plant plant PT. Dian Swastatika Sentosa atau dari PLN
(Perusahaan Listrik Negara). Fasilitas yang ada pada cogen plant plant meliputi :
• 5 Diesel Engines
Terdiri dari 4 mesin diesel merk yanmar (no. mesin 1-4) dan 1 mesin diesel merk
wartsila (no. mesin 5). Kelima mesin diesel ini bertugas untuk menyalurkan daya
20
listrik dan lebih bersifat sebagai cadangan atau stand-by. Atau dengan kata lain
mesin diesel ini hanya digunakan ketika fungsi dari gas turbin mengalami
gangguan.
• 5 Auxiliary Boilers
Terdiri dari 4 ketel gas dan 1 ketel diesel. 3 ketel gas bermerk chen-chen, 1 ketel
gas bermerk omnical, dan 1 ketel diesel bermerk emo. Jika mesin diesel
berfungsi sebagai back-up penghasil listrik, maka ketel auxiliary ini berfungsi
sebagai back-up atau stand-by penghasil uap yang biasa dilakukan oleh Heat
Recovery Steam Generators (HRSG).
• 2 Gas Turbin dengan 2 Heat Recovery Steam Generators (HRSG)
Mesin ini merupakan mesin yang utama dan berjalan 24 jam secara terus
menerus. Gas turbin terdiri dari gas turbin A dam gas turbin B. Untuk HRSG
juga terdiri dari HRSG A dam HRSG B. Fungsi gas turbin adalah sebagai
penghasil listrik untuk PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”), sedangkan
fungsi dari HRSG adalah sebagai pemasok uap untuk produksi kertas PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk (“IKPP”).
• 1 Coal Fired Boiler (CFB)
Selain gas turbin dan HRSG yang beroperasi selama 24 jam, CFB juga
beroperasi selama 24 jam. Fungsi dari CFB ini adalah untuk mendukung kerja
dari HRSG dalam menyediakan uap untuk proses produksi PT. Indah Kiat Pulp
& Paper Tbk (“IKPP”).
21
Fasilitas cogen plant dirancang dengan proses penguapan dan kelistrikan yang
memadai dan menghindarkan pemborosan alat-alat perlengkapan agar dapat
menyediakan pabrik kertas IKPP dengan tingkat ketersediaan sumber energi dan uap
yang tinggi dan kehandalan yang dapat diandalkan.
Bangunan fasilitas cogen plant yang lebih tua memiliki 5 diesel engines, 6 small
heat recovery boilers and 5 auxiliary boilers. Fasilitas cogen plant yang baru
ditempatkan pada bangunan yang terpisah terdiri dari 2 gas turbin dan 2 HRSG, dengan
satu ruang pengendali di dalamnya, satu tingkat diatas ruang peralatan operasi. Di
bagian bawah bangunan ruang pengendali adalah ruang MCC, yang merupakan Boiler
Control Systems dan Burner Management Systems. Terdapat juga sebuah ruang baterai,
untuk menyediakan sumber tenaga yang tidak boleh terganggu untuk ruang control.
Ruang baterai ini ditempatkan dekat dengan ruang MCC ini.
Daya listrik dari PLN terpisah dengan fasilitas cogen plant ini. Trafo PLN 20/3.3
kV ditempatkan pada satu lahan terbuka di luar ruang PLN. Semua kendali tegangan
tinggi, meliputi panel kendali generator diesel dan kendali untuk generator turbin
pembakaran terdapat pada ruang panel ini. Kebutuhan daya listrik pabrik kertas kira-kira
9 MW. Daya ini dicukupi oleh generasi normal dari dua turbin generator pembakaran
(Combustion Turbine Generators) yang menghasilkan daya sebesar 7 MW, dan
kebutuhan daya sisanya sebesar 2 MW dibeli dari PLN. Jika ada penurunan generasi
daya yang dihasilkan oleh turbin generator pembakaran, maka diesel engine yang akan
digunakan sebagai penambah daya dan mencukupi kekurangan listrik yang dibutuhkan.
Sedangkan untuk kebutuhan uap yang dibutuhkan pabrik kertas adalah sekitar 40
ton/hour. Jumlah ini dicukupi oleh generasi normal dari generator uap pemulih panas
22
(Heat Recovery Steam Generators) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Coal
Fired Boilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air
pendingin dan minyak solar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk
mendukung operasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cogen plant plant.
1.5.4.1 Proses Produksi
Gambar 1.4 Proses Produksi Cogen Plant Tangerang
Pada cogen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi produksi, yaitu menghasilkan
power dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Proses berawal dari penyaluran gas alam
dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan
bakar dari Gas Turbin. Kombinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan
23
putaran pada Gas Turbin. Namun bahan bakar gas dari PGN tekanannya belum cukup
ideal untuk memutar turbin, sehingga harus dikompresikan dahulu di GFC (Gas Fuel
Compressor) sehingga pressurenya diatas 19 bar. Sedangkan untuk udara didapat dari air
intake dengan pressure 30 mmWG. Putaran Gas Turbin tersebut dapat dimanfaatkan
untuk menggerakkan generator yang akan menghasilkan power.
Selain menghasilkan power, Gas Turbin juga menghasilkan gas buang panas yang
dapat dimanfaatkan oleh HRSG untuk memanaskan air yang disalurkan dari tangki air.
Air mentah yang masuk ke HRSG dan gas buang panas hasil pembuangan dari gas
turbin yang juga disalurkan ke HRSG pada akhirnya menciptakan proses pemanasan air
mentah karena adanya panas dari gas buang. Hasilnya akan menghasilkan uap yang akan
digunakan untuk proses produksi kertas dari IKPP.
1.5.4.2 Sarana Fasilitas Cogen plant
Air - air mentah untuk fasilitas cogen plant berasal dari Sungai Cisadane yang
mengalir berdekatan ke lokasi pabrik kertas IKPP. Satu stasiun pemompa pada sungai,
terdiri dari tiga pompa turbin vertikal dan satu pompa sentrifugal horisontal, stasiun ini
mampu untuk memindahkan air di kira-kira 6,500 m3 /hari. Air disaring dan dimurnikan
sebelum disimpan dalam dua tangki penyimpan air pabrik kertas IKPP. Air dari pabrik
kertas IKPP diringankan sebelum ini dipergunakan sebagai sumber pengisian awal pada
deaerator. Fasilitas cogen plant mempergunakan kurang dari 5.7 persen dari total
kebutuhan air lokasi. Proses air mentah adalah tanggung jawab dari pabrik kertas IKPP.
Daya listrik – fasilitas cogen plant Tangerang secara elektris terkoneksi ke sistem
PLN 20 kV untuk membangkitkan awal penggunaan fasilitas combustion turbine
24
generators (CTGs), untuk menyediakan kebutuhan listrik pabrik kertas IKPP ketika
fasilitas generator cogen plant sedang tidak dapat digunakan dan untuk menyediakan
kebutuhan listrik lokasi kantor. Daya yang disediakan oleh PLN sudah dikenal sangat
berbahaya karena tingginya variasi tegangan listrik, dan gangguan frekuensi yang tidak
dapat ditoleransi oleh alat-alat perlengkapan pabrik kertas. Oleh karena dampak yang
dihasilkan dengan menggunakan daya PLN ini, maka pabrik kertas IKPP lebih
cenderung untuk menggunakan fasilitas cogen plant untuk menyediakan daya pada alat-
alat perlengkapan kritis dan memanfaatkan PLN untuk memberi daya untuk kebutuhan
yang tidak kritis.
Uap – fasilitas uap cogen plant Tangerang didasari pada 166oC dan 7 bar. Uap
dihasilkan oleh enam ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan dua generator uap air
pemulih panas yang diarahkan langsung pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi
melalui empat saluran pipa baris ke pabrik kertas IKPP.
Bahan bakar – bahan bakar primer dari turbin pembakaran berasal dari gas alam
yang disediakan oleh PGN (Perusahaan Gas Negara). Ketel uap yang sudah ada juga
mampu untuk menembak gas alam untuk proses menghasilkan uap air. Satu ketel
menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
Mesin diesel yang sudah ada dan ketel uap mampu digunakan untuk pembakaran
dengan menggunakan minyak solar industri yang tersimpan pada empat tangki baja
penyimpanan minyak. Minyak diantarkan oleh truk dari Pertamina ke tangki
penyimpanan.
25
Empat tangki minyak diharapkan digunakan untuk menyokong unit generator diesel
yang sudah ada, ketel uap, dan sebagai bahan bakar sekunder untuk generator turbin
pembakaran (CTGs).
1.5.4.3 Alat Perlengkapan Mekanik
• Auxiliary Boiler dan Diesel Engines
Ada lima auxiliary boiler berbahan bakar gas dan minyak yang dipasang
dari 1978 dan 1995. Empat ketel menghasilkan 10 ton/hour dari uap per ketel
dan satu ketel yang diwajibkan untuk menghasilkan 14 ton/hour.
Fasilitas yang ada juga mempunyai 5 diesel engines yang dipasang dari
1978 dan 1991. Empat dari diesel engines diberi level pada 2,000 kW untuk
masing-masing mesin, dan satu diberi level pada 3,500 kW.
• Combustion Turbine Generators dan Heat Recovery Steam Generators
CTGs (Combustion Turbine Generators) dan HRSGs (Heat Recovery
Steam Generators) adalah produk yang diadakan dari European Gas Turbine
yang menjadi bagian dari kelompok ABB Alstom. Untuk menghasilkan daya
sebesar 8.4 MW dan menghasilkan sekitar 40 ton/hour proses penguapan pada
kondisi 7 bar dan 166o C. Alat-alat perlengkapan ditempatkan di dalam satu
bangunan baja dan meliputi dua unit turbin pembakaran gas dengan generator
listrik, kotak roda gigi, melepaskan gas jenuh melalui katup diversi, saluran pipa
pembakar, generator uap air pemulih panas.
26
Saringan udara dengan kemampuan pembersih otomatis yang berada pada
atap bangunan terhubungkan oleh saluran yang menuju turbin pembakaran. Satu
kipas udara pembakar yang terpisah dilengkapi dengan masing-masing unit
HRSG untuk penggunaan ketika saluran pipa pembakar sedang dioperasikan
tanpa CTG. Dua pemampat gas dengan satu akumulator dipasang pada satu area
yang tertutup berdampingan dengan bangunan CTG. Kedua pemampat gas
biasanya digunakan untuk menambah permukaan tekanan gas alam sebelum gas
alam tersebut dimasukkan ke turbin pembakaran.
Masing-masing generator pemulih panas dilengkapi dengan dua ketel
berkapasitas penuh penghantar pompa air. Satu unit deaerating dan tangki
penyimpan ditempatkan di atas empat ketel penghantar pompa air.
Turbin pembakaran gas dibeli dengan kemampuan untuk membakar gas
alam atau minyak solar. Jaminan kinerja diberikan untuk tiga mode
pengoperasian yang terpisah untuk memungkinkan CTG dan HRSG beroperasi
secara fleksibel.
Mode ini adalah:
o Operasi gas turbin dan saluran pipa pembakar (TEG + supp)
menghasilkan 20 ton/hour.
o Operasi gas turbin sendiri (TEG) yang menghasilkan 10 ton/hour.
o Operasi saluran pipa pembakar sendiri (supp) yang menghasilkan 20
ton/hour.
27
• Sistem Air Pendingin.
Fasilitas cogen plant memanfaatkan satu sel menara pendingin dan satu
empat unit sel menara pendingin untuk menyediakan air pendingin untuk alat-
alat perlengkapan fasilitas.
Sel menara tunggal sudah beroperasi selama sembilan tahun dan dibuat
oleh Liang Hoo Industries untuk generator diesel 3,500 kW. Empat menara sel
sudah sudah berusia enam tahun dan dibuat oleh Liang Chi Industries digunakan
oleh CTGs dan empat generator diesel 2,000 kW. Masing-masing sel
diperlengkapi dengan satu pompa air tunggal untuk pengedaran air penyejuk ke
alat-alat perlengkapan.
• Sistem Pengolahan Air.
Sistem perlakuan air alat-alat perlengkapan ditempatkan secara terpisah
dari fasilitas cogen plant plant. Air mentah dipompa ke Pabrik kertas IKPP dari
Sungai Cisadane. Air disaring dan dimurnikan sebelum disimpan pada dua tangki
penyimpan air Pabrik kertas IKPP. Tangki penyimpanan sebesar 300 m3 untuk
lini produksi dan tangki penyimpanan sebesar 250 m3 untuk lini bukan produksi
dan fasilitas cogen plant. Proses air mentah berjalan dari sungai hingga tangki
penyimpan merupakan tanggung jawab pabrik kertas IKPP.
Air dari tangki penyimpanan sebesar 300 m3 dilewatkan melalui saringan
pasir dan satu pelembut dan disimpan pada 50 m3 sebelum digunakan di ketel.
Air penghantar yang digunakan di ketel dicampur dengan 75% kondensasi dan
dikembalikan pada tangki kondensasi (60 m3 ).
28
Sistem pengolahan air fasilitas cogen plant dirancang untuk menyediakan air
pada mutu yang bisa diterima untuk penggunaan pada ketel dan HRSGs.
1.5.4.4 Alat Perlengkapan Listrik
• Generasi Listrik
Fasilitas cogen plant sebenarnya dibagi ke dalam dua area. Area lebih tua
yang pertama dibangun pada 1978, dan alat-alat perlengkapan yang ada
digunakan sebagai alat pendukung yang siap dipakai setiap saat. Area yang baru
dibangun pada 1996 dan alat-alat perlengkapan yang ada digunakan sebagai
pelaksana tugas utama. Ketel yang paling baru (Coal Fired Boiler) dibangun
pada tahun 2004-2005.
Area lebih tua mempunyai 5 diesel engines (dengan keluaran 2, 2, 2, 2, 3.5
MW) yang sedang menghasilkan daya untuk mencukupi kebutuhan listrik pabrik
selama 21 tahun. Satu interkoneksi dengan PLN didirikan untuk menyediakan
kekuatan tambahan ke Pabrik kertas IKPP, melalui dua trafo 20 kV/3.3 kV. Daya
listrik dari PLN mempunyai variasi tegangan listrik yang terkadang
menyebabkan masalah pada beberapa operasi permesinan pada pabrik kertas.
Alhasil, daya elektrik dari PLN digunakan dengan sangat selektif pada pabrik
kertas IKPP.
Pada fasilitas cogen plant, daya yang dihasilkan diberikan pada satu sistem
busbar 3.3 kV untuk distribusikan ke berbagai pusat beban yang bervariasi. Ini
adalah sistem bus tunggal dengan seluruh kabinet penghubung dan panel kontrol
generator terhubung bersama.
29
Fasilitas baru area mempunyai dua turbin generator gas pada 4.2 MW
masing-masing dan menghasilkan daya pada 3.3 kV untuk memberikan secara
langsung ke sistem busbar 3.3 kV.
• Sistem Pendistribusian Daya
Sistem distribusi fasilitas cogen plant plant adalah berlandaskan rancangan
busbar 3.3 kV. Daya yang dihasilkan oleh lima generator diesel dan dua
generator turbin pembakaran dihantarkan melalui tujuh kontak pemutus ruang
hampa ke sistem busbar. Daya yang ada kemudian didistribusikan melalui
sembilan penghantar ke berbagai beban.
Sistem elektrik dihubungkan dengan PLN melalui dua trafo 20 kV/ 3.3 kV untuk
menyediakan kekuatan tambahan jika dibutuhkan.
1.5.4.5 Alat Perlengkapan Penguapan
• Generasi Uap
Area lebih tua memiliki 5 ketel uap (dengan keluaran 10, 10, 10, 10, 14
ton/hour) dan tiga ketel pemulih panas kecil (dengan total keluaran 3 ton/hour)
yang sedang menghasilkan uap air pada kondisi 7 bar dan 166 oC untuk
mencukupi kebutuhan uap air pabrik selama 21 tahun.
Area fasilitas yang lebih baru memiliki dua generator uap air pemulih
panas pada level 20 ton/hour untuk masing-masing generator pada kondisi 7 bar
dan 166o C untuk menghantarkan secara langsung pada kepala uap.
30
Area fasilitas yang paling baru terdiri dari satu ketel batubara pada 20
ton/hour untuk masing-masing ketel pada kondisi 9 bar dan 190o C yang
menyediakan melalui saluran pipa 600 meter untuk kepala uap dan
didistribusikan pada pabrik kertas IKPP.
• Sistem Distribusi Uap
Sistem distribusi uap fasilitas cogen plant plant dipatok pada 7 bar. Uap air
yang dihasilkan berasal dari lima ketel uap, tiga ketel pemulih panas kecil dan
dua generator pemulih panas dan satu ketel batubara dihantarkan secara langsung
pada kepala uap. Uap air kemudian terdistribusi melalui empat saluran ke pabrik
kertas IKPP.
1.5.5 Lingkungan Hidup
Untuk memenuhi tanggung jawab lingkungan, pabrik kertas IKPP telah didirikan
pada suatu program implementasi yang sistematik yang mengacu pada sertifikasi ISO
14000 dan sertifikasi tersebut juga telah diraih pada bulan Agustus 1996.
Program ini secara khusus ditetapkan untuk memenuhi kesadaran lingkungan
sekitar pabrik cogen plant di Tangerang dan secara konstan terus dimonitor setiap 3
bulanan untuk memantau kebisingan, dan setiap 6 bulanan untuk memantau emisi.
Program ini mengacu pada peraturan pemerintah Indonesia berkaitan dengan potensi
polusi dan konsekuensi dari polusi itu sendiri.
Contoh dari kualitas air pada 4 lokasi dalam pabrik kertas IKPP pada bulan
Febuary 2000 dan juga batas toleransi yang diijinkan :
31
Tabel 1.1 Kualitas Air di 4 Lokasi Pabrik
Sumber : Departemen Maintenance PT Dian Swastatika Sentosa (2003)
Parameter Allowable Garden Wisma WWT River
NOx ug,Nm3 600 14.6 18.6 3.52 11.6 SO2 ug,Nm3 600 9.75 4.5 4.5 4.5 Partikulate ug,Nm3 200 56 103 159 120
Fasilitas cogen plant pada IKPP Tangerang, selain menyediakan energi dengan
reliabilitas dan ketersediaan yang tinggi juga mengacu memberikan perhatian terhadap
lingkungan.
1.5.6 Sistem Informasi yang Sedang Berjalan
Aktifitas preventive maintenance yang sedang berjalan sekarang diterapkan dengan
melakukan pemeriksaan rutin yang dilakukan berdasarkan pada operating hour dari
masing-masing mesin yang ada, cara perbaikan maupun penanganan gangguan
didasarkan pada pengalaman staff dan kondisi operasional mesin. Metode perawatan
seperti ini kurang memperhatikan kondisi aktual dari umur mesin yang terus bertambah
dan akan terus menurun kehandalannya. Sehingga, sering kali preventive maintenance
yang dilakukan kurang sesuai dengan kebutuhan dari mesin. Departemen maintenance
pada saat ini hanya menggunakan alat bantu sistem informasi berupa software microsoft
excel yang digunakan untuk membuat jadwal pemeliharaan, pembuatan work order, dan
alokasi operator untuk work order, laporan regular check atas gangguan yang terjadi
secara tiba-tiba sampai dengan pendokumentasian kejadian-kejadian yang terkait dengan
proses perbaikan yang dilakukan oleh staff maintenance.
22
(Heat Recovery Steam Generators) ditambah satu ketel pembakaran batubara (Coal
Fired Boilers). Hasil sisa seperti air mentah, air daur ulang, limbah cair daur ulang, air
pendingin dan minyak solar fasilitas penerimaan dan penyimpanan dimanfaatkan untuk
mendukung operasi dari pabrik kertas IKPP dan fasilitas cogen plant plant.
1.5.4.1 Proses Produksi
Gambar 1.4 Proses Produksi Cogen Plant Tangerang
Pada cogen plant Tangerang mempunyai 2 fungsi produksi, yaitu menghasilkan
power dan uap air untuk pabrik kertas IKPP. Proses berawal dari penyaluran gas alam
dari Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menyalurkan gas NH3 yang merupakan bahan
bakar dari Gas Turbin. Kombinasi dari bahan bakar gas dan udara dapat menghasilkan
33
Kegiatan perawatan dimulai ketika maintenance section head membuat jadwal
perawatan reguler berdasarkan jam operasi dari masing-masing mesin yang ada di
pabrik. Kemudian berdasarkan dengan jadwal yang telah dibuat untuk masing-masing
mesin tersebut maka akan dilakukan perawatan dan perbaikan sesuai dengan urutan
waktu yang ada pada jadwal. Jika perawatan mesin telah selesai maka akan dibuat
laporan reguler check (RC) untuk diperiksa oleh operational section head. Jika mesin
telah beroperasi kembali, maka laporan RC akan di-approved dan segera diserahkan
kepada maintenance section head untuk segera menutup kegiatan perawatan dan
memasukkan kedalam arsip historikal mesin.
Jika terjadi suatu kejadian dimana operator mendapatkan kondisi mesin yang
sedang diawasi sedang berada dalam kondisi abnormal atau timbul gangguan. Maka
operator akan segera melaporkan masalah yang terjadi kepada shift leader yang segera
membuat work order untuk ditindak lanjuti dengan mengadakan kegiatan perbaikan atas
laporan yang telah diajukan operator. Shift leader akan mengkomunikasikan gangguan
yang terjadi kepada maintenance foreman pada masing-masing bagian mesin untuk
kemudian maintenance foreman tersebut akan menugaskan technicians untuk
memperbaiki mesin yang sedang mengalami masalah. Setelah mesin tersebut selesai
diperbaiki maka maintenance foreman dan techinicians akan mendistribusikan laporan
work order yang akan diserahkan pada operational section head untuk selanjutnya
diperiksa dan dipastikan bahwa mesin yang mengalami gangguan telah selesai
diperbaiki. Jika mesin sudah bisa beroperasi kembali, maka maintenance section head
yang akan menutup laporan work order untuk kemudian kasus kerusakan yang terjadi
disimpan kedalam suatu arsip historikal mesin.
34
1.5.7 Analisis Masalah dan Kebutuhan Informasi
Setelah dilakukan pengamatan pada PT. Dian Swastatika Sentosa dapat diketahui
beberapa kelemahan pada sistem yang sedang berjalan di perusahaan, kelemahan –
kelemahan sistem yang ada antara lain :
• Untuk membuat suatu jadwal pemeliharaan departemen maintenance akan
merujuk pada manual book dengan berdasarkan pada operating hour masing-
masing mesin. Pemeliharaan seperti ini kurang memperhatikan kondisi dari
masing-masing komponen mesin yang terus menurun tingkat kehandalannya,
sehingga akan menyebabkan seringnya terjadi gangguan mesin secara tiba-
tiba yang akan mengganggu jadwal produksi yang sedang berjalan.
• Informasi yang terkait dengan kegiatan pemeliharaan mesin secara berkala
kurang terpelihara karena laporan-laporan manual yang tidak terdokumentasi
dengan baik.
• Kurangnya dokumentasi pemeliharaan yang telah dilakukan membuat dasar
waktu pemeliharaan dalam pembuatan jadwal menjadi kurang sesuai dengan
kebutuhan mesin saat ini.
• Pemeliharaan mesin yang dilakukan hanya berdasarkan dengan pengalaman
technicians, sehingga jika technicians tersebut tidak masuk, maka akan
membuat maintenance foreman dan technicians lainnya kebingungan dalam
melakukan pemeliharaan mesin yang seharusnya dilakukan.
• Karena seringnya dilakukan perbaikan atau pemeliharaan secara tiba-tiba
menyebabkan informasi penyediaan komponen cadangan menjadi tidak
akurat.
35
Dengan terus terjadinya gangguan mesin yang terjadi secara tiba-tiba ini, maka
kelancaran proses produksi yang sudah direncanakan akan terganggu dan menimbulkan
kerugian baik bersifat materi maupun kepuasan dari pelanggan karena keterlambatan
pasokan sumber daya. Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem informasi yang dapat
menampung dan mengatur penjadwalan dengan metode yang tepat yang dapat
diterapkan untuk perusahaan.
Sistem informasi yang dibangun harus dapat memberikan parameter-paramater
waktu yang kuat sebagai dasar pembuatan jadwal secara terus menerus dan akurat,
sehingga jika terdapat kerusakan yang terjadi sebelum waktu pemeliharaan, hal ini
dijadikan informasi untuk melakukan pemeliharaan berikutnya. Untuk mengatasi
permasalahan yang berhubungan dengan penyediaan komponen dan cara perawatan,
dalam sistem informasi penjadwalan yang dirancang harus dapat memberikan informasi
mengenai jumlah persediaan komponen mesin yang ada sehingga jangan sampai terjadi
kehabisan stok komponen dan memberikan informasi mengenai cara pemeliharaan yang
tepat berdasarkan data perbaikan yang telah dilakukan pada masa sebelumnya.