Bab 1 aroma terapi jahe

11
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologi yang hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ, sebagian besar perubahan pada tubuh ibu disebabkan oleh kerja hormonal (Farrer, 2001). Perubahan hormonal terjadi segera setelah konsepsi, dimana kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat, selain terjadi perubahan hormon estrogen dan progesteron, secara alamiah tubuh juga akan memproduksi hormon-hormon kehamilan seperti hCG (human Chorionic Gonadotrophin), hormon kehamilan hPL (human Placental Lactogen), hormone kehamilan relaxin, dan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone) (Bobak, 2004). Mual dan muntah yang berhubungan dengan kehamilan biasanya dimulai pada sembilan sampai 10 minggu kehamilan, puncaknya pada minggu ke 11 – 13 dan selesai dalam 12 sampai 14 minggu. Dalam 1 - 10% dari kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20 sampai 22 minggu (Ogunyemi, 2011). Mual (nausea) merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada kehamilan muda dan kenyataan ini dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama mengalami mual- mual. Mual (nausea) adalah gejala yang sering terjadi pada 60 –

description

maternitas

Transcript of Bab 1 aroma terapi jahe

Page 1: Bab 1 aroma terapi jahe

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan (pregnancy) adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi

sampai lahirnya janin (Wiknjosastro, 2005). Kehamilan mempengaruhi tubuh ibu

secara keseluruhan dengan menimbulkan perubahan-perubahan fisiologi yang

hakekatnya terjadi di seluruh sistem organ, sebagian besar perubahan pada tubuh

ibu disebabkan oleh kerja hormonal (Farrer, 2001). Perubahan hormonal terjadi

segera setelah konsepsi, dimana kadar hormon progesteron dan estrogen dalam

tubuh akan meningkat, selain terjadi perubahan hormon estrogen dan progesteron,

secara alamiah tubuh juga akan memproduksi hormon-hormon kehamilan seperti

hCG (human Chorionic Gonadotrophin), hormon kehamilan hPL (human

Placental Lactogen), hormone kehamilan relaxin, dan MSH (Melanocyte

Stimulating Hormone) (Bobak, 2004). Mual dan muntah yang berhubungan

dengan kehamilan biasanya dimulai pada sembilan sampai 10 minggu kehamilan,

puncaknya pada minggu ke 11 – 13 dan selesai dalam 12 sampai 14 minggu.

Dalam 1 - 10% dari kehamilan, gejala dapat berlanjut setelah 20 sampai 22

minggu (Ogunyemi, 2011).

Mual (nausea) merupakan gangguan yang paling sering kita jumpai pada

kehamilan muda dan kenyataan ini dikemukakan oleh 50 – 70% wanita hamil

dalam 16 minggu pertama. Kurang lebih 66% wanita hamil trimester pertama

mengalami mual- mual. Mual (nausea) adalah gejala yang sering terjadi pada 60 –

Page 2: Bab 1 aroma terapi jahe

2

2

80% primigravida dan 40-60% multigravida, namun sekitar 12 % ibu hamil masih

mengalaminya hingga sembilan bulan (Suwarni, 2007). Menurut Tiran. (dalam

Runiari, 2010) kejadian mual pada wanita hamil sebesar 67% dan kejadian

muntah adalah sebesar 22%, jadi sekitar 89% wanita hamil, akan mengalami mual

dan muntah, baik dalam bentuk gejala ringan maupun sedang dan biasanya dapat

sembuh sendiri. Gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai

empat bulan, sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan

umum menjadi buruk, keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum

(Bobak, 2004).

Insiden yang terjadi di Cina pada tahun 2010 menggambarkan mual dan

muntah sebagai gangguan medis tersering selama kehamilan. Tinjauan sistematis

dari Jewell dan Young. (dalam Ratna, 2008) mengidentifikasi angka mual antara

70% dan 85% dengan sekitar setengah dari presentase ini mengalami muntah.

Studi kasus di Amerika Serikat, memperkirakan bahwa mual dan muntah terjadi

antara satu dan dua puluh per seribu kehamilan, sekitar 2,4% wanita yang

mengalami mual-muntah memerlukan Rumah Sakit (Ogunyemi, 2011).

Berdasarkan data dari penelitian yang dilakukan oleh Rizkia, (2012) di

RSUD Daya Makasar, jumlah penderita hiperemisis gravidarum pada bulan

Januari sampai Desember 2011 sebanyak 48 orang dari 305 ibu hamil. Pada bulan

Januari sampai Juni 2012 jumlah penderita hiperemisis gravidarum sebanyak 38

orang dari 442 ibu hamil dibagian kebidanan. Jumlah keseluruhan hiperemisis

gravidarum dari Januari 2011 sampai Juni 2012 sebanyak (11,5 %) dari 747 ibu

hamil.

Page 3: Bab 1 aroma terapi jahe

3

3

Berdasarkan data yang diperoleh dari Medical Record Rumah Sakit Umum

Ganesha, Celuk, Gianyar Bali pada bulan Januari sampai dengan Desember 2012

kunjungan ibu hamil sebanyak 1225 orang dimana 48 orang (3,9%) diantaranya

mengalami hiperemisis gravidarum dan 12 orang diantaranya memerlukan

perawatan di Rumah Sakit. Kunjungan ibu hamil bulan Januari sampai Juli 2013

sebanyak 712 orang dimana sebanyak 414 orang (58,1%) primigravida dan 298

orang (41,9) multigravida, dari 414 orang ibu primigravida sebanyak 235 orang

(56,7%) adalah ibu hamil trimester satu, 108 orang (26,1%) trimester dua dan 71

orang (17,2%) trimester tiga. Ibu hamil trimester satu yang mengalami mual

muntah sebanyak 227 orang (96,5%) dimana sebanyak 223 orang mengalami

mual muntah ringan dan sedang didiagnosa dyspepsia + vomiting serta empat di

diagnosa hiperemisis gravidarum sehingga memerlukan perawatan di Rumah

Sakit.

Jumlah kunjungan ibu hamil di Bidan Praktek Mandiri Sayan Ubud

perbulan sebanyak 40-50 orang dimana 22 orang diantaranya adalah ibu hamil

trimester satu dimana rata-rata sebanyak 15 orang mengalami mual muntah dari

ringan sampai sedang.

Akibat mual dan muntah yang menetap selama kehamilan dapat

mengganggu asupan cairan dan nutrisi cukup berat hingga mengakibatkan

penurunan berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Manuaba,

2010). Mual muntah yang berkelanjutan dapat mengancam kehidupan klien dan

menyebabkan gangguan pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah,

kelahiran premature dan malformasi pada bayi baru lahir. Tiran. (dalam Runiari,

Page 4: Bab 1 aroma terapi jahe

4

4

2010) menyatakan bahwa terjadi peningkatan angka kejadian Intrauterine growth

retardation (IUGR) pada klien hiperemisis gravidarum yang mengalami

penurunan berat badan lebih dari 5%.

Metode penanganan atau penatalaksanaan keluhan mual dan muntah pada

awal kehamilan mencakup terapi farmakologis yaitu pemberian antiemetik,

antihistamin, antikolinergik, dan kortikosteroid. Penggunaan obat yang tidak tepat

sering kali membahayakan ibu hamil maupun janin. Obat yang beredar bebas

dalam darah menimbulkan efek terapetik, oleh karena itu pemberian obat pada

wanita hamil mengandung risiko efek terapetik yang berlebihan, yang kadangkala

justru menimbulkan efek toksik baik pada ibu maupun janinnya (Stefani, 2010).

Penanganan yang dapat dilakukan selain terapi farmakologis adalah dengan

mempergunakan terapi non farmakologi atau terapi komplementer. Metode non

farmakologi tidak memiliki efek samping serta tidak merugikan kondisi ibu dan

calon bayi (Burn dan Blamey, 1994). Terapi non farmakologi atau terapi

komplementer yang dapat digunakan untuk mengurangi keluhan mual dan muntah

pada ibu hamil antara lain: pengaturan diet, dukungan emosional, akupunktur,

pitoterapi, homeoterapi, akupresur dan aromaterapi (Tiran dalam Runiari, 2010)

Aromaterapi merupakan metode terapi pelengkap nonfarmakologis bersifat

noninstruktif, noninvasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek samping yang

merugikan (Price & Shirley, 2007). Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan

essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga

kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta membangkitkan jiwa

raga. Esessial oil yang digunakan disini merupakan cairan hasil sulingan dari

Page 5: Bab 1 aroma terapi jahe

5

5

berbagai jenis bunga, akar, pohon, biji, getah, daun dan rempah-rempah yang

memiliki khasiat untuk mengobati (Hutasoit, 2002). Aromaterapi yang aman

digunakan pada saat kehamilan antara lain : jahe, buah anggur, jeruk nipis,

minyak atau sari jeruk, jeruk manis, dan jeruk keprok (Handerson, 2005).

Jahe adalah tanaman rimpang yang sangat popular sebagai rempah-rempah

dan bahan obat. Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Minyak jahe

berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya pada wanita

yang sedang hamil muda. Jahe dapat diberikan dalam bentuk minuman sari jahe

(ginger root extract), tablet isap dan esessial oil untuk aromaterapi. Zat

bermanfaat yang terkandung dalam jahe salah satunya adalah minyak atsiri.

Minyak ini bermanfaat mengeluarkan aroma yang sangat khas dan berguna untuk

menstabilkan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi siapapun

yang menghirupnya.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa jahe efektif menurunkan mual

dan muntah pada klien yang mengalami hiperemesis gravidarum. Disarankan

untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan dengan pemberian jahe 250

mg empat kali dalam sehari dalam bentuk teh jahe karena tidak menimbulkan efek

samping pada janin (Steele, et al, 2001; Edelma, 2004; Michelin, 2004). Penelitian

yang dilakukan oleh Rahingtyas (2008) tentang pemanfaatan jahe (zingiber

officinale) sebagai tablet isap untuk ibu hamil terhadap gejala mual dan muntah,

hasil ujistatistik didapatkan hasil p = 0,003 < 0,05 hasil tersebut menunjukkan ada

pengaruh pemanfaatan jahe (zingiber officinale) sebagai tablet isap untuk ibu

hamil terhadap gejala mual dan muntah.

Page 6: Bab 1 aroma terapi jahe

6

6

Mekanisme aromaterapi adalah melalui sistem sirkulasi tubuh dan sistem

penciuman. Organ penciuman merupakan satu-satunya indera perasa dengan

berbagai reseptor saraf yang berhubungan langsung dengan dunia luar dan

merupakan saluran langsung ke otak. Bau merupakan suatu molekul yang mudah

menguap langsung ke udara, bila minyak esensial dihirup, molekul yang mudah

menguap akan membawa unsur aromatik yang terdapat dalam kandungan minyak

tersebut ke puncak hidung. Rambut getar yang terdapat dalamnya akan berfungsi

sebagai reseptor, akan mengantarkan pesan elektrokimia ke pusat emosi dan daya

ingat seseorang yang selanjutnya akan mengantarkan pesan balik ke seluruh tubuh

melalui sistem sirkulasi. Pesan yang diantar ke seluruh tubuh akan dikonversikan

menjadi suatu aksi dengan pelepasan substansi neurokimia berupa perasaan

senang, rileks, tenang atau terangsang (Guyton & Hall, 2007).

Studi pendahuluan pada bulan Mei 2013 di RS Ganesha dengan cara

wawancara terhadap 10 orang ibu hamil yang mengalami keluhan mual. Tindakan

yang dilakukan oleh ibu-ibu hamil tersebut bila mengalami mual adalah sebanyak

empat orang (40%) minum air putih, tiga orang (30%) minum teh hangat, satu

orang (10%) minum sari jahe dan dua orang (20%) didiamkan saja karena

menganggap mual pada kehamilan adalah hal yang wajar, namun jika sudah

mengganggu aktivitas, mereka memeriksakannya dan biasanya diberi obat anti

muntah oleh dokter atau bidan.

Penanganan mual dan muntah pada ibu trimester satu di masyarakat pada

umumnya masih menggunakan terapi farmakologis, berdasarkan data dari

beberapa penelitian yang pernah dilakukan tentang penanganan mual dan muntah

Page 7: Bab 1 aroma terapi jahe

7

7

pada ibu hamil, tidak ditemukan penelitian yang menggunakan aroma terapi jahe

untuk penanganan mual dan muntah pada ibu hamil. Berdasarkan hal tersebut

membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai

pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap tingkat mual dan muntah pada

ibu hamil trimester satu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

penelitian yaitu: apakah ada pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap

tingkat mual dan muntah pada ibu hamil trimester satu di Rumah Sakit Ganesha

Celuk dan Bidan Praktek Mandiri Sayan Ubud Tahun 2013?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap tingkat mual

dan muntah pada ibu hamil trimester satu di Rumah Sakit Ganesha Celuk dan

Bidan Praktek Mandiri Sayan Ubud Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat mual dan muntah sebelum diberikan aromaterapi

jahe pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol

b. Mengidentifikasi tingkat mual dan muntah setelah diberikan aromaterapi jahe

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Page 8: Bab 1 aroma terapi jahe

8

8

c. Menganalisis pengaruh pemberian aromaterapi jahe terhadap tingkat mual

dan muntah pada ibu hamil trimester satu di Rumah Sakit Ganesha Celuk

dan Bidan Praktek Mandiri Sayan Ubud Tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan metode baru

dalam penggunaan terapi pelengkap nonfarmakologis dalam mengatasi mual

dan muntah pada ibu hamil trimester satu tanpa harus menggunakan terapi

farmakologis.

b. Dapat dijadikan bahan masukan dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya

dalam memberikan metode baru dalam penggunaan terapi nonfarmakologis.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan masukan bagi tenaga kesehatan

antara lain bidan dan perawat dalam upaya penurunan rasa mual dan muntah pada

ibu hamil trimester satu dengan pemberian terapi pelengkap nonfarmakologis.

E. Keaslian penelitian

1. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Anggraini Putri Utami (2009) tentang

pengaruh pemberian aromaterapi tingkat kecemasan menghadapi kelahiran

anak pertama. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pra eksperimen

dengan rancangan one-group pra-test-posttest design. Subjek dalam

penelitian ini adalah ibu-ibu hamil pertama yang memeriksakan kehamilan

pada bidan poliklinik desa Sidoharjo sebanyak 30 orang. Analisis data yang

Page 9: Bab 1 aroma terapi jahe

9

9

dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan statistik non parametrik uji

Wilcoxon Signed Rangks Test. Diperoleh nilai sebesar Z = -2,499 p = 0.006

(p < 0,05). Nilai rata-rata skala kecemasan menghadapi kelahiran anak

pertama pada saat pree test sebesar 59.60 sedangkan nilai rata-rata pada saat

post test sebesar 46.70. Nilai rata-rata ini dapat diinterpretasi bahwa ada

perbedaan atau selisih rata-rata pada hasil pre test dan post test. Dari hasil

perhitungan statistik didapatkan nilai p-value < α (0.005) menunjukkan

bahwa ibu-ibu yang diberikan aromaterapi mengalami penurunan kecemasan

pada saat menghadapi kelahiran anak pertama. Perbedaan dengan penelitian

sebelumnya adalah pada variabel terikat dimana pada penelitian ini variabel

terikatnya adalah tingkat mual dan muntah sedangkan penelitian sebelumnya

adalah tingkat kecemasan. Jenis penelitian juga berbeda dimana pada

penelitian ini jenis penelitiannya adalah quasy eksperimen sedangkan

penelitian sebelumnya adalah pra eksperimen, perbedaan yang lain adalah

tempat dan waktu penelitian. Persamaan penelitian dengan penelitian

sebelumnya adalah pada variabel bebas yaitu aroma terapi dan subyek

penelitian sama-sama ibu hamil

2. Penelitian Dina Indrati Dyah Sulistyowati (2007) tentang Efektivitas Terapi

Aroma Lavender Terhadap Tingkat Nyeri Dan Kecemasan Persalinan

Primipara Kala I di Rumah Sakit Dan Klinik Bersalin. Desain penelitian yang

digunakan adalah quasi experiment dengan jumlah sampel yaitu 54

responden yang terdiri dari 27 responden kelompok kontrol dan 27 responden

kelompok intervensi. Rata-rata tingkat nyeri VAS pada kelompok intervensi

Page 10: Bab 1 aroma terapi jahe

10

10

sebelum diberikan terapi aroma adalah 8,11 dengan standar deviasi 0,751

sedangkan setelah periode intervensi diperoleh rata-rata tingkat nyeri VAS

adalah 7,70 dengan standar deviasi 0,609 (Pv 0,0001 dan α 0,05). Selanjutnya

rata-rata kecemasan pada kelompok intervensi sebelum diberikan terapi

aroma adalah 7,59 dengan standar deviasi 0,844 sedangkan setelah periode

intervensi diperoleh rata-rata kecemasan 6,37 dengan standar deviasi 0,839.

Hasil analisis didapatkan ada perbedaan yang signifikan kecemasan pada

kelompok intervensi sebelum dan setelah periode intervensi (P=0,000< α

0,05). Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel terikat

dimana pada penelitian ini variabel terikatnya adalah tingkat mual dan

muntah sedangkan penelitian sebelumnya adalah tingkat nyeri, variabel

bebasnya juga berbeda dimana pada penelitian ini adalah aroma terapi jahe

sedangkan penelitian sebelumnya adalah aroma terapi lavender, perbedaan

yang lain adalah tempat dan waktu penelitian. Persamaan penelitian dengan

penelitian sebelumnya adalah pada jenis penelitian yaitu sama-sama jenis

penelitiannya adalah quasy eksperimen.

3. Penelitian Suwarni (2007) tentang hubungan karakteristik ibu hamil trimester

satu dengan morning sickness di poliklinik kebidanan dan penyakit

kandungan badan pelayanan kesehatan. Desain penelitian yang digunakan

bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional studi dan

menggunakan teknik incidental sampling. Jumlah sampel 30 orang.

Berdasarkan hasil penelitian terhadap variabel independen yaitu karakteristik

ibu diperoleh hasil umur berada dalam kategori dewasa awal sebanyak 24

Page 11: Bab 1 aroma terapi jahe

11

11

orang (80%), pendidikan berada dalam ketegori tinggi sebanyak 17 orang

(56,66%), pendapatan berada dalam kategori tinggi sebanyak 13 orang

(43,33%) dan responden dalam kategori bekerja sebanyak 16 orang

(53,33%). Gambaran variabel dependen morning sickness diperoleh hasil

dalam kategori tidak morning sickness yaitu 19 orang (63,33%). Dari

pengolahan data maka kesimpulan penelitian diperoleh hasil bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara pendidikan dan pendapatan ibu hamil

trimester satu dengan morning sickness serta ada hubungan yang bermakna

antara umur dan pekerjaan ibu hamil trimester satu dengan morning sickness.

Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah pada variabel bebas dimana

pada penelitian ini variabel bebasnya adalah pemberian aroma terapi jahe

sedangkan penelitian sebelumnya adalah karakteristik responden, Jenis

penelitian juga berbeda dimana pada penelitian ini jenis penelitiannya adalah

quasy eksperimen sedangkan penelitian sebelumnya adalah deskriptif

korelatif dengan pendekatan cross sectional studi, perbedaan yang lain adalah

tempat dan waktu penelitian. Persamaan penelitian dengan penelitian

sebelumnya adalah pada variabel terikat yaitu tingkat mual dan muntah dan

subyek penelitian sama-sama ibu hamil.