BAB 1 - 5 - digilib.uns.ac.id/Aplikasi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii...
Transcript of BAB 1 - 5 - digilib.uns.ac.id/Aplikasi...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
APLIKASI MODEL PAKEM TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN GERAK DASAR ANAK
Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri 1
Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011
SKRIPSI
Oleh :
TATAQ BUDI PRATOMO
X4608558
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
APLIKASI MODEL PAKEM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR ANAK
Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri 1
Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011
Oleh :
TATAQ BUDI PRATOMO
X.4608558
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Kualifikasi Guru, Jurusan Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
September 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Tataq Budi Pratomo
NIM : X4608558
Jurusan/Program Studi : POK/PENJASKESREK KUALIFIKASI
GURU
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” APLIKASI MODEL PAKEM
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR ANAK
PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 TRUCUK KABUPATEN
KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, 06 Agustus 2012
Yang membuat pernyataan,
Tataq Budi Pratomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sarwono, M.S. NIP. 19600614 198603 1 002
Waluyo, S.Pd, M.Or. NIP. 19720617 199802 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul ”Aplikasi Model PAKEM Terhadap Peningkatan
Kemampuan Gerak Dasar Anak pada Siswa Kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
Disusun oleh :
Nama : Tataq Budi Pratomo
NIM : X.4608558
Skripsi ini telah di pertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Rabu
Tanggal : 12 September 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. Waluyo, M.Or.
Sekretaris : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes.
Anggota I : Drs. Sarwono, M.S.
Anggota II : Waluyo, S.Pd, M.Or.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Tataq Budi Pratomo. APLIKASI MODEL PAKEM TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN GERAK DASAR ANAK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI 1 TRUCUK KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan aplikasi model PAKEM dan membandingkan aplikasi model PAKEM dengan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan kemampuan gerak dasaranak pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimen Kuasi( PEK ).Penelitian dilaksanakan dengan desain Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group.Subjek penelitian adalah siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk yang berjumlah 30 siswa.Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok, yaitu kelompok kontrol sebanyak 15 siswa dan kelompok eksperimen sebanyak 15 siswa. Teknik pengumpulan data dengan tes lari cepat, tes sit-up atau baring duduk kaki ditekuk, tes lari lintang bilang atau zig-zag, tes lempar bola kasti, tes lompat jauh tanpa awalan ( Sudjarwo. dkk, 1973 ) dan lembar observasi atau pengamatan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut:(1) Dari segi proses,aplikasi model PAKEM untuk meningkatkan kemampuan gerak dasaranak adalah efektif. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata proses aplikasi model PAKEM yaitu 64 % lebih besar dari rata-rata proses pembelajaran Konvensional yaitu 52 % dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 100% pada kelompok Eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 47%. (2) Dari segi produk aplikasi model PAKEM lebih berpengaruh daripada pembelajaran konvensional terhadap kemampuan gerak dasaranak pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini diketahui dari nilai konstanta garis regresi kemampuan gerak dasarkelompok eksperimen yang lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hasil perhitungan prosentase peningkatan kemampuan gerak dasarpada siswa yang mendapat perlakuan aplikasi model PAKEM adalah sebesar 80% sedangkan siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran Konvensional adalah 47%.
Kata Kunci : ModelPembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Bertindaklah sesuai apa yang telah direncanakan
Jangan tunda pekerjaan, selalu rajin dan tetap berdoa
Janganlah pernah berpaling dari suatu masalah yang sedang dihadapi,
karena “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
(Q.S. Al-Insyiroh: 6)
Tidak ada sia-sia berusaha kecuali menyianyiakan
Hidup yang nikmat diinspirasikan oleh cinta dan dibimbing oleh ilmu
pengetahuan.
Namun ilmu yang tidak diamalkan adalah omong kosong dan pekerjaan yang
tidak diselesaikan adalah sia-sia
Stop dreaming and start action
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN :
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang
selalu memberikan karunia-Nya, sehingga skripsi ini selesai disusun.
Saya persembahkan skripsi ini untuk:
Ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dan dukungan.
Oky dan intan adik-adikku yang kucintai.
Pakdhe budhe, om bulik dan saudara-saudaraku yang terkasih.
Kang Hakim/mba Ita, Kang Prina, Kang Heru/Lia, Doni, Imron,Paksi,Darmawan,
Didit, Dian serta teman-teman dan adik-adik tingkatku di JPOK FKIP UNS
Bersamamu, sharing di antara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas,
intelektualitas
Seluruh keluarga besar SD N 1 TRUCUK yang kubanggakan
Terutama murid kelas IV dan V yang telah membantu terlaksananya penelitian.
Mas bro dan Mbak bro semuanya yang tidak dapat kusebutkan satu persatu.
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta kampus tempat
kutimba ilmu untuk kiprah dalam mencerdaskan anak bangsa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs.Sarwono, M.S., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
5. Waluyo, S.Pd, M.Or., selaku dosen pembimbing kedua yang dengan sabar mengarahkan dan membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
6. Teman-teman mahasiswa S1 JPOK Kualifikasi Guru Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi semangat dalam penyelesaian proposal ini.
7. Semua pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna pengembangan skripsi ini dimasa datang. Penulis berharap laporan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta pembaca pada umumnya. Akhirnya tidak lupa peneliti ucapkan permintaan maaf bila terdapat tutur kata peneliti yang kurang berkenan dihati pembaca sekalian.
Surakarta, 06 Agustus 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL .......................................................................................... i
PENGAJUAN SKRIPSI .............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iii
PERSETUJUAN ........................................................................... iv
PENGESAHAN ............................................................................ v
ABSTRAK .................................................................................... vi
MOTTO ........................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .......................................................... 6
D. Perumusan Masalah ............................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .............................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Gerak Dasar .............................................. 8
2. Model PAKEM untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak
Dasar ............................................................................. 17
3. Pembelajaran secara Konvensional ............................... 27
B. Kerangka Pemikiran ............................................................ 28
C. Perumusan Hipotesis .......................................................... 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 31
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 31
C. Variabel Penelitian .............................................................. 32
D. Devinisi Operasional Variabel ............................................. 33
E. Subjek Penelitian ................................................................. 34
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 34
G. Teknik Analisis Data ........................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................. 43
1. Analisis Statistik Diskriptif ............................................ 43
2. Analisi Statistik Inferensial ............................................ 45
B. Hasil Analisis Data .............................................................. 50
1. Model Regresi ............................................................... 50
2. Uji Keberartian Koefisian X dalam Model Regresi/Uji
Independensi ................................................................. 51
3. Anakova ........................................................................ 58
C. Pengujian Hipotesis ............................................................ 60
D. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 61
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, dan SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Implikasi ............................................................................ 63
C. Saran .................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
Tabel 8.
Tabel 9.
Tabel 10.
Tabel 11.
Tabel 12.
Tabel 13.
Tabel 14.
Tabel 15.
Deskripsi akhir data hasil observasi langsung proses perlakuan pada
kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……………..
Klasifikasi tingkat kemampuan Gerak dasarpada kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……………………………..…
Hasil untuk Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen .................
Hasil untuk Uji Normalitas pada Kelompok Kontrol .......................
Hasil untuk Uji Normalitas pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol ............................................................................
Hasil Anova untuk Uji linieritas pada kelompok Eksperimen ..........
Hasil Anova untuk Uji linieritas pada kelompok Kontrol .................
Hasil Anova untuk Uji linieritas pada kelompok Eksperimen dan
Kelompok Ekperimen ........................................................................
Hasil Anova untuk Uji homogenitas pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tanpa kovariat ................................................
Hasil Anova untuk Uji homogenitas pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol dengan kovariat .............................................
Hasil untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi pada
Kelompok Eksperimen ......................................................................
Hasil untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi pada
Kelompok Kontrol ...... ......................................................................
Hasil untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ................................
Hasil untuk Analisis anakova pada kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Tanpa Kovariat ...........................................
Hasil untuk Analisis anakova pada kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Dengan Kovariat ...........................................
44
45
46
47
47
48
48
49
50
50
51
53
55
58
59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Komponen-komponen Gerak dasar…………………… 10
Gambar 2. Kemampuan Berlari Cepat umur 5 – 17 tahun ………… 14
Gambar 3. Kemampuan Lompat Tegak Antara Umur 5 – 17 Tahun 15
Gambar 4. Kemampuan Lompat Jauh Tanpa Awalan Umur 5 - 17
Tahun ………………………………………………….
15
Gambar 5. Kemampuan Melempar Pada Umur 5 - 17 Tahun ……. 16
Gambar 6. Pembelajaran Berjalan Diantara Rambu-rambu ……… 21
Gambar 7. Pembelajaran Lari Dengan Tempo Rendah …………… 22
Gambar 8. Pembelajaran Lompat Tali ……………………………. 23
Gambar 9. Pembelajaran Gerak Membungkuk ……………………. 24
Gambar 10. Pembelajaran Gerak Meliuk-liukkan Badan ………….. 24
Gambar 11. Pembelajaran Gerakan Memutar Badan ……………… 25
Gambar 12. Pembelajaran Kombinasi Lari Dan Lompat …………… 26
Gambar 13. Pembelajaran Kombinasi Jalan, Lari Dan Lempar …… 26
Gambar 14. Pembelajaran Kombinasi Gerakan Togok, Lengan, Bahu
dan Kaki ………………………………………………
27
Gambar 15. Desain Penelitian Pretest-Posttest, Non Equivalent
kontrol Group …………………………………………
31
Gambar 16. Lembar Observasi Dan Presentasi ……………………. 36
Gambar 17. Ketentuan ketuntasan belajar …………………………... 37
Gambar 18. Rancangan Analisis Kovarian Dalam Penelitian
Eksperimen Kuasi ………………………………............
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Daftar Nama Siswa Kelas IV dan VSD N 1 Trucuk........................
RPP PAKEM .....................................................................................
RPP Konvensional .............................................................................
Test Kemampuan Gerak dasar..........................................................
Data Hasil test Kemampuan Gerak dasarkelompok eksperimen
( pre test ) …………………………………………………………..
Data Hasil test Kemampuan Gerak dasarkelompok kontrol
( pre test ) ………………………………………………………….
Data Hasil test Kemampuan Gerak dasarkelompok eksperimen
( post test ) …………………………….…………………………..
Data Hasil test Kemampuan Gerak dasarkelompok kontrol
( post test ) …………………………….…………………………..
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
eksperimen minggu 1 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
eksperimen minggu 2 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
eksperimen minggu 3 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
eksperimen minggu 4 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
kontrol minggu 1 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
kontrol minggu 2 ………………………………………………
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
kontrol minggu 3 ………………………………………………
66
68
99
110
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Rekapitulasi data hasil perlakuan proses pembelajaran kelompok
kontrol minggu 4 ………………………………………………
Hasil akhir rata – rata dari data perlakuan kelompok eksperimen
dan kontrol ………………………………………………………….
Pengkategorian data hasil tes kemampuan Gerak dasar ( pre test
dan post test ) ………………………………………………………
Data Induk Penelitian …………………………...………………...
Analisis data ………………………………………………………..
Foto Pre test Kemampuan Gerak Dasar…………………………..
Foto perlakuan kelompok eksperimen ……........………….
Foto perlakuan kelompok kontrol ….. ……...……….……
Foto Post test kemampuan Gerak dasar…………………………..
Daftar KKM SDN 1 Trucuk Klaten ................................................
Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ......................................
Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi .......
Surat Permohonan Izin Observasi .....................................................
Surat Permohonan Izin Penelitian .....................................................
129
130
132
133
134
155
157
159
161
163
166
167
168
169
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dapat mendukung
pencapain tujuan pendidikan secara keseluruhan. Banyak manfaat yang diperoleh
melalui pembelajaran pendidikan jasmani bagi siswa sekolah. Suherman (2000:
23) menyatakan, secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan
empat kategori yaitu:
1) Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang.
2) Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna.
3) Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginteprestasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya, sikap dan tanggung jawab siswa.
4) Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada kelompok atau masyarakat.
Tujuan dari pendidikan jasmani sangat kompleks, salah satunya untuk
mengembangkan gerak anak. Kemampuan gerak anak atau kemampuan gerak
dasarpada prinsipnya dibawa sejak lahir. Sugiyanto (1998: 251) menyatakan,
“Gerak dasarfundamental adalah gerakan-gerakan dasar yang berkembangnya
sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat kematangan anak-anak”. Sedangkan
Sukintaka (2004: 79) berpendapat, “Berkembangnya kemampuan gerak
dasarsangat ditentukan oleh dua faktor, yakni pertumbuhan dan perkembangan.
Dari kedua faktor penentu ini masih harus didukung dengan latihan sesuai dengan
kematangan anak, dan gizi yang baik”.
Pembawaan dan latihan serta gizi merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan gerak dasaranak. Latihan yang dilakukan secara
teratur akan bermanfaat terhadap perkembangan gerak dasaranak menjadi lebih
baik. Pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan salah
satu sarana yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan gerak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dasaranak.Atmojo. (2009: 55) menyatakan, “Tujuan utama pendidikan jasmani
adalah mengembangkan kompetensi gerak. Sebagai guru pendidikan jasmani
mereka harus mengenal bahwa esensi dari aktivitas jasmani adalah mengajar
siswa bagaimana menjadi insan gerak yang terampil”.
Pembelajaran pendidikan jasmani merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasaranak. Dalam pembelajaran pendidikan
jasmani hendaknya harus disesuaikan dengan karakteristik anak agar kemampuan
gerak dasarnya berkembang dengan baik. Komponen-komponen kemampuan
gerak dasaryang meliputi: gerak lokomotor, gerak non lokomotor dan gerak
manipulatif harus dikembangkan dengan bentuk pembelajaran yang tepat.
Banyaknya model pembelajaran pendidikan jasmani menuntut seorang guru
Penjasorkes harus lebih cermat dan tepat dalam mengembangkan kemampuan
gerak dasaranak. Untuk membelajarkan kemampuan gerak dasaranak, maka
komponen-komponen dalam pembelajaran harus diperhatikan. Sutikno (2009: 35-
40) menyatakan, “Unsur atau komponen pembelajaran meliputi beberapa aspek
yaitu: “(1) Tujuan pembelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran,
(4) metode, (5) media, (6) sumber belajar dan, (7) evaluasi”.
Metode atau model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang
penting dalam kegiatan pembelajaran. Karena model pembelajaran dapat
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. PAKEM merupakan model pembelajaran
yang saat ini sedang berkembang di dunia pendidikan di Indonesia. PAKEM
mempunyai makna sendiri-sendiri dari masing-masing kata tersebut. Makna dari
masing-masing kata tersebut menurut Ekosusilo (2007: 2) yaitu:
1) Aktif yaitu guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan pendapat atau gagasan.
2) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
3) Efektif yaitu pembelajaran harus dapat mencapai tujuan/kompetensi yang ditetapkan.
4) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada apa yang sedang dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
PAKEM merupakan model pembelajaran yang menuntut kemampuan
guru dalam mengorganisasi pembelajaran dan menuntut siswa terlibat aktif dalam
kegiatan pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat
penting, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan efektif. Selain
itu, melalui PAKEM unsur menyenangkan juga dikembangan agar siswa tertarik
dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk itu seorang guru
Penjasorkes harus mampu merancang bentuk-bentuk pembelajaran yang
menyenangkan dan mampu merangsang kemampuan gerak dasaranak.
Kemampuan gerak dasarpada umumnya belum berkembang secara
maksimal, sehingga hal ini akan berdampak pada tampilan geraknya dalam
pembelajaran pendidikan jasmani kurang baik. Kasus seperti ini segera diatasi
dengan cara memberikan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasarsiswa. PAKEM merupakan salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan untuk mengembangkan kemampuan gerak
dasaranak. Untuk mengembangkan kemampuan gerak dasaranak melalui model
PAKEM, maka guru Penjasorkes harus mampu merancang bentuk-bentuk
pembelajaran yang tepat, baik pembelajaran untuk gerak lokomotor, non
lokomotor maupun gerak manipulatif. Karena gerak lokomotor, non lokomotor
dan manipulatif merupakan komponen-komponen dari kemampuan gerak dasar.
Gerak lokomotor diartikan sebagai gerak yang berpindah tempat. Gerak
lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh
tubuh, dalam proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang
tumpu ke bidang tumpu lainnya. Jenis gerakan lokomotor yaitu: berjalan, berlari,
meloncat, melayang dan jenis gerakan lainnya yang ditandai dengan perubahan
tempat.
Gerak non lokomotor merupakan jenis gerakan yang dilakukan di tempat
tidak ada perubahan dari satu titik ke titik lain. Gerak non lokomotor merupakan
suatu gerakan yang dilakukan oleh tubuh tanpa ada perubahan tempat. Jenis
gerakan non lokomotor di antaranya: membungkuk, memutar, mengayun dan
jenis-jenis gerakan yang lain yang tidak merubah posisi tubuh pada saat
melakukan gerakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Gerak manipulatif merupakan jenis gerakan yang membutuhkan
koordinasi yang cukup baik. Karena dalam gerakan manipulatif melibatkan
beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu pola gerakan yang
baik dan harmonis. Jenis-jenis gerakan manipulatif antara lain: melempar,
menangkap, menendang dan jenis gerakan lainnya yang pelaksanannya
membutuhkan koordinasi yang baik.
Berdasarkan pengertian dari komponen-komponen kemampuan gerak
dasar, maka dalam pembelajaran Penjas dengan model PAKEM harus mampu
merancang dan menerapkan bentuk-bentuk pembelajaran yang tepat untuk
mengembangan kemampuan gerak dasaranak. Misalnya untuk membelajarkan
jalan dengan jalan berkelompok sambil memegang bahu, pembelajaran lari
dengan lari mengitari simpai dan lain sebagainya. Untuk mengetahui sejauh mana
pengaruh model PAKEM terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar, maka
perlu dikaji dan diteliti secara lebih mendalam, baik secara teori maupun praktik
melalui penelitian eksperimen.
Pembelajaran model PAKEM akan dieksperimenkan pada siswa kelas IV
dan V SD Negeri 1 Trucuk Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Sejauh ini belum
diketahui kemampuan gerak dasarsiswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk
Klaten tahun pelajaran 2010/2011. Selain itu, pembelajaran Penjas yang diberikan
belum menunjukkan hasil yang maksimal terhadap perkembangan gerak
dasaranak. Hal ini dapat dilihat seringkali tampilan anak dalam pembelajaran
Penjas seperti lompat anak tidak memahami gerakan melompat yang benar.
Karena pembelajaran Penjas di SD Negeri 1 Trucuk Klaten lebih berorientasi pada
prestasi, sehingga kemampuan gerak dasaranak terabaikan. Pembelajaran Penjas
di SD Negeri 1 Trucuk Klaten pada umumnya dilakukan secara langsung. Siswa
diberi pembelajaran teknik suatu cabang olahraga yang dilakukan secara berulang-
ulang. Pembelajaran Penjas yang dilakukan secara langsung tanpa memperhatikan
kemampuan gerak dasaranak, maka hasilnya tidak maksimal. Hendaknya untuk
anak-anak usia sekolah dasar dikembangkan atau ditingkatkan kemampuan gerak
dasarnya agar nantinya dapat mendukung dalam mempelajari keterampilan
olahraga. Misalnya pembelajaran lompat dengan cara melompati kardus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
melompat ke dalam ban bekas dan lain sebagainya. Model pembelajaran yang
tepat, direncanakan dengan baik, disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik
siswa, siswa aktif terlibat, bentuk-bentuk pembelajaran inovatif dan kreatif, lebih
efektif dan menyenangkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh PAKEM terhadap peningkatan kemampuan
gerak dasar, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul, “Aplikasi Model
PAKEM terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak dasarAnak Pada Siswa Kelas
IV dan V SD Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pembelajaran Penjas di sekolah dasar lebih berorientasi pada pencapaian
prestasi.
2. Kemampuan gerak dasar siswa sekolah dasar terabaikan dalam pembelajaran
Penjas.
3. Kemampuan gerak dasar yang kurang diperhatikan dan tidak ditingkatkan
berpengaruh kurang baik terhadap tampilan gerak siswa.
4. Belum diketahui pengaruh aplikasi model PAKEM terhadap peningkatan
kemampuan gerak dasar.
5. Aplikasi model PAKEM pada siswa kelas IV dan V SD Negeri 1 Trucuk
Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 terhadap peningkatan
kemampuan gerak dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Banyaknya permasalahan yang muncul dalam penelitian, maka perlu
dibatasi agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Aplikasi model PAKEM terhadap peningkatan kemampuan gerak dasar.
2. Pengaruh aplikasi model PAKEM terhadap peningkatan kemampuan gerak
dasar.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah aplikasi model PAKEM efektif untuk mengajarkan materi
kemampuan gerak dasar?
2. Apakah aplikasi model PAKEM lebih baik dibandingkan dengan model
konvensional dalam meningkatkan kemampauan gerak dasar?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan:
1. Mengukur efektifitas model PAKEM dalam mengajarkan kemampuan materi
gerak dasar.
2. Membandingkan efektifitas penggunaan aplikasi model PAKEM dengan
model konvensional dalam meningkatakan kemampuan gerak dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
F. Manfaat Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasarbagi siswa yang dijadikan obyek
penelitian.
2. Dapat dijadikan sebagai masukan dan pedoman bagi guru Penjasorkes
pentingnya memberikan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasarsiswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang karya ilmiah untuk
dikembangkan lebih lanjut.
4. Bermanfaat bagi lembaga terkait yakni SD Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten
untuk meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran
Penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kemampuan Gerak Dasar
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasarmanusia terdiri dari jalan, lari, lompat dan
lempar. Kemampuan gerak dasarmerupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir
dan berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya. Waharsono
(1999: 53) bahwa, “Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan
meningkatnya kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan geraknya”.
Menurut Lutan (1988: 96) bahwa, “Kemampuan Gerak dasarlebih tepat disebut
sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan
suatu ketrampilan yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak”.Sedangkan
Sukintaka (2004: 78) berpendapat, “Kemampuan Gerak dasaradalah kualitas hasil
gerak individu dalam melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak
dalam olahraga atau kematangan penampilan keterampilan Gerak Dasar”.
Berdasarkan pengertian kemampuan gerak dasardari tiga ahli tersebut
dapat disimpulkan, kemampuan gerak dasarmerupakan kemampuan yang
mendasari dari gerak yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau
fundamental yang berperan untuk melakukan gerak baik gerakan olahraga
maupun non olahraga. Untuk itu, bagi siswa sekolah dasar perlu ditanamkan
kemampuan gerak dasaryang dimiliki dapat dilakukan dengan benar. Mahendra
(2004: 20) menyatakan, “Keterampilan dasar adalah bentuk keterampilan yang
bermanfaat dan dibutuhkan anak dalam kehidupannya sehari-hari. Keterampilan
ini merupakan ciri pelengkap yang penting untuk anak-anak untuk berfungsi
dalam lingkungannya, sehingga disebut sebagai keterampilan fungsional.Pendapat
lain dikemukakan Syarifuddin dan Muhadi (1992: 24) bahwa, “Gerak
dasarmanusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan dasar
tersebut telah dimiliki oleh murid-murid sekolah dasar. Namun yang menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
permasalahan sekarang bagaimanakah caramenanamkan kepada murid-murid
sekolah dasar agar bentuk-bentuk gerakan dasaryang telah dimilikinya dapat
dilakukan dengan benar”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, menanamkan cara melakukan
gerak dasaryang benar sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Karena pada usia
sekolah dasar masa perkembangan dan pertumbuhan, sehingga kemampuan gerak
dasaryang dimiliki dapat dilakukan dengan benar. Kesalahan dalam melakukan
gerak dasarakan berdampak pada pola gerakan yang salah, sehingga akan
berdampak pada aktivitas-aktivitas geraknya.
Penelitian ini mengacu hasil penelitian yang relevan dari:
1. Penelitian Abdul Maskur berjudul, “Hubungan Status Gizi dengan
Kemampuan Motorik pada Siswa Kelas Tinggi Sekolah Dasar 1 Tirtomoyo
Wonogiri Tahun Pelajaran 2005/2006” menunjukkan (1) ada hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan kemampuan motorik (2hitung 36.186
>2tabel 5% 26.296). (2) Ada hubungan yang signifikan antara status gizi
dengan kemampuan motorik. (2hitung 28.999>2
tabel 5% 26.296).
2. Penelitian Wawan Susila dengan judul, “Tingkat Kemampuan gerak
dasarpada Siswa Kelas III_IV Sekolah Dasar se Kalurahan Ngabeyan
Kartasura Tahun Pelajaran 2003/2004” diperoleh simpulan (1) Keadaan atau
kondisi kemampuan gerak dasarsiswa kelas III_IV rata-rata dalam kategori
sedang. (2) Ada perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan gerak
dasarpada siswa III dan IV; III, IV dan V, VI. Sedangkan untuk siswa kelas V
dan VI tidak ada perbedaan yang signifikan. (3) Ada perbedaan yang
signifikan tingkat kemampuan gerak dasarpada siswa putra dan putri kelas III-
IV;III,IV dan V,VII. Sedangkan untuk siswa kelas V dan VI tidak ada
perbedaan yang siginifikan.
b. Komponen-Komponen Kemampuan Gerak Dasar
Secara kodrati setiap anak memiliki kemampuan gerak dasaryang dibawa
sejak lahir. Syarifuddin dan Muhadi (1992: 24) menyatakan, “Gerak dasarmanusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
adalah jalan, lari, lompat dan lempar”. Menurut Mahendra (2004: 20) bahwa,
“Keterampilan dasar dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Keterampilan lokomotor, yaitu keterampilan yang digunakan untuk
menggerakkan atau memindahkan posisi tubuh dari satu tempat ke
tempat lainnya.
2) Keterampilan non lokomotor, yaitu keterampilan di tempat yang
dilakukan tanpa memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain.
3) Keterampilan manipulatif, yaitu keterampilan yang melibatkan
kemampuan anak menggunakan bagian-bagian tubuhnya seperti
tangan dan kaki untuk memanipulasi benda di luar dirinya.
Hal senada dikemukakan Hidayatullah (2002: 32) menggambarkan
skematis komponen-komponen kemampuan gerak dasarsebagai berikut:
Gambar 1. Komponen-Komponen Kemampuan Gerak Dasar
(Hidayatullah, M.F. 2002: 32)
Gerak Dasar
Gerak Stabilitas Membungkuk Meregang Memutar Mengayun Handstand Memutar tubuh Mendarat Berhenti Mengelak Keseimbangan
dll
Gerak Lokomotor Berjalan Berlari Meloncat Melompat Melayang Meluncur Berjingkrak Memanjat dll
Gerak Menipulatif Melempar Menangkap Menendang Menjerat/menjebak Menyerang Voli Melambung Melenting Bergulir Menggelinding Menyepak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Gerak stabilitas adalah gerakan yang dilakukan di tempat, tidak ada perubahan
dari satu titik ke titik lain. Gerakan-gerakan stabilitas adalah gerakan yang
dilakukan oleh tubuh tanpa ada perubahan tempat. Gerakan-gerakan stabilitas
seperti membungkuk, memutar, mengayun dan jenis-jenis gerakan lainnya yang
tidak merubah posisi tubuh pada saat melakukan gerakan.
Lokomotor diartikan sebagai gerak berpindah tempat. Hal ini artinya,
gerak lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan
seluruh tubuh dan anggota badan, dalam proses perpindahan tempat atau titik
berat badan dari suatu bidang tumpu ke bidang tumpu lainnya. Gerakan-gerakan
lokomotor ini seperti berjalan, berlari , meloncat, melayang dan jenis gerakan
lainnya yang ditandai dengan perubahan tempat.
Gerakan manipulatif merupakan jenis gerakan yang membutuhkan
koordinasi yang cukup baik. Hal ini karena, dalam gerakan manipulatif
melibatkan beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu pola
gerakan yang baik dan harmonis. Jenis-jenis gerakan yang termasuk dalam
gerakan manipulatif seperti melempar, menangkap, menendang dan gerakan-
gerakan lainnya yang dalam pelaksanaannya membutuhkan koordinasi yang baik.
c. Faktor-Faktor yang Mendukung Kemampuan Gerak Dasar
Hadirnya atau tampilan gerak dasardari anak-anak pada dasarnya dibawa
sejak lahir. Sukintaka (2004: 79) menyatakan, “Berkembangnya kemampuan
Gerak dasarsangat ditentukan oleh dua faktor yakni pertumbuhan dan
perkembangan. Dari kedua faktor penentu ini masih harus didukung dengan
latihan sesuai dengan kematangan anak dan gizi yang baik”. Menurut Waharsono
(1999: 17) bahwa, “Dalam kehidupan manusia selamanya dipengaruhi oleh sifat-
sifat internal dan eksternal, sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisiknya
terpengaruh juga. Pertumbuhan dan perkembangan fisik anak yang telah dimiliki
sejak lahir akan tumbuh dan berkembang secara wajar, bilamana mendapat
rangsangan secara tepat waktu dan lingkungan yang memungkinkan serta tidak
ada unsur paksaan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan, faktor internal dan
eksternal merupakan faktor yang selalu mempengaruhi kondisi seseorang. Faktor
internal mencakup perkembangan dan pertumbuhan, jenis kelamin, intelegensi,
usia. Selain itu, kemampuan gerak dasarjuga dapat ditingkatkan melalui latihan
yang baik dan teratur. Salah satu latihan untuk meningkatkan kemampuan gerak
dasaranak yaitu melalui pembelajaran pendidikan jasmani. Syarifuddin dan
Muhadi (1992: 17) bahwa:
Salah satu usaha untuk mewujudkan keberhasilan anak di dalam belajar
keterampilan gerak adalah melalui program pengajaran pendidikan jasmani di
sekolah. Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah
dasar melalu berbagai bentuk gerakan memberikan sumbangan yang sangat besar
dan bermakna bagi anak-anak SD terhadap perkembangan kemampuan
jasmaninya. Hal ini merupakan sarana memacu pengembangan kemampuan
pengetahuan, nilai dan sikapnya.
Pendapat tersebut menunjukkan, pembelajaran pendidikan jasmani sangat
berperan penting untuk mendukung kemampuan gerak anak. Terlebih lagi
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar. Oleh karena itu, dalam
membelajarkan pendidikan jasmani di sekolah dasar harus seoptimal mungkin
untuk mengembangkan kemampuan geraknya, sehingga sangat bermanfaat untuk
menguasai keterampilan gerak lebih lanjut.
d. Perkembangan Kemampuan Gerak dasarAnak Besar
Sesuai dengan kodrat alamiah manusia, sejak lahir mengalami
perubahan-perubahan berupa peningkatan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Perubahan-perubahan tersebut disebut pertumbuhan dan perkembangan.
Perkembangan merupakan proses perubahan kapasitas fungsional atau
kemampuan kerja organ-organ tubuh ke arah keadaan yang makin terorganisasi
dan terspesialisasi. Manusia dari anak-anak hingga dewasa mengalami berbagai
perkembangan antara lain perkembangan fisiologis, psikologis, intelektual, sosial
dan kemampuan gerak. Waharsono (1999: 5) menyatakan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Perkembangan gerak adalah suatu proses sejalan dengan bertambahnya
usia dimana secara bertahap dan berkesinambungan gerakan individu meningkat
dari keadaan sederhana, tidak terorganisasi dan tidak terampil ke arah penampilan
keterampilan gerak yang kompleks dan terorganisasi dengan baik, yang pada
akhirnya ke arah penyesuaian keterampilan menyertai terjadinya proses menua
(menjadi tua) dalam kehidupan normal.
Manusia sebagai makhluk dinamis memiliki kemampuan gerak yang
paling sempurna jika dibandingkan binatang. Penguasaan berbagai kemampuan
gerak yang dimiliki oleh manusia tidak dicapai dengan serta merta. Anak
mengalami perkembangan gerak dengan melalui tahapan-tahapan. Secara
kronologis sepanjang hidupnya manusia dapat dibedakan dalam lima tahapan
kehidupan yaitu, masa bayi, masa anak kecil, masa anak besar, masa remaja serta
masa dewasa dan tua. Setiap masa kehidupan manusia memiliki kecenderungan-
kecenderungan karakteristik tertentu, termasuk didalamnya yang berhubungan
dengan perkebangan geraknya.Beberapa macam gerakan yang mulai bisa
dilakukan atau gerakan yang dimungkinkan bisa dilakukan apabila anak
memperoleh kesempatan melakukannya pada masa anak kecil adalah gerakan-
gerakan berjalan, berlari, meloncat, berjengket, mencongklang, lompat tali,
menyepak, melempar, menangkap, memantulkan bola, memukul. Kecepatan
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kesempatan yang diperoleh untuk
melakukan berulang-ulang di dalam aktivitasnya.
Siswa sekolah dasar merupakan masa perkembangan anak besar.
Sugiyanto (1994: 35) bahwa, “Yang termasuk anak besar adalah anak yang
berusia antara 6 sampai 12 tahun”. Pada masa ini anak mengalami pertumbuhan
yang relatif lambat dan konstan. Dengan keadaan pertumbuhan demikian justru
menguntungkan sebagai masa belajar yang baik. Periode ini ditandai oleh adanya
penyempurnaan kemampuan atau keterampilan yang telah dicapai pada periode
sebelumnya. Sugiyanto (1994: 39-42) menyatakan, “Perkembangan kemampuan
gerak anak besar meliputi: berlari, meloncat dan melempar”. Berikut ini
dijelaskan secara singkat perkembangan kemampuan Gerak dasaranak besar
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
1) Berlari
Kecepatan berlari tergantung pada panjang langkah dan temponya.
Sugiyanto (1994: 40) menggambarkan irama perkembangan kemampuan berlari
pada usia 5 sampai 17 tahun sebagai berikut:
Gambar 2. Kemampuan Berlari Cepat Umur 5 sampai 17 Tahun (Sugiyanto, 1994: 40)
Gambar tersebut menunjukkan bahwa, anak laki-laki mengalami
peningkatan kecepatan lari dengan kurve mendekati garis lurus. Sedangkan anak
perempuan mulai usia sekitar 13 tahun mengalami penurunan kemampuan lari
cepat. Dalam hal ketahanan berlari menunjukkan bahwa, dengan bertambahnya
usia anak akan mampu berlari lebih jauh.
2) Meloncat
Kemampuan meloncat sejalan dengan bertambahnya usia. Perbandingan
antara anak perempuan pada usia 9 sampai 12 tahun terjadi perbedaan mekanik.
Anak laki-laki menunjukkan mekanika gerak meloncat yang lebih baik.
Kemampuan meloncat bisa menjadi prediktor kekuatan dan koordinasi tubuh.
Untuk mengetahui kemampuan gerak dasaranak berkembang atau tidak sesuai
dengan usianya melalui pengetesan atau pengukuran. Karena banyak penelitian
yang berusaha untuk mengetahui kecenderungan perkembangan kemampuan
gerak melalui tes-tes baik berlari, melompat atau melempar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Kemampuan melompat dapat digunakan sebagai prediktor kekuatan
tubuh dan juga merupakan tes diagnostik dalam hal koordinasi gerak.
Perkembangan kemampuan gerak melompat berkaitan erat dengan peningkatan
kekuatan dan koordinasi tubuh. Koordinasi tubuh yang berkembang dengan baik
dan disertai perkembangan kekuatan akan menghasilkan perkembangan
kemampuan meloncat yang baik pula. Warren R. Johson (1996) yang dikutip
Sugiyanto (1994: 41) memberikan gambaran peningkatan kemampuan melompat
pada usia antara 5 sampai 17 tahun sebagai berikut:
Gambar 3. Kemampuan Lompat Tegak antara Umur 5 sampai 17 Tahun (Sugiyanto, 1994: 41)
Gambar tersebut menunjukkan kemampuan melompat tegak meningkat
sejalan dengan bertambahnya usia. Mula-mula ada peningkatan yang cepat baik
pada anak laki-laki maupun anak perempuan sampai kira-kira umur 9 tahun,
kemudian anak perempuan hanya sedikit peningkatnnya, sedangkan pada anak
laki-laki mulai cepat lagi peningkatannya.
Lebih lanjut Sugiyanto (1994: 42) memberikan gambaran kemampuan
lompat jauh tanpa awalan umur 5 sampai 17 tahun sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Gambar 4. Kemampuan Lompat Jauh Tanpa Awalan Umur 5 sampai 17 Tahun
(Sugiyanto, 1994: 42)
Dalam gambar tersebut menunjukkan bawah, perkembangan kemampuan
lompat jauh tanpa awalan ada perbedaan dibandingkan dengan kemampuan
melompat tegak. Dapat dilihat bahwa, grafik perkembangan lompat jauh tanpa
awalan pada anak laki-laki berbentuk garis yang mendekati lurus. Hal ini
menunjukkan bahwa, perkembangan yang terjadi iramanya ajeg. Sedangkan pada
anak perempuan perkembangan yang cepat terjadi pada umur 12 tahun, dan
sesudahnya mulai menurun peningkatannya.
3) Melempar
Perkembangan kemampuan melempar bisa diukur berdasarkan jauhnya
lemparan bola dengan berbagai ukuran. Perbedaan kemampuan melempar anak
laki-laki dengan anak perempuan cukup besar. Perbedaannya semakin besar
dengan bertambahnya usia. Sugiyanto (1994: 43) menggambarkan perbedaan
kemampuan melempar pada usia 5 sampai 17 tahun sebagai berikut:
Gambar 5. Kemampuan Melempar pada Umur 5 sampai 17 Tahun
(Sugiyanto, 1994: 43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Perbedaan yang besar kemampuan melempar pada anak laki-laki dengan
perempuan terjadi dari perbedaan bentuk tubuh. Kecenderungan anak laki-laki
lebih panjang dan lebih besar lengan bawahnya memberikan keuntungan terhadap
kekuatan tangan dan mekanikanya. Dalam hal ketepatan melempar, dimana
kekuatan tidak begitu dibutuhkan, perbedaannya tidak begitu tampak, tetapi anak
laki-laki tetap lebih baik.
2. Model PAKEM untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar
a. Pengertian PAKEM
PAKEM adalah sebuah pendekatan yang memungkinkan peserta didik
mengerjakan kegiatan beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan
pemahamannya dengan penekanan belajar sambil bekerja. Sementara, guru
menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar, termasuk pemanfaatan
lingkungan, supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif.
PAKEM dilandasi strategi yang berprinsip pada:
1) Berpusat pada peserta didik
2) Mengembangkan kreativitas peserta didik
3) Suasana yang menarik, menyenangkan, dan bermakna
4) Prinsip pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
5) Mengembangkan beragam kemampuan yang bermuatan nilai dan
makna
6) Belajar melalui berbuat, peserta didik aktif berbuat
7) Menekankan pada penggalian, penemuan, dan penciptaan
8) Pembelajaran dalam situasi nyata dan konteks sebenarnya
9) Menggunakan pembelajaran tuntas di sekolah
Abdundari (2009). Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif. Diperoleh 05
Desember 2011, dari http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-
inofatif-kreatif.html
Sedangkan Budimansyah dkk., (2009: 7) menyatakan pembelajaran aktif (active
learning) merupakan salah satu model pembelajaran aktif yang dinilai memang
dapat:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
1) Menciptakan ketertarikan bagi siswa (creating exicitement in the
classroom).
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berfikir dan
bekerja (getting students to think and work).
Model PAKEM merupakan salah satu usaha mendorong terus
ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-benar
berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya.Secara garis
besar, PAKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3) Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar
yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk cara belajar kelompok.
5) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama
KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang
perlu dikuasai guru untuk menciptakan keadaan tersebut. Dari masing-masing
kata tersebut memiliki arti dan makna sendiri-sendiri dan saling berkaitan,
sehingga akan tercipta suasana belajar yang kondusif. Menurut Ekosusilo (2007:
2) arti dari masing-masing kata PAKEM sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Aktif yaitu guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan
pendapat/gagasan.
2) Kreatif yaitu guru menciptakan kegiatan belajar mengajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
3) Efektif yaitu pembelajaran harus dapat mencapai tujuan/kompetensi
yang ditetapkan.
4) Menyenangkan yaitu guru harus mampu menciptakan suasana belajar
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada apa yang sedang dipelajari.
Aktif dimaksudkan bahwa, dalam proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Pembelajaran inovatif bisa
mengadaptasi dari model pembelajaran yang menyenangkan. Learning is fun
merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini dipikirannya tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas,
perasaan tertekan, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja
rasa bosan. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara di antaranya mengakomodir setiap karakteristik diri. Artinya
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. Contohnya saja
sebagian orang ada yang berkemampuan dalam menyerap ilmu dengan
menggunakan visual atau mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau
kemampuan mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula
dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang akan
mengakibatkan proses renovasi mental, di antaranya membangun rasa percaya diri
siswa. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Menyenangkan adalah
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
on task”) tinggi. Tarmizi (2008). Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan. Diperoleh 05 Desember 2011, dari
(http://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-inovatif-kreatif
efektif-dan-menyenangkan/).
b. Macam-Macam Pembelajaran Gerak dasardengan Model PAKEM
Kemampuan gerak dasaranak harus ditingkatkan, karena kemampuan
gerak dasaranak sangat penting untuk aktivitasnya sehari-hari. Model PAKEM
merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan gerak. Dalam PP No. 19 tahun 2005 Bab IV Pasal 19
ayat 1 menyatakan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, keaktifitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik.” Hal tersebut merupakan dasar bahwa guru perlu
menyelenggarakan pembelajaan yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM). Abdundari (2009). Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif. Diperoleh 05
Desember 2011, dari http://abdundari.blogspot.com/2009/05/pembelajaran-aktif-
inofatif-kreatif.html
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, model PAKEM sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan gerak anak, karena model
PAKEM menuntut keaktifan siswa bergeran dan harus mandiri dalam mengikuti
atau melaksanakan tugas ajar dari guru.
Berkaitan dengan pembelajaran kemampuan gerak dasardengan model
PAKEM, maka pembelajaran dalam penelitian ini diarahkan pada komponen-
komponen kemampuan gerak dasaryang meliputi: gerak lokomotor, non
lokomotor dan manipulatif.
1) Gerak Lokomotor
Gerak lokomotor diartikan sebagai gerak yang berpindah tempat. Gerak
lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
tubuh, dalam proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang
tumpu ke bidang tumpu lainnya. Jenis gerakan lokomotor yaitu: berjalan, berlari,
meloncat, melayang dan jenis gerakan lainnya yang ditandai dengan perubahan
tempat. Menurut Syarifuddin & Muhadi (1992: 25) jenis gerak lokomotor yaitu:
1) Berjalan ke depan
Pada waktu berjalan badan tegak, dada dibuka, perut agak ditarik ke
dalam supaya rata, kepala tegak, pandangan ke depan. Tangan diayunkan dari
belakang ke depan lemas dengan siku agak dibengkokkan di samping badan.
Mula-mula langkahkan kaki kiri ke depan dengan ibu jari kaki lurus dan lutut
agak dibengkokkan. Setelah kaki kiri kontak dengan tanah/lantai, segera
langkahkan kaki kanan dari belakang ke depan kaki kiri, tangan kiri diayunkan
dari belakang ke depan dan tangan kanan diayunkan dari depan ke belakang,
demikian seterusnya. Yang perlu diperhatikan pada waktu melangkahkan ke
depan pertama kali yang kena ke tanah adalah tumit. Kemudian pindahkan berat
badan melalui telapak kaki bagian depan, dan yang terakhir melalui ibu jari kaki
serta telapak kaki lurus ke depan. Selain itu, pada waktu melangkah ibu jari kaki
dibantu dengan jari-jari kaki yang lainnya agak ditolakkan dan gerakan
melangkahnya dimulai dari pangkal paha.
Berkaitan dengan berjalan pada gerak lokomotor, pembelajaran berjalan
dengan model PAKEM dalam penelitian ini yaitu: berjalan di antara rambu-
rambu. Menurut Widya (2004: 7) pelaksanaan berjalan di antara rambu-rambu
yaitu, “Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik
warna-warni dengan bentuk lapangan dua buah segitiga sama besar”. Berikut ini
disajikan ilustrasi pembelajaran berjalan di antara rambu-rambu sebagai berikut:
Gambar 6. Pembelajaran Berjalan Di antara Rambu-Rambu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2) Berlari
Pada waktu berlari telapak kaki bertumpu pada tanah harus lurus, ayunan
tangan mengarah ke depan tidak menyilang atau masuk ke dalam ataupun
mengarah ke luar. Lari harus pada ujung kaki, menumpu dengan kuat, agar
mendapatkan dorongan ke depan dengan kuat pula. Badan condong ke depan ±
600, sehingga titik berat badan selalu di depan. Ayunan lengan kuat-kuat dan
cepat, siku dilipat, kedua tangan menggenggam lemas, agar gerakan langkah kaki
juga cepat dan kuat. Setelah ± 20 m dari garis start, langkah diperlebar tetapi
condong badan harus tetap dipertahankan serta ayunan lengan dan gerakan
langkah kaki juga dipertahankan kecepatan dan kekuatannya, bahkan kalau
mungkin ditingkatkan.
Pembelajaran berlari dengan model PAKEM dalam penelitian ini yaitu,
dengan lari dengan tempo rendah. Menurut Widya (2004: 20) bahwa, “Gerakan
lari dengan tempo yang rendah yaitu, dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap
kelompok terdapat ketua kelompok untuk memimpin”. Berikut ini disajikan
ilustrasi pembelajaran lari dengan tempo rendah sebagai berikut:
Gambar 7. Pembelajaran Lari dengan Tempo Rendah
3) Gerakan melompat dengan dua kaki tanpa awalan
Sikap permulaan berdiri tegak, kedua kaki rapat atau agak rapat, kedua
tangan di samping badan. Sambil membengkokkan lutut ke depan, kedua tangan
diayunkan ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan, tumit diangkat.
Kemudian sambil menolakkan kedua kaki ke atas depan, kedua tangan diayunkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dari belakang ke depan ke atas melewati samping badan. Pada waktu
mendarat/jatuh pada kedua kaki lutut ditekuk supaya mengeper, kedua tangan ke
depan, berat badan agak ke depan atau pada kedua ujung kaki, pandangan ke
depan.
Pembelajaran melompat dengan dua kaki tanpa awalan dengan model
PAKEM dalam penelitian ini yaitu, dengan lompat tali. Menurut Widya (2004:
61) bahwa, “Pembelajaran lompat tali yaitu, anak melakukan lompatan dengan
menggunakan alat tali yang diletakkan di atas tanah atau lantai menyerupai huruf
S, O”. Berikut ini disajikan ilustrasi pembelajaran lompat tali sebagai berikut:
Gambar 8. Pembelajaran Lompat Tali ( Buku Penjaskes SD kls IV )
2) Bentuk Pembelajaran Gerak Non Lokomotor
Gerak non lokomotor merupakan jenis gerakan yang dilakukan di tempat
tidak ada perubahan dari satu titik ke titik lain. Gerak non lokomotor merupakan
suatu gerakan yang dilakukan oleh tubuh tanpa ada perubahan tempat. Jenis
gerakan non lokomotor di antaranya: membungkuk, memutar, mengayun dan
jenis-jenis gerakan yang lain yang tidak merubah posisi tubuh pada saat
melakukan gerakan.
Bentuk pembelajaran gerak non lokomotor yang diberikan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
1) Membungkuk
Sikap permulaan berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua tangan
dipinggang. Gerakannya yaitu:
Hitungan 1-2, bungkuk-bungkukkan badan, usahakan kedua kaki/lutut tetap lurus.
Hitungan 3-4 lenting-lentingkan ke belakang, kepala mengikuti gerakan badan,
lutut tetap lurus.
Lakukan secara berulang-ulang antara 2-3 X 4 hitungan.
Gambar 9. Pembelajaran Gerakan Membungkuk
(Syarifuddin & Muhadi, 1992: 30)
2) Gerakan meliuk-liukkan badan
Berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua lengan lurus ke atas di
samping telinga/kepala, pandangan ke depan. Gerakannya:
Hitungan 1-2 liuk-liukkan badan ke samping kiri, kedua kaki tetap lurus, kedua
tangan dan kepala mengikuti gerakan badan.
Hitungan 3-4 lakukan arah kebalikannya.
Lakukan berulang-ulang antara 2-3 X 4 hitungan.
Gambar 10. Pembelajaran Gerakan Meliuk-Liukkan Badan
(Syarifuddin & Muhadi, 1992: 31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Gerakan memutar badan
Berdiri tegak, kedua kaki agak dibuka, kedua tangan dipinggang,
pandangan ke depan. Geraknnya bungkukkan ke depan, kemudian putar ke
samping kiri, terus ke samping kiri, ke belakang, ke samping kanan, ke samping
kanan dan kembali ke depan, kemudian kembali ke sikap semula. Setelah itu arah
kebalikannya. (ke arah kanan). Pada waktu memutar badan, usahakan agar kedua
kaki tetap lurus, kepala mengikuti gerakan badan, lekukan badan sejauh-jauhnya
ke depan dan ke belakang. Lakukan 2 X ke arah kiri dan 2 kali ke arah kanan.
Gambar 11. Pembelajaran Gerakan Memutar Badan
(Syarifuddin & Muhadi, 1992: 31)
3) Bentuk Pembelajaran Gerak Manipulatif
Gerak manipulatif merupakan jenis gerakan yang membutuhkan
koordinasi yang cukup baik. Karena dalam gerakan manipulatif melibatkan
beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu pola gerakan yang
baik dan harmonis. Jenis-jenis gerakan manipulatif antara lain: melempar,
menangkap, menendang dan jenis gerakan lainnya yang pelaksanannya
membutuhkan koordinasi yang baik. Bentuk pembelajaran gerak manipulatif yang
diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Kombinasi lari dan lompat
a) Lari pelan-pelan pada batas yang telah ditentukan lompat ke
atas setinggi-tingginya meraih sesuatu di atas (lihat pada
gerakan dasar melompat).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b) Lari beberapa langkah (antara 3-5 langkah) kemudian lompat
ke atas depan.
c) Lari secapat-cepatnya, kemudian melompat sejuah-jauhnya ke
atas depan.
Gambar 12. Pembelajaran Kombinasi Lari dan Lompat
2) Kombinasi jalan, lari dan lempar
Anak-anak disuruh jalan beberapa meter, bila mendengar tanda lari secepat-
cepatnya sampai batas yang telah ditentukan terus melemparkan bola sejauh-
jauhnya ke atas depan, melewati atas kepala atau melemparkan bola ke sasaran
yang telah ditentukan.
Gambar 13. Pembelajaran Kombinasi Jalan, Lari dan Lempar
3) Kombinasi gerakan togok, lengan, bahu dan kaki
Sikap permulaan berdiri tegak, kaki agak dibuka, kedua tangan di
samping badan, pandangan ke depan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hitungan 1: bungkkukan badan ke depan, kedua tangan sejajar bahu, jari-
jari/telapak tangan kenakan lantai, kedua kaki tetap lurus, kepala mengikuti
gerakan gerakan badan.
Hitungan 2: Jongkok, tumit diangkat, kedua tangan sejajar, bahu lurus ke depan.
Hitungan 3: Kembali bungkukkan badan ke depan, kedua tangan sejajar bahu,
jari-jari/telapak tangan kenakan ke lantai, kedua kaki lurus.
Hitungan 4: Berdiri tegak, kemudian langsung lentingkan badan ke belakang,
kepala tengadah, kedua tangan lurus sejajar bahu ditarik ke belakang.
Hitungan 5-8: Lakukan lagi gerakan seperti pada hitungan 1-4. Demikian
seterusnya, lakukan 2-3 X 8 hitungan
Gambar 14. Pembelajaran Kombinasi Gerakan Togok, Lengan, Bahu dan Kaki
3. Pembelajaran secara Konvensional
Pembelajaran secara konvensional merupakan cara mengajar yang berpusat pada
guru, semua kegiatan siswa sama dengan kegiatan yang dilakukan guru. Siswa
melakukan tugas ajar sesuai dengan instruksi dari guru dan melakukannya secara
berulang-ulang.
Pembelajaran konvensional ini dilakukan sesuai apa yang ada dalam
kurikulum pendidikan dasar, maka dari itu cenderung guru penjaskes di SDN 1
Trucuk Kabupaten Klaten melaksanakan kegiatan pembelajarannya sesuai dengan
koridor RPP yang telah ditetapkan di SD N 1 Trucuk Kabupaten Klaten.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
B. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas dapat
dibuat skema kerangka pemikiran sebagai berikut:
Berdasarkan skematis kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa,
pendidikan jasmani merupakan bagian yang penting untuk mendukung
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Salah satu peran penting penting
pendidikan jasmani yaitu, untuk meningkatkan kemampuan gerak dasaryang
dimiliki siswa.
Kemampuan gerak dasarmerupakan kemampuan yang mendasari dari
gerak yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau fundamental yang
berperan untuk melakukan suatu keterempilan. Kemampuan gerak dasarpada
dasarnya bersifat relatif statis dan permanen yang ditentukan oleh bawaan.
Kemampuan gerak dasarberkembang relatif secara otomatis sesuai dengan tingkat
perkembangan, pertumbuhan dan kematangan anak. Untuk mencapai kemampuan
gerak dasaryang optimal, maka komponen-komponen kemampuan gerak
Tujuan Pendidikan jasmani: Memenuhi kebutuhan gerak Mengenalkan lingkungan &
potensi lainnya Menanamkan dasar-dasar
keterampilan Merupakan proses pendidikan
serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pendidikan Jasmani
Menguatamakan aktivitas gerak
Materi pokok penjas
Kemampuan gerak dasar
Pembelajaran penjas
Kinerja guru
Gerak Lokomotor, non lokomotor & Manipulatif
Kel. Kontrol (Konvensional)
Kel. Eksperimen (Model PAKEM)
1. Model Lama 2. Monoton 3. Inisiatif dan kreativitas siswa
kurang berkembang 4. Siswa jenuh dan bosan
1. Model baru 2. Brpusat pada siswa 3. Variatif 4. Inisiatif dan kreativitas
siswa lebih berkembang 5. Siswa lebih senang
Prog. Pembelajaran
Peningkatan Gerak Dasar Observasi
- Keaktivan siswa - Kedisiplinan siswa - Kemampuan siswa
Kelp. Belajar
Perangkat pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dasaryang terdiri dari: gerak lokomotor, non lokomotor dan manipulatif harus
dilatih dan dikembangkan melalui latihan secara teratur.
Pendidikan jasmani merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan
untuk meningkatkan kemampuan gerak dasarsiswa.Upaya meningkatkan
kemampuan gerak dasarsiswa harus dilakukan pembelajaran yang teratur dengan
memberikan bentuk-bentuk pembelajaran yang tepat.Karena komponen-
komponen kemampuan gerak dasarterdiri tiga bagian yaitu, gerak lokomotor, non
lokomotor dan menipulatif, maka bentuk-bentuk pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasarharus disesuaikan dengan komponen-
komponen tersebut. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasaranak dapat
diterapkan dengan model PAKEM.
PAKEM merupakan model pembelajaran yang saat ini sedang
diupayakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. PAKEM merupakan bentuk
pembelajaran yang menuntut guru dan siswa mampu menciptakan kondisi belajar
yang kondusif. PAKEM ditinjau dari guru yaitu: Aktif memantau kegiatan belajar
siswa, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang,
mempertanyakan gagasan siswa. Kreatif yaitu: mengembangkan kegiatan yang
beragam, membuat alat bantu belajar sederhana. Efektif yaitu: mencapai tujuan
pembelajaran. Menyenangkan yaitu membuat siswa senang dalam mengikuti
pembelajaran. Sedangkan PAKEM ditinjau dari siswa yaitu: Aktif bertanya, aktif
bergerak, mengemukakan pendapat, mempertanyakan gagasan orang lain dan
gagasannya. Kreatif yaitu merancang/membuat sesuatu. Efektif yaitu menguasai
keterampilan yang diperlukan. Menyenangkan yaitu membuat anak berani,
mencoba/berbuat, bertanya, mengemukakan pendapat/gagasan atau
mempertanyakan gagasan orang lain.
Upaya mengembangkan kemampuan gerak dasarsiswa sekolah dasar
secara optimal, maka guru dapat menciptakan bentuk-bentuk pembelajaran gerak
yang menyenangkan bagi siswanya. Untuk membelajarkan kemampuan gerak
dasaranak, maka guru dapat menggunakan beberapa alat atau media pembelajaran
sesuai dengan kebutuhan, seperti tali, kotak, simpai, ban bekas, kotak, matras dan
lain sebagainya. Dari alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dikemas dalam bentuk permainan yang menggembirakan dan menyenangkan.
Dengan pembelajaran yang menyenangkan, maka siswa akan aktif mengikuti
pembelajaran, sehingga akan diperoleh peningkatan kemampuan gerak dasaryang
optimal.
C. Perumusan Hipotesis
Berdasarkankajian pustaka dan kerangka pemikiran yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Model PAKEM efektif untuk mengajarkan materi kemampuan gerak
dasaranak pada siswa kelas IV-V SD Negeri 1 Trucuk Tahun Pelajaran
2010/2011.
2. Model PAKEM lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan kemampuan gerak dasaranak pada
siswa kelas IV-V SD Negeri 1 Trucuk Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian Eksperimen Kuasi ( PEK ) ini dilaksanakan di lapangan SD
Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu setengah bulan pada bulan Maret
sampai dengan bulan April 2012.
B. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Eksperimen Kuasi
(PEK). Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan,
Penelitian Eksperimen Kuasi (PEK) ini dilaksanakan dengan model Pretest-
Posttest Non-Equivalent Control Group. Model ini terdiri atas satu kelompok
eksperimen dan satu kelompok kontrol. Ilustrasi model PEK sebagai berikut:
Gambar 15. Model Penelitian, Pretest-Posttest Non-Equivalent Control Group
(Sarwono, 2008: 29)
Intact Classes Pretest Treatment Posttest (Experiment Variable) (Dependent Variable) G1 Classes 1 O1 Aproach-1(X1) O2 G2 Classes 2 O3 Tradisional (-) O4 Keterangan: X1 = Treatment with To PAIKEM Learning (-) = Treatment with Convensional Learning O1 dan O3 = Pretest ( before treatment) O2 dan O4 = Posttest ( after treatment) G1 Classes 1 = Experiment Group G2 Classes 2 = Control Group
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
C. Variabel Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, penelitian ini terdiri beberapa
variabel. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Variabel Independen
a) Variabel perlakuan (eksperimen) dalam PEK
Variabel perlakuan yang dimaksud adalah pembelajaran model PAKEM
(kelompok eksperimen) dan pembelajaran konvensional (kelompok kontrol).
b) Varibel kontrol
Variabel kontrol disini adalah kelompok kontrol yang tidak diberi
perlakuan dalam penelitian. Tetapi kelompok kontrol pernah diberi pembelajaran
kemampuan gerak dasarmelalui pembelajaran regular secara konvensional. Di
dalam penelitian ini kelompok kontrol hanya menjalani pretest dan posttes.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam PEK ini adalah kemampuan gerak dasar.
Kemampuan gerak dasaryang dimaksud adalah peningkatan kemampuan gerak
dasarsetelah mendapat perlakuan (treatment) dengan model PAKEM yang
ditunjukkan dari hasil posttest.
3. Variabel Antara
Variabel antara adalah variabel yang berada di antara variabel
independen dan dependen antara lain: kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran, kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran, respon siswa,
motivasi siswa. PEK dilaksanakan tidak sekedar melihat variabel independen dan
variabel dependen, tetapi juga untuk melihat variabel antara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
D. Definisi Operasional Variabel
1. Model PAKEM
PAKEM yaitu: PAKEM, sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam
untuk mengembangkan ketrampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber dan
alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan, dan efektif. Dalam penelitian ini bentuk-bentuk
permainan tersebut dibatasi menjadi 3 macam bentuk permainan sebagai berikut:
1. Untuk pengembangan gerak lokomotor:
a. Gerakan berjalan.
b. Gerakan berlari
c. Gerakan melompat dengan dua kaki tanpa awalan
2. Untuk pengembangan gerak non lokomotor:
a. Gerakan membungkuk.
b. Gerakan meliuk-liukkan badan.
c. Gerakan memutar badan
3. Untuk pengembangan gerak manipulatif:
a. Kombinasi lari lompat.
b. Kombinasi jalan, lari dan lempar
c. Gerakan togok, lengan, bahu dan kaki
2. Pembelajaran secara Konvensional
Pembelajaran secara konvensional merupakan cara mengajar yang berpusat
pada guru, semua kegiatan siswa sama dengan kegiatan yang dilakukan guru.
Siswa melakukan tugas ajar sesuai dengan instruksi dari guru dan melakukannya
secara berulang-ulang.
3. Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar
Suatu perubahan kemampuan gerak dasaryang dicapai siswa setelah
memperoleh pembelajaran model PAKEM. Perubahan yang ada dapat dilihat atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
diukur melalui tes kemampuan gerak dasardengan membandingkan hasil tes awal
(sebelum diberi perlakuan) dengan tes akhir (setelah diberi perlakuan). Selain itu,
untuk mengukur variabel antara, akan dilakukan observasi guna mengetahui
keaktifan, kedisiplinan, dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
E. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V Sekolah Dasar Negeri
1 Trucuk Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 30 siswa. Siswa
kelas IV berjumlah 15 siswa yang terbagi atas 8 siswa berjenis kelamin putra dan
7 putri. Jumlah siswa kelas V yaitu 15 siswa yang terbagi atas 9 siswa berjenis
kelamin putra dan 6 siswa putri (terlampir). Penjelasannya dapat dilihat pada
bagan berikut:
F. Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang harus dikumpulkan adalah kemampuan gerak dasar,
termasuk data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan gerak dasardan lembar
observasi. Tes kemampuan gerak dasardari Sudjarwo (1979: 12) yang terdiri dari
lima macam item tes yaitu:
1. Lari cepat 30 meter
2. Sit-up (baring duduk kaki ditekuk)
Kelas IV & V 30 Siswa
Yang disediakan dari sekolah
Kelompok Kontrol 15 siswa
Kelompok Eksperimen 15 siswa
Pembelajaran Penjas (RPP dari Sekolah)
Model PAKEM ( RPP dari Penelitian )
Observasi : Kemampuan Keaktifan Kedisiplinan
Skor Pretest dan posttest
Analisis Anakova
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
3. Lari lintang bilang (zig-zag)
4. Lempar bola kasti
5. Lompat jauh tanpa awalan
Petunjuk masing-masing tes kemampuan gerak dasarterlampir.
Data aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh melalui
observasi.Untuk mendapatkannya pengamat menggunakan lembar observasi
pengelolaan pembelajaran selama pembelajaran berlangsung. Siswa yang diamati
berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan dalam lembar observasi.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang
diajukan, maka data yang diperoleh dianalisis dengan analisis statistik deskriptif
dan inferensial yang dikerjakan menggunakan komputer manual (excel) dan
program SPSS.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Data kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran diperoleh melalui
lembar observasi, adapun aspek-aspek yang dinilai yaitu:
LEMBAR OBSERVASI
A. Aspek yang dinilai :
1) Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan.
a) Menampilkan gerakan terbaik.
b) Gerakan mendekati sempurna
c) Mampu melakukan dan gerakan cukup baik
d) Mampu melakukan tetapi gerakan tidak sesuai
e) Tidak mampu melakukan gerakan
2) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a) Siswa selalu mencoba berulang-ulang tanpa perintah guru
b) Mencoba tanpa perintah guru walau tidak berulang-ulang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c) Siswa mencoba dengan perintah guru
d) Siswa bermalas-malasan dalam pembelajaran
e) Siswa tidak pernah mencoba dan pasif
3) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
a) Selalu menjaga sportivitas
b) Mentaati peraturan yang berlaku
c) Tidak memperhatikan peraturan-peraturan dalam bermain
d) Tidak memperhatikan guru
e) Selalu membuat kegaduhan
B. Keterangan Penilaian :
1. Skor : 5 = Baik Sekali, 4 = Baik, 3 = Cukup, 2 = Sedang, 1 = Kurang.
2. Persentase : Skor yang diperoleh x 100% Skor maks : 105
Skor maks Skor min : 21
3. Kategori: 90% - 100% : Baik sekali
80% - 89% : Baik
70% - 79% : Cukup
< 70% : Kurang
(Lutan, Mulyana, Nidaul hidayah dan Sagitarius, 2007: 13)
Gambar 16. Lembar Observasi dan Persentase
NO
Nama
Pengembangan Pembelajaran Total Skor Gerak lokomotor Gerak non lokomotor
Gerak manipulatif
A B A B A B
NO Nama Total Skor Persentase Kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
KETERANGAN :
A : Permainan gerak lokomotor.
B : Permaianan gerak non lokomotor
C : Permainan gerak manipulatif
1 : Kemampuan siswa dalam melakukan gerakan.
2 : Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3 : Kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Data yang dianalisis untuk mendeskripsikan ketuntasan belajar adalah
peningkatan kemampuan gerak dasaryang ditunjukkan dari skor posttest, baik
pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setiap siswa dikatakan
tuntas belajarnya (tuntas secara individu) jika skor yang diperoleh siswa lebih dari
atau sama dengan 75% skor total. BSNP (2006:10). Ketentuan ketuntasan belajar
ditunjukkan melalui norma berikut:
Keterangan:
Rumus Presentil Hasil
Kemampuan Gerak Dasar
Kategori
1 .>M+1,8 SD P96.41
>302 Baik
2. M+0,6 SD – M+1,8 SD 277 – 301 Cukup
3.M+(-0,6 SD) – M+0,6 SD P72.579 238 – 276 Sedang
4.M+(-1,8 SD) – M+(-0,6) SD P27.43 220 – 237 Kurang
5. < -M+1,8 SD P3.59 < 219 Kurang Sekali
Gambar 17. Ketentuan Ketuntasan Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Analisis Statistik Inferensial
Untuk menguji hipotesis penelitian, maka data tingkat kebugaran jasmani
dalam PEK ini dianalisis dengan Anakova. Data yang dianalisis adalah data hasil
skor pretest dan skor posttest. Alasan menggunakan Anakova karena dalam PEK
ini memakai variabel kovariat sebagai variabel independen yang sulit untuk
dikontrol, tetapi dapat diukur bersamaan dengan variabel dependen.
Langkah-langkah prosedur Anakova yakni: a) Menentukan model regresi,
b) Uji keberartian koefisien X dalam model regresi, c) Uji linieritas model regresi,
d) Uji kesamaan dua model regresi, dan e) Uji kesejajaran dua model regresi.
(Sarwono, 2008: 36-40).
Gambar 18. Rancangan Analisis Kovarian dalam Penelitian Eksperimen Kuasi
Langkah-langkah dalam analisis kovarian yang ditempuh dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Menentukan Model Regresi
Model regresi linier dibutuhkan karena ingin melihat bentuk hubungan antara dua
variabel, yaitu dependen dan variabel independen.
Group Eksperimen Group Kontrol Pretest Posttes Pretest Posttest
(X1) (Y1) (X2) (Y2) X11 Y11 X12 Y12 X21 Y21 X22 Y22 X31 Y31 X32 Y32
XN1.1 YN1.1 XN2.2 NN2.2 Keterangan: X1, X2: hasil awal tingkat kemampuan gerak dasarsebagai variabel kovariat pada kelompok eksperimen dan kontrol. Y1, Y2: hasil akhir tingkat kemampuan gerak dasarsebagai variabel dependen pada kelompok eksperimen dan kontrol. N1, N2: banyaknya subjek penelitian pada kelompok eksperimen dan kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Misalnya:
X = hasil awal kemampuan kemampuan gerak dasarsiswa (variabel kovariat)
Y = hasil akhir kemampuan kemampuan gerak dasarsiswa (variabel
dependen)
N = banyaknya siswa
Maka model regresi linier Y atas X adalah Y
= a + bX, dengan a dan b adalah
estimator untuk 1 dan 2 dalam persamaan Y
= 1+2X untuk mencari nilai a
dan b digunakan rumus:
a = n1
(Yi - b Xi) Model regresi linier dilakukan untuk
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
b =
nX
X
nXY
YX
ii
iiii
22
b. Uji Keberartian Koefisien X dalam Model Regresi
Uji keberartian koefisien bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh
hasil awal kemampuan kemampuan gerak dasarsiswa (skor prestest) terhadap
hasil akhir kemampuan kemampuan gerak dasarsiswa (skor posttest) pada
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. Untuk menguji keberartian koefisien
X dalam model regresi linier dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : 2 = 0 (koefisien regresi tidak berarti; artinya tidak ada pengaruh
skor pretest terhadap skor posttest)
HA: 2 ≠ 0 (koefisien regresi berarti; artinya ada pengaruh skor pretest
terhadap skor posttest)
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians menggunakan
statistik -F, dengan rumus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
F* = MSEMSR
Kriteria tolak Ho jika F* F (1-, 1, n-2) dengan = 5%
Keterangan :
MSR = regression mean square = SSRSSR
1
SSR = regression sum of square = )(n
YXYXb ii
ii
SSTO =total sum ofsquare =Yi2 -
nYi 2)(
SEE = error sum of square = SSTO - SSR
MSE = error mean square =2n
SSE
c. Uji Linieritas Model Regresi
Untuk menguji hubungan secara linier antara hasil awal kemampuan
kemampuan gerak dasarsiswa (skor pretest) terhadap hasil akhir kemampuan
kemampuan gerak dasarsiswa (skor posttest), dilakukan uji linieritas model
regresi pada kelompok ekperimen dan kelompok kontrol dengan rumusan
hipotesis :
Ho : model regresi linier
HA: model regresi tidak linier
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians menggunakan
statistik - F, dengan rumusan:
F* = MSPEMSLF
Kriteria tolak Ho jika F* F (1-, c – 2 ; n - 2) dengan = 5%
Keterangan:
MSLF = lack off fit mean square = 2c
SSLF
SSLF = lack of fit sum of square = SSE -SSPE
SSPE = pure error sum of square =
c
j
m
iij YY
1 1
2)(
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
MSPE = pure error mean square = cn
SSPE
c = banyaknya data X yang berbeda
n = banyaknya siswa
d. Uji Kesamaan Model Regresi
Uji kesamaan dua model regresi bertujuan menguji kesamaan model
regresi kelompok eksperimen dan model regresi kelompok kontrol. Regresi linier
kelompok eksperimen :YE= 1 + 2 XEdan regresi linier kelompok kontrol : YK= 3
+4 XK. Untuk menguji kesamaan dua model regresi dirumuskan hipotesis :
Ho : 1 =.3 dan 2=4 (kedua model regresi sama)
HA: 1 ≠ 3 dan 2 ≠ 4 ( kedua model regresi tidak sama)
Untuk menguji hipotesa tersebut digunakan analisis varians menggunakan statistik
- F, dengan rumus:
)4()(
)4()2()()(
*
KE
KEKE
nnFSSE
nnnnFSSERSSE
F
Kriteria tolak Ho jika F*F ( 1 - ,2; nE + NK=4) dengan = 5% Keterangan : SSE = SSTO(R) - SSR(R)
SSTO( R ) = Yi2 -
nYi
2
SSR(R)= b
nYX
YX iiii
SSE(F) = SSEE+ SSEK dengan SSEE = error sum of square kelompok eksperimen SSEK = error sum of square kelompok kontrol nE = banyaknya siswa di kelompok eksperimen nK = banyaknya siswa di kelompok kontrol Jika dalam pengujian hipotesis nol diterima, maka kedua model regresi adalah
tidak berbeda, dengan kata lain kedua model regresi adalah sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
e. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi
Uji kesejajaran dua model regresi dilakukan apabila dalam pengujian nilai butir
disebelum hipotesis nol ditolak. Uji kesejajaran dua model regresi bertujuan untuk
menguji kesejajaran model regresi kelompok eksperimen dan model regresi
kelompok kontrol.
Untuk menguji kesejajaran dua model regresi dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
Ho :2 = 4 (kedua model regresi sejajar)
HA:2= 4 ( kedua model regresi tidak. sejajar)
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians menggunakan
statistik- F, dengan rumus:
F* =
)2(
)1(
knnA
kAB
KE
Kriteria tolak Ho jika F* F (1 - , k-1; N - 2k) dengan = 5%
Keterangan :
A =
adjx
k
jnj
iij
nj
iijijnj
iij SST
XX
XXYYYY
1
1
2
2
1
1
2
)(
)(
B = SSTy = xSST
SPT 2)(
SPT = jumlah total produk
SSTx = jumlah kuadrat total X
SSTy = jumlah kuadrat total Y
k = banyaknya kelompok
N = banyaknya kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Jika kedua model regresi sejajar, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
peningkatan kemampuan gerak dasarkelompok eksperimen dan kelompok kontrol
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini mendiskripsikan tentang aplikasi model PAKEM guna
meningkatkan kemampuan gerak dasaranak. Data penelitian diperoleh dari tes
kemampuan gerak dasar anak dan hasil observasi proses pembelajaran
konvensional dan pembelajaran model PAKEM. Penyajian hasil penelitian
didasarkan hasil analisis statistik, baik secara deskriptif maupun inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
PEK ini berlangsung satu setengah bulan dibulan Maret dan April 2012.
PEK ini bertujuan untuk melihat keefektifitas penerapan pendekatan pembelajaran
konvensional dan pembelajaran model PAKEM. Yang dilaksanakan di SD
Negeri 1 Trucuk pada tahun pelajaran 2011/2012. Adapun perincian secara
singkat adalah sebagai berikut :
Sebagai kelompok Eksperimen yaitu siswa – siswi kelas IV yang
berjumlah 15 siswa terbagi atas 8 siswa putra dan 7 siswa putri, sedang sebagai
kelompok Kontrol yaitu siswa kelas V yang berjumlah 17 siswa terbagi atas 9
siswa putra dan 6 siswa putri ( terlampir )
a. Analisis data treatment / perlakuan terhadap siswa
Sesuai dengan rancangan penelitian diatas, berikut ini disajikan hasil
observasi atau pengamatan secara langsung dalam kegiatan siklus I dan siklus II
yaitu materi pembelajaran kemampuan Gerak dasarguna mengetahui perbedaan
metode pembelajaran yaitu antara pendekatan pembelajaran konvensional dan
pembelajaran model PAKEM, hasil pengumpulan data pembelajaran kemampuan
gerak dasardapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 1. Deskripsi akhir data hasil observasi langsung selama proses perlakuan
pada kelompok eksperimen dan Kelompok Kontrol SD Negeri 01
Trucuk Kecamatan Trucuk tahun 2010 / 2011.
NO Variabel Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
1. Banyaknya Siswa 15 15
2. Nilai Rata – rata belajar kemampuan gerak dasar 77 70
3. Banyak siswa yang tuntas 11 8
4. Banyak Siswa yang tidak Tuntas 4 7
5. Ketuntasan dalam persen sesuai rata – rata perkelompok 64 % 52 %
6. Ketuntasan belajar dalam persen sesuai KKM ( 70 ) 100 % 47 %
7. Ketuntasan Belajar Secara Klasikal 4 Tidak Tuntas 11 Anak Tuntas
7 Tidak tuntas 8 Anak Tuntas
Dari tabel di atas, dapat dilihat pada kelompok Eksperimen 11 siswa
tuntas dan 4 siswa tidak tuntas sedang pada kelompok Kontrol 8 siswa tuntas dan
7 siswa tidak tuntas, batas ketuntasan ini berdasarkan nilai rata – rata dari nilai
akhir proses pengamatan langsung aplikasi model PAKEM dan konvensional,
nilai rata – rata tersebut sebesar 77 pada kelompok Eksperimen dan 70 pada
kelompok Kontrol, dari nilai rata – rata diatas dapat dipersenkan 64% pada
kelompok Eksperimen dan 52% pada kelompok Kontrol, sedang batas tuntas
yang ditetapkan di SDN 1 Trucuk yakni berdasar KKM adalah ( 70 ) maka
didapat 100% pada kelompok Eksperimen dan 47% pada kelompok Kontrol.
Adapun penjelasannya ( terlampir ).
b. Klasifikasi hasil test kemampuan gerak dasar
Sesuai dengan rancangan penelitian diatas, berikut ini disajikan klasifikasi
hasil test kemampuan gerak dasarsecara langsung meliputi Pre Test dan Post Test.
Dalam test kemampuan gerak dasarini meliputi beberapa item test yaitu test lari
30 meter, sit up, lari lintang – silang, lempar bola kasti, lompat jauh tanpa awalan.
Test ini sebagai penentu keberhasilan antara pendekatan pembelajaran
konvensional dan pembelajaran model PAKEM, hasil klasifikasi data
kemampuan gerak dasardapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
siswa
baik
cukup
sedang
kurang
kurang sekali
0
5
10
15
20
25
30
siswa
baik
cukup
sedang
kurang
kurang sekali
Tabel 2. Klasifikasi tingkat kemampuan gerak dasarpada ( kelompok
eksperimen dan Kelompok Kontrol ) SDN 01 Trucuk Klaten tahun
pelajaran 2010/2011.
Nilai Kategori
Pre Test Post Test
jumlah siswa
jumlah siswa dalam %
jumlah siswa
jumlah siswa dalam %
> 309 Baik 0 0 6 20
270 – 308 cukup 4 13 9 30
233 - 269 sedang 13 43 7 23
188 - 232 kurang 13 43 8 27
< 187 kurang sekali 0 0 0 0
Total 30 100,00 30 100,00
Pre Test Post Test
2. Analisis statistik inferensial
PEK ini selain bertujuan untuk melihat keefektifan penerapan model
pembelajaran dari segi proses,juga bertujuan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan gerak dasarmelalui aplikasi pembelajaran model PAKEM. Adapun
data yang dianalisis secara statistik inferensial secara berturut – turut disajikan
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
a. Uji Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan uji terhadap distribusi
data untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak.Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan metode kolmogorov smirnov test. Hasil
uji normalitas data yang dilakukan pada setiap kelompok penelitian disajikan pada
tabel di bawah ini:
a) Kelompok Eksperimen (KE)
Hasil uji normalitas data kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 3 . Hasil Untuk Uji Normalitas Pada Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X )
N 15 15
Normal Parametersa Mean 297.88 259.53
Std. Deviation 22.627 20.667
Most Extreme Differences
Absolute .139 .124
Positive .139 .124
Negative -.117 -.105
Kolmogorov-Smirnov Z .573 .510
Asymp. Sig. (2-tailed) .898 .958
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Keseluruhan nilai probabilitas atau asymp sig. (2-tailed) > ½ α (0,025)
karena itu Ho diterima.Jadi semua data sampel pada KE berdistribusi
normal.Dengan demikian syarat normalitas data KE dapat terpenuhi.
b) Kelompok Kontrol (KK)
Hasil uji normalitas data kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4 . Hasil Untuk Uji Normalitas Pada Kelompok Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X )
N 15 15 Normal Parametersa Mean 228.18 217.06
Std. Deviation 18.091 22.278 Most Extreme Differences Absolute .137 .162
Positive .137 .162 Negative -.118 -.127
Kolmogorov-Smirnov Z .563 .669 Asymp. Sig. (2-tailed) .909 .762 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Keseluruhan nilai probabilitas atau asymp sig. (2-tailed) > ½ α (0,025),
karena itu Ho diterima.Jadi semua data sampel pada kelompok eksperimen
berdistribusi normal. Dengan demikian syarat normalitas data kelompok kontrol
dapat terpenuhi.
c) Kelompok Data Gabungan Hasil uji normalitas pada kelompok data gabungan dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 5 . Hasil Untuk Uji Normalitas Pada Kelompok Eksperimen dan Kontrol
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X ) N 34 34 Normal Parametersa Mean 263.03 238.44
Std. Deviation 40.724 30.120 Most Extreme Differences Absolute .150 .093
Positive .150 .093 Negative -.078 -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .877 .541
Asymp. Sig. (2-tailed) .425 .932
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Keseluruhan nilai probabilitas atau asymp sig. (2-tailed) > ½ α (0,025),
karena itu Ho diterima.Jadi semua data sampel pada kelompok eksperimen
berdistribusi normal.Dengan demikian syarat normalitas data kelompok data
gabungan dapat terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
2) Uji linier model regresi
Hasil analisis uji linieritas model regresi pada kelompok eksperimen
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 6. Hasil Anova untuk Uji Linieritas Model Regresi pada Kelompok
Eksperimen .
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
KGD Sesudah ( Y ) * KGD Sebelum ( X )
Between Groups
(Combined) 8147.265 14 581.947 26.155 .037 Linearity 6044.141 1 6044.141 271.647 .004
Deviation from Linearity 2103.123 13 161.779 7.271 .127
Within Groups 44.500 2 22.250
Total 8191.765 16
Dari tabel di atas, ternyata nilai probabilitas atau nilai sig. > α (0,05),
maka Ho diterima. Ini berarti bahwa model regresi pada kelompok eksperimen
adalah linier.Dengan demikian syarat linieritas regresi pada data kelompok
eksperimen dapat terpenuhi.
Tabel 7. Hasil Anova untuk Uji Linieritas Model Regresi pada Kelompok
Kontrol .
ANOVA Table Sum of
Squares df Mean
Square F Sig. KGD Sesudah ( Y ) * KGD Sebelum ( X )
Between Groups
(Combined) 8147.265 14 581.947 26.155 .037
Linearity 6044.141 1 6044.141 271.647 .004 Deviation from Linearity 2103.123 13 161.779 7.271 .127
Within Groups 44.500 2 22.250 Total 8191.765 16
Dari tabel di atas, ternyata nilai probabilitas atau nilai sig. > α (0,05),
maka Ho diterima. Ini berarti bahwa model regresi pada kelompok Kontrol adalah
linier. Dengan demikian syarat linieritas regresi pada data kelompok Kontrol
dapat terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 8. Hasil Anova untuk Uji Linieritas Model Regresi pada Kelompok
eksperimen dan kelompok Kontrol .
ANOVA Table
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
KGD Sesudah ( Y ) * KGD Sebelum ( X )
Between Groups
(Combined)
53381.137 25 2135.245 12.674 .100
Linearity 47369.528 1 47369.528 281.160 .000
Deviation from Linearity 6011.609 24 250.484 1.487 .290
Within Groups 1347.833 8 168.479
Total 54728.971 33
Dari tabel di atas, ternyata nilai probabilitas atau nilai sig. > α (0,05),
maka Ho diterima. Ini berarti bahwa model regresi pada kelompok eksperimen
adalah linier.Dengan demikian syarat linieritas regresi pada data kelompok data
gabungan dapat terpenuhi.
Dari keseluruhan uji linearitas di atas, kesemuanya menunjukkan adanya
hubungan yang linier antara sebelum perlakuan dengan sesudah perlakuan.
3) Uji Homogenitas dua model regresi linier
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui variasi sampel pada
tiap-tiap kelompok penelitian. Uji homogenitas dalam penelitian ini dilakukan
terhadap data hasil penelitian dengan menggunakan uji levene’s of equality of
error variance. Hasil perhitungan uji homogenitas dengan rumus bartlett adalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 9. Hasil anova untuk uji homogenitas model regresi linier pada kelompok
eksperimen dan Kontrol tanpa kovariat.
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
F df1 df2 Sig.
1.099 1 32 .302
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Pembelajaran
Tabel 10. Hasil anova untuk uji homogenitas model regresi linier pada kelompok
eksperimen dan Kontrol dengan kovariat.
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
F df1 df2 Sig.
8.473 1 32 .007
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + PreTest + Pembelajaran
Dari tabel di atas, ternyata nilai probabilitas atau nilai sig.> α (0,05)
maka Ho diterima. Ini berarti bahwa varians variable dependen pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama (homogen), baik yang dianalisis
dengan dan tanpa memasukkan kovariat. Dengan demikian syarat homogenitas
data terpenuhi.
B. Hasil Analisis Data
1. Model Regresi
Model regresi kelas / kelompok eksperimen adalah Y = 57.261 + 0,940X
Model regresi kelas / kelompok Kontrol adalah Y =53.815 + 0,787X
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat dibawah ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Uji keberartian koefisien X dalam Model Regresi / Uji Independensi
a. kelompok eksperimen
hasil analisis regresi untuk data kelompok eksperimen dapat dilihat pada
tabel – tabel di bawah ini:
Tabel 11 . Hasil Untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi Pada
Kelompok Eksperimen
Correlations KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X )
Pearson Correlation KGD Sesudah ( Y ) 1.000 .859
KGD Sebelum ( X ) .859 1.000
Sig. (1-tailed) KGD Sesudah ( Y ) . .000
KGD Sebelum ( X ) .000 .
N KGD Sesudah ( Y ) 17 17
KGD Sebelum ( X ) 17 17
Model Summaryb
Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .859a .738 .720 11.966 1.821
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
b. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Equation Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .738 42.215 1 15 .000 53.815 .940
The independent variable is KGD Sebelum ( X ).
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6044.141 1 6044.141 42.215 .000a
Residual 2147.623 15 143.175
Total 8191.765 16
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
b. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound
1 (Constant) 57.261 37.676
1.428 .174 -26.490 134.120
KGD Sebelum ( X ) .940 .145 .859 6.497 .000 .632 1.249
a. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
Dari tabel-tabel di atas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson
(0,859) yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah
(0,738) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat
dijelaskan oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variabel independen (X)
mempengaruhi variabel dependen (Y) sebesar 73,8%, sedangkan 26,2% (100%-
73,8%) dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independen (X). besarnya
SEE (11.966), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan
model regresi semakin tepat untuk memprediksi variabel dependen (Y). Kolom
Durbin – Watson nilainya (1.821).
Harga F hitung sebesar 42.215 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di
bawah 0,05, maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (Y).
Harga konstanta sebesar 57.215 dan koefisien regresi (b1) = 0,940.
Karena itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: Y
=57.215 + 0,940X + e. Koefisien b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk
setiap perubahan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan
pertambahan bila b1 bertanda positif dan penurunan bila b1 bertanda negatif.
Untuk uji keberartian koefisien X dan konstanta dalam regresi linier, maka dilihat
dari besarnya t hitung yang diperoleh dengan merumuskan hipotesis nol dan
hipotesis alternatifnya, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dari tabel di atas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 6.497, sedangkan untuk konstanta adalah 57.215. Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig. dari keduanya < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah
signifikan.Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada kelompok
eksperimen cukup signifikan.
b. kelompok kontrol
hasil analisis regresi untuk data kelompok kontrol dapat dilihat pada
tabel – tabel di bawah ini:
Tabel 12 . Hasil Untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi Pada
Kelompok Kontrol
Correlations
KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X )
Pearson Correlation KGD Sesudah ( Y ) 1.000 .970
KGD Sebelum ( X ) .970 1.000
Sig. (1-tailed) KGD Sesudah ( Y ) . .000
KGD Sebelum ( X ) .000 .
N KGD Sesudah ( Y ) 17 17
KGD Sebelum ( X ) 17 17
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin-Watson
R Square Change
F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .970a .940 .936 4.567 .940 236.031 1 15 .000 2.496
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
b. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .940 236.031 1 15 .000 57.261 .787
The independent variable is KGD Sebelum ( X ).
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Lower Bound
Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 53.815 11.180 5.122 .000 33.431 81.090
KGD Sebelum ( X )
.787 .051 .970 15.363 .000 .678 .897 .970 .970 .970 1.000 1.000
a. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
Dari tabel-tabel di atas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson
(0,970) yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah
(0,940) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat
dijelaskan oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variabel independen (X)
mempengaruhi variabel dependen (Y) sebesar 94%, sedangkan 6% (100%-94%)
dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independen (X). besarnya SEE
(4.567), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan model
regresi semakin tepat untuk memprediksi variabel dependen (Y). Kolom Durbin –
Watson nilainya (2.496).
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 4923.573 1 4923.573 236.031 .000a
Residual 312.898 15 20.860
Total 5236.471 16
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
b. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Harga F hitung sebesar 236.031 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di
bawah 0,05, maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (Y).
Harga konstanta sebesar 53,815 dan koefisien regresi (b1) = 0,787.
Karena itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut: Y
=53,815 + 0,787X + e. Koefisien b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk
setiap perubahan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan
pertambahan bila b1 bertanda positif dan penurunan bila b1 bertanda negatif.
Untuk uji keberartian koefisien X dan konstanta dalam regresi linier, maka dilihat
dari besarnya t hitung yang diperoleh dengan merumuskan hipotesis nol dan
hipotesis alternatifnya, sebagai berikut:
Dari tabel di atas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 15.363, sedangkan untuk konstanta adalah 53,815. Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig. dari keduanya < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah
signifikan.Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada kelompok kontrol
cukup signifikan.
c. Kelompok Data Gabungan
hasil analisis regresi untuk data Kelompok Eksperimen dan kelompok
kontrol dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini:
Tabel 13 . Hasil Untuk Uji Keberartian Koefisien X Model Regresi Pada
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Correlations
KGD Sesudah ( Y ) KGD Sebelum ( X )
Pearson Correlation KGD Sesudah ( Y ) 1.000 .930
KGD Sebelum ( X ) .930 1.000
Sig. (1-tailed) KGD Sesudah ( Y ) . .000
KGD Sebelum ( X ) .000 .
N KGD Sesudah ( Y ) 30 30
KGD Sebelum ( X ) 30 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Model Summary
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Change Statistics
R Square Change
F Change
df1 df2 Sig. F Change
1 .930a .866 .861 15.165 .866 205.970 1 32 .000
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
Model Summary and Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Equation
Model Summary Parameter Estimates
R Square F df1 df2 Sig. Constant b1
Linear .866 205.970 1 32 .000 -36.898 1.258
The independent variable is KGD Sebelum ( X ).
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 47369.528 1 47369.528 205.970 .000a
Residual 7359.442 32 229.983
Total 54728.971 33
a. Predictors: (Constant), KGD Sebelum ( X )
b. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) -36.898 21.060 -1.752 .000
KGD Sebelum ( X ) 1.258 .088 .930 14.352 .000 .930 .930 .930
a. Dependent Variable: KGD Sesudah ( Y )
Dari tabel-tabel di atas diperoleh harga R atau koefisien korelasi pearson
(0,930) yang menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi antara variabel independen
(X) dengan variabel dependen (Y). Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah
(0,866) yang berarti bahwa variasi kemampuan siswa sesudah (Y) dapat
dijelaskan oleh variasi kemampuan sebelum (X), atau variabel independen (X)
mempengaruhi variabel dependen (Y) sebesar 86.6%, sedangkan 13.4% (100%-
86.6%) dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independen (X). besarnya
SEE (15.165), mengandung makna bahwa makin kecil nilai SEE menjadikan
model regresi semakin tepat untuk memprediksi variabel dependen (Y). .
Harga F hitung sebesar 205.970 dengan tingkat signifikansi 0,000 jauh di
bawah 0,05, maka model regresi linier dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen (Y).
Harga konstanta sebesar -36.896 dan koefisien regresi (b1) = 1.256
Karena itu dapat ditulis persamaan regresi sebagai berikut:Y = -36.896 +
1.256X + e. Koefisien b1 adalah perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap
perubahan variabel X sebesar satu unit. Perubahan ini merupakan pertambahan
bila b1 bertanda positif dan penurunan bila b1 bertanda negatif. Untuk uji
keberartian koefisien X dan konstanta dalam regresi linier, maka dilihat dari
besarnya t hitung yang diperoleh dengan merumuskan hipotesis nol dan hipotesis
alternatifnya, sebagai berikut:
Dari tabel di atas diperoleh t hitung untuk koefisien kemampuan sebelum
(X) adalah 14,352, sedangkan untuk konstanta adalah -1.752 . Ternyata nilai
probabilitas atau nilai sig. dari keduanya < α (0,05), maka Ho ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien sebelum (X) dan konstanta adalah
signifikan.Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada Kelompok
Eksperimen dan kelompok kontrol cukup signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3. Anakova
a. Hasil Analisis Varians Tanpa Kovariat
Hasil analisis varians tanpa kovariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 14 . Hasil Untuk Analisis anakova Pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol Tanpa kovariat
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared
Corrected Model 41300.735a 1 41300.735 98.421 .000 .755
Intercept 2352272.029 1 2352272.029 5.606E3 .000 .994
Pembelajaran 41300.735 1 41300.735 98.421 .000 .755
Error 13428.235 32 419.632
Total 2407001.000 34
Corrected Total 54728.971 33
a. R Squared = ,755 (Adjusted R Squared = ,747)
Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Parameter B Std. Error T Sig.
95% Confidence Interval Partial Eta Squared Lower Bound Upper Bound
Intercept 297.882 4.968 59.956 .000 287.762 308.003 .991
[Pembelajaran=0] -69.706 7.026 -9.921 .000 -84.018 -55.394 .755
[Pembelajaran=1] 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b. Hasil Analisis Varians dengan Kovariat
Hasil analisis varians dengan kovariat dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 15 . Hasil Untuk Analisis anakova Pada Kelompok Eksperimen dan
Kelompok KontrolDengan kovariat
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Source Type III Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Partial Eta Squared
Corrected Model 52132.311a 2 26066.155 311.189 .000 .953
Intercept 905.563 1 905.563 10.811 .003 .259
PreTest 10831.576 1 10831.576 129.312 .000 .807
Pembelajaran 4762.782 1 4762.782 56.860 .000 .647
Error 2596.660 31 83.763
Total 2407001.000 34
Corrected Total 54728.971 33
a. R Squared = ,953 (Adjusted R Squared = ,949)
Parameter Estimates
Dependent Variable:KGD Sesudah ( Y )
Parameter B Std. Error T Sig.
95% Confidence Interval Partial Eta Squared Lower Bound Upper Bound
Intercept 75.993 19.639 3.870 .001 35.940 116.046 .326
PreTest .855 .075 11.372 .000 .702 1.008 .807
[Pembelajaran=0] -33.646 4.462 -7.541 .000 -42.747 -24.546 .647
[Pembelajaran=1] 0a . . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Dari tabel-tabel di atas maka dalam penelitian ini diajukan hipotesis
sebagai berikut:
Ho : tidak ada perbedaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa
dengan menerapkan model pembelajaran yang berbeda, dengan melakukan
kontrol terhadap pretes sebagai kovariat ke dalam model sebelum perlakuan
diberikan.
H1 : ada perbedaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa
dengan menerapkan model pembelajaran yang berbeda, dengan melakukan
kontrol terhadap pretes sebagai kovariat ke dalam model sebelum perlakuan
diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Kriteria pengujian:
Jika nilai probabilitas atau niali sig, > α, maka Ho diterima.
Jika nilai probabilitas atau niali sig, < α, maka Ho ditolak.
Interpretasi:
Hasil tes menunjukkan bahwa ada perbedaan kemampuan lompat jauh
gaya jongkok pada siswa yang belajar dengan menerapkan model pembelajaran
yang berbeda dengan melakukan konrol terhadap tes awal sebagai kovariat ke
dalam model sebelum perlakuan diberikan. Hal ini dapat dilihat dari harga
signifikansi < 0,05 sehingga Ho ditolak. Ini mengimplikasikan bahwa variabel
kovariat skor kemampuan awal perlu dikontrol. Perbandingan adjusted r square
pada analisis tanpa kovariat sebesar 0,747, sedangkan pada analisis dengan
kovariat sebesar 0,949. Hal ini menunjukkan adanya kenaikan, yaitu dari 74,7%
menjadi 94,9%. Jadi, dengan kovariat hasilnya lebih baik.
Dari parameter estimates diketahui bahwa pada desain 1 (eksperimen)
memiliki skor B sebesar -33.646 dengan signifikansi 0,000. Hal ini menunjukkan
bahwa Ho ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan kemampuan gerak dasar siswa yang menjalani aplikasi model
PAKEM dan konvensional.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan
interpretasinya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik
analisis kovarians (anakova).
Hipotesis dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
1. Aplikasi model PAKEM efektif untuk mengajarkan materi kemampuan gerak
dasaranak pada siswa kelas IV-V SD Negeri 1 Trucuk Tahun Pelajaran
2010/2011.
2. Aplikasi model PAKEM lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional dalam meningkatkan kemampuan gerak dasaranak pada siswa
kelas IV-V SD Negeri 1 Trucuk Tahun Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Dengan demikian maka aplikasi model PAKEM lebih efektif daripada
pembelajaran konvensional. Jadi hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima
kebenarannya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan interprestasi lebih lanjut,
terutama mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya.
Pembahasannya sebatas dalam pengertian evaluasi dan tidak atau belum kearah
verifikasi suatu teori. Karena itu ,pendekatan pembahasannya lebih cenderung
kedeskripsi empiris.
Atas dasar hasil analisis statistik deskriptif dan inferensial diatas dapat kita
ambil suatu hikmah penting antara lain : Dari segi proses penerapan pendekatan
pembelajaran model PAKEM terhadap kemampuan gerak dasaradalah lebih
efektif dibandingkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional, dan Darisegi
produk perbandingan kemampuan gerak dasar antara siswa yang mendapatkan
perlakuan pendekatan model PAKEM lebih baik dari pada siswa yang
mendapatkan perlakuan pendekatan pembelajaran konvensional.
Keberhasilan penerapan pendekatan pembelajaran model PAKEM
didukung hasil – hasil analisis data bahwa, ( 1) Analisis data observasi terhadap
kegiatan siswa dalam pembelajaran selama 4 kali pertemuan adalah efektif, karena
setiap aspek yang diamati berada pada kategori baik. (2) Dari analisis
perbandingan secara deskriptif, ternyata siswa yang diberikan pendekatan aplikasi
model PAKEM lebih tuntas belajarnya .Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila
skor yang diperoleh siswa + 75% skor total. Dilihat dari hasil selisih skor tes awal
dan akhir pada kelompok eksperimen, total selisihnya mengalami peningkatan
sebanyak 6 siswa dengan kategori baik, 9 siswa dengan katregori cukup, 0 siswa
dengan kategori sedang, 0 siswa dengan kategori kurang, 0 siswa dengan
kategori kurang sekali. Sedangkan pada kelompok kontrol,total selisihnya
mengalami penurunan sebanyak 0 siswa dengan kategori baik, 0 siswa dengan
kategori cukup, 6 siswa dengan kategori sedang, 9 siswa dengan kategori
kurang, 0 siswa dengan kategori kurang sekali. Dengan demikian,
“Meningkatkan Kemampuan gerak dasar melalui Aplikasi Model PAKEM pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Siswa Kelas IV - V SD Negeri 1 Trucuk Kabupaten Klaten Tahun 2011”. Adalah
efektif.
Hal ini sejalan dengan penelitian Relevan sebelumnya milik Wawan Susila
dengan judul, “Tingkat Kemampuan gerak dasarpada Siswa Kelas III – IV
Sekolah Dasar se Kalurahan Ngabeyan Kartasura Tahun Pelajaran 2003/2004”
diperoleh simpulan (1) Keadaan atau kondisi kemampuan gerak dasarsiswa kelas
III – IV rata-rata dalam kategori sedang sebesar 39,57%. (2) Ada perbedaan yang
signifikan tingkat kemampuan gerak dasarpada siswa III dan IV; III, IV dan V,
VI. Sedangkan untuk siswa kelas V dan VI tidak ada perbedaan yang signifikan.
(3) Ada perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan gerak dasarpada siswa
putra dan putri kelas III-IV;III,IV dan V,VII. Sedangkan untuk siswa kelas V dan
VI tidak ada perbedaan yang siginifikan.
Dari segi produk atau peningkatan kemampuan gerak dasarjuga
menunjukkan bahwa, dari uji hipotesis PEK ini teruji bahwa hasil kemampuan
gerak dasardengan pendekatan aplikasi model PAKEM lebih baik dari pada
pendekatan pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji kesamaan dan uji
kesejajaran ternyata dua model regresi linier tidak sama, namun sejajar. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar aplikasi model
PAKEM dengan pendekatan konvensional. Konstanta garis regresi kelompok
eksperimen adalah 57,261. Konstanta ini lebih besar dari konstanta garis regresi
kelompok kontrol yaitu 53,815. Secara geometris garis regresi kelompok
eksperimen diatas garis regresi kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
hasil belajar pendekatan aplikasi model PAKEM lebih baik dari pada aplikasi
model PAKEM.
Meski hipotesis hasil penelitian teruji, namun dalam pelaksanaan
penelitian eksperimen ini ternyata ada beberapa kelemahan, antara lain : kriteria
peniliannya dibuat oleh peneliti sendiri dengan memodifikasi dari silabus
konvensional. Kelemahan ini disadari betul oleh peneliti, maka butuh pemikiran
yang lebih lanjut ditingkat Strata selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Sesuai dengan deskripsi sajian analisis data dan pembahasannya, maka
dapat ditarik simpulan penelitian sebagai berikut:
1. Secara proses bahwa pendekatan pembelajaran model PAKEM lebih efektif
terhadap hasil kemampuan gerak dasar karena setiap aspek yang diamati
berada pada kategori baik. Dan prosentase ketuntasan belajarnya lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
2. Dari segi produk pendekatan pembelajaran model PAKEM lebih baik
pengaruhnya daripada pendekatan pembelajaran konvensional terhadap hasil
kemampuan gerak dasar pada siswa kelas Kelas IV - V SD Negeri 1 Trucuk
Kabupaten Klaten Tahun 2012, Hasil penghitungan prosentase peningkatan
kemampuan gerak dasar yang mendapat perlakuan pembelajaran eksperimen
adalah 80 % sedangkan siswa yang mendapat perlakuan pembelajaran kontrol
adalah 47 %.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pendekatan
pembelajaran model PAKEM memiliki pengaruh yang lebih baik dari pada
pendekatan pembelajaran konvensional terhadap peningkatan hasil kemampuan
gerak dasar pada siswa kelas IV - V SD Negeri 01 Trucuk Kabupaten Klaten
Tahun 2012. Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini bahwa,setiap pendekatan
pembelajaran memiliki efektifitas yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan
gerak dasar. Oleh karena itu, dalam menerapkan pendekatan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan gerak dasar
harus menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi
siswa. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat,khususnya untuk
meningkatkan kemampuan gerak dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
C. Saran
Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang
ditimbulkan, maka kepada guru – guru Penjas di kecamatan Trucuk, disarankan
hal-hal sebagai berikut:
1. Upaya untuik meningkatkan kemampuan gerak dasar harus diterapkan
pendekatan pembelajaran yang baik agar diperoleh peningkatan keterampilan
yang optimal.
2. Untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar dapat diterapkan pendekatan
pembelajaran bermain.