BAB 1 PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/39927/2/BAB 1.pdf · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

4
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini berada dalam masa transisi epidemiologi, dimana satu pihak masih banyak penyakit infeksi/penyakit menular (malaria, demam berdarah dengue, leptospirosis, tuberkulosis, diare, dan lai-lain) yang harus ditangani, di lain pihak semakin meningkatnya penyakit tidak menular (PTM) yang segera membutuhkan perhatian. (WHO, 2011). Penyakit tidak menular saat ini menjadi perhatian yang sangat penting pada sektor kesehatan masyarakat dan juga menjadi salah satu penyebab kematian secara global. Berdasarkan Global Status Report on Non-communicable Disease (WHO, 2011), Di Indonesia lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes (Kemenkes RI, 2012). Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tiba-tiba terganggu, karena sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat gangguan aliran darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau mematikan sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan zat makanan ke otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (Nabyl, 2012). Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian disebabkan oleh stroke (American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap

Transcript of BAB 1 PENDAHULUANeprints.umm.ac.id/39927/2/BAB 1.pdf · BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

1

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia saat ini berada dalam masa transisi epidemiologi, dimana satu pihak masih

banyak penyakit infeksi/penyakit menular (malaria, demam berdarah dengue, leptospirosis,

tuberkulosis, diare, dan lai-lain) yang harus ditangani, di lain pihak semakin meningkatnya

penyakit tidak menular (PTM) yang segera membutuhkan perhatian. (WHO, 2011).

Penyakit tidak menular saat ini menjadi perhatian yang sangat penting pada sektor

kesehatan masyarakat dan juga menjadi salah satu penyebab kematian secara global.

Berdasarkan Global Status Report on Non-communicable Disease (WHO, 2011), Di

Indonesia lebih dari dua pertiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit

tidak menular seperti kanker, penyakit jantung, stroke dan diabetes (Kemenkes RI, 2012).

Stroke adalah suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak

tiba-tiba terganggu, karena sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat gangguan aliran

darah karena sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak. Dalam jaringan otak, kurangnya

aliran darah menyebabkan serangkaian reaksi biokimia yang dapat merusakan atau

mematikan sel-sel saraf otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi

yang dikendalikan oleh jaringan itu. Aliran darah yang berhenti membuat suplai oksigen dan

zat makanan ke otak berhenti, sehingga sebagian otak tidak bisa berfungsi sebagaimana

mestinya (Nabyl, 2012).

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit jantung

koroner dan kanker baik di negara maju maupun negara berkembang. Satu dari 10 kematian

disebabkan oleh stroke (American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara

global, 15 juta orang terserang stroke setiap

2

2

tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami kecacatan permanen (Stroke

forum, 2015). Stroke merupakan penyebab utama kecacatan yang dapat dicegah (American

Heart Association, 2014).

Diperkirakan angka kejadian stroke pada usia di bawah 45 tahun adalah antara 7-15

kasus/100.000 penduduk/tahun dan lebih jarang lagi pada kelompok anak-anak yaitu 1-8

kasus per 100.000 pertahun. Insidens meningkat sesuai dengan pertambahan usia. Pada usia

kurang dari 35 tahun, insidens terjadinya stroke kurang dari 10/100.000 penduduk/tahun, usia

35-44 insidensnya sekitar 22-45/100.000 penduduk/tahun. Kejadian stroke usia muda pada

kelompok 35-44 tahun lebih sering terjadi pada pria. Faktor risiko konvensional seperti

hipertensi dan dislipidemia lebih jarang ditemukan pada anak dan dewasa muda, namun

faktor risiko lain berupa kelainan jantung kongenital, kelainan darah seperti sickle-cell

disease dan trombofilia, penggunaan obat terlarang, genetika, dan kelainan metabolik lebih

sering dijumpai. (Primara & Amalia, 2015)

Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) tahun 2013 menemukan prevalensi stroke

di Indonesia sebesar 12,1 per 1.000 penduduk. Angka tersebut naik sebesar 8,3 %

dibandingkan Rikesda tahun 2007. Perubahan gaya hidup;pola makan terlalu banyak gula,

garam, dan lemak; serta kurang beraktivitas adalah faktor risiko stroke. Banyak faktor yang

menyebabkan penyakit stroke. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor risiko yang tidak dapat

diubah dan faktor risiko yang dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah meliputi

usia, jenis kelamin, ras dan genetik. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah diantarannya

adalah hipertensi, merokok, obesitas, diabetes mellitus, tidak menjalankan perilaku hidup

sehat, tidak melakukan medical check up secara rutin dan mengkonsumsi makanan yang

mengandung banyak garam. (Rikesda, 2013)

3

Untuk wilayah Jawa Timur khususnya di Kabupaten Jombang, data penelitian

pendahuluan yang didapat dari bagian rekam medik RSUD Jombang, jumlah kasus stroke

pada pasien usia tua dan usia muda meningkat di tahun 2016-2017. (RSUD Jombang, 2016)

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Profil faktor

resiko stroke pasien usia tua dan usia muda di RSUD Jombang tahun 2016-2017”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana profil faktor resiko stroke pasien usia tua dan usia muda di RSUD

Jombang tahun 2016-2017?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui profil faktor resiko stroke pasien usia tua dan usia muda di RSUD

Jombang tahun 2016-2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui jumlah distribusi faktor resiko stroke pasien usia tua dan usia muda

di RSUD Jombang tahun 2016-2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama menempuh

pendidikan dokter terutama dalam bidang ilmu penyakit saraf, khususnya pada faktor

resiko stroke.

2. Dapat digunakan sebagai acuan dan memberikan informasi penting untuk bahan

pertimbangan peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Klinis

4

Sebagai sumbangan pemikiran kepada pengembangan ilmu kedokteran untuk

mengupayakan tindakan preventif dalam meminimalisir dampak terjadi stroke sehingga dapat

meningkatkan kualitas kesehatan.