Bab 05 Piping Design Loads
Transcript of Bab 05 Piping Design Loads
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
BAB 5PIPING DESIGN LOADS
BAB 5PIPING DESIGN LOADS
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan1
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai k di i b b
• Bertujuan untuk menjamin keamanan operasi sistem perpipaan dengan verifikasi integritas struktur yang mendapat berbagai k di i b b
5.1. Pendahuluan5.1. PendahuluanPipe Stress AnalysisPipe Stress Analysis
kondisi pembebanan.• Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan &
perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :
- tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa
kondisi pembebanan.• Hal di atas dapat dilakukan dengan melakukan perhitungan &
perbandingan parameter berikut terhadap harga-harga yang diijinkan :
- tegangan yang terjadi pada dinding pipa- perpindahan akibat ekspansi pipa
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan2
- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem
• Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik.
- beban-beban pada nozle- frekuensi pribadi sistem
• Stress analysis juga bertanggung jawab pada penentuan beban-beban tumpuan (support) sehingga sistem dapat direstrain dengan baik.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Piping codes :Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan stress analysis, setting standard, konstruksi & operasisistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.
Piping codes :Mengandung batasan-batasan dan aturan-aturan stress analysis, setting standard, konstruksi & operasisistem perpipaan. Contoh : ANSI & ASME.
Piping DesignPiping DesignPiping Design
Dibagi menjadi 2 bagian besar :I. Overall system design :
- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)
II. Detailed component design :
Piping Design
Dibagi menjadi 2 bagian besar :I. Overall system design :
- Fluid distribution system- All in line equipment (vessels, pumps, valves)
II. Detailed component design :
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan3
- Component- Piping support.
Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalambentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan bebanbeban tumpuan.
- Component- Piping support.
Analisis sistem memberikan input ke analisis komponen dalambentuk beban-beban komponen dari sistem perpipaan dan bebanbeban tumpuan.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Sistem Perpipaan.
Typically dibagi menjadi 2 kategori.
I Hot system design temp ≥ 1500F (660C)
Sistem Perpipaan.
Typically dibagi menjadi 2 kategori.
I Hot system design temp ≥ 1500F (660C)I. Hot system , design temp. ≥ 150 F (66 C)II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)
Hot system pipelines memerlukan analisis fleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gaya thermal, tegangan dan perpindahan.
I. Hot system , design temp. ≥ 150 F (66 C)II. Cold system, design temp. < 1500F (660C)
Hot system pipelines memerlukan analisis fleksibilitas yang teliti untuk menentukan gaya-gaya thermal, tegangan dan perpindahan.
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan4
Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukan berdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).Klasifikasi sistem perpipaan juga dilakukan berdasarkan fungsinya (dijelaskan dalam code).
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat diklasifikasikan menjadi 3 :1. Sustained Load :
Beban yang bekerja terus-menerus selama
Piping LoadsJenis-jenis beban pada sistem perpipaan dapat diklasifikasikan menjadi 3 :1. Sustained Load :
Beban yang bekerja terus-menerus selamaoperasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)
2. Occasional Load :Beban yang terjadi “ kadang-kadang “ selamaoperasi normal (contoh : angin, gempa, dll)
3. Expansion Load :Beban akibat perpindahan pada struktur pipa (contoh : thermal expansion diff anchor
operasi normal (contoh : berat, tekanan, dll)2. Occasional Load :
Beban yang terjadi “ kadang-kadang “ selamaoperasi normal (contoh : angin, gempa, dll)
3. Expansion Load :Beban akibat perpindahan pada struktur pipa (contoh : thermal expansion diff anchor
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan5
(contoh : thermal expansion, diff.anchordisplacement, dll).
Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskan ke struktur penumpu melalui peralatan-peralatan penumpu & restraints.
(contoh : thermal expansion, diff.anchordisplacement, dll).
Beban yang bekerja pada sistem perpipaan harus diteruskan ke struktur penumpu melalui peralatan-peralatan penumpu & restraints.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
5.2.1 Berat
Semua sistem perpipaan haruslah dirancang
5.2.1 Berat
Semua sistem perpipaan haruslah dirancang
5.2. SUSTAINED LOADS5.2. SUSTAINED LOADS
mampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke komponen tumpuan (support) juga harus dirancang mampu menahan beban-beban tsb.Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan
mampu menahan beban berat fluida, isolasi, komponen, dan struktur pipa itu sendiri.Semua beban berat tsb kemudian diteruskan ke komponen tumpuan (support) juga harus dirancang mampu menahan beban-beban tsb.Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan6
Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipa sebagai beam dengan terdistribusi merata.
Metode sederhana untuk menghitung tegangan dan beban tumpuan adalah dengan memodelkan pipa sebagai beam dengan terdistribusi merata.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Model tumpuan simply supported :
Tegangan maksimum :
Model tumpuan simply supported :
Tegangan maksimum :Z8
WL2=σ
Gaya tumpuan :
Model tumpuan fixed end :
Gaya tumpuan :
Model tumpuan fixed end :
2WLF =
WL2
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan7
Tegangan maksimum :
Gaya tumpuan :
Tegangan maksimum :
Gaya tumpuan :
Z12WL2
=σ
2WLF =
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalah antara simply supported dengan fixed-end, sehingga tegangan maksimum biasanya dihitung dengan persamaan :
Dalam kenyataan, kondisi tumpuan umumnya adalah antara simply supported dengan fixed-end, sehingga tegangan maksimum biasanya dihitung dengan persamaan :
WL2 WL2
Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antar tumpuan dapat dihitung : Jadi untuk pipa horizontal lurus, jarak antar tumpuan dapat dihitung :
Z10WL2
=σ atau lebih konservatifZ8
WL2=σ
ZS10L =
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan8
dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenis
material pipa, temperatur dan code)
dimana :L = jarak tumpuan maksimumS = tegangan yang diijinkan (tergantung dari jenis
material pipa, temperatur dan code)
WL =
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Gaya-gaya tumpuan adalah :Gaya-gaya tumpuan adalah :
)WZS10(F2/1
=
Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan
Standard :Untuk menyederhanakan perhitungan, MSS (Manufacturers Standardization Society) memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan
2F =
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan9
memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan dalam SP-69memberikan rekomendasi jarak antar tumpuan dalam SP-69
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Tabel 5.1 Span Maksimum yang Dianjurkan antara
Support dan Pipa
Tabel 5.1 Span Maksimum yang Dianjurkan antara
Support dan Pipa
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan10
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkan ukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)
Rekomendasi pada SP-69 telah mempertimbangkan ukuran pipa, jenis fluida, isolasi, s = 1500 psi (1110,3 Mpa) dan defleksi maksimum 0,1 in (2,5 mm)
Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurus horisontal, beban-beban yang ditimbulkan pada tumpuan dapat dihitung dengan metode “Weight Balancing”.
i i i i
Dalam kasus dimana pipa tidak hanya lurus horisontal, beban-beban yang ditimbulkan pada tumpuan dapat dihitung dengan metode “Weight Balancing”.
i i i i
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan11
Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontal lurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
Karena umumnya sistem perpipaan tidak horisontal lurus maka dalam menentukan posisi tumpuan perlu mempertimbangkan hal-hal berikut :
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkin dengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll
1. Tumpuan harus diletakkan sedekat mungkin dengan beban terkonsentrasi seperti valves, flanges, dll
Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkan pada peralatan, hal ini sulit dilakukan.
Peralatan atau equipment tersebut dimodelkan sebagai beban terkonsentrasi.
Dari segi tegangan; tumpuan terbaik diletakkan pada peralatan, hal ini sulit dilakukan.
Peralatan atau equipment tersebut dimodelkan sebagai beban terkonsentrasi.
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan12
2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan ¾ dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untuk mengakomodasi beban eksentrik.
2. Jika arah pipa mengalami perubahan (belokan) disarankan jarak tumpuan ¾ dari tabel SMS, untuk menjaga stabilitas dan untuk mengakomodasi beban eksentrik.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipa vertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukan berdasarkan panjang pipa dan distribusi beban pada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada ½
3. Standar pada SP-69 tidak berlaku untuk pipa vertikal (riser). Tumpuan biasanya ditentukan berdasarkan panjang pipa dan distribusi beban pada struktur bangunan penumpu. Direkomendasikan tumpuan diletakkan pada ½ p pbagian atas riser untuk mencegah buckling dan instability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untuk mencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan beban berat
p pbagian atas riser untuk mencegah buckling dan instability. Guide dapat ditempatkan disepanjang riser untuk mencegah defleksi pipa. Jarak guide pipa biasanya 2 kali jarak tabel SP-69, dan tidak menahan beban berat
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan13
berat.
4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkin dengan bagunan baja yang ada, sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan untuk menopang struktur pipa.
berat.
4. Lokasi tumpuan diusahakan sedekat mungkin dengan bagunan baja yang ada, sehingga tidak diperlukan bangunan tambahan untuk menopang struktur pipa.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh Soal 1Contoh Soal 1
Gambar 6.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipa mempunyai diameter nominal 12 in, berisi air dan mempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve Tentukan letak-letak penumpu dan
Gambar 6.1. Menunjukkan pipeline yang menghubungkan dua buah nozle (A & H). Pipa mempunyai diameter nominal 12 in, berisi air dan mempunyai tebal isolasi 4,5 in, belokannya long radius dan semua valvenya 150 psi pressure rating gate valve Tentukan letak-letak penumpu dan
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan14
gate valve. Tentukan letak-letak penumpu dan hitunglah bebannya.gate valve. Tentukan letak-letak penumpu dan hitunglah bebannya.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan15
Gambar 6.1Gambar 6.1
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 1Titik pusat gravitasi
Valve: 1170 lb (5206 N), 1.5 ft (0.46 m) dari titik A
Pipe: 6.5 x 119 =774 lb (3444 N), 6.25 ft (1.91 m) dari titik A
Penyelesaian contoh 1Titik pusat gravitasi
Valve: 1170 lb (5206 N), 1.5 ft (0.46 m) dari titik A
Pipe: 6.5 x 119 =774 lb (3444 N), 6.25 ft (1.91 m) dari titik A
Elbow: 299 lb (1322 N), 10.5 ft (3.2 m) dari titik A, 6 in (0.15 m) di sebelah titik C
Pipe: 8.5 x 119 = 1012 lb (4503 N), 5.75 ft (1.75 m) di sebelah titik C
Elbow: 299 lb (1322 N), 10.5 ft (3.2 m) dari titik A, 6 in (0.15 m) di sebelah titik C
Pipe: 8.5 x 119 = 1012 lb (4503 N), 5.75 ft (1.75 m) di sebelah titik C
0=ΣX
MC10)75.5(1012)5.0(2990 +−−=
ataskeNlbC )2649(597=
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan16
ataskeNlbC )2649(597
0=ΣZ
M)11(597)11(1012)5.10(299)25.6(7744)5.1(11700 +−−−+−= B
ataskeNlbB )955,15(3574=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
0=Σy
F5971012299774357411700 +−−−+−= A
bawahkeNlbA )4119(916= bawahkeNlbA )4119(916=
0=ΣX
M Terhadap titik C)25.4(1012)5.9(299)10(160705.30 −−−= D
ataskeNlbD )334,10(2321=
0=Σy
F
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan17
2321101229916070 +−−−=CataskeNlbC )2648(597=
y
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Tabel 5.2 Tabel 5.2
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan18
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan19
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan20
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan21
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
5.2.2 Tekanan5.2.2 Tekanan
Sistem perpipaan umumnya mendapat bebanSistem perpipaan umumnya mendapat bebanSistem perpipaan umumnya mendapat beban tekanan internal dari fluida yang dialirkanBeban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkan dengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal ini diakibatkan beban tekan di”netralize” oleh
Sistem perpipaan umumnya mendapat beban tekanan internal dari fluida yang dialirkanBeban tekanan lebih berpengaruh pada tegangan yang ditimbulkan pada dinding pipa dibandingkan dengan menimbulkan beban pada tumpuan. Hal ini diakibatkan beban tekan di”netralize” oleh
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan22
diakibatkan beban tekan di netralize oleh tegangan pada dinding pipa diakibatkan beban tekan di netralize oleh tegangan pada dinding pipa
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0P ( AP ) - { PAP/Am }Am = 0
Gambar 6.2Gambar 6.2
dimana :dimana :
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan23
P = tekanan internal
Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa
Am = luas penampang pipa
P = tekanan internal
Ap = luas penampang rongga bagian dalam pipa
Am = luas penampang pipa
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Jika penampang pipa tidak ‘continuous” maka beban tekanan tidak dapat ditahan oleh tegangan Jika penampang pipa tidak ‘continuous” maka beban tekanan tidak dapat ditahan oleh tegangan pada dinding pipa, sehingga harus ditahan oleh restrain-restrain dan anchor
Contoh : - slip type expansion joint- bellows expansion joint
pada dinding pipa, sehingga harus ditahan oleh restrain-restrain dan anchor
Contoh : - slip type expansion joint- bellows expansion joint
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan24
p jp j
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
B b t k d i j i t d l hB b t k d i j i t d l h
Gambar 6.3Gambar 6.3
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan25
Beban tekanan pada expansion joint adalah sama dengan tekanan dikalikan luas penampang
Beban tekanan pada expansion joint adalah sama dengan tekanan dikalikan luas penampang
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Slip joint :Slip joint :DA
2oπ
= D diameter luar pipaD diameter luar pipaSlip joint : Slip joint : 4
A = Do = diameter luar pipa Do = diameter luar pipa
Bellows : Bellows : 4
DA2
bπ= Db = diameter dalam
maksimum bellowsDb = diameter dalam maksimum bellows
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan26
4
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh soal 2Gambar 6 4 menunjukkan pipeline dengan
Contoh soal 2Gambar 6 4 menunjukkan pipeline denganGambar 6.4 menunjukkan pipeline dengan diameter pipa 12 in mengalami beban tekanan internal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor di titik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titik
Gambar 6.4 menunjukkan pipeline dengan diameter pipa 12 in mengalami beban tekanan internal gauge 250 psi dan mempunyai slip joint di titik C. Pipa direstrain oleh anchor di titik A dan E, dan oleh vertikal restrain di titik
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan27
B dan DB dan D
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan28
Gambar 6.4Gambar 6.4
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 2Penyelesaian contoh 2
Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)
P = 250 psi (1724 kPa)
Pipa: Dnominal = 12 in (300 mm)
P = 250 psi (1724 kPa)
lbDPF 919,314
)75.12()250(4
2
0 === ππ
NF 005,1424
)32385.0()1724( 2
== πatauatau
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan29
2PbM
A=
Dari teori batangDari teori batang
aPbF
A 23−
=a
PbPaFb 2
32 +=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Maka:
lbftanchorpadaM .939,2392
)15)(919,31(==
Bila: P = 31,919 lb (124.005 N) a = 50 ft (15.25 m)
b = 15 ft (4.58 m)
Nm.191,3252
)58.4)(005,142(==
lbanchorpadaF 364,14)50(2
)15)(919,31)(3(==
N972,63)25.15(2
)58.4)(005,142)(3(==
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan30
lbrestrainpadaF 283,46)50(2
)15)(919,31)(3()50)(919,31)(2(=
+=
N977,205)25.15(2
)58.4)(005,142)(3()25.15)(005,142)(2(=
+=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistem dalam periode yang sebagian saja dari total periode operasi sistem ( 1 – 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam
• Beban yang dikategorikan occasional loads pada sistem dalam periode yang sebagian saja dari total periode operasi sistem ( 1 – 10 % ). Contoh : snow, fenomena alam
5.3 Occasional Loads5.3 Occasional Loads
( ) ,(hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)
• Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuk sustained load
( ) ,(hurricane, gempa, dll), unusual plant operation (relief value discharge), postulated plant accident (pipe rupture, dll)
• Posisi tumpuan yang optimal untuk menahan occasional loads tidak selalu sama dengan posisi tumpuan untuk sustained load
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan31
- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehinggatumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut
- Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigidsupport. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas* Snubber mungkin dapat digunakan
- Dalam perancangan perlu dilakukan kompromi sehinggatumpuan dapat menahan kedua jenis beban tersebut
- Contoh : beban dinamik paling baik ditahan dengan rigidsupport. Tapi rigid support akan menurunkan fleksibilitas* Snubber mungkin dapat digunakan
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Rekomendasi untuk menentukan posisi tumpuan untuk beban occasional:
• Rekomendasi untuk menentukan posisi tumpuan untuk beban occasional:1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban
‘sustained’ (berat)1. Tentukan posisi awal yang sesuai untuk beban
‘sustained’ (berat)2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untuk
‘occasional load’. Reduksi span yang didapat sampai coincides dengan kelipatan span tahap 1
3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support di semua tumpuan
4 Pada sistem pipa panas tentukan dulu dimana
2. Tentukan jarak tumpuan (span) optimum untuk ‘occasional load’. Reduksi span yang didapat sampai coincides dengan kelipatan span tahap 1
3. Pada sistem pipa dingin,gunakan rigid support di semua tumpuan
4 Pada sistem pipa panas tentukan dulu dimana
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan32
4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimana lokasi rigid support dapat ditempatkan. Pada tempat tumpuan lain mungkin perlu dipasang snubber(software : NPS OPTIM, HANGIT, QUICK PIPE)
4. Pada sistem pipa panas, tentukan dulu dimana lokasi rigid support dapat ditempatkan. Pada tempat tumpuan lain mungkin perlu dipasang snubber(software : NPS OPTIM, HANGIT, QUICK PIPE)
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Sistem pipa yang terletak outdoor harus• Sistem pipa yang terletak outdoor harus
5.3.1 Beban Angin5.3.1 Beban Angin
• Sistem pipa yang terletak outdoor harus dirancang mampu menahan beban angin maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa tertsebut.
• Kecepatan angin tergantung pada kondisi
• Sistem pipa yang terletak outdoor harus dirancang mampu menahan beban angin maksimum yang terjadi sepanjang umur operasional pipa tertsebut.
• Kecepatan angin tergantung pada kondisi
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan33
lokal, dan biasanya bervariasi terhadap elevasilokal, dan biasanya bervariasi terhadap elevasi
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan34Gambar 6.5Gambar 6.5
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Besaran utama dari beban angin adalah diakibatkan oleh momentum angin yang
• Besaran utama dari beban angin adalah diakibatkan oleh momentum angin yangdiakibatkan oleh momentum angin yang mengenai pipa.
• Beban angin dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin sepanjang pipaG i d t dihit d
diakibatkan oleh momentum angin yang mengenai pipa.
• Beban angin dimodelkan sebagai gaya uniform yang searah dengan arah angin sepanjang pipaG i d t dihit d
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan35
• Gaya angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Bernoulli
• Gaya angin dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Bernoulli
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
)USCS( 4.386q DCF d=
)SI(qDCF d = )(
1000dimana :
F = beban angin (N/m)
Cd = koefisien drag
dimana :
F = beban angin (N/m)
Cd = koefisien drag
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan36
q = tekanan dinamik (N/m2) = ρV2/2
D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)
ρ= massa jenis udara (kg/m3)
V = kecepatan udara (m/s)
q = tekanan dinamik (N/m2) = ρV2/2
D = diameter luar pipa (termasuk isolasi) (m)
ρ= massa jenis udara (kg/m3)
V = kecepatan udara (m/s)
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan37
Gambar 6.6Gambar 6.6
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Harga koefisien drag adalah • Harga koefisien drag adalah merupakan fungsi dari bentuk struktur dan bilangan Reynold.
• Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkan derajat ke’turbulenan’ aliran fluida
merupakan fungsi dari bentuk struktur dan bilangan Reynold.
• Bilangan Reynold (dimensionless) adalah parameter yang menunjukkan derajat ke’turbulenan’ aliran fluida
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan38
derajat ke’turbulenan’ aliran fluidaderajat ke’turbulenan’ aliran fluida
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
)USCS( 4.386V D Rnμ
ρ=
)SI(V D Rn ρ=
ρ= massa jenis udara (kg/m3)
V = kecepatan angin (m/s)
D = diameter pipa (m)
ρ= massa jenis udara (kg/m3)
V = kecepatan angin (m/s)
D = diameter pipa (m)
)SI( 1000
Rnμ
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan39
μ = viskositas dinamik udara (kg/m s)μ = viskositas dinamik udara (kg/m s)
• Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktor keamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 – 1.3)
• Pada kondisi tertentu, perlu dimasukkan faktor keamanan tambahan yang disebut dengan Gust factor (biasanya berharga 1.0 – 1.3)
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh soal 3Gambar 5 11 menunjukkan sistem pipa denganContoh soal 3Gambar 5 11 menunjukkan sistem pipa denganGambar 5.11 menunjukkan sistem pipa dengan diameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatan maksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukan beban yang diterima oleh restrain C, E, dan H pada arah x.
Gambar 5.11 menunjukkan sistem pipa dengan diameter nominal pipa 8 in dan tebal isolasi 2 in. Sistem pipa tersebut terkena angin dengan kecepatan maksimum 75 mph arah utara-selatan. Tentukan beban yang diterima oleh restrain C, E, dan H pada arah x.
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan40
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan41
Gambar 6.7Gambar 6.7
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 3Penyelesaian contoh 3
Menentukan beban angin per panjang proyeksi pipa:
V = 75 mph = 110 ft/s (33.55m/s)
ρudara = 0.0748 lbm/ft3 (1.198 kg/m3) pada 29.92 in Hg dan 700F (210C)
Menentukan beban angin per panjang proyeksi pipa:
V = 75 mph = 110 ft/s (33.55m/s)
ρudara = 0.0748 lbm/ft3 (1.198 kg/m3) pada 29.92 in Hg dan 700F (210C)ρudara ( g ) p g ( )
μudara = 39.16 x 10-8 lbf.s/ft2 [1.87 x 10-5 kg/(m.s)]
D = 8.625 (pipa) + 2 x 2 (insulasi) = 12.625 in (320.7 mm)
ρudara ( g ) p g ( )
μudara = 39.16 x 10-8 lbf.s/ft2 [1.87 x 10-5 kg/(m.s)]
D = 8.625 (pipa) + 2 x 2 (insulasi) = 12.625 in (320.7 mm)
Bilangan Reynolds:Bilangan Reynolds:
55 109.6)1016.39)(4.386()110)(625.12)(0748.0(
×=×
= −R
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan42
))((
55 109.6)1087.1)(1000(
)55.33)(7.320)(198.1(×=
×= −R
atauatau
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
ftlbF /5.114.386
)625.12)(1100748.05.0)(6.0)(3.1( 2
=××
=
Gaya drag dapat dihitung dengan menggunakan faktor gust 1.3:Gaya drag dapat dihitung dengan menggunakan faktor gust 1.3:
atauatau
mNF /1701000
)7.320)(55.33198.15.0)(6.0)(3.1( 2
=××
=
ftlbL
Wl /1.82020
)20(5.1122=
+=
Actual loadActual load
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan43
L 2020 +Dimana
W = beban angin, lb/ft (N/m)
L = panjang sesungguhnya, ft (m)
l = panjang proyeksi, tegak lurus terhadap beban angin, ft (m)
Dimana
W = beban angin, lb/ft (N/m)
L = panjang sesungguhnya, ft (m)
l = panjang proyeksi, tegak lurus terhadap beban angin, ft (m)
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Dengan penjumlahan momen terhadap titik A, diperoleh:0=Σ
yM
)10)(230(200 −= ElbE 115=
)05.3)(1037(1.60 −= EatauNE 519=
0=Σz
MC15)5.22(518)45(230)45(1150 +−−=
lbC 1122=
C6.4)9.6(2346)8.13(1037)8.13(5190 +−−=
NC 5073=
atau
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan44
05182301122115 =+−−+=Σ AFx
lbA 489−=
0234610375073519 =+−−+=Σ AFx
NA 2209−=
atau
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Untuk segmen E-H:0)5.7(5.172)25(22935 =−−=Σ HM
y
)892(5.200 NlbH =
05.1722295.200 =+−−=Σ EFx
)894(201 NlbE =
Beban total pada restrain E adalah jumlah dari beban padasetiap sisi, atau
lbE 316201115 =+=Σ
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan45
lbEtot
316201115 =+=ΣN1413894519 =+=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
5.3.2 Beban Relief Valve Discharge5.3.2 Beban Relief Valve Discharge
• Relief valve digunakan dalam sistem• Relief valve digunakan dalam sistem• Relief valve digunakan dalam sistem perpipaan sebagai ‘pembuangan tekanan’ dari sistem jika tekanan meningkat di atas operasi yang aman.
• Saat relief valve discharge, fluida akan
• Relief valve digunakan dalam sistem perpipaan sebagai ‘pembuangan tekanan’ dari sistem jika tekanan meningkat di atas operasi yang aman.
• Saat relief valve discharge, fluida akan
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan46
menginitiate ‘jet force’ yang ditransfer ke sistem pipa.menginitiate ‘jet force’ yang ditransfer ke sistem pipa.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1):• Gaya discharge dapat dihitung dengan (B 31.1):
)USCS( PA2.32
mVDLFF⎭⎬⎫
⎩⎨⎧ += )SI(
101PAmVDLFF 6 ⎭
⎬⎫
⎩⎨⎧
⋅+=
dimana :
F = gaya discharge
DLF = dynamic load factor
fl t l 1 11 lb (k / )
dimana :
F = gaya discharge
DLF = dynamic load factor
fl t l 1 11 lb (k / )
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan47
m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)
P = static gauge pressure from discharge (N/m2)
A = discharge flow area (mm2)
m = mass flow rate valve x1.11, lbms (kg/s)
P = static gauge pressure from discharge (N/m2)
A = discharge flow area (mm2)
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
JugaJuga
)USCS( 1b2
)ah(50113V 0
−−
= )SI( 1b2
)ah(0085.2V 0
−−
=
ho = enthalpy stagnasi fluidaho = enthalpy stagnasi fluida
Harga a dan b diberikan pada tabel berikutHarga a dan b diberikan pada tabel berikut
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan48
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
)USCS( P-1b2
)ah(33.48b
1bmP A0 −−
=
DanDan
)(1b2ba A−
)SI( P - 1b2
)ah(10995.1b
1bamP A
012
−−⋅−
=
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan49
PA = tekanan atmosferPA = tekanan atmosfer
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan50
Gambar 6.8Gambar 6.8
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Dynamic load factor (DLF) digunakan untuk menghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasi dari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuan instalasi valve dan waktu pembukaan.
• Dynamic load factor (DLF) digunakan untuk menghitung kenaikan beban akibat aplikasi yang tiba-tiba dari gaya discharge. Faktor ini bervariasi dari 1.1 sampai 2.0 tergantung dari kekakuan instalasi valve dan waktu pembukaan.instalasi valve dan waktu pembukaan.
• Perhitungan DLF dapat dimulai dengan menghitung periode natural instalasi valve:
instalasi valve dan waktu pembukaan.• Perhitungan DLF dapat dimulai dengan
menghitung periode natural instalasi valve:
)USCS( EI
WH1846.0T3
= )SI( EI
WH59.114T3
=
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan51
dimana :
W = massa valve
H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in
E = modulus elastisitas pipa
I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4
dimana :
W = massa valve
H = jarak pipa utama ke pipa outlet (mm), in
E = modulus elastisitas pipa
I = momen inersia pipa inlet (mm4), in4
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.
• DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafik berikut:
• Step berikutnya adalah menentukan ratio to/T, dimana to adalah waktu pembukaan valve.
• DLF akhirnya dapat ditentukan dari grafik berikut:berikut:berikut:
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan52
Gambar 6.9Gambar 6.9
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 5.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultan reaksi di restraint.
Contoh soal 4Diketahui gaya relief discharge dengan 1500 lb (Gambar 5.15). Run pipe pada tee akibat gaya 1500 lb menerima momen 3000 lb ft. Tentukan resultan reaksi di restraint.
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan53
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan54
Gambar 6.10Gambar 6.10
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 4Penyelesaian contoh 4
Reaksi pada restrainReaksi pada restrain
lbFa
37520
3000317
)3(1500=+
+=
20317 +
lbFb
112520
3000317
)17(1500=−
+=
NF 16724702)92.0(6675=+=
atauatau
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan55
NFa
167211.692.019.5
=++
=
NFb
500311.6
470292.019.5
)19.5(6675=−
+=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Sistem perpipaan haruslah didesain mampu h b b
• Sistem perpipaan haruslah didesain mampu h b b
5.3.3 Beban Gempa5.3.3 Beban Gempa
menahan beban gempa• Kriteria seismic dalam perancangan dapat
dimulai dengan mengestimasi potensial gempa dalam daerah dimana pipa akan dipasang
menahan beban gempa• Kriteria seismic dalam perancangan dapat
dimulai dengan mengestimasi potensial gempa dalam daerah dimana pipa akan dipasang
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan56
⇒ didapat dari literatur search⇒ contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale⇒ didapat dari literatur search⇒ contoh akibat gempa dalam Mercelli Scale
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan57
Gambar 6.11Gambar 6.11
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Contoh gempa di US• Contoh gempa di US
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan58
Gambar 6.12Gambar 6.12
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Analisis yang perlu dilakukan adalah:• Analisis yang perlu dilakukan adalah:
1. Time history analysis1. Time history analysis• Dilakukan berdasarkan catatan gempa
terhadap waktu• Data percepatan, kecepatan dan
perpindahan tanah dijadikan input untuk menganalisis model dinamik struktur pipa
• Dilakukan berdasarkan catatan gempa terhadap waktu
• Data percepatan, kecepatan dan perpindahan tanah dijadikan input untuk menganalisis model dinamik struktur pipa
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan59
menganalisis model dinamik struktur pipa.• Output hasil analisis adalah dalam bentuk
perpindahan , tegangan dan gaya-gaya tumpuan
menganalisis model dinamik struktur pipa.• Output hasil analisis adalah dalam bentuk
perpindahan , tegangan dan gaya-gaya tumpuan
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan60
Gambar 6.13Gambar 6.13
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
2. Modal Analysis• Alternatif lain untuk mendapatkan respon
struktur terhadap gempa adalah modal
2. Modal Analysis• Alternatif lain untuk mendapatkan respon
struktur terhadap gempa adalah modal analysis
• Model dinamik dari sistem pipa dibagi menjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakili karakteristik dinamik sistem pipa
analysis• Model dinamik dari sistem pipa dibagi
menjadi sejumlah model single dof yang secara keseluruhan dapat mewakili karakteristik dinamik sistem pipa
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan61
karakteristik dinamik sistem pipa• Spektrum gempa kemudian diaplikasikan
pada model untuk mendapatkan respon sistem secara keseluruhan
karakteristik dinamik sistem pipa• Spektrum gempa kemudian diaplikasikan
pada model untuk mendapatkan respon sistem secara keseluruhan
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan62
Gambar 6.14Gambar 6.14
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Restraint diperlukan untuk menahan beban• Restraint diperlukan untuk menahan beban
5.4 Expansion Load5.4 Expansion Load
• Restraint diperlukan untuk menahan beban ‘sustained’ dan beban occasional. Tetapi jika terjadi kenaikan temperatur pada saat pipa beroperasi, maka pipa akan ekspansi sehingga timbul tegangan yang tinggi
• Kondisi restraint dari sudut pandang
• Restraint diperlukan untuk menahan beban ‘sustained’ dan beban occasional. Tetapi jika terjadi kenaikan temperatur pada saat pipa beroperasi, maka pipa akan ekspansi sehingga timbul tegangan yang tinggi
• Kondisi restraint dari sudut pandang
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan63
• Kondisi restraint dari sudut pandang ‘thermal’, maka tidak ada restraintperlu dirancang restraint yang optimum
• Kondisi restraint dari sudut pandang ‘thermal’, maka tidak ada restraintperlu dirancang restraint yang optimum
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Ekspansi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
• Ekspansi termal dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
5.4.1 Perhitungan Beban Termal5.4.1 Perhitungan Beban Termal
∫ α=ΔThot
TcolddT L
dimana :
Δ =ekspansi termal (mm)
L = panjang pipa (mm)
dimana :
Δ =ekspansi termal (mm)
L = panjang pipa (mm)
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan64
α = koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)
T = temperatur pipa (0C)
α = koefisien ekspansi termal (mm/mm0C)
T = temperatur pipa (0C)
Ekspansi pipa untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 5.4Ekspansi pipa untuk beberapa jenis material diberikan pada Tabel 5.4
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Tabel 5.4Tabel 5.4
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan65
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan66
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• Metode sederhana menghitung beban termal pada tumpuan digunakan ‘metode guided cantilever’ pada setiap tumpuan akan timbul:
• Metode sederhana menghitung beban termal pada tumpuan digunakan ‘metode guided cantilever’ pada setiap tumpuan akan timbul:
IE12 Δ2L I E 6M Δ
= 3LIE12P Δ
=
dimana :
P = gaya-gaya pada tumpuan
M = momen pada tumpuan
dimana :
P = gaya-gaya pada tumpuan
M = momen pada tumpuan
I = momen inersia
Δ = pertambahan panjang
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan67
E = modulus elastisitasE = modulus elastisitas L = panjang pipa
• Penggunaan expansion loop adalah alternatif untuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar
• Penggunaan expansion loop adalah alternatif untuk dapat mengatasi ekspansi termal yang besar
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan68
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh soal 5Sistem yang terlihat pada Gambar 5.26 terbuat dari baja karbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistem tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm)
Contoh soal 5Sistem yang terlihat pada Gambar 5.26 terbuat dari baja karbon dan beroperasi pada 3500F (1770C). Sistem tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) dan E = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberi tumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan dua tumpuan vertikal pada titik D dan E.
Tentukan :1 P di l h A B B C d E F
tersebut menggunakan pipa berdiameter 12 in (300 mm) schedule standar dengan I = 279 in4 (1.16 x 108 mm4) dan E = 27.7 x 106 psi (1.91 x 1011 N/m2). Sistem diberi tumpuan jangkar (anchors) pada titik a dan G, dan dua tumpuan vertikal pada titik D dan E.
Tentukan :1 P di l h A B B C d E F
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan69
1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,
dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A
1. Pergeseran yang diserap oleh segmen A-B, B-C, dan E-F2. Gaya dan momen yang diterima oleh segmen A-B, B-C,
dan E-F3. Gaya dan momen pada tumpuan A
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan70
Gambar 6.16Gambar 6.16
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 5Penyelesaian contoh 5
T
i
n
n LL
ΔΣ
=Δ3
3
)30(340 3
)864.0(034.0306030
)30(34.0333
mminCBolehdiserapyangx
=++
=−Δ
)300(66360
)034.0)(279)(107.27(123
6
NlbCBsepanjangFx
=×
=−
)1.5(202.0)15(65.0 3
mminBAsepanjang ==−Δ
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan71
).5(0.02015 33
mminsepanjangy +
)285,14(3210180
)202.0)(279)(107.27(123
6
NlbBAsepanjangFy
=×
=−
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
From segment Direction Magnitude Resisted by
Pergerakan PipaPergerakan Pipa
g g y
A-B X 0.34 in (8.6 mm) B-C, C-F, F-G
B-C Y 0.68 in (17.3 mm) A-B, C-D
C-F Z 1.36 in (34.5 mm) A-B, B-C, F-GF-G Y 0.68 in (17.3 mm) E-F
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan72
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Untuk segemen A-BUntuk segemen A-B
).697,32(.096,289180
)202.0)(279)(107.27(62
6
NmlbinMZ
=×
=
)15(361 3
)03.2(08.0303015
)15(36.1333
3
mminZ
=++
=Δ
)5661(1272180
)08.0)(279)(107.27(123
6
NlbFZ
=×
=
).950,12(.493,114180
)08.0)(279)(107.27(62
6
NmlbinMY
=×
=
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan73
180
2
6
333
3
,@)( 360)279)(107.27(6
303015)30(36.1 ×
++==
−CBXAtorsionXMM
).899,25(.987,228 Nmlbin=
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Fx = 66 lb (300N) Mx = 228,987 in.lb (25,899 m.N)
Fy = 3210 lb (14,285 N) My = 114,493 in.lb (1290 m.N)
Fz = 1272 lb (5661 N) Mz = 289,096 in.lb (32,697 m.N)
Fx = 66 lb (300N) Mx = 228,987 in.lb (25,899 m.N)
Fy = 3210 lb (14,285 N) My = 114,493 in.lb (1290 m.N)
Fz = 1272 lb (5661 N) Mz = 289,096 in.lb (32,697 m.N)
Dengan cara yang sama, beban-beban pada titik D dan E dapat dihitung:Dengan cara yang sama, beban-beban pada titik D dan E dapat dihitung:
)1.12(478.02015
)20(68.033
3
, mminDCY =+
=Δ −
6
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan74
)285,14(3210240
)478.0)(279)(107.27(123
6
, NlbF DCY =×
=−
).523,43(.804,384240
)478.0)(279)(107.27(62
6
, NmlbinM DCZ =×
=−
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
)3.17(68.0,
mminFEY=Δ
−
)321,20(4567240
)68.0)(279)(107.27(123
6
,NlbF
FEY=
×=
−
)91661(421547)68.0)(279)(107.27(6 6
NlbiM × ).916,61(.421,547240
))()((2,
NmlbinMFEZ
==−
Gaya Total pada titik D dan E:Gaya Total pada titik D dan E:
)570,31(7094240
421,547240
805,3843210,
NlbFDY
−=−−−=
421547805384
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan75
)608,37(8451240
421,547240
805,3844567,
NlbFEY
=++=
Perhitungan gaya dan momen pada anchor di titik G juga dilakukan dengan cara yang samaPerhitungan gaya dan momen pada anchor di titik G juga dilakukan dengan cara yang sama
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
• ITT Grinnel menabelkan perhitungan beban akibat termal seperti dicantumkan pada tabel 5.6
• ITT Grinnel menabelkan perhitungan beban akibat termal seperti dicantumkan pada tabel 5.6
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan76
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan77
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan78
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan79
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan80
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan81
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan82
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan83
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
5.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal5.4.2 Perhitungan Perpindahan Termal
• Perpindahan pipa akibat beban termal dapat diestimasi pada titik intermediate dengan mengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya
• Perpindahan pipa akibat beban termal dapat diestimasi pada titik intermediate dengan mengasumsikan variasi linier antara titik-titik yang diketahui perpindahannya
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan84
titik yang diketahui perpindahannya.titik yang diketahui perpindahannya.
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Contoh soal 6Gambar 5.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,
seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Ti ik C 0 i
Contoh soal 6Gambar 5.28 menunjukkan semua perpindahan vertikal pada sistem,
seperti perpindhan nosel dari keadaan dingin ke keadaan panas.Titik A : 2 in (50.8 mm) ke atas, dingin (cold) ke panas (hot)Ti ik C 0 iTitik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi
d t t 9000F (4820C)
Titik C : 0 inTitik F : 4 in (101.6 mm) ke bawah, dingin ke panasTitik K : 1 in (25.4 mm) ke atas, dingin ke panasTitik L : 0 inTitik M : 0 inMaterial pipa adalah intermediate alloy steel, dan sistem beroperasi
d t t 9000F (4820C)
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan85
pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I
pada temperatur 9000F (4820C)Tentukana. Pertambahan panjang segmen B-C, C-D, dan I-J b. Pertambahan panjang pegas H1 dan H2c. Besar perpindahan titik E, J, dan I
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan86
Gambar 6.17Gambar 6.17
Bab 5 Piping Design LoadsBab 5 Piping Design Loads
Penyelesaian contoh 6
Dari tabel 5.4: ekspansi = 0.0707 in/ft (0.0059 mm/m), sehingga:
LB-C = (0.0707)(15) = 1.06 in (26.9 mm) ke atas
LC-D = (0.0707)(30) = 2.12 in (53.8 mm) ke bawah
Penyelesaian contoh 6
Dari tabel 5.4: ekspansi = 0.0707 in/ft (0.0059 mm/m), sehingga:
LB-C = (0.0707)(15) = 1.06 in (26.9 mm) ke atas
LC-D = (0.0707)(30) = 2.12 in (53.8 mm) ke bawahC D
LI-J = (0.0707)(10) = 0.707 in (18.0 mm)
H1 = 1.06 +4/28(2-1.06)=1.19 in (30.2 mm) ke atas
Perpindahan di titik E:
E = 28/44 (4) = 2.55 in (64.8 mm) ke bawah
C D
LI-J = (0.0707)(10) = 0.707 in (18.0 mm)
H1 = 1.06 +4/28(2-1.06)=1.19 in (30.2 mm) ke atas
Perpindahan di titik E:
E = 28/44 (4) = 2.55 in (64.8 mm) ke bawah
Desain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem PerpipaanDesain, Fabrikasi, dan inspeksi Sistem Perpipaan87
H2 = 2.12 + 4/21 (2.55-2.12) = 2.2 in (55.9 mm) ke bawah
K = 1 – 0.707 = 0.273 in (6.9 mm)
J = 1 – 6/94 (0.273) = 0.983 in (25.0 mm)
I = 0.983 – 0.707 = 0.276 in (7.0 mm)
H2 = 2.12 + 4/21 (2.55-2.12) = 2.2 in (55.9 mm) ke bawah
K = 1 – 0.707 = 0.273 in (6.9 mm)
J = 1 – 6/94 (0.273) = 0.983 in (25.0 mm)
I = 0.983 – 0.707 = 0.276 in (7.0 mm)