Avian Swine Influenza

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AVIAN/SWINE INFLUENZA DISUSUN OLEH: GEMI RAHAYU NANANG BAGUS OKTIFA KUSWARI

description

presentasi avian

Transcript of Avian Swine Influenza

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AVIAN/SWINE INFLUENZA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN AVIAN/SWINE INFLUENZADISUSUN OLEH:GEMI RAHAYUNANANG BAGUSOKTIFA KUSWARI

AVIAN INFLUENZA

Strain H5N1 pertama kali ditemukan di Italia pada tahun 1878akhir 2003 sampai awal 2004 terjadi wabah yang merebak di berbagai negara, termasuk Indonesia WHO menyatakan Indonesia menduduki posisi paling tinggi dalam hal pengidap virus H5N1

Indonesia : 99 kasus dengan 79 kematian.Vietnam: 93 kasus dengan 42 kematian.Mesir: 34 kasus dengan 14 kematian.Thailand: 25 kasus dengan 17 kematian.Cina: 25 kasus dengan 16 kematian.Turki: 12 kasus dengan 4 kematian.SUMBER : WHO,2007

DEFINISIFlu burung (Avian Influenza) adalah penyakit menular dikalangan hewan(unggas) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1). Virus ini juga dapat menyerang manusia (Depkes, 2006)

ETIOLOGI

Virus influenza merupakan virus influenza tipe AStrain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe A H5N1. Masa inkubasi virus adalah 1-4 hari. Virus terdeteksi pada sekresi pernapasan dalam 24jam dari onset penyakit, puncaknya pada 24-72 jam dan turun sampai 50 hari.

M2NEURAMINIDASEHEMAGGLUTININNS-1PB2,PB1, DAN PA

Ada banyak sub tipe dari virus flu ini :Tipe H1N1.Tipe H1N2Tipe H2N2Tipe H3N2Tipe H3N8Tipe H5N1Tipe H5N3Tipe H7N2Tipe H7N3Tipe H10N7

.

PENYEBARANBinatang (unggas)Lingkungan(udara, alat terkontaminasi dgn tinja atau sekret unggas)Makanan (produk unggas terkontaminasvirus H5N1 yg tidak dimasak sempurna)

MANIFESTASI KLINISDemam tinggi (>38c) DiareVomitingNyeri dadaNyeri abdomenPerdarahan hidung dan gusiNyeri tenggorokanSakit kepalaKonjungtivitis

Nyeri tulangBatuk, pilek dan sesak napas yang umumnya timbul antara 1-16 hari (median 5 hari). Dalam waktu singkat dapat berkembang pada kegagalan pernapasan (ARDS)

Perjalanan klinis berlangsung cepat. Median antara timbul gejala dan masuk perawatan rumah sakit adalah 5 hari dengan rentang 2-6 hari (WHO Jakarta) rata-rata meninggal 10 hari setelah timbul gejala.ARDS terjadi dalam waktu singkat setelah timbul gejala (median: 6 hari) dan berhubungan dengan terjadinya kematian.

DERAJAT PENYAKIT

Pasien yang telah dikonfirmasi sebagai kasus flu burung dapat dikategorikan menjadi:Derajat 1 : Pasien tanpa pneumoniaDerajat 2 : Pasien dengan pneumonia ringan tanpa gagal napasDerajat 3 : Pasien dengan pneumonia berat dan gagal napasDerajat 4 : Pasien dengan pneumonia berat dan ARDS atau dengan kegagalan organ ganda (multiple organ failure).

12

PEMERIKSAAN PENUNJANGDarah rutin (Hb, Leukosit,Trombosit, Hitung Jenis Leukosit),Spesimen serum, Aspirasi nasofaringeal, Apus hidung dan tenggorok untuk konfirmasi diagnostikDiagnosis Flu Burung dibuktikan dengan :1. Uji RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase ChainReaction) untuk H5.2. Biakan dan identifikasi virus Influenza A subtipe H5N1.3. Uji Serologi

Pemeriksaan Radiologik

Gambar 3. Chest Radiographs.Radiographs dari pasien 5 (Panel A), Pasien 7 (Panel B), and Pasian 9 (Panel C) menunjukan penyebaran luas consolidation, collapse, dan bayangan interstitial. Pada Panels D, E, and F, tiga chest radiographs menunjukkan progresi pada pasien 8 pada hari ke 5, 7, dan 10 dari timbulnya penyakit

SWINE INFLUENZA

DefinisiFlu babi (Swine influenza) adalah penyakit yang disebabkan oleh Swine influenza virus (SIV), yang biasanya menyerang babi tapi sekarang bertransmisi dan menyebabkan human influenza

ETIOLOGIVirus H1N1 yang terdapat pada babiSub tipe virus influenza type ABisa bermutasi shg menyerang manusia

Manifestasi Klinis Flu BabiDemam, dapat hingga menggigilBatuk PilekNyeri tenggorokanTidak enak badan Sakit kepalaRasa lemas dan letihHilang nafsu makan Diare dan muntah (mungkin dapat terjadi)

19

Pemeriksaan DiagnostikIsolasi virusdeteksi antigen dengan uji fluorescent antibody technique (FAT) pada sampel paru-paru

PENATALAKSANAAN FLU BABIOseltamivir 1 x 75 mg/hari selama 5 atau 10 hariTerapi simptomatik : parasetamol, obat flu, obat batuk, dsb.Terapi suportif : vitamin C, imunomodulatorAntibiotika kalau perlu.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AVIAN/SWINE INFLUENZA

PENGKAJIAN

Identitas PasienRiwayat kesehatan sekarang- Demam:380C- Sesak napas - Batuk - Pilek - Sakit tenggorokan - Diare

Riwayat kesehatan masa laluRiwayat kesehatan keluargaRiwayat perjalananKondisi lingkungan rumahKebiasaan sehari-hari (aktivitas)

Pemeriksaan fisik

a. Status neurologiTingkat kesadaran :CM / Somnolent / Apatis / Sopor /Glasgow Coma Scale (GCS): penurunan kesadaran

Status respirasi

Jalan Napas: sekret +Sesak +Frekuensi Pernapasan meningkat Irama Napas: tidak teratur, cepat, dangkalBatuk +Sputum +KonsistensiSuara Napas: Ronki/ Wheezing /Rales Palpasi Dada: Peningkatan fremitusPerkusi Dada: bunyi pekak diatas area konsolidasiNyeri saat bernapas (nyeri pleuritik)Menggunakan alat bantu pernapasan+ (O2,PEEP,ETT)

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu burung tanpa ABN yang dirawat di ruang isolasi:Bersihan jalan napas tidak efektifGangguan pertukaran gasGangguan perfusi jaringan perifer Resiko penularan infeksiIntoleransi aktifitasNyeriGangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuhAnsietas2. Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada pasien flu burung dengan ABN ventilator yang dirawat di ruang ICU:Bersihan jalan nafas tidak efektifDefisit cairan dan elektrolitGangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhDefisit perawatan diriGangguan komunikasi verbalResiko penyebaran infeksiAnsietas

THANK

POHON MASALAH

H5N1

Infeksi trakea dan alveoli

Demam, >> keringat

hipermetabolikinflamasi

cytokine >> , kemokinGangguan rasa nyamanGangguan pemenuhankurang dari kebutuhantubuh

Respon stressansietasSuplai O2< >exsudat

Gangguan pertukaran gas

Bersihan jalan napas tidak efektif

Respon batuk

Tidak terkontrolsesak

Nyeri dada

Krisis situasional

Hypoxia jaringan

Nyeri

kelemahan

Disfungsi multiple organ

Intoleransi aktivitas

KEMATIAN

Resiko penyebaran infeksi

Sekresi katekolaminPemasangan alat bantu pernapasan/ ventilasi mekanik/ETT

Gangguan komunikasi verbal

Hipersekresi asam lambung

Intake kurangAnsietasDefisit perawatan diri pemenuhan ADLPenumpukan sekret>>Pemasangan NGTKrisis situasionalBersihan jalan napas tidak efektifGangguan nutrisi:kurang dari kebutuhantubuhtubuhImobilisasiTidak mampu makan per oral

Gangguan nutrisi:kurang dari kebutuhantubuhAnoreksia, mual, muntah

Pengeluaran protein plasma & cairanPeningkatan permeabilitas kapiler & vasodilatasiPembebasan Histamin2-24 jam pd epitel bronchialTrachea & BronchiSaluran Napas AtasVirusH1N1PATOFISIOLOGI SWINE INFLUENZA ( H1N1 )

Inflamasi

nyeriEksudatDefisit cairan & elektrolitGangguan rasa nyaman nyeriTuba EustachiusDehidrasiDiarrheagangguan nutrisi : kurang dari kebutuhanGangguan rasa nyaman nyeriNauseaAbdominal discomfortLambung & UsusIntoleransi AktivitasLetihLemahTidak nafsu makanGangguan pola napasDispneaEkspansi Paru menurunParuIntoleransi aktivitasGangguan pertukaran gasSakit kepalaHidung tersumbatSinusitisHidungGangguan keseimbangan asam basaPeriferGangguan perfusi jaringan periferGangguan perfusi jaringan otakSianosisMeninggalGagal napasKomaAsidosisPeningkatan CO2 darah pd OtakPenurunan difusi O2 jaringanBatukTenggorokanDemamGangguan pola napas, Ketidakefektifan bersihan jalan napasRubor, Tumor, Bolar, CalorHiperemiaBronkitiss

PneumoniaAlveoli

Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhanDefisit cairan & elektrolitNyeriInfeksi TelingaCavum tympaniDIAGNOSA KEPERAWATANINTERVENSI

Bersihan jalan napas tidak efektif b.d peningkatan produksi sekret, peningkatan tahanan paru (edema), kelemahan

1. Kaji frekuensi / kedalaman pernapasan & gerakan dada2. Auskultasi area paru, catat adanya ronki, mengi, dan krekels.3. Observasi & catat batuk yang berlebihan, peningkatan frekusensi napas, sekret yang berlebihan.4. Penghisapan sesuai dengan indikasi5. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml/ hari6. Bantu mengawasi efek penggunaan nebulizer.7. Berikan obat sesuai indikasi:Mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesik.

DIAGNOSA KEPERAWATANINTERVENSI

Gangguan pertukaran gasb.d perubahan membranalveolar, peningkatan cairan dalam alveolar, gangguan kapasitas pembawa O2 darah, gangguan pengiriman O21. Kaji frekuensi, kedalaman dan kemudahan bernapas2. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku, catat adanya sianosi3. Awasi suhu tubuh, bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam4. Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi, banyaknya jumlah sputum,perubahan tingkat kesadaran.5. Berikan terapi O2 dengan benarAwasi AGD dan Saturasi Oksigen dengan pulse oksimeter