ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

22
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI PADA BAYI ”Y” DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DESA KANYORAN KEC. SEMEN KEDIRI OLEH : ANITA TRISNASARI 08610559 PROGRAM STUDI KEBIDANAN D-III FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI

Transcript of ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

Page 1: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI

PADA BAYI ”Y” DENGAN BERAT BADAN

LAHIR RENDAH ( BBLR )

DESA KANYORAN

KEC. SEMEN

KEDIRI

OLEH :

ANITA TRISNASARI

08610559

PROGRAM STUDI KEBIDANAN D-III

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

2010

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI

PADA BAYI “ Y “ DENGAN BERAT BADAN

LAHIR RENDAH ( BBLR )

DI DESA KANYORAN

KEC. SEMEN

KAB. KEDIRI

Telah di sahkan pada tanggal November 2010

Mengetahui

Mahasiswa

(Anita Trisnasari)

Pembimbing Institusi Pembimbing

Lahan

( Ratih Wibawanti, SST ) ( Umayatus,

Amd. Keb )

Page 3: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat

badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.

Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari

seluruh seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih

sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.

Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara

berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada

bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor

utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,

bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap

kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat

bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-

30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan

rentang 2,1% - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,

angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang

ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat

2010 yakni maksimal 7%.

Dari uraian di atas penulis tertaik untuk membuat asuhan

kebidanan pada

by M. David gians dengan bayi berat nlahir rendah di desa kanyoran kec.

Semen

kab. Kediri.

Page 4: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

1.1 TUJUAN

1.1.1 Tujuan Umum

Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan setiap anggota keluarga.

1.1.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

Melakukan pengkajian data pada keluarga

Melakukan interpretasi data dasar

Melakukan perumusan masalah

Menyusun prioritas masalah

Melakukan perencanaan dan tindakan

1.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Anamnese atau pengumpulan data

1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan

klien dan keluarga.

2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan

orang terdekat klien.

Studi Pustakan

Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada

direferensi.

Pemeriksaan

1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.

2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.

Studi dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada.

Page 5: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

1.3 TEKNIK PENULISAN

Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan

data, dan teknik penulisan.

Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan

BGM.

Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi,

implementasi, dan evaluasi.

Bab IV Pembahasan

Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

Page 6: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP KELUARGA

2.1.1 DEFINISI

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan

(Depkes.RI)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui

pertautan darah adaptasi atau perkawinan (WHO.1969)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah

tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat

(Helvie.1981)

2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA

a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah,

ibu dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah

dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara

sepupu, paman, bibi dsb.

c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari

wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu

keluarga inti.

d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi

karena perceraian atau kematian.

e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang

perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.

Page 7: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu

tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

2.1.3 FUNGSI KELUARGA

Menurut WHO (1978)

1.Fungsi biologis

a. Untuk meneruskan keturunan

b. Memelihara dan membesarkan anak

c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga

2. Fungsi psikologis

a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d. Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi

a. Membina sosoialisasi pada anak

b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

c. Meneruskan nilai-nilai keluarga

4. Fungsi ekonomi

a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga

c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan

datang misalnya pendidikan anak,jaminan hari tua

5. Fungsi pendidikan

a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki

Page 8: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi perannya sebagai orang dewasa

c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan

Menurut Friedman (1998)

1.Fungsi offective

a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental

saling mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan

b. Mengenal identitas individu

c. Rasa aman

2. Fungsi sosialisasi peran

a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan

interaksi sosial dan belajar berperan

b. Fungsi dan peran di masyarakat

c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah

3. Fungsi reproduksi

Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup

masyarakat

4. Fungsi ekonomi

a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga

b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana

c. Fungsi perawatan kesehatan

d. Konsep sehat sakit keluarga

2.1.4 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA

Menurut Duvail adalah sebagai berikut :

1. Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang

dilanjutkan dalam membentuk keluaraga

2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk

mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak

Page 9: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang

sangat dinantikan

3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan

memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi

kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya,dan

kondisinya masih sangat lemah

4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal

kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi

sangat rawan dalam masalah kesehatannya.Krena tidak mengetahui

mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini anak sangat sensitif

terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai

menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma sosial

5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya

adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan

masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol

tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan pengetahuan anak

6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan

karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk

kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat

diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua

dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan

7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan

anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya

adalah melepaskan anak ke dalam masyarakat dalam memulai

kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan memulai

kehidupan berumah tangga

8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan

keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini

keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan

dapat menimbulkan depresi dan stress

Page 10: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini

2.1.5 PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan

asuhan keperawatan kesehatan keluarga :

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat

sebagai tujuan utama

3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai

peningkatan kesehatan keluarga

4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat

melibtakan peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatannya

5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat

promotif,preventif,serta tidak mengabaikan upaya kuratif dan

rehabilitatif

6. Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin

7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara

keseluruhan

8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah

dengan menggunakan proses keperwatan

9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah

penyuluhan kesehatan dan perwat dirumah

10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi

Page 11: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

2.1.6 LANGAKAH-LANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN

KELUARGA

1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga

2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah

kesehatan keluarga

3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah

kesehatan dan perawatan keluarga

4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah

keluarga

5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan

6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan

keperawatan keluarga

7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai

dengan urutan prioritas.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi BBLR

WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi

Berat Lahir Rendah (BBRL), karena disadari tidak semua bayi dengan

berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.

a. Small for date (SFD) atau Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)

adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur

kehamilan.

b. Retasdasi pertumbuhan janin intrauterin

Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai

dengan tuanya kehamilan.

c. Dismaturitas

Page 12: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

Adalah suatu sindroma klinik dimana terjadi ketidak seimbangan

antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan.

( Rustam Mochtar, 1998: 448)

2.2 Etiologi

Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui

factor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain:

a. Faktor genetik atau kromosom

b. Infeksi

c. Bahan toksik

d. Insufisiensi atau disfungsi plasenta

e. Faktor nutrisi

f. Faktor lainnya seperti merokok, peminum alcohol, bekerja berat masa

hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.

( Rustam Mochtar, 1998: 449)

2.3 Diagnosa dan Gejala Klinik

a. Sebelum bayi lahir

1) Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus

bahkan lahir mati

2) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan

3) Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih

lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah

agak lanjut

4) Bertumbuhan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai

menurut yang seharusnya

5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau

bisa pula dengan hidramnion; hoperemesis grafidarum dan pada

hamil lanjut dengan toksemia gravidarum, atau perdarahan

anterpartum.

b. Setelah lahir

1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin

Page 13: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda

bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, kulit

tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat,jaringan lemak bawah

kulit sedilit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.

( Rustam Mochtar, 1998: 449-450)

2.3 Klasifikasi

Berdasarkan dengan penanganan dan harapan hidupnya Bayi Berat

Lahir Rendah dibedakan dalam :

a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gr.

b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gr.

c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gr.

(Sarwono Prawirohardjo, 2007: 376)

2.4 Frekuensi

Frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6-10,8%, di

Negara berkembang berkisar antara 10-43%. Rasio antara Negara maju

dan Negara berkembang adalah 1:4.

( Rustam Mochtar, 1998: 449)

2.5 Prognosis BBLR

Kematian perinatal pada berat bayi lahir rendah 8 kali lebih besar

dari pada bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan

lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang

tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi

neonatal. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada

syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan

lainnya.

( Rustam Mochtar, 1998: 150-152)

2.6 Diatetik

Pada BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks

menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI

Page 14: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan

pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah

dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah

dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel

pada puting. ASI merupakan pilihan utama:

a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang

cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai

kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.

b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20

g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.

2.7 Perawatan BBLR

Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan,

pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung oksigen.

a. Pengaturan suhu lingkungan

Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur:

1) Berat badan bayi dibawah 2 kg 35°C

2) Berat badan bayi 2 kg sampai 2,5 kg 34°C

Suhu incubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat

ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27°C.

b. Makanan pada bayi berat lahir rendah

Pada bayi yang lahir berat badannya kurang terlihat seperti orang

kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah

terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.

( Rustam Mochtar, 1998: 450)

2.8 Penanganan

a. Mempertahankan suhu dengan ketat

BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya

harus dipertahankan dengan ketat.

b. Mencegah infeksi dengan ketat

Page 15: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

BBLR akan rentan terhadap infeksi, perhatikan prinsip-prinsip infeksi

termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

c. Mengawasi nutrisi/ ASI

Reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian

nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

d. Penimbangan ketat

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi dan

erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan

berat badan harus dilakukan dengan ketat.

Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau

100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai

kemampuan bayi untuk sesegeramungkin mencukupi kebutuhan

cairan/kalori.

(Sarwono Prawirohardjo, 2007: 377)

2.11 Pencegahan

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif

adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:

a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala

minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur

kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor

risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat

dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan

kesehatan yang lebih mampu

b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama

kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat

menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik

c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada

kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)

d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut

berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi

Page 16: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN

keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap

pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil

2.12 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :

a. Pemeriksaan skor ballard

b. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas

diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.

d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru

lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8

jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.