ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN
-
Upload
uzumaki-naruna -
Category
Documents
-
view
196 -
download
1
Transcript of ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN
![Page 1: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/1.jpg)
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI
PADA BAYI ”Y” DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH ( BBLR )
DESA KANYORAN
KEC. SEMEN
KEDIRI
OLEH :
ANITA TRISNASARI
08610559
PROGRAM STUDI KEBIDANAN D-III
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2010
LEMBAR PENGESAHAN
![Page 2: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/2.jpg)
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI
PADA BAYI “ Y “ DENGAN BERAT BADAN
LAHIR RENDAH ( BBLR )
DI DESA KANYORAN
KEC. SEMEN
KAB. KEDIRI
Telah di sahkan pada tanggal November 2010
Mengetahui
Mahasiswa
(Anita Trisnasari)
Pembimbing Institusi Pembimbing
Lahan
( Ratih Wibawanti, SST ) ( Umayatus,
Amd. Keb )
![Page 3: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR), karena disadari tidak semua bayi dengan berat
badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.
Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari
seluruh seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih
sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah.
Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara
berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada
bayi dengan berat lahir lebih dari 2500 gram. BBLR termasuk faktor
utama dalam peningkatan mortalitas, morbiditas dan disabilitas neonatus,
bayi dan anak serta memberikan dampak jangka panjang terhadap
kehidupannya dimasa depan. Angka kejadian di Indonesia sangat
bervariasi antara satu daerah dengan daerah lain, yaitu berkisar antara 9%-
30%, hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan
rentang 2,1% - 17,2 %. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5 %. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang
ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia Sehat
2010 yakni maksimal 7%.
Dari uraian di atas penulis tertaik untuk membuat asuhan
kebidanan pada
by M. David gians dengan bayi berat nlahir rendah di desa kanyoran kec.
Semen
kab. Kediri.
![Page 4: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/4.jpg)
1.1 TUJUAN
1.1.1 Tujuan Umum
Dengan memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan setiap anggota keluarga.
1.1.2 Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu :
Melakukan pengkajian data pada keluarga
Melakukan interpretasi data dasar
Melakukan perumusan masalah
Menyusun prioritas masalah
Melakukan perencanaan dan tindakan
1.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Anamnese atau pengumpulan data
1. Auto anamnese yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan
klien dan keluarga.
2. Allo anamneses yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan
orang terdekat klien.
Studi Pustakan
Pemeriksaan pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada
direferensi.
Pemeriksaan
1. Pemerikasaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi.
2. Pemeriksaan penunjang : lab, dll.
Studi dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengambil data yang ada.
![Page 5: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/5.jpg)
1.3 TEKNIK PENULISAN
Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik pengumpulan
data, dan teknik penulisan.
Bab II Tinjauan pustaka terdiri dari konsep keluarga dan konsep balita dengan
BGM.
Bab III Tinjauan kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
Bab IV Pembahasan
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.
![Page 6: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/6.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KONSEP KELUARGA
2.1.1 DEFINISI
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Depkes.RI)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui
pertautan darah adaptasi atau perkawinan (WHO.1969)
Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
(Helvie.1981)
2.1.2 BENTUK-BENTUK KELUARGA
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah Keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah Keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dsb.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah Keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah Keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
e. Keluarga Berkomposisi (Composite) adalah Keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
![Page 7: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/7.jpg)
f. Keluarga Mobitas (Cahabitation) adalah Dua orang yang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.
2.1.3 FUNGSI KELUARGA
Menurut WHO (1978)
1.Fungsi biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota keluaraga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
d. Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosoialisasi pada anak
b. Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
c. Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang misalnya pendidikan anak,jaminan hari tua
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak-anak memberikan pengetahuan,ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki
![Page 8: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan
Menurut Friedman (1998)
1.Fungsi offective
a. Menciptakan lingkungan yang menyenangakan dan sehat secara mental
saling mengasuh,menghargai,terikat dan berhubungan
b. Mengenal identitas individu
c. Rasa aman
2. Fungsi sosialisasi peran
a. Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan
interaksi sosial dan belajar berperan
b. Fungsi dan peran di masyarakat
c. Sasaran untuk kontak sosial di dalam atau di luar rumah
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan keluarga generasi dan kelangsungan hidup
masyarakat
4. Fungsi ekonomi
a. Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
b. Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
c. Fungsi perawatan kesehatan
d. Konsep sehat sakit keluarga
2.1.4 TAHAP-TAHAP KEHIDUPAN KELUARGA
Menurut Duvail adalah sebagai berikut :
1. Tahap pembentukan keluaraga,tahap ini dimulai dari pernikahan yang
dilanjutkan dalam membentuk keluaraga
2. Tahap menjelang kelahiran anak,tugas keluarga yang utama untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,melahirkan anak
![Page 9: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/9.jpg)
merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang
sangat dinantikan
3. Tahap menghadapi bayi dalam hal ini keluarga mengasuh,mendidik dan
memberikan kasih sayang kepada anak,karena pada tahap ini bayi
kehidupannya sangat tergantung kepada kedua orangtuanya,dan
kondisinya masih sangat lemah
4. Tahap menghadapi anak prasekolah,pada tahap ini anak sudah mengenal
kehidupan sosialnya,sudah mulai bergaul dengan teman sebaya,tetapi
sangat rawan dalam masalah kesehatannya.Krena tidak mengetahui
mana yang kotor mana yang bersih,dalam fase ini anak sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan,norma agama,norma sosial
5. Tahap menghadapi anak sekolah,dalam tahap ini tugas keluarganya
adalah bagaimana mendidik anak,mengajari anak,untuk mempersiapkan
masa depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur,mengontrol
tugas-tugas sekolah anak,dan meningkatkan pengetahuan anak
6. Tahap menghadapi anak remaja,tahap ini adalah tahap yang paling rawan
karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas diri dalam bentuk
kepribadiannya,oleh karena itu suri tauladan dari kedua orangtua sangat
diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua
dengan anak perlu dipelihara dean dikembangkan
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,setelah melalui tahap remaja dan
anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak ke dalam masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang seungguhnya dalam tahap ini akan memulai
kehidupan berumah tangga
8. Tahap berdua kembali,setelah anak besar dan menempuh kehidupan
keluarga sendiri-sendiri,tinggalah suami istri berdua saja.Dalam tahap ini
keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan
dapat menimbulkan depresi dan stress
![Page 10: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/10.jpg)
9. Tahap masa tua,tahap ini masuk ke lanjut usia,dan kedua orangtua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini
2.1.5 PRINSIP-PRINSIP PERAWATAN KELUARGA
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga :
1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan,keluarga sehat
sebagai tujuan utama
3. Asuhan keperwatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4. Dalam memberikan asuahan keperwatan kesehatan keluarga perawat
melibtakan peran aktif selruh keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatannya
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat
promotif,preventif,serta tidak mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif
6. Dalam memberikan asuhan keperwatan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin
7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan proses keperwatan
9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperwatan keluarga adalah
penyuluhan kesehatan dan perwat dirumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi
![Page 11: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/11.jpg)
2.1.6 LANGAKAH-LANGKAH DALAM PERWATAN KESEHATAN
KELUARGA
1. Membina hubungan kerjasama yang baik dalam keluarga
2. Merlaksanakan peningkatan untuk menentukan masalah-masalah
kesehatan keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah
kesehatan dan perawatan keluarga
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah
keluarga
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan atau menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga
7. Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai
dengan urutan prioritas.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi BBLR
WHO (1961) mengganti istilah bayi prematur dengan Bayi
Berat Lahir Rendah (BBRL), karena disadari tidak semua bayi dengan
berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi prematur.
a. Small for date (SFD) atau Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK)
adalah bayi yang berat badannya kurang dari seharusnya umur
kehamilan.
b. Retasdasi pertumbuhan janin intrauterin
Adalah bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan tidak sesuai
dengan tuanya kehamilan.
c. Dismaturitas
![Page 12: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/12.jpg)
Adalah suatu sindroma klinik dimana terjadi ketidak seimbangan
antara pertumbuhan janin dengan lanjutnya kehamilan.
( Rustam Mochtar, 1998: 448)
2.2 Etiologi
Sering faktor penyebab tidak diketahui ataupun kalau diketahui
factor penyebabnya tidaklah berdiri sendiri, antara lain:
a. Faktor genetik atau kromosom
b. Infeksi
c. Bahan toksik
d. Insufisiensi atau disfungsi plasenta
e. Faktor nutrisi
f. Faktor lainnya seperti merokok, peminum alcohol, bekerja berat masa
hamil, plasenta previa, kehamilan ganda, obat-obatan, dan sebagainya.
( Rustam Mochtar, 1998: 449)
2.3 Diagnosa dan Gejala Klinik
a. Sebelum bayi lahir
1) Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus
bahkan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama (quickening) terjadi lebih
lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah
agak lanjut
4) Bertumbuhan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai
menurut yang seharusnya
5) Sering dijumpai kehamilan dengan oligihidramnion atau
bisa pula dengan hidramnion; hoperemesis grafidarum dan pada
hamil lanjut dengan toksemia gravidarum, atau perdarahan
anterpartum.
b. Setelah lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
![Page 13: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/13.jpg)
Secara klasik tampak seperti bayi yang kelaparan. Tanda-tanda
bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, kulit
tipis, kering, berlipat-lipat, mudah diangkat,jaringan lemak bawah
kulit sedilit, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
( Rustam Mochtar, 1998: 449-450)
2.3 Klasifikasi
Berdasarkan dengan penanganan dan harapan hidupnya Bayi Berat
Lahir Rendah dibedakan dalam :
a. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gr.
b. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gr.
c. Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gr.
(Sarwono Prawirohardjo, 2007: 376)
2.4 Frekuensi
Frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6-10,8%, di
Negara berkembang berkisar antara 10-43%. Rasio antara Negara maju
dan Negara berkembang adalah 1:4.
( Rustam Mochtar, 1998: 449)
2.5 Prognosis BBLR
Kematian perinatal pada berat bayi lahir rendah 8 kali lebih besar
dari pada bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan
lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang
tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi
neonatal. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada
syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan
lainnya.
( Rustam Mochtar, 1998: 150-152)
2.6 Diatetik
Pada BBLR mempunyai masalah menyusui karena refleks
menghisapnya masih lemah. Untuk bayi demikian sebaiknya ASI
![Page 14: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/14.jpg)
dikeluarkan dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet. Dengan memegang kepala dan menahan bawah
dagu, bayi dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil yang menempel
pada puting. ASI merupakan pilihan utama:
a. Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang
cukup dengan cara apapun, perhatikan cara pemberian ASI dan nilai
kemampuan bayi menghisap paling kurang sehari sekali.
b. Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20
g/hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
2.7 Perawatan BBLR
Yang perlu diperhatikan adalah pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung oksigen.
a. Pengaturan suhu lingkungan
Bayi dimasukkan dalam incubator dengan suhu yang diatur:
1) Berat badan bayi dibawah 2 kg 35°C
2) Berat badan bayi 2 kg sampai 2,5 kg 34°C
Suhu incubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu lingkungan sekitar 24-27°C.
b. Makanan pada bayi berat lahir rendah
Pada bayi yang lahir berat badannya kurang terlihat seperti orang
kelaparan, rakus minum dan makan. Yang harus diperhatikan adalah
terhadap kemungkinan terjadinya pneumonia aspirasi.
( Rustam Mochtar, 1998: 450)
2.8 Penanganan
a. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya
harus dipertahankan dengan ketat.
b. Mencegah infeksi dengan ketat
![Page 15: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/15.jpg)
BBLR akan rentan terhadap infeksi, perhatikan prinsip-prinsip infeksi
termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
c. Mengawasi nutrisi/ ASI
Reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat.
d. Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan
berat badan harus dilakukan dengan ketat.
Kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/hari atau
100-120 cal/kg/hari. Pemberian dilakukan secara bertahap sesuai
kemampuan bayi untuk sesegeramungkin mencukupi kebutuhan
cairan/kalori.
(Sarwono Prawirohardjo, 2007: 377)
2.11 Pencegahan
Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif
adalah langkah yang penting. Hal-hal yang dapat dilakukan:
a. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala
minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur
kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor
risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat
dilaporkan, dipantau dan dirujuk pada institusi pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
b. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim, tanda tanda bahaya selama
kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat
menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik
c. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada
kurun umur reproduksi sehat (20-34 tahun)
d. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut
berperan dalam meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi
![Page 16: ASUHAN+KEBIDANAN+KELUARGA+RESIKO+TINGGI+PADA+BAYI+%e2%80%9dY%e2%80%9d+DENGAN+BERAT+BADAN](https://reader030.fdocuments.net/reader030/viewer/2022013011/55720ac9497959fc0b8c1298/html5/thumbnails/16.jpg)
keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap
pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil
2.12 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pemeriksaan skor ballard
b. Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan
c. Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas
diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru
lahir dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8
jam atau didapat/diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.
e. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan.