Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

43

Click here to load reader

Transcript of Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Page 1: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

ASUHAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA DALAM KOMUNITAS

Page 2: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

LIDYA ANEKE PUTRI

LILIS SRIYANI NURAENI

MAHFIDA NUR AFIDAH

NIKEN LURIANTIKA

NOVITA DEWI RATNASARI

NUR ATIKAH YULIANI

Page 3: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Pengertian Bayi dan Balita

Bayi adalah anak berusia 0-12 bulan ( husaini,2002).

Suatu tahap perkembangan manusia

setelah dilahirkan (W.Ayu.P)

Balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun yang memiliki

pertumbuhan mental, dan intelektual yang

berkembang pesat.

Page 4: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Pengertian pelayanan

kesehatan bayi dan balita

Pelayanan kesehatan bayi adalah

pelayanan kesehatan sesuai standar yang

diberikan oleh tenaga kesehatan kepada bayi

sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari

sampai dengan 11 bulan setelah lahir.

Pelayanan Balita adalah Pelayanan yang

diberikan pada balita sehat dan sakit yang

diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai

dengan standar.

Page 5: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Standart Pelayanan Minimal Alat, Tempat,

Standart Pelayanan Bayi dan Balita

Page 6: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

A. Standar Pelayanan Minimal

Alat dan Tempat

1. Standar tempat pelayanan

a. Mempunyai lokasi tersendiri yang telah

disetujui oleh pemerintah daerah

setempat ( tata kota), tidak berbaur

dengan kegiatan umum lainnya seperti

pusat perbelanjaan, tempat hiburan,

sejenisnya.

b. Tidak berdekatan dengan lokasi bentuk

pelayanan sejenisnya dan juga agar

sesuai dengan fungsi sosialnya yang

salah satu fungsinya adalah

mendekatkan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat

Page 7: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

2. Standar Tata Ruang

a. Setiap ruang periksa

mempunyai luas 2x3 meter

b. Setiap bangunan pelayanan,

minimal mempunyai ruang

periksa, ruang administrasi/

kegiatan lain sesuai kebutuhan,

ruang tunggu dan kamar

mandi/ WC, masing-masing 1

buah

c. Semua ruangan mempunyai

ventilasi dan penerangan.

Lebih bagus jika ada ruangan

khusus rooming in / rawat

gabung, ruangan laktasi.

Page 8: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

3. Standar Peralatan

a. Peralatan tidak steril

Stetoskop

Timbangan bayi

Pengukur panjang

bayi

Termometer

Oksigen dalam

regulator

Penghisap Lendir

Ambubag (bayi)

Lampu sorot

Penghitung Nadi

Sterilisator

Bak Instrumen dan

tutup

Pita pengukur

Metlin (lila)

Sarung tangan

Celemek

Masker

Sarung kaki plastik

(penolong)

Pengaman mata

Tempat kain kotor

Tempat sampah

Tempat plasenta

Gunting ( biasa,

verban)

Suction

Page 9: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

b. Peralatan steril

• Klem

• ½ kocher

• Korentang

• Gunting tali pusat

• Gunting benang

• Pinset (anatomis,cirugis)

• Pengikat tali pusat

• Penghisap lendir

• Sarung tangan

• Benang + jarum

• Doek steril

Page 10: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

c. Bahan habis pakai

• Kapas

• Kain kasa

• Plester

• Handuk

Page 11: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

B. Standar Pelayanan Bayi dan Balita

Standar 15 :Pelayanan bagi Ibu dan Bayi pada Masa Nifas

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas

melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua

dan minggu keenam setelah persalinan, untuk membantu

proses pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat

yang benar, penemuan dini penanganan atau rujukan

komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta

memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,

kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi

baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

(24 standart pelayanan kebidanan)

Page 12: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Tujuan :

Memberikan pelayanan

kepada ibu dan bayi sampai 42

hari setelah persalinan dan

memberikan penyuluhan ASI

eksklusif

Page 13: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Prasyarat :

a. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi

mendapatkan pelayanan pasca persalinan dari bidan

terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan,

baik dirumah, puskesmas atau rumah sakit.

b. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :

• Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan

bayi dengan cara yang benar

• Membantu ibu untuk memberikan ASI

• Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada

ibu dan bayi pada masa nifas

• Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan

kelahiran

Page 14: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Prasyarat :

c. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja

sama erdengan juru imunisasi di puskesmas atau fasilitas

kesehatan terdekat

d. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpananvaksin dan

tempat pembuangan benda tajam yang memadai

e. Tersedianya tablet besi dan asam folat

f. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan

tangan, yaitu sabun, air bersih, dan handuk bersih, sarung

tangan bersih/DTT

g. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA

h. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi

kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir berjalan dengan

baik

Page 15: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Jenis-jenis Pelayanan Balita

a. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali

setahun yang tercatat dalam Buku KIA/KMS.

Pemantauan pertumbuhan melalui pengukuran berat

badan anak balita setiap bulan yang tercatat pada Buku

KIA/KMS. Manfaat KMS adalah :

1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat

kesehatan balita secara lengkap, meliputi :

pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi,

penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,

kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan

Makanan Pendamping ASI.

2. Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang

kesehatan anak

3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh

petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan

pelayanan kesehatan dan gizi.

Page 16: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

b. Stimulasi Deteksi dan Intervensi

Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

minimal 2 kali dalam setahun.

Pelayanan SDIDTK meliputi

pemantauan perkembangan motorik

kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi

dan kemandirian minimal 2 kali setahun

(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK

diberikan di dalam gedung (sarana

pelayanan kesehatan) maupun di luar

gedung.

Page 17: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

c. Pemberian Vitamin A 2 kali

dalam setahun.

Vitamin A adalah salah satu zat

gizi dari golongan vitamin yang sangat

diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk

kesehatan mata ( agar dapat melihat

dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh

yaitu meningkatkan daya tahan tubuh.

Vitamin A terdiri dari 2 jenis :

1) Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU )

diberikan pada bayi yang berusia 6-11

bulan satu kali dalam satu tahun

2) Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU )

diberikan kepada balita

Kekurangan vitamin A disebut juga

denga xeroftalmia ( mata kering ).

Page 18: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

d. Pelayanan posyandu

Posyandu merupakan salah

satu bentuk Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

yang dikelola dan diselenggarakan

dari, oleh, untuk dan bersama

masyarakat dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan guna

memberdayakan masyarakat dan

memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh

pelayanan kesehatan dasar untuk

mempercepat penurunan angka

kematian ibu dan bayi.

Page 19: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

e. Pelayanan anak balita sakit

sesuai standar dengan

menggunakan pendekatan

MTBS.

Manajemen Terpadu

Balita Sakit (MTBS) atau

Integrated Management of

Childhood Illness (IMCI)

adalah suatu pendekatan

yang terintegrasi/terpadu

dalam tatalaksana balita

sakit dengan fokus kepada

kesehatan anak usia 0-59

bulan (balita) secara

Page 20: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Jadwal Kunjungan Bayi dan balita

Pelaksanaan pelayanan kesehatan

bayi:

1. Kunjungan bayi satu kali pada

umur 29 hari-2 bulan

2. Kunjungan bayi satu kali pada

umur 3-5 bulan

3. Kunjungan bayi satu kali pada

umur 6-8 bulan

4. Kunjungan bayi satu kali pada

umue 9-11 bulan

Page 21: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan bayi dan balita

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

dengan masalah perubahan dalam ukuran

fisik seseorang. Sedangkan perkembangan

(development) berkaitan dengan pematangan

dan penambahan kemampuan (skill) fungsi

organ atau individu.

Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada

setiap individu.

Page 22: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Mengapa Deteksi Dini Perlu ???

a. Kualitas generasi penerus tergantung kualitas

tumbuh kembang anak, terutama batita (0-3

tahun) merupakan masa perkembangan otak.

b. Penyimpangan tumbuh kembang harus dideteksi

(ditemukan) sejak dini, terutama sebelum

berumur 3 tahun, supaya dapat segera di

intervensi (diperbaiki)

c. Bila deteksi terlambat, maka penanganan

terlambat, penyimpangan sukar diperbaiki

Page 23: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Deteksi dini penyimpangan

tumbuh kembang mencakup

1. Aspek Pertumbuhan:

• Timbang berat badannya (BB)

• Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)

• Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik

2. Aspek Perkembangan

• Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP

(Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)

• Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes

Daya Dengar), penglihatannya dengan TDL (Tes

Daya Lihat),

3. Aspek Mental Emosional

• KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)

• CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis

Deteksi Dini Autis)

• GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan

Hiperaktivitas)

Page 24: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Imunisasi

Page 25: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Imunisasi adalah

upaya pencegahan

penyakit infeksi dengan

menyuntikkan vaksin

kepada anak

Page 26: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Vaksin yang di

gunakan adalah :

1. BCG

2. DPT

3. Polio

4. Hepatitis B

5. Campak

Page 27: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Imunisasi BCG

a. Tujuan

Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC

b. Jadwal pemberian

Bayi berumur 0-11 bulan, tapi dengan dosis 0,05 cc.

Vaksinasi diulang pada umur 5 tahun

Diberikan secara intracutan pada lengan kanan keatas

d. Efek samping

Penyuntikan secara intradermal yang benar akan

menimbulkan ulkus lokal yang supervialal 3 minggu setelah

penyuntikan, ulkus yong biasu tertutup krusta akan

sembuh dalam 2-3 bulan dan meninggalkan parut bulat

dengan diameter 4-8 mm. Apabila dosis terlalu tinggi maka

ulkus yang timbul semakain besar, namun apabila

penyutikan terlalu dalam, parut yang terjadi tertarik ke

dalam.

Page 28: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

DPT

a. Tujuan

Untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

difteri, pertusis dan tatanus.

b. Jadwal pemberian

Pada bayi 2-11 bulan, sebanyak 3 kali suntikan dengan

selang waktu 4 minggu secara IM di paha bagian atas

dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi ulang lainnya

diberikan umur 1,5-2 tahun, kemudian pada usia 6-8

tahun dan 10 tahun

c. Efek samping

Kemerahan, bengkak, dan nyeri pada lokasi injeksi,

terjadi pada kira-kira separuh penderita. Proporsi yang

sama juga akan menderita demam ringan dan 1% dapat

hiperperiksia. Anak sering gelisah, dan menangis terus

menerus selama beberapa jam pasca penyuntikan.

Page 29: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Hepatitis B

a. Tujuan

Untuk mendapatkan kekebalan terhadap

virus hepatitis

b. Jadwal pemberian

Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia

0-7 hari. Kemudian pada usia 23 bulan.

c. Diberikan secara IM di paha bayi dengan

dosis 0,5 cc

d. Efek samping yang terjadi biasanya

ringan, berupa nyeri, panas, mual nyeri

sendi dan otot

Page 30: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Polio

a. Tujuan

Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis

b. Jadwal pemberian

Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu. Pemberian ulang pada umur 1,5 - 2 tahun dan menjelang umur 5 tahun

c. Efek samping

Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala- gejala pusing, diare ringan, dan otot

Page 31: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Campak

a. Tujuan

Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit

b. Jadwal pemberian

Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan

dosis 0,5 cc secara subkutan di lengan kiri

c. Efek samping

Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies

mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise demam

atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi

dapat terjadi kejang demam ensefalitas pasca

imunisasi dan pembengkakan kelenjar parutis pada

minggu ke - 3

Page 32: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Vaksin

Pentavalen

Page 33: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

• Pemerintah melalui Kementerian

Kesehatan merilis tahapan baru

pemberian imunisasi untuk bayi.

Perubahan ini dikarenakan

dikenalkan Vaksin Pentavalen (DPT-

HB-Hib), maka bisa dipastikan akan

ada perubahan pada pemberian

jadwal imunisasi anak

Page 34: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Vaksin yang merupakan pengembangan dari

vaksin tentravalen (DPT-HB) kombinasi buatan

Indonesia ini disebut Pentavalen, karena

merupakan gabungan dari lima antigen, yaitu DPT

(Difteri, Pertusis, dan Tetanus), Hepatitis B serta

Hib). Lima antigen tersebut diberikan dalam satu

suntikan, sehingga memberikan kenyamanan bagi

bayi yang mendapat imunisasi beserta ibunya.

Page 35: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Indikasi

Vaksin digunakan untuk pencegahan

terhadap difteri, tetanus, pertusis (batuk

rejan), hepatitis B, dan infeksi

Haemophilus influenzae tipe b secara

simultan.

Page 36: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Kontraindikasi

• Hipersensitivitas terhadap komponen

vaksin, kejang atau gejala kelainan otak

pada bayi baru lahir atau kelainan saraf

serius lainnya merupakan kontraindikasi

terhadap komponen pertusis.

Page 37: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

• Penyimpanan: Vaksin ini harus disimpan

dan ditransportasikan pada suhu antara

+2 oC dan +8oC.

• Vaksin ini tidak boleh beku sehingga

penyimpanannya dilengkapi dengan

indikator paparan suhu beku

Page 38: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

• imunisasi DPT harus diberikan 3 kali

dan tambahan pada usia 15-18 bulan

untuk meningkatkan titer anti bodi pada

anak-anak.

Page 39: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

SASARAN DAN JADWAL

Sasaran :

• Imunisasi DTP-HB-Hib : usia 0 – 11 bulan

• Imunisasi lanjutan DPT/HB/Hib dan

• Campak diberikan kepada anak batita.

Jadwal :

Pemberian imunisasi DTP-HB-Hib merupakan bagian

dari pemberian imunisasi dasar pada bayi sebanyak

tiga dosis.

• Vaksin DTP-HB-Hib merupakan pengganti vaksin

DPT-HB, sehingga memiliki jadwal yang sama

dengan DPT-HB.

Page 40: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

UMUR JENIS AKSIN INTERVAL MINIMAL

SETELAH IMUNISASI

DASAR

0 Bulan Hepatitis B

1 Bulan BCG, Polio 1

2 Bulan DPT-HB-Hib 1-Polio 2

3 Bulan DPT-HB-Hib 2-Polio 3

4 Bulan DPT-HB-Hib 3-Polio 4

9 Bulan Campak

18 Bulan DPT-HB-Hib 12 bulan dari DPT-HB-

Hib 3

24 Bulan Campak 6 bulan dari campak

dosis pertama

Pada tahap awal DTP-HB-Hib hanya diberikan pada bayi yang belum pernah

mendapatkan imunisasi DPT-HB. Apabila sudah pernah mendapatkan imunisasi DPT-

HB dosis pertama atau kedua, tetap dilanjutkan dengan pemberian imunisasi DPT-HB

sampai dengan dosis ketiga.

Page 41: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas

Prof Sri menilai ada beberapa keunggulan

vaksin Pentavalen (DPT-HB-Hib) jika

dibandingkan dengan program imunisasi yang

lama, antara lain:

1.Mengurangi ‘kesakitan’ pada anak

2.Mengurangi kunjungan ke posyandu

3.Mengurangi risiko 6 penyakit sekaligus

Page 43: Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita dalam Komunitas