asuhan Keperawatan Pasien Dengan Bayi Berat Lahir Rendah

21
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I Dosen Pembimbing : Ema Hikmah S.Kp, M.Kep Disusun oleh : Anggita Septiani Dian Endah Nataria M. Farhan M Nurhamidah Fitriani Riri Arifin Siti Uswatun Hasanah Yuni Pratiwi KELOMPOK 7 TINGKAT 2A POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

description

askep anak

Transcript of asuhan Keperawatan Pasien Dengan Bayi Berat Lahir Rendah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BAYI BERAT

LAHIR RENDAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak I

Dosen Pembimbing : Ema Hikmah S.Kp, M.Kep

Disusun oleh :

Anggita Septiani

Dian Endah Nataria

M. Farhan M

Nurhamidah Fitriani

Riri Arifin

Siti Uswatun Hasanah

Yuni Pratiwi

KELOMPOK 7

TINGKAT 2A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

PRODI KEPERAWATAN TANGERANG

TAHUN 2013/2014

A. TINJAUAN TEORI

     1. Definisi

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan 2500 gram atau kurang pada

saat lahir, bayi baru lahir ini dianggap mengalami kecepatan pertumbuhan intrauterine kurang dari

yang diharapkan atau pemendekan periode gestasi (Bobak, 2004).

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang atau sama

dengan 2500 gram (Surasmi, 2003).

Berat Badan Bayi Rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki

berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499 gram (Hidayat, 2005).

2. Klasifikasi BBLR  :

a. Klasifikasi berdasarkan Berat badan:

Bayi berat badan sangat rendah,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan ≤1000 gram.

Bayi berat badan lahir sangat rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan ≤ 1.500 gram

Bayi berat badan lahir cukup rendah ,yaitu bayi yang lahir dengan berat badan ≤ 1501-2500

gram

b. Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan :

Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan belum mencapai 37 minggu

Bayi cukup bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 38-42 minggu.

Bayi lebih bulan adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu

3.  Klasifikasi berdasarkan umur kehamilan dan berat badan:

a. Bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK)/small-for-gestational-age(SGA) adalah Bayi yang

lahir dengan keterlambatan pertumbuhan intra uteri dengan berat badan terletak dibawah

persentil ke-10 dalam grafik pertumbuhan intra-uteri.

b. Bayi sesuai dengan masa kehamilan (SMK)/appropriate-for-gestational-age(AGA). Bayi yang

lahir dengan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan,yaitu berat badan

terletak antara persentil ke-10 dan ke-90 dalam grafik pertumbuhan intra –uterin.

c. Bayi besar untuk masa kehamilan/large-for-gestational-age(LGA). Bayi yang lahir dengan berat

badan lebih untuk usia kehamilan dengan berat badan terletak diatas persentil ke-90 dalam

grafik pertumbuhan intra-uteri

Berdasarkan pengelompokan tersebut atas, BBLR dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

1. Bayi Prematur

 Adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan sama

dengan atau kurang dari 2.500 gram.

Tanda-tanda Bayi Premature :

a. Panjang badan kurang dari atau sama dengan 46 cm

b. Panjangnya kuku belum melewati ujung jari

c. Lingkar kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm

d. Lingkar dada kurang dari atau sama dengan 30 cm

e. Rambut lanugo masih banyak

f. Jaringan subkutan tipis atau kurang

g. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya

h. Tumit mengkilap,telapak kaki halus

i. Pada wanita labia mayora belum menutupi labia minora, pada bayi  laki-laki testis

belum turun

Penyebab kelahiran Prematur :

a. Faktor Ibu

1. Toksemia gravidarum,yaitu preeklamsi dan eklamsi

2. Kelainan bentuk uterus (uterus bikornis, inkompeten serviks)

3. Tumor(mioma uteri, sistoma)

b. Faktor janin

1. Kehamilan ganda

2. Hidramnion

3. Ketuban pecah dini

4. Infeksi (rubeolla, sifillis,toksoplasmosis

5. Insufisiensi plasenta

c. Faktor Plasenta :

1. Plasenta previa

2. Solusio plasenta

d. Penyulit yang dapat terjadi :

1. Hipotermi

2. Sindrom gawat nafas

3. Hipoglikemia

4. Perdarahan intra cranial

5. Rentan terhadap infeksi

6. Hiperbilirubinemia

7. Kerusakan integritas kulit

2.  Bayi Dismatur

Dismaturitas adalah Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang

seharusnya untuk masa kehamilan.yaitu berat badan di bawah persentil 10 pada kurva

pertumbuhan intra uteri, biasa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan (KMK/AGA).

Tanda-tanda Bayi Dismatur :

a. Panjang badan lebih dari 45 cm, berat badan lebih dari 2.500 gram

b. Kulit kering dan keriput

c. Rambut panjang dan banyak

Faktor yang menyebabkan gangguan pertumbuhan intra uterin meliputi:

a. Faktor Janin : Infeksi kronis, Kelalinan congenital

b. Faktor plasenta : Berat plasenta kurang, Plasentitis vilus, Infark tumor.

c. Faktor ibu : Pre eklamsi, Hypertensi, Kelainan pembuluh darah.

Stadium Bayi Dismatur :

a. Stadium pertama :  Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti

perkamen,tetapi beklum terdapat noda  mekonium.

b. Stadium kedua : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti

perkamen,tetapi beklum terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan

umbilicus.

c. Stadium ketiga : Bayi tampk kurus dan lebih panjang, Kering seperti

perkamen,tetapi beklum terdapat noda mekonium, Kehijauan pada kulit plasenta dan

umbilicus, Kulit, kuku , tali pusat berwarna kuning

Masalah  yang dapat terjadi :

a. Syndrom aspirasi mekonium

b. Hipoglikemia simtomatik

c. Penyakit membran hialin

d. Hiperbilirubinemia

B. Etiologi

Terjadinya  lahir  prematur/BBLR  pada  bayi disebabkan  oleh  berbagai  macam  faktor  diantaranya:

1. Faktor  Ibu

a. Penyakit  yang  berhubungan langsung dengan  kehamilan

b. Usia

c. Keadaan  Sosial  Ekonomi 

d. Faktor  lain

2. Faktor  Janin

3. Faktor  Uterus  dan  Plasenta

C. Patofisiologi 

D. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala yang dijumpai pada Bayi Berat Lahir Rendah antara lain :

1. Berat  Badan  Kurang dari 2.500  gram, panjang  badan  kurang  dari  45  cm,  lingkar  kepala

kurang  dari  33  cm,  lingkar dada  kurang  dari  30  cm.

2. Masa  gestasi  kurang dari  37  minggu.

3. Kepala  lebih  besar  dari  badan.

4. Lanugo  (bulu  halus )  banyak  terutama  pada  dahi,  pelipis,  telinga  dan  lengan

5. Lemak  sub  kutan  kurang.

6. Ubun – ubun  dan  sutura  melebar

7. Genitalia  belum  sempurna,  labia  minora  belun  tertup  oleh  labia  mayora  (pada  wanita)  pada 

pria  testis

8. Pembuluh  darah  kulit  banyak  terlihat  peristaltik  usus  dapat  terlihat.

9. Rambut  halus  dan  tipis.

10. Banyak  tidur  dan  tangis  lemah.

11. Kulit tampak  mengkilat  dan  licin

12. Pergerakan  kurang  dan  lemah.

13. Refleks  tonus  leher  lemah,  refleks  isap  kurang,  refleks  menelan  kurang dan  refleks  batuk 

masih  lemah.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3,  hari

pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ).

2. Hematokrit ( Ht ) : 43%- 61 % ( peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia,

penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal).

3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis

berlebihan ).

4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5

hari.

5. Destrosix : tetes glukosa pertama  selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50 mg/dl

meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.

6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, Cl ) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.

7. Pemeriksaan Analisa gas darah.

F. Pencegahan dan Pengobatan

Pencegahan :

Pada kasus bayi berat lahir rendah (BBLR) pencegahan/ preventif adalah langkah yang penting.

Hal-hal yang dapat dilakukan :

1. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan

dan dimulai sejak umur kehamilan muda. Ibu hamil yang diduga berisiko, terutama faktor

risiko yang mengarah melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk

pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, tanda

tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar mereka dapat

menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik.

3. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat (20-34

tahun).

4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam meningkatkan pendidikan

ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka dapat meningkatkan akses terhadap

pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi ibu selama hamil.

Pengobatan :

1. Terapi

 Karena belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan

perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan perlu diperhatikan :

a. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR.

Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi

hipotermi, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,

metabolismenya rendah, permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi prematuritas

harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim.

Dengan pengaturan suhu pada bayi dengan berat badan di bawah 2 kilogram dengan suhu

inkubator 35°C, bayi dengan berat badan 2-2,5 kilogram dengan suhu inkubator 34°C,

suhu inkubator diturunkan 1°C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu

lingkungan kurang lebih 24-27°C.

b. Makanan bayi premature

c. Menghindari infeksi

Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih

lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna.

Oleh karena itu, upaya preventifsudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga

tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan demikian perawatan dan

pengawasan bayi prematuritas sebaiknya secara khusus dan terisolasi dengan baik.

2. Tindakan medik

a. Intubasi

Dilakukan pada bayi prematur dengan berat badan lahir rendah yang mengalami

pernafasan periodik yang berat serta mengalami serangan apnea yang menetap.

b. Oksigen tambahan

Tujuan pemberian oksigen tambahan untuk mengatasi hipoksemia, dalam pemberian

oksigen tambahan harus dilakukan secara hati-hati karena tekanan oksigen yang tinggi di

dalam arteri bayi prematur merupakan faktor penting dalam menyebabkan retinopati

prematuritas.

B. TINJAUAN ASKEP

I. Pengkajian

1. Data biografi : Nama, jeniskelamin, usia, riwayatkehamilan

(usiakehamilanbiasanyaantara 24 sampai 37 minggu),

komplikasikehamilandanpersalinan, jenispersalinan.

2. Sistemsirkulasi/kardiovaskular : Frekuensidaniramajantung rata-rata 120 sampai

160x/menit, bunyijantung (murmur/gallop), warnakulitbayisianosisataupucat,

pengisisan capilary refill (kurangdari 2-3 detik).

3. Sistempernapasan :Bentuk dada barelataucembung, penggunaanototaksesoris,

cupinghidung, interkostal; frekuensidanketeraturanpernapasan rata-rata antara

40-60x/menit, bunyipernapasanadalah stridor, wheezing atauronkhi.

4. Sistemgastrointestinal :Distensi abdomen (lingkarperutbertambah, kulitmengkilat),

peristaltikusus, muntah (jumlah, warna, konsistensidanbau), BAB (jumlah, warna,

karakteristik, konsistensidanbau), refleksmenelandanmegisap yang lemah.

5. Sistemgenitourinaria :Abnormalitas genitalia, hipospadia, urin (jumlah, warna, beratjenis,

dan PH).

6. Sistemneurologisdan musculoskeletal : Gerakanbayi, refleksmoro, menghisap,

mengenggam, plantar, posisiatausikapbayifleksi, ekstensi, ukuranlingkarkepalakurangdari

33 cm, respon pupil, tulangkartilagotelingabelumtumbuhdengansempurna,

lembutdanlunak.

7. Sistemthermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu lingkungan.

8. Sistemkulit :Keadaankulit (warna, tandairitasi, tandalahir, lesi, pemasanganinfus),

teksturdan turgor kulitkering, halus, terkelupas.

9. Pemeriksaanfisik : Beratbadansamadenganataukurangdari 2500 gram,

panjangbadansamadenganataukurangdari 46 cm,

lingkarkepalasamadenganataukurangdari 33 cm, lingkar dada samadenganataukurangdari

30 cm, lingkarlenganatas, lingkarperut, keadaanrambut tipis, halus, lanugo

padapunggungdanwajah, padawanitaklitorismenonjol, sedangkanpadalaki-

lakiskrotumbelumberkembang, tidakmenggantungdan testis belumturun., nilai APGAR

padamenit 1 danke 5, kulitkeriput.

10. Pemeriksaanpenunjang :Pemeriksaandarahlengkap, Pemeriksaanfungsihati, Pemeriksaan

AGD.

II. Diagnosa Keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas paru dan neuromuscular.

2. Thermoregulasi tidak efektif berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan

penurunan lemak tubuh subkutan.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis yang kurang.

4. Gangguan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak

mampuan mencerna nutrisi karena imaturitas.

5. Resiko kekurangan / kelebihan cairan berhubungan fisiologis imatur.

6. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan struktur kulit imatur, penurunan

status nutrisi dan prosedur invasif.

7. Resiko cidera karena peningkatan tekanan intrakranial berhubungan dengan sistem saraf

pusat imatur dan respon stress fisiologis.

8. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan perpisahan dari orang

tua.

9. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan, hospitalisasi

sekunder.

III. RencanaAsuhanKeperawatan

N

o

Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi

1 Tidak efektifnya pola nafas.

Dimaturitas pusat pernafasan,

keterbatasan perkembangan

otot, penurunan energy /

kelelahan, ketidak seimbangan

metabolic.

Pola nafas efektif .

Dengan Kriteria Hasil

:

RR 30-60 x/mnt

Sianosis (-)

Sesak (-)

Ronchi (-)

Whezing (-)

 Mandiri :

1. Kaji frekuensi pernafasan dan

pola pernafasan.

2. Hisap jalan nafas sesuai

kebutuhan.

3. Pertahankan suhu tubuh

optimal.

4. Posisikan bayi pada abdomen

atau posisi terlentang dengan

gulungan popok di bawah

bahu untuk menghasilkan

sedikit hiperekstensi.

kolaborasi:

1. Pantau pemeriksaan

laboratory (GDA, glukosa

serum, elektrolit)

2. Berikan oksigen sesuai

indikasi

2 Tidak efektifnya termoregulasi.

Dimaturitas control dan

pengatur suhu dan

berkurangnya lemak subcutan

didalam tubuh.

Suhu tubuh kembali

normal.

Kriteria Hasil :

Suhu 36-37 C.

Kulit hangat.

Sianosis (-)

Ekstremitas hangat

Mandiri

1. Observasi tanda-tanda vital.

2. Tempatkan bayi pada

inkubator.

3. Ganti pakaian setiap basah

Kolaborasi:

1. Kolaborasi pemberian D-10

W dan ekspander volume

secara intra vena bila

diperlukan.

2. Berikan obat-obatan  sesuai

indikasi fenobarbital, natrium

bikarbonat.

3 Resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan respon

imunimatur

Infeksi tidak terjadi.

Kriteria Hasil :

Suhu 36-37 C

Tidak ada tanda-tanda

infeksi

Leukosit 5.000–

10.000

Mandiri  :

1. tingkatkan cara-cara  mencuci

tangan pada staf, orang

tua dan pekerja lain.

2. Pantau pengunjung akan

adanya lesi kulit.

3. Kaji bayi terhadap tanda-

tanda infeksi, misalnya : suhu,

letargi atau perubahan

perilaku. 

4. Lakukan perawatan tali pusat

sesuai kit.

5. Berikan ASI untuk pemberian

makan bila tersedia.

Kolaborasi

1. Berikan antibiotika sesuai

indikasi

4 Resiko ganggu annutrisi kurang

dari kebutuhan. Ketidak

mampuan mencerna nutrisi

(Imaturitas saluran cerna)

Nutrisi terpenuhi

setelah

Kriteria hasil :

Reflek hisap dan

menelan baik

Muntah (-)

Kembung (-)

BAB lancar

Berat badan

meningkat 15 gr/hr

Turgor elastis.

Mandiri :

1. Timbang berat badan bayi

saat menerima diruangan

perawatan dan setelah itu

setiap hari.

2. Auskultasi bising usus, 

perhatikan adanya  distensi 

abdomen, dan perilaku

menghisap.

3. Lakukan pemberian makan

oral awal dengan 5-15 ml air

steril, kemudian dextrose dan

air sesuai protocol rumah

sakit.

Kolaborasi :

1. Berikan glukosa dengan

segera peroral atau intravena

bila kadar dextrostik kurang

dari 45 mg/dl.

IV. Implementasi

MenurutNursalam (2001) pelaksanaan keperawatan adalah inisiatif dari rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer et al, 1996). Tahap pelaksanaan

dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada nursing orders untuk

membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan dengan harapan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien mencakup peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada klien dengan BBLR yang

harus diperhatikan adalah timbang berat badan setiap hari dan observasi tanda-tanda vital,

memberikan minum, rawat klien dalam inkubator, berikan posisi semi fowler dan

kolaborasi pemberian oksigen tambahan.

V. Evaluasi

MenurutNursalam (2001) evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi

proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana

tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan

perawat untuk memonitor ”kealpaan” yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,

perencanaan dan pelaksanaan tindakan.

Adapun evaluasi yang diharapkan pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

adalah oksigenisasi klien kembali adekuat, klien dapat mempertahankan suhu tubuh yang

stabil, klien tidak mengalami infeksi, kebutuhan nutrisi klien kembali terpenuhi, kebutuhan

cairan klien kembali seimbang, integritas kulit klien tetap utuh, klien tidak mengalami

cidera, klien mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang normal, keluarga klien

menunjukkan perilaku kedekatan yang positif.

DAFTAR PUSTAKA :

Rudi. 2012. AskepBBLR.http://perawatku.blog.unsoed.ac.id/2012/05/10/askep-bblr/,

Mitayani. 2009. AsuhanKeperawatanMaternitas. Jakarta: SalembaMedika.

Doenges, M.E. 1999. RencanaAsuhanKeperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.

Sowden Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC.

K, Deswani. 2012.PanduanPraktikKlinisdanLaboratotiumKeperawatanMaternitas. Jakarta:

SalembaMedika

http://deshowmustgoon.blogspot.com/2012/05/asuhan-keperawatan-bayi-berat.html