ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPETENSI … · Tingginya kejadian hipertensi ini karena...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPETENSI … · Tingginya kejadian hipertensi ini karena...
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPETENSI DALAM
PENERAPAN TERAPI DIET DASH DI DESA MEKAR WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SOROPIA KABUPATEN KONAWE
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan 2018
Oleh :
DESY MELINA SAADI
NIM. P00320015061
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2018
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Desy Melina Saadi
2. Tempat/Tanggal Lahir : Dopi, Kab.Muna, 09 Mei 1990
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Muna/Indonesia
6. Alamat : Jl. Poros Gunung Jati No.18 Kelurahan.
Jati Mekar Kecamatan. Kendari
Kota. Kendari Sulawesi Tenggara
7. No. Telp/HP : 0852 4128 2069
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri : SD Negeri 1 Rate-Rate Kabupaten Kolaka
Timur
2. Sekolah Menengah Pertama : SMP Negeri 1 Rate-Rate Kabupaten
Kolaka Timur
3. Sekolah Menengah Umum : SMA Negeri 1 Rate-Rate Kabupaten
Kolaka Timur
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Tahun 2015-2018
MOTTO
……Setiap Kata Adalah Doa……
…….Kata Yang Selalu Membuat Telinga Ini Tebal……
……...Jadikan Sebagai Doa Terindah Yang Pernah Terucap……….
……Setiap Kata Adalah Perbuatan……
……..Kata Yang Selalu Membuat Raga Ini Lelah……..
……..Jadikan Sebagai Perbuatan Terbaik Yang Pernah Terjamah……
……..Setiap Kata Adalah Keputusan…….
……….Kata Yang Selalu Membuat Hati ini Ragu………
……….Jadikan Sebagai Keputusan Terbijak Yang Pernah Terpilih……..
NAMUN tak ada Doa, Perbuatan, Keputusan yang terlambat…….
Terimakasih ya Allah atas setiap kata ini yang engkau ridhoi……
ABSTRAK
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi dalam Penerapan Diet DASH
di Desa Mekar Wilyah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe 2018”
Oleh : Desy Melina Saadi (2018)
Diploma III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Pembimbing I : Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp.M.Kes
Pembimbing II : Lena Atoy, SST. MPH
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga, Hipertensi, Diet DASH
Keluarga merupakan sentral pelayanan kesehatan pertama pada anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan, Hipertensi adalah penyakit yang
kerap menjadi masalah pada setiap keluarga. Pengambilan data awal di
Puskesmas Soropia Hipertensi menempati urutn pertama kunjungn tertinggi.
Tingginya kejadian hipertensi ini karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang
diet yang tepat untuk penderita hipertensi. Diet DASH singkatan dari Dietary
Approaches to Stop Hypertention merupakan diet yang disarankan untuk
penderita hipertensi. Peran perawat dalam keperawatan keluarga memberikan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga. Peneliti bertujuan untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dalam penerapan diet DASH di
Desa Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Soropia yang meliputi pengkajian,
perumusan diagnose, intervensi, implementasi dan evaluasi. Metode penelitian
yang digunakan meliputi wawancara dan pemeriksaan fisik. Hasil studi kasus
diolah secara narasi. Berdasarkan hasil pengkjian masalah keperawatan yang
didapatkan kurang pengetahuan diet DASH pada keluarga, intervensi yang
dilakukan memberikan konseling pada keluarga mengenai diet DASH, bersama-
sama keluarga mendemonstrasikan menu diet DASH evaluasi yang didapatkan
keluarga paham dengan konseling yang diberikan. Peneliti menyimpulkan dengan
memberikan asuhan keperawatan keluarga dapat menambah pengetahuan
keluarga tentang perawatan anggota keluarga yang mengalami hipetensi, saran
dari peneliti diharapkan keluarga dapat menerapkan diet DASH.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Dalam Penerapan Terapi Diet
DASH di Desa Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten
Konawe 2018”. Ucapan banyak terima kasih kepada ibu Hj. Sitti Rachmi
Misbah., S.Kp.M.Kes selaku pembimbing I dan ibu Lena Atoy, SST.MPH
selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan KTI ini. Peneliti menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, peneliti tidak akan sampai ke
tahap ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada, Yth:
1. Bapak Muslimin L., A.Kep., S.Pd.,M.Si selaku dosen penguji I, Bapak
H. Taamu, S.Pd.,M.Kes selaku penguji II dan Bapak Abdul Syukur Bau,
S.Kep.,Ns.,MM selaku penguji III yang telah memberikan saran dan
masukan untuk kesempurnaan KTI ini.
2. Ibu Askrening S.KM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari.
3. Bapak Indriono Hadi, S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ka. Jurusan D III
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
4. Ibu Reni Devianti Usman,M.Kep, Sp.KMB selaku Sek. Jurusan D III
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
5. Ibu Rusna Tahir, S. Kep, Ns., M.Kep yang telah membantu proses
aministrasi ujian proposal dan ujian hasil KTI.
6. Pimpinan Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe yang telah menberikan
izin penelitian.
7. Mama tercinta Sitti Usni S.Pd yang telah memberikan motivasi terbesar
dalam hidup saya dan memberikan dukungan materil dan moral.
8. Ibu Dali,SKM.,M.Kes sebagai pembimbing akademik yang telah member
arahan setiap semester, ibu Dian Yuniar, SKM.,M.Kep sebagai wali Tk.I
sampai dengan Tk.III dosen istimewa saya.
9. Kelurga binaan yang telah bersedia menjadi objek penelitian.
10. Teman-teman Perawat Muda yang membantu memberi dukungan untuk
menyelesaikan KTI.
11. Kendaraan saya DT 4103 AB yang selalu setia memperpanjang langkahku
dalam segala kegiatan perkuliahan.
Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga nantinya dapat membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Kendari, Juli 2018
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN .................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii
HALAMAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................. vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
HALAMAN DAFTAR TABEL .................................................................. xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..... ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
C. Tujuan Studi Kasus .......................................................................... 4
D. Manfaat Studi Kasus ........................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga . ............................................................................ 6
1. Pengertian Keluarga .................................................................. 6
2. Tipe Keluarga ............................................................................ 7
3. Fungsi Keluarga ......................................................................... 9
4. Tahap Perkembangan Keluarga ................................................. 11
5. Tingkat Kemandirian Keluarga .................................................. 15
6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan ................................. 16
7. Peran Perawat Keluarga ............................................................ 19
B. Konsep Hipertensi ........................................................................... 21
1. Pengertian .... ............................................................................ 21
2. Etiologi ......... ............................................................................ 21
3. Patofisiologi . ............................................................................ 22
4. Manifestasi Klinis ..................................................................... 23
5. Penatalaksanaan ........................................................................ 24
C. Diet DASH .......... ............................................................................ 25
D. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipetensi
dalam Penerapan Terapi Diet DASH ................................................ 29
1. Pengkajian .... ............................................................................ 29
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................... 36
3. Intervensi Keperawatan Keluaarga ........................................... 38
4. Implementasi Keperawatan keluarga ........................................ 42
5. Evaluasi Keperawatan Keluarga ............................................... 44
BAB III METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus ................................................................... 45 B. Subjek Studi Kasus ......................................................................... 45
C. Fokus Studi ........ ............................................................................ 45
D. Definisi Operasional ....................................................................... 46
E. Tempat dan Waktu .......................................................................... 46
F. Pengumpulan Data .......................................................................... 47
G. Analisis Data dan Penyajian Data ................................................... 47
H. Etika Studi Kasus ............................................................................ 48
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................ 51
1. Data Umum Keluarga ............................................................... 51
2. Pengkajian .... ............................................................................ 52
3. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 53
4. Rencana Keperawatan ............................................................... 53
5. Implementaasi Keperaawatan ................................................... 54
6. Evaluasi ........ ............................................................................ 55
B. Pembahasan ........ ............................................................................ 56
1. Pengkajian .... ............................................................................ 56
2. Diagnosa Keperawatan ............................................................. 57
3. Rencana Keperawatan ............................................................... 58
4. Implementasi Keperawatan ....................................................... 59
5. Evaluasi Keperawatan ............................................................... 61
C. Keterbatasan ....... ............................................................................ 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........ ............................................................................ 63
B. Saran .................. ............................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penurunan tekanan darah berdasarkan modifikasi gaya hidup
yang berkaitan dengan diet ............................................................... 27
Tabel 2.2 Pola makan diet DASH 2000 kalori/hari ........................................... 27
Tabel 2.3 Contoh menu harian dengan kombinasi jus buah dan sayuran .......... 28
Tabel 2.4 Rumusan diagnosa keperawatan keluarga ........................................ 37
Tabel 2.5 Skala prioritas masalah keluarga ....................................................... 38
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Dari Institusi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Balitbang
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsul Hasil
Lampiran 5 Lembar Persetujuan (Informend Consent)
Lampiran 6 Satuan Acara Pembeljaran Diet DASH
Lampiran 7 Materi Satuan Acara Pembelajaran Diet DASH
Lampiran 8 Brosur Diet DASH
Lampiran 9 Dokumentasi
Lampiran 10 Surat Keterangan Bebas Admiinistrasi
Lampiran 11 Surat Keterangan Bebas Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari individu-individu untuk mencapai tujuan
bersama (Friedman,2009). Keluarga merupakan sentral pelayanan
keperawatan karena keluarga merupakan sumber kritikal untuk pemberian
pelayanan keperawatan, intervensi yang dilakukan pada keluarga merupakan
hal penting untuk pemenuhan kebutuhan individu. Disfungsi apapun yang
terjadi pada keluarga akan berdampak pada satu atau lebih anggota keluarga
atau keseluruhan keluarga. Adanya hubungan yang kuat antara keluarga dan
status kesehatan setiap anggota keluarga, sangat memerlukan peran keluarga
pada saat menghadapi masalah yang terjadi pada keluarga (Komang Ayu,
2010).
Masalah-masalah yang terjadi pada keluarga tidak lepas dari tugas
keluarga dalam pemeliharan fisik keluarga dan para anggotanya. Keluarga
sebagai kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah kesehatan yang ada. Kondisi lingkungan yang tidak
terjaga, pola hidup keluarga yang tidak sehat, kondisi keuangan yang tidak
stabil, stress dalam keluarga berkepanjangan masalah ini dapat timbul dalam
keluarga yang menyebabkan masalah kesehatan. Semua hal tersebut dapat
memicu timbulnya penyakit, salah satu penyakit yang sering muncul
dikeluarga yaitu hipertensi (Friedman, 2010).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi >140 mmHg
untuk tekanan sistolik dan >90 mmHg untuk tekanan diastolik. Terdapat
beberapa faktor resiko yang menyebabkan hipertensi, usia, riwayat hipertensi
dalam keluarga, obesitas, nutrisi yang tidak seimbang, pola hidup yang tidak
sehat dan jarang berolahraga. Makanan secara langsung atau tidak langsung
berpengaruh terhadap kestabilan tekanan darah. Kandungan zat gizi seperti
lemak dan natrium memiliki kaitan yang erat dengan munculnya hipertensi
(Julianti, 2005).
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Departemen Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2013, menyebutkan bahwa prevalensi
penderita hipertensi yang berada di Indonesia mencapai angka 25,8%
(Riskesdas, 2013). Di Sulawesi Tenggara hipertensi menempati urutan
pertama dari sepuluh penyakit tidak menular terbesar dalam tahun 2016,
prevalensi penderita hipertensi disulawesi tenggara melebihi persentase
prevalensi nasional (Dinkes Sultra, 2013). Dari hasil pengambilan data awal,
data yang didapatkan dari Puskesmas Soropia hipertensi juga termasuk dalam
sepuluh besar penyakit kunjungan tertinggi yang menempati urutan pertama.
Penderita hipertensi cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang
jauh dari prilaku hidup sehat (Suoth Meylin dkk, 2014)
Perubahan gaya hidup yang merupakan bagian dari penatalaksanaan
hipertensi dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan efektivitas obat
antihipertensi, dan menurunkan risiko kardiovaskular. Modifikasi pola asupan
makanan sehari-hari merupakan salah satu komponen perubahan gaya hidup
yang mempunyai peran paling besar dalam menurunkan tekanan darah.
Modifikasi pola asupan makanan dimaksud adalah mengikuti pedoman
umum gizi seimbang misalnya dengan Dietary Approach to Stop
Hypertension (DASH) (Kumala, 2014)
Diet berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada penderita
hipertensi. Diet yang sangat direkomendasikan untuk penderita hipertensi
adalah diet DASH singkatan dari Dietary Approaches to Stop Hypertention,
diet ini berfokus untuk mengurangi asupan natrium dan lemak dengan cara
meningkatkan asupan protein, serat, serta memastikan kecukupan vitamin dan
mineral (Hartono, 2006).
Peran perawat dalam keperawatan keluarga adalah memberikan asuhan
keperawatan kesehatan keluarga melalui pengenalan kesehatan, pemberi
pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, pendidikan kesehatan, penyuluh
dan konseling khususnya pada keluarga yang mengalami masalah kesehatan
(Padila, 2012).
Berdasarkan Latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
dalam Penerapan Terapi Diet DASH Di Desa Mekar Wilayah Kerja
Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe 2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan diatas, maka
rumusan masalah studi kasus ini adalah bagaimana “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Hipertensi dalam Penerapan Terapi Diet DASH Di Desa
Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe 2018” ?
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Mampu mendeskripsikan “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Hipertensi dalam Penerapan Terapi Diet DASH Di Desa Mekar Wilayah
Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe 2018”.
2. Tujuan khusus
Mengidentifikasi efektifitas perencanaan tindakan keperawatan
pendidikan kesehatan terapi Diet DASH dalam “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Hipertensi dalam Penerapan Terapi Diet DASH Di Desa
Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten Konawe 2018”
D. Manfaat Studi Kasus
Studi kasus ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :
1. Bagi puskesmas dan keluarga
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran
diaplikasikan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan serta
kemampuan penulis dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluarga dengan hipertensi dalam penerapan diet DASH di Desa
Mekar wilayah kerja Puskesmas Soropia
2. Penulis:
Laporan kasus ini dapat diaplikasikan dan menambah
wawasan ilmu pengetahuan serta kemampuan penulis
dalam menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan
hipertensi dalam penerapan diet DASH di desa Mekar
wilayah Kerja Puskesmas Soropia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena
ikatan tertentu untuk saling berbagi pengalaman dan melakukan
pendekatan emosional, serta mengidentifikasikan diri mereka sebagai
bagian dari keluarga (Friedman, 2010). Berbeda halnya dengan Padila
(2012), keluarga adalah suatu arena berlangsungnya interaksi
kepribadian atau sebagai sosial terkecil yang terdiri dari seperangkat
komponen yang sangat tergantung dan dipengaruhi oleh struktur internal
dan sistem-sistem lain.
Sudiharto (2007), mendefinisikan keluarga adalah unit pelayanan
kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan
komunitas. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota
keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga lain. Dari beberapa
pengertian keluarga disimpulkan keluarga adalah dua orang atau lebih
yang hidup bersama dan diikat oleh suatu ikatan pernikahan yang
sah untuk berbagi pengalaman satu sama lain dan mampu memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohani pasangan.
2. Tipe keluarga
Berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai keluarga tradisional dan
non tradisional adalah sebagai berikut:
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga
dengan orang tua campuran atau orang tua tiri (Padila,2012).
2) Keluarga adopsi
Adopsi merupakan sebuah cara lain untuk membentuk keluarga.
Dengan menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang
tua adopsi, biasanya menimbulkan keadaan saling
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak
orang tua adopsi mampu member asuhan dan kasih sayangnya
pada anak adopsinya sementara anak adopsi diberi sebuah
keluarga yang sangat menginginkan mereka (Friedman,2010).
3) Keluarga besar
Keluarga dengan pasangan yang berbagai pengaturan rumah
tangga dan pengeluaran keuangan dengan orang tua, kakak/adik,
dan keluarga dekat lainnya. Anak-anak kemudian dibesarkan
oleh generasi dan memiliki pilihan model pada prilaku yang akan
membentuk pola prilaku mereka (Friedman,2010).
4) Keluarga orang tua tunggal
Keluarga orang tua tunggal adalah keluarga dengan ibu atau ayah
sebagai kepala keluarg. Keluarga orang tua tunggal tradisional
adalah keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang
bercerai, ditelantarkan, atau berpisah. Keluarga orang tua tunggal
nontradisional adalah keluarga yang kepala keluarganya tidak
menikah (Friedman,2010).
5) Dewasa lajang dan tinggal sendiri
Kebanyakan individu yang tinggal sendiri adalah bagian dari
beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini
tidak terdiri atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman-
teman. Hewan peliharaan juga dapat menjadi anggota keluarga
yang penting (Friedman,2010).
6) Keluarga orang tua tiri
Keluargayang pada awalnya mengalami proses penyatuan yang
kompleksdan penuh dengan strees. Banyak penyesuaian yang
perlu dilakukan dan sering kali individu yang berada atau
subkelompok keluhan yang baru terbentuk ini beradaptasi
dengan kecepatan yang tidak sama (Friedman,2010).
7) Keluarga binuklir
Keluarga yang terbentuk setelah perceraian yaitu anak
merupakan anggota dari sebuah system keluarga yang terdiri atas
dua rumah tangga inti, maternal dan paternal dengan keragaman
dalam hal tingkat kerja sama dan waktu yang dihabiskan dalam
setiap rumah tangga (Friedman,2010).
b. Keluarga non tradisional
Menurut Padila (2012) keluarga tradisional terdiri dari:
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya
ibu dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan
pada hukum tertentu.
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang berjenis kelamin yang
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu
pasangan monogamy dengan anak-anak secara bersama
menggunakan fasilitas, sumber yang sama.
3. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2010), lima fungsi keluarga menjadi saling
berhubungan erat pada saat mengkaji dan melakukan intervensi
dengan keluarga. Lima fungsi itu adalah:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun berkelanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling
penting. Manfaat fungsi afektif didalam anggota keluarga
dijumpai paling kuat diantara keluarga kelas menengah dan
kelas atas, karena pada keluarga tersebut mempunyai lebih
banyak pilihan. Sedangkan pada keluarga kelas bawah, fungsi
afektif sering terhiraukan.
b. Fungsi sosialisasi dan status social
Sosialisasi anggota keluarga adalah fungsi yang universal dan
lintas budaya yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup
masyarakat menurut Lislie dan Korman (1989 dalam
Friedman,2010).
c. Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang
menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan
praktik kesehatan (yang mempengaruhi status kesehatan
anggota keluarga secara individual) adalah fungsi keluarga
yang paling relevan bagi perawat keluarga (Friedman,2010).
Kurangnya pengetahuan keluarga dalam pemenuhhan
kebutuhan nutrisi pada anggota keluarga yang mengalami
hipertensi terutama pada asupan natrium menyebabkan
peningkatan penderita hipertensi.
d. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin
kontinuitas antar-generasi keluarga masyarakat menurut Lislie
dan Korman (1989 dalam Friedman,2010).
e. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber
daya yang cukup financial, ruang dan materi sertaalokasinya
yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Pendapatan
keluarga yang terlalu rendah menyebabkan keluarga tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga keluarga
mengalami kesenjangan nutrisi (Friedman,2010).
4. Tahap Perkembangan Kehidupan Keluarga
a. Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga
baru dengan pergerakan dari membentuk keluarga asli sampai
ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga disebut tahap
pernikahan. Tugas perkembangan keluarga tahap I adalah
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain,
berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan
dan merencanakan sebuah keluarga (Friedman,2010).
b. Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing
family)
Mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut
sampai bayi berusia 30 bulan. Transisi ke masa menjadi orang
tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan keluarga.
Tugas perkembangan keluarga disini adalah setelah hadirnya
anak pertama, keluarga memiliki beberapa tugas perkembangan
penting. Suami, istri, dan anak harus memepelajari peran
barunya, sementara unit keluarga inti mengalami
pengembangan fungsi dan tanggung jawab (Friedman, 2010).
c. Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families
with preschool)
Tahap ini dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan
diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat
terdiri dari tigasampai lima orang, dengan posisi pasangan
suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-laki, dan putri-saudara
perempuan. Tugas perkembangan keluarga saat ini berkembang
baik secara jumlah maupun kompleksitas. Kebutuhan anak
prasekolah dan anak kecil lainnya untuk mengekplorasi dunia
di sekitar mereka, dan kebutuhan orang tua akan privasi diri,
membuat rumah dan jarak yang adekuat menjadi masalah
utama. Peralatan dan fasilitas juga harus aman untuk anak-anak
(Friedman, 2010).
d. Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with
school children)
Tahap ini dimulai pada saat tertua memasuki sekolah dalam
waktu penuh, biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia
mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun. Keluarga biasanya
mencapai jumlah anggota keluarga yang maksimal dan
hubungan akhir tahap ini juga maksimal menurut Duvall dan
Miller (1985 dalam Friedman, 2010). Tugas perkembangan
keluarga pada tahap ini adalah keluarga dapat
mensosialisasikan anak-anak, dapat meningkatkan prestasi
sekolah dan mempertahankan hubungan pernikahan yang
memuaskan (Friedman, 2010).
e. Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with
teenagers)
Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh
tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak tetap tinggal di
rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak lainnya
yang tinggal dirumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan
keluarga pada tahap ini adalah melonggarkan ikatan keluarga
untuk memberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang
lebih besar dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa
muda menurut Duvall dan Miller (1985 dalam Friedman,
2010). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah
menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring
dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya
otonomi (Friedman,2010).
f. Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
(launching center families)
Tahap ini dimulai pada saat perginya anak pertama dari rumah
orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak
terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup
singkat atau cukup lama, bergantung pada jumlah anak
dalam keluarga atau jika anak yang belum menikah tetap
tinggal di rumah setelah mereka menyelesaikan SMU atau
kuliahnya. Tahap perkembangan keluarga disini adalah
keluarga membantu anak tertua untuk terjun ke duania luar,
orang tua juga terlibat dengan anak terkecilnya, yaitu
membantu mereka menjadi mandiri (Friedman, 2010).
g. Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
Tahapan ini dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir dengan pensiunan atau kematian salah satu
pasangan. Tahap ini dimulai ketika orang tua berusia sekitar 45
tahun sampai 55 tahun dan berakhir dengan persiunannya
pasangan, biasanya 16 sampai 18 tahun kemudian. Tahap
perkembangan keluarga pada tahap ini adalah wanita
memprogramkan kembali energi mereka dan bersiap-siap
untuk hidup dalam kesepian dan sebagai pendorong anak
mereka yang sedang berkembang untuk lebih mandiri
(Friedman, 2010).
h. Tahap VIII : Keluarga Lanjut Usia dan Pensiunan
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini adalah dimulai pada
saat pensiunan salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai
kehilangan salah satu pasangan, dan berakhir dengan kematian
pasangan yang lain menurut Duvall dan Miller (1985 dalam
Friedman,2010). Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah mempertahankan penataan kehidupan yang memuaskan.
Kembali kerumah setelah individu pensiun/berhenti bekerja
dapat menjadi problematik (Friedman, 2010).
5. Tingkat Kemandirian Keluarga
Keberhasilan asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan perawat
keluarga dapat dinilai seberapa tingkat kemandirian keluarga dengan
mengetahui kriteria atau ciri-ciri yang menjadi ketentuan tingkatan mulai
dari tingkat kemandirian I sampai tingkat kemandirian IV menurut
Depkes (2006 dalam Achjar, 2012), adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kemandirian I (keluarga mandiri tingkat I / KM-I)
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
b. Tingkat kemandirian II (keluarga mandiri tingkat II / KM-II)
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
c. Tingkat Kemandirian III (keluarga mandiri tingkat III / KM-III)
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara
benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai yang
dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
6) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
d. Tingkat kemandirian IV (keluarga mandiri tingkat IV / KM-IV)
1) Menerima petugas Perawatan Kesehatan Masyarakat
2) Menerima pelayanan keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
3) Tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan
secara benar
4) Melakukan tindakan keperawatan sederhana sesuai
yang dianjurkan
5) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif
6) Melaksanakan tindakan pencegahan sesuai anjuran
7) Melakukan tindakan promotif secara aktif
6. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut
Friedman (1998) dalam Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor penyebab yang
mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai
masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji
keadaan keluarga tersebut agar dapat menfasilitasi keluarga dalam
membuat keputusan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis dan perawatannya).
2) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
3) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
4) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota
keluarga yang bertanggung jawab, sumber keuangan dan
financial, fasilitas fisik, psikososial).
5) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
1) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
2) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
3) Pentingnya hiegine sanitasi.
4) Upaya pencegahan penyakit.
5) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
6) Kekompakan antar anggota kelompok.
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat.Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas
kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1) Keberadaan fasilitas keluarga.
2) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas
kesehatan.
3) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
4) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
7. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
b. Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan
yang komprehensif.Pelayanan keperawatan yang bersinambungan
diberikan untuk menghindari kesenjangan antara keluarga dan unit
pelayanan kesehatan.
c. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang memiliki
masalah kesehatan.Dengan demikian, anggota keluarga yang sakit
dapat menjadi “entry point” bagi perawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara komprehensif.
d. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap keluarga
melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap keluarga
berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah tersebut dapat
direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak, sehingga
perawat mengetahui apakah keluarga menerapkan asuhan yang
diberikan oleh perawat
e. Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi hak-
hak keluarga klien. Perawat diharapkan mampu mengetahui harapan
serta memodifikasi system pada perawatan yang diberikan untuk
memenuhi hak dan kebutuhan keluarga. Pemahaman yang baik
oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka sebagai
klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan keluarga.
f. Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat membantu
jalan keluar dalam mengatasi masalah.
g. Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga.Masalah
kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya terjadi menurut
siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.
Peran perawat keluarga dalam asuhan keperawatan berpusat pada
keluarga sebagai unit fungsional terkecil dan bertujuan memenuhi
kebutuhan dasar manusia pada tingkat keluarga sehingga tercapai
kesehatan yang optimal untuk setiap anggota keluarga.Melalui
asuhan keperawatan keluarga, fungsi keluarga menjadi optimal,
setiap individu didalam keluarga tersebut memiliki karakter yang
kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya negative
sehingga memiliki kemampuan berpikir yang cerdas.
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum,
sesorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih dari 140/90 mmHg. Elizabeth j. Corwin, 2009 (dikutip dari
Medikal Bedah). Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan
dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg. Arif Muttaqin, 2009. (dikutip dari
Medikal Bedah).
2. Etiologi
a. Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses
labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an dan
secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi
mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“
yang menyebabkan kondisi pasien memburuk dengan cepat.
Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah gangguan emosi,
obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, pola makan tidak
seimbang, kopi, obat – obatan, faktor keturunan (Brunner &
Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins (2007), beberpa
faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau esensial
mencakup pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan seperti,
stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan
konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor
eksogen dalam hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan
kehamilan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut
Wijaya& Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya
berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal,
kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi
insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti
kontasepsi oral.
3. Patofisiologi
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer
(periphral resistance). Tekanan darah membutuhkan aliran darah
melalui pembuluh darah yang ditentukar oleh kekuatan pompa
jantung (cardiac output) dan tahanan perifer. Sedangkan cardiac output
dan tahanan perifer dipengaruhi oleh faktor-faktor yang saling
berinteraksi yaitu natrium, sttress, obesitas, genetik, dan faktor risiko
hipertensi lainnya.
Menurut Anies 2006 (dikutip dari trend desease) peningkatan tekanan
darah melalui mekanisme :
a. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan darah lebih
banyak cairan setiap detiknya.
b. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui
arteri tersebut.
c. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat meningkatkan tekanan
darah.
4. Manifestasi Klinis
Menurut Ardiansyah (2012). Sebagian manifestasi klinis timbul setelah
penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun. Gejalanya
berupa:
a. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah
akibat peningkatan tekanan darah interakranium.
b. Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina sebagai
dampak dari hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan
susunan saraf pusat.
d. Nokturia (sering berkemih dimalam hari) karena adanya
peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus.
e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler.
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut Ardiansyah (2012). Terapi obat pada
penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berkut :
a. Terapi Farmakologi
1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis
tunggal pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya
digunakan bila disertai hemokonsentrasi/udem paru).
2) Reserpin 0,1 - 0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat
dinaikkan 20 mg dua kali sehari (kontraindikasi untuk penderita
asma).
4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari
(kontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan untuk
penderita asma).
b. Terapi Non Farmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup
penderita, yakni dengan cara :
1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal.
2) Mengubah pola makan mengikuti program diet pada penderita
diabetes, kegemukan, atau kadar kolesterol darah tinggi.
3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalsium yang cukup).
4) Mengurangi mengkonsumsi alkohol.
5) Berhenti merokok
6) Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat (penderita hipertensi
esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan
darahnya terkendali).
C. Diet DASH
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang didirikan oleh
National Health, Lung, and Blood Institute menyarankan untuk
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalium, kalsium,
magnesium, rendah lemak, dan tinggi serat. Contoh makanan yang
disarankan DASH untuk diet penyakit hipertensi adalah serealia dan
produknya, sayur, buah, susu rendah lemak, dan olahannya, daging dan ikan,
serta kacang-kacangan dan umbi-umbian. Diet yang disarankan DASH ini
merekomendasikan untuk lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah, dari
aspek gizi, buah dan sayur banyak mengandung mineral penting, seperti
kalium, magnesium, dan serat yang mampu menjaga tekanan darah tetap
stabil. Dengan cukup mengkonsumsi kalium, konsentrasi ion Na+ dalam
tubuh dapat dikontrol secara hati-hati (Julianti 2005). Pola makan yang sesuai
merupakan suatu penatalaksanaan yang perlu diperhatikan oleh penderita
hipertensi, hal tersebut akan sangat membantu mengendalikan tekanan darah.
Oleh karena itu terapi diet dapat dilakukan untuk menormalkan hipetensi.
Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan.
1. Kurangi konsumsi natrium (Na)
Batasi penggunaan garam dalam masakan, jangan lebih bahkan lebih baik
kurang dari 1 sendok teh (tidak lebih dari 2.400 mg/hari). Kandungan
natrium yang terlalu tinggi dikeluarkan melalui urin bersama kalium
dalam jumlah besar. Kondisi ini bukan sesuatu yang baik bagi jantung.
Pasalnya, kalium sangat diperlukan jantung untuk aktivitasnya. Semakin
lama, kehilangan kalium dalam jumlah besar memperberat kerja jantung
yang pada akhirnya terjadi peningkatan tekanan darah. Selain itu, natrium
yang berlebihan menimbulkan pengendapan kalsium dalam persendian
dan tulang belakang serta menarik dan menahan air dalam tubuh.
2. Kurangi konsumsi energi dalam bentuk karbohidrat dan lemak
Konsumsi kalori dalam bentuk karbohidrat dan lemak akan meningkatkan
aktivitas sistem saraf simpatik yang akhirnya akan menyebabkan
hipertensi. Peningkatan tekanan darah terutama terjadi jika fleksibilitas
pembuluh darah menurun akibat adanya aterosklerosis, yaitu penumpukan
lemak dan kolesterol pada pembuluh darah hal ini juga yang memicu
terjadinya penyakit jantung dan obesitas. Dari total energi yang
dibutuhkan, penuhi 50%--65% dari karbohidrat dan kurang dari 30% dari
lemak.
3. Batasi konsumsi pangan hewani dan tingkatan konsumsi pangan nabati
Selain memiliki kandungan lemak tinggi, umumnya panganan hewani
juga memiliki kandungan natrium tinggi.
4. Tingkatkan konsumsi bahan makan yang banyak mengandung mineral
kalium (K) dan kalsium (Ca)
Tabel 2.1 Penurunan tekanan darah berdasarkan modifikasi gaya hidup
yang berkaitan dengan diet
Perubahan
Gaya Hidup
Rekomendasi Estimasi Penurunan
Tekanan
Darah Sistole
Penurunan
berat badan
Dipertahankan BB normal
(IMT=18,5 – 24,9 kg/m2)
50-20 mmHg/10 kg
penurunan berat
badan
Perencanaan
makan DASH
Konsumsi banyak sayuran,
buah dan hasil olahan susu
rendah lemak, dan
mengurangi asupan lemak
jenuh dan kolesterol
18 – 14 mmHg
Mengurangi
asupan natrium
Asupan natrium khlorida
antara 1500 – 2400 mg natrium atau 3,8 – 6 gram
NaCl per hari
2 – 8 mmHg
Meningkatkan
asupan kalium
Meningkatkan asupan kalium
sampai sampai 120
mm.mol/hari (4,7 gram
4 – 9 mmHg
perhari)
Membatasi
asupan alkohol
Bagi yang minum alkohol 2 – 4 mmHg
Sumber: Sientific Statment from AHA (American Heart Association) 2006
Berikut gambaran pola makan dan menu harian diet DASH berdasarkan
hitungan 2000 kalori/hari :
Tabel 2.2 Perencanaan Makan dengan DASH 2000 kalori/hari
Kelompok Makanan Jumlah
Porsi
Ukuran Porsi
Produk gandum 6-8 / hari 1 helai roti
½ mangkuk sedang nasi, pasta,
atau sereal
*diutamakan memilih produk
whole grain
Daging, unggas, dan
ikan
≤6 / hari 30 gram daging, unggas, ikan
1 butir telur
Sayuran 4-5 / hari 1 mangkuk sayur mentah
½ mangkuk sayur matang
½ gelas sayuran
Buah-buahan 4-5 / hari 1 buah segar
½ mangkuk buah kalengan
½ gelas jus buah segar
Produk susu rendah
lemak
2-3 / hari 1 gelas susu
40 gram keju
Lemak dan minyak 2-3 / hari 1 sendok teh margarin
1 sendok makan mayonnaise
2 sendok makan salad dressing
Kacang-kacangan 4-5 / hari 40 gram kacang-kacangan
2 sendok makan selai kacang Sumber: Julianti:”Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus”2005
Tabel 2.3 Contoh menu sehari dengan kombinasi jus buah dan sayur
Kandungan gizi: kalori ±2054,4 kkl, Protein ±75,52 g, Lemak ±47,63 g,
Karbohidrat ±333,54 g, Natrium ±472,99 mg, Kalium ±3618,31 mg,
Kalsium ±1095,56 mg
Waktu Jenis Makanan Ukuran
Makan pagi
Nasi
Omlet sayuran
Tomat
Susu skim
7 sdm munjung*
1 potong (1 butir telur,
20 g wortel, 20 g
bawang daun)
2 iris
1 gelas
Makan selingan
(pukul 10.00)
Jus kacang kedelai 1 gelas (20 g kacang
kedelai kering, ½ gelas
susu skim bubuk)
Makan siang Nasi
Ikan kakap bakar
Tumis kacang panjang
Jus wortel nanas
10 sdm munjung*
1 potong sedang
1 mangkok
1 gelas (50 g wortel, 100
g nanas, ½ gelas air
matang)
Makan selingan
(17.00)
Jus belimbing 1 gelas (1 buah blimbing
manis, 2 sdm susu skim
bubuk, 1 sdm jeruk
nipis).
Makan malam Nasi
Ayam goreng tepung
Sayur bayam bening
Jus apel seledri
10 sdm munjung
1 potong sedang
1 mangkok sedang
1 gelas ( 2 buah apel, 20
g seledri, ½ gelas air
matang dingin). Sumber: Julianti:”Bebas Hipertensi dengan Terapi Jus”2005
D. Konsep Asuhan keperawatan Keluarga dengan Hipetensi dalam
Penerapan Diet DASH
1. Pengkajian
Proses pengakajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi terus
menerus dan keputusan professional yang mengandung arti terhadap
informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan data keluarga berasal dari
berbagai sumber : wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya,
pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga. Pengkajian keluarga
dengan anggota keluarga hipertensi Format pengkajian keluarga model
Friedman yang diaplikasikan ke kasus dengan masalah utama Hipertensi
menurut Friedman (2010), meliputi :
a. Data umum
Menurut Friedman (2010), data umum yang perlu dikaji adalah :
1) Nama kepala keluarga dan anggota keluarga, alamat, jenis
kelamin, umur, pekerjaan dan pendidikan. Pada pengkajian
pendidikan diketahui bahwa pendidikan atau pengetahuan
berpengaruh pada kemampuan dalam mengatur pola makan dan
pentingnya diet pada penderita hipertensi. Sedangkan pekerjaan
yang terlalu sibuk dapat mengakibatkan kurangnya perhatian bagi
penderita hipertensi (Raihan, 2014).
2) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga yang
mengalami hipertensi.
3) Suku bangsa
Identifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan. Biasanya keluarga dengan penderita hipertensi
mempunyai budaya tidak terlalu memperhatikan menu makanan
bagi penderita.
4) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan
baik dari kepala keluarga maupun dari anggota keluarga lainnya.
Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa
tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang. Dampak dari ketidakmampuan keluarga membuat
seseorang tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi keluarga
(Padila, 2012). Biasanya keluarga dengan hipertensi tidak
mengenal tingkatan ekonomi semua kalangan berpotensi
mengalami kejadian tersebut.
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti. Biasanya keluarga dengan hipertensi berada pada tahap
perkembangan usia pertengahan (40 – 60 tahun) (Friedman,2010).
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala-kendala yang dialami (Padila,
2012). Biasanya keluarga belum mampu mempertahankan kesehatan
keluarga.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga inti,
upaya pencegahan dan pengobatan pada anggota keluarga yang
sakit, serta pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada. Biasanya
keluarga dengan hipertensi tidak menyadari kondisi tanda dan gejala
pada penderita.
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah, jumlah
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda cat yang sudah
mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
Kondisi lingkungan yang tidak stabil dan jauh dari prilaku hidup
bersih dan sehat dapat menimbulkan stress berkepanjangan yang
merupakan salah satu faktor terjadinya hipertensi.
d. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling
mendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa
empati, perhatian terhadap perasaan (Friedman, 2010). Ketidak
mampuan keluarga melakukan fungsi afektif membawa pengaruh
besar terhadap anggota keluarga yang mengalami hipertensi.
2. Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman, serta
memberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
3. Fungsi perawatan kesehatan
a) Keyakinan, nilai, dan prilaku kesehatan : menjelaskan nilai
yang dianut keluarga, pencegahan, promosi kesehatan yang
dilakukan dan tujuan kesehatan keluarga (Friedman, 2010).
Biasanya keluarga tidak mengetahui pencegahan yang harus
dilakukan terhadap penderita hipetensi.
b) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang
dirasa : keluarga mengkaji status kesehatan, masalah kesehatan
yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan jumlah kontrol
kesehatan (Friedman, 2010). Bisanya keluarga tidak mampu
mengkaji status kesehatan anggota keluarga yang mengalami
hipertensi.
c) Praktik diet keluarga : keluarga menegtahui sumber makanan
yang dikonsumsi, cara menyiapkan makanan, banyak makanan
yang dikonsumsi perhari dan kebiasaan mengkonsumsi
makanan kudapan (Friedman, 2010). Biasanya keluarga tidak
terlalu memperhatikan menu makanan, sumber makanan dan
banyak makanan yang tersedia untuk penderita hipertensi.
d) Peran keluarga dalam praktik keperawatan diri : tindakan yang
dilakukan dalam memperbaiki status kesehatan, pencegahan
penyakit, perawatn keluarga dirumah dan keyakinan keluarga
dalam perawatan dirumah (Friedman, 2010). Biasanya keluarga
dengan hipertensi tidak tau cara pencegahan penyakit dan
mengenal penyakit.
e) Tindakan pencegahan secara medis : kepatuhan terapi obat,
pemeriksaan riwayat kesehatan. Biasanya keluarga tidak
memperhatikan kepatuhan terapi pengobatan pada penderita
hipertensi.
4. Fungsi sosialisasi
Pada kasus penderita hipertensi, dapat mengalami gangguan
fungsi sosial baik didalam keluarga maupun didalam komunitas
sekitar keluarga (Padila, 2012).
5. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
berapa jumlah anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah
anggota keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga (Padila, 2012). Jumlah
anggota keluarga sangat berpengaruh dengan kebutuhan nutrisi, dan
pemilihan alat kontrasepsi juga berpengaruh terhadap penderita
hipertensi.
6. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,
pakaian dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.
Biasanya kebutuhan tersebut belum sepenuhnya bisa terpenuhi oleh
keluarga dengan penderita hipertensi.
e. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
di gunakan pada pemeriksaan fisik head to toe untuk pemeriksaan fisik
untuk Hipertensi adalah sebagai berikut:
1) Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
berat badan dan tanda-tanda vital. Biasanya penderita hipertensi
mempunyai berat badan diatas normal atau obesitas dan tanda-tanda
vital diatas normal sistole >140 mmHg dan diastole >90 mmHg.
2) Kepala dan leher
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada
vena jagularis, kebershan telinga, adakah gangguan pendengaran,
kebersihan mulut dan gigi. Identifikasi apakah ada sensasi nyeri dan
pusing.
3) Sistem integumen
Elastisitas kulit, adanya edema, adanya lipatan kulit trisep untuk
penderita dipertensi dengan peningkatan berat badan (Alimul
Aziz,2012).
4) Sistem pernafasan
Pada sistem .pernafasan penderita hipertensi didapatkan sering
didapatkan keluhan sesak nafas saat ktivitas, riwayat merokok,batuk
dengan atau tanpa sputum.
5) Sistem Kardiovaskular
Pada sistem kardiovaskular didapatkan tekanan darah meningkat, nadi
meningkat, denyut jantung meningkat, disritmia, pengisian kapiler
lambat (>2 detik).
6) Sistem Gastrointestinal
Riwayat mengkonsumsi makanan tinggi lemak atau kolesterol, tinggi
garam, dan tinggi kalori. Selain itu, juga melaporkan mual, muntah,
perubahan berat badan, dan riwayat pemakaian deuretik. Temuan fisik
meliputi berat badan diatasnormal atau obesitas, edema, kongesti
vena, distensi vena jagularis, dan glikosuria (Wajan Juni,2011).
7) Sistem Urinary
Riwayat penyakit ginjal (obstruksi atau infeksi). Temuan fisik:
produksi urine <50 ml/jam atau oliguri.
8) Sistem Muskuluskletal
Melaporkan angina, nyeri intermiten pada paha-claudication (indikasi
arteriosklerosis pada ekstremitas bawah), sakit kepala hebat di
oksipital, nyeri atau teraba massa diabdomen.
9) Sistem Neurolgis
Melaporkan serangan pusing/pening, sakit kepala berdenyut
disubokspital, episode mati rasa, atau kelumpuhan salah satu sisi
badan.
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data pada pengkajian yang berhubungan
dengan etiologi dan pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem,etiologi, dan simtom)
dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA,
sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas
keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah (Padila,2012).
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa
keperawatan keluarga terdiri dari diagnosa keperawatan keluarga actual
(terjadi defisit/gangguan kesehatan), resiko (ancaman kesehatan) dan
keadaan sejahtera (wellness).
Penulisan diagnosa kepewaratan keluarga :
a. Diagnosa keperawatan keluarga: aktual
b. Diagnosa keperawatan keluarga : resiko (ancaman)
Diagnosa keperawatan keluarga resiko dirumuskan apabila sudah
ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,misalnya
pola hidup yang tidak sehat, jarang berolahraga.
c. Diagnosa keperawatan keluarga: sejahtera (potensial)
Diagnosa keperawatan keluarga sejahtera merupakan suatu
keadaan dimana keluarga didalam kondisi sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat di tingkatkan. Rumusan diagnosanya
boleh tidak menggunakan etiologi.
Berikut disajikan rumusan masalah keperawatan terkait dengan
kondisi kesehatan keluarga berdasarkan NANDA dalam friedman
(1989).
Tabel 2.4 Rumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Aspek Rumusan Diagnosa
Kesehatan
lingkungan
keluarga
Kerusakan pemeliharaan rumah
Pola dan proses
komunikasi
keluarga
Kerusakan komunikasi verbal
Struktur
kekuatan (power)
Keluarga
Konflik menyangkut ketulusan
Struktur peran
(role) keluarga
1. Berduka yang diantisipasi
2. Berduka disfungsional
3. Isolasi sosial
4. Perubahan dalam parenting
5. Perubahan kinerja peran
6. Gangguan citra tubuh
Nilai – nilai
keluarga
Konflik lain
Fungsi efektif 1. Gangguan proses keluarga
2. Gangguan menjadi orang tua
3. Berkabung yang disfungsional
4. Koping keluarga tidak efektif
5. Resiko terjadi kekerasan
Fungsi sosialisasi 1. Perubahan proses keluarga
2. Kurang pengetahuan
3. Kurang peran orang tua
4. Perubahan menjadi orangtua
5. Prilaku mencari pertolongan
kesehatan (diagnosa wellness)
Fungsi perawatan
kesehatan
1. Perubahan pemeliharaan
kesehatan
2. Perilaku mencari kesehatan
Proses dan strategi
koping keluarga
3. Koping keluarga tidak efektif
4. Resiko kekerasan Sumber: Padila 2012
Pada satu keluarga mungkin saja perawat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan, maka selanjutnya bersama keluarga harus
menentukan prioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai
berikut:
Tabel 2.5 : Skala prioritas masalah keluarga
Kriteria Skor Bobot
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/kurang sehat
b. Ancaman kesehatan
c. Keadaan sejahtera
3
2
1
1
2. Kemungkinan masalah dapat
diubah
a. Mudah
b. Sebagian
c. Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensi masalah untuk dicegah
a. Tinggi
b. Cukup
c. Rendah
3
2
1
1
Sumber: Padila, 2012
Diagnosa keperawatan untuk klien hipertensi dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi menurut NANDA (2015) diantaranya:
a. Obesitas
b. Berat badan berlebih
c. Resiko berat badan berlebih
d. Kurang pengetahuan
3. Intervensi Keperawatan
Menurut Padila (2012), Perencanaan perawatan keluarga terdiri dari
penetapan tujuan, mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi
serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan
standar. Tujuan dirumuskan secara spesifik , dapat diukur (merusable),
dapat dicapai (achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART).
Rencana intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi
intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor
(prilaku). Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi
modalitas ataupun terapi koplementer pada akhirnya ditujukan untuk
meningkatnkan kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga
dalam kesehatan.Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon
verbal, sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran
yang kita tentukan berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam
menentukan standar antara klien satu dengan klien yang lainnya walaupun
masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda.
Berikut rencana keperawatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi
dalam penerapan diet DASH:
a. Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan diet DASH: ketiadaan atau defisiensi informasi
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Batasan karakteristik;
ketidak akuratan mengikuti perintah, kurang pengetahuan, apatis,
pengungkapan masalah. Faktor yang berhubungan; keterbatasan
kognitif, kurang informasi, tidak familier dengan sumber informasi.
b. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah dilakukan kunjungan sebanyak enam kali empat puluh lima
menit, keluarga mampu mengenal, memutuskan dan merawat
anggota keluarga dengan kurang pengetahuan tentang diet DASH.
2) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 45 menit,
keluarga mampu:
a) Mengenal masalah (menjelaskan kembali Pengertian, tujuan,
klasifikasi , serta makanan yang dianjurkan dan tidak di
anjurkan diet DASH).
Evaluasi:
(1) Kriteria, keluarga mampu menjelaskan pengertian diet
DASH secara mandiri, tujuan dan klasifikasi diet DASH
(2) Standar :
(a) Diet DASH adalah salah satu metode diet yang
diterapkan pada penderita hipertensi dengan
menyarankan untuk mengkonsumsi makanan
mengandung kalium, kalsium, magnesium rendah
lemak, dan tinggi serat.
(b) Tujuan diet DASH membantu menurunkan
tekanan darah, menurunkan berat badan,
mengurangi resiko penyakit jantung dll.
(c) Dampak dari kurang pengetahuan, keluarga tidak
mampu merawat anggota keluarga dengan
hipertensi.
3) Rencana
Kaji, Pengetahuan keluarga, diskusikan bersama keluarga tentang
pengertian diet DASH, jelaskan kepada keluarga tentang tujuan diet
DASH, jelaskan dampak yang ditimbulkan akibat kurang
pengetahuan, beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya,
bantu keluarga untuk mengulangi apa yang telah dijelaskan, beri
pujian atas perilaku yang benar.
b) Mengambil keputusan untuk mengatasi hipertensi pada anggota
keluarga.
Evaluasi:
Respon verbal, keluarga mampu mengambil keputusan.
Standar , keluarga mengatakan keputusan dalam mengatasi
keluarga yang mengalami hipertensi.
Intervensi:
Kaji pengetahuan keluarga, jelaskan pada keluarga mengenai
tindakan yang harus dilakukan saat anggota keluarga
mengalami hipertensi, bimbing dan motivasi keluarga untuk
mengambil keputusan dalam menangani masalah hipertensi,
berikan pujian atas keputusan yang diambil untuk mengatasi
masalah hipertensi pada anggota keluarga.
c) Merawat anggota keluarga yang hipertensi dengan
mendemonstrasikan cara penerapan diet DASH untuk penderita
hipertensi.
Evaluasi:
Respon verbal; keluarga mampu mendemonstrasikan cara
mengatur menu makanan bagi penderita hipertensi
Intervensi:
Kaji pengetahuan keluarga, jelaskan pada keluarga cara
mengatur menu diet pada anggota keluarga yang mengalami
hipertensi: menyajikan makanan yang sesuai terapi diet
DASH, beri pujian kepada keluarga atas keberhasilan
keluarga mengatur diet pada anggota keluarga yang
mengalami hipertensi.
8. Implementasi Keperawatan Keluarga
Pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian tindakan perawat pada
keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya. Tindakan perawat
terhadap keluarga mencakup dapat berupa:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah
dan kebutuhan kesehatan, dengan cara:
1) Memberikan informasi : penyuluhan atau konseling
2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara:
1) Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3) Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit :
1) Mendemonstrasikan cara perawatan
2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah
3) Mengawasi keluarga melakukan tindakan perawatan
d. Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi :
1) Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
1) Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan
keluarga
2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
Pada saat melakukan pelaksanaan rencana keperawatan, tenaga
kesehatan menjelaskan tentang kebubutuhan nutrisi dan akibat yang
ditimbulkan pada penderita hipertensi, mendikusikan dengan keluarga
dalam pengambilan keputusan, mendemonstrasikan cara membuat
menu makanan bagi penderita hipertensi, serta memodifikasi
lingkungan yang nyaman bagi anggota keluarga yang mengalami
sakit.
9. Evaluasi Keperawatan Keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai keberhasilan
keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga memiliki
produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota keluarga.
Sebagai komponen kelima dalam proses kelerawatan, evaluasi adalaah
tahap yang menentukan apakah tujuan yang telaah ditetapkan akan
menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi
(Sugiarto,2012). Untuk penilaina keberhasilan tindakan maka selanjutnya
dilakukan panilaian. Tindakan-tindakan keperawatan keluarga mungkin
saja tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan
secara bertahap, demikian halnya dengan penilaian. Penilaian
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP
(subyaktif,obyektif,analisa, dan planing) (Padila,2012).
BAB III
METODE STUDI KASUS
A. Rancangan Studi Kasus
Rancangan studi kasus merupakan bentuk rancangan yang digunakan
dalam melakukan prosedur penelitian (Hidayat, 2012). Rancangan studi kasus
ini peneliti menggunakan studi kasus deskriptif yang bertujuan untuk
menerangkan atau menggambarkan masalah studi kasus yang terjadi
berdasarkan karakteristik tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial,
ekonomi, pekerjaan, status perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain.
B. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus dalam penelitian ini adalah keluarga dengan anggota
keluarga mengalami hipertensi. Subjek studi kasus penelitian pada keluarga
dapat dibagi menjadi dua kriteria inklusi dan eksklusi :
1. Inklusi
a. Anggota keluarga yang mengalami hipertensi
b. Keluarga tahap perkembangan usia paruh baya
c. Keluarga berada pada KM – III
d. Keluarga yang belum tuntas pembinaannya oleh petugas puskesmas
2. Kriteria Eksklusi
Keluarga yang tidak ada ditempat selama 3x kunjungan
C. Fokus Studi
1. Asuhan keperwatan keluarga dengan hipertensi
2. Penerapan diet DASH pada penderita hipertensi.
D. Definisi Operasional
Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga:
1. Asuhan keperawatan keluarga merupakan asuhan keperawatan yang
meliputi pengkajian terhadap setiap anggota keluarga, perumusan
diagnosa keperawatan keluarga, perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi.
2. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan arah. Dikatakan hipertensi jika dari hasil
pemeriksaan tekanan darah sistole pada >140 mmHg dan diastole >90
mmHg dari normalnya tekanan darah dewasa sistole 120 mmHg dan
diastole 80 mmHg. Alat ukur tekanan darah sfignomanometer.
Studi kasus penerapan prosedur keperawatan:
1. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu
meningkatkan kontrol dan memperbaiki kesehatan individu maupun
keluarga.
2. Diet DASH adalah metode diet yang menekankan pada konsumsi
makanan sehat dengan mengurangi konsumsi garam dan mengkonsumsi
buah-buahan, sayuran, biji-bijian, susu rendah lemak, dan protein tanpa
atau rendah lemak. Diet DASH juga menekankan makanan yang
mengandung kalsium, potassium, magnesium, dan serat.
E. Tempat dan Waktu
1. Tempat Studi Kasus
Studi kasus ini dilaksanakan di rumah keluarga Tn. P dimana istri Tn. P,
Ny. I mengalami hipertensi di Desa Mekar Kec. Soropia Kab. Konawe
wilayah kerja Puskesmas Soropia
2. Waktu Pelaksanaan
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan selama 6 hari dimulai dari
tanggal 25 Juni sampai dengan 30 Juni 2018.
F. Pengumpulan Data
Dalam studi kasus ini peneliti menggunakan dua metode pengumpulan data:
1. Wawancara
Teknik wawancara dalam studi kasus ini adalah wawancara terstruktur,
yaitu wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun sesuai
format pengkajian keluarga.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang
harus dikumpulkan dalam studi kasus. Metode ini digunakan untuk
melihat dan mengamati secara langsung membuat catatan berkala
keadaan di lapangan agar pennulis memperoleh gambaran yang lebih luas
tentang permasalahan yang diteliti. Pada studi kasus ini peneliti
mengobservasi tekanan darah dan menu harian keluarga.
G. Analisis Data dan Penyajian Data
Dalam studi kasus ini penulis mengelompokkan dan dianalisis berdasarkan
subjektif dan objektif sehingga dapat dirumuskandiagnosa keperawatan
menentukan scoring, kemudian menyusunrencana keperawatan dan
melakukan implementasi serta evaluasi keperawatan. Hasil penelitian studi
kasus disajikan dalam bentuk narasi dan dapat disertai dengan cuplikan
ungkapan verbal dari subyek studi kasus yang merupakan data
pendukungnya.
H. Etika studi kasus
Etika studi kasus ini menggunakan informed consent dan penulisan nama
hanya menggunakan initial nama depan, demi menjaga kerahasiaan data
keluarga. Secara umum prinsip etika dalam penelitian/pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Prinsip Manfaat
a. Bebas dari penderitaan
Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan
kepada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus
(Nursalam, 2011).
b. Bebas dari eksploitasi
Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan
yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan bahwa
partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah diberikan,
tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang bisa merugikan subjek
dalam bentuk apapun(Nursalam, 2011).
c. Resiko (benefits ratio)
Peneliti harus secara hati-hati mempertimbangkan resiko dan
keuntungan yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan
(Nursalam, 2011).
2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)
Subjek harus diperlakukan secara manusiawi. Subjek mempunyai
hak memutuskan apakah mereka bersedia menjadi subjek ataupun
tidak, tanpa adanya sangsi apapun atau akan berakibat terhadap
kesembuhannya, jika mereka seorang pasien (Nursalam, 2011).
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang
diberikan(right to full disclosure) Seorang peneliti harus
memberikan penjelasan secara rinci serta bertanggung jawab jika
ada sesuatu yang terjadi pada subjek (Nursalam, 2011).
c. Lembar persetujuan atau Informerd consent
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan
penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas
berpatisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed
consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya
akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu (Suyanto, 2011).
3. Prinsip keadilan (right to justice)
a. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair
treatment) Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum,
selama dan sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyat mereka tidak bersedia atau dropped out
sebagai responden (Nursalam, 2011).
b. Hak dijaga kerahasiannya (right to privacy) Subjek mempunyai
hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus dirahasiakan,
untuk itu perlu adanya anonymity (tanpa nama) dan confidentiality
(rahasia) (Nursalam, 2011).
BAB IV
HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan melaporkan dan membahas hasil studi kasus
penelitian yang telah dilakukan dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada
tanggal 25 Juni 2018 sampai dengan 30 Juni 2018 sesuai dengan fokus studi,
dengan merujuk pada rumusan masalah atau tujuan dilaksanakannya studi kasus.
Deskripsi data hasil studi kasus tentang fokus studi dilaporkan sebagai hasil studi
kasus yang telah diolah secara narasi.
A. Hasil Studi Kasus
Penulis melakukan studi kasus yang bertempat di Desa Mekar Wilayah
Kerja Puskesmas Soropia pada keluarga Tn. P yang mempunyai masalah
kesehatan yaitu Hipertensi pada Ny. I istri dari Tn. P. Penulis melakukan
Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi dalam Penerapan Terapi
Diet DASH yang dimulai dari Pengkajian, Perumusan Diagnosa, Perencanaan,
Implementasi dan Evaluasi serta membuat catatan perkembangan penerapan
diet DASH yang dipantau melalui wawancara maupun obsevasi langsung pada
subjek atau anggota keluarga yang terkait.
1. Data Umum Keluarga
Tn. P tinggal di desa Mekar Kecamatan Soropia. Nama kepala
keluarga Tn. P umur 56 tahun pekerjaan sebagai nelayan pendidikan
terakhir SMP , dengan komposisi keluarga tinggal bersama Ny. I
hubungan dengan Tn. P adalah sebagai istri, berusia 50 tahun bekerja
sebagai ibu rumah tangga pendidikan terakhir tamat SD. Pasien adalah Ny.
I yang mengalami Hipertensi. Dimana tipe keluarga Tn. P adalah keluarga
usia pertengahan dengan komposisi terdiri dari dua anggota keluarga
dengan usia pertengahan dan melepas anak terakhir meninggalkan rumah.
Status social ekonomi keluarga Tn. P yang bekerja sebagai nelayan
berpendapatan ± 1.500.000 perbulan yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari.
2. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018, dari riwayat
kesehatan keluarga inti Tn. P tidak mempunyai riwayat penyakit
keturunan dan riwayat penyakit menular, sedangkan Ny. I kurang lebih
sejak 2 tahun yang lalu menderita penyakit hipertensi yang kejadiannya
berulang dan sering kambuh. Apabila penyakit pasien kambuh, pasien
berobat ke Puskesmas yang ada di desa setempat.
Fungsi keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, keluarga dan
pasien mengatakan tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga yang
sakit hipertensi, pasien mengatakan sering mengkonsumsi makanan
garam berlebih, makanan bersantan, goreng-gorengan serta jarang
mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup. Berdasarkan hasil pengkajian
diatas didapatkan pemeriksaan fisik . pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada pasien di dapatkan hasil tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 90 kali
per menit, pernapasan 20 kali per menit. Rambut hitam , bersih.
Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, hidung simetris Nampak
bersih, telinga simetris tidak ada serumen, mulut klien terlihat mukosa
bibir lembab tidak ada karies gigi, pada leher tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
3. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 25 juni 2018 penulis
mengangkat masalah keperawatan Kurang pengetahuan tentang diet DASH
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan hipertensi. Berdasarkan scoring prioritas utama pada
diagnosa ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan
hipertensi total scoring 4,6. Data subjektif : pasien mengatakan sudah dua
tahun yang lalu mengalami hipertensi, pasien mengatakan masih sering
mengkonsumsi garam berlebih, makanan bersantan, goreng-gorengan,
serta jarang mengkonsumsi sayur dan buah. Saat ditanya pasien tidak
mengetahui diet untuk penderita hipertensi. Data objektif : tekanan darah
180/100 mmHg. Pasien mengungkapkan ingin mengetahui diet untuk
penderita hipertensi. Pada saat kunjungan pasien mengkonsumsi kerang
laut.
4. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan pada asuhan keperawatan keluarga Tn. P yang
dilakukan hari senin tanggal 25 Juni 2018 dengan tujuan umum setelah
dilakukan kunjungan sebanyak 6 kali 45 menit keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan tentang kurang pengetahuan diet DASH, tujuan khusus
: setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 kali 45 menit keluarga
mampu mengenal masalah kurang pengetahuan diet DASH, mengambil
keputusan untuk mengatasi hipertensi pada Ny. I, merawat anggota
keluarga yang hipertensi dengan mendemonstrasikan penerapan diet
DASH ,
Berdasarkan tujuan tersebut , penulis mebuat rencana keperawatan
dengan tujuan khusus pertama yang dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018
pukul 11.00 WITA pada pasien yaitu kaji pengetahuan tentang diet
DASH, diskusikan dengan keluarga tentang pengertian diet DASH dengan
menggunakan leaflet, evaluasi kembali tentang pengertian diet DASH,
berikan pujian pada keluarga atas jawaban yang benar. Rencana tujuan
khusus kedua yang dilakukan pada tanggal 26 Juni 2018, keluarga mampu
mengambil keputusan mengatasi hipertensi dengan penerapan diet DASH
yaitu kaji keputusan yang diambil oleh keluarga, diskusikan dengan
keluarga tentang keputusan yng telah dibuat, evaluasi kembali tentang
keputusan yang dibuat, beri pujian kepada keluarga tentang keputusan
yang diambil. Rencana keperawatan tujuan husus ketiga dilakukan pada
tanggal 27 Juni 2018 sampai dengan 30 Juni 2018, keluarga mampu
merawat anggota keluarga dengan mendemonstrasikan penerapan diet
DASH yaitu kaji pengetahuan keluarga tentang merawaat anggota
keluarga yang hipertensi, demonstrasikan bersama keluarga penerapan diet
DASH, evaluasi kembali tentang kemampuan merawat keluarga yang
hipertensi, berikan pujian pada keluarga atas tindakan yang benar.
5. Implementasi Keperawatan
Berdasarkan intervensi yang telah disusun, didapatkan
implementasinya yang dilakukan pada tanggal 25 Juni 2018 untuk
diagnose prioritas utama. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada
tanggal 25 Juni 2018 jam 10.00 WITA: mengkaji pengetahuan keluarga
dengan cara memberikan penyuluhan tentang diet DASH keluarga mau
mengikuti penyuluhan yang diberikan, tindakan keperawatan kedua
dilakukan pda tanggal 26 Juni 2018 jam 11.00 WITA : mengkaji
keputusan keluarga yang diambil untuk mengatasi masalah kurang
pengetahuan diet DASH, keluarga mengungkapkan mampu memutuskan
tindakan yang diambil dengan mau mengikuti penerapan diet DASH,
tindakan keperawatan ketiga dilakukan pada tanggal 27 Juni sampai
dengan 30 Juni 2018 : mengkaji kemampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang hipetensi dengan cara mendemonstrasikan penerapan diet
DASH membuat jus timun seledri yang termasuk dalam menu diet DASH
keluarga nampak mau mendemonstrasikan kegiatan.
6. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, saat evaluasi
pada diagnosa Kurang pengetahuan tentang diet hipertensi berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga dalam mengenal, memutuskan dan
merawat anggota keluarga dengan hipertensi didapatkan evaluasi:
Subjektif :Tujuan khusus 1 Tn. P dan Ny. I mengatakan sudah tahu
tentang diet DASH, Tn. P dan Ny. I mengatakan mau mengikuti
penerapan diet DASH, tujuan khusus 2 : Tn. P dan Ny. I mengatakan
mampu memutuskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan khusus 3:Tn.p
dan Ny. I mampu mendemonstasikan membuat menu dan menyusun menu
diet DASH. Objektif: Tujuan khusus 1 Tn. P dan Ny. I dapat menebutkan
pengertian, tujuan dan manfaat diet DASH, tujuan khusus 2 Tn.P dan Ny.
I mampu memutuskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan khusus 3 Tn.
P dan Ny.I mampu mendemonstrasikan dan menyusun menu diet DASH.
Analisa: Tujuan khusus 1 teratasi tanggal 25 Juni 2018, tujuan khusus 2
teratasi tanggal 26 Juni 2018, tujuan khusus 3 teratasi tanggal 27 sampai
dengan tanggal 30 juni 2018. Perencanaan: implementasi dihentikan.
B. Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi dalam
penerapan terapi diet DASH di Desa Mekar wilayah kerja Puskesmas Soropia
yang telah dilakukan sejak tanggal 25 Juni sampai dengan 30 Juni 2018, maka
pada bagian pembahasan penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian
maupun kesenjangan yang terdapat pada pasien antara teori dan kasus.
Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan asuhan keperawatan yang
dimulai dari pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi dan evaluasi
keperawatan.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap dimana perawat mengambil data yang
ditandai dengan pengumpulan informasi terus menerus dan keputusan
professional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Sesuai dengan teori yang dijabarkan penulis melakukan pengkajian pada
keluarga Tn. P menggunakan format pengkajian keluarga dengan metode
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 25 Juni 2018 Ny. I usia 50
tahun mengatakan sudah 2 tahun mengalami hipertensi yang kejadiannya
berulang dan sering kali kambuh, jika kambuh Ny. I merasakan nyeri pada
bagian leher dan terasa berat, dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan
hasilnya 180/100 mmHg.
Keluhan yang disampaikan oleh Ny. I sesuai dengan gejala dan tanda
hipertensi menurut Elizabeth J. Corwin, 2009 (dikutip dari Medikal
Bedah) yaitu seseorang dianggap hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih dari 140/90 mmHg, yang disertai keluhan nyeri pada bagian leher
sebagai manifestasi klinis dari penyakit hipertensi (Ardiansyah 2012).
Pada saat pengkajian Ny. I mengatakan masih mengkonsumsi
makanan dengan garam berlebih, makanan bersantan, goreng-gorengan,
serta jarang mengkonsumsi sayur dan buah-buahan dan tidak mengetahui
diet untuk penderita hipertensi dan belum pernah mendengan tentang diet
DASH.
Ny. I mengatakan bahwa penyebab hipertensi sesuai dengan menurut
( Brunner dan Suddart, 2015), yaitu gangguan emosi, obesitas, konsumsi
alcohol berlebihan, pola makan tidak seimbang dan merokok. Lain halnya
menurut (Black & Hawks, 2014) factor-faktor resiko hipertensi yang tidak
dapat diubah yaitu riwayat keluarga, usia, jenis kelamin dan etnis.
Sedangkan factor-faktor yang dapat diubah yaitu diabetes militus, stress,
obesitas, nutrisi (konsumsi garam berlebih) dan penyalah gunaan obat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah
keperawatan yang didapat dari data pada pengkajian yang berhubungan
dengan etiologi dan pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
keperawatan mengacu pada rumusan PES (problem,etiologi, dan simtom)
dimana untuk problem menggunakan rumusan masalah dari NANDA,
sedangkan untuk etiologi dapat menggunakan pendekatan lima tugas
keluarga atau dengan menggambarkan pohon masalah (Padila,2012).
Masalah keperawatan yang menjadi focus studi peneliti kurang
pengetahuan tentang diet DASH berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga dalam mengenal masalah. Data ini didukung oleh Ny. I
mengatakan sudah 2 tahun mengalami hipertensi, Ny. I masih sering
mengkonsumsi garam berlebih, makanan bersantan, goreng-gorengan,
serta jarang mengkonsumsi sayur dan buah yang cukup, saat ditanya Ny. I
tidak mengetahui tentang diet untuk penderita hipertensi dan belum pernah
mendengar tentang diet DASH. Sedangkan data objektif Ny. I
mengungkapkan ingin mengetahui tentang diet DASH, didapatkan hasil
pemeriksaan tekanan darah Ny. I 180/100 mmHg.
Diagnosa yang diangkat oleh peneliti kurang pengetahuan sesuai
dengan batasan karakteristik yang dituliskan NANDA NIC NOC 2016
ketidak akuratan mengikuti perintah, kurang pengetahuan, pengungkapan
masalah. Factor yang berhubungan: keterbatasan kognitif, kurang
informasi, tidak familier dengan sumber informasi.
3. Rencana Keperawatan
Perencanaan perawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan standar. Tujuan
dirumuskan secara spesifik , dapat diukur (merusable), dapat dicapai
(achivable), rasional dan menunjukan waktu (SMART). Rencana
intervensi ditetapkan untuk mencapai tujuan (Padila,2012).
Intervensi Kurang pengetahuan tenang diet DASH berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah sesuai dengan
tugas perawataan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah dengan
mengkaji pengetahuan keluarga tentang diet DASH dan melakukan
penyuluhan tentang diet DASH. Selanjutnya mengambil keputusan dengan
mendiskusikan tindakan yang harus dilakukan jika terjadi masalah dala
keluarga. Selanjutnya merawat anggota keluarga dengan cara memberikan
penjelasan tentang menu diet DASH yang akan diterapkan.
Menurut asumsi peneliti, rencana keperawatan dibuat untuk pedoman
dalam melakukan implementasi kepada keluarga. Mengenalkan masalah
kepada keluarga, sehingga keluarga mampu mengambil keputusan serta
memanfaatkan faslitas kesehatan yang ada untuk mengatasi masalah yang
ada didalam keluarga.
4. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan keluarga adalah suatu proses aktualisasi
rencana intervensi yang memanfaatkan berbagai sumber didalam keluarga
dan memandirikan keluarga dalam bidang kesehatan. Keluarga dididik
untuk dapat menilai potensi yang dimiliki mereka dan
mengembangkannya melalui implementasi yang bersifat memampukan
keluarga untuk : mengenal masalah kesehatannya, mengambil keputusaan
berkaitan dengan persoalan yang dihadapi, merawat dan membina anggota
keluarga sesuai kondisi kesehatannya, memodifikasi lingkungan yang
sehat bagi setiap anggota keluarga, serta memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan terdekat (Sudiharto, 2012).
Implementasi yang dilakukan pada keluaga dan Ny. I mengenal
masalah dilakukan dengan cara mengkaji pengetahuan keluarga dan
melakukan pendidikan kesehatan tentang diet DASH, dilanjutkan dengan
pengambilan keputusan tindakan yang dilakukan. Implementasi
selanjutnya yaitu mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat
anggota yang sakit, dan menjelaskan menu yang terdapat dalam diet
DASH dilanjutkan dengan mendemonstrasikan salah satu menu diet
DASH.
Implementasi yang dilakukan pada Keluarga sesuai dengan teori
menurut Ridwanamaridin (2007) dalam wijaya dan Putri (2013) dimana
dalam penatalaksanaan nonfarmakologi terdiri dari berbagai macam cara
modifikasi gaya yang sangat penting dalam mencegah peningkatan
tekanan darah tinggi yaitu Diet yang mengandung kalium (timun, wortel,
blimbing) dan kalsium (susu skim, susu kedelai), kurangi asupan natrium,
penurunan stress, menghindari merokok. Penerapan diet DASH dipilih
berdasarkan hasil penelitian Sientific Statment from AHA (American Heart
Association) 2006 yang mengatakan perubahan gaya hidup penerapan
makan DASH dengan merekomendasikan konsumsi sayuran, buah, dan
hasil olahan susu rendah lemak, mengurangi asupan lemak jenuh dan
kolesterol memberikan estimasi penurunan tekanan darah systole dan
diastole 18 – 14 mmHg.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
keberhasilan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatannya sehingga
memiliki produktivitas yang tinggi dalam mengembangkan setiap anggota
keluarga. Sebagai komponen kelima dalam proses kelerawatan, evaluasi
adalah tahap yang menentukan apakah tujuan yang telaah ditetapkan akan
menentukan mudah atau sulitnya dalam melaksanakan evaluasi
(Sugiarto,2012).
Evaluasi dilakukan setiap kali implementasi dilakukan, saat evaluasi
pada diagnosa kurang pengetahuan tentang diet DASH berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarg mengenal masalah didapatkan evaluasi :
Subjektif :Tujuan khusus 1 Tn. P dan Ny. I mengatakan sudah tahu
tentang diet DASH, Tn. P dan Ny. I mengatakan mau mengikuti penerapan
diet DASH, tujuan khusus 2 : Tn. P dan Ny. I mengatakan mampu
memutuskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan khusus 3:Tn.p dan Ny.
I mampu mendemonstasikan membuat menu dan menyusun menu diet
DASH. Objektif: Tujuan khusus 1 Tn. P dan Ny. I dapat menebutkan
pengertian, tujuan dan manfaat diet DASH, tujuan khusus 2 Tn.P dan Ny. I
mampu memutuskan tindakan yang akan dilakukan, tujuan khusus 3 Tn. P
dan Ny.I mampu mendemonstrasikan dan menyusun menu diet DASH.
Analisa: Tujuan khusus 1 teratasi tanggal 25 Juni 2018, tujuan khusus 2
teratasi tanggal 26 Juni 2018, tujuan khusus 3 teratasi tanggal 27 sampai
dengan tanggal 30 juni 2018. Perencanaan: implementasi dihentikan.
C. Keterbatasan
Keterbatasan yang dialami peneliti selama melakukan penelitian yang
mempengaruhi hasil studi kasus yaitu waktu penelitian yang dibutuhkan
dalam penerapan diet DASH tidak dapat ditentukan untuk mengukur estimasi
penurunan tekanan darah, dibutuhkan kerjasama terhadap keluarga untuk
mematuhi penerapan diet DASH ini agar hasil yang didapatkan sesuai dengan
harapkan untuk mengontrol hipertensi. Biaya yang diperlukan keluarga untuk
memenuhi penerapan diet DASH juga sedikit lebih benyak akan tetapi
dibutuhkan keterampilan keluarga untuk mencari alternative lain sebagai
bahan pengganti.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan asuhan keperawatan keluarga
dalam penerpan diet DASH di Desa Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Soropia
Kabupaten Konawe 2018, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Hasil pengkajian didapatkan Ny. I tidak mengetahui tentang diet
hipertensi, Ny. I masih sering mengkonsumsi garam berlebih, makanan
bersantan, goreng-gorengan, makanan instan, jarang mengkonsumsi sayur
dan buah, Ny. I mengatakan sejak 2 tahun lalu mengalami hipetensi jika
penyakitnya kambuh langsung berobat ke puskesmas.
2. Diagnosa yang diangkat berdasarkan data fokus dari pengkajian yaitu
kurang pengetahuan tentang diet DASH berhubungan dengan keluarga
tidak mampu mengenal masalah
3. Intervensi dilakukan kepada keluarga Tn. P berdasarkan diagnose yang
telah didapatkan dan berdasarkan 5 tugas khusus keluarga yaitu mengenal
masalah, memutuskan tindakan, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
4. Implementasi yang dilakukan pada Ny. I mulai pada tanggal 25 Juni 2018
sampai dengan 30 Juni 2018 sesuai dengan intervensi keperawatan yang
telah dibuat. Implementasi dilakukan dengan metode, berdiskusi,
demonstrsi, dan penyuluhan.
5. Pada tahap akhir peneliti melakukan evaluasi pada Ny. I pada tanggal 25
Juni sampai dengan 30 Juni 2018 , mengenai tindakan keperawatan yang
telah dilakukan berdasarkan catatan perkembangan dengan metode SOAP.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis memberikan saran sebagai
berikut :
1. Bagi Puskesmas Soropia
Melalui pimpinan puskesmas dan tenaga kesehatan yang memegang
program puskesmas diharapkan hasil studi kasus ini dapat digunakan
sebagai tambahan informasi dalam mengembangkan program puskesmas
di keluarga dengan hipertensi dan mengoptimalkan asuhan keperawatan
keluarga dan melakukan kunjungan rumah sekali sebulan.
2. Bagi Keluarga
Kepada keluarga Tn. P diharapkan dengan pemberian asuhan keperawatan
keluarga dapat menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan pada Ny.
I yang mengalami hipertensi dan lebih meningkatkan lagi fungsi
perawatan pada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat memperoleh data yang lebih
akurat dalam proses pengkajian berkaitan dengan kurang pengetahuan
pada penatalaksanaan hipertensi pada keluarga.
DAFTAR PUSTKA
Achjar, Komang Ayu Henny. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan.
Keluarga Cetakan I. Jakarta : Sagung Seto.
Dalam teks: (Komang Ayu, 2010)
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press
Dalam teks (Menurut Ardiansyah Medikal Bedah, 2012)
Dinkes Sulawesi Tenggara. 2015. Data Penyakit Tidak Menular
http://dinkes.sultraprov.go.id/download/648/Profil-Kesehatan-Prov.-
Sultra-Tahun-2013.pdf (Diakses tanggal 27 Maret 2018 Jam : 22.09
WITA)
Dalam teks (Dinkes Sultra, 2015)
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan
Praktik. Edisi ke-5. Jakarta: EGC.
Dalam teks: (Friedman, 2010)
Julianti, E. D. Nurjanah, N., & Sutrisno U.S.S. (2005). Bebas Hipertensi Dengan
Terapi Jus. Jakarta: Puspa Sehat.
Dalam teks: (Julianti, 2005)
Kumala, M. (2014). Peran Diet dalam Pencegahan dan Terapi Hipertensi.
Jurnal of Medicine, 13(1), 50-51.
Dalam teks: (Kumala, 2014).
Nanda Internasional. (2015). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Edisi ke-10. Jakarta: ECG.
Dalam teks: (NANDA, 2015)
Nursalam. (2011). “Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika.
Dalam teks (Nursalam, 2011)
Padila. (2012). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Dilengkapi Aplikasi
Kasus Askep Keluarga Terapi Herbal dan Terapi Modalitas.
Yogyakarta : Nuha Medika
Dalam teks (Padila, 2012)
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/Hasil%20Riskesdas%20203
2.pdf (Diakses tanggal 26 Maret 2018 Jam: 20.00 WITA)
Dalam teks (Riskesdas, 2013)
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta : ECG
Dalam teks (Sudiharto,2012)
Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Nuha Medika
Dalam teks (Suyanto, 2011)
Sigarlaki, J O Herke, 2006. “Karakteristik dan Faktor Berhubungan dengan
Hipertensi di Desa Bocor Kecamatan Bulus Pesantren Kabupaten
Kebumen Jawa Tengah Tahun 2006” Makara, Kesehatan, Vol. 10,
No. 2, Desember 2006: 78-88
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/dae6346e11a1e3d537b444784
63070f1a36a9cd1.pdf (Dikses pada Tanggal 29 Maret 2018 Jam : 21.00
WITA)
Suoth Meylin, dkk. (2014). “Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian Hipertensi
di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa
Utara”. ejournal keperawatan (e-Kp) Volume 2. Nomor 1.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/4055/3571(Di
akses Tanggal 29 Maret Jam: 21.00 WITA).
Dalam teks (Suoth Meylin dkk, 2014)
Udjianti, Wajan Juni. (2011). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba
Medika.
Dalam teks: (Wajan Juni, 2011)
L A M P I R A N
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Dari Institusi
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Dari Balitbang
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian
Lampiran 4 Lembar Konsul Hasil
Lampiran 5 Lembar Informed Consent
Lampiran 6 Satuan Acara Pembelajaran Keluarga
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
DIET DASH
Pokok bahasan : Penerapan Diet DASH pada penderita Hipertensi
Sub pokok bahasan : Menjelaskan tentang pengertian, prinsip, tujuan,
klasifikasi, dan mendemonstrasikan menu diet DASH
serta menyebutkan makanan yang boleh diberikan dan
tidak boleh diberikan pada penderita Hipertensi.
Sasaran : Keluarga Tn. P
Jumlah orang : 2 orang
Hari/tanggaal : Senin/25 Juni 2018
Waktu : 1x20 menit
Tempat : Rumah Keluarga Tn. P
Penyuluh : Desy Melina Saadi
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pembelajaran diharapkan keluarga memahami dan
menerapkan diet DASH pada anggota keluarga yang Hipertensi
2. Tujuan Instruksional Khuus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan 1x20 menit sasaran diharapkan mampu:
a. Menyebutkan pengertian Diet DASH
b. Menyebutkan prinsip diet DASH
c. Menyebutkan tujuan pemberian diet DASH
d. Menyebutkan makanan yang boleh diberikan dan tidak boleh diberikan
B. Materi Pembelajaran
1. Pengertian diet DASH
2. Prinsip diet DASH
3. Tujuan pemberian diet DASH
4. Klasifikasi diet DASH
5. Makanan yang boleh diberikan dan tidak boleh diberikan
C. Metode
Ceramah, Tanya jawab
D. Media
Leaflet
E. Kegiatan Penyuluhan
1. Pembukaan selama 3 menit
a. Menyebutkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
e. Mengkondisikan keluarga
f. Apresiasi
2. Kegiatan inti selama 7 menit
a. Menjelaskan tentang pengertian diet DASH
b. Menjelaskan tujun pemberian diet DASH
c. Menjelaskan klasifikasi dari diet DASH
d. Menjelaskan makanan yang dibolehkan dan tidak dibolehkan pada diet
DASH
e. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya
3. Evaluasi selama 6 menit
Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan lisan
4. Kesimpulan 2 menit
Merangkum dan menyimpulkan materi penyuluhan
5. Penutup 2 menit
1. Memberikan reinforcement dan mengucapkan terimakasih
2. Mengucapkan salam penutup
F. Evaluasi
Prosedur : Setelah pembelajaran materi
Jenis : Lisan
Bentuk : Uraian singkat
Alat evaluasi : Secara lisan
Lampiran 7 Materi Satuan Pembelajaran
MATERI PENYULUHAN
DIET DIETARY APROACHES TO STOP HYPERTENSION (DASH)
A. Pengertian
DASH adalah singkatan dari Dietary Approaches To Stop Hypertension. Diet
ini pertama kali diciptakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Namun
diet DASH ini juga merupakan cara yang sehat untuk menurunkan berat
badan.
Diet DASH menekankan pada konsumsi makanan sehat dengan mengurangi
konsumsi garam dan kaya buah, sayuran, biji-bijian, susu rendah lemak, dan
protein tanpa atau rendah lemak. Diet DASH juga menekankan makanan
tinggi kalsium, potassium, magnesium, dan serat.
B. Tujuan Pemberian Diet DASH
1. Membantu menurunkan tekanan darah tinggi.
2. Membantu menurunkan berat badan.
3. Mengurangi resiko penyakit jantung, gagal jantung, dan stroke.
4. Menbantu mencegah atau mengendalikan diabetes tipe 2.
5. Memperbaiki kadar kolesterol.
6. Mengurangi kemungkinan batu ginjal.
C. Klasifikasi Diet DASH
1. Diet DASH dengan menurunkan jumlah sodium menjadi 2300 miligram
(mg)
Dengan ukuran tidak lebih dari 1 sendok the per hari.
a. Klien pemula
b. Klien yang ingin mencegah tekanan darah tinggi
2. Diet DASH dengan menurunkan jumlah sodium menjadi 1500 miligram
(mg)
Dengan ukuran tidak lebih dari ½ sendok the per hari.
Diberikan kepada :
a. Klien yang sudah memikili tekanan darah tinggi.
b. Memiliki diabetes atau penyakit ginjal kronis.
c. Usia 51 tahun atau lebih.
D. Makanan yang Boleh Diberikan dan Tidak Boleh Diberikan
Sumber makanan Yang Boleh Diberikan Yang Tidak Boleh
Diberikan
Sumber Karbohidrat Beras, roti, kentang,
singkong, jagung,
otmeal, sereal
Crackers (sejenis
biscuit asin)
Sumber Protein Hewani Daging tanpa lemak
(ayam tanpa kulit) dan
ikan maksimum 100
gr.hari, telur ayam/bebek
1 butur/hari
Jeroan, daging merah,
keju, makanan
kalengan, ikan dan telur
yang diawetkan dengan
garam dapur, makanan
instan.
Sumber protein nabati Semua kacang-kacangan
dan hasilnya diolah dan
dimasak tanpa garam.
Seperti kacang tanah,
kacang merah, kenari,
biji kapri, biji bunga
matahari, selai kacang,
kacang polong
Semua kacang-
kacangan dan hasilnya
yang dimasak dengan
garam dapur
Lemak Minyak nabati,
margarine dan mentega
tanpa garam
Margarine dan mentega
biasa
Sayuran Dianjurkan sayuran yang
banyak mengandung
potassium, magnesium, dan serat. Seperti
brokoli, wortel, buncis,
kacang panjang,
kangkung, bayam,
kentang, tomat, labu.
Sayuran yang
diawetkan dengan
garam dapur
Buah Dianjurkan buah yang
banyak mengandung
potassium, magnesium,
dan serat. Seperti apel,
pisang, anggur, jeruk,
mangga, melon, nanas,
strawberry, persik, dan
jeruk kepruk.
Buah-buahan yang
diawetkan dengan
garam dapur dan ikatan
natrium lainnya.
Minuman Susu skim atau susu
rendah lemak, the
Minumah dengan kadar
gula tinggi, kopi.
E. Menu Diet DASH
Kandungan gizi: kalori ±2054,4 kkl, Protein ±75,52 g, Lemak ±47,63 g,
Karbohidrat ±333,54 g, Natrium ±472,99 mg, Kalium ±3618,31 mg, Kalsium
±1095,56 mg
Waktu Jenis Makanan Ukuran
Makan pagi
06.00 – 08.00
Nasi
Omlet sayuran
Tomat
Susu skim
7 sdm munjung*
1 potong (1 butir telur,
20 g wortel, 20 g
bawang daun)
2 iris
1 gelas
Makan selingan
(pukul 10.00)
Jus ketimun seledri 1 buah (100g) ketimun
segar, 50g seledri, 1
sdm kismis, ½ gelas
air matang
Makan siang
Nasi
Ikan kakap bakar
Tumis kacang panjang
Jus wortel nanas
10 sdm munjung*
1 potong sedang
1 mangkok
1 gelas (50 g wortel,
100 g nanas, ½ gelas
air matang)
Makan selingan
(17.00)
Jus belimbing 1 gelas (1 buah
blimbing manis, 2 sdm
susu skim bubuk, 1
sdm jeruk nipis).
Makan malam Nasi
Ayam goreng tepung
Sayur bayam bening
Jus apel seledri
10 sdm munjung
1 potong sedang
1 mangkok sedang
1 gelas ( 2 buah apel,
20 g seledri, ½ gelas
air matang dingin).
Lampiran 8 Brosur Pembelajaran
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 10 Surat Keterangan Bebas Administrsi
Lampiran 11 Surat Keterangan Bebas Pustaka