ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI
-
Upload
gani-rinoto -
Category
Documents
-
view
499 -
download
11
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI
ASUHAN KEPERAWATAN
INVAGINASI
A. Pengertian
Invaginasi adalah keadaan dimana suatu segmen usus halus masuk kedalam
lumen usus lainnya atau segmen proksimal usus masuk kedalam lumen usus yang
lebih distal (Fand Nur Mand FKS hal : 137). Invaginasi adalah masuknya suatu
segemen usus kedalam usus itu sendiri (B.C Long hal : 242).
Invaginasi / intussucseption adalah 1 kali atau lebih terjadinya obstruksi
intestinal pada usia infant. Sebagian besar kasus initerjadi pada anak yang berusia
lebih mudah anatar 1 tahun, lebih sering terjadi pada anak usai 3-12 bulan,
sebagian terjadi pada anak usia 2 tahun (Wong, Donna L. 2000).
Intussusception (Intususepsi) merupakan invaginasi salah satu bagian usus
kedalam bagian usus berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir
eksklusif ditemukan pada bayi dan balita, yang sering terjadi pada ileum terminal
yang masuk kedalam sekum (Price, Sylvia A and Wilson Lorraine M, 1995).
B. Anatonim Fisiologi
a) Usus Halus
Usus halus mempunyai panjang kira-kira ,5 cm yang memanjang dari lambung
sampai kutub ileosekal tempat bergabung dengan usus besar ( Kolon ).
Duodenum merupakan bagian pertaman dari usus halus yang letaknyapersis
dibawah lambung dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Cairan pankreas dan cairab
empedu masuk kedalam duodenum untuk membantu pencernaan secara
kimiawi. Pada duodenum terjadi penyerapan atau absorpi zat besi, kalsium,
asam folat, lemak, gula dan asam amino. Jejenum dam ileum merupakan
kelanjutan dari duodenum. Di jejenum terjadi absorpsi/ penyerapan gula dan
asam amino, sedangkan di ileum terjadi penyerapan vitamin B 12 dan garam-
garam empedu. Struktur usus halus terdiri dari : 1). Dinding lapisan luar,
membran serosa yang berupa peritonium yang membalut usus halus dengan
kuat, 2) dinding lapisan berotot, pada lapisan ini terdapat pembuluh darah dan
serabut-serabut syaraf dan 3) Dinding submukosa dan mukosa, didalam dinding
mukosa terdapat rongga termasuk leukosit, nodul jaringan limfe ( Soliter ).
b) Usus Besar
Usus besar terdiri dari sekum, kolon ascenden, kolon transversum, kolon
desenden, kolon sigmoid dan berakhir pada rektum dan anus. Pada umumnya
pergerakan usus besar adalah lambat. Pergerakannya dengan gerakan
mengaduk haustra kantong-kantong atau haustra teregang dari waktu ke waktu
otot sirkuler akan berkontraksi untuk mendorong isinya kebawah.
Pada usus besar terdapat 2 jenis peristaltik:1) Kontraksi lambang dan tidak
teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan, menyumbat
beberapa haustra, 2) Peristaltik massa: kontraksi yang melibatkan segemn
kolon. Ke-2 proses ini timbul2 sampai 3 kali per hari yang dirangsang oleh
refleks gastrokolik setelah seseorang makan, khususnya makanan pertaman
pada waktu itu.
Defekasi dikendalikan oleh sfingter oddi interna dan eksterna. Sfingter oddi
interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan sfingter oddi eksterna
dibawah kontrol volunter.
C. Patofisologi
Intussusception adalah keadaan invaginasi atau teleskoping dari intestinal satu
kedalam intestinal lainnya. Invaginasi lebih sering terjadi pada iloececal valve
( Ileocolik ), dimana ileum invaginasi kedalam csekum dan kolon, mengakibatkan
terjadinya obstruksi saluran intestinal pada saat defekasi. Dinding intestinal lain
menekan dinding intestinal yang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya
inflamasi, edema dan akhirnya terjadi penurunan peredaran darah karena dinidng
usus terdapat pembuluh darah dan saraf-saraf. Karena feces tidak dapat bergerak
akibat obstruksi, menekan mukus dan pembuluh mengakibatkan karakteristik usus
terganggu. Komplikasi dari intussusception / invaginasi yang utama atau paling
serius seperti : iskemia, perforasi, peritonitis, nekrosis, gangren, hemoragik dan
syok. Invaginasi ileocecal bisa mencapai usus transversum, descenden atau
bahkan sampai sigmoid atau mencapai anus. Akibat yang vatal adalah terjadi
kematian.
D. Etiologi
a) Penyebab pasti belum diketahui.
b) Divertikulum meckel.
c) Hiperperistaltik usus:infeksi usus, pemberian makanan padat yang terlalu dini.
d) Polip usus.
e) Lympoma.
E. Tanda dan gejala
a) Anak tampak gelisah saat muncul serangan
b) Biasanya keluar lendir campur darah seperti selai kismis merah
c) Muntah warna kehijauan
d) Nyeri abdomen sehingga anak berteriak – teriak, disertai penekukan lutut ke arah dada
e) Demam
f) Hiperperistaltik usus
g) Keringat pucat
h) Buang air besar seperti jelly
i) Distensi abdomen
j) Berat badan menurun
k) Syok
l) Teraba massa berbentuk sosis
FAKTOR PREDISPOSISI :
o Divertikulum meckeli.
o Polip.
o Parasit dalam usus.
o Diare.
JENIS INVAGINASI :
o Ileasekal (tersering).
o Ileoileal (jarang).
o Kolakolika (sangat jarang).
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
1. Pemeriksaan radiologi
Pada foto polos abdomen tegak didapatkan tanda-tanda obtruksi saluran
cerna. Didapatkan distribusi udara yang tidak merata. Perselubungan pada
daerah perut kanan bawah, tengah dan atas. Udara hanya menempati pada
perut kiri atas.
2. Barium enema
Pada pemeriksaan barium enema akan tampak barium terhenti pada tempat
obtruksi dan dua bentuk gambaran yaitu :
o Bentuk called spring appearance.
o Bentuk copping appearance.
Pemeriksaan radiologi dengan barium enema untuk diagnostik sekaligus
merupakan tekanan hidrostatik sebagai tindakan pengobatan.
3. Pemeriksaan serum darah
Menunjukan perubahan dari keadaan normal ketika terjadi dehidrasi sodium
meningkat, hematokrit meningkat, BUN meningkat.
4. Palpasi adanya massa di abdomen
PENATALAKSANAAN MEDIS :
1. Non surgikal
Dengan suntikan salin udara atau barium ke dalam kolon. Metode ini tidak
dikerjakan apabila ada resiko perporasi gunanya untuk penurunan dari
intususepsi.
o Ba enema
o Terapi antibiotic
o Atasi penyebab
2. Surgical
o Perawatan pra bedah
- Pemasangan kateter
- Tube Nasogastik gunanya untuk mengistirahatkan dan mencegah
distensi.
- Koreksi dehidrasi.
o Reduksi intususepsi denagn penglihatan langsung untuk membantu
penurunan odema.
o Plasma intravena.
o Jika intususepsi tidak dapat direduksi maka diperlukan reseksi dan
anastomosis primer.
3Pasca bedah
o Observasi tanda vital.
o Cairan intra vena.
o Jika dilakukan ileostomi penyedotan dilakukan dengan tuba ileostomi.
o Pemberian oksigen.
o Antibiotik.
o Perawatan luka dan drain
F. Komplikasi
a) Peritonitis
b) Syok
c) Gangraen
G. Penatalaksanaan keperawatan
a) Pemberian makanan harus diberikan kembali sesegera mungkin jika muntah hilang
dan aktifitas peristaltic sudah baik.
b) Dukungan bagi orang tua. Banyak dukungan yang diperlukan tergantung pada status
umum pada anak dan tindakan pembedahan yang diambil apabila kondisi umum anak
mengalami perbaikan orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak.
c) Penyuluhan keluarga dan rencana pemulangan Apabila intusepsi telah direkduksi dan
berhasil, dan luka sudah sembuh anak dapat pulang kerumah, informasi yang perlu
disampaikan factor keluarga yaitu : Cara mencegah kekambuhan seperti keluhan
terapi yang diprogramkan dan untuk dilaporkan ke dokter, obat – obatan termasuk
nama obat, dosis tujuan, efek samping dan jadwal
H.Asuhan keperawatan
a) Pengkajian
oData identitas pasien.
oRiwayat kesehatan masa lalu seperti diare, infeksi saluran nafas, otitis media.
oRiwayat kesehatan sekarang : abdomen kembung, muntah nyeri.
b) Pola nutrisi metabolic
o Hiper peristaltic usus
o Distensi abdomen
o Anorexsia
o Mual, muntah (warna hijau)
o Berat badan turun
c) Pola eliminasi
o Kostipasi
o BAB seperti jelly
d) Pola aktifitas dan latihan
o Lemas
o TTV tidak stabil
e) Pola tidur dan istirahat
o Susah tidur
f) Pemeriksaan fisik
o Inspeksi : abdomen distensi, kulit kering, anak rewel.
o Bayangan vena tampak pada perut.
o Palpasi :suhu tubuh meningkat.
o Auskultasi :paristaltik usus menurun/tidak ada.
Diagnosa Keperawatan :
PRE OPERASI
1. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit b.d intake yang kurang akibat mual
dan muntah
2. Gangguan perfusi jaringan intestinal.
3. Resti terjadinya syok b.d nyeri yang hebat.
4. Kurang pengetahuan b.d tindakan operasi
Tujuan dx no.1 : Kekurangan volume cairan dan elektrolit tidak terjadi.
Kreteria hasil:
oUrine 1-2 cc perkilogram berat badan.
o Intake cairan dan elektrolit adequate
oObservasi TTP.
oObservasi tanda-tanda dehidrasi.
Intervensi :
oPasang IVFD sesuia dengan intruksi.
oPasang kateter.
oTimbang BB.
oObservasi TTP/ tingakt kesadaran.
oObservasi tanda-tanda dehidrasi.
oBalance cairan/ shift.
Tujuan dx no.2 :Mempertahankan perfusi jaringan intestinal adekuat baik
Kreteria hasil :
oObservasi TTP.
oCapillary effil <3 mnt.
oPendarahan anus tidak ada.
oNGT cms putih.
Intervensi :
oObservasi TTP.
oObservasi distensi abdomen.
oObaservasi cairan NGT.
oObservasi pendarahan anus.
oKolaborasi untuk pemberian Ba enema.
oKolaburasi/ untuk rencana operasi (Siapkan cito op).
oSiapakan PRC jika perlu.
oBerikan O2 bila perlu.
Tujuan dx no 3 : Tidak terjadi syok
Kreteria hasil :
o Keadaan umum anak baik
o Anak tidak gelisah
o TTp dalam batas normal
o Nyeri (skala nyeri : 3)
Intervensi :
o Observasi tanda – tanda syok
o Observasi TTP tiap 2 - 3 jam
o Batasi aktifitas klien
o Ciptakan lingkungan yang tenang
o Kolaborasi pemberian analgetik.
Tujuan dx no.4 :Orang tua mendukung untuk tindakan pembedahan
Ktreteria hasil :
oExpresi wajah jelek atau tenang.
Intervensi :
oJelaskan rencana pembedahan.
oJelaskan perawatan paskah operasi.
oBeri kesempatan orang tua untuk mengexpresikan perasaannya.
Evaluasi:
Dx 1. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit
2. Gangguan perfusi jaringan intestinal
3. Resti terjadinya syok
4. Kurang pengetahuan
Semua sudah teratasi
PASCA OPERASI
1. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d puasa lama
2. Nyeri b.d adanya luka operasi
3. Resiko tinggi infeksi b.d luka operasi
4. Gangguan integritas kulit b.d tindakan pembedahan
5. Kecemasan pada orang tua b.d kesembuhan luka operasi
6. Kecemasan pada anak b.d hospitalisasi
DISCHARGE PLANING
1. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan kolostomi (luka operasi).
2. Jelaskan cara pemberian obat dengan teratur.
3. Jelaskan pemberian nutrisi yang boleh diberikan.
4. Jelaskan untuk kontrol.
5. Jelakan pada orang tua bila terjadi sesuatu hal harus segera kerumah sakit
yang terdekat.