ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

13
ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI A. Pengertian Invaginasi adalah keadaan dimana suatu segmen usus halus masuk kedalam lumen usus lainnya atau segmen proksimal usus masuk kedalam lumen usus yang lebih distal (Fand Nur Mand FKS hal : 137). Invaginasi adalah masuknya suatu segemen usus kedalam usus itu sendiri (B.C Long hal : 242). Invaginasi / intussucseption adalah 1 kali atau lebih terjadinya obstruksi intestinal pada usia infant. Sebagian besar kasus initerjadi pada anak yang berusia lebih mudah anatar 1 tahun, lebih sering terjadi pada anak usai 3-12 bulan, sebagian terjadi pada anak usia 2 tahun (Wong, Donna L. 2000). Intussusception (Intususepsi) merupakan invaginasi salah satu bagian usus kedalam bagian usus berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir eksklusif ditemukan pada bayi dan balita, yang sering terjadi pada ileum terminal yang masuk kedalam sekum (Price, Sylvia A and Wilson Lorraine M, 1995). B. Anatonim Fisiologi

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

ASUHAN KEPERAWATAN

INVAGINASI

A. Pengertian

Invaginasi adalah keadaan dimana suatu segmen usus halus masuk kedalam

lumen usus lainnya atau segmen proksimal usus masuk kedalam lumen usus yang

lebih distal (Fand Nur Mand FKS hal : 137). Invaginasi adalah masuknya suatu

segemen usus kedalam usus itu sendiri (B.C Long hal : 242).

Invaginasi / intussucseption adalah 1 kali atau lebih terjadinya obstruksi

intestinal pada usia infant. Sebagian besar kasus initerjadi pada anak yang berusia

lebih mudah anatar 1 tahun, lebih sering terjadi pada anak usai 3-12 bulan,

sebagian terjadi pada anak usia 2 tahun (Wong, Donna L. 2000).

Intussusception (Intususepsi) merupakan invaginasi salah satu bagian usus

kedalam bagian usus berikutnya dan merupakan penyebab obstruksi yang hampir

eksklusif ditemukan pada bayi dan balita, yang sering terjadi pada ileum terminal

yang masuk kedalam sekum (Price, Sylvia A and Wilson Lorraine M, 1995).

B. Anatonim Fisiologi

a) Usus Halus

Usus halus mempunyai panjang kira-kira ,5 cm yang memanjang dari lambung

sampai kutub ileosekal tempat bergabung dengan usus besar ( Kolon ).

Duodenum merupakan bagian pertaman dari usus halus yang letaknyapersis

dibawah lambung dengan panjang kira-kira 2,5 cm. Cairan pankreas dan cairab

empedu masuk kedalam duodenum untuk membantu pencernaan secara

kimiawi. Pada duodenum terjadi penyerapan atau absorpi zat besi, kalsium,

asam folat, lemak, gula dan asam amino. Jejenum dam ileum merupakan

kelanjutan dari duodenum. Di jejenum terjadi absorpsi/ penyerapan gula dan

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

asam amino, sedangkan di ileum terjadi penyerapan vitamin B 12 dan garam-

garam empedu. Struktur usus halus terdiri dari : 1). Dinding lapisan luar,

membran serosa yang berupa peritonium yang membalut usus halus dengan

kuat, 2) dinding lapisan berotot, pada lapisan ini terdapat pembuluh darah dan

serabut-serabut syaraf dan 3) Dinding submukosa dan mukosa, didalam dinding

mukosa terdapat rongga termasuk leukosit, nodul jaringan limfe ( Soliter ).

b) Usus Besar

Usus besar terdiri dari sekum, kolon ascenden, kolon transversum, kolon

desenden, kolon sigmoid dan berakhir pada rektum dan anus. Pada umumnya

pergerakan usus besar adalah lambat. Pergerakannya dengan gerakan

mengaduk haustra kantong-kantong atau haustra teregang dari waktu ke waktu

otot sirkuler akan berkontraksi untuk mendorong isinya kebawah.

Pada usus besar terdapat 2 jenis peristaltik:1) Kontraksi lambang dan tidak

teratur, berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan, menyumbat

beberapa haustra, 2) Peristaltik massa: kontraksi yang melibatkan segemn

kolon. Ke-2 proses ini timbul2 sampai 3 kali per hari yang dirangsang oleh

refleks gastrokolik setelah seseorang makan, khususnya makanan pertaman

pada waktu itu.

Defekasi dikendalikan oleh sfingter oddi interna dan eksterna. Sfingter oddi

interna dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan sfingter oddi eksterna

dibawah kontrol volunter.

C. Patofisologi

Intussusception adalah keadaan invaginasi atau teleskoping dari intestinal satu

kedalam intestinal lainnya. Invaginasi lebih sering terjadi pada iloececal valve

( Ileocolik ), dimana ileum invaginasi kedalam csekum dan kolon, mengakibatkan

terjadinya obstruksi saluran intestinal pada saat defekasi. Dinding intestinal lain

menekan dinding intestinal yang lain, yang dapat menyebabkan terjadinya

inflamasi, edema dan akhirnya terjadi penurunan peredaran darah karena dinidng

usus terdapat pembuluh darah dan saraf-saraf. Karena feces tidak dapat bergerak

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

akibat obstruksi, menekan mukus dan pembuluh mengakibatkan karakteristik usus

terganggu. Komplikasi dari intussusception / invaginasi yang utama atau paling

serius seperti : iskemia, perforasi, peritonitis, nekrosis, gangren, hemoragik dan

syok. Invaginasi ileocecal bisa mencapai usus transversum, descenden atau

bahkan sampai sigmoid atau mencapai anus. Akibat yang vatal adalah terjadi

kematian.

D. Etiologi

a) Penyebab pasti belum diketahui.

b) Divertikulum meckel.

c) Hiperperistaltik usus:infeksi usus, pemberian makanan padat yang terlalu dini.

d) Polip usus.

e) Lympoma.

E. Tanda dan gejala

a) Anak tampak gelisah saat muncul serangan

b) Biasanya keluar lendir campur darah seperti selai kismis merah

c) Muntah warna kehijauan

d) Nyeri abdomen sehingga anak berteriak – teriak, disertai penekukan lutut ke arah dada

e) Demam

f) Hiperperistaltik usus

g) Keringat pucat

h) Buang air besar seperti jelly

i) Distensi abdomen

j) Berat badan menurun

k) Syok

l) Teraba massa berbentuk sosis

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

FAKTOR PREDISPOSISI :

o Divertikulum meckeli.

o Polip.

o Parasit dalam usus.

o Diare.

JENIS INVAGINASI :

o Ileasekal (tersering).

o Ileoileal (jarang).

o Kolakolika (sangat jarang).

PEMERIKSAAN PENUNJANG :

1. Pemeriksaan radiologi

Pada foto polos abdomen tegak didapatkan tanda-tanda obtruksi saluran

cerna. Didapatkan distribusi udara yang tidak merata. Perselubungan pada

daerah perut kanan bawah, tengah dan atas. Udara hanya menempati pada

perut kiri atas.

2. Barium enema

Pada pemeriksaan barium enema akan tampak barium terhenti pada tempat

obtruksi dan dua bentuk gambaran yaitu :

o Bentuk called spring appearance.

o Bentuk copping appearance.

Pemeriksaan radiologi dengan barium enema untuk diagnostik sekaligus

merupakan tekanan hidrostatik sebagai tindakan pengobatan.

3. Pemeriksaan serum darah

Menunjukan perubahan dari keadaan normal ketika terjadi dehidrasi sodium

meningkat, hematokrit meningkat, BUN meningkat.

4. Palpasi adanya massa di abdomen

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

PENATALAKSANAAN MEDIS :

1. Non surgikal

Dengan suntikan salin udara atau barium ke dalam kolon. Metode ini tidak

dikerjakan apabila ada resiko perporasi gunanya untuk penurunan dari

intususepsi.

o Ba enema

o Terapi antibiotic

o Atasi penyebab

2. Surgical

o Perawatan pra bedah

- Pemasangan kateter

- Tube Nasogastik gunanya untuk mengistirahatkan dan mencegah

distensi.

- Koreksi dehidrasi.

o Reduksi intususepsi denagn penglihatan langsung untuk membantu

penurunan odema.

o Plasma intravena.

o Jika intususepsi tidak dapat direduksi maka diperlukan reseksi dan

anastomosis primer.

3Pasca bedah

o Observasi tanda vital.

o Cairan intra vena.

o Jika dilakukan ileostomi penyedotan dilakukan dengan tuba ileostomi.

o Pemberian oksigen.

o Antibiotik.

o Perawatan luka dan drain

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

F. Komplikasi

a) Peritonitis

b) Syok

c) Gangraen

G. Penatalaksanaan keperawatan

a) Pemberian makanan harus diberikan kembali sesegera mungkin jika muntah hilang

dan aktifitas peristaltic sudah baik.

b) Dukungan bagi orang tua. Banyak dukungan yang diperlukan tergantung pada status

umum pada anak dan tindakan pembedahan yang diambil apabila kondisi umum anak

mengalami perbaikan orang tua dapat berpartisipasi dalam perawatan anak.

c) Penyuluhan keluarga dan rencana pemulangan Apabila intusepsi telah direkduksi dan

berhasil, dan luka sudah sembuh anak dapat pulang kerumah, informasi yang perlu

disampaikan factor keluarga yaitu : Cara mencegah kekambuhan seperti keluhan

terapi yang diprogramkan dan untuk dilaporkan ke dokter, obat – obatan termasuk

nama obat, dosis tujuan, efek samping dan jadwal

H.Asuhan keperawatan

a) Pengkajian

oData identitas pasien.

oRiwayat kesehatan masa lalu seperti diare, infeksi saluran nafas, otitis media.

oRiwayat kesehatan sekarang : abdomen kembung, muntah nyeri.

b) Pola nutrisi metabolic

o Hiper peristaltic usus

o Distensi abdomen

o Anorexsia

o Mual, muntah (warna hijau)

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

o Berat badan turun

c) Pola eliminasi

o Kostipasi

o BAB seperti jelly

d) Pola aktifitas dan latihan

o Lemas

o TTV tidak stabil

e) Pola tidur dan istirahat

o Susah tidur

f) Pemeriksaan fisik

o Inspeksi : abdomen distensi, kulit kering, anak rewel.

o Bayangan vena tampak pada perut.

o Palpasi :suhu tubuh meningkat.

o Auskultasi :paristaltik usus menurun/tidak ada.

Diagnosa Keperawatan :

PRE OPERASI

1. Resiko kekurangan cairan dan elektrolit b.d intake yang kurang akibat mual

dan muntah

2. Gangguan perfusi jaringan intestinal.

3. Resti terjadinya syok b.d nyeri yang hebat.

4. Kurang pengetahuan b.d tindakan operasi

Tujuan dx no.1 : Kekurangan volume cairan dan elektrolit tidak terjadi.

Kreteria hasil:

oUrine 1-2 cc perkilogram berat badan.

o Intake cairan dan elektrolit adequate

oObservasi TTP.

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

oObservasi tanda-tanda dehidrasi.

Intervensi :

oPasang IVFD sesuia dengan intruksi.

oPasang kateter.

oTimbang BB.

oObservasi TTP/ tingakt kesadaran.

oObservasi tanda-tanda dehidrasi.

oBalance cairan/ shift.

Tujuan dx no.2 :Mempertahankan perfusi jaringan intestinal adekuat baik

Kreteria hasil :

oObservasi TTP.

oCapillary effil <3 mnt.

oPendarahan anus tidak ada.

oNGT cms putih.

Intervensi :

oObservasi TTP.

oObservasi distensi abdomen.

oObaservasi cairan NGT.

oObservasi pendarahan anus.

oKolaborasi untuk pemberian Ba enema.

oKolaburasi/ untuk rencana operasi (Siapkan cito op).

oSiapakan PRC jika perlu.

oBerikan O2 bila perlu.

Tujuan dx no 3 : Tidak terjadi syok

Kreteria hasil :

o Keadaan umum anak baik

o Anak tidak gelisah

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

o TTp dalam batas normal

o Nyeri (skala nyeri : 3)

Intervensi :

o Observasi tanda – tanda syok

o Observasi TTP tiap 2 - 3 jam

o Batasi aktifitas klien

o Ciptakan lingkungan yang tenang

o Kolaborasi pemberian analgetik.

Tujuan dx no.4 :Orang tua mendukung untuk tindakan pembedahan

Ktreteria hasil :

oExpresi wajah jelek atau tenang.

Intervensi :

oJelaskan rencana pembedahan.

oJelaskan perawatan paskah operasi.

oBeri kesempatan orang tua untuk mengexpresikan perasaannya.

Evaluasi:

Dx 1. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit

2. Gangguan perfusi jaringan intestinal

3. Resti terjadinya syok

4. Kurang pengetahuan

Semua sudah teratasi

PASCA OPERASI

1. Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d puasa lama

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN INVAGINASI

2. Nyeri b.d adanya luka operasi

3. Resiko tinggi infeksi b.d luka operasi

4. Gangguan integritas kulit b.d tindakan pembedahan

5. Kecemasan pada orang tua b.d kesembuhan luka operasi

6. Kecemasan pada anak b.d hospitalisasi

DISCHARGE PLANING

1. Jelaskan pada orang tua tentang perawatan kolostomi (luka operasi).

2. Jelaskan cara pemberian obat dengan teratur.

3. Jelaskan pemberian nutrisi yang boleh diberikan.

4. Jelaskan untuk kontrol.

5. Jelakan pada orang tua bila terjadi sesuatu hal harus segera kerumah sakit

yang terdekat.