ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
-
Upload
vello-gita -
Category
Documents
-
view
323 -
download
6
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
Laporan Pendahuluan Katarak
1. Definisi
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang
terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan
lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan
penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh
cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur
pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat
bervariasi.
2. Klasifikasi
Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1
tahun
2. Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun
4. Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata
3. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau
bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada
umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena
sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
Faktor keturunan.
Cacat bawaan sejak lahir.
Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.
gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
gangguan pertumbuhan,
1
Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup
lama.
Rokok dan Alkohol
Operasi mata sebelumnya.
Trauma (kecelakaan) pada mata.
Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
4. Patofisiologi
Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks
& kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring
dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri
dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan
bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa
mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa
proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi
sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam
melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dg
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.
5. Manifestasi Klinik
Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan
seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada
akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar
putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).
Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan
dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.
Gejala umum gangguan katarak meliputi :
Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
Peka terhadap sinar atau cahaya.
Dapat melihat dobel pada satu mata.
2
Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Keratometri.
Pemeriksaan lampu slit.
Oftalmoskopis.
A-scan ultrasound (echography).
Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.
7. Komplikasi
Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia
sensori
Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus
8. Penatalaksanaan Medis
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah
keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi
tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah
operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi. Pembedahan dilakukan bila
tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu
pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma
dan uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular,
dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa
anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan
tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder
karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang
matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien
berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula
zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi
3
yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya
diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan
rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.
9. Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak
mengandung vit.C ,vit.A dan vit E
Asuhan Keperawatan Teoritis Katarak
1. Pengkajian
a. Aktivitas/Istrahat
Gejala: Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
penglihatan
b. Neurosensori
Gejala: Gangguan penglihatan (kabur/tak jelas), sinar terang menyebabkan
silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan
memfokuskasn kerja dengan dekat atau merasa di ruang gelap. Perubahan
pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Tanda: Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil. Peningkatan air
mata
c. Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Ketidaknyamanan ringan atau mata berair
2. Prioritas Keperawatan
1. Mencegah penyimpangan penglihatan lanjut
2. Meningkatkan adaptasi terhadap perubahan atau penurunan ketajaman
penglihatan
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan
pengobatan
4
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori atau status organ indera.
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan – kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.
4. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori atau status organ indera.
Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,
mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.
Intervensi Rasional
Tentukan ketajaman penglihatan,
kemudian catat apakah satu atau
dua mata terlibat.
Orientasikan klien tehadap
lingkungan.
Pendekatan dari sisi yang tak
dioperasi, bicara dengan
menyentuh.
Perhatikan tentang suram atau
penglihatan kabur dan iritasi mata,
dimana dapat terjadi bila
menggunakan tetes mata.
Penemuan dan penanganan awal
komplikasi dapat mengurangi
resiko kerusakan lebih lanjut.
Orientasikan klien tehadap
lingkungan.
Penemuan dan penanganan awal
komplikasi dapat mengurangi
resiko kerusakan lebih lanjut.
Meningkatkan keamanan
mobilitas dalam lingkungan.
5
Ingatkan klien menggunakan
kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih 25
persen, pelihatan perifer hilang
dan buta titik mungkin ada.
Ingatkan klien menggunakan
kacamata katarak yang tujuannya
memperbesar kurang lebih 25
persen, pelihatan perifer hilang
dan buta titik mungkin ada.
Letakkan barang yang dibutuhkan
berdekatan dengan klien
Komunikasi yang disampaikan
dapat lebih mudah diterima
dengan jelas.
Cahaya yang kuat menyebabkan
rasa tak nyaman setelah
penggunaan tetes mata dilator.
Membantu penglihatan pasien.
Memudahkan pasien untuk
berkomunikasi
2. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan kerusakan fungsi sensori
penglihatan – kehilangan vitreus, pandangan kabur, perdarahan intraokuler.
Tujuan:
Menyatakan pemahaman terhadap factor yang terlibat dalam kemungkinan
cedera.
Kriteria hasil :
Menunjukkan perubahan perilaku, pola hidup untuk menurunkan faktor
resiko dan untuk melindungi diri dari cedera.
Mengubah lingkungan sesuai dengan indikasi untuk meningkatkan
keamanan.
Intervensi Rasional
Diskusikan apa yang terjadi tentang
kondisi paska operasi, nyeri,
pembatasan aktifitas, penampilan,
balutan mata.
Beri klien posisi bersandar, kepala
Kondisi mata post operasi
mempengaruhi visus pasien
Posisi menentukan tingkat
6
tinggi, atau miring ke sisi yang tak
sakit sesuai keinginan.
Batasi aktifitas seperti
menggerakan kepala tiba-tiba,
menggaruk mata, membongkok.
Ambulasi dengan bantuan : berikan
kamar mandi khusus bila sembuh
dari anestesi.
Minta klien membedakan antara
ketidaknyamanan dan nyeri tajam
tiba-tiba, Selidiki kegelisahan,
disorientasi, gangguan balutan.
kenyamanan pasien.
Aktivitas berlebih mampu
meningkatkan tekanan intra
okuler mata.
Visus mulai berkurang, resiko
cedera semakin tinggi.
Pengumpulan Informasi dalam
pencegahan komplikasi
3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.
Tujuan:
Klien menunjukkan pemahaman tentang kondisi, proses penyakit dan
pengobatan.
Kriteria Hasil:
Melakukan dengan prosedur benar dan menjelaskan alasan tindakan.
Intervensi Rasional
Pantau informasi tentang kondisi
individu, prognosis, tipe prosedur,
lensa.
Tekankan pentingnya evaluasi
perawatan rutin, beritahu untuk
melaporkan penglihatan berawan.
Informasikan klien untuk
menghindari tetes mata yang dijual
bebas.
Penemuan dan penanganan awal
komplikasi dapat mengurangi
resiko kerusakan lebih lanjut.
Pengawasan periodik
menurunkan resiko komplikasi
serius.
Dapat bereaksi silang/campur
7
Diskusikan kemungkinan
efek/interaksi antar obat mata dan
masalah medis klien.
Anjurkan klien menghindari
membaca, berkedip, mengangkat
berat, mengejan saat defekasi,
membongkok pada panggul, dll.
Anjurkan klien tidur terlentang
dengan obat yang diberikan
Meminimalkan masalah seperti
interaksi obat dan efek sistemik
yang tak diinginkan.
Aktivitas-aktivitas tersebut dapat
meningkatkan tekanan intra
okuler.
Tidur terlentang dapat membantu
kondisi mata agar lebih nyaman.
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA Ny “M”
DENGAN KATARAK DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI
PALEMBANG
I. PENGKAJIAN
A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. Identitas Diri Klien
Nama lengkap : Ny “M”
Tempat/tgl lahir : Jombang, 70 th
Jenis kelamin : Perampuan
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : Tidak
sekolah
Diagnosis medis (bila ada) : -
Alamat : Panti werdha teratai
Palembang
2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny “L”
Alamat : Jl. Bangunan Pakjo
No. telp : -
8
Hub. Dengan klien : Anak Angkat
3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi
Pekerjaan saat ini : -
Pekerjaan sebelumnya : Tukang Pijat
Sumber pendapatan : -
Kecukupan pendapatan :-
4. Aktivitas rekresi
Hobi : -
Bepergian/wisata : -
Keanggotaan organisasi : -
Lain-lain : -
5. Riwayat keluarga
1. Saudara kandung : Tidak ada
Nama Keadaan saat ini Keterangan
1
2
3
4
5
2. Saudara yang meninggal
Nama :
Umur :
Penyebab kematian :
3. Kunjungan keluarga : Kadang-kadang
6. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Nafsu makan : Cukup
9
Jenis makanan : Bubur, nasi,
ikan,sayur, buah-
buahan
Kebiasaan sebelum makan : Mencuci tangan
Makanan yang tidak disukai : -
Alergi terhadap : Ada, Telur
Pantangan makanan : Telur
Keluhan yang berhubungan dengan makanan: Jika klien
mengkonsumsi telur, maka tubuh klien mengalami gatal-gatal, dan
wajah klien menjadi merah..
2. Eliminasi
1. BAK
Frekuensi dan waktu : 6x/hari
Kebiasaan BAK pada malam hari : 1x
Keluhan yang berhubungan dengan BAK: Tidak ada
2. BAB
Frekuensi dan waktu : 4 hari sekali,
pagi hari
Konsistensi : Padat
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : Tidak ada
Pengalamanan yang memakai laxantif/pencahar : tidak pernah
7. Status kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam satu tahun terakhir : penglihatan kabur,
sakit pinggang
Gejala yang dirasakan : klien mengatakan
penglihatan nya kabur sudah sejak 4 tahun yang lalu, kadang-
kadang mata klien berair sehingga penglihatan klien terganggu dan
Aklivitas klien sedikit terganggu karena penyakit yang dialaminya.
10
Faktor pencetus : penyakit katarak :
1. Timbulnya keluhan : ( ) mendadak ( √ ) bertahap
2. Waktu mulai timbulnya keluhan : 4 tahun yang lalu
3. Upaya mengatasi :
( ) Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik
( ) Pergi ke bidan/perawat
( ) Mengkonsumsi obat-obatan sendiri
( √ ) Mengkonsumsi obat-obatan tradisional
( ) Lain-lain
2. Riwayat kesehatan masa lalu
1. Penyakit yang pernah diderita : Tidak ada
2. Riwayat alergi ( obat, makanan, binatang, debu, dll) :Alergi
mengkonsumsi telur
3. Riwayat kecelakaan : Tidak pernah
4. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tidak pernah
5. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (observasi, pengukuran, auskultasi,
perkusi dan palpasi
1. Keadaan umum (TTV) : TD=140/90, N=88, RR= 24, T=36,5
2. BB/TB : BB=40 kg, TB=150 cm
3. Personal Hygiene
1. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 3x sehari, pagi, siang, sore
Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
2. Oral hygiene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : Tidak pernah (tidak
ada gigi)
11
Menggunakan gosok gigi : Tidak pernah
3. Cuci rambut
Frekuensi : 2 hari sekali
Penggunaan shampoo (ya/tidak) : ya
4. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : 1x seminggu
Kebiasaan cucui tangan pakai sabun : ya
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 6 jam
Tidur siang : 12
jam
Keluhan yang berhubungan denga tidur : -
5. Kebiaasaan mengisi waktu luang
1. Olahraga : ya, setiap pagi jalan-jalan keliling
panti.
2. Nonton TV : ya
3. Berkebun atau memasak : Tidak
4. Lain-lain : -
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:(jenis/frekuensi/jumlah/lama
pakai)
1. Merokok (ya/tidak) : Tidak
2. Minuman keras (ya/tidak) : Tidak
3. Ketergatungan terhadap obat : Tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap
kegiatan
12
1. Mandi,sholat 40 menit
2. Sarapan pagi 30 menit
3. Membersihkan rumah dan
halaman
30 menit
4. Berjalan-jalan di sekitar panti 30 menit
5. Duduk diteras dan mengobrol
bersama penghuni panti yang
lain
2 jam
B. MASALAH KESEHATAN KRONIS
No Keluhan kesehatan atau
gejala yang dirasakan
klien dalam waktu 3
bulan terakhir berkaitan
dengan fungsi-fungsi
Selalu
(3)
Sering
(2)
Jarang
(1)
T.
Pernah
(0)
A Fungsi penglihatan
Mata berair √
Nyeri pada mata √
B Fungsi pendengaran
Pendengaran berkurang
√
Telinga berdering √
C Fungsi paru (pernafasan)
Batuk lama disertai
keringat malam
√
Sesak nafas √
Berdahak/Sputum √
D Fungsi jantung √
Jantung berdebar-debar √
13
Cepat lelah √
Nyeri dada √
E Fungsi pencernaan
Mual/muntah √
F Nyeri ulu hati √
Makan dan minum
banyak (berlebihan)
√
Perubahan kebiasaan
buang air besar
(mencret/sembelit)
√
G Fungsi pergerakan
Nyeri kaki saat berjalan √
Nyeri pinggang atau
tulang belakang
√
Nyeri persendian atau
bengkak
√
H Fungsi persyarafan
Lumpuh/kelemahan kaki
atau tangan
√
Kehilangan rasa √
Gemetar/tremor √
Nyeri/pegal pada daerah
tengkuk
√
I Fungsi saluran
perkemihan
Buang air kecil √
Sering buang air kecil
pada malam hari
√
Tidak mampu
mengontrol pengeluaran
air kemih (mengompol)
√
JUMLAH=23 (Masalah 4 15 5
14
kesehatan kronis sedang)
Analisis Hasil
Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalh kesehatan
kronis ringan
Skor : 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang
Skor : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat
1. Telinga : berkurangnya pendengaran
2. Mulut, gigi, dan bibir : Tidak ada masalah
3. Dada : Tidak ada masalah
4. Abdomen : Tidak ada masalah
5. Kulit : Keriput
6. Ekstremitas atas : Tidak terjadi kelumpuhan
7. Ekstremitas bawah : Tidak terjadi kelumpuhan
1. Hasil pengkajian khusus
1. Masalah kesehatan kronis : JUMLAH = 24 (Masalah kesehatan kronis
sedang)
2. Fungsi kognitif : JUMLAH BENAR = 4 (ada gangguan)
3. Status fungsional : JUMLAH POIN MANDIRI= 15 (Mandiri)
4. Status psikologis : JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU=
10 (Depresi ringan sampai sedang)
5. Dukungan keluarga : Cukup, karena klien mengatakan kadang-
kadang anak angkatnya mengunjunginya ke panti, dan bisanya satu hari
sebelum lebaran klien pulang ke rumah anak angkatnya, lalu 3 hari
kemudian baru kembali ke panti.
2. Lingkungan tempat tinggal
1. Kebersihan dan kerapian ruangan : Cukup
2. Penerangan : Cukup
3. Sirkulasi udara : Cukup
15
4. Keadaan kamar mandi dan WC : Bersih
5. Pembuangan air kotor : Ada
6. Pembuangan sampah : Ada
7. Sumber pencemaran : Tidak ada
8. Penataan halaman (kalau ada) : Cukup
9. Privasi : -
10. Risiko injuri : -
C. FUNGSI KOGNITIF
Pengkaijian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya
ingat.
Petunjuk : isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien.
No Item Pertanyaan Benar Salah
1 Jam berapa sekarang ?
Jawab : tidak tahu
√
2 Tahun berapa sekarang:
Jawab : 2010
√
3 Kapan bapak/ibu lahir ?
Jawab : tidak tahu
√
4 Berapa umur bapak/ibu sekarang ?
Jawab : 70 tahun
√
5 Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?
Jawab : Pakjo Palembang
√
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal
bersama bapak/ibu ?
Jawab : 6 orang
√
7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
bapak/ibu ?
Jawab : Lasmi, Mashar, Eri, Ati, Dewi, Tia
√
16
8 Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?
Jawab : tidak tahu
√
9 Siapa nama presiden republik Indonsia ?
Jawab : Tidak tahu
√
10 Coba hitung terbalik dari angka 20-1 ?
Jawan : 20, 19, 21, 22, 23, 24, dst.
√
JUMLAH BENAR 4
Analisis hasil :
Skor Benar : 8-10 : tidak ada gangguan
Skor Salah : 0-7 : ada gangguan
D. STATUS FUNGSIONAL
Modifikasi indeks kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dlam
menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa
pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan
pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien
menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
No Aktivitas Mandiri
(Nilai 1)
Tergantung
(Nilai 0)
1 Mandi di kamar mandi (menggosok,
membersihkan, dan mengeringkan badan)
√
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan
mengenakan
√
3 Memakan makanan yang telah disiapkan √
4 Memelihara kebersihan diri untuk
penampilan diri (menyisir rambut, memcuci
rambut, menggosok gigi, dam mencukur
√
17
kumis)
5 Buang air besar di WC (memberishkan dan
megeringkan daerah bokong)
√
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √
7 Buang air kecil di kamar mandi
(membersihkan dan mengosongkan daerah
kemaluan)
√
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
√
10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaan yang dianut
√
11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti :
merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak dan membersihkan ruangan
√
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
kebutuhan keluarga
√
13 Megelola keuangan (menyimpan dan
menggunakan uang sendiri)
√
14 Bepergian √
15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
√
16 Merencanakan dan mengambil keputusan
untuk kepentingan keluarga dalam hal
penggunaan uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.
√
17 Melakukan aktivitas di waktu luang
(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi,
olahraga, dan menyalurkan hobi)
√
JUMLAH POIN MANDIRI 15
18
Analisis hasil
Point : 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : ketergatungan
E. STATUS PSIKOLOGIS (Skala Depresi Geriatrik Yesavage, 1983)
No Apakah Bapak/Ibu dalam satu minggu terakhir Ya Tidak
1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani ? √
2 Banyak meningglakan kesenangan/ minat dan
aktivitas anda ?
√
3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa ? √
4 Sering merasa bosan ? √
5 Penuh pengharapan akan masa depan ? √
6 Mempunyai semangat yang baik untuk setiap waktu
?
√
7 Diganggu oleh fikiran-fikiran yang tidak dapat
diungkapkan ?
√
8 Merasa bahagia disebagian besar waktu ? √
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ? √
10 Sering kali merasa tidka berdaya ? √
11 Sering merasa gelisah atau gugup ? √
12 Memilih tinggal di rumah dari pada melakukan
sesuatu yang bermanfaat ?
√
13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan ? √
14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan
daya ingat dibandingkan orang lain ?
√
15 Berfikir bahwa hidup ini sangat menyenangkan
sekarang ?
√
16 Sering kali merasa merana ? √
19
17 Merasa kurang bahagia ? √
18 Sangat khawatir terhadap masa lalu ? √
19 Merasa bahwa hidup ini sangat menggairahkan ? √
20 Merasa berat untuk memulai sesuatu yang baru ? √
21 Merasa dalam keadaan penuh semangat ? √
22 Berfikir bahwa keadaan anda tidak ada harapan ? √
23 Berfikir banyak orang lain yang lebih baik dari
pada anda ?
√
24 Sering kali merasa kesal karena hal sepele ? √
25 Sering merasa ingin menangis ? √
26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi ? √
27 Menikmati tidur ? √
28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial ? √
29 Mudah mengambil keputusan ? √
30 Mempunyai fikiran yang jernih √
JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 10
Analisis hasil
: terganggu nilai 1
: normal nilai 0
Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang
Nilai : 16-30 : Depresi berat
Nilai : 0-5 : Normal
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori atau status organ indera.
2. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, pengobatan berhubungan
dengan tidak mengenal sumber informasi, kurang terpajan/mengingat,
keterbatasan kognitif.
20