ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN, …
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN, …
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN,
NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA
DI UPT PUSKESMAS DLANGGU
KABUPATEN MOJOKERTO
ARTIKEL ILMIAH
ROBIKATUL ADAWIYAH
NIM. 1615401012
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
TAHUN 2019
PERNYATAAN
Dengan ini kami selaku Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit
Mojokerto :
Nama : Robikatul Adawiyah
NIM : 1615401012
Program Studi : D3 Kebidanan
Setuju/tidak setuju*) naskah artikel ilmiah yang disusun oleh yang bersangkutan
setelah mendapat arahan dari pembimbing, dipublikasikan dengan/tanpa*)
mencantumkan nama tim pembimbing sebagai co-author.
Demikian harap maklum
Mojokerto, 01 Juli 2019
Robikatul Adawiyah
NIM : 1615401012
Mengetahui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Sari Priyanti, S.SiT., S.KM., M.Kes Nurun Ayati K., SST., S.KM.,M.Kes
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN,
NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA
DI UPT PUSKESMAS DLANGGU
KABUPATEN MOJOKERTO
ROBIKATUL ADAWIYAH
NIM. 1615401012
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Sari Priyanti, S.SiT., S.KM., M.Kes Nurun Ayati K., SST., S.KM.,M.Kes
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY E MASA HAMIL, PERSALINAN,
NIFAS, NEONATUS DAN KELUARGA BERENCANA
DI UPT PUSKESMAS DLANGGU
KABUPATEN MOJOKERTO
Robikatul Adawiyah
D3 Kebidanan Stikes Majapahit Mojokerto
Sari Priyanti, S.SiT., S.KM., M.Kes
Dosen D3 Kebidanan Stikes Majapahit Mojokerto
Nurun Ayati K., SST., S.KM.,M.Kes
Dosen D3 Kebidanan Stikes Majapahit Mojokerto
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi
dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada kehamilan,
persalinan, nifas, neonatus dan keluarga berencana menggunakan metode SOAP.
Hasil asuhan kebidanan pada Ny “E” kehamilan didapatkan keluhan yang
fisiologis yaitu pinggang sakit saat bangun tidur, sering BAK dan mulai
merasakan kenceng-kenceng terutama dimalam hari. Saat persalinan Ny “E” pada
kala I terjadi partus presipitatus, kala II fisiologis, lahir spontan bayi dengan berat
badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm, jenis kelamin laki-laki, kala III terjadi
HPP karena retensio plasenta dan Ny “E” dirujuk ke rumah sakit Hasanah, dan
kala IV terjadi syok dan anemia berat. Saat masa nifas Ny “E” mengalami anemia
dan didapatkan keluhan kaki bengkak dan ASI tidak lancar. Masa neonatus
berjalan fisiologis. Metode kontrasepsi yang digunakan Ny “E” adalah suntik 3
bulan. Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny “E” sangat penting untuk
memperhatikan pola nutrisi untuk menaikkan kadar HB dengan cara
mengkonsumsi tablet fe dan makanan yang mengandung zat besi.
Kata Kunci : Kehamilan, Persalinan, Nifas, Neonatus, dan KB
ABSTRACT
This study aimed to reduce maternal and infant mortality by providing
comprehensive midwifery care in pregnancy, parturition, postpartum, neonatal
and family planning using the SOAP method. The results of midwifery care for the
pregnancy Mrs."E" were found to be physiological complaints namely waist pain
when waking up, frequent urination and began to feel contraction especially at
night. At the time of parturition, Mrs. “E” at frist stage had a precipitate
parturition, stage II was physiological, baby was born spontaneously body weight
of 3100 grams and body length of 49 cm, male sex, at stage III occurred HPP due
to placental retention and Mrs. "E" refered to Hasanah hospital, and in the fourth
stage there was shock and severe anemia. When the postpartum period Mrs. "E"
had anemia and was found complaints of swollen feet and breast milk was not
smooth. The neonatal period ran physiologically. The family planning method
used by Mrs. "E" was 3 monthly contraceptive injection. Based on midwifery care
for Mrs. "E" it is very important to pay attention to nutritional patterns to
increase HB levels by consuming fe tablets and foods containing iron.
Keywords: Pregnancy, Parturition, Postpartum, Neonatal, and Family Planning
PENDAHULUAN
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan
kelompok rentan terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum,
sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan ibu dan
anak penting untuk dilakukan (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Kesehatan ibu dan bayi baru lahir di Indonesia merupakan masalah yang
harus segera ditangani karena angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) masih tergolong tinggi di Indonesia yaitu AKI pada tahun 2015 mencapai
305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2017 angka
kematian neonatal (AKN) sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per
1.000 kelahiran hidup, dan angka kematian balita (AKABA) 32 per 1.000
kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2017). AKI merupakan indikator
keberhasilan dalam upaya kesehatan ibu, indikator ini tidak hanya mampu menilai
program kesehatan ibu, tapi juga mampu menilai derajat kesehatan masyarakat.
Salah satu strategi untuk mengurangi AKI dan juga cara yang paling efektif untuk
meningkatkan kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan yaitu
dengan Keluarga berencana (KB). Masyarakat Indonesia yang tidak ber-KB juga
masih cukup banyak yaitu pada tahun 2017 Capaian cakupan keluarga berencna
(KB) aktif di antara PUS mencapai jumlah 63,22%, sedangkan yang tidak pernah
ber-KB sebesar 18,63%, faktor penyebab PUS yang tidak prnah ber-KB salah
satunya yaitu kurangnya pengetehauan tentang KB yaitu masih beranggapan
banyak anak banyak rejeki, penyebab yang lain seperti tidak mendapat dukungan
dari suami atau keluarga untuk menggunakan alat kontrasepsi (Kementerian
Kesehatan RI, 2017).
Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015,
menunjukkan bahwa AKI pada tahun 2015 yaitu 305 kematian ibu per 100.000
kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Target untuk AKI yang telah
ditetapkan oleh SDGs (Suitanable Development Goals) yaitu mengurangi angka
kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup (Badan Pusat
Statistik, 2015). AKI di Indonesia masih sangat jauh dari target yang telah
ditetapkan oleh SDGs. Pada tahun 2017 AKN mencapai 15 per 1.000 kelahiran
hidup, AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran
hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Artinya AKN dan AKABA masih
belum mencapai target SDGs yaitu menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Balita 25
per 1.000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik, 2015).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, angka kematian
Ibu (AKI) masih tinggi yaitu Pada tahun 2017 mencapai 91,92 per 100.000
kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2017 mencapai
23,1 per 1.000 kelahiran hidup (angka estimasi dari BPS Provinsi) (Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Angka Kematian
Ibu (AKI) pada tahun 2017 tertinggi terdapat di Kabupaten Mojokerto yaitu
sebesar 171,88 per 100.000 kelahiran hidup atau sebanyak 29 orang kematian ibu,
dan untuk AKB pada tahun 2017 mencapai 147 kematian bayi (Dinas Kesehatan
Kabupaten Mojokerto, 2017). Maka berdasarkan data tersebut kabupaten
Mojokerto dalam pencapain target AKI dan AKB masih jauh dari target yang
ditetapkan oleh SDGs (Suitanable Development Goals) yaitu mengurangi angka
kematian ibu hingga di bawah 70 per 100.000 kelahiran hidup dan menurunkan
Angka Kematian Neonatal setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup (Badan Pusat Statistik,
2015).
Penyebab tertinggi kematian ibu pada tahun 2017 adalah penyebab lain-lain
yaitu 29,11% atau 154 orang, Pre Eklamsi / Eklamsi yaitu sebesar 28,92% atau
sebanyak 153 orang dan perdarahan yaitu 26,28% atau sebanyak 139 orang,
sedangkan penyebab paling kecil adalah infeksi sebesar 3,59% atau sebanyak 19
orang. Penyebab lain-lain yang dimaksud yaitu lebih banyak disebabkan oleh
faktor penyakit yang menyertai kehamilan.Penyebab tertinggi kematian bayi
adalah bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan kekurangan oksigen (asfiksia)
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017).
Upaya dalam menurunkan kematian ibu dan kematian anak, Kementerian
Kesehatan menetapkan indikator persentase Puskesmas melaksanakan kelas ibu
hamil dan persentase Puskesmas melaksanakan Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Kementerian Kesehatan RI, 2017).Upaya
yang dilaksanakan Dinas Kesehatan kabupaten Mojokerto untuk menurunkan
Angka Kematian Ibuyaitu Persalinan empat tangan dan ANC terpadu yang mana
semuaibu hamil diperiksa lengkap baik laboratorium, gigi dan pemeriksaan
umum, dan pemberian stempel merah di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
pada ibu hamil yang didapatkan hasil penilaiaan skor Poedji Rochjati mencapai
skor mulai dari 10 hingga lebih, maka persalinan wajib dilakukan di Rumah Sakit
(Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2017).
Kelas ibu hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, persalinan, nifas, KB pasca persalinan, pencegahan komplikasi,
perawatan bayi baru lahir dan aktivitas fisik atau senam ibu hamil. Kelas ibu
hamil difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas
Ibu Hamil yaitu Buku KIA, Flip Chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan
Kelas Ibu Hamil, dan Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Cakupan kelas ibu
hamil didapatkan dengan cara menghitung puskesmas yang telah melaksanakan
kelas ibu hamil dibandingkan dengan seluruh puskesmas di wilayah
kabupaten/kota. Puskesmas dikatakan telah melaksanakan apabila telah
melakukan kelas ibu hamil sebanyak 4 kali (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Program ini menitiberatkan fokus totalitas monitoring terhadap ibu hamil dan
bersalin. P4K yang dimaksud adalah Pertemuan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas dengan mengundang bidan desa dan/atau kader dari seluruh desa yang
ada di wilayahnya dalam rangka pembekalan untuk meningkatkan peran aktif
suami, keluarga, ibu hamil serta masyarakat dalam merencanakan persalinan yang
aman dan persiapan menghadapi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas
(Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Selain itu upaya pencegahan yang lain bisa berupa pelayanan asuhan
kebidnan yang dilakukan secara lengkap dan berkesinambungan (continuity of
care). Pelayanan tersebut dilakukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,
neonatus dan KB.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah asuhan kebidanan dengan
menggunakan pendokumentasian SOAP. Variabel dalam penelitian ini adalah
asuhan kebidanan pada ibu hamil, persalinan, nifas, neonatus dan keluarga
berencana. Sampel dalam penelitian ini adalah 1 orang responden yang diikuti
secara continuity of care mulai dari masa hamil TM 3 yang dilakukan 3 kali
kunjungan, kunjungan persalinan kala I, II, III dan IV, nifas 4 kali kunjungan,
neonatus 3 kali kunjungan dan kunjungan keluarga berencana yang dilakukan
pada tanggal 25 Februari – 17 Mei 2019 di UPT Puskesmas Dlanggu Kabupaten
Mojokerto.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kehamilan trimester III pada Ny. “E” G2P1001 yaitu kunjungan pertama,
kedua dan ketiga terdapat keluhan yang fisiologisyang terjadi pada kehamilan
trimester III yaitu pinggang sakit saat bangun tidur, sering BAK dan mulai
merasakan kenceng-kenceng terutama dimalam hari. Terdapat masalah pada
riwayat berhubungan seksual dan pemeriksaan berat badan Ny. “E” yaitu sudah 2
bulan terakhir tidak melakukan hubungan seksual dan mengalami penambahan
berat badan berlebih dari nilai normal. Menurut (Mandriwati, 2009) nilai normal
kenaikan berat badan pada ibu hamil yaitu 9-13,5 kg mulai dari trimester I sampai
trimester III dan 0,4-0,5 kg perminggunya pada trimester ke III. Setelah diberikan
penatalaksanaan sesuai keluhan dan juga dilakukan senam ibu hamil, pijat ibu
hamil dan pijat perineum keluhan yang dirasakan dapat teratasi.
Persalinan pada Ny. “E” yaitu tanggal 30 Maret 2019 jam 03.00 WIB Ny.
“E” pergi ke puskesmas dan merasakan kenceng-kenceng semakin sering sejak
tanggal 29 maret 2019 jam 21.00 WIB dan mengeluarkan lendir bercampur darah
dan air ketuban sejak jam 23.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan dalam (VT)
pembukaan 3 cm, effisement 50%, ketuban (-), presentasi kepala, denominator
UUK, hodge I, molase (-), bagian yang ikut menumbung (-). Kala I pada Ny “E”
terjadi partus presipitatus. Menurut (Oxorn, 2010) partus presipitatus atau partus
cepat yaitu partus yang berlangsung kurang dari 3 jam pada kala I fase aktif.
Resiko yang akan terjadi pada kasus partus presipitatus adalah robekan jalan lahir
dan perdarahan (Pasiowan, 2015). Kala II Ny. “E” terjadi secara fisiologis, pada
jam 04.10 WIB didapatkan pembukaan sudah lengkap dan pada jam 04.25 WIB
bayi lahir spontan langsung menangis, pergerakan aktif, warna kulit merah muda,
jenis kelamin laki-laki dengan berat badan 3100 gram dan panjang badan 49 cm,
lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm. Kala III terjadi HPP karna retensio
plasenta dan Ny. “E” dirujuk ke rumah sakit Hasanah, pada jam 06.45 WIB
plasenta lahir lengkap, total perdarahan kurang lebih 800 cc, terdapat laserasi
perineum derajat 2 dan diheating dengan cara jelujur. Menurut (Oxorn, 2010) HPP
adalah perdarahan post partum yang lebih dari 500 cc. Menurut (Oktarina, 2016)
retensio plasenta adalah plasenta yang tidak lahir dalam waktu lebih dari 30 menit.
Kala IV terjadi syok hipovolemik karena anemia berat dengan hasil pemeriksaan
HB 6,6 gram. Menurut (Fitria, 2010) syok hipovolemik adalah syok yang
disebabkan oleh perdarahan dan kehilangan cairan yang banyak. dikatakan nemia
berat jika Hb <7 gr% (Romauli, 2011).
Kunjungan nifas padaNy. “E” dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan, adapun
keluhyan yang dirasakan pada kunjungan pertama 6 jam post partum yaitu perut
mules dan nyeri perut bagian bawah, kunjungan kedua 6 hari post partum yaitu
kaki bengkak dan ASI keluarnya belum lancar, kunjungan ketiga dan keempat
tidak ada keluhan yang dirasakan. Keluhan yang dialami merupakan keluhan yang
fisiologis, Setelah diberikan penatalaksanaan sesuai keluhan dan juga dilakukan
senam nifas keluhan yang dirasakan dapat teratasi. Proses involusi masa nifas
berjalan dengan normal dan pada kunjungan ketiga luka jahitan perineum sudah
baik dan kering. Terdapat masalah pada masa nifas Ny. “E” yaitu anemia.
Menurut (Retnorini, 2017) ibu dianjurkan untuk minum tablet tambah darah
karna pemberian tablet tambah darah 60 mg/hari dapat menaikkan kadar
hemoglobin sebanyak 1 gr% /bulan, untuk mempercepat kenaikan kadar
hemoglobin juga mengonsumsi tablet tambah darah dapat ditunjang dengan
mengkonsumsi makanan yang tinggi zat besi seperti sayuran hijau, daging
merah, hati, ikan, susu, kacang-kacangan.
Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 3 kali, pada kunjungan pertama,
kedua dan ketiga Ny. “E” mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya. Pada
kunjungan pertama hasil dari pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Menurut (Yusari Asih & Hj. Risneni, 2016) normal tanta-tanda vital pada bayi
baru lahir yaitu denyut jantung antara 120-160 kali per menit, pernapasan 40-60
kali per menit, 36,50
C sampai 37,50
C. Pemeriksaan fisik yaitu tali pusat basah
dan tidak ada tanda-tanda infeksi, pola nutrisi bayi diberi susu formula, pola
eliminasi BAK 3-5 x/hari dan BAB 2-3 x/hari, dan pemeriksaan reflek
menunjukkan positif pada setiap reflex yang diperiksa. Bayi Ny “E” sudah
mendapatkan injeksi vit. K, salep mata dan imunisasi HB 0 segera setelah lahir di
puskesmas dlanggu. Pada kunjungan kedua yaitu tali pusat sudah lepas, pola
nutrisi bayi diberi ASI dan susu formula, pola eliminasi BAK 3-5 x/hari dan BAB
2-3 x/hari. Pada kunjungan ketiga pola nutrisi bayi diberi ASI saja, pola eliminasi
BAK 3-6 x/hari dan BAB 2-3 x/hari. Bayi Ny “E” sudah mendapatkan imunisasi
BCG dan Polio 1 pada usia 13 hari di posyandu desa mojokarang kecamatan
dlanggu. Melakukan pijat bayi untuk memeberi sentuhan yang menenangkan dan
nyaman, agar tidur lebih nyeyak, pencernaan lebih lancar, memperlancar
peredaran darah, dll.
Kunjungan KB dilakukan pada tanggal 11 Mei 2019.Ny “E” mengatakan
tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan pada Ny “E” semua dalam batas normal
yaitu berat badan 60 kg, tekanan darah 100/60 mmHg, nadi 88 x /menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu 36,7⁰ C. Setelah dijelaskan semua tentang jenis-jenis
metode kontrasepsi, keuntungan dan kerugian Ny “E” memilih untuk
menggunakan KB suntik 3 bulan. Setelah mentanda tangani informed consent
dan sudah di injeksi KB suntik 3 bulan, Ny “E” dimotivasi dan dianjurkan untuk
kontrol ulang pada bidan sesuai jadwal pada kartu akseptor KB atau jika ada
keluhan yang dirasakan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care pada
Ny. “E”di UPT Puskesmas Dlanggu Kabupaten Mojokerto, maka penulis
mengambil keputusan bahwa masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus dan
keluarga berencana pada Ny “E” sesuai dengan yang diharapkan, hal ini tentu saja
tidak lepas dari usaha yang berupa asuhan kebidanan yang dilakukan secara
menyeluruh dengan manajemen kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
Saran bagi institusi adalah dengan dibuatnya laporan tugas akhir ini
diharapkan institusi dapat mengembangkan penerapan pendidikan asuhan
kebidanan secara komprehensif melalui Continuity of care (COC) dalam proses
pembelajaran, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi meningkat.
Saran bagi tempat penelitian/puskesmas adalah dengan dibuatnya laporan tugas
akhir ini, tempat penelitian/Puskesmas dapat memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif melalui Continuity of care (COC) pada pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta pelayanan KB. Saran bagi penulis sebaiknya penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman
yang semakin maju serta meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang
diberikan kepada pasien secara komprehensif. Saran bagi klien klien diharapkan
lebih peduli terhadap kesehatannya dan keluarga, yaitu segera periksa ke petugas
kesehatan bila ada keluhan yang dirasakan untuk mendeteksi secara dini adanya
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik, 2015. Kesehatan dalam Kerangka Suntainable
Development Goals(SDGs).
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2017. Laporan Kineija Instansi
Pemerintah.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur.
Fitria, C.N., 2010. Syok dan Penanganannya. Gaster Jurnal Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI, 2017. Profil Kesehatan hdonesia.
Mandriwati, 2009. Asuhan Kebidanan Antenatal. 2nd ed. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC..
Oktarina, M., 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru
lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Oxorn, H..R.F.W., 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medika.
Pasiowan, S..L.A..R.M., 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Robekan
Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin. JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan).
Retnorini, D.L.S.W.d.M., 2017. Pengaruh pemberian tablet fe dan sari kacang
hijau terhadap kadar hemoglobin pada ibu hamil. Jurnal kebidanan.
Romauli, S., 2011. Buku Ajar Askeb 1 :Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Yusari Asih, S..M.K. & Hj. Risneni, S.S..M.K., 2016.Asuhan Kebidanan Nifas
dan Menyusui. Jakarta: Trans Info Media.