ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

21
pISSN 2087-4944 eISSN 2655-1829 83 Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020 ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA NY. N USIA 25 TAHUN DAN BAYI NY. N DI PMB HJ. SRI SATIARSIH, SST Agustin Nilasari, Etika Khoiriyah Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang [email protected] ABSTRAK Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang pada tahun 2017 AKI sebanyak 2 orang dan AKB di kota Tanjungpinang tahun 2017 dengan jumlah bayi meninggal yaitu 35 (neonatus 14 bayi 21), untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi diperlukan asuhan kebidanan komprehensif dan berkelanjutan secara menyeluruh dari mulai kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan Keluarga Berencana (KB). Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan komrehensif dan berkelanjutan pada Ny. N umur 25 tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan 36 minggu di PMB Hj. Sri Satiarsih SST. Laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode observasional deskriptif dan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada bulan April s/d Juni 2019 dengan subjek Ny. N dan By. Ny. N di PMB Hj. Sri Satiarsih SST, Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi dibantu dengan format asuhan kebidanan dan alat-alat penunjang pemeriksaan. Analisis dokumentasi dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk SOAP. Tinjauan kasus Ny. N dan By. Ny. N pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi berlangsung normal tanpa adanya penyulit, dan dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan kebidanan. Kesimpulan dari laporan Tugas Akhir ini yaitu Asuhan kebidanan telah dilaksanakan secara komprehensif dan berkelanjutan pada Ny. N dan By. Ny. N, berlangsung normal tanpa adanya penyulit. Saran dari Laporan Tugas Akhir ini agar dapat menjadi sumber informasi, mempertahankan kualitas dan mempromosikan kesehatan serta memberikan manfaat bagi pasien untuk menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan yang dimulai dari kehamilan hingga KB sehingga dapat mencegah atau mendeteksi dini komplikasi yang akan terjadi dikemudian hari. Kata Kunci : asuhan kebidanan komprehensif berkelanjutan PENDAHULUAN Kematian ibu masih merupakan masalah yang dihadapi berbagai Negara di dunia terutama dinegara berkembang. Menurut World Health Organization (WHO), AKI diseluruh dunia di deskripsikan 400 per 100.000 kelahiran hidup. Kesehatan ibu dan anak merupakan program utama yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) bila masih tinggi, berarti pelayanan kesehatan ibu dan bayi belum baik, bila AKI dan AKB rendah berarti pelayanan sudah baik dan ini merupakan gambaran

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

83

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA NY. N

USIA 25 TAHUN DAN BAYI NY. N DI PMB HJ. SRI SATIARSIH, SST

Agustin Nilasari, Etika Khoiriyah

Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang

[email protected]

ABSTRAK

Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari

Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang pada tahun 2017 AKI sebanyak 2 orang dan

AKB di kota Tanjungpinang tahun 2017 dengan jumlah bayi meninggal yaitu 35

(neonatus 14 bayi 21), untuk mendeteksi secara dini adanya komplikasi yang

mungkin terjadi diperlukan asuhan kebidanan komprehensif dan berkelanjutan

secara menyeluruh dari mulai kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL) dan

Keluarga Berencana (KB). Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan

komrehensif dan berkelanjutan pada Ny. N umur 25 tahun G2P1A0 dengan usia

kehamilan 36 minggu di PMB Hj. Sri Satiarsih SST.

Laporan Tugas Akhir ini menggunakan metode observasional deskriptif dan

pendekatan studi kasus yang dilaksanakan pada bulan April s/d Juni 2019 dengan

subjek Ny. N dan By. Ny. N di PMB Hj. Sri Satiarsih SST, Pengumpulan data

menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi dibantu dengan

format asuhan kebidanan dan alat-alat penunjang pemeriksaan. Analisis

dokumentasi dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk SOAP.

Tinjauan kasus Ny. N dan By. Ny. N pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru

lahir, dan kontrasepsi berlangsung normal tanpa adanya penyulit, dan

dilaksanakan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

Kesimpulan dari laporan Tugas Akhir ini yaitu Asuhan kebidanan telah dilaksanakan

secara komprehensif dan berkelanjutan pada Ny. N dan By. Ny. N, berlangsung

normal tanpa adanya penyulit. Saran dari Laporan Tugas Akhir ini agar dapat

menjadi sumber informasi, mempertahankan kualitas dan mempromosikan

kesehatan serta memberikan manfaat bagi pasien untuk menambah

pengetahuan tentang asuhan kebidanan yang dimulai dari kehamilan hingga KB

sehingga dapat mencegah atau mendeteksi dini komplikasi yang akan terjadi

dikemudian hari.

Kata Kunci : asuhan kebidanan komprehensif berkelanjutan

PENDAHULUAN

Kematian ibu masih merupakan

masalah yang dihadapi berbagai

Negara di dunia terutama dinegara

berkembang. Menurut World Health

Organization (WHO), AKI diseluruh

dunia di deskripsikan 400 per 100.000

kelahiran hidup. Kesehatan ibu dan

anak merupakan program utama

yang mendapat perhatian khusus

dari pemerintah. Angka Kematian Ibu

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

bila masih tinggi, berarti pelayanan

kesehatan ibu dan bayi belum baik,

bila AKI dan AKB rendah berarti

pelayanan sudah baik dan ini

merupakan gambaran

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

84

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

kesejahteraan Negara (Kemenkes RI,

2017).

Upaya percepatan penurunan

AKI dapat dilakukan dengan

menjamin agar setiap ibu mampu

mengakses pelayanan kesehatan ibu

yang berkualitas, seperti pelayanan

kesehatan ibu hamil, pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan

terlatih di fasilitas pelayanan

kesehatan, perawatan pasca

persalinan bagi ibu dan bayi,

perawatan khusus dan rujukan jika

terjadi komplikasi, serta pelayanan

keluarga berencana (Kemenkes RI,

2015).

Salah satu upaya percepatan

penurunan AKI salah satunya adalah

melaksanakan asuhan secara

berkelanjutan atau Continuity of

Care. Continuity of Care adalah

pelayanan yang dicapai ketika

terjalin hubungan yang terus menerus

antara seorang wanita dan bidan.

Asuhan yang berkelanjutan

berkaitan dengan tenaga

professional kesehatan, pelayanan

kebidanan dilakukan mulai

prakonsepsi, awal kehamilan, selama

semua trimester, kelahiran dan

melahirkan sampai 6 minggu

pertama postpartum (Pratami, 2014).

Mengingat pentingnya peran

dan fungsi bidan dalam pemberian

asuhan, maka penulis tertarik untuk

melakukan asuhan kebidanan

komprehensif pada Ny. N umur 25

tahun G2P1A0 dengan usia

kehamilan 36 minggu dengan

keadaan normal khususnya di PMB

Hj. Sri satiarsih SST, untuk mendeteksi

secara dini adanya komplikasi yang

mungkin terjadi selama ibu hamil,

bersalin, nifas, perawataan Bayi Baru

Lahir (BBL), imunisasi dan Keluarga

Berencana (KB). Sehingga selain

untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kebidanan penulis juga

membantu menekan angka

kematian ibu yang ada.

METODE PENELITIAN

Dalam pelaksanaan kasus ini

menggunakan metode

observasional deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Subyek studi

kasus adalah Ny. N dan By. Ny. N.

Tempat pelaksanaan dilakukan di

PMB Hj. Sri Satiarsih, SST dan Rumah

Ny.N. sedangkan waktu

dilaksanakan penelitian ini pada

bulan April sampai Juni 2019. Jenis

data yang dilakukan adalah data

primer dan sekunder, sedangkan

teknik pengumpulan data ini

menggunakan teknik wawancara

dan observasional baik melalui

pemeriksaan ataupun studi

dokumentasi status pasien. Analisis

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

85

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

dokumentasi dengan pola fikir

varney dan dituangkan dalam

bentuk SOAP.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kehamilan

Kunjungan pertama

dilaksanakan pada tanggal 09 April

2019 di PMB Hj. Sri satiarsih SST,

dengan hasil anamnesa ibu

mengatakan usia 25 tahun, sekarang

tidak ada keluhan, HPHT 25 Juli 2018,

gerakan janin sering, ANC 4x TM III ,

Imunisasi TT 5x, ini kehamilan kedua,

dengan satu persalinan sebelumnya

normal dan keadaan anak sehat.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan

keadaan umum baik, TD : 120/80

mmHg, nadi : 80x/i, RR : 20x/i, suhu :

36°C. Pemeriksaan Leopold I : Tfu 32

cm, bokong; leopold II : punggung

kanan; leopold 3: kepala belum

masuk PAP. DJJ :132 x/menit dan TBJ

: 2945 gram. Hasil pemeriksaan fisik

yang lain dalam batas normal. Hasil

asesmnet adalah Ny. N usia 25 tahun

G2P1A0 usia kehamilan 36 minggu 4

hari, janin hidup tunggal, intra uterin,

presentasi kepala, punggung kanan

dalam kondisi normal, dan tidak

ditemukan masalah.

Penatalaksanaan pada kunjungan

pertama ini adalah konseling tanda

bahaya kehamilan, kehamilan

dengan resiko tinggi, pemberian

terapi obat, persiapan perlengkapan

persalinan, serta anjuran kunjungan

ulang.

Kunjungan kedua kehamilan

tanggal 16 April 2019 di Rumah Ny. N.

Hasil anamnesa ibu mengatakan

tidak ada keluhan. Hasil pemeriksaan

fisik keadaan umum baik, TD : 120/70

mmHg, nadi : 80x/i, RR : 20x/i, suhu :

36°C. Hasil pemeriksaan Leopold I :

TFU 33 cm, bokong. Leopold II :

punggung kanan. Leopold III :

kepala, sudah masuk PAP. DJJ :132

x/menit dan TBJ : 3255 gram. Kondisi

fisik lainnya dalam batas normal. Hasil

assessment Ny. N umur 25 tahun

G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu 4

hari janin tunggal, hidup, intrauterine,

punggung kanan, presentasi kepala

dan keadaan ibu dan janin baik.

Penatalaksanaannya adalah

persiapan P4K, kontrasepsi yang

bagus untuk ibu menyusui, konseling

tanda persalinan, dan anjuran

kunjungan ulang.

Kunjungan ketiga kehamilan

tanggal 22 April 2019 di Rumah Ny. N

Hasil anamnesa ibu mengatakan

tidak ada keluhan dan gerakan janin

aktif. keadaan umum baik, TD :

120/80 mmHg, nadi : 78x/i, RR : 22x/i,

suhu : 36°C. Hasil pemeriksaan

Leopold I : TFU 33 cm, bokong.

Leopold II : punggung kanan.

Leopold III : kepala, sudah masuk PAP

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

86

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

4/5 bagian. DJJ :132 x/menit dan TBJ

: 3255 gram. Kondisi fisik lainnya

dalam batas normal. Hasil asesment

yaitu Ny. N umur 25 tahun G2P1A0

usia kehamilan 38 minggu 4 hari janin

tunggal, hidup, intrauterine,

punggung kanan, presentasi kepala

dan keadaan ibu dan janin baik.

Penatalaksanaannya adalah

mengevaluasi P4K, menganjurkan ibu

untuk olahraga kecil, konseling

kembali tanda persalinan, dan

anjuran kunjungan ulang.

Kunjungan keempat kehamilan

tanggal 29 April 2019 di Rumah Ny. N.

Hasil anamnesa ibu mengeluh

mengapa bayi belum lahir dan

gerakan janin aktif. Hasil pemeriksaan

fisik keadaan umum baik, TD : 120/70

mmHg, nadi : 80x/i, RR : 23x/i, suhu :

36°C. Hasil pemeriksaan Leopold I :

TFU 33 cm, bokong. Leopold II :

punggung kanan. Leopold III :

kepala, belum masuk PAP. DJJ :148

x/menit dan TBJ : 3255 gram. Kondisi

fisik lainnya dalam batas normal. Hasil

asesment yaitu Ny. N umur 25 tahun

G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu 4

hari janin tunggal, hidup, intrauterine,

punggung kanan, presentasi kepala

dan keadaan ibu dan janin baik.

Penatalaksanaannya adalah

anjuran untuk jalan-jalan kecil,

mengajarkan metode Hypnobirting,

menganjurkan segera kefasilitas

kesehatan dan memberikan

dukungan.

Persalinan

Ny. N datang ke PMB Hj. Sri

Satiarsih, SST pada tanggal 09 Mei

2019 jam 12.30 WIB mengeluh

kencang-kencang sejak pukul 11.00

WIB teratur dan sering. Hasil

pemeriksaan keadaan umum : baik,

TD : 120/70 mmHg, Nadi : 78 x/i, RR :

20 x/i, S : 360C. Leopold I: TFU 34 cm,

bokong janin, Leopold II :

punggung kanan, Leopold III:kepala

tidak dapat digoyangkan, Leopold

IV: Penurunan kepala 4/5 bagian. DJJ

: 140 x/menit, HIS : 3x10 “45”.

Periksaan Dalam: Ø 4 cm, porsio :

tipis, ketuban utuh, penurunan:

hodge II (3/5 bagian), Presentasi :

kepala (UUK).

Hasil asesment Ny. N umur 25

tahun G2P1A0 usia kehamilan 41

minggu janin tunggal, hidup, intra

uterin, punggung kanan, presentasi

kepala dengan inpartu kala I fase

aktif. Penatalaksanaan kasus dengan

memberikan asuhan sayang ibu,

makan dan minum, mengajarkan

tekhnik relaksasi dan mengejan.

persiapan alat, dan melakukan

observasi tiap 30 menit.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

87

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

Pada pukul 13.55 WIB Ny. N

mengatakan keluar lendir

bercampur darah, nyeri pinggan,

sakit semakin kuat serta ada rasa

ingin mengedan. Hasil pemeriksaan

keadaan umum : baik, TD : 110/70

mmHg, N : 80 x/menit. His : 5x10’50”,

DJJ: 140 x/menit, Ø10 cm,

penurunan: hodge IV (1/5 Bagian),

portio : tipis, dan ketuban jernih.

Hasil assesment adalah Ny. N

umur 25 tahun G2P1A0 usia

kehamilan 41 minggu dengan inpartu

kala II. Penatalaksanaan dari kasus

adalah memberitahu ibu

pembukaan seudah lengkap,

memakai APD lengkap, melakukan

persiapan dan pertolongan untuk

melahirkan bayi, Mengatur posisi,

mengajari tekhnik mengedan yang

benar, melakukan persalinan sesuai

Asuhan Persalinan Normal dengan

hasil bayi lahir spontan jenis kelamin

laki-laki pada pukul 13.55 WIB,

melakukan penilaian sepintas bayi

(cukup bulan, menangis kuat,

gerakan aktif), memeriksa janin

kedua, menyuntikan oksitosin 1

ampul secara IM, memotong tali

pusat, dan melakukan IMD.

Data perkembangan pada jam

14.05 WIB ibu mengatakan senang

atas kelahiran bayinya dan perut ibu

masih terasa mules. Hasil

pemeriksaan KU baik, TFU setinggi

pusat, kontraksi uterus baik. Hasil

asesment adalah Ny. N umur 25

tahun P2A0 inpartu kala III

pengeluaran placenta.

Penatalaksanaan dari kasus: melihat

tanda pelepasan plasenta,

melakukan peregangan tali pusat

terkendali (PTT), plasenta lahir pukul

114.05 WIB, melakukan masasse,

memeriksan kelengkapan plasenta,

serta melakukan pengecekan

apakah ada laserasi, plasenta terlahir

lengkap dan ada laserasi derajat 1

serta sudah dilakukan penjahita

secara tekhnik jelujur dengan 2

jahitan pada perenium.

Data perkembangan pada

pukul 14.20 WIB Ny. N mengatakan

lelah dan lapar namun senang

karena bayinya telah lahir dengan

selamat. Hasil pemeriksaan keadaan

umum: baik, TD: 120/70 mmHg, N:

70x/menit, RR: 20 x/menit, S: 36,8ºC,

TFU 2 jari dibawah pusat, Kontraksi

baik dan jumlah pendarahan ±300

cc. Hasil assesment: Ny. N umur 25

tahun P2A0 dengan pemantauan

kala IV. Penatalaksanaan kasus

adalah : membersihkan dan

mengenakan pakaian pada ibu,

mengajarkan ibu dan keluarga

memeriksa kontraksi, menganjurkan

makan dan minum, memberikan

terapi amoxilin 3x1, asam mefenamat

3x1 dan vitamin A 1x1 serta

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

88

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

melakukan observasi selama 2 jam.

Setelah dilakukan observasi 2 jam

hasilnya TTV dalam batas normal,

perdarahan normal, kontraksi uterus

baik, serta TFU normal yaitu 2 jari

dibawah pusat, serta memindahkan

ibu keruangan perawatan nifas.

Nifas

Kunjungan pertama pada

tanggal 09 Mei 2019 jam 19.55 WIB

diruang perawatan nifas. Ibu

mengatakan bahagia atas kelahiran

putranya dan merasa mules pada

bagian perut. Hasil pemeriksaan

keadaan Umum: baik, TD: 110/70

mmHg, N: 84 x/menit,RR : 18x/menit,

S: 36oc, TFU2 jari dibawah pusat,

Loche Rubra dan Kontraksi baik.

Hasil assesment adalah Ny. N

umur 25 tahun P2A0 dengan 6 jam

postpartum normal.

Penatalaksanaan kasus yaitu :

Konseling rasa mules pada ibu,

mengevaluasi tanda perdarahan,

tanda bahaya masa nifas, cara

menyusui yang benar, dan terapi

pemberian obat.

Kunjungan kedua nifas pada

tanggal 15 Mei 2019 pukul 13.00 WIB

di Rumah Ny. N. Ibu mengatakan

payudaranya bengkak, BAK dan BAB

lancar, menyusui lancar. Dari hasil

pemeriksaan keadaan umum baik,

TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/menit, RR :

24x/menit, S: 36oc, TFU pertengahan

pusat- symphisis, warna lochea

merah kekuningan dan kontraksi

baik. Hasil assesment adalah Ny. N

usmur 25 tahun P2A0 6 hari

postpartum normal.

Penatalaksanaan kasus adalah

Konseling penyebab payudara

bengkak, cara merawat payudara,

tanda infeksi, nutris, serta personal

hygiene.

Kunjungan ketiga nifas pada

tanggal 22 Mei 2019 pukul 17.00 WIB

di rumah pasien. Ibu mengatakan

tidak ada keluhan, darah keluar

sedikit. Hasil pemeriksaan keadaan

umum baik,TD: 120/80 mmHg, N: 80

x/menit, RR : 24x/menit, S: 36oc, dan

TFU tidak teraba. Hasil assesment: Ny.

N umur 25 tahun P2A0 2 minggu

postpartum normal.

Penatalaksanaan kasus yaitu

konseling tanda infeksi masa nifas,

pola istirahat, dan kunjungan ulang.

Bayi Baru Lahir

Asuhan pertama bayi baru lahir

dilakukan setelah IMD selama kurang

lebih 1 jam pada tanggal 09 Mei 2019

pukul 14.55 Hasil pemeriksaan KU

baik, N: 130 x/menit, RR: 35 x/menit, S:

36,70c, BB 4000 gram, PB 51 cm, LK 34

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

89

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

cm, LD, 32 cm, lila, 11 cm. Kepala

normal tidak ada kelainan, telinga

simetris dengan mata, mulut tidak

ada kelainan, tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada retraksi

dinding dada, tali pusat tidak ada

infeksi, genetalia laki – laki normal,

anus berlubang, ekstremitas aktif dan

lengkap, dan reflek primitif positif.

Eliminasi seudah miksi 2 kali dan

sudah defekasi 1 kali (mekonium).

Hasil analisis adalah By. Ny. N usia

1 jam jenis kelamin laki-laki dengan

keadaan normal. Penatalaksanan

kasus yaitu memberikan injeksi vit K 1

mg IM di 1/3 paha luar, memberikan

salep mata oxytetracycline 1%,

perawatan tali pusat,

menghangatkan bayi dan rawat

gabung dengan ibu untuk disusui.

Kunjungan kedua bayi pada

tanggal 10 Mei 2019 pukul 06.55 WIB

di pmb. Hj. Sri Satiarsih, SST, tidak ada

keluhan. Hasil pemeriksaan keadaan

umum baik, N: 130 x/menit, RR: 40

x/menit, S: 360c, BB 4000 gram, PB 51

cm, dan bayi menyusu kuat serta tali

pusat belum lepas. Hasil assesment:

By Ny. N umur 17 jam jenis

kelamin laki-laki dengan keadaan

normal. Penatalaksaan kasus yaitu

memandikan bayi, menjaga

kehangatan bayi, melakukan

pemberian imunisasi HB0 pada bayi

di 1/3 paha kanan secara IM dengan

dosis 0,5 ml, memberikan konseling

pada Ny. N tentang cara pemberian

ASI dan waktu menyusui bayinya,

personal hygiene, tanda bahaya

bayi baru lahir, perawtan tali pusat,

serta kunjungan ulang jika ada

keluhan.

Kunjungan ketiga pada tanggal

15 Mei 2019 pukul 13.00 WIB di rumah

Ny. N, tidak ada keluhan. Hasil

pemeriksaan keadaan umum baik N:

130 x/menit, RR: 40 x/menit, S: 360c,

bayi menyusu dengan kuat dan tali

pusat belum lepas. Hasil assesment:

By Ny. N usia 6 hari jenis kelamin laki-

laki dengan keadaan normal.

Penatalaksaanaan: menganjurkan

ibu menjemur bayi di pagi hari,

menganjurkan ibu untuk

memandikan bayi pagi dan sore hari,

perwatan tali pusat, menyusui

bayinya sesering mungkin, dan

menganjurkan datang ke fasilitas

kesehatan jika ada keluhan.

Kunjungan keempat pada

tanggal 22 Mei 2019 pukul 17.00 WIB

di rumah pasien, tidak ada keluhan.

Hasil pemeriksaan KU baik, N: 130

x/menit, RR: 40 x/menit, S: 36,0c, bayi

menyusu dengan kuat dan tali pusat

sudah lepas di usia bayi 7 hari.

Assesment: By Ny. K umur 2

minggu jenis kelamin laki-laki dengan

keadaan normal. Penatalaksanaan:

mengingatkan kembali untuk sering

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

90

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

menjemur bayinya di pagi hari,

menganjurkan untuk memandikan

bayi di pagi dan sore hari,

menganjurkan menyusui bayinya

secara ASI eksklusif dan sesering

mungkin, menganjurkan ibu untuk

selalu berada di samping bayi,

mengingatkan kembali jadwal

kunjungan ulang untuk

mendapatkan imunisasi serta

kunjungan ulang jika ada keluhan.

Imunisasi HB0

Pada tanggal 10 Mei 2019 pukul

06.55 WIB di PMB. Hj Sri Satiarsih, SST,

sesudah dimandikan By. Ny. N

diberikan imunisasi HB0. Hasil

pemeriksaan keadaan umum baik, N:

130 x/menit, RR: 40 x/menit, S: 360c,

dan BB 4000 gram. Hasil Asesmen

adalah By.Ny. N umur 17 jam jenis

kelamin laki-laki dengan imunisasi

HB0. Penatalaksanaan kasus adalah

memberitahu prosedur pemberian

imunisasi, manfaat dan efek

sampingnya, informed consent,

melakukan penyuntikan imunisasi HB0

0,5 ml secara IM di 1/3 paha kanan.

serta menginformasikan kembali

jadwal imunisasi berikutnya.

Keluarga Berencana

Pada tanggal 09 Mei 2019,

pukul 14.10 WIB Ny. N datang ke PMB.

Hj, Sri Satiarsih, SST untuk ber KB. Hasil

anamnesa ibu mengatakan ingin

menggunakan KB IUD Post Placenta.

tidak ada riwayat hipertensi, tumor

dan belum pernah operasi. Hasil

pemeriksaan keadaan umum baik,

TD : 120/70 mmHg, nadi : 78 x/i, RR : 20

x/i, suhu : 36 0c baik, BB 67,8 kg. Hasil

asesment Ny. N umur 25 tahu P2A0

aseptor baru KB IUD Post Plasenta.

Penatalaksanaan kasus yaitu

meminta persetujuan Ny. N dan

suami, menjelaskan keuntungan,

efek samping, kelemahan serta

tingkat efektivitas dari penggunaan

KB tersebut, melakukan pemasangan

IUD Post Placenta, memberitahu

perawatan pasca pemasangan, dan

menganjurkan untuk kontrol ulang

setelah 44 hari post partum untuk

pengguntingan benang IUD, serta

memberikan kartu KB dan

menjelaskan KB IUD yang Ny. N pakai

efektif selama 10 tahun.

PEMBAHASAN

Kehamilan

Pada kunjungan kehamilan

pertama Ny. N didapatkan hasil

keadaan kehamilan Ny. N dengan

resiko tinggi yang disebabkan oleh

jarak antara anak pertama dan anak

kedua kurang dari 2 tahun sehingga

kondisi Rahim belum pulih untuk

mengalami pembuahan. Antisipasi

masalah yang dialami Ny. N penulis

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

91

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

memberikan asuhan antara lain

memeriksakan kehamilan sesering

mungkin ke fasilitas kesehatan,

menghindari pola hidup yang buruk,

mengkonsumsi makanan yang

bergizi untuk ibu dan janin,

mengkonsumsi obat sesuai anjuran

dokter atau bidan dan olahraga

teratur atau bergerak aktif tiap hari

untuk meredakan stress dan

menguatkan tubuh. Menurut

sarwono (2010) Kehamilan resiko

tinggi adalah kehamilan dengan

adanya salah satu atau lebih faktor

resiko dari pihak ibu maupun bayi

yang dapat memberikan dampak

yang kurang menguntungkan bagi

ibu dan bayi, untuk mencegah

dampak yang ditimbulkan dari

kehamilan dengan resiko tinggi ibu

hamil harus sering memeriksakan

kehamilannya ke fasilitas kesehatan,

menghindari pola hidup yang buruk,

mengkonsumsi makanan sehat

berimbang untuk ibu dan janin,

mengkonsumsi obat sesuai anjuran

dokter atau bidan dan olahraga

teratur atau bergerak aktif tiap hari

untuk meredakan stress dan

menguatkan tubuh, sehingga tidak

menimbulkan keluhan dan masalah.

Adapun hasil dari pengukuran

Tekanan Darah (TD) Ny. N pada

kunjungan pertama yaitu 120/80

mmHg, kunjungan kedua yaitu

120/70mmHg, kunjungan ke – tiga

yaitu 120/80 mmHg dan kunjungan

ke – empat 120/70 mmHg. Menurut

teori tekanan darah yang normal

berada di angka 110/80 – 140/90

mmHg dan tidak banyak meningkat

selama kehamilan (Depkes RI, 2016).

Dari hasil pemeriksaan Tekanan

Darah Ny. N mulai dari kehamilan

selalu berada dalam batas normal.

Hasil pemeriksaan palpasi

abdomen, penulis mendapatkan

bahwa kehamilan Ny. N dari

kunjungan pertama hingga

persalinan pembesaran uterus sesuai

dengan usia kehamilan. Hal ini

terlihat dari hasil pemeriksaan

leopold I, II, III dan IV pada kunjungan

pertama saat usia kehamilan 36

minggu 4 hari TFU Ny. N yaitu 32 cm

atau 3 jari dibawah px dengan TBJ

3255 gram, pada bagian kanan

teraba punggung dan bagian kiri

teraba ekstremitas serta dengan hasil

pemeriksaan leopold bagian

terbawah yaitu kepala dan belum

masuk PAP, pada kunjungan kedua

saat usia 37 minggu 4 hari hingga

persalinan TFU Ny. N yaitu 33 cm atau

setinggi px dengan TBJ 3410 gram

dan hasil pemeriksaan leopold

bagian terbawah adalah kepala

sudah masuk PAP 4/5 bagian. Hasil

pemeriksaan Taksiran Berat Janin

(TBJ) harus sesuai dengan TFU yang

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

92

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

didapatkan dimana TFU 31 cm

dengan TBJ jika sudah masuk

panggul sebesar 3100 gram dan TFU

32 cm dengan TBJ jika sudah masuk

panggul sebesar 3255 gram (Hani,

2011). Menurut Depkes RI (2016),

pengukuran TFU apabila usia

kehamilan 36 minggu dengan TFU 32

cm atau 3 jari dibawah px dan usia

kehamilan 37 minggu hingga 40

minggu dengan TFU 33 cm atau

setinggi px. Dari hasil pemeriksaan

dan asuhan yang diberikan TFU dan

TBJ pada pemeriksaan kehamilan Ny.

N sesuai dengan teori yang didapat

serta tidak terdapat masalah atau

keluhan pada kehamilan Ny. N.

Kebutuhan tablet Fe Ny. N dari

hasil anamnesa dan dokumentasi

didapatkan bahwa Ny. N hanya

mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 80

tablet pada TM III. Menurut WHO dan

kementerian kesehatan

menganjurkan program standar

untuk mengontrol ADB (Anemia

defisiensi Besi), dimulai dengan

memberikan 1 tablet besi sehari

sesegera mungkin setelah rasa mual

hilang untuk mengisi cadangan besi

dan memenuhi peningkatan

kebutuhan besi selama kehamilan.

Tiap tablet zat besi mengandung

FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan

0,5 mg asam folat. Minimal masing –

masing ibu hamil mendapatkan 90

tablet zat besi (Depkes RI, 2016).

Anemia disebabkan oleh kurangnya

sel darah merah atau sel darah

merah yang tidak berfungsi didalam

tubuh, hal ini akan menyebabkan

aliran oksigen berkurang ke organ

tubuh sehingga setiap orang yang

mengalami anemia akan terlihat

lemas (Depkes RI, 2016). Pada

pemeriksaan darah, didapatkan hasil

kadar Hb Ny. N 10,5 gr/dl, dari hasil

yang didapatkan penulis

menyimpulkan bahwa Ny. N

mengalami anemia ringan yang

disebabkan oleh kurangnya konsumsi

tablet Fe dan aktivitas ibu yang

terlalu banyak serta usia anak

pertama yang masih 1 tahun,

Menurut Depkes RI (2016) Hb 11 gr/dl

(tidak anemia), Hb 9 - 10 gr/dl

(anemia ringan), Hb 7 – 8 gr/dl

(anemia sedang) dan Hb < 7 gr/dl

(anemia berat).

Berdasarkan anamnesa penulis

dan dari studi dokumentasi, Ny. N

telah melakukan skrining

pemeriksaan darah untuk

mengetahui apakah ada infeksi

seperti Sifilis, Gonorhea, Hepatitis dan

HIV AIDS, serta pemeriksaan urine

untuk mengetahui protein urine dan

reduksi urine, pada kasus Ny. N di

dapatkan hasil pemeriksaan secara

keseluruhan negative (-) dan Non

Reaktif. Menurut teori pemeriksaan

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

93

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

laboratorium wajib dilakukan pada

saat antenatal meliputi, pemeriksaan

golongan darah, pemeriksaan kadar

Haemoglobin Darah (HB), protein

urine dan reduksi urine, serta

melakukan skrining hepatitis B dan

HIV AIDS. Karena, Penanganan lebih

baik tentu sangat bermanfaat bagi

proses kehamilan (Depkes RI, 2016).

Dari hasil observasi penulis pada

usia kehamilan Ny. N 36 minggu 4 hari

hingga 39 minggu 4 hari, penulis

mendapatkan kesenjangan antara

teori dan praktik pada kehamilan Ny.

N, dimana jarak antara anak

pertama dan kehamilan Ny. N

sekarang kurang dari 2 tahun,

kehamilan dengan resiko tinggi akan

menimbulkan masalah bagi ibu dan

bayi sesuai dengan teori menurut

Sarwono (2010), Kehamilan resiko

tinggi adalah kehamilan dengan

adanya salah satu atau lebih faktor

resiko dari pihak ibu maupun bayi

yang dapat memberikan dampak

yang kurang menguntungkan bagi

ibu dan bayi. Pendidikan kesehatan

yang penulis berikan telah sesuai

dengan teori. Setelah melakukan

evaluasi, Ny. N mengatakan merasa

aman dalam menjalani

kehamilannya, tidak ada hal yang

mengganggu atau membuat Ny. N

merasa tidak nyaman dengan

kehamilannya sekarang.

Persalinan

Persalinan adalah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi yang

dapat hidup dari dalam uterus ke

dunia luar. Persalinan dan kelahiran

normal merupakan proses

pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42

minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang

berlangsung dalam waktu 18 jam,

tanpa komplikasi baik ibu maupun

janin (Jannah, 2015).

Menurut Sulistyawati (2015)

tanda masuk persalinan antara lain,

terasa sakit di selengkangan, sakit

pada panggul dan tulang belakang,

keluarnya lendir kental bercampur

darah, adanya kontraksi yang teratur

dan pecahnya air ketuban. Dari

keluhan yang Ny. N sampaikan dan

dari teori yang penulis dapatkan Ny.

N sudah memasuki persalinan,

dengan keluhan sering merasakan

kontraksi yang teratur sejak pukul 11 :

00 WIB dengan lama kontraksi 3 x

10´40” tanpa ada keluar lendir

bercampur darah.

Kala I persalinan dimulai sejak

terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan lengkap. Persalinan kala

I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

94

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

laten dimulai dari pembukaan 0-3 cm

(selama 8 jam) dan fase aktif mulai

dari pembukaan 4-10 cm (fase aktif

dibagi menjadi 3 fase yaitu : fase

akselerasi dengan waktu 2 jam

pembukaan dari 3 menjadi 4 cm,

fase dilaktasi maksimal dalam waktu

2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat dari 4 menjadi 9 cm,

fase deselerasi pembukaan menjadi

lambat kembali dalam waktu 2 jam

pembukaan 9 cm menjadi

pembukaan lengkap (Sulistyawati,

2015).

Dari hasil pemeriksaan dalam

Ny. N mengalami kala 1 fase aktif

dengan pembukaan 4 cm,

penurunan kepala 3/5 bagian, portio

tipis, vulva dan vagina membuka,

presentasi kepala, tidak ada molase,

ketuban (+), dengan kontraksi 3 kali

dalam 10 menit dengan durasi 40

detik, pembukaan 10 terjadi pada

jam 13 : 00 WIB ibu mengatakan perut

nya semakin mulas dan sudah tidak

tahan ingin meneran, dengan hasil

ketuban (-), portio tidak teraba

dengan presentasi kepala 1/5

bagian. Kala 1 fase aktif yang dialami

Ny. N kurang dari 3 jam sehingga

terdapat kesenjangan antara teori

dan praktik dimana menurut

Sulistyawati (2015) lamanya kala I

untuk multigravida yaitu 8 - 12 jam

dengan fase laten berlangsung

hampir hingga 8 jam dan fase aktif

berlangsung 3 jam.

Pada kala II persalinan

berlangsung 55 menit dari

pembukaan lengkap hingga lahirnya

bayi. Asuhan yang diberikan sesuai

dengan asuhan 60 langkah APN,

bayi lahir spontan, menangis kuat,

gerakan aktif dan warna kulit

kemerahan. Setelah dilakukan

pemotongan tali pusat, bayi

diletakkan di perut ibu dengan posisi

tengkurap untuk dilakukan IMD

selama 1 jam. Menurut Nurjasmi

(2016) Inisiasi Menyusu Dini (Early

Initiation) adalah proses menyusu

sendiri, minimal 30 menit atau satu

jam pertama setelah bayi lahir.

Pemberian IMD tidak boleh terlambat

diberikan karena reflek menghisap

pada bayi akan mencapai

puncaknya pada usia 20 – 30 menit

bayi lahir. Secara keseluruhan

kemajuan persalinan pada Ny. N

terdapat kesenjangan antara teori

dan praktik dimana Ny. N mengalami

partus presipitatus dengan lamanya

kala 1 fase aktif hingga persalinan

pada Ny. N hanya 2 jam 20 menit,

untuk menghindari masalah akibat

partus presipitatus pada Ny. N penulis

melakukan penahanan dengan

cepat pada perinium menggunakan

tangan kanan agar tidak terjadi

laserasi yang luas dan menahan

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

95

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

kepala bayi dengan tangan kiri agar

bayi tidak jatuh karena tidak ditahan.

Menurut Saifuddin (2011), Partus

presipitatus adalah persalinan yang

berlangsung kurang dari 3 jam. Bagi

ibu partus presipitatus bisa

menyebabkan rupture uteri dan

laserasi yang luas sedangkan pada

bayi dapat menyebabkan bayi jatuh

karena tidak ada tahanan.

Pada kala III pelepasan

plasenta berlangsung dalam 6 menit

sampai 15 menit setelah bayi lahir

dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri

(Wiknjosastro, 2015). Kala III

pelepasan plasenta pada Ny. N

berlangsung 10 menit dengan

asuhan yang diberikan, melakukan

peregangan tali pusat terkendali

dengan satu tangan dan satu

tangan lagi berada tepat diatas

tulang pubis untuk melakukan

penekanan pada bagian bawah

uterus dengan cara dorso – kranial

agar uterus tidak terbalik (inversio

uteri) dan plasenta terlahir lengkap

dengan berat plasenta ± 500 gram,

diameter 18 cm, tebal 2 cm,

kotiledon 18 dan panjang tali pusat

50 cm. Penulis melakukan masase

pada uterus untuk memastikan

kontraksi uterus baik dan tidak

mengalami perdarahan, selanjutnya

penulis melakukan pengecekan

perdarahan dan terdapat robekan

jalan lahir pada perineum Ny. N

dengan laserasi yang disebabkan

oleh ukuran berat badan bayi yang

terlalu besar sehingga didapatkan

laserasi derajat I.

Penulis melakukan

pemeriksaan kontra indikasi

pemakaian IUD Post placenta dan

didapatkan hasil keadaan Ny. N baik

dan tidak ada penghambat

pemasangan IUD Post Placenta.

Pemasangan IUD Post Placenta

dilakukan secara langsung tanpa

menggunakan alat.

Pada kala IV penulis melakukan

pemantauan selama 2 jam post

partum setiap 15 menit jam pertama

dan 30 menit di jam ke-dua.

Pemantauan kala IV pemeriksaan

kontraksi uterus, tinggi fundus uteri,

perdarahan, dan mengevaluasi

kondisi ibu secara umum (Mangkuji,

2012). Hasil pemantauan kala IV Ny.

N didapatkan TTV dalam batas

normal, TFU 2 jari bawah pusat,

jumlah perdarahan dalam batas

normal, kandung kemih kosong, serta

kontraksi uterus baik dan keras.

Selama pemantauan kala IV tidak

ada keluhan yang dirasakan. Setelah

itu ibu dipindahkan ke tempat

perawatan dengan menyarankan

untuk melakukan mobilisasi dini agar

otot – otot ibu tidak kaku dan cepat

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

96

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

pulih. Menurut Carpenito (2017)

mobilisasi dini adalah suatu upaya

mempertahankan kemandirian

sedini mungkin dengan cara

membimbing penderita untuk

mempertahankan fungsi fisiologis.

Bidan harus mempersiapkan obat –

obatan essensial untuk mencegah

terjadinya komplikasi selama kala

pemantauan berlangsung, sebagian

besar kejadian kesakitan dan

kematian ibu disebabkan oleh

perdarahan pascapersalinan dan

terjadi dalam 4 jam pertama setelah

kelahiran bayi dan plasenta (Saswita,

2011). Setelah melakukan

pemantauan kala IV penulis

memberikan terapi obat pada Ny. N

yaitu Vitamin A 2 kapsul 200. 000 IU

diminum 1x1, Asam mefenamat 500

mg 3x1 dan Amoxilin 500 mg 3x1

diminum setelah makan.

Nifas

Masa nifas atau puerperium

adalah masa setelah melahirkan

sampai pulihnya kembali alat-alat

kandungan seperti sebelum hamil.

Lama masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8

minggu atau 42 hari, namun akan

pulih secara keseluruhan selama 3

bulan (Abidin, 2014). Menurut

Nurjasmi (2016) kunjungan masa nifas

terdiri dari 4 kunjungan, yaitu

Kunjungan 1 (pertama) 6- 8 jam

setelah persalinan, kunjungan II

(kedua) 6 hari setelah persalinan,

kunjungan III (ketiga) 2 minggu

setelah persalinan, kunjungan IV

(keempat) 6 minggu setelah

persalinan. Pada kunjungan nifas Ny.

N didapatkan kesenjangan antara

teori dan praktik, kunjungan nifas

yang dilakukan penulis hanya 3 kali

yaitu (kunjungan pertama 6 jam post

partum, kunjungan kedua 6 hari post

partum dan kunjungan ketiga pada 2

minggu post partum) dimana

seharusnya kunjungan nifas harus

dilakukan 4 kali kunjungan agar

masalah atau keluhan yang dialami

Ny. N dapat diketahui dan ditangani

sedini mungkin.

Pada kunjungan pertama 6 jam

post partum asuhan yang diberikan

sesuai dengan teori Nurjasmi (2016)

yaitu kunjungan nifas dilakukan pada

6 – 8 jam setelah persalinan dan

memberikan asuhan yaitu

mengajarkan ibu cara menyusui

yang benar serta cara menjaga

kehangatan bayi dan merawat tali

pusat bayi dengan baik.

Pada kunjungan kedua 6 hari

postpartum, dari hasil anamnesa

didapatkan hasil payudara bengkak,

penulis melakukan pemeriksaan

obyektif dengan hasil TTV ibu dalam

batas normal, TFU pertengahan pusat

dan simpisis, lokea sanguilenta yaitu

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

97

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

merah kecoklatan, ASI sudah banyak

keluar, bayi kuat menyusu dan

terdapat pembengkakan pada

payudara, menurut teori, pada fase

ini bidan memastikan involusi uterus

dalam keadaan normal, tidak ada

tanda – tanda perdarahan, lokea

normal, ibu cukup mendapatkan

makanan dan cairan, memastikan

ibu dapat menyusui dengan benar

dan memastikan ibu tetap menjaga

tali pusat tetap kering (Nurjasmi,

2016). Menurut Nurjasmi (2016)

Payudara bengkak bisa diatasi

dengan mengompres payudara

menggunakan kain dengan air

hangat selama 5 menit, lalu

menyusukan bayi setiap 2 jam sekali

serta membangunkan bayi jika bayi

sedang tidur dan meminta ibu untuk

memompa payudara yang penuh

hingga kosong agar tidak terjadi

pembengkakan kembali pada

payudara. Dari masalah yang

dialami Ny. N yang disebabkan oleh

produksi ASI yang terlalu penuh atau

banyak. Penulis memberikan asuhan

sesuai dengan teori yang didapat

yaitu, mengompres payudara

menggunakan kain dengan air

hangat selama 5 menit, lalu

menyusukan bayi setiap 2 jam sekali

serta membangunkan bayi jika bayi

sedang tidur dan meminta ibu untuk

memompa payudara yang penuh

hingga kosong agar tidak terjadi

pembengkakan kembali pada

payudara.

Pada kunjungan ketiga yaitu 2

minggu postpartum, penulis

melakukan pemeriksaan obyektif

dengan hasil TTV ibu dalam batas

normal, TFU sudah tidak teraba, lokea

alba yaitu cairan putih, ASI lancar

dan bayi kuat menyusu, tali pusat

tidak infeksi, dan tidak ada

mengalami masalah dengan

kontrasepsi IUD Post Plasenta yang di

pakai. Pada fase ini bidan

memastikan involusi uterus dalam

keadaan normal, tidak ada tanda –

tanda perdarahan, lokea normal, ibu

cukup mendapatkan makanan dan

cairan, memastikan ibu dapat

menyusui dengan benar dan

memastikan ibu tetap menjaga tali

pusat tetap kering, dan

mengevaluasi pemakaian

kontrasepsi pada Ny.N. (Nurjasmi,

2016). Hasil anamnesa dan

pemeriksaan obyektif Ny. N tidak

terdapat masalah atau keluhan serta

asuhan yang diberikan penulis sesuai

dengan teori yang di dapat menurut

(Nurjasmi, 2016).

Bayi baru lahir

Fisiologi bayi baru lahir adalah

ilmu yang mempelajari fungsi dan

proses bayi baru lahir yaitu suatu

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

98

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

organisme yang sedang tumbuh,

yang baru mengalami proses

kelahiran dan baru menyesuaikan diri

dari kehidupan intra uterin, ke

kehidupan ekstrauterin. dengan umur

kehamilan 37 minggu sampai 42

minggu, memiliki berat lahir 2500

gram sampai 4000 gram. Bayi baru

lahir dapat dilahirkan melalui 2 cara,

secara normal melalui vagina atau

melalui operasi caesar (Rukiyah,

2012).

Asuhan Bayi Baru Lahir (BBL)

dilakukan penulis mulai dari penilaian

selintas dengan hasil bayi lahir

dengan usia kehamilan 41 minggu,

menangis kuat dan bergerak aktif.

Menurut Nurjasmi (2016), Penilaian

selintas berguna untuk melihat

adakah masalah pada bayi seperti

Asfiksia (kegagalan bernafas) pada

bayi akibat kurangnya penilaian

selintas pada bayi, terdapat 3

penilaian selintas pada Bayi Baru

Lahir yaitu (Apakah bayi cukup

bulan, Apakah bayi menangis kuat

atau bernafas tanpa kesulitan,

Apakah bayi bergerak dengan aktif),

setelah dilakukan penilaian selintas

penulis mengeringkan bayi dan

melakukan pemotongan tali pusat

serta memberikan kesempatan Ny. N

dan bayi untuk melakukan IMD

(Inisiasi Menyusui Dini) tanpa

membantu bayi untuk mendapatkan

puting susu ibu selama kurang labih 1

jam sesuai dengan teori yang

didapat. Inisiasi Menyusu Dini (Early

Initiation) adalah proses menyusu

sendiri, minimal 30 menit atau satu

jam pertama setelah bayi lahir.

Pemberian IMD tidak boleh terlambat

diberikan karena reflek menghisap

pada bayi akan mencapai

puncaknya pada usia 20 – 30 menit

bayi lahir (Nurjasmi, 2016). Setelah 1

jam bayi lahir dengan hasil BB 4000

gram, PB 51 cm, LK 34 cm, LD 33 cm,

LILA 10 cm, tidak ada kelainan fisik

pada bayi, bayi dalam keadaan

normal. Menurut Saifuddin (2011)

ukuran normal tubuh bayi yaitu Berat

badan 2500 – 4000 gram, Panjang

badan 48 – 52 cm, Lingkar dada 30 –

38 cm, Lingkar kepala 33 – 35 cm.

Asuhan yang diberikan 1 jam setelah

bayi lahir adalah pencegahan

infeksi, penilaian bayi baru

lahir,pencegahan kehilangan panas,

perawatan tali pusat, pemberian

salep mata dan Vit K, serta

memberikan penkes tentang tanda

bahaya Bayi Baru Lahir. Menurut

Nurjasmi (2016), setelah 1 jam Bayi

Baru Lahir harus segera di berikan

injeksi Vit K dan salep mata yang

bertujuan untuk mencegah bayi

perdarahan dan infeksi pada mata

bayi. Dari hasil pemeriksaan dan

asuhan yang diberikan pada Bayi

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

99

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

Baru Lahir telah sesuai dengan teori

dan praktik.

Menurut Kemenkes RI (2017)

kunjungan neonatal terdiri dari 3

kunjungan, yaitu kunjungan pertama

(6 – 48 jam setelah lahir), kunjungan

ke dua ( 3 – 7 hari setelah lahir ) dan

kunjungan ke tiga ( 8 – 28 hari setelah

lahir ). Pada kasus Bayi Ny. N penulis

juga melakukan 3 kali kunjungan

yaitu kunjungan pertama 17 jam

setelah lahir, kunjungan kedua 6 hari

setelah lahir dan kunjungan ketiga

usia bayi 2 minggu.

Pada kunjungan 17 jam BBL

normal dilakukan pemeriksaan tanda

vital suhu 36,5, RR 38 x/menit, dan

nadi 140 x/menit semua hasil

pemeriksaan dalam keadaan

normal. Asuhan yang diberikan

adalah pencegahan infeksi,

pencegahan kehilangan panas,

memandikan bayi, perawatan tali

pusat, Pemberian imunisasi HB0 dan

memberikan penkes kepada ibu

untuk sering memberikan ASI pada

bayinya minimal 2 jam sekali. Hb 0

diberikan 0 – 7 hari setelah lahir, lebih

baik lagi jika Hb 0 diberikan sebelum

usia bayi 7 hari untuk mencegah

penularan hepatitis B dari ibu ke

anaknya, karena terkadang seorang

ibu tidak tahu jika ia memiliki Hepatitis

B (Kemenkes RI, 2017). Bayi Baru Lahir

harus di berikan imunisasi HB 0 agar

bayi dilindungi dari berbagai

serangan penyakit. Menurut

Kemenkes RI (2017), setiap manusia

pada dasarnya sudah memiliki sistem

kekebalan sejak masih dalam

kandungan untuk melindungi diri dari

serangan penyakit, namun sistem

imun pada bayi belum bekerja

seoptimal dan sekuat sistem imun

orang dewasa sehingga mereka

akan lebih gampang sakit. Dari hasil

pemeriksaan dan asuhan yang

diberikan pada kunjungan pertama

tidak didapatkan keluhan atau

masalah serta bayi sudah diberikan

asuhan sesuai dengan teori.

Kunjungan kedua bayi

dilakukan bersamaan dengan

kunjungan nifas pada hari ke-6 dari

hasil pemeriksaan TTV bayi

didapatkan dalam batas normal, tali

pusat belum lepas. Menurut

Saifuddin(2011) pada usia 1 – 4

minggu sebagian besar BBL akan

mengalami penurunan berat badan

beberapa ons setelah lahir, ini adalah

hal yang wajar dialami oleh BBL,

karena BBL akan mengalami

pertambahan BB sebanyak 140 – 200

gram per minggu pada usia satu

bulan keatas dengan selalu diberikan

ASI secara eksklusif. Pada kasus bayi

Ny. N didapatkan hasil bahwa bayi

tampak sehat dan kuat menyusu,

kenaikan berat badan bayi

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

100

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

sebanyak 100 gram, dari berat lahir

4000 gram menjadi 4100 gram.

Sehingga tidak menimbulkan

kesenjangan antara teori dan praktik.

Kunjungan ketiga bayi

dilakukan bersamaan dengan

kunjungan nifas pada usia 2 minggu

setelah lahir, hasil pemeriksaan

didapatkan TTV bayi dalam batas

normal, tali pusat sudah lepas di hari

ke 7 setelah lahir, bayi menyusu

dengan kuat serta penulis

mengingatkan Ny. N untuk

membawa bayi ke fasilitas kesehatan

pada tanggal 10 juni 20019 untuk

diberikan imunisasi BCG. Menurut

Kemenkes RI (2017) asuhan yang

diberikan pada kunjungan ketiga

meliputi, Pemeriksaan fisik bayi,

Menjaga kebersihan bayi,

Memberikan ASI eksklusi, Menjaga

keamanan bayi, Menjaga suhu tubuh

bayi, Memberitahu ibu tentang

imunisasi BCG, Penanganan dan

rujukan kasus bila diperlukan.

Imunisasi

Imunisasi merupakan suatu

upaya untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu penyakit,

sehingga apabila suatu saat

terpapar dengan penyakit tersebut

tidak akan sakit atau hanya

mengalami sakit ringan (Kemenkes RI,

2014).

Imunusasi HB 0 diberikan pada

BBL 0-7 hari imunisasi hepatitis B

diberikan sedini mungkin setelah bayi

lahir. Penyimpanan vaksin pada suhu

2-8o C dan jangan sampai beku.

Indikasi pemberian kekebalan aktif

terhadap infeksi yang disebabkan

oleh virus Hepatitis B. Diberikan

dengan cara disuntik di daerah paha

kanan dengan dosis 0,05 cc secara

IM. Dalam jangka waktu pemberian

setelah 2 jam, 7 hari, 2 bulan, 3 bulan

atau 4 bulan (Evline dan Djamaludin,

2010).

Pada kasus bayi Ny. N, bayi

telah diberikan imunisasi HB0 pada 17

jam setelah lahir. Imunisasi HB0

diberikan pada 1/3 paha kanan

secara IM dengan dosis 0,05 ml. Hasil

dari pemberian imunisasi HB 0 pada

bayi Ny. N sudah diberikan sedini

mungkin sesuai jangka waktu yang

didapatkan dari teori sehingga bayi

dapat terlindungi dari berbagai

penyakit.

Keluarga Berencana

Menurut kamus BKKBN (2011)

Kontrasepsi adalah obat untuk

mencegah, menjarakkan dan

memberhentikan terjadinya konsepsi

(kehamilan).

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

101

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

Menurut WHO (20 11) alat

kontrasepsi yang baik digunakan

pada ibu menyusui agar tidak

menganggu produksi ASI adalah alat

kontrasepsi yang mengandung

progestin seperti mini pil, KB suntik, IUD

(spiral) yang mengandung hormon

progestin, dan implan (susuk).

KB IUD adalah perangkat

plastik kecil berbentuk “T” yang

dimasukkan kedalam Rahim wanita

oleh bidan atau dokter terlatih. Ada

IUD yang mengandung hormon dan

ada juga yang tidak, KB ini tidak

mengganggu pola seksual, darah

haid akan lancar dan tidak akan

mengganggu produksi ASI

(Handayani, 2010).

KB IUD Post Placenta di

gunakan Ny. N setelah lahirnya

plasenta pada tanggal 9 Mei 2019,

sebelum KB IUD dipasang penulis

melakukan konseling tentang alat

kontrasepsi pada kunjungan

kehamilan 37 minggu 4 hari dan

diulang sebelum persalinan

berlangsung, dari konseling yang

dilakukan penulis Ny. N dan suami

memutuskan untuk menggunakan KB

IUD Post Placenta, dengan

persetujuan Ny. N dan suami, penulis

melakukan inform consent yang

disetujui oleh Ny. N dan suami,

pemeriksaan secara subyektif yaitu,

ibu mengatakan tidak pernah

menderita penyakit kanker servik /

kanker mulut Rahim, keputihan yang

berlebihan dan berbagai penyakit

lainnya yang menghambat

pemasangan KB IUD Post Placenta,

setelah plasenta lahir penulis

melakukan pemeriksaan obyektif

yang meliputi TTV Ny. N dalam batas

normal, genetalia tidak terdapat

pembengkakan dan tidak ada

varises. Pemeriksaan selesai

dilakukan didapatkan bahwa tidak

ada masalah yang menghambat

pemasangan IUD Post Placenta

pada Ny. N. Setelah IUD Post Plasenta

terpasang penulis mengajarkan Ny. N

cara mengontrol sendiri dirumah

benang IUD Post Placenta yang

belum dipotong oleh bidan,

pemeriksaan dilakukan guna untuk

mendeteksi adanya keluhan atau

ketidaknyamanan dari pemakaian

IUD, tindakan dilakukan dengan cara

menggunakan cermin yang

diletakkan diselengkangan atau

dengan cara meraba sendiri benang

dari KB IUD Post Placenta, jika Ny. N

masih merasakan adanya benang

dan Ny. N tidak mengalami rasa sakit

atau tidak adanya perdarahan yang

keluar akibat pemasangan IUD Post

Placenta. Menurut Handayani (2010)

cara mengontrol KB IUD yaitu

menggunakan cermin yang

diletakkan diselengkangan atau

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

102

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

dengan cara meraba sendiri benang

dari KB IUD jika masih merasakan

adanya benang dan tidak

mengalami rasa sakit atau tidak

adanya perdarahan yang keluar

akibat pemasangan IUD dapat

dikatakan bahwa KB IUD terpasang

dengan benar tanpa keluhan. Dari

hasil pemakaian KB IUD Post Placenta

pada Ny. N. tidak mengalami

keluhan dan dalam batas normal.

SIMPULAN DAN SARAN

Adapun kesimpulan yang

didapat dari hasil studi kasus yaitu

penulis mampu memberikan asuhan

kebidanan komprehensif dan

berkelanjutan dari masa kehamilan,

persalinan, nifas, Bayi Baru Lahir,

imunisasi dan KB pada Ny. N usia 25

tahun dan By. M di PMB Hj. Sri

Satiarsih, SST Tanjungpinang tahun

2019 sesuai standar asuhan

kebidanan yang berlaku.

Saran yang dapat diberikan dari

Laporan Tugas Akhir ini yaitu, agar

dapat menjadi sumber informasi,

mempertahankan kualitas dan

mempromosikan kesehatan serta

memberikan manfaat untuk

menambah pengetahuan tentang

asuhan kebidanan yang dimulai dari

kehamilan hingga KB sehingga

dapat mencegah atau mendeteksi

dini komplikasi yang akan terjadi

dikemudian hari.

UCAPAN TERIMAKASIH

Bapak Teguh Budiwiyanto, M. Ag

selaku Ketua Yayasan Akademi

Kebidanan Anugerah Bintan

Tanjungpinang

Ibu Nining Sulistyowati, SST, M.Kes

selaku Direktur dan selaku Penguji

Laporan Tugas Akhir yang telah

memberikan pengarahan dalam

sidang Laporan Tugas Akhir ini.

Ibu Etika Khoiriyah, SST, M.Keb

selaku dosen pembimbing yang

telah begitu banyak memberikan

ilmu dan bimbingan kepada penulis

dalam menyelesaikan penulisan

Laporan Tugas Akhir Ini

Ibu Hj. Sri Satiarsih, SST selaku bidan

pembimbing yang telah

menyediakan lahan praktik dan

tempat menimba ilmu dilapangan.

Ayahnda Suhairi (alm) dan

ibunda Siti Hajar selaku orang tua

tercinta yang selalu mendukung dan

mendoakan penulis selama

menimba ilmu.

Reza hardiansyah selaku saudara

kandung dan seluruh keluarga yang

telah meberikan semangat penulis

untuk menyelesaikan LTA ini.

Ny. N dan keluarga yang bersedia

untuk dipantau selama kehamilan,

persalinan, nifas dan bayi baru lahir.

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKELANJUTAN PADA …

pISSN 2087-4944

eISSN 2655-1829

103

Jurnal Cakrawala Kesehatan, Vol. XI, No 01, Februari 2020

Teman-teman yang telah

membantu dalam penyelesaian

laporan ini

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, (2014).Pedoman Pelayanan

Post Natal Care. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Aditya, (2013). Data dan Metode

Pengumpulan Data

Penelitian.Surakarta: Politeknik

Kesehatan

Amin, (2009). Jenis Data Dalam

Penelitian. Surakarta

APN, (2012). Tanda Dan Gejala Kala II

Dalam Persalinan. Jakarta

Baker, (2013). Asuhan Kebidanan

Kehamilan. Jakarta

Depkes, (2016). Data Ajar Ilmu

Kebidanan Tentang Antenatal

Care. Jakarta.

Dewi, (2015). Asuhan Kebidanan

Komprehensif. Jombang

Dinkes, (2017). Profil Kesehatan Kota

Tanjungpinang.Tanjungpinang

Djamaludin, (2010). Program

Imunisasi Yang harus Terpenuhi

Untuk Kesehatan Anak. Jakarta

Hani U, dkk (2013). Standard Minimal

Kunujungan Ibu Hamil. Jakarta.

Handayani, dkk (2010). Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil.

Jakarta.

Hanretty, (2014). Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Bersali. Jakarta

IBI, (2012). Standar Asuhan

Kehamilan. Jakarta

Jannah, (2015). Kebutuhan Dasar Ibu

Hamil. Surakarta Politeknik

Kesehatan

Kemenkes RI. (2015). Angka Kematian

Ibu Dan Anak. Tanjungpinang

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan

Ibu Dan Anak. Tanjungpinang:

Pusdiknakes

Mangkuji, (2012) . Asuhan Kebidanan

7 Langkah Varney. Jakarta:

EGC.

Melinda, (2014). Tanda Bahaya Pada

Kehamilan. Semarang

Mochtar, (2012). Asuhan Kebidanan

Masa Nifas Dan Menyusui.

Jakarta.

Mufdillah, (2012). Promosi Kesehatan

untuk Kebidanan. Jakarta.

Mulyani, (2013). Manfaat Imunisasi

Untuk Kesetahan Anak. Jakarta

Nur, (2015). Asuhan Kebidanan

Komprehensif. Semarang

Nurjasmi emi, (2016). Buku Acuan

Midwifery Update. Jakarta

Pratami, (2014). Upaya Percepatan

Penurunan AKI. Yogyakarta

Prawirohardjo, (2012). Asuhan

Kebidanan Kehamilan.Jakarta

Prawirohardjo, (2014). Pendekatan

ResikoPada Ibu Hamil.Jakarta

Rohani, (2011). Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Bersalin. Jakarta:

Salemba Medika

Rosayuni, (2015). Metode

Pendokumentasian SOAP.

Yogyakarta.

Rukiyah, (2012). Asuhan Kebidanan

Pada Bayi Baru Lahir. Jakarta.

Sarwono, (2010).Asuhan Kebidanan

pada ibu hamil dengan resiko

tinggi. Yogyakarta

Said, (2017). Asuhan Kebidanan

Kehamilan. Jakarta

Saifuddin, (2013). Asuhan Kebidanan

Masa Nfas dan

Menyusui.Yogyakarta.

Sulistyawati, (2013). Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil.

Jakarta: Salemba Medika

Sulistyawati, (2015).

Ketidaknyamanan Pada Ibu

Hamil. Jakarta: Salemba

Medika

Tyastuti, (2016). Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil. Jakarta:

Salemba Medika

Ulfah, (2015). Asuhan Kebidanan

Komprehensif. Subang

Walyani dkk, (2015). Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Nifas

Khusunya Ibu Menyusui.

Jakarta.

Wiknjosastro, (2015). Asuhan

Kebidanan Ibu Bersalin. Jakart