ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

13
51 Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA HIPOTERMI UMUR 1 HARI DI RSUD SUMBAWA BESAR Nurintan Komalasari 1. Semi Na’im 2. Rista Dian Anggraini 3 123 STIKES Husada Jombang email :[email protected] ABSTRAK Angka Kematian Bayi (AKB) menurut UNICEF (Unicef Nationa Children’s fun) setiap tahunnya 2,6 juta bayi diseluruh dunia, tak mampu bertahan hidup selama lebih dari satu bulan. Berdasarkan data dari NTB tahun 2017 jumlah kasus kematian bayi adalah 953 kasus dari 103.926 kelahiran hidup . Satu juta diantaranya meninggal saat lahir. Perempuan yang melahirkan kesulitan mendapat pertolongan, karena kemiskinan, konflik, dan lemahnya institusi, dengan 29 kematian per 1.000 kelahiran. Angka Kematian Bayi di indonesia pada tahun 2017 adalah kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2017). Tujuan penelitian untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur 1 hari di RSUD Sumbawa Besar. Jenis studi kasus menggunakan metode deskriftif, Subyek studi kasus pasien bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur 1 hari, kasus yang dilaksanakan tanggal 14-17 maret 2019 selama 3 hari. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan asuhan dirumah sakit selama 3 hari di rumah sakit dan kntrol ulang 1 hari, diperoleh hasil bayi Ny”H” mengatakan sudah tidak mengalami penurunan suhu dan tanda bahaya lainnya pada bayi Ny”H”. Pada kasus asuhan bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur 1 hari penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan. Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir Rendah,Hipotermi. 1. PENDAHULUAN Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir kurang dari 2500 gram Bayi yang berada dibawah persentil 10 dinamakan ringan untuk kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 disebut prematur. Secara umum BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

51

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR

RENDAH SERTA HIPOTERMI UMUR 1 HARI

DI RSUD SUMBAWA BESAR

Nurintan Komalasari 1. Semi Na’im 2. Rista Dian Anggraini 3

123STIKES Husada Jombang

email :[email protected]

ABSTRAK

Angka Kematian Bayi (AKB) menurut UNICEF (Unicef Nationa Children’s

fun) setiap tahunnya 2,6 juta bayi diseluruh dunia, tak mampu bertahan hidup

selama lebih dari satu bulan. Berdasarkan data dari NTB tahun 2017 jumlah kasus

kematian bayi adalah 953 kasus dari 103.926 kelahiran hidup . Satu juta

diantaranya meninggal saat lahir. Perempuan yang melahirkan kesulitan mendapat

pertolongan, karena kemiskinan, konflik, dan lemahnya institusi, dengan 29

kematian per 1.000 kelahiran. Angka Kematian Bayi di indonesia pada tahun 2017

adalah kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI,2017). Tujuan penelitian untuk

melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur

1 hari di RSUD Sumbawa Besar. Jenis studi kasus menggunakan metode deskriftif,

Subyek studi kasus pasien bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur 1 hari, kasus

yang dilaksanakan tanggal 14-17 maret 2019 selama 3 hari. Hasil yang diperoleh

setelah dilakukan asuhan dirumah sakit selama 3 hari di rumah sakit dan kntrol

ulang 1 hari, diperoleh hasil bayi Ny”H” mengatakan sudah tidak mengalami

penurunan suhu dan tanda bahaya lainnya pada bayi Ny”H”. Pada kasus asuhan

bayi baru lahir rendah serta hipotermi umur 1 hari penulis tidak menemukan

kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir Rendah,Hipotermi.

1. PENDAHULUAN

Bayi lahir dengan berat badan

lahir rendah (BBLR) merupakan

masalah kesehatan yang sering

dialami pada sebagian masyarakat

yang ditandai dengan berat lahir

kurang dari 2500 gram Bayi yang

berada dibawah persentil 10

dinamakan ringan untuk

kehamilan. Dahulu neonatus

dengan berat badan lahir kurang

dari 2500 gram atau sama dengan

2500 disebut prematur. Secara

umum BBLR ini berhubungan

dengan usia kehamilan yang

belum cukup bulan (prematur)

disamping itu juga disebabkan

dismaturitas. Artinya bayi lahir

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

52

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

cukup bulan (usia kehamilan 38

minggu) tapi berat badan lahirnya

lebih kecil ketimbang masa

kehamilannya yaitu tidak

mencapai 2500 gram. Hipotermi

adalah suatu keadaan di mana

suhu tubuh bayi turun di bawah

360 C. Hal ini biasanya karena

bayi yang baru lahir lambat

dikeringkan sehingga terjadi

penguapan dan bayi lebih cepat

kehilangan panas tubuh

Berdasarkan penelitian Lembaga

Kesehatan Dunia “World Helath

Organization”(WHO)

memperkirakan diseluruh dunia

terdapat kematian bayi pada

khususnya neonatus sebesar 10

juta jiwa pertahun. Kematian bayi

terjadi terutama di negara

berkembang sebesar 99

%.Kesehatan bayi cenderung

kurang mendapat perhatian (WHO

2017).

Sedangkan menurut hasil Survey

Demografi dan Kesehatan

Indonesia tahun 2017, angka

kematian bayi (AKB) di Indonesia

pada tahun 2017 masih tergolong

tinggi yaitu 40/1.000 kelahiran

hidup dan pada tahun 2018 turun

menjadi 32/1.000 kelahiran hidup.

(SDKI,2018).

Sedangkan menurut hasil Survey

Demografi dan Kesehatan

Indonesia tahun 2017, angka

kematian bayi (AKB) di Indonesia

pada tahun 2017 masih tergolong

tinggi yaitu 40/1.000 kelahiran

hidup dan pada tahun 2018 turun

menjadi 32/1.000 kelahiran hidup.

(SDKI,2018).

Kematian prenatal di indonesia

masih cukup tinggi dibandingkan

negara ASEAN lainnya,

kesepakatan global Millenium

Development Goalds (MDG’S) ,

di Indonesia tahun 2017

diharapkan AKB menurun

menjadi 23/1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan kmematian perinatal di

Indonesia menurut Sustainable

Develovment Goalds (SDG’S)

AKB menurun menjadi 10/1.000

kelahiran hidup.

Berdasarkan data dari NTB

tahun 2017 jumlah kasus

kematian bayi adalah 953 kasus

dari 103.926 kelahiran hidup,

turun dibandingkan tahun 2016

dengan jumlah kasus kematian

bayi adalah 1.006 kasus dari

103.132 kelahiran hidup.

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

53

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

Jumlah kasus tertinggi di

Lombok Timur sebanyak 346

kasus, dan yang terendah di

kabupaten sumbawa barat

sebanyak 17 kasus. Sedangkan

jumlah kasus BBLR di NTB tahun

2017 ada 4.072 kasus dan jumlah

kasus BBLR 2017 di Sumbawa

470 kasus di Kabupaten

Sumbawa. Sedangkan data yang

diperoleh di RSUD Sumbawa

Besar pada bulan Maret 2019

BBLR 20 kasus, 2 kasus

gangguan pernafasan, ikterus 15

kasus dan hipotermi 5 kasus.

Penyebab terjadinya BBLR tidak

diketahui pada banyak kasus.

Akan tetapi faktor sosio ekonomi

merupakan faktor yang paling

berpengaruh. Faktor ibu seperti

trauma fisik dan psikologis, usia

ibu yang kurang dari 16 tahun dan

lebih dari 35 tahun, multigravida

yang jarak kelahirannya terlalu

dekat. Sebab lain ibu perokok,

peminum alkohol, pecandu

narkotika, faktor janin seperti

hidramnion, kehamilan ganda,

kelainan kromosom. (Ika

pantiawati : 4-5).

Penyebab utama kematian pada

minggu pertama kehidupan adalah

komplikasi kehamilan dan

persalinan seperti hipotermi,

sepsis dan komplikasi berat lahir

rendah.

Penyebab terjadinya hipotermi

pada bayi yaitu jaringan lemak

subkutan tipis perbdandingan luas

permukaan tubuh dengan berat

badan besar, cadangan glikogen

sedikit, BBL (Bayi Baru Lahir)

tidak mempunyai respond

shivering (menggigil) pada

reaksi kedinginan, kurangnya

pengetahuan perawat dalam

pengelolaan bayi yang beresiko

tinggi mengalami hipotermi.

Tanda gejala hipotermi yaitu bayi

tidak mau menetek, bayi tampak

lesu atau mengantuk saja, tubuh

bayi teraba dingin, dalam keadaan

berat denyut jantung bayi

menurun dan kulit tubuh

mengeras (Sklerema).

Menurut Menkes, upaya yang

dilakukan Kementrian Kesehatan

akan lebih optimal apabila semua

khususnya. Pemerintah Daerah

berperan aktif, mendukung dan

melaksanakan semua program

percepatan penurunan AKI dan

AKB. Selain itu juga perlu

dukungan pihak swasta baik

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

54

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

dalam pembiayaan program

kesehatan melalui CSR-nya

maupun partisipasi dalam

penyelenggaraan pelayanan

swasta.

Berdasarkan uraian latar

belakang yang diuraikan diatas

penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dalam bentuk Laporan

Tugas Akhir dengan judul Asuhan

Kebidanan pada bayi dengan

Berat Badan Lahir Rendah dan

Hipotermi di ruang NICU di

Rumah Sakit Umum Daerah

Sumbawa Besar.

Hipotermi adalah suhu dibawah

36,5ºC, yang terbagi atas

hipotermi ringan (cold stress)

yaitu suhu antara 36-36,5ºC,

hipotermi sedang yaitu suhu

antara 32-36ºC, dan hipotermi

berat yaitu suhu tubuh <32ºC.

(Ari, 2014:89).Hipotermi adalah

suhu badan dibawah normal.

Adapun suhu normal bayi adalah

36,5-37,5ºC (suhu ketiak). Suhu

normal pada neonatus 36,5-37,5ºC

(suhu ketiak) (Rukiyah &

Yulianti, 2013:283).

Hipotermi adalah bayi baru lahir

dengan suhu tubuh sampai di

bawah 36,5-37,5ºC (Sudarti &

Fauziah, 2013:117). Hipotermi

didefinisikan sebagai keadaan

termal yang tidak normal

dimanasuhu tubuh bayi turun

dibawah 36,5ºC. Penurunan suhu

tubuh secara progresif

menyebabkan efek yang dapat

merugikan mulai dari gangguan

metabolik hingga kematian

(Khalifa, 2015:6).

Hipotermia juga dapat

disebabkan oleh karena terpapar

dengan lingkungan dingin (suhu

lingkungan rendah, permukaan

yang dingin atau basah) atau bayi

dalam keadaan basah atau tidak

berpakaian (Yunanto, 2014:89).

Luas permukaan tubuh yang

besar dan sirkulasi yang relatif

buruk serta dapat berkeringat atau

menggigil sehingga kemampuan

bayi untuk mengatur suhu

tubuhnya masih buruk. Disamping

itu, dingin yang berlebihan dapat

menyebabkan kelebihan kerja

jantung.

Selain itu beberapa Faktor-faktor

yang menyebabkan hipotermi

menurut (Sudarti dan Fauziah,

2013:118) adalah :

a. Kesalahan perawatan bayi

segera setelah lahir

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

55

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

b. Bayi dipisahkan dengan ibunya

setelah lahir.

c. BBLR

d. Kondisi ruangan yang dingin.

e. Prosedur penghangatan yang

adekuat.

f. Asfiksia, hipoksia

Penyebab terjadinya hipotermi

pada bayi yaitu : jaringan lemak

subkutan tipis perbandingan luas

permukaan tubuh dengan berat

badan besar, cadangan glikogen

dan brown fat sedikit, BBL (Bayi

Baru Lahir) tidak mempunyai

respon shivering (menggigil) pada

reaksi kedinginan, kurangnya

pengetahuan perawat dalam

pengelolaan bayi yang berisiko

tinggi mengalami hipotermi.

(Rukiyah & Yulianti.2013,

hal.283).

Luas permukaan neonatus relatif

lebih luas dari orang dewasa

sehingga metabolisme basal per

kg BB lebih besar. Oleh karena

itulah, bayi baru lahir harus

menyesuaikan diri dengan

menyesuaikan diri dengan

lingkungan baru sehingga energi

dapat diperoleh dari metabolisme

karbohidrat dan lemak. Pada jam-

jam pertama kehidupan, energi

didapatkan dari karbohidrat. Dari

hari kedua, energi berasal dari

pembakaran lemak. Setelah

mendapat susu, sekitar dihari

keenam energi diperoleh dari

lemak dan karbohidrat yang

masing-masing sebesar 60 % dan

40 % (Dewi, 2013:14).

2. METODE PENELITIAN

a. Rancangan penelitian

Karya Tulis Ilmiah ini

merupakan bentuk laporan studi

kasus pada bayi BBLR dengan

hipotermi menggunakan metode

deskriptif yaitu suatu penelitian

yang dilakukan dengan tujuan

utama untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan suatu

fenomena yang terjadi di dalam

masyarakat (Notoatmodjo,2010).

Studi kasus adalah laporan

yang dilakukan dengan cara

meneliti suatu permasalahan

melalui suatu kasus yang terdiri

dari unit tunggal

(Notoatmodjo,2010).

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

56

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

Kerangka kerja :

b. Tempat dan waktu penelitian

Lokasi studi kasus adalah

merupakan tempat atau lokasi

studi kasus (Notoatmodjo,2010).

Studi kasus ini dilakukan di

Rumah Sakit Umum Daerah

Sumbawa Besar.

Dalam studi kasus ini waktu

adalah saat yang dibutuhkan

peneliti untuk memperoleh data

penelitia yang dilaksanakan

(Budiarto, 2003). Pelaksanaan

asuhan kebidanan dilakukan

pada tanggal 22 Januari 2019 di

Rumah Sakit Umum Daerah

Sumbawa Besar.

c. Subyek Penelitian

Subyek studi kasus adalah

suatu yang dijadikan sebagai

bahan penelitian yang dapat

diambil datanya (Budiarto,

2003). Subyek studi kasus yang

dijadikan pasien yaitu Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR)

dan Hipotermi.

d. Jenis data

1) Data primer

Data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung

dilapangan oleh orang yang

melakukan penelitian atau yang

bersangkutan yang

memerlukannya.

a. Wawancara

Yaitu suatu metode yang

digunakan untuk

mengumpulkan data, dimana

peneliti mendapatkan

keterangan atau pendirian

secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian (responden)

atau bercakap-cakap

berhadapan muka dengan

orang tersebut. Pada kasus ini

wawancara atau tanya jawab

Subjek/pasien

Bayi BBLR pada Ny”H” umur 1

hari dengan Hipotermi

Persyaratan persetujuan ( Inform

Consent )

Pengumpulan Data

Wawancara,Observasi dan studi

dokumentasi

Pelaksanaan Asuhan Kebidanan menurut

manajemen SOAP

Pengkajian data subjektif dan objektif,

analisa dan penatalaksanaan

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

57

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

dilakukan dengan orang tua

bayi,keluarga,bidan atau

petugas keehatan untuk

mendapatkan keterangan yang

diperlukan serta berhadapan

langsung dengan pasien.

b. Observasi

Yaitu suatu hasil perbuatan

jiwa secara aktif dan penuh

perhatian untuk menyadari

adanya rangsangan. Dalam

kasus bayi dengan Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) penulis

melakukan observasi untuk

mengetahui hal-hal yang perlu

di observasi, meliputi: keadaan

umum, suhu, respirasi, nadi,

kenaikan berat badan.

c. Pemeriksaan fisik

Menurut Nursalam

pemeriksaan fisik

dipergunakan untuk

mengetahui keadaan fisik

pasien secara sistematis dengan

cara:

1. Inspeksi

Suatu proses observasi

yang dilaksanakan secara

sistematis dengan

menggunakan indra

penglihatan, pendengaran

dan penciuman sebagai

suatu alat atau

pengumpulan data.

Inspeksi dilakukan secara

berurutan mulai dari

kepala sampai kaki,. Pada

bayi berat lahir rendah

kepala relatif lebih besar,

pergelangan kaki pada

fleksi atau lurus dan

kepala mengarah ke satu

sisi

2. Palpasi

Suatu teknik yang

menggunakan indera

peraba, tangan dan jari.

Dalam hal ini dilakukan

untuk memeriksa keadaan

turgor kulit bayi. Pada bayi

berat badan lahir rendah

kulit tipis, transparan,

lanugonya banyak.

3. Perkusi

Suatu pemeriksaan

dengan jalan mengetuk

atau membandingkan kiri

kanan pada setiap daerah

permukaan tubuh dengan

tujuan menghasilkan suara.

Perkusi bertujuan untuk

mengidentifikasi lokasi,

ukuran, bentuk dan

konsistensi jaringa. Pada

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

58

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

kasus berat badan lahir

rendah pemeriksaan

dilakukan pada daerah

abdomen.

4. Auskultasi

Pemeriksaan dengan

jalan mendengarkan suara

yang dihasilkan oleh tubuh

dengan menggunakan

stetoskop. Pemeriksaan ini

dilakukan untuk

mendeteksi frekuensi

jantung

2) Data sekunder

Data yang diperoleh

atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan penelitian dari

sumber-sumber yang telah ada

(Hasan, 2005).

e. Alat dan pengumpulan data

1. Alat untuk pendokumentasian

a. Format pengkajian bayi berat

badan lahir rendah dengan

hipotermi

b. Alat tulis (buku dan bolpoint)

Alat untuk melakukan

pemeriksaan fisik dan observasi

a. Incubator dengan suhu 340C

sampai 350C

b. Stetoskop

c. Termometer

d.Timbangan

e. Metline

f. Obat-obatan sesuai therapy

g. Minyak telon

h. Plester

f. Analisis Data

Penulisan analisis data

menurut Miles dan Huberman

(199) mencakup tiga hal yaitu

Redusi data, Penyajian data dan

Penarikan Simpulan.

1. Reduksi data dalam analisis

data penelitian kualitatif,

diartikan sebagai proses

pemilihan, pemusatan

perhatian pada

penyederhanaan,pengabstakan,

dan transformasi data “ kasar “

yang muncul dari catatan-

catatan tertulis di lapangan.

Data hasil wawancara yang

terkumpul dijadikan menjadi

satu dalam bentuk transkip.

Data yang terkumpul kemudian

dibuat koding yang dibuat oleh

peneliti dan mempunyai arti

tertentu sesuai dengan topik

penelitian yang diterakan. Data

obyektif dianalisis berdasarkan

hasil pemeriksaan diagnostik

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

59

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

kemudian dibandingkan nilai

normal.

2. Penyajian data adalah kegiatan

ketika sekumpulan informasi

disusun,sehngga memberi

kemungkinan akan adanya

penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk

penyajian data berupa teks

naratif, berbentuk catatan

lapangan dan matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Bentuk-

bentuk ini menggabungkan

informasi yang tersusun dalam

bentuk yang padu dan mudah

diraih,sehingga memudahkan

untuk melihat apa yang sedang

terjadi, apakah kesimpulan

sudah tepat atau sebaliknya

melakukan analisis kembali.

3. Penarikan simpulan dilakukan

peneliti secara terus-menerus

selama berada di lapangan.

Dari permulaan pengumpulan

data, peneliti mulai mencari

arti benda-benda, mencatat

keteraturan pola-pola(dalam

catatan teori), penjelasan-

penjelasan, konfigurasi-

konfigurasi yang mungkin, alur

sebab akibat, dan proposisi.

Kesimpulan-kesimpulan ini

ditangani secara longgar, tetap

terbuka dan skeptis, tetapi

kesimpulan sudah disediakan.

Mula-mula belum jelas, namun

kemudian meningkat menjadi

lebih rincih dan mengakar

dengan kokoh. Data-data yang

disajikan, kemudian data

dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian

terdahulu secara teorotis

dengan perilaku kesehatan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah Penulis Melakukan

Asuhan Kebidanan pada Bayi

Ny.”H” usia 1 hari dengan Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR) di

Ruang NICU RSUD Sumbawa.

Melalui manajemen kebidanan

SOAP maka pada bab ini penulis

mengemukakan beberapa kesamaan

dan kesenjangan yang terdapat pada

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus

yang meliputi melakukan

pengkajian Data Subjektif,

melakukan pengkajian Data

Objektif, melakukan Analisa Data,

dan melakukan Penatalaksanaan.

a. Pengkajian Data Subyektif

Pada tinjauan pustaka

didapatkan faktor penyebeb

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

60

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

BBLR belum diketahui secara

pasti tapi diperkirakan dapat

disebabkan oleh umur ibu (usia

dibawah 20 tahun ternyata 2-5

kali lebih tinggi dari pada

kematian maternal yang terjadi

pada usia 20-30 tahun), sosial

ekonomi serta penyakit dan

penyulit yang menyertai

kehamilan seperti perdarahan

antepartum, pre-eklamsi,ketuban

pecah dini, grande multigravida

dan riwayat persalinan yang lalu.

Faktor prnyrbab hipotermi pada

bayi yaitu jaringan lemak

subkutan tipis perbandingan luas

permukaan tubuh dengan berat

badan besar.

Pada tinjauan kasus data

subjekif didapatkan bahwa pada

tanggal 22 januari 2019 jam 12.00

WIB By.Ny.”H” lahir dengan cara

normal di RSUD Sumbawa Besar

dengan UK 38 minggu. Persalinan

ini ditolong oleh bidan dengan

jenis kelamin laki-laki dengan BB

: 2300 gram, PB : 47 cm, warna

kulit agak putih, kulit bayi teraba

dingin. Selanjutnya By.Ny.”H”

dipindahkan ke ruang anak

tepatnya di Ruang NICU. Pola

kebiasaan sehari-hari : pola nutrisi

belum mendapatkan ASI/PASI

dan pola eliminasi : belum BAB

dan BAK

Dari data subjektif

menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara tinjauan kasus

dan tinjauan teori karena ada

kesamaan.

b. Pengkajian Data Obyektif

Pada tinjauan pustaka di

dapat gambaran bayi BBLR

yaitu ukuran kecil, berat badan

lahir rendah( kurang dari 2,5

kg), kulitnya tipis, terang dan

berwarna pink, lemak bawah

kulitnya sedikit sehingga

kulitnya tampak keriput, rambut

yang jarang, telinga tipis dan

lembek, tangisannya lemah,

kepala relatif besar, jaringan

payudara belum berkembang,

otot lemah dan aktifitas fisiknya

sedikit ( seorang bayi prematur

cenderung belum memiliki garis

tangan atau kaki seperti pada

bayi cukup bulan), refleks

menghisap dan refleks menelan

yang buruk, kantung zakar kecil

dan lipatannya sedikit.

Pada tinjauan kasus data

obyektif didapatkan keadaan

umum : lemah, tangis bayi :

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

61

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

lemah, A-S : 6-7, TTV ( nadi :

130x/menit, RR : 43 x/menit,

Suhu : 340C) pada pemeriksaan

fisik didapatkan abdomen :

terdapat klem umbilikus, kulit

tampak keriput, jenis kelamin

laki-laki, warna kulit : agak

pucat, terdapat rambut lanugo,

ekstermitas : tidak terdapat

guratan tapak tangan dan kaki,

pemeriksaan antropometri : BB :

2300 gram, PB : 47 cm, LD : 24

cm , LA : 23 cm, reflek ( reflek

rooting : lemah, reflek sucking :

lemah, reflek swallowing :

lemah, reflek babynski : lemah,

reflek morro : lemah, graph

reflek ; lemah, tonick neck reflek

; lemah.

Dari data obyektif

menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara tinjauan

kasus dengan tinajaun teori.

c. Analisa

Diagnosa ditegakkan

berdasarkan data subjektif dan

obyektif yang dianalisis untuk

menentukan masalah dan

kemungkinan penyebab dari

konsep dasar asuhan

kebidanan. Pada tinjauan kasus

ditemukan analisa yaitu By. Ny

”H” BBLR umur 1 hari dengan

Hipotermi.

Dari data obyektif

menunjukkan tidak ada

kesenjangan antara tinajaun

kasus n tinjaudaan teori.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan merupakan

tindakan nyata yang dilakukan

pada klien secara komprehensif

dengan melihat kondisi klien

dan fasilitas yang ada. Maka

penatalaksanaan dilakukan

yaitu jaga bayi tetap hangat,

atur posisi bayi dengan posisi

ekstensi, isap lendir, keringkan

dan rangsang bayi, atur

kembali posisi kepala dan

selimuti bayi dan melakukan

penialain bayi. Pada

penatalaksanaan tinjauan kasus

didapatkan mencuci tangan

sebelum dan sesudah

memegang bayi dengan teknik

6 langkah : mengobervasi TTV

setiap 4 jam, meletakkan bayi

di dalam box dibawah lampu

100 watt dengan jarak 60 cm

dan diusahakan bayi tetap

hangat : mengganti popok

setiap selesai BAB/BAK :

meletakkan bayi dengan posisi

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

62

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

yang benar yaitu ekstensi

dengan cara baringkan bayi

terlentang dan ganjal bayi agar

kepala sedikit ekstensi,

melakukan hasil kolaborasi

dengan dokter spesialis anak.

Dari tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus ditemukan

adanya kesenjangan.

4. KESIMPULAN

Setelah melakukan Asuhan

Kebidanan Pada By. Ny.”H”

BBLR Umur 1 hari dengan

Hipotermi Di RSUD Sumbawa

Besar dan membandingkan antara

tinjauan pustaka dengan tinjauan

kasus maka penulis dapat menarik

kesimpulan :

Pada tinjauan kasus data

subjekif didapatkan bahwa pada

tanggal 22 januari 2019 jam 12.00

WIB By.Ny”H” lahir dengan cara

normal di RSUD Sumbawa Besar

dengan UK 38 minggu. Persalinan

ini ditolong oleh bidan dengan jenis

kelamin laki-laki dengan BB : 2300

gram, PB : 47 cm, warna kulit agak

putih, kulit bayi teraba dingin.

Selanjutnya By.Ny”H” dipindahkan

ke ruang anak tepatnya di Ruang

NICU. Pola kebiasaan sehari-hari :

pola nutrisi belum mendapatkan

ASI/PASI dan pola eliminasi :

belum BAB dan BAK

Pada tinjauan kasus data

obyektif didapatkan keadaan umum

: lemah, tangis bayi : lemah, A-S :

6-7, TTV ( nadi : 130x/menit, RR :

43 x/menit, Suhu : 340C) pada

pemeriksaan fisik didapatkan

abdomen : terdapat klem umbilikus,

kulit tampak keriput, jenis kelamin

laki-laki, warna kulit : agak pucat,

terdapat rambut lanugo, ekstermitas

: tidak terdapat guratan tapak

tangan dan kaki, pemeriksaan

antropometri : BB : 2300 gram, PB

: 47 cm, LD : 24 cm , LA : 23 cm,

reflek ( reflek rooting : lemah,

reflek sucking : lemah, reflek

swallowing : lemah, reflek

babynski : lemah, reflek morro :

lemah, graph reflek ; lemah, tonick

neck reflek ; lemah.

Pada penatalaksanaan tinjauan

kasus didapatkan mencuci tangan

sebelum dan sesudah memegang

bayi dengan teknik 6 langkah :

mengobervasi TTV setiap 4 jam,

meletakkan bayi di dalam box

dibawah lampu 100 watt dengan

jarak 60 cm dan diusahakan bayi

tetap hangat : mengganti popok

setiap selesai BAB/BAK :

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR RENDAH SERTA …

63

Jurnal Akademika Husada │Volume I Nomor 2 : September 2019

meletakkan bayi dengan posisi

yang benar yaitu ekstensi dengan

cara baringkan bayi terlentang dan

ganjal bayi agar kepala sedikit

ekstensi, melakukan hasil

kolaborasi dengan dokter spesialis

anak.

5. REFERENSI

Ai Yeyeh dan Lia, Asuhan

Neonatus, Bayi dan anak

balita, Jakarta : Trans info

media, 2015

Athikah dan Cahyo, BBLR ( Berat

Badan Lahir Rendah) ,

Yogyakarta :Nuhu Medika,

2015.

Charpak, Nathalie, Et all. (2005).

Kangaroo Mother Care: 25

years after, Acta Pediatrica.

94.

Departemen kesehatan indonesia.

2015. Profil kesehatan

indonesia, Jakarta.

Maskurah, Nuril (2010). Perbedaan

Efektifitas Metode Kangoro

Mother Care (KMC) dan

Inkubator dalam Pencegahan

Hipotermia pada Bayi Berat

Lahir Rendah (BBLR). Jurnal

Kebidanan.

Notoadmodjo, Metodologi

Penelitian Kesehatan, Jakarta :

Rineka Cipta; 2015

Notoadmodjo, S. Pendidikan Dan

Perilaku Kesehatan, Jakarta ;

Rineka Cipta. 2010

Proverati Atikah, Sulistyroini

Cahyo Isnawati (2010) . BBLR

Plus Asuhan Kebidanan . Nuha

medika, Yogyakarta.

Suprihatin, Kusmini, (2011) Studi

Pengaruh Kontak Kulit Antara

Ayah Dan BBLR terhadap

Suhu Tubuh Bayinya di RSUD

Sumbawa Besar.

Suryabrata, S (2013). Metodologi

Penelitian. PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Suryabrata, S. (2013). Metodologi

Penelitian PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Swarjana, I, K. (2015). Metodologi

Penelitian Kesehatan. CV.

Andi Offect, Yogyakarta.