Assessing a Quality Management Program by Enabling the Cost

5
ASSESSING A QUALITY MANAGEMENT PROGRAM BY ENABLING THE COST-EFFECTIVE MEASUREMENT OF CRITICAL ORGANIZATIONAL PROCESSES Pengantar Karzten Dan Pennick mempertimbangkan untuk memperkuat pengembangan pengetahuan ekonomi dalam organisasi Burkinabe. Zhao dan Bryar memajukan penelitian manajemen dengan pendekatan terpadu yang menggabungkan manajemen pengetahuan ke dalam TQM. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan salah satu bentuk manajemen pengetahuan yang dapat mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses penilaian . Efektivitas Proses Manajemen Mutu dalam Mencapai Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Karzten dan Pennick tertarik dalam penerapan konsep manajemen yang diterapkan oleh afrika dan bagaimana pengetahuan manajemen dapat mngubah rutinitas spesifik dari sebuah organisasi. Khususnya pola budaya afrika yang sistem kerjanya sangat kondusif baik saat bekerja maupun pada saat rapat, mereka membentuk suatu pandangan mereka tentang isu-isu manajemen, menerjemahkan konsep- konsep manajemen, dan mengubahnya menjadi sebuah pendekatan yang berlaku.

description

quality management

Transcript of Assessing a Quality Management Program by Enabling the Cost

ASSESSING A QUALITY MANAGEMENT PROGRAM BY ENABLING THE COST-EFFECTIVE MEASUREMENT OF CRITICAL ORGANIZATIONAL PROCESSES

PengantarKarzten Dan Pennick mempertimbangkan untuk memperkuat pengembangan pengetahuan ekonomi dalam organisasi Burkinabe. Zhao dan Bryar memajukan penelitian manajemen dengan pendekatan terpadu yang menggabungkan manajemen pengetahuan ke dalam TQM. Pemanfaatan teknologi informasi merupakan salah satu bentuk manajemen pengetahuan yang dapat mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam proses penilaian .

Efektivitas Proses Manajemen Mutu dalam Mencapai Peningkatan Kualitas dan ProduktivitasKarzten dan Pennick tertarik dalam penerapan konsep manajemen yang diterapkan oleh afrika dan bagaimana pengetahuan manajemen dapat mngubah rutinitas spesifik dari sebuah organisasi. Khususnya pola budaya afrika yang sistem kerjanya sangat kondusif baik saat bekerja maupun pada saat rapat, mereka membentuk suatu pandangan mereka tentang isu-isu manajemen, menerjemahkan konsep-konsep manajemen, dan mengubahnya menjadi sebuah pendekatan yang berlaku. Karzten dan Pennick melihat adanya ketegangan antara ajaran TQM dengan praktek manajemen yang aktual. Manajer Burkinabe bekerja sama dengan manajer ekspatriat dan telah memiliki pendidikan gaya barat., serta mengikuti contoh dari gaya barat. Karzten dan Pennick focus pada perbaikan dari struktur biaya produksi dan pada desain strategi baru untuk pasar liberalisasi (biaya produksi mereka masih terlalu tinggi dibandingkan dengan biaya produksi gula di perusahaan lainnya. Dari pola kebudayaan ini dapat disimpulkan bahwa TQM yang digunakan oleh pihak barat lebih ke target setter, sedangkan untuk Jepang lebih ke role model & social person. Zhao dan Byrar mengatakan bahwa manajemen pengetahuan dalam bisnis merupakan faktor penting dan diperlukan dalam kelangsungan kegiatan organisasi. Efektivitas quality management process dapat mencapai dan meningkatkan kualitas produktivitas jika manajemen pengetahuan di intergrasikan ke dalam proses. Keunggulan ini dapat tercapai melalui penerapan konsep manajemen pengetahuan yang digabungkan ke dalam proses TQM. TQM harus dapat mengatasi perubahan lingkungan melalui peningkatan kapasitas manajemen pengetahuan dan keterampilan. Zhao & Bryar menunjukan bahwa TQM dan manajemen pengetahuan dapat diterapkan secara serentak karena ada sinergi yang melekat. Sebuah pendekatan berbasis TQM harus memfasilitasi pengenalan prinsip manajemen pengetahuan secara bertahap dan mengubahnya menjadi pelengkap proses manajemen.

Persaingan dan Tanggapan LingkunganLi et al meninjau konsep TQM, mengidentifikasi prinsip-prinsip TQM, mengimplementasi, memperkenalkan metode Demings Management dan menerapkan metode tersebut untuk proses pengembangan perangkat lunak. Kualitas ekonomi berbasis pelanggan fokus pada proses yang berkesinambungan untung mencapai kualitas tinggi dari produk. Total qualitybergantung pada kerjasama antara perusahaan dan perusahaan pemasok. TQM telah membantu banyak perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan proses serta meningkatkan produktivitas dan profitabilitas. Kualitas perbaikan telah menjadi praktik umum di kalangan manufaktur, layanan, dan entitas sector publik. Perubahan dalam rutinitas merupakan peluang untuk proses perbaikan. Organisasi perlu mengembangkan sumber daya internal manusia untuk mnegmbangkan potensi mmereka secara maksimal dan mengembangkanstruktur organisasi dengan mendorong pengembangan pengetahuan organisasi. Organisasi harus aktif bereksperimen dengan pendektan yang berbedadan belajar berkomunikasi.

Kesesuaian TQM untuk Organisasi PublikProgram berkualitas bisa terstruktur dengan cara mengatasi resistensi terhadap pihak eksternal dalam program TQM. Vinni menganalisa kesesuaian TQM untuk organisasi publik dan mengidentifikasi prasyarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan keberhasilan dalam melaksanakan TQM, keseluruhan kualitas dari manajemen mengarah pada kinerja yang lebih baik. Vinni membandingkan TQM dengan dua paradigma administrasi publik dalam rangka untuk menjelaskan suatu mekanismeTqm ke sector publik. Komentarnya sebagai berikut : (1) TQM klasik menekankan proses kinerja selain peningkatan output. NPM & TQM bertujuan secara terus menerus mengingkatkan standar, menetapkan target, dan mengamati kemajuan melalui audit kinerja dan kualitas pelaporan data. Perencanaan organisasi harus sesatu yang khas untuk NPM dan TQM (kinerja pengukuran mengandalkan penetapan target) TQM bergantung lebih kepada proses, sedangkan NPM mnekankan output. (2) vinni menempatkan kepemimpinan manajemen puncak tidak penting dalam NPM seperti di TQM. TQM sebagai kualitas manajemen sebagian besar berurusan dengan perusahaan manufaktur, sedangkan TQM sebagai sistem manajemen mengembangkan suatu sistem manajemen yang komprehensif. TQM mengandaikan manajemen tanpa syarat komitmen terhadap nilai-nilai organisasi. TQM membutuhkan sesuatu pemahaman yang komprehensif : konsep multi-faceted yang menawarkan berbagai cara untuk organisasi.Ribiere dan Khorranshahgol mengidentifikasi kesamaan antara TQM dan KM. organisasi tidak dapat mencapai keunggulan kinerja bila hanya fokus pada kualitas disiplin. Pengetahuan manajemen adalah kunci untuk mancapai keunggulan bisnis.KesimpulanKarsten dan Pennink melihat manajemen pengetahuan yang dibangun oleh manajer yang tertarik pada makna dan relevansi dengan perbaikan praktik organisasi yang ada. Zhao dan Bryar memeriksa persamaan dan perbedaan antara konsep TQM dan Teori KM, mengembangkan pendekatan inklusif untuk manajemen dengan mengintegrasikan KM ke TQM, dan mengeksplorasi bagaimana pendekatan ini mungkin dilaksanakan oleh organisasi. Dooley et al. berpikir bahwa sistem sosial jauh lebih kompleks daripada sistem fisik (sistem sosial terdiri dari satu set kompleks sistem fisik, dan marah oleh seperti pengertian sebagai persepsi dan kehendak bebas). Tavana et al. mengembangkan dan menerapkan IT-didukung pembandingan model yang membantu manajer menilai manajemen mutu program dengan memungkinkan pengukuran biaya-efektif proses organisasi yang kritis. Vinni alasan bahwa adopsi TQM dapat bersifat parsial asalkan pembuat keputusan dapat untuk menempatkan organisasi mereka terhadap alternatif lain yang tersedia.