Asses Ment

23
Pendidikan memegang peranan dan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam hal pengetahuan dan keterampilan agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikap terbuka. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan atau sasaran bidang pendidikan dalam menyikapi era globalisasi. Dalam era globalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama suatu bangsa dalam berkompetensi. Oleh karena itu, sudah seharusnya pembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah agar melahirkan generasi-generasi bangsa yang berintelektual. Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikut memberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pendidikan IPA yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang memiliki pengetahuan, pemahaman, proses dan sikap sains. Pendidikan IPA yang berkualitas tentu bisa dilihat dari mutu pendidikan IPA. Mutu pendidikan IPA yang masih rendah ini terlihat dari peringkat Indonesia berdasarkan hasil survey TIMSS (Trend International Mathematics Science Study) 2007 di urutan ke 41 dari 48 negara.1 Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan IPA hingga saat ini adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurang

description

tugas

Transcript of Asses Ment

Page 1: Asses Ment

Pendidikan memegang peranan dan faktor yang sangat penting dalamkehidupan manusia karena merupakan salah satu wahana untuk menciptakansumber daya manusia yang berkualitas dalam hal pengetahuan danketerampilan agar memiliki kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan sikapterbuka. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia merupakan tujuan atausasaran bidang pendidikan dalam menyikapi era globalisasi. Dalam eraglobalisasi ini, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuanutama suatu bangsa dalam berkompetensi. Oleh karena itu, sudah seharusnyapembangunan di sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harusdilakukan pemerintah agar melahirkan generasi-generasi bangsa yangberintelektual.Pendidikan IPA sebagai bagian dari pendidikan formal seharusnya ikutmemberi kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitastinggi. Pendidikan IPA yang berkualitas akan menghasilkan manusia yangmemiliki pengetahuan, pemahaman, proses dan sikap sains. Pendidikan IPAyang berkualitas tentu bisa dilihat dari mutu pendidikan IPA. Mutupendidikan IPA yang masih rendah ini terlihat dari peringkat Indonesiaberdasarkan hasil survey TIMSS (Trend International Mathematics Science Study)2007 di urutan ke 41 dari 48 negara.1Salah satu penyebab masih rendahnya mutu pendidikan IPA hingga saatini adalah adanya miskonsepsi dan kondisi pembelajaran yang kurangmemperhatikan prakonsepsi atau konsepsi awal yang dimiliki siswa.2 Setiapsiswa memiliki konsepsi awal yang berbeda. Oleh karena itu hendaknya guru memperhatikan konsepsi awal yang dibawa siswa ke dalam kelas sebelummemberikan konsep atau informasi baru agar konsep yang diberikan dapatdengan mudah diterima dalam struktur kognitif siswa dan tidak terjadimiskonsepsi pada siswa.Konsepsi yang dimiliki siswa terkadang tidak sesuai dengan konsepsi yangdimiliki oleh para ilmuwan. Jika konsepsi yang dimiliki siswa sama dengankonsepsi yang dimiliki para ilmuwan, maka konsepsi tersebut tidak dapatdikatakan salah. Namun jika konsepsi yang dimiliki siswa tidak sesuai dengankonsepsi para ilmuwan, maka siswa tersebut dikatakan mengalamimiskonsepsi.3Miskonsepsi yang dialami siswa dapat berasal dari pengalaman sehari-hariketika siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Miskonsepsi pada diri siswajuga dapat berasal dari konsep salah yang diajarkan guru pada jenjangpendidikan sebelumnya. Adanya miskonsepsi ini tentu akan menghambatproses belajar siswa.Kesalahan konsep atau miskonsepsi merupakan sumber kesulitan siswadalam mempelajari biologi. Pembelajaran yang tidak mempertimbangkanpengetahuan awal siswa mengakibatkan miskonsepsi-miskonsepsi siswasemakin kompleks dan stabil. Miskonsepsi dipandang sebagai faktor pentingpenghambat bagi siswa dan rujukan bagi guru dalam pembelajaran danpengajaran sains.4Miskonsepsi pada siswa yang muncul secara terus menerus dapatmengganggu pembentukan konsepsi ilmiah. Pembelajaran yang tidak

Page 2: Asses Ment

memperhatikan miskonsepsi menyebabkan kesulitan belajar dan akhirnya akanbermuara pada rendahnya prestasi belajar mereka. Pandangan tradisional yangmenganggap bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa perlu digeser menuju pandangan konstruktivisme yangberasumsi bahwa pengetahuan dibangun dalam diri siswa.Menurut Dahar dalam menjalankan fungsinya sebagai fasilitator danmediator pembelajaran, pada saat muncul miskonsepsi, guru menyajikankonflik kognitif sehingga terjadi ketidakseimbangan (disekualibrasi) pada dirisiswa. Konflik kognitif yang disajikan guru, diharapkan dapat menyadarkansiswa atas kekeliruan konsepsinya dan pada akhirnya mereka merekonstruksikonsepsinya menuju konsepsi ilmiah.5Penyelesaian masalah miskonsepsi yang dihadapi guru dan dialami siswatentu tidak lepas dari peran strategi pembelajaran yang digunakan selamaproses pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan siasat atau taktik yangharus direncanakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang telahditetapkan.Strategi pembelajaran bermakna merupakan strategi yang digunakan paraahli untuk mengatasi miskonsepsi pada siswa karena dalam proses belajarbermakna terjadi penyusunan informasi yang saling terkait dengan konsepkonsepyang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa.6 Dalamstrategi belajar bermakna siswa dimotivasi untuk aktif, karena siswa adalahpusat dari kegiatan belajar mengajar. Dalam pendekatan pembelajaran inisiswa diharapkan mampu menafsirkan informasi yang diberikan guru sampaiinformasi tersebut diterima oleh akal sehat mereka.Belajar bermakna terjadi jika di dalam struktur kognitif siswa terdapatkonsep-konsep yang relevan yang saling terkait, bila ini tidak dilakukan makainformasi-informasi yang diterima siswa hanya dalam bentuk hapalan.Struktur kognitif siswa tentu akan lebih mudah menerima dan menafsirkaninformasi baru yang didapat dari lingkungan maupun dari bahan ajar jikainformasi tersebut memiliki hubungan terhadap informasi yang telah dimilikisebelumnya. Salah satu strategi pembelajaran yang mampu menghubungkaninformasi-informasi dalam struktur kognitif siswa adalah peta konsep. Menurut Ausubel para guru harus mengetahui konsep-konsep yang telahdimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung. Novak dalambukunya yang berjudul ”Learning How to Learn” menyatakan bahwa petakonsep merupakan strategi yang didasari oleh belajar bermakna.Strategi belajar bermakna mengutamakan struktur kognitif dan perolehaninformasi baru. Dalam prinsip belajar bermakna pengetahuan baru harusmemiliki hubungan dengan struktur kognitif. Sehingga siswa dapat secara utuhmemahami konsep-konsep ilmiah yang diberikan guru. Prinsip inilah yangmendasari peta konsep ke dalam pembelajaran bermakna.Peta konsep merupakan alat skematis untuk mempersentasikan suatukonsep yang digambarkan dalam suatu kerangka proposisi. Proposisi-proposisiyang terdiri dari beberapa informasi kemudian diorganisasikan menjadi petakonsep. Melalui peta konsep siswa dapat melihat hubungan antar konsep yangsaling terkait secara jelas sehingga informasi-informasi tersebut menjadi

Page 3: Asses Ment

mudah dipahami dan mudah diingat.7Peta konsep juga berguna bagi guru untuk menyajikan materi atau bahanajar kepada siswa. Dengan peta konsep guru dapat menunjukkan keterkaitanantara konsep baru dengan konsep yang telah dimiliki siswa sebelumnya.Selain itu juga melalui peta konsep yang dibuat siswa guru dapat mengetahuikonsep-konsep yang salah pada siswa.Mintzes berpendapat bahwa peta konsep yang berlandaskankonstruktivisme mampu mengatasi masalah miskonsepsi yang sering terjadipada siswa ketika siswa berupaya memahami kejadian dan objek ilmiah danmenghubungkan antara kejadian dan objek yang ditemui ke dalam strukturkognitif siswa.8 Miskonsepsi dapat terjadi karena tidak adanya hubungandalam struktue kognitif siswa antara kejadian objek yang ditemui dengankejadian objek ilmiah.Pemahaman yang memadai dalam menentukan hubungan atau keterkaitanantar satu konsep dengan konsep yang saling berhubungan melalui stretegi peta konsep akan sangat membantu siswa dalam menyelesaikan masalahdalam pembelajaran sains, termasuk di antaranya untuk mengatasi miskonsepsidan peningkatan hasil belajar.Peta konsep dapat berperan sebagai media pengajaran yang baik danmenarik dikarenakan peta konsep dapat menyederhanakan materi pelajaranyang kompleks sehingga memudahkan siswa dalam menerima dan memahamiprinsip-prinsip dari suatu materi pelajaran.9 Dalam peta konsep juga dapatterlihat kaitan-kaitan konsep dalam bentuk proposisi yang saling berhubungan.Proposisi tersebut disusun secara hirarki dari yang bersifat umum sampai yangbersifat khusus. Sehingga terjadi belajar bermakna dalam struktur kognitifsiswa.10A. Hakikat Peta Konsep1. Kerangka Dasar Strategi Belajar Peta KonsepStrategi peta konsep dalam pembelajaran sains sangat membantusiswa dalam proses belajarnya. Pemahaman yang memadai dalammenentukan hubungan atau keterkaitan antar satu konsep dengan konseplain yang saling berhubungan melalui strategi peta konsep akan sangatmembantu siswa dalam menyelesaikan masalah dalam pembelajaran sains.Peta konsep yang dikemukakan oleh Novak menyatakan bahwa petakonsep merupakan strategi yang berlandaskan belajar bermakna. Di dalampembelajaran dengan peta konsep terdapat keterkaitan antara sturkturkognitif siswa, oleh karena itu peta konsep termasuk ke dalam strategibelajar bermakna.Pembelajaran bermakna pertama kali dicetuskan oleh David Ausubel.Pembelajaran ini menekankan pada ekspositori dengan cara gurumenyajikan materi secara eksplisit dan terorganisasi. Dalam pembelajaranini, siswa menerima serangkaian ide yang disajikan guru dengan cara yangefisien.12Model Ausubel ini mengedepankan penalaran deduktif, yangmengharuskan siswa pertama-tama mempelajari prinsip-prinsip, kemudianbelajar mengenai hal-hal khusus dari prinsip-prinsip tersebut. Pendekatan

Page 4: Asses Ment

ini mengasumsikan bahwa seseorang belajar dengan baik apabilamemahami konsep-konsep umum, maju secara deduktif dari aturan-aturanatau prinsip-prinsip sampai pada contoh-contoh.Belajar bermakna merupakan suatu proses belajar dimana informasibaru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dimiliki

Peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna. Olehkarena itu hendaknya setiap siswa pandai menyusun peta konsep untukmeyakinkan bahwa siswa tersebut telah mengalami belajar bermakna.Melalui peta konsep guru dapat menerapkan pembelajaran bermakna padasetiap bidang studi. 2. Pengertian Peta KonsepPengertian peta konsep atau pemetaan konsep menurut Novak adalahsuatu proses yang melibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materipelajaran dan pengaturan konsep-konsep tersebut dalam suatu hirarki,mulai dari yang paling umum, kurang umum dan konsep-konsep yanglebih spesifik.16Sedangkan menurut Dahar peta konsep yaitu suatu cara untukmemperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang ilmustudi.17 Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yangbermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi.Proposisi-proposisi merupakan dua atau lebih konsep-konsep yangdihubungkan oleh kata-kata dalam suatu unit semantik. Dalam bentuknyayang paling sederhana, suatu peta konsep hanya terdiri atas dua konsepyang dihubungkan oleh satu kata penghubung untuk membentuk suatuproposisi.18Peta konsep merupakan gambaran konsep-konsep yang salingberhubungan yang di dalamnya terdapat konsep utama dan konseppelengkap. Konsep pelengkap tersebut diasosiasikan dengan konsep utamasehingga membentuk satu kesatuan konsep yang saling berhubungan.Konsep utama dan konsep pelengkap diperoleh dari bahan bacaan materitertentu atau juga dapat diperoleh dan dibangun dari pengalamanpengalamandi masa lampau yang memberi nilai tambah kebermaknaandari informasi yang baru.19Menurut Amin dalam Mia Aina pemetakan konsep adalah suatustrategi yang dapat membantu para siswa melihat dan memahamiketerkaitan antara konsep yang telah dikuasainya. Dalam pemetaan konsepsiswa dapat memahai hubungan logika antara konsep yang satu dengan yang lainnya. Sehingga peta konsep sangat efektif dalam membantu siswabelajar bermakna.20Willerman dan May dalam Zulfiani menyatakan bahwa peta konsepmerupakan alat bantu mengurutkan topik yang logis sehinggamemudahkan siswa untuk memahami materi secara lebih bermakna. Selainitu juga peta konsep digunakan untuk mengidentifikasi kerancuan ataukesalahan kompleks yang ada pada diri siswa yang disebut miskonsepsi.21Pandoyo dalam Sahat Saragih menyatakan bahwa peta konsepmerupakan media pendidikan yang dapat menunjukkan konsep ilmu secara

Page 5: Asses Ment

sistematis, yang dibentuk mulai dari inti permasalahan sampai pada bagianpendukung yang mempunyai hubungan satu sama lain, sehingga dapatmembentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu materipelajaran.22Peta konsep menggambarkan konsep-konsep yang saling berhubunganyang didalamnya terdapat konsep penting atau konsep utama, selain itujuga terdapat konsep pelengkap yang diasosiasikan dengan konsep utamatersebut. Konsep utama maupun konsep pelengkap diperoleh dari bahanbacaan suatu materi dan juga dapat diperoleh atau dibangun daripengalaman-pengalaman di masa lampau yang memberi nilai tambahterhadap perolehan informasi baru.23Peta konsep sebaiknya disusun secara hirarki, artinya konsep yanglebih inklusif diletakkan di puncak peta, makin ke bawah konsep-konsepdiurutkan menjadi konsep yang kurang inklusif atau kurang khusus. DalamIPA peta konsep membuat informasi abstrak menjadi konkret dan sangatbermanfaat meningkatkan ingatan suatu konsep pembelajaran danmenunjukkan pada siswa bahwa pemikiran itu mempunyai bentuk. Dengan demikian belajar bermakna dengan menggunakan peta konsep akan lebihmudah tercapai karena konsep-konsep saling terkait dalam suatu hirarki.24Berdasarkan pengertian peta konsep di atas dapat disimpulkan bahwapeta konsep merupakan identifikasi suatu konsep-konsep yang salingberhubungan yang tergambar dalam proposisi-proposisi yang disertaidengan kata penghubung antar proposisi dan tersusun secara hirarki,dariyang inklusif terletak di puncak peta sampai yang kurang inklusif. Petakonsep membantu siswa memahami keterkaitan antara konsep-konsep danmembantu memahami materi secara lebih bermakna selain itu juga petakonsep merupakan alat untuk mengidentifikasi miskonsepsi yang terjadipada siswa.3. Tujuan Peta KonsepMenurut Dahar, peta konsep dapat diterapkan untuk berbagai tujuanantara lain:25a. Menyelidiki apa yang telah diketahui siswaPembelajaran bermakna terjadi ketika siswa dapat menunjukkanhubungan antara konsep satu dengan yang lainnya secara tepat. Guruharus mengetahui konsep-konsep apa yang telah dimiliki oleh siswasebelum memberikan konsep baru. Sedangkan para siswa diharapkandapat menunjukkan bagaimana konsep awal mereka dalam menghadapikonsep baru tersebut. Berdasarkan peta konsep yang dibuat oleh siswa,guru dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan para siswa tentangpokok bahasan yang akan diajarkan.b. Menyelidiki cara belajar siswaKetika siswa dihadapkan pada konsep baru, ia tidak akan denganmudah memahami konsep baru tersebut. Jika siswa diminta untukmenyusun peta konsep dari konsep yang baru diterimanya tersebut,maka siswa akan berusaha untuk mengeluarkan konsep-konsep apa yang dibacanya, menempatkan konsep yang paling inklusif pada

Page 6: Asses Ment

puncak peta konsep yang dibuatnya, kemudian mengurutkan konsepkonsepyang lain yang kurang inklusif pada konsep yang paling inklusifdan siswa akan mencari kata penghubung untuk mengaitkan konsepkonsepitu menjadi preposisi-preposisi yang bermakna.c. Mengungkapkan konsepsi yang salah pada siswaPeta konsep dapat menungkapkan konsepsi yang salah(miskonsepsi) yang terjadi pada siswa. Konsepsi salah biasanya timbulkarena terdapat kaitan antara konsep-konsep yang mengakibatkanproposisi-proposisi yang salah.d. Alat evaluasiPeta konsep dapat dijadikan alat evaluasi pendidikan, selain tesobjektif atau uraian. Novak memperhatikan empat kriteria penilaianyaitu:1) Kesahihan proposisi2) Adanya hirarki3) Adanya kaitan silang4) Adanya contoh-contohPenggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi didasarkan pada tigagagasan dalam teori kognitif Ausubel, yaitu:1) Struktur kognitif seseorang diatur secara hirarkis, dengan konsepkonsepdan proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umumsuperordinat terhadap konsep-konsep dan proposisi yang kuranginklusif dan lebih khusus.2) Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasiprogresif. Prinsip Ausubel ini menyatakan bahwa belajar bermaknamerupakan proses yang kontinu, dimana konsep-konsep barumemperoleh lebih banyak arti dengan dibentuknya lebih banyakkaitan proposional. Jadi konsep-konsep tidak pernah tuntasdipelajari, tetapi selalu dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebihinklusif. 3) Penyesuaian integratif. Prinsip belajar ini menyatakan bahwabelajar bermakna akan meningkat bila siswa menyadari hubunganhubunganbaru (kaitan-kaitan konsep) antara kumpulan konsepkonsepatau proposisi-proposisi yang saling berhubungan. Dalampeta konsep penyesuaian integratif ini diperlihatkan dengan adanyakaitan-kaitan silang antara kumpulan konsep-konsep.4. Macam-macam Peta KonsepSecara umum, terdapat tiga bentuk pola peta konsep dan masingmasingpola memperlihatkan tingkatan/level linking dan monitoringdimana pola jaring (net) memiliki pola hirarki yang lebih kompleksdibandingkan pola rantai (chain) dan jari (spoke).26Menurut Nur dalam Trianto terdapat empat macam peta konsep, yaitupohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain), peta konsepsiklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider conceptmap).27a. Pohon Jaringan (network tree)Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa

Page 7: Asses Ment

kata yang lain dituliskan pada garis-garis penghubung. Garis-garis padapeta konsep menunjukkan hubungan antar ide-ide itu. Kata-kata yangditulis memerikan hubungan antara konsep-konsep.b. Rantai Kejadian (event chain)Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memerikansuatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atautahap-tahap dalam suatu proses.Rantai kejadian ini mengutamakan suatu kejadian pokok ataukejadian awal yang kemudian mengakibatkan ke Rantai kejadian ini dapat digunakan untuk memvisualisasikantahapan-tahapan pada suatu proses, langkah-langkah dalam suatuprosedur linear, dan urutan kejadian 5. Ciri-ciri Peta KonsepCiri-ciri peta konsep adalah sebagai berikut:28a. Peta konsep adalah bentuk dari konsep-konsep atau proposisiproposisisuatu bidang studi agar lebih jelas dan bermakna, misalnyadalam bidang studi biologi, fisika, pendidikan agama Islam, dsb.b. Peta konsep merupakan suatu gambar yang dibentuk dua dimensi darisuatu bidang studi, atau bagian dari bidang studi, yangmemperlihatkan tata hubungan antar konsep-konsep. Di samping itujuga memperlihatkan bentuk belajar kebermaknaan dibanding daricara belajar bentuk lain dengan tidak memperlihatkan hubunganhubungankonsep-konsep. Peta konsep memperlihatkan hubungankonsep antara satu dengan lainnya.28

A. PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan pemahaman warga belajar terhadap konsep matematika dilakukan berbagai upaya, antara lain melalui pengembangan model pembelajaran, alat evaluasi, dan pengembangan sarana belajar, serta peningkatan kemampuan profesionalisasi tutor. Upaya-upaya ini yang diharapkan sekaligus mengembangkan potensi-potensi lain yang dimiliki warga belajar seperti kemampuan pemecahan masalah, penalaran, serta kemampuan mengkomunikasikan ide-ide matematika. Melalui pengembangan kemampuan dimaksud akan menunjang terbentuknya sumber daya manusia yang handal dan mampu berfikir logis, sistematis, kritis serta analatis. Salah satu usaha yang dilakukan untuk tujuan di atas adalah mengupayakan pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna (meaningful) pada dasarnya mengupayakan agar warga belajar dapat menghubungkan konsep-konsep yang telah diketahuinya dengan konsep yang akan dipelajari. Salah satu kegiatan pembelajaran bermakna adalah suatu representasi berupa jaringan konsep sebagai hasil dari konstruksi yang merupakan keterkaitan antara konsep dan prinsip yang mengatur strutur serta relasi matematika agar mudah dipahami warga belajar. Representasi berupa jaringan konsep tersebut yang dikenal dengan pete konsep. Melalui peta konsep pula proses belajar dan pembelajaran warga belajar akan menjadi lebih singkat, sederhana dan sistematis.

Page 8: Asses Ment

Herman Hudoyo dkk. (2002: 1) mengemukakan bahwa: “peta konsep untuk warga belajar termasuk Paket B berfungsi antara lain: (1) memberikan gambaran tentang kedalaman, dan keluasan suatu konsep yang perlu diajarkan kepada warga belajar, dan (2) dapat dipergunakan untuk menyiapkan urutan konsep-konsep dan pengorganisasian pembelajaran secara sistematik”. Peta konsep akan memperjelas gagasan pokok suatu konsep bagi tutor dan warga belajar. Peta konsep dapat menunjukkan secara visual berbagai jalan yang dapat ditempuh dalam menghubungkan suatu konsep dengan konsep yang lain. Peta konsep pada akhirnya dapat digunakan sebagai ringkasan skematik materi pelajaran dengan berisi hubungan-hubungan antara konsep. Peranan peta konsep dalam rangka meningkatkan presetasi belajar warga belajar telah dikemukakan beberapa ahli antara lain Jegede, Alaiyemola dan Okebukola, 1990 (Basuki, 2000: 3), yang mengemukakan bahwa: “Strategi belajar dengan menggunakan peta konsep dapat membantu dalam meningkatkan hasil belajar. Selanjutnya Novak dan Gowin tahun 1995 (Basuki, 2000: 3) mengemukakan bahwa: “Belajar dengan bantuan peta konsep maerupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar”. Khusus pembelajaran matematika, prasyarat utama yang harus dikuasai warga belajar adalah konsep-konsep prasyarat. Misalnya untuk pembelajaran tentang ”konsep bilangan pecahan”, maka pengetahuan prasyarat yang yang harus dikuasai warga belajar adalah bilangan bulat dan operasinya. Oleh karena itu bilangan pecahan, bilangan bulat dan operasi mempunyai hubungan yang sangat erat. Dengan bantuan peta konsep keterkaitan antara ketiga komponen itu dapat dengan mudah dipahami warga belajar. Hudoyo (2002: 1) adalah: “suatu representasi berupa jaringan konsep hasil dari konstruksi yang merupakan keterkaitan antara konsep dan prinsip yang mengatur strutur serta relasi matematika”. Peta konsep pada prinsipnya berbeda dengan hirarki konsep, yang meskipun dalam matematika hirarki konsep tak dapat dihindari. Hirarki konsep menunjukkan bahwa sebelum suatu konsep disajikan, prasyarat tersebut harus dipahami terlebih dahulu warga belajar. Selain itu ringkasan peta konsep menunjukkan keterkaitan antara konsep sehingga terlihat menyeluruh dan komperehensif, sedangkan hirarki konsep dapat dilihat urutan penyajiannya dengan memperhatikan prasyarat konsep dengan konsep yang menjadi sasarannya. Dalam pemetaan konsep tentang bilangan pecahan digambarkan secara singkat bagaimana proses munculnya bilangan pecahan dan apa saja yang harus bahas dalam bilangan pacahan tersebut, serta bagaimana aplikasi bilangan pecahan tersebut baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam ilmu pengetahuan yang lain. Gambaran singkat yang sarat informasi ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi warga belajar khususnya tentang integral dan kalkulus pada umumnya serta memberikan keyakinan pada warga belajar bahwa bilangan mempunyai keunikan dan kelebihan tersendiri dalam memecahkan persoalan yang dihadapi. B. PERMASALAHAN Sesuai dengan pernyataan dalam pasal “pendahuluan” dalam diktat peta konsep yang disusun oleh Herman Hudoyo dkk dikemukakan bahwa perencanaan penyusunan peta konsep hanyalah dilakukan di “belakang meja” dan didasarkan disiplin ilmu matematika dan pengalaman tim penyusun yang juga peduli dengan krisis pemahaman konsep matematika dari warga belajar dewasa ini termasuk warga belajarPaket B. Namun demikian penyusun menyadari bahwa peta konsep yang diajukan ini masih merupakan hipotetik dan masih harus diujicobakan di lapangan, apakah dapat mendukung proses pembelajaran atau tidak. Untuk itu dalam tulisan ini penulis

Page 9: Asses Ment

mengajukan masalah: Apakah pembelajaran dengan peta konsep dalam bidang studi matematika di Kejar paket B dapat dilaksankan?

E. KAJIAN TEORITIS 1. Konsep Belajar Bermakna. Penyajian dengan peta konsep adalah suatu upaya penyajian tentang ringkasan konsep yang menubujukkan keterkaitan antara konsep sehingga terlihat secara menyeluruh bahan yang dipelajari serta menjadi komperehensif. Menurut Ausubel (Hudoyo, 2002: 4) bahwa:”Pada jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan (informasi) baru dengan pengetahuan terstrutur yang telah dimiliki warga belajar tersambung sehingga menjadi lebih mudah terserap”.

3. Pengertian Peta Konsep Menurut Novak dan Gowin (Basuki, 2000: 9) bahwa: Peta konsep merupakan suatu alat (dapat berupa skema) yang digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep dalam bentuk proposisi-proposisi. Proposisi merupakan hubungan dua konsep atau 6

Page 10: Asses Ment

lebih yang dihubungkan oleh tanda penghubung. Dalam bentuknya yang paling sederhana, suatu peta konsep terdiri atas dua konsep yang dihubungkan oleh satu tanda penghubung untuk membentuk suatu proposisi”. Selanjutnya Suparno (Basuki, 2001: 9) mengenukakan bahwa: “Peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan”. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensiasi progresif dan prinsip penyesuaian integratif. Menurut Ausubel (Murtadho, 1985: 423) bahwa: “Diferensiasi progresif adalah suatu prinsip penyajian materi dari yang mudah dipahami ke materi yang lebih sulit dipahami. Sedangkan penyesuaian integratif adalah suatu prinsip mengintegrasikan informasi baru dengan informasi lama yang telah dipelajari sebelumnya”. Peta konsep bermanfaat dalam pembelajaran. Hudoyo dkk. (2002: 4) mengemukakan tujuh manfaat peta konsep dalam pembelajaran yaitu: a. Dengan jaringan konsep yang digambarkan dalam peta konsep, belajar menjadi bermakna karena pengetahuan / informasi “baru” dengan pe-ngetahuan terstruktur yang telah dimiliki warga belajar tersambung se-hingga menjadi lebih mudah terserap warga belajar. (Ausubel, 1968).

b. Keterkaitan antara konsep dapat diketahui secara baik oleh warga belajar dan tutor. Ini berarti konsep menjadi saling tidak terisolasi yang sekaligus memberikan gambaran baik kedalaman maupun keluasan konsep yang akan dipelajari warga belajar.

c. Dengan peta konsep tutor dapat meremidi pemahaman terhadap suatu konsep yang sulit dipahami warga belajar karena tutor dapat menelusuri konsep mana dalam jaringan tersebut yang belum dipahami warga belajar.

d. Tutor dan penulis buku ajar lebih mudah menyiapkan urutan pembelajaran dengan mengacu pada peta konsep yang disesuaikan dengan pengalamannya.

e. Warga belajar mengerti keterkaitan antara konsep yang akan dipelajari dan akan lebih mudah merangkum setelah selesai pembelajaran.

f. Warga belajar akan lebih kuat memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Dengan

demikian “problem solving” bukan lagi hal yang menyulitkan warga belajar.

g. Barangkali dapat digunakan sebagai alat pengendali mutu

pendidikan di sekolah.

5. Tidak semua materi matematika cocok dengan pembelajaran peta konsep.

Oleh karena itu perlu kejelian tutor dalam memilih dan memilah mana materi yang dapat diajarkan dengan pembelajaran peta konsep dan mana

materi yang tidak harus menggunakan pembelajaran peta konsep.

Page 11: Asses Ment

G. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Peta konsep diperlukan untuk membantu warga belajar dalam memahami konsep yang diajarkan tutor.

b. Dalam menyajikan peta konsep, peran tutor sangat diperlukan. Untuk itu tutor senantiasa berusaha mengembangkan dirinya terutama memperluas wawasan tentang materi matematika dan pembelajaran matematika. 2. Saran.

Diperlukan sosialisasi bahwa pembelajaran dengan menggunakan peta konsep merupakan salah satu model pembelajaran dalam matematika termasuk Paket B.

Peta konsep dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Juli (2004) mengemukakan beberapa tujuan digunakannya peta konsep, antara lain: 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam merangkum materi yang telah ia pelajari.

2. Untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi

3. Untuk mengetahui perbedaan siswa dalam memahami suatu materi

4. Untuk merefleksikan kemampuan berfikir

5. Untuk menilai hasil belajar siswa

6. Untuk memahami proses seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuan

Hal senda juga dikemukakan oleh Dahar (1998), bahwa peta konsep dapat digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, yaitu: 1. Untuk menyelidiki mengenai sesuatu yang telah diketahui oleh siswa

2. Sebagai salah satu alat bagai siswa mengenai bagaimana seharusnya ia belajar

3. Dapat mengungap konsepsi yang salah

4. Dapat digunakan untuk mengevaluasi siswa

Untuk membedakan antara peta konsep dengan bukan peta konsep, maka ada ciri-ciri khusus yang harus diperhatikan ketika seseorang akan membuat peta konsep. Ciri-ciri peta konsep menurt Dahar (1998) adalah: 1. Merupakan suatu cara untuk memperlihatkan konsep-kosep dan proporsisi-proporsisi suatu bidang studi, sehingga untuk mempelajar konsep-konsep itu lebih jelas.

2. Merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi.

3. Peta konsep bukan hanya menghubungkan konsep-konsep yang penting, tetapi juga hubungan antar konsep-konsep itu.

Page 12: Asses Ment

4. Cara menyatakan hubungan antar konsep, dimana ada konsep yang lebih inklusif dibandingkan konsep lainnya. Konsep paling inklusif berada pada bagian punca, kemudian menuju konsep-konsep yang lebih khusus.

5. Apabila ada dua knsep atau lebih yang ditempatkan di bawah konsep inklusif, maka akan terbentuk suatu hierarki pada konsep itu. Dalam prakteknya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan oleh seseorang yang akan membuat peta konsep. Dahar (1998) mengemukakan langkah-langkah dalam membeuat peta konsep, yaitu: 1. Pelajarilah suatu bacaan dari buku sumber

2. Tentukan konsep-konsep yang relvan

3. Urutkan konsep-konsep yang terdapat dalam bacaan secara hierarkis, mulai dari konsep paling inklusif sampai konsep paling khusus

4. Susun konsep-konsep yang sudah diurutkan dalam kertas dengan cara menempatkan konsep paling inklusif pada bagian paling atas.

5. Hubungkan konsep-konsep tersebut dengan kata penghubung

Untuk mengimplementasikan peta konsep sains dala kelas, Vanides (2005) mengemukakan empat langkah implementasi dalam kelas, yaitu: 1. Langkah 1: Setiap siswa diminta untuk menderetkan atau menyusun konsep-konsep yang terdapat dalam suatu topik secara sederhana sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

2. Langkah 2: Selanjutnya siswa-siswa tersebut diminta untuk menghubungkan konsep-konsep yang telah ia susun sebelumnya

3. Langkah 3: Review peta konsep yang telah dibuat oleh setiap siswa dalam sebuah kelompok kecil.

4. Langkah 4: Diskusikan peta konsep yang telah direview dalam kelompok kecil tadi dengan kelompok lain untuk mendapatkan peta konsep yang benar. F. ANALISIS

Page 13: Asses Ment
Page 14: Asses Ment
Page 15: Asses Ment
Page 16: Asses Ment