Asses Ment

40
S A L I M Blog Beranda Buku 2013 Prosiding PPP MIPA S3 MATEMATIKA MAT DAN P.MAT1 MAT DAN P.MAT2 PEMMAT SEKOLAH Video Pembelajaran Matematika: Anak Cerdas Platinum Knsp Logartm Konsep Integral SPL2V Siklus Hidrologi Kegagalan Fungsi Jantung Pernapasan Manusia Animasi Pembelajaran Teorema Phyhagoras PLDV Persamaan Linear (Grafik) Mlukis Grs Sngg Ling. Mlukis Grs Sngg Luar Ling Pjng Grs Sngg Prsktuan Luar Pjng Grs Sngg Prsktuan Dlm

Transcript of Asses Ment

S A L I M Blog

BerandaBuku 2013ProsidingPPP MIPAS3 MATEMATIKAMAT DAN P.MAT1MAT DAN P.MAT2PEMMAT SEKOLAHVideo PembelajaranMatematika: Anak Cerdas PlatinumKnsp LogartmKonsep IntegralSPL2VSiklus HidrologiKegagalan Fungsi JantungPernapasan ManusiaAnimasi PembelajaranTeorema PhyhagorasPLDVPersamaan Linear (Grafik)Mlukis Grs Sngg Ling.Mlukis Grs Sngg Luar LingPjng Grs Sngg Prsktuan LuarPjng Grs Sngg Prsktuan DlmPers KuadratPenarikan KesimpulanPerkalian Dua MatriksTrigonometriAudio PembelajaranRadio Pend.OnlineRadio Bass FM OnlineRadio Kampus ITBRadio SwaragamaRadio PTIK UnnesRadio PendidikanSuara EdukasiPers.Linear 1 varPertdksman.Linear 1 varAkar pangkat tiga bil.bulatPerkalian aljabar suku 2Pangkat tiga bil.bulatTeorema PhytagorasRPP SMAKelas 1KD 1aKD 2aKD 3aKelas 2KD 1bKD 2bKD 3bKelas 3Sabtu, 05 Oktober 2013TUJUAN, FUNGSI DAN PRINSIP ASESMEN

A. PendahuluanPerencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Rencana penilaian disusun agar menjadi referensi guru dalam menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran. Di dalam merencanakan penilaian pembelajaran perlu dipahami guru bahwa pembelajaran yang mendidik mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran dan mendidik. Kata pembelajaran memiliki konotasi aktif karena peserta didik secara aktif melakukan kegiatan belajar dalam situasi pembelajaran yang dirancang oleh guru, sedangkan kata mendidik mengandung konotasi proses menjadi (becoming) seorang peserta didik secara komprehensif, baik secara pedagogi (akademik) maupun secara personal (kepribadian), profesional (vokasional), dan secara sosial (kewarganegaraan).Hasil penilaian pembelajaran adalah hasil analisis sejumlah fakta tentang performance (unjuk kerja) peserta didik dalam proses penguasaan kompetensi yang diharapkan. Fakta-fakta yang dikumpulkan, diolah, dianalisis, diinterpretasi, dan disimpulkan merupakan jabaran kompetensi yang diharapkan (kompetensi dasar minimal) ke dalam sejumlah sub-kompetensi beserta sejumlah indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan fakta atau bukti kinerja peserta didik menggunakan instrumen yang disusun berdasarkan indikator pencapaian kompetensi.B. Tujuan AsesmenChittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose) adalah keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up.1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah :1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap peserta didik terhadap program pembelajaran.3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan bantuan atau bimbingan.5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.6. Untuk menentukan kenaikan kelas.7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.Secara rinci tujuan asesmen berbasis kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.2. Pendidik juga dapat secara langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.3. Pendidik dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik, sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.5. Hasil dari asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhanC. Fungsi AsesmenAsesmen atau penilaian merupakan bagian penting dalam dari suatu proses belajar mengajar. Fungsi penilaian diantara:1. Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi peserta didik.2. Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus-tidaknya peserta didik.

3. Penilaian berfungsi sebagai DiagnostikAlat yang digunakan dalam penilaian maka hasilnya dapat mengetahui kelemahan peserta didik. Jadi dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada maka akan mudah mencari cara untuk mengatasinya4. Penilaian berfungsi sebagai PenempatanUntuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekolompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama belajarnya.5. Penilaian berfungsi sebagai Pengukur KeberhasilanPenilaian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.Sementara itu, pada asesmen berbasis kelas, fungsi penilaian diantara:1. Fungsi Motivasi, dalam arti, penilaian yang dilakukan guru di kelas harus mendorong motivasi siswa untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan oleh guru harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaan baik secara individu maupun kelompok. Bentuk tugas, latihan dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terdorong untuk terus belajar dan merasakan kegiatan itu menyenangkan dan menjadi kebutuhannya. Dengan mengerjakan latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan, siswa sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang telah dia kuasai dan belum kuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk mempelajarinya kembali.2. Fungsi Belajar Tuntas, dimana penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh guru adalah apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang diarahkan, siapa dari siswa yang belum menguasai kemampuan tetentu, dan tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa mampu menguasai kemampuan tersebut. Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Jika suatu kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahi apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus harus disusun dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemapuan yang telah ditetapkan.3. Fungsi Sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, disamping untuk memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru menemukan bahwa hanya seagian siswa saja yang menguasai keampuan yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa tindaka yang harus guru lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.4. Fungsi Umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balikbagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian sangat bermafaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mecapai kemampuan yang diharapakan, dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai tugas individu ataupun kelompok. Analisis hasil peilaiam juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam proses belajar mengajar. misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam memahami konsep tetentu mejadi umpan balik dari guru dan melaukan perbaikan dalam proses belajar megajar berikutnya.D. Prinsip AsesmenDalam merancang suatu penilaian pembelajaran perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai.2. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana, terus-menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun.3. Prinsip objektif yakni penilaian dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat menggambarkan kemampuan yang diukur.4. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator dari masing- masing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang dapat diukur dan diamati.7. Hasil karya atau hasil kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan.Pada asesmen berbasis kelas, suatu penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip-prinsip diantaranya:a. Mengacu pada pencapaian kompetensi (Competency Referenced), penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan serta pengalaman belajar siswa yang diberikan. Materi penugasan atau ulangan harus betul-betul merefleksiksan setiap kemampuan yang ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hanya materi yang secara esensial terkait langsung dengan kemampuan yang perlu dicakup dalam penilaian di kelas.b. Berkelanjutan (Continous), penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang dilakukan guru melalui pemberian tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambuangan dan berkelanjutan selama satu tahun ajaran.c. Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout) dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang bersifat individual maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan.d. Menggali Informasi, penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik, dan alat peniaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelase. Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis teadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang dilakukan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa diluar perkiraan atau cakupan yang ada pada guru. Siswa yang memiliki kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalaman sangat mungkin memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tidak tersedia pada bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga, melihat pola kesalahan yang umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk materi serta kompetesi tetentu sangat membantu guru dalam melakukan perbaikan dan penyesuaian dan penyelesaian program belajar mengajar. analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Guru harus hendaknya memberikan penekanan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat umum tersebut.

E. DAFTAR RUJUKANSuharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama.

http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/6/2-5.pdf

Agung Virnayani

TUGASFOTOLAIN-LAINJumat, 03 Januari 2014Asesmen Sebagai Media Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa

Ringkasan:Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan. Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen secara umum adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses pembelajaran. Asesmen memliki manfaat bagi berbagai pihak, antara lain bagi peserta didik, pendidik, sekolah, dan bagi orang tua peserta didik. Asesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan belajar anak. Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat asesmen, komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat atau pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti.

A. PendahuluanPembelajaran dapat diartikan sebagai sarana membelajarkan pebelajar yang artinya pembelajaran atau proses belajar merupakan suatu proses yang nantinya akan dapat merubah pola pikir siswa dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu dan dari yang mulanya berfikir sederhana menjadi lebih kompleks. Ketika seseorang belajar maka pikiran mereka juga ikut berkembang dan wawasan yang dimiliki juga bertambah. Belajar sebenarnya bisa dilakukan dan didapatkan dimana saja, contohnya dengan menonton berita, membaca buku, mendengarkan seminar dapat menambah wawasan yang dimiliki.Selain dapat belajar dimana saja, secara resmi pemerintah sudah membuatkan temapat belajar yang dinamakan sekolah. Sekolah yang dibuat pemerintah ada SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas, dan ada juga jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas/Institusi. Sekolah atau tempat belajar yang disiapkan oleh pemerintah ini mempekerjakan tenaga ahli dibidangnya yaitu guru/dosen. Tenaga ahli atau biasa disebut dengan pengajar ini membantu dan membimbing para siswanya untuk mendapatkan ilmu yang lebih kompleks, karena terkadang ketika siswa itu belajar sendiri siswa mendapat kendala dan kurang memahami apa yang sedang mereka pelajari. Maka dari itu tugas guru/dosen ini membantu siswa untuk memahami apa yang kurang dimengerti dan tidak dimengerti oleh siswa.Belajar di Sekolah tentunya ada target dan indikator yang ingin dicapai baik oleh guru maupun siswa itu sendiri. Untuk mencapai target itu diperlukan sebuah media. Media yang bisa membantu guru untuk menggetahui hasil belajar siswa bisa dengan Asesmen. Asesmen adalah pengumpulan bukti yang sistematik, berkelanjutan dan bertujuan selain itu Asesmen merupakan tahapan pengumpulan data. Dengan menerapkan Asesmen maka guru bisa membuat keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman perencanaan program pembelajaran. Asesmen harus menjadi bagian yang tidak terpisah dari program pembelajaran. Selain itu guru juga perlu memperhatikan bukti-bukti belajar dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan para siswa. Bukti-bukti ini akan menunjukkan apa yang sudah diketahui siswa, dan apa yang masih perlu mereka ketahui. Bukti-bukti ini didapatkan dari proses Asesmen dan bukti-bukti ini nantinya akan membantu dalam proses penilaian serta akan membantu mengetahui seberapa besar mereka sudah menerima pembelajaran. Karena pengetahuan yang diterima para siswa tidak bisa hanya diukur dengan menggunakan tes akhir atau ulangan saja, melainkan untuk mengetahui hasil belajar siswa harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.Melihat dari paparan diatas, saya bermaksud merumuskan masalah mengenai apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga dikatakan asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa saja komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dimana rumusan masalah ini didasari oleh tujuan saya membuat makalah adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga dikatakan asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa saja komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, saya membuat makalah ini sebagai bentuk penuangan ide atau gagasan sehingga bisa bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.

B. IsiPengertian AsesmenPengertian Asesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran.Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.Berdasarkan pengertian asesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.

Tujuan, Fungsi dan Manfaat AsesmenAsesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen secara umum adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses pembelajaran (Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd, 2011:12). Berdasarkan tujuan tersebut dapat dilakukan tindak lanjut yang merupakan fungsi asesmen, yang dapat berupa: (1) penempatan yang tepat, (2) pemberian umpan balik, (3) diagnosis kesuitan belajar, (4) penentuan kenaikan tingkat atau kelulusan pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.Setelah mengetahui tujuan dan fungsi dari asesmen, asesmen ternyata juga memiliki manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:a. Bagi peserta didik, dapat mengetahui hasil dari kompetensi yang telah dicapai maupun belum dicapai. Berdasarkan informasi itu dapat memberikan motivasi bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal serta bagi peserta didik yang sudah dapat mencapai kompetensi minimal akan berupaya mempertahankan prestasinya.b. Bagi pendidik, hasil dari belajar peserta didik dapat memberikan gambaran tentang keadaan peserta didik, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan sistem evaluasi yang digunakan.c. Bagi sekolah, tergantung pada proses pembelajaran yang telah terjadi. Sekolah dapat melakukan instrospeksi diri, apakah kondisi pembelajaran telah sesuai dengan standar pelayanan minimal sekolah atau belum.d. Bagi orang tua peserta didik, laporan hasil belajar yang tercermin dalam buku rapor akan memberikan informasi yang cukup bagi orang tua tentang tingkat keberhasilan anaknya disekolah.

Komponen AsesmenAsesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi yang dilakukan secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui hasil belajar siswa dengan asesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil belajar siswa tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester saja melainkan secara bertahap.Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau penilaian tentang perkembangan anak. Misalnya apakah anak berada dalam tahap perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu. Sehingga melalui komponen kedua ini kita sudah bisa mengambil keputusan tentang bagaimana hasil belajar siswa yang sebelumnya sudah kita nila secara bertahap dan berkelanjutan melalui penggalian informasi pada komponen pertama.Kedua komponen diatas satu sama lain saling berkaitan, sebab melalui komponen pertama kita bisa melakukan komponen kedua yang nantinya akan membantu kita menarik kesimpulan apakah siswa sudah mengerti dan memahami pelajaran yang diajarkan atau tidak.

Hasil BelajarSetiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Berikut beberapa difinisi hasil belajar menurut beberapa ahli:1. Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.2. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.3. Hamalik (2003) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.Dari difinisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat asesmen, komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat atau pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan, sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui asesmen sebagai medianya dapat dilakukan dengan menerapkan komponen asesmen itu sendiri. Yang mana komponen pertama mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan belajar anak dengan melakukan beberpa cara penggalian informasi dan komponen kedua menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah siswa sudah memahami atau belum mengenai pelajaran yang diajarkan.

Daftar Pustaka

Skip to navigationLewat menuju konten utamaSkip to primary sidebarSkip to secondary sidebarSkip to footerCatatan Tirtayasathe short command save my keystrokes but don't save my brainPEMBELAJARANINFOTECHPUISIGORESANE-BOOKGADO-GADOTIRTAYASATwitterFacebookRSS Feed ASESMEN PEMBELAJARAN [1a] ASESMEN PEMBELAJARAN [1c] ASESMEN PEMBELAJARAN [1b]SEP 26Posted by Tirtayasa10Rate This

Fungsi, Tujuan, Dan Prinsip Asesmen

Pengantar

Implikasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya penyesuaian terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas. Penilaian kelas terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian ekternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran, yaitu suatu lembaga independen, yang di antaranya mempunyai tujuan sebagai pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian yang direncanakan dan dilakukan oleh pengajar pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi dasar mencakup beberapa hal, yaitu: (1) standar kompetensi, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam setiap mata pelajaran yang memiliki implikasi yang sangat signifikan dalam perencanaan, metodologi dan pengelolaan penilaian, (2) kompetensi dasar, adalah kemampuan minimal dalam rangka mata pelajaran yang harus dimiliki lulusan; (3) rencana penilaian, jadwal kegiatan penilaian dalam satu semester dikembangkan bersamaan dengan pengembangan silabus; (4) proses penilaian, pemilihan dan pengembangan teknik penilaian, sistem pencatatan dan pengelolaan proses; dan (5) proses implementasimenggunakan berbagai teknik penilaian.

Berdasarkan Pedoman Penilaian Kelas Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dikeluarkan oleh Balitbang Depdiknas (2006), dinyatakan bahwa salah satu penilaian internal yang disyaratkan adalah penilaian kelas. Penilaian kelas merupakan bagian dari penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh pendidik, dan bertujuan untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Penilaian hasil belajar ini dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan, perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses pembelajaran. Pada bagian ini secara berturut-turut akan dibahas tentang pengertian, fungsi, tujuan dan prinsip penilaian berbasis kelas.

1. Penilaian Kelas

Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator yang akan dinilai yang dalam subunit terdahulu kita sebut dengan asesmen. Dari proses asesmen ini, pendidik akan memperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masing-masing sekolah.

Ketika Anda berdiri sebagai seorang guru, maka dalam melaksanakan penilaian kelas Anda harus paham bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik, seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui kumpulan hasil kerja peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (self assessment).

Sebagai pendidik, Anda harus dapat mengupayakan agar proses penilaian hasil belajar yang Anda lakukan baik secara formal maupun informal dapat dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini penting diperhatikan sehingga memungkinkan peserta didik secara optimal dapat mengaktualisasikan apa saja yang sudah dipahami dan apa yang telah mampu dikerjakannya. Dalam pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil belajar peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya, hasil belajar siswa ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Pembandingan semacam ini disebut dengan penilaian acuan patokan atau penilaian acuan kriteria.

Mungkin Anda bertanya, mengapa penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas ini dianjurkan untuk digunakan. Alasannya adalah karena penilaian kelas mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh model asesmen yang lain (sumber Balitbang Depdiknas, 2006), seperti berikut:

Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensi yang dipersyaratkan, sehingga dengan demikian siswa tidak terdiskriminasi dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh, bisa masuk ranking berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada fungsi motivasi, dan bantuan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan terpotret secara akurat.Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya kemajuan belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga dengan demikian siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi dikhotomi antara PBM dan kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas, dikompromikan antara guru dengan para siswa sebelum karya itu mulai dikerjakan; dengan demikian siswa mengetahui kriteria yang akan digunakan dalam penilaian, agar berusaha mencapai harapan (expectations) (standar yang dituntut) guru, dan mendorong siswa untuk mengarahkan karya-karya nya sesuai dengan kriteria yang telah disepakati.2. Tujuan Asesmen Berbasis kelas

Pertanyaan yang kemudian muncul untuk Anda adalah apakah Anda tahu secara persis apakah sebenarnya tujuan dari penilaian kelas. Secara rinci tujuan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.Saat melaksanakan asesmen ini, Anda sebagai pendidik juga akan bisa langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.Dalam asesmen berbasis kelas ini, Anda juga secara terus menerus dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik, sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi Anda untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat Anda jadikan sebagai landasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah barang tentu akan berbeda. Anda sebagai pendidik yang tahu persis pertimbangan pemilihannya.Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan.3. Fungsi Asesmen Berbasis kelas

Kita semua telah tahu bahwa tugas pendidik adalah mendesain materi dan situasi di kelas agar siswa dapat belajar untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan. Setelah Anda mempelajari apa keunggulan dan tujuan dari asesmen khususnya asesmen berbasis kelas, maka perlu pula diketahui fungsi dari penilaian kelas tersebut. Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat dijelaskan sebagai berikut (Diknas, 2006):

Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah satu fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.Dengan demikian asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses pembelajaran berikutnya, guna peningkatan capaian hasil belajar siswa.Kesemuanya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan semua stakeholder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.Prinsip-prinsip Asesmen Berbasis kelas

Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen berbasis kelas adalah patokan yang harus dipedomani ketika Anda sebagai guru melakukan asesmen hasil dan proses belajar. Terdapat ada enam prinsip dasar asesmen hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:

a. Prinsip Validitas

Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

Sebagai contoh:

Keteramgan Tabel:

Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan adalah X, penilaian ini valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian ini tidak valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini tidak valid.

b. Prinsip Reliabilitas

Pengertian Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable,menjamin konsistensi, dan keterpercayaan. Misal, dalam menilai unjuk kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin reliabilitas petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas. Contoh yang lain adalah dalam menguji kompetensi siswa dalam melakukan eksperimen di laboratorium. Sepuluh siswa melakukan eksperimen dan masing-masing menulis laporannya. Penilaian ini reliablejika guru dapat membandingkan taraf penguasaan 10 siswa itu dengan kompetensi eksperimen yang dituntut dalam kurikulum. Penilaian ini reliable jika 30 siswa yang sama mengulangi eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan hasilnya ternyata sama. Kondisi yang sama misalnya:

tidak ada siswa yang sakitpenerangan/pencahayaan dalam laboratorium samasuhu udara dalam lab samaalat yang digunakan samaPenilaian tersebut tidak reliable jika ada kondisi yang berubah, misalnya ada 3 siswa yang sakit tetapi dipaksa melakukan eksperimen yang sama, dan ternyata hasilnya berbeda.

c. Terfokus pada kompetensi

Telah Anda pahami bahwa konsekuensi perubahan kurikulum juga akan menuntut perubahan dalam sistem penilaiannya. Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Untuk bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

d. Prinsip Komprehensif

Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa.

e. Prinsip Objektivitas

Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).

f. Prinsip Mendidik

Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. Jadi, penilaian yang mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam asesmen berbasis kelas untuk pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi serta implementasi dari standar penilaian dari BSNP perlu ditambahkan pedoman penilaian pada setiap kelompok mata pelajaran yang secara rinci dirumuskan sebagai berikut (Depdiknas, 2006):

a. Penilaian hasil belajar kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif siswa.b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan dilakukan melalui:

Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; danUlangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.Kembali ke: ASESMEN [1a]

slideshareUpload LoginSignup

Home Leadership Technology Education Marketing Design More Topics

1 of 13 Makalah Asesmen22,306views Agoesdwybima Salim (3 SlideShares) , Guru at SDN 1 SAPE Follow 1 13 4 0Published on Apr 02, 2013

6 Comments 6 Likes Statistics Notes

Post Sitti Rahma at PT.CINTA KELUARGAterimah kasih1 month ago Mardiyah Hayati at SD N 006 Langgini Bangkinangterima kasih6 months ago Kanti Setyobekti at Ngajar MatematikaTx, buat referensi9 months ago Agoesdwybima Salim , Guru at SDN 1 SAPEsama2 semoga bermanfaat1 year ago akhi tomo , guru at ukhuwahterimakasih ya bang1 year ago Show More Transcript1. BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Penyempurnaan kurikulum adalah salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan penilaian (asesmen) yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran. Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus dinilai oleh alat-alat nontest atau bukan test. Teknik ini berguna untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur dengan alat tes. Penggunaan teknik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan, pengalaman, tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Di samping itu, penilaian dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup ranah afektif dan psikomotor. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan teknik-teknik penilaian pembelajaran baik test maupun nontest yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada sehingga hasil belajar siswa dapat dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi.Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai teknik-teknik assesmen atau penilaian.B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan, ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Apakah yang dimaksud dengan asesmen? 2. Apakah tujuan asesmen? 3. Apa saja teknik-teknik asesmen?2. C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahui pengertian asesmen. 2. Untuk mengetahui tujuan asesmen. 3. Untuk mengetahui teknik-teknik asesmen.3. BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Asesmen Menurut Poerwanti, dkk. (2008: 3) secara umum, assesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut. Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.B. TujuanAsesmen 1. Menurut Robb a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak b. Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak c. Untuk merancang individualisasi pendidikan d. Untuk memonitor kemajuan anak secara individu e. Untuk mengevaluasi kefektifan program.4. 2. Menurut Sumardi & Sunaryo (2006) a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini b. Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan- kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.3. Menurut Salvia dan Yesseldyke seperti dikutif Lerner (1988: 54) Asesmen dilakukan untuk lima keperluan yaitu : a. Penyaringan (screening) b. Pengalihtanganan (referal) c. Klasifikasi (classification) d. Perencanaan Pembelajaran (instructional planning) e. Pemantauan kemjuan belajar anak (monitoring pupil progress) Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori diatas penulis dapat menyimpulkanbahwa : Asesmen dilakukan untuk mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktudilakukan asesmen) baik potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimilikianak sebagai bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapatmelakukan layanan / intervensi secara tepat. Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan bahwa asesmen bertujuanantara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, 2)memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan jenjang kemampuan siswa, 4) menentukanefektivitas pembelajaran, dan 5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitaspembelajaran. Sementara menurut Diknas (2006) dalam Poerwanti, dkk.(2008) tujuan dariasesmen adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.2. Untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik, untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.3. Untuk memantau kemajuan belajar dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didiksehingga secara dapat dilakukan pengayaan danremedial.5. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi pendidik dalammemperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. 5. Untuk memberikanpilihan alternatifpenilaian kepada guru. 6. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dankomite sekolah tentang efektivitas pendidikanC. Teknik-teknik Asesmen Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan teknik tes maupun nontes, baik untuk mengakses proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen suatu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.Menurut Sumarno (2011) ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. 1. Penilaian unjuk kerja Penilaian unjuk kerja (Performance assessment atau performance- based assessment) atau teknik tes perbuatan merupakan jenis penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki dalam berbagai konteks. Seperti berbicara, berpidato, membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah dalam kelompok; partisipasi peserta didik dalam diskusi; ketrampilan menari; ketrampilan memainkan alat musik; kemampuan berolah raga; ketrampilan menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat, bermain peran, bernyanyi, dan ketrampilan mengoperasikan suatu alat. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati.6. e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan. Langkah Penilaian Kinerja: 1) Mengidentifikasi langkah penting yang mempengaruhi output 2) Menuliskan prilaku kemampuan spesifik 3) Membuat kriteria kemampuan yang akan diukur 4) Mendefinisikan kriteria kemampuan 5) Mengurutkan kriteria kemampuan 6) Membandingkan dengan kriteria sebelumnya. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.Untuk menilai kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukanpengamatan atau observasi yang beragam, seperti teknik mengambilawalan, teknik tumpuan, sikap/posisi tubuh saat di udara, dan teknik mendarat.2. Penilaian sikap Penilaian sikap merupakan penilaian terhadap sikap peserta didik. Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran sebagai berikut: a) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. b) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap guru. Peserta didik yangtidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. c) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.7. d) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pelajaran.Misalnya, masalah lingkupan hidup (materi Biologi atau Geografi). Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap program perlindungan satwa liar.3. Penilaian tertulis Penilaian tertulis merupakan penilaian dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Soal dengan memilih jawaban, mencakup: pilihan ganda, dua pilihan (salah- benar), dan menjodohkan. Soal dengan mensuplai jawaban, mencakup: isian atau melengkapi, uraian terbatas, dan uraian. Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a) Materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada kurikulum tingkat satuan pendidikan. b) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas. c) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. d) Kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari berbagai bentuk soal pilihan.4. Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuanmenginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secarajelas. Ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian proyek,yaitu: Kemampuan pengelolaan Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi8. Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.5. Penilaian produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian, yaitu: a) Tahap persiapan Pada tahap persiapan siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain produk. b) Tahap pembuatan produk (proses) Pada tahap ini siswa memilih dan menggunakan bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah disusun.Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. c) Tahap penilaian produk (appraisal) Pada tahap ini siswa menyajikan produk atau memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis mengenai seluk- beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses perancangan dan pembuatan, dll. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaan dan memenuhi kriteria yang telah disepakati.6. Penilaian portofolio Menurut Popham (1994) dalam Sumarno (2011) penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan9. informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Dalam sistem penilaian portofolio guru membuat file untuk masing- masing peserta didik yang berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi belajar mereka selam mengikuti proses pendidikan. Dalam file portofolio guru mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi siswa, seperti hasil ulangan, hasil tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik isi file juga dapat dielaborasi dengan lembar catatan prestasi non-akademik, yakni rekaman profile peserta didik meliputi aspek kerajinan, kerapihan, ketertiban, kejujuran, kemampuan bekerjasama, sikap, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olah raga, kesenian, kepramukaan dan lain-lain. Data yang terkumpul dari waktu ke waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan melihat perkembangan kemampuan prestasi akademik siswa dalam periode tersebut. File portofolio. sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back) baik kepada gurumaupun kepada peserta didik. Bagi guru, file yang berisi prestasi siswaini akan memberikan masukan (input) untuk penilaian proses, terutamadalam memperbaiki strategi, metode, dan manajemen pembelajaran dikelas. Melalui analisa file portofolio, guru dapat mengetahui potensi,karakter, kelebihan, dan kekurangan siswa. Bagi siswa, file ini dapatmenjadi dasar pijakan untuk mengoreksi dan memperbaiki kelemahan,serta kekurangannya dalam proses pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau materi pelajaran tertentu.7. Penilaian diri Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Berkaitan dengan10. kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai kecakapan atauketerampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atauacuan yang telah disiapkan.11. BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik. Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan bahwa asesmen bertujuan antara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran, dan 5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran. Dalam melaksanakan asesmen ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.B. Saran Dalam melaksanakan asesmen atau penilaian dalam pembelajaran sebaiknya menggunakan teknik yang disesuaikan dengan tujuan diadakannya asesmen pembelajaran. Maksudnya teknik yang digunakan harus sesuai dengan sasaran pembelajaran dan harus benar-benar memenuhi kebutuhan peserta didik dan juga guru.http://www.slideshare.net/Rizzty/teknik-assesmenManfaat AsesmenProses penilaian hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan benar akan bermanfaat bagisemuapemangku (stake holder) pembelajaran sekolah. Manfaat itu adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa1) Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar.2) Siswa berlatih bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakannya.3) Hasil belajar siswa dapat menjadi salah satu input pembentuk kesadaran diri (self conseft)siswa dalam perkembangan menuju kedewasaannya. Rasa percaya diri untuk berprestasi,keberanian untuk bekerja keras agar berhasil dalam berusaha, dapat didorong oleh nilai(grade) hasil belajar.b. Bagi Guru12. 1) Sebagai salah satu input untuk menyempurnakan program pembelajaran sertaimplementasinya. Dengan mempelajari hasil hasil belajar siswanya, guru dapat mengetahuikomponen silabus dan RPP yang perlu disempurnakan.2) Sebagai dasar guru mengelompokkan siswa dalam berbagai macam komposisi siswasesuai dengan kepentingan pembelajaran.3) Sebagai dasar melaksanakan program pengayaan dan remidial.4) Untuk dasar memberikan layanan pembelajaran secara individual kepada siswa siswanya.5) Untuk mengikuti perkembangan belajar siswanya serta pengambilan keputusan suatukebijakan, misalnya kenaikan kelas dan kelulusan.c. Bagi Orang Tua Siswa1) Sebagai informasi kemajuan belajar putra putrinya.2) Sebagai masukan bagi orang tua untuk digunakan dasar membimbing putra putrinyadalam belajar di rumah.3) Sebagai dasar orang tua memberi masukan bagi perbaikan program pembelajaran disekolah.Penilaian dan Pengukuran.Pengukuran berasal dari kata measurement. Pengukuran adalahproses kegiatan untukmengetahui keadaan secara kuantitatif. Dengan kata lain, pengukuranmerupakan suatu prosespemberian skor atau angka angka terhadap suatu keadaan ataugejala berdasarkan aturan aturantertentu.Berdasarkan uraian di atas, dapat digaris bawahibahwa terdapat keterkaitan yang sangat eratantara pengukuran dan penilaian. Pengukuranmerupakan proses mendeskripsikan suatu keadaansecara kuantitatif, sedangkan penilaianadalah proses memberikan nilai (value) terhadap keadaanyang ada.Pendekatan, Metode,Teknik, Strategi, Prosedur Pembelajaran BahasaPendekatan (approach)Manfaat yang dirasakan dalam mengevaluasi siswa melalui asesmen dapat dilihat melaluidata perkembangan kemajuan belajar. Pelaporan merupakan salah satu buktidiselenggarakannya evaluasi yang selanjutnya dipakai sebagai umpan balik yang sangatberguna. Bagi guru,dijadikan dasar pembuatan keputusan yang berhubungan denganperbaikan pengajarannya. Bagi siswa, dapat membangkitkan motivasi belajar. Bagi orang tuasiswa, merupakan bukti dari pertanggung jawaban dari sekolah terhadap dukungan orang tuauntuk keberhasilan anaknya. Menurut Adang dalam Sudrajat (2008) proses ini paling tidak mengandung 6 manfaat yaitu: 1. Menelaah secara seksama kemampuan siswa.13. 2. Untuk meningkatkan aktifitas balajar dan memotivasi siswa. 3. Memberikan informasi tentang keberhasilan seluruh program. 4. Aspek-aspek apa saja yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai siswa, dan guru sebagai evaluator perlu memberikan penghargaan atas apa yang telah siswa capai. 5. Memberikan bukti kepada orang tua siswa, kepala sekolah dan pihak lain. 6. Dijadikan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menilai keberhasilan proses belajar mengajar.Fungsi Asesmen 1. Sebagai alat/bahan untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu 2. Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajaran siswa. 3. Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. 4. Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi