ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. - Universitas...

26
ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB.

Transcript of ASSALAMU’ALAIKUM WR. WB. - Universitas...

ASSALAMU’ALAIKUM

WR. WB.

POTENSI, KENDALA DAN SOLUSI DALAM PENGEMBANGAN LAHAN SUBOPTIMAL

UNTUK MENDUKUNG KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

HASBI KEPALA PUSAT UNGGULAN RISET PENGEMBANGAN LAHAN SUBOPTIMAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PENDAHULUAN

Kedaulatan Pangan adalah merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

Permasalahan utama dalam mewujudkan kedaulatan pangan di

Indonesia saat ini adalah permintaan terhadap pangan lebih cepat daripada penyediaannya.

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan secara berkelanjutan

dan layak secara ekonomis, maka Indonesia tidak punya pilihan lain kecuali harus mulai dengan sungguh-sungguh untuk mengelola lahan-lahan suboptimal (LSO)

Luas lahan 123,1 juta ha dari LSO adalah lahan kering dan 33,4 juta ha lahan basah (rawa).

Lahan kering terluas merupakan lahan kering masam atau lahan kering beriklim basah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan dan Papua.

10/8/2014

POTENSI

10/8/2014

POTENSI

KENDALA

Kesulitan dalam Menyediakan Air yang Cukup

Sifat Kemasaman Tanah yang Tinggi (Ph Rendah)

Dinamika Pasang Surut Gagal Panen

Lahan Terpengaruh oleh Intrusi Air Laut

Lapisan Pirit Dangkal

Sangat Miskin Unsur Hara

Tanah Berbatu Sehingga Sulit Diolah

KENDALA

Kendala Lain Selain Agronomis: Rendahnya Prasarana Infrastruktur Rendahnya Sikap Enterpreneurship Petani Keterbatasan Tenaga Kerja

KONDISI SUBOPTIMAL DAPAT TERJADI:

Akibat Terkena Dampak Kegiatan Manusia

Salah Kelola Kegiatan Sebelumnya

Secara Alami

SOLUSI

Haryono (2013) opsi utama: •Optimalisasi lahan suboptimal •Pengembangan

Melalui Pendekatan: * Intensifikasi * Ekstentifikasi.

Intensifikasi: Peningkatan produktivitas dan Indeks Pertanaman/IP Ekstensifikasi: perluasan areal pertanian baru dengan memanfaatkan lahan suboptimal yang potensial

Ada dua alur pokok yang saling komplementer dalam pengelolaan lahan suboptimal agar bisa dijadikan lahan pertanian yang produktif:

SOLUSI

2. Peningkatan daya adaptasi tanaman, ternak, atau ikan terhadap karakteristik lahan dan kondisi agroklimat yang tidak optimal

1. Perbaikan sifat fisika, kimia, dan biologi tanah serta tata air agar lebih optimal

Kendala utama pengembangan rawa lebak adalah faktor biofisik terutama fluktuasi genangan air, sosial ekonomi dan kelembagaan serta dukungan sarana infrastuktur, transportasi Solusi teknologi adalah dengan sistem pompanisasi, dimana areal persawahan dibangun tanggul sekelilingnya guna mencegah jika terjadi banjir, sehingga air tidak menbanjiri areal persawahan. Apabila musim kemarau (kering) dapat menggunakan pompanisasi untuk mengairi areal persawahan. Dengan demikian tata air sawah lebak dapat diatur sehingga dapat meningkatkan indek pertanaman menjadi IP 200 atau IP 300.

PENGEMBANGAN RAWA LEBAK

• Rawa lebak pematang atau dangkal di Sumatera Selatan banyak dimanfaatkan untuk budidaya padi. Padi ditanam umumnya sekali setahun yang dimulai pada bulan April atau pada musim kemarau

• Hasil penelitian Saleh dan Irsan (2013)

menunjukkan bahwa di sentra sawah lebak Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan berpotensi untuk tanam dua kali setahun. Tanam pertama dimulai pada Bulan Maret, sedangkan tanam kedua dimulai pada Bulan Juli dengan pemilihan varietas genjah yang berumur 3 bulan

Pengembangan Komoditas di Rawa Lebak Pematang

Di lebak pematang juga ditanam tanaman sayuran dan palawija. Tanaman tersebut ditanam menggunakan sistem surjan (di atas tembokan atau gundukan tanah yang ditinggikan). Tanaman yang sering dibudiyakan antara lain talas atau keladi, cabai, jagung, kacang-kacangan, terung, tomat, congkediro (tomat ranti), semangka, labu parang (labu kuning), blewa (timun suri), ubi jalar, dan ubi kayu.

• Rawa lebak tengahan Sumatera Selatan umumnya dikembangkan tanaman padi, itik pegagan, dan ikan rawa. Tanaman padi yang dibudidayakan pada Bulan April atau Mei dan panen pada Bulan Juli atau Agustus. Sama halnya dengan lebak pematang, di lebak tengahan juga masih memungkinkan bertanam sayuran dan palawija dengan sistem surjan atau tembokan.

• Bulan Juli 2013 di rawa lebak pematang dan tengahan di binaan PUR-PLSO Unsri, Desa Pelabuhan Dalam Sumatera Selatan. Hasil penelitian tersebut cukup menarik, yaitu di lebak pematang padi ratun kurang mampu berproduksi maksimal hanya sekitar 5% dari produksi padi utama karena faktor kekurangan air, sedangkan di lebak tengahan padi ratun mencapai produksi 25% dari padi utama.

Pengembangan Komoditas di Rawa Lebak Tengahan

Di sawah lebak tengahan juga sering dibudidayakan itik pegagan. Itik pegagan ini merupakan itik lokal sawah lebak Sumatera Selatan. Itik pegagan biasanya dikandangkan di bawah pondok di sawah.

Pertanian Terpadu

• Sistem Integrasi Tanaman, Ternak dan Ikan ( juga menjadi basis utama dalam pengembangan lahan rawa, yang membangun interaksi sinergis untuk mencapai produktivitas tanaman pangan (padi)

• Tanaman menghasilkan limbah (bahan organik) yang biasa diolah menjadi pakan sumber serat untuk ternak dan kompos. Sementara itu ternak akan menghasilkan kotoran padat/cair yang dimanfaatkan sebagai pupuk (pupuk kandang) untuk tanaman atau sebagai sumber biogas

Persemaian Terapung

Ratooning

1. Low of Input production (land prepareration and planting etc.) 2. Shorter time of cultivation (1- 2 Months) 3. Yield can be 50 % from main crop

Integreted Farming System in Suboptimal Land

Erizal Sodikin et al. Staf Pengajar Jurusan Budidaya Pertanian

Peneliti pada Pusat Penelitian Lahan Sub-Optimal

Adaptation Harvesting Machine Stripper Harvester Model

in South Sumatera Tidal Swamp

Budi Raharjo1,2, Rudy Soehendi1, Hasbi2,3, Hersyamsi3, Yanter Hutapea1 dan Renny Utami Soemantri1

The Improvement of Acclimatization Method to Produce Qualified Fry of Giant Freshwater

Prawn and Increase Aquaculture Production in Swamp Land

Oleh :

Ferdinand Hukama Taqwa, S.Pi, M.Si Ade Dwi Sasanti, S.Pi, M.Si Dr. A. Karim Gaffar, SU

Research on seed production of striped snakehead (Karim Gaffar et al.) Research on growth of striped snakedhead in swamp (Dina M et al.)

Rail system cage

• Pengembangan komoditas di rawa lebak dalam biasanya didominasi dengan budidaya ikan dan kerbau rawa

• Petani masih mengandalkan sistem

perikanan tangkap. Perikanan tangkap yang paling sering dilakukan petani di sawah lebak tengahan di Sumatera Selatan ini adalah sistem beje.

Pengembangan Komoditas di Rawa Lebak Dalam

Pengembangan kerbau rawa di Sumatera Selatan umumnya dilakukan di lebak dalam. Pemeliharaan kerbau rawa cukup sederhana dengan cara membuatkan kandang atau kalang dari kayu-kayu gelam yang dirangkai menjadi lantai dan dinding kandang, sedangkan atap berasal dari daun serdang

25

KESIMPULAN

1. Dalam rangka memenuhi kedaulatan pangan nasional, maka pengembangan lahan suboptimal merupakan pilihan yang semakin penting.

2. Untuk mencapai kedaulatan pangan dimasa yang akan datang, perluasan lahan pertanian sangat diperlukan. Lahan yang dapat dimafaatkan adalah lahan sub optimal khususnya lahan rawa yang juga diperuntukkan untuk pemberdayaan masyarakat.

3. Strategi pengelolaan lahan basah/rawa terpadu dan berkelanjutan harus dilakukan secara multidisplin, lintas sektor dan bertahap.

Wassalammu'alaikum Wr.Wb

Arigatou

Arigatou

Arigatou Thanks you