KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN Diabstraksikan oleh Soemarno tanahfpub 2009
Ass. Wr. Wb. AUDIT LINGKUNGAN Soemarno, 2007
description
Transcript of Ass. Wr. Wb. AUDIT LINGKUNGAN Soemarno, 2007
Ass. Wr. Wb.Ass. Wr. Wb.
AUDITLINGKUNGAN
Soemarno, 2007
Ass. Wr. Wb.Ass. Wr. Wb.
AUDITLINGKUNGAN
Soemarno, 2007
KEPMENLH RI
No. 42/MENLH/11/94
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN
Setiap bidang usaha atau kegiatan wajib memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup untuk menunjang pembangunan yang berkelanjutan.
AUDIT LINGKUNGAN mrp alat yang efektif dan bermanfaat bagi suatu usaha untuk mengelola lingkungan hidupAUDIT LINGKUNGAN mrp proses kajian sistematis, terdokumentasi, berkala, dan objektif thd prosedur dan praktek pengelolaan LHAUDIT LINGKUNGAN dpt membantu menemukan upaya penyelesaian yang efektif ttg masalah LH
KEPMENLH RI
No. 42/MENLH/11/94
PRINSIP & PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN
FUNGSI DAN TUJUAN:Sebagai acuan untuk melaksanakan audit lingkungan bagi suatu usaha atau kegiatan
Audit lingkungan dilaksanakan secara sukarela, oleh penanggung-jawab usaha
Merupakan alat pengelolaan dan pemantauan lingkungan yg bersifat internal
Sehingga KL dan PL lebih baik, lebih terarah, lebih efektif dan efisien
DEFINISI AUDIT LINGKUNGAN
Adalah alat pengelolaan yg digunakan untuk menilai keragaan lingkungan dari suatu kegiatan pembangunan atas dasar baku mutu
lingkungan yang berlaku
“Suatu proses penilaian dan pelaporan yg terorganisir dg cara wawancara stakeholder, pemeriksaan fasilitas dan proses di lapangan secara langsung dan menelaah data/informasi sekunder untuk menyusun analisis keragaan
lingkungan secara akurat dari kegiatan pembangunan”.
LINGKUP A.L.:1. Identifikasi dan analisis karakteristik & kuantitas limbah kegiatan pembangunan2. Membandingkan dengan baku mutu limbah buangan yg berlaku3. Analisis efisiensi penggunaan bahan baku dan kualitas produk4. Analisis degradasi & kerusakan lingkungan
TUJUAN A.L.:Membantu pemeliharaan dan peningkatan daya dukung/ kualitas
lingkungan di sekitar lokasi proyek sehingga fungsinya lestari
AUDIT LINGKUNGAN
PROSES PRODUKSI, DISTRIBUSI, KONSUMSI
MANFAAT EKONOMI BIAYA LINGKUNGAN
Pembangunan Berkelanjutan
Ramah Lingkungan: Eco-labelling
Audit Lingkungan
ISO 14000
FUNGSI & MANFAAT
A.L.
Fungsi utama: IDENTIFIKASI dan KONFIRMASI.
Konfirmasi bahwa suatu kegiatan proyek telah memenuhi segenap peraturan lingkungan yg berlaku (mis. Baku mutu , Pengelolaan limbah).
Identifikasi bahwa setiap proyek senantiasa ada kelemahan dan kelebihannya ditinjau dari aspek lingkungan hidup:
1. Melindungi proyek dari bahaya lingkungan dan protes masyarakat sekitar
2. Alat untuk mengetahui potensi dan peluang penghematan biaya
Manfaat ekonomi:Efisiensi penggunaan bahan baku, biaya pengolahan limbah, pemeliharaan & operasional, biaya jasa konsultasi hukum, dan lainnya.
PROSES & MEKANISME
A.L.
Pelaksanaan audit lingkungan:1. Mobilisasi & mnegarahkan tim audit2. Evaluasi peraturanpperundangan lingkungan3. Koordinasi dengan pemrakarsa proyek4. Penyusunan laporan secara cermat
1. PERSIAPAN1.1. Pembuatan jadwal audit1.2. Pemilihan tim audit1.3. Penentuan tanggung-jawab dab kewenangan setiap anggota tim audit1.4. Penelaahan segenap peraturan1.5. Penyerahan kuesioner pre-audit1.6. Pemberitahuan audit
Kediatan audit di lokasi:1. Briefing pendahuluan dg manajer lingkungan & staf terkait2. Tinjauan pendahuluan thd semua fasilitas yg akan diaudit3. Evaluasi file/ dokumen/ data sekunder4. Peninjauan lapangan & fasilitas5. Wawancara dengan key-persons6. Pertemuan tim audit7. Briefing ke luar.
Implementasi A.L. di
Indonesia
Dasar Hukum: KEPMEN LH No. 42 tahun 1994
Pelaksanaan Audit Lingkungan bersifat voluntary atau sukarela (namun dianjurkan)
Pengawasan hasil audit dilakukan melalui proses VERIFIKASI, apabila akan dipublikasikanSecara internal hasil audit dpt dipakai unt peningkatan manajemen lingkungan suatu proyek
AUDIT LINGKUNGAN merupakan alat manajemen yg meliputi evaluasi secara sistematik, terdokumentasi, periodik dan obyektif ttg bgm kinerja organisasi, sistem manajemen dan peralatan, dg
tujuan untuk memfasilitasi kontrol terhadap upaya pengendalian dampak lingkungan dan kajian thd kegiatan pentaatan thd
peraturan pengelolaan lingkungan.
RUANG LINGKUP
IMPLEMENTASI A.L.
1. Sejarah atau rangkaian kegiatan, rona & kerusakan lingkungan, pengelaolaan & pemantauan yg dilakukan , serta isu-isu lingkungan yang terkait.
2. Perubahan rona lingkungan yg terjadi
3. Penggunaan sumberdaya alam dan proses penanganan bahan sampai dg penanganan limbah
4. Penanganan dan penyimpanan bahan B35. Kajian resiko lingkungan6. Sistem manajemen penanganan limbah dan kecelakaan7. Efektifitas alat pengendalian pencemaran
8. Penataan peraturan-perundangan lingkungan9. Penataan terhadap rekomendasi AMDAL10.Perencanaan dan prosedur standar (SOP)11. Rencana minimisasi limbah dan pengendalian pencemaran12. Program daur ulang13. Penggunaan enerji, air, dan SDA lainnya 14. Peningkatan kemampuan SDM dan kepedulian lingkungan.
CIRI KHAS A.L.
1. Metodologi yang komprehensif Pengumpulan data & informasi Manajemen data & informasi Analisis data dan pengujian informasi
2. Konsep pembuktian dan pengujian Metode analisis data, Metode evaluasi informasi, dan Teknik interpretasi hasil analisis data
3. PENGUKURAN DAN STANDAR YG SESUAIPenetapan standar dan metode pengukuran kinerja lingkungan harus sesuai dg kegiatan proyek yg diaudit
4. Laporan tertulisPenyajian yang jelas dan akurat, dengan bukti-bukti yang sahih dan terdokumentasi
KUNCI KEBERHASILAN
A.L.
1. Dukungan Pimpinan
2. Keikut-sertaan semua pihak
3. Kemandirian dan obyektivitas auditor
4. Kesepakatan ttg metodologi dan lingkup audit Antara auditee dengan auditor
TATA LAKSANA
A.L.
1. DAFTAR ISIAN
2. CHECK-LISTMenggunakan daftar yg rinci mengenai isu-isu yang akan di audit
3. DAFTAR PERTANYAANAuditor mempersia[pkan format baku untuk melaksanakan audit dan menyusun laporan akhir
4. PEDOMANPedoman ini memuat instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang harus dilaksanakan oleh auditor, serta aspek yang harus diteliti
TAHAPAN TATA
LAKSANA
A.L.
1. PENDAHULUAN
2. PRA AUDIT
3. Kegiatan lapangana. Pertemuan Pendahuluanb. Pemeriksaan Lapanganc. Pengumpulan Data
4. PENGUJIAN
5. EVALUASI HASIL TEMUAN
6. PENEMUAN AKHIR
A.L.DALAM
PERENCANAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
JENIS AUDIT LINGKUNGAN:1. Audit Manajemen Lingkungan2. Audit Pentaatan Lingkungan (Environmental Compliance Audit)3. AUDIT FASILITAS TEKNIS4. AUDIT AMDAL5. ENVIRONMENTAL IMPAIRMENT LIABILITY INSURANCE AUDIT6. AUDIT PEMASARAN LINGKUNGAN
KUNCI KEBERHASILAN AUDIT LINGKUNGAN:1. Dukungan pihak pimpinan2. Keikut-sertaan semua pihak3. Kemandirian dan objektivitas auditor4. Kesepakatan tentang tata-laksana dan lingkup audit
AUDIT LINGKUNGAN DAN ANALISIS
EKONOMKI
Audit Lingkungan merupakan penelitian sistematis terhadap standar kerja yang rutin dan prosedur-prosedurnya, yang ada kaitannya dengan lingkungan.
Penelitian integratif ini melibatkan aspek teknik, admnistratif, dan manajemen operasi.
Tujuannya untuk mengetahui sejauh mana masalah lingkungan dan keselamatan (safety) dapat dikelola dan dikendalikan.
AL juga dapat memberikan indikasi masalah teknologi dan organisasi yg mengakibatkan proses produksi tidak efisien, dan munculnya limbah dari proses tersebut
AL juga dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi, sehingga limbah menjadi semakin sedikit, dan biaya produksi dapat diturunkan
Efisiensi dan efektivitas manajemen produksi, diharapkan dapat menurunkan biaya produksi dan biaya-biaya sosial yg mungkin timbul akibat pembuangan limbah
Biaya PRIVATE dan
BIAYA SOSIAL
Biaya (private) merupakan sejumlah dana atau daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia.Biasanya proses produksi ini merupakan transformasi sumberdaya alam menjadi barang buatan manusia
Biaya ada dua macam: Biaya untuk investment dan Biaya untuk proses produksi.Biaya produksi terdiri atas biaya tetap dan biaya variabelTotal biaya = biaya tetap + biaya variabel
Biaya
. Biaya variabel
Biaya tetap
Volume ( jumlah produksi)
Biaya PRIVATE dan
BIAYA SOSIAL
Biaya sosial adalah biaya yang timbul dan harus ditanggung oleh masyarakat sebagai akibat sai suatu kegiatan (manusia, industri, pembangunan dll).
EKSTERNALITAS:
Upaya seseorang atau sekelompok orang untuk meningkatkan kesejahteraannya mengakibatkan kerugian pada orang atau sekolompok orang lainnya
INPUT PROSES OUTPUT (+)
Limbah Cair (-)Limbah Padat (-)
Limbah Gas (-)
BIAYA SOSIAL
Biaya-biaya limbah tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi sehingga harus ditanggung oleh orang lain atau masyarakat
Biasanya masyarakat bersifat rentan dan tidak berdaya, sehingga mudah timbul ketidak-adilan sosial dan masalah pemerataan
Hal yang harus dilakukan adalah INTERNALISASI EKSTERNALITAS:
Yaitu Memasukkan biaya-biaya lingkungan ke dalam biaya produksi
………….. POLLUTER PAYS PRINCIPLE ……………
1. Melalui Instrumen Hukum: COMMAND & CONTROLPengaturan dan Pengendalian
2. Melalui Instrumen Ekonomi, memerlukan kesepakatan ttg:The Ambient Quality TargetThe Minimum Cost PrincipleThe Polluter Pays PrincipleThe Competitiveness ImperativePolicy Transition
INPUT (Xi) PROSES OUTPUT (Y)
Limbah (E)
Kerusakan
Kerugian Masyarakat
Biaya Sosial
Y = f (Xi)
E = f(Y) …………. E = f‘ (Xi)
TC = FC + VC
VC = f (Xi, Pxi)
VC’ = f(Xi,Pxi; Ei, PEi)
VC’ > VC
TC’ > TC
MC’ > MC
Jadi : MSC > MPC
MSC – MPC = MEC
p, C Marginal Social Cost
Demand Marginal Private Cost
p2 S p0 P
Marginal External Cost
q1 q2 q0 Quantity
Externality PENDUGAAN EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya2. Bidding game techniques: WTP3. Travel cost method4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
( Pencemaran --------- pasar perumahan, sewa rumah, sewa lahan, dll.) P
S1 S0
0 : sebelum pencemaran p0 1 : setelah pencemaran
p1
D1 D0
Q
Externality PENDUGAAN EXTERNAL BENEFIT & EXTERNAL COST
1. Estimasi Kerusakan dan biaya kontrolnya2. Bidding game techniques: WTP3. Travel cost method4. Hedonic Pricing: indirect effects on market data
P, C
MSC MPC net impact
P1
P0
MPB MSB
Q1 Q0 Q
MSC-MPC = Marginal External Cost pd orang yg kena dampak negatif akibat Q1 menjadi Q0
MSB-MPB = Marginal External Benefit pd orang yg kena dampak positif, akibat Q1 menjadi Q0
INDIKATOR LINGKUNGAN
Indikator Lingkungan merupakan Kuantitas tunggal yang diturunkan dari satu variabel polutan dan dipakai untuk mencerminkan (mempresentasikan) beberapa atribut lingkungan.
Misalnya: Indikator taraf pencemaran SO2 = banyaknya hari dimana konsentrasi SO2 atmosfer melampaui baku mutu
Beberapa indikator yang disajikan secara bersamaan untuk memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan, disebut:
PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN
Indikator lingkungan dapat disajikan secara individual atau diagregasikan secara matematik, membentuk suatu INDEKS LINGKUNGAN
PROFIL KUALITAS LINGKUNGAN
Contoh: PROFIL KUALITAS UDARA PERKOTAANPROFIL KUALITAS HUTANPROFIL KUALITAS LAHAN SAWAHPROFIL KUALITAS LINGKUNGAN PEMUKIMAN PANTAIPROFIL KUALITAS SUNGAIDll.
Untuk melaporkan pelanggaran mutu udara DAPAT digunakan dua indikator:
1. Banyaknya hari selama mana baku mutu udara ambient terlampaui2. Keparahan taraf pelanggaran baku mutu
Untuk melaporkan pelanggaran mutu air dapat digunakan dua indikator:1. Panjang sungai yang tidak memenuhi baku mutu ambient2. Keparahan pelanggaran baku mutu
CONTOH: PROFIL LINGKUNGAN SUATU KAWASAN
Komponen Indikator Trend.
AIR Panjang sungai yg tidak sesuai baku mutu x Improving Keparahan Pelanggaran baku mutu x Improving
UDARA Jumlah hari pelanggaran baku mutu x ImprovingKeparahan pelanggaran baku mutu x Improving
RADIASI Near term exposure x Tidak ada perubahan
PESTISIDA Konsentrasi dalam makanan dan air x Improving
LIMBAH % Populasi yang terpengaruhi x ImprovingPADAT
NIOSE Jumlah orang yg terkena dampak Serius Worsening
Keterangan: (x) perlu tindakan penanganan
STRUKTUR MATEMATIKA INDEKS
Perhitungan indeks lingkungan terdiri atas dua tahap:1. Perhitungan sub-indeks untuk peubah-peubah lingkungan yang
digunakan dalam indeks2. Agregasi sub-indeks menjadi indeks
Agregasi sub-indeks:
I = g (I1, I2, ………………… In); n = 1 – I
Misalnya: ada sebanyak i variabel lingkungan :
Xi = nilai untuk variabel polutan ke iSub indeks ke-i : Ii = f(Xi)
Subindeks menyatakan karakteristik lingkungan dari peubah tertentu
AGREGASI SUB-INDEKS:1. Summation
2. Multiplication3. Maximization, sub-indeks maksimum yang dipakai
Pengukuran Lingkungan
Peubah Lingk. X1
AGREGASI: I = g(I1,I2,…In)
Peubah Lingk. X2 Peubah Lingk. Xn
Subindeks 1I1 = f(X1)
Subindeks 2 I2 = f(X2)
Subindeks nIn = f(Xn)
INDEKS I
SIKLUS P DALAM PERAIRAN
Jaringan
tanaman
Jaringan
binatang
DIPP-
anorganik larut
Batuan
fosfat
SEDIMEN Jaringan
Bakteri
POP & DOPparticulate &
dissolved
SAMPAHSAMPAH
SUB-INDEKS
FUNGSI LINEAR:
I = α X ………………… I : subindeks X : Variabel polutan
α : Konstante
NON-LINEAR (segmented) FUNCTION:Power functionLogarithm functionExponential functionAsymptotic function, etc.
SEGMENTED LINEAR FUNCTION:Threshold levelBreak point, titik kritis, titik belok
AGREGASI SUB-INDEKS
1. ADDITIVE FORM:Linear-sum UnweightedLinear-sum Weighted
3. ROOT-MEAN-SQUARE4. MAXIMUM OPERATOR:
I = Max (I1, I2, I3, ………………… In)
5. Multiplicative form Unweighted : I = ∏ Ii
Weighted : I = ∏ Ii wi
2. ROOT-SUM-POWER
I = √ (I1)2 + (I2)2 + ……..+ (In)2
KISARAN DO DALAM AIR NORMAL: 7.1 - 14.6 ppm
Kurva fungsional DO
Indeks Kualitas1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 2 4 6 8ppm DO
9 ppm : jenuh
Sampah
Kurva fungsional BOD
Indeks Kualitas1.0
0.8
0.6
0.4
0.20.0 10 20 30 40 50 60 70
ppm BOD
waduk
KUALITAS AIR: BOD
Sungai
Sampah
VARIABEL ESTETIKA UDARA: VARIABEL ESTETIKA UDARA: ODOR & VISUAL QUALITY ODOR & VISUAL QUALITY
Kualitas visual
Indeks Kualitas
1.0
0.4
0.0
0.8
ModeratPolusi berat
Pleasant odor
Jernih/cerah
Lacking odor
Disagreeable odor
VARIABEL KUALITAS PERAIRAN: VARIABEL KUALITAS PERAIRAN: FECAL COLIFORM FECAL COLIFORM
MPN/100 ml
Indeks Kualitas1.0
0.4
0.0
0.8
10o 103 106102 104
Kurva fungsional Kadar P-anorganikIndeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 ppm P
KUALITAS AIR: FOSFAT- ANORGANIKKUALITAS AIR: FOSFAT- ANORGANIK
sampah
Kurva fungsional TURBIDITASIndeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 20 40 60 80 100 120 140 Satuan Turbiditas Jackson
KUALITAS AIR: TURBIDITAS
sampah
Kurva fungsional Indeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 None Light Moderate Heavy Floating material
KUALITAS AIR: ODOR & FLOATING MATERIAL
sampah
Lacking odor
Noticeable
Disagreeable
Kurva fungsional Indeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 Static Slow Moderate Whitewater Flow characteristics
KUALITAS ESTETIKA AIR: Water appearance
sampah
Moderate turbid
Clear
Turbid
PROFIL KUALITAS: LAHAN SAWAH
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
1. Kedalaman efektif tanah 50-75 cm ……….. …………..
2. Tekstur tanah Clay – Loam ……….. …………..
3. Permeabilitas Tanah 0.5 - 2.0 cm/jam ……….. …………..4. Tingkat kesuburan tanah Tinggi ………..
…………..5. Salinitas Tanah 1500-2500 mmhos/cm ………..
………….. 6. pH pada lapisan 0-30 cm 5.0 - 7.5 ……….. ……..........7. Kemiringan Lahan 1-3% ……….. …………..8. Berkerikil / Berbatu Sedikit ……….. …………..9. Soil moisture balance > 100% FC ……….. ………….10. Banjir No ……….. ………….11. Erosi Tanah Ringan ………..
………….12. Pencemaran Tanah No ……….. …………..
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: LAHAN KERING
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
Kedalaman efektif >75 cm ……… …………
Tekstur zone perakaran ……….. ……… …………Pori air tersedia ……….. ……… ………… Kesuburan tanah ……….. ……… ………… Reaksi tanah (pH) ……….. ……… …………Salinitas tanah DHLx103 (mmhos/cm) ……….. ……… …………
Kelas drainase ……….. ……… …………
Kerusakan banjir ……….. ……… …………Erosi TANAH ……….. ……… …………Lereng/relief mikro ……….. ……… …………Tipe Hujan; Oldeman et al. A1; A2
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: LAHAN PERKEBUNAN
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
1. Kedalaman efektif >100 cm ………. …………… 2. Tekstur zone perakaran ……………. ………. ……………
3. Pori air tersedia ……………. ………. …………… 4. Kesuburan tanah ……………. ………. …………… 5. Reaksi tanah pH 5.0-7.0 ………. …………… 6. Salinitas tanah DHLx103 (mmhos/cm) <1.5 ………. …………… 7. Kelas drainase ……………. ………. …………… 8. Kerusakan banjir ……………. ………. …………… 9. Erosi tanah Tidak ada/sedikit ………. …………… 10. Lereng /relief mikro < 8 % ………. …………… 11. Tipe Hujan, Oldeman et al. A, B ………. ……………
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: HUTAN LINDUNG
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
Tipe-tipe vegetasi alamiah ……………. ……….. ………….Luas setiap tipe vegetasi ……………. ……….. ………….Lokasi ……………. ……….. ………….Deskripsi tipe vegetasi ……………. ……….. ………….Input tenagakerja ……………. ……….. ………….Investasi kapital ……………. ……….. ………….Teknologi tradisional ……………. ……….. ………….Taraf pengelolaan ……………. ……….. ………….Perlindungan terhadap gangguan ……………. ……….. ………….Petak observasi permanen ……………. ……….. ………….Pemantauan perkembangan vegetasi ……………. ……….. ………….
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: HUTAN WISATA
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
Fisik: Komposisi vegetasi yang sesuai ……………… ……….. …………..Tempat terbuka ……………… ……….. …………..Kondisi iklim yang nyaman ……………… ……….. …………..Lokasi kamping atau slope <15% ……………… ……….. ………….Aksesibilitas eksternal ……………… ……….. …………..Aksesibilitas internal ……………… ……….. …………..Fasilitas rekreasi ……………… ……….. …………..
Non-fisik: Input tenagakerja ……………… ……….. …………..Investasi kapital ……………… ……….. …………..Teknologi ……………… ……….. …………..Taraf pengelolaan ……………… ……….. …………..Pengetahuan hutan wisata. ……………… ……….. …………..
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: CAMPING GROUND
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
1. Drainase ………………. ……….. …………..2. Banjir ………………. ……….. …………..3. Permeabilitas ………………. ……….. …………..4. Kemiringan 0-8% ……….. …………..5. Tekstur tanah ………………. ……….. ………….. 6. Kerikil dan Kerakal 0-20% ……….. …………..7. Batu 0-0.1% ……….. …………..8. Batuan ………………. ……….. …………..
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
PROFIL KUALITAS: TEMPAT PENIMBUNAN SAMPAH (LAND FILL)
No Komponen Standar Indikator Nilai Aktual Trend
1. Dalamnya air-bumi musiman (g) 180 cm ……….. ……….. 2. Drainase (d) …………..……….. ……….. 3. Ancaman banjir (f) …………..……….. ……….. 4. Permeabilitas (p) 5 cm/jam ……….. ……….. 5. Lereng (s) 0-15% ……….. ……….. 6. Tekstur hingga kedalaman 150 cm (t)………….. ……….. ……….. 7. Dalamnya hamparan batuan (i) 180 cm ……….. ……….. 8. Batu (sb) 0-0.1% ……….. ……….. 9. Batu besar (sr) 0-0.01% ……….. ………..
AGREGAT INDEKS KUALITAS: S1 / S2 / S3 / N
Kurva fungsional ColiformIndeks Kualitas
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 101 102 103 104 105 106 MPN/100 ml
KUALITAS AIR: COLIFORM
sampah
MANAGEMENT GUIDELINES: PERTANIAN PESISIR
1. UmumCoastal areas dapat untuk kegiatan pertanian lowlands dan uplandsAneka kultivar padi agak toleran salinitasPertanian lahan kering: Buah-buahan, sayuran, tanaman industri/perkebunan.
2. ProblematikAncaman banjir/genangan dan intrusi garamTanah mengandung logam-logam toksik bagi tanaman pertanianGangguan hama dan penyakitPerubahan regime salinitas yg dapat membahayakan ekosistem yg sensitifDampak bahan agrokimia thd coastal ecosystems
3. Arahan PengelolaanKultivaryang toleran salinitas tinggiSarana pengendalian air dan drainage: Flood control, Salt intrusion control, Water table control, Waterpollution controlHindari reklamasi “important” coastal ecosystem menjadi lahan pertanianMinimize the alteration of natural drainage patternsGood management of irrigation systemsNonpersistent biocides
MANAGEMENT GUIDELINES: Mangrove Forestry
1. UmumHasil-hasil ekologis dari ekosistem mangrove biasanya under-valued, sehingga sering dikonversi menjadi sistem yang lebih ekonomisLokasi tumbuh: Seashores, Estuaries, Lagoons, Tidal areasRhizophora, Avicennia & Bruquiera
2. Problematik
Over-exploitation: traditional usesConversion: Aquaculture, Fish pond, and Residential development
3. Arahan Pengelolaan
Harus dikelola sebagai renewable resourcesHarus dianggap sebagai bagian integral dari coastal zonesAktivitas konversi harus dikendalikanProses-proses kritis: Suplai air tawar dan air asin, suplai nutrient, stabilitas substrat
MANAGEMENT GUIDELINES: Urban Development
1. Umum
Gangguan thd ekosistem diakibatkan oleh: (1) tingginya intensitas pembangunan, (2) Terlalu dekatnya masyarakat dengan air, (3) Alterasi garis pantai, (4) kepekaan ekologis dari coastal ecosystems
2. ProblematikNutrients dalam limbah buangan menstimulir pertumbuhan jasad akuatik secara tidak berimbangLimbah domestik mengandung patogen yg dpt mengkontaminasi shellfishKonversi lahan mangrove menjadi lahan / kawasan terbangunBangunan sipil terlalu dekat dengan garis pantai dapat mendorong erosi dan menghalangi akses publik
3. Arahan PengelolaanPermukiman jauh dari area mangrovePengolahan limbah domestik sebelum dibuang ke lautMempertahankan foredunes alamiahSetback line untuk coastal structuresMengenali karakyteristik dan perilaku ekosistem alamiah
MANAGEMENT GUIDELINES: Industrial Siting
1. UmumCoastal zone dianggap lokasi ideal untuk lokasi industri karena kemudahan akses thd sistem transportasi laut dan daratanBanyak industri berlokasi di sekitar dermaga, coastal zonesBiasanya aktivitas industri memerlukan banyak air untuk cooling, washing dan diluting processes.
2. ProblematikAir limbah buangan industri biasanya mengandung bahan toksik, air panas, yang membahayakan kehidupan berbagai jenis jasad akuatik
3. Arahan PengelolaanAnalisis ekonomis dan ekologis diperlukan untuk industrial sitingSite plan harus dilengkapi dengan buffers , dan tidak mengandung sensitive habitatNatural pattern dari surface-water flow & tidal inundation dipertahankanFasilitas pengolahan limbah, termausk limbah air panas
MANAGEMENT GUIDELINES: Tourism
1. UmumWisata bahari semakin penting sumbangannya bagi pembangunan daerahAneka obyek alami di coastal zone mempunyai daya tarik yang unik
2. ProblematikPencemaran perairan akibat pembuangan limbah melalui aliran sungai atau langsung ke perairan pantaiPembangunan aneka fasilitas fisik:
Mengganggu pandangan bebas alamiahMerusak keindahan alamiah, Limbah buanganGangguan terhadap terumbu karang
3. Arahan PengelolaanZoning plans harus memperhatikan kondisi geografis alamiah & kondisi sosial-ekonomiSite clearing dilakukan secara hati-hati dan terkendaliFasilitas akomodasi harus terkonsentrasi pada jarak ideal dari beachFasilitas pengelolaan limbah dan sampah