Asr

4
Dalam upaya mengatasi krisis air tanah dan penurunan muka air tanah, serta mengoptimalkan potensi air permukaan secara terpadu dan berkelanjutan, dan juga mengurangi dampak intrusi air laut dan land subsidence, seiring dengan terus meningkatnya eksploitasi pemanfaatan air tanah, maka Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Pusat Litbang Sumber Daya Air Balitbang PU berhasil menciptakan teknologi Aquifer Storage and Recovery (ASR) sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pada saat ini, sumber daya air telah terdegradasi pada tingkat yang sangat serius dan telah menimbulkan berbagai konflik sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya ekstra dan pendekatan non konvensional untuk memperoleh sumber daya air alternatif. Dalam Forum Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag, Belanda yang diselenggarakan pada Maret 2000 silam, telah diprediksikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada tahun 2025 mendatang. Salah satu penyebabnya, adalah kelemahan dalam pengelolaan air. Kretidakefisienan dalam pemakaian air, telah menyebabkan laju kebutuhan akan sumber daya air dan potensi ketersediaan air sangat timpang. Kondisi tersebut, menyebabkan semakin tertekannya kemampuan alam dalam menyuplai air. Selain itu, dengan penggunaan air tanah secara berlebihan dan tidak terkontrol, akan menjadi pemicu munculnya permasalahan lain yang tak kalah kompleksnya, yakni masalah penurunan muka tanah atau yang lebih populer disebut ‘land subsidence’. Minimnya kesadaran masyarakat untuk melakukan konservasi air tanah dan eksplorasi terhadap air tanah secara besar-besaran, akan menimbulkan efek berantai. Kondisi tersebut, semakin diperburuk dengan tidak optimalnya penyediaan air bersih yang dilakukan oleh pengelola air bersih, sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan air tanah. Pengeboran air tanah dalam skala yang masif, seperti yang banyak terjadi saat ini, telah menyulut permasalahan serius, seperti ‘pengeroposan’ lapisan tanah, dan jika gejala kerusakan tersebut terjadi dalam waktu lama, akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi, yakni penurunan muka tanah atau land subsidence. Kejadian ini, sudah tampak di beberapa wilayah di Indonesia, seperti yang terjadi di wilayah industri tekstil Gede Bage, Bandung. Akibat eksploitasi air

description

sumur imbuhan

Transcript of Asr

Dalam upaya mengatasi krisis air tanah dan penurunan muka air tanah, serta mengoptimalkan potensi air permukaan secara terpadu dan berkelanjutan, dan juga mengurangi dampak intrusi air laut danland subsidence, seiring dengan terus meningkatnya eksploitasi pemanfaatan air tanah, maka Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Pusat Litbang Sumber Daya Air Balitbang PU berhasil menciptakan teknologiAquifer Storage and Recovery(ASR) sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut.Pada saat ini, sumber daya air telah terdegradasi pada tingkat yang sangat serius dan telah menimbulkan berbagai konflik sosial. Oleh karena itu, diperlukan upaya ekstra dan pendekatan non konvensional untuk memperoleh sumber daya air alternatif.Dalam Forum Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag, Belanda yang diselenggarakan pada Maret 2000 silam, telah diprediksikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada tahun 2025 mendatang. Salah satu penyebabnya, adalah kelemahan dalam pengelolaan air. Kretidakefisienan dalam pemakaian air, telah menyebabkan laju kebutuhan akan sumber daya air dan potensi ketersediaan air sangat timpang. Kondisi tersebut, menyebabkan semakin tertekannya kemampuan alam dalam menyuplai air.Selain itu, dengan penggunaan air tanah secara berlebihan dan tidak terkontrol, akan menjadi pemicu munculnya permasalahan lain yang tak kalah kompleksnya, yakni masalah penurunan muka tanah atau yang lebih populer disebut land subsidence. Minimnya kesadaran masyarakat untuk melakukan konservasi air tanah dan eksplorasi terhadap air tanah secara besar-besaran, akan menimbulkan efek berantai. Kondisi tersebut, semakin diperburuk dengan tidak optimalnya penyediaan air bersih yang dilakukan oleh pengelola air bersih, sehingga masyarakat lebih memilih untuk menggunakan air tanah.Pengeboran air tanah dalam skala yang masif, seperti yang banyak terjadi saat ini, telah menyulut permasalahan serius, seperti pengeroposan lapisan tanah, dan jika gejala kerusakan tersebut terjadi dalam waktu lama, akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi, yakni penurunan muka tanah atauland subsidence. Kejadian ini, sudah tampak di beberapa wilayah di Indonesia, seperti yang terjadi di wilayah industri tekstil Gede Bage, Bandung. Akibat eksploitasi air tanah secara besar-besaran, maka dampak penurunan muka tanah tak dapat dihindarkan.Teknologi ASRMelihat kondisi air tanah yang sudah dalam keadaan kritis tersebut, maka berbagai pihak telah mulai meresponnya untuk mencari solusi terbaik untuk mengatasinya. Salah satu pihak yang secara serius telah mencari jalan keluar dari permasalahan ini, adalah Balai Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Pusat Litbang Sumber Daya Air, yang telah berupaya keras untuk menghasilkan sebuah teknologi , yang disebut Aquifer Storage and Recovery (ASR).

Secara singkat, ASR didefinisikan sebagai penyimpanan air pada lapisan tanah yang dilakukan melalui pengeboran. Cadangan air tanah berasal dari air hujan yang turun selama musim penghujan dan proses pengambilannya dilakukan ketika musim kemarau. Konstruksi pengeboran dalam teknologi ASR ini tidak seperti pembuatan sumur bor pada umumnya. Pada teknologi ini, sumur bor ASR dilengkapi dengan pisometer sebagai alat pemantau, yang dipakai untuk mengukur tekanan statis cairan dalam sebuah sistem. Selain itu, pada sumur bor ASR juga ditambahi dengan bangunan pelengkap untuk pengolahan air imbuhannya.Mengenai konsep dasar teknologi ASR, pada prinsipnya adalah menyimpan air dengan metode resapan buatan pada daerah yang telah mengalami penurunan muka air tanah (excessive groundwater drawdown). Yaitu, dengan cara menginjeksikan air melalui sumur air tanah ke dalam target akifer atau lapisan yang telah ditentukan. Untuk membuat sumur penyelamatini tidak bisa dilakukan secara serampangan. Tetapi, ada beberapa kondisi dan prosedur yang harus ditempuh.Pertama, dibutuhkan air permukaan dan pasokan curah hujan yang cukup. Cadangan air ini dapat diperoleh ketika terjadi kelebihan limpahan air hujan yang jatuh di atas permukaan tanah. Hal ini bisa dihitung dengan melakukan analisa curah hujan. Data-data dan analisa mengenai frekuensi, jumlah hari hujan, maksimum curah hujan, dan kualitas air permukaan sangat diperlukan, untuk menentukan bahan desain bangunan pelengkapnya.Kedua, adalah menyangkut masalah kondisi geologi dan hidrogeologi. Dibutuhkan kondisi geologi dan hidrogeologi yang terinci, untuk menentukan lokasi dan tipe resapan imbuhan. Data yang dibutuhkan biasanya sangat beragam, yakni:kondisi batas geologi, kondisi batas hidrolik, aliran masuk dan keluar air tanah, storativitas, porositas, konduktivitas hidrolik, transmisivitas, debit mata air, sumber air untuk diresapkan, resapan alami, water balance, litologi, kedalaman lapisan tanah, serta kondisi batas tektonik. Mengingat data yang dibutuhkan tersebut begitu banyak, maka pembuatan ASR akan memakan waktu yang tidak singkat.Adapun mengenai komponen-komponen dalam teknologi ASR, antara lain:saluran pengelak dari saluran utama yang telah ada, unit kontrol di saluran pengelak untuk mengontrol kuantitas dan kualitas aliran air ke sumur injeksi, petunjuk pelaksanaan untuk perlakuan (treatment) aliran air berlebih yang akan digunakan, tampungan (wetland) untuk penyimpanan sementara yang digunakan pada saat prosesrecoverydan saat penggunaan kembali,spillwaymenuju ke tampungan (wetland), sumur injeksi, peralatanrecoverydi sumur injeksi,Water Treatment System(tergantung pada penggunaan kembali air yang di-recovery), sistem monitoring (elevasi muka air, volume air yang diinjeksikan atau yang diekstraksi), sistem monitoring kualitas air, titik pemantauan kualitas air pada jalur yang menuju injeksi, serta sistem kontrol untuk menghentikan injeksi pada saat-saat tertentu.Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan prototip teknologi ASR ini, yang paling utama adalah untuk mengatasi krisis air tanah dan penurunan muka air tanah. Selain itu, ASR juga mampu mengoptimalkan potensi air permukaan secara terpadu dan berkelanjutan, serta memonitoring fluktuasi muka air tanah secarareal time. Teknologi ini, juga mampu memantau kualitas air imbuhan dan air permukaan. Apabila diterapkan dalam jangka panjang, maka ASR dapat mengurangi dampak intrusi air laut danland subsidence.Teknologi ASR telah banyak digunakan di berbagai negara, termasuk di Amerika Serikat yang telah dimulai sejak tahun 1968, antara lain: pada cekungan air tanah di Wiconsin, Florida, Arizona dan California. Penerapan teknologi ASR menjadi lebih mudah, karena selain telah dikembangkannya kreativitas teknologi oleh para ahli air tanah, juga adanya dukungan dari para senator, sehingga secara politis, sosialisasi serta meningkatkan peran masyarakat menjadi dapat difasilitasi dengan baik, termasuk dukungan pendanaan.[pt]

Caption:1. Penerapan ASR di mancanegara yang telah dikembangkan kreativitas teknologinya oleh para ahli air tanah.2. Metode penyimpanan air pada lapisan tanah dengan metode pengeboran untuk teknologi ASR.3. Prinsip kerja teknologi ASR.4. Sumur ASR untuk untuk menyimpan atau mengambil air tanah ke dalam target akifer atau lapisan yang telah ditentukan.