Aspek Tanah Hampir Fix

68
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM ASPEK TANAH Kebun Percobaan Cangar Disusun Oleh: 1. Nanik Indah D. W 115040201111064 2. Nur Izzatul Maulidah 115040201111339 3. Nevi Linda P 115040200111054 4. Nurul Farida 115040213111049 5. Nevi Anggraini P 115040201111020 6. Nurhayati Rosyidah 115040213111008 7. Nanik Yuliana 115040200111059 8. Nurlaili Hayati M 115040201111175 9. Nanang Wahyu Prajaka 115040200111163 10. Naning Kurniasari 115040201111211 11. Nur Azizah L.E.S 115040213111007 12. Nadia Ulfa Savitri 115040201111131 13. Nur Fisca Putrisiwi 115040200111177 KELAS L PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

description

dfxdf g

Transcript of Aspek Tanah Hampir Fix

LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM ASPEK TANAHKebun Percobaan Cangar

Disusun Oleh:1. Nanik Indah D. W1150402011110642. Nur Izzatul Maulidah1150402011113393. Nevi Linda P1150402001110544. Nurul Farida1150402131110495. Nevi Anggraini P1150402011110206. Nurhayati Rosyidah1150402131110087. Nanik Yuliana1150402001110598. Nurlaili Hayati M1150402011111759. Nanang Wahyu Prajaka11504020011116310. Naning Kurniasari11504020111121111. Nur Azizah L.E.S11504021311100712. Nadia Ulfa Savitri11504020111113113. Nur Fisca Putrisiwi115040200111177

KELAS L

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPertanian dapat dianggap sebagai suatu usaha untuk mengadakan suatu ekosistem buatan yang bertugas menyediakan bahan makanan bagi manusia. Untuk mendapatkan produksi yang optimal seperti yang diharapkan, banyak hal yang perlu diperhatikan dalam bertani, diantaranya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dan teknik tepat dalam bertani. Untuk mengetahui bagaimana teknik dan perlakuan yang tepat dalam bertani, maka sudah barang tentu kita harus mengetahui ban memahami sifat, dan kejadian apa saja yang terjadi baik pada tanaman itu sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Untuk dapat memahami bagaimana hubungan yang terjadi antara suatu organisme dengan lingkungannya, dan pengaruh-pengaruhnya terhadap pertanian, maka kita perlu mempelajari manajemen ekosistem, yakni siatu ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip ekologi didalam merancang, mengelola, dan mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari, yang disana akan dipelajari tentang agroekosistem. Pertanian sebagai suatu ekosistem buatan, mempunyai hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya, baik yang menguntungkan bagi pertanian itu sendiri mauun yang merugikan.Seperti yang kita ketahui, di dalam suatu ekosistem tentunya terdapat berbagai komponen, baik abiotic sampai dan biotik. Di dalam agroekosistem juga demikian, dan antara komponen-komponen tersebut menjalin interaksi satu sama lain. Dalam kondisi normal akan terjadi keseimbangan agroekosistem, begitu pula sebaliknya berbagai resiko lainnya. Untuk itu, dalam pengamatan agroekosistem di kebun praktikum Cangar penting untuk dilakukan pengamatan dan analisis untuk sistem dan perlakuan pertanaman di suatu hamparan lahan untuk menilai seberapa besar keseimbangan agroekosistem di lahan tersebut. Dengan mengetahui seberapa besarnya keseimbangan agroekosistem maka akan bisa menjadi dasar dalam perlakuan selanjutnya, baik dalam pemeliharaan, perawatan dan sebagainya.

1.2. Tujuana) Untuk mengetahui dan mengidentifikasi kondisi lahan di Lahan Cangar,b) Untuk mengetahui tingkat kesuburan di Lahan Cangar,c) Untuk mengetahui kadnungan unsure yang terkandung dalam tanah, khususnya di Lahan Cangar.

1.3. ManfaatHarapannya dalam kegiatan praktikum ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman tentang Manajemen Agrosistem di Lahan Cangar khusunya dalam hubungannya aspek tanah berupa aspek Kimia Tanah, Biologi Tanah dan Fisika Tanah.

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kualitas Tanah dan Kesehatan tanah2.1.1 Kualitas TanahKualitas tanah (soil health atau soil quality) adalah kondisi tanah yang menggambarkan tanah itu sehat, yaitu mempunyai sifat tanah yang baik dan produktifitasnya tinggi secara berkelanjutan. Menurut (Dikti,1991)Kualitas tanah adalah kapasitas suatu tanah untuk berfungsi dalam batas-batas ekosistem untuk melestarikan produktivitas biologi, memelihara kualitas lingkungan, serta meningkatkan kesehatan tanaman dan hewan. (Henry,1992) mengusulkan bahwa kualitas tanah adalah ukuran kondisi tanah dibandingkan dengan kebutuhan satu atau beberapa spesies atau dengan beberapa kebutuhan hidup manusia.Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-indikator kualitas tanah. Pengukuran indikator kualitas tanah menghasilkan indeks kualitas tanah. Indeks kualitas tanah merupakan indeks yang dihitung berdasarkan nilai dan bobot tiap indikator kualitas tanah. Indikator-indikator kualitas tanah dipilih dari sifat-sifat yang menunjukkan kapasitas fungsi tanah.

Gambar 1. TanahIndikator kualitas tanah adalah sifat, karakteristik atau proses fisika, kimia dan biologi tanah yang dapat menggambarkan kondisi tanah).Indikator-indikator kualitas tanah harus :1. Menunjukkan proses-proses yang terjadi dalam ekosistem,2. Memadukan sifat fisika tanah, kimia tanah dan proses biologi tanah, 3. Dapat diterima oleh banyak pengguna dan dapat diterapkan di berbagai kondisi lahan, 4. Peka terhadap berbagai keragaman pengelolaan tanah dan perubahan iklim, dan 5. Apabila mungkin, sifat tersebut merupakan komponen yang biasa diamati pada data dasar tanah.Pemilihan indikator kualitas tanah harus mencerminkan kapasitas tanah untuk menjalankan fungsinya yaitu: 1. Melestarikan aktivitas, diversitas dan produktivitas biologis 2. Mengatur dan mengarahkan aliran air dan zat terlarutnya 3. Menyaring, menyangga, merombak, mendetoksifikasi bahan-bahan anorganik dan organik, meliputi limbah industri dan rumah tangga serta curahan dari atmosfer. 4. Menyimpan dan mendaurkan hara dan unsur lain dalam biosfer. 5. Mendukung struktur sosial ekonomi dan melindungi peninggalan arkeologis terkait dengan permukiman manusia.

2.1.2 Kesehatan TanahKesehatan tanah memberikan air dan udara yang bersih, kelestarian tanaman dan hutan, produktifitas lahan, keanekaragaman hayati, dan keindahan alam lingkungan. Tanah melakukan kegiatan tersebut melalui 5 fungsi essensial yaitu :a) Mengatur perputaran air . Tanah berperan dalam membantu mengontrol air hujan, salju yang mencair, dan larinya air irigasi. Air dan aliran massa terlarut menutupi lahan baik dipermukaan maupun di dalam tanah.b) Menyangga keberlangsungan hidup tanaman dan hewan. Diversitas dan produktivitas hayati tergantung pada tanah.c) Menyaring bahan-bahan polutan atau racun yang potensial. Mineral dan mikroba dalam tanah peka dalam menyaring, menyangga, mendegradasi, dan mendetoksifikasi bahan organik dan anorganik.d) Daur nutrisi. karbon, nitrogen, fosfor dan berbagai unsur hara disediakan, ditransformasi, dan didaur ulang oleh tanah.e) Meningkatkan struktur. Kestabilan tanah berperan untuk menopang bangunan di atasnya dan fosil arkeologi yang tersimpan dalam tanah yang berhubungan dengan perilaku manusia purba (Anang,2003).2.2 Kriteria Indicator dalam Pengelolaan Agroekosistem yang Sehat dan Berkelanjutan Pengelolaan pertanian berwawasan lingkungan dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal, lestari dan menguntungkan, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk kepentingan generasi sekarang dan generasi mendatang.Kriteria/indikator agroekosistem tersebut dikatakan sehat :1. Dari Segi Kimia Tanaha. Bahan Organik TanahBahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Sumber primer bahan organik tanah dapat berasal dari Seresah yang merupakan bagian mati tanaman berupa daun, cabang, ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik yang masih utuh ataupun telah sebagian mengalami pelapukan. Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan). Bahan organic tersebut berperan langsung terhadap perbaikan sifat-sifat tanah baik dari segi kimia, fisika maupun biologinya, diantaranya : Memengaruhi warna tanah menjadi coklat-hitam Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembapan dan tempratur tanah menjadi stabil. Sumber energi dan hara bagi jasad biologis tanah terutama heterotrofik.b). pH Tanah (Kemasaman Tanah) dan Adanya Unsur BeracunTanah bersifat asam dapat disebabkan karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.Tetapi dengan pH yang agak masam belum tentu kebutuhan tanaman terhadap pH tanah tidak cocok karena itu tergantung dari komoditas tanaman budidaya yang dibudidayakan. Untuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu agroekosistem maka apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentuc) Ketersediaan Unsur HaraGambar 2. Ciri Kekurangan Unsur HaraUnsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : Bahan organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia. Pada lahan pertanian diketahui sumber unsur hara berasal dari bahan organik, karena pada lokasi tersebut banyak ditemukan seresah yang merupakan sumber bahan organic selain itu aplikasi pupuk kandang juga menambah ketersediaan unsur hara yang berfungsi ganda, diserap oleh tanaman dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.

2. Dari Segi Fisika Tanaha). Kondisi Kepadatan TanahBahan organik dapat menurunkan BI dan tanah yang memiliki nilai BI kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, Nilai BI untuk tekstur berpasir antara 1,5 1,8 g / m3, Nilai BI untuk tekstur berlempung antara 1,3 1,6 g / m3 dan Nilai BI untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 g / m3 merupakan nilai BI yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan.

b). Kedalaman EfektifKedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran akar tanaman. Banyakya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah, dan bila tidak dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah.

c). Erosi TanahErosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain. Meningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. Erosi tersebut umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran sifat-sifat fisik dan kimia tanah.3. Dari Segi Biologi TanahDitunjukkan dengan adanya kascing. Biota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai kadar hara N, P dan K 2,5 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 1,15 kali). Cacing jenis penggali tanah yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar-akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang ada di atas tanah dengan tanah lapisan bawah, dan meninggalkan liang dalam tanah. Kelompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan karbon (C) dan hara lainnya dari pada tanah di sekitarnya. (Hairiah, 2000).

2.3 Dampak Manajemen Agroekosistem Terhadap Kualitas dan Kesehatan Tanah Pengelolaan pertanian secara intensif dengan mengandalkan masukan/input bahan-bahan kimia baik untuk pupuk maupun pestisidanya, contohnya yaitu sistem Revolusi Hijau yang pernah diterapkan di Indonesia. Walaupun Revolusi hijau tersebut membawa Indonesia ke swasembada pangan pada era Orde baru, namun dilihat dari keberlanjutan produktivitas lahannya sangat tidak baik, dengan adanya input-input kimiawi yang berlebihan mengakibatkan kesuburan tanah mulai menurun dan banyak permasalahan lainnya.

Diantaranya yaitu: 1. Dari Segi Kimia Tanaha) Bahan Organik TanahBahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Sumber primer bahan organik tanah dapat berasal dari Seresah yang merupakan bagian mati tanaman berupa daun, cabang, ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik yang masih utuh ataupun telah sebagian mengalami pelapukan. Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan).Pada sistem pertanian yang diolah secara intensif dengan menerapkan sistem monokulttur biasanya jumlah bahan organiknya sedikit karena tidak ada atau minimnya seresah di permukaan lahan, selain itu input bahan organik yang berasal dari pupuk organic baik pupuk kandang atau pupuk hijau minim karena lebih menekankan penggunaan input kimia. Dari hal tersebut dapat diindikasikan pertanian tanpa penerapan tambahan bahan organik pada lahan pertanain intensif merupakan pengelolaan agroekosistem yang tidak sehat.b) pH Tanah (Kemasaman Tanah) dan Adanya Unsur BeracunpH tanah pada sistem pertanian intensif biasanya agak masam karena seringnya penggunaan pupuk anorganik seperti Urea yang diaplikasikan secara terus-menerus untuk menunjang ketersediaan unsure hara dalam tanah. Tanah bersifat asam dapat pula disebabkan karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.Untuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu agroekosistem maka apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentu.c)Ketersediaan Unsur HaraUnsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : Bahan organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia.Pada lahan dengan pengolahan secara intensif sumber unsur haranya berasal dari input-input kimiawi berupa pupuk anorganik, petani kurang menerapkan tambahan bahan organic seperti aplikasi pupuk kandang dan seresah dari tanaman yang diusahkan., sehingga petani sangat berketergantungan dengan pupuk kimia, padahal penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat menyebabkan kesuburan tanah menurun. Terkadang nampak gejala defisiensi unsur hara pada tanaman yang diusahakan dan petani mengatasinya dengan aplikasi pupuk kimia yang banyak mengandung unsure hara yang kurang tadi, misalnya tanaman kekurangan unsure N maka petani mengaplikasikan pupuk urea sebagai penunjang ketersediaan unsure N yang kurang tadi, begitupula dengan unsure-unsur lainnya.2. Dari Segi Fisika Tanaha) Kondisi kepadatan tanahBahan organik dapat menurunkan BI dan tanah yang memiliki nilai BI kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, Nilai BI untuk tekstur berpasir antara 1,5 1,8 g / m3, Nilai BI untuk tekstur berlempung antara 1,3 1,6 g / m3 dan Nilai BI untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 g / m3 merupakan nilai BI yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan. Bobot isi tanah di lahan dengan pengolahan intensif biasanya memiliki nilai BI tinggi karena tanah telah mengalami pemadatan akibat penggunaan alat-alat berat untuk pengolahan tanahnya. Sedangkan untuk nilai BJ tanah, Pada tanah secara umum nilainya BJ antara 2,6 2,7 g.cm-3, bila semakin banyak kandungan BO, nilai BJ semakin kecil. Pada lahan dengan pengolahan intensif memiliki BJ bisa lebih dari 2,6 apabila pemadatan tanah yang terjadi amat tinggi. Apabila nilai BJ terlalu tinggi juga berpengaruh terhadap penentuan laju sedimentasi serta pergerakan partikel oleh air dan angin.b) Kedalaman efektif tanah

Gambar 3. Kedalaman Efektif TanahKedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran akar tanaman. Banyakya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah, dan bila tidak dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah.Pada lahan dengan sistem pengolahan intensif terkadang memiliki sebaran perakaran yang cukup tinggi karena tanaman yang diusahakan dalam kurun waktu yang lama hanya satu komoditi saja.c) Erosi TanahErosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain. Meningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. Erosi tersebut umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran sifat-sifat fisik dan kimia tanah.Di lahan pertanian dengan pengolahan intensif, khususnya praktek penebangan hutan untuk pembukaan lahan baru memiliki tingkat kerusakan lingkungan yang amat tinggi. Pembukaan hutan tersebut merupakan tindakan eksploitasi lahan yang berlebihan, perluasan tanaman, penggundulan hutan, telah berdampak pada keberlangsungan hidup biota yang berada di bumi ini. Bila kondisi tersebut diatas terus berlangsung dengan cara tidak terkendali, maka dikhawatirkan akan bertambahnya jumlah lahan kritis dan kerusakan dalam suatu wilayah daerah aliran sungai (DAS). Kerusakan ini dapat berupa degradasi lapisan tanah (erosi), kesuburan tanah, longsor dan sedimentasi yang tinggi dalam sungai, bencana banjir, disribusi dan jumlah atau kualitas aliran air sungai akan menurun.Dengan vegetasi yang hanya satu macam pada satu areal lahan menyebabkan tidak adanya tutupan lahan lain sehingga tidak dapat melindungi tanah dari daya pukul air hujan secara langsung ke tanah, hal tersebut mengakibatkan laju erosi cenderung tinggi.3.Dari Segi Biologi Tanaha) Keanekaragaman biota dan fauna tanah, ditunjukkan dengan adanya kascingBiota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai kadar hara N, P dan K 2,5 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 1,15 kali).

Gambar 4. Organisme dalam TanahCacing jenis penggali tanah yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar-akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang ada di atas tanah dengan tanah lapisan bawah, dan meninggalkan liang dalam tanah. Kelompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan karbon (C) dan hara lainnya dari pada tanah di sekitarnya. (Hairiah, 2000).Pada lahan dengan pengolahan intensif, jarang terdapat seresah pada lahan tersebut sehingga keberadaan biota tanah seperti cacing tanah sedikit, padahal aktifitas cacing tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisik, kimia dan biologi tanah, seperti meningkatkan kandungan unsur hara, mendekomposisikan bahan organik tanah, merangsang granulasi tanah dan sebagainya.Untuk menggunakan lahan pada daerah hulu secara rasional maka diperlukan sistem penggunaan lahan yang menerapkan kaidah-kaidah konservasi, produktif dan pemanfatan teknologi yang ramah lingkungan. Dengan demikian akan mewujudkan sistem pertanian yang tangguh dan secara menyeluruh menciptakan pengelolaan sumberdaya alam dalam suatu agroekosistem berkelanjutan.Deskripsi tersebut menggambarkan kerusakan tanah akibat pemakaian bahan kimia yang intensif. Untuk itu perlu suatu manajemen untuk mengelola agroekosistem untuk memperbaiki kualitas tanah. Sehingga bisa mencapai agroekosistem yang berkelanjutan.Agroekosistem merupakan ekosistem yang dimodifikasi dan dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan akan pangan dan atau sandang. Karakteristik esensial dari suatu agroekosistem terdiri dari empat sifat utama yaitu produktivitas (productivity), kestabilan (stability), keberlanjutan (sustainability) dan kemerataan (equitability). Dengan menggunakan manajemen agroekosistem (Hairiah,2004).

III. METODE3.1 Deskripsi Lokasi PraktikumPraktikum Manajemen Agroekosistem kali ini dilakukan di daerah Cangar, Kabupaten Malang. Terdapat berbagai jenis sayuran yang ditanam disana menggunakan sistem pertanian organik seperti wortel, brokoli, kentang (komoditi utama), lombok udel, kubis, sawi, dan selada dll. Pada pengamatan manajemen agroekosistem indicator tanah diberikan 2 perlakuan pengamatan yaitu perlakuan pengamatan pada tanaman semusim (non pohon) dan tanaman tahunan (dengan pohon) dengan memiliki parameter yang yang sama yaitu dari segi fisika, kimia dan biologi tanahnya.3.2 Alat dan Bahan1. Lapangan1. Alat1. Ring: Untuk mengambil sampel tanah1. Meteran 50 m: Untuk mengukur panjang plot pengamatan, diameter pohon1. Plastik: Untuk wadah sampel tanah, seresah, cacing, kascing1. Balok kayu : sebagai alas saat memukul ring1. Palu : untuk memukul balok kayu 1. Cetok : untuk mengambil sampel 1. Spidol permanent: Untuk memberi label1. Tali Rafia: Untuk membatasi plot pengamatan1. Pisau: Untuk mengambil dan membersihkan tanah dari ring 1. Penggaris: Untuk mengukur ketebalan seresah dan kascing1. Timbangan: menimbang berat basah dan berat kering bahan1. Kamera: Dokumentasi

1. Bahan1. Tanah: sample tanah kering, indicator fisika1. Seresah: indicator biologi1. Cacing: indicator biologi1. Kascing: indicator biologi1. Dokumentasi daun yang terdefisiensi unsur hara: indicator kimia

1. Laboratorium1. Alat1. Bobot Isi dan Bobot jenis tanah 1. Jangka sorong: Untuk mengukur diameter ring1. Buku tulis: Untuk media menulis hasil praktikum.1. Alat tulis: Untuk mencatat hasil pengamatan1. Jangka sorong: Untuk mengukur diameter ring1. Penggaris: Untuk menghitung tinggi ring1. Pistil dan Mortar: Untuk menghaluskan tanah1. Nampan: Untuk menempatkan tanah1. Pisau: Untuk memotong tanah yang melebihi batas ring1. Kaleng: Untuk Menempatkan tanah1. Timbangan Digital: Untuk menghitung berat tanah1. Oven: Untuk Mengeringkan tanah

1. C-organik1. Buku tulis: Untuk media mencatat hasil praktikum.1. Alat tulis: Untuk mencatat hasil pengamatan1. Timbangan: Untuk menimbang tanah1. Buret: Alat untuk titrasi1. Gelas Ukur: tempat mengukur komposisi larutan1. Pipet: mengambil larutan

1. pH tanah1. Buku tulis: Untuk media menulis hasil praktikum.1. Alat tulis: Untuk mencatat hasil pengamatan1. Timbangan: Untuk menimbang tanah1. Labu erlemenyer: Untuk manaruh larutan c-organik1. Fial film: Untuk wadah tanah saat pengukuran pH tanah1. pH Meter: Untuk mengukur pH1. Stopwatch: Untuk mengukur waktu1. Seresah, cacing dan kascing1. Timbangan: menimbang BB dari seresah (+BKO), cacing dan kascing1. Kertas tebal: membungkus seresah untuk pengovenan1. Kamera: dokumentasi1. Oven: mengoven seresah untuk memperoleh nilai BKO1. Nampan: tempat seresah, cacing, kascing saat penimbangan

1. Bahan 1. Bobot Isi an Bobot Jenis Tanah1. Sample Tanah dalam ring: Sebagai obyek yang di uji1. Air:Sebagai pencampur dalam pengukuran BJ

1. C-organik1. K2Cr2O7: Untuk mengikat karbon dalam tanah1. H2SO4: Untuk memecah rantai karbon dalam tanah1. H3PO4: Sebagai pengikat Fe dalam proses titrasi1. Indicator difenilamin: sebagai indikator warna bahan organik dalam tanah. 1. Air: sebagai penetralisir reaksi kimia yang dihasilkan oleh

1. pH tanah1. Tanah praktikum: sebagai obyek yang di uji1. Air: sebagai campuran dalam tanah

1. Seresah, cacing dan kascing1. Seresah: bahan pengamatan dalam indicator biologi1. Cacing: bahan pengamatan dalam indicator biologi1. Kascing: bahan pengamatan dalam indicator biologi

3.3 Metode (lapang dang laboratorium)3.3.1 Kriteria indikator yang diamatiKriteria Indikator yang diamati pada saat di Lapang ialah:0. Kegemburan tanah yang meliputi ketebalan seresah, produksi kascing0. Kesediaan hara yang diamati melalui tanda-tanda defisiensi unsur haraSedangkan kriteria indicator yang diamati dilabotarium yaitu:1. Indikator Fisika TanahBerat isi tanah1. Berat jenis tanah1. Indikator Kimia TanahpH tanah1. C-organik1. Indikator Biologi TanahBerat basah dan berat kering oven seresah1. Berat kascing dan jumlah kascing3.3.2 Parameter atau Variabel yang diamati dan diukurParameter yang diamati dan diukur antara lain:1. Dari indikator bilogi terdapat variable:1. Seresah : Seresah akan menambah kandungan bahan organic tanah apabila nantinya mengalami proses pelapukan/dekomposisi. Bahan organik ini sangat berguna bagi kesuburan tanah.1. Cacing : Salah satu biota tanah yang berperan adalah cacing tanah. Cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, biologis tanah. Berperan dalam mencampur seresah yang ada diatas tanah dengan tanah lapisan bawah dan meninggalkan liang dalam tanah. Cacing membuang kotorannya dalam tanah atau diatas permukaan tanah. 1. Kascing :Keragaman biota dan fauna tanah ditunjukkan dengan adanya kascing. Kascing (pupuk organic bekas cacing atau campuran bahan organic sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai kadar hara N,P,K 2.5 x Kadar hara bahan organic semula serta meningkatkan porositas tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan karbon (C) dan hara lainnya.

1. Dari indikator Fisika terdapat variable:a) BI :Apabila berat isi rendah maka akan memperbesar pori. Hal ini akan berpengaruh terhadap struktur tanah. Apabila berat isi besar maka akan memadatkan struktur tanah dimana pori menjadi kecil, tanah menjadi lebih sulit diolah, akar semakin sulit menembus tanah, infiltrasi menjadi semakin kecil, konsistensi tanah semakin kuat 1. Dari indikator Kimia terdapat variable:1. C-organik :C-organik penting untuk mengetahui kandungan bahan organik yang ada dalam tanah. C-organik yang menunjukkan tingginya kesuburan suatu tanah.1. pH :pH tanah menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifst racun bagi tanaman misalnya pada tanah masam banyak ditemukan unsur Al yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah masam unsur-unsur mikro mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn, Cu dalam jumlah tang terlalu besar akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. 1. Kesediaan unsur hara (tidak mengalami defisiensi unsur hara)Apabila terjadi suatu defisiensi unsur terutama munsur makro maka kesediaan unsur haranya perlu ditingkatkan, salah satunya dengan dilakukan pemupukan. Defisiensi unsur hara umumnya terdapat defisiensi unsur N yang ditandai dengan tanaman menjadi kerdil dan atau menjadi kuning pada daun tua, defisiensi unsur hara P ditandai dengan terdapat bercak ungu pada daun, defisiensi unsur hara K ditandai dengan ujung dan tepi daun menjadi coklat terutama pada daun bagian bawah

3.3.3 Metode dan Fungsi (output umum)a) Metode LapangMetode pengamatan lapang dilakukan dalam tahap mengambil sample yang nantinya akan diukur dan diamati lebih lanjut ke laboratorium guna mendapatkan data yang lebih lengkap dan valid selain itu metode lapang juga bertujuan untuk mengamati secara langsung kondisi agroekosistem di lapang khususnya dari segi tanahnya.b) Metode laboratoriumMetode ini dilakukan sebagai tahapan lanjutan dari pengamatan lapang guna mendapatkan data yang lebih lengkap, yang tidak dapat dilakukan di lapang, dan yang membutuhkan peralatan laboratorium dalam mengamatinya.

IV. PEMBAHASAN

4.1 DataData Pengamatan Cangar Tanaman TahunanAspek BiologiParameterHasil

KeanekaragamanPohon pinus, pohon cemara, dan rerumputan

Jenis tutupan lahan dan perakaranPohon Cemara, perakaran dalam

Organisme cacing22 ekor

Organisme non cacing (kelabang)1 ekor

Kascing-

Ketebalan seresahFrame 1= 7 cm , frame 2= 3,5 cm

Tabel total bahan organikKODEBERAT AWAL(g)BERAT (g)

SUB SAMPELBKO

Frame 1A. SERESAHB. RANTINGC. LAIN1264.9294.6220.950505017.714.38.8

Frame 2A. SERESAHB. RANTINGC. LAIN654,086.779.250505012.29.09.8

Aspek FisikaParameterHasil

Berat isi0. 6478 gr / cm3

Berat jenis-

Porositas total-

Aspek KimiaParameterHasil

C-Organik13,7%

pH (derajat keasaman tanah)5,699

eH (potensial redoks)79,3

EC (daya hantar listrik)-

Data Pengamatan Cangar Tanaman SemusimAspek BiologiParameterHasil

KeanekaragamanWortel, bit, kubis

Jenis tutupan lahan dan perakaranTidak ada, perakaran dangkal

Organisme cacing7 ekor

Organisme non cacing (semut)5 ekor

KascingKw 1= 33,9 gKw 2= 66,2 gKw 3= 17,8 gKw 4= 23,7 gKw 5= 7,3 g

Ketebalan seresah1 cm

Tabel SeresahIndikatorPlotBBBKO

Seresah113 gr10,1 gr

214.8 gr11.3 gr

313.9 gr10.9 gr

417.3 gr15.2 gr

58.1 gr6.2 gr

Aspek FisikaParameterHasil

Berat isi0,66 g/cm3

Berat jenis2,02 g/cm3

Porositas total68 %

Aspek KimiaParameterHasil

C-Organik2,04%

pH (derajat keasaman tanah)6,46

eH (potensial redoks)-

EC (daya hantar listrik)-

4.2 PembahasanDari praktikum lapang yang diadakan dilahan Kebun Percobaan Cangar Universitas Brawijaya dilakukan pengamatan pada lahan semusim dan lahan tahunan. Dari hasil analisa lapang dan laoratorium didapatkan hasil bahwa secara umum kondisi tanah dilahan Cangar cukup baik. Namun apabila dibandingkan antara kondisi tanah lahan tanaman tahunan dan tanaman semusim maka tanah tahunan lebih sehat daripada tanaman semusim.

Dari segi aspek biologiDari aspek biologi di kedua tempat ditemukan seresah, namun seresah yang paling banyak ditemukan pada lahan tanaman tahunan. Tebal seresah tanah tahunan dari 3,5-7 cm. Dan tebal seresah pada tanaman semusim hanya 1 cm. Pada tanah tahunan memang tidak ditemukan kascing namun jumlah cacing yang ditemukan lebih banyak daripada tanaman semusim yaitu 22 ekor dan cacing pada tanah semusim yaitu 7 ekor. Banyaknya cacing yang ditemukan mengindikasikan bahwa tanah itu sehat, cacing berfungsi untuk memperbaiki porositas dan kascing berfungsi sebagai sumber pupuk alami.Biota tanah memiliki peranan penting dalam siklus hara didalam tanah. Sehingga dalam jangka panjang dapat sangat mempengaruhi keberlanjutan produktifitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Cascing (pupuk organik bekas cacing) mempunyai kadar hara N,P, dan K 2,5 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 1,15 kali). (Irawan,2002)Dari segi aspek kimiaDari aspek kimia yang diamati meliputi kandungan C-organik, pH, EH, dan EC. Namun yang diamati hanya C-organik, pH dan Eh. Dari hasil laboratorium diperoleh data yang berbeda antara tanah semusim dan tanah tahunan. Untuk kandungan C-organik yang ditanah tahunan lebih tiggi dibandingkan dengan tanah semusim. Pada tanah tahunan diperoleh C-organik sebesar 13,7% dan tanah semusim yaitu 2,04%. Untuk pH pada kedua tempat sebenaranya sudah cukup baik yaitu pada tanah tahunan sebesar 5,69 sedangkan tanah semusim sebesar 6,46. Sedangkan pH tanah yang baik mempunyai rentang dari 5-7. Untuk eH pada tanah tahunan diperoleh 79,3 sedangkan pada tanah semusim tidak dilakukan perhitungan eH.Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Pada lahan pertanian di Cangar, terdapat seresah daun yang merupakan sumber bahan organik. Menurut (Hardjowigeno,2007) tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik sekitar 5 %, sedangkan tanah yang tidak sehat kandungan bahan organiknya rendah.pH tanah di daerah Cangar yang tahunan adalah 5,69 dan semusim 6,46 hal ini disebabkan karena banyaknya seresah yang akan menjadi BO dan BO dapat menurunkan pH karena bersifat asam. Tanah bersifat masam disebabkan karena berkurangnya Kation Kalsium,Magnesium, Kalium dan Natrium. Tetapi dengan pH yang masam, belum tentu kebutuhan tanaman terhadap tanah tidak cocok, hal itu tergantung pada jenis tanamannya.

Dari segi aspek fisikaDari segi aspek fisika dilakukan pengamatan berat isi, berat jenis dan porositas. Namun pada tanah tahunan dilakukan pengamatan berat isi saja. Untuk berat isi pada kedua tempat diperoleh nilai yang hampir sama yaiu sebesar 0,64 g/cm3 dan 0,66 g/cm3. Pada tanah semusim berat jenis yang ditemukan sebesar 2,02 g/cm3. Sedangkan untuk BJ tanah, menurut literatur, menytakan bahwa keadaan tanah secara umum nila Bj antara 2,6-2,7 g/m3. Bila semakin banyak kandungan BO, maka nilai BJ semakin kecil. Dan porositasnya cukup baik yaitu 68%. Porositas yang baik akan mempengaruhi infiltrasi dan perakaran tanaman.

Hubungan antara Tanah, BP dan HPTSemuanya aspek antara tanah, budidaya pertanian dan hama dan penyakit tanaman sebenarnya saling berhubungan. Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki bahan organik yang tinggi, bahan organik ini berfungsi untuk menyuburkan tanah dan sebagai sumber makanan musuh alami. Di lahan Cangar Tanaman tahunan berupa pohon pinus ini juga dapat digunakan sebagai sumber seresah yang berasal dari dedaunan dan ranting-ranting yang rontok. Seresah yang terdekomposisi tersebut akan didekomposisi menjadi bahan organik dalam tanah yang mengakibatkan tanah di Cangar tersebut subur. Selain itu lahan di Cangar juga digunakan untuk budidaya tanaman semusim berupa wortel, bit dan brokoli dengan menggunakan pupuk organik tanpa campuran pupuk kimia. Jadi intinya jika tanah sehat, maka hama dilapang sedikit karena ada keseimbangan pada ekosistem, dan tanaman dapat tumbuh dengan baik dan produksinya meningkat.4.3 Pembahasan UmumKriteria/indikator manajemen agroekosistem yang berkelanjutan dan sehat ditinjau dari aspek tanah sehat adalah1. Dari Segi Kimia Tanaha) Bahan Organik TanahBahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Sumber primer bahan organik tanah dapat berasal dari Seresah yang merupakan bagian mati tanaman berupa daun, cabang, ranting, bunga dan buah yang gugur dan tinggal di permukaan tanah baik yang masih utuh ataupun telah sebagian mengalami pelapukan. Dalam pengelolaan bahan organik tanah, sumbernya juga bisa berasal dari pemberian pupuk organik berupa pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan).Bahan organic tersebut berperan langsung terhadap perbaikan sifat-sifat tanah baik dari segi kimia, fisika maupun biologinya, diantaranya : Memengaruhi warna tanah menjadi coklat-hitam Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembapan dan tempratur tanah menjadi stabil. Sumber energi dan hara bagi jasad biologis tanah terutama heterotrofik.b) pH Tanah (Kemasaman Tanah) dan Adanya Unsur BeracunDengan banyaknya seresah nantinya akan menjadi BO, dan BO dapat menurunkan pH karena BO bersifat asam. Tanah bersifat asam dapat pula disebabkan karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman.pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman.Tetapi dengan pH yang agak masam belum tentu kebutuhan tanaman terhadap pH tanah tidak cocok karena itu tergantung dari komoditas tanaman budidaya yang dibudidayakan. Untuk pengelolaan pH tanah yang berbeda-beda dalam suatu agroekosistem maka apabila suatu lahan digunakan untuk pertanian maka pemilihan jenis tanamannya disesuaikan dengan pH tanah apakah tanaman yang diusahakan sesuai dan mampu bertahan dengan pH tertentu.c) Ketersediaan Unsur HaraUnsur hara yang digunakan tanaman untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya diperoleh dari beberapa sumber antara lain : Bahan organik, mineral alami, unsur hara yang terjerap atau terikat, dan pemberian pupuk kimia.Pada lahan Agroforestry daerah Cangar diketahui sumber unsur hara berasal dari bahan organik, karena pada lokasi tersebut banyak ditemukan seresah yang merupakan sumber bahan organic selain itu aplikasi pupuk kandang juga menambah ketersediaan unsur hara yang berfungsi ganda, diserap oleh tanaman dan memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.Gejala defisiensi unsur hara di daerah Cangar sangat kecil / tidak ada (tidak nampak) karena di daerah tersebut menggunakan pupuk organic berupa pupuk kandang dan system penanamanya Agroforestry yang tidak membuang seresah yang jatuh dari pohon sehingga seresah itu terdekomposisi oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah. Seresah sangat membantu para petani untuk mencukupi kebutuhan unsur hara. Namun, petani tetap memberikan pupuk anorganik agar kebutuhan unsur hara lainnya yang khususnya unsur-unsur hara esensial dapat terpenuhi dengan baik.2. Dari Segi Fisika Tanaha) Kondisi kepadatan tanahWidiarto (2007) menyatakan bahwa, Bahan organik dapat menurunkan BI dan tanah yang memiliki nilai BI kurang dari satu merupakan tanah yang memiliki bahan organik tanah sedang sampai tinggi. Selain itu, Nilai BI untuk tekstur berpasir antara 1,5 1,8 g / m3, Nilai BI untuk tekstur berlempung antara 1,3 1,6 g / m3 dan Nilai BI untuk tekstur berliat antara 1,1 1,4 g / m3 merupakan nilai BI yang dijumpai pada tanah yang masih alami atau tanah yang tidak mengalami pemadatan.Sedangkan untuk nilai BJ tanah, menurut Widiarto (2008) menyatakan bahwa, Pada tanah secara umum nilainya BJ antara 2,6 2,7 g.cm-3, bila semakin banyak kandungan BO, nilai BJ semakin kecil.

b) Kedalaman efektif tanahKedalaman efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat ditembus oleh akar tanaman. Pengamatan kedalaman efektif dilakukan dengan mengamati penyebaran akar tanaman. Banyakya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar, serta dalamnya akar-akar tersebut dapat menembus tanah, dan bila tidak dijumpai akar tanaman maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum tanah c) Erosi TanahErosi adalah terangkutnya atau terkikisnya tanah atau bagian tanah ke tempat lain. Meningkatnya erosi dapat diakibatkan oleh hilangnya vegetasi penutup tanah dan kegiatan pertanian yang tidak mengindahkan kaidah konservasi tanah. Erosi tersebut umumnya mengakibatkan hilangnya tanah lapisan atas yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman. Oleh sebab itu erosi mengakibatkan terjadinya kemunduran sifat-sifat fisik dan kimia tanah.3. Dari Segi Biologi Tanaha) Keanekaragaman biota dan fauna tanah, ditunjukkan dengan adanya kascingBiota tanah memegang peranan penting dalam siklus hara di dalam tanah, sehingga dalam jangka panjang sangat mempengaruhi keberlanjutan produktivitas lahan. Salah satu biota tanah yang paling berperan yaitu cacing tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cacing tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologis tanah. Kascing (pupuk organik bekas cacing atau campuran bahan organik sisa makanan cacing dan kotoran cacing) mempunyai kadar hara N, P dan K 2,5 kali kadar hara bahan organik semula, serta meningkatkan porositas tanah (pori total dan pori drainase cepat meningkat 1,15 kali).Cacing jenis penggali tanah yang hidup aktif dalam tanah, walaupun makanannya berupa bahan organik di permukaan tanah dan ada pula dari akar-akar yang mati di dalam tanah. Kelompok cacing ini berperanan penting dalam mencampur seresah yang ada di atas tanah dengan tanah lapisan bawah, dan meninggalkan liang dalam tanah. Kelompok cacing ini membuang kotorannya dalam tanah, atau di atas permukaan tanah. Kotoran cacing ini lebih kaya akan karbon (C) dan hara lainnya dari pada tanah di sekitarnya. Penyebab Ketidak seimbangan kandungan hara dalam tanah

Penyebab terjadinya ketidak seimbangan hara dalam tanah adalah adanya unsur hara yang sulit diserap secara langsung oleh akar tanaman dan kurangnya mikroorganisme yang ada didalamnya, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan unsur hara dalam tanah.

Faktor Yang Mempengaruhi Tinggi Rendahnya Ketersediaan Bahan Organik Tanah.1. MikroorganismeCacing merupakan salah satu contoh dari mikroorganisme dalam tanah. Semakin besar populasi cacing maka semakin besar pula bahan-bahan biomasa yang dapat didekomposisi oleh cacing tersebut. Maka bahan organik yang tersedia dalam tanah juga akan tinggi.2. VegetasiSemakin banyak vegetasi yang tumbuh di tanah maka diasumsikan akan banyak pula biomasa yang dihasilkannya. Dan dengan kata lain maka biomasa tersebut akan terurai dan menjadi bahan organik tanah. Jadi dapat disimpulkan semakin banyak vegetasi yang ada maka semakin tinggi pula bahan organik yang terkandung dalam tanah.3. SeresahSerasah adalah lapisan tanah bagian atas yang terdiri dari bagian tumbuhan yang telah mati seperti guguran daun , ranting dan cabang, bunga dan buah, kulit kayu serta bagian lainnya, yang menyebar di permukaan tanah di bawah hutan sebelum bahan tersebut mengalami dekomposisi. Serasah berfungsi sebagai penyimpanan air sementara secara berangsur akan melepaskan ke tanah bersama dengan bahan organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan kapasitas penyerapan. Semakin tinggi seresah yang ada di tanah maka semakin tinggi pula bahan organik yang ada.Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Pemadatan Tanah1. terlalu banyak menggunakan pupuk kimia2. kurangnya penggunaan pupuk organik3. pengolahan lahan yang tidak efektif Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengurangi atau Mencegah Terjadinya Pemadatan TanahUpaya yang dapat dilakukan adalah:a. Mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berlebihan b. Penggunaan pupuk organik karena dengan menggunakan pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik maupun kimia tanahnyac. melakukan pengolahan tanah yang baik d. melakukan rotasi tanaman Peran Cacing Tanah Dalam Mengatasi Permasalahan Kesehatan Tanaha.Dapat Mempercepat Pelapukan Sisa Sisa Tanaman.Pelapukan adalah proses pengrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen. Pelapukan di setiap daerah berbeda-beda tergantung unsur-unsur dari daerah tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan, tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis pelapukannya hanya beberapa meter saja.b.Kotoran cacing dapat meningkatkan kesuburan tanah atau kadar NPK pada tanah yang di huninya.Kotoran yang dikeluarkan oleh cacing tanah banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral, dan vitamin. Karena mengandung unsur hara yang lengkap, apalagi nilai C/N nya kurang dari 20 maka kotoran cacing yang biasa disebut casting dapat digunakan sebagai pupuk.c.Memperbaiki Struktur TanahCacing tanah juga dapat memperbaiki dan mempertahankan struktur tanah. Lubang-lubang cacing dan humus secara langsung menjadikan tanah gembur. Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat dalam menggemburkan tanah. lorong lorong yang dibuatnya dalam tanah ( terutama pada lapisan top soil ) memungkinkan masuknya udara sehat ke dalam tanah dan terdesaknya kelebihan zat CO2 ke luar dalam tanahHubungan Antara Populasi dan Biomassa Cacing Tanah Dengan Bahan Organik TanahBahan organik memiliki peranan sangat penting di dalam tanah. Bahan organik tanah juga merupakan salah satu indikator kesehatan tanah. Tanah yang sehat memiliki kandungan bahan organik tinggi, sekitar 5%. Sedangkan tanah yang tidak sehat memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Cacing tanah merupakan kelompok fauna tanah, berperan penting dalam memperbaiki produktivitas tanah melalui peningkatan perkolasi-infiltrasi dan mengurangi erosi tanah, perbaikan agregasi dan aerasi tanah, pengendalian dan peningkatan ketersediaan hara, serta dekomposer biomasa tanah. Dengan demikian semakin banyaknya populasi cacing tanah maka akan semakin besar pula biomasa tanah yang akan terdekomposisi. Dan pada akhirnya bahan organik tanah juga akan semakin meningkat.

V.KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Pada Kebun Percobaan di Cangar tanah yang ada memiliki jenis tanah yang subur,dapat dilihat dari 3 indikator yaitu fisika,biologi dan kimia. Jika dibandingkan Antara lahan tanaman semusim dengan lahan tanaman tahunan, lahan tanaman tahunan lebih subur jika dibandingkan dengan lahan tanaman semusim. Pengelolaan Management Agroecosystem yang ada diKebun Percobaan Cangar dapat dikatakan cukup baik karena dengan tanah yang subur maka tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga hama ataupun penyakit sulit untuk menyerang. Sistem Pertanian Organik yang digunakan di Kebun Percobaan Cangar memiliki peran yang sangat penting untuk kesuburan tanah.

5.2 Saran Untuk kegiatan praktikum diharapkan untuk diperbaiki kembali. Dan untuk aspek hpt,bp maupun tanah harusnya dapat menyatu. Agar tidak membingungkan para praktikan. Untuk materi tolong diperjelas,karena pemberian materi sangat kurang.

DAFTAR PUSTAKA Anang. 2003. Resiliensi Tanah Terdegradasi. Makalah Pengantar FalsafahSains. IPB. Bogor. Hal. 36-42.DIKTI. 1991. Kesuburan Tanah. Dir.Jen DIKTI. Jakarta. Hal. 97-127.Hairiah. 2000. Species and Variable Differences In tolerance ModificationContrains. Diakses dari www.rudyct. Com.Hairiah, Kurniatun, dkk. 2004. Ketebalan Seresah sebagai Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) Sehat. FP-UB. MalangHardjowigeno, Saswono. 2007. ILMU TANAH. Akademika Pressindo. Jakarta

Henry. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. UGM Press. Yogyakarta. 245 Hal.Irawan,B dan T. Pranaji .2002.Kebijakan Pemberdayaan Lahan Kering Untuk Mendukung Pengembangan Agribisnis dan Pertanian Berkelanjutan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.Bogor

Lampiran1. Cara Kerja di Lapang:1. Tanaman musiman (non pohon)Siapkan alat dan bahan

Tentukan area lahan yang akan diamati

Buat pembatas plot besar (20mx20m) untuk pengamatan dengan menggunakan tali raffia

Bagi plot besar menjadi 5 plot kecil (@5x40m)

Plot 2Plot 1Plot 3Plot 4Plot 5

Ambil sampel komposit dengan ring pada masing-masing plot

Masukkan sampel tanah beserta ringnya pada kantong plastic

Ambil sampel seresah pada tiap plot

Masukkan dalam plastic yang berbeda

Beri label dengan spidol permanent

Jika terdapat cacing, ambil dan masukkan dalam kantong plastic

Beri label dengan spidol permanent

Jika terdapat kascing, ambil dan masukkan dalam kantong plastic

Beri label dengan spidol permanent

Mengidentifikasi defisiensi untur hara pada tanaman pada masing-masing plot

Dokumentasi tanaman yang mengalami defisiensi untur hara

Catat hasil pengamatan1. Tanaman Tahunan (dengan pohon)1. BI BJRatakan dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan diambil contohnya, kemudian letakkan ring master tegak lurus pada lapisan tersebut.

Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop

Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati permukaan tanah

Masukkan tabung sampel ke dalam ring master

Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam tanah

Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama, kemudian tekan lagi sampai rata

Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop

Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati, kemudian potonglah tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai rata

Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik

Beri label

2) Cara kerja di Labotarium0. Biologi Tanah1. Tanaman Tahunan1. SeresahAmbil seresah yang akan di oven

Pisahkan antara seresah batang dan seresah daun

Timbang masing-masing seresah

Bungkus masing-masing seresah dengan kertas tebal

Beri label (kelas, kelompok, plot, tanaman tahunan)

Masukkan seresah pada oven selama 3 hari dengan suhu 72C

Timbang seresah kembali

catat hasilnya

1. CacingKeluar cacing daari plastic

Timbang berat cacing

Hitung jumlah cacing yang diperoleh

Catat hasil

1. KascingMengeluarkan kascing dari plastic

Mengukur diameter kascing

Dokumentasi1. Tanaman Musiman1. SeresahAmbil seresah masing-masing plot yang akan di oven

Timbang masing-masing seresah

Bungkus masing-masing seresah dengan kertas tebal

Beri label (kelas, kelompok, plot, tanaman musiman)

Masukkan seresah pada oven selama 3 hari dengan suhu 72C

Timbang seresah kembali

catat hasilnya

1. CacingKeluar cacing daari plastic

Timbang berat cacing

Hitung jumlah cacing yang diperoleh

Catat hasil

1. KascingMengeluarkan kascing dari plastic

Mengukur diameter kascing

Dokumentasi1. Fisika Tanah1. BI BJSiapkan alat dan bahan

Ratakan permukaan tanah sejajar dengan ring

Ukur tinggi dan diameter ring

Hitung berat tanah

Pindahkan sampel tanah ke kaleng

Timbang tanah beserta kalengnya

Oven tanah tadi selama 24 jam dengan suhu 110oC

Timbang sampel tanah yang sudah di oven

Kemudian haluskan tanah yang sudah di oven

Timbang labu Erlenmeyer

Masukkan tanah 20 gram pada labu Erlenmeyer

Tambahkan air hangat sebanyak 100 ml

Kocok dan dipanaskan pada suhu 100oC

Kemudian dinginkan dengan air

Timbang hasilnya

1. Kimia Tanah1. C-OrganikAmbil erlenmeyer 500 ml

Ambil sampel tanah sebanyak 0.5 gram yang lolos ayakan 0.5 mm

Tambah K2Cr2O7 10 ml

Tambah H2SO4 20 ml

Diamkan selama 30 menitTambah aquadest 200 ml

Tambah H3PO4 85% 10 ml

Difenilamina 30 tetes

Titrasi dengan FeSO4 sampai berwarna hijau

Hasil ml blanko dan ml sampel

1. pHTimbang 10 gram sampel tanah

Tambahkan aquadest 10 ml

Kocok + 1 jam

Ukur pH dengan pH meter

Hasil pH Laboratorium6. Biologi TanahAmbil seresah yang akan di oven

Bungkus seresah dengan kertas

Timbang seresah

Masukkan seresah pada oven selama 3 hari dengan suhu 72C

Perhitungan tanaman tahunanASPEK BIOLOGI Fauna tanah : Cacing : 22 ekor Kelabang : 1 ekor Ketebalan Seresah Pada frame 1 = 7 cm Pada frame 2 = 3,5 cmDari indicator pengamatan tanaman semusim (non pohon) diperoleh hasil:ASPEK FISIKA Perhitungan Bobot IsiRumus bobot isi tanah :

BI = (BB / BB sub ) X BKO subVt

BI = ( 226.99 / 90) x 56.759220.98 = 2.52 x 56.759 220.98= 143.15 220.98= 0. 6478 gr / cm3 ASPEK KIMIA % Kadar Air%KA = BB BK x 100%BK = 10,3 3, 625 x 100 %3,625= 184, 134

C-Organik

= 13,7 %pH = 5,699Potensial redoks = 79.3

Perhitungan tanaman semusimASPEK BIOLOGI

Plot 2:%KA = x 100% x 100% = 0.236*100% =23.6% Plot 1:%KA = x 100% x 100%0.22 * 100% = 22%Perhitungan % KA seresah :

Plot 5:%KA = x 100% x 100% = 0.235*100%=23.5% Plot 4:%KA = x 100% x 100% = 0.121*100%=12.1% Plot 3:%KA = x 100% x 100% = 0.216*100%=21.6%

ASPEK FISIKA Berat tanah basah = 286,2gr Berat tanah kering = 145grPerhitungan Bobot IsiNo.Diameter( cm )Panjang( cm )VtMassa TotalBI( g / cm3 )

Tb +KTo + KK

1.4,55,384,25292,7151,56,51,72

Perhitungan Bobot IsiKeterangan :Tb: Berat Basah Tanah sebelum di OvenTo: Berat Kering Tanah setelah di OvenK: Berat Kaleng tempat peletakkan tanah

%KA = x 100% x 100% 97,37%BI=Rumus BI :Rumus Kadar Air

BJ

Perhitungan Bobot Jenis Tanah LabuLabu + ToLabu + To + 100 mlBobot Jenis

54,34 gr74,34 gr165,64 gr2,298 gr/cm3

Tabel 3. Perhitungan Bobot Jenis TanahKeterangan : To adalah tanah yang telah di Oven. Pada praktikum ini digunakan 20 gr To.

Rumus Bobot Jenis :

Bobot Jenis =

Bobot Jenis = = = = 2,298 gr / cm3a. % Porositas

% Porositas = 1 - X 100 %

1. % Porositas = 1 - X 100 % = 1 - X 100 % = 25,16 %ASPEK KIMIAC-Organik

pH = 6,46

Dokumentasi KascingPlot Dokumentasi

1. Quadran 1Gambar 5

2. Quadran 2

Gambar 6

3. Quadran 3

Gambar 7

4. Quadran 4

Gambar 8

Dokumentasi ErosiJenis ErosiDokumentasi

Erosi PercikanGambar 9

Gambar 10. persiapan alat dan bahanGambar 11. pembuatan plot pengamatan

Gambar 12. pengambilan seresah Gambar 13 pengambilan sampel

Gambar 14 Memasukan tanah ke ringGambar 15. pengukuran diameter pohonGambar 16. Topografi lokasiGambar 17. agroekosistem di lokasi