ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali...

80
i ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning) YANG DIDARATKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA EDWIN AKBAR HABIBUN SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Transcript of ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali...

Page 1: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

i

ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning) YANG DIDARATKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PULAU PRAMUKA,

KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

EDWIN AKBAR HABIBUN

SKRIPSI

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 2: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

ii

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:

Aspek Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang

Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu,

Jakarta

adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk

apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber dan informasi yang

berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Januari 2011

Edwin Akbar Habibun C2406228

Page 3: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

iii

RINGKASAN

Edwin Akbar Habibun. C24062228. Aspek Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta. Dibawah bimbingan Isdradjad Setyobudiandi dan Zairion.

Ikan ekor kuning merupakan salah satu jenis ikan konsumsi bernilai ekonomis penting yang dominan ditemukan di wilayah Perairan Kepulauan Seribu. Produksi ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu cenderung meningkat pada beberapa tahun terakhir. Kondisi tekanan penangkapan yang tinggi serta volume produksi yang terus meningkat dapat mengakibatkan penipisan stok ikan atau menurunnya jumlah populasi ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu yang bila terus menerus dapat mencapai kondisi tangkap lebih (overfishing). Penelitian ini dilakukan selama bulan April sampai Juli 2010, dengan tujuan untuk mengkaji beberapa parameter dan pola pertumbuhan, mengkaji beberapa aspek biologi reproduksi yang meliputi rasio kelamin, ukuran pertama kali matang gonad, potensi reproduksi, pola pemijahan, dan musim pemijahan, serta menduga mortalitas dan laju eksploitasi sebagai informasi dasar dalam merumuskan upaya pengelolaan pemanfaatan sumberdaya ikan ekor kuning yang optimal dan lestari sumberdaya ikan tersebut.

Jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data primer merupakan pengambilan langsung contoh ikan sebanyak enam ali dengan interval dua minggu. Pengambilan contoh ikan di-lakukan dengan metode penarikan contoh berlapis (stratified random sampling) adalah penarikan contoh yang dilakukan dengan cara populasi dibagi menjadi beberapa lapis-an berdasarkan karakteristiknya. Ikan contoh dibedakan berdasarkan ukurannya yaitu kecil, sedang, dan besar. Contoh ikan ekor kuning secara total adalah sebanyak 300 ekor yang terdiri dari 189 ekor ikan jantan dan 111 ekor ikan betina.

Pengukuran panjang total dilakukan dengan menggunakan penggaris dengan ketelitian 0,1 cm dengan cara mengukur panjang total ikan. Penimbangan bobot ikan dilakukan dengan cara menimbang seluruh tubuh ikan dengan menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram. Jenis kelamin ditentukan dengan melihat secara morfologis gonad masing-masing ikan contoh yang sudah dibedah. Penentuan TKG dilakukan melalui pengamatan morfologi gonad secara langsung dengan kriteria tingkat kematangan gonad modifikasi Cassie. Diameter telur contoh diukur pada tiga bagian gonad yaitu bagian anterior, median, dan posterior, masing-masing bagian sebanyak 50 butir dengan menggunakan mikroskop yang telah dilengkapi dengan mikrometer okuler yang sebelumnya sudah ditera dengan mikrometer objektif. Nilai L∞, K, Z dan M diperoleh dengan bantuan program FiSAT II berdasarkan data panjang dan parameter pertumbuhan.

Ukuran panjang minimum dan maksimum ikan ekor kuning yang diamati selama pengamatan adalah 110 mm dan 325 mm. Diketahui persamaan pertumbuhan Von Bartalanffy untuk ikan ekor kuning adalah Lt = 334,43 (1-e-

0,49(t+1,0449)) dengan pola pertumbuhan isometrik. Nilai rata-rata faktor kondisi ikan ekor kuning selama pengamatan berkisar pada 0,66-1,57. Proporsi ikan

Page 4: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

iv

jantan:betina TKG IV adalah 2,1:1. Nilai indeks kematangan gonad ikan ekor kuning berdasarkan waktu pengamatan di wilayah Kepulauan Seribu cenderung berfluktuatif. Nilai IKG meningkat sejalan dengan peningkatan TKG. Ikan ekor kuning di wilayah perairan Kepulauan Seribu yang diamati memiliki kisaran 4.513-38.702 butir telur setiap satu induk betinanya. Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ukuran ikan ekor kuning jantan pada saat pertama kali matang gonad adalah 195,55-195,60 mm, sedangkan ukuran ikan ekor kuning betina pada saat pertama kali matang gonad adalah 218,00-219,07 mm. Pola sebaran diameter telur ikan memiliki satu puncak, yakni pada ukuran diameter telur 0,35-0,37 mm. Musim pemijahan diduga terjadi pada bulan Februari-April. Laju eksploitasi ikan menunjukkan indikasi over fishing dengan nilai 0,7582.

Saran pengelolaan yang diajukan adalah (1) pengaturan ukuran mata jaring muroami menjadi ukuran 3 inch, (2) pembatasan upaya penangkapan berupa penetapan jumlah tangkapan dan pelarangan penambahan jumlah kapal (3) perlu diterapkannya sistem buka tutup suatu lokasi penangkapan ikan ekor kuning pada musim pemijahan dan (4) konsistensi serta komitmen dari semua pihak, baik dari pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga terkait lainnya terkait dalam hal pengawasan, penegakan hukum, dan pengelolaan.

Page 5: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

v

ASEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR KUNING (Caesio cuning) YANG DIDARATKAN DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN PULAU PRAMUKA,

KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

EDWIN AKBAR HABIBUN C24062228

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Perikanan pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2011

Page 6: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

vi

PENGESAHAN SKRIPSI Judul : Aspek Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta

Nama : Edwin Akbar Habibun

NRP : C24062228

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Pembimbing I

Dr. Ir. Isdadjad Setyobudiandi, M. Sc NIP. 19580705 198504 1 001

Pembimbing II

Ir. Zairion, M. Sc NIP. 19640703 199103 1 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr. Ir. Yusli Wardiatno, M. Sc NIP. 19660728 199103 1 002

Tanggal Lulus: 13 Januari 2011

Page 7: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

vii

PRAKATA

Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Aspek Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Ekor Kuning (Caesio

cuning) yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pulau Pramuka,

Kepulauan Seribu, Jakarta”, disusun berdasarkan hasil penelitian di Kepulauan

Seribu yang dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Juli 2010 dan merupakan

salah satu syarat memperoleh gelar sarjana perikanan pada Departemen

Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut

Pertanian Bogor.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan bimbingan, masukan, dan

araharan sehingga penulis dapat penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan

keterbatasan pengetahuan penulis. Penulis mengharapkan bahwa hasil penelitian

ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak.

Bogor, Januari 2011

Edwin Akbar Habibun C2406228

Page 8: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

viii

UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Isdadjad Setyobudiandi, M. Sc dan Ir. Zairion, M. Sc selaku dosen

pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, nasehat, serta

masukan kepada penulis selama penelitian sampai dengan penyusunan skripsi

ini.

2. Dr. Ir. H. Ridwan Affandi selaku penguji tamu dan Ir. Agustinus M. Samosir,

M. Phil selaku dosen penguji dari komisi pendidikan S1 atas saran, nasehat, dan

perbaikan yang diberikan.

3. Keluarga tercinta; almarhum Ayahanda Umar Sidik, Ibunda Asmeirina, Kak

Sheirley, Bang Ronggur, Mas Jati dan Athar yang telah memberikan doa,

dukungan, semangat, dan kasih sayang yang diberikan selama ini.

4. Balai Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu dan Suku Dinas Perikanan dan

Kelautan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

5. Para staf Tata Usaha MSP terutama Mba Widaryanti serta seluruh civitas

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, atas bantuan dan dukungan

yang telah diberikan kepada penulis.

6. Desi Harmiyati yang sudah memberikan inspirasi awal dalam penelitian ini.

Chikarista Irfangi, Widya Dharma, Ilmi Ading, Febri, Damora, dan Adisti yang

turut membantu dalam penyusunan dan terciptanya skripsi ini. Sahabat-

sahabatku ADC++; Gafar AK, Denny ‘Bibir’, Dinda ‘Mamake’ Zakiyah, Dwi

Endah Wardhani, Astri Ayuningtias, Luly Nurul Fadhilah, Restu Rahayu

Bratadiredja, Khoirul Umam dan Danang Dwiananto yang telah memberikan

kesabaran, dukungan, masukkan, dan bantuan kepada penulis selama masa

perkuliahan sampai dengan penyusunan skripsi ini. Faridh Nadler, Viga Desya,

Tantri Jiebhan, Irin, CheChe, dan Hanum yang juga turut memberikan

dukungan serta semangat selama penyusunan skripsi ini.

7. Keluarga besar MSP 42, 43, 44 dan UKM MAX!! atas dukungan dan

kebersamaannya selama ini serta seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu

per satu.

Page 9: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

ix

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Januari 1988 yang

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan

(Alm) Bapak Umar Sidik Hutasuhut dan Ibu Asmeirina.

Pendidikan formal penulis dimulai di SD Negeri 12 Pagi Sumur

Batu (1994-2000), SLTP Negeri 10 Jakarta (2000-2003), SMA

Negeri 5 Jakarta (2003-2006). Penulis melanjutkan pendidikan

di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).

Setelah melewati tahap Tingkat Persiapan Bersama selama satu tahun, penulis

diterima di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam mengikuti kegiatan Unit

Kegiatan Mahasiswa Music/Agriculture/X-Pression!! (UKM MAX!!), Himpunan

Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (HIMASPER) dan beberapa kegiatan

mahasiswa lainnya. Penulis juga diberi kesempatan dan kepercayaan menjadi

Asisten Mata Kuliah Sumberdaya Perikanan (2009/2010).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana, penulis

menyusun skripsi dengan judul “Aspek Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Ekor

Kuning (Caesio cuning) yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Pulau

Pramuka, Kepulauan Seribu”.

Page 10: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

x

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xiv

1. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................... 2 1.3. Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 2

2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4 2.1. Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning) ......................................................... 4 2.2. Pertumbuhan ........................................................................................... 5 2.3. Distribusi Frekuensi Panjang ................................................................ 6 2.4. Faktor Kondisi ......................................................................................... 7 2.5. Aspek Reproduksi .................................................................................. 8

2.5.1. Rasio kelamin ............................................................................. 8 2.5.2. Tingkat kematangan gonad ..................................................... 9 2.5.3. Indeks kematangan gonad ....................................................... 9 2.5.4. Fekunditas .................................................................................. 10 2.5.5. Ukuran ikan pertama kali matang gonad .............................. 10 2.5.6. Diameter telur dan pola pemijahan ........................................ 11

2.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi ............................................................ 12 2.7. Kondisi Wilayah Kepulauan Seribu ..................................................... 12

3. METODE PENELITIAN ................................................................................ 15 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 15 3.2. Alat dan Bahan ........................................................................................ 16 3.3. Metode Kerja ........................................................................................... 16

3.3.1. Pengambilan dan penanganan ikan contoh ........................... 16 3.3.2. Pengamatan ikan contoh .......................................................... 17

a. Pengukuran panjang dan berat ikan contoh ................... 17 b. Pembedahan ikan contoh ................................................... 17 c. Penentuan jenis kelamin .................................................... 17 d. Penentuan tingkat kematangan gonad ............................ 17 e. Penentuan diameter telur................................................... 18

3.4. Analisis Data ........................................................................................... 19 3.4.1. Distribusi frekuensi panjang .................................................... 19 3.4.2. Hubungan panjang dan berat .................................................. 20 3.4.3. Faktor kondisi ............................................................................ 21 3.4.4. Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0 .................................. 22 3.4.5. Rasio kelamin ............................................................................. 23 3.4.6. Indeks kematangan gonad ....................................................... 23 3.4.7. Fekunditas .................................................................................. 23 3.4.8. Ukuran ikan pertama kali matang gonad .............................. 24 3.4.9. Mortalitas dan laju eksploitasi ................................................. 24 3.4.10. Penetapan ukuran mata jaring ................................................. 25

Page 11: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

xi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 26 4.1. Distribusi Frekuensi Panjang ................................................................ 26 4.2. Parameter Pertumbuhan (L∞, K) dan t0 ............................................... 28 4.3. Hubungan Panjang dan Bobot .............................................................. 30 4.4. Faktor Kondisi ......................................................................................... 33 4.5. Aspek Reproduksi .................................................................................. 35

4.5.1. Rasio Kelamin ............................................................................ 35 4.5.2. Tingkat Kematangan Gonad .................................................... 37 4.5.3. Indeks kematangan gonad ....................................................... 39 4.5.4. Fekunditas .................................................................................. 41 4.5.5. Ukuran ikan pertama kali matang gonad .............................. 42 4.5.6. Diameter telur dan pola pemijahan ........................................ 42 4.5.7. Menentukan musim pemijahan ............................................... 43

4.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi ............................................................ 44 4.7. Alternatif Strategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning .... 44

5. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 47 5.1. Kesimpulan .............................................................................................. 47 5.2. Saran ......................................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 48

LAMPIRAN ............................................................................................................. 51

Page 12: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Hasil tangkapan ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu ........................... 1

2. Kriteria kematangan gonad modifikasi Cassie pada Effendie (1979) ....... 18

3. Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0 ikan ekor kuning (Ceasio cuning) ................................................................................................... 28

4. Parameter pertumbuhan ikan ekor kuning (Caesio cuning) dari dua waktu penelitian ....................................................................................... 28

5. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning (Caesio cuning) setiap waktu pengamatan setelah dilakukan uji-t ....................................... 30

6. Proporsi ikan ekor kuning (Caesio cuning) jantan dan betina ..................... 36

7. Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan ekor kuning (Caesio cuning)...... 44

Page 13: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Ikan ekor kuning (Caesio cuning) .................................................................... 4

2. Peta lokasi penelitian, wilayah perairan Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Seribu ............................................................................................. 15

3. Bagan alir pengambilan data .......................................................................... 19

4. Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan ekor kuning (Caesio cuning) secara total ......................................................................................................... 26

5. Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan ekor kuning (Caesio cuning) setiap waktu pengamatan.................................................................. 27

6. Kurva pertumbuhan ikan ekor kuning (Caesio cuning) ............................... 29

7. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) jantan, (b) betina, dan (c) secara total ....................................................... 32

8. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan selang kelas panjang ..................................................................................................... 33

9. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan waktu pengamatan ....................................................................................................... 34

10. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan tingkat kematangan gonad ........................................................................................... 35

11. Rasio kelamin ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan (a) waktu pengamatan dan (b) selang kelas panjang .................................. 37

12. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) jantan dan (b) betina berdasarkan selang kelas panjang ....................... 38

13. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) jantan dan (b) betina berdasarkan waktu pengamatan ......................... 39

14. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan waktu pengamatan .................................................................... 40

15. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan tingkat kematangan gonad ....................................................... 41

16. Hubungan panjang total dan fekunditas ikan ekor kuning (Caesio cuning) ................................................................................................... 42

17. Sebaran diameter telur ikan ekor kuning (Caesio cuning) ........................... 43

Page 14: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Alat-alat dan bahan yang digunakan ............................................................ 52

2. Sebaran frekuensi panjang ikan ekor kuning pada tiap pengamatan ...... 54

3. Pendugaan pertumbuhan dengan metode ELEFAN I yang dikemas dalam progam FiSAT II ................................................................... 55

4. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning pada tiap pengamatan ....................................................................................................... 58

5. Faktor kondisi ikan ekor kuning .................................................................... 60

6. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning ............................................. 61

7. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning ............................................... 62

8. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan ekor kuning betina dengan metode Sperman Karber ........................................................ 63

9. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan ekor kuning jantan dengan metode Sperman Karber ........................................................ 64

10. Pendugaan mortalitas total (Z) dengan menggunakan metode Jones & Van Zelinge yang dikemas dalam progam FiSAT II ................................... 65

11. Pendugaan mortalitas alami (M) dengan menggunakan rumus Pauly yang dikemas dalam progam FiSAT II.......................................................... 66

Page 15: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara kepulauan (archipelagic state) yang memliki

potensi sumberdaya ikan yang sangat besar dan memiliki keanekaragaman hayati

yang tinggi. Menurut data tahun 2004, kondisi sumberdaya ikan untuk perairan

laut memiliki potensi lestari (MSY) sebesar 6,4 juta ton/tahun (Mallawa 2006).

Salah satu sumberdaya ikan tersebut adalah sumberdaya ikan karang.

Wilayah perairan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu banyak dijumpai

berbagai jenis ikan karang, baik ikan karang hias maupun ikan karang konsumsi.

Ikan-ikan karang yang hidup di wilayah ini sebanyak 31 famili dengan 232 spesies

(Departemen Kehutanan dan Balai Konservasi Taman Laut Nasional Kepulauan

Seribu 2004 in Harmiyati 2009). Salah satu jenis ikan karang yang dominan di

Perairan Kepulauan Seribu ini adalah ikan ekor kuning.

Ikan ekor kuning merupakan salah satu jenis ikan konsumsi bernilai

ekonomis penting. Produksi ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu

cenderung meningkat pada beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari data

statistik perikanan yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil tangkapan ikan ekor kuning di Kepulauan Seribu

Tahun Hasil Tangkapan (Ton) Upaya (Unit Kapal)

2003 411 70 2004 441 75 2005 557 75 2006 621 75 2007 673 77

Sumber: Suku Dinas Perikanan dan Kelautan, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu (2009) in Harmiyati (2009)

Peningkatan hasil tangkapan ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan

Seribu tiap tahun ini bukan berarti jumlah ikan ekor kuning masih melimpah di

wilayah ini. Jumlah produksi ini suatu saat akan mencapai titik puncak, dan

merosot yang dapat mengakibatkan penurunan stok. Penelitian Harmiyati (2009)

sebelumnya menyebutkan bahwa hasil tangkapan ikan ekor kuning yang dominan

adalah ikan yang memiliki ukuran panjang tergolong kecil. Hal ini

mengindikasikan bahwa kegiatan penangkapan terhadap sumberdaya ini terus

Page 16: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

2

meningkat tiap tahunnya. Nggajo (2009) juga menyebutkan bahwa hasil tangkapan

ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu umumnya merupakan ikan yang

memiliki tingkat kematangan gonad I dan II, yang berarti penangkapan ikan ekor

kuning didominasi oleh ikan yang masih muda atau dalam kondisi pertumbuhan.

Hal ini juga didukung dengan pernyataan Jabbar (2008) yang menyebutkan bahwa

kelompok ikan ukuran kecil pada ukuran 7,0-28,9 cm lebih banyak tertangkap dan

umumnya ikan-ikan itu dalam kondisi belum matang gonad. Kondisi tekanan

penangkapan yang tinggi serta volume produksi yang terus meningkat dapat

mengakibatkan penipisan stok ikan atau menurunnya jumlah populasi ikan ekor

kuning di Perairan Kepulauan Seribu yang bila terus menerus dapat mencapai

kondisi tangkap lebih (overfishing).

1.2. Perumusan Masalah

Hasil tangkapan ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu dari alam

masih memegang peranan penting dalam memenuhi permintaan para konsumen

di pasar. Semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan ikan ekor kuning

menyebabkan produksi penangkapan ikan ekor kuning juga ikut meningkat.

Apabila hal ini terus terjadi, sebagian dari siklus hidup ikan ekor kuning akan

terganggu yang akan menyebabkan merosotnya atau berkurangnya penambahan

baru (recruitment) dan selanjutnya akan membahayakan kelestarian populasinya.

Sampai saat ini penelitian yang dilakukan terhadap populasi dan aspek

reproduksi ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu masih sangat terbatas.

Sementara itu dengan semakin berkembangnya usaha penangkapan, informasi

yang tepat mengenai kedua hal tersebut sangatlah diperlukan sebagai dasar

pengelolaannya. Oleh karena itu pengkajian aspek pertumbuhan dan reproduksi

ikan ekor kuning di Perairan Kepulauan Seribu perlu dilakukan sebagai salah satu

dasar dalam merumuskan upaya pengelolaan sumberdaya ikan ekor kuning di

wilayah Perairan Kepulauan Seribu agar kelestariannya tetap terjaga sehingga

pemanfaatannya yang berkelanjutan dapat tercapai.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa parameter dan pola

pertumbuhan, mengkaji beberapa aspek biologi reproduksi yang meliputi rasio

Page 17: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

3

kelamin, ukuran pertama kali matang gonad, potensi reproduksi, pola pemijahan,

dan musim pemijahan, serta menduga mortalitas dan laju eksploitasi ikan ekor

kuning di wilayah Perairan Kepulauan Seribu. Hasil kajian di atas kemudian dapat

digunakan sebagai informasi dasar dalam merumuskan upaya pengelolaan

pemanfaatan sumberdaya ikan ekor kuning yang optimal dan lestari.

Page 18: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

4

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ikan Ekor Kuning (Caesio cuning)

Salah satu jenis ikan hasil tangkapan utama di Wilayah Perairan Taman

Nasional Laut Kepulauan Seribu adalah ikan ekor kuning. Berdasarkan Bloch

(1791), klasifikasi ikan ekor kuning (www.fishbase.com) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Caesionidae

Genus : Caesio

Spesies : Caesio cuning (Bloch 1791)

Nama FAO : Redbelly Yellowtail Fusilier

Nama umum : Ikan ekor kuning

Nama lokal : Wakung sawo

Gambar 1. Ikan ekor kuning (Caesio cuning, Bloch 1971)

Bentuk badan ikan ekor kuning adalah memanjang, melebar, pipih, mulut

kecil, memiliki gigi-gigi kecil, dan lancip. Tubuh ikan ekor kuning bagian atas

sampai punggung berwarna ungu kebiruan. Ekor berwarna kuning, bagian bawah

kepala, badan, sirip perut, dan dada berwarna merah jambu. Pinggiran sirip

punggung sedikit hitam dan ketiak sirip dada berwarna hitam. Panjang tubuhnya

dapat mencapai 35 cm tetapi pada umumnya hanya dapat mencapai 25 cm

(www.fishbase.com).

Page 19: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

5

Ciri struktur morfologisnya adalah memiliki jumlah total jari-jari keras

dorsal sebanyak 10 buah, jari-jari lunak dorsal sebanyak 14-16 buah, jari-jari keras

anal sebanyak 3 buah, dan jari-jari lunak 10-12 buah. Bagian belakang punggung,

batang ekor, sebagian dari sirip punggung berjari-jari lemah, dan sirip dubur

berwarna biru keputihan. Dua gigi taring terdapat pada rahang bawah

(www.fishbase.com).

Ikan ekor kuning hidup di perairan pantai, karang-karang, perairan karang,

dan membentuk gerombolan besar. Umumnya membentuk gerombolan besar.

Ikan ekor kuning dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 60 meter.

Daerah penyebarannya meliputi perairan laut tropis di perairan karang seluruh

Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Pantai Laut Cina Selatan, bagian

Selatan Ryukyu (Jepang), dan Perairan Tropis Australia (www.fishbase.com).

Ikan ekor kuning di Indonesia umumnya ditangkap menggunakan

muroami, jaring insang, maupun perangkap bubu. Sedangkan untuk di negara lain

alat tangkap yang digunakan antara lain trawl (Thailand), perangkap bubu

(Thailand dan Malaysia), serta drift-net (Filiphina dan Papua New Guinea)

(www.fishbase.com).

2.2. Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan salah satu aspek yang paling intensif dipelajari

dalam biologi perikanan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan merupakan indikator

yang baik untuk mengetahui kondisi individual maupun populasi. Pertumbuhan

dapat didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, baik panjang maupun berat,

dalam satuan waktu (Moyle and Cech 1988). Sebagian besar ikan memiliki

kemampuan untuk meneruskan pertumbuhan selama hidup bila kondisi

lingkungannya sesuai dan ketersediaan makanan cukup baik, walaupun pada

umur tua, pertumbuhan ikan hanya sedikit. Ikan tidak memiliki limit tertentu

untuk membatasi pertumbuhan (undeterminate growth) (Effendie 1997).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dapat digolongkan

menjadi dua bagian yang besar yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor

ini ada yang dapat dikontrol dan ada juga yang tidak. Faktor dalam umumnya

adalah faktor yang sulit untuk dikontrol, diantaranya adalah keturunan, jenis

kelamin, umur, parasit, dan penyakit (Effendie 1997). Menurut Moyle & Cech

Page 20: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

6

(1988), umur dan kedewasaan pun ikut menjadi faktor internal yang

mempengaruhi pertumbuhan ikan.

Beberapa faktor eksternal yang ikut mempengaruhi pertumbuhan antara

lain suhu, oksigen terlarut, kadar amonia, salinitas, kompetisi dan ketersediaan

makanan (Moyle and Cech 1988). Selain itu, Effendie (1997) juga menyatakan

bahwa fotoperiod (panjang hari) juga ikut mempengaruhi pertumbuhan.

Jabbar (2008) menyatakan bahwa hasil penelitiannya pada bulan Maret

2007, mendapatkan ukuran panjang ikan ekor kuning yang terkecil adalah 15,0-15,9

cm dan ukuran yang terbesar 28,0-28,9 cm dengan rata-rata panjang 19,64 cm. Pada

bulan Juli 2007, didapatkan data hasil pengukuran berat berkisar antara 7,1-470

gram dengan rata-rata 95,94 gram. Pola hubungan panjang dan berat yang

menunjukkan pola pertumbuhan bersifat isometrik (b=3,021) dengan koefisien

determinasi (R²=0,987) yang berarti penambahan panjang ikan sama dengan

pertambahan berat tubuh ikan.

2.3. Distribusi Frekuensi Panjang

Dalam menduga umur pada ikan, umumnya dilakukan dengan

menggunakan metode perhitungan terhadap lingkaran-lingkaran tahunan pada

bagian sisik dan otolith. Lingkaran-lingkaran ini dibentuk karena adanya fluktuasi

yang kuat dalam berbagai kondisi lingkungan dari musim panas ke musim dingin

dan sebaliknya. Namun, pada kondisi perairan tropis hal ini tidak dapat dilakukan

karena tidak terjadinya perubahan musim yang signifikan pada wilayah tropis.

Beberapa metode dikembangan dalam menentukan umur pada kondisi perairan

tropis. Salah satu yang paling sering digunakan adalah dengan konversi atas data

frekuensi panjang ke dalam komposisi umur, yakni dengan analisis sejumlah data

frekuensi panjang. Data frekuensi panjang yang dijadikan contoh dan dianalisa

dengan benar dapat memperkirakan parameter pertumbuhan yang digunakan

dalam pendugaan stok spesies tunggal (Pauly 1983).

Analisa frekuensi panjang digunakan untuk menentukan kelompok ukuran

ikan yang didasarkan kepada anggapan bahwa frekuensi panjang individu dalam

suatu spesies dengan kelompok umur yang sama akan bervariasi mengikuti

sebaran normal (Effendie 1997). Sejumlah data komposisi panjang dapat

digunakan untuk melihat komposisi tangkapan.

Page 21: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

7

Panjang ikan dapat ditentukan dengan mudah dan cepat dalam investigasi

di lapangan, karena panjang ikan dari umur yang sama cenderung membentuk

suatu distribusi normal sehingga umur bisa ditentukan dari distribusi frekuensi

panjang melalui analisis kelompok umur. Kelompok umur bisa diketahui dengan

mengelompokkan ikan dalam kelas-kelas panjang dan menggunakan modus

panjang kelas tersebut untuk mewakili panjang kelompok umur. Hasil identifikasi

kelompok umur dapat digunakan untuk menghitung pertumbuhan dan laju

pertumbuhan (Busacker et al. in Schreck & Moyle 1990). Ketika suatu contoh besar

yang tidak bisa diambil dari suatu stok ikan atau invertebrata, panjang masing-

masing individu bisa diukur dan digambarkan sebagai diagram frekuensi panjang.

Jika pemijahan terjadi sebagai suatu peristiwa diskret, hal ini akan menghasilkan

kelompok ukuran atau kelas yang berbeda yang dibuktikan dengan puncak atau

modus pada distribusi frekuensi panjang (King 1995).

2.4. Faktor Kondisi

Menurut Lagler (1977) in Effendie (1997) faktor kondisi merupakan keadaan

atau komontokan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan pada data

panjang dan berat. Faktor kondisi menunjukkan keadaan ikan dilihat dari kapasitas

fisik untuk kelangsungan hidup dan reproduksi dan dari segi komersil berupa

kualitas dan kuantitas daging ikan untuk dikonsumsi.

Effendie (1997) menyatakan bahwa nilai faktor kondisi suatu jenis ikan

dipengaruhi oleh umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad

(TKG). Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali akan menyebabkan

terjadinya penurunan kecepatan pertumbuhan karena sebagian dari makanan

digunakan untuk perkembangan gonad. Ikan dapat mengalami peningkatan atau

penurunan faktor kondisi dalam daur hidupnya. Keadaan ini mengindikasikan

adanya musim pemijahan bagi ikan betina. Menurut Effendie (1997), peningkatan

faktor kondisi diakibatkan oleh perkembangan gonad yang akan mencapai

puncaknya sebelum pemijahan. Ikan yang cenderung menggunakan cadangan

lemaknya sebagai sumber tenaga selama proses pemijahan, pada umumnya akan

mengalami penurunan faktor kondisi (Effendie 1997).

Page 22: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

8

2.5. Aspek Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan

sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompoknya. Reproduksi merupakan

aspek yang penting dalam pengelolaan suatu sumberdaya perairan. Keberhasilan

suatu spesies ikan dalam daur hidupnya ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut

untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi guna menjaga keberadaan

populasinya (Moyle & Cech 1988). Ikan ekor kuning merupakan jenis hewan

ovipar, yakni jenis yang menghasilkan telur dan membuahinya diluar tubuh,

dengan jumlah telur yang banyak, berukuran kecil, dan mengapung

(www.fishbase.com).

Beberapa aspek biologi reproduksi dapat memberi keterangan yang berarti

mengenai frekuensi pemijahan, keberhasilan pemijahan, lama pemijahan, dan

ukuran ikan pertama kali matang gonad. Aspek reproduksi tersebut meliputi rasio

kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG),

ukuran pertama kali matang gonad, fekunditas, diameter telur, dan pola pemijahan

(Nikolsky 1963). Biologi reproduksi dapat memberikan gambaran tentang aspek

biologi yang terkait dengan proses reproduksi, mulai dari diferensiasi seksual

hingga dihasilkannya individu baru atau larva (Affandi & Tang 2002). Penyatuan

gamet jantan (sperma) dan gamet betina (telur) akan membentuk zigot yang

selanjutnya berkembang menjadi generasi baru (Fujaya 2004).

Pada umumnya proses reproduksi pada ikan dapat dibagi dalam tiga tahap,

yakni tahap pra-spawning, spawning, dan post-spawning (Sjafei et al. 1992). Pada ikan,

perkembangan awal daur hidup juga terbagi lagi menjadi lima periode

perkembangan utama, yaitu periode telur, larva, juvenile, dewasa dan periode tua

(senescent) (Balon 1975 in Sjafei et al. 1992).

2.5.1. Rasio kelamin

Rasio kelamin, atau biasa disebut juga dengan nisbah kelamin, merupakan

perbandingan antara ikan jantan dan betina dalam suatu populasi. Kondisi nisbah

kelamin yang ideal di perairan adalah dengan rasio 1:1 (Nababan 1994 in Makmur

& Prasetyo 2006). Rasio kelamin penting diketahui karena berpengaruh terhadap

kestabilan populasi ikan. Perbandingan 1:1 ini sering kali menyimpang, antara lain

disebabkan oleh perbedaan pola tingkah laku ikan jantan dan ikan betina,

Page 23: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

9

perbedaan laju mortalitas, terjadi perubahan nisbah jantan dan betina secara teatur,

yaitu pada awal pemijahan didominasi oleh ikan jantan kemudian seimbang pada

saat terjadi pemijahan dan didominasi oleh betina sampai pemijahan selesai

(Nikolsky 1963)

2.5.2. Tingkat kematangan gonad

Tingkat kematangan gonad (TKG) merupakan salah satu pengetahuan

dasar dari biologi reproduksi pada suatu stok ikan. Tingkat kematangan gonad

juga merupakan tahap tertentu perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan

itu berpijah. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian dari

reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama itu sebagian besar hasil

metabolisme tertuju pada perkembangan gonad (Effendie 1997).

Pencatatan perubahan kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui

perbandingan ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi atau tidak. Dari

pengamatan perkembangan tingkat kematangan gonad ini juga didapatkan

informasi kapan ikan tersebut akan memijah, baru akan memijah, atau sudah

selesai memijah (Effendie 1997).

Tiap-tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak

tidak sama ukurannya. Demikian pula ikan yang sama spesiesnya. Untuk ikan di

daerah tropis, faktor suhu secara relatif perubahannya tidak besar dan umumnya

gonad dapat masak lebih cepat (Effendie 1997).

Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan dua cara, yakni secara

histologis dan morfologis. Pengamatan secara histologis dilakukan di laboratorium

untuk mengetahui anatomi perkembangan gonad tadi lebih jelas dan mendetail.

Sedangkan pengamatan secara morfologis dapat dilakukan langsung di lapang

dengan (Effendie 1997).

2.5.3. Indeks kematangan gonad

Indeks kematangan gonad yaitu suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari

perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikalikan

dengan 100. Sejalan dengan perkembangan gonad, maka bobot gonad semakin

bertambah dan semakin besar sampai mencapai maksimum ketika ikan mencapai

memijah. Perubahan nilai IKG berhubungan erat dengan tahap perkembangan

Page 24: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

10

telur. Dengan memantau perubahan IKG dari waktu ke waktu, maka dapat

diketahui ukuran ikan waktu memijah (Effendie 1997).

Pada TKG yang sama, IKG ikan jantan akan berbeda dengan ikan betina.

Umumnya kisaran IKG ikan betina lebih besar dibandingkan dengan kisaran IKG

ikan jantan. Hal ini disebabkan oleh perbedaan ukuran gonad antara ikan jantan

dan betina. Biasanya ovarium pada ikan betina akan lebih berat daripada testis

pada ikan jantan (Effendie 1997).

2.5.4. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada saat ikan

memijah. Fekunditas terdiri dari dua istilah, yaitu fekunditas individu dan

fekunditas relatif. Fekunditas individu atau fekunditas mutlak adalah jumlah telur

masak sebelum dikeluarkan pada waktu ikan memijah. Sedangkan fekunditas

relatif atau fekunditas nisbi adalah jumlah telur per satuan berat atau panjang ikan.

Fekunditas lebih sering dihubungkan dengan panjang daripada berat, karena

panjang penyusutannya relatif kecil dan panjang akan cepat mengalami perubahan

pada waktu musim pemijahan (Effendie 1997).

Umumnya ikan teleostei perairan laut memiliki tingkat fekunditas tinggi,

mencapai ribuan sampai jutaan setiap ikan betinanya pertahun. Jumlah telur yang

dihasilkan akan meningkat sejalan dengan perkembangan ukuran tubuh.

Fekunditas meningkat lebih cepat dengan pertambahan ukuran panjang dibanding

dengan pertambahan berat ikan (Jennings et al. 2001).

Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan oleh

ikan betina antara lain fertilitas, frekuensi pemijahan, perlindungan induk (parental

care), ukuran telur, kondisi lingkungan, dan kepadatan populasi (Moyle & Cech

1988). Spesies ikan yang mempunyai fekunditas besar pada umumnya memijah di

daerah permukaan, sedangkan spesies yang fekunditasnya kecil umumnya

melindungi telurnya dari pemangsa atau menempelkan telurnya pada tanaman

atau habitat lainnya (Nikolsky 1963).

2.5.5. Ukuran ikan pertama kali matang gonad

Ukuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan

pertumbuhan ikan dan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi

Page 25: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

11

reproduksinya. Tiap spesies ikan tidak sama ukuran dan umur pertama kali

matang gonad, bahkan ikan-ikan pada spesies yang sama juga akan berbeda bila

berada pada kondisi dan letak geografis yang berbeda (Nasution 2004).

Umumnya ikan akan terus menerus memijah setelah pertama kali matang

gonad, namun bergantung kepada daur pemijahannya, ada yang satu tahun sekali,

beberapa kali dalam satu tahun, dan sebagainya (Reay 1984 in Nasution 2004).

Dikatakan pula bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi dan menentukan daur

reproduksi antara lain adalah suhu, oksigen terlarut dalam perairan dan hormon

yang berperan dalam reproduksi yang dapat memacu organ-organ reproduksi

untuk berfungsi (Nasution 2004).

Ukuran ikan pada waktu pertama kali matang gonad berhubungan dengan

pertumbuhan ikan dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya (Affandi &

Tang 2002). Setiap spesies ikan pada waktu pertama kali matang gonad memiliki

ukuran yang tidak sama walaupun ikan tersebut masih satu spesies. Hal tersebut

diakibatkan karena adanya perbedaan kondisi ekologis perairan (Blay & Egeson

1980 in Makmur & Prasetyo 2006).

Umur pada awal reproduksi bervariasi terhadap jenis kelamin. Bagi ikan

jantan maupun betina, umur pertama kali memijah bergantung kepada kondisi

lingkungan yang sesuai. Pada lingkungan yang tidak sesuai untuk tumbuh dan

mempertahankan sintasan, ikan-ikan cenderung akan menangguhkan pemijahan,

karena akan menurunkan tingkat pertumbuhan dan sintasan, sehingga reproduksi

cenderung akan berlangsung pada umur lebih muda (Nasution 2004).

2.5.6. Diamater telur dan pola pemijahan

Menurut Effendie (1997), diameter telur adalah garis tengah atau ukuran

panjang dari suatu telur yang diukur dengan mikrometer berskala yang sudah

ditera dan dilihat dibawah mikroskop. Semakin meningkat TKG, maka garis

tengah telur yang ada dalam ovarium semakin besar. Komposisi telur yang

dikandung dalam gonad ikan betina tidak selalu homogen (seragam) dalam satu

tingkat kematangan gonad (TKG), melainkan terdiri dari beberapa macam ukuran

telur. Hal tersebut berhubungan dengan frekuensi dan lama musim pemijahan.

Frekuensi pemijahan dapat diduga dari penyebaran diameter telur ikan

pada gonad yang sudah matang, yaitu dengan melihat modus penyebarannya.

Page 26: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

12

Sedangkan lama pemijahan dapat diduga dari frekuensi ukuran diameter telur.

Ovarium yang mengandung telur masak berukuran sama semua menunjukkan

waktu pemijahannya pendek, sebaliknya waktu pemijahan yang panjang dan terus

menerus ditandai dengan banyaknya ukuran telur yang berbeda di dalam ovarium

(Effendie 1997). Pola pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada yang

berlangsung singkat (total spawning), dan ada pula yang berlangsung dalam waktu

yang panjang (partial spawning).

2.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Mortalitas alami adalah mortalitas yang terjadi karena berbagai sebab selain

penangkapan seperti pemangsaan, penyakit, stress pemijahan, kelaparan dan usia

tua (Sparre & Venema 1999). Laju mortalitas total (Z) adalah penjumlahan laju

mortalitas penangkapan (F) dan laju mortalitas alami (M). Nilai laju mortalitas

alami berkaitan dengan nilai parameter pertumbuhan Von Bartanffy K dan L∞. Ikan

yang pertumbuhannya cepat (nilai K tinggi) mempunyai nilai M tinggi dan

sebaliknya. Nilai M berkaitan dengan nilai L∞ karena pemangsa ikan besar lebih

sedikit dari ikan kecil. Mortalitas penangkapan adalah mortalitas yang terjadi

akibat adanya aktivitas penangkapan (Sparre & Venema 1999).

Mortalitas alami dipengaruhi oleh predator, penyakit dan usia. Selain itu

menurut Pauly (1980) in Sparre & Venema (1999) bahwa faktor lingkungan yang

mempengaruhi laju mortalitas alami yaitu suhu rata-rata perairan, panjang

maksimum (L∞)dan laju pertumbuhan (K). Laju eksploitasi (E) merupakan bagian

suatu kelompok umur yang akan ditangkap selama ikan tersebut hidup. Selain itu,

laju eksploitasi juga dapat diartikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap

dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik faktor

alam maupun faktor penangkapan (Pauly 1984). Gulland (1971) in Pauly (1984)

menduga bahwa stok yang dieksploitasi optimal maka laju mortalitas

penangkapan (F) akan sama dengan laju mortalitas alami (M) atau laju eksploitasi

(E) sama dengan 0,5 (Foptimum = M atau Eoptimum = 0,5).

2.7. Kondisi Wilayah Kepulauan Seribu

Topografi Perairan Kepulauan Seribu rata-rata landai (0-15% dengan

ketinggian 0-2 meter di bawah permukaan laut). Luas daratan masing-masing

Page 27: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

13

pulau dipengaruhi oleh adanya pasang surut yang mencapai 1-15 meter di atas

Pelabuhan Tanjung Priok. Pada umumnya keadaan geologi di Kepulauan Seribu

terbentuk dari batuan kapur, karang/pasir, dan sedimen yang berasal dari Pulau

Jawa dan Laut Jawa, terdiri atas susunan bebatuan malihan/metamorfosa dan

batuan beku, di atas batuan dasar diendapkan sedimen epiklastik, batu gamping,

batu lempung yang menjadi dasar pertumbuhan gamping terumbu Kepulauan

Seribu (www.kepulauanseribu.net).

Secara umum keadaan laut di wilayah Kepulauan Seribu mempunyai

kedalaman yang berbeda-beda, yaitu berkisar antara 0-40 meter. Di Kepulauan

Seribu tidak terdapat sumber hidrologi permukaan, seperti sungai, dan mata air.

Kondisi air tanah di wilayah Kepulauan Seribu sangat tergantung pada kepadatan

vegetasinya. Pulau-pulau yang mempunyai vegetasi padat dan mempunyai

lapisan tanah yang cukup tebal, maka kondisi air tanah akan mempunyai kualitas

air tawar yang baik. Hal tersebut karena vegetasi dan lapisan tanah tersebut dapat

menyimpan air tanah yang berasal dari hujan (www.kepulauanseribu.net).

Keadaan angin di Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin

monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi angin musim barat

(Desember-Maret) dan angin musim timur (Juni-September). Musim pancaroba

terjadi antara bulan April-Mei dan Oktober-November. Kecepatan angin pada

musim barat bervariasi antara 7-20 knot, biasanya terjadi pada bulan Desember-

Februari. Pada musim timur kecepatan angin berkisar antara 7-15 knot yang

bertiup dari arah Timur Laut sampai tenggara (www.kepulauanseribu.net).

Musim hujan di Kepulauan Seribu biasanya terjadi antara bulan November-

April dengan hari hujan antar 10-20 hari/bulan. Curah hujan terbesar terjadi pada

bulan Januari. Musim kemarau terkadang juga terdapat hujan dengan jumlah hari

pada saat hujan berkisar antara 4-10 hari perbulannya. Biasanya curah hujan

terkecil terjadi pada bulan Agustus. Curah hujan tahun 2008 tercatat mencapai

169,4 mm sedangkan pada saat bulan-bulan kering yaitu bulan Juni sampai dengan

bulan September. Curah hujan bermusim yang dominan di wilayah Kepulauan

Seribu yaitu musim barat (musim angin barat disertai hujan lebat) dan musim

timur (musim angin timur serta kering). Musim-musim tersebut mempunyai

pengaruh besar bagi kehidupan penduduk maupun bagi kegiatan-kegiatan lainnya

Page 28: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

14

serta kondisi wilayah. Hal tersebut mempengaruhi kegiatan nelayan yang akan

sangat terganggu pada saat musim angin barat (www.kepulauanseribu.net).

Tipe iklimnya adalah tropika panas dengan suhu rata-rata berkisar antara

26,5°-28,5°C, sedangkan suhu permukaan air pada saat musim barat berkisar antara

28,5°-30°C dan musim timur suhu permukaan berkisar antara 28,5°-31°C. Salinitas

permukaan berkisar antara 30-34‰ baik pada musim barat dan musim timur

(Pemprov DKI Jakarta 2008) dan untuk bagian dasar berkisar antara 32,3-33,35‰.

Page 29: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

15

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yakni pengambilan data primer di

lapang dan analisis laboratorium. Kedua tahap ini dilakukan selama bulan April

sampai dengan Juli 2010. Pengambilan data primer di lapang dilaksanakan di

wilayah perairan Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Seribu (Gambar 2)

sebanyak enam kali dengan interval dua minggu. Sedangkan untuk analisis

laboratorium dilakukan di Laboratorium Bio Makro I, Departemen Manajemen

Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Bogor.

Gambar 2. Peta lokasi penelitian, wilayah perairan Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Seribu

P. Pramuka

Page 30: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

16

3.2. Alat dan Bahan

Beberapa alat yang digunakan di lapang diantaranya adalah cool box dan

kantong plastik besar untuk membawa ikan contoh. Sedangkan alat yang

digunakan saat analisis contoh di laboratorium adalah satu set alat bedah,

penggaris dengan ketelitian 0,1 cm, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram,

timbangan digital dengan ketelitian 0,001 gram, mikroskop, mikrometer okuler,

cawan petri, gelas ukur (ukuran 10 ml dan 25 ml), pipet tetes, gelas obyek, gelas

penutup, baki sebagai wadah ikan contoh, alat tulis, hand tally counter, data sheet, lap

atau tissue, kertas label, botol sampel dan kantong plastik. Bahan yang digunakan

adalah ikan ekor kuning, formalin 10% untuk mengawetkan ikan contoh dan

formalin 5% untuk mengawetkan gonad ikan contoh.

3.3. Metode Kerja

3.3.1. Pengambilan dan penanganan ikan contoh

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data

primer yang terdiri dari pengambilan ikan contoh. Ikan contoh yang diambil

merupakan ikan ekor kuning hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI

Pulau Pramuka. Dari 13 jumlah nelayan muroami yang menangkap ikan ekor

kuning di wilayah perairan TNL Kepulauan Seribu, ikan contoh yang diambil

berasal hanya dari satu nelayan yang mendarat di PPI Pulau Pramuka. Dasar

pertimbangan pengambilan ini adalah sekitar 10% dari total jumlah nelayan

muroami yang ada. Pemilihan nelayan ini dilakukan secara acak atau

menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana (simple random sampling).

Berdasarkan observasi pendahuluan dengan hasil pengamatan oleh peneliti

sebelumnya, ikan ekor kuning yang tertangkap dan didaratkan di PPI Pulau

Pramuka memiliki ukuran panjang antara 75 – 294 mm (Harmiyati 2009). Dengan

demikian, pengambilan contoh ikan dilakukan dengan metode penarikan contoh

berlapis (stratified random sampling) yang dilakukan dengan cara populasi dibagi

menjadi beberapa lapisan berdasarkan karakteristiknya. Ikan contoh dibedakan

berdasarkan ukurannya yaitu kecil (6-12 cm), sedang (13-20 cm), dan besar (>20

cm). Proporsi ikan contoh yang diambil berdasarkan tiga kelompok ukuran

tersebut adalah disesuaikan dengan hasil penangkapan pada saat pengambilan

Page 31: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

17

contoh. Total ikan contoh yang diambil sebanyak 50 ekor setiap pengambilan

contoh.

Ikan contoh kemudian dimasukkan kedalam plastik dan cool box, kemudian

diawetkan dengan dengan formalin 10% dan dibawa ke Laboratorium Bio Makro I,

Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Institut Pertanian Bogor untuk dianalisis lebih lanjut.

3.3.2. Pengamatan ikan contoh

a. Pengukuran panjang dan bobot ikan contoh

Pengukuran panjang total dilakukan dengan menggunakan penggaris

dengan ketelitian 0,1 cm dengan cara mengukur dari ujung kepala sampai ujung

sirip ekor yang paling belakang. Penimbangan bobot ikan contoh dilakukan

dengan cara menimbang seluruh tubuh ikan dengan menggunakan timbangan

digital dengan ketelitian 0,01 gram. Setelah dilakukan pengukuran panjang dan

penimbangan bobot total, kemudian ikan contoh dibedah untuk diamati organ

reproduksinya (Gambar 3).

b. Pembedahan ikan contoh

Ikan contoh dibedah dengan menggunakan gunting bedah, dimulai dari

anus menuju bagian atas perut sampai ke bagian belakang operculum kemudian

menurun ke arah ventral hingga ke dasar perut. Dagingnya dibuka sehingga organ-

organ dalamnya dapat terlihat dengan jelas.

c. Penentuan jenis kelamin

Jenis kelamin ditentukan dengan melihat secara morfologis gonad masing-

masing ikan contoh yang sudah dibedah. Setelah diketahui jenis kelamin masing-

masing ikan, perbandingan ikan jantan dan betina dapat diketahui.

d. Penentuan tingkat kematangan gonad

Gonad diambil dari ikan yang telah dibedah, kemudian gonad tersebut

dimasukkan kedalam formalin 4% untuk pengawetan. Penentuan tingkat

kematangan gonad (TKG) dapat dilakukan melalui pengamatan morfologi gonad

secara langsung dengan kriteria tingkat kematangan gonad yang tertera dalam

Tabel 2.

Page 32: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

18

Tabel 2. Kriteria tingkat kematangan gonad (Modifikasi Cassie pada Effendie 1997)

TKG Betina Jantan

I Ovari seperti benang, panjang sampai kedepan rongga tubuh. Warna permukaan licin.

Testis seperti benang, lebih pendek (terbatas dan terlihat ujungnya dirongga tubuh, warna jernih).

II Ukuran ovari lebih besar. Pewarnaan lebih gelap kekuningan. Telur belum terlihat jelas dengan mata.

Permukaan testis lebih besar. Pewarnaan putih seperti susu, bentuk lebih jelas daripada tingkat I.

III Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai kelihatan butirnya dengan mata.

Permukaan testis tampak bergerigi, warna makin putih, testis makin besar, dalam keadaan diawaetkan mudah putus.

IV

Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2 sampai 2/3 rongga perut, usus terdesak.

Seperti pada tingkat III dan tampak lebih jelas. Testis lebih pejal.

V Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisi terdapat di dekat pelepasan. Banyak telur seperti pada tingkat II

Testis bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan masih berisi.

e. Pengukuran diameter telur

Diameter telur contoh diukur pada tiga bagian gonad yaitu bagian anterior,

median, dan posterior, masing-masing bagian sebanyak 50 butir. Telur contoh

dideretkan di atas gelas objek lalu dilakukan pengamatan dengan menggunakan

mikroskop yang telah dilengkapi dengan mikrometer okuler yang sebelumnya

sudah ditera dengan mikrometer objektif. Diameter telur contoh yang diukur

adalah diameter telur contoh yang memiliki ukuran terpanjang.

Page 33: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

19

Gambar 3. Bagan alir pengumpulan data dari ikan contoh (Modifikasi Adisti 2010)

3.4. Analisis Data

3.4.1. Distribusi frekuensi panjang

Sebaran frekuensi panjang adalah distribusi ukuran panjang pada

kelompok panjang tertentu. Sebaran frekuensi panjang didapatkan dengan

menentukan selang kelas, nilai tengah kelas, dan frekuensi dalam setiap kelompok

panjang. Dalam penelitian ini, untuk menganalisis sebaran frekuensi panjang

menggunakan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(1) Menentukan nilai maksimum dan nilai minimum dari seluruh data panjang

total ikan ekor kuning.

Sampel ikan hasil tangkapan

Pengukuran panjang dan bobot ikan

Hubungan panjang dan bobot

Faktor kondisi

Pola pertumbuhan

Pembedahan ikan

Pengamatan dan pengukuran organ ikan

Koefisien pertumbuhan

Gonad ikan

Jenis Kelamin Struktur

anatomi

Bobot gonad Jumlah

Telur

Diameter Telur

Dihubungkan dengan ukuran

Ukuran pertama kali matang gonad

Nisbah kelamin TKG

IKG

Fekunditas

Pola pemijahan

Dihubungkan dengan musim

Musim pemijahan

Potensi reproduksi

Kondisi nutrisionis

Potensi tumbuh

Page 34: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

20

(2) Dengan melihat hasil pengamatan frekuensi pada setiap selang kelas panjang

ikan ditetapkan jumlah kelas sebanyak 10 kelas dengan interval sebesar 22

mm.

(3) Menentukan limit bawah kelas bagi selang kelas yang pertama dan kemudian

limit atas kelasnya. Limit atas didapatkan dengan cara menambahkan lebar

kelas pada limit bawah kelas.

(4) Mendaftarkan semua limit kelas untuk setiap selang kelas.

(5) Menentukan nilai tengah kelas bagi masing-masing kelas dengan merata-

ratakan limit kelas.

(6) Menetukan frekuensi bagi masing-masing kelas.

Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam masing-masing

kelas, diplotkan dalam sebuah grafik untuk melihat jumlah distribusi normalnya.

Dari grafik tersebut dapat terlihat jumlah puncak yang menggambarkan jumlah

kelompok umur (kohort) yang ada. Dapat terlihat juga pergeseran distribusi kelas

panjang setiap bulannya. Pergeseran sebaran frekuensi panjang menggambarkan

jumlah kelompok umur (kohort) yang ada. Bila terjadi pergeseran modus sebaran

frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kohort. Bila terdapat lebih dari

satu kohort, maka dilakukan pemisahan distribusi normal. Menurut Sparre dan

Venema (1999), metode yang dapat digunakan untuk memisahkan distribusi

komposit ke dalam distribusi normal adalah metode Bhattacharya (1967) in Sparre

dan Venema (1999) dengan bantuan software program FiSAT II.

3.4.2. Hubungan panjang dan berat

Hubungan panjang dan berat diketahui dengan perhitungan berikut (Le

Cren 1951 in Weatherley 1972):

baLW

W = bobot ikan (gram) L = panjang total ikan (mm) a dan b = konstanta

Menurut Ricker (1975) in Setyobudiandi et al. (2009), korelasi parameter dari

pertumbuhan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b (sebagai

penduga tingkat kedekatan hubungan kedua parameter) yaitu dengan hipotesis:

Page 35: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

21

(1) b=3, pertumbuhan isometrik (pertumbuhan panjang sama dengan

pertumbuhan berat)

(2) b≠3, pertumbuhan alometrik

(3) b<3 alometrik negatif (pertumbuhan panjang lebih dominan)

(4) b>3 alometrik positif (pertumbuhan berat lebih dominan)

Untuk mengkaji nilai b, perlu penghitungan uji t dengan hipotesis dan

rumus sebagai berikut:

Hipotesis:

H0 : b = 3

H1 : b ≠ 3

0

0

sb

bbthitung

Pengambilan keputusan terhadap hipotesis dilakukan dengan

membandingkan thitung dan ttabel pada selang kepercayaan 95%. Jika nilai thitung >

ttabel, maka keputusannya adalah menolak H0. Jika nilai thitung < ttabel, maka

keputusannya adalah terima H0 (Walpole 1995).

3.4.3. Faktor kondisi

Faktor kondisi dihitung berdasarkan panjang dan berat ikan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Le Cren 1951 in Weatherley 1972):

Jika nilai b = 3 (tipe pertumbuhan bersifat isometrik), maka rumus yang digunakan

adalah:

3

510

L

WK

Jika nilai b ≠ 3 (tipe pertumbuhan bersifat allometrik), maka rumus yang

digunakan adalah:

baL

WK

K = faktor kondisi W = bobot ikan (gram) L = panjang total ikan (mm) a dan b = konstanta

Page 36: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

22

3.4.4. Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0

Plot Ford-Walford merupakan salah satu metode paling sederhana dalam

menduga persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dengan interval waktu

pengambilan contoh yang sama (Sparre dan Venema 1999). Persamaan pertum-

buhan Von Bertalanffy dapat dinyatakan sebagai berikut:

01ttK

t eLL

(1)

Lt adalah panjang ikan pada saat umur t (satuan waktu), L∞ adalah panjang

maksimum secara teoritis (panjang asimtotik), K adalah koefisien pertumbuhan

(per satuan waktu), t0 adalah umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol.

Untuk t0 sama dengan nol, persamaan (1) dapat ditulis menjadi:

Kt

t eLL

1 (2)

sehingga untuk t sama dengan t+1 dan t sama dengan t, persamaan (2) bagi Lt+1-Lt

menjadi:

KttK

tt eLeLLL

11 1

1 (3)

sehingga

KKt

tt eeLLL

11 (4)

substitusikan persamaan (2) ke persamaan (4) diperoleh:

K

ttt eLLLL

11 (5)

sehingga

K

t

K

t eLeLL

11 (6)

Lt dan Lt+1 merupakan panjang ikan pada saat t dan panjang ikan yang dipisahkan

oleh interval waktu yang konstan (1 = tahun, bulan, atau minggu) (Pauly 1984).

Persamaan (7) dapat diduga dengan persamaan regresi linear dan jika Lt sebagai

absis diplotkan terhadap Lt+1 sebagai ordinat maka garis lurus yang dibentuk akan

memiliki kemiringan (slope) sama dengan e-K dan titik potong dengan absis sama

dengan:

KteL

1

Dengan demikian, nilai K dan L∞ diperoleh dengan cara sebagai berikut:

bK ln (7)

b

aL

1

(8)

Page 37: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

23

Umur teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol dapat diduga secara

terpisah menggunakan persamaan empiris Pauly (Pauly 1983):

KLt log038,1log2752,03922,0log0

(10)

3.4.5. Rasio kelamin

Rasio kelamin dihitung dengan menggunakan ikan yang sudah dalam

tahap tingkat kematangan gonad IV, yakni ikan-ikan yang sudah siap dalam proses

pemijahan. Rasio kelamin pada kali ini dihitung dengan menggunakan rumus

(Effendie 1979):

100B

APj

Pj = proporsi jenis A = jumlah jenis ikan tertentu (jantan/betina) B = jumlah total individu ikan yang ada

3.4.6. Indeks kematangan gonad

Indeks kematangan gonad (IKG) dicari dengan menggunakan rumus

(Effendie 1997):

100BT

BGIKG

IKG = indeks kematangan gonad BG = berat gonad (gram) BT = berat total ikan (gram)

3.4.7. Fekunditas

Fekunditas ikan ditentukan dengan menggunakan cara gabungan antara

gravimetrik dengan volumetrik dan dihitung dengan menggunakan rumus

(Effendie 1997):

Q

XVGF

F = fekunditas G = berat gonad (gram) V = volume pengenceran (cc) X = jumlah telur tiap cc Q = berat telur contoh (gram)

Page 38: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

24

3.4.8. Ukuran ikan pertama kali matang gonad

Ukuran pertama kali matang gonad dihitung menggunakan persamaan

Spearman-Karber (Udupa 1986 in Najamuddin et. al. 2004) sebagai berikut:

n

i

ik pxx

xm12

m = Logaritma dari kelas panjang pada kematangannya yang pertama x = Selisih logaritma dari pertambahan nilai tengah panjang k = Jumlah kelas panjang xk = Logaritma nilai tengah panjang dimana ikan 100% matang gonad (atau dimana pi = 1) pi = Proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-i

Nilai variance dari persamaan ini adalah:

n

i i

ii

n

qpxRagam

1

2

1

pi = Proporsi ikan matang gonad pada kelas panjang ke-i ni = Jumlah ikan pada selang kelas panjang ke-i qi = 1 - pi

Selang kepercayaan 95% yaitu:

Ragamzm 2/

Ukuran pertama kali matang gonad ikan (Lm) dapat diduga dengan menggunakan

antilog nilai m.

3.4.9. Mortalitas dan laju eksploitasi (E)

Laju motalitas total (Z) diduga dengan menggunakan metode Jones & Van

Zalinge yang dikemas dalam program FiSat II. Nilai Z diduga dengan pendekatan

rumus empiris Pauly (1980) in Sparre & Venema (1999) sebagai berikut:

TKLM ln436,0ln6543,0ln279,00152,0ln )(ln MeM

M = Mortalitas alami L∞ = Panjang asimtotik pada persamaan pertumbuhan Von Bartanffy K = Koefisien pertumbuhan pada persamaan pertumbuhan Von Bartalanffy T = Rata-rata suhu permukaan air (oC)

Laju mortalitas penangkapan (F) dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

F = Z – M

Page 39: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

25

Laju eksploitasi ditentukan dengan membandingkan mortalitas

penangkapan (F) terhadap mortalitas total (Z) (Pauly 1984) sebagai berikut:

Z

F

MF

FE

F = Mortalitas penangkapan Z = Mortalitas total M = Mortalitas alami

3.4.10. Penetapan ukuran mata jaring

Ukuran mata jaring yang diharapkan ditetapkan dengan rumus (Juraida

2004) sebagai berikut:

LmPB

TBMS

MS = Ukuran mata jaring

TB = Tinggi badan ikan

PB = Panjang baku ikan

Lm = Ukuran ikan pertama kali matang gonad

Page 40: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

26

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Distribusi Frekuensi Panjang

Ikan ekor kuning yang diamati selama penelitian berjumlah 300 ekor,

dengan panjang yang bervariasi setiap pengamatan. Ukuran panjang minimum

dan maksimum ikan ekor kuning yang diamati selama pengamatan adalah 110 mm

dan 325 mm. Secara keseluruhan diketahui bahwa frekuensi tertinggi ikan ekor

kuning jantan dan betina ada pada selang kelas 132-153 mm (Gambar 4).

Gambar 4. Sebaran frekuensi panjang ikan ekor kuning (Caesio cuning) secara total

Gambar 4 memperlihatkan bahwa ikan ekor kuning jantan memiliki jumlah

yang lebih banyak dibanding ikan ekor kuning betina. Menurut Lagler et al. (1977)

perbedaan ukuran antar jenis kelamin ini dapat disebabkan oleh faktor genetik.

Ikan yang berukuran besar memiliki frekuensi paling sedikit. Diduga ikan-ikan ini

merupakan induk ikan ekor kuning pada populasi. Sebaran frekuensi ikan ekor

kuning tiap waktu pengambilan contoh disajikan pada Gambar 5.

Berdasarkan Gambar 5 dapat terlihat pergeseran sebaran ukuran panjang ke

arah kanan. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya pertumbuhan pada populasi

ikan ekor kuning. Rata-rata panjang ikan ekor kuning setiap waktu pengambilan

contoh adalah sebagai berikut; 14,97 cm, 15,89 cm, 16,61 cm, 17,94 cm, 18,55 cm, dan

19,91 cm.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

Fre

ku

en

si

Selang Kelas Panjang (mm)

Jantan Betina

Page 41: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

27

Gambar 5. Sebaran frekuensi ukuran panjang ikan ekor kuning (Caesio cuning) setiap waktu pengamatan

Page 42: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

28

Pertambahan rata-rata panjang setiap waktu pengambilan contoh ini juga

dapat mengindikasikan bahwa adanya pertumbuhan pada populasi ikan ekor

kuning. Dengan adanya pertumbuhan dalam interval waktu yang singkat maka

diduga bahwa ikan ekor kuning memiliki laju pertumbuhan yang relatif kecil.

4.2. Parameter Pertumbuhan (L∞, K) dan t0

Parameter pertumbuhan Von Bertalanffy (L∞ dan K) diketahui dengan

menggunakan metode Ford-Walford. Metode Ford Walford dapat digunakan

karena data diambil pada interval waktu yang tetap yaitu dua minggu selama tiga

bulan. Pada Tabel 3 disajikan parameter pertumbuhan L∞ dan K (metode Ford-

Walford) dan umur teoritis saat panjang ikan sama dengan nol (t0).

Tabel 3. Parameter pertumbuhan (L∞, K) dan t0 ikan ekor kuning (Ceasio cuning)

Contoh Ikan Parameter Pertumbuhan

K (per tahun) L∞ (mm) t0 (tahun)

Total 0,49 334,43 -1,0449 Jantan 0,49 334,43 -1,0449 Betina 0,47 334,43 -1,0911

Berdasarkan hasil analisis parameter pertumbuhan (L∞ dan K) dengan

menggunakan metode ELEFAN 1 dalam program FiSAT II, serta penghitungan

secara langsung nilai t0, diketahui persamaan Von Bartalanffy untuk ikan ekor

kuning adalah Lt = 334,43 (1-e-0,49(t+1,0449)). Terlihat koefisien pertumbuhan ikan ekor

kuning jantan lebih besar dibanding ikan ekor kuning betina. Hal ini berarti ikan

ekor kuning jantan memiliki laju pertumbuhan yang lebih cepat dibanding ikan

ekor kuning betina dalam mendekati nilai L∞. Ikan jantan biasanya mempunyai

nilai K yang lebih besar daripada ikan betina. Perbedaan laju pertumbuhan ini

dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal yakni faktor genetik dan ukuran

tubuh ikan. Tabel 4 memperlihatkan perbedaan nilai parameter pertumbuhan pada

waktu penelitian yang berbeda.

Tabel 4. Parameter pertumbuhan ikan ekor kuning (Caesio cuning) dari dua waktu penelitian di Kepulauan Seribu

Sumber Parameter Pertumbuhan Periode Pengambilan

K (per tahun) L∞ (mm) Data

Penelitian ini (Habibun 2011) 0,49 334,43 April – Juli 2010 Harmiyati (2009) 0,55 303,00 Maret – Mei 2009

Page 43: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

29

Nilai koefisien pertumbuhan yang didapat oleh Harmiyati (2009) lebih

besar. Hal ini berarti pertumbuhan ikan pada saat itu lebih cepat untuk mendekati

nilai L∞. Perbedaan nilai parameter pertumbuhan ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor, yakni faktor internal seperti umur, parasit dan penyakit, serta

faktor eksternal seperti jumlah dan ukuran makanan yang tesedia serta lingkungan

perairan pada saat itu (Effendie 1997). Perbedaan parameter petumbuhan ini juga

dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah ikan yang diambil saat pengambilan

contoh. Pada Gambar 6 disajikan kurva pertumbuhan ikan ekor kuning dengan

memplotkan umur (tahun) dan panjang teoritis (mm).

Gambar 6. Kurva pertumbuhan ikan ekor kuning (Caesio cuning)

Kurva pertumbuhan (Gambar 6) menunjukkan bahwa laju pertumbuhan

ikan selama rentang hidupnya tidak sama. Ikan muda memiliki laju pertumbuhan

yang lebih cepat dibandingkan dengan ikan tua (mendekati L∞). Kurva diatas juga

menyatakan bahwa pada populasi, ikan ekor kuning akan mendekati nilai L∞ pada

saat mencapai umur 8 bulan dan akan mencapai nilai L∞ pada saat mencapai umur

22 bulan. Walaupun dengan laju pertumbuhan yang kecil, ikan akan tetap

mengalami pertumbuhan panjang bahkan dalam kondisi faktor lingkungan yang

tidak mendukung. Peningkatan ukuran panjang umumnya tetap berlangsung

walaupun ikan mungkin dalam keadaan kekurangan makanan (Busacker et al. 1990

in Harmiyati 2009). Gambar 6 juga memperlihatkan ikan ekor kuning sudah

mencapai ukuran tangkap pada umur 2 bulan.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22

Pa

nja

ng

(m

m)

Umur (bulan)

Lt = 334,43 (1-e-0,49(t+1,0449))

Page 44: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

30

Pertumbuhan memiliki karakteristik tertentu pada masing-masing

kelompok ikan. Pada periode ini variasi yang sangat bergantung pada suplai

makanan (Nikolsky 1963). Petumbuhan ikan dan organisme lainnya menurut

Pauly (1998) in Harmiyati (2009) didefinisikan sebagai waktu yang dihabiskan pada

daerah pemangsaan yang berbeda dihubungkan dengan ukuran tubuh dan ini

merupakan proses kunci dibalik sejarah hidup organisme yang lebih spesifik.

4.3. Hubungan Panjang dan Bobot

Contoh ikan ekor kuning secara total adalah sebanyak 300 ekor yang terdiri

dari 189 ekor ikan jantan dan 111 ekor ikan betina. Dalam menghitung hubungan

panjang berat sebaiknya dipisahkan antara ikan jantan dengan ikan betina, karena

biasanya terdapat perbedaan hasil antara kedua jenis kelamin tersebut. Pada Tabel

5 dapat dilihat persamaan dan pola pertumbuhan berdasarkan hubungan panjang

dan bobot ikan ekor kuning pada setiap pengamatan.

Tabel 5. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning (Caesio cuning) setiap waktu pengamatan setelah dilakukan uji-t

Waktu Pengamatan Persamaan Hubungan Panjang-Bobot Pola Pertumbuhan

I (28 April 2010)

Jantan: W=5x10-6L3,143; R2=0,987; n=30 Allometrik positif Betina: W=3x10-6L3,235; R2=0,992; n=20 Allometrik positif

II (12 Mei 2010)

Jantan: W=9x10-6L3,029; R2=0,979; n=28 Isometrik Betina: W=1x10-5L2,996; R2=0,991; n=22 Isometrik

III (26 Mei 2010)

Jantan: W=4x10-6L3,171; R2=0,965; n=35 Allometrik positif Betina: W=2x10-6L3,347; R2=0,799; n=15 Allometrik positif

IV (9 Juni 2010)

Jantan: W=5x10-6L3,141; R2=0,975; n=32 Allometrik positif Betina: W=2x10-5L2,844; R2=0,944; n=18 Allometrik negatif

V (23 Juni 2010)

Jantan: W=3x10-6L3,229; R2=0,958; n=32 Allometrik positif Betina: W=1x10-5L2,947; R2=0,968; n=18 Isometrik

VI (7 Juli 2010)

Jantan: W=8x10-6L3,025; R2=0,973; n=32 Isometrik Betina: W=3x10-6L3,179; R2=0,979; n=18 Allometrik positif

Secara umum, hasil analisis pada Tabel 5 menunjukkan panjang dan bobot

ikan ekor kuning memiliki hubungan yang sangat erat. Hal ini dibuktikan dengan

nilai model observasi (R2) yang mendekati 1, atau 100%.

Secara keseluruhan, hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning di

wilayah perairan Kepulauan Seribu (Gambar 7) memiliki pola pertumbuhan

isometrik (b=2,964), yakni pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan

bobot. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jabbar

Page 45: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

31

(2008) dengan nilai b=3,021 dan Harmiyati (2009) dengan nilai b=3,009. Nilai b ikan

ekor kuning jantan lebih besar dibanding ikan ekor kuning betina. Hal ini berarti

pada selang waktu pengamatan, ikan ekor kuning betina menggunakan energi

lebih besar dibanding ikan ekor kuning jantan, yang menyebabkan bentuk ikan

ekor kuning jantan betina lebih langsing dan kurus. Hal ini dapat disebabkan

kemungkinan ikan betina telah menghabiskan energinya untuk melakukan

pemijahan sebelumnya.

Menurut Bagenal (1978), faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan nilai b

selain perbedaan spesies adalah faktor lingkungan, berbedanya stok ikan dalam

spesies yang sama, tahap perkembangan ikan, jenis kelamin, tingkat kematangan

gonad, bahkan perbedaan waktu dalam hari karena perubahan isi perut.

Moutopoulos dan Stergiou (2002) in Kharat et al. (2008) in Harmiyati (2009)

menambahkan bahwa perbedaan nilai b juga dapat disebabkan oleh perbedaan

jumlah dan variasi ukuran ikan yang diamati.

Menurut Effendie (1997) apabila nilai b sama dengan 3 (tiga) menunjukkan

bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya atau pertambahan panjang

ikan seimbang dengan pertambahan beratnya. Apabila nilai b yang didapatkan

lebih besar dari 3 (tiga) maka ikan tersebut dalam keadaan gemuk (montok),

dimana pertambahan berat lebih cepat dari panjangnya, sedangkan apabila nilai b

yang diperoleh lebih kecil dari 3 (tiga) maka ikan tersebut berada dalam kondisi

kurus, dimana pertumbuhan panjang lebih cepat daripada pertumbuhan beratnya.

Pengamatan hubungan panjang berat ikan ekor kuning ternyata diperoleh

hasil bahwa ikan ekor kuning termasuk dalam kategori ikan yang pertumbuhannya

tidak berubah bentuk atau pertambahan panjang ikan seimbang dengan

pertambahan beratnya. Menurut Effendie (1997) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan, diantaranya adalah faktor dalam dan faktor luar

yang mencakup jumlah dan ukuran makanan yang tersedia, jumlah makanan yang

menggunakan sumber makanan yang tersedia, suhu, oksigen terlarut, faktor

kualitas air, umur, dan ukuran ikan serta matang gonad.

Page 46: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

32

(a)

(b)

(c)

Gambar 7. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) jantan, (b) betina, dan (c) secara total

W = 9x10-6L3,022

R² = 0,952n=189

0

50

100

150

200

250

300

350

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t (g

ram

)

Panjang Total (mm)

W = 2x10-5L2,821

R² = 0,945n=111

0

50

100

150

200

250

300

350

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t (g

ram

)

Panjang Total (mm)

W = 1x10-5L2,964

R² = 0,951n=300

0

50

100

150

200

250

300

350

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t (g

ram

)

Panjang Total (mm)

Page 47: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

33

4.4. Faktor Kondisi

Faktor kondisi merupakan keadaan atau komontokan ikan yang dinyatakan

dalam angka-angka berdasarkan pada data panjang dan berat. Faktor kondisi

menunjukkan keadaan ikan dilihat dari kapasitas fisik untuk kelangsungan hidup

dan reproduksi dan dari segi komersil berupa kualitas dan kuantitas daging ikan

untuk dikonsumsi. Faktor kondisi ikan ekor kuning berdasarkan selang kelas

panjang dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan selang kelas panjang

Gambar 8 memperlihatkan nilai faktor kondisi ikan ekor kuning

berdasarkan selang kelas panjang di wilayah Kepulauan Seribu cenderung

berfluktuatif. Nilai rata-rata faktor kondisi ikan ekor kuning selama pengamatan

berkisar pada 0,66-1,57. Hasil pengamatan memperihatkan faktor kondisi ikan ekor

kuning betina berbeda dengan faktor kondisi ikan ekor kuning jantan. Hal ini

sesuai dengan peryataan Effendie (1997) bahwa kematangan gonad dan jenis

kelamin mempengaruhi nilai faktor kondisi.

Faktor kondisi ikan ekor kuning betina yang lebih besar menunjukkan

bahwa ikan ekor kuning betina memiliki faktor kondisi yang lebih baik dengan

mengisi cell-sex untuk proses reproduksinya dibanding ikan ekor kuning jantan.

Semakin tinggi nilai faktor kondisi menunjukkan adanya kecocokan antara ikan

dengan kondisi lingkungannya. Besarnya faktor kondisi tergantung pada banyak

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

Fa

kto

r K

on

dis

i

Selang Kelas Panjang (mm)

Jantan Betina

Page 48: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

34

hal, antara lain umur, makanan, jenis kelamin, dan tingkat kematangan gonad

(Effendie 1997).

Nilai faktor kondisi ikan ekor kuning berdasarkan waktu pengamatan di

wilayah Kepulauan Seribu cenderung berfluktuatif. Pada pengamatan ke III (26

Mei 2010) terlihat penurunan nilai faktor kondisi ikan ekor kuning betina (Gambar

9). Hal ini diduga ikan ekor kuning betina telah melakukan proses pemijahan, dan

cenderung kembali beradaptasi dengan lingkungannya yang menyebabkan kondisi

tubuh ikan yang semakin menurun karena pemanfaatan energi untuk

pertumbuhan cenderung dipakai untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Gambar 9. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan waktu pengamatan

Nilai faktor kondisi ikan ekor kuning berdasarkan tingkat kematangan

gonad cenderung berfluktuatif. Terlihat nilai faktor kondisi ikan ekor kuning jantan

dan betina cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat

kematangan gonad ikan tersebut (Gambar 10). Peningkatan nilai faktor kondisi

ikan terjadi pada saat ikan mengisi gonadnya dengan sel kelamin, dan akan

mencapai puncaknya sebelum terjadi pemijahan.

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

28A 12M 26M 09JN 23JN 07JL

Fa

kto

r K

on

dis

i

Waktu Penelitian

Jantan Betina

Page 49: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

35

Gambar 10. Faktor kondisi ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan tingkat kematangan gonad

Menurut Tamsil (2000) faktor kondisi ikan akan terus berkembang pada

setiap siklusnya dan akan mencapai nilai maksimal pada TKG IV, kemudian

menurun karena ikan sudah melakukan pemijahan. Akan tetapi pada kondisi

lingkungan yang tidak memungkinkan, penurunan faktor kondisi dapat terjadi

sebelum pemijahan apabila terjadi atresia, yaitu penyerapan kembali oosit oleh

tubuh ikan karena adanya gangguan dalam proses reproduksi pada tahap

perkembangan gonad.

4.5. Aspek Reproduksi

4.5.1. Rasio kelamin

Tabel 6 menyatakan bahwa pada populasi, jumlah ikan ekor kuning jantan

lebih mendominasi dibandingkan jumlah ikan ekor kuning betina. Hal ini terlihat

dari nilai proporsi betina yang lebih besar dibandingkan nilai proporsi jantan. Hasil

yang ada pada tabel diatas tidaklah sesuai dengan kondisi ideal yang seharusnya,

yakni dengan perbandingan ikan jantan dan betina yaitu 1:1. Perbedaan dari hasil

pengamatan dengan kondisi ideal ini dapat disebabkan oleh faktor tingkah laku

ikan itu sendiri, perbedaan laju mortalitas dan pertumbuhannya (Bal & Rao 1984).

Selain itu perbedaan jumlah ini juga dapat disebabkan oleh adanya aktifitas selama

pemijahan (Nikolsky 1963 dalam Effendie 1997). Tabel diatas juga dapat diartikan

pada perairan tersebut, jumlah stok ikan ekor kuning jantan lebih banyak bila

0,00

0,20

0,40

0,60

0,80

1,00

1,20

1,40

1,60

I II III IV

Fa

kto

r K

on

dis

i

Tingkat Kematangan Gonad

Jantan Betina

Page 50: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

36

dibandingkan ikan ekor kuning betina, sehingga recruitment lebih banyak

ditujukkan oleh ikan ekor kuning betina.

Tabel 6. Proporsi ikan ekor kuning (Caesio cuning) jantan dan betina

Proporsi Jenis Kelamin

Proporsi Standar Deviasi Selang Kepercayaan

Jantan 0,6774 0,1020 0,5754 < p < 0,7794 Betina 0,3226 0,1478 0,1748 < p < 0,4704

Hasil uji chi-square pada selang kepercayaan 95% terhadap rasio kelamin

ikan ekor kuning jantan dan ikan ekor kuning betina secara keseluruhan

menunjukan hasil nyata yang menyimpulkan bahwa rasio kelamin ikan ekor

kuning adalah tidak seimbang dengan perbandingan jantan:betina adalah 2,1:1.

Keadaan tidak seimbangnya rasio kelamin ini dapat diduga karena ikan ekor

kuning jantan dan ikan ekor kuning betina yang tidak berada dalam satu area

pemijahan, sehingga peluang tertangkapnya berbeda.

Melihat rasio kelamin pada Gambar 11, terlihat perbandingan jantan:betina

dengan mendekati nilai 1:1 terjadi pada 28 April – 12 Mei. Diduga musim

pemijahan terjadi pada selang waktu ini atau sebelumnya. Keseimbangan rasio

kelamin dapat berubah disaat menjelang pemijahan. Pada waktu melakukan ruaya

pemijahan, populasi ikan didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang

pemijahan populasi ikan jantan dan betina berada dalam kondisi seimbang, lalu

didominasi oleh ikan betina. Secara keseluruhan dapat disebutkan bahwa populasi

ikan ekor kuning bukan pada dalam kondisi musim pemijahan. Selain itu, tidak

seimbangnya jumlah ikan jantan dan betina yang memiliki TKG IV berdasarkan

waktu penelitian mengindikasikan kondisi pemijahan yang maksimal pada

populasi, yakni ikan ekor kuning betina dibuahi oleh dua ikan ekor kuning jantan.

Umumnya perbedaan jumlah ikan yang tertangkap oleh nelayan berkaitan

dengan pola tingkah laku ruaya ikan, baik untuk memijah maupun mencari

makan. Hal ini diduga karena terkait dengan proses alamiah dari strategi

reproduksi ikan tersebut, yaitu jumlah ikan jantan yang lebih banyak dibutuhkan

untuk memenuhi kuantitas sperma dalam menunjang keberhasilan reproduksi,

meskipun belum diketahui secara pasti berapa komposisi jantan dan betina dalam

pemijahan. Hal tersebut sehubungan dengan fertilisasi eksernal ikan yang memiliki

faktor penghambat fertiliasasi yang sangat besar, seperti faktor lingkungan dan

Page 51: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

37

predator, maka kuantitas sperma yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur harus

berada dalam jumlah besar.

(a)

(b)

Gambar 11. Rasio kelamin ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan (a) waktu pengamatan dan (b) selang kelas panjang

4.5.2. Tingkat kematangan gonad

Ikan ekor kuning, baik jantan maupun betina mencapai ukuran matang

gonad (TKG IV) pada ukuran selang kelas 176-197 mm (Gambar 12). Namun

apabila dilihat secara keseluruhan, ikan ekor kuning jantan cenderung lebih cepat

matang gonad dibanding ikan ekor kuning betina. Hal ini dapat diketahui dari ikan

ekor kuning jantan yang sudah mencapai TKG III pada ukuran selang kelas 110-131

mm.

Tingkat kematangan gonad I sampai IV untuk ikan ekor kuning jantan

dapat ditemukan di setiap waktu pengamatan (Gambar 13). Namun hal ini berbeda

dengan ikan ekor kuning betina. Persentase ikan ekor kuning betina dengan TKG

III dan IV sangat sedikit. Bahkan pada waktu pengamatan III (26 Mei 2010) tidak

0

1

2

3

4

5

6

7

28A 12M 26M 09JN 23JN 07JL

Ra

sio

Ke

lam

in (

J/B

)

Waktu Pengamatan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Ra

sio

Ke

lam

in (

J/B

)

Selang Kelas Panjang (mm)

Page 52: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

38

ditemukannya ikan ekor kuning betina dengan TKG III maupun IV. Selain itu, baik

ikan ekor kuning jantan dan betina didominasi oleh ikan dengan TKG I dan II.

Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, hal ini dapat diduga karena pada

saat pengamatan berlangsung, populasi ikan ekor kuning diduga bukan dalam

kondisi musim pemijahan.

(a)

(b)

Gambar 12. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) jantan dan (b) betina berdasarkan selang kelas panjang

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tin

gk

at

Ke

ma

tan

ga

n G

on

ad

Selang Kelas Panjang (mm)

TKG IV

TKG III

TKG II

TKG I

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Tin

gk

at

Ke

ma

tag

an

Go

na

d

Selang Kelas Panjang (mm)

TKG IV

TKG III

TKG II

TKG I

Page 53: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

39

(a)

(b)

Gambar 13. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) (a) Jantan dan (b) betina berdasarkan waktu pengamatan

4.5.3. Indeks kematangan gonad

Indeks kematangan gonad (IKG) merupakan suatu informasi untuk

mengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif. Melalui IKG

ini dapat dinyatakan adanya perubahan yang terjadi dalam gonad. Nilai indeks

kematangan gonad ikan ekor kuning berdasarkan waktu pengamatan di wilayah

Kepulauan Seribu cenderung berfluktuatif (Gambar 14). Indeks kematangan gonad

ikan ekor kuning jantan dan betina memiliki nilai rata-rata yang hampir sama.

Nilai IKG ikan ekor kuning betina lebih kecil dibanding ikan ekor kuning jantan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

28A 12M 26M 09JN 23JN 07JL

Tin

gk

at

Ke

ma

tan

ga

n G

on

ad

Waktu Pengamatan

TKG IV

TKG III

TKG II

TKG I

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

28A 12M 26M 09JN 23JN 07JL

Tin

gk

t K

em

ata

ng

an

Go

na

d

Waktu Pengamatan

TKG IV

TKG III

TKG II

TKG I

Page 54: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

40

pada waktu pengamatan III (26 Mei 2010) dan V (23 Juni 2010). Hal ini berarti bobot

gonad ikan ekor kuning betina pada saat itu lebih kecil dibanding ikan ekor kuning

jantan.

Gambar 14. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan waktu pengamatan

Umumnya bobot gonad akan bertambah seiring dengan bertambahnya

ukuran gonad dan diameter telur. Hal ini sesuai dengan yang disajikan pada

Gambar 15. Terlihat bahwa nilai IKG ikan ekor kuning betina cenderung lebih

besar dibanding ikan ekor kuning jantan. Peningkatan nilai IKG seiring dengan

meningkatnya TKG merupakan hal yang lazim terjadi. Hal ini dikarenakan dengan

meningkatnya TKG menyebabkan ukuran diameter telur dan bobot gonad juga

meningkat. Meningkatnya bobot gonad menyebabkan nilai IKG meningkat. Hal ini

didukung dengan pernyataan Effendie (1997) yang menyatakan bahwa bobot

gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan memijah dan nilai IKG

akan mencapai maksimum pada kondisi tersebut. Berdasarkan uji-t dengan

perbedaan dua rata-rata yang berbeda yang menggunakan selang kepercayaan

95%, menghasilkan bahwa nilai IKG jantan tidak berbeda nyata dengan nilai IKG

betina.

-0,01

-0,005

0

0,005

0,01

0,015

0,02

28A 12M 26M 09JN 23JN 07JL

Ind

ek

s K

em

ata

ng

an

Go

na

d

Waktu Pengamatan

Jantan Betina

Page 55: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

41

Gambar 15. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning (Caesio cuning) berdasarkan tingkat kematangan gonad

4.5.4. Fekunditas

Fekunditas adalah jumlah telur masak sebelum dikeluarkan pada saat ikan

memijah (Effendie 1997). Umumnya ikan teleostei perairan laut memiliki tingkat

fekunditas tinggi, mencapai ribuan sampai jutaan setiap ikan betinanya pertahun.

Ikan ekor kuning di wilayah perairan Kepulauan Seribu yang diamati memiliki

kisaran 4.513-38.702 butir telur setiap satu induk betinanya. Nilai fekunditas yang

tinggi ini berarti ikan ekor kuning memiliki potensi reproduksi yang tinggi pula,

sehingga berpengaruh pula pada tingginya kesedian stok dan rekruitmen ikan ekor

kuning. Gambar 16 memperlihatkan hubungan antara fekunditas dengan panjang

total ikan ekor kuning yang berada di Kepulauan Seribu yang memperlihatkan

nilai model observasi (R2) sebesar 0,206. Hal ini menunjukkan bahwa hanya 20,6%

dari keragaman nilai fekunditas ikan ekor kuning yang dapat dijelaskan oleh

panjang total. Gambar 16 diatas juga menunjukkan bahwa koefisien korelasi (r)

sebesar 0,454 yang berarti hubungan panjang total dan fekunditas ikan ekor kuning

adalah kurang erat.

-0,005

0,000

0,005

0,010

0,015

0,020

0,025

0,030

I II III IV

Ind

ek

s K

ea

tan

ga

n G

on

ad

Tingkat Kematangan Gonad

Jantan Betina

Page 56: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

42

Gambar 16. Hubungan panjang total dan fekunditas ikan ekor kuning (Caesio cuning)

4.5.5. Ukuran ikan pertama kali matang gonad

Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan

menggunakan metode Sperman-Karber, ukuran ikan ekor kuning jantan pada saat

pertama kali matang gonad adalah 195,55-195,60 mm, sedangkan ukuran ikan ekor

kuning betina pada saat pertama kali matang gonad adalah 218,00-219,07 mm.

Terlihat bahwa ikan ekor kuning jantan lebih cepat matang gonad dibanding ikan

ekor kuning betina. Ukuran ikan pertama kali matang gonad berhubungan dengan

pertumbuhan ikan dan pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan serta strategi

reproduksinya (Nasution 2004). Ukuran ikan pertama kali matang gonad mngkin

dipengaruhi oleh kelimpahan dan ketersediaan makanan, suhu, periode, cahaya

dan faktor lingkungan pada suatu habitat atau perairan yang berbeda-beda

(Nikolsky 1963).

4.5.6. Diameter telur dan pola pemijahan

Pola pemijahan dapat diduga dari penyebaran diameter telur ikan pada

gonad yang sudah matang, yaitu dengan melihat modus penyebarannya.

Sedangkan lama pemijahan dapat diduga dari frekuensi ukuran diameter telur.

Berdasarkan Gambar 18, dapat terlihat grafik memiliki satu puncak, yakni pada

ukuran diameter telur 0,35-0,37 mm. Hal ini menyimpulkan bahwa ikan ekor

kuning di wilayah perairan Kepulauan Seribu merupakan ikan dengan tipe

F = 90,79L + 2249R² = 0,206r = 0,454

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

0 50 100 150 200 250 300 350

Fe

ku

nd

ita

s (b

uti

r)

Panjang Total (mm)

Page 57: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

43

pemijahan total (total spawner). Artinya pemijahan ikan dilakukan dengan

mengeluarkan telur masak secara keseluruhan pada satu waktu musim pemijahan,

dan akan melakukan pemijahan kembali pada musim pemijahan berikutnya.

Gambar 17. Sebaran diameter telur ikan ekor kuning (Caesio cuning)

Lama pemijahan pada ikan dapat diduga dari ukuran dameter telur. Jika

waktu pemijahan pendek, maka semua telur masak yang ada di ovarium

berukuran sama, dimana ukuran ini berbeda dengan ukuran telur pada saat folikel

masih muda. Tetapi bila waktu pemijahan terus menerus pada kisaran waktu yang

lama, maka ukuran telur masak yang ada dalam ovarium berbeda-beda (Hoar 1957

in Siregar 2004).

4.5.7. Menentukan musim pemijahan

Musim pemijahan berkaitan dengan waktu ikan akan memijah. Hal ini

dapat dilihat dengan adanya hubungan antara TKG, IKG, dan faktor kondisi rata-

rata menurut waktu penelitian. Jumlah ikan dengan tingkat kematangan gonad IV

sangat sedikit ditemukan pada penelitian ini. Hal ini dapat diduga karena pada

saat pengambilan contoh, populasi ikan bukan sedang dalam musim pemijahan.

Namun apabila melihat dari nilai IKG, musim pemijahan dapat diduga terjadi pada

tanggal 28 April atau sebelumnya. Hal ini dikarenakan pada tanggal tersebut baik

ikan jantan maupun ikan betina memiliki nilai IKG yang lebih tinggi dibanding

waktu pengamatan lainnya. Selain itu, hal ini didukung dengan nilai faktor kondisi

0

50

100

150

200

250

Fi

Selang Kelas Ukuran Diameter Telur (mm)

Page 58: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

44

yang cenderung stabil antara ikan jantan dan betina pada tanggal tersebut sehingga

mendukung untuk melakukan pemijahan.

4.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Mortalitas yang dihitung adalah laju mortalitas total (Z), laju mortalitas

alami (M) dan laju mortalitas penangkapan (F). Hasil analisis dugaan laju

mortalitas dan laju eksploitasi disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Laju mortalitas dan laju eksploitasi ikan ekor kuning (Caesio cuning)

Mortalitas Nilai (Per Tahun)

Total (Z) 2,3610 Alami (M) 0,5707 Penangkapan (F) 1,7902 Laju Eksploitasi (E) 0,7582

Tabel diatas memperlihatkan bahwa nilai laju eksploitasi ikan ekor kuning

di wilayah Kepulauan Seribu sudah terindikasi pada kondisi tangkap lebih

(overfishing). Hal ini dikarenankan nilai laju eksploitasi (E) yang melebihi laju

eksploitasi optimum yaitu 0,5. Mortalitas ikan ekor kuning didominasi dikarenakan

akibat penangkapan dibanding mortalitas alami. Tingginya intensitas penangkapan

ini dapat mengakibatkan panjang maksimum ikan ekor kuning yang tertangkap

lebih kecil.

4.7. Alternatif Strategi Pengelolaan Sumberdaya Ikan Ekor Kuning

Berdasarkan UU Perikanan No. 31 tahun 2004, pengelolaan perikanan

adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan

informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber

daya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-

undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain

yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati

perairan dan tujuan yang telah disepakati. Pengelolaan perikanan dalam wilayah

pengelolaan perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat

yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumber daya ikan.

Widodo dan Nurhakim (2002) in Suyasa (2003) mengemukakan bahwa secara

umum pengelolaan sumberdaya ikan adalah untuk (1) menjaga kelestarian

produksi, terutama melalui berbagai regulasi serta tindakan perbaikan

Page 59: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

45

(enhancement), (2) meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para nelayan,

dan (3) memenuhi keperluan industri yang memanfaatkan produksi tersebut.

Hasil tangkapan ikan ekor kuning selama waktu pengambilan contoh

didominasi oleh ikan-ikan kecil berukuran 6-12 cm sebanyak 48%. Hasil tangkapan

juga didominasi oleh ikan-ikan yang memiliki tingkat kematangan gonad rendah,

yakni 44% ikan dengan TKG I dan 34% ikan dengan TKG II. Ikan-ikan yang

ditangkap pun hampir 80% masih dibawah nilai dugaan ukuran ikan pertama kali

matang gonad. Dari data ini diduga terdapat indikasi overfishing, yakni growth

overfishing.

Perlu dilakukan beberapa upaya pengelolaan sebagai tindakan pencegahan

berlanjutnya pemanfaatan sumberdaya ikan ekor kuning yang berlebih dan yang

cenderung menangkap ikan-ikan muda. Hal ini perlu dilakukan agar dapat

menjamin produktivitas dan berkelanjutannya sumberdaya ikan ini. Beberapa

tindakan dan upaya tersebut antara lain:

(1) Pengaturan ukuran mata jaring muroami menjadi ukuran yang lebih besar. Hal

ini dilakukan karena ikan ekor kuning yang tertangkap didominasi dengan

ikan-ikan yang panjangnya dibawah ukuran ikan pertama kali matang gonad.

Ukuran mata jaring yang seharusnya digunakan adalah yang hanya dapat

menangkap ikan dengan yang panjang lebih dari ukuran pertama kali matang

gonad. Setelah melakukan konversi panjang ikan kedalam tinggi ikan, jaring

muroami yang harus digunakan ialah jaring yang memiliki ukuran mata jaring

tiga inch, dengan harapan ikan ekor kuning yang tertangkap adalah ikan yang

memiliki panjang lebih dari 22 cm atau tinggi lebih dari 7,6 cm.

(2) Pembatasan upaya penangkapan. Hal yang dapat dilakukan dikarenakan nilai

laju eksploitasi penangkapan ikan ekor kuning yang tinggi. Beberapa upaya

yang dapat dilakukan adalah berupa penetapan jumlah tangkapan maksimal

harian tanpa mengurangi jumlah kapal yang beroperasi dan jumlah alat

tangkap yang digunakan. Walaupun tanpa mengurangi jumlah kapal yang

beroperasi, namun perlunya upaya pelarangan penambahan jumlah kapal.

(3) Perlu diterapkannya sistem buka tutup suatu lokasi penangkapan ikan ekor

kuning, yakni dilakukannya penutupan daerah penangkapan operasi pada

bulan Februari-April di daerah perairan dangkal, dengan asumsi pada daerah

tersebut merupakan tempat memijahnya ikan ekor kuning.

Page 60: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

46

(4) Perlu adanya konsistensi dan komitmen dari semua pihak, baik dari

pemerintah, masyarakat dan lembaga-lembaga terkait lainnya terkait dalam hal

pengawasan, penegakan hukum, dan pengelolaan.

Page 61: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

47

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Pola pertumbuhan ikan ekor kuning di wilayah Perairan Kepulauan Seribu

adalah bersifat isometrik, dengan ikan ekor kuning jantan memiliki laju

pertumbuhan yang lebih cepat dibanding ikan ekor kuning betina.

2. Rasio kelamin ikan jantan-betina setiap pengambilan contoh adalah tidak

seimbang dengan perbandingan jantan:betina adalah 2,1:1

3. Ikan ekor kuning jantan lebih cepat matang gonad dibanding ikan ekor

kuning betina dengan ukuran pertama kali matang gonad adalah 195,55-

195,60 mm (ikan jantan) dan 218,00-219,07 mm (ikan betina).

4. Ikan ekor kuning memiliki fekunditas yang tinggi yang menunjukkan

potensi reproduksi yang cukup tinggi sehingga diduga tingkat rekruitmen

ikan juga tinggi selama jumlah induk dewasa yang matang gonad tersedia

dengan memadai.

5. Berdasarkan pola pemijahannya, ikan ekor kuning termasuk total spawner.

6. Musim pemijahan ikan ekor kuning di wilayah Perairan Kepulauan Seribu

diduga terjadi pada bulan Februari-April.

7. Mortalitas ikan ekor kuning didominasi akibat upaya penangkapan dengan

laju eksploitasi yang tinggi yakni 0,7582.

5.2. Saran

Agar ketersediaan ikan dewasa yang sudah matang gonad memadai untuk

menjaga kelestarian sumberdaya dan menyeimbangi potensi reproduksi yang

tinggi, diperlukan dilakukannya berbagai upaya pengelolaan. Selain itu, perlu

adanya penelitian lanjutan terkait dengan kajian biologi reproduksi ikan ekor

kuning di wilayah perairan Taman Nasional Laut (TNL) Kepulauan Seribu yang

lebih mendalam pada musim pemijahan serta perlu adanya kajian struktur

populasi ikan ekor kuning agar dapat diketahui letak penangkapan ikan yang baik

pada musim-musim tertentu.

Page 62: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

48

DAFTAR PUSTAKA

Adisti. 2010. Kajian biologi reproduksi ikan tembang (Sardinella maderensis Lowe, 1838) di Perairan Teluk Jakarta yang didaratkan di PPI Muara Angke, Jakarta Utara [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 64 hlm.

Affandi R & Tang UM. 2002. Fisiologi hewan air. Unri Press. Pekanbaru. 108 hlm. Bagenal T. 1978. Methods for assessment of fish production in freshwater. Third

edition. Blackwell Scientific Publications. Oxford. 365 p. Effendie MI. 1997. Biologi perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. 163

hlm. Fujaya Y. 2004. Fisiologi ikan dasar pengembangan teknologi perikanan. Rineka

Cipta. Jakarta. Harmiyati D. 2009. Analisis hasil tangkapan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio

cuning) yang didaratkan di PPI Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 71 hlm.

Jabbar MA. 2008. Pengelolaan sumberdaya perikanan ekor kuning (Caesio cuning)

di perairan Kepulauan Seribu. Institut Teknologi Bandung. Program Studi Magister Pengelolaan Sumberdaya Alam Hayati dan Lingkungan Hidup Tropika SITH ITB. Bandung. Abstrak [terhubung berkala]. http://www.sith.itb.ac.id/abstract/s2/ 2008-S2MeuthiaAulaJabbar. [17 Desember 2009]

Jennings S, Kaiser MJ, Reynolds JD. 2001. Marine fisheries ecology. Blackwell

Science Ltd. Oxfords, London. Juraida. 2004. Beberapa aspek biologi reproduksi ikan tetet (Johnius belangerii

C.V.) di Perairan Pantai Mayangan, Pamanukan, Jawa Barat [skripsi]. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

King M. 1995. Fisheries biology; assessment & management. Fishing News Books in

UK. 341 p. Makmur S & Prasetyo D. 2006. Kebiasaan makan, tingkat kematangan gonad, dan

fekunditas ikan haruan (Channa striata Bloch), di Suaka Perikanan Sungai Sambujur, DAS Barito, Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan Kelautan Indonesia 13(1):27 – 31.

Page 63: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

49

Mallawa A. 2006. Pengelolaan sumberdaya ikan berkelanjutan dan berbasis masyarakat. p. 1-4. In: Lokakarya Agenda Penelitian Program COREMAP II 9-10 September 2006, Selayar, Sulawesi Selatan. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanudin, Makassar.

Moyle PB & Cech JJ. 1988. Fishes an introduction to ichthyology 2nd edition.

Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs, New Jersey, USA. Najamuddin, Mallawa A, Budimawan, & Indar MYN. 2004. Pendugaan ukuran

pertama kali matang gonad ikan layang deles (Decapterus macrosoma Bleeker). Jurnal sains & teknologi 4(1):1-8

Nasution SH. 2004. Karakteristik reproduksi ikan endemic Rainbow Selebensis

(Telmatherina celebensis Boulenger) [disertasi]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nggajo R. 2009. Keterkaitan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning) dengan

karakteristik habitat pada ekosistem terumbu karang di Kepulauan Seribu [tesis]. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 90 hlm.

Nikolsky GV. 1963. The ecology of fishes. Academic Press. London & New York.

203 p. Pauly D. 1983. Studying single species dynamic in a tropical multispecies contex, p

33-70. in D. Pauly & G. I Murphy (editor). Theory and management of tropical fisheries. Proceedings of the ICLRAM/CSRIO, Workshop on the theory & management of tropical multispecies stocks, 12-21 January 1981. Cronulla, Australia.

[Pemprov DKI Jakarta] Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2008.

Laporan tahunan 2008 Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administrasi Kapulauan Seribu. Jakarta. 48 hlm.

Schreck CB & Moyle PB, (editor). 1990. Methods for fish biology. American

Fisheries Society. Maryland, USA. 684 p. Setyobudiandi I, Sulistiono, Yulianda F, Kusmana C, Hariyadi S, Damar A,

Sembiring A, Bahtiar. 2009. Sampling dan analisis data perikanan dan kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Siregar RPA. 2004. Aspek biologi reproduksi induk ikan patin kunyit (Pangasius

kunyit) di perairan Sungai Kampar, Propinsi Riau [tesis]. Sekolah Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sjafei DS, Rahardjo MF, Affandi R, Brodjo M, Sulistiono. 1992. Fisiologi ikan II,

reproduksi ikan. IPB Press.

Page 64: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

50

Sparre P & Venema SC. 1999. Introduksi pengkajian stok ikan tropis buku-i manual (Edisi Terjemahan). Kerjasama Organisasi Pangan, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 438 hlm.

Suyasa IN. 2003. Pengelolaan sumberdaya ikan Indonesia (pendekatan normatif)

[makalah]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. [terhubung berkala]. http://rudyct.com/PPS702-ipb/05123/nyoman_ soeyasa.htm. [25 Oktober 2010].

Tamsil A. 2000. Studi beberapa karakteristik reproduksi prepemijahan dan

kemungkinan pemijahan ikan bunjo (Glossogobius Cf aureus) di Danau Tempe dan Danau Sindenreng, Sulawesi Selatan [disertasi]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Walpole RE. 1995. Pengantar statistika, Edisi ke-3. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta. 515 hlm. Weatherley, AH. 1972. Growth and ecology of fish population. Academic Press.

London. www.fishbase.org. Caesio cuning. [terhubungberkala]. http://www.fishbase.org

/summary/Speciessummary.phpid=919.htm [5 Januari 2011]. www.kepulauanseribu.net. GAMBARAN UMUM Kabupaten Adm_ Kepulauan

Seribu.[terhubung berkala]. http://www.kepulauan seribu.net.

GAMBARAN UMUM Kabupaten Adm_ Kepulauan Seribu.htm [15

Februari 2010].

Page 65: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

51

LAMPIRAN

Page 66: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

52

Lampiran 1. Alat-alat dan bahan yang digunakan

Page 67: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

53

Lampiran 1 (Lanjutan)

Page 68: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

54

Lampiran 2. Sebaran frekuensi panjang ikan ekor kuning pada tiap pengamatan

I

II

III

IV

V

VI

0

2

4

6

8

10

12

14F

i

Selang Kelas Panjang

0

2

4

6

8

10

12

14

Fi

Selang Kelas Panjang

0

2

4

6

8

10

12

14

Fi

Selang Kelas Panjang

0

2

4

6

8

10

12

14

Fi

Selang Kelas Panjang

0

2

4

6

8

10

12

14

Fi

Selang Kelas Panjang

0

2

4

6

8

10

12

14

Fi

Selang Kelas Panjang

Page 69: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

55

Lampiran 3. Pendugaan pertumbuhan dengan metode ELEFAN I yang dikemas dalam progam FiSAT II

Untuk nilai t0 menggunakan persamaan empiris Pauly 1984: log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log L∞) – 1,038 (log K) log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log 334,43) – 1,038 (log 0,490) t0 = -1,0449

Page 70: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

56

Lampiran 3 (Lanjutan)

Untuk nilai t0 menggunakan persamaan empiris Pauly 1984: log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log L∞) – 1,038 (log K) log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log 334,43) – 1,038 (log 0,490) t0 = -1,0449

Page 71: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

57

Lampiran 3 (Lanjutan)

Untuk nilai t0 menggunakan persamaan empiris Pauly 1984: log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log L∞) – 1,038 (log K) log(-t0) = 0,3922 – 0,2752 (log 334,43) – 1,038 (log 0,470) t0 = -1,0911

Page 72: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

58

Lampiran 4. Hubungan panjang dan bobot ikan ekor kuning pada tiap pengamatan

I (Jantan)

I (Jantan)

II (Jantan)

II (Betina)

III (Jantan)

III (Betina)

y = 5E-06x3,143

R² = 0,9876

0

20

40

60

80

100

120

0 50 100 150 200 250

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 3E-06x3,2352

R² = 0,992

0

20

40

60

80

100

120

140

0 50 100 150 200 250

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 9E-06x3,0298

R² = 0,9791

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0 50 100 150 200 250

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 1E-05x2,9968

R² = 0,991

0

20

40

60

80

100

120

140

160

0 50 100 150 200 250

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 4E-06x3,1716

R² = 0,9656

0

50

100

150

200

250

300

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 2E-06x3,3478

R² = 0,7992

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 50 100 150 200

Bo

bo

t

Panjang Total

Page 73: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

59

Lampiran 4 (Lanjutan)

IV (Jantan)

IV (Jantan)

V (Jantan)

V (Betina)

VI (Jantan)

VI (Betina)

y = 5E-06x3,1415

R² = 0,9752

0

50

100

150

200

250

300

350

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 2E-05x2,8448

R² = 0,9449

0

50

100

150

200

250

0 50 100 150 200 250 300

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 3E-06x3,2291

R² = 0,958

0

50

100

150

200

250

300

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 1E-05x2,9474

R² = 0,9687

0

50

100

150

200

250

300

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 8E-06x3,0254

R² = 0,9739

0

50

100

150

200

250

0 50 100 150 200 250 300

Bo

bo

t

Panjang Total

y = 3E-06x3,1796

R² = 0,9792

0

50

100

150

200

250

300

350

0 50 100 150 200 250 300 350

Bo

bo

t

Panjang Total

Page 74: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

60

Lampiran 5. Faktor kondisi ikan ekor kuning

Selang Kelas

Jantan Betina

FK Min

FK Max

FK Rata-Rata

STDEV FK

Min FK

Max FK Rata-

Rata STDEV

110 - 131 0,7366 1,4410 1,0666 0,1430 0,8548 1,3042 1,2064 0,1158

132 - 153 0,6605 1,2267 0,9780 0,1514 0,9189 0,9189 1,2865 0,1339

154 - 175 0,6708 1,1129 0,8024 0,1212 0,8307 1,4739 1,0066 0,1940

176 - 197 0,9648 1,2514 1,0880 0,0890 1,1937 1,5481 1,3630 0,1138

198 - 219 0,7295 1,5234 1,0830 0,1987 0,9496 1,5710 1,2403 0,2502

200 - 241 0,7675 1,2677 0,9692 0,1661 0,9971 1,3625 1,1491 0,1330

242 - 263 0,8129 1,1342 0,9888 0,1104

264 - 285 0,8596 1,1531 1,0163 0,0991

286 - 307 0,8779 1,2356 1,0168 0,1542 1,3732 1,4136 1,3934 0,0285

308 - 329 1,1073 1,2033 1,1553 0,0678

Page 75: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

61

Lampiran 6. Tingkat kematangan gonad ikan ekor kuning

Selang Kelas

Jantan Betina

TKG I

TKG II

TKG III

TKG IV

TKG I

TKG II

TKG III

TKG IV

110 - 131 29 2 4 24 2

132 - 153 37 7 1 18 19

154 - 175 14 11 4 15

176 - 197 8 3 2 1 4 2 2

198 - 219 1 12 8 2 3 3 2

200 - 241 2 13 12 3 5 1

242 - 263 2 4 1

264 - 285 1 7 1

286 - 307 1 3 2

308 - 329 2

Page 76: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

62

Lampiran 7. Indeks kematangan gonad ikan ekor kuning

Selang Kelas Jantan Betina

IKG Rata-Rata STDEV IKG Rata-Rata STDEV

110 - 131 0,0057 0,0114 0,0019 0,0009

132 - 153 0,0022 0,0025 0,0027 0,0015

154 - 175 0,0028 0,0027 0,0047 0,0028

176 - 197 0,0057 0,0051 0,0098 0,0117

198 - 219 0,0043 0,0038 0,0064 0,0093

200 - 241 0,0043 0,0031 0,0034 0,0021

242 - 263 0,0086 0,0042 0,0008

264 - 285 0,0078 0,0031 0,0073

286 - 307 0,0068 0,0041 0,0078 0,0001

308 - 329 0,0060 0,0005

Page 77: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

63

Lampiran 8. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan ekor kuning betina dengan metode Sperman Karber

Selang Kelas (B) Nt fi (Ni) TKG IV (Nb) LOG Nt (Xi) Nb/Ni (Pi) X(i+1)-Xi 1-Pi (Qi) Pi * Qi Ni - 1 Pi*Qi/Ni-1

110 - 131 120,5 35 0 2,0810 0 0,0728 1 0 34 0

132 - 153 142,5 45 0 2,1538 0 0,0624 1 0 44 0

154 - 175 164,5 25 0 2,2162 0 0,0545 1 0 24 0

176 - 197 186,5 13 2 2,2707 0,1538 0,0484 0,8462 0,1302 12 0,0108

198 - 219 208,5 23 2 2,3191 0,0870 0,0436 0,9130 0,0794 22 0,0036

200 - 241 230,5 30 3 2,3627 0,1000 0,0396 0,9000 0,0900 29 0,0031

242 - 263 252,5 6 4 2,4023 0,6667 0,0363 0,3333 0,2222 5 0,0444

264 - 285 274,5 8 7 2,4385 0,8750 0,0335 0,1250 0,1094 7 0,0156

286 - 307 296,5 4 3 2,4720 0,7500 0,0311 0,2500 0,1875 3 0,0625

308 - 329 318,5 0 0 2,5031 Total

189 21

2,6325 0,4221

0,1401

Rata Rata

0,0469

0,0156

M (panjang ikan pertama kali matang gonad sebesar antilog M)

3385,26325,20469,02

0469,04385,2

2 ik Pd

dxM

Antilog M = 102,3385 = 218,0340 mm

Page 78: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

64

Lampiran 9. Pendugaan ukuran pertama kali matang gonad ikan ekor kuning jantan dengan metode Sperman Karber

Selang Kelas (B) Nt fi (Ni) TKG IV (Nb) LOG Nt (Xi) Nb/Ni (Pi) X(i+1)-Xi 1-Pi (Qi) Pi * Qi Ni - 1 Pi*Qi/Ni-1

110 - 131 120,5 26 0 2,0810 0 0,0728 1 0 25 0

132 - 153 142,5 37 0 2,1538 0 0,0624 1 0 36 0

154 - 175 164,5 19 0 2,2162 0 0,0545 1 0 18 0

176 - 197 186,5 9 2 2,2707 0,2222 0,0484 0,7778 0,1728 8 0,0216

198 - 219 208,5 8 2 2,3191 0,2500 0,0436 0,7500 0,1875 7 0,0268

200 - 241 230,5 6 1 2,3627 0,1667 0,0396 0,8333 0,1389 5 0,0278

242 - 263 252,5 1 0 2,4023 0 0,0363 1 0 0 0

264 - 285 274,5 1 1 2,4385 1 0,0335 0 0 0 0

286 - 307 296,5 2 2 2,4720 1 0,0311 0 0 1 0

308 - 329 318,5 2 2 2,5031 1

0 0 1 0

Total

111 10

3,6389 0,4221

0,0762

Rata Rata

0,0469

0,0076

M (panjang ikan pertama kali matang gonad sebesar antilog M)

2913,26389,30469,02

0469,04385,2

2 ik Pd

dxM

Antilog M = 102,2913 = 195,5783 mm

Page 79: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

65

Lampiran 10. Pendugaan mortalitas total (Z) dengan menggunakan metode Jones & Van Zelinge yang dikemas dalam progam FiSAT II

Page 80: ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN EKOR … · Berdasarkan perhitungan ukuran ikan pertama kali matang gonad dengan menggunakan metode Sperman-Karber, ... Mas Jati dan Athar yang

66

Lampiran 11. Pendugaan mortalitas alami (M) dengan menggunakan rumus empiris Pauly yang dikemas dalam progam FiSAT II