Askep Transkultural

11
Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa, diagnosis medis abortus. Klien hamil 12 minggu, klien sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk kuretase. Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di sana. Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan perbuatan dosa. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar pantangan dalam menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki- laki, pola pengambilan keputusan dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung pisang, gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi. Aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri. Ada tabungan yang sudah dipersiapakan oleh keluarga untuk persalinan ini.

Transcript of Askep Transkultural

Page 1: Askep Transkultural

Contoh Kasus Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing

Klien nama Ny. W, 30 tahun, Islam, SMP, petani, suku jawa, diagnosis medis abortus. Klien

hamil 12 minggu, klien sangat mengharapkan memiliki anak. Klien mengeluh mengalami

perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien dianjurkan untuk kuretase. Klien

memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di sana. Klien

mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua. Klien masih percaya pada sihir dan hal-

hal gaib, mereka percaya banyak anak banyak rejeki dan percaya bahwa abortus merupakan

perbuatan dosa. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan

berobat ke dukun. Mereka menganggap hal itu akibat ibunnya melanggar pantangan dalam

menyediakan sesaji. Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki-laki, pola

pengambilan keputusan dipihak laki-laki. Pantangan makanan jatung pisang, gurita dan air

kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi. Aturan

dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para santri. Ada tabungan yang sudah

dipersiapakan oleh keluarga untuk persalinan ini.

Page 2: Askep Transkultural

Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing

A. Pengkajian

1. Faktor Teknologi

Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan di

sana, Klien mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua, Klien mengeluh

mengalami perdarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari. Klien biasa berobat

kedukun, Klien masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib

2. Faktor agama dan filsafah hidup

a. Agama yang diatut yaitu agama islam

b. Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan menurut aturan

yang dibuat oleh pemuka agama dan para santri bahwa bagi para laki-laki yang

istrinnya hamil dilarang memanjat pohon kelapa atau pohon tinggi.

c. Klien dan keluarga percaya bahwa banyak anak banyak rejeki dan percaya

bahwa abortus perbuataan dosa sehingga klien merencanakan akan berobat

kedukun. Klien masih mempercayai adanya hal-hal mistik, seperti tidak boleh

memakan jantung pisang , gurita dan air kelapa sedangkan suaminya pantang

untuk memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi.

3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan

a. Nama lengkap : Ny. W

b. Nama panggilan : Ny. W

c. Umur : 30 tahun

d. Jenis kelamin : perempuan

e. Status : sudah menikah

f. Tipe keluarga : intim (tinggal sekeluarga tanpa ada keluarga lain)

g. Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga : ada pada pihak laki-laki

4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup

a. Makanan pantangan yaitu jatung pisang, gurita dan air kelapa

b. Persepsi sehat sakit berhubungan dengan aktifitas sehari-hari, yaitu:

1) Pasien memeriksakan kehamilannya didukun dan berencana akan

melahirkan disana.

Page 3: Askep Transkultural

2) Pasien mmengeluh mengalami perdarahan selama 3 hari dan juga mulas-

mulas, pasien dianjurkan kuretase.

5. Faktor politik

Kebijakan dan peraturan RS, yaitu:

a. Alasan mereka datang ke RS

Karena pasien mengeluh nyeri dibagian perut dan mules-mules serta

mengalami perdarahan.

b. Kebijakan yang didapat di RS

Klien disuruh melakukan kuretase karena pasien didiagnosa abortus

6. Faktor ekonomi

a. Pekerjaan

Klien bekerja sebagai petani

b. Sumber biaya pengobatan

Klien dan keluarga telah menyiapkan tabungan untuk persalinan klien

c. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien

Klien menggunakan tabungannya untuk biaya bersalin

7. Faktor pendidikan

a. Pasien hanya pendidikan akhirnya hanya SMP

b. Setelah didiagnosis abortus, klien tidak menerima dan merencanakan akan

berobat ke dukun.

Kemampuan klien masih minim karena masih percaya hal-hal gaib daripada

medis

Page 4: Askep Transkultural

B. Analisa Data

No Data Masalah (P)

1. DS :

Klien mengatakan bahwa klien

lebih memilih untuk berobat

kembali ke dukun setelah

disarankan untuk kuretase dan

menganggap itu adalah

perbuatan dosa.

DO : -

Ketidakpatuhan dalam pengobatan

2. DS :

Klien mendapat informasi

tentang kehamilan dari

mertuanya.

Klien percaya ibunya

melanggar pantangan dalam

sesaji.

Hubungan kekerabatan yang

lebih dominan adalah laki-laki.

Aturan dan kebijakan lebih

diatur oleh pemuka agama dan

para santri.

Makanan pantangan untuk

perempuan adalah jantung

pisang, gurita dan air kelapa.

Gangguan interaksi sosial

3. DS :

Klien percaya dengan sihir dan

hal-hal gaib.

Pasien tidak percaya dan tidak

menerima diagnosa dari

dokter.

Klien mempunyai pantangan

makan jantung pisang, gurita

Kurang pengetahuan

Page 5: Askep Transkultural

dan air kelapa.

DO :

Pendidikan klien SMP.

C. Diagnosa

NO Diagnosa

1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.

2. Gangguan interaksi sosial berhubungan dengan disorientasi sosiokultur

3. Kurang penngetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut

klien tentang aborsi.

Page 6: Askep Transkultural

D. Rencana Keperawatan

NO Dx Tujuan Rencana Kegiatan

1. 1 Setelah diberikan askep selama

(...x....) diharapkan klien mau patuh

dalam mengikuti pengobatan,

dengan KH :

Klien bersedia untuk

dilakukan kuretase.

Klien menerima didiagnosa

abortus oleh dokter.

Sebaiknya kita melakukan pendekatan

dengan cara restrukturisasi. Memberikan

penjelasan dan pengertian, bahwa abortus

ini harus segera dilakukan jika tidak

dilakukan akan membahayakan dan

merugikan kesehatan dari klien sendiri.

2. 2 Setelah diberikan askep selama

(...x....) diharapkan Klien tidak

mengalami gangguan interaksi

sosial. Dengan KH :

Klien dan keluarga tidak

mengalami kesalahpahaman

dalam hal kepercayaan.

Klien dan keluarganya dapat

memahami perbedaan

persepsi yang mendukung

kesehhatan klien.

Sebaiknya kita sebagai perawat melakukan

pendekatan kepada klien secara

restrukturisasi, karena klien dan

keluarganya mempunyai sebuah pantangan

makanan seperti tidak boleh

mengkonsumsi jantung pisang, gurita dan

air kelapa dimana pantangan tersebut

sebenarnya bagus untuk kesehatan klien

yang baru mengalami abortus. Seperti

misalnya :

Air kelapa bagus untuk klien yang

mengalami kekurangan cairan setelah

mengalami perdarahan.

Gurita mengandung protein dan sangat

baik dikonsumsi untuk menambah

energi klien pasca abortus.

Jantung pisang

3. 3 Setelah diberikan askep selama

(...x....) diharapkan klien

memahami tentang penyakit yang

dialaminya dan cara

penanganannya. Dengan KH :

Klien bersedia dilakukan

tinndakan kuretase.

Kita sebagai perawat hendaknya melakukan

pendekatan secara negosiasi, dengan

membantu klien mmemilih serta

menyarankan hal-hal yang dapat

mendukung meningkatkan derajat

kesehatan klien. Sebagai contoh klien

mempunyai pantangan untuk

Page 7: Askep Transkultural

Klien mengetahui dan

mengerti jenis makanan yang

dapat meningkatkan kondisi

kesehatannya.

mengkonsumsi air kelapa dimana air kelapa

itu sangat baik bagi klien yang baru

mengalami abortus dan kehilangan cairan

kita bisa menyarankan klien untuk lebih

banyak minum air putih dan cairan isotonik

lainnya, gurita kita bisa ganti dengan

makanan berprotein lainnya seperti telur,

ikan, tahu dll. Sedangkan jantung ppisang

kita bisa ganti dengan buah apel, jeruk dll.