askep SUHU

7
a. Pengkajian o Tempat Ada banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari arteri paru, esofagus dan kandung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini membutuhkan peralatan yang di psang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini haus memiliki pembacaan akurat yang secara cepet dan terus-mener us menunjukkan pembacaan pada monitor elektronik. Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu ini juga invasif tetapi dapat digunakan secara intermiten. Termasuk membran timpani, mulut rektum dan aksila. Lapisan termometer noninvasif yang disiapkan secara kimia juga dapat digunkan pada kulit. Tempat pengukuran seperti oral, rektal, aksila dan kulit menghandalkan sirkulasi efektif darah pada tempat pengukuran.panas dari darah di alirkan ke alat termometer. Suhu timpani mengandalkan radiasi panas tubuh erhadap sensor inframerah. Karena suplai darah arteri membran timpani dianggap sebagai suhu inti. Untuk memastikan bacaan suhu yang akurat, setiap tempat harus diukur dengan akurat. Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran, tetapi harus antara 36 º C dan 38 ºC. Walaupun temuan riset dari banyak dari banyak didapati pertentangan; secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5 ºC lebih tinggi dari suhu oraldan suhu aksila 0,5 ºC lebih rendah dari suhu oral. Setiap tempat pengukuran tersebut memiliki keuntungan dan kerugian. Perawat memilih tempat yang paling aman dan akurat untuk pasien. Perlu dilakukan pengukuran pada tempat yang sama bila pengukuran tersebut di ulang. o Termometer Ada tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai. Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui dan terampil dalam menggunakan alat ukur yang dipilih. Tingkat pendidikan inservice dapat mempengaruhi keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Set iap alat pengukuran menggunakan derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat perawat dapat mengonversi skala dengan cara mngaktifkan tombol.

Transcript of askep SUHU

a.PengkajianoTempatAda banyak tempat untuk mengkaji suhu inti dan permukaan tubuh. Suhu inti dari arteri paru, esofagus dan kandung kemih digunakan untuk perawatan intensif. Pengukuran ini membutuhkan peralatan yang di psang invasif secara terus-menerus dalam rongga atau organ tubuh. Peralatan ini haus memiliki pembacaan akurat yang secara cepet dan terus-menerus menunjukkan pembacaan pada monitor elektronik.Tempat yang paling sering digunakan untuk pengukuran suhu ini juga invasif tetapi dapat digunakan secara intermiten. Termasuk membran timpani, mulut rektum dan aksila. Lapisan termometer noninvasif yang disiapkan secara kimia juga dapat digunkan pada kulit. Tempat pengukuran seperti oral, rektal, aksila dan kulit menghandalkan sirkulasi efektif darah pada tempat pengukuran.panas dari darah di alirkan ke alat termometer. Suhu timpani mengandalkan radiasi panas tubuh erhadap sensor inframerah. Karena suplai darah arteri membran timpani dianggap sebagai suhu inti.Untuk memastikan bacaan suhu yang akurat, setiap tempat harus diukur dengan akurat. Variasi suhu yang didapatkan bergantung pada tempat pengukuran, tetapi harus antara 36 C dan 38 C. Walaupun temuan riset dari banyak dari banyak didapati pertentangan; secara umum diterima bahwa suhu rektal biasanya 0,5 C lebih tinggi dari suhu oraldan suhu aksila 0,5 C lebih rendah dari suhu oral. Setiap tempat pengukuran tersebut memiliki keuntungan dan kerugian. Perawat memilih tempat yang paling aman dan akurat untuk pasien. Perlu dilakukan pengukuran pada tempat yang sama bila pengukuran tersebut di ulang.oTermometerAda tiga jenis termometer yang digunakan untuk menentukan suhu tubuh adalah air raksa-kaca, elektronik dan sekali pakai. Perawat bertanggung jawab untuk banyak menetahui dan terampil dalam menggunakan alat ukur yang dipilih. Tingkat pendidikan inservice dapat mempengaruhi keakuratan dan reabilitas pembacaan suhu. Setiap alat pengukuran menggunakan derajat celsius atau skala fahrenheit. Termometer elektronik membuat perawat dapat mengonversi skala dengan cara mngaktifkan tombol.

Termometer air raksa-kacaTermometer air raksa-kaca adalah termometer yang paling dikenal, telah digunakan sejak abad ke-15. termometer tersebut terbuat dari kaca yang pada salah satu ujungnya ditutup dan jung lainya dengan bentolan berisi air raksa. Ada 3 jenis termometer kaca, yaitu oral ( ujungnya ramping), stubby, dan rektal (ujungnya berbentuk buah pir). Ujung termometer oral langsing, sehingga memungkinkan pentolan lebih banyak terpapar pada pembuluh darah di dalam mulut. Termometer oral biasanya memiliki ujung berwarna biru. Termometer stubby biasanya lebih pendek dan lebih gemuk dari pada jenis oral. Dapat digunakan mengukur suhu dimana saja. Termometer rektar memiliki ujung yang tumpul atau runcing, untuk mencegah trauma terhadap jaringan rektal pada saat insersi. Termometer ini biasanya di kenali dengan ujung yang berwarna merah. Keterlambatan waktu pencatatan dan dan mudah pecah merupakan kerugian dari termometer air raksa-kaca. Keuntungan dari termometer air raksa-kaca adalah harga murah, mudah diperoleh, dan banyak tersedia.Termometer elektronikTermometer elektronik terdiri atas unit tampilan tenaga batere yang dapat diisi ulang, kabel kawat yang tipis dan alas yang memproses suhu yang dibungkus dengan kantung plastik sekali pakai. Salah satu bentuk termometer elektronik menggunakan alat seperti pensil. Probe tersendiri yang anti pecah tersedia untuk oral dan rektal. Probe untuk oral dapat juga digunakan untuk mengukur suhu di aksila. Selama 20 sampai 50 detik dari insersi, pembacaan terlihat pada unit tampilan tanda bunyi yang terdengar bila puncak pembacaan suhu terukur.Bentuk lain dari termometer elektronik digunakan secara khusus untuk pengukuran timpanik. Spekulum otoskop dengan ujung sensor inframerah mendeteksi penyebaran panas dari membran timpani. Dalam 2 sampai 5 detik dari mulai dimasukkan ke dalam kanal auditorius, hasilnya terlihat pada layar. Tanda bunyi terdengar saat puncak bacaan suhu telah tercapai.Termometer sekai pakaiTermometer sekali pakai dan penggunaan tunggal berbentuk strip kecil yang terbuat dari plastik dengan sensor suhu pada salah satu ujungnya. Sensor tersebut terdiri atas matrik dari lekukan seperti titik yang mengandung bahan kimia yang larut dan berubah warna pada perbedaan suhu. Digunakan untuk suhu oral dan aksila, terutama pada anak-anak. Dipakai dengan cara yang sama dengan termometer aksila dan digunakan hanya sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan suhu hanya 60 detik (Ericksonet al, 1996). Termometer di ambil dan dibaca setelah sekitar 10 detik supaya stabil.Bentuk lain dari termometer sekali pakai adalah koyo (patch) atau pita sensitif suhu. Digunakan pada dahi atau abdomen, koyo akan berubah warna pada suhu yang berbeda.Kedua jenis termometer sekali pakai ini berguna untuk mengetahi suhu, khususnya pada bayi yang baru lahir.b.Diagnosa keperawatanPerawat mengkaji temuan pengkajian dan mengelompokkan karateristik yang ditentukan untuk membuat diagnosa keperawatan. Misalnya, pada peningkatan suhu tubuh, kulit kemerahan, kulit hangat saat disentuh, dan takikardia menandakan diagnosis, hipertermia. Diagnosis keperawatan mengidentifikasi risiko klien terhadap perubahan suhu tubuh atau perubahan suhu yang aktual. Jika klien memiliki faktor resiko, perawat meminimalkan atau menghilangkan faktor yang meningkatkan perubahan suhu. Pengkajian suhu di batas normalmengarah pada diagnosa keperawatan.Pada contohnya hipertermia, faktor yang berhubungan dengan aktivitas yang berat akan menghasilkan intervensi yang sangat berdeda daripada faktor yang berhubungan dengan ketidakmampuan atau berkeringat.Proses Diagnostik Keperawatan terhadap TermoregulasiNODIAGNOSA

1Hipertermi

2Ketidakefektifan Termoregulasi

3Hipotermi

c.PerencanaanKlien yang beresiko mengalami perubahan suhu membutuhkan rencana perawatan individu yang ditunjukkan dengan mempertahankan normotermia dan mengurangi faktor resiko. Hasil yang diharapkan ditetapkan untuk menentukan kemajuan ke arah kembalinya suhu tubuh ke batas normal. Rencana perawatan bagi klien dengan perubahan suhu yang aktual berfokus pada pemulihan normotermia, meminimalkan komplikasi dan meningkatkan kenyamanan. (lihat rencana keperawatan)

Rencana asuhan keperawatan untuk hipertermiaDiagnosa keperawatan : hipertermia yang berhubungan dengan proses infeksiDefinisi : hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh individu meningkat di atas batasan suhu normalnya.

No DxtujuanHasil yg diharapkanintervensirasional

1

2

3

Klien akan kembali ke batasan suhu tubuh normal 36,5-37,5C

Klien akan kembali ke batasan suhu tubuh normal 36,5-37,5C

Klien akan kembali ke batasan suhu tubuh normal 36,5-37,5C

Suhu tubuh turun paling sedikit 1C setelah terapi

Klien mampu beristirahat dengan tenang

Pertahankan suhu ruangan pada 21C kecuali jika klien menggigil

Kurangi penutup ekternal pada tubuh klien . jaga supaya pakaian dan alas tempat tidur tetap keringSuhu ruangan sekitar dapat meningkatkan suhu tubuh. Namun menggigil harus dihindari karena meningkatkan suhu tubuh (Guyton, 1991).

Pakaian yang basah atau terlalu basah mencegah pengeluaran panas melalui radiasi, konveksi dan konduksi.

d.ImplementasiMerupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :Tahap 1 : persiapanTahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.Tahap 2 : intervensiFocus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen,dependen,dan interdependen.Tahap 3 : dokumentasiPelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

e.EvaluasiSemua intervensi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan respon aktual klien terhadap hasil yang diharapkan dari rencana perawatan.hal ini menunjukkan apakah tujuan keperawatan telah terpenuhi atau apakah dibutuhkan revisi terhadap rencana.Evaluasi interensi terhadap hipertermiatujuanTindakan evaluasiHasil yang diharapkan

Suhu tubuh klien akan kembali ke batas normal

Klien mendapatkan rasa nyaman dan istirahat pada 21/2Pantau suhu tubuh setelah intervensi

Tanyakan apa yang dirasakan klien

Observasi adanya kegelisahan, kelemahan.Suhu tubuh paling sedikit 1C setelah terapiSuhu tubuh tetap berada antara 36C dan 38C selama paling sedikit 24 jam pada 20/2Klien menyatakan kepuasan terhadap istirahat dan tidur meningkatKlien dapat istirahat dan tidur dengan tenang.