ASKEP STT
-
Upload
marhadijamida -
Category
Documents
-
view
511 -
download
2
Transcript of ASKEP STT
-
5/25/2018 ASKEP STT
1/194
Profil
KHANZA SKIN CARE
Perawatan Wajah dan Kecantikan Kulit
SOFT TISSU TUMOR
10/12/2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuhbagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, lemak
dan jaringan synovial (jaringan di sekitar persendian).
Tumor adalah benjolan atau pembengkakan abnormal dalam tubuh, tetapi dalam artian khusus
tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh neoplasma. Secara klinis, tumor dibedakan atas
golongan neoplasma dan nonneoplasma misalnya kista, akibat reaksi radang atau hipertrofi.
Tumor jaringan lunak dapat terjadi di seluruh bagian tubuh mulai dari ujung kepala sampai ujungkaki. Tumor jaringan lunak ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor ganas atau kankerpada jaringan lunak dikenal sebagai sarcoma jaringan lunak atau Soft Tissue Sarcoma(STS).
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15% dari seluruh keganasan
pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada
umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.
Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46% di
mana 75% ada diatas lutut terutama di daerah paha. Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas,
lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%. 30% di tubuh bagian luar maupun dalam,seperti pada dinding perut, dan juga pada jaringan lunak dalam perut maupun dekat ginjal atau
yang disebut daerah retroperitoneum. Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat
lainnya, antara lain di dada.
I.2 RUMUSAN MASALAH
http://doktermaya.wordpress.com/about/http://doktermaya.wordpress.com/about/http://doktermaya.wordpress.com/http://doktermaya.wordpress.com/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/http://doktermaya.wordpress.com/http://doktermaya.wordpress.com/about/ -
5/25/2018 ASKEP STT
2/194
I.2.1 Bagaimana etiologi dan patofisiologi tumor jaringan lunak?
I.2.2 Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan tumor jaringan lunak?
I.3 TUJUAN
I.3.1 Mengetahui etiologi dan patofisiologi tumor jaringan lunak.
I.3.2 Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan tumor jaringan lunak.
I.4 MANFAAT
I.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu bedahorthopedi pada khususnya
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraanklinik bagian ilmu bedah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. A. DEFINISIJaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuhbagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, dan
jaringan lemak.
Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor(STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan
abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
1. B. ANATOMI FISIOLOGI
-
5/25/2018 ASKEP STT
3/194
Menurut Evelyn C. Pearce (2008:15), anatomi fisiologi jaringan lunak adalah sebagai berikut :
1. Otot
Otot ialah jaringan yang mempunyai kemampuan khusus yaitu berkontraksi bergerak. Otot
terdiri atas serabut silindris yang mempunyai sifat yang sama dengan jaringan yang lain, semuaini diikat menjadi berkas-berkas serabut kecil oleh sejenis jaringan ikat yang mengandung unsur
kontraktil
2. Tendon
Tendon adalah pengikat otot pada tulang, tendon ini berupa serabut-serabut simpai yang
berwarna putih, berkilap, dan tidak elastis.
3. Jaringan ikat
Jaringan ikat melengkapi kerangka badan, dan terdiri dari jaringan areolar dan serabut elastis.
1. C. ETIOLOGIEtiologi Soft Tissue Tumor:
1. Kondisi genetikAda bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor predisposisi untuk beberapa
tumor jaringan lunak, dalam daftar laporan gen yang abnormal, bahwa gen memiliki peranpenting dalam diagnosis.
2. Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi-induksi yang mendorongtransformasi neoplastik.
3. Lingkungan karsinogen
Sebuah hubungan antara eksposur ke berbagai karsinogen dan setelah itu dilaporkan
meningkatnya insiden tumor jaringan lunak.
4. Infeksi
Infeksi virus Epstein-Barr dalam orang yang kekebalannya lemah juga akan meningkatkan
kemungkinan tumor jaringan lunak.
5. Trauma
-
5/25/2018 ASKEP STT
4/194
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors nampaknya kebetulan. Trauma mungkin
menarik perhatian medis ke pra-luka yang ada.
D. INSIDENSI
Kanker jaringan lunak termasuk kanker yang jarang ditemukan, insidensnya hanya sekitar 1%dari seluruh keganasan yang ditemukan pada orang dewasa dan 7-15 % dari seluruh keganasan
pada anak. Bisa ditemukan pada semua kelompok umur. Pada anak-anak paling sering pada
umur sekitar 4 tahun dan pada orang dewasa paling banyak pada umur 45-50 tahun.
Lokasi yang paling sering ditemukan adalah pada anggota gerak bawah yaitu sebesar 46%
dimana 75%-nya ada di atas lutut terutama di daerah paha.
Di anggota gerak atas mulai dari lengan atas, lengan bawah hingga telapak tangan sekitar 13%.30% di tubuh bagian di bagian luar maupun dalam, seperti pada dinding perut, dan juga pada
jaringan lunak di dalam perut maupun dekat ginjal atau yang disebut daerah retroperitoneum.Pada daerah kepala dan leher sekitar 9% dan 1% di tempat lainnya, antara lain di dada.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor
berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit.Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan atau
nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa
lunak dan bila tumor digerakan relatif masih mudah digerakan dari jaringan di sekitarnya dantidak pernah menyebar ke tempat jauh.
Umumnya pertumbuhan kanker jaringan lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi
benjolan yang keras, dan bila digerakkan agak sukar dan dapat menyebar ke tempat jauh ke paru-
paru, liver maupun tulang. Kalau ukuran kanker sudah begitu besar, dapat menyebabkan borokdan perdarahan pada kulit diatasnya.
F. PATOFISIOLOGI
Pada umumnya tumor-tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumors(STT) adalah proliferasi
jaringan mesenkimal yang terjadi di jaringan nonepitelial ekstraskeletal tubuh. Dapat timbul ditempat di mana saja, meskipun kira-kira 40% terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha,
20% di ekstermitas atas, 10% di kepala dan leher, dan 30% di badan.
Tumors jaringan lunak tumbuh centripetally, meskipun beberapa tumor jinak, seperti serabut
luka. Setelah tumor mencapai batas anatomis dari tempatnya, maka tumor membesar melewati
-
5/25/2018 ASKEP STT
5/194
batas sampai ke struktur neurovascular. Tumor jaringan lunak timbul di lokasi seperti lekukan-
lekukan tubuh.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
2. Pertumbuhan dari sel-sel transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.
G. DIAGNOSA
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan biopsi, bisadapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung
berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bila
ukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatan
seluruh tumor. Jaringan hasil biopsi diperiksa oleh ahli patologi anatomi dan dapat diketahuiapakah tumor jaringan lunak itu jinak atau ganas. Bila jinak maka cukup hanya benjolannya saja
yang diangkat, tetapi bila ganas setalah dilakukan pengangkatan benjolan dilanjutkan dengan
penggunaan radioterapi dan kemoterapi. Bila ganas, dapat juga dilihat dan ditentukan jenissubtipe histologis tumor tersebut, yang sangat berguna untuk menentukan tindakan selanjutnya.
Simak
Baca secara fonetik
KamusLihat kamus yang lebih detail
1. H. PENATALAKSANAANSecara umum, pengobatan untuk jaringan lunak tumor tergantung pada tahap dari tumor. Tahap
tumor yang didasarkan pada ukuran dan tingkatan dari tumor. Pengobatan pilihan untuk jaringan
lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.1. Terapi Pembedahan (Surgical Therapy)
http://www.google.co.id/dictionary?source=translation&hl=id&q=diagnosis%20bartholinitis&langpair=id%7Cidhttp://www.google.co.id/dictionary?source=translation&hl=id&q=diagnosis%20bartholinitis&langpair=id%7Cidhttp://www.google.co.id/dictionary?source=translation&hl=id&q=diagnosis%20bartholinitis&langpair=id%7Cidhttp://www.google.co.id/dictionary?source=translation&hl=id&q=diagnosis%20bartholinitis&langpair=id%7Cid -
5/25/2018 ASKEP STT
6/194
Bedah adalah yang paling umum untuk perawatan jaringan lunak tumors. Jika memungkinkan,
dokter akan menghapus kanker dan margin yang aman dari jaringan sehat di sekitarnya. Penting
untuk mendapatkan margin bebas tumor untuk mengurangi kemungkinan kambuh lokal danmemberikan yang terbaik bagi pembasmian dari tumor. Tergantung pada ukuran dan lokasi dari
tumor, mungkin, jarang sekali, diperlukan untuk menghapus semua atau bagian dari lengan atau
kaki.
2. Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan untuk operasi baik sebelum atau setelah shrink Tumor operasi
apapun untuk membunuh sel kanker yang mungkin tertinggal. Dalam beberapa kasus, dapat
digunakan untuk merawat tumor yang tidak dapat dilakukan pembedahan. Dalam beberapa studi,terapi radiasi telah ditemukan untuk memperbaiki tingkat lokal, tetapi belum ada yang
berpengaruh pada keseluruhan hidup.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat digunakan dengan terapi radiasi, baik sebelum atau sesudah operasi untuk
mencoba bersembunyi di setiap tumor atau membunuh sel kanker yang tersisa. Penggunaankemoterapi untuk mencegah penyebaran jaringan lunak tumors belum membuktikan untuk lebih
efektif. Jika kanker telah menyebar ke area lain dari tubuh, kemoterapi dapat digunakan untuk
Shrink Tumors dan mengurangi rasa sakit dan menyebabkan kegelisahan mereka, tetapi tidak
mungkin untuk membasmi penyakit.
1. I. KOMPLIKASIPenyebaran atau metastasis kanker ini paling sering melalui pembuluh darah ke paru-paru , ke
liver, dan tulang. Jarang menyebar melalui kelenjar getah bening.
1. I. PROGNOSISPada kanker jaringan lunak yang sudah lanjut, dengan ukuran yang besar, resiko kekambuhan
setelah dilakukan tindakan operasi masih dapat terjadi. Oleh karena itu setelah operasi biasanyapenderita harus sering kontrol untuk memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi
ataupun kekambuhan ditempat jauh berupa metastasis di paru, liver atau tulang.
1. J. CONTOH SOFT TI SSUE TUMOR
-
5/25/2018 ASKEP STT
7/194
1) LIPOMA
2) FIBROMA DESMOPLASTIK
3) LIPOSARKOMA
4) FIBROSARKOMA
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh
bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain adalah otot, tendon, jaringan ikat, dan
jaringan lemak.
Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor(STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakanabnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
Gejala dan tanda kanker jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada lokasi di mana tumor
berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit.Hanya sedikit penderita yang mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan atau
nekrosis dalam tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
-
5/25/2018 ASKEP STT
8/194
Metode diagnosis yang paling umum selain pemeriksaan klinis adalah pemeriksaan biopsi, bisa
dapat dengan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) atau biopsi dari jaringan tumor langsung
berupa biopsi insisi yaitu biopsi dengan mengambil jaringan tumor sebagian sebagai contoh bilaukuran tumornya besar. Bila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi dengan pengangkatan
seluruh tumor.
Pengobatan pilihan untuk jaringan lunak tumors termasuk operasi, terapi radiasi, dan kemoterapi.
III.2 SARAN
1. Dilakukan penelitian tentang komplikasi dan prognosis pada penderita Soft Tissue Tumor2. Mahasiswa diharapkan lebih mengenalkan kepada masyarakat tentang bahaya Soft Tissue
Tumor
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., Soft Tissue Tumor, dalamBuku Ajar Ilmu Bedah,Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,
2. Harri Prawira Ezzedin. 2009. Fraktur.Faculty of MedicineUniversity of Riau Pekanbaru,
Riau. available at (http://www.Belibis17.tk.Di akses tanggal 17 Agustus 2011.
3. Tassya, A, 2010. Tumor Jaringan Lunak. (http://www.BlogSpot.com). Diakses tanggal 17
Agustus 2011
Posted bydoktermayainMakalah KedokteranTag:adalah,akut,diagnosa,diagnosis,faktor,kelainan,keluhan,klinis,komplikasi,kronis,obat,patofisiologi,penanganan,penatalaksanaan,
pengertian,penyakit,penyebab,riwayat,soft,tanda,terapi,tissu,trauma,tumor
http://www.belibis17.tk/http://www.belibis17.tk/http://www.belibis17.tk/http://www.blogspot.com/http://www.blogspot.com/http://www.blogspot.com/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/akut/http://doktermaya.wordpress.com/tag/akut/http://doktermaya.wordpress.com/tag/akut/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/faktor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/faktor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/faktor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kronis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kronis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kronis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/soft/http://doktermaya.wordpress.com/tag/soft/http://doktermaya.wordpress.com/tag/soft/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tissu/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tissu/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tissu/http://doktermaya.wordpress.com/tag/trauma/http://doktermaya.wordpress.com/tag/trauma/http://doktermaya.wordpress.com/tag/trauma/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tumor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tumor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tumor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tumor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/trauma/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tissu/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/soft/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kronis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/faktor/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/akut/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://www.blogspot.com/http://www.belibis17.tk/ -
5/25/2018 ASKEP STT
9/194
1 komentar
KISTA OVARIUM
01/12/2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Secara normal sering terjadi kista (kantong yang berisi cairan) dengan ukuran yang kecil padakedua indung telur. Pada umumnya kista ini tidak mengganggu dan akan hilang dengan
sendirinya. Tetapi pada kasus2 kista lainnya bisa menyebabkan masalah dan perlu diobati.
Salah satu indung telur secara normal akan menghasilkan sel telur setiap bulannya. Sel telur ini
berada dalam suatu kantong yang disebut dengan folikel, tumbuh didalam indung telur. Pada hari
ke 5 siklus mens, hormon estrogen menstimulasi lapisan bagian dalam rahim (endometrium)untuk tumbuh dan menebal, persiapan akan kemungkinan adanya kehamilan. Sekitar hari ke 14
sel telur dikeluarkan / dilepaskan dari indung telur, proses ini dinamakan ovulasi.
Sel telur yang dihasilkan akan bergerak ke arah saluran telur ( tuba fallopi) yang selanjutnya
akan dibuahi oleh sperma, proses ini dinamakan konsepsi. Setelah ovulasi folikel yang kosongtadi menjadi korpus luteum, yang tetap bertahan sampai priode mens berikutnya. Korpus luteumberfungsi mempersiapkan endometrium agar siap untuk menerima sel hasil konsepsi tadi.
Kista Ovarium cukup sering dialami wanita disaat usia reproduksinya. Kista bisa bervariasiukurannya serta terdapat berbagai macam jenis kista ovarium. Kebanyakan kista jinak (bukan
kanker), sementara sebagian kecil lainnya bisa berupa kista yang ganas (kanker), sehingga semua
bentuk kista harus diperiksakan ke dokter.
Jumlah diagnosa kista ovarium meningkat seiring dengan pemeriksaan fisik dan penggunaan
ultrasound (USG) secara luas. Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua
macam, yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik. Tentang neoplastik belum ada klasifikasiyang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi karena klasifikasi berdasarkan
histopatologi dan embriologi belum dapat diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya
pengetahuan mengenai asal-usul beberapa kista.
I.2 RUMUSAN MASALAH
http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/#commentshttp://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/#commentshttp://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/10/soft-tissu-tumor/#comments -
5/25/2018 ASKEP STT
10/194
I.2.1 Bagaimana etiologi dan patofisiologi Kista ovarium pada kehamilan?
I.2.2 Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan Kista ovarium pada kehamilan?
I.3 TUJUAN
I.3.1 Mengetahui etiologi dan patofisiologi Kista ovarium pada kehamilan.
I.3.2 Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan Kista ovarium pada kehamilan.
I.4 MANFAAT
I.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu kebidanan dan
kandungan pada khususnya
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan
klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan
081943263594
-
5/25/2018 ASKEP STT
11/194
BAB II
STATUS PASIEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
II.1 IDENTITAS PASIEN
No. Reg : 2357112
1. A. Identitas pribadi :Nama penderita : Ny. A Nama Suami : Tn. M
Umur penderita : 35 tahun Umur suami : 39 tahun
Alamat : Gondang Legi
Pekerjaan penderita : IRT Pekerjaan suami : Petani
Pendidikan penderita : SD Pendidikan suami : SD
1. B. Anamnesa :1. Masuk rumah sakit tanggal : 28 Maret 2011 pada pukul 20.002. Keluhan utama : Nyeri perut bagian bawah3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah telah
dirasakan sejak satu tahun yang lalu. Selama satu tahun tersebut, pasien mengakuhanya berobat ke pengobatan alternatif, namun tidak ada perbaikan. Kemudian
pasien berobat k dokter 1 bulan yang lalu dan di USG, dan dari hasil USG
didapatkan kista pada rahim. Kemudian kemarin perut terasa sangat sakit sekali,
sehingga pasien datang berobat ke Rumah sakit.4. Riwayat kehamilan yang sekarang : (-)5. Riwayat menstruasi : menarche umur 14 tahun, HPHT 24-3-20116. Riwayat perkawinan : pasien menikah 1 x pada tahun 1990, lamanya 11 tahun,
umur pertama menikah 24 tahun.
7. Riwayat persalinan sebelumnya : Anak I : 1999, lahir normal, di tolong bidan,BB: 3,7kg
-
5/25/2018 ASKEP STT
12/194
Anak II : 2003, lahir normal, di tolong bidan, BB: 3,2kg
1. Riwayat penggunaan kontrasepsi : KB suntik 5 tahun setelah kelahiran anak II2. Riwayat penyakit sistemik yang pernah dialami : -3. Riwayat penyakit keluarga : Kakak pasien DM (+)4.
Riwayat kebiasaan dan sosial : sosial menengah ke bawah, kebiasaan : pijat oyok (+)5. Riwayat pengobatan yang telah dilakukan : obat-obatan dari dokter dan bidan.
1. C. Pemeriksaan fisik1. Status present
Keadaan umum : kesadaran compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmhg Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,5C Frekwensi pernapasan : 20x/menit
Tinggi Badan : - Berat badan : -
1. Pemeriksaan umumKulit : normal
Kepala :
Mata : anemi (-/-) ikterik (-/-) odem palpebra (-/-)
Wajah : simetris
Mulut : kebersihan gigi geligi kurang stomatitis (-)
hiperemi faring (-) pembesaran tonsil (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe di leher (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
Paru :
-
5/25/2018 ASKEP STT
13/194
Inspeksi : hiperpigmentasi areola mammae (+) ASI (-)
pergerakan pernapasan simetris tipe pernapasan normal
retraksi costa -/-
Palpasi : teraba massa abnormal -/- pembesaran kelenjar axila -/-
Perkusi : sonor +/+ hipersonor -/- pekak -/-
Auskultasi : vesikuler +/+ suara nafas menurun -/-
wheezing -/- ronki -/-
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : thrill -/-
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : denyut jantung S1 S2
Abdomen :
Inspeksi : flat -/-, distensi -/-, gambaran pembuluh darah kolateral -/-
Palpasi : pembesaran organ -/- nyeri tekan +/+
teraba massa abnormal -/-
Perkusi : timpani
Auskultasi : suara bising usus +/+ metallic sound -/-
Ekstremitas : odem -/-
1. C. Status obstetriPemeriksaan luar
TFU tak teraba, nyeri tekan abdomen bawah (+), massa (-)
-
5/25/2018 ASKEP STT
14/194
Pemeriksaan obstetric dalam :
Pada pemeriksaan dalam didapatkan blood slym (-), pembukaan : 0, penipisan portio (-), massa(-).
D. Pemeriksaan Penunjang :
1. USG (Tanggal 5 februari 2011) :
Terdapat Cystoma ovarii, tampaknya muccinosum/ pseudomuccinosum, besar di bagian antero-
superior dari uterus, ukuran 9 x 10 x 11 cm, serta di retrouterine sisi kanan ukuran 4 cm.
2. Laboratorium (tanggal 7 maret 2011) :
- DL :
Hb : 12,4
Leukosit : 14.306
LED : 10
Trombosit : 327.000
Masa perdarahan : 130
Masa pembekuan : 1300
UL :Makroskopis : Kuning jernih
pH : 5,5
Glukosa : -
Protein : -
Bilirubin : -
Urobilinogen : -
Sedimen : eritrosit : 0-1
-
5/25/2018 ASKEP STT
15/194
Leukosit : + (1-3)
Epitel : + (9-16)
Kimia Darah :GDP : 86
Ureum : 40
Kreatinin : 4,0
TPHA : -
SGOT : 14
SGPT : 16
1. D. RingkasanAnamnesa Nyeri perut bagian bawah telah dirasakan sejak satu tahun yang lalu. Selama satu
tahun tersebut, pasien mengaku hanya berobat ke pengobatan alternatif, namun tidak ada
perbaikan. Kemudian pasien berobat k dokter 1 bulan yang lalu dan di USG, dan dari hasil USG
didapatkan kista pada rahim. Kemudian kemarin perut terasa sangat sakit sekali, sehingga pasiendatang berobat ke Rumah sakit.
Pemeriksaan fisik : keadaan umum : kesadaran compos mentis, tekanan darah : 120/80 nadi :84x/menit, suhu: 36,5C, frekwensi pernapasan : 20x/menit
Pemeriksaan obstetric luar : TFU tak teraba, nyeri tekan abdomen bawah (+), massa (-)
Pemeriksaan obstetric dalam : Vulva / vagina : Blood slym (-), pembukaan : 0, penipisan portio
(-), massa (-)
Pemeriksaan penunjang : USG menunjukkan adanya Cystoma ovarii di bagian antero-posteriordan retro uterine sisi dextra.
Diagnose : P2002Ab000 dengan Cystoma Ovarii
Rencana tindakan :
1. OP tanggal 29-3-2011
-
5/25/2018 ASKEP STT
16/194
Lembar Follow Up
Nama pasien : Ny. A
Ruang kelas : IRNA Brawijaya
Diagnose : P2002Ab000Post SOS + Parsial Oovorokistektomi dextra.
29 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (+), BAB (-), BAK (-)
O : T = 120/80 mmHg
N = 92x/menit
S = 37,5C
RR = 21x/menit
A = P2002Ab000Post SOS + Parsial Oovorokistektomi dextra
-
5/25/2018 ASKEP STT
17/194
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
3. Teranol 31
4. Kalnex 31
4. observasi TTV
30 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (+), BAB (-), BAK (+), flatus (+)
O : T = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
S = 36,2C
RR = 18x/menit
A = P2002Ab000Post SOS + Parsial Oovorokistektomi dextra
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
3. Teranol 31
4. Kalnex 31
4. observasi TTV
31 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (-), BAB (-), BAK (+)
O : T = 120/80 mmHg
-
5/25/2018 ASKEP STT
18/194
N = 84x/menit
S = 36,6C
RR = 18x/menit
A = P2002Ab000Post SOS + Parsial Oovorokistektomi dextra
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
3. Teranol 31
4. Kalnex 31
4. observasi TTV
1 April 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (-), BAB (+), BAK (+)
O : T = 120/80 mmHg
N = 84x/menit
S = 36,6C
RR = 18x/menit
A = P2002Ab000Post SOS + Parsial Oovorokistektomi dextra
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
3. Teranol 31
4. Kalnex 31
4. observasi TTV
-
5/25/2018 ASKEP STT
19/194
LAPORAN KELUAR RUMAH SAKIT
KRS tanggal : 02 Maret 2011
Keadaan pasien waktu pulang : keadaan umum cukup, T = 120/70 mmHg, N = 82, S =
36C
Hb : 12 gr/dL PPV : - Massa : - Diagnose saat pulang : Cystoma Ovarii tipe endometrioma (post SOS+ POD)
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 DEFINISI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan
jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur)
disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahankadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Kebanyak kista ovarium ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya. Jika kista inibertambah besar, maka akan dapat menyebabkan tekanan, perasaan penuh dan rasa tidak
nyaman.
Kista ovarium sering ditemukan pada wanita di masa reproduksinya. Seorang wanita dapat
memiliki satu atau lebih kista, dimana dapat memiliki ukuran yang bervariasi, dari yang sebesar
kacang hingga sebesar anggur.
3.2 JENIS-JENIS KISTA OVARIUM
a. Kista fungsional
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid. Kista normal iniakan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2
macam kista fungsional: kista folikular dan kista korpus luteum.
-
5/25/2018 ASKEP STT
20/194
o Kista folikular : Folikel sebagai penyimpan sel telur akan mengeluarkan sel telurpada saat ovulasi bilamana ada rangsangan LH (Luteinizing Hormone).
Pengeluaran hormon ini diatur oleh kelenjar hipofisis di otak. Bilamana semuanyaberjalan lancar, sel telur akan dilepaskan dan mulai perjalannya ke saluran telur
(tuba falloppi) untuk dibuahi. Kista folikuler terbentuk jika lonjakan LH tidak
terjadi dan reaksi rantai ovulasi tidak dimulai, sehingga folikel tidak pecah ataumelepaskan sel telur, dan bahkan folikel tumbuh terus hingga menjadi sebuahkista. Kista folikuler biasanya tidak berbahaya, jarang menimbulkan nyeri dan
sering hilang dengan sendirinya antara 2-3 siklus haid.
o Kista korpus luteum : Bilamana lonjakan LH terjadi dan sel telur dilepaskan,rantai peristiwa lain dimulai. Folikel kemudian bereaksi terhadap LH dengan
menghasilkan hormon estrogen dan progesteron dalam jumlah besar sebagai
persiapan untuk pembuahan. Perubahan dalam folikel ini disebut korpus luteum.
Tetapi, kadangkala setelah sel telur dilepaskan, lubang keluarnya tertutup danjaringan-jaringan mengumpul di dalamnya, menyebabkan korpus luteum
membesar dan menjadi kista. Meski kista ini biasanya hilang dengan sendiridalam beberapa minggu, tetapi kista ini dapat tumbuh hingga 4 inchi (10 cm)
diameternya dan berpotensi untuk berdarah dengan sendirinya atau mendesak
ovarium yang menyebabkan nyeri panggul atau perut. Jika kista ini berisi darah,
kista dapat pecah dan menyebabkan perdarahan internal dan nyeri tajam yangtiba-tiba.
1. b. Kista AbnormalMaksud kata abnormal disini adalah tidak normal, tidak umum, atau tidak biasanya (ada,timbul, muncul, atau terjadi). Semua tipe atau bentuk kista -selain kista fungsional- adalah kista
abnormal, misalnya:
Kista dermoid
-
5/25/2018 ASKEP STT
21/194
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi dan lainnya. Kista
ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah dibawa dalam kandungan ibunya.
Kista ini biasanya kering dan tidak menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar danmenimbulkan nyeri.
Kista endometriosisKista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan selaput dinding rahim
yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan berkembang menjadi kista. Kista inisering disebut juga sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.
Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri
sanggama.
KistadenomaKista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium, biasanya bersifatjinak. Kistasenoma dapat tumbuh menjadi besar dan mengganggu organ perut lainnya dan
menimbulkan nyeri.
Polikistik ovariumOvarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang menyebabkanovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom polikistik ovarium yang disebabkan
oleh gangguan hormonal, terutama hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuatovarium membesar dan menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinyaovulasi, sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
3.3 INSIDENS DAN EPIDEMIOLOGI
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista ovarium) dan sebagian kecil
berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua
kanker ginekologi. Angka kematian yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya
bersifat asimptomatik dan baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga60%70% pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penyakit ini disebut juga sebagai silentkiller
Pemeriksaan USG transvaginal ditemukan kista ovarium pada hampir semua wanita
premenopouse dan terjadi peningkatan 14,8% pada wanita post menopouse. Kebanyakan darikista tersebut bersifat jinak. Kista ovarium fungsional terjadi pada semua umur, tetapi
kebanyakan pada wanita masa reproduksi. Dan kista ovarium jarang setelah masa menopouse.
-
5/25/2018 ASKEP STT
22/194
3.4 ETIOLOGI
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapibeberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalam
mekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.
Kista ovarium terbentuk oleh bermacam sebab. Penyebab inilah yang nantinya akan menentukan
tipe dari kista. Diantara beberapa tipe kista ovarium, tipe folikuler merupakan tipe kista yang
paling banyak ditemukan. Kista jenis ini terbentuk oleh karena pertumbuhan folikel ovariumyang tidak terkontrol.
Folikel adalah suatu rongga cairan yang normal terdapat dalam ovarium. Pada keadaan normal,
folikel yang berisi sel telur ini akan terbuka saat siklus menstruasi untuk melepaskan sel telur.
Namun pada beberapa kasus, folikel ini tidak terbuka sehingga menimbulkan bendungan carian
yang nantinya akan menjadi kista.
Cairan yang mengisi kista sebagian besar berupa darah yang keluar akibat dari perlukaan yangterjadi pada pembuluh darah kecil ovarium. Pada beberapa kasus, kista dapat pula diisi olehjaringan abnormal tubuh seperti rambut dan gigi. Kista jenis ini disebut dengan Kista Dermoid.
Faktor yang menyebabkan gejala kista meliputi:
1. Gaya hidup tidak sehat.diantaranya:
Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat Zat tambahan pada makanan Kurang olah raga
Merokok dan konsumsi alkohol Terpapar dengan polusi dan agen infeksius Sering stress
2. Faktor genetic :
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen,polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
3.5 GEJALA-GEJALA
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang
tidak berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeriyang tajam. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin
-
5/25/2018 ASKEP STT
23/194
gejalanya mirip dengan keadaan lain sepertiendometriosis,radang panggul, kehamilan ektopik
(di luar rahim) atau kanker ovarium.
Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh Anda untuk
mengetahui gejala mana yang serius. Gejala-gejala berikut mungkin muncul bila Anda
mempunyai kista ovarium:
Perut terasa penuh, berat, kembung Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil) Haid tidak teratur Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah
dan paha.
Nyeri sanggama Mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil.
Gejala-gejala berikut memberikan petunjuk diperlukan penanganan kesehatan segera:
Nyeri perut yang tajam dan tiba-tiba Nyeri bersamaan dengan demam Rasa ingin muntah.
3.6 PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan:
1. Ultrasonografi (USG)Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan untuk mengirim dan
menerima gelombang suara frekuensi tinggi (ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan
menampilkan gambaran rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dandianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu mengenali lokasinya dan
menentukan apakah isi kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista
berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat
echolucent dengan dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista nampak
bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-septa).Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes) di dalam kista yang berasal
dari elemen-elemen darah di dalam kista.
http://www.sammarieclinic.com/prg/fertilitas.asp?utk=fertilitas6http://www.sammarieclinic.com/prg/fertilitas.asp?utk=fertilitas6http://www.sammarieclinic.com/prg/fertilitas.asp?utk=fertilitas6http://www.sammarieclinic.com/prg/fertilitas.asp?utk=fertilitas6 -
5/25/2018 ASKEP STT
24/194
2. LaparoskopiDengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan melalui pembedahan kecil di
bawah pusar) dokter dapat melihat ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahanpercontoh untuk biopsi.
1. MRIGambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan, sertaketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-Scan dapat pemberian petunjuk
tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu dibutuhkan dalam beberapa/banyak
kasus. USG dan MRI jauh lebih baik dalam mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor
pelvis dibandingkan dengan CT-Scan.
3.7 DIAGNOSIS BANDING KISTA OVARIUM
Diagnosis pasti tidak dapat dilihat dari gejala-gejala saja. Karena banyak penyakit dengan gejala
yang sama pada kista ovarium, adalah :
1. 1. EndometriosisPada pemeriksaan endovaginal sonogram tampak karakteristik yang difus, echo yangrendah sehingga memberikan kesan yang padat.
2. 2. Kehamilan EktopikPada pemeriksaan endovaginal sonogram memperlihatkan ring sign pada tuba, dengan dinding
yang tebal disertai cairan yang bebas disekitarnya. Tidak ada pembuahan intrauterine.
1. 3. Kanker OvariumPada pemeriksaan transvaginal ultrasound di dapatkan dinding tebal dan ireguler.
1. 4. Inflamasi Pelvic (PID )Pada pemeriksaan endovaginal sonogram, memperlihatkan secara relative pembesaran ovariumkiri (pada pasien dengan keluhan nyeri).
3.8 KOMPLIKASI
Beberapa ahli mencurigai kista ovarium bertanggung jawab atas terjadinya kanker ovarium pada
wanita diatas 40 tahun. Mekanisme terjadinya kanker masih belum jelas namun dianjurkan pada
wanita yang berusia diatas 40 tahun untuk melakukan skrining atau deteksi dini terhadapkemungkinan terjadinya kanker ovarium.
http://astaqauliyah.com/2007/05/wanita-dan-endometriosis/http://astaqauliyah.com/2007/05/wanita-dan-endometriosis/http://astaqauliyah.com/article/Kehamilan-Ektopik.htmlhttp://astaqauliyah.com/article/Kehamilan-Ektopik.htmlhttp://astaqauliyah.com/article/Kehamilan-Ektopik.htmlhttp://astaqauliyah.com/2007/05/wanita-dan-endometriosis/ -
5/25/2018 ASKEP STT
25/194
Faktor resiko lain yang dicurigai adalah penggunaan kontrasepsi oral terutama yang berfungsi
menekan terjadinya ovulasi. Maka dari itu bila seorang wanita usia subur menggunakan metode
konstrasepsi ini dan kemudian mengalami keluhan pada siklus menstruasi, lebih baik segeramelakukan pemeriksaan lengkap atas kemungkinan terjadinya kanker ovarium.
3.9 PENGOBATAN
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-gejala yang
diderita. Beberapa pilihan pengobatan yang mungkin disarankan:
1. Pendekatan wait and seeJika wanita usia reproduksi yang masih ingin hamil, berovulasi teratur, tanpa gejala, dan hasil
USG menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan apapun dan
menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara periodik (selang 2-3 siklus haid) untukmelihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini juga menjadi pilihan bagi wanita
pascamenopause jika kista berisi cairan dan diameternya kurang dari 5 cm.
2. Pil kontrasepsiJika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk mengecilkan ukuran kista.
Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi peluang pertumbuhan kista.
1. PembedahanJika kista besar (diameter > 5 cm), padat, tumbuh atau tetap selama 2-3 siklus haid, atau kistayang berbentuk iregular, menyebabkan nyeri atau gejala-gejala berat, maka kista dapat
dihilangkan dengan pembedahan. Jika kista tersebut bukan kanker, dapat dilakukan tindakanmiomektomi untuk menghilangkan kista dengan ovarium masih pada tempatnya. Jika kistatersebut merupakan kanker, dokter akan menyarankan tindakan histerektomi untuk pengangkatan
ovarium.
3.10 PROGNOSIS PENYAKIT KISTA OVARIUM
Kelangsungan Hidup
Prognosis untuk jinak baik. Namun untuk kista yang dapat berkembang untuk menjadi kanker
ovarium angka kelangsungan hidup 5 tahun (5 Years survival rate) penderita kanker ovarium
stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-70% ditemukandalm keadaan stadium lanjut.
Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang
benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk
pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun.
-
5/25/2018 ASKEP STT
26/194
Kelangsungan Organ
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala
yang berarti.Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis.
Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG.
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kista sampai
dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kistadapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.
BAB IV
PENUTUP
-
5/25/2018 ASKEP STT
27/194
KESIMPULAN
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh di mana saja dan
jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur)disebut kista ovarium atau tumor ovarium. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan
kadar hormon yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari ovarium.
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya dimengerti, tetapi
beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam pembentukan estrogen dan dalammekanisme umpan balik ovarium-hipotalamus.
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak
berbahaya. Tetapi adapula kista yang berkembang menjadi besar dan menimpulkan nyeri yangtajam.
Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan Ultrasonografi(USG) , Laparoskopi, dan MRI.
Pengobatan yang dilakukan bergantung pada umur, jenis dan ukuran kista dan gejala-gejala yang
diderita. Jika kistanya tidak menimbulkan gejala, biasanya cuma dimonitor 1-2 bulan, karena jika
kista fungsional, akan hilang dengan sendirinya setelah 1 atau 2 siklus haid. Jika kistanyamembesar, maka dilakukan tindakan pembedahan. Jenis dan luasnya pembedahan tergantung
beberapa faktor: ukuran dan jenis kista, usia, gejala dan keinginan memiliki anak.
-
5/25/2018 ASKEP STT
28/194
DAFTAR PUSTAKA
1. Bourgan D.R., Ectopic Pregnancy. [online]. 2005 Des. 2. [cited 2007 Des.12]. Available from:
http://www.emedicine./com.
3. Daly S., Endometrioma/Endometriosis. [online]. 2007 August 16. [cited 2007 Des. 12].Available from:URL:http://www.emedicine.com
4. Helm W.,Ovarian Cysts. [online]. 2005 Sept 16. [cited 2007 Des. 07]. Available from:URL:http://www.emedicine.com
6. Kistoma Ovari. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 12]. Available from:
URL:http://www.google.com
7. Marrinan G., Ovarian Cysts, Radiology>Obstetric/Gynecologic. [online]. 2007. [cited 2007Des. 05] Available from:http://www.emedicine./com.
9. Mudgil S.,Pelvic Inflamatory Desease. [online]. 2007 Aug. 13. [cited 2007 Des. 12]. Availablefrom:URL:http://www.emedicine.com.
10. Rasad S., Ultrasonografi dalam Radiologi Diagnostik Edisi Kedua, editor: ekayuda I. Jakarta:
FKUI 2005:453-455
12. Sindroma Ovarium Polikistik. [online]. 2006. [cited 2007 Des. 12]. Available from:
URL:http://www.medicastore.com13. Staf C.M., Ovarian Cysts. [online]. 2007. [cited 2007 Des. 07] Available from:
http://www.mayoclinic./com
16. Wikipedia. Ovarian Cysts. [ cited 2007 Des. 07] Available from : the term of the GNU freedocuments license.co.id
17. Wiknjosastro H. Anatomi Panggul dan Isinya Dalam Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor:
Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005
18. Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu Kandungan Edisi 2.,
editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005: 345-346
Posted bydoktermayainMakalah KedokteranTag:adalah,diagnosa,diagnosis,gejala,
kehamilan,kelainan,keluhan,kista,klinis,komplikasi,makalah,obat,ovarium,patofisiologi,penanganan,penatalaksanaan,pengertian,penyakit,penyebab,riwayat,tanda,terapi
Balas
KETUBAN PECAH DINI
http://www.emedicine./comhttp://www.emedicine./comhttp://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.emedicine./comhttp://www.emedicine./comhttp://www.emedicine./comhttp://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.mayoclinic./comhttp://www.mayoclinic./comhttp://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/gejala/http://doktermaya.wordpress.com/tag/gejala/http://doktermaya.wordpress.com/tag/gejala/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kehamilan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kehamilan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kista/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kista/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kista/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/tag/ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/tag/ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/#respondhttp://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/#respondhttp://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/kista-ovarium/#respondhttp://doktermaya.wordpress.com/tag/terapi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/tanda/http://doktermaya.wordpress.com/tag/riwayat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyebab/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penyakit/http://doktermaya.wordpress.com/tag/pengertian/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penatalaksanaan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/penanganan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/patofisiologi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/ovarium/http://doktermaya.wordpress.com/tag/obat/http://doktermaya.wordpress.com/tag/makalah/http://doktermaya.wordpress.com/tag/komplikasi/http://doktermaya.wordpress.com/tag/klinis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kista/http://doktermaya.wordpress.com/tag/keluhan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kelainan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/kehamilan/http://doktermaya.wordpress.com/tag/gejala/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosis/http://doktermaya.wordpress.com/tag/diagnosa/http://doktermaya.wordpress.com/tag/adalah/http://doktermaya.wordpress.com/category/contoh-tugas-makalah/http://doktermaya.wordpress.com/author/doktermaya/http://www.mayoclinic./comhttp://www.medicastore.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine./comhttp://www.google.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine./com -
5/25/2018 ASKEP STT
29/194
01/12/2011
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial dalamkebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu berubah. KPD
sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada
ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup
tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yangmeningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada
pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif.
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinyainfeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan
dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang
utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidakadanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogenyang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan
pengelolaan yang agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk
mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau
prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang seringtimbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom
(RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru.(4)
Protokol pengelolaan yang optimal harus memprtimbangkan 2 hal tersebut di atas dan faktor-
faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk merawat bayi yang kurang bulan. Meskipun
tidak ada satu protokol pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus adapanduan pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan dapat
menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
Sebenarnya ada banyak pertanyaan mengenai cairan ketuban. Apa fungsinya dan seberapa
bahaya jika terjadi pecah dini atau pecah sebelum waktunya? Berbahayakan kondisi tersebut bagi
ibu dan janin? Mengapa bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya? Berikut penjelasansingkatnya mengenai cairan ajaib ini agar ibu hamil mendapatkan informasi yang jelas dan tepat.
http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/http://doktermaya.wordpress.com/2011/12/01/ketuban-pecah-dini/ -
5/25/2018 ASKEP STT
30/194
I.2 RUMUSAN MASALAH
I.2.1 Bagaimana etiologi dan patofisiologi KPD pada kehamilan?
I.2.2 Bagaimana diagnosis dan penatalaksanaan KPD pada kehamilan?
I.3 TUJUAN
I.3.1 Mengetahui etiologi dan patofisiologi KPD pada kehamilan.
I.3.2 Mengetahui cara mendiagnosis dan penatalaksanaan KPD pada kehamilan.
I.4 MANFAAT
I.4.1 Menambah wawasan mengenai ilmu kedokteran pada umumnya, dan ilmu kebidanan dan
kandungan pada khususnya
I.4.2 Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepaniteraan
klinik bagian ilmu kebidanan dan kandungan
BAB II
STATUS PASIEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
-
5/25/2018 ASKEP STT
31/194
II.1 IDENTITAS PASIEN
No. Reg : 2357112
1. A. Identitas pribadi :Nama penderita : Ny. S Nama Suami : Tn. F
Umur penderita : 25 tahun Umur suami : 28 tahun
Alamat : Sukun , Kec.Kepanjen
Pekerjaan penderita : Buruh Pabrik Pekerjaan suami : buruh bangunan
Pendidikan penderita : SMP Pendidikan suami : SMA
1. B. Anamnesa :1. Masuk rumah sakit tanggal : 28 Maret 2011 pada pukul 20.002. Keluhan utama : Keluar cairan jernih dari jalan lahir.3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh keluar cairan dari jalan lahir pada
pukul 15.00. Cairan yang keluar banyak, berwarna jernih. Pasien juga sudah
merasa kenceng-kenceng namun masih jarang-jarang. Selain itu, pasien juga
mengeluh mengeluarkan darah sedikit pada pukul 19.30, lalu pasien langsungdibawa ke rumah sakit.
4. Riwayat kehamilan yang sekarang : ini merupakan kehamilan pertama pasien,pada saat trimester I & II tidak ada keluhan, mual muntah (-)
5. Riwayat menstruasi : menarche umur 17 tahun, HPHT 1-7-2010, UK : 40-41minggu HPL : 8-4-2011
6. Riwayat perkawinan : pasien menikah 1 x, lamanya 1 tahun, umur pertamamenikah 24 tahun.
7. Riwayat persalinan sebelumnya : -8. Riwayat penggunaan kontrasepsi : -9. Riwayat penyakit sistemik yang pernah dialami : -10.Riwayat penyakit keluarga : -11.Riwayat kebiasaan dan sosial : sosial menengah ke bawah, kebiasaan : -12.Riwayat pengobatan yang telah dilakukan : pasien belum mengkonsumsi obat
apapun
-
5/25/2018 ASKEP STT
32/194
1. C. Pemeriksaan fisik1. Status present
Keadaan umum : kesadaran compos mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5C Frekwensi pernapasan : 20x/menit
Tinggi Badan : 145 cm Berat badan : 42 Kg
1. Pemeriksaan umumKulit : normal
Kepala :
Mata : anemi (-/-) ikterik (-/-) odem palpebra (-/-)
Wajah : simetris
Mulut : kebersihan gigi geligi kurang stomatitis (-)
hiperemi faring (-) pembesaran tonsil (-)
Leher : pembesaran kelenjar limfe di leher (-)
pembesaran kelenjar tiroid (-)
Thorax :
Paru :
Inspeksi : hiperpigmentasi areola mammae (+) ASI (-)
pergerakan pernapasan simetris tipe pernapasan normal
retraksi costa -/-
Palpasi : teraba massa abnormal -/- pembesaran kelenjar axila -/-
Perkusi : sonor +/+ hipersonor -/- pekak -/-
Auskultasi : vesikuler +/+ suara nafas menurun -/-
wheezing -/- ronki -/-
-
5/25/2018 ASKEP STT
33/194
Jantung :
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : thrill -/-
Perkusi : batas jantung normal
Auskultasi : denyut jantung S1 S2
Abdomen :
Inspeksi : flat -/-, distensi -/-, gambaran pembuluh darah kolateral -/-
Palpasi : pembesaran organ -/- nyeri tekan -/-
teraba massa abnormal -/-
Perkusi : timpani
Auskultasi : suara bising usus +/+ metallic sound -/-
Ekstremitas : odem -/-
1. C. Status obstetriPemeriksaan luar
Leopold I : Tinggi fundus uteri :3 jari dibawah procesus xiphoideus/ 28 cm
Fundus uteri teraba lunak
Leopold II : sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil, sebelah kanan kesan teraba tahanan
memanjang
Leopold III : teraba keras, bundar dan melenting
Leopold IV : Masuk PAP 2 jari
Bunyi jantung janin : 128x/menit, regular
Ukuran panggul luar : -
-
5/25/2018 ASKEP STT
34/194
Pemeriksaan obstetric dalam :
Pada pemeriksaan dalam didapatkan blood slym (-), pembukaan : 1 jari, penipisan portio (-),kulit ketuban (-).
1. D. RingkasanAnamnesa Keluar cairan jernih dari jalan lahir pada pukul 15.00. Cairan yang keluar banyak,
berwarna jernih. Pasien juga sudah merasa kenceng-kenceng namun masih jarang-jarang. Selainitu, pasien juga mengeluh mengeluarkan darah sedikit pada pukul 19.30, lalu pasien langsung
dibawa ke rumah sakit. Saat ini pasien hamil anak pertama dengan umur kehamilan 40-41
minggu.
Pemeriksaan fisik : keadaan umum : kesadaran compos mentis, tekanan darah : 110/70 nadi :
80x/menit, suhu: 36,5C, frekwensi pernapasan : 20x/menit, Tinggi badan : 145 cm, Berat Badan: 42 Kg.
Pemeriksaan obstetric luar :
Leopold I : Tinggi fundus uteri :3 jari dibawah procesus xiphoideus/ 28 cm
Fundus uteri teraba lunak
Leopold II : sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil, sebelah kanan kesan teraba tahanan
memanjang
Leopold III : teraba keras, bundar dan melenting
Leopold IV : Masuk PAP 2 jari
Bunyi jantung janin : 128x/menit, regular
Pemeriksaan obstetric dalam : Vulva / vagina : Blood slym (-), pembukaan : 1 jari, penipisan
portio (-), kulit ketuban (-).
Diagnose : GIP0000Ab000 umur kehamilan 40-41 minggu belum inpartu
dengan Ketuban Pecah Dini + Suspect Cephalopelvic Disproportion
Rencana tindakan :
1. Infus RL 20 tpm
-
5/25/2018 ASKEP STT
35/194
2. Pasang DC
3. Observasi tanda vital
4. Antibiotik
5. SC
-
5/25/2018 ASKEP STT
36/194
Lembar Follow Up
Nama pasien : Ny. S
Ruang kelas : IRNA Brawijaya
Diagnose : P1001Ab000Post SC
Bayi Ny.S :
Jenis kelamin : Perempuan
Berat lahir : 2800 gram
Panjang : 50 cm
Apgar Score : 7-8
LK/LD/LLA : 32/31,5/11
Caput : (-)
Anus : (+)
Cacat : (-)
Ketuban : keruh
29 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (+), BAB (-), BAK (-)
O : T = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
S = 36,5C
-
5/25/2018 ASKEP STT
37/194
RR = 19x/menit
Pemeriksaan obstetric luar : TFU setinggi 2 jari dibawah pusat.
A = P1001Ab000Post SC hari pertama
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
4. observasi TTV
30 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (-), BAB (-), BAK (+)
O : T = 120/80 mmHg
N = 84x/menit
S = 36,7C
RR = 18x/menit
Pemeriksaan obstetric luar : TFU setinggi pertengan pusat dan symnpisis.
A = P1001Ab000Post SC hari pertama
P = 1. Infus RL
2. Cefotaxim IV
4. observasi TTV
31 Maret 2011
S : Luka masih terasa sakit, pusing (-), BAB (-), BAK (+)
O : T = 120/80 mmHg
N = 88x/menit
-
5/25/2018 ASKEP STT
38/194
S = 36,6C
RR = 18x/menit
Pemeriksaan obstetric luar : TFU setinggi pertengan pusat dan symnpisis.
A = P1001Ab000Post SC hari pertama
P = BLPL + KIE perawatan luka
LAPORAN KELUAR RUMAH SAKIT
KRS tanggal : 1 April 2011
Keadaan pasien waktu pulang : keadaan umum cukup, T = 120/80 mmHg, N = 84, S =36C
Hb : 11,5 gr/dL PPV : - Massa : - Diagnose saat pulang : P1001Ab000post SC
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
-
5/25/2018 ASKEP STT
39/194
1. A. DefinisiKetuban pecah prematuryaitu pecahnya membran khorio-amniotik sebelum onset persalinan
atau disebut juga Premature Rupture Of Membrane = Prelabour Rupture Of Membrane = PROM.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran Chorio-amniotik sebelum onsetpersalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut juga Preterm Premature
Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of Membrane = PPROM
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai.
1. KPD saat preterm (KPDP) adalah KPD pada usia 24 jam yang berhubungan dengan peningkatan
risiko infeksi intra-amnion.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketubanpecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan mambran
disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina serviks. (Sarwono Prawiroharjo, 2002)
Ketuban pecah dini atausponkaneous/ early/ premature rupture of the membrane (PROM)
adalah pecahnya ketuban sebelum partus : yaitu bila pembukaan pada primigravida dari 3 cm dan
pada multipara kurang dari 5 cm. (Rustam Mochtar 1998)
B. Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnyatekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran disebabkan
oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Selain itu ketuban pecah dini
merupakan masalah kontroversi obstetri. Penyebab lainnya adalah sebagai berikut :
1. Serviks inkompeten.
2. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramion.
3. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang.
-
5/25/2018 ASKEP STT
40/194
4. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo pelvic
disproporsi).
5. Infeksi yang menyebabkan terjadinya biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
preteolitik sel sehingga memudahkan ketuban pecah. (Amnionitis/ Korioamnionitis).
6. Faktor keturunan (ion Cu serum rendah, vitamin C rendah, kelainan genetik)
7. Masa interval sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi disebut fase laten
a. Makin panjang fase laten, makin tinggi kemungkinan infeksi
b. Makin muda kehamilan, makin sulit upaya pemecahannya tanpa menimbulkan morbiditas
janin
C. Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian besar
kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)
High virulensi : Bacteroides
Low virulensi : Lactobacillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan
trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisiinterleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin.
Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan
kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion,
menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.
1. E. DiagnosaSecara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengankeluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke
ketuban pecah dini. Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan
cara :
Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih)rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau
-
5/25/2018 ASKEP STT
41/194
Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar darikanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada
forniks posterior
USG : volume cairan amnion berkurang/oligohidramnion Terdapat infeksi genital (sistemik)
Gejala chorioamnionitis
Maternal : demam (dan takikardi), uterine tenderness, cairan amnion yang keruh dan berbau,
leukositosis (peningkatan sel darah putih) meninggi, leukosit esterase (LEA) meningkat, kulturdarah/urin
Fetal : takikardi, kardiotokografi, profilbiofisik, volume cairan ketuban berkurang
Cairan amnion: Tes cairan amnion, diantaranya dengan kultur/gram stain, fetal fibronectin,
glukosa, leukosit esterase (LEA) dan sitokin.
Jika terjadi chorioamnionitis maka angka mortalitas neonatal 4x lebih besar, angka respiratorydistress, neonatal sepsis dan pardarahan intraventrikuler 3x lebih besar
Dilakukan tes valsava, tes nitrazin dan tes fernNormal pH cairan vagina 4,5-5,5 dan normal pH cairan amnion 7,0-7,5
Dilakukan uji kertas lakmus/nitrazine testo Jadi biru (basa) : air ketubano Jadi merah (asam) : air kencing
Pemeriksaan Lain :
a. Ultrasonografi : Ultrasonografi dapat mengindentifikasikan kehamilan ganda, anormaly janin
atau melokalisasi kantong cairan amnion pada amniosintesis.
b. Amniosintesis : Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru
janin.
c. Pemantauan janin : Membantu dalam mengevaluasi janin
d. Protein C-reaktif : Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peringatankorioamnionitis
F. Penatalaksanaan
-
5/25/2018 ASKEP STT
42/194
Perlu dilakukan pertimbangan tentang tata laksana yang paling tinggi mencapai well born baby
dan well health mother. Masalah berat dalam menghadapi ketuban pecah dini adalah apabila
kehamilan kurang dari 26 minggu karena untuk mempertahankannya memerlukan waktu lama.Bila berat janin sudah mencapai 2000 gram, induksi dapat dipertimbangkan. Kegagalan induksi
disertai dengan infeksi yang diikuti histerektomi.
Selain itu, dapat dilakukan pemberian kortikosteroid dengan pertimbangan. Tindakan ini akan
menambah reseptor pematangan paru, meningkatnya maturitas paru janin. Pemberian
betametason 12 minggu dilakukan dengan interval 24 jam dan 12 minggu tambahan, maksimumdosis 24 minggu, masa kerjanya sekitar 2-3 hari. Bila janin setelah satu minggu belum lahir,
pemberian berakortison dapat diulang lagi.
Indikasi melakukan pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut :
1. Pertiimbangan waktu dan berat janin dalam rahim. Pertimbangan waktu apakah 6, 12, atau24 jam. Berat janin sebaiknya lebih dari 2000 gram.
2. Terdapat tanda infeksi intra uteri. Suhu meningkat lebih dari 38c, dengan pengukuran perrektal. Terdapat tanda infeksi melalui hasil pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan kultur air
ketuban.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ketuban pecah dini tergantung pada umur kehamilan dan tanda infeksiintrauterin.
Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan KPD ke RS danmelahirkan bayi yang berumur > 37 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk
memperkecil resiko infeksi intrauterin. Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) diantaranya pemberian antibiotik dan
cegah infeksi (tidak melakukan pemeriksaan dalam), tokolisis, pematangan paru,amnioinfusi, epitelisasi (vit C dan trace element, masih kontroversi), fetal and maternal
monitoring. Tindakan aktif (terminasi/mengakhiri kehamilan) yaitu dengan sectio
caesarea (SC) atau pun partus pervaginam.
Dalam penetapan langkah penatalaksanaan tindakan yang dilakukan apakah langkahkonservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu mempertimbangkan usia kehamilan, kondisi
ibu dan janin, fasilitas perawatan intensif, kondisi, waktu dan tempat perawatan,
fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status imunologi ibu dan kemampuan finansial
keluarga.
Untuk usia kehamilan
-
5/25/2018 ASKEP STT
43/194
paru), profilaksis streptokokkus grup B, pemberian kortikosteroid (belum ada konsensus
namun direkomendasikan oleh para ahli), pemberian antibiotik selama fase laten.
Untuk previable preterm (usia kehamilan 24-31 minggu lengkap) lakukan tindakankonservatif, pemberian profilaksis streptokokkus grup B,single-course kortikosteroid,
tokolisis (belum ada konsensus) dan pemberian antibiotik selama fase laten (jika tidak
ada kontraindikasi) Untuk non viable preterm (usia kehamilan 37 minggu tanpa infeksi (ketuban pecah >6 jam) berikanampisillin 21 gr IV dan penisillin G 42 juta IU, jika serviks matang lakukan induksipersalinan dengan oksitosin, jika serviks tidak matang lakukan SC
KPD dengan infeksi (kehamilan 37 minggu), berikan antibiotik ampisillin42 gr IV, gentamisin 5 mg/KgBB, jika serviks matang lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin, jika serviks tidak matang lakukan SC.
-
5/25/2018 ASKEP STT
44/194
G.Prognosis/komplikasi
Adapun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
Prognosis ibu : Infeksi intrapartal/dalam persalinan
Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya
dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas
Infeksi puerperalis/ masa nifas Dry labour/Partus lama Perdarahan post partum Meningkatkan tindakan operatif obstetri (khususnya SC) Morbiditas dan mortalitas maternal
Prognosis janin : Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress
sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity, intraventricular
hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy),
hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
Prolaps funiculli/ penurunan tali pusat Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/pertus lama, apgar score rendah,ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
Sindrom deformitas janinTerjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan
pertumbuhan janin terhambat (PJT)
Morbiditas dan mortalitas perinatalH. Penyulit : Chepalopelvic Disproportion (CPD)
1. Definisi
Chepalopelvic Disproportion/Disproporsi sefalopelvik adalah keadaan yang menggambarkanketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui
vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun
kombinasi keduanya.
-
5/25/2018 ASKEP STT
45/194
2. Ukuran Panggul
a. Pintu Atas Panggul :
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum 1, linea innominata,
serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis adalah jarak dari pinggir bawah simfisis kepromontorium, Secara klinis, konjugata diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari
telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum,
promontorium teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap menempel padapromontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan ditandai dengan
jari telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung jari pada promontorium sampai titik yang ditandai
oleh jari telunjuk merupakan panjang konjugata diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang dihitung dengan
mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrikamerupakan konjugata yang paling penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisisdengan promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.
b. Panggul Tengah (Pelvic Cavity)
Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis panggul tengah tidakdapat diperoleh secara langsung. Terdapat penyempitan setinggi spina isciadika, sehingga
bermakna penting pada distosia setelah kepala engagement. Jarak antara kedua spina ini yang
biasa disebut distansia interspinarum merupakan jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm.Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter sagital posterior,
jarak antara sacrum dengan garis diameter interspinarum berukuran 4,5 cm.
c. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua segitiga dengan dasar
yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah
panggul yang dapat diperoleh melalui pengukuran klinis adalah jarak antara kedua tuberositas
iscii atau distansia tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensiatuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah simpisis ke
ujung sacrum (11,5 cm).
d. Panggul Sempit
Distosia adalah persalinan yang sulit dan ditandai oleh terlalu lambatnya kemajuan persalinan.
Distosia dapat disebabkan oleh kelainan pada servik, uterus, janin, tulang panggul ibu atau
-
5/25/2018 ASKEP STT
46/194
obstruksi lain di jalan lahir. Kelainan ini oleh ACOG dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kelainan kekuatan (power) yaitu kontraktilitas uterus dan upaya ekspulsif ibu.
a. Kelainan his : inersia uteri / kelemahan his
b. kekuatan mengejan yang kurang misalnya pada hernia atau sesak nafas.
2. Kelainan yang melibatkan janin (passenger), misalnya letak lintang, letak dahi, hidrosefalus.
3. Kelainan jalan lahir (passage), misalnya panggul sempit, tumor yang mempersempit jalan
lahir.Pola Persalinan Kriteria Diagnostik Penanganan yang dianjurkan Penanganan Khusus
Panggul dengan ukuran normal tidak akan mengalami kesukaran kelahiran pervaginam pada
janin dengan berat badan yang normal. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil karena
pengaruh gizi, lingkungan atau hal lain sehingga menimbulkan kesulitan pada persalinan
pervaginam.
Panggul sempit yang penting pada obstetric bukan sempit secara anatomis namun panggulsempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Selain panggul sempitdengan ukuran yang kurang dari normal, juga terdapat panggul sempit lainnya. Panggul ini
digolongkan menjadi empat, yaitu:
1. Kelainan karena gangguan pertumbuhan intrauterine: panggul Naegele, panggul Robert, split
pelvis, panggul asimilasi.
2. Kelainan karena kelainan tulang dan/ sendi: rakitis, osteomalasia, neoplasma, fraktur, atrofi,
nekrosis, penyakit pada sendi sakroiliaka dan sendi sakrokoksigea.
3. Kelainan panggul karena kelainan tulang belakang: kifosis, skoliosis, spondilolistesis.4. Kelainan panggul karena kelainan pada kaki: koksitis, luksasio koksa, atrofi atau kelumpuhan
satu kaki.
Setiap penyempitan pada diameter panggul yang mengurangi kapasitas panggul dapat
menyebabkan distosia saat persalinan. penyempitan dapat terjadi pada pintu atas panggul, pintutengah panggul, pintu bawah panggul, atau panggul yang menyempit seluruhnya.
Penyempitan pintu atas panggul
Pintu atas panggul dianggap sempit apabila diameter anterioposterior terpendeknya (konjugata
vera) kurang dari 10 cm atau apabila diameter transversal terbesarnya kurang dari 12 cm.Diameter anteroposterior pintu atas panggul sering diperkirakan dengan mengukur konjugata
diagonal secara manual yang biasanya lebih panjang 1,5 cm. Dengan demikian, penyempitan
pintu atas panggul biasanya didefinisikan sebagai konjugata diagonal yang kurang dari 11,5 cm.
Mengert (1948) dan Kaltreider (1952) membuktikan bahwa kesulitan persalinan meningkat padadiameter anteroposterior kurang dari 10 cm atau diameter transversal kurang dari 12 cm. Distosia
-
5/25/2018 ASKEP STT
47/194
akan lebih berat pada kesempitan kedua diameter dibandingkan sempit hanya pada salah satu
diameter.
Diameter biparietal janin berukuran 9,5-9,8 cm, sehingga sangat sulit bagi janin bila melewati
pintu atas panggul dengan diameter anteroposterior kurang dari 10 cm. Wanita dengan tubuh
kecil kemungkinan memiliki ukuran panggul yang kecil, namun juga memiliki kemungkinanjanin kecil. Dari penelitian Thoms pada 362 nullipara diperoleh rerata berat badan anak lebih
rendah (280 gram) pada wanita dengan panggul sempit dibandingkan wanita dengan panggul
sedang atau luas.
Pada panggul sempit ada kemungkinan kepala tertahan oleh pintu atas panggul, sehingga gaya
yang ditimbulkan oleh kontraksi uterus secara langsung menekan bagian selaput ketuban yangmenutupi serviks. Akibatnya ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil dan terdapat resiko
prolapsus funikuli. Setelah selaput ketuban pecah, tidak terdapat tekanan kepala terhadap serviks
dan segmen bawah rahim sehingga kontraksi menjadi inefektif dan pembukaan berjalan lambat
atau tidak sama sekali. Jadi, pembukaan yang berlangsung lambat dapat menjadi prognosa buruk
pada wanita dengan pintu atas panggul sempit.
Pada nulipara normal aterm, bagian terbawah janin biasanya sudah masuk dalam rongga panggulsebelum persalinan. Adanya penyempitan pintu atas panggul menyebabkan kepala janin
megapung bebas di atas pintu panggul sehingga dapat menyebabkan presentasi janin berubah.
Pada wanita dengan panggul sempit terdapat presentasi wajah dan bahu tiga kali lebih sering danprolaps tali pusat empat sampai enam kali lebih sering dibandingkan wanita dengan panggul
normal atau luas.
Penyempitan panggul tengah
Dengan sacrum melengkung sempurna, dinding-dinding panggul tidak berkonvergensi, foramenisciadikum cukup luas, dan spina isciadika tidak menonjol ke dalam, dapat diharapkan bahwa
panggul tengah tidak akan menyebabkan rintangan bagi lewatnya kepala janin. Penyempitan
pintu tengah panggul lebih sering dibandingkan pintu atas panggul.Hal ini menyebabkanterhentunya kepala janin pada bidang transversal sehingga perlu tindakan forceps tengah atau
seksio sesarea.
Penyempitan pintu tengah panggul belum dapat didefinisikan secara pasti seperti penyempitan
pada pintu atas panggul. Kemungkinan penyempitan pintu tengah panggul apabila diameter
interspinarum ditambah diameter sagitalis posterior panggul tangah adalah 13,5 cm atau kurang.
Ukuran terpenting yang hanya dapat ditetapkan secara pasti dengan pelvimetri roentgenologik
ialah distansia interspinarum. Apabila ukuran ini kurang dari 9,5 cm, perlu diwaspadaikemungkinan kesukaran persalinan apalagi bila diikuti dengan ukuran diameter sagitalis
posterior pendek.
Penyempitan Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukan suatu bidang datar melainkan dua segitiga dengan diameter
intertuberosum sebagai dasar keduanya. Penyempitan pintu bawah panggul terjadi bila diameter
-
5/25/2018 ASKEP STT
48/194
distantia intertuberosum berjarak 8 cm atau kurang. Penyempitan pintu bawah panggul biasanya
disertai oleh penyempitan pintu tengah panggul. Disproporsi kepala janin dengan pintu bawah
panggul tidak terlalu besar dalam menimbulkan distosia berat. Hal ini berperan penting dalammenimbulkan robekan perineum. Hal ini disebabkan arkus pubis yang sempit, kurang dari 900
sehingga oksiput tidak dapat keluar tepat di bawah simfisis pubis, melainkan menuju ramus
iskiopubik sehingga perineum teregang dan mudah terjadi robekan.
Perkiraan Kapasitas Panggul Sempit
Perkiraan panggul sempit dapat diperoleh dari pemeriksaan umum dan anamnesa. Misalnya pada
tuberculosis vertebra, poliomyelitis, kifosis. Pada wanita dengan tinggi badan yang kurang dari
normal ada kemungkinan memiliki kapasitas panggul sempit, namun bukan berarti seorangwanita dengan tinggi badan yang normal tidak dapat memiliki panggul sempit. Dari anamnesa
persalinan terdahulu juga dapat diperkirakan kapasitas panggul. Apabila pada persalinan
terdahulu berjalan lancar dengan bayi berat badan normal, kemungkinan panggul sempit adalah
kecil.
Pengukuran panggul (pelvimetri) merupakan salah satu cara untuk memperoleh keterangan
tentang keadaan panggul. Melalui pelvimetri dalama dengan tangan dapat diperoleh ukuran kasarpintu atas dan tengah panggul serta memberi gambaran jelas pintu bawah panggul. Adapun
pelvimetri luar tidak memiliki banyak arti.
Pelvimetri radiologis dapat memberi gambaran yang jelas dan mempunyai tingkat ketelitian yang
tidak dapat dicapai secara klinis. Pemeriksaan ini dapat memberikan pengukuran yang tepat dua
diameter penting yang tidak mungkin didapatkan dengan pemeriksaan klinis yaitu diametertransversal pintu atas dan diameter antar spina iskhiadika.
Tetapi pemeriksaan ini memiliki bahaya pajanan radiasi terutama bagi janin sehingga jarangdilakukan. Pelvimetri dengan CT scan dapat mengurangi pajanan radiasi, tingkat keakuratan
lebih baik dibandingkan radiologis, lebih mudah, namun biayanya mahal. Selain itu juga dapat
dilakukan pemeriksaan dengan MRI dengan keuntungan antara lain tidak ada radiasi,pengukuran panggul akurat, pencitraan janin yang lengkap. Pemeriksaan ini jarang dilakukan
karena biaya yang mahal.
Dari pelvimetri dengan pencitraan dapat ditentukan jenis panggul, ukuran pangul yang
sebenarnya, luas bidang panggul, kapasitas panggul, serta daya akomodasi yaitu volume dari
bayi yang terbesar yang masih dapat dilahirkan spontan.
Pada kehamilan yang aterm dengan presentasi kepala dapat dilakukan pemeriksaan denganmetode Osborn dan metode Muller Munro Kerr. Pada metode Osborn, satu tangan menekan
kepala janin dari atas kearah rongga panggul dan tangan yang lain diletakkan pada kepala untukmenentukan apakah kepala menonjol di atas simfisis atau tidak. Metode Muller Munro Kerr
dilakukan dengan satu tangan memegang kepala janin dan menekan kepala ke arah rongga
panggul, sedang dua jari tangan yang lain masuk ke vagina untuk menentukan seberapa jauhkepala mengikuti tekanan tersebut dan ibu jari yang masuk ke vagina memeriksa dari luar
hubungan antara kepala dan simfisis.
-
5/25/2018 ASKEP STT
49/194
Janin yang besar
Normal berat neonatus pada umumnya 4000gram dan jarang ada yang melebihi 5000gram. Beratbadan neonatus lebih dari 4000gram dinamakan bayi besar. Frekuensi berat badan lahir lebih dari
4000gram adalah 5,3%, dan berat badan lahir yang melihi 4500gram adalah 0,4%. Biasanya
untuk berat janin 4000-5000 gram pada panggul normal tidak terdapat kesulitan dalam prosesmelahirkan. Factor keturunan memegang peranan penting sehingga dapat terjadi bayi besar.
Janin besar biasanya juga dapat dijumpai pada ibu yang mengalami diabetes mellitus,
postmaturitas, dan pada grande multipara. Selain itu, yang dapat menyebabkan bayi besar adalahibu hamil yang makan banyak, hal tersebut masih diragukan.
Untuk menentukan besarnya janin secara klinis bukanlah merupakan suatu hal yang mudah.Kadang-kadang bayi besar baru dapat kita ketahui apabila selama proses melahirkan tidak
terdapat kemajuan sama sekali pada proses persalinan normal dan biasanya disertai oleh keadaan
his yang tidak kuat. Untuk kasus seperti ini sangat dibutuhkan pemeriksaan yang teliti untuk
mengetahui apakah terjadi sefalopelvik disproporsi. Selain itu, penggunaan alat ultrasonic juga
dapat mengukur secara teliti apabila terdapat bayi dengan tubuh besar dan kepala besar.
Pada panggul normal, biasanya tidak menimbulkan terjadinya kesulitan dalam proses melahirkanjanin yang beratnya kurang dari 4500gram. Kesulitan dalam persalinan biasanya terjadi karena
kepala janin besar atau kepala keras yang biasanya terjadi pada postmaturitas tidak dapat
memasuki pntu atas panggul, atau karena bahu yang lebar sulit melalui rongga panggul. Bahuyang lebar selain dapat ditemukan pada janin yang memiliki berat badan lebih juga dapat
dijumpai pada anensefalus. Janin dapat meninggal selama proses persalinan dapat terjadi karena
terjadinya asfiksia dikarenakan selama proses kelahiran kepala anak sudah lahir, akan tetapi
karena lebarnya bahu mengakibatkan terjadinya macet dalam melahirkan bagian janin yang lain.Sedangkan penarikan kepala janin yang terlalu kuat ke bawah dapat mengakibatkan terjadinya
cedera pada nervus brakhialis dan muskulus sternokleidomastoideus.
3. Penanganan
1. Persalinan Percobaan
Setelah dilakukan penilaian ukuran panggul serta hubungan antara kepala janin dan pangguldapat diperkirakan bahwa persalinan dapat berlangsung per vaginan dengan selamat dapat
dilakukan persalinan pe