Askep Pada an. i Dgn Dhf

46
Pengertian Dengue Haemorhagic Fever (DHF) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. (Nursalam, dkk. 2008) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina). (Hidayat, 2006) Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty. (Suriadi. 2010) Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. Klasifikasi Dengue Haemorhagic Fever (DHF) 1

Transcript of Askep Pada an. i Dgn Dhf

Pengertian Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty. (Nursalam, dkk. 2008)Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty (betina). (Hidayat, 2006)Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty. (Suriadi. 2010)Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

Klasifikasi Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai berikut: 1. Derajat I:Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.2. Derajat II:Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan di kulitdan atau perdarahan lain.3. Derajat III:Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.4. Derajat IV:Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.Etiologi Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah:1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih.2. Hidup didalam dan sekitar rumah.3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari. 4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar.5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak mandi, tempayan vas bunga.

Patofisiologi Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dimana virus tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia (virus masuk ke dalam aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus antibody yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana akan menurunkan jumlah trombosit (trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor terjadi perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes (kebocoran plasma) keluar dari pembuluh darah sehingga darah mengental, aliran darah menjadi lambat sehingga organ tubuh tidak cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob, hipoksia dan asidosis jaringan yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin berat akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga mengakibatkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak jarang klien mengeluh mual, muntah dan anoreksia.Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut menganggu sistem kerja hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali, dimana pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi abdomen. Bila virus bereaksi dengan antbody maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan histamine dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan derajat I,II,III, dan IV.

Hemokonsentrasi (peningkatan HCT >20 %), Hipoproteinemia, Hiponatremia dan Efusi serosa.Peningkatan reabsorbsi air dan Na oleh ginjal dan penurunan eksresi Na urine serta peningkatan osmolalitashipovolumeKebocoran plasmaPermeabilitas vaskular meningkat (dinding kapiler)Reaksi imunologisVaskulitishiperemiaHepato megaliPembesaran limfa (splenomegali)trombositopeniaPembesaran kelenjargetah beningNyeri otot petekhiemualSakit kepalaDemamviremiaDHF/DBDPerjalanan penyakit(Nursalam, 2008)

syok

Hipoksia jaringan

DICAsidosis metabolik

perdarahanA. Pathway Dengue Haemorhagic Fever (DHF)

Kurang Pengetahuan Minimnya Sumber Informasi Tentang Penyakit DHFVirus DengueViremiaMasuk Tubuh Manusia Melalui Gigitan Nyamuk Aides AigeptiPeningkatan permeabilitas dinding kapiler

Cairan keluar dari intravaskuler ke ekstravaskulerDemamKelainan sistem retikulo endotel

Hipertermi

TrobositopeniaEvaporasiAnoreksiaVolume plasma menurun

DehidrasiGangguan Keseimbangan cairan & elektrolitPenurunan intake

Resti PerdarahanPPPPPPPPPPPPPPePerdarahanSyokHipoksia jaringanHipotensiDSS

Resti Syok HipovolemikGangguan pemenuhan nutrisi

Kematian

(Pice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson, 2006)

Manifestasi klinis Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain:1. Demam tinggi selama 5 7 hari2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.3. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis, hematoma.4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.6. Sakit kepala.7. Pembengkakan sekitar mata.8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

Pemeriksaan diagnostik Dengue Haemorhagic Fever (DHF)(Nursalam, 2008)1. Darah lengkap: hemokonsentrasi (hematokrit meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang).2. Serologi: uji HI (hemoagutination inhibition test).3. Rontgen thoraks: effusi pleura.Menurut Sudoyo (2007) untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan laboratorium antara lain sebagai berikut :1. Trombosit : umumnya terjadi trombositopenia pada hari 3-8.2. Leukosit : Mulai hari ketiga dapat ditemui limfositosis relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru (LPB) >15% dari jumlah total leukosit.3. Hematokrit :terjadi peningkatan hematokrit 20% hematokrit awal.4. Hemoglobin meningkat > 20 %.5. Protein/ albumin : dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma, dan biasanya ditemukan adanya hiponatremia, hipokloremia.6. SGOT/SGPT : dapat meningkat.7. Imunoserologi : IgM dan IgG terhadap dengue.a. IgM : terdeteksi mulai hari ke- 3-5, meningkat sampai minggu ke- 3, dan menghilang setelah 60-90 hari.b. IgG : Pada infeksi primer, IgG mulai terdeteksi pada hari ke- 14, pada infeksi skunder, IgG mulai terdeteksi pada hari ke-2.

Penatalaksanaan medis (Narusalam, 2008)1. Terapia. DHF tanpa renjatanPada pasien dengan demam tinggi, anoreksia dan sering muntah menyebabkan pasien dehidrasi dan haus, beri pasien minum 1,5 sampai 2 liter dalam 24 jam. Dapat diberikan teh manis, sirup, susu dan bila mau lebih baik diberikan oralit. Apabila hiperpireksia diberikan obat anti piretik dan kompres air biasa.Jika terjadi kejang, beri luminal atau anti konvulsan lainnya. Luminal diberikan dengan dosis anak umur kurang dari 1 tahun 50 mg/ IM , anak lebih dari 1 tahun 75 mg. Jika 15 menit kejang belum berhenti luminal diberikan lagi dengan dosis 3mg / kg BB. Anak diatas satu tahun diberikan 50 mg dan dibawah satu tahun diberikan 30 mg, dengan memperhatikan adanya depresi fungsi vital. Infus diberikan pada pasien tanpa ranjatan apabila pasien terus menerus muntah , tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi dan hematocrit yang cenderung meningkat. b. Pasien yang mengalami renjatan (syok) harus segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma. Cairan yang diberikan biasanya Ringer Laktat. Jika pemberian cairan tersebut tidak ada respon maka dapat diberikan plasma atau plasma akspander, banyaknya 20 sampai 30 ml/kg BB. Pada pasien renjatan berat pemberian infus diguyur dengan cara membuka klem infus tetapi biasanya vena-vena telah kolaps sehingga kecepatan tetesan tidak mencapai yang diharapkan, maka untuk mengatasinya dimasukkan cairan secara paksa dengan spuit dimasukkan cairan sebanyak 200 ml, lalu diguyur.2. Tindakan Medis yang bertujuan untuk pengobatanKeadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia, dan muntah. Jenis minuman yang diajurkan adalah jus buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Apabila cairan oralit tidak dapat dipertahankan maka cairan IV perlu diberikan. Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan dextrose 5% di dalam 1/3 larutan NaCl 0,9 %. Bila terdapat asidosis dianjurkan pemberian NaCl 0,9 %, +dextrose bagian natrium bikarbonat.Kebutuhan cairan diberikan 200 ml/kg BB, diberikan secepat mungkin dalam waktu 1-2 jam dan pada jam berikutnya harus sesuai dengan tanda vital, kadar hematocrit, dan jumlah volume urine. Untuk menurunkan suhu tubuh menjadi kurang dari 39C perlu diberikan anti piretik seperti paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kg BB/hari. Apabila pasien tampak gelisah, dapat diberkan sedative untuk menenangkan pasien seperti kloral hidrat yang diberikan peroral/ perektal dengan dosis 12,5-50 mg/kg BB (tidak melebihi 1 gram). Pemberian antibiotic yang berguna dalam mencegah infeksi seperti Kalmoxcilin, Ampisilin, sesuai dengan dosis yang ditemukan.Terapi O2 2 liter /menit harus diberikan pada semua pasien syok.Tranfusi darah dapat diberikan pada penderita yang mempunyai keadaan perdarahan nyata, dimaksudkan untuk menaikkan konsentrasi sel darah merah. Hal yang diperlukan yaitu memantau tanda-tanda vital yang harus dicatat selama 15 sampai 30 menit atau lebih sering dan disertai pencatatan jumlah dan frekuensi diuresis.

Komplikasi Dengue Haemorhagic Fever (DHF)Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever (DHF) menurut (Hidayat Alimul, 2008) diantaranya:1. EnsepalopatiSebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.2. Syok (renjatan)Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok hipovolemik.3. Efusi PleuraAdanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien akan mengalami distress pernafasan.4. Perdarahan intravaskuler menyeluruh.

Asuhan Keperawatan Dengue Haemorhagic Fever (DHF)A. Pengkajian1. Aktivitas / Istirahata) Gejala: Malaise, kelemahan, demam tinggi 5-7 hari.2. Sirkulasia) Gejala: Kegagalan sirkulasi, (nadi cepat dan lemah, hipotensi < 20 mmHg, kulit dingin lembab). Fenomena perdarahan renjatan, bradikardia, gejala perdarahan (petekie, purpura, hematemesis, ekinosis, melena dan epistaksis)3. Eliminasia) Gejala : Kesulitan BAB (konstipasi), diare.4. Makanan/Cairana) Gejala: Anorexia, mual/muntah.b) Tanda : Penurunan BB. Penurunan haluaran konsentrasi urine.5. Neurosensoria) Gejala : Sakit kepala, nyei otot dan tulang, sendi bengkak, injeksi konjungtiva, lakrimasi dan fotofobia. Pusing, pingsan.b) Tanda : Gelisah, ketakutan.6. Nyeri/Kenyamanana) Gejala: Nyeri punggung, tulang, persendian dan kepala, splenomegali, hepatomegali dan nyeri tekan tanpa ikterus, urtikaria/pruritus umum, ruam dan gatal pada kulit, nyeri ulu hati.7. Pernapasan a) Tanda : Takipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan, infeksi baru. Suhu umumnya meningkat (38oC atau lebih) tetapi mungkin normal pada lansia atau mengganggu pasien, kadang subnormal dibawah 37oC, menggigil.8. Penyuluhan/PembelajaranGejala: Masalah kesehatan kronis/melemahkan, misalnnya hati, ginjal, sakit jantung, kanker, DM, kecanduan alkohol.Riwayat hepatomegali, splenomegali, penggunaan antibiotik.

B. Diagnosa keperawatan(Doengoes, E Marilyn. 2000)1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.2. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam darah/viremia).3. Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.4. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.5. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume cairan tubuh akibat perdarahan.6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan obat-obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. Intervensi keperawatan(E, Marylin, 2000)1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.Tujuan : Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi.Kriteria Hasil: Volume cairan perlahan-lahan teratasi, px. tidak muntah-muntah lagi, mukosa bibir kembali normal.Intervensi:Mandiri :a. Kaji tanda-tanda vital paling sedikit setiap 4 jam.Rasional : mengetahui atau memantau keadaan umum klien.b. Monitor tanda-tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor kulit tidak elastis, ubun-ubun cekung , produksi urine menurun.Rasional : untuk mengetahui tingkat dehidrasi dan intervensi lanjut.c. Observasi dan catat intake dan output cairan.Rasional : untuk mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit atau balance cairan.d. Berikan hidrasi yanga adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh.Rasional : memenuhi kebutuhan cairan klien.e. Memonitor nilai laboratorium : elektrolit darah, BJ urine, dan serum albumin.Rasional : memantau keseimbangan cairan dalam darah.f. Monitor dan catat berat badan.Rasional : mengontrol penambahan berat badan karena pemberian cairan yang berlebihan.g. Monitor tanda syok hipovolemik, baringkan pasien terlentang tanpa bantal.Rasional : memulihkan dan membantu peredaran darah dalam tubuh supaya lancar sehingga mengurangi syok yang terjadi.h. Pasang infus dan berikan cairan intravena jika terjadi perdarahan.Rasional : membantu proses perbaikan tubuh.2. Hipertemia (suhu naik) berhubungan dengan proses penyakit (viremia/virus).Tujuan: Hipertemia dapat teratasi.Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal (36-370 C). Mukosa lembab tidak ada sianosis atau purpura.Intervensi:Mandiri:a. Kaji saat timbulnya demamRasional: Untuk mengidentifikasi pola demam pasien.b. Observasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih sering.Rasional: Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum klien.c. Anjurkan klien untuk banyak minum 2,5 liter/24 jam dan jelaskan manfaatnya bagi klien.Rasional: Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat sehingga perlu diimbangi dengan asupan cairan yang banyak.d. Lakukan Tepid Water SpongeRasional: Tepid Water Sponge dapat menurunkan penguapan dan penurunan suhu tubuh.e. Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.Rasional: Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi panas dalam tubuh.Kolaborasi:f. Berikan terapi cairan IVFD dan obat antipiretik.Rasional: Pemberian cairan dan obat antipiretik sangat penting bagi klien dengan suhu tinggi yaitu untuk menurunkan suhu tubuhnya.3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungandengan anoreksia.Tujuan: Anoreksia dan kebutuhan nutrisi dapat teratasi.Kriteria Hasil: Berat badan stabil dalam batas normal. Tidak ada mual dan muntah.Intervensi:Mandiri:a. Kaji mual, sakit menelan, dan muntah yang dialami oleh pasien.Rasional: untuk menetapkan cara mengatasinya.b. Kaji cara/bagaimana makanan dihidangkanRasional: Cara menghidangkan makanan dapat mempengarauhi nafsu makan klien.c. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur, tim, dan hidangkan saat masih hangat.Rasional: Membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan karena mudah ditelan.d. Jelaskan manfaat makanan/nutrisi bagi klien terutama saat klien sakit.Rasional: Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi sehingga motivasi makan meningkat.e. Berikan umpan balik positif pada saat klien mau berusaha menghabiskan makanan.Rasional: Motivasi dan meningkatklan semangat pasien.f. Catat jumlah/porsi makan yang dihabiskan oleh klien setiap hari.Rasional: Untuk mengetahui pemenuhan nutrisi.g. Lakukan oral hygiene dengan menggunakan sikat gigi yang lunak.Rasional: Meningkat nafsu makan.h. Timbang berat badan setiap hariRasional: Mengetahui perkembangan status nutrisi klien.Kolaborasi:i. Bererikan obat-obatan antasida (anti emetik) sesuai program/instruksi dokter.Rasional: Dengan pembarian obat tersebut diharapkan intake nutrisi klien meningkat karena mengurangi rasa mual dan muntah.j. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat.Rasional: Membantu proses penyembuhan klien.4. Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan trombositopenia.Tujuan: Perdarahan tidak terjadi.Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital normal. Jumlah trombosit klien meningkat. Tidak terjadi epitaksis, melena, dan hemotemesis.Intervensi:Mandiri:a. Monitor tanda-tanda perdarahan dan trombosit yang disertai dengan tanda-tanda klinis.Rasional: Penurunan jumlah trombosit merupakan tanda-tanda adanya perforasi pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis berupa perdarahan (petekie,epistaksis, dan melena).b. Anjurkan klien untuk banyak istirahat.Rasional: Aktivitas yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.c. Berikan penyelasan pada keluerga untuk segera melaporkan jika ada tanda-tanda perdarahan.Rasional: Mendapatkan penanganan segera mungkin.d. Antisipasi terjadinya perdarahan dengan menggunakan sikat gigi lunak, memberikan tekanan pada area tubuh setiap kali selesai pengambilan darah.Rasional: Mencegah terjadinya pendarahan.5. Resiko tinggi syok hipovolemik berhibungan dengan kurangnya volume cairan tubuh akibat perdarahan.Tujuan: Tidak terjadi syok hipovolemik.Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal. Keadaan umum baik. Syok hipovolemik tidak terjadi.Intervensi:Mandiri:a. Monitor keadaan umum kilen.Rasional: Untuk mengetahui jika terjadi tanda-tanda syok.b. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.Rasional: Untuk memastikan tidak terjadi per syok.c. Monitor tanda-tanda perdarahan.Rasional: Perdarahan yang cepat diketahui dapat segera teratasi.d. Anjurkan keluarga/klien untuk segera melapor jika ada tanda-tanda perdarahan.Rasional: Untuk membantu tim perawat untuk segara menentukan tindakan yang tepat.e. Segera puasakan jika terjadi perdarahan saluran pencernaan.Rasional: Untuk membantu mengistirahatkan saluran pencernaan untuksementara selama perdarahan berasal dari saluran cerna.f. Perhatikan keluhan klien seperti pusing, lemah, ekstremitas dingin, sesak nafas.Rasional: mengetahui seberapa jauh pengaruh perdarahan.Kolaborasi:g. Berikan therapi cairan intra vena jika terjadi perdarahan.Rasional: Untuk mengetahui kehilangan cairan tubuh yang hebat yaitu untuk mengatasi syok hipovolemik.h. Cek Hb, Ht, Trombosit (sito)Rasional: Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami klien, dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.i. Berikan trasfusi sesuai instruksi dokter.Rasional: Untuk menganti volume darah serta komponen yang hilang.6. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diit, perawatan, dan obat-obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi.Tujuan: Pengetahuan klien bertambah.Kriteria Hasil: Pengetahuan klien/Keliarga tentang proses penyakit, diit, perawatan dan obat penderita DHF meningkat dan klien/keluarga mampu menjelasakan kembali.Intervensi:Mandiri:a. Kaji tingkat pengetahuan klien/keluarga tentang penyakit DHF.Rasional: mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang penyakit yang diderita klien.b. Kaji latar belakang pendidikan klien dan keluarga.Rasional: Agar perawat dapat memberikan penjelasan sesuai dengan tingkat pendidikan sehingga penjelasan dapat dipahami dan tujuan yang direncanakan tercapai.c. Jelaskan tentang proses penyakit,diit, perawatan, obat-obatan pada klien dengan bahasa yang mudah dimengerti.Rasional: Agar informasi dapat diterima dengan tepat dan jelas.d. Berikan kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sesuai dengan penyakit yang dialami.Rasional: Mengurangi kecemasan dan motivasi klien untuk kooperatif selama masa perawatan/penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKACapernito, L, J. 2007. Diagnosa Keperawatan. EGC: JakartaDoenges, M, E. 2001. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: JakartaHendarwanto. 2000. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI : JakartaNgastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. EGC : JakartaPrice, Sylvia A dan Lortainne M Wilson.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi Empat Buku Kedua. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Supartini, Y. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.Suriadi & Yuliani R. 2006. Askep pada Anak. Jakarta : CV Sagung Seto.Wong L Donna. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN DENGUE HEMORHAGIC FEVER (DHF)DIRUANG PERAWATAN BAJI MINASARSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

A. PENGKAJIANI. BIODATAa. Identitas KlienNama : An. N TeTaLa / Usia : Makassar 5 April 1993 / 10 ThnJenis Kelamin : PerempuanAgama : KristenAlamat : Bumi Sudiang PermaiTgl. Masuk : 21 Oktober 2003Tgl. Pengkajian : 22 Oktober 2003Diagnosa Medik: DHFRencana Therapi: Pemeriksaan Hb, Ht, pemasangan infuseb. Identitas Orang TuaAyahNama : Tn. F Usia: 28 ThnPendidkan: SMAPekerjaan: P N SAgama: KristenAlamat: Bumi Sudiang PermaiIbuNama : Ny. M Usia: 26 ThnPendidkan: SMAPekerjaan: I R TAgama : KristenAlamat: Bumi Sudiang PermaiII. KELUHAN UTAMAKlien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah, dan malas makan, juga mengeluh susah tidur, dan jantungnya selalu berdebar-debar. Karena klien merasa tidak enak maka klien dibawa keluarganya untuk kerumah sakit Labuang Baji.III. RIWAYAT KESEHATANa. Riwayat Kesehatan Sekarang.Gejala sakit yang dirasakan klien dirasakan sejak 3 hari yang lalu setelah klien pulang dari sekolah. Klien pada saat itu pingsan kemudian klien dibawa kedokter praktek, dokter praktek klien dianjurkan untuk diopname kerumah sakit untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, setibanya dirumah sakit klien kemudian diopname dan klien diberi cairan infus dan dianjurkan untuk banyak minum.b. Riwayat kesehatan LaluKlien pernah mengalami gejala yang sama padsa 5 tahun yang lalu, tidak pernah masuk rumah sakit sebelumnya dan sembuh dengan obat dari dokter.c. Riwayat Kesehatan KeluargaTidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien atau penyakit lain yang dianggap berbahaya.Genogram:

Keterangan :: Laki-laki : Garis Keturunan: Perempuan: Tinggal Serumah: Klien : MeninggalIV. Riwayat ImunisasiNo.Jenis ImunisasiWaktu PemberianReaksi Klien

1.2.3.4.5.BCGDPT (I,II,III)POLIO (I,II,III,IV)CAMPAKHEPATITISUmur 6 bln sekaliUmur 5 bln inter 5 mgTidak diketahuiTidakdiketahuiTidak diketahuiPanasPanasTidak diketahuiPanasPanas

a. Pemeriksaan fisikBerat badan: 25 KgTinggi badan: 130 cmTumbuh gigi: 6 bulanTanggal gigi: 4 tahunb. Perkembangan tiap tahap dan usia anak: Berguling: 4 BulanDuduk: 7 bulanMerangkak: 9 BulanBerdiri: 11 BulanBerjalan: 13 BulanV. Riwayat Nutrisia. Pemberian AsiPertama kali disusui: Sejak dilahirkanCara Pemberian: Menetek/disusui langsungLama pemberian: Sampai anak usia 2 Tahunb. Pemberian Susu FormulaAlasan pemberian:Pemberian asi sudah cukupo selama 2 tahun dan setelah itu dilanjutkan dengan susu formulaJumlah pemberian:2 gelas / hari atau kira-kira 400 mlCara Pemberian:Dengan menggunakan gelas c. Pemberian makanan tambahanUsia: 5 bulan Jenis: Bubur lunak dan pisangd. Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai pada nutrisi saat iniUsiaJenis NutrisiLama pemberian

1. 0 4 Bulan2. 4 12 Bulan3. 1 3 Tahun4. 3 6 Tahun5. 6 9 Tahun6. Saat iniAir Susu Ibu (ASI)Asi + bubur lunakAsi + Susu formulaSusu formula + Nasi + LaukNasi + Lauk + Sayur + SusuNasi + Lauk + Sayur4 Bulan8 Bulan2 Tahun3 Tahun3 Tahun-

VI. Riwayat psychososial a. Anak tinggal bersama ibu dan ayahnya serta kakak dan adiknya.b. Hubungan antar anggota keluarga harmonis c. Anak diasuh oleh kedua orang tuanya.VII. Riwayat SpiritualKlien jarang melaksanakan ibadah atau kegereja dan tidak ada ritual agama.VIII. Reaksi Hospitalisasia. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap1) Klien sadar bahwa dirinya berada dirumah sakit dan menjalani perawatan.2) Klien tidak tahu apa yang menyebabkandirinya sakit.3) Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama dirumah sakit.b. Pemahaman keluarga tentang sakit dsan rawat inap.1) Ibu mengerti anaknya sakit sehingga membawa anaknya kerumah sakit.2) Perasaan orang tua lebih tenang karena anaknya dirawat dengan baik dirumah sakit.IX. Aktivitas sehari-haria. NutrisiKondisiSebelum SakitSaat sakit

- Selera makan- Menu makan- Frekuensi makan- Makanan yang disukai- Makanan pantangan- Pembatasan pola makan- Cara Makan- Ritual saat makanBaikNasi+Lauk+Sayur+Susu3 kali sehariBakso

Tidak ada

Tidak ada

Makan sendiriBerdoa sebelum makanBerkurangNasi+Lauk+Sayur+Susu3 kali sehari tidak habisTidak ada

Makanan yang keras

Makanan yang lunak

Makan sendiriBerdoa sebelum makan

b. CairanKondisiSebelum SakitSaat sakit

- Jenis minuman- Frekuensi minum- Kebutuhan cairan- Cara pemenuhanAir dan Juice10 Gelas2500 mlMinumAir putih8 Gelas3000 mlMinum + cairan infus

c. Eliminasi BAB dan BAKKondisiSebelum SakitSaat Sakit

BAB- Tempat pembuangan- Frekuensi (waktu)- Konsistensi- Kesulitan- Obat pencaharBAK- Tempat pembuangan- Frekuensi (waktu)- Konsistensi- Kesulitan- Obat PencaharToiletSekali sehariLunakTidak adaTidak digunakan

Toilet4 3 kali sehariJernih Tidak adaTidak digunakanToiletSekali dalam dua hariLunakTerpasang infusTidak digunakan

Toilet3 4 kali sehariPekat tehTerpasang infusTidak digunakan

d. Istirahat tidurKondisiSebelum SakitSaat Sakit

- Jam TidurSiangMalam- Pola Tidur- Kebiasaan sebelum tidur- Kesulitan tidur13.00 15.3021.00 06. 00BaikTidak adaTidak ada13.00 15.3020.00 05.30BaikTidak adaTidak ada

e. Personal HygieneKondisiSebelum SakitSaat Sakit

MandiCaraFrekuensiAlat mandi Cuci RambutFrekuensi Cara Gunting KukuFrekuensiCara

Gosok gigiFrekuensiCaraMandi sendiri2 kali sehariSabun dan handuk

3 kali seminggu Dengan shampo

2 kali sebulanPotong sendiri dgn gunting

2 kali sehariDilakukan sendiri dgn odol

Kompres badan2 kali sehariHanduk + Air

Belum pernah Tidak ada

Belum pernahTidak ada

2 kali sehariSendiri dgn sikat gigi + Odol

f. Aktivitas/Mobilitas fisikKondisiSebelum sakitSaat sakit

- Kegiatan Sehari-hari- Penggunaan alat bantu aktifitas- Kesulitan pergerakan tubuhSekolah + bermainTidak ada

Tidak adaTidak adaTidak ada

Tertahan oleh infus

X. Pemeriksaan fisika. Keadaan umum: lemah dan murung, GCS 4 5 6b. Kesadaran : Kompos Mentisc. Tanda-tanda vital :TD= 120/80 mmHg. P = 28 x/sN= 100 x/s S = 37,5 oCd. AntropometriTinggi badan: 136 CmBerat badan: 26 kgLingkar lengan atas: 17 CmLingkar kepala: 50 CmLingkar dada: 58 CmLingkar perut: 52 Cme. Kepala 1) Inspeksi:Bentuk kepala Mesochepal, rambut hitam dan tidak mudah di cabut, nampak berkeringat, tidak ada ketombe.2) Palpasi:Tidak ada nyeri tekan pada kepala, tidak ada benjolan atau pembengkakan pada kepala.f. Mata1) Inspeksi:Ukuran pupil normal, reaksi pupil terhadap cahaya normal, akomodasi kedua mata baik, visus: normal 6/6, lapang pandang normal, konjungtiva tampak anemis, ikterus (-).2) Palpasi:Tidak ada pembengkakan pada kelopak mata.g. Telinga1) Inspeksi:Daun telinga baik, serumen (-), gangguan pendengaran (-)2) Palpasi:nyeri tekan (-)h. Hidunga) Inspeksi:Tidak ada reaksi alergi, struktur hidung simetris kiri dan kanan, cuping hidung (-), secret (-), polip (-)i. Mulut dan Tenggorokan1) Inspeksi:Gigi 30 buah, mukosa bibir kering, bibir pucat, stomatitis (-), tidak ada gangguan bicara, tidak ada kesulitan menelan.2) Palpasi:Pembesaran kelenjar tiroid (-).j. Integumen1) Inspeksi:Permukaan kulit (kering), kotor, tampak bintik merah di kulit.2) Palpasi:Teraba panas (demam), turgor kulit buruk.k. Dada1) Inspeksi:Bentuk dada simetris kiri dan kanan, pola napas efektif, irama pernapasan teratur, gerakan dada simetris pada saat otot bantu pernafasan berfungsi.2) Palpasi:Frekuensi pernapasan 20 x/s, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan pada dada. Ukuran jantung normal.3) Perkusi:Bunyi paru sonor.4) Auskultasi:Bunyi napas vesikuler diseluruh lapangan paru, tidak ada suara nafas ronchi, whezing, stender dan rales. Suara jantung S1 Lub, S2 Dub.l. Abdomen 1) Inspeksi:Bentuk abdomen normal, oedema (-), abdomen bersih.2) Auskultasi:Peristaltik usus 13 x/s.3) Perkusi:Massa (-), Tidak ada bunyi udara dan cairan.4) Palpasi:Massa (-), nyeri tekan (-).m. EkstremitasAtas1) Inspeksi:Jari-jari lengkap, simetris, tidak ada gejala kontraktur, ROM aktif (fleksi dan ekstensi), terpasang infuse di tangan kiri, terdapat bercak-bercak merah.2) Palpasi:Nyeri tekan (-), CRT > 2 detik.Bawah 1) Inspeksi:Jari lengkap, simetris, tidak ada gejala kontraktur, nampak bercak merah di kaki, benjolan (-).2) Palpasi:Nyeri tekan (-), CRT > 2 detik.Kekuatan otot: 4 4 4 4n. Genetalia dan anus1) Inspeksi:Lesi (-), atresia ani (-).o. NeurologisN I: mampu membedakan bau parfum denganbau obat.N II: Visus 6/6, lapang pandang masih mampu melihat jari pemeriksa hingga kurang lebih 30 o dari samping pemeriksa. N III,IV,VI: Gerakan bola mata normal tidak ada isochor dan anisochor.N V: Motorik yaitu mampu mengatup gigi, sensorik refleks kornea baik.N VIII: mampu mendengar jam tangan pemeriksa hingga jarak 30 Cm.N IX: Refleks menelan baik.N X: Gerakan palatum normal bergerak.N XI: Klien dapat mengangkat bahu dan memalingkan kepalanya ke sisi yang ditahan pemeriksa.N XII: Klien mampu menggerakkan lidahnya dari satu sisi ke sisi yang lain.XI. Pemeriksaan penunjangLaboratorium ResultUnitNormal Limits

Darah

Hemoglobin10,9 g /dlL = 13-16 , P = 12-15

Leukosit3640 /mm(5.0-10) x 103 / L

Eritrosit4.200.000 /mm(4,5 5,5) x 106 / L

Hematokrit-L = 40-48 %, P = 36-42 %

Trombosit61.600( 150 450 ) x 103 / L

DB IgG (+)(-)

DB IgM (+)(-)

XII. Terapi Saat Inia. IVFD RL 20 tts/menit.b. Paracetamol 3x 500 mg.c. Inj sotatic amp / iv /12 jam

B. ANALISA DATADATAETIOLOGIMASALAH

DS :- Klien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah, dsan malas makan.DO :- Selera makan klien berkurang dengan frekuensi 3 kali perhari dengan tidak dihabiskan- Konjungtiva anemi, bibir pucat dan kering- Klien nampak lemah.Infeksi virus dengue

Merangsang sistem immun tubuh

Dipersepsikan ke otak

Mempengaruhi pusast keseimbangan dan hipothalamus

Rangsangan mual, muntah

Absorbsi usus menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhanGangguan pemenuhan nutrisi

Ds :- Klien mengeluh susah tidur dan jantungnya selalu berdebar-debar.DO :- Klien nampak lemah dan konjungtiva anemi.- TTV :S : 37,5 o CTD : 120/80 mmHgR : 28 kali permenitN : 100 kali permenit

Proses infeksi virus dengueTerjadi peningkatan permeabilitas membrane

Penghantaran rangsang ke otak oleh saraf simpatik/ parasimpatik.Peningkatan suhu tubuh

Mempengaruhi bagian otak yang lain.

Pusat kesadaran terganggu. Gangguan pola tidur

DS : -DO :- Kulit klien nampak kotor dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit.Kuku klien nampak kasar, kebersihan kurang terpenuhi.Peningkatan suhu tubuhMempengaruhi sel-sel jaringnTerjadi kelemahan fisik

Ketidakmampuan melakukan perawatan diri

Kurang perawatan diri

DS :- Klien merasa cemas dan tak ingin berlama-lama dirumah sakit.- Klien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit.DO :- Klien nampak lemah dan murung. Reaksi tubuh terhadap infeksi

Terjadi kelemahan fisikDipersepsikan ke otakPerawatan yang lama.

Ketidak tahuan klien

CemasCemas

C. DIAGNOSA KEPERAWATANNo.Masalah/Diagnosa

1.2.3.4.Gangguan pemenuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuatGangguan pola tidur b/d peningkatan suhu tubuh.Kecemasan b/d Kondisi klien yang memburuk dan kurang pengetahuan.Gangguan aktivitas perawatan diri sehari-hari b/d kelemahan fisik.

D. RENCANA KEPERAWATANTgl.No. DxTujuanRencana tindakanRasional

23/10-031Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kebutuhan intake terpenuhi.KH: Klien menunjukkan pola makan membaik. Klien menghabiskan porsi makanan. Klien nampak segar.1. Beri makanan yang lunak dan lembek.

2. Beri makanan berupa nasi secara diet.

3. Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.4. Kolaborasi untuk pemberian vitamin.1. Dgn makanan yang lunak dan lembek dapat memudahkan pencernaan hingga beban keja usus berkurang.2. Makanan yang berfariasi dapat merangsang nafsu makan.3. Untuk mengganti asupan makanan secara bertahap.

4. Dengan pemberian vitamin dapat membantu dalam merangsang nafsu makan.

23/10-03

2

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam pola tidur dan suhu tubuh normal.KH: Klien menunjukkan pola tidur membaik. Penurtunan suhu tubuh Kx. 1. Beri kompres hangat.

2. Beri lingkungan yang tenang dan nyaman.

3. Batasi masukan makanan dan minuman yang mengandung kafein.1. Dapat membantu menurunkan suhu tubuh.2. Membantu klien untuk dapat merasa lebih tenang dan dapat beristirahat tanpa gangguan.3. Kafein dapat memperlambat klien untuk tidur.

23/10-033Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam cemas teratasi.KH: Klien mengatakan cemasnya berkurang.1. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya.2. Beri dorongan spiritual kepada klien.3. Beri informasi kepada klien tentang penyakit yang dialaminya serta proses pengobatan yang harus dijalankannya.1. Dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan klien.2. Agar klien dapat tabah dan tegar menghadapi cobaan dari Tuhan.3. Agar klien dapat mengerti tentang proses penyakitnya.

23/10-034Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam kebutuhan sehari-hari klien. terpenuhi.KH: Klien melaporkan keadaan dirinya sudah membaik. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri ataupun tanpa bantuan.1. Kaji kebutuhan klien.2. Bantu memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hari.3. Latih pasien untuk melakukan kegiatannya secara mandiri.1. Untuk mengidentifikasi masalah klien.2. Bantuan sangat diperlukan oleh klien pada saat kondisinya lemah dalam pemenuhan kebutuhannya.3. Mempercepat pemulihan kekakuan otot akibat terlalu lama beristirahat.

E. IMPLEMENTASITgl.No. Dx.Tindakan Keperawatan dan hasil

23/10-0311. Memberi makanan sesuai kebutuhan dan diet dari rumah sakit.2. Menganjurkan kepada klien untuk makan makanan yang bervaruasi seperti coklat, roti dan makanan yang lunak lainnya dengan porsi kecil tapi frekuensi sering.

21. Memberikan kompres hangat kepada klien.2. Menganjurkan kepada anggota keluarga klien untuk dapat memberikan kesempatan klien agar dapat beristirahat dengan hasil klien dapat beristirahat dengan tenang.3. Mengajarkana kepada klien untuk mengkonsumsi makan makanan dan minuman yang tidak mengandung kafein.

31. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya tentang keadaan yang ia alami dengan hasil klien merasa lega dan tidak was-was.2. Memberikan dorongan spiritual sesuai dengan agama dan kepercayaan klien.3. Memberikan KIE kepada klien tentang penyakit yang ia alami.

41. Membantu klien melakukan aktifitas perawatan diri klien seperti potong kuku dengan hasil klien tidak lagi kotor.2. Melatih klien melakukan aktifitas sesuai kemampuan yang klien miliki dengan hasil klien mampu beraktifitas ringan sesuai dengan kemampuannya seperti makan dan gosok gigi.

F. EVALUASITgl.No. Dx.EVALUASI / SOAP

24/10-031

S : Klien mengatakan nafsu makannya masih kurangO : BB klien tetap, klien sempat makan makanan ringanA : Masalah teratasi sebagianP : Pertahankan intervensi 1,2,3

24/10/03

2

S : Klien mengatakan suhu badannya tidak sepanas kemarin dan sudah bisa tidur dengan nyenyakO : Klien kelihatan baru bangun tidur dan suhu badannya 36,5 o CA : Masalah teratasiP : Pertahankan kondisi px tetap normal.

24/10/03

3

S : Klien mengatakan dirinya sudah lebih baik dan merasa tidak khawatir lagiO : Wajah klien nampak berseri-seri A : Masalah teratasi P : Pertahankan intervensi

24/10/034

S : Klien mengatakan masih kaku untuk bergerak dsan beraktifitasO : Klien nampak hanya berbarung di tempat tidurA : Masalah belum teratasiP : Pertahankan intervensi 2 dan 3

31