Askep meniere dan libirintis

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting. Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun kondisi atau gagguan lainnya. Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah Meniere Dan Labirinitis B. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu : Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut C. Rumusan Masalah Pada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu : Konsep Medis Miniere dan labirinitis

Transcript of Askep meniere dan libirintis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangTelinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran

dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis akurat gangguan otologik sangat penting.

Secara garis besar anatomi telinga di bagi atas telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal. Jika cairan mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe ataupun kondisi atau gagguan lainnya.

Pada askep ini kami akan membahas mengenai gangguan pada bagian telinga tengah Meniere Dan Labirinitis

B. TujuanAdapun tujuan dari pembuatan askep ini yaitu :

Mengetahui gangguan pada telinga seperti Meniere Dan Labirinitis Mengetahui konsep medis dari penyakit tersebut Mengetahui konsep askep dari penyakit tersebut

C. Rumusan MasalahPada askep ini beberapa masalah yang kami bahas yaitu :

Konsep Medis- Defenisi dari Meniere Dan Labirinitis

- Etiologi dari Meniere Dan Labirinitis

- Patofisiologi dari Meniere Dan Labirinitis

- Tanda dan Gejala dari Meniere Dan Labirinitis

- Pemeriksaan Penunjang dari Meniere Dan Labirinitis

- Komplikasi dari Meniere Dan Labirinitis

- Penatalaksanaan Meniere Dan Labirinitis Konsep Askep

- Pengkajian

- Diagnosa Keperawatan

- Intervensi

D. Metode Penulisan

Miniere dan labirinitis

Pada askep ini metode pembuatan yang kami gunakan adalah Library Resarch Method, di mana sebelum kami membuat makalah ini terlebih dahulu kami menyadur informasi-informasi yang relevan dari berbagai sumber buku atau pustaka juga dengan menggunakan media elektronik (internet).

BAB II

PEMBAHASAN

Miniere dan labirinitis

A. KONSEP PENYAKIT

1. PengertianPenyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).2. Etiologi

Etilogi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti namun diduga adalah merupakan:

Pengaruh neurokimia dan hormonal abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin.

Gangguan elektrolit dalam cairan labirin. Reaksi alergi. Gangguan autoimun.

3. Patofisiologi.Hidrops (pembengkakan) endolif akibat endolif dalam skala media oleh stria vaskularis terhambat.

4. Manifestasi KlinikMeniere ditandai oleh 4 (empat) gejala :

Kehilangan pendengaran sensorineoral progresif. Plukteatif Tinitus atau suara berdenging. Veritgo

5. Pemeriksaan Penunjang\

Tes gliserin :pasien diberikan minuman gliserin 1,2 ml/kg BB setelah diperiksa tes kalori dan audiogram.setelah dua jam diperiksa kembali dan dibandingkan.

.Audiogram :tuli sensorineural,terutama nada rendah dan selanjutnya dapat ditemukan rekrutinen.

6. Penatalaksanaan

Pasien harus dirawat di rumah sakit, berbaring dalam posisi yang meringankan keluhan diberikan diet rendah garam dan pemberian diuretik ringan.obat-obatan sistomatik anti vertigo seperti dimenhidrinat 3x50 mg atau prometazin 3x25 mg,obat vasodilator perofer seperti papaverin dan betahistin,atau operasi shunt.dapat pulah diberikan obat antiiskemia dan neurotonik.adaptasi dengan latihan dan fisioterapi.

B. Konsep askep 1. Pengkajian

Miniere dan labirinitis

a. Pengumpulan data Aktivitas dan istrahat

Gejalah - Klien menyatakan tidak dapat beraktifitas.- Klien menyatakan badannya lemas

Tanda - Aktivitas tanpa di bantu - Keadaan umum lemah

Makanan dan cairan Gejalah

- Klien menyatakan mual /muntah Tanda

- Klien tampak pucat Neorosensorik

Gejalah - Klien menyatakan pusing- Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri terasa berputar- Klien menyatakan terasa berdengung pada telinganya

Tanda - Tuli saraf- Gangguan pendengaran

Integritas ego Gejalah

- Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya- Klien menyatakan takut akan dirinya.

Tanda - Klien nampak lemas - Klien nampak berkeringat dan kolaps.

b. Pengelompokkan dataDS:

- Klien menyatakan mual yang terus menerus - Klien menyatakan pusing- Klien menyatakan serasa berputar tiap kali ingin berdiri- Klien menyatakan benrdengung pad telinga- Klien menyatakan stres pada pnyekitnya- Klien menyatakan takut akn dirinya- Klien menyatakan tidak mampu beraktivitas banyak.

DO:- Klien nampak pucat - Klien namak lemas- Aktivitas tanpak dibantu - Tuli saraf- Gangguan saraf

Miniere dan labirinitis

- Klien tampak berkeringat dan kolaps

c. Analisa data

Problem Etiologi SymtomKekurangan volume cairan Perubahan polume endolimfe

Penimbunan cairan endolimfe

Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane

resiner

Menekan urikulus

Menekan SSP

Hypothalamus

Meransang mual/munta

Anoraksia

Kekurangan volume cairan

DS: klien menyatakan mual yang terus menerus DO:-klien nampak pucat-klien nampak lemas

Gangguan persepsi pendengaran

Perubahan polume endolimfe

Penimbunan cairan endolimf

Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane

resiner

Sakulus mengalami pelebaran sehingga menekan urikulus

Gangguan basal koglea

DS:- Klien menyatakan

bunyi berdengung pada telinga

DO: - Tuli saraf - Adanyan gangguan

pendengaran

Miniere dan labirinitis

Tuli saraf

Gangguan persepsi pendengaran

Intoleransi aktivitas Perubahan polume endolimfe

Penimbunan cairan endolimfe

Pelebaran dan perubahan morfoligi pada memrane

resiner

Menekan urikulus

Menekan SSP

Hypothalamus

Meransang mual/munta

Anoraksia

Kurang pembentukan ATP jaringan

Kelemahan

Intoleransi aktifitas

DS: - klien menyatakan

pusing- klien menyatakan

setiap kali berusaha berdiri selalu berputar

- klie menyatakan tidak bisa beraktivitas berat

DO:- aktivitas tampak di

bantu

Ansietas Perubahan status kesehatan

Kurang terpajar informasiTidak tau tentang

penyakitnya

Stres psikologi

Ds: - Klien Menyatakan

Sters Dengan Penyakitnya

Do:- Klien Tampak

Cemas

Miniere dan labirinitis

Ansietas

2. Diagnosa KeperawatanA. kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual munta ditandai dengan

:DS: o klien menyatakan mual munta terus menerus

DO :

o klien nampak pucat

o klien nampak lemas

B. Gangguan persepsi pendengaran berhubungan dengan tuli saraf yang ditandai dengan :DS: klien menyatakan dengar bunyi berdengung pada telingaDO:

o Tuli saraf

o Adanya gangguan pendengaran

C. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan ditandai dengan :DS:

o Klien menyatakan pusing

o Klien menyatakan setiap kali berusaha untuk berdiri merasa berputar

o Klien menyatakan tidak bisa beraktivitas

DO :o Aktivitas nampak di bantu.

D. Ansietas berhubungan dengan stres psikologi ditandai dengan:o Klien menyatakan stres terhadap penyakitnya

DO: o Klien tampak cemas

3. Perencanaan

No Tujuan Intervensi Rasional 1. Tupan : setelah

diberikan tindakan keperawatan selama 6 hari, kebutuhan cairan terpenuhi Tepen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, kebutuhan cairan beransur-ansur membaik dengan kriteria :

1. Kaji masusakn dan haluran cairan

2. Tingkatkan masukan cairan oral sesuai indikasi

3. Kolaborasi dalam pemberian obat ematic sesuai indikasi

1. perencanaan yang akurat merupakan dasar untuk penggantian cairan 2. penggantian cairan oral harus dimulai sesegera untuk mengganti kehilangan cairan tubuh.3. anti emetic dapat mengurangi mula dan munta.

Miniere dan labirinitis

- Mual munta berkurang

- Peningkatan pemasukan cairan dengan tubuh.

2. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari pendengaran klien kembali normal.Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari , pendengaran klien beransur- ansur normal Dengan kriteria :

- Bunyi seperti berdengung2 berkurang

- Bunyi hilang timbul

1. Pantau kemampuan pendengaran

2. Beri motivasi kepada klien untk sering beradaptasi

3. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran

1. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk medengar

2. Dapat memberi semangat kepada klienuntuk beradaptasi dengan lingkungannya

3. Untuk dapat memeperjelas pendengaran klien

3. Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari , klien sudah bisa beraktivitas kembali.Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 hari, klien sudah mulai berektivitas sendiri dengan kriteria:

- Semua aktivitas klien tidak dibantu lg dengan orang lain.

1. Berikan lingkungan yng tenang dalam priode istirahat tanpa gangguan

2. Kaji tingkat dan jenis aktivitas pengalih untuk merencanakan aktivitas yang sesuai

3. Diskusikan pola aktivitas pengalih yang biasa denga pasien dan diberikan kesempatan untuk melanjudkan aktivitas kembali.

1. Menghemat enrgi untuk aktivitas

2. Untuk mengetahui tingkat kebosanan klien

3. Menyediakn invormasi mengenai stressor yang nyata maupun yang dirasakan yang mempengaruhi tingkat aktivitas

Tupan : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 5 hari ansietas teratasi .Tupen : setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2 hari anietas mulai berkurang dengan kriteria :

- Klien

1. Kaji tingkat aktivitas 2. Beri informasi tentag

penyakitnya dan proses keperawatannya

3. Intruksikan pasien dalam aspek program pengobatan

1. Membantu intervensi terapeutik dan partisipasi perawatan diri

2. Meningkatkan pengetahuan dan mengurangi ansietas

3. Pengetahuan klien mengurangi ansietas

Miniere dan labirinitis

menyatakan tidak cemas lagi dengan penyakitnya

- Ekspresi wajah rileks

Labirintis

Miniere dan labirinitis

A. Konsep penyakit 1. Pengertian

Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus

2. Etiologi Bakteri Virus

3. Patofisiologi Labirinitas terjadi karna adanya penyebaran infeksi keruang persilimfa, kemudian berkembang hingga telinga dalam melalui kanalis auditorius internus . infeksi bakteri disebabkan oleh otitis media, kolesteotoma dapat memasuki telinga tenga dapat menembus membrane jendela bulat atau oval yang dapat mempengaruhi baik itu keseimbangan ataupun proses pendengaran,virus yang paling sering teriridentifikasi adalah gandongan, rubella,rubeola, dan infulenza serta penyakit viral saluran nafas atas yang diketahui penyebab labirinitis.

4. Menifestasi klinis Awitan mendadak vertigo Mual dan munta Kehilangan pendengaran Tinnitus

5. Komplikasi Otitis media akut Meningitis

6. Pengobatan Pengobatan labirinitis bakterial

o Terapi antibiotik intervena

o Penggantian cairan

o Pemberian sepresar vestibuler

o Obat anti muntah

Pengobatan labirinitis viral o Obat anti emetic

o Anti vertigo

B. Konsep askep 1. Pengkajian a. Pengumpulan data

* Aktivitas/istrahat Gejalah : Klien mentyatakan susah tidur pada saat tertentu karna kepanasan

Tanda Gelisa

* Nyeri/ kenyamanan Gejalah Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala

Miniere dan labirinitis

Tanda Wajah nampak meringis Distagmus

* Sirkulasi Gejalah Klien menyatakn tubuhnya panas

Tenda Klien tampak gelisa Suhu tubuh 38,5

* Neorosensori Gejalah Klien susah membedakan bunyi Klien menyatakan kadang-kadang telinganya berdengung sampai-

sampai tidak mendengar Tanda Tuli saraf Klien tampak tidak mendengar bila di panggil Ataksia

* Integritas ego Gejalah Klien enyatakn iya kawatir terhadap penyakitnya Klien menyatakan takut denga keadaan dirinya

Tanda Klien tampak gelisa Klien tampak bingung.

b. Pengelompokkan data Ds :

Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala Klien menyatakan tubuhnya panas Klien menyatakan susah tidur pada saat tertentu karna tubuhnya

kepanasan ‘ Klien menyatakan sulit membedakan bunyi Klien menyatakan kadang – kadang telinga berdengung sampai tidak

mendengar Klien menyatakan kawatir denga penyakitnya Klie menyatakan takut aka keadaan dirinya

Do:

Klien nampak meringis Distagmus Klien nampak gelisah Suhu tubuh 38,5 tuli saraf

Miniere dan labirinitis

Klien tidak dapat mendengar Ataksia Klien sering bertanya tentang penyakitnya

Klien nampak bingung.c. Analisa data

Problem Etiologi SymtomGangguan nyaman nyeri

Adanya bakteri/virus

Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin)

Terjadi inflamasi

Udema

Penekanan sekitar sistem saraf pusat

Respon thalamus

Nyeri dipersepsikan

Ds : o Klien menyatakan nyeri

pada bagian kepala Do : o Klien nampak meringiso Distagmus

Hipertermi Adanya bakteri/virus

Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin)

Terjadi inflamasi

Udema

Reaksi tubuh mengeluarkan zat-zat kimia(baradikinin serotonin)

Peningkatan suhu tubuh

Hipertermi

Ds: o Klien menyatakan

tubuhnya panas o Klien menyatakan susah

tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya kepanasan

Do: o Klie nampak gelisah o Suhu tubuh 38,5

Gangguan persepsi pendengaran

Adanya bakteri/virus Ds:o Klien menyatakan

Miniere dan labirinitis

Metastasi infeksi pada bagian telinga dalam(labirin)

Terjadi inflamasi

Perubahan dengeneratif traktus auditorius mulai dari sel-sel serabut getar koklea sampai kepusat saraf pendengaran

Gangguan persepsi pendengaran

sulin membedakan bunyi

o kadang berdengung sampai tidak mendengar.

Do:o Tuli saraf o Kien tidak dapat

mendengar o Ataksia

Ansietas Kurang interaksi dengan likngkunag sekitar

Kurang terpajang informasi

Kien kurang memahami proses penyakitnya

Stres psikologi

Ansietas

Ds: o Klien menyatakan iya

kawatir engan penyakitnya

o Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya

Do :o Klien sering bertanya

tentang penyakitnya o Klien nampak bingung

dan cemas .

2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan metastasi pada bagian telinga

ditandai dengan : Ds :

Klien menyatakan nyeri pada bagian kepala

Do :

Klien nampak meringis Distagmus

b. Hipertermi berhubungan dengan terjadinya inflamasi ditandai dengan :Ds:

Klien menyatakan tubuhnya panas Klien menyatakan susah tidur saat-saat tertentu karna tubuhnya

kepanasan

Do:

Klie nampak gelisah

Miniere dan labirinitis

Suhu tubuh 38,5c. Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan Perubahan

dengeneratif traktus auditorius yang ditandai dengan

Ds:

Klien menyatakan sulin membedakan bunyi Klien menyatakan kadang berdengung sampai tidak mendengar.

Do:

Tuli saraf Kien tidak dapat mendengar Ataksia

d. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi yang ditandai dengan:

Ds: Klien menyatakan iya kawatir engan penyakitnya Klien menyatakan takut akn kedaan dirinya

Do :

Klien sering bertanya tentang penyakitnya Klien nampak bingung dan cemas .

3. Perencanaan

No

Tujuan Intervensi Rasional

1. Tupan : setelah diberkan tinkep selam 7 hari , nyeri teratasi Tupen : setelah diberikan tinkep selama 3 hari nyeri beransur ansur berkurang dengan kriteria :o Klien menyatakan

tidak nyeri lagi o Ekspresi wajah

rileks

1. Kaji tingkat nyeri, catat lokasi dan faktor yang memperberat keadaan

2. Berikan teknik distraksi

3. Atur posisi yang nyaman bagi klien

4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anelgesik

1. Untuk mengidentivikasi dan memudahkan dalam menentukan intervensi selanjudnya

2. Dapat mengalihkan perhatian dan meminimalkan respobsive terhadap masalah yang dialaminya

3. Dapat membantu meminimalkan tasa nyeri yang dialami klien

4. Obat analgesik dapat membantu dan mengurangi

Miniere dan labirinitis

rasa nyeri 2. Tupan : setelah

diberiakan tinkep selama 6 hari suhu tubuh normal Tupan: setelah diberikan tinkep selama 3 hari, suhu tubuh beransur ansur normal Denga kriteria o Suhu tubuh

normal o Klien tidak

menyatakan tubuhnya tidak panas lagi

1. Ukur dan monitori TTV terutama suhu tubuh

2. Anjurjan ada klien untuk menggunakn pakaian tipis dan upayakan muda menyerap keringat

3. Beri HE pada klie maupun keluarga untuk banyak minum air putih

4. Kolaborasi denga dokter dan tim kesehatan laonnya dalam dalam pemberian antipiuretik

1. Dapat mengatasi keefektifan tindakan intervensi selanjudnya

2. Memudahkan proses pelepasan suhu kelingkunag serta menjaga keseimbangan tubuh dan mengurangi terjadinya panas

3. Inteka cairan yang masuk kedalam tubuh dapat membantu menurunkan suhu dan menganti cairan yang hilang.

4. Antipiuretik dapat membantu menurunkan panas.

3. Tupan : setelah diberikan tinkep srlama 5 hari gangguan fungsi pendengaran teratasi Tupen : setelah diberi tinkep selama 2 hari gangguan fungsi pendengaran beransur-ansur membaijkDengan kriteria:o Klien sudah dapat

membedakan bunyi

1. Pantau kemampuan proses pendengaran klien

2. Anjurkan klien untuk mengikuti instruksi perawat dalam pengeluaran benda asing yang menganggu prosespendengaran klien

3. Berikan suport pada klie untuk tetap beradaptasi dengan lingkungannya

4. Kolaborasi dalam pemberian alat bantu pendengaran

1. Untuk mengetahui sejau mana kemampuan klien untuk mendengar

2. Mengurangi benda asing yang terdapat didalam telinga klien serta proses pendengaran klien

3. Dapat memberikan semangat pada klien untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

4. Dapat memperjelas proses pendengaran klien

4. Tupan: setelah diberikan tikep selama 4 hari ansietas mulai hilang.Tupen :Setelah diberikan tinkep selama 2 hari ansietas beransur ansur hilang denga kriteria :o Klien menyatakan

1. Kaji tentang pemahaman klien tentang penyakitnya

2. Beri penjelasan kepada klien dan proses penyakitnya

3. Beri dukungan spritual berupa pendekatan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

1. Memudahkan dalam menentukan tindakan selanjudnya

2. Dapat mengurangi kecemasan klien

3. Dapat membuat jiwanya lebih tenang

4. Menambah proses

Miniere dan labirinitis

tidak takut lagi dengan keadaanya

4. Beri kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan penyakitnya

5. Jelaskan kepada klien tentang prosedur dan tindakan serta tujuan tindakannya

6. Peri penguat positif terhadap kemajuan klien

pemahaman klien tentang penyakitnya

5. Klien mengoperatif untuk prosedur pengobatan

6. Dapat mendukung terjadinya perubahan prilaku positeif terhadap klien.

BAB III

Miniere dan labirinitis

PENUTUP

A. KesimpulanPenyakit meniere adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan mempunyai trias gejala yang khas,yaitu gangguan pendengaran,tinnitus dan serangan vertigo (Kapita Selekta Edisi 3).Labirinitis adalah inflamasi telinga dalam dan dapat disebabkan bakteri maupun virus

B. SaranAdapun saran yang dapat kami sampaikan pada askep ini yaitu :

Dengan adanya askep mengenai gangguan pada telinga Meniere Dan Labirinitis ini dapat membuka cakrawala berfikir khususnya bagi calon-calon perawat pemula.

Dengan adanya askep ini dapat mempermudah pemahaman mengenai peradangan mata dan dapat di manfaatkan dalam pengkajian keperawatan lebih lanjut.

Miniere dan labirinitis