Askep Klien Pada Blefaritis

46
ASKEP KLIEN PADA BLEFARITIS A. PENDAHULUAN Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan normal ditemukan di kulit. Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis. Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis. Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

Transcript of Askep Klien Pada Blefaritis

Page 1: Askep Klien Pada Blefaritis

ASKEP KLIEN PADA BLEFARITIS

A. PENDAHULUAN

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi

pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau

tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis

ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak

mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan

normal ditemukan di kulit.

Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan

kronis atau menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia,

iritatif, dan bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus

alfa atau beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis

skuamosa, blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.

Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit,

eksudat lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan

keratitis.

Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan

kemudian diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul

adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

B. PATOFISIOLOGI

Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini

mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan

sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa

buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan

adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

Page 2: Askep Klien Pada Blefaritis

C. ETIOLOGI

Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :

1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat

melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan seborrheik.

Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan Staphylococcus aureus, yang

sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif.

Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum

ovale.

2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak

mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah kelainan

pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan blefaritis posterior

adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis seboreik).

D. KLASIFIKASI

1. Blefaritis superfisial

Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan

yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol.

Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi

blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual kelenjar Meibom untuk

mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom (Meibormianitis), yang biasanya

menyertai.1

2. Blefaritis Seboroik

Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan

keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang keluar

dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia dan hipertropi

papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum,

madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.

Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya.

Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan membersihkan

kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi hangat. Kompres

hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan dibersihkan dengan

Page 3: Askep Klien Pada Blefaritis

shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten, keratitis marginal, tukak

kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.

3. Blefaritis Skuamosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada

pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit.

Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di daerah akar

bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak. Blefaritis ini

berjalan bersama dermatitik seboroik.

Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.

Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis

skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra

disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan

perdarahan.

Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak dengan

shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki

metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis skuamosa adalah

keratitis, konjungtivitis.

4. Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi

staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-

kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan mengeluarkan

dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama yang terbentuk bersifat

kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai perdarahan. Penyakit

bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih lanjut dan lebih dalam dan merusak

folikel rambut sehingga mengakibatkan rontok (madarosis).

Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada blefaritis

ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Biasanya

disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila ulseratif luas

pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.

Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel

rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan kalazion. Bila

Page 4: Askep Klien Pada Blefaritis

ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan parut yang juga dapat

berakibat trikiasis.

5. Blefaritis angularis

Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut

kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus

eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi

puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus aureus. Biasanya

kelainan ini bersifat rekuren.

Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat. Penyulit pada

pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat duktus lakrimal.

6. Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda

peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan

kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali

disertai antibiotik lokal.

F. GAMBARAN KLINIK

Gejala :

1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan

keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.

Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.

Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.

3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.

Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng

dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga

ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :

• Skuama pada tepi kelopak

• Jumlah bulu mata berkurang

• Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

Page 5: Askep Klien Pada Blefaritis

• Sekresi Meibom keruh

• Injeksi pada tepi kelopak

• Abnormalitas film air mata

Diangnosa keperawatan

Pengkajian

Anamnesis.klien mengeluh mata lengket terutama pada pagi hari karena banyak

sisik atau granulasi,mata terasa panas,gatal pada konjungtiva,tak tahan

cahaya,lekas capai jika kerja dekat.

Pemeriksaan

Pada blefaritis seboreik,terdapat sisik halus berwarna putih,penebalan palpebra

yang disertai madarosis.jika sisik diangkat,terdapat dasar permukaan kulit yang

tidak begitu merah tetapi tidak terdapat ulserasi.pada blefaritis ulseratif,terdapat

krusta kekuningan yang melengketkan bulu mata.jika krusta diangkat terdapat ulkus-

ulkus kecil dan mudah berdarah di sekeliling bulu mata.

Diangnosa dan intervensi keperawatan

Gangguan rasa nyaman yang berhubungan dengan iritasi,peningkatan secret dan

fotobia sekunder akibat peradangan di margo palpebra.

Hasil yang di harapkan,klien akan:

Mengalami perbaikan keluhan

Menjelaskan tanda-tanda perbaikan keluhan

Intervensi:

Page 6: Askep Klien Pada Blefaritis

Kompres tepi kelopak mata 3x sehari atau sesuai kebutuhan,sambil menekan-

nekan kelenjar untuk mengeluarkan isinya.Rasionalnya:kompres membersihkan tepi

kelopak mata dari krusta skuama.

Olesi kelopak mata yang sudah dibersihkan dengan obat salep mata,menggunakan

aplikator kapas(yang meliputi antibiotika antistafilokok,sulfonamide,AgNO 1%-2%

untuk blefaritis ulseratif,kortikostiroid untuk penanganan).

Kurang pengetahuan(tentang penyakit dan penatalaksanaannya)yang berhubungan

dengan keterbatasan informasi.

hasil yang di harapkan:

Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan

untuk meningkatkan keadaan umum,penggunaan obat-obatan.

Intervensi:

Tekankan dan beritahu klien tentang pentingnya perbaikan keadaan umum,meliputi

kebersihan perorangan terutama mata dan peningkatan gizi.rasional:blefaritis dapat

timbul karena penurunan status kesehatan dan malnutrisi.

Anjurkan klien untuk tidak mengerjakan pekerjaan dekat terlalu

lama.rasionalnya:akomodasi mata yang berlebihan akan menimbulkan kelelahan

pada mata.

Anjurkan klien untuk tidak merokok.rasionalnya:pemajanan asap pada mata akan

memperhebat iritasi pada mata.

Beritahu klien bahwa pengobatan harus dilakukan secara teratur dan

tuntas.rasionalnya:pengobatan yang tidak memadai akan membuat blefaritis dari

kedua tipe bercampur dan menjadi menahun serta menimbulkan berbagai macam

komplikasi dan kerusakan kornea kerena timbulnya trikiasis.

Page 7: Askep Klien Pada Blefaritis

Beritahu klien yang menderita blefaritis seboreik bahwa kulit kepala,alis mata dan

telinga juga harus selalu dibersihkan dengan shampoo obat.rasionalnya:menjamin

pengobatan tuntas.

Ansietas yang berhubungan dengan perjalanan penyakit

Tujuan:

Klien tidak cemas lagi dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya.

intervensi:

kaji tingkat ansietas,pengalaman dan pengetahuan klien tentang kondisi saat

ini.rasional:ansietas,pengalaman dan pengetahuan dapat mempengaruhi persepsi

klien terhadap penyakit,penerimaan klien dan upaya klien untuk mengontrol

penyakit.

Berikan informasi yang akurat dan jujur tentang penyakitnya dan beritahu bahwa

pengawasan dan pengontrolan dapat mencegah gangguan penglihatan

tambahan.rasional:mengurangi ansietas dan memberikan dasar fakta untuk

menerima informasi tentang pengobatan.

Dorong klien untuk mengakui masalah dan mengekspresikan

perasaannya.rasional:memberi kesempatan menerima situasi nyata,mengklarifikasi

salah konsepsi dan pemecahan masalah.

Askep Blefaritis

Page 8: Askep Klien Pada Blefaritis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1          Latar Belakang

Saat ini banyak sekali masyarakat yang tidak peduli akan kesehatan dirinya. Sehingga

memunculkan masalah-masalah kesehatan terutama gangguan pada indra penglihatan, salah

satunya adalah bagian kelopak mata. Biasanya masyarakat menganggap remeh penyakit ini

karena mereka beranggapan bahwa penyakit ini akan segera hilang. Padahal bila tidak ditangani

dengan serius maka akan muncul berbagai komplikasi dari penyakit ini seperti Blefaritis salah

satunya. Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu pencitraan dirinya. Disinilah peran

tenaga medis sangat dibutuhkan bagi masyarakat sebagai upaya memperbaiki tingkat kesehatan

masyarakat.

1.2          Tujuan Penulisan

1. Dapat mengetahui pengertian blefaritis

2. Mampu menyebutkan penyebab terjadinya blefaritis

3. Dapat menyebutkan bagaimana tanda dan gejala dari  penyakit blefaritis

4. Mengetahui tentang klasifikasi dari blefaritis

5. Mampu menyebutkan faktor pencetus dari penyakit blefaritis

6. Dapat mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari penyakit blefaritis

7. Pasien dan keluarga dapat mengetahui pengobatan dari penyakit blefaritis

1.3          Metode Penulisan

Dalam makalah ini kami menggunakan metode kajian pustaka dimana kami menggunakan

sumber dari buku-buku serta tambahan sumber dari internet yang terkait dengan makalahyang

kami buat.

Page 9: Askep Klien Pada Blefaritis

BAB II

PEMBAHASAN

JENIS KELAINAN KELOPAK MATA

1. Hordeolum

Peradangan akut/supuratif kelenjar kelopak mata.

E/ Stphylococ.

Ada 2 macam :

a.       Hordeolum Internum (meibom)

b.      Hordeolum Externum (zeis,mol)

            Gejala :

-         Bengkak

-         mengganjal

-         merah

-         ptosis

Penatalaksanaan

B/ pluktuasi negatif(benjolan tidak terlalu keras) → kompres hangat 10-15 menit, 3 kali sehari

B/ Fluktuasi positif (benjolan luas, ada nanah, keras) :

-         cloramphenicol salf mata.

-         Tetra siklin 500mg 3x1 (tidak boleh diberikan pada anak-anak karena akan menghambat

pertumbuhan gigi).

-         Mefenamic acid 3x1 (untuk nyeri)

B.P Insisi

2. Kalazion

Peradangan granulmatosa (benjolan-benjolan kecil) kelenjar meibom.

E/ Infeksi ringan → tersumbat (peradangan kronis)

Gejala :

Page 10: Askep Klien Pada Blefaritis

-         Benjolan kelopak mata

Penatalaksanaan → sama seperti Hordeolum.

 

3. Blefaritis

Infeksi kronik pada pinggir kelopak mata.

Ada 2 macam :

a.       Skuamosa → disebabkan oleh ketombe dan sering menempel pada bulu mata.

b.      Ulseratif (Staphylococ) → merusak pangkal bulu mata.

Gejala : Iritasi, rasa panas, gatal.

4. Meibomitis

Peradangan  kronik kelenjar meibom.

Gejala : mata merah, iritasi, sekret sedikit tapi terus-menerus, pinggir margo merah, konjungtiva

berbusa.

Perawatannya sama ditambah dengan antibiotik.

5. Abses palpebra → Nanah yang luas dan perlu penanganan serius.

Komplikasi dari : Hordeolum, Bleparitis, dll.

 

6. Herpes zoster oftalmik

E/ Ulnes Herpes Zoster

            G/

            -    Nyeri hebat 

-         panas pada kelopak mata

-         odema

-         krusta

Perawatan : Dibersihkan dengan NaCl ditambah diisi dengan salep asiklopir.

Kelainan Posisi Kelainan Kelopak Mata

Page 11: Askep Klien Pada Blefaritis

1.   Entropion

      Margo palpebra mengarah ke dalam bola mata.

2.   Ektropion

      Margo palpebra mengarah ke luar.

3.   Ptosis

      Jatuhnya palpebra superior dalam keadaan mata terbuka.

2.1      KONSEP DASAR PENYAKIT

2.1.1        Definisi

Blefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi

kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata, biasanya

melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

Blefaritis adalah peradangan bilateral sub akut/menahun pada tepi kelopak mata (margo

palpebra).

Blefaritis adalah inflamasi pada pinggir kelopak mata biasanya disebabkan oleh sthopilokokus.

     Ada 2 macam blefaritis :

a.   Infeksi yang terjadi pada kelopak mata

Pada kasus ini bulu mata rontok dan tidak diganti oleh yang baru karena ada destriksi folikel

rambut. Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata.

Palpebra merah (mata”bertepi merah”)

b.  Blefaritis seborrheik

Inflamasi kelenjar kulit didalam bulu mata/kelenjar bulu mata. Pada kasus ini bulu mata cepat

jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut. Didapatkan

skuama (sisik berminyak) tepian palpebra tidak begitu merah.

2.1.2        Epidemiologi

Page 12: Askep Klien Pada Blefaritis

      Pada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%

berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis

menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun

dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi

pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus,

sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50

tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

2.1.3        Etiologi

Berdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Blefaritis Ulseratif

Penyebabnya adalah staphylococcus aureus (stafilikokus epidermis).

2. Blefaritis Non-Ulseratif

Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

Secara umum :

a. Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom.

Contoh : Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

b. Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok, psedomonas,

demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.

c. Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.

d. Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).

Blefaritis dapat disebabkan infeksi staphlococcus, dermatitis seboroik, gangguan kelenjar

meibom, atau gangguan dari ketiganya. Blefaritis anterior biasanya disebabkan karena infeksi

staphylococcus aureus, didapatkan pada 50% pada pasien yang menderita blefaritis, tapi hanya

10% orang yang tidak memberikan gejala blefaritis namun ditemukan bakteri staphylococcus.

Page 13: Askep Klien Pada Blefaritis

Infeksi staphylococcus epidermis didapatkan sekitar 95% pasien. Blefaritis seboroik serupa

dengan dermatitis seboroik, dan posterior blefaritis (meibomian blefaritis) disebabkan gangguan

kerja kelenjar meibom. Kelenjar meibom yang ada sepanjang batas kelopak mata, dibelakang

batas bulu mata, kelenjar ini menghasilkan minyak ke kornea dan konjungtiva. Kelenjar ini

disekresikan dari lapisan luar air mata yang bisa menghambat penguapan air mata, dan membuat

permukaan mata menjadi tetap halus, serta membantu menjaga struktur dan keadaan mata.

Sekresi protein pada pasien yang menderita kelainan kelenjar meibom berbeda komposisi dan

kuantitas dari orang dengan mata normal. Ini menjelaskan kenapa pada pasien dengan kelainan

kelenjar meibom jarang menderita sindrom mata kering. Kelenjar meibom berasal dari glandula

sebasea.

2.1.5   Faktor Predisposisi

Sebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya blefaritis, khususnya Staphylococcus

Aureus, Stafilokokus epidermis ada faktor lainnya yaitu :

Kelainan metabolisme

Jamur pitirusporum ovale

Sebosea/ketombe

Kurangnya mengkonsumsi vitamin

Hygiene yang buruk

2.1.6 Klasifikasi

1.      BLEFARITIS BAKTERIAL

a.       Blefaritis Superfisial

      Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka pengobatan yang terbaik

adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian

antibiotik krusta diangkat dengan kapas basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan

penekanan manual kelenjar meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar meibom

(Meibormianitis), yang biasanya menyertai.

Page 14: Askep Klien Pada Blefaritis

b.      Blefaritis Seboroik

Merupakan peradangan menahun yang sukar penanganannya. Biasanya terjadi pada laki-laki usia

lanjut (50 tahun), dengan keluhan mata kotor, panas, dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret

yang keluar dari kelenjar meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia, dan

hipertropi pupil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion, hordeolum, madarosis,

poliosis, dan jaringan keropeng. Pengobatannya adalah dengan membersihkan menggunakan

kapas lidi hangat. Kompres hangat sela 5-10 menit. Kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan

dengan shampo bayi.

c.       Blefaritis Skumosa

Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai adanya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata

yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Merupakan peradangan tepi

kelopak terutama yang mengenai kulit didaerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang

yang berambut minyak. Penyebabnya adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur. Pasien

dengan  blefaritis skuamosa akan terasa gatal dan panas. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik

berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas

dari dasarnya mengakibatkan pendarahan. Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan

membersihkan tepi kelopak dengan shampo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai

dengan memperbaiki metabolisme pasien.

d.      Blefaritis Ulseratif

Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi staphylococcus.

Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat akan

terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah disekitar bulu mata. Pada blefaritis ulseratif

skuama yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan terjadi luka dngan

disertai pendarahan. Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik sedangkan pada

blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin. Apabila ulseratif

mengalami peluasan, pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi roboransia.

e.       Blefaritis Angularis

Merupakan infeksi staphlococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau kantus. Blefaritis

angularis yang mengenai sudut kelopak mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat

Page 15: Askep Klien Pada Blefaritis

mengakibatkan gangguan pada fungsi puntum lakrimal. Blefaritis angularis disebabkan oleh

Staphylococcus aureus. Kelainan ini biasanya bersifat rekuren. Befaritis angularis diobati dengan

sulfa, tetrasiklin dan seng sulfat. Penyulit pada punctum lakrimal bagian medial sudut mata yang

akan menyumbat duktus lakrimal.

f.        Blefaritis Meibomianitis

Merupakan infeksi pada kelenjar meibom yang akan mengakibatkan tanda peradangan lokal

pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu pengobatan kompres hangat, penekanan

dan pengeluaran nanah dari dalam berulang kali disertai antibiotik lokal.

2.      BLEFARITIS VIRUS

a.   Herpes Zoster

        Virus ini dapat memberikan infeksi pada ganglion saraftrigeminus Biasanya   

        virus ini akan mengenai orang dengan usia lanjut. Bila yag terkena ganglion

        cabang oftalmik maka akan terlihat gejala-gejala herpes zoster pada mata dan kelopak mata atas.

Gejala tidak akan melampaui garis medin kepala dengan tanda-tanda yang terlihat pada mata

adalah rasa sakit pada daerah yang terkena dan badan terasa demam. Pada kelopak mata terlihat

vesikel dan infiltrat pada kornea bila mata terkena. Lesi vesikel pada cabang oftalmik saraf

trigeminus superfisial merupakan gejala yang khusus pada infeksi herpes zoster mata.

      

b.  Herpes Simplex

Vesikel kecil dikelilingi eritema yang dapat disertai dengan keadaan yang sama pada bibir

merupakan tanda herpes simplex kelopak. Dikenal bentuk blefaritis simplex yang merupakan

radang tepi kelopak ringan dengan terbentuknya krusta kuning basah pada tepi bulu mata, yang

mengakibatkan kedua kelopak lengket.

3.      BLEFARITIS JAMUR

1.      Infeksi superfisial

2.      Infeksi jamur dalam

3.      Blefaritis pedikulosis : kadang-kadang pada penderita dengan higiene yang buruk akan dapat

bersarang tuma atau kutu pada pangkal silia di daerah margo palpebra.

Page 16: Askep Klien Pada Blefaritis

2.1.3    Gambaran klinik

Gejala :

1. Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik dan

keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.

2. Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya. Mata dan kelopak

mata terasa gatal, panas, dan menjadi merah. Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata

dan beberapa helai bulu mata rontok.

3. Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang. Bisa juga terbentuk

keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika keropeng dilepaskan, bisa

terjadi pendarahan.

4. Selama tidur, sekresi mata mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar

dibuka.

Tanda :

1. Skuama pada tepi kelopak

2. Jumlah bulu mata berkurang

3. Obstruksi dan sumbatan duktus meibom

4. Sekresi Meibom keruh

5. Infeksi pada tepi kelopak

6. Abnormalitas film air mata.

2.1.7   Pemeriksaan Fisik

   -   Visus

      -   Pemeriksaan (loupe, slit lamp) : permukaan konjungtiva, kornea, COA, Iris dan pupil

      -   Palpasi : Odema kelopak mata, kejang kelopak mata.

2.1.8   Pemeriksaan Penunjang

           Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:

a.       Uji Laboratorium

b.      Radiografi

-         Fluorescein Angiografi

-         Computed Tomografi

Page 17: Askep Klien Pada Blefaritis

-         Pemeriksaan dengan slit lamp

                                                                                                          

2.1.9    Pengobatan

            Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis blefaritis

adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat dianjurkan

untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan

blefaritis, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata

tetap bersih. Kompres dengan air hangat untuk mengurangi kerak. Bila belum terjadi komplikasi

bahan pembersih seperti campuran air dan shampo bayi atau dengan menggunakan produk

pembersih kelopak mata dapat pula  dipergunakan. Untuk kasus yang disebabkan oleh infeksi

bakteri, antibiotik dapat dipergunakan sedangkan untuk membasmi bakteri terkadang diberikan

salep antibiotik (misalnya erythroicyn atau sulfacetamide) atau antibiotik per oral (misalnya

tetracycline).

            Jika terdapat dermatitis seboroik maka harus diobati terlebih dahulu. Jika terdapat kutu,

bisa dihilangkan dengan mengoleskan dengan jeli petroleum pada dasar bulu mata. Jika kelenjar

kelopak mata tersumbat, maka perlu dilakukan pemijitan pada kelopak mata untuk mengeluarkan

sisa yang mengumpul sehingga bisa menghambat aliran kelenjar kelopak mata. Cairan air mata

buatan atau minyak pelembut disarankan pada beberapa kasus. Jika pasien menggunakan lensa

kontak, sebaiknya disarankan untuk menghentikan pemakaiannya terlebih dahulu selama proses

pengobatan. Blefaritis tidak dapat disembuhkan secara sempurna meski pengobatan telah

berhasil, kemungkinan kembali terserang penyakit ini sangat mungkin terjadi.

2.1.10   Komplikasi

             Komplikasi yang berat karena lefaritis jarang terjadi. Komplikasi yang paling sering

terjadi pada pasien yang menggunakan lensa kontak. Mungkin sebaiknya disarankan untuk

sementara waktu menggunakan alat bantu lain seperti kaca mata sampai gejala blefaritis hilang.

1. Syndrome mata kering

Adalah komplikasi yang paling sering terjadi pada blefaritis. Syndrome mata kering

(keratokonjungtivis sica) adalah kondisi dimana mata pasien tidak bisa memproduksi air mata

yang cukup, atau air mata menguap terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan mata kekurangan air dan

Page 18: Askep Klien Pada Blefaritis

menjadi meradang. Syndrome ini dapat terjadi karena dipengaruhi gejala blefaritis, dermatitis

seboroik, dan dermatitis rosea, namun dapat juga disebabkan karena kualitas air mata yang

kurang baik.

Gejalanya ditandai dengan nyeri atau kering, sekitar mata, dan ada yang mengganjal di dalam

mata dengan penglihatan yang buram. Semua gejala tersebut dapat dihilangkan dengan

menggunakan obat tetes mata yang mengandung cairan yang dibuat untuk bisa menggantikan air

mata.

2. Konjungtivitis

Adalah peradangan pada mata. Ini terjadi ketika ada bakteri didalam kelopak mata. Kondisi ini

menyebabkan efek buruk pada penglihatan. Pada banyak kasus konjungtivitis akan hilang setelah

dua atau tiga minggu tanpa perlu pengobatan. Antibiotik berupa obat tetes mata disarankan untuk

mengurangi gejala, atau untuk menghindari infeksi berulang. Akan tetapi, pada beberapa kasus

masih didapatkan bahwa penggunaan antibiotik tetes tidak lebih cepat memperbaiki kondisi

dibanding dengan menunggu sampai kondisi itu kembali lagi tanpa pengobatan apapun.

3. Kista meibom

Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu kelenjar

meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit, kecuali jika

disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk kista

bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan sendirinya. Jika

kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana dengan anastesi lokal. 

4. Bintil pada kelopak mata

Bintil pada  kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar kelopak

mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata ( yang berlokasi di dasar bulu

mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar bintil.

Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.

2.1.11   Prognosis 

             Bisa menyebabkan komplikasidan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak

menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.

Page 19: Askep Klien Pada Blefaritis

2.2     KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.2.1 Pengkajian

a.       Data Subjektif

        Orang dengan radang mata dapat mengeluh gatal-gatal

        Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata

        Lakrimasi (mata selalu berair)

        Sensitif terhadap cahaya (fotopobia)

        Kejang kelopak mata (blepharospasme)

        Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri

        Penderita merasa ada sesuatu di matanya

        Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata

rotok dan tidak terganti)

        Pandangan mata kabur dan ketajaman penglihatan menurun

b.      Data objektif

        Kemerahan

        Edema kelopak mata

        Pengeluaran pus

        Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

2.2.2 Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1.      Nyeri akut b/d iritasi peningkatan secret dan fotofobia sekunder akibat 

peradangan di margo papebra d/d kelopak mata dapat menjadi rapat ketika 

tidur, sensitive terhadap cahaya, rasa panas pada mata , skala nyeri 1-6

2.      Gangguan persepsi sensori perseptual b/d tergeseknya kornea  d/d

pandangan kabur, ketajaman mata menurun

3.      Kerusakan integritas kulit  b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di

daerah bulu mata,pelepasan krusta warna kuning d/d adanya skuama

/sisik, bulu mata lengket, gatal-gatal.

4.      Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru d/d

klien malu  tidak pecaya diri

Page 20: Askep Klien Pada Blefaritis

5.      Ansietas b/d penyakit yang diderita d/d klien tampak cemas dengan

penyakitnya

6.      Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b/d

keterbatasan informasi d/d OS menggosok-gosok mata, mengeluh gatal-

gatal,kemerahan

7.      Resiko cedera b/d gangguan penglihatan , fotopobia ,adanya secret

mukopurulen, menempelnya bulu mata

2.2.3 Intervensi Keperawatan

N

O

Dx. Keperawatan Tujuan dan kreteria hasil Interven

si

Rasional

1. Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

nyeri dapat ditoleransi

dg

KH klien:

-          

Mengala

mi 

perbaika

keluhan 

-         

Menjela

skan

tanda-

tanda

perbaika

n

1.       Observasi 

tingkat 

nyeri 

2.       Observasi 

TTV

3.       Jelaskan 

penyebab 

nyeri

4.       Kompres 

daerah 

1.   Mengetahui 

tingkat   nyeri 

untuk 

memudahkan 

intervensi 

selanjutnya 

2.   Untuk 

mengetahui   (TD, 

Nadi,Suhu,Perna

fasan )

3.       Untuk 

menambah 

pengetahuan 

pasien 

4.       Kompres 

menggunakan 

air   hangat 

Page 21: Askep Klien Pada Blefaritis

keluhan

-          Skala

nyeri 0-

1

mata 

dengan   air 

hangat

5.       Oleskan 

kelopak 

yang sudah 

dibersihka

n dgn obat 

salep 

mata,meng

gunakan 

aplikator 

kapas 

(yang 

meliputi 

antibiotika, 

antistafilok

ok, 

sulfonamid

e,   AgNO3 

1%   -   2% 

untuk 

blefaritis 

ulseratif, 

kortikoster

oid   untuk 

peradanga

dapat 

mengurangi 

rasa nyeri

5.      Mengurangi

peradangan

dan

mencegah

terjadinya

infeksi lebih

lanjut

Page 22: Askep Klien Pada Blefaritis

2.

3

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

pasien dapt melihat 

normal dgn KH:

-          

Peningka

tan 

ketajama

penglihat

an   dalan 

batas 

situasi 

individu.

n

1.      Observasi

kemampua

n melihat .

mengorient

asikan

pasien

terhadap

lingkungan

dan

aktifitas.

2.      

Menjelaska

n terjadinya 

gangguan 

persepsi 

penglihatan

1.      

Kopmp

res 

tepi 

kelopa

k  mata 

3   kali 

1.       Untuk 

mengetahui 

sejauh mana 

kemampuan 

melihat 

2.       Untuk 

meningkatka

pemahaman 

dan 

mengurangi 

ansietas 

pasien 

1.       Kompres 

membersihk

an   tepi 

kelopak 

mata   dari 

krusta 

/skuama

Page 23: Askep Klien Pada Blefaritis

4

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

kerusakan integritas

kulit dapat teratasi dgn

KH:

-          

Skuama/

sisik 

berkuran

-           Gatal 

berkuran

g   sampai 

hilang

-            Bulu 

mata 

tidak 

lengket

atau 

sesuai 

kebutu

han   , 

sambil 

menek

an-

nekan 

kelenja

r untuk 

menge

luarka

isinya.

2.      

Kolabo

rasi 

pembe

rian 

salep 

mata

1.       Buat 

hubungan 

terapeutik 

perawat 

atau 

pasien 

2.       Dapat 

mengurangi 

terjadinya 

iritasi   lebih 

lanjut

1.       Dalam 

hubungn 

membantu, 

pasien dapat 

mulai   untuk 

mempercaya

i   dan 

mencoba 

pemikiran 

dan   prilaku 

baru

2.       Pasien 

melihat   diri 

sebagai 

lemah 

harapan, 

Page 24: Askep Klien Pada Blefaritis

5.

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

3x24 jam diharapkan

pasien tidak merasa

malu dan dapat

menyesuaikan diri

dengan keadaan

fisiknyadgn KH: pasien

dapat menyatakan

gambaran diri lebih

nyata

2.       Tingkatkan 

konsep diri

3.       Dorong 

pasien 

untuk 

mengargai 

hidup 

sendiri 

dengan 

cara   lebih 

sehat 

dengan 

membuat 

keputusan 

sendiri dan 

menerima 

meskipun 

bagian 

pribadi 

merasa   kuat 

dan   dapat 

mengontrol

3.      Pasien sering 

tidak   tahu 

apakah   yang 

diingikan 

untuk 

dirinya 

sendiri

1.       Ansietas, 

pengalaman 

dan 

pengetahua

n   dapat 

mempengar

uhi   persepsi 

klien 

tehadap 

penyakit,pen

errimaan 

klien   dan 

upaya   klien 

untuk 

mengontrol 

Page 25: Askep Klien Pada Blefaritis

6.

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

1x24 jam diharapkan

klien tidak cemas lagi

dan dapat beradaptasi

terhadap penyakitnya

dgn KH:

-          

Melapor

kan 

pengetah

uan yang 

cukup 

terhadap 

penyakit

nya

-          Klien

menerim

a

penyakt

yang

dialami

diri sebagai 

diri   sendiri 

saat ini.

1.      Kaji tingkat 

ansietas, 

pengalama

n   dan 

pengetahu

an   Klien 

tentang 

kondisi 

saat ini.

2.       Berikan 

informasi 

yang 

akurat   dan 

penyakit.

2.       Mengurangi 

ansietas   dan 

memberikan 

dasar   fakta 

untuk 

menerima 

informasi 

tentang 

pengobatan 

3.       Member 

kesempatan 

menerima 

situasi nyata, 

mengklarifik

asi   salah 

konsepsi dan 

pemecahan 

masalah.

1.       Blefaritis 

dapat timbul 

karena 

penurunan 

status 

Page 26: Askep Klien Pada Blefaritis

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

1x60 mnt diharapkan

klienmendapat

informasi yang cukup

tentang tindakan yang

jujur 

tentang 

penyakitny

a   dan   beri 

tahu 

bahwa 

pengawasa

n   dan 

pengobata

n   dapat 

mencegah 

gangguan 

penglihata

n .

3.       Dorong 

klien untuk 

mengakui 

masalah 

dan 

mengekspr

esikan 

perasaann

ya.

1.       Tekankan 

dan   beri 

tahu   klien 

kesehatan 

dan 

malnutrisi.

2.       Akomodasi 

mata   yang 

berlebihan 

akan 

menimbulka

n   kelelahan 

pada mata 

3.       Pemajanan 

asap   pada 

mata   akan 

memperheb

at   iritasi 

pada mata.

4.       Pengobatan 

yang   tidak 

memadai 

akan 

membuat 

blefaritis dari 

kedua   tipe 

bercampur 

Page 27: Askep Klien Pada Blefaritis

7.

akan dilakukan dgn

KH:

-          

Mengeta

hui   dan 

mampu 

menyebu

tkan 

kembali 

tintakan 

yang 

harus 

dilakuka

n   untuk 

meningk

atkan 

keadaan 

umum, 

penggun

aan 

obat-

obatan.

tetang 

penting 

nya 

perbaikan 

keadaan 

umum, 

meliputi 

kebersihan 

peroranga

n terutama 

mata   dan 

peningkata

n gizi.

2.       Anjurkan 

klie   n 

untuk tidak 

mengerjak

an 

pekerjaan 

dekat 

terlalu 

lama.

3.       Anjurkan 

klien untuk 

tidak 

merokok.

dan   menjadi 

menahun 

serta 

menimbulka

n   berbagai 

macam 

komplikasi 

dan 

kerusakan 

kornea 

karena 

timbulnyatri

kiasis 

Memberikan 

data 

5.       dasar tetang 

pandangan 

akurat klien 

1.      Klien 

mengenal 

lingkungann

ya sehingga 

cedera dapat 

dihindari.

2.      Memenuhi 

kebutuhan 

sehari-hari 

Page 28: Askep Klien Pada Blefaritis

Setelah dilakukan

tindakan asuhan

keperawatan selama

3x24 mnt diharapkan

Resiko cedera tidak

terjadi lagi dgnKH:

Mendemonstrasikan

kemampuan untuk

melaksanakan aktivitas

dalam cara aman

-          

Menggun

gkapkan 

pemaha

man 

tentang 

4.       Beri   tahu 

klien 

bahwa 

pengobata

n   harus 

dilakukan 

secara 

teratur dan 

tuntas.

1.       Dapatkan 

klien tanpa 

menyebabka

n cedera 

Page 29: Askep Klien Pada Blefaritis

deskripsi 

fungsional 

tentang 

apa   yang 

bias   dan 

tidak 

dilihat oleh 

klien 

2.      

Orientasika

n   klien 

terhadapli

ngkungan 

sekitar.

3.       Batasi 

aktivitas 

klien 

(seperti 

menggerak

an   kepala 

tiba-

tiba   ,dll) 

Dan   bantu 

aktivitas 

klie sesuai 

Page 30: Askep Klien Pada Blefaritis

2.2.4 Evaluasi

1. Untuk diagnose pertama

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                      Iritasi berkurang, sekret menurun

                                      Nyeri berkurang sampai hilang

                                      OS dapat menjelaskan tanda – tanda perbaikan

2. Untuk diagnose kedua

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                      Pandangan tidak kabur

                                      Ketajaman penglihatan meningkat

3. Untuk diagnose ketiga

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                      Skuama/sisik berkurang

                                      Gatal berkurang sampai hilang

                                      Bulu mata tidak lengket

4. Untuk diagnose keempat

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                      Pasien dapat menyatakan gambaran diri lebih nyata

5. Untuk diagnose kelima

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                      Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya

                                      Klien menerima penyakit yang dialami

6. Untuk diagnose keenam

- Evaluasi              Tujuan tercapai

Page 31: Askep Klien Pada Blefaritis

                                       Mengetahui   dan  mampu   menyebutkan   kembali   tindakan   yang   harus 

dilakukan untuk meningkatkan keadaan umum, penggunaan obat – obatan

7. Untuk diagnose ketujuh

- Evaluasi              Tujuan tercapai

                                       Mendemonstrasikan   kemampuan  untuk  melaksanakan   aktivitas   dalam 

cara yang aman

                                      Mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan yang dibutuhkan

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan kelopak mata yang

berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar

meibom pada kelopak mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta

rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan, karena prinsip utama

pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak mata, namun untuk membantu mempercepat

penyembuhan biasanya diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis

tersebut

3.2 Saran

Dengan pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa lebih gampang mempelajari terapan

ilmu keperawatan khususnya pada system persepsi sensori mengenai penyakit Blefaritis.

Dengan pembuatan makalah ini, diharapkan para pembaca akan lebih memahami mengenai

penyakit pada mata khususnya penyakit Blefaritis. Sehingga diharapkan kita dapat lebih menjaga

kebersihan diri kita khususnya mata, agar mata kita dapat terhindar dari penyakit mata

Page 32: Askep Klien Pada Blefaritis

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C. Long. 1996. Perawatan Medikal Bedah 2. Padjajaran Bandung; Bandung.

Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.

Radjamin, Tamin. 1984. Ilmu Penyakit Mata. Airlangga University : Surabaya.