Askep Klien Dengan Gangguan

30
ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN BAGIAN DALAM Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III Dosen pengampu : Sukarno, S.Kep.,Ns Disusun oleh : Arif Budi Setiawan Erni Eka Setyaningsih Fatmawati Hadi Rosyadi Husniawati

description

hghghgghhg

Transcript of Askep Klien Dengan Gangguan

Page 1: Askep Klien Dengan Gangguan

ASKEP KLIEN DENGAN GANGGUAN

PENDENGARAN BAGIAN DALAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III

Dosen pengampu : Sukarno, S.Kep.,Ns

Disusun oleh :

Arif Budi Setiawan

Erni Eka Setyaningsih

Fatmawati

Hadi Rosyadi

Husniawati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NGUDI WALUYO UNGARAN

2009

Page 2: Askep Klien Dengan Gangguan

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawtan Klien dengan Gangguan

Telinga Bagian Dalam” ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Keperawatan Medikal Bedah III dan telah disejutui oleh Dosen Pembimbing Mata

Kuliah tersebut untuk diseminarkan pada tanggal 25 Mei 2009.

Ungaran, 25 Mei 2009

Dosen Pembimbing

Sukarno, S.Kep.,Ns

Page 3: Askep Klien Dengan Gangguan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Trand isu

Telinga adalah organ pengderaan dengan fungsi ganda dan kompleks

(pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit . Indera

pende¬ngaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan

pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui

bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Deteksi awal dan diagnosis

akurat gangguan otologik sangat penting. Di antara mereka yang dapat membantu

diagnosis dan atau menangani kelainan otologik adalah ahli otolaringologi,

pediatrisian, internis, perawat, ahli audiologi, ahli patologi wicara dan pendidik.

Perawat yang terlibat dalam spesialisasi otolaringologi, saat ini dapat

raemperoleh sertifikat di bidang keperawatan otorinolaringologi leher dan kepala

(CORLN= cerificate in otorhinolaringology-head and neck nursing).

Biasanya telinga tidak memerlukan banyak perawatan. Kotoran telinga yang

menumpuk pada telinga bagian luar mengandung zat yang dapat membunuh

bakteria dan mencegah infeksi. Ingat, jangan memasukkan benda tajam ke dalam

telinga karena dapat merusak gendang telinga dan menyebabkan ketulian. Untuk

membersihkan kotoran telinga yang menumpuk, gunakan sediaan yang dapat

dibeli di apotek. Jika telinga terasa tersumbat, periksakan ke dokter untuk

mendapatkan perawatan yang cukup. Jika kita sedang bepergian dengan kapal

terbang, telinga kadang-kadang merasa tidak enak. Hal ini disebabkan karena

bagian dalam tidak sama dengan tekanan pada telinga bagian luar. Keadaan ini

menyebabkan telinga terasa tidak enak dan sakit sampai telinga mengeluarkan

bunyi “pop” dan tekanan menjadi seimbang. Untuk mencegah tekanan yang

berlainan, coba hisap permen atau menelan pada waktu kapal terbang meninggi

atau turun. Cara lain, anda dapat menekan hidung dari ke dua lubang hidung dan

hembuskan sampai telinga berbunyi. Hindari bepergian dengan kapal terbang jika

anda sedang flu atau sakit tenggorokan karena akan meningkatkan

ketidakseimbangan tekanan pada telinga. Jika anda harus bepergian dengan kapal

terbang dalam keadaan flu atau sakit tenggorokan, gunakan semprot hidung yang

Page 4: Askep Klien Dengan Gangguan

bekerja sebagai pelebar jalan nafas (decongestant) untuk mengurangi rasa tidak

enak pada telinga.

Pencegahan Gangguan Pendengaran/Kehilangan Pendengaran Pendengaran

setiap orang makin menurun dengan bertambahnya usia. Salah satu faktor

penyebab adalah seringnya terpapar suara keras dari lingkungan/sekeliling. Suara

diukur dengan desibel. Lebih keras suara, lebih tinggi desibelnya. Kehilangan

pendengaran yang disebabkan oleh suara keras yang menyerang telinga bagian

dalam akan sulit diperbaiki. Lebih keras suara, lebih cepat menyebabkan

kerusakan telinga yang tidak dapat diperbaiki. Hindari sedapat mungkin berada di

lingkungan dengan suara sangat keras. Jika anda bekerja di lingkungan yang

selalu ada suara keras, kenakan sumbatan telinga atau alat pembantu bicara (ear

phone) untuk menjaga kesehatan telinga anda. Diperkirakan paparan yang terus

menerus terhadap suara yang keras (diatas 90 desibel) dapat merusak

pendengaran. Suara yang terus menerus terdengar di telinga merupakan tanda

kerusakan pada telinga bagian dalam. Kondisi ini disebut Tinitus.

B. Tujuan

1. Umum

Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan pendengaran bagian dalam.

2. Khusus

Mahasiswa diharapkan mampu :

a. Menyebutkan anatomi dan fisiologi telinga dalam

b. Menjelaskan beberapa penyakit telinga dalam

c. Menjelasakan penatalaksanaan gangguan telinga dalam

d. Menjelaskan pengkajian pada klien dengan gangguan telinga bagian

dalam

e. Menyusun diagnosa keperawatan

Page 5: Askep Klien Dengan Gangguan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Telinga

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara

& juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga pada

hewan vertebrata memiliki dasar yang sama dari ikan sampai manusia, dengan

beberapa variasi sesuai dengan fungsi dan spesies.Setiap vertebrata memiliki

satu pasang telinga, satu sama lainnya terletak simetris pada bagian yang

berlawanan di kepala, untuk menjaga keseimbangan dan lokalisasi suara.Suara

adalah bentuk energi yang bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya,

dalam sebuah gelombang. Walaupun telinga yang mendeteksi suara, fungsi

pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan sistem saraf pusat.

Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang menyambungkan

telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).Telinga terbagi atas :

1. Telinga bagian luar

Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri

dari daun telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar.Telinga bagian

luar terdir dari aurikula (pinna) dan kanalis audiorius eksternus. Dipisahkan

dari tengah oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membran timpani

( gendang telinga ).Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara

dan perjalanannya dalam kanalisauditorius eksternus. Bagian daun telinga

berfungsi untuk membantu mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan

akhirnya menuju gendang telinga. Rancangan yang begitu kompleks pada

telinga luar berfungsi untuk menangkap suara dan bagian terpenting adalah

Page 6: Askep Klien Dengan Gangguan

liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang dan rawan yang

dilapisi kulit tipis.Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang

menghasilkan zat seperti lilin yang disebut serumen atau kotoran telinga.

Hanya bagian saluran yang memproduksi sedikit serumen yang memiliki

rambut. Pada ujung saluran terdapat gendang telinga yang meneruskan

suara ke telinga dalam.

2. Telinga bagian dalam

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian petrous tulang

temporal.Organ untuk pendengaran dan (koklea),dan keseimbangan kanalis

sermisirkularis ) dan VIII ( nerves kokleovensi buler ) Di depan labirin

terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang koklea trdiri aras

tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala timpani . Bagian

dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui

jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani

berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.

Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau

membran Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris. Di

atas membran basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah

getaran suara menjadi impuls. Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel

penyokong. Di atas sel rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari

gelatin yang lentur, sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian

otak dengan saraf vestibulokoklearis.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm

dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk

pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak

sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang

dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan

serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin

membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis,

duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan

yang dina¬makan endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat

antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan

Page 7: Askep Klien Dengan Gangguan

telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular

menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan

merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di

aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus

kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear

merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas

elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam

kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari

koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis

semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus

kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis

auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis

auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang

otak

3. Telinga bagian tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di

sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah

terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis

aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1

cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan

translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah

bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke

nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid

tulang temporal.Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu

malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian,

otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil

(jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga

tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela

oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan

ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan

dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk

cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami

Page 8: Askep Klien Dengan Gangguan

robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke

telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm,

menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup,

namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan

manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai

drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah

dengan tekanan atmosfer.

4. Keseimbangan dan Pusing

Kelainan sistem keseimbangan dan vestibuler mengenai lebih dari

30juta orang Amerika yang berusia 17 tahun ke atas dan mengakibatkan

lebih dari 100.000 patah tulang panggul pada populasi lansia setiap tahun.

Keseimbangan badan dipertahankan oleh kerja sama otot dan sendi tubuh

(sistem proprioseptif), mata (sistem visual), dan labirin (sistem vestibuler).

Ketiganya membawa informasi me¬ngenai keseimbangan, ke otak (sistem

serebelar) untuk koordinasi dan persepsi korteks serebelar. Otak, tentu saja,

mendapatkan asupan darah dari jantung dan sistem arteri. Satu gangguan

pada salah satu dari daerah ini seperti arteriosklerosis atau gangguan

penglihatan, dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan. Aparatus

vestibularis telinga tengah memberi unipan balik menge¬nai gerakan dan

posisi kepala, mengkoordinasikan semua otot tubuh, dan posisi mata selama

gerakan cepat gerakan kepala.

Pendengaran dapat terjadi dalam dua cara. Bunyi yang dihantarkan

melalui telinga luar dan tengah yang terisi udara berjalan melalui konduksi

udara. Suara yang dihantararkan melalui tulang secara langsung ke telinga

dalam dengan cara konduksi tulang. Normalnya, konduksi udara merupakan

jalur yang lebih efisien; namun adanya defek pada membrana timpani atau

terputusnya rantai osikulus akan memutuskan konduksi udara normal dan

mengaki¬batkan hilangnya rasio tekanan-suara dan kehilangan pendengaran

konduktif.

Page 9: Askep Klien Dengan Gangguan

B. Definisi

Gangguan pendengaran bagian dalam adalah suatu keadaan dimana

terjadinya gangguan pada organ vital pendengaran.Jika diobati, penderita dapat

kembali menikmati suara yang berasal dari luar

Gangguan pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah

satu ataupun kedua telinga. Atau dengan kata lain cacat fisik paling umum yang

terjadi pada manusia. “30 dari 1.000

Ada dua jenis kehilangan pendengaran diantaranya adalah :

1. Kehilangan konduktif

Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau

kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan

seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam

terputus.

2. Kehilangan sensorineoral

Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain

kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan

pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional.

Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik

konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun

konduksi tulang. Kehilangan suara fung¬sional (atau psikogenik) bersifat

inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme

pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan

emosional

C. Etiologi dan Faktor Resiko

1. Etiologi

a) Genetik, Ada satu mutasi husus (A1555G dalam mitokondria GEN

12SrRNA) diketahui sebagai pembawa predisposisi ketulian yang

diinduksi antibiotik aminoglikosida. Gen tunggal, GJB2, yang mengkode

molekol connexin 26, telah diketahui berperan utama dalam tuli genetik

dibanyak populasi barat connextin 26 yang sering dikaitkan dalam tuli

Page 10: Askep Klien Dengan Gangguan

non sindromik, merupakan komponen gap junction antar sel yang terlibat

dalam pendauran kalium setelah depolarisasi sel rabut

b) Non genetik, seperti gangguan pada masa kehamilan (infeksi bakteri

ataufirus TORCHS,campak, parotis), kelainan setruktur anatomic

(misalnya akibat obat obat ototoksik, atresia liang telinga, aplasia koklea),

dan kekurangan zat gizi.

2. Fakto resiko

Prematuritas, berat badan lahir rendah < 2500 gr), tindakan dengan alat

pada proses kelahiran, ekstrasi vakum, forsep), hiperbilirubinemia (>

20mg/100ml ), asfiksia, dan anoksia otak merupakan factor resiko terjadinya

gangguan pendengaran.

( Kapita selekta kedokteran, 1999,edisi 3,Jakarta)

1. Gangguan pendengaran akibat proses penuaan

Gangguan pendengaran ini sering terjadi pada usia usia lansia yang

disebabkan oleh degenarasi yang perlahan dari sel sel rambut di telinga

dalam, yang merupakan suatu umum dalam proses penuaan.

2. Trauma aukustik

Suara yang sangat keras dan cepat seperti suara tembakan atau ledakan,

dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Eksposure yang terus-

menerus terhadap kebisingan atau suara keras dapat juga menyebabkan

gangguan pendengaran permanen.

D. Patofisiologi dan Pathway

1. Patofisiologi

Normalnya Getaran suara ditangkap oleh telinga yang dialirkan ke liang

telinga dan mengenai membrane timpani, sehingga membrane timpani

bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang – tulang pendengaran yang

berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan perilimfe

dalam skala vestibule kemudian getaran diteruskan melalui membrane

reissner yang mendorong endolimfe dan membrane basal ke arah bawah,

perilimfe pada skala timpani akan bergerak sehingga foramen rotundum

terdorong kearah luar. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya ion kalium

Page 11: Askep Klien Dengan Gangguan

dan ion Na menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang – cabang nervers

VIII yang kemudian meneruskan rangsangan kepusat sensori pendengaran

diotak melalui saraf pusat yang ada dilobus temporalis. Fisiologi fungsional

jendela oval dan bulat Jendela oval dibatasi oleh anulare fieksibel dari stapes

dan membran yang sangat lentur, memungkinkan gerakan penting,dan

berlawanan selama stimulasi bunyi, getaran stapes menerima impuls dari

membrana timpani bulat yang membuka pada sisi berlawanan duktus

koklearis dilindungi dari gelombang bunyi oleh menbran timpani yang utuh,

jadi memungkinkan gerakan cairan telinga dalam oleh stimulasi gelombang

suara. pada membran timpani utuh yang normal, suara merangsang jendela

oval dulu, dan terjadi jedai sebelum efek terminal stimulasi mencapai jendela

bulat.

Namun waktu jeda akan berubah bila ada perforasi pada membran

timpani yang cukup besar yang memungkinkan gelombang bunyi merangsang

kedua jendela oval dan bulat bersamaan. Ini mengakibatkan hilangnya jeda

dan menghambat gerakan maksimal motilitas cairan telinga dalam dan

rangsangan terhadap sel-sel rambut pada organ Corti. Akibatnya terjadi

penurunan kemampuan pendengaran.Gelombang bunyi dihantarkan oleh

membrana timpani ke osikuius telinga tengah yang akan dipindahkan ke

koklea, organ pendengaran, yang terletak dalam labirin di telinga dalam.

Osikel yang penting, stapes, yang menggo dan memulai getaran (gelombang)

dalam cairan yang berada dalam telinga dalam. Gelombang cairan ini, pada

gilirannya, mengakibatkan terjadinya gerakan mem¬brana basilaris yang akan

merangsang sel-sel rambut or¬gan Corti, dalam koklea, bergerak seperti

gelombang .Gerakan membran akan menimbulkan arus listrik yang akan

merangsang berbagai daerah koklea. Sel rambut akan memulai impuls saraf

yang telah dikode dan kemudian dihantarkan ke korteks auditorius dalam

otak, dan kernudian didekode menjadi pesan bunyi.

Page 12: Askep Klien Dengan Gangguan

2. Pathway

Non genetik Genetik Penuaan

(infeksi )

Perforasi membran timpani

Gelombang bunyi merangsang sel-sel syaraf pendengaran

Ke 2 jendela ovale

Hilangnya jeda

Menghambat gerakan maksimal

Motilitas cairan

Gangguan Pendengaran

Inflamasi/peradangan Tidak bisa mendengar suara

normal

Perubahan status

kesehatan

Nyeri

Gangguan body image

Perubahan presepsi sensori

Ansietas

Page 13: Askep Klien Dengan Gangguan

E. Manifestasi Klinis dan Komplikasi

1. Manifestasi klinis

Kesulitan mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya

berisik, terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus), dan

tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang

normal. Lalu kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk

bisa mendengar serta  pusing atau gangguan keseimbangan.

2. Komplikasi

Kehilangan pendengaran progressif yang akan berakibat menjadi tuli

Meningitis, abses otak dan kematian

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diagnostic disesuaikan dengan penyebab gangguan pendengaran itu

sendiri

CT and MRI biasanya diperlukan bila ditemukan adanya tanda komplikasi

serius (meningitis or brain abscess)

G. Penatalaksanaan

1. Rehabilitasi aural

Bila kehilangan pendengaran bersifat permanen dan tak memabaik

terhadap intervensi medis maupun bedah atau bila pesien memilih untuk tidak

menjalani pembedahan, maka maka rehabilitasi aural akan bermanfaat.

Tujuan rehabilitasi aural adalah untuk memaksimalkan keterampilan

komunikasi seseorang dengan gangguan pendengaran.

Penting mengidentifikasi jennies gangguan pendengaran sehingga usaha

rehabilitasi dapt langsung di tujukan untuk memenuhi kebutuhan kusus.

Koreksi bedah mungkin satu satunya yang dibutuhkan untuk menangani dan

meningkatkan kehilangan pendengaran konduksi

2. Alat bantu dengar

Alat bentu dengar adalah suatu instrument dimana suara,baik wicara

maupun suara lingkungan, diterima oleh mikrofon, kemudian dikonfersi

kembali menjadi sinyal akustik.ada berbagai alat bantu yang tersedia untuk

Page 14: Askep Klien Dengan Gangguan

gengguan pendengaran sensori neural yang dapat mendepresi frekkuensi atau

nada rendah dan mendepreso terbaik untu frekkuensi tinggi.suatu panduan

dan sangat berguna namun tidak terlalu kritis adalah bahwa alat bantu dengar

akan sangat membanu bagi pasien kehilangn pendenganran lebih dari 30 dB

dengan kisaran 500 – 2000 Hz ditelingan yang pendengarannya lebih baik.

Lat bantu dengar membuat suara lebih keras, tapi tidak secara meyakinkan

memproduksi suara dan tidak memperbaiki kemampuan pasien

mendiskriminasi kata dan memahami percakapan. Alat bantu dengar

mengamplivikasi semua suara termasuk kebisingan.

a. Hentikan pemakaian obat ototoksik

Apabila ketulian sudah terjadi lakukan rehabilitasi

Penggunaan alat bantu dengar

Psikoterapi

Auditori training

Komunikasi total, belajar membaca isyara

Pencegahan

b. Berhubung tidak ada pengobatan untuk tuli akibat ototoksik maka

pencegahan menjadi penting :

mempertimbangkan pemakaian obat ototoksik

Memonitor efek samping secara dini dengan cara memperhatikan

H. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Data demografi

1) Identitas klien

a) Nama klien

b) Tempat tanggal lahir

c) Alamat klien

d) Usia klien

e) Jenis kelamin

2) Riwayat keluarga

Apakah didalam keluarga pernah mengalami gangguan pendengaran

atau bahkan ketulian

Page 15: Askep Klien Dengan Gangguan

3) Riwayat infeksi

Apakah klien pernah mengalami infeksi seperti ,infeksi

influensa,ISPA atau infeksi lainnya.

4) Kelainan anatomi telinga

Apakah klien pada saat dilahirkan mengalami kelainan anatomi

telinga atau tidak.

b. Pemeriksaan penunjang

Tes penala

Pada tes penala ini idealnya dipakaikan garpu tala 512, 1024, dan

2048 Hz. Bila tidak mungkin, cukup dipakai 512 Hz karena tidak terlalu

dipengaruhi suara bising sekitar.

Tes rinne

Tes rinne ini mempunyai tujuan ujntuk membandingkan hantaran

melalui udara dan tulang pada telinga yang diperiksa. Caranya dengan

penala tersebut digetarkan dan tangkainya diletakkan dimastoideus,

setelah tidak terdengar, penala dipegang di depan telinga 2 ½ cm.

apabila masish terdengar juga disebut Rinne positif, bila sudah tidak

terdengar disebut Rinne negative. Dalam keadaan normal hantaran

udara lebih panjang daripada hantaran tulang.

Tes weber

Pada tes weber mempunyai tujuan untuk membandingkan hantaran

tulang telinga kiri dan kanan. Tes weber ini dapat dilakukan dengan

cara penala digetarkan dan tangkai penala diletakkan di tengah dahi

kepala. Bila bunnyi terdengar lebih keras pada salah satu telinga disebut

lateralisasi ke telinga tersebut. Bila terdengar sama keras atau tudak

terdengar disebut tidak ada lateralisasi. Bila pada telinga yang sakit

(lateralisasi pada telinga yang sakit) berarti terdapat tuli konduktif pada

telinga tersebut, bila sebaliknya (lateralisasi pada telinga yang sehat)

berarti pada telinga yang sakit terdapat tuli saraf.

Tes schwabach

Sedangkan pada tes schwabach mempunyai tujuan untuk

membandingkan hantaran tulang orang uang diperiksa dengan

Page 16: Askep Klien Dengan Gangguan

pemerikasa yang pendengarannya dianggap normal. Tes schwabach ini

dapat dilakukan dengan cara penala digetarkan, tangkai penala

diletakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak terdengar bunyi

kemudian dipindahkan ke prosesus mastoideus telinga pemeriksa yang

pendengarannya dianggap normal. Bila masih dapat mendengar, disebut

memendek atau tuli saraf, bila pemiriksa tidak dapat mendengar,

pemeriksa diulang dengan cara sebaliknya. Tapi bila pasien masih dapat

mendengar, disebut memanjang atau terdapat tuli konduktif, jika kira –

kira sama mendengarnya disebut sama dengan pemeriksa.

Audiometri

Untuk pemeriksaan kuantitatif gangguan pendengaran dilakukan

pemeriksaan audiometric. Dari audiogram dapat dilihat apakah

pendengaran normal / tuli, kemudian jenis dan derajat ketuliannya.

Derajat ketulian dihitung dengan indeks Fletcher, yaitu rata – rata

ambang pada frekwensi 500, 1000, 2000 Hz. Pada interpretasi

audiogram harus ditulis telinga yang mana, apakah jenis ketuliannya,

bagaimana derajat ketuliannya.

Untuk membedakan tuli koklea dan tuli retro koklea diperlukan

pemeriksaan audiologi khusus yang terdiri dari audiometric khusus (tes

tune decay, tes short, increment, sensitivity, index(SISI), tes alternate

binaural loudness balance (ABLB), audiometri tutur, audiometric

bekessy), dll.

Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran

melalui hantaran tulang normal, dikatakan tuli konduktif,” terangnya.

Namun jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun,

maka terjadi tuli sensorineural. Terkadang pada seorang penderita, tuli

konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan. Dalam kondisi

seperti ini bisa  menggunakan alat bantu dengar.

Kaji adanya perilaku nyeri verbal dan non verbal

Kaji adanya peningkatan suhu (indikasi adanya proses infeksi)

Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher

Kaji status nutrisi dan keadekuatan asupan cairan berkalori

Page 17: Askep Klien Dengan Gangguan

Kaji kemungkinan tuli

c. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

Posisi anatomi telinga

Warna

Ukuran

Bentuk, hygiene, adanya lesi, masa dan kesimterisan

2) Palpasi

Dengan memegang telinga dengan jari telunjuk dan jempol

Palpasi kartilago telinga luar secara sistemis yaitu dari jaruingan

lunak, kemudian jaringan keras dan catatbila ada nyeri.

Lakukan penekanan pada area teragus kedalam dan tekan pula

trelinga dibawah daun telinga.

Periksa adanya pedarahan,peradangan pada daun telinga.

2. Diagnosa

a) Nyeri berhubungan dengan Inflamasi pada jaringan telinga tengah

b) Perubahan Sensori – Persepsi ; Auditorius berhubungan dengan

Gangguan penghantaran bunyi pada organ pendengaran

c) Gangguan Body Image berhubungan dengan paralysis nervus fasialis ;

facial palsy

d) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Intervensi

a) Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi pada jaringan telinga tengah

Tujuan : Penurunan rasa nyeri

Intervensi :

1) Kaji tingkat intensitas klien & mekanisme koping klien

2) Berikan analgetik sesuai indikasi

3) Alihkan perhatian klien dengan menggunakan teknik – teknik

relaksasi(distraksi, imajinasi terbimbing, touching, dll)

b) Perubahan sensori – persepsi ; audiotorius berhubungan dengan Gangguan

penghantaran bunyi pada organ pendengaran.

Tujuan : memperbaiki komunikasi

Page 18: Askep Klien Dengan Gangguan

Intervensi :

1) Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien

2) Memandang klien ketika sedang berbicara

3) Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak

4) Memberikan pencahayaan yang memadai bila klien bergantung pada

gerak bibir

5) Menggunakan tanda – tanda nonverbal ( mis. Ekspresi wajah,

menunjuk, atau gerakan tubuh ) dan bentuk komunikasi lainnya.

Instruksikan kepada keluarga atau orang terdekat klien tentang

bagaimana teknik komunikasi yang efektif sehingga mereka dapat

saling berinteraksi dengan klien

6) Bila klien menginginkan dapat digunakan alat bantu pendengaran

c) Gangguan Body Image berhubungan dengan paralysis nervus fasialis

1) Kaji tingkat kecemasan dan mekanisme koping klien terlebih dahulu

2) Beritahukan pada klien kemungkinan terjadinya fasial palsy akibat

tindak lanjut dari penyakit tersebut

3) Informasikan bahwa keadaan ini biasanya hanya bersifat sementara

dan akan hilang dengan pengobatan yang teratur dan rutin.

d) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Intervensi :

1) Kaji tingkat ansietas

Rasional :

Dapat memandu intervensi terapeutik

2) mengenai vertigo dan penanganannya

Rasional :

Meningkatkan pengetahuan, dapat menurunkan ansietas

3) Hindari aktivitas yang menyebabkan stress

Rasional :

Situasi penuh stress dapat meningkatkan gejala

Page 19: Askep Klien Dengan Gangguan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan pendengaran adalah penurunan fungsi pendengaran pada salah

satu ataupun kedua telinga. Atau dengan kata lain cacat fisik paling umum yang

terjadi pada manusia. “30 dari 1.00. yang dapat disebabkan oleh proses penuaan,

genetic, maupun nongenetik misalnya akibat proses inflamasi bakteri maupun

virus, yang apabila di biarkan akan mengakibatkan ketulian.Ada dua jenis

kehilangan pendengaran diantaranya adalah :

1. Kehilangan konduktif yaitu Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar,

seperti infeksi serumen, atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau

otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui

udara ke telinga dalam terputus.

2. Kehilangan sensorineoral yaitu Melibatkan kerusakan koklea atau saraf

vestibulokoklear. Selain kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga

terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga kehilangan

pendengaran fungsional

B. Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya

penulis.jika ada kesalahan dalam ketikan mohon di maafkan

Page 20: Askep Klien Dengan Gangguan

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily L., 2002,

Buku Saku Keperawatan Pediatri, edisi 3, Jakarta, EGC,

Dudley, H.A.F., 1992,Hamilton Bailey Ilmu Bedah Gawat Darurat, Edisi 11,

Yogyakarta, Gadjah Mada University Press,.

Ludman, Harold, MB, FRCS, 1996, Petunjuk Penting pada Penyakit THT,

Jakarta, Hipokrates,

Smeltzer, Suzanne C. 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

Suddarth, edisi 8, Jakarta, EGC,.