Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

35
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktek Keperawatan Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakatdengan menekankan pada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan dengan baik oleh perawat Puskesmas. Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan Keluarga, 1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai anggota tim Kesehatan karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai individu bukan karena kemampuan profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini disebabkan karena kurang pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama

Transcript of Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Page 1: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktek Keperawatan Komunikasi bertujuan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan masyarakatdengan menekankan pada peningkatan peran

serta masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan, peningkatkan dan

mempertahankan kesehatan. Salah satu sasaran Praktek Keperawatan Komunitas

adalah keluarga sehingga dikenal dengan sebutan asuhan Keperawatan Kesehatan

Keluarga. Hal ini karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat itu

sendiri. Namun kenyataan menunjukkan bahwa penerapan konsep asuhan

Keperawatan Kesehatan Keluarga sampai dengan saat ini belum dilaksanakan

dengan baik oleh perawat Puskesmas.

Menurut Salvicion G. Bailon & Arracelis Maglaya, Perawat Kesehatan

Keluarga, 1978), selama ini perawat kesehatan diakui dan dihormati sebagai

anggota tim Kesehatan karena sifat-sifat pribadi dan kemampuannya sebagai

individu bukan karena kemampuan profesionalitasnya sebagai perawat. Hal ini

disebabkan karena kurang pengetahuan atau ketidakmampuan perawat untuk

menegaskan perannya, tidak ada polahan yang sama dalam keperawatan dan tidak

ada kesepakatan perawat tentang peranan sebenarnya dari perawat. Tentu dalam

hal ini termasuk juga perawat kesehatan masyarakat dalam kondisi seperti ini,

praktek keperawatan kesehatan masyarakat seperti tidak nampak untuk dinikmati

oleh masyarakat dari perawat sebagai sebuah profesi, oleh karena itu kehadiran

perawat dalam tim kesehatan hanyalah sebagai pelengkap belaka terutama sebagai

pembantunya dokter.

Jenjang pendidikan keperawatan di Indonesia yang beraneka ragam tanpa

adanya batasan yang jelas akan peran dan fungsi masing-masing semakin

mempersulit praktek Keperawatan Komunitas. Belum adanya standart praktek

Keperawatan Komunitas yang diakui berdasarkan kesepakatan masyarakat

Page 2: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Keperawatan Indonesia mengakibatkan praktek Keperawatan Komunitas menjadi

kabur. Termasuk belum adanya jenjang spesialisasi perawat Komunitas

mengakibatkan persepsi konsep Keperawatan Komunitas ditafsir secara sendiri-

sendiri oleh perawat dan tidak adanya figur narasumber yang bisa didengar dan

dipanuti berdasarkan tingkat kepahaman. Konsep Keperawatn Komunitas yang

ada saat ini masih merupakan adopsi dari konsep-konsep luar negeri yang belum

tentu cocok dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

Berdasarkan berbagai uraian yang telah dipaparkan di atas maka tantangan

perawat kesehatan masyarakat begitu berat untuk dipecahkan. Namun

Keperawatan Nasioanal Indonesia sebagai sebuah profesi yang diakui

berdasarkan hasil Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1985 dituntut mampu

memecahkan berbagai persoalan tersebut sebagai konsekwensi profesi masyarakat

Keperawatan yang tergabung dalam wadah PPNI harus mampu merumuskan

bersama akan peran, fungsi dan standart praktek Keperawatan Komunitas. Perlu

dirujuk kembali berdasarkan ketentuan WHO (Salvicion G. Bailon & Arracelis

Maglaya, 1978) dimana untuk mencapai sasaran kesehatan masyarakat Perawat

Kesehatan harus mendapat tanggungjawab yang lebih luas dalam hal diagnostik

dan penggobatan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas dan

bagaimana upaya untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat

dengan menekankan pada aspek peran serta masyarakat dalam melakukan upaya

pencegahan, peningkatan dan mempetahankan status kesehatan sebagai tujuan

praktek Keperawatan Komunitas perlu dilakukan berbagai studi dalam Kontes

Keperawatan Komunitas. Namun karena dibatasi oleh waktu dan biaya maka

penulisan ini hanya didasarkan pada studi Kasus Perawatan Kesehatan Keluarga

dengan fokus pengalaman belajar yang ditekankan pada aspek Metode Proses

Keperawatan yang meliputi :

Page 3: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga ?

2. Bagaimana menetapkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga ?

3. Bagaimana menetapkan perencanaan keperawatan kesehatan keluarga ?

4. Bagaimana melaksanakan perawatan kesehatan keluarga ?

5. Bagaimana melaksanakan evaluasi perawatan kesehatan keluarga ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Untuk memepelajari penerapan asuhan Keperawatan Kesehatan

Keluarga secara konprehensip dengan menggunakan Metode Proses

Keperawatan.

2. Tujuan Khusus :

a. Agar mampu menerapkan pengkajian keperawatan kesehatan keluarga.

b. Agar mampu menegakkan diagnose keperawatan kesehatan keluarga.

c. Agar mampu membuat perencanaan keperawatan kesehatan keluarga.

d. Agar mampu menginplementasikan keperawatan kesehatan keluarga.

e. Agar mampu melakukan evaluasi keperawatan kesehatan keluarga.

Page 4: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum :

1. Nama Kepala Keluarga : 2. Alamat dan Telepon : 3. Pekerjaan Kepala Keluarga : 4. Pendidikan Kepala Keluarga : 5. Komposisi Keluarga :

No Nama Jenis Kelamin

Hubungan dengan KK

Umur Pendidikan

1.

2.

3.

P

L

L

Isteri

Anak

Anak

th

th

th

SMA

TK

BELUM SEKOLAH

Genogram :

Keterangan :

: Laki-Laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal Laki-laki

Page 5: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

: Meninggal Perempuan

6. Tipe Keluarga.

Keluarga inti terdiri dari Pak D, Ibu D dan keempat anak kandung.

7. Suku bangsa.

Jawa – Indonesia. Pak D berasal dari Blitar dan Ibu D asli Rungkut Surabaya.

8. Agama.

Seisi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak

buruh pada status kesehatan.

9. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Penghasilan keluarga perbulan > Rp. 500.000,- yang diperoleh dari hasil kerja

Pak D jika kondisinya sehat, usaha Bu D membuat krupuk dan 4 buah kamar

dikostkan. Pak D dan Ibu mengatakan dari penghasilan yang ada cukup unuk

biaya makan, minum, berobat dan beli pakaian serta biaya sekolah anak.

10. Aktifitas Rekreasi Keluarga.

Anak-naka kadang memancing, bermain dan berkunjung ke rumah

teman, mendengar radio dan menonton TV bersama Pak D dan Ibu.

Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili Pak D di Blitar atau

bersendagurau dengan penghuni kost.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

Page 6: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Anak I berusia 18 tahun dan sedang sekolah. Bapak dan Ibu D mengatakan

komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak

tahu akan tugas dan kewajibannya.

3. Riwayat keluarga inti :

Bapak dan Ibu D mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan

tertentu. Hanya pada usia mudanya pak D pernah menderita penyakit batu

ginjal yang sedianya akan dioperasi dokter, tetapi akhirnya hancur sendiri

tanpa operasi. Mengenai anak-anak dikatakan tidak pernah menderita penyakit

berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat ini pak D sedang

menderita penyakit “ASMA” berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung

Anyar sejak lebih dari 2 tahun lalu.

4. Riwayat keluarga sebelumnya :

Pak D mempunyai saudara 5 orang dan Pak D anak bungsu (ke enam). Ke

empat saudaranya masih hidup kecuali anak ke lima sudah meninggal dengan

riwayat sakit yang tidak diketahui persis. Ibu D mempunyai saudara 4 orang

denan Ibu D sebagai anak bungsu (ke lima). Anak sulung sudah meninggal

dengan riwayat sakit yang juga tidak diketahui persis.

Page 7: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

Luas rumah 48 m2 dengan panjang 12 m dan lebar 4 m. terdiri dari 2 kamar

tidur, satu kamar mushola, satu WC, satu kamar mandi, tanpa gudang, satu

biuah dapur dan satu ruang tamu. Tipe rumah permanent. Jendela rumah

terdapat diruang tamu dengan posisi menghadap ke timur, satu buah diruang

tengah menghadap ke utara, satu buah dimushola dan di kamar tidur

masing-masing satu buah. Secara umum sistem ventilasi di kamar tidur dan

ruang tengah sangat kurang. Barang-barang diletakkan dilorong/ruang

tengah dan di ruang belakang depan dapur dan mushola. Tidak mempunayi

septi tank. WC permanent dibuat saluran pembuangan langsung ke kali kecil

di belakang rumah. Sumebr air minum dari PAM yang dibeli secara ecertan

(tidak berupa pipa permanent). Sumber air bersih untuk memcuci digunakan

sumur. Kebiasaan memasak menggunakan kayu bakar sehingga banyak asap

dalam rumah keluar rumah. Lantai rumah terbuat dari tegel dengan

kebiasaan keluarga keluar masuk rumah tanpa melepaskan alas kaki

sehingga kesanya banya debu/tanah.

Denah Rumah :

DRT

KK KK KK KK M KT II KT I

Page 8: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Keterangan :

RT = Ruang TamuKT = Kamar TidurM = MusholaD = DapurKK = Kamar Kost.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga pak D bertetangga dengan satu keluarga Polisi dan lainnya

wiraswasta. Semua tetangga beragama Islam dari suku jawa asli yang taat

beribadah kebiasaan kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali.

Hubungan dengan tetangga dilakukan sepanjang tegur sapa biasa. Kunjung

mengunjung dilakukan bila hari raya Agama.

3. Mobilitas geografis keluarga :

Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat tinggal. Bapak dan Ibu

D kebanyakan berada di rumah selama Pak D masih sakit. Ibu D setiap dua

hari sekali pergi kewarung-warung di dekat rumah untuk menitip kerupuk.

Anak-anak aktif ke sekolah pada siang hari.

4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Pak D aktif dalam perkumpulan Tahlilan bagi Bapak dan Ibu.

Sedangkan anak-anak aktif kegiatan ngaji dan remaja masjid dan sebagai

anggota pondok pesantren.

5. Sistem pendukung keluarga :

Page 9: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Ibu D dan keempat anaknya sehat-sehat saja. u D dan keempat anaknya

sehat-sehat saja. Selama ini yang aktif merawat Pak D hanya ibu D sendiri.

Pak D dan ibu mengatakan tidak punya tabungan khusus hari tua atau untuk

membiayai kesehatan. Jarak rumah degan fasilitas kesehatan terdekat yaitu

Puskesmas ± 500 m. Adanya kegiatan jimpitan kelompok yang bisa dipakai

untuk biaya kesehatan. Selain itu Pak D mengatakan untuk biaya

pengobatannya kadang-kadang dibantu oleh saudara-saudara ibu D

termasuk memberikan dorongan agar mencari pengobatan secara teratur.

Saat ini Pak D lebih memilih pada Tabib secara alternatif.

IV. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga :

Pak D dan Ibu mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka.

Menurut Pak D, kadang-kadang menegur dengan keras kepada anak-

anaknya yang melalaikan tugas-tugas sekolah atau terlambat pulang makan

kalau bertandang ke rumah teman.

2. Struktur Peran Keluarga :

Pak D mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. Oleh karena itu tidak

mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang lain di masyarakat.

Kecuali terhadap anak-anak yang sering diingatkan untuk menjaga

pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak

citra keluarga.

Page 10: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

3. Struktur Peran (formal dan informal) :

Pak D hanya sebagai anggota Takmir Masjid sedangkan ibu D sebagai

anggota organisasi Fatayat.

4. Nilai dan Norma Keluarga :

Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit, bukan karena faktor

magis dan lainnya. Menurut pak D hal magis memang ada tetapi tidak

terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak pernah

menyusahkan orang lain.

Menurut pak D, ... selama ini banyak orang beranggapan bahwa magis

merupakan keadaan yang menakutkan sehingga kalau sakit lebih suka ke

dukun terutama penyakit yang tak kunjung sembuh. Pada hal menurut paka

D kita harus teguh pada keyakinan agama. Oleh karena itu keluarganya

sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit. Namun sakitnya pak D karena

harus berobat rutin ke dokter dimana harga obat semakin mahal sehingga

akhir-akhir ini lebih cenderung berobat ke Tabib dengan menggunakan

pengobatan alternatif. Di samping itu menurut pak D dan ibu

sebagaimanapandangan umum masyarakat disekitarnya bahwa obat yang

diperoleh dari puskesmas sangat terbatas/sederhana sehingga sakit seperti

pak D dianggap sulit sembuh walaupun awalnya sempat berobat beberapa

kali ke puskesmas Gunung Anyar. Terhadap kebiasaan pak D yang kadang-

kadang masih merokok, ibu D mengatakan saya serahkan pada keadaan

bapak sendiri yang merasakannya. Kalau sering ditegur malah marah-marah.

Page 11: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Menurut pak D sendiri mengatakan merokok hanya sesekali saja bukan

setiap saat, itu buu tergantung pada kondisinya. Kadang-kadang berobat ke

dokter praktek dengan berpindah-pindah.

V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif :

Menurut Pak D dan ibu serta kedua anak yang sudah remaja Zuroh dan

Abdul Anas, mereka memandang dirinya masing-masing layaknya manusia

normal lainnya. Kecuali pak D mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-

sakitan sementara anak-anaknya masih kecil. Ibu D mengatakan

keluarganya saling menghormati satu sama lain dan tetap mempertahankan

keharmonisan keluarga.

2. Fungsi Sosial :

Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari corak lingkungan

agamis muslim yang taat pada aturan ibadah, organisasi dan aktivitas

keagamaan.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan :

Secara Umum keluarga masih belum mampu mengenal karakteristik

penyakit Bronkitis Kronis yang diderita pak D, Dalam mengambil keputusan

tindakan kesehatan masih lemah, kemampuan memberikan perawatan pada

pak D masih kurang, kemampuan menciptakan lingkungan yang

Page 12: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

meningkatkan status kesehatan masih kurang, demikian juga dengan

pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup baik tetapi tidak konsisten.

4. Fungsi Reproduksi :

Pak D mempunyai 4 orang anak dan mengatakan tidak ingin punya anak

lagi. Ibu D berumur 40 tahun dan mengatakan belum berhenti haid tetapi

pasangan ini tidak mengikuti program KB. Menurut ibu D, selain karena

takut juga pada pak D sudah tua dan sakit-sakitan sehingga hampir tidak

pernah melakukan hubungan suami istri. Menurut pak D dan ibu, keduanya

bisa menerima keadaan seperti ini selain karena anak-anaknya semakin

besar juga harus bisa menerima kenyataan hidup.

5. Fungsi Ekonomi :

Pak D mengatakan kondisi akan keluarga saat ini menurun draktis sejak

kondisinya sakit-sakitan. Oleh karena itu pemanfaatan keuangan seefisien

mungkin.

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Menurut Pak D, sejak ± 6 bulan terakhir ini sering memikirkan keadaannya

yang semakin tua dan sakit-sakitan sementara anak-anaknya semua masih

Page 13: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

sekolah, belum ada yang bekerja. Tetapi Pak dan ibu D mengaakan tidak

terlalu cemas karena semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Selain kepasrahannya, pak D berharap anaknya Zuroh cepat mendapat

pekerjaan setamat STM nanti.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :

Pak D bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan problem keluarga

dengan kadang-kadang melibatkan anaknya Zuroh sebagai anak sulung.

Selain itu pak D dan ibu mengatakan disamping berusaha juga berpasrah

pada kehendak Yang Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat mendesak,

keluarga ibu D selalu dimintai bantuan.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Menurut Bapak dan ibu D, anak sulung Zuroh mulai belajar merokok.

Tetapi menurut Zuroh sendiri, hal itu dilakukannya hanya sebatas

penampilan sebagai anak muda untuk melepas ketegangan. Selama ini tidak

pernah membeli rokok dari uang pemberian orang tua kecuali diberi teman-

temannya.

VII. Pemeriksaan Fisik.

Pak D : T : 120/80, N : 72x/m, S : 365c. Retraksi +, suara parau, agak kurus,

mengeluh sesak napas, siamosis -, sering batuk berlendir.

Ibu D : T : 130/90, N : 68x/m, S : 360c.

Page 14: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

VIII. Harapan Keluarga.

Pak D dan ibu berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung seperti

ini sehingga keluarganya bisa memahami norma-norma kesehatan. Selain itu

pengobatan di puskesmas kalau bisa lebih lengkap lagi terutama untuk

penyakit-penyakit kronis.

Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Subyektif :

Pak D mengatakan sedang menderita penyakit Asma sejak lebih dari 2

tahun lalu berdasarkan diagnosa dokter puskesmas Gunung Anyar. Sakitnya

sering kumat-kumatan dengan gejala : Batuk-batuk berlendir terutama malam

hari atau terkena udara dingin, sesak napas, suara parau, kadang-kadang

disertai panas badan, badan lemah dan pusing.

Akhir-akhir ini sering menggunakan pengobatan alternatif ke Tabib

karena berobat ke dokter semakin mahal sementara pengobatana di puskesmas

tidak cukup obatnya.

Sering berpindah-pindah dokter.

Pak D mengatakan masih merokok sesekali.

Data Obyektif :

Ventilasi rumah kurang akurat.

Kebiasaan keluarga memasak menggunakan kayu bakar sehingga

banyak asap dalam rumah.

Page 15: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Lantai rumah hanya disapu, jarang dipel, kebiasaan keluarga ke luar

masuk rumah tanpa melepas alas kaki sehingga banyak debu/tanah bertebaran.

Pak D nampak kurus disertai retraksi + saat bernapas.

Perumusan Masalah.

Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Asma yang diderita pak D.

Etimologi :

Ketidakmampuan mengenal karakteristik penyakit Asma dan perawatannya.

Diagnosa Keperawatan 1

Resiko tinggi bertambah memburuknya penyakit Asma yang diderita Pak D

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit

dan perawatannya.

Data Subyektif :

Ibu D mengatakan belum berhenti haid.

Tidak menjadi apsetor KB selain karena takut juga ibu D mengatakan hampir

tidak pernah melakukan hubungan suami istri dengan pak D suaminya selain

karena pak D sudah tua juga sakit-sakitan. Meskipun demikian pak D maupun

ibu D mengatakan dapat menerima keadaan tersebut tanpa melakukan

hubungan suami istri.

Keduanya mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi.

Data Obyektif :

Mempunyai 4 orang anak dengan usia anak pertama 18 tahun, laki-laki,

dan yang bungsu 8 tahun, perempuan.

Page 16: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Ibu D nampak sehat dan segar.

Perumusan Masalah.

Resiko tinggi terjadinya kehamilan diluar rencana.

Etiologi :

Ketidak mampuan mengenal program KB.

Diagnosa Keperawatan 2.

Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu D diluar rencana berhubungan dengan

ketidakmampuan mengenal program KB.

Data Subyektif :

Keluarga mengatakan mempunyai WC tetapi tanpa septic tank. Sistem

penyalurannya langsung ke kali kecil dibelakang rumah.

Data Obyektif :

Kondisi WC tanpa septi tank.

Sistem penyaluran dibuang langsung ke kali kecil dibelakang rumah.

Air kali mengalir menyusuri perkampungan.

Perumusan Masalah

Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga.

Etiologi :

Ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan menciptakan lingkungan rumah

sehat.

Diagnosa Keperawatan 3

Page 17: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan

menciptakan lingkungan rumah sehat.

B. Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana

perawatan keluarga pak D terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah

kesehatan sebagai berikut :

1. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi bertambah

memburuknya penyakit Asma yang diderita Pak D berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan kurang/tidak sehat dan memerlukan tindakan segera.

Page 18: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

2/2 x 2 2 Sumber-sumber yang ada dan tindakan untuk me-mecahkan masalah dapat dijangkau keluarga.

3. Potensi untuk mence-gah masalah

3/3 x 1 1 Masalah dapat dicegah untuk tidak memper-buruk keadaan dapat dilakukan pak D dan keluarga dengan memperbaiki perilaku hidup sehat.

4. Menonjolnya masalah ½ x 1 1/2 Keluarga menyadari adanya masalah tetapi tidak didukung dengan pemahaman yang ade-kuat tentang karakteristik penyakit.

Total Skor 4 1/2

2. Resiko tinggi terjadinya kehamilan ibu D diluar rencana berhubungan dengan

ketidakmampuan mengenal program KB.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

2/2 x 2 2 Untuk menjadi aseptor KB dengan mengguna-kan kontrasepsi mungkin sulit bagi pasangan tetapi menggunakan metode ka-lender melalui pemaha-man siklus haid dapat diajarkan tanpa biaya mahal.

Page 19: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

3. Potensi untuk mence-gah masalah

3/3 x 1 1 Dengan menggunakan metode kalender yang sifatnya mudah dan mu-rah, pasangan dapat le-luasa berhubungan seks.

4. Menonjolnya masalah 1/2 x 1 1/2 Bapak dan ibu D mengatakan dapat mene-rima keadaan hidup tanpa berhubungan seks lagi.

Total Skor 4 1/6

3. Resiko tinggi terjadinya penularan penyakit saluran pencernaan bagi keluarga

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mempertahankan dan

menciptakan lingkungan rumah sehat.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah 2/3 x 1 2/3 Adanya ancaman keseha-tan tetapi tidak perlu ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

2/2 x 2 2 Untuk membuat septi tank permanent tidak terlalu membutuhkan bia-ya mahal lagipula keluar-ga dapat menabung sedi-kit demi sedikit apalagi

Page 20: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

pak D sendiri se-orang tukang batu.

3. Potensi untuk mence-gah masalah

3/3 x 1 1 Resiko terjadinya penula-ran penyakit saluran pen-cernaan dapat dicegah bagi keluarga.

4. Menonjolnya masalah 0/2 x 1 0

Total Skor 4 1/6

Page 21: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

PELAKSANAAN PERAWATAN KELUARGA PAK D

No Diagnosa Kp. Keluarga

Tujuan Khusus Tgl Implementasi Evaluasi

1. Resti bertambah memburuknya penyakit Asma yang diderita pak D b/d ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit Asma dan perawatannya.

1. Keluarga mengenal karakteristik penyakit Asma.

12-2-2002

Menggali pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit Asma.

Menggali pengetahuan keluarga tentang cara-cara perawatan di rumah.

Mendiskusikan bersama tentang karakteristik penyakit Asma dan perawatannya yang meliputi :

- Pengertian Asma.- Penyebab.- Cara memberikan perawatan di rumah. Menanyakan kembali materi diskusi tentang

karakteristik penyakit Asma dan perawatannya.

Keluarga hanya mengenalnya sebagai jenis penyakit saluran pernapasan.

Keluarga hanya bisa mengandalkan obat dokter atau pengobatan alternatif dari Tabib.

Keluarga mengerti. Keluarga (pak D) mampu menjawab

dengan baik.

2. Keluarga membuat keputusan yang tepat tentang upaya pengobatan pak D ke Sarana kesehatan dan sanggup memberikan perawatan yang baik.

Membantu menyokong keluarga membuat keputusan yang tepat tentang upaya pengobatan ke sarana kesehatan dan kemampuan memberikan perawatan di rumah.

Keluarga mampu membuat keputusan.

3. Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu oleh perawat.

7-6-01 Meyakinkan keluarga akan manfaat lantai bersih dan terhindar dari debu/tanah.

Meyakinkan pak D akan bahaya merokok terhadap penyakit yang diderita.

Meyakinkan keluarga akan bahaya dapur terutama bagi pak D.

- Pak D sudah dirawat/opname di RSUD Dr. Soetomo dengan Diagnose : Gagal jantung kanan. Saat dirawat pak D sedang terpasang O2

dan Infus Nacl 0,9%. (di Ruang Cardiologi).

Page 22: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

DAFTAR PUSTAKA

Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis. Perawatan Kesehatan Keluarga. Copyriche 1978. UP Coleege of Nursing. Dillman. Quezon City. Philippines. Jakarta. 1989.

Depkes RI. Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1987.

________ Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Seri C. Jakarta. 1994.

Fakultas Keparawatan Universitas Indonesia. Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta. 2000.

Page 23: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)

RENCANA PERAWATAN KELUARGA PAK. DTANGGAL 12 PEBRUARI 2002

No Diagnosis Kep. Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standart

Resiko tinggi bertam-bah memburuknya pen-yakit Asma yang diderita pak D berhubungan dengan ketidakmam-puan keluarga menge-nal karakteristik penya-kit dan perawatannya.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, keadaan penyakit pak D berangsur membaik.

1. Keluarga dapat mengenal ka-rakteristik pen-yakit Asma.

Verbal a. Pengertian Asma.b. Penyebab : Merokok Serangan

Asma berulang. Radang

hidung. Penyakit

saluran Pernapasan lain disertai penumpukan dahak.

Menjawab pertanyaan dengan baik dan benar.

1. Gali pengetahuan keluarga tentang karakteristik penyakit Asma dan perawatannya.

2. Diskusikan bersama tentang karakteristik penyakit Asma dan perawatannya.

3. Berikan bimbingan dengan ilustrasi menggunakan brosur dan sebagainya.

4. Dengarkan dengan seksama sanggahan yang diajukan keluarga.

5. Tanggapi pertanyaan dengan sabar.6. Bimbing keluarga untuk mengulangi penjelasan yang sudah

diberikan.7. Berikan pujian bila keluarga mampu menjawab dengan baik

dan benar.

2. Keluarga dapat membuat kepu-tusan yang tepat tentang upaya pe-ngobatan pak Kam-sir ke sarana kese-hatan dan bersedia memberikan pera-watan yang baik dan benar.

Verbal Keputusan yang dibuat keluarga dan pak D sendiri

1. Diskusikan alternatif untuk mengatasi masalah yaitu :- Pentingnya berobat teratur ke sarana kesehatan.- Modifikasi lingkungan agar pak D terhindar dari asap

dapuratau debu.- Pentingnya kerjasama dengan petugas kesehatan.- Manfaat lantai rumah bersih dan terhindar dari

debu/tanah.2. Beri dorongan kepada keluarga dan pak D untuk membuat

keputusan.3. Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan benar

sebaliknya beri koreksi atas keputusan keliru.

3. Keluarga sepakat jika diadakan evaluasi sewaktu-waktu.

Perilaku - Lantai rumah dipel bersih.- Pak D telah berhenti merokok.- Terhindar dari asap dapur.

1. Jelaskan manfaat evaluasi sewaktu-waktu.2. Jelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan jika hasil evaluasi

tidak sesuai dengan keputusan yang telah dibuat keluarga.

Page 24: Askep Keluarga Tn.darman (Bu Daris)