ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

35
ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN EKTOPIK Di Susun Oleh : Saftian Rosy Anggara Novian Virmansyah PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

description

kehamilah ektopik

Transcript of ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Page 1: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

ASUHAN KEPERAWATAN

KEHAMILAN EKTOPIK

Di Susun Oleh :

Saftian Rosy AnggaraNovian Virmansyah

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

2014-2015

Page 2: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Latar belakang

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang berbahaya bagi wanita yang bersangkutan

berhubungan dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat.Keadaan yang gawat

ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.

Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan

tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Istilah

kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak

dipakai, oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam

uterus tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstisialis tuba

dan kehamilan pada serviks uteri.

Kehamilan ektopik terganggu merupakan peristiwa yang dapat dihadapi oleh stiap

dokter, karena sangat beragamnya gambaran klinik kehamilan ektopikterganggu itu.Tidak

jarang yang menghadapi penderita untuk pertama kali adalah dokter umum atau dokter ahli

lainnya, maka dari itu, perlu diketahui setiap setiap dokter klinikkehamilan optic terganggu

serta diagnosis diferensialnya. Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap wanita dalam masa

reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian

bawa, perlu difikirkan  kehamilan ektopik terganggu.

B. Tujuan

Tujuan umum :

Menjelaskan pengertian dari kehamilan etopik serta menyebabkan terjadinya

kehamilan ektopik

Tujuan khusus :

Adapun tujuan khusus dari penulisan makalah ini :

1.      Mahasiswa memahami anatomi fisiologi dari kehamilan ektpik

2.      Mahasiswa mampu memahami tentang pengertian kehamilan ektopik

3.      Mahasiswa mampu memahami tentng klasifikasi dari kehamilan ektopik

4.      Mahasiswa mampu memahami tentang manifestasi klinis dari kehamilan ektopik

5.      Mahasiswa mampu memahami tentang tanda dan gejala dari kehamilan ektopik

6.      Mahasiswa mampu memahami tentang komplikasi kehamilan ektopik

7.      Mahasiswa memahami tentang patofisiologi dari kehamilan ektopik

8.      Mahasiswa mampu memahami tentang penatalaksanaan dari kehamilan ektopik

Page 3: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A.    Definisi

Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum

uterus.Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen.

Namun,kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi(Murria,2002).

Kehamilan etropik terjadi bila telur yang dibuahi  berimplatasi dan tumbuh diluar

endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik

karena kehamilan pada pars intertisialis tuba dan kanalis servikalis masih termaksud dalam

uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.

Kehamilan ektopik ialah kehamilan, dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi dan

tumbuh tidak di tempat yang normal yakni dalam endometrium kavum uteri. Istilah

kehamilan ektopik lebih tepat daripada istilah ekstrauterin yang sekarang masih juga banyak

dipakai, oleh karena terdapat beberapa jenis kehamilan ektopik yang berimplantasi dalam

uterus tetapi tidak pada tempat yang normal, misalnya kehamilan pada pars interstisialis tuba

dan kehamilan pada serviks uteri.

Kehamilan ektopik adalah implantasi dari pertumbuhan hasil konsepsi diluar

endometrium kavum uteri(kapita selekta,2001)

Sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di tuba.Sangat jarang terjadi implantasi

pada ovarium, rongga perut, kanalis servikalis uteri, tanduk uterus yang rudimeter, dan

divertikel pada uterus. Berdasarkan implantasi hasil konsepsi pada tuba, terdapat kehamilan

pars intersialis tuba, kehamilan pars ismika tuba, kehamilan pars ampullaris tuba, dan

kehamilan infundibulum tuba.

B.     Klasifikasi

            Menurut Sarwono Prawirohardjo, lokasinya kehamilan ektopik dapat dibagi dalam

beberapa golongan :

            1. Tuba Fallopii

                   a) Pars-interstisialis

                   b) Isthmus

                   c) Ampula

                   d) Infundibulum

                   e) Fimbrae

            2. Uterus

                   a) Kanalis servikalis

                   b) Divertikulum

                   c) Kornua

Page 4: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

                   d) Tanduk rudimenter

            3. Ovarium

            4. Intraligamenter

            5. Abdominal

                   a) Primer

                   b) Sekunder

            6. Kombinasi kehamilan dalam dan luar uterus .

C. Manifestasi klinik

Pada kehamilan ektopik yang mudah dan tidak terganggu terdapat gejala-gejala seperti

pada kehamilan normal yakni amenorea, enek sampai muntah dan sebagainya.Mungkin rasa

nyeri kiri atau kanan pada perut bagian bawah lebih sering ditemukan berhubung dengan

tarikan pada peritoneum berhubung dengan pembesaran tuba dengan kehamilan ektopik.

Uterus juga membesar dan lembek seperti pada kehamilan intra uteri, pada kehamilan dua

bulan mungkin disamping uterus yang membesar dapat ditemukan tumor yang lembek dan

licin, akan tetapi hal itu disebabkan oleh korpus luteum graviditatis atau suatu tumor

ovarium.

Amenorea diikuti  oleh perdarahan merupakan gejala yang sering dijumpai pada

kehamilan ektopit.biasa perdarahan tidak banyak tetapi dapat berlangsung cukup lama ,dan

darah berwarnwa hitam.seperti telah dikemukakan jika mudigih mati,desidua dapat

dikeluarkan seluruhnya;ada pemeriksaan histologi pada desidua ini tidak ditemukan villus

korialus

Abortus tuba ialah gangguan yang umumnya tidak begitu mendadak,dan dapan

memberti gambaran yang beraneka ragam.timbul perdarahan dari uterus kyang berwarna

hitam,dan rasa nyeri disamping uterus bertambah keras.pemerikssan ditemukan disamping

uterus sebuah tumor nyeri tekan ,agak pendek dan batas-batas  yang tidak rata dan

jelas,kadang-kadang  uterus termaksud dalam tumor tersebut. kavum dougelasi,menonjol

kevagina karena darah didalamnya,kadang-kadang teraba dengan jelas,hemtokele

sebagai  tumor agak lembek.satu gejala yang penting ialah timbul nyeri yang cukup keras

apabila serviks uteri digerakan.

Tergantung dari banyaknya darah yang keluar kerongga perut,penderita tampak biasa

zaja.atau tampak anemis.suhu badan agak naik ,tetapi tidak banyak.ditempat adanya

hematosalping perut nyeri pada palpasi,dan kadang-kadang  dapat diraba,tumor pada

pemeriksaan tersebut.

Pada ruptur tuba peristiwa terjadi dengan mendadak dan keadaan penderita umumnya

lebih gawat.adanya enemi lebih tampak ,kadang-kadang penderita dalam keadaan

syok,dengan suhu badan menurun,nadi cepat,tekanan darah menurun,dan bagian perifer

badan terasa dingin.perut agak membesar,menunjukan tanda-tanda rangsangan peritoneum

Page 5: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

dengan rassa nyeri yang keras pada palpasi.kadang-kadang dapat ditemukan adanya cairan

bebas dalam rongga perut.pada pemeriksaan genekologik uterus tidak dapat diraba dengan

jelas karena dinding perut menegang dan uterus dikelilingi oleh darah.gerakan pada serviks

uteri nyeri sekali,dan kavum douglas terang menonjol.

Manisfestasi klinik pada klien dengan kehamilan ektopik adalah sebagai berikut.

          1.Gambaran klinis kehamilan tuba belum terganggu tidak khas. Pada umumnya ibu

menunjukan gejala-gejala kehamilan muda dan mungkin merasa nyeri sedikit di perut bagian

bawah yang tidak seberapa dihiraukan. Pada pemeriksaan vaginal, uterus membesar dan

lembek, walaupun mungkin besarnya tidak sesuai dengan usia kehamilan. Tuba yang

mengandung hasil konsepsi karena lembeknya sukar diraba pada bimanual.

            2.Gejala kehamilan tuba terganggu sangat berbeda-bada dari perdarahan banyak yang

tiba-tiba dalam rongga perut sampai terdapat gejala yang tiadk jelas sehingga sukar dibuat

diagnosisnya.

            3.Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba

nyeri perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang kuat disertai dengan

perdarahan yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk kedalam syok.

            4.Amenore juga merupakan tanda yang penting pada kehamilan ektopik. Lamanya

amenore tergantung pada kehidupan janin, sehingga dapat berpriasi.    

D. Etiologi

Sebagian besar penyebab tidak banyak diketahui,kemungkinan faktor yang

memegang peran adalah sebagai berikut:

                   1. Faktor dalam lumen tuba: endosalfingitis, hipoplasia lumen tuba.

                   2.Faktor lumen tuba: endometriosis tuba, diventrikel tuba kongenital.

                   3.Faktor di luar dinding lumen tuba.

                   4.Faktor lain: migrasi luar ovum, fertilisasi in vitro.

        Menurut SarwonoPrawirohardjo, Buku Ilmu Kebidanan (2008)  adalahetiologi

kehamilan ektopik sudah banyak disebutkan karena secara patofisiologi mudah dimengrti

sesuai dengan proses awal kehamilan sejak pembuahan sampai nidasi. Bila nidasi terjadi

diluar kavum uteri ataw diluar endomeamilan etrium, maka terjadilah ektopik.Dengan

demikian. Fakto-faktor yang  menyebabkan terjadinya hambatan dalam nidasi embrio ke

endometrium menjadi penyebab kehamilan ektopik in.

Factor- factor disebutkan adalah sebagai berikut  :          

     a)Factor tuba

            Adanya peradangan atau infeksi pada tuba menyebabkan lumen tubah menyempit

atau buntu.Keadaan uterus yang mengalami hypoplasia dan saluran tubah yang  berkelok-

kelok  panjang dapat menyebabakan fungsi silia tuba tidak berfungsi dengan baik.juga pada

keadaan pasca operasi rekanalisasi tuba dapat merupakan predisposisi terjadinya kehamian

ektopik.Factor tuba yang lain adalah adanya kelainan endometriosis tuba atau difertikel

Page 6: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

saluran tuba yang bersifat kongenital. Adanya tumor disekitar saluran tuba, misalnya mioma

uteri,  atau tumor ovarium yag menyebabkan perubahan bentuk dan potensi tUba, juga dapat

menjadi etiologic kehamilan ektopik.

      b)Faktor abnormalitas dari zigot

            Apabila tumbuh terlalu cepat  atau tumbuh dengan ukuran besar, maka  zigot akan

tersendat dalam perjalanan pada saat melalui tuba, kemudian terhenti dan tumbuh disaluran

tubah .

     c)Faktor ovarium

            Bila ovarium memproduksi ovum dan ditangkap oleh tuba yang kontralateral,dapat

membutuhkan proses khusus atau waktu yang lebih panjang sehingga kemungkinan

terjadinya kehamilan ektopik lebih besar.

     d)Faktor hormonal

            Pada akseptor, pil kb yang hanya mengandung progesterone dapat menyebabkan

terjadinya kehamilan ektopik.

     e)Factor lain.

            Termaksut disini antara lain adalah pemakan IUD dimana proses peradagan yang

dapat timbul pada endometrium dan endosapling dapat menyebabkan kehamilan ektopik.

Factor umur penderita yang sudah menuah.Dan factor perokok juga sering dihubungkan

dengan terjadinya kehamilan ektopik.

E. Patofisiologi

Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama dengan yang terjadi di kavum uteri.

Telur di tuba bernidasi secara kolumnar atau interkolumnar. Pada nidasi secara kolumnar

telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping. Perkembangan telur selanjutnya

dibatasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telur mati secara dini dan direabsorbsi.

Pada nidasi interkolumnar, telur bernidasi antara dua jonjot endosalping. Setelah tempat

nidasi tertutup maka ovum dipisahkan dari lumen oleh lapisan jaringan yang menyerupai

desidua dan dinamakan pseudokapsularis. Karena pembentukan desidua di tuba malahan

kadang-kadang sulit dilihat vili khorealis menembus endosalping dan masuk kedalam otot-

otot tuba dengan merusak jaringan dan pembuluh darah. Perkembangan janin selanjutnya

tergantung dari beberapa faktor, yaitu; tempat implantasi, tebalnya dinding tuba dan

banyaknya perdarahan yang terjadi oleh invasi trofoblas.

Di bawah pengaruh hormon esterogen dan progesteron dari korpus luteum graviditi dan

tropoblas, uterus menjadi besar dan lembek, endometrium dapat berubah menjadi desidua (4).

Beberapa perubahan pada endometrium yaitu; sel epitel membesar, nukleus hipertrofi,

hiperkromasi, lobuler, dan bentuknya ireguler. Polaritas menghilang dan nukleus yang

abnormal mempunyai tendensi menempati sel luminal. Sitoplasma mengalami vakuolisasi

seperti buih dan dapat juga terkadang ditemui mitosis. Perubahan endometrium secara

keseluruhan disebut sebagai reaksi Arias-Stella.

Page 7: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Setelah janin mati, desidua dalam uterus mengalami degenerasi kemudian dikeluarkan

secara utuh atau berkeping-keping. Perdarahan yang dijumpai pada kehamilan ektopik

terganggu berasal dari uterus disebabkan pelepasan desidua yang degenerative.

Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6 sampai 10

minggu. Karena tuba bukan tempat pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh

secara utuh seperti dalam uterus. Beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi adalah

Prinsip patofisiologi yakni terdapat gangguan mekanik terhadap ovum yang telah

dibuahi dalam perjalanannya menuju kavum uteri. Pada suatu saat kebutuhan embrio dalam

tuba tidak dapat terpenuhi lagi oleh suplai darah dari vaskularisasi tuba itu. Ada beberapa

kemungkinan akibat dari hal ini yaitu :

                 1. Kemungkinan “tubal abortion”, lepas dan keluarnya darah dan jaringan ke ujung

distal (fimbria) dan ke rongga abdomen. Abortus tuba biasanya terjadi pada kehamilan

ampulla, darah yang keluar dan kemudian masuk ke rongga peritoneum biasanya tidak begitu

banyak karena dibatasi oleh tekanan dari dinding tuba.

                 2. Kemungkinan ruptur dinding tuba ke dalam rongga peritoneum, sebagai akibat dari

distensi berlebihan tuba.

                 3. Faktor abortus ke dalam lumen tuba.

Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada

kehamilan muda. Ruptur dapat terjadi secara spontan atau karena trauma koitus dan

pemeriksaan vaginal. Dalam hal ini akan terjadi perdarahan dalam rongga perut, kadang-

kadang sedikit hingga banyak, sampai menimbulkan syok dan kematian.

Proses implantasi ovum yang dibuahi, yang terjadi di tuba pada dasarnya sama

dengan di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi secara kolumner atau inter kolumner. Pada

yang pertama telur berimplantasi pada ujung atau sisi jonjot endosalping.Perkembangan telur

selanjutnya di batasi oleh kurangnya vaskularisasi dan biasanya telurmati secara dini dan

kemudian diresorbsi.

Mengenai nasib kehamilan dalam tuba terdapat beberapa kemungkinan, karena tuba

bukan tempat untuk pertumbuhan hasil konsepsi, tidak mungkin janin tumbuh secara utuh

seperti dalam uterus.Sebagian besar kehamilan tuba terganggu pada umur kehamilan antara 6

sampai10minggu.                                                                                                                 1.Ha

sil konsepsi mati dini dan diresorbsi

Ovum mati dan kemudian diresorbsi, dalam hal ini sering kali adanya kehamilan tidak

di ketahui, dan perdarahan dari uterus yang timbul sesudah meninggalnya ovum, di anggap

sebagai haid yang datangnya agak terlambat.

2. Abortus ke dalam lumen tuba

Trofoblast dan villus korialisnya menembus lapisan pseudokapsularis, dan

menyebabkan timbulnya perdarahan dalam lumen tuba.Darah itu menyebabkan pembesaran

Page 8: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

tuba (hematosalping) dan dapat pula mengalir terus ke rongga peritoneum, berkumpul di

kavum Douglasi dan menyebabkan hematokele retrouterina.

3. Ruptur dinding tuba

Ruptur tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada

kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstialis terjadi pada kehamilan yang lebih

lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam

lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum.

F. WOC

Dugaan Klinis Kehamilan Ektopik

Ukuran BhCG

Negatif Positif Tidak tersedia ultrasonografi

Laparaskopi Laparastomo

Kantong Keha-

milan dalam uterus

Kantong Keha-

milan dalam tuba

meragukan

Kehamilan ektopik dpt disingkirkan

Laparatomi dan

terapiLaparaskopi

Ultra senggrafi

Page 9: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

G. Komplikasi

Komplikasi-komplikasi kehamilan tuba yang biasa adalah ruptur tuba atau abortus

tuba, aksierosif dari trofroblas dapat menyebabkan kekacauan dinding tuba secara mendadak:

ruptur mungkin paling sering timbul bila kehamilan berimplatasi pada pars ismikus tuba yang

sempit, abortus tuba dapat menimbulkan hematokel pelvis, reaksi peradangan lokal dan

infeksi sekunder dapat berkembang dalam jaringan yang berdekatan dengan bekuan darah

yang berkumpul.

H. Penatalaksanaan

            a)Medis (operasi)

1.      Tubektomi

Dalam pembedahan yang disebut tubektomi, kedua saluran tuba falopi yang

menghubungkan ovarium dan rahim (uterus) tersebut dipotong dan ujung-ujungnya ditutup

dengan cincin atau dibakar (kauter). Metode lain yang tidak melakukan pemotongan adalah

dengan mengikat atau menjepit saluran tuba falopi (tubal ring/tubal clip). Hal ini

menyebabkan sel telur tidak dapat terjangkau sperma. Pembedahan biasanya dilakukan

dengan pembiusan umum atau lokal (spinal/epidural). Dokter dapat menggunakan alat bantu

berupa teleskop khusus yang disebut laparoskop. Teleskop berupa pipa kecil bercahaya dan

berkamera ini dimasukkan melalui sebuah sayatan kecil di perut untuk menentukan lokasi

tuba falopi. Sebuah sayatan lainnya kemudian dibuat untuk memasukkan alat pemotong tuba

falopi Anda. Biasanya, ujung-ujung tuba falopi kemudian ditutup dengan jepitan. Cara yang

lebih tradisional yang disebut laparotomi tidak menggunakan teleskop dan membutuhkan

sayatan yang lebih besar.

2.      Laparatomi     

Laparotomi eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi

longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar

dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.

3.       Laparoskopi

Laparoskop  yaitu untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada

tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.

4.      Tanfusi darah

Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan tranfusi,  jika terjadi pendarahan

yang berlebihan.

5.      Pemeriksaan laboratorium

Kadar haemoglobin, leukosit, tes kehamilan bila terganggu.

6.      Dilatasi kuretase

7.      Kuldosintesi

Page 10: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

yaitu suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah di dalam kavum douglasi terdapat

darah. Tehnik kuldosintesi :

a.       Baringkan pasien dalam posisi litotomi.

b.      Bersihkan vulva dan vagina dengan antiseptik.

c.       Pasang spekulum dan jepitbibir belakang porsio dengan cunam serviks, lakukan traksi ke

depan sehinggah forniks posterior tampak.

d.      Suntikan jarum spinal no.18 ke kavum Douglasi dan lakukan penghisapan dengan semprit

10 ml.

e.       Bila pada pengisapan keluar darah, perhatikan apakah darahnya berwarna coklat sampai

hitam yang tidak membeku atau berupa bekuan kecil yang merupakan tanda hematokel

retrouterina.

8.      Ultrasonografi

Berguna pada 5-10% kasus bila di temukan kantong gestasi di luar uterus .

                  b) Keperawatan

Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, dan pelaksanaan kemoterapi, dan

menciptakan suasana tenang dan nyaman untuk mengurangi rasa nyeri dan kecemasan.

Konseling pasca tindakan dan asuhan mandiri selama dirumah.

Page 11: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A.      Pengkajian

Anamnesa :

1.      Menstruasi terakhir.

Riwayat menstruasi yang lengkap diperlukan untuk menetukan taksiran persalinan

(TP).TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).Untuk menentukan TP

berdasrkan HPHT dapat digunakan rumus Naegle, yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurang

tiga, tahun disesuaikan.

2.      Adanya bercak darah yang berasal dari vagina.

3.      Nyeri abdomen: kejang, tumpul.

4.      Jenis kontrasepsi.

Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibatkan buruk pada janin, ibu, atau

keduanya.Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didaptkan pada saat kunjungan

pertama.Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut saat kehamilan yang

tidak dikatahui dapat berakibat buruk pada pembentukan organ seksual janin.

5.      Riwayat gangguan tuba sebelumnya.

Kondisi kronis (menahun/terus-menerus) seperti diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit

ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan.Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi, prosedur

operasi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.

6.      Tanda-tanda vital.

Pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil diperlukan untuk mendeteksi masalah fisik yang

dapat dipengaruhi kehamilan.

a.    Tanda-tanda vital

1.      Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan mempengaruhi

tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk  dengan

posisi sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang

didapatkan.

2.      Nadi

Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit.Takikardia bisa terjadi pada keadaan cemas,

hipertiroid dan infeksi.Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan

keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi

seharusnya sama kuat dan teratur.

3.      Pernapasan

Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit.Takipnea terjadi

karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas harus sama bilateral,

ekspansi paru simetris dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.

4.      Suhu

Page 12: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,60 C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi

dan membutuhkan perawat medis.

b.        Sistem Kardiovaskular

1.      Bendungan vena

Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa

berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva dan

rectum.

2.      Edema pada ekstremitas

Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah oada ekstermitas akibat

perpindahan cairan intravaskular keruan intertesial.Ketika dilakukan penekanan dengan jari

atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema.Edema

pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari

hipertensi pada kehamilan.

c.         Sistem musculoskeletal

1.      Postur tubuh

Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini

mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai.

2.      Tinggi badan dan berat

Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan

kenaikan berat badan selama kehamilan.Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan

tinggi badan kurang dari 150 cm ibu beresiko melahirkan prematurdan berat badan lahir

rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat mengakibatkan diabetes pada

kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum.

Rekomendasi kenaikan berat badan selama kehamilan berdasarkan indeks masa tubuh.

3.      Pengukuran pelviks

Tulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna

untuk persalinan per vaginaan.

4.      Abdomen

Kontur,ukuran dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa

dipalpasi diatas simfisis pubis.Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan

dilakukan untuk menentukan keakuratannya.Pengukuran metode Mc. Donal dengan posisi

ibu berbaring.

Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada ruptur tuba nyeri

perut bagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intesitas yang kuat disertai dengan perdarahan

yang menyebabkan ibu pingsan dan masuk kedalam syok. Intensitas nyeri berkisar antar 9-10

nyeri hebat

d.        Sistem neurologi

Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan

gejala yang mengindikasikan adanya masalah.Pemeriksaan reflek tendo sebaiknya dilakukan

karena hiperfleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.

Page 13: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

e.         Sistem integumen

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan

ganguan pada hepar, lesi hiperpigmentasi seperti closma gravidarum, sreta linea nigra

berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penempangan kuku berwarna merah

muda menandakan pengisian kapiler dengan baik.

f.       Sistem endokrin

Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan

hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.

g.      Sistem gastrointestinal

1.    Mulut

Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut .bibir bebas dari ulserasi, gusiberwarna

kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang mengakibatkan

hiperplasia.Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan kedokter gigi secara teratur karena

penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan

prematur.Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigi.

2.    Usus

Stestokop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil.Bising

usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan

konstipasi.Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare.

      

h.        Sistem urinarius

Pengumpulan urine untuk pemeriksaan dilakukan dengan cara urine tengah. Urine diperiksa

untuk mendeteksi tanda infeksi saluran kemih dan zat yang ada dalam urine yang

menandakan suatu masalah.

1.      Protein

Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan

adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan,

2.      Glukosa

Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa

dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah

3.      Keton

Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan

dan makanan yang tidak adekuat

4.      Bakteri

Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang bisanya terjadi

pada ibu hamil

i.      Sistem reproduksi

Page 14: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

1.      Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi putting dan pengeluaran kolostrum perlu

dicatat.    Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan

lebih lanjut.

2.      Organ reproduksi eksternal

Kulit dan membran mukosa perineum, vulva dan anus perlu diperiksa dari eksiorisasi,

ulserasi, lesi, varises dan jarinagn parut pada perineum

3.      Organ reproduksi  internal

a)      Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan

pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.

b)      Vagina :mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh esterogen sehingga

tampak makin merah dab kebiru biruan.

c)      Ovarium (indung telur) : dengan terjadinya kehamilan, indung telur mengandung korpus

luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna

pada umur 16 minggu.

7.      Tes laboratorium: Ht dan Hb menurun

a.       Urine :

1.      Protein: Hasil negative menunjukkan keadaan yang normal

2.      Glukosa: adanya glukosa dalam urine ibu hamil harus dianggap sebagai gejala

DM,   kecuali  dapat membuktikan bahwa hal-hal lain menyebabkannya

3.      Pemeriksaan sedimen : untuk melihat adanya gangguan pada ginjal

b.      Darah:

1.       HB: 5 gr %

2.      Eritrosit: 3,5 juta/mm3

3.    Leukosit: 8000-10.000 mm3

c.         HCG :

Terdapat kuman chorionic gonadotropin dalam urine dihasilkan oleh tropulus ketika ovum

yang dibuahi terbenam dalam endemetrium.

d.       Pemeriksaan USG:

 Beberapa variabel janin dan plasenta lebih jelas dan lebih detail dan tidak ada kontraindikasi

pemeriksaan USG dalam kehamilan

e.       Non-Stres Test  (NST):

Ada 8 Pemeriksaan 10 T di antaranya :

a.         TB dan BB : tinggi badan yang diharuskan untuk kehamilan adalah 150 cm dan kenaikan

berat badan selama kehamilan berkisar antara 11-13,5 kg, pada trimester I kenaikannya

kurang lebih 1 kg, trimester II kurang lebih 5 kg dan trimester III kurang lebih 5,5 kg.

b.        Tekanan darah :Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi

akan mempengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada

posisi duduk  dengan posisi sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan

tekanan darah yang didapatkan.

Page 15: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

c.         TFU

                  Leopold I       : menentukan usia kehamilan dan tinggi fundus uteri dalam cm

                  Leopold II      : menentukan bagian janin, punggung kiri & punggung kanan

                  Leopold III    : menentukan bagian terendah janin, apakah kepala atau bokong

                                          Kepala : bundar, keras dan melenting

                                           Bokong : tidak bundar, keras dan melenting

                  Leopold IV: mengukur seberapa jauh kepala masuk di PAP (pintu atas panggul)

d.        TT:  pemberian imunisasi selama kehamilan dilakukan sebnyak 4 kali. Pada trimester I

satu kali, trimester II satu kali dan trimester III dua kali

e.         Tablet: selama hamil ibu diberikan tablet FE sebanyak 90 tablet fungsinya yaitu untuk

membantu pertumbuhan tulang janin, waktu meminumnya 1x1 setiap malam sebelum tidur.

f.         Temu Wicara (HE) : dilakukan untuk memberikan health education pada ibu hamil dan

memberikan penjelasan pada ibu hamil yang mengalami keluhan-keluhan selama kahamilan

g.         Torch/Toksoplasma :  pemeriksaan melalui LAB yang gunanya untuk mengetahui

apakah ibu hamil terinfeksi bakteri toksoplasma

h.        Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

i.          Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok

j.           Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria

B.     Diagnosis Keperawatan

Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut.

1.         Devisit volume yang berhubungan dengan rupture pada lokasi implantasi sebagai efek

tindakan pembedahan.

2.         Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba falopi, perdarahan intraperitoneal.

3.         Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman tidak mengenal

sumber-sumber informasi.

4.         Ansietas yang berhubungan dengan kritisituasi, ancaman yang dirasakan dari

kesejahteraan maternal yang ditandai dengan pasien mengatakan sulit tidur.

C.    Intervensi keprawatan

Diagnosis 1: Devisit volume cairan yang berhubungan dengan rupture lokasi implantasi

sebagai efek dari tindakan pembedahan.

Kriteria hasil:

 Ibu menunjukan kestabilan /perbaikan keseimbangan cairan yang di buktikan oleh tanda-

tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta frekuensi serta berat

jenis urine adekuat.

.

Page 16: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Rencana Intervensi Rasional

Mandiri

1. Monitor tanda-tanda vital Monitor tanda-tanda vital akan mengetahui

keadaan dan perkembangan

2. Kaji pendarahan

(jumlah ,warna, gumpalan)

Mengkaji

pendarahan ,jumlah,warna,gumpalan akan

mengetahui gejala-gejala syok

3

4.

Cek hemolobin.

Berikan tranfusi darah

Cek hemoglobin akan mengetahui keaadan

hb klien

Memberikan tranfusi darah akan

menggantikan banyaknya darah yang keluar.

Kolaborasi:

4. Lakukan pemeriksaan rhesus

golongan darah.

Pemeriksaan tersebut memudahkan

melakukan tranfusi

Diagnosis 2 : Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba falopi, perdarahan intraperitoneal.

Tujuan : setelah di lakukan tindakan selama....x24 jam nyeri berkurang.

Dengan kriteria hasil :

a.       Nyeri  yang di rasakan berkurang

b.      Skala nyeri : 3

c.       Klien tampak rileks

Rencana intervesi Rasional

1. Kaji tingkat dan skala nyeri 1. Untuk mengetahui keadaan klien dalam

menghadapi nyeri

2. Anjurkan klien untuk melakukan teknik

relaksasi (tarik nafas dalam )

2. Dengan melakukan teknik relaksasi

rasa nyeri yang di rasakan menjadi

berkurang.

3.  Ajarkan klien untuk melakukan teknik

distraksi

3. Dengan teknik distraksi itu untuk

melancarkan peredaran darah

merenggangkan otot-otot yang kaku.

4. Kolaborasi :

Berikan terapi obat analgetik sesuai

dengan indikasi.

4. Obat analgetik memberikan rasa nyeri

menjadi berkurang.

D.    Implementasi Keperawatan

     Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan,

mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.

Page 17: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat,

dan bukan atas petunjuk data petugas kesehatan lain.

Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil keputusan

bersama seperti dokter atau petugas kesehatan lain.

D.      Evaluasi Keperawatan

Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan tujuan yang

hendak dicapai.

.

Page 18: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

BAB IIITINJAUAN KASUS

I.       PENGKAJIAN      Tanggal / jam            :  29 Mei 2006 / 12.30 WIB      Tempat                     :  Paviliun F2 RUMKITAL Dr. RAMELAN      RM                           :  00.20.22.24

A.    Data Subyektif1.      Identitas

Nama istri           :  Ny. M                       Nama suami          :  Tn. SUmur                  :  28 th                         Umur                     :  31 thAgama                :  Islam                        Agama                   :  IslamSuku/bangsa       :  Jawa/Indo                Suku/bangsa          : Jawa/IndoPendidikan         :  S1                             Pendidikan            :  SMAPekerjaan            :  IRT                           Pekerjaan               :  TNI - ALAlamat               :  Jl.Tj. Harapan 61 E  Pangkat                 :  Sersan Kepala                                                               Alamat                  :  Jl. Tj. Harapan 61 E

2.      Status perkawinan·         Istri     

Perkawinan ke       :  I (satu)Lama perkawinan  :  ± 3 tahunUmur kawin          :  25 tahun

·         Suami Perkawinan ke       :  I (satu)Lama perkawinan  :  ± 3 tahunUmur kawin          :  28 tahun     

                                                     3.      Keluhan utama

Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan (flek-flek), kadang keluar bersamaan dengan kencing.

4.      Riwayat kebidanana.       Riwayat Menstruasi

Menarche     :  14 thSiklus           :  Teratur, 28 hariLamanya      :  ± 6-7 hariBanyaknya   :  ± 2-3 kotex / hariWarna           :  MerahBau               :  AnyirKeluhan        :  Disminorea (-), flor albus (-)HPHT           :  Px mengatakan lupa.HPL             :  -

Page 19: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

b.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang laluNo

Tgl. Lahi

r

Usia kehamila

n

Jenis persalina

n

Tempat persalinan

Komplikasi

Penolong

Bayi Nifas

Umur

Ibu Bayi

PB/BB

jenis

keadaan

keadaan

laktasi

1 2004 2 bln Abortus RS - - dokter - - - -2 Hami

l ini- - - - - - - - - -

               c.       Riwayat kehamilan sekarang-          Ibu mengatakan ini kehamilan ke 2 usia kehamilan 2 bulan.-          Ibu memeriksakan kehamilannya secara rutin di poli hamil RSAL (trimester 1 = 3 kali).-          Keluhan selama hamil trimester 1 mual, muntah dan mengeluarkan darah dari kemaluan

(flek - flek).-          Ibu belum mendapatkan imunisasi apapun.-          Penyuluhan yang pernah didapat : nutrisi tentang ibu hamil.-          Tx : zat besi, kalsium dan vitamin.

5.      Riwayat kesehatan yang laluIbu mengatakan hamil yang pertama keguguran dan dikuretasi tahun 2004 di RSAL dengan Dx : Abortus Imenens. Tidak pernah sakit DM, Jantung, Ashma, Hipertensi, TBC, dan Hepatitis.

6.      Riwayat kesehatan keluargaDalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung, DM, Ashma, Hepatitis, Hipertensi, tidak ada keturunan kembar.

7.      Pola kebiasaan sehari-haria.       Nutrisi

Selama hamil : Makan       : 3 kali / hari (nasi, lauk pauk, sayur, buah)                         Minum      : 7 – 8 gelas / hari (air putih, susu)Saat MRS       : Makan      : 3 kali / hari (nasi, lauk pauk, sayur) porsi habis ½                         Minum      : ± 2 gelas (air putih, kacang hijau)

b.      EliminasiSelama hamil  : BAK        : ± 6 kali / hari (warna kuning jernih, tidak nyeri)                          BAB        : 1 kali / hari ( lunak, warna kuning, bau khas)Selama MRS  : BAK        : ± 2 kali / hari (warna kuning jernih, tidak nyeri)                          BAB        : Belum

c.       AktifitasSebelum hamil       : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hariSaat MRS              : Ibu hanya berbaring, miring ke kanan dan kiri

d.      IstirahatSelama hamil         : Siang             : ± ½ - 1 jam / hari

Page 20: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

                                Malam           : ± 6 - 7 jam / hariSaat MRS              : Ibu tidak bisa tidur.

e.       Personal hygieneSelama hamil      : Mandi 2 kali / hari, gosok gigi 2 - 3 kali/ hari, ganti baju dan celana dalam 2 - 3 kali/ hari.Saat MRS           :  Mandi 2 kali / hari (diseka dengan air hangat), gosok gigi 2 kali / hari, ganti baju dan celana dalam 3 - 4 kali/ hari.

f.       SeksualIbu mengatakan jarang melakukan hubungan seksual karena takut keguguran seperti hamil anak pertama.  8.      Riwayat psikososialHubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik.

9.      Riwayat sosial budayaSelama hamil ibu tidak pernah minum jamu, ibu tidak pantang makan, tidak mengadakan acara tradisi budaya.

B.     Data Obyektif1.      Pemeriksaan fisik umuma.       Keadaan umumKesadaran             :  ComposmenitisPostur tubuh          :  LordosisTB/BB                   :  159 cmBB sbl hamil         :  50 kgBB slm hamil        :  54 kgb.      Tanda-tanda vitalTensi                      :  110 / 70 mmHgNadi                      :  80 kali/menitSuhu                      :  37º CRR                         :  24 kali/menit

2.      Pemeriksaan fisik khusus Inspeksi

Kepala             :  Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka. Muka               :  Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum. Mata                :  Simetris, sclera tidak icterus, conjungtiva tidak anemis. Hidung            :  Lubang hidung simetris, tidak ada polip dan tidak ada pernafasan

cuping hidung, tidak ada secret. Telinga            :  Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada purulent. Leher               :  tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun bendungan vena

jugularis. Ketiak             :  Tidak ada pembesaran kelenjar lymphe. Dada               :  Mammae simetris, putting susu menonjol, tidak ada retraksi

intercostae, tidak ada benjolan.

Page 21: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

–          Mulut            :           bibir pucat

–          Payudara       :           hyperpigmentasi, hipervaskularisasi, simetris

–          Abdomen      :           terdapat pembesaran abdomen.

–          Genetalia      :           terdapat perdarahan pervaginam

–          Ekstremitas   :           dingin

Palpasi– Abdomen      :     uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.

– Genetalia           : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.

Auskultasi–    Abdomen            : bising usus (+), DJJ (-)

Perkusi– Ekstremitas : reflek patella + / +

Pemeriksaan fisik umum: Pasien tampak anemis dan sakit Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa. Kesadaran bervariasi dari baik sampai koma tidak sadar. Daerah ujung (ekstremitas) dingin Adanya tanda-tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat, adanya tanda-tanda

abdomen akut, yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.

Pemeriksa nadi meningkat, tekanan darah menurun sampai syok Pemeriksaan abdomen: perut kembung, terdapat cairan bebas darah, nyeri saat perabaan.

Pemeriksaan khusus: Nyeri goyang pada pemeriksaan serviks Kavum douglas menonjol dan nyeri Mungkin tersa tumor di samping uterus Pada hematokel tumor dan uterus sulit dibedakan. Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan air seni dapat dilakukan untuk mengetahui kehamilan seseorang, sedangkan untuk mengetahui kehamilan ektopik seorang dokter dapat melakukan:

a.      Laboratorium ·HematokritTergantung pada populasi dan derajat perdarahan abdominal yang terjadi.

Page 22: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

·Sel darah putihSangat bervariasi dan tak jarang terlihat adanya leukositosis. Leoukosite 15.000/mm3.  Laju endap darah meningkat.

·Tes kehamilanPada kehamilan ektopik hampir 100% menunjukkan pemeriksaan β-hCG positif. Pada kehamilan intrauterin, peningkatan kadar β-hCG meningkat 2 kali lipat setiap dua hari, 2/3 kasus kehamilan ektopik menunjukkan adanya peningkatan titer serial hCG yang abnormal, dan 1/3 sisanya menunjukkan adanya peningkatan titer hCG yang normal. Kadar hormon yang rendah  menunjukkan adanya suatu masalah seperti kehamilan ektopik.

b.      Pemeriksaan Penunjang/Khusus Setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan ultrosonografi (USG). Pemeriksaan ini dapat menggambarkan isi dari

rahim seorang wanita. Pemeriksaan USG dapat melihat dimana lokasi kehamilan seseorang, baik di rahim, saluran tuba, indung telur, maupun di tempat lain.

USG : – Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri

– Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri

– Adanya massa komplek di rongga panggul

Laparoskopi ─ peranan untuk menegakkan diagnosa kehamilan ektopik sudah diganti oleh USG

Laparotomi ─ Harus dilakukan pada kasus kehamilan ektopik terganggu dengan gangguan hemostasis (tindakan diagnostik dan definitif).

Kuldosintesis ─ Memasukkan jarum kedalam cavum Douglassi transvaginal untuk menentukan ada atau tidak adanya darah dalam cavum Douclassi. Tindakan ini tak perlu dikerjakan bila diagnosa adanya perdarahan intraabdominal sudah dapat ditegakkan dengan cara pemeriksaan lain.

Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.

B.     Diagnosis KeperawatanKemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:

1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.

3. Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial.4. Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak

mengenal sumber-sumber informasi.

Page 23: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

C.    Intervensi keperawatanA. Diagnosis 1: Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi

implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.Kriteria hasil: ibu menunjukan kestabilan/ perbaikan keseimbangn cairan yang di buktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium tepat, serta frekuensi berat jenis urine adekuat.

No Rencana Inervensi Rasional

1Lakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga lebih kooperatif

2Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini

pasien mengerti tentang keadaan dirinya dan lebih kooperatif terhadap tindakan.

3Observasi TTV dan observasi tanda akut abdoment.

parameter deteksi dini adanya komplikasiyang terjadi.

4 Pantau input dan output cairanUntuk mengetahui kesaimbangan cairan dalam tubuh

5 Pemeriksa kadar Hbmengetahui kadar Hb klien sehubungan dengan perdarahan.

6Lakukan kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut. melaksanakan fungsi independent.

Diagnosia 2: Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk pengiriman nutrient ke sel.

Criteria hasil: menunjukan perfusi jaringan yang adekuat, misalnya: Tanda-tanda vital stabil, membrane mukosa warna merah muda, pengisian kapilerbaik, haluaran urine adekuat, wajah tidak pucat dan mental seperti biasa.

No Tindakan intervensi rasional

1

Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.

Memberikan informasi tentang derajat/adekuat perfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.

2

Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi.

Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi perifer. Kenyamanan pasien/ kebutuhan rasa hangat harus seimbang dengan kebutuhan untuk menghindari panas berlebihan.

3

Kolaborasi dengan tim medis yang lain, awasi pemeriksaan lab: misalnya: HB/HT

Mengidentifikasi defisiensi dan kebuutuhan pengobatan atau terhadap terapi.

Page 24: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Diagnosis 3: Nyeri yang berhubungan dengan ruptur tuba falopi, pendarahan intraperitonial.

Kriteria hasil: ibu dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan ibu tidak meringis atau menunjukan raut muka yang kesakitan.

no Rencana Intervensi Rasional

Mandiri:

1

Tentukan sifat, lokasi dan durasi nyeri. Kaji kontraksi uterus hemoragi ataunyeri tekan abdomen.

Membantu dalam mendiagnosis dan menentukan tindakan yang akan dilakukan. Ketidak nyamanan dihubungkan dengan aborsi spontan dan molahidatiosa karena kontraksi uterus yang mungkin diperberat oleh infuse oksitosin. Rupture kehamilan ektropik mengakibatkan nyeri hebat, karena hemoragi tersembunyi saat tuba falopi rupture ke dalam abdomen.

2

Kaji steres psikologi ibu/pasangan dan respons emosional terhadap kejadian.

Ansietas terhadap situasi darurat dapat memperberat ketidak nyamanan karena syndrome ketegangan, ketakutan, dan nyeri..

3

Berikan lingkungan yang tenang dan aktivitas untuk menurunkan rasa nyeri. Instruksikan klien untuk menggunakan metode relaksasi, misalnya: napas dalam, visualisasi distraksi, dan jelaskan prosedur.

Dapat membantu dalam menurunkan tingkat asietas dan karenanya mereduksi ketidaknyamanan.

Kolaborasi:

1

Berikannarkotik atau sedative berikut obat-obat praoperatif bila prosedur pembedahan diindikasikan.

Meningkatkan kenyamanan, menurunkan komplikasi pembedahan

5Siapkan untuk prosedur bedah bila terdapat indikasi

Tingkatkan terhadap penyimpangan dasar akan menghilangkan nyeri.

1. Diagnosis 3: Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurang pemahaman atau tidak mengenal sumber-sumber informasi.

Tujuan: ibu berpartisipasi dalam proses belajar, mengungkapkan dalam istilah sederhana, mengenai patofisiologi dan implikasi klinis.

No Rencana Intervensi Rasional

1 Menjelaskan tindakan dan rasional yang ditentukan untuk kondisi

Memberikan informasi, menjelaskan kesalahan konsep pikiran ibu mengenai prosedur yang akan

Page 25: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

hemoragia.dilakukan, dan menurunkan sters yang berhubungan dengan prosedur yang diberikan.

2

Berikan kesempatan bagi ibu untuk mengaji\ukan pertanyaan dan mengungkapkan kesalah konsep

Memberikan klisifikasi dari konsep yang salah, identifikasi masala-masalah dan kesempatan untuk memulai mengembangkan ketrampilan penyesuaian (koping)

3

Diskusikan kemungkinan implikasi jangka ependek pada ibu/janin dari kedaan pendarahan.

Memberikan informasi tentang kemungkinan komplikasi dan meningkatkan harapan realita dan kerja sama dengan aturan tindakan.

4

Tinjau ulang implikasi jangka panjang terhadap situasi yang memerlukan evaluasi dan tindakan tambahan.

Ibu dengan kehamilan ektropik dapat memahami kesulitan mempertahankan setelah pengangkatan tuba/ovarium yang sakit.

D.    ImplementasiTanggal       :

Jam                         :

Dx                  : Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi sebagai efek tindakan pembedahan.

 Jam

05.00

Melakukan pendekatan kepada pasien dan keluarga dengan cara memperkenalkan diri terlebih dahulu lalu menanyakan apa yang di keluhkan ibu saat ini agar pasien dan keluarga lebih kooperatif.

05.05Memberikan penjelasan mengenai kondisi pasien saat ini agar pasien mengerti tentang keadaan dirinya dan lebih kooperatif terhadap tindakan.

05.10Melakukan observasi TTV sebagai parameter deteksi dini adanya komplikasi yang terjadi dengan hasil :

KU              : cukup

Kesadaran   : composmentis

TD              : 100/70 mmHg

Suhu           : 36,4 ºC

Nadi            : 88x/menit

RR              : 22x/menit

Page 26: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

Melakukan observasi tanda akut abdoment seperti : perut kembung, nyeri tekan abdoment, nyeri tekan adneksa kanan dan adneksa kiri.

05.30Memantau input yaitu infus RL 21 tetes/menit dan output yaitu DC 100cc untuk Untuk mengetahui kesaimbangan cairan dalam tubuh05.35Melakukan pemeriksaan kadar Hb Serial, untuk mengetahui kadar Hb klien sehubungan dengan perdarahan05.45Melakukan kolaborasi dengan tim medis yaitu dilakukan operasi untuk penanganan lebih lanjut dan sebagai fungsi independent.

E.     EvaluasiHari/ tgl      :

Jam                        :

Tempat      :

S    : Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi dan badan terasa panas.

O  : Keadaan umum                 : Cukup

Kesadaran                    : Composmetis

TTV                              : TD : 100 / 70 mmHg

N      : 96x /menit

RR : 22x / menit

S       : 38,7oCA      : Masalah teratasi sebagian

P       : -. Observasi TTV

-. Pantau input dan output cairan

-. Observasi perdarahan

-. Terapi : – obat-obat anti nyeri

– Methrotexate

Page 27: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

BAB IV

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Kehamilan ektopik adalah setiap implantasi yang telah dibuahi di luar cavum

uterus.Implantasi dapat terjadi di tuba falopi, ovarium, serviks, dan abdomen.

Namun,kejadian kehamilan ektopik yang terbanyak adalah di tuba falopi (Murria,2002).

Kehamilan etropik terjadi bila telur yang dibuahi  berimplatasi dan tumbuh diluar

endometrium kavum uteri. Kehamilan ekstrauterin tidak sinonim dengan kehamilan ektopik

karena kehamilan pada pars intertisialis tuba dan kanalis servikalis masih termaksud dalam

uterus, tetapi jelas bersifat ektopik.

Dan pada asuhan keperwatan untuk kehamilan ektopik di awali dengan pengkajian

sampai dengan evaluasi.

B.   Saran

Sebaiknya wanita yang sedang hamil rutin melakukan pemeriksaan kehamilannya,

untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu dan janinnya. Dengan dilakukannya pemeriksaan

kehamilan secara rutin, dapat mencegah risiko terjadinya kehamilan ektopik.

Page 28: ASKEP KEHAMILAN EKTOPIK

DAFTAR PUSTAKA

v  Prawirohardjo S, Hanifa W. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi. Dalam: Ilmu Kandungan, edisi II. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005v  Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid I. Media Aesculapius FKUIv  http://www.google.com/Gambaran Kasus Kehamilan Ektopik Terganggu di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Provinsi Riau Periode 1 Januari 2003-31 Desember 2005v  http://www.medica store.com/kehamilan ektopik,kehamilan luar kandungan/page:1-4v  Bagian obstetri dan Ginekologi FK UNPAD. 1984. Obstetri Patologi. Bandung : FK UNPADv  Sarwono. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SPv  Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP