Askep Kasus 1 Spondilitis TB

download Askep Kasus 1 Spondilitis TB

of 14

description

askep

Transcript of Askep Kasus 1 Spondilitis TB

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    1/14

    Kasus 1

    Seorang pria berusia 22 tahun dirawat di RSUD Kasih dengan riwayat penyakit sebelum

    masuk rumah sakit sebagai berikut: Ibu pasien mengatakan sejak 6 bulan yang lalu, pasien

    mengalami batuk-batuk yang lama dan tidak sembuh. Pasien mengalami penurunan BB dari

    57 kg menjadi 49 kg dalam 4 bulan terakhir, riwayat berkeringat pada malam hari. Pasien di

    diagnose TB Paru dan menjalani pengobatan OAT sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan saat ini

    pasien mengatakan sejak 1 bulan lalu klien merasa nyeri pinggang sampai kebawah, skala

    nyeri yang dirasakan pasien 7 dari 1-10 , rasa nyeri hilang timbul, apabila bergerak semakin

    memperberat rasa sakit yang dirasakan. Karakteristik nyeri yang dirasakan : rasa sakit tidak

    menjalar, merasa baal, kesemutan tidak ada. Riwayat jatuh atau kecelakaan tidak ada. Pasien

    mengatakan masih mampu berjalan jarak dekat. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda

    vital : Tekanan Darah 110/80 mmHg, Frekuensi Nadi 82x/menit, Frekuensi Nafas 18x/menit.

    Auskultasi dada : ronkhi -/-, wheezing (-), batuk kadang-kadang, ekstremitas hangat, warna

    kulit kemerahan normal, CRT:

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    2/14

    tuberkulosis atau pada lingkungan keluarga ada yang menderita penyakit menular

    tersebut.

    5) Riwayat psikososialKlien akan merasa cemas terhadap penyakit yang di derita, sehingga kan kelihatan sedih,

    dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, pengobatan dan perawatan

    terhadapnya maka penderita akan merasa takut dan bertambah cemas sehingga emosinya

    akan tidak stabil dan mempengaruhi sosialisai penderita.

    6) Pola-pola fungsi kesehatana. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.

    Adanya tindakan medis serta perawatan di rumah sakit akan mempengaruhi persepsi

    klien tentang kebiasaan merawat diri, yang dikarenakan tidak semua klien mengerti

    benar perjalanan penyakitnya. Sehingga menimbulkan salah persepsi dalam

    pemeliharaan kesehatan. Dan juga kemungkinan terdapatnya riwayat tentang

    keadaan perumahan, gizi dan tingkat ekonomi klien yang mempengaruhi keadaan

    kesehatan klien.

    b. Pola nutrisi dan metabolisme.Akibat dari proses penyakitnya klien merasakan tubuhnya menjadi lemah dan

    amnesia. Sedangkan kebutuhan metabolisme tubuh semakin meningkat, sehingga

    klien akan mengalami gangguan pada status nutrisinya.

    c. Pola eliminasi.Klien akan mengalami perubahan dalam cara eliminasi yang semula bisa ke kamar

    mandi, karena lemah dan nyeri pada punggung serta dengan adanya penata

    laksanaan perawatan imobilisasi, sehingga kalau mau BAB dan BAK harus ditempat

    tidur dengan suatu alat. Dengan adanya perubahan tersebut klien tidak terbiasa

    sehingga akan mengganggu proses eliminasi.

    d. Pola aktivitas.Sehubungan dengan adanya kelemahan fisik dan nyeri pada punggung serta

    penatalaksanaan perawatan imobilisasi akan menyebabkan klien membatasi aktivitas

    fisik dan berkurangnya kemampuan dalam melaksanakan aktivitas fisik tersebut.

    e. Pola tidur dan istirahat.Adanya nyeri pada punggung dan perubahan lingkungan atau dampak hospitalisasi

    akan menyebabkan masalah dalam pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat.

    f. Pola hubungan dan peran.

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    3/14

    Sejak sakit dan masuk rumah sakit klien mengalami perubahan peran atau tidak

    mampu menjalani peran sebagai mana mestinya, baik itu peran dalam keluarga

    ataupun masyarakat. Hal tersebut berdampak terganggunya hubungan interpersonal.

    g. Pola persepsi dan konsep diri.Klien dengan Spondilitis tuberkulosa seringkali merasa malu terhadap bentuk

    tubuhnya dan kadang - kadang mengisolasi diri.

    h. Pola sensori dan kognitif.Fungsi panca indera klien tidak mengalami gangguan terkecuali bila terjadi

    komplikasi paraplegi.

    i. Pola reproduksi seksual.Kebutuhan seksual klien dalam hal melakukan hubungan badan akan terganggu

    untuk sementara waktu, karena di rumah sakit. Tetapi dalam hal curahan kasih

    sayang dan perhatian dari pasangan hidupnya melalui cara merawat sehari-hari tidak

    terganggu atau dapat dilaksanakan.

    j. Pola penaggulangan stres.Dalam penanggulangan stres bagi klien yang belum mengerti penyakitnya , akan

    mengalami stres. Untuk mengatasi rasa cemas yang menimbulkan rasa stres, klien

    akan bertanya - tanya tentang penyakitnya untuk mengurangi stres.

    k. Pola tata nilai dan kepercayaan.Pada klien yang dalam kehidupan sehari-hari selalu taat menjalankan ibadah, maka

    semasa dia sakit ia akan menjalankan ibadah pula sesuai dengan kemampuannya.

    Dalam hal ini ibadah bagi mereka di jalankan pula sebagai penaggulangan stres

    dengan percaya pada tuhannya.

    DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

    Ibu pasien mengatakan sejak 6 bulanyang lalu, pasien mengatakan mengalami

    batuk-batuk yang lama dan tidak

    sembuh.

    Pasien mengatakan riwayat berkeringatpada malam hari.

    Pasien mengatakan sejak 1 bulan laluklien merasa nyeri pinggang sampai

    Pasien mengalami penurunan BB dari57 kg menjadi 49 kg dalam 4 bulan

    terakhir,

    Pasien didiagnose TB Paru danmenjalani pengobatan OAT sejak 3

    bulan yang lalu

    Skala nyeri yang dirasakan pasien 7 dari1-10 ,

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    4/14

    kebawah, rasa nyeri hilang timbul,

    apabila bergerak semakin memperberat

    rasa sakit yang dirasakan.

    Pasien mengatakan rasa sakit tidakmenjalar, merasa baal, kesemutan tidak

    ada.

    Pasien mengatakan riwayat jatuh ataukecelakaan tidak ada.

    Pasien mengatakan masih mampuberjalan jarak dekat.

    Tekanan Darah 110/80 mmHg, Frekuensi Nadi 82x/menit, Frekuensi Nafas 18x/menit. ronkhi -/-, wheezing (-), batuk kadang-kadang, ekstremitas hangat, warna kulit kemerahan normal, CRT:

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    5/14

    1 bulan lalu klien merasa

    nyeri pinggang sampai

    kebawah, rasa nyeri

    hilang timbul, apabilabergerak semakin

    memperberat rasa sakit

    yang dirasakan.

    Pasien mengatakanmasih mampu berjalan

    jarak dekat.

    Skala nyeri yangdirasakan pasien 7 dari

    1-10 ,

    Ketidakseimbangan nutrisi:

    kurang dari kebutuhan tubuh

    Kelemahan Pasien mengalamipenurunan BB dari 57

    kg menjadi 49 kg dalam

    4 bulan terakhir,

    konjungtiva anemisRisiko penyebaran infeksi Penumpukan abses pada

    lumbal

    Pasien didiagnose TBParu dan menjalani

    pengobatan OAT sejak

    3 bulan yang lalu

    Hasil foto lumbal kesan: kompresi vertebra

    lumbal 3 (VL3) disertai

    suspect fraktur anterior

    corpus VL3, spondilitis

    TB.

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Nyeri akut b.d penekanan saraf pada lumbal ditandai dengan:

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    6/14

    Pasien mengatakan sejak 1 bulan lalu klien merasa nyeri pinggang sampaikebawah, rasa nyeri hilang timbul, apabila bergerak semakin memperberat rasa

    sakit yang dirasakan.

    Pasien mengatakan rasa sakit tidak menjalar, merasa baal, kesemutan tidak ada.

    Skala nyeri yang dirasakan pasien 7 dari 1-10 ,2. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri ditandai dengan :

    Pasien mengatakan sejak 1 bulan lalu klien merasa nyeri pinggang sampaikebawah, rasa nyeri hilang timbul, apabila bergerak semakin memperberat rasa

    sakit yang dirasakan.

    Pasien mengatakan masih mampu berjalan jarak dekat.

    Skala nyeri yang dirasakan pasien 7 dari 1-10 ,3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan b.d kelemahan ditandai dengan

    Pasien mengalami penurunan BB dari 57 kg menjadi 49 kg dalam 4 bulan terakhir,

    konjungtiva anemis

    4. Risiko penyebaran infeksi b.d penumpukan abses pada lumbal ditandai dengan Pasiendidiagnose TB Paru dan menjalani pengobatan OAT sejak 3 bulan yang lalu, Hasil

    foto lumbal kesan : kompresi vertebra lumbal 3 (VL3) disertai suspect fraktur anterior

    corpus VL3, spondilitis TB.

    INTERVENSI KEPERAWATAN

    N

    o

    Diagnosa

    KeperawatanTujuan dan KH Intervensi Rasional

    1 Nyeri akut b.d

    penekanan saraf

    pada lumbal

    ditandai dengan:

    Pasienmengatakan

    sejak 1 bulan

    lalu klien

    merasa nyeri

    pinggang

    sampai

    Tujuan:

    Setelah

    dilakukan askep

    1x24 jam, Nyeri

    klien berkurang

    / hilang

    Kriteria hasil:

    - Klienmelaporkan

    penurunan

    MANDIRI

    1. Kaji lokasi,intensitas dan tipe

    nyeri; observasi

    terhadap kemajuan

    nyeri ke daerah

    yang baru.

    2. Gunakan bracepunggung atau

    korset bila di

    1. Nyeri adalahpengalaman

    subjek yang

    hanya dapat

    digambarkan oleh

    klien sendiri.

    2. Korset untukmempertahankan

    posisi punggung.

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    7/14

    kebawah,

    rasa nyeri

    hilang

    timbul,apabila

    bergerak

    semakin

    memperberat

    rasa sakit

    yang

    dirasakan.

    Pasienmengatakan

    rasa sakit

    tidak

    menjalar,

    merasa baal,

    kesemutan

    tidak ada.

    Skala nyeriyang

    dirasakan

    pasien 7 dari

    1-10 ,

    nyeri

    - Menunjukkan perilaku

    yang lebihrelaks

    - Skala nyeri:5

    rencanakan

    demikian.

    3.

    Berikan doronganuntuk mengubah

    posisi ringan dan

    sering untuk

    meningkatkan rasa

    nyaman.

    4. Ajarkan dan bantudalam teknik

    alternative

    penatalaksanaan

    nyeri.

    KOLABORASI

    5. Berikan analgesicsesuai terapi dokter

    dan kaji

    efektivitasnya

    terhadap nyeri.

    3.

    Dengan ganti

    ganti posisi agar

    otototot tidak

    terus spasme dan

    tegang sehingga

    otot menjadi

    lemas dan nyeri

    berkurang.

    4. Metodealternative seperti

    relaksasi kadang

    lebih cepat

    menghilangkan

    nyeri atau dengan

    mengalihkan

    perhatian klien

    sehingga nyeri

    berkurang.

    5. Analgesik adalahobat untuk

    mengurangi rasa

    nyeri dan

    bagaimana

    reaksinya

    terhadap nyeri

    klien.

    2 Hambatan

    mobilitas fisik

    Tujuan:

    Setelah

    MANDIRI

    1. Kaji mobilitas 1.Mengetahui

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    8/14

    b.d nyeri ditandai

    dengan:

    Pasienmengatakansejak 1 bulan

    lalu klien

    merasa nyeri

    pinggang

    sampai

    kebawah,

    rasa nyeri

    hilang

    timbul,

    apabila

    bergerak

    semakin

    memperberat

    rasa sakit

    yang

    dirasakan.

    Pasienmengatakan

    masih

    mampu

    berjalan

    jarak dekat.

    Skala nyeriyang

    dirasakan

    pasien 7 dari

    1-10 ,

    dilakukan askep

    1x24 jam, Klien

    dapat

    melakukanmobilisasi secara

    optimal.

    Kriteria hasil:

    - Klien dapatikut serta

    dalam

    program

    latihan

    - Mencaribantuan

    sesuai

    kebutuhan

    - Mempertahankan

    koordinasi

    dan

    mobilitas

    sesuai

    tingkat

    optimal.

    yang ada dan

    observasi terhadap

    peningkatan

    kerusakan.

    2. Bantu klienmelakukan latihan

    ROM, perawatan

    diri sesuai

    toleransi.

    3. Memeliharabentuk spinal yaitu

    dengan cara:

    a. Mattressb. Bed Board

    (tempat tidur

    dengan alas

    kayu, atau

    kasur busa

    yang keras

    yang tidak

    menimbulkan

    lekukan saat

    klien tidur.

    4. Mempertahankanpostur tubuh yang

    baik dan latihan

    pernapasan ;

    a. Latihanekstensi batang

    tubuh baik

    tingkat

    kemampuan klien

    dalam melakukan

    aktivitas.

    2.Untuk memeliharafleksibilitas sendi

    sesuai

    kemampuan.

    3.Mempertahankanposisi tulang

    belakang tetap

    rata.

    4.Di lakukan untukmenegakkan

    postur dan

    menguatkan otot-

    otot paraspinal.

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    9/14

    posisi berdiri

    (bersandar

    pada tembok )

    maupun posisimenelungkup

    dengan cara

    mengangkat

    ekstremitas

    atas dan kepala

    serta

    ekstremitas

    bawah secara

    bersamaan.

    b. Menelungkupsebanyak 3 4

    kali sehari

    selama 15 30

    menit.

    c. Latihanpernapasan

    yang akan

    dapat

    meningkatkan

    kapasitas

    pernapasan.

    5. Monitor tandatanda vital setiap 4

    jam.

    6. Pantau kulit danmembran mukosa

    terhadap iritasi,

    5.Untuk mendeteksiperubahan pada

    klien.

    6.Deteksi diri darikemungkinan

    komplikasi

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    10/14

    kemerahan atau

    lecet-lecet.

    KOLABORASI

    7.

    Berikan antiinflamasi sesuai

    program dokter.

    Observasi terhadap

    efek samping :

    bisa tak nyaman

    pada lambung atau

    diare.

    imobilisasi.

    7.Obat anti inflamasiadalah suatu obat

    untuk mengurangi

    peradangan dan

    dapat

    menimbulkan efek

    samping.

    3 Ketidakseimbang

    an nutrisi: kurang

    dari kebutuhan

    b.d kelemahan

    ditandai dengan

    Pasien

    mengalami

    penurunan BB

    dari 57 kg

    menjadi 49 kg

    dalam 4 bulan

    terakhir,

    konjungtiva

    anemis

    Tujuan :

    Setelah diberikan

    asuhan

    keperawatan

    3x24 jam,

    ketidakseimbang

    an nutrisi

    teratasi.

    KH :

    Klien

    mengatakan :

    Nafsu makan BB

    bertambah

    Badannyatidak lemah

    lagi.

    DO :

    Klien tampak:

    Tidak lemas Konjungtiva

    MANDIRI

    1. Catat status nutrisipasien pada

    penerimaan, catat

    turgotr kulit, berat

    badan dan derajat

    kekurangan berat

    badan, integritas

    mukosa oral,

    kemampuan/ketida

    kmampuan

    menelan, adanya

    tonus otot, riwayat

    mual/muntah atau

    diare.

    2. Pastikan pola dietbiasa klien yang

    disukai / tidak

    disukai.

    1. Berguna dalammendefinisikan

    derajat/luasnya

    masalah dan

    pilihan intervensi

    yang tepat.

    2. Membantu dalammengidentifikasi

    kebutuhan/kekuat

    an khusus.

    Pertimbangan

    keinginan

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    11/14

    ananemis

    BB : 50 kg Mual dan

    muntah (-) Tidak ada

    diare

    Turgor kulitelastis

    3. Timbang beratbadan sesuai

    indikasi.

    4. Auskultasi bisingusus

    5. Awasimasukan/pengeluar

    an dan berat badan

    individu dapat

    memperbaiki

    masukan diet.

    3. Berguna untukmenentukan

    kebutuhan kalori,

    menyususn tujuan

    berat badan, dan

    evaluasi

    keadekuatan

    rencana nutrisi.

    4. Penurunan/hipoaktif bising usus

    menunjukan

    penurunan

    mortilitas

    lambung dan

    konstipasi yang

    berhubungan

    dengan

    pembatasan

    masukan

    cairan,pilihan

    makanan buruk,

    penurunan

    aktivitas dan

    hipoksemia.

    5. Berguna dalammengukur

    keefektifan nutrisi

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    12/14

    secara periodik.

    6.

    Dorong periodeistirahat semalam 1

    jam sebelum dan

    sesudah makan.

    7. Dorong makansedikit dan sering

    dengan makanan

    tinggi protein dan

    karbohidrat.

    8. Dorong orangterdekat untuk

    membawa

    makanan dari

    rumah dan untuk

    membagi dengan

    pasien kecuali

    kontraindikasi.

    dan dukungan

    cairan.

    6.

    Membantumenurunkan

    kelemahan selama

    waktu makan dan

    memberikan

    kesempatan untuk

    meningkatkan

    masukan kalori

    total.

    7. Memaksimalkanmasukan nutrisi

    tanpa kelemahan

    yang tak

    perlu/kebutuhan

    energi dari

    makan-makanan

    banyak dan

    menurunkan

    iritasi lambung.

    8. Membuatlingkungan sosial

    lebih normal

    selama makan dan

    membantu

    memenuhi

    kebutuhan

    personal dan

    kultural.

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    13/14

    KOLABORASI

    9. Rujuk ke ahligizi/nutrisi untuk

    menentukankomposisi diet.

    10.Kaji pemeriksaanlaboratorium, mis

    albumin serum,

    transferin, profil

    asam amino, besi,

    pemeriksaan

    keseimbangan

    nitrogen, glukosa,

    pemeriksaan fungsi

    hati, elektrolit,

    berikan

    vitamin/mineral/el

    ektrolit sesuai

    indikasi

    9. Memberikanbantuan dalam

    perencanaan dietdengan nutrisi

    adekuat untuk

    kebutuhan

    metabolik dan

    diet.

    10.Mengevaluasi/mengatasi

    kekurangan dan

    mengawasi

    keefektifan terapi

    nutrisi.

    4 Risiko

    penyebaran

    infeksi b.d

    penumpukan

    abses pada

    lumbal ditandai

    dengan Pasien

    didiagnose TB

    Paru dan

    Tujuan :

    Setelah diberikan

    asuhan

    keperawatan

    1x24 jam,

    penyebaran

    infeksi tidak

    terjadi

    MANDIRI

    1. Kaji dan pantauluka

    2. Lakukan

    1. Mendeteksi secaradini gejala-gejala

    inflamasi yang

    mungkin timbul

    akibat adanya

    luka

    2. Teknik perawatan

  • 5/23/2018 Askep Kasus 1 Spondilitis TB

    14/14

    menjalani

    pengobatan OAT

    sejak 3 bulan

    yang lalu, Hasilfoto lumbal kesan

    : kompresi

    vertebra lumbal 3

    (VL3) disertai

    suspect fraktur

    anterior corpus

    VL3, spondilitis

    TB.

    KH:

    Tidak adatanda-tanda

    infeksimenyebar

    Klien sudahtidak demam.

    S: 36,5-37,5C

    perawatan luka

    secara steril

    3. Bantu perawatandiri dan

    keterbatasan

    aktivitas sesuai

    toleransi

    4. Pantau dan batasikunjungan

    KOLABORASI

    5. Berikan antibioticsesuai indikasi

    luka secara steril

    dapat mengurangi

    kontaminasi

    kuman

    3. Menunjukkankemampuan

    secara umum dan

    kekuatan otot

    serta merangsang

    pengembalian

    system imun

    4. Mengurangiresiko kontak

    infeksi dengan

    orang lain

    5. Satu ataubeberapa agens

    diberikan yang

    bergantung pada

    sifat pathogen dan

    infeksi yang

    terjadi