Askep Ibu Nifas Dgn Bendungan Asi

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai, hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Waktu yang di butuhkan adalah 6-8 minggu. Selama proses ini system tubuh ibu akan mengalami berbagai proses ini system tubuh ibu akan mengalami berbagai proses penyesuaian untuk menjadi normal kembali. Beberapa gangguan dapat muncul, tergantung dari jenis persalinan dan faktor perorangan lainnya. Gangguan yang sering muncul pada masa nifas adalah proses laktasi yang umumnya dialami oleh ibu baru (ibu yang baru mempunyai anak untuk pertama kalinya) dengan berbagai faktor penyebab kadang terdapat gangguan seperti bendungan ASI. Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi letal, payudara sering mengalami distensi, menjadi keras dan benjol-benjol. Keadaan ini, yahng lazim dikenal sebagai pembendungan air susu atau “caked breast”, sering menyebabkan nyeri yang cukup hebat dan bisa sertai dengan kenaikan suhu yang sepintas. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan linfatik dalam payudara, yang merupakan precursor regular untuk terjadinya laktasi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar ibu nifas dengan bendungan ASI ? 1

description

ASKEP IBU NIFAS

Transcript of Askep Ibu Nifas Dgn Bendungan Asi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai, hingga alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Waktu yang di butuhkan adalah 6-8 minggu. Selama proses ini system tubuh ibu akan mengalami berbagai proses ini system tubuh ibu akan mengalami berbagai proses penyesuaian untuk menjadi normal kembali. Beberapa gangguan dapat muncul, tergantung dari jenis persalinan dan faktor perorangan lainnya. Gangguan yang sering muncul pada masa nifas adalah proses laktasi yang umumnya dialami oleh ibu baru (ibu yang baru mempunyai anak untuk pertama kalinya) dengan berbagai faktor penyebab kadang terdapat gangguan seperti bendungan ASI. Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah terlihatnya sekresi letal, payudara sering mengalami distensi, menjadi keras dan benjol-benjol. Keadaan ini, yahng lazim dikenal sebagai pembendungan air susu atau caked breast, sering menyebabkan nyeri yang cukup hebat dan bisa sertai dengan kenaikan suhu yang sepintas. Kelainan tersebut menggambarkan aliran darah vena normal yang berlebihan dan penggembungan linfatik dalam payudara, yang merupakan precursor regular untuk terjadinya laktasi.

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimana konsep dasar ibu nifas dengan bendungan ASI ?2. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan pasa ibu nifas dengan bendungan ASI ?

1.3 Tujuan Penulisan1. Agar mahasiswa dapat mengetahui penanganan dalam pembendungan ASI.2. Agar mahasiswa mengetahui tanda-tanda klien pada pembendungan.3. Agar mahasiswa dapat mengetahui terapi pada pembendungan ASI.4. Agar mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan pembendungan ASI.

BAB IIKONSEP DASAR PENYAKIT

2.1 Anatomi PayudaraPayudara(mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atasototdada. Fungsi daripayudaraadalah memproduksi susu untuknutrisibayi.Manusiamempunyai sepasang kelenjarpayudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saathamil600 gram dan saatmenyusui800 gram.Padapayudaraterdapat tiga bagian utama, yaitu :1. Korpus(badan), yaitu bagian yang membesar.2. Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.3. Papillaatau puting, yaitu bagian yang menonjol dipuncakpayudara.Gambar 1.Anatomipayudara

2.2 Fisiologi LaktasiSelamakehamilan hormone prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASIBiasanya belum keluar karea masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca perasalinan, kadar estrogen dan progesteronmenurun drastis, sehingga prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadiperangsangan putting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI lebih lancar. Dua reflek pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaituReflekprolaktin danRefleklet down.a. Reflek prolaktinPadaakhirkehamilanprolaktin memegang peranan untuk membuat kolostrum, terbatas dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pascapersalinan, yaitu lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteron juga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu danpayudara karena ujung-ujung syaraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.Rangsangan ini dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla spinalis hipotalamus dan akan menekan pengeluaran faktor penghambat sekresi prolaktin dan sebaliknya merangsang pengeluaran faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung. Padaibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2-3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti : stress atau pengaruh psikis, anestesi, operasi dan rangsangan puting susu.b. Reflek let downBersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk melaluiduktuslactiferus masuk ke mulutbayi Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuatkeluar.

2.3 Definisi Bendungan ASIPembendungan ASI menurut Pritchar (1999) adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu (Buku Obstetri Williams).Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan.(Sarwono, 2005).Bendungan payudara adalah peningkatan aliran vena dan linfa pada payudara dalam rangka mempersiapkan diri untuk laktasi. Hal ini disebabkan dari saluran system laktasi. Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ke 3 atau ke 4 sesudah melahirkan. Status pada pembuluh darah dan limfe akan mengakibatakan meningkatnya tekanan intradukfal yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang nyeri. Kemudian diikuti penurunan produksi ASI dan penurunan reflek let down. BH yang ketat juga bisa menyebabkan segmental engorgement, demikian pula putting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada duktus.

2.4 EtiologiBendungan air susu dapat terjadi pada hari ke dua atau tiga hari ketika payudara telah memproduksi air susu dengan lancar. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui. (Sarwono, 2009)

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:a. Pengosongan mamae yang tidak sempurnaDalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan. apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, & payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan ASI.b. Faktor hisapan bayi yang tidak aktifPada masa laktasi, bila Ibu tidak menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI.c. Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benarTeknik yang salah dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi menyusu. Akibatnya Ibu tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI.d. Puting susu terbenamPuting susu yang terbenam akan menyulitkan bayi dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan ASI.e. Puting susu terlalu panjangPuting susu yang panjang menimbulkan kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI. Akibatnya ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI.2.5 PatofisiologiSesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesterone turun dalam 2-3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya pituitary lactogenic hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat di pengaruhi oleh estrogen tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktin oleh hifofisis. Hormone ini menyebabkan alveolus-alveolus kelenjar mammae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflex yang menyebabkan kontraksi sel-sel mio-epitelial yang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar-kelenjar tersebut. Reflex ini timbul ketika bayi menyusui. Pada permulaan nifas apabila bayi belum menyusu dengan baik, atau kemudian apa bila kelenjar-kelenjar tidak di kosongkan dengan sempurna, terjadi pembendungan air susu.

2.6 Manifestasi KlinisBedakan antara payudara dengan bendungan ASI dengan payudara bengkak. Pada payudara bengkak :a. Payudara udemb. Sakitc. Putting susu kencangd. Kulit mengkilap merahe. ASI tidak keluarf. Badan menjadi demam setelah 24 jam.(Vivian nanny, 2011)

Pada payudara dengan bendungan ASI :a. Payudara terlihat bengkak.b. Payudara terasa panas.c. Payudara terasa keras.d. Terdapat nyeri tekan pada payudara. (Prawirohardjo, 2005)

2.7 Komplikasi

a. Payudara bengkak (Engorgement)

Payudara terasa lebih penuh/ tegang dan nyeri sekitar hari ketiga atau keempat sesudah melahirkan akibat statis di vena dan pembuluh limfe, tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi. Sering terjadi pada payudara yang elastisitasnya kurang. Bila tidak dikeluarkan, ASI menumpuk pada payudara sehingga aerola mamae menjadi lebih menonjol, putting lebih datar dan sukar diisap bayi. Kulit payudara Nampak lebih merah mengkilat, ibu demam, dan payudara terasa nyeri sekali.b. Saluran ASI tersumbat (Obstruktive Duct)Terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran air susu yang dapat disebabkan tekanan jari waktu menyusui . pemakaian BH terlalu ketat, maupun komplikasi payudara bengakak yang berlanjut sehingga ASI dalam saluran air susu tidak segera dikeluarkan dan menjadi sumbatanc. Radang payudara (Mastitis)Timbul reaksi sistemik seperti demam, terjadi 1-3 minghu setelah persalinan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu. Biasanya diawali dengan putingsusu lecet/ luka. Gejala yang biasa diamati kulit merah, payudara lebih keras, serta nyeri dan berbenjol-benjold. Abses payudaraTerjadi sebagai komplikasi mastitis akibat meluasnya peradangan. Sakit ibu tampak lebih parah, payudara lebih merah mengkilat, benjolan tidak sekeras mastitis, tapi lebih penuh atau bengkak berisi cairan. (Kapita Selekta, 2001 : 323-325)

2.8 Penatalaksanaan1. Jika ibu menyusui:a. Sebelum menyusui, pijat payudara dengan lembut, mulailah dari luar kemudian perlahan-lahan bergerak ke arah puting susu dan lebih berhati-hati pada area yang mengeras.b. Menyusui sesering mungkin dengan jangka waktu selama mungkin, susui bayi dengan payudara yang sakit jika ibu kuat menahannya, karena bayi akan menyusui dengan penuh semangat pada awal sesi menyususi, sehingga bisa mengeringkannya dengan efektif.c. Lanjutkan dengan mengeluarkan ASI dari payudara itu setiap kali selesai menyusui jika bayi belum benar-benar menghabiskan isi payudara yang sakit tersebut.d. Tempelkan handuk halus yang sudah dibasahi dengan air hangat pada payudara yang sakit beberapa kali dalam sehari (atau mandi dengan air hangat beberapa kali), lakukan pemijatan dengan lembut di sekitar area yang mengalami penyumbatan kelenjar susu dan secara perlahan-lahan turun ke arah puting susu.e. Kompres dingin pada payudara di antara waktu menyusui.f. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.g. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

2. Jika ibu tidak menyusui :a. Gunakan bra yang menopangb. Kompres dingin pada payudara untuk mengurangi bengkak dan nyeri.c. Berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.d. Jangan dipijat atau memakai kompres hangat pada payudara.e. Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi hasilnya.

3. Perawatan Payudara pada Masa Nifas Menurut Depkes, RI (1993) adalah :Dengan tangan yang sudah dilicinkan dengan minyak lakukan pengurutan 3 macam cara :a. Tempatkan kedua telapak tangan diantara ke 2 payudara kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian lepaskan tangan dari payudara.b. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting, demikian pula payudara kanan.c. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke 2 kemudian jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan kanan mengurut dari pangkal ke arah puting.

4. Terapi dan Pengobatan Menurut Prawirohardjo (2005) adalah:a.Anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinyab. Anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast carec.Lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menyusui dan kompres dingin sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyerid.Gunakan BH yang menopange.Berikan parasetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas.Penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara untuk mencegah terjadinya kelainan. Bila terjadi juga, maka berikan terapi simptomatis untuk sakitnya (analgetika), kosongkan payudara, sebelum menyusui pengurutan dulu atau dipompa, sehingga sumbatan hilang. Kalau perlu berikan stilbestrol 1 mg atau lynoral tablet 3 kali sehari selama 2-3 hari untuk sementara waktu mengurangi pembendungan dan memungkinkan air susu dikeluarkan dengan pijatan.

BAB IIIKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Penegakan Diagnosa- Pengumpulan dataa. Identitas Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, bahasa, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan.b. Keluhan utamaPada umumnya klien mengeluh payudara terasa tegang dan nyeri.c. Riwayat kesehatan- Riwayat kesehatan terdahuluPenyakit kronis atau menular dan menurun seperti jantung, hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin atau abortus, riwayat lalu tidak pernah menderita.- Riwayat kesehatan sekarangRiwayat pada post partum didapatkan payudaranya terasa tegang dan nyeri karena belum ditetekan ke bayinya.- Riwayat kesehatan keluargaAdakah penyakit keturunan dalam keluarga seperti adanya penyakit jantung, hipertensi, DM, keturunan bayi kembar, TBC, hepatitis, penyakit kelamin dan abortus. Memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien.- Riwayat psikososialPada klien nifas biasanya cemas bagaimana cara merawat bayinya, berat badan yang semakin meningkat dan membuat harga dirinya rendah.

d. Pola-pola fungsi kesehatan- Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehatKarena kurangnya pengetahuan klien tentang bendungan ASI dan cara pencegahannya, penanganan serta perawatannya dan kurangnya menjaga kebersihan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.

- Pola nutrisi dan metabolismPada klien nifas biasanya terjadi peningkatan nafsu makan karena pengaruh dari keinginan menyusui bayinya.- Pola aktifitasKlien dapat melakuakan aktifitas seperti biasanya, terbatas apa aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, cepat lesu. Pada klien nifas di dapatkan keterbatasan aktifitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.- Pola eleminasiPada penderita post partum sering terjadi adanya perasaan sering/sudah kencing selama nifas yang ditimbulkan karenya terjadinya oedema dari trigono yang menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi karena penderita takut untuk melakukan BAB.- Pola tidur dan istirahatPada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena adanya kehadiran bayi dan nyeri epis setelah persalinan.- Pola hubungan peranPeran klien dalam keuarga meliputi hubungan klien dengan keluarga dan orang lain.- Pola penanggulangan stessBiasanya klien sering melamun dan merasa cemas atas bendungan ASInya dan cara menetek yang benar.- Pola sensori dan kognitifPola sensori klien nifas merasakan nyeri pada perineum akibat. Luka jahitan dan nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola kognitif klien nifas primipara terjadi kurang pengetahuan tentang cara merawat bayi.- Pola persepsi dan konsep diriBiasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehamilannya, lebih-lebih menjelang persalinan dampak psikologis, klien terjadi perubahan konsep diri antara lain body image dan ideal diri- Pola produksi seksualTerjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual/fungsi dari seksual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.

- Pola tata nilai dan keperawatanBiasanya saat menjelang persalinan dan sesudah persalinan klien akan terganggu dalam hal ibadahnya karena harus bedrest totl setelah partus sehiangga aktifitas klien dibantu oleh keluarganya.e. Pemeriksaan Fisik- KepalaBagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang terdapat adanya closma gravidarum dan apakah ada benjolan.- LeherKadang-kadang ditemukan adanya pembesaran kelenjar gondok karena dalam proses menelan yang salah.- MataTerkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat (anemia) karena prises persalinan yang mengalami perdarahan, sclera kuning.

- Telinga Biasanya bentuk telinga simetris atau tidak, bagaimana kebersihannya adakah cairan yang keluar dari telinga.- HidungAda polip atau tidak dan apabila pada saat ppost partum mengalami pernafasan cuping hidung.- DadaTerdapat adanya pembedaran pada payudara, adanya hipopigmentasi aerola mamae dan papilla mamae.- AbdomenPada klien nifas, abdomen kendor kadang-kadang striac masih terasa nyeri, fundus uteri 3 jari bawah pusat.- GenetaliaPengeluaran darah campur lender, pengeluaran air ketuban, bila terdapat pengeluaran mekonium yautu feses yang di bentuk anak dalam kandungan menandakan adanya kelainan letak anak.- AnusKadang-kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.- EkstremitasPemeriksaan oedema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, kerenapenyakit jantung/ginjal.- MuskuluskeletalPada klien post partum biasanya tejadi keterbatasan gerak dan aktifitas karena adanya luka episiotomy.- Tanda-tanda VitalApabila terjadi perdarahan pada post partum tekanan darah turun, nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh menurun.

3.2 Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASITujuan :a. Nyeri berkurang/hilangb. Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyamanc. Bendungan ASI dapat berkurang/hilangIntervensi : a. Ajarkan teknik relasksasib. Kompres pada area nyeric. Kolaborasi pemberian obat analgetikd. Lakukan pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudaraRasional :a. Teknik relaksasi akan sangat membantu mengurangi rasa nyerib. Kompres hangat akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyeric. Pemberian obat analgetik bekerja mengurangi rasa nyerid. Proses pengurutan akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyeri.

2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhanTujuan :a. Intake nutrisi adekuatb. Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa menyusuiIntervensi :a. Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi seringb. Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusuic. Jika perlu berikan tambahan multi vitamin

Rasional :a. Porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak kesempatan bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinyab. Pendidikan kesehatan/penkes mengenai nutrisi akan mendorong pasien untuk lebih memperhatikan pemenuhan kebutuhan nutrisinyac. Multi vitamin dapat meningkatkan nafsu makan

3. Cemas berhubungan dengan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudaraTujuan :a. Klien tidak merasakan cemas lagib. Klien mengerti tentang cara perawatan payudarac. Klien tidak bertanya-tanya lagi tentang perawatan payudaraIntervensi :a. Jelaskan pada ibu tentang penyebab dan cara mengatasi bendungan ASI.b. Anjurkan ibu dan ajari ibu untuk melakukan perawatan payudara.c. Ajari ibu meneteki yang benar.d. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering pada kedua payudaranya secara bergantian.e. Anjurkan ibu untuk memberi kompres hangat pada payudara sebelum ditetekkan.Rasional :a. Pengetahuan yang benar akan menambah kooferatif ibu.b. Dengan memperaktekkan secara langsung dapar merubah perilaku ibu.c. Dengan posisi yang benar dapat meningkatkan rangsangan ASI secara maksimal.d. Dengan menyusui lebih sering aka merangsang ASi keluar dengan lancar.e. Dengan kompres hangat merangsang produksi ASI.

4. Ketidakefektifan pemberian ASI, berhubungan dengan terhentinya menyusui, sekunder akibat: bendungan ASI.Tujuan :a. Ibu akan mengaku percaya diri dalam menerapkan aktifitas menyusui yang memuaskan dan efektifb. Ibu akan memperlihatkan aktifitas menyusui yang efektif secara mandiriIntervensi :a. Kaji adanya faktor penyebab munculnya kesulitan atau ketidakpuasanb. Ajarkan bagaimana memeras, menangani, menyimpan, dan mengirimkan ASI dengan aman.c. Pastikan mulut bayi berada pada posisi yang tepat di payudara.Rasional :a. Mengatasi faktor penyebab terlebih dahulu dapat mengurangi ketidakefektifan.b. Memudahkan dalam pemberian ASI, tanpa menggunakan susu formula.c. Mencegah ASI terbendung.

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi biasa, sekunder akibat: Nyeri pada payudara.Tujuan :a. Individu akan mengatakan keseimbangan optimal antara istirahat dan aktifitasIntervensi :a. kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan istirahat pasienb. kaji faktor-faktor penyebab gangguan pola tidurc. berikan lingkungan yang nyamand. beri kesempatan ibu mengungkapkan perasaannyae. Ajarkan untuk mandi air hangat sebelum tidur.Rasional :a. untuk mengetahui tingkat kebutuhannya sehingga terpenuhi pola istirahatnya.b. mengetahui penyebab sehingga dapat tidur dengan baik.c. untuk memberi kenyamanan dan ketenangan pasiend. Untuk terapi psikis dan mengurangi beban pkiran dan membantu mengatasimasalahnyae. Relaksaki dapat membuat tidur lebih nyenyak.

ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN BENDUNGAN ASI

A. PENGKAJIAN1. BIODATANama : Umur : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Alamat Alamat : No. RM : Tanggal Masuk RS :

IDENTITAS PENANGGUNG JAWABNama : Umur : Jenis Kelamin : Suku : Agama : Pekerjaan : Pendidikan Terakhir : Alamat Alamat : Hubungan dengan klien : 2. STATUS KESEHATANa. Keluhan Keluhan Utama : Nyeri Keluhan saat Pengkajian : Klien mengatakan pengeluaran ASInya sedikit, payudara terasa keras dan sakit saat menyusui .b. Riwayat Penyakit SekarangKlien mengatakan ASInya sedikit dan payudara terasa sakit saat menyusui sejak 3 hari yang lalu, payudara terasa keras dan tegang. Klien mengatakan ini adalah anak pertama dan cemas akan bayinya karena bayinya menangis terus menerus.c. Riwayat Penyakit KeluargaKlien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC, dll.

3. KEBIASAAN SEHARI-HARIa. NutrisiIbu makan 3 kali sehari dengan jenis makanan nasi, sayur, dan lauk. Minum 5 gelas sehari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada saat makan dan tidak ada pantangan.b. EliminasiIbu BAK 6 - 8x sehari dan BAB 1 x sehari dengan tidak ada keluhan apapun.c. IstirahatIbu mengatakan sulit tidur, tidur hanya kurang lebih 4 jam karena nyeri pada payudara.d. AktifitasIbu mengatakan aktifitasnya terbatas karena nyeri pada payudara.e. PsikososialIbu merasa cemas karena ASInya keluar hanya sedikit sehingga bayi menangis terus menerus serta cara melakukan perawatan payudara.

B. PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umum : Baik- Kesadaran : Compos mentis2. Tanda-tanda vital : - TD : 110/80 mmHg- Nadi : 80 x/menit- Napas : 22 x/menit- Suhu : 370C3. TB dan BB : TB : 167 cm, BB : 55 kg.4. Inspeksia. Muka : bulat, bersih, tidak oedem.b. Mulut dan Gigi : bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis, gigi lengkap, tidak ada gangguan menelan.c. Leher : tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun limfe yang membengkak. d. Payudara: Bentuk payudaratidak simetris kiri dan kanan, teraba keras, ada nyeri tekan, tidak terdapat benjolan, pembesaran ada namun pada bagian kanan lebih besar dari yang kiri dan sudah ada pengeluaran ASI ,namun puting susu sebelah kanan ibu tenggelam sedikit.e. Abdomen : masih terlihat linea alba dan striae gravidarum, tidak teraba massa/tumor, tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, tidak ada pembesaran hepar.f. Ekstremitas : tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.g. Genetalia:tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak ada perdarahan, tidak ada oedem dan varices pada vagina.h. Jahitan dalam : 2 jahitani. Jahitan luar : 5 jahitanj. Lochea : Serosa, kecoklatan, bau khask. Anus : tidak ada haemoroid

5. Data Penunjanga. Riwayat persalinanTanggal : 27 November 2012 Jam : 10.15 WIBMasa gestasi : 40 mingguKomplikasi : Tidak adaPlasenta : lengkapLahir : spontanBerat : 2,800 gramTali pusat : panjang 30 cmInsersio : SentralisKelainan : Tidak adab. PerineumRobekan di : mukosa vagina, otot bulbokavernosusJahitan dalam : 2 jahitanJahitan luar : 5 jahitanc. Lama Persalinan PerdarahanKala I : 9 jam 5 menit 10 ccKala II : 20 menit 50ccKala III : 10 menit 90ccKala IV : 2 jam 100ccTotal : 11 jam 35 menit 250ccTindakan lain : Tidak dilakukanNilai APGAR : 1 : 8 5 : 9 10 : 9

C. ANALISA DATANo.DataEtiologiMasalah Keperawatan

1. DS : Klien mengatakan nyeri pada payudaraDO : - P : Nyeri karena terbendungnya ASI- Q : Seperti Tertekan- R : Daerah payudara kiri dan kanan- S : skala nyeri 4- T : Sewaktu-waktuBendungan ASINyeri

2. DS : Klien mengatakan cemas karena ASI yang di keluarkan sedikit.DO : Klien sering melamunKurang pengetahuan tentang perawatan payudaraCemas

3. DS : Klien mengatakan kurang tidur karena nyeri pada payudaraDO : Terlihat klien tampak gelisah dan sulit tidur.Nyeri pada payudaraGangguan pola tidur

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASI2. Cemas berhubungan dengan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi biasa, sekunder akibat: Nyeri pada payudara.

E. RENCANA ASUHAN KEPERAWATANNo.Diagnosa KeperawatanTujuanRencana TindakanRasional

1.

2.

3.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan bendungan ASI

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara

Gangguan pola tidur berhubungan dengan kesulitan menjalani posisi biasa, sekunder akibat: Nyeri pada payudara.

Setelah dilakukan perawatan 1 x 30 Menit, klien mengatakan :d. Nyeri berkurang/hilange. Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyamanf. Bendungan ASI dapat berkurang/hilang

Setelah dilakukan tindakan diharapkan :d. Klien tidak merasakan cemas lagie. Klien mengerti tentang cara perawatan payudaraf. Klien tidak bertanya-tanya lagi tentang perawatan payudara

Setelah dilakukan tindakan diharapakan klien akan mengatakan keseimbangan optimal antara istirahat dan aktifitas

e.Ajarkan teknik relasksasif. Kompres pada area nyerig.Kolaborasi pemberian obat analgetikh.Lakukan pengurutan yang dimulai dari puting ke arah korpus mamae untuk mengurangi bendungan di vena dan pembuluh getah bening dalam payudara

f. Jelaskan pada ibu tentang penyebab dan cara mengatasi bendungan ASI.g. Anjurkan ibu dan ajari ibu untuk melakukan perawatan payudara.h. Ajari ibu meneteki yang benar.i. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering pada kedua payudaranya secara bergantian.j. Anjurkan ibu untuk memberi kompres hangat pada payudara sebelum ditetekkan.

f. kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan istirahat pasieng. kaji faktor-faktor penyebab gangguan pola tidurh. berikan lingkungan yang nyamani. beri kesempatan ibu mengungkapkan perasaannyaj. Ajarkan untuk mandi air hangat sebelum tidur.

e.Teknik relaksasi akan sangat membantu mengurangi rasa nyerif. Kompres hangat akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyerig.Pemberian obat analgetik bekerja mengurangi rasa nyerih.Proses pengurutan akan membantu melancarkan peredaran darah pada area nyeri.

f. Pengetahuan yang benar akan menambah kooferatif ibu.g. Dengan memperaktekkan secara langsung dapar merubah perilaku ibu.h. Dengan posisi yang benar dapat meningkatkan rangsangan ASI secara maksimal.i. Dengan menyusui lebih sering aka merangsang ASi keluar dengan lancar.j. Dengan kompres hangat merangsang produksi ASI.

f. untuk mengetahui tingkat kebutuhannya sehingga terpenuhi pola istirahatnya.g. mengetahui penyebab sehingga dapat tidur dengan baik.h. untuk memberi kenyamanan dan ketenangan pasieni. Untuk terapi psikis dan mengurangi beban pkiran dan membantu mengatasimasalahnyaj. Relaksaki dapat membuat tidur lebih nyenyak.

DAFTAR PUSTAKA

Bahiyatun. 2009,Asuhan Kebidanan Nifas Normal,Jakarta: EGCDewi, Vivian Nanny Lia, 2011,Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas,Jakarta : Salemba MedikaGand, MacDonald, Cunningham, 1995,Obsteri Williams Edisi 18,Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.Masruroh. 2013,Praktik Keterampilan Asuhan Kebidanan Nifas,Jakarta: Parama Publishing.Mochtar, Rustam, 1998,Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,Jakarta : EGC.Prawirohardjo, Sarwono. 2005.Ilmu Kebidanan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.http://www.docstoc.com/docs/80493735/BENDUNGAN-PAYUDARAhttp://www.docstoc.com/docs/158873866/asuhan-keperawatan-pada-Bendungan-ASIhttp://www.slideshare.net/RofiqohDamayanti/bendungan-asi

23