Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
-
Upload
operator-warnet-vast-raha -
Category
Engineering
-
view
1.008 -
download
2
Transcript of Askep hipertiroidisme, p budi AKPER PEMDA MUNA
\BAB I
PENDAHULUAN
I.latar belakang
Hipertiroidisme (penyakit Graves, PG) atau juga disebut tirotok-sikosis
adalah suatu keadaan akibat peningkatan kadar hormon tiroid bebas dalam
darah. PG pertama kali dilaporkan oleh Parry pada tahun 1825, kemudian
Graves pada tahun 1835 dan disusul oleh Basedow pada tahun 1840.
1. Distribusi jenis kelamin dan umur pada penyakit hipertiroidi amat bervariasi
dari berbagai klinik. Perbandingan wanita dan laki-laki yang didapat di RSUP
Palembang adalah 3,1 : 1 di RSCM Jakarta adalah 6 : 1, di RS. Dr. Soetomo 8 :
1 dan di RSHS Bandung 10 :1.1 Sedangkan distribusi menumt umur di RSUP
Palembang yang terbanyak adalah pada usia 21 - 30 tahuii (41,73%), tetapi
menurut beberapa penulis lain puncaknya antara 30--40 tahun.3 Jumlah
penderita penyakit ini di seluruh dunia pada tahun 1960 diperkirakan 200 juta, 12
juta di antaranya terdapat di Indonesia. Angka kejadian hipertiroidi yang didapat
dari beberapa klinik di Indonsia berkisar antara 44,44% , 48,93% dari seluruh
penderita dengan penyakit kelenjar gondok.
1. Di AS diperkirakan 0,4% populasi menderita PG, biasanya sering pada usia di
bawah
40 tahun. 2 . Dikenal beberapa penyakit yang dapat menyebabkan hipertiroidi
dengan penyebab tersering toxic diffuse goiter dan toxic nodular goiter, baik jenis
multinoduler maupun soliter.1 4 5 Beberapa penyebab hipertiroidi yang lain
dapat ditemukan pada
tiroiditis subakuta, chronic autoimmune thyroiditis, karsinoma tiroid, struma
ovarii, exogenous hyperthyroidism, hipertiroidi karena pemakaian jodium.6' Da
berbagai penyebab hipertiroidi, penyakit Graves (PG) atau penyakit Basedow
atau penyakit Parry merupakan penyebab paling sering ditemukan.28 9 PG
adalah suatu penyakit multisistemik yang karakteristik dengan adanya struma
difusa, tirotoksikosis, oftalmopati infiltratif dan kadang-kadang disgrtai dengan
dermopati infiltratif.2 PG dikatakan merupakan penyakit otoimun kelenjar tiroid,
hal ini disokong dengan adanya laporan-laporan tentang terdapatnya
antibodi spesifik pada penderita PG.2 10 11 Pengobatan penderita hipertiroidi
sangat komplek, dan masih banyak perbedaan pendapat dari para ahli tentang
cara terbaik dalam pengobatan.5 10 Faktor sex, umur, berat ringannya pe-
nyakit, penyakit lain yang menyertainya, penerimaan penderita serta
pengalaman dari pengelola hams dipertimbangkan.10 Pada kesempatan ini akan
dibahas cara penanganan penderita hipertiroidi dengan mengingat faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pemilihan cara pengelolaan dan juga dapat
mempengaruhi hasil pengobatan.
2. maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah kami adalah :
1. memperkenalkan pada mahasiswa mengenai masalah yang menyangkut
penyakit hipertiroidisme dan Graves
2. menjelaskan cara penanganan penyakit hipertiroidisme dan Graves
3. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah kami adalah :
1. apa yang dimaksud dengan hipertiroidisme dan Graves
2. bagaimana antonomi dan fisiologi,patofosiologi pada Hipertiroidisme dan
penyakit Graves
3. apa yang menyebabkan terjadinya hipertiroidisme dan Graves
4. bagaimana penatalaksanaan pada pasien hipertiroidisme dan Graves
BAB II
TINJAUAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar Medik
1. Defenisi
Hipertiroidisme adalah kadar HT dalam darah yang berlebihan
Hipertiroidisme adalah pengeluaran hormon tiroid yang berlebihan
diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal kelenjar tiroid oleh imunoglogulin
dalam darah ( Brunner dan suddarth)
Hipertiroidisme adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik hormon tiroid yang berlebihan ( Sylvia A. price dan lorraine M.wilson)
2. Anatomi dan Fisiologi Tyroid
Kelenjar Gondok atau Thyroid Gland (Tiroid) adalah kelenjar yang
kecil berbentuk kupu, letaknya di bagian bawah leher, terdiri dari dua
sayap yaitu lobus kanan dan kiri, serta penghubung di tengah yang
disebut isthmus.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (kebanyakan berasal
dari makanan seperti seafood, roti, dan garam), yang digunakan untuk
membentuk hormon.
Hormon dari tiroid adalah triiodothyronine atau T3, dan
tetraiodothyronine (Thyroxin) atau T4. Kedua hormon ini diperlukan untuk
energi, pembakaran, atau metabolisme sel tubuh. Jumlah T4 adalah
99.9% dan T3 0.1%, namun yang mempunyai efek pada tubuh terutama
adalah T3, begitu dilepaskan dari kelenjar ke dalam darah, sebagian
besar T4 akan diubah menjadi T3, yang akan dipakai untuk metabolisme
sel.
Gambar 1. Anatomi Tiroid
3. Penyebab Hipertiroidisme
a. Hormon Spesifik
1) Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan
keduanya.
2) Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar HT dan
TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan.
b. Penyakit Hipertiroidisme
1) Penyakit Grave, penyebab tersering hipertiroidisme, adalah suatu
penyakit otoimun yang biasanya ditandai oleh produksi otoantibodi
yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid. Otoantibodi IgG
ini, yang disebut immunoglobulin perangsang tiroid (thyroid-
stimulating immunoglobulin), meningkatkan pembentukan HT, tetapi
tidak mengalami umpan balik negatif dari kadar HT yang tinggi.
Kadar TSH dan TRH rendah karena keduanya berespons terhadap
peningkatan kadar HT. Penyebab penyakit Grave tidak diketahui,
namun tampaknya terdapat predisposisi genetik terhadap penyakit
otoimun, yang paling sering terkena adalah wanita berusia antara
20an sampai 30an.
2) Gondok nodular adalah peningkatan ukuran kelenjar tiroid akibat
peningkatan kebutuhan akan hormon tiroid. Peningkatan kebutuhan
akan hormon tiroid terjadi selama periode pertumbuhan atau
kebutuhan metabolik yang tinggi misalnya pada pubertas atau
kehamilan. Dalarn hal ini, peningkatan HT disebabkan oleh
pengaktivan hipotalamus yang didorong oleh proses metabolisme
tubuh sehingga disertai oleh peningkatan TRH dan TSH. Apabila
kebutuhan akan hormon tiroid berkurang, ukuran kelenjar tiroid
biasanya kembali ke normal. Kadang-kadang terjadi perubahan yang
ireversibel dan kelenjar tidak dapat mengecil. Kelenjar yang
membesar tersebut dapat, walaupun tidak selalu, tetap
memproduksi HT dalam jumlah berlebihan. Apabila individu yang
bersangkutan tetap mengalami hipertiroidisme, maka keadaan ini
disebut gondok nodular toksik.
3) Dapat terjadi adenoma, hipofisis sel-sel penghasil TSH atau
penyakit hipotalamus, walaupun jarang.
4. Gambaran Klinis
• Peningkatan frekuensi denyut jantung
• Peningkatan tonus otot, tremor, iritabilitas, peningkatan
kepekaan terhadap katekolamin
• Peningkatan laju metabolisme basal, peningkatan pembentukan
panas, intoleran terhadap panas, keringat berlebihan
• Penurunan berat, peningkatan rasa lapar
• "Mata Melotot"
• Dapat terjadi eksoftalmus (penonjolan bola mata) Peningkatan
frekuensi buang air besar
• Gondok (biasanya), yaitu peningkatan ukuran kelenjar tiroid
• Gangguan reproduks
5. Pemeriksaan Diagnostik
• Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat
susunan saraf pusat atau kelenjar tiroid.
• Hipertiroidisme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
• Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan
hiperglikemia
• Katekolamin serum menurun
• Kortisol plasma : menurun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal )
• Pemeriksaan fungsi hapar : Abnormal
• Kreatinin urine meningkat
• Ikatan protein iodium meningkat
• Tiroglobulin meningkat
• Pada pemeriksaan EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek,
kardiomegali
6. Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis
tirotoksik (thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada
pasien hipertiroid yang menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid,
atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah
pelepasan HT dalam jumlah yang sangat besar yang menyebabkan
takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila tidak
diobati, kematian
7. Penatalaksanaan Pengobatan
Penatalaksanaan hipertiroidisme termasuk satu atau bebrapa tindakan
berikut :
1. pengobatan jangka panjang dengan obat-obat antitiroid seperti
propiltourasil atau metimazol, yang diberikan paling sedikit selama 1
tahun, obat-obat ini menyekat sintesis dan pelepasan tiroksin
2. penyekat beta seperti propanolol diberikan bersamaan dengan obat-obat
antitiroid, karena manifestasi klinis ipertiroidisme adalah akibat dari
pengaktipan simpatis yang dirangsang oleh hormone toroid, maka
manifestasi klinis tersebut akan berkurang dengan pemberian penyekat
beta menurunkan takikardi, kegelisahan dan keringat berlebihan.
Propanolol juga menghamba perubahan tiroksin perifer menjadi
tryodotironin.
3. pembedahan tirodektomi subtotal sesudah terapi propilltiourasil prabedah.
4. pengobatan dengan yodium radioaktif
pengobatan dengan RAI dilakukan pada kebanyakan pasien dewasa
dengan penyakit graves tapi biasanya merupakan kontraindikasi untuk
anak-naka dan ibu hamil,pasien-pasien yang mendapat terapi RAI, 40-70
% dapat mengalami hipotiroidisme dalam 10 tahun mendatang
penobatan oftalmopati pada penyakit graves mencakup usaha untuk memperbaiki
hipertiroidisme dan mencegah terjadinya hipertiroidisme yang dapat timbul setelah terapi
radiasi ablative atau pembedahan.
8. Dasar pengobatan
Beberapa faktor hams dipertimbangkan, ialah :
1.Faktor penyebab hipertiroidi
2.Umur penderita
3.Berat ringannya penyakit
4.Ada tidaknya penyakit lain yang menyertai
5.Tanggapan penderita terhadap pengobatannya
6.Sarana diagnostik dan pengobatan serta pengalaman dokter
dan klinik yang bersangkutan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTIROIDISME
Pengkajian
a. aktivitas/istrahat
gejala :insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi
tanda :atrofi otot.
b. Sirkulasi
Gejala :palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :disritmia (vibrilasi atrium) irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah dan nada yang berat, takikardi saat istrahat.sirkulasi kolaps,
syok ( krisis tirotokosis)
c. Eliminasi
Gejala :urine dalam jumlah banyak , perubahan dalam jumlah feses
d. Integritas ego
Gejala :mengalami stres yang amat berat baik emosional maupun fisik
Tanda :emosi labil, (euforia sedang sampai delirium ), depresi
e. makanan / cairan
gejala :kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
kehausan, mual, muntah,
tanda :pembesaran tiroid, goiter, eedema non piting, terutama daerah
pretibial
f.neurosensori ,
gejala :bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan rilaku,
seperti bingug , disorientasi, gelisah, peka rangsangan.delirium, stupor, koma
f. Nyeri/kenyamanan
Gejala :nyeri orbital, fotofobia
G. pernapasan
Tanda :frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (
pada krisis tirotoksikosis)
g. keamanan
gejala :tidak toleransi terhadap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (munh=gkin dipakai saat pemeriksaan)
tanda :suhu menigkat di atas 37 c, diaforesis, kulit halus,hangat dan
kemerahan, rambut tipis mengkilap, dan lurus,eksofalmus,retraksi, iritasi
pada konjuktifa, dan berair, pruritus, lesi eritema, yang menjadi sangat parah
h.seksualitas
tanda : penurunan libido, hipomenorea, amenorea, dan impoten
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada klien yang mengalami
hipertiroidisme adalah sebagai berikut :
• Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban
kerja jantung
• Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
• Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
• Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan
perubahan mekanisme perlindungan dari mata ; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus.
• Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik.
• Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
• Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental,
perubahan pola tidur
Intervensi
a. NDX : Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja
jantung
Tujuan :Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan kriteria : 1) Nadi perifer dapat teraba normal. 2) Vital
sign dalam batas normal. 3) Pengisian kapiler normal 4) Status mental baik 5)
Tidak ada disritmia
Intervensi
Intervensi Rasional
1. Pantau tekanan darah pada posisi
baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya
tekanan nadi
2. Periksa kemungkinan adanya nyeri
dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
3. Auskultasi suara nafas. Perhatikan
adanya suara yang tidak normal
(seperti krekels)
4. Observasi tanda dan gejala haus
yang hebat, mukosa membran kering,
nadi lemah, penurunan produksi urine
dan
hipotensi
5. Catat masukan dan haluaran
1. Hipotensi umum atau ortostatik
dapat terjadi sebagai akibat dari
vasodilatasi perifer yang berlebihan
dan penurunan volume sirkulasi
2. Merupakan tanda adanya
peningkatan kebutuhan oksigen oleh
otot jantung atau iskemia
3. S1 dan murmur yang menonjol
berhubungan dengan curah jantung
meningkat pada keadaan
hipermetabolik
4. Dehidrasi yang cepat dapat terjadi
yang akan menurunkan volume
sirkulasi dan menurunkan curah
jantung
5. Kehilangan cairan yang terlalu
banyak dapat menimbulkan dehidrasi
berat
b. NDX : Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi
Tujuan : Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Pantau tanda vital dan catat nadi
baik istirahat maupun saat aktivitas.
2. Ciptakan lingkungan yang tenang
3. Sarankan pasien untuk
mengurangi aktivitas
4. Berikan tindakan yang membuat
pasien merasa nyaman seperti
massage
1. Nadi secara luas meningkat dan
bahkan istirahat , takikardia mungkin
ditemukan
2. Menurunkan stimulasi yang
kemungkinan besar dapat
menimbulkan agitasi, hiperaktif, dan
imsomnia
3. Membantu melawan pengaruh dari
peningkatan metabolisme
4. Meningkatkan relaksasi
c. NDX : Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu
makan/pemasukan dengan penurunan berat badan)
Tujuan : Klien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria :
• 1) Nafsu makan baik.
• 2) Berat badan normal
• 3) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
•
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Catat adanya anoreksia, mual dan
muntah
2. Pantau masukan makanan setiap
hari, timbang berat badan setiap hari
3. kolaborasi untuk pemberian diet
tinggi kalori, protein, karbohidrat dan
vitamin
1. Peningkatan aktivitas adrenergic
dapat menyebabkan gangguan
sekresi insulin/terjadi resisten yang
mengakibatkan hiperglikemia
2. Penurunan berat badan terus
menerus dalam keadaan masukan
kalori yang cukup merupakan indikasi
kegagalan terhadap terapi antitiroid
3. Mungkin memerlukan bantuan
untuk menjamin pemasukan zat-zat
makanan yang adekuat dan
mengidentifikasi makanan pengganti
yang sesuai
d. NDX : Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan
dengan perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan
kelopak mata/eksoftalmus
Tujuan : Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,
terbebas dari ulkus
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi adanya edema
periorbital
1. Stimulasi umum dari stimulasi
adrenergik yang berlebihan
2. Evaluasi ketajaman mata
3. Anjurkan pasien menggunakan
kaca mata gelap
4. Bagian kepala tempat tidur
ditinggikan
2. Oftalmopati infiltratif adalah akibat
dari peningkatan jaringan retro-orbita
3. Melindungi kerusakan kornea
4. Menurunkan edema jaringan bila
ada komplikasi
e. NDX :. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis; status hipermetabolik
Tujuan : Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
dengan kriteria : Pasien tampak rileks
Intervensi :
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi tingkah laku yang
menunjukkan tingkat ansietas
2. Bicara singkat dengan kata yang
sederhana
3. Jelaskan prosedur tindakan
4. Kurangi stimulasi dari luar
1. Ansietas ringan dapat ditunjukkan
dengan peka rangsang dan imsomnis
2. Rentang perhatian mungkin
menjadi pendek , konsentrasi
berkurang, yang membatasi
kemampuan untuk mengasimilasi
informasi
3. Memberikan informasi yang akurat
yang dapat menurunkan kesalahan
interpretasi
4. Menciptakan lingkungan yang
terapeutik
f. NDX : Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi
Tujuan : : Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya dengan
kriteria Mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya
Intervensi :
g. NDX : Risiko tinggi perubahan proses pikir berhubungan dengan perubahan
fisiologik, peningkatan stimulasi SSP/mempercepat aktifitas mental, perubahan
pola tidur
Tujuan : Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyebab.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji proses pikir pasien seperti
memori, rentang perhatian,
orientasi terhadap tempat, waktu
dan orang
2. Catat adanya perubahan
tingkah laku
3. kaji tingkat ansietas
4. Ciptakan lingkungan yang
tenang, turunkan stimulasi
lingkungan
5. Orientasikan pasien pada
tempat dan waktu
6. Anjurkan keluarga atau orang
terdekat lainnya untuk
mengunjungi klien.
7. Kolaborasi pemberian obat
sesuai indikasi seperti
sedatif/tranquilizer, atau obat anti
psikotik.
1. Menentukan adanya kelainan pada
proses sensori
2. Kemungkinan terlalu waspada, tidak
dapat beristirahat, sensitifitas
meningkat atau menangis atau
mungkin berkembang menjadi psikotik
yang sesungguhnya
3. Ansietas dapat merubah proses pikir
4. Penurunan stimulasi eksternal dapat
menurunkan hiperaktifitas/refleks,
peka rangsang saraf, halusinaso
pendengara.
5. Membantu untuk mengembangkan
dan mempertahankan kesadaran pada
realita/lingkungan
6. membantu dalam mempertahankan
sosialisasi dan orientasi pasien.
7. Meningkatkan relaksasi,
menurunkan hipersensitifitas
saraf/agitasi untuk meningkatkan
proses pikir.
4. Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat
energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata,
terbebas dari ulkus
5. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
6. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
7. Mempertahankan orientasi realitas umumnya, mengenali perubahan
dalam berpikir/berprilaku dan faktor penyeba
BAB III
ASKEP PADA KASUS MORBUS BASEDOW
a. Pengertian
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves
merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya
peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan
yodium radioaktif oleh kelenja
Penyakit Graves (goiter difusa toksika) merupakan penyebab tersering
hipertiroidisme adalah suatu penyakit otonium yang biasanya ditandai oleh
produksi otoantibodi yang memiliki kerja mirip TSH pada kelenjar tiroid.
Penderita penyakit Graves memiliki gejala-gejala khas dari hipertiroidisme dan
gejala tambahan khusus yaitu pembesaran kelenjar tiroid/struma difus,
oftamopati (eksoftalmus/ mata menonjol) dan kadang-kadang dengan dermopati.
Penyakit Graves merupakan salah satu penyakit otoimun, dimana penyebabnya
sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Penyakit ini mempunyai
predisposisi genetik yang kuat, dimana 15% penderita mempunyai hubungan
keluarga yang erat dengan penderita penyakit yang sama. Sekitar 50% dari
keluarga penderita penyakit Graves, ditemukan autoantibodi tiroid didalam
darahnya. Penyakit ini ditemukan 5 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan
pria, dan dapat terjadi pada semua umur. Angka kejadian tertinggi terjadi pada
usia antara 20 tahun sampai 40 tahun.(2,6)
c. Patofisiologi
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua
sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyaknya hiperplasia
dan lipatan – lipatan sel – sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel – sel ini
lebih meningkat berapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Setiap
sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat.
Perubahan pada kelenjar tiroid ini mirip dengan perubahan akibat kelebihan
TSH. Pada beberapa penderita ditemukan adaya beberapa bahan yang
mempunyai kerja mirip dengan TSH yang ada di dalam darah. Biasanya bahan –
bahan ini adalah antibodi imunoglobulin yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama degan reseptor membran yang mengikat TSH. Bahan –
bahan tersebut merangsang aktivasi terus – menerus dari sistem cAMP dalam
sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
d. Gambaran Klinik
1) Berat badan menurun
2) Eksoftalmus.
3) Palpitasi, takikardia.
4) Nafsu makan meningkat.
5) Tremor (jari tangan dan kaki)
6) Telapak tangan panas dan lembab
7) Takikardia, denyut nadi kadang tidak teratur karena fibrilasi atrium, pulses
seler
8) Gugup, mudah terangsang, gelisah, emosi tidak stabil, insomnia.
9) Gondok (mungkin disertai bunyi denyut dan getaran)
10) Dispnea
11) Berkeringat
12) Diare
13) Kelelahan otot
14) Oligomenore/amenore
e. Penanggulangan
Terapi penyakit graves dtujukan kepada pengendalian stadium
tirotoksikosis dengan pemberian antitiroid seperti propiltiourasil (PTU) atau
karbimasol. Terapi definitif dapat dipilih antara pengobatan antitiroid jangka
panjang, ablasio dengan yodium radioaktif atau tiroidektomi subtotal bilateral.
Indikasi tindakan bedah adalah: d
1) perlu mencapai hasil definitif cepat.
2) Keberatan terhadap antitiroid.
3) Penanggulangan dengan antitiroid tidak memuaskan
4) Struma multinoduler dengan hipertiroidi
5) Nodul toksik soliter
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN INDIVIDU
No. RM : 015
Tangga l : 14-sep.
Tampat : ruangan Asoka
I. DATA UMUM
I. Identitas Klien
Nama : Ny. MP
TTL : Kendari 16, Mei 1967
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. HUsni Thamrin, No 015
Tanggal Masuk RS : 14 september, 2008
Golongan Darah : B
Umur : 41 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Lama bekerja : -
Telp : (0401) 328553
Ruangan : VIP Asoka
Sumber info : Istri
2, Penanggung jawab / pengantar
Nama : Tn. MA
Pendidikan terakhir : S1. fakultas Hukum
Hub. Dengan klien : Suami
Alamat : jln. Husni thamrin No, 015
Umur : 52 tahun
Pekerjaan : Pengacara
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Keluhan Utama : jantung berdebar-debar
2. Alasan masuk RS :1 bulan yang lalu ibu Melani masuk RS dengan
keluhan sakit pada bagian gastrointestinal
kemudian keluar RS setelah merasa agak
mendingan, beberapa minggu kemudian
masuk RS lagi dengan keluhan jantung
berdebar-debar setelah di periksa oleh dokter
maka ibu melani dinyatakan menderita
penyakit Hipertiroidisme ( Graves)
3. Riwayat penyakit
Provocative/palliative :
Quality :
Region :
Severity :
Timing :
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1. Penyakit yang pernah dialami
Saat kecil / kanak – kanak
Penyebab
Riwayat perawatan
Riwayat Operasi
Riwayat pengobatan
2. Riwayat Alergi: klien tidak pernah mengalami alergi terhadap makanan
3. Riwayat Imunisasi : Lengkap
4. Lain – lain
I V.GENOGRAM
Keterangan : = laki-laki
= perempuan
= Perempuan
= klien
I. - Ayah klien telah meninggal dunia karena penyakit Graves
- Ibu klien telah meninggal dunia karena factor usia
II. - Klien anak ketiga dari 3 bersaudara
- Istri klien anak ketiga dari tiga bersaudara
III. - Anak pertama klien bekerja sebagai arsitektur dan ketiga anak klien
sementara kuliah di Universitas Haluoleo
V. RIWAYAT PSIKO – SOSIO – SPIRITUAL
1. Pola koping : koping individu klien tidak efektif
2. Harapan klien terhadap penyakitnya : Klien berharap tekanan agar
kelenjar tiroidnya dapat kembali normal sehingga dapat sembuh kembali
seperti semula .
3. Factor stressor : klien stres berat memikirkan
penyakit
yang di deritanya.
4. Konsep diri : klien merasa sangat terganggu
karena penyakit yang
dideritanya.
5. Pengetahuan klien tentang penyakitnya : klien tidak mengetahui
tentang penyakitnya
6. Adaptasi : Klien kurang beradaptasi di RS.
7. Hubungan dengan anggota keluarga : cukup baik
8. hbungan dengan masyarakat ; klien kurang berinteraksi dengan
masyarakat .
9.Perhatian terhadap orang lain dan :Cukup baik
Lawan bicara
10.Aktifitas social : -
11.Bahasa yang sering digunakan :Bhs.Indonesia
12.Keadaan lingkungan :Bersih
13.Kegiatan keagamaan/pola ibadah:Klien tidak pernah mengikuti
kegiatan keagamaan tetapi klien melaksanakan shalat 5 waktu
14.Keyakinan tentang kesehatan :Klien menyerahkan kesembuhan
penyakitnya kepada Allah SWT
IV. KEBUTUHAN DASAR/POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Makan
Sebelum MRS : Klien makan 3x sehari,nafsu makan klien
meningkat
Setelah MRS : Nafsu makan klien makan klien 4x sehari, nafsu
klien tetap sama
2. Minum
Sebelum MRS : Klien minum 6-7 gelas sehari
Setelah MRS : klien minum 7-8 gelas sehari pada keadaan ini
klien tidak mengalami gangguan pola makan
3. Tidur
Sebelum MRS : Klien tidak pernah tidur siang, tidur 4-5 jam sehari
Setelah MRS:Klien tidur 4-5jam sehari pada keadaan ini klien tidak
Mengalami gangguan pola tidur
4. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS :BAB klien 3-4x sehari
Setelah MRS :BAB klien 4-5x sehari
5. Elminasi Urine/BAK
Sebelum MRS : Klien BAK 3-4x dalam sehari
Setelah MRS : Klien BAK 4-5x dalam sehari
6. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS: Setiap Hari minggu klien rekreasi bersam keluarga
Setelah MRS: Klien tidak pernah melakukan aktifitas
7. Personal Hygiene
Sebellum MRS : Klien mandi 2x sehari, mencuci rambut 1x sehari, 1
minggu sekali klien memotong kuku
Setelah MRS:Klien tidak dapat mandi secara mandiri
VII. PEMERIKSAAN FISIK
Hari : Minggu Tanggal : 14 Jam : 8 Pagi
1. Keadaan umum
Kehilangan BB : Klien mengalami penurunan berat badan 7 kg dalam
2 bulan selama sakit
Kelemahan : Klien tampak lemah
Perubahan Mood: Kurang Mood dalam melakukan aktivitas sehari-hari
terkait penyakitnya
Tingkat kesadaran :Compos mentis
Ciri-ciri tubuh
Vital sign :
TD:150/110
P :30/menit
N:30/menit
S:39 C
2. Head TO Toe
- Kulit /integument : kulit lembab, merasa gatal-gatal pada kulit,
berkeringat banyak, gangguan pada kulit
menyebabkan kulit jadi merah
- Kepala dan rambut : rambut rontok dan tumbuh tipis dan rapuh
- kuku
:kuku tumbuh dengan cepat, sehingga sulit mengontrol kuku agar tetap
bersih
-Mata/penglihatan : terjadinya perubahan pada mata, bengkak di
sekitar mata, bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap cahaya.
-Hidung : Tidak ada kelainan, simetris kiri dan kanan,
penciumsn normal
-Telinga : gangguan pada pendengaran
-Leher : leher tidak noramal, : terjadi pembesaran pada kelenjar tiroid,
pembengkakan pada tenggorokan
-Dada : adanya pembesaran pada jantung, jantung
berdetak lebh cepat dan bisa terjadi kelinan
irama jantung
Penyimpangan KDMHIPERTIROIDISME
G3 organik Kelenjar Tiroid Produksi TSH meningkat
Peningkatan suhu tubuh
Metabolisme TubuhMeningkat
Produksi Hormon Tiroid meningkat
G3 Fungsi Hipotalamus atau Hipofisis
Proses GlikogenesisMeningkat
Suplai Nutrisi yangtidak adekuat
Proses Pembakaran Lemak Meningkat
Aktivitas GI Meningkat Perubahan statusKesehatan
Produksi Kalor meningkat
Nafsu makan meningkat Hospitalisasi
G3 rasa nyaman/ Panas Perubahan Pola Nutrisi Informasi in adekuat
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MORBUS
BASEDOW
a. Pengkajian
Data dasar pada pengkajian pasien dengan morbus basedow adalah:
1) Aktivitas/istirahat
a) Gejala: insomnia, sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi,
kelelahan berat.
b) Tanda: Atrofi otot.
2) Sirkulasi
a) Gejala: palpitasi, nyeri dada (angina).
b) Tanda: disritmia (Fibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat, takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps,
syok (krisis tirotoksikosis).
3) Eliminasi
a) Gejala: urine dalam jumalh banyak, perubahan dalam feses (diare).
4) Integritas ego
a) Gejala: Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik.
Penurunan berat badanPerubahan Pola Kerja
Jantung dan Paru Krisis situasi
Informasi kurang
Kurangnya pengetahuan
Kelelahan
b) Tanda: Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.
5) Makanan/cairan
a) Gejala: Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, makannya sering, kehausan, mual dan muntah.
b) Tanda: Pembesaran tiroid, goiter, edema non pitting terutama daerah pretibial.
6) Neurosensori
a) Tanda: Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku,
seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor,
koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak –
sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD).
7) Nyeri/kenyamanan
a) Gejala: nyeri orbital, fotofobia.
8) Pernafasan
a) Tanda: frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada
krisis tirotoksikosis).
9) Keamanan
a) Gejala: tidak toleransi teradap panas, keringat yang berlebihan, alergi
terhadap iodium (mungkin digunakan pada pemeriksaan).
b) Tanda: suhu meningkat di atas 37,40C, diaforesis, kulit halus, hangat dan
emerahan, rambut tipis, mengkilat, lurus, eksoftalmus: retraksi, iritasi pada
konjungtiva dan berair, pruritus, lesi eritema (sering terjadi pada pretibial) yang
menjadi sangat parah.
10) Seksualitas
a) Tanda: penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten.
11) Penyuluhan/pembelajaran
a) Gejala: adanya riwayat keluarga yang mengalami masalah tiroid, riwayat
hipotiroidisme, terapi hormon toroid atau pengobatan antitiroid, dihentikan
terhadap pengobatan antitiroid, dilakukan pembedahan tiroidektomi sebagian,
riwayat pemberian insulin yang menyebabkan hipoglikemia, gangguan jantung
atau pembedahan jantung, penyakit yang baru terjadi (pneumonia), trauma,
pemeriksaan rontgen foto dengan kontras.
12) Pemeriksaan diagnostik
a) Tes ambilan RAI: meningkat.
b) T4 dan T3 serum: meningkat
c) T4 dan T3 bebas serum: meningkat
d) TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH (tiroid releasing hormon)
e) Tiroglobulin: meningkat
f) Stimulasi TRH: dikatakan hipertiroid jika TRH dari tidak ada sampai meningkat
setelah pemberian TRH
g) Ambilan tiroid131: meningkat
h) Ikatan proein iodium: meningkat
i) Gula darah: meningkat (sehubungan dengan kerusakan pada adrenal).Kortisol
plasma: turun (menurunnya pengeluaran oleh adrenal).
j) Fosfat alkali dan kalsium serum: meningkat.
k) Pemeriksaan fungsi hepar: abnormal
l) Elektrolit: hiponatremi mungkin sebagai akibat dari respon adrenal atau efek
dilusi dalam terapi cairan pengganti, hipokalsemia terjadi dengan sendirinya
pada kehilangan melalui gastrointestinal dan diuresis.
m) Katekolamin serum: menurun.
n) Kreatinin urine: meningkat
o) EKG: fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol,
keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; , perubahan dalam
arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan
konduksi jantung.
2) Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka
rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk
mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka
rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan
untuk berkonsentrasi.
3) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif,
hiperglikemia.
4) kurangnnya pengetahuan mengenai kondisi , prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumbrer informasi
c. Perencanaan
1) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; ,
perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan
frekuensi, irama dan konduksi jantung.
Tujuan asuhan keperawatan: mempertahankan curah jantung yang adekuat
sesuai dengan kebutuhan tubuh yang ditandai dengan tanda vital stabil, denyut
nadi perifer normal, pengisisan kapiler normal, stauts mental baik, tidak ada
disritmia.
Rencana tindakan dan rasional:
1. Mandiri
a) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika
memungkinkan. Perhatikan besarnya tekanan nadi.
· Hipotensi umum atau ortostatik dapat terjadi sebagai akibat vasodilatasi perifer
yang berlebihan dan penurunan volume sirkulasi. Besarnya tekanan nadi
merupakan refleksi kompensasi dari peningkatan isi sekuncup dan penurunan
tahanan sistem pembuluh darah.
b) Pantau CVP jika pasien menggunakannya.
· Memberikan ukuran volume sirkuasi yang langsung dan lebih akurat dan
mengukur fungsi jantung secara langsung.
c) Periksa/teliti kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan
pasien.
· Merupakan tanda adanya peningkatan kebutuhan oksigen oleh otot jantung
atau iskemia.
d) Kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur.
· Memberikan hasil pengkajian yang lebih akurat terhadap adanya takikardia.
e) Auskultasi suara antung, perhatikan adanya bunyi jantung tambahan, adanya
irama gallop dan murmur sistolik.
· S1 dan murmur yang menonjol berhubungan dengan curah jantung meningkat
pada keadaan hipermetabolik, adanya S3 sebagai tanda adanya kemungkinan
gagal jantung.
f) Pantau EKG, catat dan perhatikan kecepatan atau irama jnatung dan adanya
disritmia.
· Takikardia merupakan cerminan langsung stimulasi otot jantung oleh hormon
tiroid, dsiritmia seringkali terjadi dan dapt membahayakan fungsi antung atau
curah jantung.
g) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal.
· Tanda awal terjadinya kongesti paru yang berhubungan dengan timbulnya
gagal jantung.
h) Pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk, batasi penggunaan
linen/pakaian, kompres dengan air hangat.
· Demam terjadi sebagai akibat kadar hormon yang berlebihan dan dapat
meningkatkan diuresis/dehidrasi dan menyebabkan peningkatan vasodilatasi
perifer, penumpukan vena dan hipotensi.
i) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat, mukosa membran kering, nadi
lemah, pengisisan kapiler lambat, penurunan produksi urine dan hipotensi.
· Dehidrasi yang cepat dapat terjadi yang akan menurunkan volume sirkulasi dan
menurunkan curah jantung.
j) Catat masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
· Kehilangan cairan yang banyak (melalui muntah, dare, diuresis, diaforesis)
dapat menimbulkan dehidrasi berat, urine pekat dan berat badan menurun.
k) Timbang berat badan setiap hari, sarankan untuk tirah baring, batasi aktivitas
yang tidak perlu.
· Aktivitas akan meningkatkan kebutuhan metabolik/sirkulasi yang berpotensi
menimbulkan gagal jantung.
l) Catat adanya riwayat asma/bronkokontriksi, kehamilan, sinus bradikardia/blok
jantung yang berlanjut menjadi gagal jantung.
· Kondisi ini mempengaruhi pilihan terapi (misal penggunaan penyekat beta-
adrenergik merupakan kontraindikasi).
m) Observasi efek samping dari antagois adrenergik, misalnya penurunan nadi
dan tekanan darah yang drastis, tanda – tanda adanya kongesti vaskular/CHF,
atau henti jantung.
· Satu indikasi untuk menurunkan atau menghentikan terapi.
2. Kolaborasi
a) Berikan cairan iv sesuai indikasi.
· Pemberian cairan melalui iv dengan cepat perlu untuk memperbaiki volume
sirkulasi tetapi harus diimbangi dengan perhatian terhadap tanda gagal
jantung/kebutuhan terhadap pemberian zat inotropik.
b) Berikan O2 sesuai indikasi
· Mungkin juga diperlukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolisme/kebutuhan terhadap oksigen tersebut.
2) Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi;
peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.
Data penunjang: mengungkapkan sangat kekurangan energi untuk
mempertahankan rutinitas umum, penurunan penampilan, labilitas/peka
rangsang emosional, gugup, tegang, perilaku gelisah, kerusakan kemampuan
untuk berkonsentrasi.
Tujuan asuhan keperawatan: Megungkapkan secara verbal tentang
peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam melakukan aktifitas.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a) Pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istirahat maupun saat melakukan
aktifitas.
· Nadi secara luas meningkat dan bahkan saat istirahat, takikardia (di atas
160x/mnt) mungkin akan ditemukan.
b) Catat berkembangnya takipnea, dispnea, pucat dan sianosis.
· Kebutuhan dan konsumsi oksigen akan ditingkatkan pada keadaan
hipermetabolik, yang merupakan potensial akan terjadi hipoksia saat melakukan
aktivitas.
c) Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan
stimulasi sesori, warna – warna yang sejuk dan musik santai (tenang).
· Menurunkan stimulasi yang kemungkinan besar dapat menimbulkan agitasi ,
hiperaktif dan insomnia.
d) Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di
tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.
· Membantu melawan pengaruh dari peningkatan metabolisme.
e) Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase,
bedak yang sejuk.
· Dapat menurunkan energi dalam saraf yang selanjutnya meningkatkan
relaksasi.
f) Memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti
membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.
· Memungkinkan unttk menggunakan energi dengan cara konstruktif dan
mungkin juga akan menurunkan ansietas.
g) Hindari membicarakan topik yang menjengkelkan atau yang mengancam
pasien, diskusikan cara untuk berespons terhadap perasaan tersebut.
· Peningkatan kepekaan dari susunan saraf pusat dapat menyebabkan pasien
mudah untuk terangsang, agitasi dan emosi yang berlebihan.
h) Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil
ini.
· Mengerti bahwa tingkah laku tersebut secara fisik meningkatkan koping
terhadap situasi sat itu dorongan dan saran orang terdekat untuk berespons
secara positif dan berikan dukungan pada pasien.
Kolaborasi:
i) Berikan obat sesuai indikasi (sedatif, mis: fenobarbital/luminal,
transquilizer/klordiazepoksida/librium.
· Untuk mengatasi keadaan (gugup), hiperaktif dan insomnia.
3) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/peasukan dengan
penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang
relatif, hiperglikemia.
Tujuan asuhan keperawatan: Menunjukkan berat badan yang stabil disertai
dengan nilai laboratorium yang normal dan terbebas dari tanda – tanda
malnutrisi.
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a) Auskultasi bising usus.
· Bising usus hiperaktif menerminkan peningkatan motilitas lambung yang
menurunkan atau mengubah fungsi absorpsi.
b) Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen,
munculnya mual dan muntah.
· Peningkatan aktivitas adrenergik dapat menyebabkan gangguan sekresi
insulin/terjadi resisten yang mengakibatkan hiperglikemia, polidipsia, poliuria,
perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan (tanda asidosis metabolik).
c) Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari
serta laporkan adanya penurunan berat badan.
· Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang
cukup merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
d) Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga
makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah
dicerna.
· Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi untuk menambahkan kalori
tetap tinggi pada penggunaan kalori yang disebabkan oleh adanya
hipermetabolik.
e) Hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltik usus (mis.
Teh, kopi dan makanan berserat lainnya) dan cairan yang menyebabkan diare
(mis. Apel, jambu dll).
· Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan
absorpsi nutrisi yang diperlukan.
Kolaborasi:
a) Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat dan vitamin.
· Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat – zat makanan
yang adekuat dan mengidentifikasikan makanan pengganti yang paling sesuai.
b) Berikan obat sesuai indikasi:
(1) Glukosa, vitamin B kompleks.
· Diberikan untuk memenuhi kalori yang diperlukan dan mencegah atau
mnegobati hipoglikemia.
(2) Insulin (dengan dosis kecil)
· Dilakukan dalam mengendalikan glukosa darah jika kemungkinan ada
peningkatan.
4)Kurang pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan
pengobatan b/d tidak mengenal sumber informasi
Tujuan asuhan keperawatan: klien akan melaporkan pemahaman tentang
penyakit dengan kriteri mengungkapkan pemahaman pemahaman tentang
penyakitnya
Rencana tindakan/rasional:
Mandiri:
a) tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan
- memberikan pengetahuan dasar di mana pasien dapat menentukan pilihan
berdasarkan nformasi
b) berikan informasi yang tepat
- berat ringannya keadaan , penyebab, usia, dan komplikasi yang muncul akan
menentukan indakan pengobatan
c) iddent ifikasi sumber stress
- tekankan pentingnay perencanaan waktu istrahat
Factor psikogenik sering kali sangat penting dalam memunculkan / eksaserbasi
dari penyakit ini
d) berikan informasi tanda dan gejala dari hipertiroid
- mencegah munculnya kelelahan
e) ber9ikan informasi dan tanda dan gejala dari hipertiroid
- pasien yang dapat pengobatan hipertiroid besar kemungkinan mengalakmi
hipoiroid yang dapat terjadi segera setelah pengobatan selama 5 tahun kedepan
Evaluasi
Hasil yang diharapkan adalah
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai
dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan
tingkat energi
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. klien dapat menjelaskan tentang penyakit yang di deritanya
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Ds : klien mengatakan jamtung berdebar-debar
Do: klien tampak memegang dadanya
Ds : klien mengeluh sering kelelahan
Do : klien tampak lemah
Ds : klien mengatakan merasa mual dan nafsu makan tidak ada
Do : klien tidak menghabiskan
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Produksi kalor m↑ ↓Peningkatan suhu tubuh ↓G3 rasa nyaman panas ↓Perubahan pola kerja jantung dan paru
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Proses glikogenesis m↑ ↓Proses pembakaran lemak m↑ ↓Suplay nutrisi yang tidak adekuat ↓penurunan berat badan ↓ Kelelahan
Produksi harmon tiroid m↑ ↓Metabollisme m↑ ↓Aktifitas GI m↑ ↓Nafsu makan m↑
Penurunan curah jantung
Intoleren aktivitas
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4.
makanan yang diberikan
Ds :klien sering bertanya tentang program pengobatan dan terapi yang akan di lakukan
Do : klien tampak bingung dan selalu bertanya tentang penyakitnya
↓Perubahan pola nutrisi
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Perubahan status kesehatan ↓ Hospitalisasi ↓ Informasi in adekuat ↓ Krisis situasi ↓ Informasi (-) ↓Kurangnya pengetahuan
Kurangnya pengetahuan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKA KEPERAWATAN
Inisial Klien : MP Ruangan : Asoka No. RMNO DIAGNOSA
KEPERAWATANIMPLEMENTASI
TINDAKAN KEPERAWATAN
EVALUASI
1
2.
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol
Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
1.pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan perhatikan besarnya tekanan nadi2.pantau CVP jika pasien menggunakannya3.periksa / teliti kemungkinan danya nyeri dada atau angina yang di keluhkan pasien 4.kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur 5.auskultasi suara jantung tambahan,6.pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk
1.pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istrahat maupun saat melakukan aktivitas
2.berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori 3.sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istrahat di t4 tidur sebanyak-banyaknya
S. klien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar lagi O.klien tampak tenangA.masalah klien teratasiP.intervensi pertahankan
S.klien mengatakan tidak mengalami kelelehen saat melakukan aktifitas O.klien tampak kkuat tidak tampak lemah A.masalah klien teratasi P.intervensi pertahankan
3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme
4.berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti : sentuhan/ masase,5.memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang seperti membaca6.hindari membicarakan topic yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespon terhadap persaan tersebut
1.auskultasi bising usus 2.catat dan laporkan adanya anoreksia,kelelahan umum, nyeri abdomen,munculnya mual dan muntah3.pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan 4. dorong pasien untuk
S. klien mengatakan merasa lebih bersemagat O klien tampak segarA masalah klien teratasiP intervensi pertahankan
4. . Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan denga tindakan mengenal sumber informasi
makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil de ngan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah di cerna
5.hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus
1.tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan2.berikan informasi yang adekuat 3.identifikasi sumber stress 4.tekankan pentingnya perencanaan waktu istrahat5.berikan tanda dan informasi gejala dari hipertiroid
S. klien dapat mengetahui tentang penyakitnya O. klien tampak optimisA. masalah teratasiP. intervensi di pertahankan
BAB IV
PEMBAHASAN
Hipertiroidisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis, hipertiroidisme dapat
didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan
akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Terdapat dua tipe
hipertiroidisme spontan yang paling sering dijum pai yaitu :
(1) penyakit Graves,
(2) goiter nodular toksik
Paling umum tipe hyperthyroidism diproduksi dari overactivity kelenjar gondok.
Ini mengandung racun yang disebut goiter : yang mengandung racun tanda-
tanda nya bisa dilihat dari kondisi demam pasien, jika ” mengandung racun ”
terinfeksi, dan disebabkan oleh goiter, maka akan dapat memperluas kelenjar.
Goiter juga dikenal dengan Graves’ disease.
Perkembangnya goiter ini sama seperti Graves’ disease, yang akan
menghasilkan terlalu banyak hormon gondok. Kelenjar pada umumnya lebih
besar dan akan tumbuh cukup besar, tumbuh menonjol keluar di depan leher.
Pembentukan pembesarannya terjadi pada leher, atau tidak pembentukan sama
sekali. Jika goiter kecil dapat dirasakan dengan adanya gumpalan di leher. Ini
adalah bentuk hyperthyroidism kelenjar gondok, dan itu dirasakan di leher saat
menelan.
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan
penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan
produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif
oleh kelenjar tiroid. Penyakit Graves merupakan bentuk tiroktoksikosis
(hipertiroid) yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dapat terjadi
pada semua umur, sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Tanda dan
gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma
(hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/
hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta disertai dermopati,
meskipun jarang
Patogenesis penyakit Graves sampai sejauh ini belum diketahui secara pasti.
Namun demikian, diduga faktor genetik dan lingkungan ikut berperan dalam
mekanisme yang belum diketahui secara pasti meningkatnya risiko menderita
penyakit Graves. Berdasarkan ciri-ciri penyakitnya, penyakit Graves
dikelompokkan ke dalam penyakit autoimun, antara lain dengan ditemukannya
antibodi terhadap reseptor TSH (Thyrotropin Stimulating Hormone - Receptor
Antibody /TSHR-Ab) dengan kadar bervariasi
Penyakit graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 – 40 tahun dan lebih
sering di temukan pada perempuan dari pada laki – laki, terdapat predisposisi
familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan dengan bentuk-bentuk
endokrinopati autoimun lainnya. Pada penyakit graves terdapat dua kelompok
gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstra tiroidal, dan keduanya mungkin tidak
tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hyperplasia kelenjar tiroid, dan
hipertiroidisme akibat hormon tiroid yang berlebihan.
Pada penyakit graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter
akibat hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid
yang berlebihan. Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi
hipermetabolisme dan aktifitas simpatis yang berlebihan. Pasien mengeluh
lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin banyak bila panas, kulit
lembab, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat, palpitasi,
takikardi, diare dan kelemahan srta atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal berupa
oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah.
Oftalmopati yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai dengan
mata melotot, fissura palpebra melebar, kedipan berkurang, lid lag
(keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan mata) dan kegagalan
konvergensi. Gambaran klinik klasik dari penyakit graves antara lain adalah tri
tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus.
Perubahan pada mata (oftalmopati Graves) , menurut the American Thyroid
Association diklasifikasikan sebagai berikut (dikenal dengan singkatan
NOSPECS) :
Berkembangnya hyperthyroidism, dapat mengakibatkan kehilangan berat
badan biarpun selera makan tinggi. Badan terasa gelisah dan gugup dan
temperan tinggi. Berkeringat lebih banyak dan tidak tahan kepanasan. Kulit
secara terus-menerus tipis menjadi dan lembut, dan bisa juga mengakibatkan
kebotakan pada rambut. Kuku tumbuh dengan cepat, sehingga sulit mengontrol
kuku agar tetap bersih. Juga dapat mengakibatkan gatal-gatal pada kulit.
Pemeriksaan hyperthyroidism terhadap wanita lebih diutamakan. Pertama,
terhadap gondok yodium yang radioaktif, ini digunakan untuk diagnosa
hyperthyroidism, baik sebagai radioiodine dengan perlakuan hyperthyroidism,
dan harus ke dokter untuk ditest. Setelah ditest dokter akan memeriksa penyakit
tersebut dan menguji pengobatan terhadap antithyroid atau yodium radioaktif.
Atau kontrol hyperthyroid sebelum kehamilan. Atau kemungkinan dilanjutkan
dengan pengobatan antithyroid terhadap kehamilan. Intik iodium adalah 100-150
g / hari dan sudah memenuhi kecukupan gizi. Kandungan iodium urine sama
dengan level intik dan dapat digunakan untuk memperkirakan konsumsi iodium.
Defisiensi iodium terjadi dengan intik < 50g / hari. Orang yang mengkonsumsi
<50g / hari beresiko untuk berkembang menjadi goiter. Goiter hampir selalu
disebabkan intik <10g / hari. Goiter adalah pembesaran atau hypertrophy dari
kelenjar thyroid.
Grade goiter ada 3 yaitu :
1. Pembesaran, kecil dapat dideteksi dengan palpasi
2. Leher yang tebal
3. Pembengkakan yang besar yang terlihat dari jarak jauh
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Hipertiroidisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis, hipertiroidisme dapat
didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik hormon tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul spontan
akibat asupan hormon tiroid secara berlebihan. Terdapat dua tipe
hipertiroidisme spontan yang paling sering dijum pai yaitu : (1) penyakit Graves,
(2) goiter nodular toksik
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves
merupakan penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya
peningkatan produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan
yodium radioaktif oleh kelenjar tiroid.
Penyakit graves biasanya terjadi pada usia sekitar 30 – 40 tahun dan lebih
sering di temukan pada perempuan dari pada laki – laki, terdapat predisposisi
familial terhadap penyakit ini dan sering berkaitan dengan dengan bentuk-bentuk
endokrinopati autoimun lainnya. Pada penyakit graves terdapat dua kelompok
gambaran utama yaitu tiroidal dan ekstra tiroidal, dan keduanya mungkin tidak
tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat hyperplasia kelenjar tiroid, dan
hipertiroidisme akibat hormon tiroid yang berlebihan.
Penyakit basedow atau lazim juga disebut sebagai penyakit graves merupakan
penyakit yang sering dijumpai pada orang muda akibat daya peningkatan
produksi tiroid yang ditandai dengan peningkatan penyerapan yodium radioaktif
oleh kelenjar tiroid. Penyakit Graves merupakan bentuk tiroktoksikosis
(hipertiroid) yang paling sering dijumpai dalam praktek sehari-hari. Dapat terjadi
pada semua umur, sering ditemukan pada wanita dari pada pria. Tanda dan
gejala penyakit Graves yang paling mudah dikenali ialah adanya struma
(hipertrofi dan hiperplasia difus), tirotoksikosis (hipersekresi kelenjar tiroid/
hipertiroidisme) dan sering disertai oftalmopati, serta disertai dermopati
Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan yaitu, diharapkan bagi para
pembaca, khususnya pada mahasiswa keperawatan agar mampu menguasai
materi ini, sehingga dalam penerapan praktiknya kedepan lebih baik.
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
PENYEBAB DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
2.
3.
Ds : klien mengatakan jamtung berdebar-debar
Do: klien tampak memegang dadanya
Ds : klien mengeluh sering kelelahan
Do : klien tampak lemah
Ds : klien mengatakan merasa mual dan nafsu makan tidak ada
Do : klien tidak menghabiskan makanan yang diberikan
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Produksi kalor m↑ ↓Peningkatan suhu tubuh ↓G3 rasa nyaman panas ↓Perubahan pola kerja jantung dan paru
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Proses glikogenesis m↑ ↓Proses pembakaran lemak m↑ ↓Suplay nutrisi yang tidak adekuat ↓penurunan berat badan ↓ Kelelahan
Produksi harmon tiroid m↑ ↓Metabollisme m↑ ↓Aktifitas GI m↑ ↓Nafsu makan m↑ ↓Perubahan pola nutrisi
Penurunan curah jantung
Intoleren aktivitas
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
4.
Ds :klien sering bertanya tentang program pengobatan dan terapi yang akan di lakukan
Do : klien tampak bingung dan selalu bertanya tentang penyakitnya
Produksi hormone tiroid m↑ ↓Metabolisme tubuh m↑ ↓Perubahan status kesehatan ↓ Hospitalisasi ↓ Informasi in adekuat ↓ Krisis situasi ↓ Informasi (-) ↓Kurangnya pengetahuan
Kurangnya pengetahuan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TINDAKA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSAKEPERAWATAN
IMPLEMENTASI TINDAKAN
KEPERAWATAN
EVALUASI
1
2.
Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol
Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi
1.pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan perhatikan besarnya tekanan nadi2.pantau CVP jika pasien menggunakannya3.periksa / teliti kemungkinan danya nyeri dada atau angina yang di keluhkan pasien 4.kaji nadi atau denyut jantung saat pasien tidur 5.auskultasi suara jantung tambahan,6.pantau suhu, berikan lingkungan yang sejuk
1.pantau tanda vital dan catat nadi baik saat istrahat maupun saat melakukan aktivitas
2.berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sensori 3.sarankan pasien untuk mengurangi aktivitas dan meningkatkan istrahat di t4 tidur sebanyak-banyaknya
S. klien mengatakan jantungnya tidak berdebar-debar lagi O.klien tampak tenangA.masalah klien teratasiP.intervensi pertahankan
S.klien mengatakan tidak mengalami kelelehen saat melakukan aktifitas O.klien tampak kkuat tidak tampak lemah A.masalah klien teratasi P.intervensi pertahankan
3 Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme
4.berikan tindakan yang membuat pasien nyaman seperti : sentuhan/ masase,5.memberikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang seperti membaca6.hindari membicarakan topic yang menjengkelkan atau yang mengancam pasien, diskusikan cara untuk berespon terhadap persaan tersebut
1.auskultasi bising usus 2.catat dan laporkan adanya anoreksia,kelelahan umum, nyeri abdomen,munculnya mual dan muntah3.pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan 4. dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil de ngan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah di cerna
S. klien mengatakan merasa lebih bersemagat O klien tampak segarA masalah klien teratasiP intervensi pertahankan
4. . Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi,prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan denga tindakan mengenal sumber informasi
5.hindari pemberian makanan yang dapat meningkatkan peristaltic usus
1.tinjauan ulang proses penyakit dan harapan masa depan2.berikan informasi yang adekuat 3.identifikasi sumber stress 4.tekankan pentingnya perencanaan waktu istrahat5.berikan tanda dan informasi gejala dari hipertiroid
S. klien dapat mengetahui tentang penyakitnya O. klien tampak optimisA. masalah teratasiP. intervensi di pertahankan