Askep Hiperpituarisme Dan Hipopituarisme

download Askep Hiperpituarisme Dan Hipopituarisme

of 31

Transcript of Askep Hiperpituarisme Dan Hipopituarisme

BAB II.1 Latar belakangHipofisis merupakan sebuah kelenjar sebesar kacang polong, yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.Jika hipofisa membesar, akan cenderung mendorong ke atas, seringkali menekan daerah otak yang membawa sinyal dari mata dan mungkin akan menyebabkan sakit kepala atau gangguan penglihatan.Selain itu banyak gangguan lain yang disebabkan karena kelebihan hormone yang dilepaskan hipofisis yang bisa menghasilkan dampak yang cukup signifikan bagi pasien.Kelenjar hipofisis kadang disebut kelenjar penguasa karena hipofisis mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya. Beberapa hormone hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri melalui mekanisme umpan balik, oleh organ lainnya, dimana kadar hormone endokrin lainnya dalam darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau mempercepat pelepasan hormonnya. Jenisnya ada Kelenjar hipofisis anterior dan posterior.Hipofungsi kelenjar hipofisis ( Hipopituitarisme ) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar hipofisis sendiri atau pada hipotalamus ; namun demikian, akibat kedua keadaan ini pada hakikatnya sama. Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar hipofisis. Panhipopituitarisme ( penyakit simmond ) merupakan keadaan tidak adanya seleruh sekresi hipofisis dan penyakit ini jarang dijumpai. Microsisi hipofisis pasca partus ( syndrome Sheehan ) merupakan penyebab lain kegagalan hipofisis anterior yang jarang. Keadaan ini lebih cenderung terjadi pada wanita yang mengalami kehilangan darah, hipovolemia dan hipotensi pada saat melahirkan.1.2 Rumusan Masalah1.2.1

Bagaimana anatomi dan fisiologi dari kelenjar hipofisis ?1.2.2

Apa definisi dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.3

Apa etiologi dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.4

Apa manifestasi klinis dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.5

Apa patofisiologi dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.6

Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.7

Apa komplikasi dari penyakit hiperpituarisme ?1.2.8

Apa definisi dari penyakit hipopituarisme ?1.2.9

Apa etiologi dari penyakit hipopituarisme ?1.2.10Apa manifestasi klinis dari penyakit hipopituarisme ?1.2.11Apa patofisiologi dari penyakit hipopituarisme ?1.2.12Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit hipopituarisme ?1.2.13Apa komplikasi dari penyakit hipopituarisme ?1.2.14Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit hiperpituarisme ?1.2.15Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit hipopituarisme?1.3

Tujuan1.3.1

Mengetahui anatomi dan fisiologi dari kelenjar hipofisis 1.3.2

Mengetahui definisi dari penyakit hiperpituarisme 1.3.3

Mengetahui etiologi dari penyakit hiperpituarisme

1.3.4

Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit hiperpituarisme

1.3.5

Mengetahui patofisiologi dari penyakit hiperpituarisme 1.3.6

Mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit hiperpituarisme 1.3.7

Mengetahui komplikasi dari penyakit hiperpituarisme 1.3.8

Mengetahui definisi dari penyakit hipopituarisme 1.3.9

Mengetahui etiologi dari penyakit hipopituarisme

1.3.10Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit hipopituarisme

1.3.11Mengetahui patofisiologi dari penyakit hipopituarisme 1.3.12Mengetahui pemeriksaan penunjang dari penyakit hipopituarisme 1.3.13Mengetahui komplikasi dari penyakit hipopituarisme

1.3.14Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit hiperpituarisme ?1.3.15Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit hipopituarisme?BAB IITinjauan TeoretisA. Anatomi dan Fisiologia. Kelenjar Hipofise

Kelenjar pituitari(hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat 500 mg. Terletak di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat dengan chiasma opticum. Kelenjar hipofise sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitari anterior yang berukuran lebih besar terletak di anterior atau disebut adenohipofise dan pituitari posterior atau neurohipofise. Pituitari anterior biasa juga disebut sebagai Master gland, karena pengaruhnya pada kelenjar lain dan pada seluruh tubuh. Pengaruh ini dilaksanakan oleh 6 hormon yang diproduksi oleh sel yang berbeda- beda yang terdapat di lobus anterior hipofise, dan oleh dua hormon yang diproduksi oleh lobus posterior hipofise.Bagian anterior kelenjar hipofisis mempunyai banyak fungsi dan karena memiliki kemampuan dalam mengatur fungsi-fungsi dari kelenjar-kelenjar endokrin lain, maka bagian anterior kelenjar hipofisis ini dikenal juga dengan nama kelenjar utama (master of gland). Sel-sel hipofisis anterior merupakan sel-sel yang khusus menyekresikan hormon-hormon tertentu. Tujuh macam hormon dan peranan metabolik fisiologinya telah diketahui dengan baik. Hormon- hormon terssebut adalah adrenocortocotropic hormone (ACTH), melanocyte-stimulating hormone (MSH), thyroid-stimulating hormone (thyrotropin, TSH), follicle-stimulating hormone (FSH), luteinizing hormone(LH), growth hormone (GH), dan prolactin (PRL). Beberapa hormon ini (ACTH, MSH, GH, dan prolaktin) merupakan polipeptida, sedangkan hormon yang lainnya (TSH, FSH, dan LH) merupakan glikoprotein. Penelitian morfologis menemukan bahwa setiap hormon disintesis oleh satu jenis sel tertentu. Dapat dikatakan bahwa bagian anterior kelenjar hipofisis sesungguhnya merupakan gabungan dari beberapa kelenjar yang berdiri sendiri-sendiri, yang semuanya berada di bawah pengawasan hipotalamus. Lobus posterior kelenjar hipofisis atau neurohipofisis terutama berfungsi untuk mengatur keseimabangan cairan. Vasopresin atau hormon antidiuretik (ADH) terutama disintesis dalam nukleus supraoptik dan pareventrikular hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis.

Thyroid stimulating hormon (TSH), adrenocorticotropic hormon (ACTH), dan gonadotropic hormon disebut tropic hormon karena hormon- hormon ini menstimulasi hormon lain untuk mensekresi hormon yang aktif yang mempengaruhi perubahan sel- sel tubuh tertentu. Hormon hipofise lain melaksanakan penggaruhnya pada sel tubuh secara langsung ( non tropik ). b. Hubungan antar hipotalamus dan kelenjar hipofise.

Hipotalamus terdiri dari sebuah nuklei dan berperan sebagai suatu penghubung yang penting antara mekanisme pengaturan neurologis dan hormonal. Hipotalamus melaksanakan pengontrolan pada kelenjar hipofise anterior dan terhadap kelenjar lain dan sel-sel tubuh. Hipotalamus (terletak pada jaringan sekitar ventrikel ketiga) dan lobus hipofise anterior dihubungkan oleh sistem perdarahan portal hipotalamus-hipofise (hipotalamus-hipofise portal blood system) dengan demikian neurosekresi releasing factor (RF) dan inhibiting factor (IF) dilakukan dari hipotalamus ke hipofise. Diduga bahwa masing-masing hormon hipofise memiliki RF dan IF yang menstimulir atau menghambat pelepasan hormon-hormon tersebut. Dengan diketahuinya struktur kimia dari suatu inhibitory dan releasing factor , istilah faktor diubah menjadi hormon.

Hipotalamus juga mengendalikan kelenjar hipofise posterior yang berhubungan dengannya secara struktural. ADH dan oksitosin sebenarnya diproduksi di hipotalamus dalam nuklei paraventrikular dan supraoptik dan dibawa oleh neuron melalui transport aksonal melalui cabang-cabang terminal yang terletak di lobus posterior hipofise. Disana mereka disimpan dan kemudian dilepaskan.HormonFungsi

Hipofise anterior

Growth hormon (GH)Target organ : seluruh tubuh, kemungkinan bekerja pada kebanyakan jaringan melalui somatomedin. Berhubungan dengan pertumbuhan sel, tulang, dan jaringan lunak.Meningkatkan mitosisMempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.Meningkatkan glukosa darah dengan menurunkan penggunaan glukosa, antagonis insulin.Meningkatkan sintesa protein.Meningkatkan kadar asam lemak bebas, lipolisis, dan pembentukan keton.Meningkatkan retensi elektrolit dan cairan ekstraseluler.

Prolaktin (PRL)Target organ : payudara dan gonad.Perlu bagi perkembangan payudara dan laktasi.Pengatur fungsi reproduksi pada pria dan wanita.

Thyroid Stimulating Hormon (TSH)Target organ : tiroidPerlu untuk pertumbuhan dan fungsi tiroid.

Adrenokorticoid-stimulating hormon (ACTH; Corticotropin)Organ target: korteks adrenalPerlu untuk pertumbuhan dan mempertahankan ukuran kortek adrenal. Sedikit berperan dalam pelepasan mineralokortikoid (aldosteron).Mengontrol pelepeasan glukokorticoid (kortisel) dan androgen adrenal.

Gonadotropin

Folikel stimulating hormon (FSH)Luteinizing hormon (LH)Target organ : gonadMenstimulasi gametogenesis dan produksi seks steroid pada pria dan wanita.

Hipofise Posterior

Antidiuretic hormone (ADH)Merubah membran tubulus ginjal untuk meningkatkan absorpsi air; merangsang otot polos usus, dan pembuluh darah.

Oxitocin Merangsang kontraksi uterus dan pengeluaran air susu.

c. Peran Fisiologis Dan Metabolik Hormon-Hormon Hipofisis AnteriorGH, prolaktin, dan MSH mempunyai pengaruh metabolik langsung pada jaringan sasaran sebaliknya ACTH, TSH, FSH, dan LH fungsi utamanya adalah mengatur sekresi kelenjar-kelanjar endokrin lainnya, karena itu dikenal sebagai hormon-hormon tropik. GH atau somatotropin mempunyai pengaruh metabolik utama,baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Pada anak-anak, hormon ini diperlukan untuk pertumbuhan somatik. Pada orang dewasa, hormon ini berfungsi mempertahankan ukuran orang dewasa normal dan juga berperan dalam pengaturan sintesis protein dan pembuangan zat makanan. GH memproduksi faktor pertumbuhan-1 mirip insulin (IGF-1) yang merantarai efek perangsang-pertumbuhan. Tanpa IGF-1, GH tidak dapat merangsang pertumbuhan. Sekresi GH diatur oleh growth hormone-releasing hormone (GHRH) dari hipotalamus dan oleh somatostatin, suatu hormon penghambat. Pelepasan GH dirangsang oleh hipoglikemia dan oleh asam amino seperti arginin, ditambah juga dengan stress dan latihan berat. MSH merupakan suatu unsur pokok dari proopiomelanokortin. Hormon ini meningkatkan pigmentasi kulit dengan merangsang dispersi granula-granula melanin dalam melanosit. Sekresi MSH diatur oleh corticotropin-releasing hormone (CRH) dan dihambat oleh peningkatan kadar kortisol. Defisiensi sekresi kortisol dapat merangsang pelepasan MSH, sedangkan kadar kortisol yang tinggi menekan sekresi hormon ini. Prolaktin merupakan salah satu kelompok hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan payudara dan sekresi susu. Pelepasan prolaktin berada di bawah pengaruh penghambatan tonik oleh hipotalamus melalui dopamin yang disekresi oleh sistem neuron dopaminergik tuberohipofisel. Jika faktor-faktor penghambat ini tidak ada maka sekresi prolaktin akan meningkat dan dapat terjadi laktasi. Thyrotropin-releasing hormone (TRH) merangsang sekresi prolaktin. ACTH merangsang pertumbuhan dan fungsi korteks adrenal dan merupakan suatu faktor yang sangat penting pada pengaturan produksi dan pelepasan kortisol. Secara tunggal, ACTH tampaknya tidak mempunyai efek ekstraadrenal yang berarti CRH dan arginine vasopressin (AVP) bekerja secara sinergis untuk merangsang sekresi ACTH. TSH merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid. TSH ini menyebabkan pelepasan tiroksin (T4) dan tryodo tironin (T3), selanjutnya hormon-hormon ini akan mengatur sekresi TSH. TRH merangsang sekresi TSH.FSH dan LH dikenal juga sebagai gonadotropin. Pada laki-laki, FSH mempertahankan dan merangsang spermatogenesis, sedangakan LH merangsang sekresi testoteron oleh sel-sel Leydig atau sel-sel interstisial testis. FSH dan LH ini akan disekresi secara kontinu atau secara tonik pada laki-laki. Sebaliknya, pada perempuan FSH merangsang perkembangan folikel dan sekresi estrogen oleh sel-sel folikel. LH menyebabkan ovulasi dan mempertahankan serta merangsang sekresi progesteron oleh korpus luteum yang berkembang dari folikel sesudah ovulasi. Pelepasan FSH dan LH pada perempuan bersifat siklik, sedemikian pula sehingga kadar kedua hormon tersebut akan melonjak pada pertengahan siklus dan kemudian sedikit demi sedikit menurun pada akhir siklus, dan diikuti oleh menstruasi. Sekresi FSH dan LH diatur oleh sekresi (amplitudo dan frekuensi) gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang bersifat pulsatil.Konsekuensi klinis defisiensi pelepasan ACTH dan TSH masing-masing berupa insufisiensi adrenal dan hipotiroidisme. Tidak adanya pelepasan gonadotropin mengakibatkan hipotiroidisme. Sebaliknya, sekresi ACTH yang berlebihan akan mengakibatkan hiperfungsi korteks adrenal atau sindrom Cushing. Sindrom kelebihan TSH atau pelepasan gonadotropin jarang ditemukan.Diagnosis klinis gangguan hipofisis membutuhkan penegasan biokimia melalui uji khusus yang memperlihatkan fungsi hipofisis abnormal yang merupakan karakteristik keadaan yang dicurigai. Hormon hipofisis yang sudah diterangkan yaitu, ACTH, MSH, TSH, FSH, LH, GH, dan prolaktin semuanya dapat dihitung dalam serum atau plasma.d. Disfungsi kelenjar hipofise

Penyakit hipofise adalah penyakit yang tidak umum terjadi, namun dapat timbul sebagai kondisi hiperfungsi hipofise, hipofungsi hipofise, dan lesi/ massa setempat yang menyebabkan tekanan pada khiasma optikus atau bagian basal otak.1. Hiperfungsi kelenjar hipofiseSering disebut juga hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofise sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofise atau lebih.Hiperpituitarisme adalah sekresi berlebihan hormone hipofisisn anterior. Hiperpituitarisme biasanya mengenai hanya satu jenis hormone hipofisis. Hormon-hormon hipofisis lainya sering di keluarkan dalam kadar yang lebih rendah (corwin J Elizabeth 2001)1.1Etiologi

Hiperpituitarisme dapat menjadi akibat mal fungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebabnya mencakup :

adenoma primer salah satu jenis sel penghasil hormone, biasanya sel penghasil GH, ATCH, atau prolaktin.

Tidak adanya umpan balik dari kelenjar sasaran misalnya, peningkatan kadar TSH rterjadi apabila sekresi HT oleh kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.

faktor keturunan adanya riwayat keluarga dengan hiperpituitarisme1.2Tanda dan Gejala Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ organ dalam (seperti tangan, kaki, jari jari,tangan, lidah, rahang, kardiomegali) Impotensi Visus berkurang Nyeri kepala dan somnolent Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas Libido seksual menurun Kelemahan otot, kelelahan dan letargi tumor yang besar dan mengenai hipotalamus: suhu tubuh, nafsu makan dan tidur bisa terganggu, serta tampak keseimbangan emosi

1.3PATOFISIOLOGIHiperfungsi hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk bergantung pada sel mana dari kelima sel-sel hipofise yang mengalami hiperfungsi.

Kelenjar biasanya mengalami pembesaran disebut adenoma makroskopik bila diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang terdiri atas 1 jenis sel atau beberapa jenis sel. Adenoma hipofisis merupakan penyebab utama hiperpituitarisme.penyebab adenoma hipofisis belum diketahui. Adenoma ini hampir selalu menyekresi hormon sehingga sering disebut functioning tumor.

Kebanyakan adalah tumor yang terdiri atas sel-sel penyekresi GH,ACTH dan prolaktin. Tumor yang terdiri atas sel-sel pensekresi TSH-,LH- atau FSH- sangat jarang terjadi. Functioning tumor yang sering di temukan pada hipofisis anterior adalah:

1. prolactin-secreting tumors ( tumor penyekresi prolaktin ) atau prolaktinoma.Prolaktinoma (adenoma laktotropin) biasanya adalah tumor kecil, jinak, yang terdiri atas sel-sel pensekresi prolaktin. Gejala khas pada kondisi ini sangat jelas pada wanita usia reproduktif dan dimana terjadi tidak menstruasi, yang bersifat primer dan sekunder, galaktorea (sekresi ASI spontan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan), dan infertilitas.

2. somatotroph tumors ( hipersekresi pertumbuhan )Adenoma somatotropik terdiri atas sel-sel yang mengsekresi hormon pertumbuhan. Gejalah klinik hipersekresi hormon pertumbuhan bergantung pada usia klien saat terjadi kondisi ini.

Misalnya saja pada klien prepubertas,dimana lempeng epifise tulang panjang belum menutup, mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang sehingga mengakibatkan gigantisme. Pada klien postpubertas, adenoma somatotropik mengakibatkan akromegali, yang ditandai dengan perbesaran ektremitas ( jari, tangan, kaki ), lidah, rahang, dan hidung. Organ-organ dalam juga turut membesar ( misal; kardiomegali).Kelebihan hormon pertumbuhan menyebabkan gangguan metabolik, seperti hiperglikemia dan hiperkalsemia. Pengangkatan tumor dengan pembedahan merupakan pengobatan pilihan. Gejala metabolik dengan tindakan ini dapat mengalami perbaikan, namun perubahan tulang tidak mengalami reproduksi.

3. corticotroph tumors ( menyekresi ardenokortikotrofik /ACTH )Adenoma kortikotropik terdiri atas sel-sel pensekresi ACTH. Kebanyakan tumor ini adalah mikroadonema dan secara klinis dikenal dengan tanda khas penyakit Cushings

Gigantisme dan Akromegali Gigantisme dan akromegali disebabkan oleh sekresi GH yang berlebihan. Keadaan ini dapat diakibatkan tumor hipofisis yang menyekresi GH atau karena kelainan hipotalamus yang mengarah pada pelepasan GH secara berlebihan. Pada beberapa pasien dapat timbul akromegali sebagai respons terhadap neoplasia yang menyekresi GHRA ektopik. Pada pasien ini terdapat hiperplasia hipofisis somatotrop dan hipersekresi GH.Bila kelebihan GH terjadi selama masa anak-anak dan remaja, maka pertumbuhan longitudinal pasien sangat cepat, dan pasien akan menjadi seorang raksasa. Setelah pertumbuhan somatis selesai, hipersekresi GH tidak akan menimbulkan GIGANTISME, tetapi menyebabkan penebalan tulang-tulang dan jaringan lunak. Keadaan ini disebut akromegali, dan penderita akromegali memperlihatkan pembesaran tangan dan kaki.Penderita mungkin membutuhkan ukuran sarung tangan yang lebih besar. Kaki juga menjadi lebih besar dan lebar, dan penderita menceritakan mereka harus mengubah ukuran sepatunya. Pembesaran ini biasanya disebabkan oleh pertumbuhan dan penebalan tulang dan peningkatan pertumbuhan jaringan lunak.Selain itu, perubahan bentuk raut wajah dapat membantu diagnosis pada insepeksi. Raut wajah menjadi semakin kasar, sinus paranasalis dan sinus frontalis membesar. Bagian frontal menonjol, tonjolan supraorbital menjadi semakin nyata, dan terjadi deformitas mandibula disertai timbulnya prognatisme (rahang yang menjorok ke depan) dan gigi geligi tidak dapat menggigit. Pembesaran mandibula menyebabkan gigi-gigi renggang. Lidah juga membesar, sehingga penderita sulit berbicara. Suara menjadi lebih dalam akibat penebalan pita suara.Deformitas tulang belakang karena pertumbuhan tulang yang berlebihan, mengakibatkan timbulnya nyeri dipunggung dan perubahan fisiologik lengkung tulang belakang. Pemeriksaan radiografik tengkorak pasien akromegali menunjukkan perubahan khas disertai pembesaran sinus paranasalis, penebalan kalvarium, deformitas mandibula ( yang menyerupai bumerang ), dan yang paling penting ialah penebalan dan destruksi sela tursika yang menimbulkan dugaan adanya tumor hipofisis.Bila akromegali berkaitan dengan tumor hipofisis, maka pasien mungkin mengalami nyeri kepala bitemporal dan gangguan penglihatan disertai hemianopsia bitemporal akibat penyebaran supraselar tumor tersebut, dan penekanan kiasma optikum. Pasien dengan akromegali memiliki kadar basal GH dan IGF-1yang tinggi dan juga dapat diuji dengan pemberian glukosa oral. Pada subjek yang normal, induksi hiperglikemia dengan glukosa akan menekan kadar GH. Sebaliknya, pada pasien akromegali atau gigantisme kadar GH gagal ditekan.CT-scan dan MRI pada sela tursika memperlihatkan mikroadenoma hipofisis, serta makroadenoma yang meluas ke luar sela mencakup juga sisterna diatas sela, dan daerah sekitar sela, atau sinus sfenoid.Pengobatan akromegali atau gigantisme lebih kompleks. Iridiasi hipofisis, pembadahan mengakibatkan penurunan atau perbaikan penyakit. Pengobatan medis dengan menggunakan octreotide, suatu analog somatostatin, juga tersedia. Octreoide dapat menurunkan supresi kadar GH dan IGF-1, mengecilkan ukuran tumor, dan memperbaiki gambaran klinis.1.4

Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorik.Pengeluaran 17 ketosteroid dan 17 hidraksi kortikosteroid dalam urin menurun, BMR menurun.2. Pemeriksaan Radiologik / Rontgenologis Sella Tursikaa. Foto polos kepalab. Poliomografi berbagai arah (multi direksional)

c. Pneumoensefalografi

d. CT Scan

e. Angiografi serebral

3. Pemeriksaan Lapang Pandang

a. Adanya kelainan lapangan pandang mencurigakan

b. Adanya tumor hipofisis yang menekan kiasma optik4. Pemeriksaan Diagnostika. Pemeriksaan kartisol, T3 dan T4, serta esterogen atau testosteronb. Pemeriksaan ACTH, TSH, dan LHc. Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon, dan dengan melakukan pengukuran efeknya terhadapkadar hormon serum.1.5

Komplikasi1. Gangguan hipotalamus.2. Penyakit organ target seperti gagal tiroid primer, penyakit hipopituarisme atau gagal gonadal primer.

3. Penyebab sindrom chusing lain termasuk tumor adrenal, sindrome ACTH ektopik.

4. Diabetes insipidus psikogenik atau nefrogenik.

5. Syndrom parkinson

2. Hipofungsi kelenjar hipofiseHipopituitarisme adalah keadaan yang timbul sebagai akibat hipofungsi hipofisis. Hipopituitarisme merupakan defisiensi hormon tiroid, adrenal, gonadal dan hormon pertumbuhan akibat penyakit hipofisis. Pada setiap pasien dengan defisiensi hormonal ini, kemungkinan adanya defisiensi lain harus dicari. Kadang-kadang timbul akut berupa apopleksi hipofisis dimana terdapat infark hemoragik pad atumor hipofisis, biasanya disertai nyeri disertai kepala berat mendadak dan seringkali bersama dengan defek lapanng pandang. Hipopituitarisme memilki prevalensi 30/100.000. Hipopituitarisme adalah suatu gambaran penyakit akibat insufisiensi kelenjar hipofisis, terutama bagian anterior. Gangguan ini menyebabkan munculnya masalah dan manifestasi klinis yang berkaitan dengandefisiensi hormon-hormon yang dihasilkannya.2.1EtiologiHipopiutuitarisme dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Penyebab menyangkut : 1. Infeksi atau peradangan oleh : jamur,bakteri piogenik.2. Penyakit autoimun (Hipofisis limfoid autoimun).3. Tumor, misalnya dari sejenis sel penghasil hormon yang dapat mengganggu pembentukan salah satu atau semau hormon lain.4. Umpan balik dari organ sasaran yang mengalamai malfungsi. Misalnya, akan terjadi penurunan sekresi TSH dari hipofisis apabila kelenjar tiroid yang sakit mengeluarkan HT dalam kadar yang berlebihan.5. Nekrotik hipoksik (kematian akibat kekurangan O2) hipofisis atau oksigenasi dapat merusak sebagian atausemua sel penghasil hormon. Salah satunya sindrom sheecan, yang terjadi setelah perdarahan maternal.2.1Manifestasi KlinisPada anak-anak, terjadi gangguan pertumbuhan somatis akibat defisiensi pelepasan GH. Dwarfisme hipofisis (kerdil) merupakan konsekuensi dari defisiensi tersebut. Ketika anak-anak tersebut mencapai pubertas, maka tanda-tanda seksual sekunder dan genitalia eksterna gagal berkembang. Selain itu sering pula ditemukan berbagai derajat insifisiensi adrenal dan hipitiroidisme, mereka mungkin akan mengalami kesulitan di sekolah dan memperlihatkan perkembangan intelektual yang lamban, kulit biasanya pucat karena tidak adanya MSH.

Pada orang dewasa, kehilangan fungsi hipofisis sering mengikuti kronologis seperti defisiensi GH, hipogonadisme, hipotiroidisme, dan insufisiensi adrena. Karena orang dewasa telah menyelesaikan pertumbuhan somatisnya, maka tinggi tubuh pasien dewasa dengan hipotuitarisme adalah normal.Adapun tanda dan gejalanya yang mungkin ditemukan yaitu :1. Terjadinya hipogonadisme.2. Penurunan libido, impotensi, progresif pertumbuhan rambut dan bulu ditubuh, jenggot, berkurangnya perkembangan otot pada pria.3. Pada wanita, berhentinya siklus menstruasi atau aminorea yang merupakan tanda awal dari kegagalan hipofisis. Kemudian di ikiti atrofi payudara dan genetalia eksterna.Sakit kepala dan gangguan penglihatan atau adanya tanda-tanda tekanan intara kranial yang meningkat. Mungkin merupakan gambaran penyakit bila tumor menyita ruangan yang cukup besar.1. Gambaran dari produksi hormon pertumbuhan yang berlebih termasuk akromegali (tangan dan kaki besar demikian pula lidah dan rahang), berkeringat banyak, hipertensi dan artralgia (nyeri sendi).2. Hiperprolaktinemia : amenore atau oligomenore galaktore (30%), infertilitas pada wanita, impotensi pada pria.3. Sindrom Chusing : obesitas sentral, hirsutisme, striae, hipertensi, diabetesmilitus, osteoporosis.4. Defisiensi hormon pertumbuhan : (Growt Hormon = GH) gangguan pertumbuhan pada anak-anak.5. Defisiensi Gonadotropin : impotensi, libido menurun, rambut tubuh rontok pada pria, amenore pada wanita.6. Defisiensi TSH : rasa lelah, konstipasi, kulit kering gambaran laboratorium dari hipertiroidism.7. Defisiensi Kortikotropin : malaise, anoreksia, rasa lelah yang nyata, pucat, gejala gejala yang sangat hebat selama menderita penyakit sistemik ringan biasa, gambaran laboratorium dari penurunan fungsi adrenal.8. Defisiensi Vasopresin : poliuria, polidipsia,dehidrasi, tidak mampu memekatkan urin.2.2PATOFISIOLOGIPenyebab hipofungsi hipofise dapat bersifat primer dan sekunder. Primer bila gangguannya terdapat pada kelenjar hipofise itu sendiri, dan sekunder bila gangguan terdapat pada hipotalamus. Penyebab tersebut termasuk diantaranya : Defek perkembangan kongenital, seperti pada dwarfisme pituitari atau hipogonadisme. Tumor yang merusak hipofise (mis: adenoma hipofise nonfungsional) atau merusak hipotalamus (mis: kraniofaringioma atau glioma). Iskemia, seperti pada nekrosis postpartum (sindrom sheehans).Diagnosis insufisiensi hipofise dapat diduga secara klinik namun harus ditegakan melaui uji biokimia yang sesuai, yang akan menunjukan defisiensi hormon. Panhipopitutarisme. Pada orang dewasa dikenal sebagai (Penyakit simmonds) yang ditandai dengan kelemahan umum, intoleransi terhadap dingin, napsu makan buruk, penurunan berat badan, dan hipotensi. Wanita yang terserang penyakit ini tidak akan mengalami menstruasi dan pada pria akan menderita impotensi dan kehilanngan libido. Insufisiensi hipofise pada masa kanak-kanak akan mengakibatkan dwarfisme.2.3

PenatalaksanaanPengobatan hipopituitarisme mencakup penggantian hormon-hormon yang kurang. GH manusia, hormon yang hanya efektif pada manusia, dihasilkan dari tehnik rekombinasi asam deoksiribonukleat(DNA), dapat digunakan untuk mengobati pasien dengan defesiensi GH dan hanya dapat dikerjakan oleh dokter spesialis.

GH manusia jika diberikan pada anak-anak yang menderita dwarfisme hipofisis, dapat menyebabkan peningkatan tinggi badan yang berlebihan. GH manusia rekombinan juga dapat digunakan sebagai hormon pengganti pada pasien dewasa dengan panhipopituitarisme. Hormon hipofisis hanya dapat diberikan dengan cara disuntikan.Sehingga, terapi harian pengganti hormon kelenjar target akibat defesiensi hipofisis untuk jangka waktu yang lama, hanya diberikan sebagai alternatif.B. Asuhan Keperawatan Klien dengan Hiperfungsi dan Hipofungsi Hipofisea. Hiperfungsi HipofiseI. Pengkajian1. Riwayat penyakit ; manifestasi klinis tumor hipofise bervariasi tergantung pada hormon mana yang disekresi berlebihan. Tanyakan manifestasi klinis dari peningkatan prolaktin, GH dan ACTH mulai dirasakan.2. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.3. Keluhan utama, mencakup : Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dsb. Perubahan tingkat energi, kelelahan dan letargi. Nyeri pada punggung dan perasaan tidak nyaman. Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensia. Nyeri kepala, kaji P, Q, R, S, T. Gangguan penglihatan seperti menurunnya ketajaman penglihatan, penglihatan ganda, dsb. Kesulitan dalam berhubungan seksual. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita) mencakup keteraturan, kesulitan hamil. Libido seksual menurun Impotensia.4. Pemeriksaan fisik mencakup: Amati bentuk wajah, khas pada hipersekresi GH seperti bibir dan hidung besar, tulang supraorbita menjolok. Kepala, tangan/lengan dan kaki juga bertambah besar, dagu menjorok kedepan. Amati adanya kesulitan mengunyah dan geligi yang tidak tumbuh dengan baik. Pemeriksaan ketajaman penglihatan akibat kompresi saraf optikus, akan dijumpai penurunan visus. Amati perubahan pada persendian di mana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak. Pada pemeriksaan ditemukan mobilitas terbatas. Peningkatan perspirasi pada kulit menyebabkan kulit basah karena berkeringat. Suara membesar karena hipertropi laring. Pada palpasi abdomen, didapat hepatomegali dan splenomegali. Hipertensi Disfagia akibat lidah membesar. Pada perkusi dada dijumpai jantung membesar5. Pemeriksaan diagnostik mencakup : Kadar prolaktin serum : ACTH, GH Foto tengkorak CT Scan otak Angiografi Tes supresi dengan Dexamethason Tes toleransi glukosa.II. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan hiperpituitarisme.1.Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.2.Disfungsi seksual b.d penurunan libido; infertilitas.3.kurangnya pengetahuan tentang berhubungan tengan diagnose penyakit dan pengobatan.III.intervensi

Diagnosetujuanintervensi

Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan fisik.Setelah dilakukan askep . jam klien mengalami peningkatan body image dan menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan klien dengan criteria :

Mau menerima penampilannya

Percaya diri

NOC Citra Tubuh

Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh

Indicator:

Gambaran internal tubuh

Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh

Kepuasan penmapilan tubuh

Pengaturan penampilan fisik tubuh

Pengaturan perubahan fungsi tubuh

NIC Perbaikan Citra Tubuh : Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan terhadap tubuhnya Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan pembedahan Membantu pasien memelihara perubahan tubuh Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang beharga Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan tubuh. Monitoring pandangan diri secara berkala Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn bagian tubuh dan berat badan Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang akan meningkat

Disfungsi seksual b.d penurunan libido; infertilitas.

Pasien dapat menunjukkan peningkatan fungsi seksual

Criteria hasil

1.pasien mengungkapkan perasaan dappat keinginan/hasrta seksual

2.pasien mengungkapkan fungsi seksual meningkat

NOC : Fungsi Seksual1 Mengekspresikan kenyamanan2 Mengekspresikan kepercayaan diri

NIC : Konseling Seksual Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia. Diskusikan beberapa pilihan agar dicapai kenyamanan.

Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi seksualnya. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya. Kolaborasi pemberian obat obatan bromokriptin.

kurangnya pengetahuan tentang berhubungan tengan diagnose penyakit dan pengobatan

Pasien dapat meningkatkan pengetahuan b/d diagnose penyakit.

NOC :

Kowlwdge : disease process

Kowledge : health BehaviorKriteria Hasil : Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :Teaching : disease Process

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit Diskusikan pilihan terapi atau penanganan Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

b. Hipofungsi HipofiseI. PengkajianPengkajian keperawatan pada klien dengan kelainan ini antara lain mencakup :1. Riwayat penyakit masa lalu. Adakah penyakit atau trauma pada kepala yang pernah diderita klien, serta riwayat radiasi pada kepala.2. Sejak kapan keluhan dirasakan. Dampak defisiensi GH mulai tampak pada masa balita sedang defisiasi gonadotropin nyata pada masa pra remaja.3. Apakah keluhan terjadi sejak lahir. Tubuh kecil dan kerdil sejak lahir terdapat pada klien kretinisme.4. Berat dan tinggi badan saat lahir.5. Keluhan utama klien :a. Pertumbuhan lambatb. Ukuran otot dan tulang kecilc. Tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang : tidak ada rambut pubis dan aksila, payudara tidak tumbuh, penis tidak tumbuh, tidak mendapat haid, dan lain-lain.6. Pemeriksaan Fisika. Amati bentuk dan ukuran tubuh, ukuran BB dan TB, amati bentuk dan ukuran buah dada, pertumbuhan rambut aksila dan pubis, dan pada klien pria, amati pula pertumbuhan rambut di wajah (jenggot dan kumis )b. Palpasi kulit, pada wanita biasanya menjadi kering dan kasar 7. Kaji pula dampak perubahan fisik terhadap kemampuan klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.8. Data penunjang dari hsil pemeriksaan diagnostik eperti : a. Foto kranium untuk melihat pelebaran dan atau erosi sella tursikab. Pemeriksaan serum darah : LH dan FSH , GH, prolaktin, kortisol, aldosteron, testosteron, androgen, tes stimulasi yang mencakup uji toleransi insulin dan stimulasi tiroid realising hormon.II.Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang dapat dijumpai pada klien hipopituitarisme adalah : 1.Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.2.Ansietas b.d ancaman terhadap perubahan status kesehatan.3.Harga diri rendah b/d perubahan penampilan tubuhIII.Intervensi keperawatandiagnosatujuanintervensi

gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur dan fungsi tubuh akibat defisiensi gonadotropin dan defisiensi hormon pertumbuhan.

Setelah dilakukan askep . jam klien mengalami peningkatan body image dan menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan klien dengan criteria :

Mau menerima penampilannya

Percaya diri

NOC Citra Tubuh

Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh

Indicator:

Gambaran internal tubuh

Keseimbangan antara realita, ideal dan penampilan tubuh

Kepuasan penmapilan tubuh

Pengaturan penampilan fisik tubuh

Pengaturan perubahan fungsi tubuh

NIC Perbaikan Citra Tubuh : Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan terhadap tubuhnya

Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya

Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan pembedahan

Membantu pasien memelihara perubahan tubuh

Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang beharga

Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan tubuh.

Monitoring pandangan diri secara berkala

Monitoring apakah pasien melihat perubahan pada bagian tubuh

Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn bagian tubuh dan berat badan

Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social

Membantu pasien dalam mengidentifikasi penampilan yang akan meningkat

Ansietas b.d ancaman terhadap perubahan status kesehatan.

Setelah dilakukan askep . jam klien mengalami penurunan kecemasan dengan criteria :

Kontrol Ansietas: Kemampuan untuk menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir dan tegang dari suatu sumber yang tidak dapat diidentifikasi Ansietas berkurang Menunjukkan Kontrol AnsietasNIC:

Pengurangan Ansietas: Minimalkan kekhawatiran, ketakutan, berprasangka atau rasa gelisah yang dikaitkan dengan sumber bahaya yang tidak dapat diidentifikasi dari bahaya yang dapat diantisipasi.

Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien secara berkala

Menentukan kemampuan pengambilan keputusan pada pasien.

Berikan pengobatan untuk mengurangi ansietas, sesuai dengan kebutuhan

Harga diri rendah b/d perubahan penampilan tubuh

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam harga diri pasien akan meningkat dengan indikator: Verbalisasi penerimaan diri Penerimaan keterbatasan diri Tingkat percaya diri naik Menerima kritik yang membangun Berpartisipasi dalam hubungan sosial dengan sifat terbuka

NIC :Tingkatkan harga diri Observasi perilaku klien

Monitor pernyataan klien tentang kritik diri

Eksplorasi klien terhadap kritik diri

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya

eksplorasi keberhasilan yang pernah dicapai klien

Berikan reward positif terhadap keberhsilan dan kelebihan klien

yakinkan klien bahwa klien mampu menghadapi situsi apapun

evaluasi bersama klien perilaku yang dulu dan sekarang

bantu klien untuk menyusun tujuan hidup yang realistic

anjurkan keluarga untuk memberikan dorongan/dukungan pada klien

kolaborasi denga tim medis dalam pemberian medikasi.

BAB IIIPENUTUPa. Kesimpulanhiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hyperplasia hipofisis sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormone hipofisis atau lebih Hipopituitari mengacu kepada keadaan sekresi beberapa hormone hipofisis anterior yang sangat rendah. Panhipopituirarisme mengacu pada penurunan sekresi semua hormone pituitarisme.

b. SaranSemoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khusunya dalam bidang keperawatan. Dalam makalah ini masih banyak memiliki kekurangan untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Daftar PustakaBrunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol.2, EGC, Jakarta.

Gayron & Hall, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, EGC, Jakarta.

Price A Sylfia Wilson M Lorraine, 1995, Patofisiologi, Buku 2, Edisi 4 EGC, Jakarta.

Doenges E Marlynn Moorhouse Mary Frances, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.NANDA. 2005.Panduan Diagnosa Keperawatan. Prima Medikahttp://keperawatanprofesionalislami.blogspot.com/2013/03/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.html diakses pada 01/11/2013http://wiyasika.blogspot.com/2013/04/makalah-hipopituitarisme.html diakses pada 01/11/2013

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada klien Hiperpituarisme dan Hipopituarisme tanpa ada halangan suatu apapun.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Endokrin 2 tahun ajaran 2013. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dosen Mata kuliah Endokrin 2 Bpk. Nurul Huda, S.Kep, Ns.

2. Semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Kami mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah ini.

Jombang, Oktober2013

PenyusunASUHAN KEPERAWATAN pada KLIEN DENGAN PENYAKIT HIPERPITUARISME dan HIPOPITUARISMEOleh Kelompok 1 :

1. Bayu Cahyo N2. Dona Natalia

3. Nur Hayatul Nupus

4. Putri Wijayanti

5. Soni AnggaraProdi S1 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Insan Cendekia Medika

Jombang

2013