Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

36
KEPERAWATAN JIWA II ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEPRESI Kelompok 7 : 1. Akhmad Jefri Maulana (07600008) 2. Afro’ Rizqiyah (09600005) 3. Citra Pataha Y. (09600015) 4. Junaidi (09600031) 5. M. Syahrul Nizam (09600044) 6. Nur sehah (09600052) 7. Salman Farisi (09600062) 8. Yayuk Saidah (09600076) PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Transcript of Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

Page 1: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

KEPERAWATAN JIWA II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEPRESI

Kelompok 7 :

1. Akhmad Jefri Maulana (07600008)

2. Afro’ Rizqiyah (09600005)

3. Citra Pataha Y. (09600015)

4. Junaidi (09600031)

5. M. Syahrul Nizam (09600044)

6. Nur sehah (09600052)

7. Salman Farisi (09600062)

8. Yayuk Saidah (09600076)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2011/2012

Page 2: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkah, rahmat, dan

hidayahnya saya dapat menyusun makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN PASIEN DEPRESI ” untuk melengkapi tugas mata kuliah keperawatan JIWA II

Dengan selesainya makalah ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-

pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua

pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

saya khususnya bagi para pembaca.

Surabaya, 1 april 2012

Penyusun

Page 3: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Depresi

2.2 Rentang respon emosional

2.3 Jenis – jenis tingkatan Depresi

2.4 Penyebab Depresi

2.5 Gejala – gejala Depresi

2.6 Dampak Depresi

2.7 Pencegahan Depresi

2.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Depresi

2.9 Penatalaksanaan Depresi

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. (UU Kesehatan No. 23 th 1992 ).

Sedangkan kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,

intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras

dengan keadaan orang lain (UU No. 3 th 1966 pasal 1 ).

Dengan melihat kedua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan diantaranya mengenai jiwa

yang merupakan bagian integral dari bagian lainnya baik fisik, sosial maupun ekonomi. Dan

ketika seseorang dalam pertumbuhan dan perkembangannya tidak optimal baik fisik, intelektual

dan emosionalnya dalam keselarasan dengan orang lain maka dapat dikatakan bahwa individu

tersebut mengalami kelainan jiwa.

Dalam kenyataannya, ada individu yang mampu mencapai derajat kesehatan secara optimal

sehingga bisa selaras dan beradaptasi dengan lingkungannya. Namun terdapat pula individu yang

tidak mampu mencapai derajat kesehatan secara optimal dalam pertumbuhan dan

perkembangannya sehingga terjadilah konflik dalam dirinya dan dengan ketidakmampuannya

tersebut membawa dampak pada kelainan jiwa.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Pengertian Depresi

2.2 Rentang respon Emosional

2.3 Jenis – jenis tingkatan Depresi

2.4 Penyebab Depresi

2.5 Gejala – gejala Depresi

2.6 Dampak Depresi

2.7 Pencegahan Depresi

2.8 Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Depresi

2.9 Penatalaksanaan Depresi

Page 5: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

1.3 Tujuan

3.1 Untuk Mengetahui pengertian dari Depresi

3.2 Untuk Mengetahui Rentang respon Emosional

3.3 Untuk Mengetahui Jenis – jenis tingkatan Depresi

3.4 Untuk Mengetahui Penyebab Depresi

3.5 Untuk Mengetahui Gejala – gejala Depresi

3.6 Untuk Mengetahui Dampak Depresi

3.7 Untuk Mengetahui Pencegahan Depresi

3.8 Untuk Mengetahui Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya Depresi

3.9 Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Depresi

Page 6: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

BAB II

PEMBAHASAN

2 .1 PENGERTIAN DEPRESI

Depresi adalah suatu jenis gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen

psikologik : rasa susah,murung,sedih ,putus asa,dan tidak bahagia,serta komponen somatik :

anoreksia,konstipasi,kulit lembab,( rasa dingin ),tekanan darah dan denyut nadi menurun.

Depresi adalah salah satu gangguan jiwa pada alam perasaan ( afektif , mood ) ( teddy

hidayat ,2008).

Depresi merupakan alam perasaan yang berat dan dimanifestasikan dengan gangguan

fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat,lama dan menetap pada individu yang

bersangkutan .depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu pendek

dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor

pencetusnya. Depresi merupakan gejal psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi

dengan realita, tidak dapat menilai realita dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan

kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup. (Hawari,

2001, hal.19)

Depresi adalah suatu mood sedih (disforia) yang berlangsung lebih dari empat minggu,

yang disertai prilaku seperti perubahan tidur, gangguan konsentrasi, iritabilitas, sangat cemas,

kurang bersemangat, sering menangis, waspada berlebihan, pesimis, merasa tidak berharga, dan

mengantisipasi kegagalan. (DSM-IV-TR,2000 dalam Videbeck, 2008, hal.388)

Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih dan

berduka yang berlebihan dan berkepanjangan. (Purwaningsih, 2009, hal. 130)

  Depresi adalah keadaan emosional yang ditunjukkan dengan kesedihan, berkecil hati,

perasaan bersalah,penurunan harga diri, ketidakberdayaan dan keputusasaan. (Isaacs, 2004, hal.

121)Dari keempat pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah gangguan alam

perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen somatic yang terjadi akibat

kesedihan yang panjang.

Page 7: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

2.2 Rentang respon emosional

Respon adaptif Respon maladaptive

Menurut Purwaningsih (2009) Reaksi Emosi dibagi menjadi dua yaitu:

1) Reaksi Emosi Adaptif

Merupakan reaksi emosi yang umum dari seseorang terhadap rangsangan yang diterima

dan berlangsung singkat. Ada 2 macam reaksi adaptif :

a) Respon emosi yang responsive

Keadaan individu yang terbuka dan sadar akan perasaannya. Pada rentang ini individu

dapat berpartisipasi dengan dunia eksternal dan internal.

b) Reaksi kehilangan yang wajar

Merupakan posisi rentang yang normal dialami oleh individu yang mengalami

kehilangan. Pada rentang ini individu menghadapi realita dari kehilangan dan mengalami

proses kehilangan, misalnya Bersedih, berhenti kegiatan sehari – hari, takut pada diri sendiri,

berlangsung tidak lama.

2) Reaksi Emosi Maladaptif

Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan, respon ini dapat dibagi 3

tingkatan yaitu :

a) Supresi

Tahap awal respon emosional maladaptive, individu menyangkal, menekan atau

menginternalisasi semua aspek perasaannya terhadap lingkungan.

b) Reaksi kehilangan yang memanjang

Supresi memanjang ® mengganggu fungsi kehidupan individu

Gejala : bermusuhan, sedih berlebih, rendah diri.

c) Mania/ Depesi

Merupakan respon emosional yang berat dan dapat dikenal melalui intensitas dan

pengaruhnya terhadap fisik individu dan fungsi social.

Page 8: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

2.3 JENIS DAN TINGKATAN DEPRESI

Pembagian depresi dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengambil tindakan

perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :

Depresi Sesaat

Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi, misalnya path

hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa hilang begitu kondisi tak

menyenangkan dilalui. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mengatasi depresi ini,

karena jika kita menemukan sesuatu yang baru maka depresi ini akan hilang dengan sendirinya

Depresi Neurotik

Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan di antara

orang-orang yang tidak menikah, pengguna narkoba dan alkoholik. Dari sana menunjukkan

bahwa kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia. Tidak hanya orang dewasa tetapi juga

pada orang yang sangat tua maupun anak

Depresi Berat

Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi depresi

berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian menjadi gila dan

mendapat perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai terganggu atau tidak bisa bekerja.

Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum

kentara terganggu kualitasnya. Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada

tingkatan depresi berat penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari

segi medis maupun melalui psikiater.

2.4 PENYEBAB DEPRESI

Pada intinya, depresi merupakan suatu kondisi di mana alam perasaan seseorang itu turun

ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui, tetapi bisa diduga

faktor-faktor yang mendukung terjadinya depresi

Macam-macam penyebab depresi :

1. Mengalami kekecewaan yang berat dalam hidupnya

2. Tidak berhasil mencapai suatu keinginan

Page 9: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

3. Kehilangan orang yang paling dicintai

4. Tuntutan terhadap anak

5. Pertengkaran hebat antar pasangan

6. Derita penyakit berkepanjangan

7. Masalah keuangan

8. Persaingan karier

9. Rendahnya harga diri

10. Kesulitan menjalin hubungan dengan pasangan dan relasi

11. Gangguan hormonal

Sebab-sebab depresi di atas merupakan penyebab depresi yang terjadi karena hubungan

soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat menyebabkan atau

memperburuk depresi, terutama efavirenz. Ada beberapa penyakit misalnya anemia atau diabetes

yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi, begitu juga dengan penggunaan narkoba

atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau vitamin B12 yang rendah

2.5GEJALA DEPRESI

Pasien depresif tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah tersinggung

dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada pasien yang

bersangkutan. Kebanyakan dokter mencurigai depresi bila pasien melaporkan bahwa dia merasa

sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari. Kemungkinan kita mengalami depresi

bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua minggu atau lebih.

Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya jika kita

mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa, perilaku atau perasaan

yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan. Gejala depresi merupakan

kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dan mempengaruhi fisik maupun

psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai depresi . Namun yang perlu diingat, setiap

orang mempunyai perbedaan yang mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku

dihadapi secara berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang

lain. Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan

sosial yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan tersinggung,

hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan menurunnya daya

Page 10: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga gejala yaitu gejala dari segi fisik,

psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat uraian di bawah ini

GEJALA FISIK

Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai rentangan dan

variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang dialami. Namun secara garis besar

ada beberapa gejala fisik umum yang mudah untuk dideteksi. Gejala-gejala tersebut antara lain :

1. Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit maupun terlalu

banyak

2. Perubahan perilaku, pada umumnya, orang yang mengalami depresi menunjukkan

perilaku yang pasif, suka pada kegiatan yang tidak melibatkan orang lain seperti nonton

TV, makan, tidur

3. Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan kehilangan

sebagian atau seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan

merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Ia sudah kehilangan minat dan motivasi

untuk melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap

beraktifitas membuat penderita semakin kehilangan energi karena energi yang ada sudah

banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat berfungsi seperti biasanya.

Penderita mudah sekali lelah, capek padahal belum melakukan aktifitas yang berarti

4. Semangat kerja menurun, tidak konsentrasi terhadap pekerjaan. Penyebabnya  jelas orang

yang terkena depresi akan sulit memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau

pekerjaan. Sehingga, mereka juga akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.

Kebanyakan yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna, seperti

misalnya ngemil, melamun, merokok terus-menerus, sering menelepon yang tidak perlu.

Yang jelas, orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya kurang

terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau kerjanya jadi lamban

5. Nafsu makan berkurang dan kehilangan berat badan

GEJALA PSIKIS

gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku seseorang,

seseorang yang mengalami depresi akan mengalami perubahan tingkah laku dan watak yang

Page 11: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala psikis yang dapat dialami oleh para penderita

depresi

1. Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung

memandang segala sesuatu dari sisi negatif, termasuk menilai diri sendiri. Pasti mereka

senang sekali membandingkan dirinya dengan orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses,

pandai, beruntung, kaya, lebih berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan

oleh atasan, dan pikiran negatif lainnya

2. Sensitif. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengkaitkan segala sesuatu

dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering peristiwa yang netral

dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh penderita, bahkan disalahartikan.

Akibatnya, mereka penderita mudah marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan

maksud orang lain (yang sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih

suka menyendiri

3. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa

menjadi orang yang gagal terutama di bidang atau lingkungan yang seharusnya penderita

kuasai. Misalnya, seorang manajer mengalami depresi karena ia dimutasikan ke bagian

lain. Dalam persepsinya, permutasian itu disebabkan ketidakmampuannya dalam bekerja

dan pimpinan menilai dirinya tidak cukup memberikan kontribusi sesuai dengan yang

diharapkan.

4. Perasaan bersalah. Perasaan bersalah kadang timbul dalam pemikiran orang yang

mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai

suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang

seharusnya dikerjakan. Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain

dan menyalahkan diri mereka atas situasi tersebutr.

5. Perasaan terbebani. Banyak orang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang

dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa terlalu dibebani tanggung

jawab yang berat.

GEJALA SOSIAL

Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi lingkungan

dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku

Page 12: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

orang yang depresi tersebut yang pada umunya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri,

sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah

interaksi dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik,

namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara

kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal. Mereka merasa tidak

mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan dengan lingkungan sekalipun

ada kesempatan.

Menurut dr. Hubertus gejala depresi dibagi menjadi 2 yaitu :

Gejala Major Depression :

1. Gelisah dan sedih

2. Pesimis

3. Tak berguna, tidak percaya diri

4. kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan termasuk seks

5. tak bersemangat dan lamban

6. sulit konsentrasi

7. sulit mengambil keputusan putus asa

8. sulit tidur atau terlalu banyak tidur

9. putus asa

10. kehilangan selerea makan atau makan jadi berlebihan

11. berpikir tentang atau ingin bunuh diri

12. mudah tersinggung

13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika

Gejala Maniac-Depressive Illnes :

1. Gembira berlebihan dan tidak normal

2. Mudah tersinggung yang tidak lazim

3. Kebutuhan tidur menurun drastis

4. Bicara muluk tentang dirinya

5. Bicara berlebihan

6. Hasrat seksual meningkat pesat

7. Perilaku sosial menyimpang

8. Sulit berpikir jernih

Page 13: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

2.6 DAMPAK DEPRESI

Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan efek-

efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan kesehatan penderita.

Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami depresi berat, karena pada

tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan perawatan di rumah sakit jiwa.

Lingkungan rumah sakit maupun efek obat untuk terapi tentu akan berpengaruh secara langsung

terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit. Ada berbagai macam dampak depresi dari yang

paling ringan hingga yang sangat berat bahkan menimbulkan kematian.

Dampak-dampak tersebut antara lain :

1. Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner,

sakit kepala dan maag

2. Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan

meningkatkan resiko seseorang terserang penyakit karena kondisi depresi cenderung

meningkatkan sirkulasi adrenalin dan kortisol sehingga menurunkan tingkat kekebalan

tubuhnya. Jika sistem kekebalan tubuh menjadi lemah maka penyakit akan mudah untuk

menyerang penderita depresi

3. Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu

makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit makan),

kurang berolah raga, mudah lelah dan sulit tidur

4. Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan psikis

dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan produktifitas

dalam pekerjaan.

5. Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi juga

akan berdampak bagi “lingkungan” sekitarnya. Yang dimaksud dengan lingkungan di

sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita terserang flu, maka

seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan  hanya itu, orang lain yang ada

disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh penyakit flu kita.

6. Ada pula dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak

kunjung sembuh yang akhirnya menyebabka depresi sehingga akan memperparah

penyakit tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma,

sakit punggung yang biasanya berlangsung bertahun-tahun

Page 14: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

2.7 Pencegahan Depresi

Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat mencegah

lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :

a) Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan pernah

untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat memperburuk depresi

yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan depresi

b) Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini dapat

mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Ingat kita bkan

lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita sehingga kita lebih siap

untuk menghadapinya lagi nanti.

c) Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata

“seandainya saya…” dalam hidup kita

d) Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut

membuat kita lebih jarang melamun

e) Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira

karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri

f) Jangan banyak berpengharapan

g) Berpikir positif

h) Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri kita

dari depresi

2.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA DEPRESI

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang lebih berisiko terkena depresi,

faktor tersebut antara lain :

Jenis Kelamin

Pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari kultur negara, terdapat prevalensi

gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki. Walaupun

alasn adanya perbedaan tersebut tidak diketahui, penelitian telah jelas menunjukkan bahwa

perbedaan di dalam masyarakat barat tidak semata-mata karena praktek diagnostik yang secara

sosial mengalami bias(sinopsis psikiatri halm 779)

Page 15: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

Usia

Rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kira-kira 40 tahun, 50 persen

dari semua pasien mempunyai onset antara usia 20 dan 30 tahun. Gangguan depresif berat juga

mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut

jarang terjadi. Beberapa data epidemiologis baru-baru ini menyatakan bahwa insidensi gangguan

depresif berat mungkin meningkat pada orang-orang yang berusia kurang dari 20 tahun. Karena

pada usia tersebut masalah hidup lebih berat Jika pengamatan tersebut benar, hal tersebut

mungkin berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat lain pada kelompok

usia tersebut.

Status Perkawinan

Pada umumnya, gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak

memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai atau berpisah. Hal ini mungkin

karena penderita tidak mempunyai tempat maupun orang untuk menceritakan atau berbagi

masalah yang dialami dalam kehidupannya

Pertimbangan Sosioekonomi dan Kultural

Tidak ditemukan adanya korelasi antara status sosioekonomi dan gangguan depresif 

berat. Depresi mungkin lebih sering di daerah pedesaan daripada di daerah perkotaan. Untuk

depresi sesaat ekonomi sangat berpengaruhmisalnya kenaikan harga BBM dapat menyebabkan

depresi, karena hal tersebut sangat memberatkan apalagi untuk golongan ekonomi ke bawah.

Tetapi depresi ini akan hilang dengan sendirinya dalam jangk waktu tertentu. Dalam kasus ini

jika harga BBM kembali turun maka depresi tersebut akan hilang.

2.9 PENATALAKSANAAN DEPRESI

Menurut (Tomb, 2003, hal.61)

Semua pasien depresi harus mendapatkan psikoterapi, dan beberapa memerlukan tambahan

terapi fisik. Kebutuhan terapi khusus bergantung pada diagnosis, berat penyakit, umur pasien,

respon terhadap terapi sebelumnya.

1) Terapi Psikologik

Psikoterapi suportif selalu diindikasikan. Berikan kehangatan, empati, pengertian dan

optimistic. Bantu pasien mengidentifikasi dan mengekspresikan hal – hal yang membuatnya

prihatin dan melontarkannya. Identifikasi factor pencetus dan bantulah untuk mengoreksinya.

Page 16: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

Bantulah memecahkan problem eksternal (misal, pekerjaan, menyewa rumah), arahkan pasien

terutama selama periode akut dan bila pasien tidak aktif bergerak. Latih pasien untuk mengenal

tanda – tanda dekompensasi yang akan dating. Temui pasien sesering mungkin (mula – mula 1 –

3 kali per minggu) dan secara teratur, tetapi jangan sampai tidak berakhir atau untuk selamanya.

Kenalilah bahwa beberapa pasien depresi dapat memprovokasi kemarahan anda (melalui

kemarahan, hostilitas, dan tuntutan yang tak masuk akal, dll.). psikoterapi berorientasi tilikan

jangka panjang, dapat berguna pada pasien depresi minor kronis tertentu dan beberapa pasien

dengan depresi mayor yang mengalami remisi tetapi mempunyai konflik.

Terapi Kognitif – Perilaku dapat sangat bermanfaat pada pasien depresi sedang dan ringan.

Diyakini oleh sebagian orang sebagai “ketidakberdayaan yang dipelajari”, depresi diterapi

dengan memberikan pasien latihan keterampilan dan memberikan pengalaman – pengalaman

sukses. Dari perspektif kognitif, pasien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran –

pikiran negative dan harapan – harapan negative. Terapi ini mencegah kekambuhan.

Deprivasi tidur parsial (bangun mulai di pertengahan malam dan tetap terjaga sampai malam

berikutnya), dapat membantu mengurangi gejala – gejala depresi mayor buat sementara. Latihan

fisik (berlari, berenang) dapat memperbaiki depresi, dengan mekanisme biologis yang belum

dimengerti dengan baik.

2) Terapi Fisik

Semua depresi mayor dan depresi kronis atau depresi minor yang tidak membaik

membutuhkan antidepresan (70 – 80 % pasien berespon terhadap antidepresan), meskipun yang

mencetuskan jelas terlihat atau dapat diidentifikasi. Mulailah dengan SSRI atau salah satu

antidepresan terbaru. Apabila tidak berhasil, pertimbangkan antidepresan trisiklik, atau MAOI

(terutama pada depresi “atipikal”) atau kombinasi beberapa obat yang efektif bila obat pertama

tidak berhasil. Waspadalah terhadap efek samping dan bahwa antidepresan “dapat” mencetuskan

episode manik pada beberapa pasien bipolar (10 % dengan TCA, dengan SSRI lebih rendah,

tetapi semua koonsep tentang “presipitasi manic” masih diperdebatkan). Setelah semuh dari

episode depresi pertama, obat dipertahankan untuk beberapa bulan, kemudian diturunkan,

meskipun demikian pada beberapa pasien setelah satu atau lebih kekambuhan, membutuhkan

Page 17: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

obat rumatan untuk periode panjang. Antidepresan saja (tunggal) tidak dapat mengobati depresi

psikosis unipolar.

Litium efektif dalam membuat remisi gangguan bipolar, mania dan mungkin bermanfaat

dalam pengobatan depresi bipolar akut dan beberapa depresi unipolar. Obat ini cukup efektif

pada bipolar serta untuk mempertahankan remisi dan begitu pula pada pasien unipolar.

Antikonvulsan tampaknya juga sama baik dengan litium untuk mengobati kondisi akut, meskipun

kurang efektif untuk rumatan. Antidepresan dan litium dapat dimulai secara bersama – sama dan

litium diteruskan setelah remisi. Psikotik, paranoid atau pasien sangat agitasi membutuhkan

antipsikotik, tunggal atau bersama – sama dengan antidepresan, litium atau ECT – antidepresan

antipikal yang baru saja terlihat efektif.

ECT mungkin merupakan terapi terpilih :

a) Bila obat tidak berhasil setelah satu atau lebih dari 6 minggu pengobatan,

b) Bila kondisi pasien menuntut remisi segera (misal, bunuh diri yang akut),

c) Pada beberapa depresi psikotik,

d) Pada pasien yang tidak dapat mentoleransi obat (misal pasien tua yang berpenyakit

jantung). Lebih dari 90 % pasien memberikan respons.

Terapi Obat

Depresi dapat diobati dengan antidepresanObat untuk depresi, namun anti depresan dapat

berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam pengawsan dokter yang

mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir FOOt NOTE dan indinavir paling sering

beriteraksi dengan antidepresan.

Antidepresan yang paling sering dipakai dalam mengobati depresi adalah

SSRIFOOTNOTE. Efek samping obat golongan ini dapat menyebabkn kehilangan nafsu seks,

kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit tidur), kelelahan, mual, diare, dan

kegelisahan

Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada SSRI.

Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit, dan denyut jantung

tidak teratur.

Page 18: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

Pengobatan depresi ringan dapat disesuaikan dengan gejala-gejala yang timbul. Misalnya

susah tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat penambah nafsu makan atau obat

tidur.

Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT) membutuhkan

beberapa minggu atau lebih lama. Informasi penting untuk menentukan tindakan pengobatan

adalah : apakah pasien psikotik?, apakah pasien telah minum obat atau alkohol?, adakah

gangguan medik yang ditemukan?. Jika kita telah mengetahui masing-masing informasi tentang

hal diatas, maka tindakan pengobatan selanjutnya akan lebih aman, mengingat antidepresan

sangat mudah bereaksi dengan obat lain.

Berikut ini adalah terapi obat dengan antidepresan :

1. Bila pasien mengidap gangguan organik, dapat diatasi dengan benzodiazepine seperti

lorazem (ativan) 1-2 mg per oral atau 1M, alprazolam (xanax) 0,5-1 mg per oral, atau

oksazepam (serax) 10-30 mg per oral, semua diberikan tiap 4 jam dan seperlunya

2. Bila gejala psikotik timbul, benzodiazepine dapat digunkan, tetapi antipsikotika perlu

dipertimbangkan. Contuh haloperidol (haldol) 2-5 mg per oral atau 1M, flufenazin

(prolixin, anatensol) 2-5 mg per oral atau 1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral

atau 1M. semua diberikan tiap 4 jam seperlunya.

Page 19: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

LAPORAN PENDAHULUAN

I . MASALAH UTAMA

Gangguan alam perasaan: depresi dengan resiko bunuh diri.

II.    PROSES TERJADINYA MASALAH

Depresi adalah suatu jenis alam perasaan atau emosi yang disertai komponen psikologik :

rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia, serta komponen somatik: anoreksia,

konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi sedikit menurun.

Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan genetik, faktor

konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi, faktor neurologik,

faktor biokimia dalam tubuh, faktor keseimbangan elektrolit dan sebagainya.

Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti bunuh diri, penyakit infeksi,

pembedahan, kecelakaan, persalinan dan sebagainya, serta faktor psikik seperti kehilangan kasih

sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.

Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang pendek

dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai dengan faktor

pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang bersangkutan tidak sesuai lagi

dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

Page 20: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

III.  A. POHON MASALAH

Kasus

Klien Tn. D 45 th, datang ke emergensi dengan keluhan merasa dirinya sudah tidak berguna lagi,

tidak berarti, tidak ada tuhuan hidup, putus asa dan cenderung ingin bunuh diri. Klien mudah

tersinggung dan ketidakmampuan untuk konsentrasi, anoreksia, konstipasi, tensidan nadi

menurun, ekspresi wajah murung, sukar tidur dan sering menangis. Menurut psikolog klien

memiliki corak kepribadian klien depresif. Perawat menyusun diagnosa keperawatan dan

memberi terapi rekreasi audiovisual.

MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

1. Gangguan alam perasaan: depresi

a) Data subyektif:

Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas berbicara.Sering

mengemukakan keluhan somatik. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti,

tidak ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.

Page 21: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

b) Data obyektif:

Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan bila duduk dengan

sikap yang merosot, ekspresi wajah murung, gaya jalan yang lambat dengan langkah

yang diseret.Kadang-kadang dapat terjadi stupor. Pasien tampak malas, lelah, tidak ada

nafsu makan, sukar tidur dan sering menangis.Proses berpikir terlambat, seolah-olah

pikirannya kosong, konsentrasi terganggu, tidak mempunyai minat, tidak dapat berpikir,

tidak mempunyai daya khayal Pada pasien psikosa depresif terdapat perasaan bersalah

yang mendalam, tidak masuk akal (irasional), waham dosa, depersonalisasi dan

halusinasi.Kadang-kadang pasien suka menunjukkan sikap bermusuhan (hostility),

mudah tersinggung (irritable) dan tidak suka diganggu.

2. Koping maladaptif

DS      : menyatakan putus asa dan tak berdaya, tidak bahagia, tak ada harapan.

DO     : nampak sedih, mudah marah, gelisah, tidak dapat mengontrol impuls.

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri berhubungan dengan depresi.

2. Gangguan alam perasaan: depresi berhubungan dengan koping maladaptif.

V.    RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

a. Tujuan umum: Klien tidak mencederai diri.

b. Tujuan khusus

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan:

1. Perkenalkan diri dengan klien

2. Lakukan interaksi dengan pasien sesering mungkin dengan sikap empati

3. Dengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai

bahasa non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.

4. Perhatikan pembicaraan pasien serta beri respons sesuai dengan keinginannya

5. Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah

dimengerti

6. Terima pasien apa adanya tanpa membandingkan dengan orang lain.

Page 22: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

2. Klien dapat menggunakan koping adaptif

Tindakan:

1. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya dan mengatakan bahwa perawat

memahami apa yang dirasakan pasien.

2. Tanyakan kepada pasien cara yang biasa dilakukan mengatasi perasaan

sedih/menyakitkan

3. Diskusikan dengan pasien manfaat dari koping yang biasa digunakan

4. Bersama pasien mencari berbagai alternatif koping.

5. Beri dorongan kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat dan dapat diterima

6. Beri dorongan kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih

7. Anjurkan pasien untuk mencoba alternatif lain dalam menyelesaikan masalah.

3. Klien terlindung dari perilaku mencederai diri

Tindakan:

1. Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.

2. Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk mencederai

dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.

3. Jauhkan bahan alat yang membahayakan pasien.

4. Awasi dan tempatkan pasien di ruang yang mudah dipantau oleh peramat/petugas.

4. Klien dapat meningkatkan harga diri

Tindakan:

1. Bantu untuk memahami bahwa klien dapat mengatasi keputusasaannya.

2. Kaji dan kerahkan sumber-sumber internal individu.

3. Bantu mengidentifikasi sumber-sumber harapan (misal: hubungan antar

sesama,keyakinan, hal-hal untuk diselesaikan).

Page 23: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

5. Klien dapat menggunakan dukungan social

Tindakan:

1. Kaji dan manfaatkan sumber-sumber ekstemal individu (orang-orang terdekat, tim

pelayanan kesehatan, kelompok pendukung, agama yang dianut).

2. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai, pengalaman masa lalu, aktivitas

keagamaan, kepercayaan agama).

3. Lakukan rujukan sesuai indikasi (misal : konseling  pemuka agama).

6. Klien dapat menggunakan obat dengan benar dan tepat

Tindakan:

1. Diskusikan tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek samping minum obat).

2. Bantu menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (benar pasien, obat, dosis, cara,

waktu).

3. Anjurkan membicarakan efek dan efek samping yang dirasakan.

4. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat dengan benar.

Page 24: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

BAB II

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Depresi merupakan gangguan psikis yang dapat menurunkan alam kesadaran seseorang,

sehingga seseorang yang terkena depresi akan terganggu aktifitasnya. Ada banyak pengertian

tentang arti depresi, Depresi adalah penyakit suasana hati. Penyakit dari sekitar kesedihan atau

duka cita. “Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai

seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood

yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan”. Depresi

merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis mupun fungsi fisik, yang

berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada

pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan

tak berdaya, serta gagasan bunuh diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227) Depresi tidak

hanya menggambarkan suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku,

dan biologis kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan

mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat menurunkan

fungsi kognitif, emosi dan produktifitas pada individu.

3.2 Saran

Dalam melakukan tindakan keperwatan jiwa kepada pasien yang akan melakukan

terapi kejang listrik kita sebagai seorang perawat harus dapat melakukan secara benar dalam

arti keilmuannya untuk praktik keperawatan harus dilakukan oleh perawat professional dan

berkompeten.

Page 25: Askep Depresi Jiwa 2 Jadi

DAFTAR PUSTAKA

http://fitra-ilmukeperawatan.blogspot.com/2010/11/terapi-kejang-listrik.html

Dalami, Ermawati dkk. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwa.

Jakarta : Trans Info Media

Maramis, W.F. 1994. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press

Baihaqi, MIF. 2007. Psikiatri. Bandung : PT Refika Aditama